TEKNIK PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNARUNGU (Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

  

TEKNIK PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNARUNGU

(Studi Kasus SMPLB Negeri Salatiga)

SKRIPSI

  

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

OLEH

THONY ROHMAD DARMAWAN

NIM. 11111001

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA (IAIN)

SALATIGA

2016

  

\

KEMENTERIAN AGAMA

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ( IAIN ) SALATIGA

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

JL. Tentara Pelajar 02 Telp.( 0298) 323706 Fax 323433 Salatiga 50721

Website : www.iainsalatiga.ac.id E-mail :

  

SKRIPSI

  

MOTTO

" Hidup itu harus disyukuri dan dinikmati, bukan untuk dikufuri”

  

  

PERSEMBAHAN

Atas Rahmad dan Ridho Allah SWT, karya skripsi ini penulis persembahkan

untuk:

  1. Ayahku (Suyoto) tercinta dan Ibuku (Sumini) tersayang yang selalu mendo’akan dan memberikan banyak kasih saying dan banyak berkorban untuk ku hingga aku seperti sekarang.

  2. Adik-adik kutercinta (Muhammad Dwi Styawan, Noviana Putri Handayani, Rizky Kusuma Dewi dan Muhammad Ilham Bagus Purnomo) dan seluruh keluarga yang telah mendukungku.

  3. Kakek dan nenek yang sudah mendukung segala usahaku terimakasih banyak atas doa dan restunya.

  4. Terimakasih untuk teman-teman Racana Iain Salatiga yang selalu memberikan kebahagiaan dan selalu menyemangati penulis.

  5. Bapak/ Ibu Dosen IAIN Salatiga yang telah mengajar, mendidik, dan memberikan begitu banyak ilmu kepada penulis selama dalam perkuliahan.

  6. Untuk calon istriku yang telah dipersiapkan Allah untukku 7. Teman-temanku angkatan 2011 PAI A semoga kita semua menjadi orang- orang yang sukses dunia dan akhirat.

  KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb.

  Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya. Shalawat serta salam penulis sanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW, sehingga penyusunan skripsi yang berjudul “Metode Pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada Siswa Tunarungu di SLB Negeri Salatiga Tahun 2015 ” dapat terselesaikan.

  Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa banyak bantuan yang telah diberikan dari berbagai pihak, baik berupa material, maupun spiritual.

  Selanjutnya penulis haturkan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi- tingginya kepada yang terhormat:

  1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Suwardi, M.Pd, Dekan FTIK.

  3. Siti Ruhayati, S.Pd.I ,M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI).

  4. Bapak Drs. Bahroni, M.Pd. , sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah dengan ikhlas mencurahkan pikiran dan tenaganya serta pengorbanan waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

  5. Bapak M. Farid Abdullah, S.Pd.I., M.Hum., selaku dosen pembimbing akademik.

  6. Bapak Muhlisun, M.Pd, selaku Kepala Sekolah SMPLB Negeri Salatiga yang telah membina dan memberikan izin penelitian bagi penulis.

  7. Bapak Eko Puji Widodo, selaku guru Pendidikan Agama Islam SMPLB Negeri Salatiga yang telah membina dan memberikan arahan kepada peneliti.

8. Bapakku Suyoto dan Ibuku Sumini, yang senantiasa memberikan do’a restu- Nya bagi keberhasilan studi penulis.

  9. Seluruh teman-teman dan semua pihak yang ikut serta memberikan motivasi dan dorongan dalam penulisan skripsi ini.

  Harapan penulis, semoga amal baik dari semua pihak mendapatkan balasan dan tercatat sebagai amal kebaikan oleh Allah swt. Akhirnya dengan tulisan ini semoga bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca umumnya.

  Wassalamu’alaikum Wr. Wb

  Salatiga, Januari 2016 Penulis Thony Rohmad Darmawan NIM. 11111001

  

ABSTRAK

Darmawan, Thony Rohmad (NIM 11111001). Teknik Pembelajaran

Pendidikan Agama Islam pada ABK Tunarungu SMPLB N Salatiga

  . Skripsi.Jurusan Tarbiyah. Progam Studi Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

  Drs. Bahroni, M.Pd.

  Pembimbing: Kata kunci: Teknik Pembelajaran, Pendidikan Agama Islam, Anaktunarungu

  Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui teknik pembelajaran pendidikan agama Islam yang ada di SMPLB Negeri Salatiga. Hal ini menjadi penting melihat persoalan yang di hadapi pada anak tunarungu dalam mengikuti pembelajaran mengalami kesulitan disebabkan memiliki inteligensi rendah untuk berfikir secara abstrak. Oleh karena itu, guru dalam penyampaian materi harus menggunakan teknik yang dapat diketahui langsung oleh siswanya.

  Rumusan masalah pada penelitian tersebut yaitu: (1) Bagaimana teknik pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada siswa tunarungu di SMPLB Negeri Salatiga?, (2) Bagaimana karakteristik pembelajaran pendidikan agama Islam pada siswa tunarungu di SMPLB Negeri Salatiga?, (3) Apa faktor pendukung dan penghambat pembelajaran pendidikan agama Islam pada siswa tunarungu di SMPLB Negeri Salatiga?

  Metode yang dilakukan dalam penelitian menggunakan pendekatan kualitatif. Responden adalah Kepala Sekolah, guru PAI, anak tunarungu, dan orangtua anak tunarungu. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan metode wawancara, metode dokumentasi, dan metode observasi. Data dikumpulkan berdasarkan catatan lapangan dan observasi kemudian data ditranskip menjadi data yang lengkap.

  Hasil penelitian yang didapat, serta guru di SMPLB Negeri Salatiga dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam menggunakan teknik yakni teknik artikulasi, dan teknik latihan. Karakteristik pembelajaran Pendidikan Agam Islam sama dengan sekolah umum tetapi berbeda pada aplikasi pembelajaran di materi, waktu dan jadwal pembelajaran juga berbeda dengan sekolah umum. Sedangkan faktor pendukungnya yaitu guru mengajar sesuai dengan profesionalnya, guru selalu menjunjung tinggi etos kerja, SMPLB Negeri Salatiga keberadaannya didukung oleh masyarakat setempat. Adapun faktor penghambatnya adalah kurangnya kedisiplinan siswa dalam masuk sekolah, perhatian yang kurang dari wali murid kepada anaknya yang mengalami ketunarunguan, kurangnya guru Pendidikan Agama Islam dan kurangnya guru terapi khusus anak tunarungu.

  DAFTAR ISI

  Sampul ............................................................................................................ i Persetujuan Pembimbing .................................................................................. iii Lembar Pengesahan ......................................................................................... iv Pernyataan Keaslian Tulisan ........................................................................... v Motto ............................................................................................................... vi Persembahan ................................................................................................... vii Kata Pengantar ................................................................................................ viii Abstrak ............................................................................................................ x Daftar Isi .......................................................................................................... xi Daftar Tabel ..................................................................................................... xv Daftar Lampiran .............................................................................................. xvi

  BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1 A. Latar Belakang ....................................................................................... 1 B. Fokus Masalah ....................................................................................... 6 C. Tujuan Penelitian ....................................................................................6 D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 7 E. .................................................................................. 8 Metode Penelitian F. Penegasan Istilah ................................................................................... 14 G. Sistematika Penulisan ............................................................................ 17 BAB II KAJIAN PUSTAKA .......................................................................... 19 A. Teknik Pembelajaran Pendidikan Agama Islam .................................... 19 1. Teknik .............................................................................................. 19

  2. Pembelajaran .................................................................................... 19 3. Pendidikan Agama Islam ................................................................. 30 B. Tunarungu .............................................................................................. 39 1. Pengertian Tunarungu ....................................................................... 24 2. Klasifikasi Anak Tunarungu ............................................................. 41 3. Karakteristik Anak Tunarungu ......................................................... 42 4. Perkembangan Anak Tunarungu ....................................................... 44 5. Faktor-faktor Penyebab Tunarungu .................................................. 47

  BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ......................... 37 A. Gambaran Umum SLB Negeri Salatiga ................................................. 51 1. Letak Sekolah SLB Negeri Salatiga ................................................. 51 2. Sejarah Berdiri .................................................................................. 52 3. Identitas Sekolah ................................................................................ 55 4. Visi, Misi dan Tujuan ....................................................................... 56 5. Struktur Organisasi 6. Keadaan Siswa ................................................................................... 59 7. Keadaan Guru .................................................................................... 60 8. Pendanaan .......................................................................................... 63 9. Sarana dan Prasarana ........................................................................ 64 10. Keunggulan SMPLB Negeri Salatiga ............................................... 68 11. Partisipasi Lingkungan .................................................................... 69 B. TEMUAN PENELITIAN ....................................................................... 70 1. Profil Responden ................................................................................ 70

  2. Teknik Pembelajaran Pendidikan Islam pada Siswa Tunarungu SMPLB Negeri Salatiga ..................................................................... 74 3. Karakteristik Pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada Siswa Tunarungu SMPLB Negeri Salatiga .................................................. 78 4. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMPLB Negeri Salatiga 85

  BAB IV ANALISIS DATA ............................................................................. 92 A. Teknik Pembelajaran Pendidikan Islam pada Siswa Tunarungu SMPLB Negeri Salatiga ......................................................................... 92 B. Karakteristik Pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada Siswa Tunarungu SMPLB Negeri Salatiga ....................................................... 95 C. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMPLB Negeri Salatiga ............................ 100 BAB V PENUTUP ........................................................................................... 106 A. Kesimpulan ............................................................................................ 106 B. Saran ...................................................................................................... 108 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 110 LAMPIRAN

  

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Keadaan Siswa SMPLB Bagian B Kelas VII BTabel 3.2 Keadaan Siswa SMPLB Bagian B Kelas VIII BTabel 3.3 Keadaan Tenaga Pengajar di SMPLB Negeri SalatigaTabel 3.4 Data Sarana PrasaranaTabel 3.5 Jadwal Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam SMPLB Bagian B

DAFTAR LAMPIRAN

  1. Surat Tugas Pembimbing Skripsi

  2. Lembar Konsultasi Skripsi

  3. Surat Permohonan Izin Penelitian

  4. Verbaltim Wawancara

  5. Surat Keterangan Penelitian

  6. Riwayat Hidup Penulis

  7. Foto-foto

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam telah mewajibkan kepada umatnya untuk melaksanakan pendidikan,

  seperti yang terdapat dalam QS. Ashaad ayat 29, dimana manusia diperintahkan untuk mempelajari agama:

  ررر

  Artinya: “Ini adalah sebuah kitab yang kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayat-Nya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran” (Q.S.

  Ashaad/38:29). Pendidikan Islam tidak hanya diberikan kepada anak yang mempunyai kelengkapan fisik saja, tapi juga diberikan kepada anak yang mempunyai kelainan dan kekurangan fisik atau mental, karena manusia mempunyai hak yang sama di hadapan Allah SWT. Dalam QS. An Nuur ayat 61:

                    

  Artinya: “Tidak ada halangan bagi orang buta, tidak (pula) bagi orang pincang, tidak (pula) bagi orang sakit, dan tidak (pula) bagi dirimu sendiri, makan

  (bersama sama mereka) di rumah kamu sendiri...” (Q.S. An Nuur/24:61) Agama Islam adalah Agama yang tidak hanya berorientasi kepada dunia ini saja (yang dilambangkan oleh tanah yang menjadi bahan asal manusia) atau kepada akhirat saja (yang dilambangkan oleh kata ruh (ciptaan-Nya itu) tetapi kepada keseimbangan antara keduanya. Hanya dengan Agama yang mengajarkan pemeliharaan keseimbangan antara dunia dan akhirat, manusia yang mempunyai dua dimensi atau bi-dimensional itu akan mampu menetapkan pilihannya dan melaksanakan tanggung jawab di dunia dan di akhirat kelak.

  Perkembangan manusia ada yang wajar atau normal dan ada pula yang perkembangannya terganggu (abnormal) yang akan berpengaruh terhadap mental dan jasmani. Sehingga dalam permasalahan pendidikan, tidak ada perbedaan antara anak yang normal perkembangan jasmani dan rohaninya, dengan anak-anak yang mengalami kecacatan fisik atau kelemahan mental yang sering disebut sebagai anak berkebutuhan khusus.

  Anak berkebutuhan khusus (ABK) dapat dimaknai dengan anak-anak yang tergolong cacat atau yang menyandang ketunaan, dan juga anak lantib dan berbakat. Dalam perkembangannya, saat ini konsep ketunaan berubah menjadi berkelainan (exception) atau luar biasa (Yuliani, 2009: 166). Konsep ketunaan berbeda dengan konsep berkelainan. Konsep ketunaan hanya berkenaan dengan kecacatan, sedangkan konsep berkelainan atau luar biasa mencakup anak yang menyandang ketunaan maupun yang dikaruniai keunggulan.

  Beberapa yang termasuk kedalam anak berkebutuhan khusus antara lain: tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa, tunalaras, kesulitan belajar, gangguan prilaku, anak berbakat, dan anak dengan gangguan kesehatan. Karena karakteristik dan hambatan yang dimiliki, anak berkebutuhan khusus memerlukan bentuk pelayanan pendidikan khusus yang disesuaikan dengan kemampuan dan potensi mereka, contohnya bagi tunanetra mereka memerlukan modifikasi teks bacaan menjadi tulisan Braille dan tunarungu berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat.

  Anak berkebutuan khusus biasanya bersekolah di Sekolah Luar Biasa (SLB) sesuai dengan kekhususannya masing-masing. SLB bagian A untuk tunanetra, SLB bagian B untuk tunarungu, SLB bagian C untuk tunagrahita, SLB bagian D untuk tunadaksa, SLB bagian E untuk tunalaras dan SLB bagian G untuk cacat ganda (Efendi, 2009: 7).

  Dalam ajaran Islam setiap manusia diciptakan untuk beribadah kepada Allah. Kewajiban beribadah ini diwajibkan kepada manusia yang dalam keadaan sadar, artinya mampu menggunakan akal dan hatinya untuk membedakan yang baik dan yang buruk. Begitu pula pada anak berkebutuhan khusus, mereka tetap diwajibkan beribadah kepada Allah selagi dalam keadaan sadar dan tentunya disesuaikan dengan perkembangan mereka.

  Pendidikan Agama Islam hendaknya ditanamkan sejak kecil, sebab pendidikan masa kanak-kanak merupakan dasar yang menentukan untuk pendidikan selanjutnya. Sebagaimana Zakiyah Daradjat mengemukakan, bahwa pada umumnya Agama seseorang ditentukan oleh pendidikan, pengalaman, pelatihan yang dilalui sejak kecil (Majid, 2004: 68). Pendidikan, khususnya pendidikan Agama Islam tidak hanya diberikan kepada anak yang mempunyai kelengkapan fisik saja, akan tetapi juga diberikan kepada anak yang mempunyai kelainan dan kekurangan fisik atau mental.

  Oleh karena itu, kegiatan pembelajaran, organisasi kelas, materi pembelajaran, waktu belajar, alat belajar dan cara penilain perlu disesuaikan dengan karakteristik peserta didik. Kegiatan pembelajaran perlu menempatkan mereka sebagai subyek belajar dan mendorong mereka untuk mengembangkan segenap bakat dan potensinya secara optimal .

  Pendidikan yang diberikan kepada anak berkebutuhan khusus berbeda dengan anak yang normal. Perbedaan ini bukan pada materi pokoknya melainkan pada segi luasnya dan pengembangan materi Pendidikan Agama yang disesuaikan dengan kemampuan anak tersebut. Para penyandang tuna tidaklah mudah untuk dididik ajaran Agama Islam, Karena kekurangan dan kelemahan mereka dalam menangkap pelajaran Agama serta tingkah laku yang berbeda dengan anak normal pada umumnya.

  Sehingga kurikulum yang digunakan SLB adalah kurikulum sekolah reguler (kurikulum nasional) yang dimodifikasi (diimprovisasi) sesuai dengan tahap perkembangan anak berkebutuhan khusus, dengan mempertimbangkan karakteristik (ciri-ciri) dan tingkat kecerdasannya (

  Ifdlali, “Pendidikan Inklusi Pendidikan Terhadap

  Anak Berkebutuhan Khusus” (Online), http://smanj.sch.id/index.php/arsip-tulisan-bebas/40-artikel/115-, diakses

  14 September 2015). Dengan adanya proses pembelajaran yang tepat, maka diharapkan mereka akan mendapatkan sejumlah pengalaman baru yang kelak dapat dikembangkan anak guna melengkapi bekal hidup. Mengingat kondisi peserta didik yang memiliki keterbatasan intelegensi dan juga keterbatasan lainnya, dan juga pentingnya Pendidikan Agama bagi Umat.

  Maka pelaksanaan pembelajaran PAI di SLB harus berjalan sesuai dengan tujuan, sehingga pengetahuan yang diterima setiap anak tidak berbeda dengan anak-anak normal. Maka, diperlukan pelaksanaan metode pembelajaran yang matang. Karena teknik pembelajaran PAI merupakan substansi manajemen yang utama di sekolah.

  Kebutuhan mengenai permasalahan keagamaan semakin kompleks seiring perkembangan zaman. Karena itu guru PAI harus tanggap, seorang guru harus tepat dan efektif dalam menyampaikan materi pelajaran PAI. Untuk menciptakan peserta didik yang berkualitas dan mampu menghadapi perkembangan zaman maka kebutuhan pembaharuan dalam metode merupakan suatu keharusan. Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari proses dan dari segi hasil.

  Dari segi proses pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila seluruh atau setidak-tidaknya sebagian besar (75 %) peserta didik secara aktif, baik fisik, mental maupun sosial dalam proses pembelajaran, di samping menunjukkan kegairahan belajar yang tinggi, semangat belajar yang besar dan rasa percaya pada diri sendiri. Sedang dari segi hasil, proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila terjadi perubahan yang positif dari peserta didik seluruhnya atau setidak-tidaknya sebagian besar (75 %) ( E. Mulyasa, 2004: 102).

  Maka penulis tertarik untuk mengkaji teknik Pembelajaran PAI yang diterapkan di SMPLB Negeri Salatiga. Karena SMPLB Negeri Salatiga merupakan satu - satunya SLB Negeri di Salatiga dengan siswa terbanyak dengan berbagai ragam ketunaan.

B. Fokus Masalah

  Berdasarkan latar belakang diatas, maka untuk mempermudah dalam memahami permasalahan, penulis membuat rangkaian dan batasan masalah sebagai berikut: 1. teknik pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada siswa Bagaimana tunarungu di SMPLB Negeri Salatiga tahun 2015?

  2. Bagaimana karakteristik pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada siswa tunarungu SMPLB Negeri Salatiga tahun 2015?

  3. Apa faktor pendukung dan penghambat pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada siswa tunarungu di SMPLB Negeri Salatiga tahun 2015?

C. Tujuan Penelitian

  Adapun yang menjadi tujuan penulisan dalam penelitian ini mengacu pada permasalahan tersebut diatas adalah sebagai berikut:

  1. Untuk mengetahui teknik pembelajaran pendidikan agama Islam pada siswa tunarungu di SMPLB Negeri Salatiga tahun 2015?

  2. Untuk mengetahui karakteristik materi pendidikan agama Islam pada siswa tunarungu SMPLB Negeri Salatiga tahun 2015? 3. mengetahui faktor pendukung dan penghambatan pembelajaran Untuk pendidikan agama Islam pada siswa tunarungu di SMPLB Negeri Salatiga tahun 2015?

D. Manfaat Penelitian

  Manfaat atau kegunaan daripada penelitian ini terbagi menjadi dua yaitu: 1. Secara Teoritis Secara teoritis penelitian ini diharapkan memberikan wawasan dan kontribusi bagi pengembangan pendidikan pada umumnya, khususnya dapat memperkaya khasanah Pendidikan Islam yang diperoleh dari hasil penelitian.

  2. Secara Praktis a. Bagi Siswa Tunarungu di SMPLB Negeri Salatiga Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan upaya meningkatkan keimanan dan ketaqwaan mengetahui tentang Pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

  b. Mahasiswa Agar dapat meningkatkan belajar mahasiswa sebagai penerus bangsa, sebagai calon guru yang diharapkan mampu mengembangkan metode- metode belajar yang menarik.

  c. Bagi Lembaga Bagi Lembaga, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai wacana untuk lebih meningkatkan pembinaan dalam pembelajaran pendidikan agama Islam terhadap siswa tunarungu di SMPLB Negeri Salatiga.

  d. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini dapat dijadikan untuk menambah pengalaman penelitian dalam penelitian terkait dengan sisiwa tunarungu di SMPLB Negeri Salatiga.

E. Metode Penelitian

  Ditinjau dari segi metodologi, penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang berusaha mendeskripsikan suatu gejala, peristiwa, kejadian yang bersifat sekarang (Nana Sujana, 1989: 64).

  Untuk mendapatkan hasil penelitian yang baik, cermat dan akurat, maka pada penelitian ini akan digunakan tahap-tahap sebagai berikut:

  1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

  Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian lapangan (field research) dalam pelaksanaanya menggunakan metode pendekatan kualitatif diskriptif analisis yang umumnya menggunakan strategi multi metode yaitu wawancara, pengamatan, serta penelaahan dokumen studi documenter yang antara satu dengan yang lain saling melengkapi, memperkuat dan menyempurnakan (Sukmadinata, 2008:108). Dalam laporan penelitian ini data memugkinkan berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto, dokumen pribadi, dan dokumen lainnya.

  Moloeng (2008:2) menyatakan, bahwa penelitian lapangan (field research) dapat juga dianggap sebagai pendekatan luas dalam penelitian kualitatif atau sebagai metode untuk mengumpulkan data kualitatif. Ide pentingya adalah peneliti berangkat ke lapangan mengadakan pengamatan tentang sesuatu fenomena dalam suatu keadaan alamiah atau in siti.

  2. Kehadiran Penelitian

  Kehadiran peneliti pada penelitian kualitatif sangatlah penting, karena peneliti harus melakukan pengamatan sekaligus terjun langsung di lapangan untuk mendapatkan hasil yang diperlukan untuk menunjang penelitiannya. Maka, peneliti akan melakukan penelitian langsung di SMPLB Negeri Salatiga, dan akan melakukan wawancara observasi dengan subjek penelitian di SMPLB Negeri Salatiga.

  3. Lokasi Penelitian

  Penelitian ini mengambil lokasi di SMPLB Negeri Salatiga. Adapun alasan pemilihan tempat penelitian di SMPLB Negeri Salatiga. Berkaitan dengan upaya pengembangan pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada siswa tunarungu di SMPLB Negeri Salatiga sangatlah penting. Oleh karena itu, para guru untuk pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada siswa SMPLB Negeri Salatiga perlu terus dikembangkan.

  Salah satu diantara lembaga SMPLB Negeri Salatiga yang menerapkan teknik pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada siswa tunarungu di SMPLB Negeri Salatiga. Lembaga ini merupakan aset yang perlu dilestarikan dan di jaga kualitasnya, sehingga akan meningkat pula dalam mengembangkan fitroh manusia serta sumberdaya insani yang ada padanya menuju terbentuknya manusia seutuhnya (Insan Kamil).

  4. Sumber Data

  Sumber data adalah subjek yang akan diteliti. Subjek penelitian adalah orang atau siapa saja yang menjadi sumber penelitian (Arikunto, 1989:102).

  Sumber data dibedakan menjadi dua antara lain:

  a. Data primer

  Sumber dan jenis data primer penelitian ini adalah ucapan dan tindakan subjek serta gambaran ekspresi, sikap dan pemahaman dari subjek yang diteliti sebagai dasar utama melakukan interprestasi data. Data atau informasi tersebut diperoleh dari orang-orang yang dipandang mengetahui masalah yang akan dikaji dan bersedia memberi data atau informasi tersebut yang diperlukan. Sumberdata primer merupakan data yang dikumpulkan, diolah dan disajikan oleh peneliti dari sumber utama. Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data utama yaitu guru PAI dan Siswa SMPLB Negeri Salatiga.

  b. Data Skunder

  Data skunder adalah data informasi yang di peroleh dari sumber- sumber lain selain data primer. Diantaranya buku-buku literature, internet, majalah atau jurnal ilmiah, arsip, dokumen pribadi, dan dokumen resmi lembaga-lembaga yang terkait dengan penelitian ini. Data tersebut diantaranya buku-buku refrensi. Dalam penelitian ini data skunder yaitu dengan mewawancarai guru Pendidikan Agama Islam data-data yang diperlukan seperti dokumen-dokumen tentang siswa sekolah luar biasa.

5. Prosedur Pengumpulan Data

  Untuk mengumpulkan data yang diperlukan digunakan metode-metode berikut: a. Metode Wawancara Menurut Surakhmad (1994: 32) wawancara adalah pengumpulan data dengan Tanya jawab dengan cara lisan dimana dua orang atau lebih secara berhadapan secara fisik.

  Metode wawancara yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah wawancara terpimpin, yaitu wawancara yang dilakukan kepada beberapa responden melalui: data tentang teknik pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Karakteristik Materi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, faktor pendukung dan faktor penghambat pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada siswa tunarungu di SMPLB Negeri Salatiga. Guru Pendidikan Agama Islam, siswa tunarungu dan orang tua dari siswa tunarungu.

  b. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data dengan cara membaca atau mengutip dokumen-dokumen yang ada dan dipandang relevan. Dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, peraturan rapat, catatan seharian dan sebagainya (Arikunto, 1989: 131). Metode ini digunakan untuk memperoleh data sejarah SMPLB Negeri Salatiga. Struktur Organisasi, keadaan guru dan siswa tunarungu di SMPLB Negeri Salatiga, pembelajaran pendidikan agama islam serta macam-macam layanan yang dimiliki SMPLB Negeri Salatiga dan data-data dan informasi lain yang menunjang. c. Metode Observasi Metode observasi adalah metode pengumpulan data dengan pengamatan langsung dengan objek penelitian (Surakhmad, 1994:164).

  Metode ini digunakan untuk mengetahui situasi dan kondisi lingkungan SMPLB Negeri Salatiga baik keadaan bagi siswa tunarungu meupun gurunya. Pengamatan disini termasuk juga didalamnya peneliti mencatat peristiwa dengan situasi yang berkaitan dengan pengetahuan.proposional maupun langsung diperoleh dari mata (Moloeng, 2007: 174).

  Posisi penelitian disini adalah sebagai observer participant. Dalam kaitan ini, peneliti dituntut untuk langsung terjun ke lokasi dimana penelitian tersebut untuk mengadakan pengamatan dan penelitian supaya mendapatkan data yang diinginkan.

  Melalui metode obsevasi ini, peneliti bisa mengetahui secara langsung venomena yang di teliti, mengenai keadaan guru PAI, siswa tunarungu, metode pembelajaran pendidikan agama islam di SMPLB Negeri Salatiga, karakteristik pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMPLB Negeri Salatiga, faktor pendukung dan faktor penghambat pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMPLB Negeri Salatiga.

6. Metode Analisis Data

  Analisis data dalam penelitian kualitatif adalah proses pelacakan dan pengaturan secara sistematis transkip wawancara, catatan lapangan, dan bahan- bahan lain yang dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman terhadap bahan-bahan tersebut agar dapat diinterpretasikan temuannya kepada orang lain (Zuriah, 2007:217)

  Prosedur analisis dalam penelitian ini adalah: penyusunan data, pengolahan data, dengan mengklasifikasikan data ke dalam kategori-kategori yamg jumlahnya lebih terbatas sesuai dengan data yang diperlukan, organisasi data, pemilihan-pemilihan menjadi satuan-satuan tertentu dan penemuan hal- hal yang penting untuk dipelajari. Dalam penelitian ini analisis data dilakukan selama dan setelah pengumpulan data

  Dalam pandangan ini hanyalah sebagian dari satu kegiatan konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung.

  7. Pengecekan Keabsahan Data

  Dalam penelitian ini peneliti berusaha memperoleh keabsahan data temuannya. Teknik yang dipakai untuk menguji keabsahan temuan tersebut yaitu teknik triagulasi. Teknik triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan lain (Moloeng, 2009: 330). Karena ini menggunakan beberapa sumber buku metode dan pengecekan sesuai hasil.

  8. Tahap-tahap Penelitian

  a. Kegiatan administrative yang meliputi , pengajuan ijin oprasional untuk penelitian dari Kepala Sekolah SMPLB Negeri Salatiga selaku penanggung jawab, kemudian menyusun pedoman wawancara dalam melakukan administrative lainnya. b. Kegiatan lapangan yaitu meliputi: 1) Survei awal untuk mengetahui gambaran lokasi penelitian, yaitu SMPLB Negeri Salatiga.

  2) Menemui siswa tunarungu yang akan menjadi subjek penelitian. 3) Melakukan survey langsung ke lapangan dengan melakukan wawancara kepada para responden atau informan sebagai langkah pengumpulan data. 4) Menyajikan data dengan susunan atau urutan yang memungkinkan untuk memudahkan dalam melakukan pemaknaan.

  5) Melakukan verifikasi untuk membuat kesimpulan sebagai deskriptif temuan penelitian.

  6) Menyusun laporan akhir untuk dijilid dan dilaporkan F.

   Penegasan Istilah

  Agar didalam penelitian ini tidak terjadi penafsiran yang berbeda dengan maksud penulis, maka penulis akan menjelaskan istilah-istilah lain didalam judul ini. Istilah yang perlu penulis jelaskan sebagai berikut: 1.

   Teknik Pembelajaran

  Teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik (Majid, 2013: 24).

  Menurut penulis, yang dimaksud teknik pembelajaran pada penelitian ini adalah, suatu cara yang dilakukan untuk memberikan nilai, ilmu, pemahaman, serta konsep-konsep yang bertujuan untuk menambah pengetahuan, kemampuan, wawasan, serta ilmu pengetahuan yang berguna bagi individu maupun masyarakat luas.

  2. Pendidikan Agama Islam

  Pendidikan Agama Islam usaha yang lebih khusus ditekankan untuk mengembangkan fitroh keberagamaan peserta didik agar lebih mampu memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam. Implementasi dari semua ini, pendidikan agama islam merupakan komponen yang tidak terpisahkan dari sistem Pendidikan Islam. Bahkan tidak berlebihan kalau pendidikan agama islam berfungsi sebagai jalur pengintegrasian wawasan islam dengan bidang-bidang studi yang lain. Implementasi lebih lanjut, pendidikan agama islam harus sudah dilaksanakan sejak dini sebelum peserta didik memperoleh pendidikan atau pengajaran ilmu-ilmu yang lain (Muhaimin, 2002:76).

  Jadi yang peneliti maksudkan pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada penelitian ini adalah, bagaimana cara mengarahkan untuk meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan ajaran Agama Islam dari peserta didik, yang disamping untuk membentuk kesalehan atau kualitas pribadi, juga sekaligus untuk membentuk kesalehan social.

  3. Tunarungu

  Tunarungu merupakan satu keadaan kehilangan pendengaran yang diakibatkan seorang tidak dapat menangkap berbagai rangsangan, terutama melalui indra pendengarannya. Batasan pengertian anak tunarungu telah banyak dikemukakan oleh para ahli yang semuanya itu pada dasarnya mengandung pengertian yang sama.

  Menurut Ahmadi (2004: 60) Anak berkelainan indra pendengaran atau tunarungu secara medis dikatakan, jika dalam mekanisme pendengaran karena sesuatu dengan lain sebab terdapat satu atau lebih organ mengalami gangguan atau rusak. Akibatnya, organ tersebut tidak mampu menjalankan fungsinya untuk mengantarkan dan mempersepsi rangsangan suara yang ditangkap untuk diubah menjadi tanggapan akustik. Secara pedagogis, seorang anak dapat dikategorikan berkelainan indra pendengaran atau tunarungu, jika dampak dari disfungsinya organ-organ yang berfungsi sebagai penghantar dan persepsi pendengaran mengakibatkan ia tidak mampu mengikuti progam pendidikan khusus untuk meniti tugas perkembangannya.

  Menurut penulis tunarungu yang dimaksudkan pada penelitian ini adalah, kehilangan sebagian atau keseluruhan kemampuan untuk mendengar berarti kehilangan kemampuan menyimak secara utuh peristiwa disekitarnya.

G. Sistematika Penulisan

  Untuk memudahkan pembahasan dan penelaahan yang jelas dalam membaca skripsi ini, maka disusunlah sistematika hasil penelitian kualitatif, secara garis besar sebagai berikut: 1. Bagian Awal

  Bagian awal ini meliputi, sampul, lembar berlogo, judul (sama dengan sampul), persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pengesahan keaslian tulisan, motto, persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, dan daftar lampiran.

  2. Bagian Inti Pada bagian inti dalam skripsi ini, memuat data :

  Bab I : Pendahuluan Meliputi Latar Belakang Masalah, fokus Masalah, Tujuan penelitian, Kegunaan Penelitian, Penegasan Istilah, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan Skripsi.

  BAB II : Kajian Pustaka Berisi Teknik Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Pendidikan Agama Islam pada anak tunarungu (SMPLB Negeri Salatiga), anak tunarungu. BAB III : Paparan Data Penelitian Meliputi gambaran umum SMPLB Negeri Salatiga dan paparan pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada anak tunarungu di SMPLB Negeri Salatiga.

  BAB IV : Analisis Data Penelitian Meliputi teknik pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada siswa tunarungu di SMPLB Negeri Salatiga, karakteristik pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada siswa tunarungu di SMPLB Negeri Salatiga, faktor pendukung dan penghambat pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada siswa tunarungu di SMPLB Negeri Salatiga.

  BAB V : Kesimpulan, Saran yang meliputi kesimpulan, saran-saran.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Teknik Pembelajaran Pendidikan Agama Islam 1. Teknik Teknik adalah cara yang dilakukan seseorang dalam rangka mengimplementasikan suatu metode (Majid,2013: 232). Menurut penulis dapat disimpulkan bahwa teknik merupakan cara atau siasat agar suatu metode bisa terlaksana secara optimal.

2. Pembelajaran

  Kata pembelajaran berasal dari kata belajar yang berimbuhan awalan pe- dan akhiran

  • –an. Secara umum dapat diketahui bahwa pembelajaran berarti sebuah proses belajar dan mengajar. Akan tetapi banyak ahli yang telah mendefinisikannya dengan lebih sistematis, baik dari kata pembelajaran itu sendiri atau secara terperinci dari kata belajar dan mengajar. Untuk lebih mudah dalam memahaminya maka akan dipaparkan pengertiannya satu persatu.

  Definisi belajar telah diungkapkan oleh banyak ahli diantaranya oleh Crombach dalam bukunya Educational Psycology, menyatakan

  “Learning is show by a change in behavior as a result of experience.” (Suryabrata, 2007:231), yang berarti bahwa belajar yang ditunjukkan dengan adanya perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil dari latihan. Sedangkan menurut dictionary of psychology yang dikutip dari Muhimmin Syah menyebutkan

  

bahwa belajar memiliki dua definisi. Pertama: belajar diartikan “the process

of acquiring knowledge”, kedua: belajar diartikan “a relatively permanent

change potentiality which occurs as a result of reinforced practi ce.”

  Pengertian pertama memiliki suatu proses untuk memperoleh pengetahuan. Pengertian kedua, belajar berarti suatu perubahan kemampuan untuk beraksi yang relatife langgeng sebagai hasil latihan yang diperkuat (Sriyanti, 2009:22- 33).

  Kata belajar memiliki beberapa pengertian sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Nasution yang dikutip oleh Usman (2002:19) yaitu sebagai berikut:

  a. Mengajar ialah menanamkan pengetahuan kepada murid

  b. Mengajar ialah kebudayan kepada anak; dan

  c. Mengajar ialah aktivitas mengorganisasikan atau mengatur lingkungan dengan sebaik-baiknya dan menghubungkan dengan anak sehingga terjadi proses belajar mengajar.

  Senada dengan pengertian tersebut diatas Reflis Kosasi menjelaskan bahwa mengajar ialah suatu usaha untuk membuat siswa belajar, yaitu suatu usaha yang dilakukan oleh guru sehingga menyebabkan perilaku tingkah laku pada diri anak (Usman, 2002:20-21).

  Kemudian disimpulkan oleh Usman (2002:21) bahwa mengajar adalah suatu usaha bagaimana lingkungan dan adanya interaksi subjek didik (anak) dengan lingkungannya sehingga tercipta kondisi belajar yang baik.

  Dengan adanya beberapa definisi tersebut dapat dipahami bahwa mengajar adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang terhadap peserta didik untuk menghasilkan adanya suatu perubahan dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari perilaku buruk menjadi baik dalam satu waktu yang dikondisikan.

  Pengertian tersebut di atas sesuai dengan firman Allah SWT dalam Al Qur’an Surah Al-Kahfi: 66, yaitu:

             

  Artinya: Musa berkata kepada Khidhr: "Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu?" (Q.S. Al-Kahfi:66). Menurut Hamalik (2003:57) pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.

  Berdasarkan pada firman Allah SWT dan beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berarti sebuah proses yang berlangsung antara dua belah pihak yaitu penyampai (guru) dan penerima (peserta didik) dalam rangka mentransformasikan suatu pengetahuan dengan didasari rasa tanggung jawab.

  Dengan dijelaskan definisi belajar, mengajar dan pembelajaran itu sendiri maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa belajar adalah usaha untuk mendapatkan sesuatu yang ditandai dengan adanya suatu perubahan, mengajar adalah usaha seseorang untuk mempengaruhi orang lain agar memiliki sikap dan pengalaman yang baru, dan pembelajaran adalah proses antar keduanya (belajar dan mengajar).

a. Teori belajar

  Teori merupakan sebuah pernyataan ilmiah yang diungkapkan oleh para ahli dan dapat dipertanggungjawabkan. Pembelajaran sebenarnya telah muncul sejak manusia itu dilahirkan, sedangkan munculnya teori pembelajaran adalah belakangan setelah kehidupan manusia berkembang secara mapan.

  Ketika pola pikir manusia semakin maju dan berkembang, maka teori pembelajaran juga bermunculan secara bertahap dan semakin sempurna. Akan tetapi bukan berarti teori sebelumnya adalah salah, karena masing-masing teori memiliki dasar dan pembuktian sendiri-sendiri.

  Secara singkat dibawah ini akan diungkapkan beberapa teori pembelajaran yang berdasarkan pada bidang psikologi yaitu: 1) Teori Kondisioning Klasik oleh Ivan Petrovich Pavlov (1849-1936)

  Teori ini lebih dikenal dengan sebutan nama pencetusnya yaitu teori Pavlov. Teori ini menyatakan bahwa sikap perilaku seseorang dapat berupa sebuah respon dari stimulus yang ada, atau dengan bahasa lain perilaku telah tumbuh dari sebuah kebiasaan yang sengaja telah dikondisikan.

  2) Teori koneksionisme oleh Edward Lee Thorndike (1874-1989) Menurut Thorndike belajar untuk mengubah sebuah perilaku tidak cukup dengan adanya stimulus dan respon, akan tetapi Thorndike telah menghubungkan keduanya karena dapat menghasilkan adanya hubungan saraf (neural) yang ditunjukkan dengan adanya perubahan perilaku. Oleh karena itu teori ini disebut dengan koneksionisme yang mengacu pada koneksi neural antara stimulus dan respon (Sriyanti, 2009:63). Bagi Thorndike, bentuk belajar yang paling mendasar adalah Trial and Eror atau disebut dengan selection dan connection (Sriyanti, 2009:63).

  3) Teori operan kondisioning oleh B. F. Skinner (1904-1990) Teori yang diungkapkan Skinner sebenarnya tidak lari dari dasar adanya hubungan antara stimulus dan respon, hanya saja skinner menambahi bahwa stimulus yang menghasilkan respon positif hendaknya diberi sebuah pengukuhan (reinforcement). Pengukuhan (reinforcement) adalah metode peningkatan frekuensi atau kekerapan (berlangsungnya) suatu perilaku (Sriyanti, 2009:83).

  Teori-teori tersebut merupakan teori mendasar dari segi psikologi perspektif behaviorisme (tingkah laku). Dengan dasar teori-teori tersebut ada beberapa teori yang lebih spesifik mengarah pada proses pembelajaran disebutkan oleh (Hamalik, 2003:58-64).

Dokumen yang terkait

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SDN 11 LANGKAI PALANGKA RAYA SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi dan Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 103

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA TUNARUNGU DI SMPLB WANTU WIRAWAN SALATIGA TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

0 0 187

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BAGI ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SLB-C YPPALB MAGELANG TAHUN PELAJARAN 20142015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 122

PENERAPAN PENDIDIKAN KARAKTER DI SDIT IZATUL ISLAM GETASAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20142015 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

0 0 120

KONSEP PENDIDIKAN AKHLAK IMAM AL GHAZALI (Studi Analisis Kitab Ihya’ Ulumuddin) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

1 1 90

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA SISWA PENYANDANG AUTIS DI SMPLB NEGERI SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20132014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 3 127

KONSEP ETOS KERJA ISLAMI DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 221

METODE MENGHAFAL AL-QUR’AN (Studi Komparasi Pondok Pesantren Sabilul Huda Banyubiru dan Pondok Pesantren Nazzalal Furqon Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

0 0 121

NILAI- NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM FILM HAJI BACKPACKER SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Dalam Ilmu Tarbiyah

0 0 104

PEMBELAJARAN AL-QURAN PADA SISWA TUNARUNGU DI SMPLB NEGERI SALATIGA TAHUN PEMBELAJARAN 20162017 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 115