KORELASI ANTARA PENDIDIKAN KEAGAMAAN DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN KELUARGA DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMK NU ROUDLOTUL FURQON DESA KEBUMEN KEC. BANYUBIRU KAB. SEMARANG - Test Repository
KORELASI ANTARA PENDIDIKAN KEAGAMAAN
DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN KELUARGA
DENGAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA
SMK NU ROUDLOTUL FURQON DESA KEBUMEN
KEC. BANYUBIRU KAB. SEMARANG
TAHUN 2014
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh :
YUNI HARDIYANTI
NIM. 11108167
FAKULTAS TARBIYAH
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
TAHUN 2015
MOTTO
“ Kesempurnaan hidup adalah dimana kita masih bisa belajar, mencari
Ilmu dan mengembangkan potensi dalam diri kita. Tanpa belajar kita akan
menjadi orang yang tertinggal. Kalau sudah tertinggal, kita akan menjadi
orang yang jauh dari keberuntungan. Niat, tekad yang kuat dan
bersungguh-sungguh mnejadi pendorong untuk mengantarkan kita
pada mimpi kita”
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan untuk:
1. Ayah bundaku tercinta, H. Suhardi dan Siti Muntatik yang selalu dengan sabar mencurahkan kasih sayang, dukungan, dan doa yang tak pernah putus untuk penulis.
2. Adik ku tercinta M. Alaik Mufid yang selalu memberikan canda tawanya.
3. Spesial Bapak H. Agus Ahmad Su’aidi, Lc., M.A, yang tidak henti-hentinya membimbing dan meluangkan waktunya
4. Savana.com, Terima kasih atas ide-ide kreatifnya sehingga skripsi dapat tersusun dengan baik.
5. Teman-teman Jurusan Tarbiyah Progdi. PAI angkatan 2008 yang setia menemani dan memberi motivasi.
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam pencipta langit dan bumi beserta isinya yang telah memberikan segala rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Shalawat serta salam penulis sampaikan kepada pemimpin umat dan penutup para Rasul, Muhammad SAW yang telah membimbing dan mendidik manusia dari masa kegelapan menuju masa yang sangat terang benderang dengan syariatnya yang lurus. Skripsi yang berjudul “Korelasi antara Pendidikan Keagamaan dan Tingkat Kesejahteraan Keluarga Dengan Kemandirian Belajar Siswa SMK NU Roudlotul Furqon Desa Kebumen Kec. Banyubiru Kab. Semarang Tahun 2014” ini, diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.PdI ) pada Institut Agama Islam Negeri (
IAIN ) Salatiga.
Dalam skripsi ini, penulis akan memaparkan Pendidikan Keagamaan Keluarga, Tingkat Kesejahteraan Keluarga, Kemandirian Belajar Siswa, Bagaimana Korelasi antara Pendidikan Keagamaan Dengan Kemandirian Belajar Siswa, Bagaimana korelasi antara Tingkat Kesejahteraan Keluarga Dengan Kemandirian Belajar Siswa serta Bagaimana Korelasi antara Pendidikan Keagamaan dan Tingkat Kesejahteraan Keluarga Dengan Kemandirian Belajar Siswa SMK NU Roudlotul Furqon Desa Kebumen Kec. Banyubiru Kab. Semarang Tahun 2014.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahwa banyak bantuan yang
1. Yang terhormat Rektor IAIN Salatiga Bpk. Dr.Rahmat Hariyadi, M.Pd
2. Yang terhormat Dekan FTIK Bpk. Suwardi, M.Pd
3. Yang terhormat Ketua Program PAI Ibu Siti Rukhayati, M. Ag
4. Yang terhormat Bpk. H. Agus Ahmad Su’aidi, Lc,.M.A. selaku Dosen Pembimbing yang telah berkenan meluangkan waktu dan pikiran untuk membimbing penulis dalam penulisan skripsi ini.
5. Ayah dan Ibuku tercinta H. Suhardi dan Siti Muntatik yang selalu dengan sabar mencurahkan kasih sayang, dukungan, dan doa yang tak pernah putus untuk penulis
6. Sahabat-sahabatku PAI angkatan 2008 yang telah menemani hari-hari saat kuliah di IAIN Salatiga.
Semoga segala amal yang telah diperbuat akan menjadi amal saleh, yang akan mendaptakan pahala yang setimpal dari Allah SWT, kelak dikemudian hari.
Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat.Amin.ya rabbal ‘alamin Salatiga, 14 Maret 2015 Yang menyatakan Yuni Hardiyanti
ABSTRAKSI
Hardiyanti, Yuni. 2014. Korelasi antara Pendidikan Keagamaan dan Tingkat Kesejahteraan Keluarga Dengan Kemandirian Belajar Siswa SMK NU Roudlotul Furqon Desa Kebumen Kec. Banyubiru Kab. Semarang Tahun 2014.
Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Kata kunci: Korelasi antara Pendidikan Keagamaan dan Tingkat Kesejahteraan
Keluarga Dengan Kemandirian Belajar Siswa Pendidikan keluarga sangat penting dalam proses pembentukan kepribadian anak, karena orang tua merupakan pembina pribadi yang pertama dalam hidup anak, maka dari itu pendidikan orang tua yang diberikan kepada anaknya harus di mulai sejak lahir ke dunia ini, Dengan demikian keberhasilan anak belajar di kelas banyak terpengaruh oleh bagaimana situasi keluarga.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pendidikan keagamaan keluarga siswa, Untuk mengetahui tingkat kesejahteraan keluarga siswa dan untuk mengetahui korelasi antara pendidikan keagamaan dan tingkat kesejahteraan keluarga dengan kemandirian belajar siswa SMK NU Roudlotul Furqon Desa Kebumen Kec. Banyubiru Kab. Semarang Tahun 2014.
Pada penelitian ini penulis menggunakan jenis kuantitatif. Dengan demikian, Kuantitatif mencakup penghitungan untuk mendapatkan nilai-nilai agar mendapatkan korelasi per variabel. peneliti menggunakan teknik-teknik pengumpulan data yaitu dengan observasi, document dan angket.
Dari penelitian yang dilaksanakan diperoleh hasil penelitian sebagai berikut: Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: Tingkat pendidikan keagamaan di SMK NU Roudlotul Furqon Kebumen Kec. Banyubiru Kab. Semarang tahun ajaran 2014/2015 tersebut terletak pada kualifikasi tinggi dengan mean 48, berada pada interval 47-60. ,Tingkat kesejahteraan keluarga kualifikasi tinggi dengan mean 50, berada pada interval 47-60, Tingkat kemandirian belajar siswa juga pada kualifikasi tinggi dengan mean 50, berada pada interval 47-60.
Terdapat pengaruh yang signifikan antara pendidikan keagamaan dengan kemandirian belajar siswa . r hitung 0,564 lebih besar dari r tabel (0,232), 0,564 > 0,232, Terdapat pengaruh yang signifikan antara tingkat kesejahteraan keluarga dengan kemandirian belajar siswa di SMK NU Roudlotul Furqon Kebumen Kec. Banyubiru Kab. Semarang tahun ajaran 2014/2015. Tampak bahwa r hitung 0,537 lebih besar dari r tabel (0,232), 0,537 > 0,232 dan terdapat pengaruh antara pendidikan keagamaan dan tingkat kesejahteraan keluarga secara bersama-sama dengan kemandirian belajar siswa di SMK NU Roudlotul Furqon Kebumen Kec. Banyubiru Kab. Semarang sebesar 0,620 > 0,232 . Setelah dihitung, besar F hitung adalah 30,28. Jadi F hitung > F tabel (30,28 > 3,09) terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan keagamaan dan tingkat kesejahteraan keluarga Dengan kemandirian belajar siswa di SMK NU Roudlotul Furqon Kebumen Kec. Banyubiru Kab. Semarang tahun ajaran 2014/2015.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i LEMBAR BERLOGO ....................................................................................... ii HALAMAN PERSETUJUAN .......................................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iv HALAMAN PERNYATAAN .......................................................................... v HALAMAN MOTTO ........................................................................................ vi HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ vii KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii ABSTRAK ......................................................................................................... ix
x DAFTAR INFORMAN ..................................................................................... xi DAFTAR ISI .....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1 A. Latar Belakang Masalah ............................................................
5 B. Rumusan Masalah ......................................................................
6 C. Tujuan Penelitian .......................................................................
6 D. Kegunaan Penelitian ..................................................................
7 E. Paparan Teoritis .........................................................................
16 F. Hipotesis ....................................................................................
17 G. Metode Penelitian ......................................................................
17 1. Jenis Penelitian ....................................................................
18 2. Lokasi Penelitian .................................................................
18 3. Populasi dan sampel ............................................................
19 4. Tekhnik Sampling ...............................................................
19 5. Metode Pengumpulan Data .................................................
21 6. Analisis Data .......................................................................
23 7. Sistematika Penulisan ..........................................................
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Keagamaan .............................................................
55
32
35
40
40
42
50
53
55
27
56
56
57
57
58
59
60
28
25
1. Pengertian Pendidikan Keagamaan ....................................
BAB III HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Objek Penelitian …………………………………....
2. Konsep Keluarga ................................................................
3. Peranan Orang Tua dalam Mendidik Anak ……………….
4. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan Orang Tua ………….…
B. Tingkat Kesejahteraan Keluarga …………………..…….……
C. Kemandirian Belajar Anak …………………………………… 1. Pengertian Kemandirian Belajar ………………………….
2. Faktor yang Mempengaruhi Belajar ……………………… 3. Ciri-ciri Kemandirian Belajar …………………………….
4. Prinsip-prinsip Mandiri dalam Belajar…………………….
1. Gambaran Umum SMK NU Roudlotul Furqon …………..
25
2. Lokasi ……………………………...……………………..
3. Visi Misi …………………………………………………..
4. Keadaan Siswa …………………………………………….
5. Keadaan Guru …………………………….………….…… 6. Struktur Organisasi …………………………………….….
7. Sarana dan Prasarana ……………………………………...
B. Data Populasi SMK NU Roudlotul Furqon …………………...
BAB IV ANALISA DATA ……………………………………………….… BAB V PENUTUP …………………………………………………………… DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN-LAMPIRAN
78 113
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan tidak pernah sepi dari kritik dan masalah, seakan tidak
ada habis-habisnya masalah yang melilit dunia pendidikan. Orang tidak habis- habisnya mengkritik dan menyalahkan dunia pendidikan. Atas fenomena yang kadang bukan merupakan tanggung jawab dunia pendidikan.
Dalam Tri Pusat Pendidikan, pusat pendidikan pertama dan utama adalah alam keluarga, pusat pendidikan kedua adalah alam perguruan atau sekolah dan pusat pendidikan ketiga adalah alam masyarakat.
Pendidikan anak dimulai dan terutama berlangsung dari lingkungan keluarga. Pendidikan di keluarga dilakukan orang tua sedini mungkin dan dititikberatkan pada pendidikan agama, etika dan pembentukan akhlak. Agama mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia, bagi jiwa yang sedang gelisah, agama memberi jalan dan siraman penenang hati (Daradjat, 1983:61).
Pendidikan di perguruan atau sekolah, menitikberatkan pada pendidikan yang memupuk dan mengembangkan kecerdasan anak. Sedangkan pendidikan di masyarakat menitikberatkan pada pendewasaan dan pengembangan kemampuan anak dalam bermasyarakat.
Dalam rencana pembangunan lima tahunan juga ditegaskan bahwa pendidikan adalah menjadi tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat
Achmadi (1884:114) mengemukakan bahwa “ Keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan terutama yang merupakan konsekuensi dari lahirnya anak-anak mereka, oleh karena itu orang tua harus bertanggung jawab atas pendidikan anak-anak mereka”.
Sebagai lembaga pendidikan yang pertama dan utama itu, maka orang tua wajib memberikan pendidikan secara praktis kepada anak-anak baik pendidikan agama maupun pendidikan umum. Kebiasaan proses pembelajaran di rumah baik pendidikan agama maupun pendidikan umum jelas terlihat dari bagaimana orang tua misalnya menyuruh anaknya melaksanakan sholat, membaca Al-Qur’an, membantu orang tua, menyuruh anak bersopan santun kepada orang dan lain-lain.
Bahkan orang tua selalu memulai pembelajaran dengan cara keteladanan dari diri sendiri. Dengan demikian keluarga bukan hanya merupakan persekutuan hidup bersama antara orang tua dan anak, tetapi merupakan tempat berlangsungnya pendidikan dasar.
Pendidikan keluarga sangat penting dalam proses pembentukan kepribadian anak, karena orang tua merupakan pembina pribadi yang pertama dalam hidup anak, maka dari itu pendidikan orang tua yang diberikan kepada anaknya harus dimulai sejak lahir ke dunia ini, misalnya sewaktu bayi, seorang anak diajari untuk makan, minum, berbicara dan sebagainya. Ini merupakan permulaan pendidikan yang dilakukan orang tua kepada anaknya, tindakan selanjutnya akan selalu meniru apa yang dikerjakan orang tua. Keluarga merupakan perjalanan hidup anak sejak kecil yang merupakan basis agama yaitu berdasarkan agama diperoleh dalam keluarga secara training dalam batin dalam hubungannya antara
Salah satu kewajiban dan hak utama orang tua yang tidak dapat dipindahkan adalah mendidik anak-anaknya. Sebab orang tua memberi hidup kepada anak, maka mereka mempunyai kewajiban yang teramat penting untuk mendidik anak mereka. Jadi tugas sebagai orang tua tidak hanya sekadar menjadi perantara mahluk baru dengan kelahiran tetapi juga memelihara dan mendidiknya. Agar dapat melaksanakan pendidikan terhadap anak-anaknya, maka diperlukan adanya beberapa ilmu pengetahuan tentang pendidikan (Kartini Kartono, 1992:38).
Kemakmuran bangsa terletak pada masyarakat yang sejahtera, sehingga keluarga memiliki nilai strategis dalam pembangunan nasional serta menjadi tumpuan dalam pembangunan manusia seutuhnya. Masalah yang kita hadapi saat ini masih banyaknya keluarga di Indonesia ini yang berada dalam kondisi prasejahtera, adalah kewajiban kita semua untuk meningkatkan mereka sehingga mencapai keluarga sejahtera. Untuk mewujudkan tujuan pembangunan tersebut perlu dilakukan berbagai upaya pembinaan keluarga dari berbagai aspek kehidupan termasuk segi pendidikan. Dengan bekal pendidikan agama dan pendidikan formal yang cukup, diharapkan akan mencipatkan manusia yang berkualitas memajukan kehidupan tanpa memiliki beban ragu sedikitpun dalam menjalani kehidupan sehari-hari, Jadi kesejahteraan keluarga tidak hanya menyangkut kemakmuran saja, melainkan juga harus secara keseluruhan sesuai dengan ketentraman yang berarti dengan kemampuan itulah dapat menuju keselamatan dan ketentraman hidup.
Dengan demikian keberhasilan anak belajar di kelas banyak terpengaruh mengembangkan kemandiriannya. Untuk itu maka dalam penulisan skripsi ini penulis kemukakan alasan-alasan untuk melakukan penelitian tentang korelasi antara pendidikan keagamaan dan tingkat kesejahteraan Keluarga Dengan kemandirian belajar siswa di SMK NU Roudlotul furqon, yang pertama adalah suasana keluarga akan banyak berpengaruh terhadap fisik dan mental anak. Anak akan menjadi pemberani, penakut, mandiri, pemalas, manja itu adalah banyak dipengaruhi oleh faktor keluarga dan terutama orang tua. Jika segala usaha pendidikan secara aplikatif yang dilakukan oleh orang tua dalam mengembangkan aktivitas kemandirian yang ada pada anak yaitu dengan memberikan motivasi, bimbingan, menciptakan suasana keluarga yang baik dan pengawasan, maka akan ada pengaruh yang positif bagi perkembangan dan pertumbuhan anak (Daradjat, 1993:71).
Kedua, waktu yang dipergunakan anak sudah barang tentu banyak di rumah daripada di sekolah, sehingga suasana keluarga secara tidak langsung dapat berpengaruh pada belajar, maka suri tauladan, bimbingan, pengawasan orang tua mempunyai peranan penting agar mereka dapat melaksanakan kegiatan belajar secara optimal dan tidak bergantung pada orang lain (mandiri).
Berdasarkan uraian dan permasalahan di atas, mengilhami penulis mengambil judul penelitian:
“Korelasi Antara Pendidikan Keagamaan dan Tingkat Kesejahteraan
Keluarga Dengan Kemandirian Belajar Siswa SMK NU Roudlotul Furqon
Kebumen Banyubiru Kab. Semarang Tahun 2014”.B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis dalam penelitian ini mengambil pokok-pokok masalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah pendidikan keagamaan keluarga siswa di SMK NU Roudlotul Furqon Desa Kebumen Kec. Banyubiru Kab. Semarang Tahun 2014?
2. Bagaimanakah tingkat kesejahteraan keluarga siswa di SMK NU Roudlotul Furqon Desa Kebumen Kec. Banyubiru Kab. Semarang Tahun 2014?
3. Bagaimanakah tingkat kemandirian belajar siswa di SMK NU Roudlotul Furqon Desa Kebumen Kec. Banyubiru Kab. Semarang Tahun 2014?
4. Apakah ada korelasi antara pendidikan keagamaan dan tingkat kesejahteraan keluarga dengan kemandirian belajar siswa SMK NU Roudlotul Furqon Desa Kebumen Kec. Banyubiru Kab. Semarang Tahun 2014?
C. Tujuan Penelitian
Yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pendidikan keagamaan keluarga siswa di SMK NU Roudlotul Furqon Desa Kebumen Kec. Banyubiru Kab. Semarang Tahun 2014.
2. Untuk mengetahui tingkat kesejahteraan keluarga siswa di SMK NU Roudlotul Furqon Desa Kebumen Kec. Banyubiru Kab. Semarang Tahun 2014
3. Untuk mengetahui tingkat kemandirian belajar siswa di SMK NU Roudlotul Furqon Desa Kebumen Kec. Banyubiru Kab. Semarang Tahun 2014
4. Untuk mengetahui korelasi antara pendidikan keagamaan dan tingkat kesejahteraan keluarga dengan kemandirian belajar siswa SMK NU Roudlotul Furqon Desa Kebumen Kec. Banyubiru Kab. Semarang Tahun 2014.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi penulis Penelitian ini sebagai bekal dalam menerapkan ilmu yang telah diperoleh di bangku kuliah dalam dunia pendidikan dilembaga sekolah yang sesungguhnya.
2. Bagi Sekolah atau Lembaga Penelitian ini dapat memberikan informasi yang berharga bagi lembaga atau sekolah dalam pengelolaan SDM beserta segala kebijakan yang berkaitan langsung dengan aspek-aspek SDM secara lebih baik.
3. Bagi almamater Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dan referensi bacaan bagi semua pihak yang membutuhkannya.
E. Paparan Teoritis
1. Definisi Konsep Definisi konsep yang digunakan dalam penelitian ini kemudian diuraikan menjadi indikator empiris yang meliputi: a. Korelasi
Korelasi adalah kegiatan meneliti tentang hubungan timbal balik antara dua pihak, yang apabila salah satu pihak baik, maka pihak lainpun baik dan sebaliknya bila salah satu kurang baik, maka yang lain tidak baik pula (Tim Penyusun Kamus, 1993:461).
b. Pendidikan Keagamaan Keluarga Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang adalah tindakan yang dilakukan secara sadar dengan tujuan memelihara dan mengembangkan fitrah serta potensi (sumber daya) insani menuju terbentuknya manusia seutuhnya (Achmadi, 1992:10). Pendidikan juga berarti upaya manusia untuk “memanusiakan manusia”. Manusia pada hakikatnya adalah makhluk Tuhan yang paling tinggi dibandingkan dengan makhluk lain ciptaan-Nya disebabkan memiliki kemampuan berbahasa dan akal pikiran atau rasio, sehingga manusia mampu mengembangkan dirinya sebagai manusia yang berbudaya (Sudjana, 1991:1). Sedangkan kata “ keagamaan” berarti yang mempunyai ciri atau sifat agama ( Tim Penyusun Kamus,1990: 400). Keagamaan juga diartikan segala sesuatu mengenai ajaran agama (Poerwadarminta, 1976:763).
Orang tua didalam kehidupan keluarga mempunyai posisi sebagai kepala keluarga atau pemimpin rumah tangga ìorang tua sebagai pembentuk pribadi pertama dalam kehidupan anak, kepribadian orang tua, sikap dan cara hidup mereka merupakan unsur-unsur pendidikan yang tidak langsung, yang dengan sendirinya akan masuk ke dalam pribadi anak yang sedang tumbuh (Zakiah Daradjat, 1996:26).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995:269) disebut bahwa : “ orang tua artinya ayah dan ibu”. Menurut Ny Singgih D. Gunarsa (1976:27) mengatakan bahwa : “ orang tua adalah dua individu yang berbeda memasuki hidup bersama dengan membawa pandangan, pendapat dan kebiasaan sehari-hari”. Dengan kata lain keluarga adalah terdiri dari ayah ibu, dengan anak-anaknya (Poewadarminta, 1976:471). Menurut Thamrin satu keluarga atau rumah tangga yang dalam kehidupan sehari-hari lazim disebut Bapak-Ibu (Nasution, 1989:81).
Yang dimaksud pendidikan keagamaan keluarga di sini adalah penerapan pendidikan secara praktis yang diberikan oleh keluarga terutama adalah orang tua yang mempunyai ciri sifat atau ciri agama menurut ajaran agama Islam.
Untuk memudahkan penulisan dalam menggunakan variabel pendidikan keagamaan keluarga, maka penulis mengajukan indikator sebagai berikut : 1) Penerapan sholat lima waktu dengan tepat.
2) Mewujudkan lingkungan rumah yang bersih dengan melibatkan seluruh anggota keluarga.
3) Menanamkan sikap dan tingkah laku anak sesuai ajaran Islam 4) Membudayakan untuk cinta membaca al-Qur’an setiap hari 5) Mengajak untuk selalu shalat berjama’ah 6) Melatih anak untuk terbuka dalam setiap permasalahan 7) Mendidik dengan memberikan nasehat yang terbaik untuk anak 8) Mengenalkan dan memberikan perbandingan antara pahala dan dosa 9) Menegur anak ketika tidak mengerjakan shalat 10) Mengajarkan anak tentang cara membaca al-Qur’an dengan baik dan benar 11) Memfasilitasi keluarga dengan alat dan tempat yang baik untuk beribadah c. Tingkat Kesejahteraan Keluarga Menurut Depdiknas RI (2001:1011) bahwa “ Kesejahteraan adalah hal atau keadaan sejahtera, aman, selamat, dan tentram”. Keluarga Sejahtera adalah Keluarga yang dibentuk berdasarkan perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materi yang layak, bertaqwa kepada Tuhan Yang /maha Esa, memiliki hubungan yang selaras, serasi, dan seimbang antar anggota dan antar keluarga dengan masyarakat dan lingkungan (BKKBN,1994:5).
Dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1992 yang dikutip oleh Herien Puspitawati, Keluarga sejahtera adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup material dan spritual yang layak, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki hubungan yang serasi, selaras dan seimbang antar anggota dan antar keluarga dengan masyarakat dan lingkungan. Taraf kesejahteraan tidak hanya berupa ukuran yang terlihat (fisik dan kesehatan) tapi juga yang tidak dapat dilihat (spiritual) (Puspitawati, 2012:7).
Untuk memudahkan penulisan dalam menggunakan variabel kesejahteraan keluarga, penulis mengajukan indikator sebagai berikut :
1. Mewujudkan Fasilitas sekolah anak dengan tepat
2. Mencukupi segala bentuk kebutuhan sandang maupun pangan seluruh anggota keluarga
3. Memiliki penghasilan yang tetap sebagai tolok ukur mewujudkan keluarga kecil yang bahagia
5. Tidak membiasakan diri untuk belanja yang mewah yang akhirnya kebutuhan wajib yang lain tidak terpenuhi
6. Melengkapi fasilitas rumah dengan baik seperti ketersediaanya kamar mandi, WC dan sumber air
7. Terpenuhi media komunikasi sebagai wawasan
8. Berusaha untuk tidak berhutang kepada rentenir
d. Kemandirian Belajar Proses pembelajaran memungkinkan seseorang menjadi lebih manusiawi sehingga disebut dewasa dan mandiri, tumbuh menjadi dewasa dan mandiri berarti semakin mengenal diri, semakin jujur dengan diri sendiri, semakin otentik, dan menjadi semakin unik (Harefa, 2005: 37).
Menurut J.I.G, Kemandirian (kematangan pribadi) dapat didefinisikan sebagai keadaan kesempurnaan dan keutuhan kedua unsur tersebut dalam kesatuan pribadi. Dengan perkaatan lain, manusia mandiri adalah pribadi dewasa yang sempurna (Drast, 1987:39).
Belajar adalah upaya untuk perubahan pengetahuan, nilai dan sikap serta ketrampilan yang pada gilirannya akan ada hubungannya dalam tingkah laku (Dekdikbud, 1996:88).
Belajar merupakan kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap jenjang pendidikan. Belajar menurut Surya (1981) dalam buku Psikologi Pendidikan Rumini (1995: 59) adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai pengalaman individu itu manusia yang dapat dipertahankan selama proses pertumbuhan yang terjadi dalam kondisi tertentu yang dapat diamati, diubah, dan dikontrol.
Dalam uraian diatas kemandirian belajar yang dimaksudkan adalah kondisi belajar anak selama berada di sekolah maupun di rumah yang sesuai dengan peraturan-peraturan yang ada.
Untuk memudahkan dalam mengukur variabel kemandirian belajar di sekolah mampu di rumah, maka indikator-indikator sebagai berikut :
1. Mengerjakan tugas-tugas sekolah tanpa bantuan dan perintah orang lain.
2. Mempersiapkan perlengkapan sekolah tanpa bantuan dan perintah orang lain
3. Belajar dengan terjadwal tanpa bantuan dan perintah orang lain
4. Disipilin dan tepat waktu dalam menjalankan kegiatan belajar
5. Percaya diri dan tidak meminta bantuan teman saat ulangan
6. Berpakaian seragam yang pantas sesuai dengan peraturan sekolah
7. Memberikan alasan yang jelas saat tidak masuk sekolah
8. Mengikuti setiap pembelajaran yang diberikan sekolah
9. Tidak mencontek saat ujian berlangsung
10. Mampu bertanya saat pelajaran berlangsung 11. Memotivasi diri untuk belajar.
Jadi yang dimaksud judul tersebut adalah penerapan pendidikan keagamaan dan tingkat kesejahteraan keluarga secara praktis di dalam keluarga dan hubungannya terhadap kemandirian belajar siswa di SMK NU Roudlotul Furqon Kebumen Banyubiru Kab. Semarang. Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Sayidatul Toyibah NIM. 11508058 STAIN Salatiga tahun 2012, dengan judul “Keteladanan dan
Perhatian Orang Tua terhadap Prestasi Belajar Aqidah Akhlak Siswa Kelas 4
di MI Asas Islam Kalibening Salatiga Tahun Ajaran 2011/2012”. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitatif dengan rancangan penelitian korelasi, dengan subjek penelitian sebanyak 29 responden,teknik sampel yang digunakan adalah sampling jenuh yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel yang jumlahnya kurang dari 30 orang. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa keteladanan orang tua tergolong sedang, untuk perhatian orang tua tergolong sedang juga, sedangkan untuk prestasi belajar aqidah akhlak tergolong sedang. Uji hipotesis menunjukkan r hitung > r tabel pada taraf signifikan 1 % (0,487) terdapat korelasi antara keteladanan dan perhatian orang tua terhadap prestasi belajar aqidah akhlak siswa.
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Fauzi NIM. 11108039 STAIN Salatiga tahun 2012, dengan judul “ Pengaruh Partisipasi Kegiatan Keagamaan Islam terhadap Kedisiplinan Siswa yang Beragama Islam Kelas XI Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 2 Salatiga Tahun Pelajaran 201/2012.
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan tekhnik angket, metode dokumentasi, dan metode observasi. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Salatiga tahun pelajaran 2011/2012, sebanyak 30 remaja dengan hasil penelitian bahwa penerapan kegiatan keagamaan Islam kelas XI Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 2 Salatiga siswa sebagian besar tergolong dalam kategori tinggi yaitu 40% (Sebanyak 12 remaja).
Ketiga, setelah dianalisis menggunakan product moment diperoleh nilai rxy sebesar 0,663, pada taraf signifikan antara penerapan kegiatan Islam dan kedisiplinan siswa kelas XI Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 2 Salatiga.
Keempat, penelitian oleh Riyadi NIM. 114 10 078 STAIN Salatiga tahun 2012. “Pengaruh Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam Terhadap
Pengamalan Ibadah Siswa ( kasus di SMP Muhammaadiyah Salatiga Tahun
2012)”. Penelitian ini menggunakan cara penyebaran angket dengan
mengambil sampel 80 siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah Salatiga hasil penelitianya adalah “Pelaksanaan pendidikan agama islam memiliki pengaruh terhadap pengamalan ibadah siswa” yang diajukan ditolak. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah tidak ada hubungan yang positif antara variabel X dengan variabel Y sehingga memang tidak ada pengaruhnya antara pelaksanaan pendidikan agama islam dengan pengamalan ibadah siswa kelas
VIII SMP Muhammadiyah Salatiga tahun 2012.
Kelima, penelitian oleh Budiyono NIM. 11410041 STAIN Salatiga tahun 2012. “Pengaruh Perhatian Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa
( Kasus Kelas IV MI Miftahul Falah Dusun Gayam Desa Kadirejo Kecamatan
Pabelan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2011/2012) .Dari hasil penelitian, korelasi antara perhatian orang tua terhadap prestasi belajar siswa kelas IV MI Miftahul Falah sebesar 0,485. Setelah harga r table product moment. Dan dikonsultasikan dengan uji t 5% sebesar 1,697 dan t hitung = 3,588, maka dalam hal ini t hitung > t tabel. Dari hasil tersebut membuktikan bahwa adanya pengaruh perhatian orang tua terhadap prestasi belajar siswa kelas IV MI Miftahul Falah Dusun Gayam Desa Kadirejo Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2011/2012. Dengan demikian hipotesis yang Penulis ajukan pada bab I yang menyatakan bahwa “ Ada pengaruh positif antara perhatian orang tua terhadap prestasi belajar siswa kelas IV MI Miftahul Falah Dusun Gayam Desa Kadirejo Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2011/2012”
Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini “ Korelasi antara Pendidikan Keagamaan dan Tingkat Kesejahteraan Keluarga Dengan Kemandirian Belajar Siswa SMK NU Roudlotul Furqon Desa Kebumen Kec.
Banyubiru Kab. Semarang Tahun 2014” terletak pada lokasi penelitian, responden dan jumlah variabel.
F. Hipotesis
Hipotesis berasal dari kata “hypo” yang artinya di bawah dan “thesa” artinya kebenaran (Arikunto, 1990:68). Hipotesis adalah suatu teori sementara yang kebenarannya masih diuji (di bawah kebenaran)(Arikunto, 1990:69).
Hipotesis tersebut sebagai tuntutan sementara dalam penyelidikan untuk mencari jawaban yang benar. Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, maka dirumuskan sebagai berikut: “ ada korelasi antara pendidikan keagamaan dan tingkat kesejahteraan Keluarga Dengan kemandirian belajar siswa SMK NU Roudlotul Furqon Kebumen Banyubiru Kab. Semarang tahun 2014”. Hal ini siswa SMK NU Roudlotul Furqon Kebumen Banyubiru Kab. Semarang tahun 2014.
G. Metode Penelitian
Dalam mengadakan suatu penelitian, metode sangat penting untuk membantu memecahkan masalah yang sedang diteliti. Metode adalah suatu cara yang harus dilakukan dalam menentukan populasi pengumpulan data, pengolahan data dan analisis data, sehingga dapat dicapai tujuan yang telah ditentukan yaitu kesimpulan penelitian.
1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian kuntitatif dalam melihat hubungan variabel terhadap objek yang diteliti lebih bersifat sebab-akibat (kausal), sehingga dalam penelitiannya ada variabel independen dan dependen. Dari variabel tersebut selanjutnya dicari seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen ( Sugiyono, 2011:11).
2. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini di SMK NU Roudlotul Furqon Banyubiru alamat: Jl.
Mahakam RT 02/RW07 Krajan desa Kebumen, Kecamatan Banyubiru, Kabupaten Semarang, Propinsi Jawa Tengah dan waktu penelitian adalah tanggal 01 Januari 2015 sampai selesai.
3. Populasi dan sampel a. Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 1990:115).
Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi Adapun
Roudlotul Furqon Kebumen Banyubiru Kab. Semarang yang berjumlah 144 siswa.
b. Sampel adalah sebagian yang diambil dari seluruh obyek yang diteliti yang dianggap mewakili terhadap populasi yang diambil (Arikunto, 1990:117).
Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel sebesar 70 %. Hal ini berdasarkan apa yang telah dikatakan oleh Suharsimi Arikunto “Untuk sekedar ancer-ancer, maka apabila subyeknya besar dapat diambil antara 10-15 %, atau 25 % atau lebih”(Arikunto, 1990:120).
POPULASI DAN SAMPEL SISWA SMK NU ROUDLOTUL FURQON KEBUMEN BANYUBIRU KAB. SEMARANG
Kelas JUMLAH SISWA L P Jumlah Sampel
24 XI TKJ. 2
79 65 144 100
22 TOTAL
42
18
24
22 XII TKJ
30
10
20
28
X TKJ
13
4. Teknik Sampling Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel dengan menggunakan teknik random sampling yaitu Stratified random sampling. Teknik ini digunakan apabila populasi tidak terdiri individu-individu, melainkan terdiri dari kelompok-kelompok individu atau cluster (Margono, 1996: 147). Jumlah
7 XI TKJ. 1
9
9
25 X TB -
35
15
20
15 siswa), XB (13 siswa), XIA (27 siswa) dan XIB (30 siswa). Dengan demikian jumlah siswa SMK NU Roudlotul Furqon yang diteliti sebanyak 100 siswa, dari 5 kelompok kelas yang ada dalam populasi sebanyak 70 % menjadi sampel penelitian.
5. Metode Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data yang diperlukan dan dapat dipertanggungjawabkan, maka digunakan metode sebagai berikut : a. Metode angket atau kuesioner (questionnaires)
Metode angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 1990:140). Metode angket ini penulis gunakan untuk memperoleh data tentang pendidikan keagamaan dan tingkat kesejahteraan keluarga dan kemandirian belajar siswa di SMK NU Roudlotul Furqon.
b. Metode Dokumentasi Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal yang berhubungan dengan penelitian melalui benda-benda tertulis seperti buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya (Arikunto, 1990:149). Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data tertulis seperti jumlah dan keadaan anak, guru dan karyawan dan laporan dari SMK NU Roudlotul Furqon Kebumen Banyubiru Kab. Semarang.
c. Metode Interview
(Arikunto, 1990:145). Metode ini penulis gunakan untuk melengkapi pada data metode angket dan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan sejarah berdirinya SMK NU Roudlotul Furqon Kebumen Banyubiru Kab. Semarang. Adapun yang menjadi responden adalah kepala sekolah.
d. Metode Observasi Observasi adalah kegiatan pemusatan perhatian terhadap sesuatu obyek dengan menggunakan seluruh indra (Arikunto, 1990:136). Metode ini digunakan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan keadaan letak geografis dan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di SMK NU Roudlotul Furqon Kebumen Banyubiru Kab. Semarang.
H. Analisa Data
Untuk dapat mengukur setiap variabel yang telah dijabarkan dalam indikator-indikator dan untuk mendukung dalam penganalisaan data, maka penulis memberikan skor 3 untuk jawaban A, Skor 2 untuk Jawaban B dan skor 1 untuk Jawaban C dalam setiap jawaban semua variable.
1. Analisis Deskriptif Analisis ini digunakan untuk menghitung skor masing-masing variabel.
Penelitian ini meliputi tiga variabel, pendidikan keagamaan keluarga sebagai varibel pertama ( ) dan tingkat kesejahteraan keluarga sebagai variabel kedua
( ) kemandirian belajar siswa sebagai variabel ketiga ( ). Untuk analisis hipotesis deskriptif dalam menjawab rumusan masalah peneliti
menggunakan rumus mean.
2. Analisis Lanjutan
keagamaan dan tingkat kesejahteraan Keluarga Dengan kemandirian belajar siswa SMK NU Roudlotul Furqon desa Kebumen kecamatan Banyubiru kab.
Semarang tahun 2014 dengan simbol ( ₁ ₂ ) , sehingga digunakan dengan rumus sebagai berikut: 2 + r x y r x y 2.rx y.rx y.rx x 1 2 2 − 1 2
1
2 Rx x y 1 2 = 21 r x x
− 1 2 Keterangan : (R ) =Korelasi antara X dengan X bersama-sama dengan Y
₁ ₂ r =Korelasi product moment antara variabel X dengan variabel Y
₁ r =Korelasi product moment antara variabel X dengan variabel Y
₂ r =Korelasi product moment antara variabel X dengan variabel
₁ ₂ X (Sugiyono, 2011: 191).
Setelah diketahui besarnya korelasi antara variabel X dengan X secara bersama-sama dengan variabel Y, maka apakah koefisien korelasi itu dapat digeneralisasikan atau tidak, maka diuji signifikasinya dengan mencari F hitung rumus sebagai berikut:
R /k F = $
(1 − R )/(n − k − 1)
Keterangan: R= Koefisien korelasi ganda k = Jumlah variabel independen
Setelah diketahui F hitung (( ), kemudian ( , tersebut dikonsultasikan
) )
dengan F table (( ) dengan dk pembilang = k dan dk penyebut = (n-k-1) dan
- taraf kesalahan yagn ditetapkan 5%. Bila ( , lebih besar dari ( ,
- )
koefisien korelasi ganda yang diuji adalah signifikan, yaitu dapat diberlakukan untuk seluruh populasi.
I. Sitematika Penulisan Skripsi
Sistematika penulisan skripsi ini penulis susun terdiri dari bab-bab dan sub bab sebagai berikut: a. Rangkaian Muka, memuat tentang judul, nota persetujuan pembimbing, pengesahan, motto, persembahan, pengantar, daftar isi, dan daftar tabel.
b.
Bagian Isi/ Batang Tubuh memuat tentang : BAB I. Pendahuluan, yang berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, penegasan istilah, rumusan hipotesis, tujuan penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II. Pendidikan keagamaan keluarga dan kemandirian belajar anak, berisi tentang pertama pendidikan keagamaan keluarga meliputi; pengertian pendidikan keagamaan keluarga, peranan pendidikan keagamaan keluarga, pendidikan keagamaan di dalam keluarga dan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penerapan pendidikan keagamaan keluarga. Kedua kemandirian belajar anak, meliputi; pengertian kemandirian belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi belajar, ciri-ciri kemandirian, dan prinsip-prinsip mandiri dalam belajar. Ketiga hubungan antara pendidikan keagamaan di keluarga dengan kemandirian belajar anak.. Semarang, meliputi sejarah singkat berdirinya, letak geografis, struktur organisasi, keadaan guru, siswa dan karyawannya, kedua data tentang pendidikan keagamaan di keluarga, ketiga data tentang kesejahteraan keluarga, dan keempat tentang kemandirian belajar anak sekolah.
BAB IV. Analisis data, terdiri dari; pertama analisis tentang variabel pendidikan keagamaan di keluarga, kedua analisis tentang variabel tingkat kesejahteraan keluarga, ketiga analisis kemandirian belajar anak di sekolah, dan keempat analisis tentang hubungan antara pendidikan keagamaan dan tingkat kesejahteraan keluarga dengan kemandirian belajar anak di sekolah.
BAB V. Penutup, bab ini berisi mengenai kesimpulan, saran-saran, dan kata penutup.
b. Bagian akhir memuat daftar pustaka, lampiran-lampiran dan riwayat pendidikan penulis.
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pendidikan Keagamaan
1. Pengertian Pendidikan Keagamaan
Pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama (Zuhairini, 1993: 9). Menurut M. Sastra Pradja, pendidikan adalah perbuatan (cara) mendidik untuk membawa manusia ke arah kedewasaan (Sastrapradja, 1978:369). Menurut Kartini Kartono, pendidikan adalah proses pembudayaan, proses kultural atau proses kultifasi untuk mengembangkan semua bakat dan potensi manusia, guna mengangkat diri sendiri dan dunia sekitarnya pada taraf human (Kartono, 1992:22).