HUBUNGAN EMOTIONAL INTELLIGENCE TERHADAP AKHLAQUL KARIMAH SISWA KELAS XI DI SMK NU ROUDHOTUL FURQON KEC. BANYUBIRU KAB. SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016 - Test Repository

  

HUBUNGAN EMOTIONAL INTELLIGENCE

TERHADAP AKHLAQUL KARIMAH SISWA KELAS

XI DI SMK NU ROUDHOTUL FURQON KEC.

BANYUBIRU KAB. SEMARANG TAHUN

PELAJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.) Oleh IIN MASIDHOH NIM 111 11 013 FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

  

MOTTO

             



  Artinya:

  “Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di

antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan

Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan (QS. Al- Mujadillah: 11)”.

  

PERSEMBAHAN

  Kupersembahkan skripsi ini untuk: 1.

  Keluarga besarku terutama pada ayahku Bapak Multazam, Ibuku Siti Badriyah, dan adikku Muhammad Aminin yang selalu memberi nasihat, kasih sayang, bimbingan dan motivasi serta dukungan materi.

  2. Sahabat kecilku, yaitu Mahdzuroh, Dayah, Iyah, Takul, dan Prapti yang selalu menemani di saat suka maupun senang, yang selalu memotivasi dan memberi banyak dukungan.

  3. Keluarga besar dan teman-teman seperjuanganku di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yaitu mbk Nida, pak Rizal, pak Hadi, bang Hasan, bang Pras, bang Alwi, bang Sentot, Luluk, Nurul, Regina, Sahal, Didik, Najmi, Shokif, Washaq, Sueb, Zainal, Ryan, Arfan, dan keluarga besar HMI Cabarg Salatiga lainnya yang selalu memberikanku semangat berjuang dalam berorganisasi serta memberikan banyak pelajaran yang berharga dan ilmu yang bermanfaat.

  4. Teman-temanku di kampus yaitu kelas PAI A angkatan tahun 2011, kelompok PPL, kelompok KKN, dan teman lainnya di IAIN Salatiga.

KATA PENGANTAR

  Asslamu‟alaikum Wr. Wb Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

  Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah SWT. Atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat diberikan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat dan para pengikut setianya.

  Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan guna untuk memperoleh gelar kesarjanaan dalam Ilmu Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) kasih yang sedalam-dalamnya kepada : 1.

  Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku rektor IAIN Salatiga.

  2. Siti Rukhayati, M.Ag. selaku ketua jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI).

  3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh M.Si. sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah dengan ikhlas mencurahkan pikiran dan tenaganya serta pengorbanan waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan tugas ini.

  4. M. Farid Abdullah, S.Pdi., M.Hum selaku pembimbing akademik.

  6. Kepala sekolah, guru, dan siswa SMK NU Roudhotul Furqon yang telah memberikan izin serta membantu penulis dalam melakukan penelitian di sekolah tersebut.

  7. Bapak dan ibu serta saudara-sadaraku di rumah yang telah mendoakan dan membantu dalam bentuk materi untuk membiayai penulis dalam menyelesaikan studi di IAIN Salatiga dengan penuh kasih sayang dan kesabaran.

  Harapan penulis, semoga amal baik dari beliau mendapatkan balasan yang setimpal dan mendapatkan ridho Allah SWT.

  Akhirnya dengan tulisan ini semoga bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca umumnya.

  Wassalamu‟alaikum Wr. Wb

  Salatiga, Agustus 2015 Penulis

  IIN MASIDHOH NIM: 111 11 013

  

ABSTRAK

  Masidhoh. Iin. 2015 Hubungan Emotional Intelligence Terhadap Akhlaqul Karimah Siswa Kelas XI di SMK NU Roudhotul Furqon Kec.

  Banyubiru Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK). Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI). Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

  Dosen Pembimbing: Dra. Siti Asdiqah M.Si. Kata kunci: emotional intelligence dan akhlaqul karimah.

  Latar belakang penelitian ini bertolak pada banyak pendapat bahwa kesuksesan seseorang ditentukan oleh IQ, tetapi fakta yang ada justru berbeda dengan asumsi itu. Kecerdasan emosi (EQ) memegang peranan yang sangat penting dalam setiap keberhasilan seseorang. Sekolah harus membangun budaya yang mengedepankan aspek moral, cinta kasih, kelembutan, dan menjauhkan diri dari nilai-nilai kekerasan. Dengan usaha-usaha tersebut diharapkan dapat meningkatkan kecerdasan emosional yang akan memberikan pengaruh terhadap akhlak siswa. Pendidikan akhlak adalah persoalan nilai, oleh karena itu kewajiban semua insan akademis untuk merealisasikan nilai dalam pendidikan.

  Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah; 1) Bagaimana emotional

intelligence siswa kelas XI di SMK NU Roudhotul Furqon kec. Banyubiru kab.

Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016?, 2) Bagaimana akhlaqul karimah siswa kelas XI di SMK NU Roudhotul Furqon kec. Banyubiru kab. Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016?, 3) Bagaimana hubungan emotional intelligence terhadap akhlakul karimah siswa kelas XI di SMK NU Roudhotul Furqon kec. Banyubiru kab. Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016?. Tujuan dari penelitian ini adalah; 1) Mengetahui emotional intelligence siswa kelas XI di SMK NU Roudhotul Furqon kec. Banyubiru kab. Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016, 2) Mengetahui akhlaqul karimah siswa kelas XI di SMK NU Roudhotul Furqon kec. Banyubiru kab. Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016, 3) Mengetahui hubungan emotional

  

intelligence terhadap akhlaqul karimah siswa kelas XI di SMK NU Roudhotul

  Furqon kec. Banyubiru kab. Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Subjek penelitian sebanyak 65 responden. Pengumpulan data menggunakan instrumen kuesioner yang berbentuk angket untuk menjaring data emotional intelligence dan akhlaqul karimah. Data penelitian yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan product moment.

  Dari analisa data yang dilakukan didapatkan hasil: Emotional intelligence di SMK NU Roudhotul Furqon yang termasuk dalam kategori tinggi (A) sebanyak 57 siswa atau 87,69 %, sedang (B) sebanyak 8 siswa atau 12,30 %, dan rendah (C) sebanyak 0 siswa atau 0 %. Akhlaqul karimah siswa kelas XI SMK NU roudhotul Furqon yang temasuk dalam kategori tinggi (A) sebanyak 57 siswa atau 87,69 %, ini dibuktikrn dengan ro = 1,09 kemudian dikonsultasikan dengan harga r table pada taraf 5% (0,244) artinya, berdasarkan tabel r product moment, ro lebih besar atau sama dengan rt. Maka dapat disimpulkan bahwa emotional intelligence berhubungan signifikan terhadap akhlaqul karimah siswa kelas XI di SMK NU Roudhotul Furqon tahun pelajaran 2015/2016.

  DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL........................................................................... i LEMBAR BERLOGO........................................................................ ii HALAMAN NOTA PEMBIMBING................................................. iii PENGESAHAN KELULUSAN ..................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN........................................... v MOTTO............................................................................................... vi PERSEMBAHAN............................................................................... vii KATA PENGANTAR ....................................................................... viii ABSTRAK.......................................................................................... x DAFTAR ISI....................................................................................... xii DAFTAR TABEL............................................................................... xv BAB I PENDAHULUAN..................................................................

  1 A.

  1 Latar Belakang Masalah..........................................................

  B.

  6 Rumusan Masalah...................................................................

  C.

  6 Tujuan Penelitian ...................................................................

  D.

  7 Hipotesis .................................................................................

  E.

  7 Kegunaan Penelitian ...............................................................

  F.

  8 Definisi Operasional ...............................................................

  H.

  16 Sistematika Penulisan Skripsi ...............................................

  BAB II KAJIAN PUSTAKA

  18 A.

  18 Macam-Macam Kecerdasan ..................................................

  18 1. Pengertian Kecerdasan .....................................................

  22 2. Pengerian Emotional Intelligence ....................................

  26 3. Macam-Macam Emosi .....................................................

  33 4. Cara Meningkatkan Emotional Intelligence .....................

  35 B. Akhlaqul Karimah ..................................................................

  35 1. Pengertian Akhlaq ............................................................

  37 2. Pokok-Pokok Akhlaqul Karimah .....................................

  39 Macam-Macam Akhlaqul Karimah ..................................

  55 C. Hubungan Emotional Intelligence dengan Akhlaqul Karimah Siswa .......................................................................

  BAB III HASIL PENELITIAN..........................................................

  57

  57 A. Gambaran Umum SMK NU Roudhotul Furqon ....................

  57 1. Sejarah Berdirinya ............................................................

  58 2. Lokasi SMK NU Roudhotul Furqon ................................

  58 3. Visi dan misi SMK NU Roudhotul Furqon ......................

  59 4. Struktur Organisasi ...........................................................

  59

  7.

  60 Kurikulum ........................................................................

  8.

  61 Data Guru dan Karyawan .................................................

  9.

  62 Data Kesiswaan ................................................................

  10.

  63 Sarana dan Prasarana ........................................................

  11.

  64 Kegiatan Ekstrakulikuler ..................................................

  B.

  65 Penyajian data........................................................................

  1.

  65 Subjek Penelitian ..............................................................

  2.

  67 Hasil Penelitian Melalui Angket .....................................

  BAB IV ANALISIS DATA...............................................................

  71 A.

  72 Analisis Pendahuluan ............................................................. Analisis Uji hipotesis .............................................................

  C.

  91 Pembahasan ............................................................................

  BAB V PENUTUP..............................................................................

  93

  93 A. Kesimpulan .............................................................................

  94 B. Saran........................................................................................

  DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

  DAFTAR TABEL Tabel 1.1 Variabel Emotional Intelligence ..............................................

  70 Tabel 4.1 Data Skor Emotional Intelligence ...........................................

  87 Tabel 4.8 Persentase Akhlaqul Karimah ..................................................

  86 Tabel 4.7 Nilai Nominasi Akhlaqul karimah ...........................................

  83 Tabel 4.6 Interval akhlaqul karimah ........................................................

  82 Tabel 4.5 Distribusi Angket Akhlaqul Karimah ......................................

  78 Tabel 4.4 Frekuensi Emotional Intelligence ............................................

  78 Tabel 4.3 Nilai Nominasi Emotional Intelligence ...................................

  75 Tabel 4.2 Interval Emotional Intelligence ...............................................

  68 Tabel 3.9 Hasil Angket Akhlaqul Karimah .............................................

  14 Tabel 1.2 Variabel Akhlaqul Karimah .....................................................

  65 Tabel 3.8 Hasil Angket Emotional Intelligence ......................................

  64 Tabel 3.7 Daftar Responden SMK NU Roudhotul Furqon .....................

  64 Tabel 3.6 Kegiatan Ekstrakulikuler SMK NU Roudhotul Furqon ..........

  64 Tabel 3.5 Data sarana dan prasarana SMK NU Roudhotul Furqon .........

  63 Tabel 3.4 Data Kesiswaan SMK NU Roudhotul Furqon ........................

  62 Tabel 3.3 Data kepegawaian SMK NU Roudhotul Furqon ....................

  60 Tabel 3.2 Data Guru SMK NU Roudhotul Furqon .................................

  15 Tabel 3.1 Struktur Organisasi SMK NU Roudhotul Furqon ...................

  90

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk pilihan Allah yang mengemban tugas ganda,

  yaitu sebagai khalifah Allah dan abdullah. Untuk mengaktualisasikan tugas ganda tersebut, maka Allah telah melengkapi manusia dengan sejumlah potensi dalam dirinya. Untuk mengaktualisasikan tugas ganda tersebut, maka Allah telah melengkapi manusia dengan sejumlah potensi dalam dirinya.

  Hasan Langgulung sebagaimana dikutip oleh Baharuddin (2005:13) mengatakan potensi-potensi itu adalah ruh, nafs, akal, qalb, dan fitrah.

  Masing-masing istilah itu memiliki penekanan makna yang menggambarkan sisi tertentu dari jiwa manusia itu. Sekaligus istilah-istilah itu juga merupakan suatu susunan yang proporsional dalam sistem stratifikasi psikis manusia (Baharuddin, 2007:94).

  Menurut susunan biologisnya manusia termasuk jenis hewan yang menyusui (mamalia) dan sering disebut dengan hewan yang berpolitik (zoon

  politicon ) serta hewan yang berfikir (hayawan natiq). Manusia memiliki

  kesamaan hewan dalam hal instink biologisnya yaitu naluri ingin mempertahankan diri dan jenisnya (struggle for life), makan, minum, tempat tinggal, hubungan kelamin (seks), dan lain-lain. Perbedaan yang utama antara nurani (Baharuddin, 2005:134). Sehingga dengan akalnya manusia dapat membedakan sesuatu yang baik dan yang buruk.

  Secara bahasa kata

  „aql mempunyai aneka makna diantaranya

  bermakna al-hijr atau al-nuha yang berarti kecerdasan. Sedangkan kata kerja (fi‟il) „aqala bermakna habasa yang berarti mengikat atau menawan. Karena itulah seseorang yang menggunakan akalnya disebut dengan aqil yaitu orang yang dapat mengikat dan menawan hawa nafsunya (Baharuddin, 2007:115).

  Manusia dengan akalnya di beri kebebasan oleh Allah Swt. untuk memilih. Atas dasar akal juga, manusia menjadi dinamis dan mengalami kemajuan. Sebagaimana firman Allah Swt. :

                                         Artinya:

  

“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran,

di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah.

Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka

merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri dan apabila Allah

menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat

menolaknya dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia

  ” (QS. ar- Ra‟d:11).

  Dari itu, manusia senantiasa membutuhkan pendidikan untuk mengembangkan potensi dirinya tersebut. Sebenarnya pendidikan digunakan kemungkinan besar ia akan menjadi jahat. Demikian sebaliknya, jika ia memperoleh kesempatan yang lebih besar untuk mengembangkan potensi baiknya maka kemungkinan besar ia menjadi baik. Dengan demikian, “manusia sangat tergantung dengan pendidikan untuk menjadikannya sebagai manusia

  ” (Baharuddin, 2005:145). Tetapi, manusia harus menyadari akan arti pentingnya pendidikan dalam dirinya. Selain pendidikan, lingkungan juga berpengaruh dalam menentukan potensi manusia.

  Banyak pendapat bahwa kesuksesan seseorang ditentukan oleh IQ, tetapi fakta yang ada justru berbeda dengan asumsi itu. Seperti yang diungkapkan oleh Daniel Golemen, dalam bukunya Emotional Intelligence (1996:44) menyatakan bahwa kontribusi IQ bagi keberhasilan seseorang Selain itu, terdapat SQ (kecerdasasan spritual) yang memang keberadaannya semula dipertanyakan tetapi pada hakikatnya itu sangat diperlukan. SQ yang eksistensinya dulu belum mampu dilihat oleh orang-orang banyak, kini mulai patut disejajarkan bahkan berada diatas IQ (Agustian, 2005:38).

  Kecerdasan emosi (EQ) memegang peranan yang sangat penting dalam setiap keberhasilan seseoarang. Menurut Robert K Cooper PhD sebagaimana yang di kutip oleh Ary Ginanjar agustian (2005:40), hati mengaktifkan nilai-nilai kita yang terdalam, mengubahnya dari sesuatu yang kita pikir menjadi sesuatu yang kita jalani. Hati mengetahui hal-hal mana pusat perasaan yang ada dalam diri seseorang, jika hati sedang senang maka otomatis anggota tubuh akan merasakan dan sebaliknya.

  Di dalam banyak atau sebagian peristiwa, pikiran-pikiran ini terkoordinasi secara istimewa, pikiran sangat penting bagi perasaan. Tetapi, bila muncul nafsu, keseimbangan itu goyah pikiran emosionallah yang menang, serta menguasai pikiran rasional (Goleman, 1996:12). Dengan demikian, betapa pentingnya kecerdasan emosi yang harus dimiliki oleh seseorang untuk mengimbangi kecerdasan intelektualnya. Maka seseorang harus cermat dalam merasakan perasaan dalam dirinya.

  Pendidikan agama yang diharapkan untuk memberi solusi namun dimaknai oleh kebanyakan siswa sebagai mata pelajaran yang harus dan memahami. Hal ini terjadi karena siswa tidak memahami tujuan dari indikator tersebut. Pelajaran akhlak yang mengajarkan budi pekerti dan moral hanya dianggap sepele. Dengan demikian, siswa hanya sebatas memperoleh pengetahuan mengenai pendidikan agama Islam, namun siswa belum mampu meresapi apa yang telah dipelajari dan belum bisa mengaplikasikan pengetahuannya itu dalam sebuah perbuatan.

  Banyak contoh disekitar kita seorang siswa yang memiliki kemampuan akademik, nilai rapor dan rangking yang memuaskan seringkali justru memiliki masalah emosi. Jika kita melihat masih banyaknya kasus menurunnya rasa hormat murid terhadap guru kemudian perilaku mencontek, tawuran antar pelajar, bahkan melakukan hal-hal yan ekstrem. Hal tersebut terjadi karena kurangnnya pengetahuan tentang diri yang tidak dimiliki peserta didik. Maka dari itu, sekolah harus membangun budaya yang mengedepankan aspek moral, cinta kasih, kelembutan, dan menjauhkan diri dari nilai-nilai kekerasan. Dengan usaha-usaha tersebut diharapkan dapat meningkatkan kecerdasan emosional yang akan memberikan pengaruh terhadap akhlak siswa agar dapat mencapai mutu pendidikan.

  Permasalahan siswa sekarang merupakan realita dimana kecerdasan emosional sangat berpengaruh tehadap akhlak. Pengaruh kecerdasan emosional bisa digambarkan melalui kekuatan emosi seseorang yang berfikir lebih cepat daripada otak emosi.

  Pendidikan akhlak adalah persoalan nilai, oleh karena itu kewajiban semua insan akademis untuk merealisasikan nilai dalam pendidikan. Proses pendidikan akhlak berada dan berkembang bersama proses perkembangan kehidupan manusia yang berjalan serempak, tidak terpisah satu sama lain.

  Dengan pendidikan akan terjadi proses penanaman nilai-nilai akhlak yang baik yang lebih terarah dan perlu ditanamkan sejak kecil sehingga akan tercapai tujuan pendidikan yang diinginkan.

  Maka dari itu, dalam kaitan pentingnya kecerdasan emosional pada untuk meneliti: ”HUBUNGAN EMOTIONAL INTELLIGENCE TERHADAP

  AKHLAQUL KARIMAH SISWA KELAS XI DI SMK NU ROUDHOTUL FURQON KEC. BANYUBIRU KAB. SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2015/2016 ”.

B. Rumusan Masalah

  Rumusan masalah dari penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana emotional intelligence siswa kelas XI di SMK NU Roudhotul

  Furqon kec. Banyubiru kab. Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016? 2. Bagaimana akhlaqul karimah siswa kelas XI di SMK NU Roudhotul

  Furqon kec. Banyubiru kab. Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016? 3. Bagaimana hubungan emotional intelligence terhadap akhlaqul karimah siswa kelas XI di SMK NU Roudhotul Furqon kec. Banyubiru kab.

  Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016? C.

   Tujuan Penelitian

  Tujuan penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui emotional intelligence siswa kelas XI di SMK NU

  Roudhotul Furqon kec. Banyubiru kab. Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016.

2. Untuk mengetahui akhlaqul karimah siswa kelas XI di SMK NU

  3. Untuk mengetahui hubungan emotional intelligence terhadap akhlaqul karimah siswa kelas XI di SMK NU Roudhotul Furqon kec. Banyubiru kab. Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016.

  D. Hipotesis Penelitian

  Hipotesis adalah sebagai jawaban sementara yang kebenarannya masih harus diuji, atau rangkuman kesimpulan teoritis yang diperoleh dari tinjauan pustaka (Martono, 2011:63). Adapun hipotesis penelitian ini adalah “Ada hubungan positif antara Emotional Intelligence Terhadap Akhlaqul karimah Siswa Kelas XI di SMK NU Roudhotul Furqon Kec. Banyubiru Kab.

  Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016 ”.

  E. Kegunaan Penelitian 1.

  Manfaat teoritis yang dapat disampaikan oleh penulis yaitu: a.

  Bagi Siswa Sebagai upaya aplikasi teori-teori pendidikan yang telah penulis pelajari dalam bentuk penelitian, sehingga menambah wawasan dan memperluas cakrawala keilmuan.

  b.

  Bagi Guru c.

  Bagi Sekolah Penelitian ini berguna untuk mereka yang berkecimpung dalam dunia pendidikan, atau masyarakat umum dapat dijadikan acuan dalam pendidikan atau mendidik akhlak anak didik atau anak pada umumnya.

  2. Manfaat Praktis Manfaat yang dapat disampaikan penulis yaitu dengan penerapan

  EQ dalam pembelajaran akhlak siswa dapat memahami perbedaan antara perilaku yang baik dan buruk dan mengembangkan kebiasaan dalam hal perbuatan yang konsisten dengan sesuatu yang dianggap baik.

  F.

  Untuk menghindari kesalahpahaman dan kekeliruan dalam penulisan skripsi ini, maka penulis akan mengemukakan beberapa istilah pokok, yakni :

  1. Emotional Intelligence (Kecerdasan Emosional)

  Kecerdasan emosional menurut Agustian (2005:41) adalah seseorang yang memiliki ketangguhan, inisiatif, optimisme, dan kemampuan beradaptasi. Kecerdasan emosional berhubungan dengan kemampuan untuk merasakan, memahami, dan mengarahkan emosi sehingga dapat dipahami secara proposional ketika berhadapan dengan tantangan hidup.

  Menurut Daniel Doleman pengertian kecerdasan emosional adalah: tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga agar bebas sress, tidak melumpuhkan kemampuan berp ikir, berempati dan berdo‟a. Adapun indikator kecerdasan emosi antara lain: a. Pengendalian diri ketika mengalami kegagalan b.

  Pelaksanaan tugas-tugas atau pekerjaan dengan senang hati c. Menerima kritik dari orang lain dengan lapang dada d.

  Membantu teman yang sedang mengalami kesulitan e. Menyesuaikan diri terhadap lingkungan dengan baik 2.

   Akhlaqul Karimah

  Secara istilah akhlak merupakan sebuah sistem yang lengkap yang terdiri dari karakteristik-karakteristik atau tingkah laku yang membuat seseorang menjadi istimewa (Mahmud, 2004:26). Menurut Saebani dan Hamid (2010:13), k ata “akhlak” berasal dari Bahasa Arab, yaitu jama‟ dari kata “khuluqun” yang secara linguistik diartikan dengan budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat, tata krama, sopan santun, adab, dan tindakan.

  Menurut Imam Abu Ahmad Hamid Al Ghazali, Al-khuluq adalah suatu sifat jiwa dan gambaran batinnya. Dalam batin manusia ada empat rukun yang harus terpenuhi seluruhnya sehingga terwujudlah keindahan khuluq „akhlak‟. Jika keempat rukun itu terpenuhi, indah dan saling bersesuaian, maka terwujudlah keindahan akhlak itu. Keempat rukun itu antara lain: kekuatan ilmu, kekuatan marah, kekuatan syahwat, dan

  2004:28). Maka dari pengertian akhlak dari pakar di atas dapat disimpulkan bahwa akhlak adalah apa yang dinilai baik oleh akal dan syariat.

  Karimah berasal dari bentuk fi”il karuma-yakromu-karoman yang artinya mulia, murah hati, dan dermawan. Sedangkan menurut kamus besar bahasa Indonesia karimah berarti baik dan terpuji (Tim penyusun KBBI, 1990:447). Akhlak terdapat dua macam, yaitu akhlak yang terpuji dan akhlak yang tercela. Akhlak yang terpuji (akhlak mahmudah) itu adalah akhlak yang baik, yang berupa semua akhlak yang baik-baik yang harus dianut yang dimiliki oleh tiap orang, sedang akhlak tercela (akhlak mazmumah) adalah akhlak yang buruk yang harus dihindari dan dijauhi oleh setiap orang (Tatapangarsa, 1991:147).

  Adapun indikator akhlaqul karimah, yaitu: a. Berbakti kepada orang tua b.

  Menghormati guru c. Memaafkan kesalahan orang lain d.

  Jujur e. Berbuat baik terhadap teman dan lingkungan sekitar f. Sabar G.

   Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian

  Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif karena menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang kemudian diolah dengan metode statistika. Dipilihnya penelitian dengan jenis kuantitatif ini dengan pertimbangan sebagai berikut: a.

  Penelitian ini mengkaji dua variabel yaitu emotional intelligence sebagai variabel X dan akhlaqul karimah siswa sebagai variabel Y.

  b.

  Penelitian ini dilakukan untuk mencari hubungan emotional intelligence terhadap akhlaqul karimah siswa.

  2. Lokasi dan Waktu Penelitian

  Lokasi penelitian akan dilaksanakan di SMK NU Roudhotul Furqon Kec. Banyubiru Kab. Semarang yang dilaksanakan pada bulan Juli sampai selesai.

  3. Populasi dan Sampel a.

  Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008:80). Sedangkan Hadi (2006:70) mengatakan semua individu untuk siapa kenyataan diperoleh dari sempel itu hendak digeneralisasikan disebut populasi atau universal.

  Adapun yang menjadi obyek penelitian ini adalah siswa kelas XI di SMK NU Roudhotul Furqon kec. Banyubiru kab. Semarang Tahun b.

  Sampel Sampel adalah objek-objek/ bagian dari populasi yang akan diteliti dan dimanfaatkan untuk memperoleh gambaran mengenai karakter populasi (Yunus, 2010:267). Dalam hal ini penulis mengambil sampel siswa kelas XI di SMK NU Roudhotul Furqon kec. Banyubiru kab.

  Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016.

  Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subyeknya kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi jika jumlah subyeknya besar, dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% (Arikunto, 2006: 134).

  Dari uraian di atas, maka peneliti mengambil sampel dari seluruh dari 100 orang, yaitu sejumlah 65 siswa.

4. Pengumpulan Data

  Agar penelitian sesuai yang diharapkan maka penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data, yaitu: a.

  Angket Angket atau kuosioner adalah cara pengumpulan data dengan menggunakan daftar pertanyaan atau angket atau daftar isian terhadap objek yang diteliti (populasi) (Hasan, 2003:17). Dalam penulisan angket terdapat beberapa prinsip yang menyangkut beberapa faktor yang sudah lupa, pertanyaan tidak menggiring, panjang pertanyaan, dan urutan pertanyaan (Sugiyono, 2008:142).

  Metode ini digunakan untuk mendapat data tentang emotional intelligence dan akhlaqul karimah siswa.

  b.

  Dokumentasi Tidak kalah penting dari metode-metode yang lain adalah metode dokumentasi dilakukan dengan cara mencari data tentang hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2010: 274).

  Metode ini digunakan untuk mengetahui gambaran umum SMK NU Roudhotul Furqon Kec. Banyubiru Kab. Semarang.

   Instrumen Penelitian

  Instrumen dalam penelitian ini adalah butir-butir pertanyaan dalam angket sesuai dengan indikator masing-masing variabel : a.

  Variabel Emotional Intelligence (x)

  Tabel 1.1 Emotional Intelligence

  Variabel Indikator Item Angket Emotional

  1. Pengendalian diri ketika

  1

  intelligence mengalami kegagalan

  2. Pelaksanaan tugas-tugas 2,3 atau pekerjaan dengan

  3. Menerima kritik dari 4,5 orang lain dengan lapang dada

  4. Membantu teman yang 6,7, dan 8 sedang mengalami kesulitan

  5. Menyesuaikan diri 9,10 terhadap lingkungan dengan baik

  Jumlah soal

  10 b.

  Variabel Akhlaqul Karimah (y)

Tabel 1.2 Akhlaqul Karimah

  Variabel Indikator Item Angket Akhlaqul

  1. Berbakti kepada orang 1,2, dan 3 Karimah tua

  2. Menghormati guru

  4

  3. Memaafkan kesalahan

  5 orang lain

  4. Jujur 6 dan 7 teman dan lingkungan sekitar

  6. Sabar

  10 Jumlah soal

  10 6.

   Analisis Data

  Analisis data adalah suatu metode dengan cara menganalisis data yang diperoleh untuk mencari ada tidaknya hubungan antara

  emotional intelligence terhadap akhlaqul karimah siswa. Langkah-

  langkah yang ditempuh untuk menganalisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a.

  Untuk mengetahui kecenderungan variasi masing-masing variabel, digunakan teknik analisis dengan rumus: Keterangan: P = Angka Presentase F = Frekuensi masing

  • –masing variabel N = Jumlah respoden b.

  Untuk mengetahui persentase hubungan kedua variabel dan menguji hipotesis yang telah diujikan, digunakan analisis product moment Persentase frekuensi chi kuadrat dengan rumus :

  Keterangan : rxy = Koefisien korelasi X dan Y X = Emotional Intelligence Y = Akhlaqul karimah siswa H.

   Sistematika Penulisan Skripsi

  Skripsi ini akan disusun dalam lima bab yang secara sistematis dapat dijabarkan sebagai berikut:

  BAB I : Pendahuluan Meliputi Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis Penelitian, Kegunaan Penelitian, Definisi Operasional, Metode Penelitian dan Sitematika Penulisan Skripsi. BAB II : Kajian Pustaka Pada bab ini diuraikan berbagai pembahasan teori yang berkaitan dengan teori-teori yang berhubungan dengan emotional

  intelligence , akhlaqul karimah, dan hubungan emotional terhadap akhlaqul karimah siswa. intelligence

BAB III : Hasil Penelitian Pada bab ini dilaporkan gambaran umum lokasi dan objek

  Bab ini dibahas tentang analisis data tiap variabel, dan pengujian hipotesis. BAB V : Penutup Meliputi : kesimpulan dan saran

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Macam-Macam Kecerdasan 1. Pengertian Kecerdasan Kecerdasan telah ada dan mengakar dalam saraf manusia, terutama dalam otak yang merupakan pusat seluruh aktivitas manusia. Prof. Dr. Naquib Mahfudz (1995) seorang guru besar Universitas Sains dan Teknologi di Malaysia menyatakan bahwa: Manusia adalah hewan yang berpikir. Ia mengistilahkan dengan al-

  hayawanu an-natiqu . Istilah ini sebenarnya sudah banyak

  berkembang sejak zaman Yunani kuno sebagai kesadaran secara antropologis, biologis, dan sosiologis. Manusia memiliki kecerdasan yang menjadi dasar semua kecerdasan (Imam, 2009:67).

  Dalam pengertiannya, intelligence disebut sebagai kecerdasan (Sulistami, 2006:37). Kecerdasan merupakan sarana untuk dapat memahami dan meyakini kebesaran Tuhan (El-Sutha, 2009:1). Dengan kecerdasan manusia dapat memahami hakikat kehidupan. Kecerdasan merupakan anugerah Allah yang diberikan kepada manusia kepada orang- orang yang dikehendakinya. Kecerdasan tidak akan ada artinya jika tidak diimbangi dengan pelatihan dan pengembangan diri.

  Menurut Howard Gardner (seorang profesor dari Harvard University) ada delapan kecerdasan, yang dijabarkan sebagai berikut: a.

  Kecerdasan Linguistik yaitu kecerdasan yang berkaitan dengan kemampuan menangkap kata-kata dan kemampuan menyusun kalimat.

  Biasanya kecerdasan ini dimiliki oleh para orator, negosiator, pengacara, negarawan, dan sebagainya.

  b.

  Kecerdasan matematis logis yaitu kemampuan untuk menangani bilangan dan perhitungan, pola berfikir logis, dan ilmiah. Biasanya, kecerdasan ini dimiliki oleh para ilmuwan, matematikawan, saintis, filsuf, fisikawan, dan lain sebagainya.

  c.

  Kecerdasan visual yaitu kemampuan untuk melihat suatu obyek dengan sangat detail. Biasanya, kecerdasan ini dimiliki oleh para arsitek, fotografer, seniman, pilot, pemahat patung, dan para penemu d.

  Kecerdasan musikal yaitu kemampuan untuk menyimpan nada, mengingat irama, dan secara emosional terpengaruh oleh musik.

  e.

  Kecerdasan kinestetik yaitu kemampuan untuk menggabungkan antara fisik dan pikiran sehingga menghasilkan gerakan yang sempurna.

  f.

  Kecerdasan interpersonal yaitu kemampuan untuk berhubungan dengan orang lain.

  g.

  Kecedasan intrapersonal yaitu kemampuan untuk memahami diri sendiri dan bertangung jawab atas kehidupannya sendiri. Orang yang memiliki kecerdasan ini akan mudah untuk sukses menjadi pengusaha, h.

  Kecerdasan naturalis yaitu kemampuan untuk mengenali berbagai jenis flora (tanaman), fauna (hewan), dan fenomena alam lainnya. i.

  Kecerdasan spiritual, Howard Gardner menyebutnya dengan istilah kecerdasan eksistensial. Menurutnya, kata eksistensial mempunyai kaitan erat dengan pengalaman spiritual seseorang. Kecerdasan eksistensial, menurut Gardner dalam Islam adalah kecerdasan spiritual.

  (SQ) (Suyadi, 2014:126-139).

  Pada dasarnya kecerdasan spiritual merupakan fitrah yang melekat pada diri seseorang. Allah Swt. berfirman:

                  

  Artinya:

  

“Kemudian Dia menyempurnakan-Nya dan meniupkan ke dalam (tubuh)

nya roh (ciptaan)-Nya dan dia menjadikan bagi kamu pendengaran,

penglihatan, dan hati (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur ” (QS. as- Sajdah:9).

  Ayat ini memberikan isyarat bahwa manusia terlahir dengan dibekali kecerdasan yang terdiri dari lima bagian utama kecerdasan, yang dijabarkan sebagai berikut: a.

  Kecerdasan ruhaniah (spiritual intelligence), yaitu kemampuan seseorang untuk mendengarkan hati nuraninya, baik buruk, dan rasa moral dalam caranya menempatkan diri dalam pergaulan. b.

  Kecerdasan intelektual, yaitu kemampuan seseorang dalam memainkan potensi logika, kemampuan berhitung, menganalisa, dan matematik (logical mathematical intelligence).

  c.

  Kecerdasan emosional (emotional intelligence), yaitu kemampuan seseorang dalam mengendalikan diri (sabar) dan kemampuan dirinya untuk memahami irama, nada, musik, serta nilai-nilai estetika.

  d.

  Kecerdasan sosial, yaitu kemampuan seseorang dalam menjalin hubungan dengan orang lain, baik individu maupun kelompok. Dalam kecerdasan ini termasuk pula interpersonal, intrapersonal skill, dan kemampuan berkomunikasi (linguistic intelligence).

  e.

  Kecerdasan fisik (bodily-kinesthetic intelligence), yaitu kemampuan tubuhnya (Tasmara, 2001:49).

  Kecerdasan spiritual (SQ) merupakan kelanjutan dari kecerdasan intelektual (IQ) dan kecerdasan emosional (EQ). SQ dapat dijadikan sebagai landasan yang diperlukan untuk memfungsikan IQ dan EQ secara efektif. EQ merupakan persyaratan dasar untuk menggunakan potensi IQ secara efektif, jika bagian-bagian otak telah rusak, maka seseorang tidak dapat berfikir efektif (Sulistami, 2006:38). EQ menjadikan seseorang mampu mengenali, berempati, mencintai, termotivasi, berasosiasi, dan dapat mengontrol perasaan secara tepat.

  Dengan kecerdasannya, manusia dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Makin tinggi kecerdasan seseorang, maka makin dapat manusia bertahan dan menyesuaikan diri dalam berbagai lingkungan.

2. Pengertian Emotional Intelligence (Kecerdasan Emosional)

  Istilah kecerdasan emosi pertama kali dilontarkan oleh Peter Salovey pada tahun 1990. Kemudian Daniel Goleman pada tahun 1995 dengan mempublikasikan buku Emotional Intelligence (Satiadarma dan Waruwu, 2003:24).

  Beberapa pendapat tentang kecerdasan emosional, antara lain: a. Daniel Goleman

  Kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang dalam mengendalikan setiap kegiatan atau pergolakan pikiran, perasaan, dan nafsu dalam setiap keadaan mental yang hebat atau meluap-luap yang didasarkan pada pikiran yang sehat (Musthafa, 2007:10).

  b.

  Ary Ginanjar Agustian Kecerdasan emosional adalah seseorang yang memiliki ketangguhan, inisiatif, optimisme, dan kemampuan beradaptasi

  (Agustian, 2005:41).

  c.

  Jarot Wijanarko Kecerdasan emosional adalah kemampuan seseoang untuk menguasai emosinya, berkomunikasi dengan diri sendiri serta berkomunikasi dengan oang lain dan lingkungan (Wijanarko, 2010:43).

  Dari definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk mengendalikan diri dan kemampuan untuk merasakan perasaan orang lain atau empati. EQ-emotional

  

intelligence merupakan padanan emosi atau perasaan dari IQ yang

  kognitif. Intelligence emosi adalah istilah yang relatif baru, tetapi sebenarnya merupakan yang sudah dikenal dengan nama-nama yang berbeda (Alder, 2011:31).

  Dalam perspektif Islam, kecerdasan emosi adalah kemampuan seseorang dalam mengelola emosi (perasaan) agar dapat mencapai tujuan.

  Kecerdasan emosi perlu guna membantu manusia dalam pengambilan keputusan yang didasarkan pada nalar dan logika agar tidak mudah terhanyut dengan perasaan. Hal ini sesuai ajaran Islam bahwa Allah telah memerintahkan untuk menguasai, mengendalikan dan mengontrol emosi.

  Dalam mendidik EQ yang sesuai dengan ajaran Islam, ada beberapa tahap yang bisa dilalui orang tua yaitu: a.

  Pengasuhan, yaitu usaha peningkatan kematangan emosional b. Pengasuhan emosi dengan menganalisis berdasarkan perkembangan anak (Muallifah, 2009:132)

  Keterampilan emosional dapat dilangsungkan di sekolah. ukuran-ukuran emosional dan sosial, yakin pada diri sendiri dan mempunyai minat, tahu pola perilaku apa yang diharapkan orang lain dan bagaimana mengendalikan dorongan hati untuk tidak berbuat nakal, mampu menunggu, mengikuti petunjuk, dan mengacu pada guru untuk mencari bantuan, serta mengungkapkan kebutuhan-kebutuhannya saat bergaul dengan anak-anak lain (Goleman, 1996:273).

  Kecerdasan akademis terkadang tidak menawarkan persiapan untuk menghadapi kegagalan atau kesulitan hidup. Kelley dan Caplan menyatakan bahwa ketika kemampuan bawaan berkembang, bakat akademis bukanlah peramal yang baik akan produktivitas kerja, tidak juga

  IQ (Goleman, 1996:230). Bahkan IQ yang tinggi tidak menjamin seseorang nantinya akan mencapai kesejahteraan hidup. Misalnya, orang yang cemas walaupun memiliki IQ tinggi lebih mudah gagal karena perasaannya selalu dihinggapi rasa khawatir yang berlebihan. Kecuali bagi orang yang mampu mengimbangi dengan kecerdasan emosi akan mencapai kebahagiaan hidup karena mampu mengetahui dan menangani perasaan diri sendiri maupun orang lain dengan efektif.

  Kecerdasan emosi memiliki peran yang jauh lebih significant dibanding kecerdasan intelektual. IQ barulah sebatas syarat minimal meraih keberhasilan, namun kecerdasan emosionallah yang sesungguhnya (hampir seluruhnya terbukti) mengantarkan seseorang sampai puncak prestasi. Terbukti, banyak orang yang memiliki kecerdasan intelektual kecerdasan intelektual yang biasa-biasa saja, justru sukses menjadi bintang-bintang kinerja, pengusaha-pengusaha sukses, dan pemimpin- pemimpin di berbagai kelompok (Agustian, 2005:17).

  Menurut Daniel Goleman dalam bukunya yang berjudul Emotional

  

Intelligence (1996:129) menyatakan bahwa puncak kecerdasan emosional

  adalah flow, yaitu keadaan yang bebas dari gangguan emosional, perasaan penuh motivasi, dan jauh dari paksaan. Flow dapat dicapai dengan sengaja memusatkan perhatian sepenuhnya pada tugas yang dihadapi, konsentrasi, dan perhatian ringan namun terpusat. Keadaan ini membuat kerja keras bisa tampak menyegarkan dan menguatkan semangat, bukannya malah melelahkan.

  Orang yang memiliki kecerdasan emosi mempunyai ciri pokok, yaitu kendali diri, empati, pengaturan diri, motivasi, dan keterampilan sosial (Musthafa, 2007:42-47). Dengan kecerdasannya mampu melepaskan dari suasana hati yang tidak mengenakkan. Orang tersebut juga akan mempunyai harapan yang lebih tinggi sehingga akan menghadapi kehidupan dengan lebih baik terutama dalam kehidupan bermasyarakat.

Dokumen yang terkait

PENGARUH KETELADANAN ORANG TUA DALAM IBADAH TERHADAP PERILAKU KEAGAMAAN SISWA DI SEKOLAH (STUDI KASUS PADA SISWA MUSLIM SMK TELEKOMUNIKASI TUNAS HARAPAN TENGARAN KAB. SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2007/2008) - Test Repository

0 1 99

UPAYA PENINGKATAN PENGUASAAN MATERI ADAWATUL MADRASAH MATA PELAJARAN BAHASA ARAB MELALUI PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS IV MI SABILUL HUDA JIMBARAN KEC. BANDUNGAN KAB. SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2009 /2010 - Test Repository

0 4 124

PENGARUH KREATIVITAS GURU TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FIQIH SISWA KELAS VIII MTs. SUDIRMAN KOPENG KEC. GETASAN KAB. SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2 0 0 9 /2 0 1 0 - Test Repository

0 2 80

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA ARAB MELALUI METODE TA 'BIRUSSURAH PADA SISWA KELAS IV MI DARUL ULUM SUGIHAN KEC. TENGARAN KAB. SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010 - Test Repository

0 1 95

UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR ANAK TERHADAP MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK DENGAN METODE SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS IV MI NEGERI KALIKURMO KEC. BRINGIN KAB. SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010 - Test Repository

0 0 92

MENINGKATKAN PEMAHAMAN TAJWID PADA MATA PELAJARAN AL-QURAN HADIS MELALUI PENGGUNAAN KARTU HURUF DI KELAS IV MI BARAN KEC. AMBARAWA KAB. SEMARANG TAHUN 2010 - Test Repository

0 4 91

PENINGKATAN HASIL BELAJAR TENTANG SHALAT BAGI ORANG SAKIT PADA MATA PELAJARAN FIQIH DENGAN METODE PRAKTEK KELAS III MI PAYUNGAN KEC. KALIWUNGU KAB. SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010 - Test Repository

0 1 121

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI BAGIAN-BAGIAN TUMBUHAN DAN FUNGSINYA MELALUI MODEL PENEMUAN TERBIMBING (GUIDED DISCOVERY) PADA SISWA KELAS IV MI KLERO KEC. TENGARAN KAB. SEMARANG TAHUN AJARAN 2015/2016 - Test Repository

0 0 157

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI GAYA MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS V DI MI AL-HIDAYAH NGADIROJO KEC. AMPEL, KAB. BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 - Test Repository

0 0 139

PENGARUH PEMBINAAN KEAGAMAAN TERHADAP PERILAKU KEAGAMAAN ANAK ASUH DI PANTI ASUHAN PERMATA HATI DESA KEBUMEN KEC. BANYUBIRU KAB. SEMARANG TAHUN 2015 - Test Repository

0 0 103