HUBUNGAN ANTARA PROFESIONALISME GURU DENGAN KEBERHASILAN SISWA DALAM BELAJAR PADA KELAS V MI AL ITTIHAD SEMOWO KEC.PABELAN KAB. SEMARANG TAHUN 2014 - Test Repository

  

HUBUNGAN ANTARA PROFESIONALISME GURU

DENGAN KEBERHASILAN SISWA DALAM BELAJAR

PADA KELAS V MI AL ITTIHAD SEMOWO KEC.PABELAN

KAB. SEMARANG TAHUN 2014

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd. I)

  

Oleh :

ABDUL MAJID ASY’ARI

11508002

JURUSAN TARBIYAH

  

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2014

  

HUBUNGAN ANTARA PROFESIONALISME GURU

DENGAN KEBERHASILAN SISWA DALAM BELAJAR

PADA KELAS V MI AL ITTIHAD SEMOWO KEC.PABELAN,

KAB. SEMARANG TAHUN 2014

  

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S. Pd. I)

  

Oleh :

ABDUL MAJID ASY’ARI

11508002

JURUSAN TARBIYAH

  

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYYAH

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2014

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

  Al- adabu fauqol „ilmi : adab (perilaku) di atas ilmu PERSEMBAHA N

  Untuk orang tuaku, para dosenku, saudara-saudaraku, sahabat-sahabat seperjuanganku, dan teman spesialku yang selalu setia “menungguku”

  

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut Asma Allah SWT yang maha pengasih dan penyayang.

  Segala puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam, atas limpahan rahmat, hidayaah, taufiq dan inayahnya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

  Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan pada junjungan kita Nabi Agung Muhammad SAW, sanak keluarga dan para sahabat yang terlah menunjukkan jalna yang benar dengan perantara agama Islam.

  Penulisan skripsi ini dimaksudkan guna memenuhi kewajiban sebagai syarat untuk memperoleh gelar sarjana dalam ilmu tarbiyah.

  Tersusunnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak, maka dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih kepada : 1.

  Dr. Imam Sutomo, M. Ag selaku ketua STAIN 2. Drs. Sumarno Widjadipa selaku ketua Progdi PGMI 3. Drs. Nur Hasanah, M.Pd selaku dosen pembimbing 4. Ibu Siti Khodijah, S.Ag selaku Kepala Madrasah Ibtidaiyyah Semowo

  Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang tahun 2014 5. Kedua orang tuaku, terima kasih atas semua yang telah diperhatikan kepadaku

6. Teman-teman seperjuangan yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas dukungannya.

  

ABSTRAK

Asy’ari, Abdul Majid. 2014. Hubungan Antara Profesionalisme Guru Dengan

Keberhasilan Siswa Dalam Belajar Pada Kelas V MI Al Ittihad Semowo, Kecamatan Pabelan, Kabupaten semarang. Skripsi. Jurusan Tarbiyah.

  Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyyah. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : (1). Drs. Nur Hasanah, M.Pd

  Kata kunci : Profesionalisme guru dan keberhasilan siswa dalam belajar Penelitian ini untuk mengetahuihubungan antara profesionalisme guru dengan keberhasilan siswa dalam belajar di MI Al Ittihad Semowo, Kecamatan

  Pabelan, Kabupaten Semarang Tahun 2014. Pertanyaan pertama yang ingin dijawab melalui pertanyaan ini adalah (1) Bagaimana profesionalisme guru di MI Al Ittihad Semowo,?,(2) Bagaimana keberhasilan siswa dalam belajar di MI Al Ittihad Semowo, dan (3) Bagaimana hubungan antara profesionalisme guru dengan keberhasilan siswa MI Al Ittihad Semowo tahun 2014?

  Untuk menjawab pertayaan tersebut maka penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan penelitian lapangan (field research) dan subyek penelitian yaitu siswa anggota MI Al Ittihad Semowo sebanyak 30 siswa dari 30 siswa, artinya diambil 100% dari populasi. Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian berupa angket. Teknik pengumpulan data dengan observasi, angket, dan dokumentasi. Adapun analisis datanya menggunakan rumus koefisiensi produck moment.

  Temuan penelitian menunjukkan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara guru profesionalisme dengan keberhasilan belajar siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil temuan yang menunjukkan bahwa nilai profesional guru diketahui bahwa kategori tinggi (A) sebanyak 1 siswa atau (60%), kategori sedang (B) sebanyak 11 siswa atau (36,66%), sedangkan kategori rendah (C) sebanyak 1 siswa atau (3,33%). Kemudian hasil angket keberhasilan siswa dalam belajar diketahui bahwa kategori tinggi (A) sebanyak 3 siswa atau (10%), kategori sedang (B) sebanyak 20 siswa atau (66,66%), sedangkan kategori rendah (C) sebanyak 7 siswa atau (23,33%). Kemudian untuk mengetahui hubungan atau pengaruh, dihitung menggunakan rumus koefisiensi produck moment yang diketahui dengan

  = 0,236. Selanjutnya untuk membuktikan signifikan atau tidaknya

  nilai r xy hitung hubungan antara profesional guru dengan keberhasilan siswa dalam belajar pada kelas V di MI Al Ittihad Semowo, maka harga atau nilai r (0.236) di

  xy

  konsultasikan dengan r tabel produck moment dengan taraf signifikansi 5% yaitu (0,361) dan taraf signifikansi 1% (0,463). Maka hasil yang diperoleh itu nilai r xy

  (0.236) lebih kecil dari r tabel 5% (0,361) < r xy (0.236) >1% (0,463)artinya hasil uji dinyatakan signifikan bila dihubungkan dengan hipotesis, yang hasil kerja hitung tersebut mengindikasikan bahwa ada hubungan yang signifikan antara profesinalisme guru dengan keberhasilan siswa dalam belajar pada kelas V di MI Al Ittihad Semowo tahun 2014.

  

DAFTAR ISI

  SAMPUL.............................................................................................................. i LEMBAR BERLOGO.......................................................................................... ii JUDUL................................................................................................................. iii PERSETUJUAN PEMBIMBING...................................................................... iv PENGESAHAN KELULUSAN............................................................................ v PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.........................................................vi MOTTO DAN PERSEMBAHAN........................................................... vii KATA PENGANTAR...................................................................viii ABSTRAK....................................................................................................viiii DAFTAR ISI..........................................................................................x DAFTAR TABEL................................................................xi

  BAB I PENDAHULUAN A.

  1 Latar Belakang Masalah.............................

  B.

  3 Rumusan Masalah..................................................

  C.

  4 Tujuan Penelitian.......................................................

  D.

  4 Hipotesis Penelitian................................................

  E.

  5 Manfaat Penelitian.................................................

  F.

  Definisi Oprasional..................................................... 6 G.

  Metode Penelitian............................................ 10 H. Sistematika Penulisan.................................................. 17

  BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Profesionalisme Guru ………………………….……... 20 B. Syarat-syarat untuk menjadi guru dan guru professional…... 34 C. Fungsi dan peran guru ………………………………… 36 D. Keberhasilan dalam belajar ……………………………… 40 E. Hubungan profesional guru dengan keberhasilan belajar…. 41 BAB III HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum MI Al Ittihad Semowo 1. Profil sekolah MI Al Ittihad Semowo...................... 49 2. Visi, Misi, dan Tujuan.............................................. 50 3. Struktur organisah MI Al Ittihad Semowo............... 50 4. Program Madrasah................................................... 51 5. Guru dan tenaga kependidikan................................. 59 6. Sarana dan prasarana............................................... 60 7. Keadaan siswa.....................................................

  61 8. Kegiatan siswa....................................................... 61 B. Penyajian data Profesional Guru dengan keberhasilan siswa dalam belajar di MI Al Ittihad Semowo

  BAB VI ANALISIS DATA A. Analisa Profesionalisme Guru Dalam Pembelajaran Siswa 1. Analisa profesional guru dalam pembelajaran siswa....... 64 2. Analisa keberhasilan siswa dalam belajar ... ………68 B. Analisa Uji Hipotesis

  C.

  Analisa Lanjut

  BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN........................................................

  77 B. SARAN....................................................................... 78

  

DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 81

LAMPIRAN-LAMPIRAN.................................................................

  8

  

DAFTAR TABEL

  Tabel I Daftar nama guru dan pembagian tugas mengajar................ 59 Tabel II Daftar sarana prasarana........................................................ 60 Tabel III Daftar jumlah siswa..........................................................

  61 Tabel IV Hasil angket profesionalisisme guru.................................

  62 Tabel VI Interval dan profesionalisme guru.....................................

  65 Tabel VII Nilai nominasi profesional guru dalam proses belajar.......... 66 Tabel VIII Interval dan prosentase nilai keberhasilan siswa dalam belajar...69 Tabel IX Pasangan variabel X (Profesional) dan variabel Y .............. 70 Tabel X Tabel kerja hubungan antara profesionalisme guru dengan

  Keberhasilan siswa dalam belajar ............. ........................ 73 Tabel V Hasil akhir raport siswa

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Salah satu aktual yang dibicarakan oleh pakar pendidikan terutama

  ditingkatkan pejabat pemerintah adalah pembangunan sumber daya manusia (SDM). Berkaitan dengan ini maka pendidikan memegang posisi terpenting dalam pembangunan SDM tersebut. Karena kemajuan dan kemunduran suatu bangsa tergantung pada mutu pendidikannya.

  Untuk meningkatkan mutu pendidikan salah satu syarat utamanya adalah mengangkat kualitas tertinggi edukatifnya, yaitu guru. Dalam hal ini juga termasuk pendidikan guru madrasah ibtidaiyah (PGMI) yang berperan untuk membentuk sumber daya manusia SDM yang islami.

  Cita- cita kemerdekaan nasional indonesia salah satunya adalah keinginan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaiman yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945. Semangat tersebut seharusnya memeberikan spirit dan komitmen semua elemen bangsa, khususnya, para penyelenggara negara, untuk menyatukan visi dan tekad dalam membangun mutu pendidikan Nasional.

  Keberadaan guru bagi bangsa amatlah penting, karena guru merupakan faktor sentral dalam proses belajar mengajar. Apalagi suatu bangsa yang sedang membangun (Isjoni, 2008:9). Semakin akurat para guru melaksanakan fungsinya, semakin terjamin, tercipta dan terbinanya kesiapan dan keandalan seseorang sebagai manusia pembangun.

  Dalam dunia pendidikan guru adalah sosok yang sangat diperlukan untuk memacu keberhasilan peserta didiknya. Betapapun baiknya kurikulum yang dirancang para ahli dengan ketersediaan peralatan dan biaya yang cukup sesuai dengan pendidikan, namunpada akhirnya keberhasilan pendidikan secara profesional terletak ditangan guru. Dengan demikian maka berhasilnya pendidikan pada siswa sangat tergantung pada pertanggung jawaban guru dalam melaksanakan tugasnya.

  Guru merupakan salah satu term yang banyak dipakai untuk menyebut seorang yang dijadikan panutan. Penggunaan term ini tidak hanya dipakai dalam dunia pendidikan, tetapi hampir semua aktivitas yang memerlukan seorang pelatih, pembimibing atau sejenisnya. Dari sosok guru menyiratkan pengaruh yang luar biasa terhadap murid-muridnya. Sehingga baik dan tidaknya ditentukan oleh guru.

  Guru merupakan komponen yang paling menentukan dalam sistem pendidikan secara keseluruhan. Figur yang satu ini akan senantiasa menjadi sorotan yang strategis ketika berbicara masalah pendidikan, karena guru selalu terkait dengan komponen manapun dalam sistem pendidikan. Oleh karena itu, dibutuhkan guru yang profesional untuk mewujudkan suatu keberhasilan belajar bagi dunia pendidikan kedepan.Sebagaimana berdasarkan hadist Nabi SAW :

  ةعاسلرظتنافهلهأريغل بصوارملأاذإ “ Jika suatu urusan diserahkan kepada orang yang bukan profesinnya (ahlinya), maka tunggulah kehancurannya.” (H.R. Bukhari).

  Berkaitan itu peneliti tertarik meneliti di Madrasah Ibtidaiyah Semowo Pabelan, Kab. Semarang. Sehingga peneliti mengambil judul tentang

  “HUBUNGAN ANTARA PROFESIONALISME GURU DENGAN KEBERHASILAN SISWA DALAM BELAJARPADA KELAS V MI AL ITTIHAD SEMOWO KEC.PABELAN, KAB.

  SEMARANG TAHUN2014 B. RUMUSAN MASALAH Dengan memperhatikan latar belakang masalah di atas, maka dapat dikemukakan rumusan masalah yang ada sebagi berikut:

1. Bagaimana antara profesionalisme guru kelas V di MI Al Ittihad

  Semowo tahun2014? 2. Bagaimana keberhasilan belajar siswa kelas V kelas V di MI Al

  Ittihad Semowo tahun 2014? 3. Bagaimana hubungan antara profesionalisme guru dengan keberhasilan belajar siswa kelas kelas V di MI Al Ittihad Semowo tahun2014?

  C. TUJUAN PENELITIAN Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui profesionalisme guru kelas V di MI Al Ittihad

  Semowo 2014?

2. Untuk mengetahui keberhasilan belajar siswa kelas V kelas V di MI

  Al Ittihad Semowo 2014? 3. Untuk mengetahui hubungan antara profesionalisme guru dengan keberhasilan belajar siswa kelas V di MI Al Ittihad Semowo tahun

  2014? D.

HIPOTESA PENELITIAN

  Hipotetis merupakan jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang berkumpul.

  Dapat juga diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul(Arikunto, 2010:110). Menurut Sugiono, bahwa hipotesis di artikan sebagai jawaban senentara terahadap rumusan masalah penelitian.

  Dikatakan sementara karena jawaban yang di berikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data (Sugiono, 2011:64). Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban empirik.

  Berdasarkan pengertian diatas, maka hipotesis yang dapat dirumuskan penulis adalah diduga terdapat hubungan yang positif dan signifkan antara hubungan antara profesionalisme guru dengan keberhasilan belajar siswa kelas V di MI Al Ittihad Semowo 2014. Dengan kata lain semakin tinggi profesionalguru maka semakin tinggi pula keberhasilan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar. E. MANFAAT PENELITIAN Hasil pnelitian ini diharapkan bisa memberikan informasi yang jelas tentang ada tidaknya hubungan antara profesionalisme guru dengan keberhasilan siswa di MI AL Ittihad Semowo kelas V tahun 2014. Dari informasi tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat secara praktis maupun secara teoritik, yaitu : 1.

  Manfaat secara praktis a.

  Bagi peneliti : Sebagai tambahan wawasan dan pengalaman dalam mengembangkan ide ilmiah.

  b.

  Bagi siswa :

1) Sebagai bekal bagi siswa dalam proses pengembangan diri.

  2) Siswa diharapkan dapat menerima pelajaran serta memahami dengan baik, melalui materi pelajaran yang disampaikan oleh guru yang berkompeten secara profesional.

  c. apabila ada pengaruh yang signifikan, bagi guru dapat memperoleh pembelajaran tentang arti penting kompetensi profesionalisme guru untuk meningkatkan keberhasilan siswa dalam belajar.

  d. diharapkan dapat senantiasa mengembangkan Guru profesionalnyadalam memberikan bimbingan belajarnya kepada anak didik.

2. Manfaat secara teoritis

  Diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan dan peningakatan kualititas pendidikan pada umumnya. Khususnya dapat memperkaya guru profesional dunia pendidikan yang diperoleh dari hasil penelitian lapangan ini. Selain itu, juga dijadikan dasar bagi para siswa dalam membentuk kepribadian dan perilaku baik di lingkungan keluarga maupun masyarakat.

F. DEFINISI OPERASIONAL 1.

  Profesional guru Profesional diartikan sebagai sesuatu yang memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya. Dengan kata lain, profesional yaitu serangkaian keahlian yang dipersyaratkan untuk melakukan suatu pekerjaan yang dilakukan secara efisien dan efektif dengan tingkat keahlian yang tinggi dalam rangka untuk mencapai tujuan yang maksimal (Mujtahid, 2009:27).

  Berdasarkan pengertian diatas, dapat dipahami seseorang dikatakan profesional, karena ia mempunyai standar kualitas dan ciri-ciri tertentu. Adapun ciri-ciri dari suatu profesi itu adalah memiliki suatu keahlian, merupakan panggilan hidup, memiliki teori-teori yang baku secara universal, mengabdikan diri untuk masyarakat dan bukan untuk diri sendiri, dilengkapi dengan kecakapan diagnostik dan kompetisi yang aplikatif, memiliki otonomi dalam melaksanakan pekerjaannya, mempunyai kode etik, mempunyai klien yang jelas, mempunyai organisasi yang kuat, dan mempunyai hubungan dengan profesi pada bidang-bidang yang lain (Tilaar, 2000:137-138) Profesionalisme mempunyai makna sebagai mutu, kualitas, dan tindak tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau yang profesional.

  Profesionalisme merupakan sikap dari seorang profesional. Artinya sebuah term yang menjelaskan bahwa setiap pekerjaan hendaklah dikerjakan oleh seseorang yang mempunyai keahlian dalam bidangnya atau profesinya (Mujtahid, 2009:31)

  Penggunaan istilah profesionalisme menunjuk pada derajat penampilan sesorang sebagai profesinal atau penampilan suatu pekerjaan sebagai suatu profesi, ada yang profesionalismenya tinggi, sedang dan rendah. Profesionalisme juga mengacu pada sikap dan komitmen anggota profesi untuk bekerja berdasarkan standar yang tinggi dan kode etiknya (Supriyadi, 1998:94-95) Adapun Indikator profesionalisme guru adalah : 1.

  Mengerti dan menerapkan landasan kependidikan baik filosofis, psikologis, maupun sosiologis siswa.

  2. Mengerti dan menerapkan teori belajar sesuai taraf perkembangan siswa.

  3. Mampu menangani dan mengembangkan bidang studi yang menjadi tanggung jawabnya.

  4. Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai alat media dan sumber belajar yang relevan.

  5. Mengerti dan menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi.

  6. Mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program pembelajaran.

  7. Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar siswa.

  8. Mampu menumbuhkan kepribadian siswa.

  (Mulyasa, 2011:188) Disebutkan dalam firman Allah SWT yang mengingatkan kepada kita semua seperti dalam surat Al-

  An‟am ayat 135 yang artinya “Katakanlah (Muhammad), Wahai kaumku! Berbuatlah menurut kedudukanmu, akupun berbuat (demikian). Kelak kamu akan mengetahui, siapa yang akan memperoleh tempat (terbaik) di akhirat (nanti). Sesungguhnya orang- orang yang zalim itu tidak akan beruntung”.

2. Keberhasilan siswa dalam belajar

  a) Keberhasilan siswa dalam belajar

  Penilaian hasil belajar bertujuan melihat kemajuan belajar peserta didik dalam hal penguasaan materi pengajaran yang telah dipelajarinya sesuai dengan tujuan-tujuan yang telah ditetapkan. Untuk mengukur dan mengevaluasi tingkat keberhasilan belajar tersebut dapat dilakukan melalui tes prestasi belajar berdasarkan tujuan dan ruang lingkupnya.

  b) Pembelajaran siswa

  Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.

  Disisi lain pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, tetapi sebenarnya mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar agar peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat memengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seorang peserta didik, namun proses pengajaran ini memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan pengajar saja. Sedangkan pembelajaran menyiratkan adanya interaksi antara pengajar dengan peserta didik.

  Pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung dari motivasi pelajar dan kreatifitas pengajar. Pembelajar yang memiliki motivasi tinggi ditunjang dengan pengajar yang mampu memfasilitasi motivasi tersebut akan membawa pada keberhasilan pencapaian target belajar. Target belajar dapat diukur melalui perubahan sikap dan kemampuan siswa melalui proses belajar.

  Desain pembelajaran yang baik, ditunjang fasilitas yang memandai, ditambah dengan kreatifitas guru akan membuat peserta didik lebih mudah mencapai target belajar.

  Adapun indikator keberhasilan siswa adalah : 1.

  Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individual maupun kelompok.

  2. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran/instruksional khusus (TIK) telah dicapai oleh siswa, baik secara individual maupun kelompok.

  (Djamarah, 2010:106) G.

METODE PENELITIAN

  Untuk mempermudah penelitian dalam pengumpulan data dan menganalisis data, maka penulis menggunakan metode dan pendekatan sebagai berikut : 1.

  Pendekatan dan Rancangan Penelitian Peneliti memerlukan suatu cara pendekatan yang tepat untuk memeperoleh data yang akurat untuk itu diperlukan adanya suatu metode penelitian. Untuk memperoleh pemahaman yang komprehensif tentang permasalahan yang dikaji penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif lebih menekankan pada penelitian deskriptif melibatkan pengumpulan data untuk menguji hipotesis yang berkaitan dengan status dan kondisi objek yang diteliti pada saat dilakukan penelitian. Penelitian deskriptif berusaha mendiskripsikan apa yang ada mengenai kondisi atau hubungan yang ada, sedangkan data deskriptif dikumpulkan melalui angket dan observasi. Adapun rancangan penelitian, sebaga berikut: a.

  Melakukan observasi awal terhadap kondisi riil obyek penelitian.

  b.

  Menyiapkan fasilitas pendukung berupa angket.

  c.

  Melaksanakan penelitian.

  d.

  Melakukan analisa dan membuat laporan hasil penelitian.

  2. Lokasi dan Waktu penelitian Penelitian ini akan difokuskan pada siswa MI Al Ittihad Semowo, khususnya siswa kelas V tahun 2014. Peneliti ini akan dilaksanakan pada tanggal 09 November 2013 sampai dengan 09 Januari 2014.

  3. Populasi dan sampel a.

  Populasi Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi (Arikunto, 2010:173)

  Sedangkan menurut Sugiono, populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2001:80).Dalam penelitian ini yang dimaksud populasi adalah siswa kelas V di MI Al Ittihad Semowo yang berjumlah 30 siswa.

  b.

  Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Apabila subyek yang diteliti kurang dari 100 maka lebih baik diambil semua. Sedangkan jika jumlah subyek lebih dari 100 maka dapat diambil 10-15% atau 20-50% atau lebih sesuai dengan kemampuan (Sugiono, 2001:82). Adapun sampel yang diambil adalah 30 siswa dari 30 siswa,artinya adalah 100% dari populasinya.

4. Metode Pengumpulan Data a.

  Metode angket MenurutSugiono, angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk di jawabnya (Sugiono, 2011:142). Teknik ini digunakan dengan cara mengirimkan suatu daftar pertanyaan kepada responden untuk diisi. Model angket yang peneliti gunakan adalah angket tertutup, yaitu peneliti telah membatasi jawaban yang telah ditentukan sehingga responden hanya tinggal memilih salah satu jawaban yang peling benar. Metode ini digunkan untuk mengumpulkan data yang berisi sejumlah pertanyaan untuk mengungkap pendapat, aspirasi dan sikap seseorang atau kelompok. Metode ini digunakan untuk mendapatkan tanggapan dari siswa, melalui profesional guru di MI Al Ittihad semowo. Adapaun untuk mengetahui keberhasilan belajar siswa, diukur dari hasil nilai berupa raport siswa.

  b.

  Metode Observasi Metode observasi adalah suatu usaha sadar untuk mengumpulkan data yang dilakukan secara sistematis, dengan prosedur yang terstandar (Arikunto,2010:265).

  Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data tentang sejarah berdirinya sekolah, keadaan guru dan karyawan, fasilitas atau sarana dan prasarana yang ada di sekolah. Selain itu observasi ini dilakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap profesionalisme guru dan keberhasilan dalam belajar yang diteliti, baik mengumpulkan historis, monografi, dan sebaginya. Observasi yang penulis ambil adalah pengamatan dalam kegiatan yang sedang berlangsung selama masa penelitian.

  c.

  Metode dokumentasi Untuk melengkapi penelitian dengan data-data tertulis, maka perlu digunakan metode pengumpulan data dokumentasi, yaitu pengumpulan data tertulis yang berkaitan dengan subyek penelitian. Metode pengumpulan data yang dilakukan melalui penelusuran dokumen yang dapat berupa buku, majalah, notulen rapat, kitab, undang-undang, dan lain-lain. Metode ini digunakan untuk mencari informasi mengenai gambaran umum lokasi penelitian.

5. Instrumen Penelitian

  Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaaanya lebih mudah hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Dalam penelitian digunakan beberapa instrumen, yaitu: a.

  Angket, instrumen ini diberikan kepada siswa yang digunakan sebagai alat penelitian untuk mengetahui profesional guru dari segi akademik, metodologi pengajaran, keadministrasian, dan pembinaan serta penyuluhan terhadap siswa.. Oleh karena itu untuk memberikan penafsiran atau untuk mengetahui profesional guru dari berbagai bidang maka penulis menggunakan instrumen berupa angket yang terdiri dari 15 item pertanyaan. Dari masing- masing pertanyaan dalam angket tersedia 3 alternatifjawaban dengan kekuatan sebagai berikut:

  a). Siswa yang menjawab A diberi nilai 3 (tinggi)

  b). Siswa yang menjawab B diberi nilai 2 (sedang)

  c). Siswa yang menjawab C diberi nilai 1 (rendah) b. Observasi, instrumen ini digunakan untuk melengkapi data-data tentang profesional guru dari berbagai bidang yang meliputi bidang akademik, keadministrasian, metodologi, serta pembinaan dan keberhasilan belajar mengajar yang sedang berlangsung di MI Al Ittihad Semowo tahun 2014.

  c.

  Dokumentasi, instrumen ini digunakan untuk mengetahui keadaan secara global di MI Al Ittihad semowo tahun 2014, diantaranya keadaan gedung, siswa, guru dan sebagainya.

6. Analisis Data

  Teknik yang penulis gunakan disesuaikan dengan tujuan yang diteliti maupun sifat data. Untuk memperoleh hasil agar bisa digeneralisasiakan, setiap data yang masuk harus dianalisis untuk menganalisa data tersebut penulismenggunakan: a.

  Pengecekan kelengkapan data b. Tabulasi data keadaan tabel c. Mencari prosentase dari distribusi data angka disetiap sel- sel tabel dengan rumus:

  P = Keterangan : P = Prosentase F = Frekuensi jawaban responden N = Jumlah banyaknya sample(Arikunto, 1990:69).

  d.

  Dalam pengujian hipotesis, atau untuk mencari hubungan antara variabel digunakan koefisiensi, yakni rumus yakni yang digunakan apabila variabel yang dikorelasikan berbentuk kategori atau gejala ordinal (Arikunto,1998.281). Data ordinal adalah data yang menunjuk pada tingkatan sesuatu. Istilah “ordinal” sendiri sudah menunujuk pada “tingkatan” karena serumpun dengan kata “order”, yang artinya “urutan”, (Arikunto,2005:274).

  Dari hasil pengumpulan data yang telahterkumpul selama penelitian, penulis menggunakan analisis data statistik product

  moment . Analisis ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara

  variabel profesionalismeguru dalam pengelolaan kelas dengan variabel keberhasilan belajar siswa. Analisis data statistik product

  moment ini menggunakan rumus: N

  XY  (  X )(  Y )

  r = xy

  2

  2

  2

  2

  [ N

  X  (  X ) ] NY  (  Y )  

  Keterangan rumus : r xy = angka indeks korelasi “r” product poment N = besarnya data  = jumlah hasil kali antara skor X dan skor Y  X = jumlah seluruh skor X  Y = jumlah seluruh skor Y (Sugiyono, 2011:183).

  H. SISTEMATIKA PENULISAN SKRIPSI Untuk memberikan gambaran awal dari skripsi ini perlu penulis

  BAB I : PENDAHULUAN Dalam bab ini membahas tentang latar belakang masalah, rumusan maslah,tujuan penelitian, hipotesis penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, metode penelitian, serta sistematika penulisan.

  BAB II : KAJIAN PUSTAKA Bab ini membahas tentang : A. Profesionalisme guru di MI Al Ittihad Semowo tahun 2014, meliputi kompetensi akademik guru, kompetensi metodologi, kompetensi keadministrasian, kompetensi pembinaan dan penyuluhan. Faktor-faktor penunjang keberhasilan guru profesional.

  B.

  Keberhasilan belajar siswa dalam mengikuti pelajaran, yang meliputi pengertian dan dasar keberhasilan , kegiatan belajar mengajar siswa, karakteristik belajar siwa, faktor- faktor yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.

  BAB III : LAPORAN HASIL PENELITIAN Dalam bab ini menyajikan data yang peneliti peroleh dari penelitian yang meliputi:

  A.

  Gambaran umum Lokasi Penelitian MI Al Ittihad Semowo, diantaranya: sejarah dan perkembangannya, visi, misi, dan tujuannya.

  B.

  Penyajian Data Penelitian meliputi: data, jawaban dan skor tentang “Hubungan antara profesionalisme guru dengan keberhasilan belajar siswa pada kelas V MI Al Ittihad semowo kec. Pabelan, kab. Semarang tahun 2014

  ”.

  BAB IV : ANALISIS DATA Dalam bab ini membahas tentang: A. Analisa Pertama Untuk mengetahui tingkat profesionalisme guru di MI AlIttihad Semowo tahun 2014. B. Analisis kedua Untuk mengetahui keberhasilan belajar siswa kelas V di MI Al Ittihad Semowo tahun 2014. C. Analisis ketiga Untuk membuktikan apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak. Hipotesis yang dibuktikan adalah ada atau tidaknya hubungan antara Profesionalisme Guru dengan keberhasilan belajar Siswa pada Kelas V MI Al Ittihad Semowo Kec. Pabelan, Kab. Semarang tahun 2014 ”.

  BAB V : PENUTUP Membahas tentang kesimpulan dan saran-saran

BAB II LANDASAN TEORI A. Profesional Guru 1. Pengertian Profesional Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Profesional diartikan

  sebagai “sesuatu yang memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya”. Dengan kata lain, profesional yaitu serangkaian keahlian yang dipersyaratkan untuk melakukan sesuatu pekerjaan yang dilakukan secara efisien dan efektif dengan tingkat keahlian yang tinggi dalam rangka mencapai tujuan pekerjaan yang maksimal.

  Istilah profesional berasal dari kata profesi, artinya jabatan yang memrlukan suatu pendidikan tinggi dan latihan secara khusus. Suatu jabatan akan menentukan aktivitas-aktivitas sebagai pelaksana tugas. Berarti bukan jabatannya yang menjabat predikat profesional, tetapi keahliannya dalam melaksanakan pekerjaan.

  Profesional berasal dari kata profesi yang artinya suatu bidang pekerjaan yang ingin atau akan ditekuni oleh seseorang. Profesi juga diartikan sebagai suatu jabatan atau pekerjaan tertentu yang mensyaratkan pengetahuan dan keterampilan khusus yang diperoleh dari pendidikan akademis yang intensif, (Kunandar, 2011:45). Jadi, profesi adalah suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian tertentu. Artinya suatu jabatan atau pekerjaan yang disebut profesi tidak dapat dipegang oleh sembarang orang, memerlukan persiapan melalui pendidikan dan pelatihan secara khusus. Sehingga guru sebagai jabatan profesional memerlukan pendidikan lanjutan dan latihan kusus (advanced education and special training).

  Didalam Undang-undang tentang Guru dan Dosen, Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi (UU Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen). Dengan demikian profesionalisme guru merupakan derajat atau tingkat penampilan guru sebagai orang yang profesional dalam melaksanakan profesinya dan meningkatkan kualitas dalam mendidik dan mengajar. Sebagaimana dalam hadits Nabi Muhammad SAW :

  ةعاسلرظتنافهلهأريغل بصوارملأاذإ

“ Jika suatu urusan diserahkan kepada orang yang bukan profesinnya

(ahlinya), maka tunggulah kehancurannya.” (H.R. Bukhari).

  Syafruddin Nurdin dan Basyruddin Usman berpendapat, bahwa ada delapan kriteria yang dipenuhi oleh suatu pekerjaan agar dapat disebut sebagai profesi, yaitu : a.

  Panggilan hidup yang sepenuh waktu.

  Profesi adalah pekerjaan yang menjadi panggilan hidup seseorang yang dilakukan sepenuhnya serta berlangsung untuk jangka waktu yang lama, bahkan seumur hidup.

  b.

  Pengetahuan dan kecakapan/keahlian.

  Profesi adalah pekerjaan yang dilakukan atas dasar pengetahuan dan kecakapan/keahlian yang kusus dipelajari.

  c.

  Kebakuan yang universal.

  Profesi adalah pekerjaan yang dilakukan menurut teori, prinsip, prosedur dan anggapan dasar yang sudah baku secara umum (universal) sehingga dapat dijadikan pegangan atau pedoman dalam pemberian pelayanan terhadap mereka yang membutuhkan.

  d.

  Pengabdian Profesi adalah pekerjaan terutama sebagai pengabdian pada masyarakat bukan untuk mencari keuntungan secara material/finansial bagi diri sendiri.

  e.

  Kecakapan diagnostik dan kompetensi aplikatif Profesi adalah pekerjaan yang mengandung unsur-unsur kecakapan diagnostik dan kompetensi aplikatif terhadap orang atau lembaga yang dilayani. f.

  Otonomi Profesi adalah pekerjaan yang dilakukan secara otonomi atas dasar prinsip-prinsip atau norma-norma yang ditetapkannya hanya dapat diuji atau dinilai oleh rekan-rekannya seprofesi.

  g.

  Kode etik Profesi adalah pekerjaan yang mempunyai kode etik yaitu norma- norma tertentu sebagai pegangan atau pedoman yang diakui serta dihargai oleh masyarakat dan ; h. Klien

  Profesi adalah pekerjaan yang dilakukan untuk melayani mereka yang membutuhkan pelayanan (klien) yang pasti dan jelas subyeknya (Nurdin, 2002:16)

  Profesi menunjukkan lapangan yang kusus dan mensyaratkan studi dan penguasaan pengatahuan kusus yang mendalam, seperti bidang hukum, militer, keperawatan, kependidikan, dan sebagainya. Pekerjaan yang hanya dapat dilakukan mereka kusus dipersiapkan untuk itu dan bukan pekerjaan yang dilakukan oleh mereka karena tidak dapat memperoleh pekerjaan lain. Profesi yang mendalami hukum adalah ahli hukum, seperti jaksa, hakim, dan pengacara.

  Profesi seseorang yang mendalami keperawatan adalah perawat. Sementara itu, sesorang yang menggeluti dunia kependidikan (mendidik dan mengajar) adalah guru, dan berbagai profesi lainnya.

  Berdasarkan definisi dapat ditarik kesimpulan bahwa profesi adalah suatu keahlian (skill) dan kewenangan dalam suatu jabatan tertentun yang mensyaratkan kompetensi (pengetahuan, sikap, dan keterampilan) tertentu secara kusus yang diperoleh dari pendidikan yang akademis dan intensif. Profesi biasanya berkaitan dengan mata pencaharian seseorang dalam memenuhi kebutuhan hidup.

  Dengan demikian, profesi guru adalah keahlian dan kewenangan kusus dalam bidang pendidikan, pengajaran, dan pelatihan yang ditekuni untuk menjadi mata pencaharian dalam memenuhi kebutuhan hidup yang bersangkutan. Guru sebagai profesi berarti guru sebagai pekerjaan yang mensyaratkan kompetensi (keahlian dan kewenangan) dalam pendidikan dan pembelajaran agar dapat melaksanakan pekerjaan tersebut secara efektif dan efisien serta berhasil guna.

  Dalam UU RI No.14 th 2005, pasal 1 ayat 2 bahwa guru sebagai tenaga profesional mengandung arti bahwa pekerjaan guru hanya dapat dilakukan oleh seseorang yang mempunyai kualifikasi akademik, kompetensi, dan sertifikat pendidik sesuai dengan persyaratan untuk setiap jenis dan jenjang pendidikan tertentu. Yang dimaksud dengan guru sebagai agen pembelajaran (lerning agent) adalah peran guru antara lain sebagai fasilitator, motivator, pemacu, perekayasa pembelajaran, dan pemberi inspirasi belajar bagi peserta didik.

  Ada beberapa kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru profesional meliputi kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, kompetensi profesional, dan kompetensi pedagogik. Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, dan berwibawa, sert menjadi teladan peserta didik. Kompetensi sosial yaitu kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan efisien dengan pesrta didik, sesama guru, orang tua, wali peserta didik dan masyarat sekitar.

  Kedua kompetensi tersebut haruslah dijalankan secara bersamaan, karena untuk dapat memiliki kompetensi sosial yang baik diperlukan kompetensi kepribadian yang baik pula.kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial yang dimiliki oleh guru merupakan modal dasar bagi guru dalam menjalankan tugas keguruannya secara profesional. Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran secara luas dan mendalam. Kompetensi profesional berkaitan dengan tugas mengajar guru di kelas.

  Menurut Syafrudin Nurdin dan Basyruddin Usman, kompetensi atau kemampuan yang harus dimiliki seorang guru yaitu:

1. Menguasai bahan yang diajarkan.

  Guru hendaknya mampu dan terampil dalam merumuskan dan mengembangkan indikator, memahami kurikulum dan menguasai bahan pelajaran yang akan di ajarkannya serta senantiasa mengembangkannya dalam arti kemampuan dalam hal ilmu yang dimilikinya. Hal ini sangat menentukan hasil belajar yang dicapai siswa.

  2. Mengelola program belajar mengajar Guru diharapkan menguasai secara mendalam prosedur dan metode dalam program belajar mengajar. Guru harus mampu merancang penggunaan fasilitas pengajaran, dengan kata lain guru harus mampu menyusun satuan pelajaran. Dalam satuan pelajaran disebutkan secara jelas indikatornya, kelengkapan penjabaran bahan ajar (materi, metode, dan penggunaan alat bantu/media) dan penyusunan alat evaluasi.

  3. Mengelola kelas Tujuan umum pengelolaan kelas ialah menyediakan dan menggunakan fasilitas kelas bagi bermacam-macam kegiatan belajar mengajar agar mencapai hasil yang baik. Guru hendaknya dapat menciptakan situasi kelas yang kondusif, sehingga siswa akan merasa nyaman dan senang dalam menerima pelajaran yng diberikan oleh guru.

  4. Menggunakan media atau sumber belajar Media pengajaran adalah alat penyalur pesan pengajaran, baik yang bersifat maupun tidak langsung. Pendayagunakan media atau sumber belajar dapat berupa penggunaan alat(media) buatan guru, pemanfaatan kekayaan alam untuk dijadikan untuk belajar, pemanfaatan perpustakaaan dan lain sebagainya. Guru harus bisa memilih, menggunakan dan merawat dengan baik media belajar tersebut.

  5. Menguasai landasan-landasan kependidikan Dengan menguasai landasan kependidikan, guru memiliki bekala untu dapat menjalankan tugasnya dengan baik.

  6. Mengelola interaksi belajar mengajar Guru harus mampu mendayagunakan seluruh komponen pendidikan yang ada demi kelancaran proses belajar mengajar.

  Interaksi belajar mengajar dapat dilakukan dengan memberikan kegiatan yang sifatnya individu atau kelompok sehingga setiap siswa diharapkan mampu untuk bekerja sama dengan siswa yang lain dan guru.

  7. Menilai prestasi siswa Penilaian prestasi siswa dimaksudkan untuk mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan, penguasaan siswa dalam pelajaran, ketepatan metode mengajar dan mengetahui kedudukan siswa didalam kelas.

  8. Mengenal fungsi dan program bimbingan dan penyuluhan Pelayanan bimbingan dan penyuluhan yang guru lakukan adalah membantu siswa untuk mengenali potensi yang ada pada dirinya, menentukan pilihan-pilihan yang tepat dalam hidupnya dan usaha lain untuk mencapai kebahagiaan siswa.

  9. Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah Pengetahuan guru tidak hanya pengetahuan dalam mengajar tetapi guru juga memebutuhkan pengetahuan lainnya. Dengan melaksanakan tugas administrasi, guru mampu bekerjasama secara terorganisasi dalam pengelolaan sekolah.

  10. Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil-hasil penelitian Tuntunan kompetensi guru dibidang penelitian pendidikan merupakan tantangga bagi guru untuk meningkatkan kualitas keprofesionalnya.

  Dengan menjalankan sepuluh kompetensi tersebut diharapkan guru mampu menjalankan tugas-tugasnya dengan baik, untuk kemudian tentunya guru dapat lebih meningkatkan profesionalismenya.

  Dalam Undang-undang No.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen dijelasktan bahwa kompetensi seorang guru ada empat, yaitu, kompetensi pedagogik, kompetensi pribadi, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial. Selain kriteria diatas, guru profesional juga dituntut untuk mengetahui, memahami, dan melaksanakan kode etik guru Indonesia.

  Guru adalah profesi mulia. Dia memegang peranan signifikan dalam melahirkan satu generasi yang menentukan perjalanan manusia.

  Profesionalitas guru menjadi sebuah keharusan sejarah. Tanpa adanya sebuah profesionalitas, guru terancam tidak mampu mencapai tujuan mulia yang diembannya dalam menciptakan perubahan masa depan. kompetensi guru akan mengantarkannya menjadi guru profesional yang diidamkan oleh anak didik. Secara sederhana, guru yang profesional adalah guru yang mengajar pada mata pelajaran yang menjadi keahliaanya, mempunyai semangat tinggi dalam mengembangkannya, dan mampu menjadi pioneer perubahan ditengah masyarakat..

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SD GUGUS SRIKANDI SEMARANG BARAT

3 36 260

HUBUNGAN PENGELOLAAN KELAS DAN PRESTASI BELAJAR BAHASA INDONESIA PADA SISWA MI MIFTAHUL HUDA LOPAIT KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2007/2008 - Test Repository

0 3 132

USAHA-USAHA GURU AGAMA DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI KELAS II MTs AL MANAR DESA BENER KEC.TENGARAN KAB. SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2006/2007 - Test Repository

0 1 105

HUBUNGAN ANTARA SIKAP HORMAT SISWA TERHADAP GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SDN PUCUNGROTO KE C. KAJORAN KAB. MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010 - Test Repository

0 0 87

PENGARUH KEDISIPLINAN GURU KELAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR ANAK KELAS V DAN VI DI MI MLILIR KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2008 - Test Repository

0 2 92

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA ARAB MELALUI METODE TA 'BIRUSSURAH PADA SISWA KELAS IV MI DARUL ULUM SUGIHAN KEC. TENGARAN KAB. SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010 - Test Repository

0 1 95

UPAYA MENINGKATKAN MINAT BELAJAR ANAK TERHADAP MATA PELAJARAN AKIDAH AKHLAK DENGAN METODE SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS IV MI NEGERI KALIKURMO KEC. BRINGIN KAB. SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2009/2010 - Test Repository

0 0 92

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS POKOK BAHASAN TOKOH SEJARAH PADA MASA KERAJAAN HINDU, BUDHA DAN ISLAM DI INDONESIA MELALUI METODE CARD SORT PADA SISWA KELAS V MI DARUSSALAM LEBAK KEC. BRINGIN KAB. SEMARANG TAHUN 2014 - Test Repository

0 1 159

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR BAHASA INDONESIA MATERI MENULIS KARANGAN BEBAS DENGAN TEHNIK MIND MAPPING PADA SISWA KELAS V MI AL-ITTIHAD SEMOWO KEC. PABELAN KAB. SEMARANG TAHUN 2014/2015 - Test Repository

0 0 176

HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR PAI PADA SISWA SMP NEGERI 1 TEMPURAN KAB. MAGELANG - Test Repository

0 0 90