PERAN AUDIT INTERNAL DALAM MEMINIMALISIR RESIKO PEMBIAYAAN BERMASALAH DI KSPPS BMT AL-HIKMAH UNGARAN TUGAS AKHIR - PERAN AUDIT INTERNAL DALAM MEMINIMALISIR RESIKO PEMBIAYAAN BERMASALAH DI KSPPS BMT AL-HIKMAH UNGARAN - Test Repository

  

PERAN AUDIT INTERNAL DALAM MEMINIMALISIR

RESIKO PEMBIAYAAN BERMASALAH DI KSPPS

BMT AL-HIKMAH UNGARAN

TUGAS AKHIR

  

Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah (A.Md.E.Sy)

Disusun oleh :

RIRIH ELLYS ANGGRAENI

  

NIM 64010150014

PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2018

  

PERAN AUDIT INTERNAL DALAM MEMINIMALISIR

RESIKO PEMBIAYAAN BERMASALAH DI KSPPS

BMT AL-HIKMAH UNGARAN

TUGAS AKHIR

  

Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh

Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah (A.Md.E.Sy)

Disusun oleh :

RIRIH ELLYS ANGGRAENI

  

NIM 64010150014

PROGRAM STUDI DIPLOMA III PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2018

PERSETUJUAN PEMBIMBING

  

LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN KEASLIAN

  

MOTTO

  Tanah yang di gadaikan bisa kembali dalam keadaan lebih berharga, tetapi kejujuran yang pernah digadaikan tidak pernah bisa ditebus kembali ( Muhammad Arwani )

  Harga kebaikan manusia adalah diukur menurut apa yang telah dilaksanakan atau diperbuatnya ( Ali Bin Abi Thalib )

HALAMAN PERSEMBAHAN

  Dengan rasa syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya dan tugas akhir ini saya persembahkan kepada :

  1. Kedua Orang Tua, yang telah memberikan doa, semangat, dan kasih saying yang tiada tara.

  2. Kakak dan kerabat yang selalu memberikan doa, dukungan dan semangat.

  3. Keluarga besar yang memberikan doa dan motivasi yang membangun bagi saya.

  4. Sahabat-sahabat yang telah memberikan doa, semangat, motivasi, bantuan, kritik dan saran.

  5. Seluruh Staf KSPPS BMT Al-Hikmah Ungaran, terima kasih atas semua bantuan yang diberikan.

  6. Teman-teman Diploma III IAIN Salatiga angkatan 2015.

  7. Bapak Dr. Faqih Nabhan, M.M. terima kasih atas bimbingannya mulai awal pembuatan tugas akhir hingga terselesaikannya tugas akhir ini.

  

ABSTRAK

  Anggraeni, Ririh Ellys. 2018. Peran Audit Internal dalam Meminimalisir Resiko

  Pembiayaan Bermasalah di KSPPS BMT Al-Hikmah Ungaran . Tugas

  Akhir Diploma III, Program Studi Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran, kendala-kendala, serta tindak lanjut temuan auditor internal di KSPPS BMT Al-Hikmah Ungaran. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Data dalam penelitian ini di peroleh dari observasi dan wawancara dengan pihak yang terkait dengan KSPPS BMT Al-Hikmah Ungaran.

  Hasil penelitian menunjukan bahwa audit internal berperan penting di dalam KSPPS BMT Al-Hikmah, karena dengan adanya peran audit internal ini dapat membantu dalam strategi antisipasi manajemen untuk meminimalisir pembiayaan bermasalah dan untuk membantu kinerja KSPPS menjadi lebih baik lagi. Agar tidak ada kendala dalam pelaksanaan audit, audit internal dilakukan sesuai dengan ketentuan yang sudah diatur. Pelaksanaan audit dilakukan untuk memperbaiki kinerja maupun laporan keuangan KSPPS agar terhindar dari resiko- resiko yang tidak di inginkan dan KSPPS menjadi lebih baik.

  Kata kunci : Peran Audit Internal, Meminimalisir Resiko, Pembiayaan Bermasalah

KATA PENGANTAR

  Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang penulis memanjatkan puja puji syukur atas kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “PERAN AUDIT INTERNAL DALAM MEMINIMALISIR RESIKO PEMBIAYAAN BERMASALAH DI KSPPS BMT AL-HIKMAH

  ” sebagai syarat memperoleh gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

  Walaupun masih banyak kekurangan dalam penelitian ini, baik dalam penyusunan kata-kata maupun dalam penyajian tetapi penulis telah berusaha untuk memberikan yang terbaik sesuai dengan bimbingan, kritik dan saran dari pembimbing. Dalam kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan banyak bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir di antaranya :

  1. Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

  2. Dr. Anton Bawono, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam IAIN Salatiga.

  3. Ari Setiawan S.Pd.M.M selaku Ketua Program Studi Diploma III Perbankan Syariah IAIN Salatiga.

  4. Bapak Dr. Faqih Nabhan, M.M. selaku pembimbing yang senantiasa meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, pengarahan, pemikiran, dan semangat kepada penulis ditengah kepadatan tugas beliau, semoga Allah mempermudah setiap langkah dan senatiasa melimpahkan kebaikan. Amin.

  5. Ibu Fetria Eka Yudiana, M.Si. selaku DPL magang di KSPPS BMT Al- Hikmah.

  6. Pihak KSPPS BMT Al-Hikmah yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian dengan memberikan informasi dan data kepada penulis yang penulis butuhkan dalam penelitian ini.

  7. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Islam IAIN Salatiga yang telah memberikan bekal ilmu dan motivasi kepada penulis.

  8. Orang tua yang telah memberikan dukungan baik secara material dan non material.

  9. Teman-teman seperjuangan D III Perbankan Syariah 2015, yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

  Semoga Allah SWT memberikan balasan atas segala bantuan yang telah diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini. Penulis berharap bahwa penulis dapat memberikan manfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis khususnya.

  Penulis

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL …………………………………………………………..… i

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Jenis-Jenis Audit

  …………………………………………………16

Gambar 2.2 Jenis- Jenis Auditor……………………………………………….18Gambar 3.3 Struktur Organisasi KSPPS BMT Al-Hikmah

  …………………...42

Gambar 4.4 Laporan Kolektibilitas dan NPF KSPPS BMT Al-Hikmah

  ……...60

  

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Nisbah Bagi Hasil SISUKA ........................................................... 56

DAFTAR LAMPIRAN

  

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam era globalisasi ini perkembangan terjadi sangat pesat di dunia

  perbankan bukan hanya bank syariah dan konvensional saja, tetapi juga lembaga keuangan lainnya misalnya yaitu BMT. Sebagai lembaga bisnis, BMT lebih mengembangkan usahanya pada sektor keuangan yakni simpan pinjam. Usaha ini seperti usaha perbankan, menghimpun dana anggota dan calon anggota serta menyalurkannya kepada sektor ekonomi yang halal dan menguntungkan. Namun demikian, terbuka luas bagi BMT untuk mengembangkan lahan bisnisnya pada sektor rill maupun sektor keuangan lain. Dalam konsep bisnis yang mencakup tentang bisnis keuangan menurut sistem ekonomi Islam, didasarkan pada konsep pembagian baik keuntungan maupun kerugian. Prinsip yang umum adalah siapa yang ingin mendapatkan hasil dari tabungannya, harus juga bersedia mengambil resiko. Kebanyakan orang ataupun perusahaan yang bergerak dalam bidang apapun takut mengambil resiko. Padahal resiko yang diterima dalam praktik dunia perbankan adalah kemungkinan terjadinya serangkaian peristiwa bersifat negatif dan tidak di inginkan terjadi dapat mengakibatkan kegagalan dan bukannya menguntungkan. Tetapi tanpa kegiatan usaha beresiko tersebut, maka tidak akan memperoleh return sebagai imbal hasilnya (Sumiyanto, 2008).

  Bisnis perbankan berkaitan satu sama lain. Tidak ada satu resiko pun yang berdiri sendiri. Inilah yang menjadi satu alasan mengapa BMT sebaiknya, bahkan seharusnya memiliki sebuah sistem bersifat padu atau terintegrasi untuk

  2

  mengelola semua resiko yang timbul dari usahanya. Berbagai definisi dapat diberikan kepada kata resiko itu, namun secara sederhana artinya adalah senantiasa ada kena mengenanya dengan kemungkinan akan terjadi hal buruk yang merugikan, seperti kasus yang biasa terjadi di sektor perbankan yaitu resiko pembiayaan yang bermasalah atau membengkaknya kredit macet, kenaikan tingkat suku bunga, dan lain-lain. Semua itu sangat merugikan kegiatan perbankan sehingga akan menghambat aktivitas yang dilakukan. Oleh karena itu, BMT yang merupakan pendukung dalam meningkatkan kualitas usaha ekonomi pengusaha kecil/ bawah harus mempunyai sistem pengawasan intern untuk mengelola manajemen resiko yang terjadi.

  Selain BMT, dalam Lembaga Keuangan Mikro Syariah yang terdapat di Indonesia yaitu Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPPS). KSPPS adalah lembaga yang bergerak pada kegiatan usaha produktif, menabung, dan kegiatan pembiayaan yang sudah mendapatkan pengesahan oleh Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah. Sedangkan BMT yaitu lembaga keuangan yang menggunakan prinsip syariah.

  Untuk itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul

  

Peran Audit Internal dalam Meminimalisir Resiko Pembiayaan Bermasalah di

  KSPPS BMT AL- HIKMAH UNGARAN” karena dengan adanya peran audit internal ini membantu manajemen dalam menilai proses pengidentifikasian resiko organisasi dan strategi antisipasi manajemen.

  3

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang penelitian yang sudah di jelaskan sebelumnya, dapat dirumuskan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut :

  1. Bagaimana peran audit internal dalam meminimalisir resiko pembiayaan bermasalah di KSPPS BMT Al-Hikmah Ungaran ?

  2. Apa saja kendala-kendala yang terjadi dalam pelaksanaan audit internal di KSPPS BMT Al-Hikmah Ungaran ? 3. Bagaimana tindak lanjut hasil temuan audit internal di KSPPS BMT Al-

  Hikmah Ungaran ? C.

   Tujuan Penelitian

  Tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui bagaimana peran audit internal dalam meminimalisir resiko pembiayaan bermasalah di KSPPS BMT Al-Hikmah Ungaran.

  2. Untuk mengetahui apa saja kendala-kendala yang terjadi dalam pelaksanaan audit internal di KSPPS BMT Al-Hikmah Ungaran.

  3. Untuk mengetahui bagaimana tindak lanjut hasil temuan audit internal di KSPPS BMT Al-Hikmah Ungaran.

D. Manfaat Penelitian a.

  Bagi peneliti 1)

  Untuk menambah wawasan, mengetahui tentang peran dan praktik internal dalam Lembaga Keuangan Mikro Syariah.

  2) Untuk memenuhi syarat kelulusan program studi D3 Perbankan Syariah IAIN Salatiga.

  4

  b.

  Bagi IAIN Salatiga 1)

  Untuk memperkaya literatur penelitian tentang peran audit internal dalam Lembaga Keuangan Mikro Syariah.

  2) Untuk dapat dijadikan referensi tentang Lembaga Keuangan Mikro Syariah.

  c.

  Bagi BMT

1) Untuk menghadapi banyaknya persaingan global di dunia perbankan.

E. Metode Penelitian 1.

  Jenis penelitian Jenis penelitian yang penulis lakukan yaitu penelitian deskriptif kualitatif yang di dasarkan pada pengumpulan data di lapangan. Penelitian kualitatif adalah penelitian tentang riset bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan induktif.

2. Jenis data a.

  Data primer Data primer yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari sumber datanya. Data primer yang digunakan berupa hasil wawancara serta observasi langsung dengan Pihak Manajemen dan Audit Internal di dalam KSPPS BMT Al-Hikmah Ungaran.

  b.

  Data sekunder Data sekunder yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari sumber yang telah ada. Data ini bersumber dari hasil riset jurnal dan buku yang berkaitan dengan penelitian penulis.

  5

  3. Teknik Pengumpulan Data a.

  Riset jurnal dan buku Riset ini yaitu melalui pengumpulan data-data yang diperlukan melalui jurnal-jurnal dan buku yang berkaitan dengan penelitian penulis.

  b.

  Observasi Observasi yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari pengamatan langsung di lapangan. Dalam penelitian ini penulis melakukan pengamatan langsung mengenai peran audit internal dalam meminimalisir resiko pembiayaan bermasalah, kendala-kendala apa saja yang terjadi dalam pelaksanaan audit internal, serta tindak lanjut hasil temuan audit internal di KSPSS BMT Al-Hikmah Ungaran.

  c.

  Wawancara Teknik wawancara (interview) adalah teknik pencarian data/ informasi mendalam yang diajukan kepada responden/ informan dalam bentuk pernyataan lisan. Teknik pengumpulan data ini digunakan penulis untuk mendapatkan keterangan lisan melalui percakapan. Wawancara dilakukan oleh penulis terhadap pihak Manager dan Audit Internal serta pihak lain yang berkaitan dengan penelitian penulis.

  4. Studi Dokumentasi Teknik dokumentasi yaitu penelusuran atau pengolahan data yang telah tersedia. Biasanya berupa data statistik, agenda kegiatan, produk keputusan, dan hal lainnya yang berkaitan dengan penelitian. Teknik pengumpulan data

  6

  ini digunakan penulis untuk mendapatkan data melalui jurnal atau buku yang berkaitan dengan penelitian penulis.

5. Analisis Data Analisis yang dilakukan di dalam penelitian ini lebih bersifat deskriptif.

  Analisis yang berarti interpretasi isi disusun secara sistematis lalu data-data yang diperoleh kemudian penulis analisis untuk mengetahui bagaimana peran audit internal dalam meminimalisir resiko pembiayaan bermasalah, kendala apa saja yang terjadi dalam pelaksanaan audit internal serta tindak lanjut hasil temuan audit internal di KSPPS BMT Al-Hikmah.

F. Sistematika Penulisan

  BAB I Pendahuluan Pendahuluan terdiri dari hal-hal yang berkaitan dan berhubungan dengan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penelitian.

  BAB II Landasan Teori Bab ini terdapat telaah pustaka dan sebagai bab untuk mengantarkan pada pembahasan-pembahasan teori yang digunakan dalam sebuah sistem ekonomi di masyarakat.

  BAB III Laporan Objek Penelitian Bab ini berisi tentang sejarah KSPPS, visi dan misi KSPPS, lokasi dan wilayah perusahaan, produk KSPPS, tujuan, pembagian tugas setiap jabatan, badan hukum dan struktur lembaga.

  7

  BAB IV Analisis Bab ini merupakan inti dari penelitian, di dalamnya memberikan suatu analisis data dari data-data yang telah di teliti. BAB V Penutup Kesimpulan dan saran terhadap penelitian yang dilakukan

BAB II LANDASAN TEORI A. Telaah Penelitian sebelumnya Penelitian Syahril (2013) menyimpulkan bahwa auditor internal

  mempunyai peran yang cukup besar dalam pengelolaan resiko dilembaga keuangan syariah terutama jika auditor internal sudah dapat berperan sebagai penjamin katalis atau kualitas (quality assurance). Diketahui juga bahwa Sistem Pengendalian Intern (SPI) juga mempunyai peran yang cukup besar dalam pengelolaan risiko di lembaga keuangan baik yang bersifat soft control maupun bersifat hardcontrol. Dan diketahui juga bahwa implementasi audit internal berbasis resiko ternyata menunjang proses pengelolaan resiko di Lembaga Keuangan Syariah dengan jalan memfokuskan audit pada risiko paling tinggi yang dihadapi Lembaga Keuangan Syariah.

  Penelitian Khayati (2015) menyimpulkan bahwa adapun peran yang ditunjukan audit internal pembiayaan dalam mengendalikan resiko pembiayaan meliputi peran pemecah masalah, peran kepatuhan, peran negoisator dan peran pengendalian. Peran pemecah masalah ditunjukan dengan dapat menemukan bukti-bukti penyelewengan atau masalah penyaluran pembiayaan yang kemudian diperbaiki agar nasabah pembiayaan tidak terjadi lagi. Peran kepatuhan di tunjukan dengan adanya audit internal dapat meningkatkan ketaatan para petugas pembiayaan terhadap prosedur yang telah ditetapkan dan membuktikan kebenaran dokumen dan laporan penyaluran pembiayaan dengan cara menyesuaikan data penyaluran pembiayaan dengan prosedur yang benar.

  9

  Adapun peran negoisator yaitu peran audit internal sebagai penghubung antara unit pembiayaan dengan manajemen selaku pembina sistem melalui usulan.

  Sedangkan peran pengendalian berupa kinerja auditor dalam inspeksi pembiayaan yang disalurkan audit menggambarkan bahwa audit internal melakukan internal control untuk pengendalian risiko bagi bank yang diaduit dengan terlebih dahulu menemukan masalah-masalah.

  Penelitian Minarni (2013) menyimpulkan bahwa adanya pengawasan pada bank syariah, audit syariah, dan corporate governance tidak berarti menggantikan tugas manajemen bank dan tidak menjamin bank bebas dari krisis, kerugian maupun kebangkrutan. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu human

  

eror, asymetric information, policy dan regulation yang kurang mendukung, dan

reward dan punishment tidak jelas. Dan untuk mewujudkan pengawasan yang

  efektif Bank Indonesia harus melibatkan DSN dan DPS dengan memberikan jaminan independen, insentif yang bernilai dan bertanggung jawab yang jelas.

  Adapun untuk kegiatan Audit Syariah hendaknya dijalankan sesuai mekanisme yang benar dan dengan standar audit AAOFI yang berlaku pada seluruh Lembaga Keuangan Syariah (LKS).

  Penelitian Wardayati (2010) menyimpulkan bahwa adanya hubungan antara hasil kerja seorang auditor intern, profesionalisme auditor intern, auditor intern dan kinerja Lembaga Keuangan Mikro Syariah.

  personality

Personality auditor intern diperkirakan mempengaruhi tinggi rendahnya

  profesionalisme seorang auditor intern tersebut. Selanjutnya profesionalisme

  10

  seorang auditor intern diperkirakan dapat mengetahui tinggi rendahnya hasil kerja seorang auditor intern dan kinerja Lembaga Keuangan Mikro Syariah.

  Penelitian Qonita (2015) menyimpulkan bahwa praktik audit syariah berfokus pada empat masalah utama yaitu kerangka kerja, ruang lingkup, kualifikasi, dan independensi dari auditor syariah. Kerangka kerja bertujuan sebagai acuan bagi auditor melaksanakan pemeriksaan pada perusahaan. Ruang lingkup audit bertujuan untuk memastikan perusahaan telah melaksanakan semua hukum ekonomi termasuk termasuk hukum dan prinsip Islam terkait hal itu.

  Kualifikasi dalam auditor syariah terbagai menjadi dua yaitu keuangan ataupun perbankkan dan syariah. Dan dalam menjalankan tugasnya seorang auditor tidak hanya dituntut memiliki kualifikasi dan keahlian yang memadai namun juga sikap independensi, karena kepercayaan stakenholder pada auditor sangat bergantung pada hal ini. Untuk itu auditor harus independen secara sikap dan mental maupun kelembagaan.

  Penelitian Mulazid (2016) menyimpulkan bahwa sistem pengawasan terhadap kepatuhan syariah harus dilaksanakan dengan baik sesuai prinsip-prinsip kepatuhan, budaya kepatuhan, manajemen resiko, dan kode etik kepatuhan Bank Syariah dan pelaksanaan audit internal di Bank Syariah Mandiri Jakarta harus berjalan dengan efektif agar tidak ditemukan praktik fraud serta praktik-praktik lain yang tidak sesuai dengan prinsip syariah.

  Dari beberapa penelitian diatas maka, beda penelitian ini yaitu penelitian yang dilakukan penulis mengenai peran audit internal dalam meminimalisir resiko pembiayaan bermasalah dan kendala audit selama pelaksanaan audit internal serta

  11

  tindak lanjut dari hasil temuan audit internal di KSPPS dalam resiko pembiayaan bermasalah. Sedangkan penelitian lain seperti riset jurnal yang penulis temukan adalah mengenai pengaruhi tinggi rendahnya profesionalisme seorang auditor internal serta konsep audit pada Lembaga Keuangan Syariah/ Bank Syariah.

B. Kerangka Teori 1. Hakekat Audit

  Menurut Mulyadi & Puradireja (1998) dalam Ulum (2012: 3) audit adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pertanyaan-pertanyaan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai berkepentingan.

  Menurut Arens & Loebbecke (1996) dalam Ulum (2012: 3) menyatakan bahwa audit merupakan proses pengumpulan dan pengevaluasi bahan bukti tentang informasi yang dapat diukur mengenai entitas ekonomi yang dilakukan seorang kompeten dan independen untuk dapat menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi dimaksud dengan kriteria-kriteria yang telah ditetapkan.

2. Pengertian Auditing

  Auditing memberikan nilai tambah bagi laporan keuangan perusahaan, karena angkutan publik sebagai pihak yang ahli dalam independen pada akhir pemeriksaannya akan memberikan pendapat mengenai kewajaran posisi

  12

  keuangan, perubahan ekuitas dan laporan independen arus kas (Agoes, 2012: 2).

  Auditor adalah seseorang yang menyatakan pendapat atas kewajaran dalam semua hal yang material, posisi keuangan hasil usaha dan arus kas yang sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku umum di Indonesia.

  Ditinjau dari sudut profesi akuntan publik, auditor adalah pemeriksaan secara obyektif atas laporan keuangan suatau perusahaan atau organisasi lain dengan tujuan menentukan apakah laporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan atau organisasi tersebut.

  Menurut Mulyadi (2002) dalam Noverio (2011) auditor digolongkan menjadi tiga kategori, yaitu: a)

  Auditor Independen Auditor independen adalah auditor profesional yang menyediakan jasanya kepada masyarakat umum, terutama dalam bidang audit atas laporan keuangan yang dibuat oleh kliennya. Audit tersebut umumnya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan para pemakai informasi keuangan.

  b) Auditor Pemerintah

  Auditor pemerintah adalah auditor profesional yang bekerja di instansi pemerintah yang tugas pokoknya melakukan tugas audit atas pertanggungjawaban keuangan yang ditunjukan kepada pemerintah.

  13

  c) Auditor Intern

  Auditor intern adalah auditor yang bekerja dalam perusahaan (perusahaan negara atau swasta) yang tugas pokoknya adalah menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang di tetapkan oleh manajemen puncak telah di patuhi, menentukan baik atau tidaknya penjagaan terhadap kekayaan organisasi, menentukan efisiensi dan efektivitas kegiatan organisasi serta menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian organisasi.

3. Peran dan Fungsi Auditor

  Auditor memiliki peran yang sangat strategis, banyak pendapat yang menyatakan bahwa auditor akan berguna bagi pihak pengguna laporan keuangan, hasil auditan akan membuat keputusan ekonomi. Auditor berfungsi melindungi pihak yang berkepentingan dengan menyediaan informasi yang relevan dalam pengambilan keputusan, baik bagi pihak luar perusahaan maupun bagi manajemen dalam mendukung pertanggung jawaban kepada pemilik dan memberikan kepastian bahwa laporan keuangan tidak mengandung informasi yang menyesatkan pemakainya.

  Kebutuhan akan laporan keuangan tidak lagi hanya disediakan untuk manajemen dan banker, namun telah meluas ke pihak-pihak lain seperti pemerintah, investor, kreditur dan pemegang saham. Oleh karena itu, perusahaan harus membuat laporan keuangan yang transparan akurat, tepat waktu dan tidak menyimpang dari prinsip akuntansi berterima umum. Peran

  14

  auditor jika dilihat dari segi lingkungan bisnis yang semakin berkembang, maka peran auditorpun semakin luas.

  Auditor harus berperan menjadi moderator bagi perbedaan-perbedaan kepentingan antara berbagai pelaku bisnis dan masyarakat, agar mampu menjalankan peran tersebut, auditor harus bertanggung jawab kepada klien dan pihak ketiga atau secara khusus kepada :

1) Pihak khusus (parties in privity) seperti klien.

  2) Pihak yang diuntungkan (primary beneficiaries) seperti direktur

  3) Pihak-pihak terbatas (foreseen and limited classes) seperti pihak- pihak yang memerlukan laporan audit dalam melakukan bisnis.

  4) Pihak-pihak foreseeable (foreseeable parties) seperti investor

  5) Peran dan tanggung jawab auditor diatur dalam Standar Profesi

  Akuntan Publik (SPAP) yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia ataupun Statement Auditing Standarts Board (ASB).

  Peran dan tanggung jawab auditor sebagai berikut (Mulyadi, 2002) : a.

  Tanggung jawab mendeteksi dan melaporkan kecurangan, kekeliruan dan ketidak beresan. Dalam SPAS seksi 316 pendeteksian terhadap kekeliruan dan ketidakberesan dapat berupa kekeliruan pengumpulan dan pengolahan data akuntansi, kesalahan penafsiran prinsip akuntansi tentang jumlah, klasifikasi dan cara penyajian, penyajian laporan keuangan yang menyesatkan serta penyalahgunaan aktiva.

  b.

  Tanggung jawab mempertahankan sikap independensi dan konflik.

  SPAP seksi 220 harus bersikap jujur, bebas dari kewajiban klien tid

  15 meak mempunyai kepentingan dengan klien baik terhadap manajemen

  maupun pemilik. Disamping itu sikap mempertahankan indepensi dan penuh integritas serta bebas dari hubungan-hubungan tertentu dalam wujud mempertahankan fakta (independent infact) dan menghindari pihak luar merugikan independensinya (independent in appearasce).

  c.

  Tanggung jawab mengkonfirmasikan informasi yang berguna tentang sifat dan hasil proses audit. SPAP seksi 341 menyatakan bahwa hasil evaluasi yang dilakukan, mengindikasikan adanya ancaman terhadap kelangsungan hidup perusahaan, auditor wajib mengevaluasi rencana manajemen untuk memperbaiki kondisi tersebut. Bila ternyata tidak memuaskan, auditor boleh tidak memberikan pendapat dan perlu diungkapan.

  d.

  Tanggung jawab menemukan tindakan melanggar hukum dari klien.

4. Jenis-jenis Audit

  Secara umum dalam angkutan non publik, audit dibedakan dalam tiga yaitu audit laporan keuangan (financial statement audit), audit operasional (operation audit), dan audit ketataan (compliance audit) (Ulum, 2012: 5).

  a.

  Audit laporan keuangan bertujuan menentukan laporan keuangan secara keseluruhan merupakan informasi terukur yang akan di verifikasi telah disajikan sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu. Umumnya, kriteria itu adalah prinsip akuntansi yang berlaku umum. Sering kali juga dilakukan audit laporan keuangan yang di susun

  16

  berdasarkan basis kas atau basis akuntansi lainnya sesuai dengan kebutuhan organisasi yang bersangkutan.

  b.

  Audit operasional merupakan penelaah atas bagian maupun prosedur dan metode operasi suatu organisasi untuk menilai efisiensi dan evektifitasnya Umumnya pada saat selesainya audit operasional, auditor akan memberikan saran kepada manajemen untuk memperbaiki jalannya operasi perusahaan. Tujuan audit operasional adalah untuk mengevaluasi kinerja, mengidentifikasi kesempatan untuk peningkatan dan membuat rekomendasi untuk perbaikan atau tindakan lebih lanjut.

  c.

  Audit ketaatan bertujuan mempertimbangkan apakah audit (klien) telah mengikuti prosedur atau aturan tertentu yang telah ditetapkan pihak yang memiliki orientasi lebih tinggi (Ulum, 2012: 6).

Gambar 2.1 Jenis-Jenis Audit

  Sumber : Ulum, 2012

  17

  Sedangkan dari sisi aditor, dikenal istilah eksternal auditor (akuntan publik), internal auditor, dan governmental auditor. Eksternal auditor atau juga disebut dengan akuntan publik adalah akuntan yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik (KAP). Jasa yang diberikan mencakup berbagai jenis audit. Untuk bisa menjadi seorang akuntan publik yang memiliki KAP sendiri, harus memiliki izin dari Departemen Keuangan yang ditunjukan dengan bukti kepemilikan nomor register.

  Akuntan Publik merupakan auditor eksternal bekerja dan memperoleh imbalan (fee) berdasarkan kontrak dengan pihak perusahaan tertentu.

  Sedangkan internal auditor adalah akuntan yang bekerja pada perusahaan dan ditempatkan sebagai auditor. Statusnya karyawan dan dibayar oleh perusahaan. Biasanya bertugas melakukan compliance audit dan

  

operational audit. Sementara governmental auditor adalah auditor yang

  bekerja pada sektor pemerintah (di Indonesia misalnya pada BPKP-Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan dan BPK-Badan Pemeriksa Keuangan). Karena bekerja pada sektor pemerintah, maka statusnya merupakan PNS dan digaji oleh negara. Govermental Auditor melakukan semua jenis pekerjaan audit, baik laporan keuangan, audit kepatuhan, maupun audit operasional (Ulum, 2012: 7).

  18

Gambar 2.2 Jenis-Jenis Auditor

  Sumber : Ulum, 2012 5.

   Audit Internal

  Audit internal telah berkembang dari sekedar profesi yang hanya memfokuskan diri pada masalah-masalah teknis akuntansi menjadi profesi yang memiliki orientasi memberikan jasa bernilai tambah bagi manajemen. Pada awalnya audit internal berfungsi sebagai “adik” dari profesi auditor eksternal, dengan pusat perhatian pada penilaian atas keakuratan angka-angka keuangan. Namun saat ini audit internal telah memisahkan diri menjadi disiplin ilmu yang berbeda dengan pusat perhatian yang lebih luas.

  Audit internal modern menyediakan jasa-jasa mencakup pemeriksaan dan penilaian kontrol, kinerja, resiko, dan tata kelola (governance)

  19

  perusahaan publik maupun privat. Aspek keuangan hanyalah salah satu aspek saja dalam lingkup pekerjaan audit internal. Dulunya auditor internal pernah dianggap sebagai “lawan” pihak manajemen. Sekarang auditor internal mencoba menjalin kerja sama yang produktif dengan klien melalui aktivitas- aktivitas yang memberikan nilai tambah bagi perusahaan (Lawrence, 2009: 3).

  Menurut Lawrence (2009) Arti internal audit adalah proses penilaian yang dilaksanakan secara berurutan dan bersifat obyektif yang dilaksanakan oleh auditor internal kepada aktivitas operasional dan kontrol yang berbeda di dalam organisasi. Audit internal dilaksanakan untuk menetapkan apakah : a.

  Informasi mengenai finansial dan operasional perusahaan sudah tepat dan dapat dipercaya.

  b.

  Kemungkinan hambatan yang akan dihadapi perusahaan telah diketahui dan diminimalisasi.

  c.

  Peraturan eksternal perusahaan dan kebijakan di internal dapat diterima dan dipatuhi.

  d.

  Aktivitas operasional sudah memuaskan.

  e.

  Penggunaan sumber daya perusahaan di pakai secara efektif dan efisien.

  Tujuan organisasi/ perusahaan diraih secara efektif. Hal ini di diskusikan dengan pihak manajemen dan memberikan bantuan berupa saran kepada anggota untuk menjalankan tugas seefektif mungkin.

  20

  6. Tujuan dan Ruang Lingkup Audit Internal

  Menurut Robert (2005: 1) bahwa fungsi audit internal berfungsi sebagai mata dan telinga manajemen, karena , manajemen butuh kepastian bahwa semua kebijakan yang telah ditetapkan tidak akan dilaksanakan secara menyimpang. Sedangkan tujuan audit internal adalah membantu para anggota organisasi agar mereka dapat melaksanakan tanggung jawabnya secara efektif. Untuk hal tersebut, auditor intern akan memberikan berbagai analisis, penilaian, rekomendasi, petunjuk dan informasi sehubungan dengan kegiatan yang diperiksa. Tujuan pemeriksaan mencakup pula usaha mengembangkan pengendalian yang efektif dengan biaya yang wajar.

  Tujuan utama pengendalian intern menurut Tugiman (2006: 44) adalah menyakinkan keandalan (reliabilitas dan integritas) informasi, kesesuaian dengan berbgai kebijaksanaan, rencana, prosedur, dan ketentuan perundang-undangan, perlindungan terhadap harta organisasi, penggunaan sumber daya yang ekonomis dan efisien, serta tercapainya berbagai tujuan dan sasaran yang telah ditetapakan.

  Ruang lingkup Audit internal yaitu menilai keefektifan sistem pengendalian intern, pengevaluasian terhadap kelengkapan dan keefektifian sistem pengendalian internal yang dimiliki organisasi, serta kualitas pelaksanaan tanggung jawab yang diberikan.

  7. Tahap Pelaksanaan Audit Internal

  Tahapan-tahapan dalam pelaksanaan kegiatan audit internal menurut Tugiman (2006: 53) adalah sebagai berikut :

  21

  a) Perencanaan Audit

  Tahap perencanaan audit merupakan langkah paling awal dalam melaksanakan kegiatan audit intern, perencanaan dibuat bertujuan untuk menentukan objek yang akan diaudit/ prioritas audit, arah dan pendekatan audit, perencanaan alokasi sumber daya dan waktu, dan merencanakan hal- hal lainnya yang berkaitan dengan proses auditing.

  Perencanaan haruslah di dokumentasikan dan harus meliputi : 1.)

  Penetapan tujuan audit dan lungkup pekerjaan 2.)

  Memperoleh informasi dasar (background information) tentang kegiatan-kegiatan yang diperiksa 3.)

  Penentuan berbagai tenaga yang diperlukan untuk melaksanakan audit 4.)

  Pemberitahuan kepada para pihak yang dipandang perlu 5.)

  Melaksanakan survey untuk mengenali kegiatan yang diperlukan, resiko-resiko dan pengawasan-pengawasan.

  6.) Penulisan program audit

  7.) Menentukan bagaimana, kapan dan kepada siapa hasil-hasil audit akan disampaikan

  8.) Memperoleh persetujuan bagi rencana kerja audit

  b) Penguji dan pengevaluasi informasi

  Proses penguji dan pengevaluasian informasi adalah sebagai berikut : 1.)

  Dikumpulkannya berbagai informasi tentang seluruh hal yang berhubungan tujuan-tujuan pemeriksaan dan lingkup kerja.

  22

  Laporan mencantumkan berbagai rekomendasi 5.)

  untuk memastikan bahwa terhadap temuan-temuan pemeriksaan yang dilaporkan telah dilakukan tindakan yang tepat.

  up)

  Audit internal terus menerus meninjau/ melakukan tindak lanjut (follow

  d) Tindak lanjut hasil pemeriksaan

  Pimpinan audit intern mereview dan menyetujui laporan audit

  Pandangan dari pihak yang diperiksa tentang berbagai kesimpulan dalam laporan pemeriksaan 6.)

  Laporan harus objektif, jelas, singkat, terstruktur dan tepat waktu 4.)

  2.) Informasi haruslah mencukupi, kompeten, relevan dan berguna untuk membuat suatu dasar yang logis bagi temuan audit dan rekomendasi-rekomendasi.

  Pemeriksaan intern terlebih dahulu mendiskusikan kesimpulan dan rekomendasi 3.)

  Laporan tertulis yang ditandatangani oleh ketua audit intern 2.)

  Audit internal harus melaporkan hasil audit yang dilaksanakan yaitu : 1.)

  c) Penyampaian hasil pemeriksaan

  5.) Dibuat kertas kerja pemeriksaan

  4.) Dilakukannya pengawasan terhadap pengumpulan, penganalisaan, penafsiran dan pembuktian kebenaran informasi

  3.) Adanya prosedur-prosedur audit, termasuk tehnik-tehnik pengujian

  Audit internal harus memastikan apakah suatu tindakan korektif telah dilakukan dan memberikan berbagi hasil yang diharapkan, ataukah

  23

  manajemen senior atau dewan telah menerima resiko akibat tidak dilakukannya tindakan korektif terhadap berbagai temuan yang dilaporkan.

8. Pengertian Pembiayaan a. Pengertian Pembiayaan

  Pengertian pembiayaan menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 tahun 1998 pasal ayat 12 yaitu penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang di biayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waku yang tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.

  Menurut Sumiyanto (2008: 165), pembiayaan adalah aktivitas menyalurkan dana yang terkumpul kepada anggota pengguna dana.

  Memilih jenis usaha yang di biayai agar diperoleh jenis usaha yang produktif, menuntungkan, dan dikelola oleh anggota yang jujur dan bertanggung jawab.

  Secara teknis bank memberikan pendanaan atau pembiayaan untuk mendukung investasi atau berjalannya suatu usaha yang telah direncanakan antara kedua belah pihak dengan kesepakatan bagi hasil di dalamnya. Pada bank konvensional kegiataan pembiayaan dikenal dengan istilah kredit.

  Kredit merupakan penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi

  24

  utangnya setelah jangka waktu dengan pemberian bunga (Kasmir, 2002: 92).

  Menurut Kasmir (2012: 101), secara umum dapat dijelaskan prosedur pemberian kredit oleh badan hukum sebagai berikut : a.

  Pengajuan berkas-berkas Pengajuan berkas ini berisi antara lain sebagai berikut :

  1) Latar belakang perusahaan

  Berisi riwayat hidup singkat perusahaan, jenis bidang usaha, identitas perusahaan, nama pengurus berikut pengetahuan dan pendidikannya, perkembangan perusahaan dan relasinya dengan pihak-pihak pemerintah dan swasta.

  2) Maksud dan tujuan

  Pembiayaan diajukan apakah untuk memperbesar omset penjualan atau meningkatkan kapasitas produksi, atau mendirikan pabrik baru serta tujuan lainnya. 3)

  Besarnya kredit dan jangka waktu Dalam hak ini pemohon menentukan jumlah kredit yang ingin diperoleh dan jangka waktu kreditnya. Penilaian kelayakan besarnya kredit dan jangka waktunya dapat kita lihat dari cash flow serta laporan keuangan (neraca dan laporan laba rugi) tiga tahun terakhir, jika hasil analisis tidak sesuai dengan permohonan, maka pihak bank tetap berpedoman terhadap hasil analisis mereka dalam

  25

  memutuskan jumlah kredit dan jangka waktu kredit yang layak diberikan kepada si pemohon.

  4) Cara pemohon mengembalikan kredit

  Penjelasan secara rinci cara nasabah dalam mengembalikan pinjamannya apakah dari hasil penjualan atau cara-cara lain.

  5) Jaminan Kredit

  Hal ini merupakan jaminan untuk menutupi segala resiko terhadap kemungkinan macetnya suatu kredit baik ada unsur kesengajaan atau tidak. Penilaian jaminan kredit haruslah teliti jangan sampai terjadi sengketa palsu, dan sebagainya. Biasanya jaminan di ikat oleh asuransi tertentu.

  b.

  Penyelidikan berkas pinjaman Tujuan penyelidikan berkas ini adalah untuk mengetahui apakah berkas yang diajukan sudah lengkap sesuai persyaratan dan sudah benar. Jika menurut pihak perbankan belum lengkap atau cukup, maka nasabah di minta untuk segera melengkapinya dan apabila sampai batas tertentu nasabah tidak sanggup melengkapi kekurangan maka, sebaiknya permohonan kredit dibatalkan.

  c.

  Wawancara I Tahap wawancara pertama ini dilakukan dengan penyidikan kepada calon peminjam dengan langsung berhadapan dengan calon peminjam. Untuk meyakinkan apakah berkas-berkas

  26

  tersebut sesuai dan lengkap seperti yang bank inginkan dan kebutuhan nasabah sebenarnya.

  d.

  On the spot

  On the spot merupakan kegiatan pemeriksaan ke lapangan dengan meninjau berbagai obyek yang akan dijadikan usaha atau jaminan.

  Hasil on the spot ini di cocokan dengan hasil wawancara I. Pada saat melakukan kegiatan ini sebaiknya jangan diberitahu kepada nasabah, agar apa yang kita lihat saat melakukan kegiatan ini sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.

  e.

  Wawancara II Wawancara II ini mencakup perbaikan berkas, jika mungkin ada kekurangan saat dilakukannya on the spot di lapangan.

  f.

  Keputusan kredit.

  Keputusan kredit adalah menentukan apakah kredit akan diberikan atau ditolak.

  g.

  Penandatanganan akad kredit dan perjanjian Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari diputuskannya kredit.

  h.

  Realisasi kredit Realisasi kredit diberikan setelah penandatanganan surat yang diperlukan dengan membuka rekening giro atau tabungan di bank yang bersangkutan.

  27

  i.

  Penyaluran dana Pencairan atau pengambilan uang dari rekening sebagai realisasi dari pemberian kredit dan dapat diambil sesuai ketentuan dan tujuan kredit sekaligus atau secara bertahap.

b. Unsur-unsur dalam Pembiayaan

  Setiap pemberian pembiayaan sebenarnya jika dijabarkan secara mendalam mengandung beberapa arti. Jadi jika kita bicara pembiayaan maka termasuk dalam unsur-unsur yang ada di dalamnya. Menurut Ali (2008: 46), unsur-unsur dalam pembiayaan yakni sebagai berikut :

  1. Kepercayaan Kepercayaan yang dimaksud dalam hal ini yaitu kepercayaan yang diberikan kepada debitur baik dalam bentuk uang, jasa maupun barang akan benar-benar dapat diterima kembali oleh bank dalam jangka waktu yang telah ditentukan.

  2. Kesepakatan Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing- masing pihak menandatangani hak dan kewajiban. Kesepakatan penyaluran pembiayaan dituangkan dalam akad pembiayaan yang ditanda tangani oleh kedua belah pihak, yaitu bank dan nasabah.

  3. Jangka waktu Setiap pembiayaan yang diberikan mempunyai jangka waktu masing- masing sesuai dengan kesepakatan. Jangka waktu ini mencakup waktu

  28

  pengambilan pembiayaan yang telah disepakati. Dapat dipastikan bahwa tidak ada pembiayaan yang tidak memiliki jangka waktu.

  4. Risiko Dalam memberikan pembiayaan kepada perusahaan, bank tidak selamanya mendapatkan keuntungan, bank juga bisa mendapatkan resiko kerugian. Seperti ketika terjadinya side streaming, lalai dan kesalahan yang di sengaja maupun penyembunyian keuntungan oleh nasabah. Suatu resiko ini muncul karena ada tenggang waktu pengembalian.

  5. Balas jasa Balas jasa merupakan keuntungan atas pemberian suatu pembiayaan atau jasa yang lebih dikenal dengan istilah bagi hasil pada lembaga keuangan syariah. Balas jasa dalam bentuk bagi hasil dan biaya administrasi ini merupakan keuntungan bank.

Dokumen yang terkait

ANALISIS KINERJA DEVISI PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT RAMADANA - Test Repository

0 0 101

ANALISIS PERAN AUDIT INTERNAL DALAM MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN DI BMT TARUNA SEJAHTERA TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah (A.Md.E.Sy)

0 0 141

ANALISIS PENERAPAN PEMBIAYAAN QARDHUL HASAN DI BMT SH@R’IE UNGARAN - Test Repository

0 0 105

ANALISIS PERAN STRATEGIS PEREMPUAN PADA KSPPS BMT TUMANG KANTOR PUSAT BOYOLALI TUGAS AKHIR - ANALISIS PERAN STRATEGIS PEREMPUAN PADA KSPPS BMT TUMANG KANTOR PUSAT BOYOLALI - Test Repository

0 1 147

ANALISIS PENYELESAIAN PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BMT TARUNA SEJAHTERA UNGARAN TUGAS AKHIR - Analisis Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah di BMT Taruna Sejahtera Ungaran - Test Repository

1 10 103

ANALISIS PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) ARTHA AMANAH UMMAT UNGARAN TUGAS AKHIR - ANALISIS PEMBIAYAAN BERMASALAH DI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH (BPRS) ARTHA AMANAH UMMAT UNGARAN - Test Repository

1 10 73

ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAH DI BMT TUMANG TUGAS AKHIR - ANALISIS PENANGANAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAH DI BMT TUMANG - Test Repository

0 2 113

PERAN AUDIT INTERNAL DALAM RANGKA MEMINIMALISIR TINGKAT KESALAHAN TELLER DI KSPPS BMT TUMANG CABANG SALATIGA - Test Repository

0 0 99

REALISASI PEMBIAYAAN IJARAH PADA BMT FAJAR MULIA KANTOR OPERASIONAL UNGARAN TUGAS AKHIR - REALISASI PEMBIAYAAN IJARAH PADA BMT FAJAR MULIA KANTOR OPRERASIONAL UNGARAN - Test Repository

0 3 95

TUGAS AKHIR - STRATEGI PENCEGAHAN DAN PENANGANAN PEMBIAYAAN MURABAHAH BERMASALAH DI BMT TEKUN KARANGGEDE TAHUN 2011 - Test Repository

0 1 81