ANALISIS PERAN AUDIT INTERNAL DALAM MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN DI BMT TARUNA SEJAHTERA TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah (A.Md.E.Sy)

  

ANALISIS PERAN AUDIT INTERNAL DALAM

MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN

DI BMT TARUNA SEJAHTERA

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah (A.Md.E.Sy)

  

DISUSUN OLEH

YUDHA PRASETIYO

NIM : 64010150035

PROGRAM STUDI D III PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

  

ANALISIS PERAN AUDIT INTERNAL DALAM

MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN

DI BMT TARUNA SEJAHTERA

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah (A.Md.E.Sy)

  

DISUSUN OLEH

YUDHA PRASETIYO

NIM : 64010150035

PROGRAM STUDI D III PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

  

HALAMAN PENGESAHAN

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

  

~ MOTTO ~

Jadilah seperti berlian hitam, meskipun berwarna hitam maka akan tetap dicari

   karena memiliki aspek estetika dan nilai kualitas yang tinggi”

  ~ PERSEMBAHAN ~ “Sebagai Ungkapan Rasa Syukurku dan Tanda Bukti Kepada Orang Tuaku”

  

Tugas Akhir ini pertama saya persembahkan kepada Allah SWT, karena atas izin dan

karunia-Nya maka Tugas Akhir ini dapat dibuat dan selesai pada waktunya,kedua untuk Ibuku tercinta Ibu Supriyati, Bapakku tersayang Bapak Suparmin (Alm), Tanteku terkasih Tante Rismiyati, Nenekku terbaik Nenek Soegiyem, Saudaraku,

  Dosen-dosenku terutama Pembimbingku, Pengelola BMT Taruna Sejahtera, dan

  

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

  Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan Tugas Akhir ini bisa terselesaikan tepat waktu. Semua ini tak lepas dari dukungan, bantuan dan bimbingan dari semua pihak yang terlibat dalam penulisan karya ilmiah ini. Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi kita yakni Nabi Muhammad SAW, beserta keluargannya, para sahabat, tabi’in dan tabiat serta kepada kita semua umatnya.

  Tugas Akhir ini disusun sebagai syarat meraih gelar ahli Madya Ekonomi Syariah pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga dengan judul “ANALISIS PERAN AUDIT INTERNAL DALAM MANAJEMEN RISIKO PEMBIAYAAN DI BMT TARUNA SEJAHTERA”. Penulis mengakui bahwa semua ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari semua pihak yang terlibat dalam penyusunan Tugas Akhir ini. Karena itulah penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang secara langsung dan tidak langsung telah membantu. Ungkapan terimakasih terkadang tidak bisa mewakili kata-kata, hingga kiranya penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kedua orang tuaku, Ibu (Supriyati) dan Bapak (Alm. Suparmin) beserta saudara

  yang telah senantiasa mendoakan, membimbing, mengarahkan, memberi

  2. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

  3. Bapak Dr. Anton Bawono, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga.

  4. Bapak Ari Setiawan, S.Pd., M.M selaku Ketua Prodi Jurusan D-III Perbankan Syariah.

  5. Bapak Qi Mangku Bahjatulloh, Lc. M.Si. selaku Dosen Pembimbing Akademik.

  6. Bapak Dr. Faqih Nabhan, M.M. selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir yang senantiasa sabar membimbing dan mendukung penulis dalam segala bentuk keluh kesah selama penelitian.

  7. Bapak Taufikur Rahman, S.E., M.Si. selaku Dosen pembimbing magang di BMT Taruna Sejahtera.

  8. Segenap Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga, khususnya Program Studi Perbankan Syariah D-III yang telah memberikan bekal berbagai teori, ilmu pengetahuan dan pengalaman yang sangat bermanfaat bagi penulis.

  9. Seluruh staff dan karyawan di lingkungan IAIN Salatiga khususnya Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam atas segala bentuk bantuannya.

  10. Segenap Karyawan BMT Taruna Sejahtera baik Kantor Pusat maupun Kantor Cabang Tuntang yang telah membantu kelancaran kegiatan penelitian ini.

  11. Sahabat-sahabat seperjuangan yang menimba ilmu di IAIN Salatiga, khususnya pada Jurusan D-III Perbankan Syariah kelas A dan Kelas B angkatan Tahun 2015

  12. Tidak lupa penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang dengan senang hati telah membantu dan terlibat, baik dalam kelancaran pelaksanaan kegiatan penelitian maupun dalam penyelesaian penyususnan laporan penelitian ini.

  Semoga Allah SWT membalas semua amal baik mereka dengan imbalan yang lebih baik dari yang mereka berikan kepada penulis dan senantiasa diberikan kesehatan, keselamatan dan dilindungi Allah SWT dengan ciptaan-Nya. Penulis menyadari bahwa penulisan dari Tugas Akhir ini jauh dari kata sempurna tapi penulis akan berusaha untuk membuatnya menjadi mendekati sempurna. Saran dan kritik yang diberikan sangat berharga dan membantu dalam proses penelitian selanjutnya.

  Oleh karena itu, dengan senang hati penulis menerima kritik serta saran yang bersifat membangun. Semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi peneliti dan bagi pembaca pada umumnya.

  Wassalamualaikum Wr. Wb.

  Salatiga, 18 Juli 2018 Penulis, Yudha Prasetiyo NIM. 64010 15 0035

  

ABSTRAK

  Prasetiyo, Yudha. 2018. Analisis Peran Audit Internal dalam Manajemen Risiko

  Pembiayaan di BMT Taruna Sejahtera. Tugas Akhir, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Program Studi D III Perbankan Syariah IAIN Salatiga.

  Pembimbing: Dr. Faqih Nabhan, M.M. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan tentang bagaimana

  Standar Operasional Prosedur (SOP) Audit Internal dalam manajemen risiko pembiayaan, bagaimana mekanisme audit internal dalam manajemen risiko pembiayaan, dan bagaimana peranan audit internal dalam mengendalikan risiko pembiayaan di BMT Taruna Sejahtera. Model penelitian kualitatif bersifat deskriptif dengan jenis penelitian studi kasus pada objek yang diteliti. Sumber data yang digunakan meliputi data primer dan data sekunder. Pengumpulan data penelitian dilakukan dengan wawancara kepada informan yaitu audit internal, manajer pusat, supervisor dan kepala kas kantor cabang tuntang.

  Berdasarkan analisis data menunjukkan bahwa Standar Operasional Prosedur (SOP) Audit Internal dalam manajemen risiko pembiayaan pada BMT Taruna Sejahtera yakni mengenai prosedur fungsi utama, tanggung jawab, tugas pokok dan wewenang audit internal dalam manajemen risiko pembiayaan. Mekanisme Audit Internal dalam manajemen risiko pembiayaan di BMT Taruna Sejahtera meliputi tahap persiapan audit, tahap penyusunan program audit, tahap pelaksanaan penugasan audit, tahap pelaporan audit, tahap tindak lanjut audit dan tahap dokumentasi serta administrasi. Adapun untuk Peran Audit Internal dalam manajemen risiko pembiayaan diklasifikasikan dalam peran pemecah masalah, peran kepatuhan dan peran pengendalian yang diantaranya tertuang dalam laporan audit.

  

Kata Kunci: Audit Internal, Manajemen Risiko, Pembiayaan di BMT Taruna

  Sejahtera

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ………………………….…………………………………..i

  

  

  

  

  BAB III

  

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Struktur Organisasi BMT Taruna Sejahtera ................................... 40

  

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Jumlah Pembiayaan Berdasarkan Nilai Kolektibilitas .................... 95Tabel 4.2 NPF BMT Taruna Sejahtera Tahun 2014-2016 .............................. 96

DAFTAR LAMPIRAN

  Pernyataan Keaslian Tulisan dan Kesediaan Publikasi Lembar Declaration Lampiran 3 Lembar Konsultasi Tugas Akhir Lampiran 4 Lembar SKK Browsur Mengenai BMT Taruna Sejahtera Lampiran 6 Browsur Mengenai Rejeki Nomplok Simpanan Amanah Lembar Proposal Penelitian Tugas Akhir Lampiran 8 Laporan Kolektibilitas Pembiayaan Tahun 2014-2015 Lampiran 9 Laporan Kolektibilitas Pembiayaan Tahun 2015-2016 Lampiran 10 Surat Bukti Wawancara dengan Bapak Yahsun Lampiran 11 Surat Bukti Wawancara dengan Bapak Muher Lampiran 12 Surat Bukti Wawancara dengan Mbak Maftria Lampiran 13 Surat Bukti Wawancara dengan Mbak Novi Lampiran 14 Surat Bukti Wawancara dengan Bapak Hadi Lampiran 15 Surat Keterangan Magang di BMT Taruna Sejahtera

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Meningkatnya perekonomian saat ini banyak orang berlomba-lomba

  bersaing untuk mengembangkan bisnis. Pada kenyataanya pelaku bisnis tersebut kesulitan dalam persoalan dana untuk tambahan modal usahanya.

  Beberapa dari mereka mengajukan pembiayaan di Lembaga Keuangan Mikro Syariah.

  Namun proses pemberian pembiayaan di Lembaga Keuagan Mikro Syariah seperti Bank maupun BMT tidak semudah dulu. Kini terdapat beberapa tahapan yaitu dimulai dari tahap inisiasi, dimana saat bank menerima permohonan nasabah atau memberikan penawaran kepada nasabah, tahap analisis pembiayaan, tahap monitoring, manajemen portofolio pembiayaan dan tahap penyelesaian atau restrukturasi bila pembiayaan menjadi bermasalah.

  Dalam memberikan pembiayaan senantiasa dihadapkan pada risiko- risiko. Sebagaimana tertera dalam penjelasan pasal 37 Undang-Undang No.

  21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah menjelaskan bahwa pembiayaan berdasarkan prinsip syariah yang diberikan oleh bank mengandung risiko, sehingga dalam pelaksanaannya bank harus memperhatikan asas-asas maupun pembiayaan berdasarkan prinsip syariah yang sehat. Bank yang tidak memperhatikan asas-asas pembiayaan yang sehat dalam menyalurkan pembiayaannya, akan terkena berbagai risiko yang harus ditanggungnya antara lain: utang/kewajiban pokok pembiayaan tidak dibayar, margin/bagi hasil/fee tidak dibayar, membengkaknya biaya yang dikeluarkan dan turunnya kesehatan pembiayaan. Risiko-risiko tersebut dapat mengakibatkan timbul pembiayaan bermasalah Non Permorming Financing (NPF) yang dapat disebabkan oleh faktor ekstern maupun intern bank (Faturrahman, 2012: 72- 73).

  Penerapan manajemen risiko sangat diperlukan karena bank berada dalam bisnis berisiko tinggi, dimana bank dalam menjalankan usahanya melakukan penawaran jasa-jasa keuangan, bank juga harus mengambil atau menerima dan mengelola berbagai jenis risiko keuangan secara efektif agar dampak negatifnya tidak terjadi. Oleh karena itu, agar terciptanya kondisi bank yang sehat dan baik maka perlu diterapkannya manajemen risiko dengan melakukan audit yang dilaksanakan oleh auditor internal.

  Salah satu kasus yang ditemukan auditor pembiayaan menyebutkan adanya kasus berupa side streaming yang disebabkan oleh lemahnya

  

monitoring pasca pembiayaan, sehingga penggunaan dana pembiayaan tidak sesuai dengan tujuan awal pembiayaan. pembiayaan. Audit Internal pembiayaan bertanggung jawab pada pengendalian risiko-risiko yang dapat menjadikan pembiayaan bermasalah.

  Dalam menemukan kasus-kasus seperti pada pembiayaan tersebut, audit internal tidak jarang akan langsung menginterogasi pegawai BMT bagian pembiayaan maupun melihat langsung kondisi nasabah. Setelah mendatangi pihak bank dan nasabah pembiayaan yang bermasalah, audit internal melakukan penilaian, evaluasi hasil dan memberikan masukan komentar pada manajemen bank perihal tindakan apa yang perlu dilakukan.

  Posisi audit internal ini menjadi penting sebagaimana fungsi dan tanggung jawabanya dalam mengevaluasi pembiayaan yang disalurkan agar tidak menjadi bermasalah hingga merugikan bank.

  Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk mengkaji tentang

  “Analisis Peran Audit Internal dalam Manajemen Risiko Pembiayaan di BMT Taruna Sejahtera". Penelitian ini bukan hanya

  penting, namun juga sangat relevan bagi perkembangan lembaga keuangan syariah, khusunya BMT Taruna Sejahtera selanjutnya.

B. Rumusan Masalah

  Agar pembahasan penelitian ini dapat terperinci dan terarah sesuai dengan latar belakang permasalahkan diatas, rumusan masalah yang

  1. Bagaimana Standar Operasional Prosedur (SOP) audit internal dalam manajemen risiko pembiayaan di BMT Taruna Sejahtera?

  2. Bagaimana mekanisme audit internal dalam manajemen risiko pembiayaan di BMT Taruna Sejahtera?

  3. Bagaimana peran audit internal dalam manajemen risiko pembiayaan di BMT Taruna Sejahtera? C.

   Tujuan Penelitian

  Berdasarkan perumusan masalah yang telah penulis paparkan di atas, penelitian ini bertujuan untuk:

  1. Untuk mengetahui Standar Operasional Prosedur (SOP) audit internal dalam manajemen risiko pembiayaan di BMT Taruna Sejahtera.

  2. Untuk mengetahui Mekanisme Audit Internal dalam manajemen risiko pembiayaan di BMT Taruna Sejahtera.

  3. Untuk mengetahui tentang Peran Audit Internal dalam manajemen risiko pembiayaan di BMT Taruna Sejahtera.

D. Kegunaan Penelitian

  Adapun kegunaan dari penelitian tentang Analisis Peran Audit Internal dalam Manajemen Risiko Pembiayaan di BMT Taruna Sejahtera sebagai

1. Bagi Penulis a.

  Sebagai syarat program kelulusan DIII Perbankan Syariah dan sebagai bukti bahwa mahasiswa telah melakukan penelitian.

  b.

  Menambah wawasan dan pengetahuan yang tidak diperoleh selama perkuliahan yang berkaitan tentang cara mengendalikan risiko pembiayaan yang terjadi pada BMT Taruna Sejahtera.

  2. Bagi Lembaga Keuangan Syariah (BMT) a.

  Untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam memaksimalkan peran audit internal dalam manajemen risiko pembiayaan.

  b.

  Untuk menjaga citra baik sebuah Lembaga Keuangan Syariah.

  c.

  Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan kepedulian terhadap masyarakat sekitar.

  3. Bagi IAIN Salatiga a.

  Memperkenalkan IAIN Salatiga kepada masyarakat luar khususnya Jurusan DIII Perbankan Syariah b. Memberi manfaat untuk menambah literature dan wawasan untuk seluruh mahasiswa dan mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam c.

  Menciptakan hubungan baik antara lembaga pendidikan dengan lembaga keuangan.

4. Bagi Pembaca

  Menjadi bahan pembanding dalam memperoleh informasi ketika melakukan penelitian ditempat yang berbeda, sehingga saling dapat bertukar pikiran satu sama lain.

E. Metodologi Penelitian

  Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:

1. Model Penelitian

  Model penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field

  research ), artinya data-data yang digunakan dalam penelitian diperoleh

  melalui studi lapangan dengan cara mencatat dan mengumpulkan berbagai informasi. Jenis penelitian ini menggunakan model kualitatif bersifat deskriptif. Menurut Wirartha (2006: 134), Penelitian Kualitatif adalah penelitian yang lebih bersifat untuk mengembangkan teori sehingga akan menemukan teori baru dan dilakukan sesuai dengan kaidah non statistik. Peneliti akan menggambarkan secara terperinci tentang peran audit internal dalam manajemen risiko pembiayaan di BMT Taruna Sejahtera. Hasil penelitian berupa kata-kata, gambar dan bukan angka, lebih menekankan makna daripada generalisasi.

2. Sumber Data

  Sumber data yang digunakan terdiri dari dua macam yaitu: a. Data Primer

  Data primer merupakan data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh peneliti atau langsung dari responden (Supramono dan Sugiarto, 1993: 11). Data primer yang dibutuhkan oleh peneliti meliputi:

  1) Data mengenai profile tim Audit Internal;

  2) Data yang berisi Sejarah berdirinya BMT Taruna Sejahtera;

  3) Data mengenai Visi dan Misi pada BMT Taruna Sejahtera;

  4) Data mengenai jumlah pembiayaan BMT Taruna Sejahtera;

  5) Data mengenai jumlah pembiayaan berdasar kolektibilitas BMT

  Taruna Sejahtera; 6)

  Data mengenai Badan Hukum dan Struktur Organisasi pada BMT Taruna Sejahtera;

  7) Data mengenai Kertas Kerja Pemeriksaan Audit;

  8) Data mengenai laporan pembiayaan bermasalah dan kolektibilitas 3 tahun terakhir;

  9) Data mengenai mekanisme audit internal dalam manajemen risiko pembiayaan di BMT Taruna Sejahtera;

  10) Data mengenai peran audit internal dalam manajemen risiko

  11) Data mengenai SOP audit internal dalam manajemen risiko pembiayaan di BMT Taruna Sejahtera.

  b.

  Data Sekunder Data Sekunder merupakan data yang diperoleh dalam bentuk sudah jadi yaitu diolah dan disajikan oleh pihak lain (Supramono dan

  Sugiarto, 1993: 11). Data sekunder yang dibutuhkan antara lain: 1)

  Jurnal-Jurnal ekonomi tentang peran audit internal dalam manajemen risiko pembiayaan 2)

  Teori dalam sumber buku ekonomi yang mengenai audit internal, manajemen risiko, pembiayaan dan BMT.

4. Metode Pengumpulan Data a.

  Riset Perpustakaan dan Internet Riset ini melalui pengumpulan data-data yang diperlukan melalui buku-buku diperpustakaan dan info-info dari Internet.

  b.

  Wawancara (Interview) Metode pengumpulan data dengan cara wawancara, berkomunikasi secara langsung dengan responden dengan maksud mencari informasi dari subjek penelitian, dalam hal ini adalah pihak yang terkait langsung dengan audit internal, sehingga dapat memperoleh data yang lebih lengkap serta akurat. Jenis wawancara yang dipilih pula apa maksud wawancara tersebut. Sedangkan terstruktur berarti pewawancara yang menetapkan sendiri masalah pertanyaan yang diajukan Bagong, Suyanto & Sutinah (2006: 69-70). Wawancara dilakukan dengan sejumlah responden diantaranya dengan tim auditor internal, manajer kantor cabang tuntang, teller kantor cabang tuntang, dan manajer kantor pusat BMT Taruna Sejahtera.

  c.

  Pengamatan (observasi) Pengamatan menurut Wirartha (2006: 37) yaitu mendeskripsikan objek penelitian serta memahaminya atau hanya ingin mengetahui frekuensi suatu kejadian. Dalam observasi ini penulis akan melakukan pengamatan secara langsung tentang mekanisme audit internal pembiayaan, peran audit internal dalam manajemen risiko pembiayaan dan Standar Operasional Prosedur (SOP) audit internal dalam manajemen risiko pembiayaan di BMT Taruna Sejahtera.

  d.

  Dokumentasi Melalui studi dokumentasi atau sumber pustaka, yaitu data yang sudah tertulis dan diolah oleh orang lain, dengan kata lain data sudah jadi (Wirartha, 2006: 36). Metode pengumpulan data dengan melihat atau menganalisis dokumen-dokumen yang dibuat oleh subjek sendiri atau orang lain tentang subjek. Adapun bahan dokumenter seperti buku

F. Sistematika Penulisan

  Sistematika penulisan laporan tugas akhir ini disusun dalam lima bab, dimana setiap bab terdiri dari beberapa sub bab. Sistematika penulisan merupakan uraian secara garis besar mengenai hal-hal pokok yang dibahas, guna mempermudah dalam memahami dan melihat hubungan suatu bab dengan yang lainnya. Adapun uraian pada setiap bab adalah sebagai berikut:

  BAB I Pendahuluan Di dalam bab ini penulis menguraikan dan menjelaskan

  mengenai berbagai hal yang melatarbelakangi dilakukannya kegiatan penelitian ini, diantaranya latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian yang akan dilakukan, dan sistematika penulisan.

  Sehingga permasalah tersebut memiliki titik fokus dan tidak mengambang dari judul yang dipilih penulis untuk Tugas Akhir.

  BAB II Landasan Teori Di dalam bab ini penulis menguraikan landasan teori

  yang terdiri dari penelitian sebelumnya dan beda penelitian dengan jurnal yang telah diteliti. Sedangkan yang ada di landasan teoritik terdiri dari konsep-konsep baru yang

  BAB III Gambaran Umum Objek Penelitian Di dalam bab ini penulis menguraikan tentang

  gambaran umum objek penelitian, yaitu sejarah BMT Taruna Sejahtera, visi dan misi, struktur organisasi, tugas dan wewenang dari masing-masing bagian, dan produk-produk yang ditawarkan BMT Taruna Sejahtera serta menguraikan perkembangan data BMT Taruna Sejahtera.

  BAB IV Analisis Data Di dalam bab ini penulis menguraikan inti dari rumusan

  masalah yang ada. Penulis akan menganalisis tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) audit internal dalam manajemen risiko pembiayaan, mekanisme audit internal dalam manajemen risiko pembiayaan dan peran audit internal dalam manajemen risiko pembiayaan di BMT Taruna Sejahtera.

  BAB V Penutup Dalam bab ini penyusun menyajikan kesimpulan yang

  diambil berdasarkan pada analisis data penelitian yang telah dilakukan dan berisikan saran yang disusun dari kesimpulan tersebut, baik bagi pihak objek penelitian ataupun bagi pihak- pihak lainnya yang membutuhkan untuk digunakan sebagai

BAB II LANDASAN TEORI A. Telaah Penelitian Terdahulu Berdasarkan pada penelaah penelitian terdahulu yang penulis lakukan

  berkaitan dengan Audit Internal, penulis menemukan beberapa penelitian yang bersangkutan secara umum tentang Analisis Peran Audit Internal Dalam Manajemen Risiko Pembiayaan. Telaah pustaka dalam penelitian ini adalah:

  Penelitian Kusuma dan Hasibuan (2013) menggunakan metode deskriptif, pengumpulan data studi dokumentasi atau daftar pustaka, dengan objek penelitian perbankan secara umum. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa yang pertama, pengendalian internal yang terdapat pada PT. Bank X cukup memadai, terlihat dari kesesuaian peraturan dan kebijakan yang dilakukan dalam perusahaan. Yang kedua, pengamanan pemberian kredit cukup memadai dilakukan dengan cara menganalisis mikro kredit, berpegang pada prinsip dan kebijakan perkreditan, dan verifikasi yang dilakukan oleh pihak-pihak lainnya. Yang ketiga, peranan pengendalian internal dalam pengamanan kredit cukup memadai, mulai pada saat pembirian kredit dalam melakukan analisis, verivikasi data, validitas data, sampai akhir proses pengkreditan.

  Penelitian Lidyana, Widodo dan Dharmawan (2016) menggunakan metode deskriptif, pengumpulan data studi dokumentasi atau daftar pustaka, dengan objek penelitian perbankan secara umum. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa diduga terdapat pengaruh secara stimulan dari peran audit internal dan manajemen risiko terhadap efektivitas pengelolaan kredit pada perusahaan PT. Home Credit Indonesia.

  Penelitian Karmudiandri (2014) menggunakan metode deskriptif, pengumpulan data studi dokumentasi atau daftar pustaka, dengan objek penelitian perbankan secara umum. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa audit internal telah menerapkan audit berbasis risiko dalam implementasinya sehingga sudah berjalan secara optimal dan dilakukan secara berkesinambungan serta bekerjasama dengan Strategic Business Unit (SBU) dalam manajemen risiko.

  Penelitian Khayati (2015) menggunakan metode deskriptif, pengumpulan data studi dokumentasi atau daftar pustaka, dengan objek penelitian perbankan secara umum. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa terdapat empat mekanisme tahapan dalam proses identifikasi prosedur penyaluran pembiayaan yaitu tahapan pertama melihat risk profilnya, tahapan kedua menyusun program audit guna pemeriksaan, tahapan ketiga ditujukan audit internal pembiayaan dalam mengendalikan risiko pengendalian meliputi peran pemecahan masalah, peran kepatuhan, peran negosiator dan peran pengendalian.

  Penelitian Syahril (2013) menggunakan metode deskriptif, pengumpulan data studi dokumentasi atau daftar pustaka, dengan objek penelitian perbankan secara umum. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa audit internal mempunyai pesan yang cukup besar dalam pengelolaan risiko di lembaga keuangan syariah terutama jika audit internal sudah dapat berperan sebagai katalis atau penjamin kualitas, diketahui bahwa sistem pengendalian intern juga mempunyai peran yang cukup besar dalam pengelolaan risiko dilembaga keuangan syariah baik yang bersifat soft control maupun bersifat

  

hard control, dan diketahui bahwa implementasi audit internal berbasis risiko

  ternyata menunjang proses pengelolaan risiko di lembaga keuangan syariah dengan jalan memfokuskan audit pada risiko paling tinggi yang dihadapi lembaga keuangan syariah.

  Dari pemaparan penelitian yang sudah ada diatas maka penelitian yang akan diajukan penulis berbeda dengan penelitian sebelumnya. Beberapa beda penelitian itu antara lain objek penelitian yang akan dilakukan pada BMT, peneliti lebih fokus pada peran Audit Internal di BMT Taruna Sejahtera dalam manejemen risiko pembiayaan, mekanisme Audit Internal dalam manajemen dengan metode pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Dengan perbedaan-perbedaan yang ada maka dapat disimpulkan bahwa penelitian dengan judul

  “Analisis Peran Audit Internal dalam

Manajemen Risiko Pembiayaan di BMT Taruna Sejahtera” ini berbeda

dengan penelitian sebelumnya.

  Adapun ringkasan mengenai perbedaan dan persamaan penelitian terdahulu dan penelitian ini, sebagai berikut: a.

  Beda penelitian dengan penelitian yang telah diteliti oleh Kusuma dan Hasibuan (2013) yaitu Kusuma dan Hasibuan meneliti tentang Peranan Pengendalian Internal sebagai Alat Bantu Manajemen dalam Pengamanan Pemberian Kredit Mikro dan objek penelitian di Kantor Cabang Pusat Bogor PT X Mikro Unit Bisnis. Sedangkan penelitian saat ini meneliti tentang peran audit internal dalam manajemen risiko pembiayaan dan objeknya melakukan penelitian di BMT Taruna Sejahtera. Persamaan penelitian terletak pada metode penelitian, yaitu kualitatif deskriptif.

  b.

  Beda penelitian dengan penelitian yang telah diteliti oleh Lidyana, Widodo dan Dharmawan (2016) dapat dilihat dari segi judul penelitian, objek penelitian dan metode penelitian yang digunakan. Untuk judulnya Peranan audit internal dan manajemen risiko terhadap efektifitas pengelolaan kredit, objek penelitian Hana dkk melakukan penelitian di PT. Home Credit manajemen risiko pembiayaan, objek penelitian di BMT Taruna Sejahtera dan menggunakan metode penelitian kualitatif dengan data primer.

  Persamaan penelitian terlihat dari beberapa teori yang digunakan.

  c.

  Beda penelitian dengan penelitian yang telah diteliti oleh Karmudiandri (2014) terdapat pada rumusan masalah, metodologi penelitian, fokusnya.

  Dalam penelitian Arwina membahas lebih luas mengenai peran pengendali internal dalam manajemen pengaman pemberian kredit, metodologi yang digunakan kualitatif data primer dan objek penelitian di Bank sedangkan penelitian saat ini hanya fokus pada peran audit internal dalam manajemen risiko pembiayaan di BMT Taruna Sejahtera. Persamaannya terdapat pada judul yang digunakan.

  d.

  Beda penelitian dengan penelitian yang telah diteliti oleh Khayati (2015) terdapat pada rumusan masalah, objek penelitian dan tata cara menganalisis penelitian yang diteliti. Dalam penelitian Khayati terdapat rumusan masalah mengenai mekanisme dan peran audit internal dalam pengendalian risiko pembiayaan, objek penelitian Bank BRI Cabang Diponenogo Surabaya, proses penelitian menggunakan berbagai tahapan penelitian sedangkan dalam penelitian ini menggunakan rumusan masalah Standar Operasional Prosedur (SOP), mekanisme dan peran audit internal dalam manajemen risiko pembiayaan, objek penelitian di BMT Taruna Sejahtera, e.

  Beda penelitian dengan penelitian yang telah diteliti oleh Syahril (2013) terdapat pada rumusan masalah dan objeknya. Syahril meneliti dengan rumusan masalah audit internal dan pengendalian intern dalam mengelola risiko keseluruhan di lembaga keuangan syariah dan objeknya di bank sedangkan dalam penelitian ini menjelaskan Standar Operasional Prosedur (SOP), mekanisme dan peran audit internal dalam manajemen risiko pembiayaan dan objeknya di BMT Taruna Sejahtera. Persamaanya terdapat pada metodologi yang digunakan.

B. Kerangka Teori 1. Hakekat Audit

  Menurut Mulyadi dan Puradiredja (1998) dalam Ulum (2012: 3) audit adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta menyampaikan hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.

2. Audit Internal a.

  Pengertian Audit Internal organisasi untuk memeriksa dan mengevaluasi kegiatannya sebagai jasa bagi organisasi.

  Menurut Sukrisno (2013: 204), Audit Internal adalah pemeriksaan yang dilakukan oleh bagian internal audit perusahaan, terhadap laporan keuangan dan catatan akuntansi perusahaan maupun ketaatan terhadap kebijakan manajemen puncak yang telah ditentukan dan ketaatan terhadap peraturan pemerintah dan ketentuan-ketentuan dari ikatan profesi yang berlaku.

  Menurut Hiro Tugiman (2006: 11) adalah: “Audit Internal adalah suatu fungsi penilaian yang independen dalam suatu organisasi untuk menguji dan mengevaluasi kegiatan organisasi yang dilaksanakan”

  Sedangkan menurut Institute of Internal Auditor (IIA) yang dikutip oleh Pickett (2010: 15) dalam buku Sukrisno (2013: 204),

  Internal Auditing is an independent, objective assurance and consulting activity designed to add value and improve an organization’s operations. It helps an organization accomplish its objectives by bringing a systematic, disciplined approach to evaluate and improve the effectiveness of risk management, control, and governance processes.”

  “Audit Internal adalah kegiatan assurance dan konsultasi yang independen dan objektif, yang dirancang untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan kegiatan-kegiatan operasi organisasi. Audit Internal membantu organisasi untuk mencapai tujuannya, melalui suatu pendekatan yang sistematis

  Berdasarkan pengertian di atas diketahui bahwa audit internal merupakan suatu fungsi penilaian yang bebas dalam suatu organisasi guna menelaah atau mempelajari dan menilai kegiatan-kegiatan perusahaan untuk memberikan saran kepada manajemen.

  b.

  Tujuan Audit Internal Sebagaimana didefinisikan Guy (2003: 410) dalam Statement

  of Responsibilities of Internal Auditor yang diterbitkan oleh Institute of Internal Auditors (IIA) , Tujuan Audit Internal adalah untuk

  membantu anggota organisasi melaksanakan tanggung jawabnya secara efektif." Untuk mencapai tujuan ini, staf audit internal diharapkan dapat melengkapi organisasi dengan "Analisis, penilaian, rekomendasi, konsultasi, dan informasi kegiatan yang ditelaah".

  c.

  Fungsi Audit Internal Menurut Sawyer (2005: 32) mengemukakan bahwa internal audit memiliki berbagai fungsi diantaranya:

  1) Pengawasan pada seluruh aktivitas yang sulit ditangani oleh pimpinan puncak.

  2) Pengidentifikasian dan minimalisasi risiko. 3) Report Validation kepada manajer senior. 4)

  Mendukung dan membantu manajemen pada bidang-bidang

  6) Menganalisis masa mendatang (bukan untuk hal yang telah terjadi).

  7) Membantu manajer dalam mengelola perusahaan.

  3. Risiko a.

  Pengertian Risiko Sering kali risiko muncul karena adanya lebih dari satu pilihan dan dampak dari tiap pilihan tersebut belum dapat diketahui secara pasti. Selalu ada opportunity cost yang membuntuti setiap pilihan yang diambil. Dengan demikian, risiko bisa didefinisikan sebagai konsekuensi atas pilihan yang mengandung ketidakpastian yang berpotensi mengakibatkan hasil yang tidak diharapkan atau dampak negatif lainnya yang merugikan bagi pengambil keputusan. Dari definisi tersebut, risiko mengandung beberapa dimensi, biaya peluang, potensi kerugian atau dampak negatif lainnya, ketidakpastian dan diperolehnya hasil yang tidak sesuai harapan (Imam Wahyudi, et.al, 2013: 4).

  b.

  Jenis-Jenis Risiko Menurut Ikatan Bankir Indonesia (2015: 8) risiko yang terdapat dalam perbankan syariah dibagi menjadi beberapa jenis risiko yakni:

  1) Risiko Pembiayaan pada waktu nyang telah ditentukan. Risiko pembiayaan pada umumnya dihadapi oleh industri jasa perbankan, walaupun perorangan atau lembaga-lembaga keuangan yang bukan bank tidak tertutup kemungkinan untuk terkena risiko ini.

  2) Risiko Pasar

  Risiko ini muncul akibat harga pasar bergerak kearah yang merugikan. Risiko ini merupakan risiko gabungan yang terbentuk akibat perubahan suku bunga, perubahan nilai tukar serta hal lain yang mempengaruhi harga pasar saham, ekuitas maupun komoditas (Kasidi, et al 2014: 66). 3)

  Risiko Liquiditas Risiko liquiditas terbagi menjadi dua macam, yaitu risiko liquiditas asset (asset liquidity risk) dan risiko liquiditas pendanaan (funding liquidity risk). Risiko liquiditas asset atau sering disebut dengan market/product liquidity risk, timbul karena suatu transaksi tidak dapat dilaksanakan pada harga pasar, yang menjadikan akibat besarnya nilai transaksi relative terhadap besarnya pasar. Sedangkan risiko liquiditas pendanaan yang juga sering disebut cash-flow risk, yaitu risiko ketidakmampuan memenuhi kewajiban jatuh tempo sehingga mengakibatkan

  Proses penggunaan teknologi yang berdampak pada operasional bank merupakan risiko yang timbul akibat tindakan manusia. Oleh karena itu, kecurangan, ketidakjujuran, kegagalan manajemen, sistem pengendalian yang tidak memadai, prosedur operasional yang tidak tepat, termaksud dalam risiko operasional. Risiko operasional juga dapat menyebabkan terjadinya risiko pasar dan risiko kredit. Misalnya, adanya masalah operasional pada transaksi bisnis seperti, kegagalan

  settlement akan menciptakan risiko pasar dan risiko kredit,

  karena kerugian dari masalah operasional ini besarnya tergantung dari pergerakan harga pasar (Kasidi, et al 2014: 68).

  5) Risiko Hukum

  Risiko hukum muncul akibat adanya tuntutan hukum dan/atau kelemahan aspek yuridis. Risiko ini timbul antara lain, karena adanya tuntutan secara hukum dan ketiadaan peraturan perundang-undangan yang mendukung atau kelemahan perikatan, seperti tidak dipenuhinya syarat sahnya kontrak atau pengikatan agunan yang tidak sempurna. Risiko ini tidak jauh berbeda dengan yang dialami oleh bank konvensional. 6)

  Risiko Reputasi jumlah nasabah bank tersebut atau menimbulkan biaya besar karena gugatan pengadilan atau merosonya pendapatan bank.

  Persepsi public k tentang pasar merupakan penyebab yang cukup signifikan dalam risiko reputasi (Kasidi, et al 2014: 68).

  7) Risiko Strategik

  Risiko ini muncul akibat penerapan strategi yang tidak tepat, pengambilan keputusan bisnis yang keliru atau bank kurang responsive terhadap perubahan eksternal, sehingga bank mengalami kerugian (Kasidi, et al 2014: 68).

  8) Risiko Kepatuhan

  Risiko ini terjadi karena bank tidak ingin mematuhi atau tidak ingin melaksanakan peraturan perundang-undangan dan ketentuan lainyang berlaku. Kemudian bank islam diharuskan untuk memenuhi prinsip-prinsip syariah dalam aktivitas bisnisnya. Inilah yang seharusnya mencirikan bank islam. Bank islam harus benar-benar beroperasi murni berdasarkan syariah islam.

4. Manajemen Risiko a.

  Pengertian Manajemen Risiko Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 metodologi yang digunakan oleh perbankan untuk mengindentifikasi, memantau, mengukur dan mengendalikan risiko yang timbul dari kegiatan usaha bank.

  Manajemen risiko adalah proses pengukuran atau penilaian risiko serta pengembangan strategi pengelolaannya. Strategi dapat diambil antara lain adalah memindahkan risiko ke pihak lain, menghindari risiko, mengurangi efek negatif risiko dan menampung sebagian atau semua konsekuensi risiko tertentu. Manajemen risiko tradisional terfokus pada risiko-risiko yang timbul oleh penyebab fisik atau legal (seperti bencana alam, kebakaran, kematian, serta tuntutan hukum). Manajemen risiko keuangan di sisi lain, terfokus pada risiko yang dapat dikelola dengan menggunakan instrumen- instrumen keuangan. Perbankan Islam juga berpotensi menghadapi risiko-risiko tersebut, kecuali risiko tingkat bunga karena perbankan Islam tidak berurusan dengan bunga (Rukmana, 2010: 135).

  Dari berbagai definisi tersebut dapat kita simpulkan bahwa esensi manajemen risiko adalah kecukupan prosedur dan metodologi pengelolaan risiko sehingga usaha bank tetap dapat terkendali pada batas atau limit yang dapat diterima serta menguntungkan bank. b.

  Manfaat Manajemen Risiko Menurut Darmawi (2005: 11), manfaat manajemen risiko yang diberikan terhadap perusahaan dapat dibagi dalam 5 (lima) kategori utama yaitu: 1)

  Manajemen risiko mungkin dapat mencegah perusahaan dari kegagalan.

  2) Manajemen risiko menunjang secara langsung peningkatan laba. 3) Manajemen risiko dapat memberikan laba secara tidak langsung. 4)

  Adanya ketenangan pikiran bagi manajer yang disebabkan oleh adanya perlindungan terhadap risiko murni, merupakan harta non material bagi perusahaan itu. 5)

  Manajemen risiko melindungi perusahaan dari risiko murni, dan karena kreditur pelanggan dan pemasok lebih menyukai perusahaan yang dilindungi maka secara tidak langsung menolong meningkatkan public images.

5. Pembiayaan a.

  Pengertian Pembiayaan Menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam pemberian bunga. Sedangkan pengertian pembiayaan adalah penyediaan uang atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.

  Pembiayaan adalah penyedia uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antar bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan hasil/bagi hasil (Kasmir, 2002: 96).

  Dari definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembiayaan adalah salah satu fungsi intermediary bank syariah dalam menyalurkan dana yang telah dikumpulkan melalui suatu kesepakatan dan dalam jangka waktu tertentu dikembalikan dengan imbalan/bagi hasil.

  b.

  Tujuan Pembiayaan Secara umum tujuan pembiayaan dibedakan menjadi dua kelompok yaitu: tujuan pembiayaan untuk tingkat makro dan tujuan pembuiayaan untuk tingkat mikro. Secara makro dijelaskan bahwa pembiayaan bertujuan (Aisyah, 2014: 4-5):

  3) Meningkatkan produktifitas;

  4) Membuka lapangan kerja baru;

  5) Terjadinya distribusi pendapatan.

  Adapun secara mikro, pembiayaan bertujuan untuk: 1)

  Upaya memaksimalkan laba; 2)

  Upaya meminimalkan risiko; 3)

  Pendayagunaan sumber ekonomi; 4) Penyaluran kelebihan dana.

  c.

  Fungsi Pembiayaan Berikut ini pemaparan tentang beberapa fungsi pembiayaan di perbankan syariah (Aisyah, 2014: 8).

  1) Meningkatkan daya guna uang;

  2) Meningkatkan daya guna barang;

  3) Meningkatkan peredaran uang;

  4) Melimbulkan kegairahan berusaha;

  5) Stabilitas ekonomi;

  6) Jembatan untuk meningkatkan pendapatan nasional

  Dari fungsi diatas bisa dikatakan bahwa, masyarakat yang memiliki uang lebih dan dititipkan di bank maka uang tersebut akan dimanfaatkan oleh orang lain untuk usaha, sehingga mendapatkan nisbah yang ditentukan kepada nasabah penyimpan dana dan juga bank sebagai pengelola (Aisyah, 2014: 9-11).

  6. Pengertian Risiko Kredit

  Menurut Ikatan Bankir Indonesia (2015: 67) Risiko Kredit adalah risiko akibat kegagalan debitur dan/atau pihak lain dalam memenuhi kewajiban melunasi kredit pada bank. Pada aktivitas pemberian kredit baik kredit komersial maupun kredit konsumsi, terdapat kemungkinan debitur tidak dapat memenuhi kewajiban kepada bank karena berbagai alasan, seperti kegagalan bisnis, karena karakter dari debitur yang tidak mempunyai iktikad baik untuk memenuhi kewajiban kepada bank, atau memang terdapat kesalahan dari pihak bank dalam proses persetujuan kredit.

  Sedangkan menurut Hennie dan Sonja (2011: 139) Risiko Kredit adalah keadaan debitur atau penerbit instrumen keuangan baik individu, perusahaan, maupun negara tidak akan membayar kembali kas pokok dan lainnya yang berhubungan dengan investasi sesuai ketentuan yang ditetapkan dalam perjanjian kredit.

  7. Pengertian Baitul Maal Wat Tamwil Baitul Maal Wat Tamwil Adalah lembaga keuangan non bank

  yang bergerak dalam sekala mikro sebagaimana koperasi simpan pinjam dana masyarakat yang disalurkan tanpa tujuan profit. Sedangkan bait at-

  tamwil merupakan lembaga pengumpulan dana (uang) guna disalurkan dengan orientasi profit dan komersial (Sumiyanto, 2008:15).

8. Mekanisme Audit Internal dalam Manajemen Risiko Pembiayaan

  Pelaksanaan kegiatan audit internal merupakan tahapan-tahapan penting yang dilakukan oleh seorang internal auditor dalam proses auditing untuk menentukan prioritas, arah, dan pendekatan dalam proses audit internal.

  Tahapan-tahapan dalam pelaksanaan kegiatan audit internal, menurut Tugiman (2006: 53) adalah sebagai berikut: a.

  Tahap perencanaan audit Tahap perencanaan audit merupakan langkah yang paling awal dalam pelaksanaan kegiatan audit internal, perencanaan dibuat bertujuan untuk menentukan objek yang akan diaudit/prioritas audit, arah dan pendekatan audit, perencanaan alokasi sumber daya dan waktu dan merencanakan hal-hal lainnya yang berkaitan dengan proses auditing.

  Menurut Tugiman (2006: 53) audit internal harus merencanakan setiap pemeriksaan. Perencanaan haruslah didokumentasikan dan harus meliputi:

  2) Memperoleh informasi dasar (background information) tentang kegiatan yang akan diperiksa;

  3) Penentuan berbagai tenaga yang diperlukan untuk melaksanakan audit;

  4) Pemberitahuan kepada para pihak yang dipandang perlu;

  5) Melaksanakan survey untuk mengenali kegiatan yang diperlukan;

  6) Penulisan program audit

  7) Menetukan bagaimana, kapan dan kepada siapa hasil audit akan disampaikan; b.

  Tahap pengujian dan pengevalusian informasi Pada tahap ini audit internal haruslah mengumpulkan, menganalisa, menginterprestasikan dan membuktikan kebenaran informasi untuk mendukung hasil audit. Menurut Tugiman (2006: 59), proses pengujian dan pengevalusian informasi adalah sebagai berikut: 1)

Dokumen yang terkait

ANALISIS IMPLEMENTASI PEMBIAYAAN AKAD MURABAHAH DI KJKS BMT KARISMA MAGELANG TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah (A.Md., E.Sy)

0 0 80

ANALISIS PEMBIAYAAN QARDHUL HASAN DI BMT KARISMA MAGELANG TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syari’ah (A.Md.E.Sy)

0 0 81

ANALISIS STRATEGI PROMOSI BMT SUMBER MULIA TUNTANG KAB.SEMARANG TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi Tugas Akhir dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah (A.Md.E.Sy)

0 0 83

ANALISIS KREDIT KEPEMILIKAN RUMAH (KPR) DENGAN AKAD PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BANK MUAMALAT KANTOR CABANG PEMBANTU MAGELANG TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syari’ah (A.Md.E.Sy)

0 0 86

ANALISIS PENERAPAN PEMBIAYAAN BAI BITSAMAN AJIL (BBA) Di BMT BINA USAHA KARANGJATI TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syari’ah (A.Md.E.Sy)

0 0 85

ANALISIS PRAKTEK PEMBIAYAAN MURABAHAH DI BPRS ARTHA AMANAH UMMAT UNGARAN PERIODE - TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syari’ah (A.Md.E.Sy)

0 0 91

ANALISIS PEMBIAYAAN KPR TAKE OVER PADA BANK MUAMALAT INDONESIA CABANG SALATIGA PERIODE 2013-2015 TUGAS AKHIR Diajukan untuk memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syari’ah (A.Md.E.Sy)

0 0 95

ANALISIS PENERAPAN PRODUK ARISAN MODAL USAHA DI KSPPS BMT ALFA DINAR SIMO BOYOLALI TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah (A.Md.E.Sy)

0 0 93

ANALISIS PERKEMBANGAN SERTA KENDALA PEMBIAYAAN QARDHUL HASAN DI BMT BINA USAHA KARANGJATI TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat GunaMemperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah (A.Md.E.Sy)

0 1 99

ANALISIS STRATEGI PEMASARAN TABUNGAN SIRELA DI BMT ANDA CABANG KARANGGEDE TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Ekonomi Syariah (A.Md.E.Sy)

1 1 95