KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN DELI SERDANG

  Bab .5 KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN DELI SERDANG

  5.1. KETERPADUAN STRATEGI DAN RENCANA PEMBANGUNAN Berdasarkan dari hasil penjabaran strategi dan kebijakan sebelumnya, maka dapat disusun Strategi Pembangunan pada Kabupaten Deli Serdang yang meliputi:

  a. RTRW Kabupaten Deli Serdang Tahun 2007-2027 sebagai acuan arahan spasial;

  b. RPJMD Kabupaten Deli Serdang Tahun 2014-2019 sebagai acuan arahan pembangunan;

  c. SPPIP & RPKPP Kabupaten Deli Serdang Tahun 2011 sebagai acuan arahan pengembangan permukiman; d. RI-SPAM sebagai arahan pengembangan air minum; dan e. SSK sebagai arahan pengembangan sektor sanitasi.

  f. Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Strategi pembangunan Kabupaten Deli Serdang dirumuskan berdasarkan visi dan misi, arah kebijakan pembangunan infrastruktur, dan strategi pembangunan yang mengacu dari RPJMD Kabupaten Deli Serdang, RTRW Kabupaten Deli Serdang, SPPIP, RI-SPAM dan RPKPP, RTBL Kabupaten Deli Serdang. Strategi pembangunan ini disusun untuk memberikan arah dan pedoman bagi penyelenggara pengembangan dan pembangunan infrastruktur khususnya bidang Cipta Karya untuk mencapai tujuan strategis yang tepat sasaran dan terpadu.

  5.2. ARAHAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN DELI SERDANG Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Deli Serdang, dilakukan sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sumatera Utara, Rencana Tata Ruang Kawasan Mebidangro serta memperhatikan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota perbatasan. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Deli Serdang disusun sebagai dasar dan pedoman untuk (pasal 26 ayat 2 UU No. 26/2007) : a. Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang daerah;

  b. Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah daerah;

  c. Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah kabupaten;

  d. Perwujudkan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan antar sektor;

  e. Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi; dan f. Penataan ruang kawasan strategis kabupaten.

  Dalam penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Deli Serdang dengan mempertimbangkan potensi dan masalah serta kedudukan wilayah Kabupaten Deli Serdang dalam wilayah regional yang lebih luas, dijelaskan bahwa penataan Ruang Wilayah Kabupaten Deli Serdang bertujuan untuk mewujudkan ruang wilayah yang aman, nyaman, produktif dan berwawasan lingkungan meningkatkan sarana dan prasarana yang mendukung pertumbuhan perekonomian guna meningkatkan kemandirian pangan melalui sektor pertanian, perikanan dan kelautan serta mewujudkan keterpaduan penataan ruang wilayah Kabupaten Deli Serdang dalam mendukung Kawasan Perkotaan Mebidangro dan wilayah sekitarnya.

  5.2.1. Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Deli Serdang Tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Deli Serdang merupakan arahan perwujudan ruang wilayah Kabupaten Deli Serdang yang ingin dicapai pada masa yang akan datang (sampai dengan tahun 2030).

  Tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten Deli Serdang dirumuskan berdasarkan: 1) visi dan misi pembangunan Kabupaten Deli Serdang; 2) karakteristik wilayah; 3) potensi, masalah dan isu strategis wilayah ; serta 4) kondisi objektif yang diinginkan Berdasarkan rumusan diatas, maka ditetapkan Tujuan Penataan Ruang Kabupaten Deli Serdang, yaitu : a Mewujudkan ruang wilayah Kabupaten Deli Serdang yang aman, nyaman, produktif dan berwawasan lingkungan; b Meningkatkan sarana dan prasarana yang mendukung pertumbuhan perekonomian sesuai dengan kebijakan pengelolaan Tata Ruang; c Meningkatkan kemandirian pangan melalui optimalisasi dan revitalisasi pertanian, perikanan dan kelautan; d Mewujudkan keterpaduan pentaan ruang wilayah Kabupaten Deli Serdang dalam mendukung Kawasan Perkotaan Mebidangro dan wilayah sekitarnya.

  5.2.2. Kebijakan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Deli Serdang Untuk mencapai tujuan penataan ruang di atas, maka ditetapkan kebijakan penataan ruang wilayah Kabupaten Deli Serdang, yaitu :

  a. Pemeliharaan dan perwujudan kelestarian fungsi lingkungan hidup dan mengembalikan keseimbangan ekosistem; b. Pencegahan dampak negatif kegiatan manusia yang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup; c. Pelestarian dan peningkatan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup untuk mempertahankan dan meningkatkan keseimbangan ekosistem, melestarikan keanekaragaman hayati, mempertahankan dan meningkatkan fungsi perlindungan kawasan, dan melestarikan keunikan bentang alam.

  d. Pengembangan pusat-pusat pelayanan wilayah dan pusat-pusat kegiatan utama secara merata sesuai dengan daya dukung dan potensinya guna meningkatkan perekonomian wilayah; e. Penyediaan prasarana dan sarana wilayah di pusat-pusat kegiatan dan antar pusat kegiatan serta antar pusat kegiatan dengan seluruh wilayah di Kabupaten Deli Serdang; f. Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan telekomunikasi, sumber daya energi, dan sumber daya air yang terpadu dan merata di seluruh wilayah kabupaten.

  g. Peningkatan sektor-sektor ekonomi unggulan yang produktif dan berdaya saing tinggi;

  h. Peningkatan luas dan produksi pertanian, perikanan, peternakan dan perkebunan melalui kegiatan intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian; i. Perwujudan dan peningkatan keterpaduan dan keterkaitan antar kegiatan budi daya; j. Pengendalian perkembangan kegiatan budi daya agar tidak melampaui daya dukung dan daya tampung lingkungan; k. Pengembangan dan peningkatan fungsi kawasan dalam pengembangan perekonomian wilayah yang produktif, efisien, dan mampu bersaing dalam perekonomian nasional, dan l. Pemanfaatan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi secara optimal untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat; m. Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara. n. Penataan dan pengembangan pusat-pusat kegiatan yang dapat memantapkan peran dan fungsi Kabupaten Deli Serdang sebagai bagian dari Pusat Kegiatan Nasional (PKN) Kawasan

  Perkotaan Metropolitan Mebidangro; o. Penguatan pusat-pusat kegiatan wilayah Kabupaten Deli Serdang sebagai bagian dari kota- kota di Kawasan Perkotaan Metropolitan Mebidangro; p. Penyediaan prasarana dan sarana untuk kelancaran pelayanan di wilayah Kawasan Perkotaan Metropolitan Mebidangro.

  5.2.3. Strategi Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Deli Serdang Adapun Strategi Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Deli Serdang, antara lain yaitu :

  a. Menetapkan kawasan yang berfungsi lindung minimal sebesar 30% dari luas total wilayah;

  b. Mempertahankan luasan dan meningkatkan kualitas lingkungan hidup;

  c. Mengembangkan kawasan selatan sebagai kawasan lindung dan kawasan suaka alam;

  d. Menetapkan dan mengembangkan kawasan sempadan sungai, sempadan pantai dan kawasan sekitar danau atau waduk sebagai kawasan lindung.

  e. Mengembangkan kawasan sepanjang pantai sebagai kawasan lindung; dan

  f. Mengembalikan dan meningkatkan fungsi kawasan lindung yang telah menurun akibat pengembangan kegiatan budi daya, dalam rangka mewujudkan dan memelihara keseimbangan ekosistem wilayah.

  g. Mengembangkan pusat-pusat kegiatan baru di kawasan yang belum terlayani oleh pusat kegiatan, sesuai dengan daya tampung dan potensi wilayahnya; h. Membangun dan meningkatkan jaringan jalan yang menghubungkan antar pusat pelayanan dan antar pusat kegiatan; i. Membangun dan meningkatkan akses jaringan jalan yang menghubungkan Bandara

  Kualanamu dengan pusat-pusat pelayanan dan pusat-pusat kegiatan wilayah di Kabupaten Deli Serdang; j. Meningkatkan sarana dan prasarana transportasi wilayah dan regional, mengembangkan jaringan jalan baru untuk membuka akses kepada kantong-kantong produksi dan meningkatkan aksesibiltas kepada wilayah sekitarnya; k. Menjadikan sektor transportasi sebagai sektor unggulan melalui pengintegrasian moda transportasi yang ada (Bandara Kuala Namu, Terminal, Stasiun Kereta Api) yang didukung oleh prasarana dan sarana transportasi, sehingga menghasilkan nilai tambah bagi perkembangan wilayah; dan l. Mengembangkan Stasiun Kereta Api Baru menjadi Transit Oriented Development (TOD) sebagai sarana transportasi massal untuk mendukung Bandara Kualanamu, seperti, Stasiun Aras

  Kabu, Galang, Deli Tua dan Pancur Batu. m. Meningkatkan dan mengembangkan waduk Lau Simeme sebagai bendungan multifungsi, sebagai sumber air minum, pengendalian banjir, pembangkit listrik tenaga air, irigasi, dan pariwisata.

  5.2.4. Rencana Struktur Ruang Wilayah Kabupaten Deli Serdang Rencana struktur ruang wilayah Kabupaten Deli Serdang sampai Tahun 2030 dikembangkan dengan konsentrasi fokus untuk pengembangan wilayah metropolitan (mencakup 22 kecamatan di Kabupaten Deli Serdang) dan wilayah selatan (agropolitan dan kawasan lindung). Dari penetapan pusat pelayanan tersebut diharapkan dapat menciptakan implikasi perkembangan terutama di Wilayah Kabupaten Deli Serdang yang berbatasan langsung atau mengelilingi Kota Medan sebagai Pusat Kegiatan Nasional maupun wilayah bagian selatan sebagai kawasan lindung.

  Sedangkan Rencana Sistem Perkotaan Wilayah Kabupaten yang meliputi : PKN (Pusat Kegiatan Nasional), PPK (Pusat Pelayanan Kawasan) dan PPL (Pusat Pelayanan Lingkungan). PKN yang ditetapkan di Kabupaten Deli serdang adalah Lubuk Pakam. PPK (Pusat Pelayanan Kawasan) adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala kecamatan atau beberapa desa. Sedangkan PPL (Pusat Pelayanan Lingkungan) adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk pengelolaan sumberdaya alam, dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman pedesaan, pelayanan jasa pemerintahan kecamatan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi kecamatan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel dan Gambar berikut ini :

Tabel 5.1 Arahan Sistem Perkotaan Kabupaten Deli Serdang

  Berdasarkan RTRWP Sumut Dan RTR Kawasan Mebidangro No. SISTEM RTRWP RTR KAWASAN RTRW KABUPATEN

  PERKOTAAN SUMATERA UTARA MEBIDANGR0 DELI SERDANG

  1

  • Pusat Kegiatan - - Wilayah (PKW)
  • Lubuk Pakam

  2 Pusat Kegiatan - Lubuk Pakam; Pusat Kegiatan Primer : Lokal (PKL) - Pasar Induk Kecamatan

  Pancur Batu;

  • Kawasan Industri di

  Kecamatan Tanjung Morawa, Hamparan Perak dan Percut Sei Tuan;

  • Kawasan Pariwisata di

  Kecamatan Sibolangit dan Pantai Labu; 3 - Pusat Pusat Kegiatan Sekunder: - Pancur Batu;

  Pelayanan - Lubuk Pakam; - Tanjung Morawa; Kawasan (PPK) - Sunggal; - Hamparan Perak;

  • Pancur Batu; - Percut Sei Tuan;
  • Deli Tua; - Sunggal;
  • Tanjung Morawa; - Deli Tua;
  • Hamparan Perak; - Pagar Merbau;
  • Pagar Merbau; - Batang Kuis; - Batang Kuis; - Sibolangit.
  • Percut Sei Tuan;
  • Tembung;
  • >4 Pusat Pusat Pelayanan - Gunung Meriah;
  • STM Hulu; Pelayanan Perdesaan : Lingkungan - Namorambe; - Kutalimbaru; (PPL) - Sibolangit; - Namo Ra>Bangun Purba; - Biru-biru;
  • Gunung Meriah; - STM Hilir;
  • Biru-biru; - Bangun Purba;
  • Kutalimbaru; - Galang;
  • STM Hilir; - Patumbak;
  • STM Hulu. - Labuhan D
  • Pantai Labu; - Beringin.

  Sumber : Draft RTRW Provinsi Sumatera Utara, tahun 2010-2030;

Tabel 5.2. Rencana Sistem Perkotaan Di Kabupaten Deli Serdang Tahun 2030

  No. HIRARKI KOTA FUNGSI YANG DIKEMBANGKAN

  1 Pusat Kegiatan Mebidangro • Pusat perdagangan dan jasa regional Nasional (PKN) • Pusat distribusi dan kolektor barang & jasa regional

  • Pusat transportasi darat, laut, dan udara regional
  • Pendidikan tinggi
  • Industri

  2 Pusat Kegiatan Lubuk Pakam; • Pusat pemerintahan kabupaten; Lokal (PKL) • Perdagangan dan jasa;

  • Kota transit;
  • Pusat pelayanan fasilitas sosial dan umum;
  • Permukiman perkotaan

  3 Pusat Pancur Batu • Perdagangan dan jasa regional (pasar induk dan Pelayanan terminal sayur); Kawasan (PPK) • TOD (Transit Oriented Development);

  • Pendidikan dan olah raga;
  • Pariwisata; • Perumahan dan permukiman.

  Tanjung • Perdagangan dan jasa lokal; Morawa • Industri; • Perumahan dan permukiman.

  Hamparan • Perdagangan dan jasa; Perak • Industri;

  • Kawasan konservasi (Kawasan Suaka Alam);
  • Pariwisata, dan
  • Kegiatan Militer • Perumahan dan permukiman.

  Percut Sei • Perdagangan dan jasa regional; Tuan • Pengolahan pertanian dan perikanan; • Perumahan dan permukiman.

  • Industri;
  • Pusat pendidikan dan olah raga; Sunggal • Perdagangan dan jasa lokal;
  • Industri; • Perumahan dan permukiman.
  • Pertanian; Deli Tua • Perdagangan dan jasa regional (pasar induk sayuran);
  • TOD (Transit Oriented Development);
  • Pelayanan sosial • Perumahan dan permukiman.

  Pagar • Perdagangan dan jasa lokal; Merbau • Pengolahan pertanian dan perkebunan; • Perumahan dan permukiman.

  Batang Kuis • Perdagangan dan jasa lokal;

  • Pengolahan pertanian dan perkebunan;
  • TOD (Transit Oriented Development);
  • Perumahan dan permukiman; Sibolangit • Perdagangan dan jasa lokal;

  • Pariwisata;
  • Agropolitan • Kawasan konservasi (Kawasan Suaka Alam) • Perumahan dan permukiman.

  4 Pusat Galang

  • Perdagangan dan jasa lokal; Pelayanan • Pengolahan pertanian dan perkebunan; Lingkungan • TOD (Transit Oriented Development); (PPL) • Militer • Perumahan dan permukiman.

  Gunung • Pengolahan pertanian; Meriah • Kehutanan

  Namo • Pengolahan pertanian; Rambe • Perumahan

  • Pariwisata Bangun • Pengolahan pertanian dan perkebunan;

  Purba • Perumahan dan permukiman; Patumbak • Pengolahan pertanian dan perkebunan;

  • Perumahan;
  • Industri; • Perdagangan dan jasa.

  STM Hulu • Pengolahan pertanian;

  • Kehutanan • Pariwisata Kutalimbaru • Pengolahan pertanian dan perkebunan;
  • Perumahan dan permukiman;
  • Kehutanan Biru-biru • Pengolahan pertanian;
  • Pariwisata STM Hilir • Pengolahan pertanian;
  • Kehutanan Labuhan • Pengolahan pertanian dan perikanan;

  Deli • RTH;

  • Industri • Perumahan dan permukiman; • Perdagangan dan jasa.

  Pantai Labu • Pengolahan pertanian dan perikanan;

  • Transpotasi;
  • Perdagangan dan jasa;
  • Perumahan dan permukiman Beringin • Pengolahan pertanian;
  • Transpotasi;
  • Perdagangan dan jasa;
  • Perumahan dan permukiman Sumber : Rencana
Gambar 5.1. Rencana Sistem Perkotaan Kabupaten Deli Serdang Tahun 2030

  Sumber : RTRW Kabupaten Deli Serdang 2007-2027

  5.2.5. Rencana Sistem Jaringan Transportasi

  A. Jaringan Jalan Pengembangan jaringan jalan berdasarkan fungsi terdiri dari jalan arteri primer, jalan kolektor primer 1, jalan kolektor primer 2 dan jalan lokal.

Tabel 5.3. Rencana Dan Fungsi Jaringan Jalan Kab. Deli Serdang Tahun 2030

  NO RUAS JALAN KETERANGAN

  I Jalan Arteri Primer (Eksisting)

  1.1 Watas Serdang Bedagai – Lubuk Pakam – Tanjung Jalan nasional Morawa – Medan.

  1.2 Medan – Sunggal – Binjai. Jalan nasional

  II Pengembangan Jalan Arteri Primer (Rencana)

  2.1 Tanjung Morawa (Simpang Kayu Besar) – Telaga Sari Peningkatan jalan lokal menjadi jalan

  • – Sena – Bandara Kualanamu. Arteri (jalan akses Bandara Kualanamu)

  2.2 Watas Kota Medan (Jalan Kolonel Bejo) - Percut Sei Peningkatan jalan lokal menjadi jalan Tuan (Bandar Setia) – Batang Kuis – Bandara Arteri (jalan akses Bandara Kualanamu) Kualanamu

  2.3 Simpang Penara – Bandara Kualanamu Peningkatan jalan lokal menjadi jalan Arteri (jalan akses Bandara Kualanamu)

  2.4 Lubuk Pakam – Beringin – Pantai Labu – Bandara Peningkatan jalan lokal menjadi jalan Kualanamu Arteri (jalan kargo/bahan bakar untuk keperluan Bandara Kualanamu)

  2.5 Simp. Warung Seri – Sidoarjo II Ramunia – Pantai Peningkatan jalan lokal menjadi jalan Labu - Bandara Kualanamu Arteri (jalan kargo/bahan bakar untuk keperluan Bandara Kualanamu)

  2.6 Lubuk Pakam – Bandara Kualanamu – Batang Kuis – Rencana Jalan Lingkar Luar Percut Sei Tuan – Medan (Kecamatan Medan Mebidangro Labuhan) – Hamparan Perak – Watas Langkat;

  2.7 Bandara Kualanamu – Tanjung Morawa – Patumbak Rencana Jalan Lingkar Luar

  • – Deli Tua – Pancur Batu – Sunggal - Hamparan Mebidangro Perak.

  2.8 Jalan Lingkar Luar Kota Lubuk Pakam Usulan Rencana Jalan Lingkar Luar Kota Lubuk Pakam

  III Jalan Bebas Hambatan (eksisting)

  3.1 Belawan – Medan – Tanjung Morawa

  IV Jalan Bebas Hambatan (Rencana)

  4.1 Medan – Deli Serdang - Binjai

  4.2 Tanjung Morawa – Lubuk Pakam – Tebing Tinggi

  4.3 Lubuk Pakam – Kuala Namu

  V Jalan Kolektor Primer 1

  5.1 Watas Medan – Pancur Batu – Sibolangit – Watas Kabupaten Karo

  VII Jalan Lokal

  7.9 Watas Kota Medan – Tanjung Selamat – Tanjung Anom – Sei Glugur – Lau Bakeri – Watas Langkat;

  7.8 Watas Kota Medan – Percut – Bagan Percut; Jalan Kabupaten

  Jalan Kabupaten

  7.7 Batang Kuis – Sei Tuan – Rantau Panjang – Pematang Biara – Pantai Labu - Pintu Belakang Bandara Kualanamu

  Jalan Kabupaten

  7.6 Deli Tua - Sibiru-biru – Penen – Martelu – Bandar Baru

  7.5 Tanjung Morawa – Negara - Talun Kenas Jalan Kabupaten

  7.4 Watas Kota Medan – Namo Rambe - Sembahe Jalan Kabupaten

  7.3 Simpang Tuntungan – Kutalimbaru – Bandar Baru Jalan Kabupaten

  Jalan Kabupaten

  7.2 Tandem Hilir II – Bulu Cina – Simpang Beringin – Hamparan Perak – SP. Kantor

  Langkat) Jalan Kabupaten

  7.1 Hamparan Perak – Paluh Manan – Kota Datar – Telaga Tujuh – Karang Gading – Secanggang (Kab.

  Sergei) Usulan peningkatan jalan kabupaten menjadi jalan provinsi (kolektor primer)

  Jalan Nasional

  Usulan peningkatan jalan kabupaten menjadi jalan provinsi (kolektor primer) 6.8 Rantau Panjang – Pantai Labu – Pantai Cermin (Kab.

  6.7 Tanjung Morawa – Saribudolok – Tongging (Rawasaring);

  Karo) Usulan peningkatan jalan kabupaten menjadi jalan provinsi (kolektor primer)

  Jalan Provinsi 6.6 Tiga Juhar - Liang Pematang – Tiga Panah (Kab.

  6.5 Watas Kota Medan – Tembung – Batang Kuis – Bakaran Batu – Lubuk Pakam

  Jalan Provinsi

  6.4 Patumbak – Talun Kenas – Tiga Juhar – Durian Tinggung – Gunung Meriah – Watas Simalungun (Seribu Dolok)

  6.3 Watas Kota Medan – Deli Tua – Pasar 8 Biru-biru Jalan Provinsi

  Jalan Provinsi

  6.2 Lubuk Pakam – Pagar Merbau - Galang - Bangun Purba – Serdang Bedagai – Simalungun - Gunung Meriah – Watas Simalungun (Seribu Dolok)

  Jalan Provinsi

  6.1 Lubuk Pakam – Pagar Merbau – Galang – Watas Kabupaten Serdang Bedagai

  VI Jalan Kolektor Primer 2

  Jalan Kabupaten D. Jaringan Transportasi Laut Pelabuhan yang dikembangkan di Kabupaten Deli Serdang antara lain :

  7.10 Watas Kota Medan – Percut – Pematang Lalang – Rantau Panjang – Pematang Biara – Bandara Kualanamu.

  Jalan Kabupaten Sumber : Rencana

  B. Terminal Merupakan titik simpul dalam sistem jaringan transportasi darat yang berfungsi sebagai pelayanan umum dan melancarkan arus penumpang/barang. Sistem jaringan utama, seperti pelabuhan, terminal, dan sebagainya dikembangkan dalam rangka mendukung struktur ruang wilayah. Konsentrasi pengembangan adalah sebagai berikut:

  1. Rencana peningkatan Terminal Tipe B (Lubuk Pakam) di Kecamatan Lubuk Pakam.

  2. Rencana peningkatan Terminal Kota di Kecamatan Sunggal.

  3. Rencana Pembangunan Terminal Tipe C (pelayanan dalam kota) di Kecamatan Percut Sei Tuan, Tanjung Morawa, Batang Kuis, Beringin dan Kecamatan Pantai Labu.

  4. Rencana Pembangunan Sub Terminal Perkotaan di Kecamatan Deli Tua, Patumbak dan Pancur Batu.

  5. Rencana Pembangunan sub terminal perdesaan di Kecamatan Sibolangit dan Gunung Meriah.

  6. Sampai dengan akhir tahun perencanaan seluruh Kota Kecamatan direncanakan telah memiliki sub terminal.

  C. Jaringan Jalur Kereta Api

  1. Pengembangan dan peningkatan jalur kereta api yang sudah ada, meliputi :  Medan – Binjai,  Medan – Bandar Klippa- Aras Kabu - Lubuk Pakam.

  2. Mengaktifkan kembali jalur kerata api yang lama, meliputi :  Medan – Pancur Batu;  Medan – Deli Tua; dan  Lubuk Pakam – Galang – Bangun Purba.

  3. Pengembangan jalur kereta api baru untuk mendukung Bandara Kualanamu, yaitu jalur Aras Kabu – Kualanamu dan penambahan stasiun baru yaitu :

  • Stasiun Kebun Pisang, terletak diantara Stasiun Medan dan Bandar Klippa; Stasiun Serdang, terletak diantara Stasiun Batang Kuis dan Aras Kabu.

  4. Pengembangan jalur kereta api baru untuk mendukung Mebidangro dan pariwisata pada jalur Deli Tua - Sibolangit.

  5. Pengembangan prasarana perkerataapian meliputi pengembangan simpul-simpul penghubung berupa stasiun kereta api, dikembangkan menjadi Transit Oriented Development (TOD) sebagai sarana transportasi massal untuk mendukung Bandara Kualanamu, meliputi : Bandar Khalipah, Batang Kuis, Aras Kabu, Kualanamu, Lubuk Pakam, Galang, Pancur Batu, Deli Tua, Sunggal, dan Bangun Purba.

   Pelabuhan Rantau Panjang di Kecamatan Pantai Labu, dikembangkan sebagai Pelabuhan Pengumpan Regional (antar kabupaten dalam provinsi);  Pelabuhan Pantai Labu di Kecamatan Pantai Labu, Pelabuhan Percut di Kecamatan Percut Sei Tuan dikembangkan sebagai Pelabuhan Pengumpan Lokal.

  E. Jaringan Transportasi Udara Bandar Udara Kualanamu yang terdapat di Kecamatan Beringin dan Pantai Labu adalah merupakan bandara pengganti dari Bandara Polonia, Medan. Rencana Sistem jaringan transportasi udara terdiri atas tatanan kebandarudaraan dan ruang udara untuk penerbangan. Secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut:  Peruntukan bandara sebagai Bandara Utama memperjelas kedudukan bandara untuk melayani penerbangan sipil komersial internasional dan domestik. Maka diharapkan transportasi udara akan memainkan peranan penting pada wilayah ini guna mendukung aktivitas ekonomi, pengembangan regional, keseimbangan ekonomi, komunikasi serta persatuan nasional.

   Perencanaan ruang udara untuk penerbangan erat kaitannya dengan Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan di sekitar Bandara Kualanamu. Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP) di sekitar Bandara Kualanamu terdiri dari (Kepmen Perhubungan Nomor : 57 tahun 2008, tentang Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan di Sekitar Bandar Udara Baru Medan, Provinsi Sumatera Utara);

Gambar 5.2. Rencana Sistem Transportasi Di Kabupaten Deli Serdang

  3.1.6. Rencana Sistem Prasarana Sumber : RTRW Kabupaten Deli Serdang 2007-2027

  Rencana sistem prasarana pengelolaan lingkungan terdiri dari sistem persampahan, drainase, dan sanitasi. Secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut : A. Sistem Persampahan Penduduk Kabupaten Deli Serdang pada Tahun 2030 diperkirakan berjumlah 3.183.860 jiwa.

  Implikasi perkembangan penduduk ini adalah bertambahnya jumlah timbulan sampah yang diperkirakan berbanding lurus dengan pertambahan jumlah penduduk. Agar dapat melayani persampahan hingga tahun 2030, diperlukan penambahan sarana dan prasarana pengelolaan persampahan yang antara lain meliputi alat angkut sampah, kontainer/TPS, sistem transfer depo dan TPA. Sementara itu wilayah dengan konsentrasi perkembangan produksi tinggi (kawasan perkotaan) meliputi Kecamatan Lubuk Pakam, Beringin, Pantai Labu, Batang Kuis, Tanjung Morawa, Percut Sei Tuan, Labuhan Deli, Patumbak, Deli Tua, Pancur Batu, Sunggal dan Kutalimbaru yang merupakan wilayah potensial produksi sampah sehingga wilayah ini merupakan prioritas pelayanan prasarana pengelolaan lingkungan.

  Berdasarkan pertimbangan di atas, maka rencana pengelolaan persampahan adalah sebagai berikut :

  1. Pembangunan dan atau perluasan TPA STM Hilir, TPA Namo Bintang dan TPA Pancur Batu;

  2. Sedangkan TPA Regional diarahkan pada wilayah Kabupaten Deli Serdang yang memiliki potensi kelayakan regional, yaitu TPA di Kecamatan STM Hilir.

  3. Penambahan jumlah TPS dan perluasan jangkauan pelayanan terutama pada kawasan perkotaan.

  4. Pengembangan usaha daur ulang sampah, kertas dan plastik (sampah kering).

  Controlled Landfill, sedangkan TPA

  5. Sistem pengelolaan TPA yang dikembangkan adalah Regional direncanakan dengan system Sanitary Landfill.

  6. Peningkatan kesadaran (peranserta) masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan.

  7. Pengefektifan fungsi pemulung dengan pembangkitan kegiatan daur ulang sampah menjadi produk-produk yang berdayaguna.

  8. Penambahan sarana pengangkutan dan petugas persampahan.

  9. Pengomposan sampah-sampah organik dan pembangunan fasilitas tempat pemisahan jenis sampah organik dan anorganik yang dilakukan oleh masyarakat mulai dari rumah- rumah sampai tempat-tempat umum, dimana pemerintah menyediakan sarana tong sampah untuk memilah-milah sampah tersebut. Re-design Tempat/Lahan Pembuangan Akhir yang ada untuk mencegah akibat yang 10. ditimbulkan kedepan.

  11. Menggunakan incinerator untuk mengurangi timbunan sampah. movable incinerator berukuran kecil dan dapat dimuat di atas truk yang

  12. Menggunakan merupakan salah satu alternatif untuk mengurangi jumlah truk sampah dan volume timbunan sampah pada TPA.

  13. Pemerintah mengeluarkan aturan-aturan yang diperlukan dan yang lebih tegas mengenai pembuangan sampah ini, antara lain memberikan denda kepada pihak yang membuang sampah sembarangan, sistem restribusi sampah, tarif pengelolaan, dan lain-lain.

  14. Frekwensi pelayanan dibagi menjadi beberapa kondisi sebagai berikut :  Wilayah dengan pelayanan intensif adalah daerah di jalan protokol, pusat Kabupaten, kawasan permukiman perkotaan tidak teratur dan daerah komersil.

   Wilayah dengan pelayanan menengah adalah kawasan permukiman teratur.  Wilayah dengan pelayanan rendah adalah daerah pinggiran Kabupaten.

  15. Khusus untuk kawasan Bandara Internasional Kualanamu, penanganan masalah persampahan dilakukan secara khusus.

  B. Sistem Drainase Drainase merupakan sistem jaringan dan distribusi drainase suatu lingkungan yang berfungsi sebagai pematus bagi lingkungan, yang terintegrasi dengan sistem jaringan drainase makro dari wilayah regional yang lebih luas.

  Rencana pengembangan sistem drainase di Kabupaten Deli Serdang dilakukan dengan cara sebagai berikut: a. Pembangunan dan peningkatan kapasitas saluran drainase untuk mengatasi masalah genangan air terutama di kawasan perkotaan, padat penduduk dan atau rawan banjir; b. Pembangunan saluran dengan konstruksi tertutup dibangun pada kawasan perdagangan, perkantoran dan kawasan komersil; c. Pengembangan sistem tercampur (yaitu menyatukan air limbah dan air hujan dalam satu satu saluran) dikembangkan untuk air limbah dari kegiatan non-domestik dan kegiatan lainnya seperti air buangan dari kamar mandi, tempat cuci dan hasil kegiatan kantor lainnya, sedangkan untuk menutupi kelemahan sistem ini dapat diatasi dengan membuat saluran terbuka dari perkerasan dengan campuran kedap air. Dengan memperhatikan kondisi sistem pengelolaan limbah yang ada saat ini, diperlukan penanganan yang lebih baik. Sistem pengelolaan air limbah yang masih bisa diterapkan di Kabupaten Deli Serdang adalah sistem pembuangan air limbah setempat ( on-site sanitation) dengan pertimbangan biaya konstruksi rendah, bisa dilaksanakan oleh masing-masing keluarga dan bisa cepat dimanfaatkan.

  C. Sistem Sanitasi grey water maupun black water perlu dilakukan Pengelolaan limbah domestik, baik berupa terutama untuk mencegah terjadinya pencemaran lingkungan khususnya air bersih. Sistem pengelolaan air limbah yang masih bisa diterapkan di Kabupaten Deli Serdang adalah sistem on-site sanitation) dengan pertimbangan biaya konstruksi pembuangan air limbah setempat ( rendah, bisa dilaksanakan oleh masing-masing keluarga dan bisa cepat dimanfaatkan. off site direncanakan di daerah

  Sedangkan Sistem –daerah yang menjadi pusat kegiatan komersil dan pusat pemerintahan dengan pertimbangan luas tanah terbatas serta kepadatan relatif tinggi. Teknologi pengelolaan air limbah yang sebaiknya diterapkan di Kabupaten Deli Serdang sampai akhir tahun perencanaan adalah sistem on-site dengan menggunakan sistem on-site dikembangkan pada wilayah dengan tangki septik dengan bidang resapan. Sistem tipologi : a) Kepadatan penduduk < 150 jiwa/Ha.

  b) Sarana air bersih sudah tersedia dengan baik.

  c) Sifat tanah impermeabel dan kedalaman tanah > 1,5 m.

  D. Sistem Air Bersih Cakupan pelayanan air minum pada daerah perkotaan di Kabupaten Deli Serdang baru mencapai 15,34 %, yang meliputi sistem perpipaan sebanyak 15 % dan sistem non perpipaan yang terlindungi sebanyak 0,34 %. Diperkirakan masih terdapat masyarakat diperkotaan yang belum terlayani air minum baik dengan sistem perpipaan maupun sistem non perpipaan yang terlindungi sebanyak 536.696 jiwa (84,66 %).

  Cakupan pelayanan air minum pada daerah perdesaan di Kabupaten Deli Serdang baru mencapai 2,5 % dari seluruh penduduk perdesaan, yang meliputi sistem perpipaan 1,79 % dan sistem non perpipaan yang terlindungi 0,71 %. Rencana penyediaan air bersih untuk Kabupaten Deli Serdang adalah sebagai berikut :

  1. Sistem sambungan langsung dengan sumber dari PDAM direncanakan melayani kawasan perkotaan, pusat kegiatan komersil, industri maupun pusat pemerintahan. Daerah-daerah ini merupakan daerah yang menjadi kawasan perkotaan yang tersebar di kecamatan- kecamatan di Kabupaten Deli Serdang.

  2. Sistem sambungan halaman (kran/hidran umum) dengan sumber dari PDAM, direncanakan melayani daerah diluar kawasan perkotaan. Daerah ini meliputi daerah- daerah yang tidak termasuk dalam kawasan perkotaan Kabupaten Deli Serdang. Untuk pengelolaannya dapat dilakukan oleh PDAM sendiri atau di serahkan kepada masyarakat setempat dengan membentuk kelompok pemakai air.

  3. Sistem penyediaan air bersih non PDAM dari pemerintah maupun dengan swadaya murni dari masyarakat, sistem ini direncanakan untuk wilayah yang belum mendapat pelayanan dari PDAM, terutama untuk wilayah perdesaan. Untuk lebih jelasnya mengenai sistem jaringan prasarana di Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat pada Gambar berikut.

Gambar 5.3. Rencana Sistem Prasarana Di Kabupaten Deli Serdang

  Sumber : RTRW Kabupaten Deli Serdang 2007-2027

  5.2.6. Rencana Pola Ruang Pola ruang di Kabupaten Deli Serdang perlu ditata kembali untuk dapat mewujudkan fungsinya sebagai Pusat Kegiatan Nasional dan mengantisipasi perkembangan penggunaan lahan akibat tuntutan dari kegiatan yang ada. Rencana pola ruang wilayah ini dirinci menurut kawasan-kawasan fungsional, yang meliputi kawasan yang berfungsi lindung dan kawasan budidaya. Penetapan kawasan lindung dan kawasan budidaya sebagaimana ditetapkan dalam UU Nomor 26 Tahun 2007, PP Nomor 26 Tahun 2008, dan Keppres Nomor 32 Tahun 1990, dengan batasan sebagai berikut :

  1. Kawasan lindung adalah kawasan yang berfungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam dan sumber daya buatan yang terdiri dari kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya, kawasan perlindungan setempat, kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya, kawasan rawan bencana alam, kawasan lindung geologi dan kawasan lindung lainnya.

  2. Kawasan budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi sumberdaya alam, sumberdaya binaan, dan sumberdaya manusia yangterdiri dari kawasan peruntukan hutan produksi, hutan rakyat, pertanian, perikanan, pertambangan, industri, pariwisata, permukiman dan peruntukan budidaya lainnya.

  A. Rencana Pola Ruang Kawasan Lindung Berdasarkan fungsinya, pembagian Kawasan Lindung di Kabupaten Deli Serdang dibedakan menjadi (sesuai Permen PU No.16/PRT/M2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten):

  a) Kawasan hutan lindung; Penetapan Kawasan Hutan Lindung di Kabupaten Deli Serdang mengacu kepada Usulan Revisi Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.44/Menhut-II/2005 Tentang Penunjukan Kawasan Hutan di Wilayah Provinsi Sumatera Utara. Kawasan-kawasan yang telah ditetapkan layak sebagai kawasan hutan lindung di Kabupaten Deli Serdang tersebar di Wilayah Selatan dan Utara, dengan luas total 4.126,38 meliputi :

  1. Untuk wilayah Selatan kawasan Hutan Lindung terdapat di 2 (dua) kecamatan, yaitu :  Kecamatan Gunung Meriah dengan luas 1.491,16 Ha, dan  Kecamatan Sibolangit dengan luas 826,52 Ha.

  2. Sedangkan untuk wilayah Utara, kawasan hutan lindung pada umumnya terdapat disepanjang garis pantai yang sekaligus juga berfungsi sebagai sempadan pantai, yang meliputi 3 (tiga) kecamatan, yaitu :  Kecamatan Hamparan Perak seluas 394,36 Ha;  Kecamatan Percut Sei Tuan seluas 677,09 Ha, dan  Kecamatan Pantai Labu seluas 737,25 Ha.

  b) Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya, meliputi: kawasan bergambut dan kawasan resapan air;  Berdasarkan kriteria tersebut maka tidak ada kawasan di Kabupaten Deli Serdang yang dapat dikatagorikan sebagai kawasan bergambut.  Kawasan yang potensial bagi konservasi dan resapan air di Kabupaten Deli Serdang berada di sekitar Wilayah selatan. Kawasan resapan air di Kabupaten Deli Serdang pada dasarnya menyatu dengan Kawasan Suaka Alam yang terdapat pada bagian selatan, antara lain di Kecamatan Gunung Meriah, Sibolangit, STM Hulu, STM Hilir dan Kecamatan Kutalimbaru.

  c) Kawasan perlindungan setempat;  Kawasan lindung sepanjang pantai (sempadan pantai) di Kabupaten Deli Serdang ditetapkan sebagai Kawasan Hutan Lindung, yang meliputi 4 (empat) kecamatan, yaitu: Kecamatan Labuhan Deli, Percut Sei Tuan, Pantai Labu dan Hamparan Perak.

   Berdasarkan hasil kajian potensi sungai, maka luas kawasan sempadan sungai Kabupaten Deli Serdang, yang perlu ditetapkan adalah 8.450 Ha (2,97% dari total luas wilayah Kabupaten Deli Serdang), yang meliputi sempadan Sungai Deli, Babura, Belawan, Ular, Buaya dan Sungai Belumai.

  d) Kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya yaitu:  Di Kabupaten Deli Serdang, yang termasuk kedalam Kawasan Suaka Alam, adalah

  Hutan Suaka Margasatwa Karang Gading ± 4.027,12 Ha yang terdapat di Kecamatan Hamparan Perak seluas ± 1.408,21 Ha dan Kecamatan Labuhan Deli seluas ± 2.618,91 Ha.

   Kawasan pelestarian alam adalah Taman Nasional, Taman Hutan Raya, Taman Wisata Alam, dan kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan. Rencana kawasan pelestarian alam pada dasarnya tidak ada Taman Nasional yang terdapat di Kabupaten Deli Serdang, akan tetapi Kawasan Hutan Suaka Alam (HSA) yang terdapat pada bagian Selatan di Kecamatan Kutalimbaru adalah merupakan bagian dari Kawasan Ekosistem Lueser (KEL) yang termasuk dalam Taman Nasional Gunung Leuser dengan luas ± 3.006,53 Ha.

   Taman Hutan Raya yang terdapat di Kabupaten Deli Serdang adalah termasuk kedalam Kawasan Taman Hutan Raya (Tahura) Bukit Barisan yang terdapat seluas ± 13.567,69 Ha, yang meliputi 4 (empat) kecamatan yaitu : Kecamatan Gunung Meriah ± 3.065,72 Ha, Kecamatan Sibolangit ± 3.625,17 Ha, Kecamatan STM Hilir ± 2.294,57 Ha dan Kecamatan STM Hulu ± 4.582,23 Ha.

  e) Kawasan rawan bencana alam, yaitu:  Berdasarkan kondisi geologi dan topografi Kabupaten Deli Serdang, maka Kawasan Rawan Gerakan Tanah di Kabupaten Deli Serdang dapat dibagi menjadi 2 (dua) kategori, yaitu :

  1. Kawasan rawan gerakan tanah tinggi, yaitu: daerah yang mempunyai potensi tinggi untuk terjadi gerakan tanah. Wilayah Kabupaten Deli Serdang yang termasuk dalam Kawasan Rawan Gerakan Tanah Menengah hingga Tinggi antara lain:  Pada bagian Selatan dari Kecamatan Sibolangit;  Bagian Selatan dari Kecamatan Biru-biru;  Bagian Selatan dari Kecamatan STM Hilir;  Bagian Barat dari Kecamatan STM Hulu, dan  Kecamatan Gunung Meriah

  2. Kawasan rawan gerakan tanah menengah, yaitu : daerah yang mempunyai potensi Menengah untuk terjadi Gerakan Tanah. Kawasan ini terdapat di Kecamatan Bangun Purba.

   Kabupaten Deli Serdang termasuk salah satu wilayah yang dapat dikategorikan sebagai wilayah Kawasan Rawan Gelombang Pasang/Tsunami, karena berada pada daerah dataran pantai yang berbatasan langsung dengan Selat Malaka. Kawasan tersebut terdapat sepanjang ± 65 Km di sepanjang garis pantai Kabupaten Deli Serdang, yang meliputi : Kecamatan Labuhan Deli, Hamparan Perak, Percut Sei Tuan dan Kecamatan Pantai Labu.

   Kawasan di Kabupaten Deli Serdang yang termasuk kedalam daerah rawan banjir diantaranya; Kecamatan Percut Sei Tuan, Deli Tua, Pancur Batu, Namorambe, Kutalimbaru, Biru-biru, Pantai Labu, Batang Kuis, Beringin, Tanjung Morawa dan Kecamatan Lubuk Pakam.

   Wilayah di Kabupaten Deli Serdang yang rawan terkena angin puting beliung antara lain : Kecamatan Beringin, Tanjung Morawa, Deli Tua, Patumbak, Batang Kuis, Lubuk Pakam, Bangun Purba, Labuhan Deli, Percut Sei Tuan, Sunggal, Pantai Labu, Pancur Batu, Hamparan Perak, Gunung Meriah dan Kecamatan Kutalimbaru.

  f) Kawasan lindung geologi, meliputi:  Wilayah di Kabupaten Deli Serdang yang dapat dikatagorikan sebagai daerah rawan letusan gunung berapi adalah wilayah-wilayah yang berdekatan atau berbatasan dengan Kabupaten Karo (kawasan yang diperkirakan terkena dampak dari letusan Gunung Berapi yaitu Gunung Sibayak dan Gunung Sinabung), diantaranya adalah di Kecamatan Kutalimbaru dan Kecamatan Sibolangit.

   Zona patahan aktif yang terdapat di Kabupaten Deli Serdang tersebar di Kecamatan Pancur Batu, dan Kecamatan Namorambe;  Zona rawan bahaya gas beracun yang terdapat di Kabupaten Deli Serdang di Kecamatan Sibolangit, STM Hulu dan Kecamatan Gunung Meriah.

  g) kawasan lindung lainnya, yaitu :  Kawasan pantai berhutan bakau merupakan kawasan pesisir laut yang merupakan habitat alami hutan bakau (mangrove) yang berfungsi memberikan perlindungan pada perikehidupan pantai dan lautan. Kawasan pantai berhutan bakau di Kabupaten Deli Serdang meliputi Kawasan Pantai di Kecamatan Hamparan Perak, Percut Sei Tuan dan Pantai Labu dengan luas areal hutan bakau seluruhnya adalah 6.138 Ha (2,46 % dari luas total Kabupaten Deli Serdang).

  B. Rencana Pola Ruang Kawasan Budidaya Pengembangan pemanfaatan ruang di kawasan budidaya bertujuan untuk menjaga kualitas daya dukung lingkungan Kabupaten Deli Serdang, menciptakan penyerapan lapangan pekerjaan, terciptanya keserasian dengan rencana struktur tata ruang serta konsep pengembangan wilayah yang dikembangkan dan telah disepakati melalui dialog-dialog stakeholders dan seminar. Kawasan budidaya di Deli Serdang terdiri :

  Kawasan peruntukan hutan produksi, Penetapan kawasan hutan produksi di Kabupaten Deli a. Serdang mengacu pada Finalisasi Usulan Revisi Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.44/Menhut-II/2005 Tentang Penunjukan Kawasan Hutan di Wilayah Provinsi Sumatera Utara. Luas kawasan hutan produksi di Kabupaten Deli Serdang adalah ± 37.076,03 Ha, yang tersebar di 8 (Delapan) kecamatan antara lain : Kecamatan Bangun Purba seluas ± 3.973,34 Ha; Kecamatan Kutalimbaru seluas ± 5.443,35 Ha; Kecamatan Namorambe seluas ± 1.104,76 Ha; Kecamatan Pancur Batu seluas ± 53,82 Ha; Kecamatan Biru-biru seluas ± 6.274,00 Ha; Kecamatan Sibolangit seluas ± 8.626,37 Ha; Kecamatan STM Hilir seluas ± 7.619,06 Ha; dan Kecamatan STM Hulu seluas ± 3.981,34 Ha.

  Kawasan peruntukan hutan produksi memiliki fungsi antara lain:  Penghasil kayu dan bukan kayu;  Sebagai daerah resapan air hujan untuk kawasan sekitarnya;  Membantu penyediaan lapangan kerja bagi masyarakat setempat;  Sumber pemasukan dana bagi Pemerintah Daerah (dana bagi hasil) sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

  

b. Kawasan hutan rakyat; Kawasan hutan rakyat merupakan kawasan yang mempunyai fungsi

  yang serupa dengan fungsi kawasan budidaya kehutanan di samping fungsi hidrologis/ pelestarian ekosistem dengan luas penutupan tajuk minimal 50 persen dan merupakan tanaman cepat tumbuh dengan luas minimal 0,25 hektar. Kabupaten Deli Serdang mempunyai potensi hutan rakyat seluas ± 38.520 Ha, dengan jenis tanaman durian, kemiri, manggis, duku, mindi, mahoni, karet, petai, jengkol, asam glugur dan sebagainya yang hampir tersebar di semua kecamatan, yaitu : Kecamatan Kutalimbaru, Sibolangit, Namorambe, STM Hilir, STM Hulu, Gunung Meriah, Bangun Purba, Biru-biru, Galang, Pancur Batu, Hamparan Perak, Pantai Labu, Pagar Merbau, Percut Sei Tuan, Sunggal, Labuhan Deli, Patumbak, Beringin, Lubuk Pakam, Tanjung Morawa, Deli Tua, dan Kecamatan Batang Kuis.

  

c. Kawasan peruntukan pertanian, Peruntukan budidaya pertanian memiliki fungsi antara lain

  menghasilkan bahan pangan, palawija, tanaman keras, hasil peternakan dan sebagai daerah resapan air hujan untuk kawasan sekitarnya serta membantu menyediakan lapangan kerja bagi penduduk setempat. Luas pertanian di Kabupaten Deli Serdang, yang sesuai untuk budidaya pertanian lahan basah adalah 68.830 Ha (27,56% dari total luas wilayah Kabupaten Deli Serdang) yang tersebar di beberapa kecamatan. Dari 22 (dua puluh dua) kecamatan yang ada di Kabupaten Deli Serdang 15 (lima belas) kecamatan diantaranya merupakan lahan beririgasi yang potensial dan perlu dipertahankan sebagai daerah pertanian lahan basah, antara lain : Kecamatan Sibolangit, Kutalimbaru, Pancur Batu, Namorambe, STM Hilir, Galang, Tanjung Morawa, Patumbak, Sunggal, Hamparan Perak, Percut Sei Tuan, Pantai Labu, Beringin, Lubuk Pakam dan Kecamatan Pagar Merbau.

  Pemanfaatan ruang pertanian lahan kering bertujuan untuk mendukung perekonomian lokal di kawasan sekitarnya dan pengembangan perekonomian Wilayah Kabupaten Deli Serdang. Pengembangan kawasan pertanian lahan kering berdasarkan pada pertimbangan kondisi eksisting (berupa kebun campuran, tegalan, padang rumput, ilalang dan semak belukar) dan potensi wilayahnya dengan merujuk pada ketentuan Keppres No. 57/89 tentang Pengelolaan Kawasan Budidaya.

  Luas pertanian lahan kering di Kabupaten Deli Serdang, yang perlu ditetapkan adalah 10.785 Ha (4,32 % dari total luas Kabupaten Deli Serdang). Pengembangan kawasan pertanian lahan kering terutama diarahkan pada Kecamatan Gunung Meriah, Biru-biru, Bangun Purba, Tanjung Morawa, Deli Tua, Hamparan Perak, Pancur Batu, Labuhan Deli, Percut Sei Tuan, Batang Kuis, dan Kecamatan Pantai Labu.

  

d. Kawasan peruntukan perkebunan, yang dirinci berdasarkan jenis komoditas perkebunan

  yang ada di wilayah kabupaten. Potensi perkebunan yang terdapat di Kabupaten Deli Serdang antara lain; Kelapa, Kelapa Sawit, Karet, Kopi, Kakao, Tembakau dan Tebu. Rencana pemanfaatan ruang untuk kawasan perkebunan pada tahun 2030 adalah 58.727 Ha (23,51 %) yang terdistribusi di seluruh kecamatan, terutama: Kecamatan Bangun Purba, Gunung Meriah, Galang, STM Hilir, STM Hulu, Kutalimbaru, Pantai Labu, Biru-biru, Batang Kuis, Namorambe, Pancur Batu, Hamparan Perak, Labuhan Deli, dan Percut Sei Tuan.

  

e. Kawasan peruntukan perikanan, Pemanfaatan ruang kawasan perikanan yang