Peningkatan prestasi belajar dengan teknik pemetaan gagasan tentang materi energi alternatif mata pelajaran IPA siswa kelas 4 SD Pangudi Luhur 3 Yogyakarta semester genap tahun pelajaran 2010/2011 - USD Repository

  PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR DENGAN TEKNIK PEMETAAN GAGASAN TENTANG MATERI ENERGI ALTERNATIF MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS 4 SD PANGUDI LUHUR 3 YOGYAKARTA SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2010/2011 SKRIPSI

  Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Oleh :

   Antonius Tonny Budisantoso 091134190 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ilmu Pengetahuan Alam yang diajarkan di kelas IV SD Pangudi Luhur

  3 Yogyakarta termasuk dalam kelompok mata pelajaran pokok dipelajari sesuai dengan kurikulum sekolah dan standar nasional. Kelompok mata pelajaran llmu Pengetahuan Alam sendiri bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa SD untuk berpikir logis, kritis, dan kreatif dalam mengenal, menggunakan dan memecahkan masalah atau menerima informasi yang ada di lingkungan alam sekitar dalam kehidupan sehari-hari.

  Kesulitan yang selama ini muncul adalah bahwa IPA merupakan pelajaran yang memiliki kesan “mudah” dipelajari bagi siswa, karena dirasakan hanya bersifat hafalan yang mengakibatkan siswa merasa malas belajar. Berbagai usaha telah dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran agar siswa menjadi tertarik dan berprestasi. Pembelajaran kontekstual diharapkan sangat sesuai jika diterapkan dalam proses pembelajaran IPA.

  Untuk dapat menarik perhatian siswa, guru hendaknya kreatif dalam memilih metode dan teknik pembelajaran yang dapat merangsang aktivitas dan kreativitas siswa. Dengan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, menyenangkan, gembira, dan berbobot (Paikem Gembrot), siswa diharapkan dapat tertarik dengan materi yang diajarkan oleh guru. Pelajaran IPA juga termasuk dalam salah satu mata pelajaran yang diujikan dalam UAS (Ujian

  Akhir Sekolah) di kelas 6 yang bahannya diambil dari pelajaran kelas IV sebanyak 20%.

  Dalam pembelajaran IPA dengan materi menjelaskan energi alternatif dan penggunaannya, nilai dari 37 siswa masih di bawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal). Siswa idealnya mendapatkan nilai sesuai dengan KKM yang ditentukan sekolah, yaitu : 70. Namun kenyataannya, 60 % siswa belum mampu menguasai materi tersebut. Buktinya, dari hasil tes 37 orang siswa di kelas IV Pangudi Luhur 3 Yogyakarta, 22 siswa mendapatkan hasil yang kurang memenuhi KKM. Akibatnya dari hasil tes yang diujikan pada kompetensi dasar tersebut, nilai rata-rata kelas yang diperoleh hanya 63,78.

  Berdasarkan hasil pengamatan di kelas, diperoleh keterangan mengenai minat belajar siswa terhadap mata pelajaran IPA sudah cukup besar. Hal tersebut terjadi karena siswa merasa senang memperhatikan materi dalam bentuk teori ataupun peragaan yang disampaikan oleh guru. Gejala yang tampak adalah siswa telah aktif bertanya, menjawab pertanyaan, dan mengerjakan tugas-tugas. Walaupun kebanyakan pada akhirnya siswa menerima pelajaran yang bersifat verbalistis akan tetapi, siswa memiliki motivasi yang baik. Masalah utama yang terdapat kelas ini adalah kebanyakan siswa tidak mudah mengingat suatu materi, sehingga mengakibatkan siswa tidak mendapatkan prestasi belajar yang memuaskan.

  Oleh sebab itu siswa menjadi kurang teliti terhadap materi yang diberikan, karena merasa sudah menjawab pertanyaan dengan benar. Padahal siswa sebenarnya tidak ingat betul dengan jawaban dari pertanyaan tersebut. Disamping itu persepsi siswa terutama di usia SD tentang prestasi belajar belum utuh. Hal ini sangat dipengaruhi oleh psikologi anak, lingkungan, pola didik orang tua, kemajuan teknologi (TV, game, dll). Untuk itu guru harus berusaha kreatif dalam menciptakan suasana pembelajaran agar dapat menarik perhatian dan minat siswa. Kemudian untuk yang perlu dilakukan saat ini adalah menentukan strategi pembelajaran dengan mempergunakan teknik, metode dan alat peraga yang menarik bagi siswa.

  Peneliti akan mencoba meningkatkan prestasi belajar siswa tentang materi energi alternatif dan cara penggunaannya dengan mempergunakan teknik pemetaan gagasan. Teknik ini merupakan salah satu alternatif yang dapat diterapkan untuk membantu siswa belajar. Pemetaan gagasan diharapkan dapat membantu siswa untuk melatih daya ingatnya terhadap suatu materi tertentu yang telah dipelajari.

B. Pembatasan Masalah

  Dalam penulisan skripsi ini, penulis memilih satu masalah yang akan dilakukan tindakan sebagai upaya untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Karena keterbatasan waktu dan luasnya materi pelajaran IPA di SD maka diperlukan pembatasan masalah sebagai berikut:

  1. Penelitian ini hanya dilakukan pada kompetensi dasar 8.2 Menjelaskan berbagai energi alternatif dan cara penggunaannya pada siswa kelas IV SD Pangudi Luhur 3 semester genap tahun pelajaran 2010/2011.

  2. Untuk mengatasi permasalahan tersebut peneliti akan mempergunakan teknik pemetaan gagasan.

  C. Perumusan Masalah

  Dilandasi latar belakang masalah, masalah pembatasan, masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: Apakah pembelajaran menggunakan teknik pemetaan gagasan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa tentang materi energi alternatif dan cara penggunaannya pada siswa kelas IV SD Pangudi Luhur 3 Yogyakarta tahun pelajaran 2010/2011 ?

  D. Pemecahan Masalah

  Seperti yang telah diuraikan pada latar belakang masalah dan tersirat dalam rumusan masalah, masalah rendahnya prestasi belajar tentang materi energi alternatif akan coba diatasi oleh peneliti dengan teknik pemetaan gagasan. Pada teknik tersebut pelaksanaan pembelajarannya, diusahakan semua siswa dapat terlibat aktif.

  E. Batasan Pengertian

  Agar tidak menimbulkan pertanyaaan dan tidak menimbulkan multi tafsir tentang suatu istilah (konsep) yang akan dipakai, perlu diberi batasan pengertian. Seperti yang telah diuraikan di atas, maka yang dimaksud dengan:

  1. Prestasi belajar adalah suatu perolehan hasil baik atau kurangnya sebuah kemampuan siswa dalam hal pencapaian materi pelajaran yang diberikan oleh guru dengan menggunakan tes sebagai alat ukur.

  2. Pemetaan gagasan atau dikenal juga dengan istilah mind mapping adalah suatu teknik untuk mempermudah mengingat suatu materi pelajaran dengan cara memilah, menyusun, dan mengulang materi pelajaran dalam bentuk bagan-bagan yang kreatif, bercabang-cabang dan penuh warna- warni serta dengan simbol-simbol bermakna yang mewakili kata kunci dari sub materi-materi yang dipelajari.

  3. Energi alternatif adalah adalah energi pengganti yang dapat digunakan untuk menggantikan peranan minyak bumi sebagai sumber energi utama saat ini.

F. Tujuan Penelitian

  Adapun penelitian ini diadakan dengan tujuan untuk mengetahui :

  1. Apakah teknik pemetaan gagasan dapat meningkatkan prestasi siswa yang nampak pada nilai evaluasi kelas IV SD Pangudi Luhur 3 Yogyakarta semester genap tahun pelajaran 2010/2011 tentang materi berbagai energi alternatif dan cara penggunaannya.

  2. Apakah teknik pemetaan gagasan dapat meningkatkan prestasi siswa yang nampak pada persentase jumlah siswa yang mencapai KKM kelas

  IV SD Pangudi Luhur 3 Yogyakarta Semester Genap Tahun Pelajaran 2010/2011 tentang materi berbagai energi alternatif dan cara penggunaannya.

G. Manfaat Penelitian

  1. Secara teoritis hasil penelitian tersebut dapat menambah wawasan tentang salah satu model pembelajaran, yang dapat meningkatkan motivasi dan keterlibatan siswa dalam mata pelajaran IPA.

  2. Secara Praktis :

  a. Bagi peneliti sendiri, merupakan pengalaman yang berharga dalam memilih dan menggunakan teknik pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran, yang dapat meningkatkan keterlibatan dan prestasi siswa kelas IV SD dalam pelajaran IPA.

  b. Bagi rekan-rekan guru, peningkatan prestasi belajar siswa dalam menjelaskan kepada para siswa tentang energi alternatif dengan menggunakan teknik pemetaan gagasan dapat dijadikan sebagai pedoman pembelajaran yang dapat dikembangkan dalam berbagai materi pokok, mata pelajaran dan kelas yang lain.

  c. Bagi sekolah, dengan meningkatnya prestasi belajar siswa akan memberikan sumbangan bagi perbaikan mutu sekolah.

  d. Bagi perpustakaan sekolah, skripsi penelitian tindakan kelas yang bertemakan ”Peningkatan prestasi belajar siswa dengan menggunakan teknik pemetaan gagasan dalam menjelaskan energi alternatif pada mata pelajaran IPA ini dapat menambah koleksi bacaan di perpustakaan. Skripsi penelitian ini bermanfaat bagi rekan-rekan guru atau pihak terkait yang akan melaksanakan penelitian tindakan kelas dan bisa juga dijadikan sebagai bahan pembandingan.

  e. Bagi Universitas Sanata Dharma, hasil penulisan penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat menambah koleksi kepustakaan dan dapat menjadi referensi bagi teman-teman mahasiswa yang akan melakukan penulisan penelitian tindakan kelas dengan topik ini.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Prestasi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1976 : 768), prestasi

  adalah hasil yang telah dicapai/dilakukan, dikerjakan. Prestasi dapat diartikan keberhasilan yang telah dicapai/dilakukan dan penguasaan pengetahuan siswa dalam hal pencapaian materi pelajaran. Prestasi belajar, kita ketahui bukan saja dipengaruhi oleh kemampuan intelektual yang bersifat kognitif, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor non kognitif seperti emosi, motivasi, kepribadian serta berbagai pengaruh lingkungan.

B. Hakikat Belajar

  Kata belajar, menurut pandangan masyarakat adalah usaha mencari, menambah, dan mengumpulkan pengetahuan di sekolah.

  Pengertian belajar yang lebih modern diungkapkan oleh Morgan dkk dalam Sumantri (2001 : 13). yaitu belajar sebagai setiap perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi sebagai hasil latihan dan pengalaman.

  Sedangkan belajar menurut Sudjana (2004 : 28) adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dengan berbagai bentuk, seperti dalam bentuk pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan dan kemampuan, daya kreasi, daya penerimaan, dan lain-lain yang ada atau terjadi pada individu tersebut.

  Menurut Morgan dalam Baharuddin (2002 : 14), belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi sebagai hasil latihan atau pengalaman.

  Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar merupakan suatu proses kegiatan untuk menambah ilmu, mengubah perilaku baik dari pengalaman ataupun latihan untuk memenuhi kebutuhan diri, kecerdasan yang belum dimilikinya melalui pengetahuan atau sikap yang mencakup tiga aspek yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

C. Prestasi Belajar

  Sejumlah perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai-sikap dalam proses belajar mengajar dapat diketahui tingkat keberhasilannya dengan melalui kegiatan pengukuran dan penilaian sifat suatu objek dalam kegiatan belajar yang khas, yang dilakukan dengan secara sengaja dalam bentuk pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap, dan nilai.

  Hasil proses belajar yang khas, yang dilakukan dengan secara sengaja sebagai hasil suatu pengukuran akan disebut sebagai prestasi belajar (Masidjo, 1995: 38).

  Prestasi belajar merupakan salah satu umpan balik dari proses belajar yang telah dilakukan siswa. Prestasi belajar dapat ditunjukkan dengan hasil belajar siswa, hasil belajar tersebut dapat berupa keterampilan mengerjakan sesuatu, kemampuan menjawab soal atau menyelesaikan tugas (Gagne dalam Baharuddin, 2002:18).

  Gagne mengemukakan lima macam kemampuan manusia yang merupakan hasil belajar sehingga pada gilirannya membutuhkan sekian macam kondisi belajar untuk pencapaiannya. Kelima macam kemampuan hasil belajar tersebut adalah :

  a. Keterampilan intelektual, sejuklah pengetahuan mulai dari baca, tulis, hitung sampai kepada pemikiran yang rumit. Kemampuan intelektual tergantung kepada kapasitas intelektual kecerdasan seseorang dan pada kesempatan belajar yang tersedia.

  b. Strategi kognitif, mengatur cara belajar dan berpikir seseorang di dalam arti seluas-luasnya, termasuk kemampuan memecahkan masalah.

  c. Informasi verbal, pengetahuan dalam arti informasi dan fakta

  d. Ketrampilan motorik yang diperoleh di sekolah, antara lain ketrampilan menulis, mengetik, menggunakan jangka, dan sebagainya.

  e. Sikap dan nilai, berhubungan dengan arah serta intensitas emosional yang dimiliki seseorang, sebagai mana dapat disimpulkan dari kecenderungan bertingkah laku terhadap orang, barang, atau kejadian.

  Belajar tidak sebatas memperoleh informasi tetapi belajar untuk memahami. Apa yang dimaksud dengan memahami lebih sekedar melakukan apa yang dimiliki berdasarkan segala pengalaman yang telah dialami. Memahami menyangkut proses membuat keterkaitan (koneksi), menggunakan pengetahuan secara lincah dan fleksibel sehingga terbentuk suatu wawasan yang bermakna. Apa yang dapat dilakukan dalam kelas untuk menumbuhkan iklim belajar yang mampu mengembangkan pemahaman seperti yang dimaksud itu?

  Menurut tim pengembang PGSD (tim pengembang PGSD, 2001:3), ada tiga macam elemen penting dalam belajar untuk pemahaman, yaitu :

a. Pengembangan topik generatif yang bisa mendorong anak untuk secara mendalam dan bergairah melakukan connection making.

  b. Pengajaran ditekankan kepada pembentukan pemahaman dan kebermaknaan.

  c. Assesment dalam konteks, dimana tes bukan bagian terpisah yang berdiri sendiri melainkan terpadu di dalam pengajaran dan tugas-tugas yang dihadapkan kepada anak bersifat otentik.

  Dalam berbagai jenis belajar, kita senantiasa melibatkan ingatan. Jika kita tidak dapat mengingat sesuatu pun mengenai informasi yang kita terima, kitapun tidak akan dapat belajar apa-apa. Tanpa ingatan kita tidak dapat melakukan sesuatupun karena segala perbuatan dan perkataan kita terjadi berdasarkan ingatan yang telah terekam terlebih dahulu. Untuk dapat mengingat, kekuatan ingatan dibagi dalam tiga tahapan. Pertama ketika kita diperkenalkan, dengan sesuatu cara kita memasukkan informasi yang ada ke dalam ingatan. Kedua, kita mempertahankan atau menyimpan informasi itu selama waktu tertentu. Dan ketiga, kita akan dapat menemukan kembali informasi tersebut jika suatu saat dibutuhkan.

  Ingatan sendiri dapat dibedakan berdasarkan waktu, yaitu ingatan jangka pendek dan ingatan jangka panjang. Ingatan jangka pendek yaitu ingatan yang menyimpan materi dalam jangka waktu yang pendek saja. Sedangkan ingatan jangka panjang, materi yang masuk menjadi unit-unit yang besar dan bermakna sehingga informasi tersebut disimpan dalam ingatan jangka panjang. Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari perilaku, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, ketrampilan berpikir maupun ketrampilan motorik.

  Di sekolah hasil belajar dapat dilihat dari penguasaan siswa akan mata pelajaran yang ditempuhnya. Tingkat penguasaan pelajaran atau hasil belajar dalam mata pelajaran tersebut di sekolah dilambangkan dengan angka atau huruf, seperti angka 0 – 100 pada pendidikan dasar atau sampai menengah. Hasil belajar inilah yang disebut prestasi belajar yang berhasil diperoleh siswa (Syaodih, 2005:103).

  Prestasi belajar siswa juga dipengaruhi oleh tenaga pendidikan yang profesional yang memiliki kompetensi dengan kemajuan yang dapat diandalkan, berdaya guna, dan berhasil guna untuk melayani dan membantu siswa dalam proses belajar mengajar. Karena tuntutan profesi, maka tugas guru meliputi mendidik, mengajar, dan melatih. Mendidik berarti memberi bimbingan kepada anak agar dapat berkembang seoptimal mungkin dan dapat meneruskan serta mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar berarti memberikan pengajaran untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Melatih berarti memberikan diri untuk menjadi fasilitator bagi anak untuk berlatih. Dan faktor lain yang tak kalah pentingnya adalah bagimana guru dapat menciptakan situasi belajar yang membuat anak menjadi merasa nyaman dan bahagia dalam menjalani proses belajar di sekolah (Aprilianto, 2008:155). Pengukuran penguasaan hasil belajar/ prestasi belajar selalu dikaitkan dengan tes prestasi atau tes hasil belajar. Maka metode dan alat evaluasi harus menentukan hasil akhir perilaku maupun pemahaman terhadap materi, sehingga prestasi yang diberikan oleh siswa benar-benar mencakup hasil belajar yang harus dicapainya (Winkel, 2004:620).

  Winkel (2004:620) mengutip pendapat Herman Ebbinghaus (1913) yang mengadakan suatu rangkaian penelitian yang cukup berbobot mengenai belajar, terutama menghafal. Ia menggunakan dirinya sendiri sebagai subyek percobaan dan memakai kata yang tidak artinya? namun dari kata yang tidak ada artinya itu, dia dapat dengan mudah mengingat sesuatu. Berbagai kegiatan belajar perlu dilakukan dalam rangka menjawab pertanyaan-pertanyaan dan tugas. Selama proses belajar berlangsung , siswa membutuhkan hasil penggalian dari ingatannya pada saat:

  a. Unit pelajaran, yang belum selesai dipelajari seutuhnya, akan dilanjutkan,misalnya pada pelajaran berikutnya.

  b. Hasil belajar akan diterapkan di luar lingkup bidang studi yang bersangkutan. c. Harus memberikan prestasi pada akhir proses belajar, yang membuktikan bahwa belajar memang diperoleh atau tujuan instruksional telah tercapai.

D. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

  IPA secara sederhana didefinisikan sebagai ilmu tentang fenomena alam semesta. Dalam kurikulum pendidikan dasar terdahulu (1994) dijelaskan pengertian IPA (sains) sebagai hasil kegiatan manusia berupa pengetahun, gagasan, dan konsep yang terorganisasi tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan pengujian gagasan-gagasan. Sedangkan dalam kurikulum 2004 sains (IPA) diartikan sebagai cara mencari tahu secara sistematis tentang alam semesta.

  IPA bukan hanya kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses

  sebagaimana yang ditulis oleh

  penemuan Poppy K. Devi dan Sri Anggraeni (2008: 4). Pendidikan IPA di Sekolah Dasar diharapkan menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari dirinya sendiri dan alam sekitarnya. Dalam mata pelajaran ini juga harus menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung. Oleh karena itu, siswa perlu dibantu belajar mengembangkan dan mengetahui cara mencari tahu tentang alam secara sistematis untuk menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses penemuan, dan memiliki sikap ilmiah.

  Ilmu Pengetahuan Alam adalah pengetahuan manusia yang luas yang didapatkan dengan cara observasi dan eksperimen yang sistematik, serta dijelaskan dengan bantuan aturan-aturan, hukum-hukum, prinsip-prinsip, teori-teori dan hipotesis-hipotesis ( Purnell’s, 1983 dalam Srini M. Iskandar, 2001:2 ). Fakta-fakta IPA merupakan hasil dari kegiatan empirik sedangkan konsep-konsep IPA, prinsip-prinsip IPA dan teori-teori IPA merupakan hasil dari kegiatan analitik (Srini M. Iskandar, 2001: 2). Dengan penjelasan sebagai berikut : a. Fakta

  Fakta dalam IPA merupakan pernyataan-pernyataan tentang benda-benda yang benar-benar ada, atau sebuah peristiwa yang benar- benar terjadi. Contoh: Bumi merupakan planet ke 3 dalam sistem tata surya.

  b. Konsep Konsep IPA merupakan suatu ide yang mempersatukan atau menghubungkan fakta-fakta IPA yang memiliki hubungan satu sama lain. Contoh: semua zat tersusun atas partikel-partikel.

  c. Prinsip Prinsip IPA adalah generalisasi tentang hubungan di antara konsep-konsep IPA. Prinsip dapat berubah jika ditemukan bukti-bukti baru saat observasi dilakukan. Contoh : udara yang dipanaskan memuai. Contoh tersebut menghubungkan konsep udara, panas dan memuai. Prinsipnya, jika udara dipanaskan maka akan memuai.

  d. Teori Teori merupakan model atau gambaran yang dibuat oleh ilmuwan untuk menjelaskan gejala alam. Seperti halnya prinsip, teori juga dapat berubah jika ditemukan bukti-bukti baru yang berlawanan dengan teori tersebut. Contoh : teori geosentrik alam semesta yang menonjol lima ratus tahun yang lalu sekarang hanyalah merupakan bagian dari sejarah.

  Untuk membahas hakikat IPA, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti yang dikemukakan oleh Hardy & Fleer (1996:15) sehingga memungkinkan para guru memahami IPA dalam perspektif yang lebih luas. Menurut mereka, sekurang-kurangnya ada 7 ruang lingkup pemahaman IPA yaitu sebagaimana berikut.

  a. IPA sebagai kumpulan pengetahuan

  IPA sebagai kumpulan pengetahuan mengacu pada kumpulan berbagai konsep IPA yang sangat luas. IPA dipertimbangkan sebagai akumulasi berbagai pengetahuan yang telah ditemukan sejak zaman dahulu sampai penemuan pengetahuan yang sangat baru. Pengetahuan tersebut berupa fakta, teori, dan generalisasi yang menjelaskan alam.

  b. IPA sebagai suatu proses penelusuran (investigation)

  IPA sebagai suatu proses penelusuran umumnya merupakan suatu dengan kegiatan laboratorium beserta perangkatnya. Dalam kategori ini

  IPA dipandang sebagai sesuatu yang memiliki disiplin yang ketat, objektif, dan suatu proses yang bebas nilai c. IPA sebagai kumpulan nilai

  IPA sebagai kumpulan nilai berhubungan erat dengan penekanan IPA sebagai proses. Bagaimanapun juga, pandangan ini menekankan pada aspek nilai ilmiah yang melekat pada IPA. Ini termasuk di dalamnya nilai kejujuran, rasa ingin tahu, dan keterbukaan.

  d. IPA sebagai cara untuk mengenal dunia Proses IPA dipengaruhi oleh cara di mana orang memahami kehidupan dan dunia di sekitarnya. IPA dipertimbangkan sebagai suatu cara di mana manusia mengerti dan memberi makna pada dunia di sekeliling mereka, selain juga merupakan salah satu cara untuk mengetahui dunia beserta isinya dengan segala keterbatasannya.

  e. IPA sebagai institusi sosial Ini berarti bahwa IPA seharusnya dipandang dalam pengertian sebagai kumpulan para profesional, yang melalui IPA mereka didanai, dilatih dan diberi penghargaan akan hasil karya. Para ilmuwan ini sangat terikat dengan kepentingan institusi, pemerintah, politik, bahkan militer.

  f. IPA sebagai hasil konstruksi manusia Pandangan ini menunjuk pada pengertian bahwa IPA sebenarnya merupakan penemuan dari suatu kebenaran ilmiah mengenai hakikat semesta alam. Pengetahuan ilmiah ini tidak lain merupakan akumulasi kebenaran. Hal pokok dalam pandangan ini adalah IPA merupakan konstruksi pemikiran manusia. Oleh karenanya, dapat saja apa yang dihasilkan IPA memiliki sifat bias dan sementara.

  g. IPA sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari Orang menyadari bahwa apa yang dipakai dan digunakan untuk pemenuhan kebutuhan hidup sangat dipengaruhi oleh IPA. Bukan saja pemakaian berbagai jenis produk teknologi sebagai hasil investigasi dan pengetahuan, melainkan pula cara bagaimana orang berpikir mengenai situasi sehari-hari sangat kuat dipengaruhi oleh pendekatan ilmiah (scientific approach).

  Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA di SD menekankan pada pemberian pengalaman belajar secara langsung dengan penggunaan keterampilan proses seperti ketrampilan mengamati dengan seluruh indera, menggunakan alat indera dan bahan belajar secara benar, mengajukan pertanyaaan, mengkomunikasikan hasil temuan, secara beragam dan sikap ilmiah dalam menghadapi situasi dan melakukan sebuah pengalaman yang berhubungan dengan kondisi alam serta keadaan lingkungan sekitar.

E. Energi alternatif dan Cara Penggunaannya Dalam Mata Pelajaran IPA di Kelas IV Sekolah Dasar.

1. Pengertian Energi Alternatif

  Energi alternatif adalah istilah yang merujuk kepada semua energi yang dapat digunakan yang bertujuan untuk menggantikan bahan bakar konvensional yaitu minyak bumi, tanpa akibat yang tidak diharapkan dari hal tersebut. Umumnya, istilah ini digunakan untuk mengurangi penggunaan bahan bakar

  

hidrokarbon yang mengakibatkan kerusakan lingkungan dari emisi karbon dioksida

  yang tinggi, yang berkontribusi besar terhadap pemanasan global . Selama beberapa tahun, apa yang sebenarnya dimaksud sebagai energi alternatif telah berubah akibat banyaknya pilihan energi yang bisa dipilih yang tujuan yang berbeda dalam penggunaannya.

  Istilah "alternatif" merujuk kepada suatu teknologi, selain teknologi yang digunakan pada bahan bakar fosil untuk menghasilkan energi. Teknologi alternatif yang digunakan untuk menghasilkan energi dengan mengatasi masalah dan tidak menghasilkan masalah seperti penggunaan bahan bakar fosil.

2. Sejarah perkembangan energi alternatif

  Dalam sejarahnya, kebutuhan manusia terhadap energi semakin lama semakin meningkat. Energi yang digunakan saat ini berasal dari minyak bumi. Namun, eksploitasi yang berlebihan terhadap minyak bumi mengakibatkan persediaannya semakin menipis. Tuhan menganugrahkan teknologi baru ditemukan. Kemajuan teknologi juga telah sampai pada penggunaan energi alternatif sebagai pengganti sumber energi utama yang semakin sedikit jumlahnya. Akhirnya transisi penggunaan energi alternatif berdasarkan faktor ekonomi , hadirnya suatu sumber energi baru bertujuan untuk menggantikan sumber energi yang lama yang semakin langka dan mahal, tidak ekonomis lagi, atau tidak dapat diakses lagi.

3. Macam-macam contoh sumber energi alternatif

  Berbagai sumber-sumber di alam yang dapat dimanfaatkan sebagai energi alternatif sebenarnya mudah didapatkan. Dengan usaha manusia untuk memperolehnya dengan menggunakan tekonologi yang telah ada, maka energi alternatif dapat diperoleh. Beberapa macam contoh sumber energi alternatif antara lain :

  a. Energi matahari Hampir semua energi yang berada di bumi berasal dari matahari.

  Energi radiasi sinar matahari dapat diubah menjadi energi listrik dan energi kalor.

  Peralatan yang menggunakan sel-sel surya dapat langsung mengubah energi radiasi sinar matahari menjadi energi listrik. Pada saat ini, sel-sel surya mulai ditawarkan negara kita untuk dipasang di rumah-rumah. Gambar 1 : Turbin pada suatu pembangkit tenaga listrik tenaga surya. sumber: www.Team Andriewongso.com

  Sel-sel surya ini dapat mengubah energi radiasi sinar matahari menjadi energi kalor (panas). Energi panas yang dihasilkan dapat digunakan untuk memanaskan ruangan, memanaskan air, dan keperluan lain. Pada saat ini, sel- sel surya sudah biasa dijumpai di atap-atap rumah, rumah sakit, dan hotel-hotel. Salah satu masalah yang dihadapi dalam pemanfaatan energi ini adalah matahari tidak bersinar sepanjang hari.

  b. Energi Panas Bumi Bumi sesungguhnya tersusun dari beberapa lapisan. Pusat bumi terbentuk dari lapisan batu yang panas. Hal ini memungkinkan bumi menjadi sumber energi panas. Energi panas bumi adalah energi yang dihasilkan oleh magma di dalam perut bumi. Energi panas bumi disebut juga energi geotermal. Energi tersebut banyak digunakan terutama di daerah-daerah air di sekitarnya sehingga dihasilkan sumber uap panas atau geiser. Sumber uap panas tersebut kemudian dibor. Uap panas yang keluar dari lubang pengeboran, setelah disaring, dapat digunakan untuk menggerak-kan turbin yang akan memutar generator sehingga menghasilkan energi listrik.

  Gambar 2 : pemanfaatan energi alternatif panas bumi.

Sumber: http://www.flickr.com/photos/47860895@N05/4424300318/in/photostream.

  Pembangkit listrik yang memanfaatkan energi panas bumi disebut Pusat Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP). Contoh PLTP di Indonesia, antara lain, PLTP Kawah Kamojang di Jawa Tengah dan PLTP Bayongbong di Garut, Jawa Barat. Masalah yang dihadapi dalam pemanfaatan energi panas bumi adalah sulitnya pengeboran tanah, biaya yang tinggi, dan sedikitnya c. Energi Air Air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah.

  Aliran air yang deras merupakan sumber energi gerak. Energi ini dapat digunakan untuk menghasilkan energi listrik. Misalnya pada suatu bendungan, air yang jatuh dari bagian atas bendungan akan menghasilkan arus yang sangat deras. Keadaan ini dapat dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin yang memutar generator. Generator yang berputar menghasilkan energi listrik. Selain bendungan, gerakan pasang surut air laut juga dapat digunakan untuk membangkitkan listrik.

   Gambar 3: perawatan rutin terhadap kincir air.

  Sumber : beta.matanews.com

  d. Energi Angin Banyak kegiatan yang memanfaatkan energi angin. Misalnya, pada angin yang sangat besar dapat menimbulkan bencana. Angin adalah sumber energi alternatif yang murah dan tidak mengakibatkan polusi. Energi angin juga dapat dipakai pada kincir angin yang menghasilkan listrik.

  Gambar 4 : Turbin pada suatu pembangkit tenaga listrik tenaga angin.

  

sumber: www.kabarindonesia.com

  Baling-baling pada kincir angin akan berputar cepat apabila ada angin besar yang bertiup. Putaran ini dapat menggerakkan turbin pada suatu pembangkit tenaga listrik. Jadi, energi angin dapat dijadikan sumber pembangkit energi listrik. Di negara Belanda, kincir angin digunakan untuk memompa air guna mengeringkan tanah. Kincir angin seperti ini juga banyaknya kincir angin di negara Belanda, sampai negara tersebut dijuluki negara Kincir Angin.

4. Penggunaan Energi Alternatif

  Energi alternatif digunakan saat ini karena sumber energi yang biasa digunakan, yaitu minyak bumi jumlahnya semakin sedikit. Kendaraan bermotor dahulu hingga saat ini menggunakan bahan bakar bensin atau solar. Namun demikian, di beberapa negara maju sudah dikembangkan kendaraan dengan sumber tenaga matahari. Selain itu, di negara kita saat ini juga sedang dikembangkan energi biogas. Beberapa ilmuwan kita telah merancang kompor dengan bahan bakar dari biogas yang ramah lingkungan. Selain mobil dan kompor, benda lain yang juga telah menggunakan energi alternatif adalah perahu layar. Tanpa menggunakan mesin, perahu ini dapat melaju dengan bantuan energi angin. Belanda angin digunakan sebagai sumber energi listrik dengan menggunakan kincir angin. Juga mulai ditemukan minyak jarak dan minyak dari kelapa sawit mentah untuk menggantikan solar sebagai bahan- bahan penggerak diesel.

F. Teknik Pembelajaran Pemetaan Gagasan

1. Teknik Pembelajaran

  Kegiatan belajar mengajar yang dirancang dan dipersiapkan oleh seorang guru untuk proses pembelajaran diharapkan dapat mencapai tujuan yang maksimal. Seorang guru dalam menjalankan profesinya selain dituntut untuk menguasai materi pelajaran juga perlu memperhatikan bagaimana cara mengembangkan sistem pengajaran, mengenal karakteristik siswa, menciptakan kondisi lingkungan yang mendukung proses belajar dan kreatif menggunakan metode, teknik kegiatan belajar mengajar sehingga siswa merasa senang belajar dan akhirnya dapat mencapai prestasi belajar yang memuaskan.

  Teknik pembelajaran merupakan cara/prosedur yang digunakan untuk melaksanakan proses pembelajaran agar suatu metode tertentu dapat terimplementasikan dengan baik sehingga tujuan pembelajaran yang sudah direncanakan dapat tercapai. Memilih sebuah teknik yang akan digunakan akan lebih efektif bila kita mengenal karakteristik siswa SD yang secara umum dikemukakan Bassett, Jack, dan Logan (1983) dalam Sumantri, Permana (2001 ) adalah seperti berikut ini :

  a. Mereka secara alamiah memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan tertarik akan dunia sekitar yang mengelilingi diri mereka sendiri; b. Mereka senang bermain dan lebih suka bergembira/ riang;

  c. Mereka suka mengatur dirinya sendiri untuk menangani berbagai hal, mengeksplorasi suatu situasi dan mencobakan usaha baru.

  d. Mereka biasanya tergetar perasaannya dan terdorong untuk berprestasi sebagaimana mereka tidak suka mengalami ketidakpuasan dan kegagalan-kegagalan

  e. Mereka belajar secara efektif ketika mereka merasa puas dengan situasi yang terjadi; f. Mereka belajar dengan cara bekerja, mengobservasi, berinisiatif, dan mengajar anak-anak lainnya.

  Ketepatan seorang guru dalam memilih dan menggunakan teknik pembelajaran atau cara terefektif yang akan digunakan untuk menyampaikan materi pembelajaran sangat penting agar tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan maksimal.

2. Pemetaan Gagasan

  Kata pemetaan gagasan merupakan terjemahan dari kata Mind

  mapping yang berasal dari bahasa Inggris, mind yang berarti otak dan mapping yang berarti memetakan. Pemetaan gagasan adalah yaitu suatu teknik untuk memaksimalkan potensi pikiran manusia dengan menggunakan otak kanan dan otak kiri seseorang secara seimbang. Teknik ini

  diperkenalkan oleh Tony Buzan pada tahun 1974 , seorang ahli

  potensi manusia Inggris

  pengembangan dari .   Dalam arti luas pemetaan gagasan adalah diagram istimewa yang cara kerjanya sesuai dengan cara kerja otak dan yang membantu untuk mengembangkan cara berpikir ke segala arah, mengembangkan imajinasi, mengingat, memahami, mencatat, kreatif, tetap berminat pada suatu masalah, berkonsentrasi dan merencanakan, serta memilah informasi kemudian memetakannya, sehingga akan sangat membantu seseorang untuk mengingat dan mengulang pelajaran karena pemetaan gagasan merupakan cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi ke luar dari otak – pemetaan gagasan (Mind Mapping) adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara harafiah untuk ”memetakan” pikiran – pikiran kita dengan mudah serta sederhana (Tony Buzan, 2010 : 4).

  Pada hasil suatu produk dari pemetaan gagasan akan nampak jelas perbedaan antara siswa yang cerdas dengan yang tidak, yaitu terlihat dari kelengkapan konsep yang dapat disusun, pemberian simbol dan warna yang jelas serta menarik. Seorang siswa yang cerdas akan lebih dapat mengimajinasikan dan mengasosiasikan gagasan awal dengan gagasan yang lebih luas dibandingkan siswa yang kurang cerdas.

a. Keunggulan pemetaan gagasan dalam pembelajaran

  Pemetaan gagasan sangat membantu siswa untuk mengulang pelajaran karena membuat dan mendorong percepatan aliran berbagai pikiran kreatif dan inovatif berdasarkan sifat multi-ordinasi yang dimiliki oleh kita dan kenyataan. Sebuah pemetaan gagasan akan :

  1). Memberikan tinjauan menyeluruh atas sebuah subyek/ area yang luas 2). Membuat mampu merencanakan rute/membuat pilihan serta menunjukkan arah tujuan dan keberadaan siswa 3). Menghimpun dan menyimpan sejumlah besar data 4). Mendukung proses pemecahan masalah dengan menemukan jalan baru yang kreatif 5). Membuat mampu bersikap sangat efisien 6). Enak dilihat, dibaca, direnungkan, dan diingat

  7). Menarik dan menahan perhatian mata/otak

  b. Kelemahan pemetaan gagasan

  1) Membutuhkan waktu yang cukup lebih lama untuk memperoleh hasil berpikir siswa dalam mengungkapkan ide/gagasan berupa materi yang telah dipelajarinya. 2) Pemberian warna dari peralatan berupa pewarna seperti crayon, spidol, dan pensil warna membuat pemetaan gagasan sering menjadi kabur/tidak jelas.

  c. Langkah-langkah Mengulang Pelajaran

  Mengulang pelajaran bagi siswa menjadi masalah karena membutuhkan waktu, keterbatasan otak untuk mengingat banyak konsep, dan membosankan.

  Hal yang perlu diperhatikan dalam mengulang pelajaran adalah mengetahui cara-caranya dan itu hanya membutuhkan lima langkah, yaitu: 1) Pengulangan pertama harus dilakukan lebih dari satu jam setelah membaca atau mempelajari sesuatu.

  2) Pengulangan kedua adalah sehari sesudahnya. 3) Pengulangan ketiga adalah sekitar satu minggu kemudian 4) Pengulangan keempat satu bulan kemudian 5) Pengulangan terakhir adalah enam bulan kemudian

  Dengan demikian siswa selain mengulang pelajaran juga sekaligus mengembangkan imajinasinya dengan cara kreatif, inovatif, dan menggembirakan karena dilakukan dengan cara bermain/menggambar.

  d. Bahan dan alat untuk membuat pemetaan gagasan

  1) Otak 2) Kertas polos/ tidak bergaris 3) Pensil, pena, pewarna (crayon, pensil warna, atau spidol warna- warni).

  e. Langkah- langkah membuat pemetaan gagasan 1). Ambil kertas kosong dan posisikan mendatar.

  2). Membuat gambar utama yang mewakili gagasan pokok dan membuat tulisan dengan huruf besar agar pikiran tetap terfokus pada gagasan utama. 3). Gagasan itu kemudian dikembangkan sesuai imajinasi otak dengan garis yang keluar dari gambar tengah mewakili subtopik.

  4). Gagasan dari sub topik dikembangkan dengan membuat garis-garis kecil bervariasi keluar dari sub topik, kegiatan ini akan membuat siswa sibuk berimajinasi dan kreatif. 5). Buatlah gambar atau simbol untuk sesuatu yang berkesan! 6). Akan lebih menarik lagi bila pemetaan gagasan dibuat dengan menggunakan spidol berwarna-warni.

  7). Petunjuk untuk membuat pemetaan gagasan pelajaran IPA materi energi alternatif dan cara penggunaannya:  Mengerti tentang energi alternatif  Menyusun informasi

   Meringkas dan mengingat fakta-fakta  Mengingat macam-macam energi alternatif yang saat ini mulai dikembangkan oleh beberapa negara.

   Memahami hubungan antara kejadian dan peristiwa

G. Diagram Sistematika

  Membuat pemetaan gagasan dilakukan dua kali dalam satu kali pertemuan, yaitu ketika mengerjakan LKS secara berkelompok dan mengerjakan di papan tulis bersama dengan kelompoknya tersebut dan seluruh kelompok lainnya. Siswa diharapkan dan diberi motivasi untuk aktif mengembangkan imajinasinya dengan diberi kesempatan untuk menambahkan konsep yang dimiliki pada pemetaan gagasan yang sudah dibuat.

  Proses membuat pemetaan gagasan akan lebih berhasil jika dilakukan dengan pendekatan pembelajaran kooperatif dan pendekatan yang memperhatikan perkembangan individual siswa sehingga pembelajaran akan efektif dan efisien. Kelebihan pembelajaran yang peneliti sajikan yaitu:

  1). Pembelajaran menjadi lebih aktif, kreatif, menyenangkan, inovatif, Gembira, dan berbobot (Paikem Gembrot)

  2). Setiap siswa didorong untuk bisa mengembangkan kreativitas dan kemampuannya secara optimal 3). Mengembangkan kepemimpinan siswa dan pengajaran ketrampilan berdiskusi dan proses kerja kelompok.

  Gambar 5 : contoh pemetaan gagasan sederhana Sumber : http://www.pkab.wordpress.com

  Pada contoh gambar diatas terdapat gagasan utama yaitu “Aku dan Lingkunganku” yang kemudian dilingkari dan mulai dibuat sub-gagasan yang sesuai dengan gagasan utamanya. Setiap cabang diberikan warna yang berbeda- beda sebagai simbol suatu sub-gagasan. Setiap pemberian istilah dalam pemetaan gagasan juga perlu ditambahkan gambar-gambar (simbol) yang sesuai agar menjadi lebih menarik.

  

H. Penelitian terdahulu dengan menggunakan teknik pemetaan gagasan

untuk peningkatan prestasi belajar materi menjelaskan berbagai energi alternatif dan cara penggunaannya

  Teknik pembelajaran pemetaan gagasan serupa pernah diujicobakan dalam Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan oleh M. Bisri, S.Pd. dalam peningkatan prestasi belajar siswa kelas V pada mata pelajaran IPS semester I di SD Negeri Bukir, Kecamatan Gadingrejo kota Pasuruan Tahun pelajaran 2008/2009. Dalam penelitian tersebut siklus I dari 30 siswa 13% mengalami ketuntasan belajar, sedang dalam siklus II ketuntasan belajar siswa mencapai 96 % dari 28 siswa dengan nilai rata-rata 81,4.

  Sedangkan pada penelitian yang dilakukan oleh Benedecta Maryudani, S.Pd dengan materi mengenal tokoh-tokoh perjuangan melawan Jepang pada mata pelajaran IPS kelas V semester genap tahun pelajaran 2009/2010 dengan menggunakan teknik pemetaan gagasan, juga mengalami peningkatan prestasi belajar. Pada siklus I dari 32 siswa diperoleh hasil melebihi kriteria ketuntasan minimalnya yaitu 61,00 menjadi 69,00 dengan persentase mencapai 65,6%, kemudian di dalam siklus II terjadi peningkatan rata-rata nilainya menjadi 80,00 dengan persentase ketuntasan sebesar 84,75%.

I. Kerangka Berpikir.

  Pada dasarnya anak usia Sekolah Dasar senang bermain dengan gambar, simbol, dan warna, dengan bermain mereka lebih leluasa mengkreasikan diri dengan apa yang mereka pelajari. Seandainya pembelajaran IPA disajikan dalam bentuk bermain gambar dan warna- warna, maka peserta didik akan merasa senang dan akan merasa mudah menyerap materi pelajaran. Teknik yang dikemukakan oleh Tony Buzan dapat menjadi salah satu teknik yang dapat dikembangkan oleh guru terhadap pencapaian prestasi belajar.

  Seorang siswa akan menghafal dan memahami dengan konsentrasi yang baik dan menggunakan alat belajar serta teknik praktis untuk memperkuat ingatan-ingatan. Maka sesudah proses belajar berakhir, siswa membutuhkan hasil penggalian dari ingatannya pada saat: a. Mempelajari unit pelajaran lain di bidang studi lain. Hasil dari belajar yang dahulu itu diperlukan dalam rangka pengolahan materi yang lain.

  b. Mengulang kembali garis-garis besar dari materi pelajaran untuk beberapa pokok bahasan, sebagai persiapan untuk menempuh ulangan.

  c. Memberikan prestasi pada waktu mengerjakan ulangan yang meliputi sejumlah satuan pelajaran yang telah selesai dipelajari.

  Menurut pandangan Woodworth (Winkel, 2004:622), gejala lupa disebabkan bekas-bekas ingatan yang tidak digunakan, lama kelamaan terhapus dengan berlangsungnya waktu, terjadi proses penghapusan yang mengakibatkan suatu bekas ingatan menjadi kabur dan lama kelamaan hilang sendiri. Pandangan ini dikaitkan dengan proses fisiologis yang berlangsung dalam sel-sel otak. Dalam sel otak ini terus menerus terjadi proses pertukaran zat. Apabila suatu kesan ingatan sama sekali tidak digunakan dan kadang-kadang tidak diperbarui, sisa/bekas ingatan itu lambat laun akan segera terhapus.

  Dengan demikian menjadi semakin jelas, bahwa gejala lupa menunjukkan pada kesulitan untuk menggali (dari ingatan) apa yang telah diperhatikan, diolah, dan dimasukkan ke dalam ingatan jangka panjang. Untuk mengatasi masalah ”lupa”, Tony Buzan, dalam pengalaman pribadinya berhasil menemukan suatu teknik mengingat yang ia sebut dengan mind mapping atau pemetaan gagasan. Mind mapping adalah suatu teknis yang mengajak siswa untuk” melihat kembali”, mengulang suatu fakta, agar otak dapat mempelajari, memikirkan, dan mengingatnya kembali.

  Teknik pemetaan gagasan yang ditawarkan oleh Tony Buzan mengajak kita untuk mulai mengubah cara mengulang pelajaran sebagai sesuatu yang sulit dan membosankan menjadi suatu kegiatan mengulang pelajaran yang menggembirakan. Cara ini dapat dilakukan dengan bermain- main, mengembangkan kreativitas, dan membantu membangun kepercayaan diri karena pemetaan gagasan dapat menunjukkan seberapa banyak pengetahuan yang telah kita miliki tentang suatu fakta dan fakta-fakta lain yang saling berhubungan khususnya tentang materi energi alternatif.

  Harapan dari kegiatan penelitian ini adalah prestasi siswa dapat meningkat dengan menggunakan teknik pemetaan gagasan khususnya pada materi energi alternatif.

  J. Hipotesis Tindakan

  Hipotesis dalam Penelitian Tindakan Kelas ini berdasarkan uraian kerangka pikir diatas, maka peneliti mengajukan hipotesis bahwa penggunaan pemetaan gagasan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam menjelaskan berbagai energi alternatif dan cara penggunaannya bagi siswa kelas IV SD Pangudi Luhur 3 Yogyakarta semester genap tahun pelajaran 2010/2011.

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dikemukakan Kemmis dan MC Taggart pada

  hakekatnya berupa perangkat-perangkat dan untaian-untaian dengan satu perangkat terdiri dari empat komponen, yaitu : perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Keempat komponen yang berupa untaian tersebut dipandang sebagai satu siklus, (Kusumah dan Dwitagama.

  2008:21).

  Perencanaan SIKLUS  I Pelaksanaan

  Refleksi   Pengamatan

  Perencanaan Refleksi   SIKLUS Pelaksanaan

   II   Pengamatan

  Gambar 6 : Jenis penelitian Kemmis dan Mc Taggart

B. Setting Penelitian.

  1. Tempat penelitian SD Pangudi Luhur 3 Yogyakarta merupakan tempat dimana penelitian ini akan dilaksanakan yaitu terletak di Jalan Panembahan Senopati No.18 Yogyakarta.

  2. Subyek penelitian Siswa kelas IV SD Pangudi Luhur 3 Yogyakarta tahun pelajaran 2010/2011 dengan jumlah siswa 32, terdiri dari 13 Putra dan 19 putri.

  3. Obyek penelitian Yang menjadi obyek dalam penelitian ini adalah prestasi belajar tentang materi energi alternatif dan cara penggunaannya.

  4. Agenda penelitian Penelitian dilaksanakan selama 8 bulan pada semester genap tahun

  pelajaran 2010/2011 yakni bulan Januari hingga Juni yang kemudian dilanjutkan pada bulan Juli dan Agustus tahun 2011. Tabel 1 : Agenda Penelitian Bulan No Kegiatan

     Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus

  V V

  V

  1 Proposal

  2 Pengumpulan data

  V

  3 Pengolahan data

  V V

  4 Analisis data

  V

  5 Penyusunan laporan

  V

  6 Ujian skripsi

  7 Pembuatan artikel

  V

C. Rencana Tindakan.

  Rencana penelitian ini akan dilaksanakan dalam 2 siklus. Siklus pertama dengan menggunakan teknik pemetaan gagasan sederhana.

  Siklus kedua dengan menggunakan teknik pemetaan gagasan yang lebih lengkap, serta setiap akhir siklus diadakan evaluasi.

1. Persiapan

  a. Permintaan izin kepada Kepala SD Pangudi Luhur 3 untuk melakukan kegiatan penelitian di SD tersebut b. Melakukan observasi pada siswa kelas IV untuk memperoleh gambaran sepintas mengenai tingkah laku siswa c. Melakukan pengamatan lebih teliti untuk mengetahui gambaran sepintas mengenai prestasi belajar siswa dalam menjelaskan berbagai energi alternatif dan cara penggunaannya

  d. Identifikasi masalah yang ada adalah kurangnya prestasi belajar siswa dalam menjelaskan berbagai energi alternatif dan cara penggunaannya

  e. Analisis masalah belajar siswa dalam menjelaskan berbagai energi alternatif dan cara penggunaannya dikarenakan pelajaran yang disampaikan oleh guru kurang menarik minat anak. Hal ini disebabkan oleh faktor kreativitas guru dalam menciptakan suasana pembelajaran agar dapat menarik perhatian dan minat siswa dengan mempergunakan teknik, metode dan alat peraga yang dalam menjelaskan berbagai energi alternatif dan cara penggunaannya dengan mempergunakan teknik pemetaan gagasan.

  f. Perumusan masalah

  g. Perumusan hipotesis

  h. Penyusunan rencana penelitian dalam siklus-siklus i. Membuat gambaran awal mengenai prestasi belajar dalam mendeskripsikan energi alternatif siswa kelas IV dengan melakukan diskusi dan tanya jawab. j. Penyusunan silabus, RPP, LKS, Kisi-kisi soal, tes dan instrumen penelitian k. Pelaksanaan penelitian

Dokumen yang terkait

Peningkatan prestasi belajar dengan menggunakan metode eksperimen mata pelajaran IPA siswa kelas IV B SDN Banyuroto 1 Sawangan semester genap tahun pelajaran 2011/2012.

0 2 112

Peningkatan prestasi belajar melalui metode bermain peran mata pelajaran PKn siswa kelas V SD Kanisius Manding, Bantul semester genap tahun pelajaran 2011/2012.

0 0 184

Peningkatan prestasi belajar menggunakan pendekatan kontekstual dalam mata pelajaran IPS siswa kelas IV SD Negeri Bangunrejo I semester genap tahun pelajaran 2010/2011.

0 1 108

Peningkatan prestasi belajar mata pelajaran IPS dengan metode kerja kelompok bagi siswa kelas II semester 2 SD Kanisius Sorowajan tahun pelajaran 2009/2010 - USD Repository

0 0 107

Peningkatan prestasi belajar dalam mata pelajaran IPS dengan teknik mind mapping siswa kelas V SD K Kintelan I Yogyakarta tahun ajaran 2009/2010 - USD Repository

0 0 143

Peningkatan prestasi belajar dengan menggunakan metode discovery-inquiry terbimbing pada mata pelajaran IPA siswa kelas V SD Negeri Cancangan Sleman semester 2 tahun pelajaran 2010/2011 - USD Repository

0 0 191

Peningkatan prestasi belajar menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik mencari pasangan dalam mata pelajaran IPA semester 1 pada siswa kelas VI A SDN Ngablak 2 tahun pelajaran 2010/2011 - USD Repository

0 0 114

Hubungan pola asuh orang tua demokratis dengan prestasi belajar siswa kelas V Sekolah Dasar Pangudi Luhur Yogyakarta tahun pelajaran 2010/2011 - USD Repository

0 0 226

Peningkatan prestasi belajar siswa dengan pendekatan kontekstual melalui metode inkuiri pada mata pelajaran IPA kelas V SD Budya Wacana semester genap tahun ajaran 2010/2011 - USD Repository

0 0 176

Peningkatan prestasi belajar IPA materi perubahan sifat benda dengan metode demonstrasi eksperimen pada siswa kelas V SD Negeri Ngino 2 semester 1 tahun pelajaran 2010/2011 - USD Repository

0 0 140