Persepsi siswa kelas X SMA St. Klaus Kuwu Ruteng tahun ajaran 2010/2011 tentang kebiasaannya mengungkapkan perasaan secara verbal - USD Repository

  

PERSEPSI SISWA KELAS X SMA ST. KLAUS KUWU

RUTENG TAHUN AJARAN 2010/2011 TENTANG

KEBIASAANNYA MENGUNGKAPKAN PERASAAN SECARA

  

VERBAL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperolah Gelar Sarjana Pendidikan

  

Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh:

Maria Candra D. Jasir

  

061114036

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

  

PERSEPSI SISWA KELAS X SMA ST. KLAUS KUWU

RUTENG TAHUN AJARAN 2010/2011 TENTANG

KEBIASAANNYA MENGUNGKAPKAN PERASAAN SECARA

  

VERBAL

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperolah Gelar Sarjana Pendidikan

  

Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh:

Maria Candra D. Jasir

  

061114036

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 13 Mei 2011 Penulis Maria Candra D. Jasir

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Maria Candra Dun Jasir Nomor Mahasiswa : 061114036

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PERSEPSI SISWA KELAS X SMA ST. KLAUS KUWU RUTENG TAHUN

AJARAN 2010/2011 TENTANG KEBIASAANNYA MENGUNGKAPKAN PERASAAN SECARA VERBAL.

  

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata

Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelola

dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan

mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis

tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya

selama mencantumkan nama saya sebagai penulis.

  Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 13 Mei 2011 Yang menyatakan Maria Candra Dun Jasir

  

ABSTRAK

PERSEPSI SISWA KELAS X SMA ST. KLAUS KUWU RUTENG TAHUN

AJARAN 2010/2011 TENTANG KEBIASAANNYA MENGUNGKAPKAN

PERASAAN SECARA VERBAL

  

Maria Candra D. Jasir

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2011

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi siswa kelas X SMA St.

  

Klaus Kuwu Ruteng tahun ajaran 2010/2011 tentang kebiasaannya

mengungkapkan perasaan secara verbal langsung dan secara verbal tidak

langsung.

  Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode survei.

Pertanyaan yang dijawab dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana persepsi

siswa kelas X SMA St. Klaus Kuwu Ruteng tahun ajaran 2010/2011 tentang

kebiasaannya mengungkapkan perasaan secara verbal langsung? (2) Bagaimana

persepsi siswa kelas X SMA St. Klaus Kuwu Ruteng tahun ajaran 2010/2011

tentang kebiasaannya mengungkapkan perasaan secara verbal tidak langsung? Instrumen penelitian adalah kuesioner yang disusun oleh peneliti sendiri.

  

Kuesioner ini memiliki 63 butir pernyataan. Populasi penelitian adalah siswa

kelas X SMA St. Klaus Kuwu Ruteng tahun ajaran 2010/2011 dengan jumlah

responden 186 siswa.

  Teknik analisis data yang digunakan adalah PAP Penilaian Acuan Patokan

(PAP) tipe I. Tingkat kemampuan mengungkapkan perasaan secara verbal

digolongkan menjadi 5 yaitu: sangat biasa, biasa, cukup biasa, kurang dan tidak

biasa .

  Hasil penelitian menunjukkan: tidak ada siswa yang mempunyai persepsi

(berpendapat) bahwa dia sangat biasa mengungkapkan perasaan secara verbal

langsung. Ada 5 siswa (3%) yang mempunyai persepsi (berpendapat) bahwa

mereka biasa mengungkapkan perasaan secara verbal langsung. Ada 63 siswa

(34%) yang mempunyai persepsi (berpendapat) bahwa mereka cukup biasa

mengungkapkan perasaan secara verbal langsung. Ada 67 siswa (36%) yang

mempunyai persepsi (berpendapat) bahwa mereka kurang biasa mengungkapkan

perasaan secara verbal langsung. Ada 51 siswa (27%) yang mempunyai persepsi

(berpendapat) bahwa mereka tidak biasa mengungkapkan perasaan secara verbal

langsung.

Tidak ada siswa yang mempunyai persepsi (berpendapat) bahwa dia sangat biasa

atau biasa dalam mengungkapkan perasaan secara verbal tidak langsung.Ada 23

siswa (12%) yang mempunyai persepsi (berpendapat) bahwa mereka cukup biasa

mengungkapkan perasaan secara verbal tidak langsung.Ada 63 siswa (34%) yang

mempunyai persepsi (berpendapat) bahwa mereka kurang biasa mengungkapkan

perasaan secara verbal tidak langsung. Ada 100 siswa (54%) yang mempunyai

persepsi (berpendapat) bahwa mereka tidak biasa mengungkapkan perasaan secara

  ABSTRACT THE PERCEPTION OF THE CLASS TEN STUDENTS OF ST. KLAUS KUWU SENIOR HIGH SCHOOL REGARDING THEIR HABITS OF USING DIRECT VERBAL EXPRESSIONS OF EMOTIONS, IN SCHOOL YEAR 2010/2011 Maria Candra D. Jasir

Sanata Dharma University, Yogyakarta

2011

  This study aimed to understand the perception of the class ten students of St. Klaus Kuwu Senior High School regarding their habits of using direct and indirect verbal expressions of emotions in school year 2010/2011.

  This descriptive study used survey method. The questions of the study are: (1) How do the students of class ten of St. Klaus Kuwu Senior High School perceived their habits in using direct verbal expressions of emotions, in school year 2010/2011? (2) How do the students of class ten of St. Klaus’ Kuwu Senior

High School perceived their habits in using indirect verbal expressions of

emotions, in school year 2010/2011?

  This study used the questionnaire which was constructed by the researcher. This questionnaire consisted of 63 items. The subjects of the study were 186 students of class ten of St. Klaus Kuwu Senior High School, in school year 2010/2011.

  The data is analyzed using the Criterion Referenced Evaluation (PAP) type

  I. The habit in using verbal expressions of emotions is classified into 5 levels,

namely, very common, common, sufficiently common, uncommon, and not

common.

  The findings revealed that in using direct verbal expressions of emotions, there is no students (0%) could be categorized into very common category; 5 students (3%) are in common category; 63 students (34%) are in sufficiently common category; 67 students (36%) are in uncommon category, 51 students (27%) are in not common category in using direct verbal expressions of emotions.

  The study also shows that in using indirect verbal expressions of emotions, there is no student (0%) could be categorized into very common category; 23 students (12 %) are in sufficiently common category; 63 students (34 %) are in uncommon category; and 100 students (54 %) are in not common category in their habit in using indirect verbal expressions of emotions.

   

KATA PENGANTAR

  Segala puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas rahmat dan cinta-Nya

yang begitu besar, yang membuat penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi

ini.

  Skripsi ini ditulis dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana pendidikan dari Program Studi Bimbingan dan

Konseling, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  Penulis menyadari bahwa ada banyak pihak yang terlibat baik langsung

maupun tidak langsung, dalam penyusunan skripsi ini Untuk itu dalam

kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

  

1. Dr. M.M Sri Hastuti, M.Si. selaku Kaprodi Bimbingan dan Konseling yang

memberikan ijin untuk penulisan skripsi ini.

  

2. Bapak Drs. R.H.Dj. Sinurat, M.A. sebagai dosen pembimbing yang telah

meluangkan waktu dengan penuh kesabaran dan ketulusan hati dalam membimbing, mendampingi penulis dalam setiap tahap serta keseluruhan proses penulisan skripsi ini.

  

3. Para dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling yang telah memberikan

bekal hidup yang berharga kepada penulis dalam menjalani tugas studi.

  

4. Keluarga besar SMA Gadjah Mada yang telah mengijinkan peneliti untuk

melakukan uji coba.

  

5. Keluarga besar SMA St. Klaus Kuwu Ruteng yang telah mengijinkan peneliti

untuk melakukan penelitian.

  

6. Kedua orangtua (Bpk. Emanuel Japi dan Ibu Yuliana Sinur) dan adik-adik

(Hans Deyot, Deri Yasman dan Cintami Leri) yang selalu berdoa untuk

kelancaran penulisan skripsi ini dan memberikan dukungan kepada peneliti.

  

7. Primus Theodatus Jemarus (Intok) yang selalu mendengarkan segala keluhan

dan memberikan masukan kepada penulis.

  

8. Sahabat-sahabat (Lina, Ela, Sari, Tina, Rias, Sr. Anunsitas, Sr. Agustin, Sr.

  Beatriks, Sr. Udis, Tanti, Ayu) yang selalu memberikan dukungan. Dan juga teman-teman se-angkatan ’06 yang selalu memberikan semangat buat peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini.

  

9. Teman-teman Manggarai (Santi Kuku, Ka Nurty, Vigo, Lori Dandur) yang

begitu baik dan selalu memberikan motivasi buat peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

  Penulis

  

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL ……………………………………………… i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..…………………. .. ii HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………… iii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA …………………………… iv PENYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI…………………….. v ABSTRAK ….……………………………………………………… vi ABSTRACT ………………………………………………………… vii KATA PENGANTAR …..…………………………………………. viii DAFTAR ISI ……………………………………………………… x DAFTAR TABEL ………………………………………………….. xiii DAFTAR LAMPIRAN …..………………………………………… xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……………………………………..

  1 B. Rumusan Masalah …………………………………………..

  6 C. Tujuan Penelitian ..………………………………………….

  7 D. Manfaat Penelitian .. …………………………………………

  7 E. Definisi Operasional …….………………………………….

  7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Segi-segi Komunikasi Antar Pribadi …..……………….......

  9 1. Pengertian Komunikasi………………………………….

  9

B. Perasaan ….………………………………………………….

  11 1. Pengertian Perasaan……………………………………..

  11 2. Perasaan dan Emosi……………………………………..

  13 3. Macam-Macam Perasaan………………………………..

  17 4. Pengungkapan Perasaan Secara Verbal………………….

  19 C. Hakekat Persepsi …………………………………………….

  25 1. Pengertian Persepsi………………………………………..

  25

2. Mempersepsikan Perasaan Orang Lain……………………

  26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ………………………………………………

  28 B. Subjek Penelitian …..………………………………………..

  28 C. Instrumen Penelitian …………………………………………

  29 D. Validitas dan Reliabilitas ……………………………………

  32

  1. Validitas………………………………………………….. 32

  2. Reliabilitas……………………………………………….. 33

E. Prosedur Pengumpulan Data …………………………………

  35

  1. Tahap Persiapan……………………………………………

  35

  2. Tahap Pelaksanaan…………………………………………

  36 F. Teknik Analisis Data …………………………………………

  37 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ………………………………………………

  39 B. Pembahasan ………………………………………………….

  46

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ……………………………………………….. …. 55 B. Saran-saran …………………………………………………..

  56 DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………….

  58 LAMPIRAN-LAMPIRAN …………………………………………..

  61

  

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1 : Kategori Perasaan Menurut Sam R. Lioyd …………..

  19 Tabel 2 : Rincian Siswa Kelas X SMA St. Klaus Kuwu Ruteng ………………………………

  29 Tabel 3 : Kisi-kisi Kuesioner Kebiasaan Siswa Mengungkapkan Perasaan Secara Verbal …………………………………

  30 Tabel 4 : Indeks Korelasi Reliabilitas ……………………………..

  34 Tabel 5 : Penilaian Acuan Patokan (PAP) tipe I ……………….....

  38 Tabel 6 : Persepsi Siswa Kelas X SMA St. Klaus Kuwu Ruteng Tahun Ajaran 2010/2011 Tentang Kebiasaannya Mengungkapkan Perasaan Secara

Verbal Langsung ………………………………………….

  40 Tabel 7 : Persepsi Siswa Kelas X SMA St. Klaus Kuwu Ruteng Tahun Ajaran 2010/2011 Tentang Kebiasaannya Mengungkapkan Perasaan

Secara Verbal Tidak Langsung ……………………………

  41 Tabel 8 : Tindakan yang Cenderung Dilakukan

Ketika Mengalami Perasaan Negatif …………………. …..

  43 Tabel 9 : Tindakan yang Cenderung Dilakukan

Ketika Mengalami Perasaan positif ……………………..

  45

  

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 : Kuesioner Uji Coba …………………………………

  61 Lampiran 2 : Kuesioner Penelitian ………………………………

  67 Lampiran 3 : Tabulasi Skor-Skor Uji Coba ……………………….

  71 Lampiran 4 : Tabulasi Skor-Skor Penelitian …………………….

  80 Lampiran 5 : Hasil Dua Pertanyaan Tambahan ………………... 100 Lampiran 6 : Hasil Analisis Uji Validitas ………………………. 103 Lampiran 7 : Reliability …………………………………………… 105 Lampiran 8 : Surat Ijin Uji Coba ………………………………… 106 Lampiran 9 : Surat Ijin Penelitian ……………………………….. 107 Lampiran 10 : Surat Keterangan Pelaksanaan Uji Coba ……….. 108 Lampiran 11 : Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian ………. 109

  1 BAB I PENDAHULUAN

  Bab I memuat latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional. A. Latar Belakang Masalah Komunikasi dalam kehidupan bersama sangat dibutuhkan, karena dengan

komunikasi dapatlah diketahui pikiran serta perasaan orang lain dan dapat

diberikan tanggapan yang relevan. Salah satu penyebab terjadinya

kesalahpahaman dalam kehidupan bersama adalah karena komunikasi kurang

efektif. Komunikasi merupakan dasar dari seluruh interaksi manusia karena tanpa

komunikasi interaksi antar manusia baik secara perorangan, kelompok maupun

organisasi tidak mungkin terjadi. Sebagian besar interaksi antar manusia

berlangsung dalam situasi komunikasi antar pribadi (Widjaja, 2000: 120).

  Manusia adalah mahluk sosial dan membutuhkan hubungan dengan orang

lain. Manusia ingin mendapatkan perhatian dari sesamanya. Untuk itu komunikasi

menjadi sangat penting. Tetapi pada jaman sekarang hanya sedikit waktu anak-

anak untuk berkomunikasi (Denny, 2006: 4), sehingga hubungan dengan orang

lain menjadi berkurang, dan komunikasi dengan sesama dalam masyarakat pun

menjadi berkurang.

  Komunikasi menyentuh segala aspek hidup kita. Sebuah penelitian

  2 Komunikasi menentukan kualitas hidup kita (Tubbs, 2008: 3). Meskipun begitu,

komunikasi merupakan aset yang kurang dihargai dan kurang diajarkan kepada

kita, khususnya dalam dunia modern ini, sehingga sering kali timbul dampak yang

sangat buruk. Dalam suatu iklan televisi, Profesor Stephen Hawking dari

Cambridge University (Denny, 2006: 5) mengatakan “Masalah-masalah dunia

sebenarnya dapat dipecahkan jika kita terus berbicara”.

  Menjalin komunikasi antar pribadi atau berkomunikasi dengan orang lain

merupakan keharusan bagi manusia. Menjalin komunikasi merupakan suatu

kebutuhan setiap orang dalam hubungan dengan sesama. Ada beberapa kebutuhan

yang dapat dipenuhi dengan berkomunikasi (Supraktiknya, 1995: 9). Pertama,

komunikasi antar pribadi membantu perkembangan intelektual dan sosial kita.

  

Kedua, identitas atau jati diri kita terbentuk dalam dan lewat komunikasi dengan

orang lain. Ketiga, dalam rangka memahami realitas di sekeliling kita serta

menguji kebenaran kesan-kesan dan pengertian tentang dunia di sekitar kita, kita

perlu membandingkannya dengan kesan-kesan dan pengertian orang lain tentang

realitas yang sama. Ini terjadi lewat komunikasi. Keempat, kesehatan mental kita

sebagian besar juga ditentukan oleh kualitas komunikasi atau hubungan kita

dengan orang lain, lebih-lebih tokoh-tokoh yang signifikan dalam hidup kita.

  Adalah ideal kalau setiap individu dapat mengungkapkan perasaannya

secara verbal khususnya secara verbal langsung (deskriptif) kepada orang lain.

  

Tetapi dalam kenyataannya orang umumnya sulit untuk mengungkapkan

perasaannya secara deskriptif karena alasan tertentu, misalnya demi sopan santun,

  3

perasaan kita. Hal ini berlaku dalam kebudayaan timur pada umumnya dan

kebudayaan Indonesia salah satunya. Penerimaan sosial sering harus kita bayar

dengan mengorbankan kehidupan perasaan kita yang sehat dan wajar. Beberapa

orang menolak atau mengabaikan perasaan mereka sendiri, bahkan tidak mampu

menghargai perasaan orang lain dengan mengabaikan perasaan orang lain.

  (http://www.ces.ncsu.edu).

  Agar dapat saling memahami dan menerima, orang perlu mampu

mengungkapkan perasaannya kepada orang lain dengan mudah dan tepat, serta

dapat menyesuaikan ungkapan verbal dengan ungkapan non-verbalnya. Orang

yang dapat mengungkapkan perasaan dengan baik termasuk orang yang asertif.

  Mengungkapkan perasaan dalam berkomunikasi antar pribadi merupakan

salah satu segi yang paling membahagiakan. Mengungkapkan perasaan yang

dialami kepada orang lain bukan saja merupakan sumber kebahagiaan, melainkan

juga merupakan salah satu kebutuhan demi kesehatan psikologis. Dengan

mengungkapkan perasaan orang dapat menciptakan hubungan yang intim dengan

sesama (Supraktiknya, 1995: 50). Ketika kita mampu berkomunikasi pada tingkat

perasaan, kita dapat menghilangkan banyak kesalahpahaman yang terjadi dalam

hubungan dengan sesama. (http://www.ces.ncsu.edu).

  Siswa kelas X adalah remaja yang berusia 15/16 tahun, dan memasuki masa

remaja akhir. Menurut Hurlock (1996: 206), pada periode ini, komunikasi yang

efektif sangat dibutuhkan karena masa remaja merupakan periode yang penting

bagi perkembangan individu. Masa remaja dibagi menjadi dua tahap yaitu, masa

  4

13 tahun sampai 16, dan masa remaja akhir bermula dari usia 16 atau 17 tahun

sampai 18 tahun. Pada masa remaja komunikasi menjadi sangat penting karena

remaja ingin diterima dan dihargai oleh kelompoknya. Remaja ingin memiliki

banyak teman serta mengetahui banyak hal. Apabila komunikasi yang terjalin

kurang efektif maka akan terjadi kesalahpahaman dan permusuhan. Hurlock

(1996: 212) mengatakan bahwa remaja sering berada di luar rumah bersama

teman-teman sebaya sebagai kelompok. Dapat dimengerti bahwa pengaruh teman-

teman sebaya pada sikap, pembicaraan, minat, penampilan, dan perilaku lebih

besar daripada pengaruh keluarga. Remaja lebih banyak menghabiskan waktu

bersama teman sebaya dibandingkan dengang keluarga. Hubungan dengan teman

sebaya tentunya akan menjadi lebih baik apabila remaja bisa mengungkapkan

perasaannya. Dengan demikian remaja akan dapat menjalin hubungan yang lebih

baik dengan teman sebaya.

  Budaya membawa pengaruh bagi kebiasaan seseorang dalam

mengungkapkan perasaannya. Mulyana (2009: 18) menyatakan manusia belajar

berpikir, merasa, mempercayai dan mengusahakan apa yang patut menurut

budayanya. Seluruh perbendaharaan perilaku setiap orang dipengaruhi oleh

budaya di tempatnya dibesarkan. Konsekuensinya, budaya merupakan landasan

komunikasi; bentuk bahasa yang digunakan, penghormatan, waktu dan suasana

hati, dan lain-lain adalah sebagian saja dari aspek-aspek komunikasi yang

dipengaruhi oleh budaya. Hal ini menunjukkan bahwa budaya juga ikut

mempengaruhi kebiasaan setiap orang dalam mengungkapkan perasaannya.

  5 Pengungkapan perasaan secara verbal langsung (deskriptif) adalah sangat

penting agar dapat tercipta keharmonisan. Perasaan yang sedang dialami orang

lain dapat diketahui dengan komunikasi. Dengan mengungkapkan perasaan secara

tepat, siswa dapat memperoleh pemahaman tentang diri sendiri untuk dapat

menilai perasaannya dan akhirnya memahami perasaan orang lain.

  Pengungkapan perasaan yang tepat dalam berkomunikasi akan memudahkan

siswa untuk menciptakan hubungan yang harmonis. Siswa yang menjadi subjek

penelitian adalah siswa kelas X SMA St. Klaus Kuwu Ruteng. Di sekolah ini

siswa berasal dari berbagai daerah dengan bahasa yang berbeda. Semua siswa

tanpa terkecuali diwajibkan masuk asrama. Siswa banyak menghabiskan waktu di

asrama. Dalam kebersamaan tersebut akan muncul berbagai peristiwa yang

tentunya menimbulkan perasaan tertentu. Apabila siswa mampu mengungkapkan

perasaan yang dimiliki dengan tepat maka kesalahpahaman akan berkurang

bahkan bisa dihindari.

  Sebagai alumni SMA St. Klaus Kuwu Ruteng, peneliti melihat siswa di

SMA St. Klaus Kuwu biasanya kurang mampu untuk menyelesaikan masalah

dengan mengungkapkan perasaannya secara verbal langsung. Kebanyakan siswa

masih mengungkapkan perasaannya secara verbal tidak langsung. Hal ini terbukti

dengan adanya kelompok-kelompok yang saling bermusuhan dan seringnya

terjadi kesalah pahaman. Kadang-kadang kelompok-kelompok yang ada kurang

mampu menyelesaikan masalah yang timbul dalam kelompok sehingga terjadi

perpecahan. Misalnya, saat kelompok mengalami krisis kepercayaan antar

  6

cara yang tepat sehingga memicu kesalahpahaman. Kebiasaan seperti ini sudah

berlangsung lama, walaupun ada juga siswa yang mampu untuk mengungkapkan

perasaannya secara verbal langsung.

  Dengan melihat hal di atas, peneliti ingin mengetahui bagaimana persepsi

siswa dalam mengungkapkan perasaannya secara verbal baik secara verbal

langsung maupun secara verbal tidak langsung. Dengan mengetahui

kecenderungan siswa dalam mengungkapkan perasaannya, peneliti dapat

memberikan masukan kepada SMA St. Klaus Kuwu Ruteng untuk mengajarkan

kepada siswa tentang pengungkapan perasaan secara verbal khususnya secara

verbal langsung (deskriptif), agar komunikasi siswa semakin efektif, dan masalah

antar pribadi dapat diatasi dengan baik.

B. Rumusan Masalah

  Pertanyaan yang dijawab dalam penelitian ini adalah:

  1. Bagaimana persepsi siswa kelas X SMA St. Klaus Kuwu Ruteng tahun ajaran 2010/2011 tentang kebiasaannya mengungkapkan perasaannya secara verbal langsung?

  2. Bagaimana persepsi siswa kelas X SMA St. Klaus Kuwu Ruteng tahun ajaran 2010/2011 tentang kebiasaannya mengungkapkan perasaannya secara verbal tidak langsung?

  7 C.

   Tujuan Penelitian Untuk mengetahui persepsi siswa kelas X SMA St. Klaus Kuwu Ruteng tentang kebiasaannya mengungkapkan perasaannya secara verbal langsung dan secara verbal tidak langsung.

D. Manfaat Penelitian

  1. Para siswa dapat memperoleh gambaran mengenai kebiasaan mereka dalam mengungkapkan perasaan.

  2. Para guru dapat mengetahui kebiasaan siswa dalam mengungkapkan perasaannya dan terdorong untuk membantu siswa agar terbiasa mengungkapkan perasaan secara verbal langsung (deskriptif).

  3. Peneliti dapat memperoleh pengalaman dalam mengungkapkan kebiasaan siswa mengungkapkan perasaannya secara verbal.

  4. Peneliti lain dapat menambah wawasan dalam bidang penelitian tentang pengungkapan perasaan dan diharapkan memperoleh inspirasi untuk melakukan penelitian baru.

E. Definisi Operasional:

  1. Persepsi adalah pendapat siswa tentang kebiasaannya dalam mengungkapkan perasaannya secara verbal langsung dan secara verbal tidak langsung.

2. Perasaan adalah reaksi internal terhadap aneka pengalaman.

  8

  3. Mengungkapkan perasaan secara verbal adalah menyampaikan perasaan yang dialami dalam bentuk ungkapan-ungkapan yang menunjukkan perasaan tertentu yang dialami baik secara verbal langsung maupun secara verbal tidak langsung.

  4. Mengungkapkan perasaan secara verbal langsung adalah mendeskripsikan perasaan yang dialami sehingga mitra komunikasi memahami perasaan yang bersangkutan dengan jelas.

  5. Mengungkapkan perasaan secara verbal tidak langsung adalah mengungkapkan perasaan yang dialami dengan kata-kata tetapi tidak secara deskriptif menunjukkan perasaan yang dialami itu kepada mitra komunikasi.

6. Variabel adalah adalah siswa siswi kelas X SMA St. Klaus Kuwu Ruteng tahun ajaran 2010/2011.

BAB II KAJIAN PUSTAKA Bab ini memuat: A) segi-segi komunikasi antar pribadi yang terdiri dari (1)

  

pengertian komunikasi, (2) keterampilan dasar berkomunikasi, B) perasaan yang

terdiri dari (1) pengertian perasaan, (2) perasaan dan emosi, (3) macam-macam

perasaan, (4) pengungkapan perasaan yang terdiri dari a) secara verbal langsung,

  

b) secara verbal tidak langsung, c) pentingnya mengungkapkan perasaan, C)

Hakekat persepsi yang terdiri dari (1) pengertian persepsi, (2) mempersepsikan

perasaan orang lain.

A. Segi-segi Komunikasi Antar Pribadi 1. Pengertian Komunikasi

  Menurut Edward Depari (Widjaja, 2000: 89), komunikasi adalah proses penyampaian gagasan, harapan dan pesan yang disampaikan melalui lambang tertentu. Dengan komunikasi terjalin hubungan yang akrab. Hubungan yang akrab diusahakan melalui tukar menukar pendapat, penyampaian pesan atau informasi, serta perubahan sikap dan perilaku. Pada hakikatnya dalam setiap proses komunikasi terdapat unsur-unsur: sumber pesan, saluran, dan penerima.

  Secara luas komunikasi antar pribadi dirumuskan sebagai setiap bentuk tingkah laku seseorang, baik verbal maupun nonverbal, yang diartikan sebagai pesan yang dikirimkan oleh seseorang kepada orang lain dengan maksud untuk mempengaruhi tingkah laku orang itu. Ketika dua orang terlibat dalam komunikasi, misalnya dalam bentuk percakapan atau diskusi, maka komunikasi akan berlangsung selama ada kesamaan maksud mengenai topik yang dibicarakan (Winkel, 2005: 242).

  Dari beberapa pengertian komunikasi di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi merupakan proses penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang tertentu, baik secara verbal maupun secara nonverbal. Dalam komunikasi verbal digunakan lambang bahasa lisan dan tulisan. Komunikasi nonverbal menggunakan gerakan badan, sikap, dan ekspesi wajah. Pesan yang disampaikan oleh

pengirim pesan ditujukan untuk mengubah perilaku penerima pesan.

2. Keterampilan Dasar Berkomunikasi

  Menurut Johnson (Supraktiknya, 1995: 10), ada empat keterampilan dasar yang perlu dimiliki agar dapat menjalin komunikasi yang akrab dan hangat dengan orang lain yaitu:

a. Saling memahami. Kemampuan ini mencakup beberapa aspek yaitu, sikap percaya, pembukaan diri, keinsafan diri dan penerimaan diri.

  b. Mampu mengkomunikasikan pikiran serta perasaan secara tepat dan jelas. Kemampuan ini harus disertai kemampuan menunjukkan sikap hangat dan rasa senang serta kemampuan mendengarkan dengan cara c. Mampu saling menerima dan memberikan dukungan atau saling menolong. Kemampuan ini mencakup kemampuan untuk menanggapi keluhan orang lain dengan cara-cara yang bersifat menolong, yaitu menunjukkan sikap memahami dan bersedia menolong serta memberikan bombongan.

d. Mampu memecahkan konflik dan bentuk-bentuk masalah antar pribadi yang mungkin muncul dalam komunikasi dengan orang lain.

  Salah satu dari empat keterampilan dasar yang perlu dimiliki dalam berkomunikasi adalah kemampuan mengungkapkan perasaan secara deskriptif. Dalam kenyataannya orang umumnya sulit untuk mengungkapkan perasaannya; karena alasan tertentu, misalnya demi sopan santun, masyarakat sering menuntut kita untuk menyangkal atau menekan perasaan-perasaan kita.

B. Perasaan 1. Pengertian Perasaan

  Setiap kegiatan atau pengalaman yang dialami orang diliputi oleh suatu perasaan. Orang akan merasa senang atau tidak senang ketika melakukan sesuatu, atau ketika mengalami suatu peristiwa. Orang cenderung menilai sesuatu berdasarkan perasaan, dan perasaan ini menentukan sebagian besar apa yang dilakukan atau mengulangi suatu hal (Patyy, 1982: 115).

  Perasaan adalah reaksi internal kita terhadap berbagai hal yang dialami. Mengungkapkan perasaan dalam berkomunikasi merupakan sumber kebahagiaan, dan merupakan salah satu kebutuhan psikologis kita (Supratiknya, 1995: 50). Perasaan juga diartikan sebagai suatu keadaan kerohanian atau peristiwa kejiwaan yang kita alami dengan senang atau tidak senang dalam hubungan dengan peristiwa mengenal (Ahmadi, 1992: 101).

  Menurut Johnson (Supraktiknya, 1995: 51) ada lima tahap mengungkapkan perasaan dalam komunikasi yaitu: a. Mengamati (sensing) tingkah laku orang lain. Dengan alat indera, kita mengumpulkan informasi tentang lawan komunikasi kita. Semua informasi tersebut masih bersifat deskriptif dan semua itu disimpan dalam pikiran dan hati kita.

  b. Menafsirkan (interpreting) semua informasi yang sudah diterima dari lawan komunikasi kita. Cara menafsirkannya dipengaruhi oleh paling sedikit tiga faktor, yakni: (1) informasi itu sendiri, misalnya ungkapan orang lain atau lawan komunikasi; (2) dugaan kita mengenai penyebab tingkah laku orang lain; (3) sudut pandang kita sendiri, misalnya keyakinan bahwa manusia tidak ada yang sempurna.

c. Mengalami perasaan tertentu (feeling) sebagai reaksi spontan terhadap penafsiran kita atas informasi yang diterima dari lawan komunikasi.

  d. Menanggapi (intending) perasaan yang dialami. Muncul intensi dalam diri yang mendorong dan mengarahkan kita untuk mengambil

tindakan yang sesuai dengan perasaan yang bersangkutan.

e. Mengungkapkan (expressing) perasaan yang dialami. Kita merasa bahagia, ikut tertawa, merasa sedih ikut prihatin.

  Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa perasaan merupakan salah satu aspek penting dalam perkembangan kepribadian.

  Karena itu, kemampuan mengungkapkan perasaan kepada orang lain sangat diperlukan. Menciptakan suasana yang kondusif dengan kegiatan- kegiatan yang bermanfaat di sekolah akan sangat membantu siswa dalam belajar mengungkapkan perasaannya dengan tepat.

2. Perasaan dan Emosi

  Emosi banyak sekali jenisnya. Sering kali tidak ada keseragaman dalam memberikan nama pada emosi tertentu, karena tergantung pada banyak faktor, seperti perilaku yang tampak, rangsangan yang memicu emosi yang bersangkutan, reaksi fisiologik yang timbul, watak individu, serta situasi-situasi sosial atau budaya setempat. Emosi adalah suatu konsep yang sangat majemuk sehingga tidak ada satupun definisi yang diterima secara universal. Sarwono (2009: 124) mendefenisikan emosi sebagai reaksi penilaian (positif atau negatif) yang kompleks dari sistem saraf seseorang terhadap rangsangan dari luar atau dari dalam dirinya

  Kalau keadaan perasaan telah begitu kuat, hingga hubungan dengan lingkungan sekitar terganggu, maka keadaan ini telah menyangkut emosi.

  Dalam keadaan emosi seseorang dipengaruhi sedemikian rupa hingga pada umumnya individu kurang dapat menguasai dirinya. Namun ada juga orang yang dapat mengontrol emosinya. Hal ini berkaitan dengan yang diungkapkan Ekman dan Friesen (Walgito, 2004: 209) yang dikenal dengan sebutan display rules (aturan yang tampak). Ada tiga rules yaitu: pertama , masking (bertopeng) adalah keadaan seseorang yang dapat menyembunyikan atau dapat menutupi emosi yang dialaminya. Kedua, modulation (modulasi) orang tidak dapat meredam secara tuntas mengenai gejala kejasmaniannya, tetapi hanya dapat menguranginya saja. Ketiga, stimulation (perangsangan) orang tidak mengalami emosi tetapi ia seolah- olah mengalami emosi dengan menampakkan gejala-gejala kejasmanian.

  Menurutnya display rules ini dipengaruhi oleh unsur budaya. Misalnya tidak etis kalau menangis dengan meronta-ronta di hadapan umum sekalipun kehilangan anggota keluarga.

  Patty (1982: 116) menyatakan bahwa adalah sukar untuk mendefinisikan emosi. Yang biasa disebut emosi adalah perasaan terkejut, takut, sedih, marah, dan gembira. Emosi adalah reaksi terhadap suatu perubahan pada situasi yang sekonyong-konyong. Patty (1982: 117) juga menyatakan bahwa emosi mempengaruhi keseluruhan manusia. Menurutnya perbedaan antara emosi dan perasaan adalah: a. Emosi berlangsung tidak lama, sedangkan perasaan dapat berlangsung untuk waktu yang lama.

  b. Emosi adalah reaksi terhadap kejadian-kejadian di luar individu, ini tidak berlaku untuk semua perasaan.

  c. Emosi menguasai kita, sedangkan perasaan tidak.

  d. Emosi adalah reaksi terhadap kejadian-kejadian yang bersifat vital terhadap seorang individu, sedangkan perasaan tidak.

  Perasaan senang atau tidak senang yang selalu menyertai perbuatan- perbuatan kita sehari-hari disebut warna afektif. Dalam hal warna afektif yang kuat, perasaan-perasaan menjadi lebih mendalam, lebih luas, dan lebih terarah. Perasaan-perasaan seperti ini disebut emosi. Goleman (2009: 411) menyebutkan bahwa sejumlah ahli mengusulkan beberapa golongan emosi, walaupun ada banyak yang belum menyetujuinya. Golongan- golongan emosi yang dimaksudkan adalah:

  a. Amarah (anger): beringas, mengamuk, benci, marah besar, jengkel, kesal hati, terganggu, rasa pahit, berang, tersinggung, bermusuhan, dan brangkali yang paling hebat, tindak kekerasan dan tindakan patologis.

  b. Kesedihan (sadnes): pedih, sedih, muram, suram, melankolis, kasihan pada diri sendiri, kesepian, kesal, putus asa, dan kalau menjadi patologis, depresi berat.

  c. Rasa takut (fear): cemas, takut, gugup, khawatir, was-was, takut sekali, waspada, sedih, tidak tenang, ngeri, kecut, sebagai patologi, fobia dan d. Kesenangan (enjoyment): bahagia, gembira, ringan, puas, riang, senang, terhibur, bangga, kenikmatan indrawi, takjub, terpesona, puas, merasa terpenuhi, kegirangan luar biasa, senang sekali, dan pada ekstrimnya, mania.

  e. Cinta (love): penerimaan, kepercayaan, persahabatan, kebaikan hati, rasa dekat, bakti, hormat, kasmaran, kasih, (agape).

  f. Rasa heran (surprise): terkejut, terkesiap, takjub, terpana.

  g. Kejijikan (disgust): jijik, hina, muak, mual, benci, tidak suka, mau muntah.

  h. Malu (shame): rasa salah, malu, kesal, hina, aib, dan hati hancur lebur.

  Perasaan dan emosi dapat dialami dalam waktu yang bersamaan. Yang membedakanya adalah bentuk tindakan yang muncul sebagai akibat dari stimulus yang dialaminya. Ketika seseorang berhasil dalam karyanya ia akan merasa senang (perasaan) dan ketika mengalami perasaan yang kuat (emosi) tindakan yang dilakukan bisa menangis (karena terharu) dan dapat juga meloncat-loncat kegirangan.

3. Macam-macam Perasaan

  Kohnstamm (Ahmadi, 1992: 106-108), memberikan klasifikasi perasaan sebagai berikut: a. Perasaan keinderaan Perasaan ini adalah perasaan yang berhubungan dengan alat-alat indera. Perasaan-perasaan lapar, haus, sakit, lelah dan sebagainya termasuk dalam perasaan ini.

  b. Perasaan kejiwaan

Perasaan ini dibedakan atas beberapa macam perasaan yaitu:

1) Perasaan intelektual Perasaan ini muncul apabila orang dapat memecahkan suatu persoalan, atau mendapatkan sesuatu dari hasil kerja intelektualnya. Perasaan ini merupakan pendorong atau motivasi dalam melakukan sesuatu yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan.

  2) Perasaan kesusilaan Perasaan ini timbul ketika seseorang mengalami hal-hal yang baik atau yang buruk menurut norma-norma kesusilaan. Hal yang baik akan menciptakan perasaan yang positif sedangkan hal yang buruk akan memunculkan perasaan yang negatif. 3) Perasaan keindahan Perasaan ini timbul apabila seseorang mengamati sesuatu yang

Dokumen yang terkait

Teknik pembelajaran kemampuan bersastra siswa kelas X semester I tahun ajaran 2006/2007 SMA Batik I Surakarta - USD Repository

0 0 102

Tingkat komunikasi siswa dalam kegiatan-kegiatan kelompok para siswa kelas X SMA St. Mikael Sleman tahun ajaran 2008/2009 - USD Repository

0 0 74

Tingkat perilaku sosial siswa kelas X SMA St. Yosep Pangkal Pinang Bangka tahun ajaran 2007/2008 - USD Repository

0 0 87

Persepsi siswa Kelas XII SMA Pangudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009 tentang manfaat pelayanan bimbingan klasikal - USD Repository

0 0 108

Deskripsi tingkat kecemasan berbicara di depan kelas siswa kelas X dan kelas XI SMA Fransiskus Bandar Lampung tahun ajaran 2009/2010 - USD Repository

0 1 157

Hubungan kesiapan akademik dan kegiatan akademik para siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2008/2009 - USD Repository

1 1 78

Survei masalah siswa kelas XI SMA BOPKRI I Yogyakarta tahun ajaran 2010/2011 sebagai dasar penyusunan materi program bimbingan klasikal - USD Repository

0 0 118

Persepsi siswa kelas XI SMA Padmawijaya Klaten tahun ajaran 2010/2011 tentang kemampuan guru dalam membina hubungan antar pribadi dengan siswa - USD Repository

0 2 90

Hubungan minat belajar dengan prestasi belajar matematika siswa kelas V SDN Banyubiru II tahun ajaran 2010/2011 - USD Repository

0 3 146

Studi tentang perilaku asertif siswa kelas XI IPS SMA Santo Fransiskus Saverius Ruteng tahun ajaran 2011/2012 dan implementasinya terhadap usulan topik-topik pelatihan pengembangan perilaku asertif - USD Repository

0 0 129