STRATEGI KEMITRAAN "KOPI MAHKOTA RAJA BLEND DO'A" DALAM TINJAUAN SUPPLY CHAIN MANAGEMENT DI PT. BERKAT MUKMIN MANDIRI SIDOARJO.
STRATEGI KEMITRAAN “KOPI MAHKOTA RAJA BLEND DO’A”
DALAM TINJAUAN
SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
DI PT. BERKAT MUKMIN MANDIRI SIDOARJO
SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Memperoleh
Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)
Oleh:
BINTI KHUSNIATUL KHULUQIYAH NIM : B04213012
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH
JURUSAN DAKWAH
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
2017
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
Abstrak
Binti Khusniatul Khuluqiyah, 2017. Strategi Kemitraan “ Kopi Mahkota Raja
Blend Do’a” Dalam Tinjauan Supply Chain Management di PT. Berkat Mukmin Mandiri Sidoarjo.
Kata kunci : Strategi, Kemitraan, Supply Chain Management, stakeholder, dan
stockholder.
Fokus masalah yang diteliti dalam penelitian ini ada dua, pertama siapa stakeholder dan stockholder “Kopi Mahkota Raja Blend Do’a” dan kedua bagaimana strategi kemitraan Kopi Mahkota Raja di PT. Berkat Mukmin Mandiri (BMM) Sidoarjo?
Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif. Jenis penelitian yang dilakukan adalah deskriptif. Teknik pengumpulan data berupa wawancara, observasi dan dokumentasi. Dalam pengolahan datamenggunakan triangulasi data dengan tujuan untuk menguji keabsahan data yang diperoleh. Selanjutnya, data dianalisis dimulai dengan memilah-milah data, menyajikan data secara keseluruhan, kemudian menarik kesimpulan dari hasil analisis yang diperoleh.
Hasil penelitian yang diperoleh adalah bahwa PT. Berkat Mukmin Mandiri merupakan koperasi dagang dari Pondok Pesantren Mukmin Mandiri yang
memiliki tiga kategori stakeholder. Kategori stakeholder pertama adalah
stakeholder internal yang meliputi direksi, manajemen, staff, dan seluruh santri yang terlibat dalam proses pengolahan dan operasional perusahaan Kopi Mahkota
Raja. Kategori stakeholder kedua adalah stakeholder eksternal. Stakeholder
eksternal meliputi pelanggan, pertemanan, pemerintah, masyarakat, organisasi-organisasi, dan ilmuwan yang berperan sebagai praktisi sekaligus akademisi.
Mitra bisnis yang terjalin mampu menghantarkan perkembangan yang sustain
hingga saat ini dan mudah merambah ke pasar ekspor. Sedangkan stockholder
perusahaan adalah owner PT. Berkat Mykmin Mandiri. Strategi kemitraan yang
digunakan PT. Berkat Mukmin Mandiri adalah memanfaatkan jaringan pertemanan dengan tetap memperhatikan aturan-aturan yang berlaku. Strategi kemitraan yang khas dari PT. Berkat Mukmin Mandiri yaitu selain bermitra untuk tujuan bisnis, ia juga bermitra dengan mengutamakan nilai-nilai keislaman seperti komitmen yang tinggi, menjaga nilai kejujuran baik kepada seluruh mitra bisnis dengan memperhatikan ukhuwah Ilamiyah, ukhuwah wathoniyah, dan ukhuwah Basyariyah.
(7)
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv
PERNYATAAN PERTANGGUNG JAWABAN OTENTITAS PENULISAN SKRIPSI ... v
ABSTRAK ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ………... .. 6
C. Tujuan Penelitian ….. ... 6
D. Manfaat Penelitian .. ... 7
E. Definisi Konsep ………... ... 7
F. Sistematika Pembahasan ... 0
BAB II KAJIAN TEORITIK A. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 12
B. Kerangka Teoritik ... .... 14
1. Stakeholder dan Stockholder ... 14
2.Supply Chain Management ... ... 18
3. Strategi Kemitraan ... 22
C. Nilai-Nilai Keislaman Strategi Kemitraan dalam Tinjauan Supply Chain Management ... . 29
(8)
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 34
B. Lokasi Penelitian ... . 35
C. Jenis dan Sumber Data ... 37
D. Tahap-tahap Penelitian ... 39
E. Teknik Pengumpulan Data ... 43
F. Teknik Validitas Data ... 44
G. Teknik Analisis Data ... 45
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 47
B. Penyajian Data ... 57
C. Analisis Data ... ... 87
BAB V PENUTUP A. Simpulan ... ... 107
B. Saran dan Rekomendasi ... 108
C. Keterbatasan Penelitian ... 109
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
(9)
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Arus Supply Chain ... 21
Tabel 4.2 Gambar 4.12 Arus Supply Chain Management di PT. BMM
Sidoarjo ... 94
Tabel 4.3 Temuan Data Lapangan yang dihasilkan oleh Peneliti tentang
stackholer dan stockholder ... 104
Tabel 4.4 Temuan Data Lapangan yang dihasilkan oleh Peneliti dari strategi
(10)
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Lokasi Fisik Kantor Operasional PT. Berkat Mukmin
Mandiri Sidoarjo ... 49
Gambar 4.2 Sebuah truk sebagai armada operasional
Pengiriman “Kopi Mahkota Raja” ... 52
Gambar 4.3 Sebuah mobil box sebagai armada pendistribusian
“Kopi Mahkota Raja” ... 53
Gambar 4.4 Struktur Organisasi PT. Berkat Mukmin Mandiri (BMM)
Sidoarjo ... 54
Gambar 4.5 Kopi Biji Premium 500gr yang siap didistribusikan ... 56
Gambar 4.6 Kopi Bubuk 100gr dan Kopi Sachet yang siap
Didistribusikan ... 56
Gambar 4.7 Kopi Biji Goreng “Mahkota Raja” Ukuran 250gr
dan 500gr ... 56
Gambar 4.8 Bentuk Mitra Bisnis “Kopi Mahkota Raja” dengan
Organisasi GAEKI ... 63
Gambar 4.9 Kopi Mahkota Raja tergabung dengan Kemitraan
bersama CTH ... 64 Gambar 4.10 Mesin Pnggiling Kopi Milik Pak Jali Distributor
Kopi Lamongan ... 72
(11)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam era globalisasi saat ini laju persaingan bisnis antar perusahaan semakin pesat. Hal ini tampak dari semakin berkembangnya industri dan perkembangan perusahaan di Indonesia. Industri yang berkembang tidak hanya industri besar saja, tetapi industri kecil seperti home industry juga mulai berkembang. Sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) pun memiliki kontribusi yang cukup penting dalam pembangunan nasional. Kemampuan UMKM bertahan di masa krisis ekonomi merupakan bukti bahwa sektor UMKM merupakan bagian industri yang kuat. Keberhasilan pembangunan ditunjukkan oleh nilai tambah, kesempatan kerja dan pemerataan kesempatan wirausaha. Dengan demikian, industri memiliki peran utama sebagai penggerak pembangunan ekonomi nasional. Sebagai contoh, perusahaan mebel PT. Wirasindo Santakarya yang telah berusaha selama lebih dari sepuluh tahun membina sembilan puluh plasma yang merupakan perajin mebel di Sukoharjo dan Klaten, Jawa Tengah. Hasilnya ternyata sungguh luar biasa. Perusahaan kini mampu mengekspor minimal dua puluh peti kemas setiap bulan ke
tigapuluh empat negara1. Contoh tersebut membuktikan bahwa stabilitas
makro-ekonomi tidak cukup membebaskan perekonomian Indonesia dari
1
(12)
2
krisis berkepanjangan. Sebaliknya, pemerintah selalu berusaha
meningkatkan daya saing dan membangun basis industri yang tangguh di pasar global. Pemerintah dapat membangun basis industri pasar yang tangguh apabila mempunyai strategi yang tepat dan inovativ.
Menurut J. Awwat “Strategi adalah satu kesatuan rencana yang komprehensif dan terpadu yang menghubungkan kondisi internal perusahaan dengan situasi lingkungan eksternal agar tujuan perusahaan dapat tercapai2”. Suatu strategi akan memberikan ciri bagi produk yang akan ditawarkan, segmen pasar yang akan di rancang, serta saluran-saluran distribusi yang akan dilalui. Sedangkan Wahyudi menjelaskan bahwa
“strategi adalah mengerjakan sesuatu dengan benar (doing the right
things)3”.
Dari definisi di atas, Penulis menganalisa bahwa strategi merupakan rencana yang dikerjakan dengan benar sesuai dengan kondisi perusahaan saat itu. Selain perusahaan harus mempunyai strategi, perusahaan juga perlu bekerjasama dengan perusahaan lain karena pada hakikatnya tidak ada perusahaan yang mampu berdiri sendiri.
Perusahaan memerlukan stakeholder dalam menjalankan aktivitas
bisnisnya. Dengan adanya stakeholder maka terjalinlah kemitraan. Dalam
2
Napa J. Awat. Manajemen Strategi (Suatu Pendekatan Sistem). (Yogyakarta: 1989. Liberty Yogyakarta).
3
Agustinus Sri Wahyudi. Manajemen Strategik(pengantar proses berfikir strategik). (Medio: 1996. Binarupa Aksara)
(13)
3
ketentuan umum peraturan pemerintah RI No. 44 tahun 1997 dalam pasal satu dijelaskan bahwa,
“Kemitraan adalah kerjasama antara usaha kecil dengan usaha menengah atau dengan usaha besar disertai pembinaan dan pengembangan oleh usaha menengah dan atau usaha besar dengan memperhatikan prinsip saling memerlukan, saling memperkuat dan
saling menguntungkan4”.
Kemitraan antar perusahaan memiliki peran yang urgent karena
memerlukan prinsip saling memerlukan, saling memperkuat, dan saling menguntungkan antara perusahaan satu dengan perusahaan lainnya.
PT. Mukmin Mandiri Sidoarjo adalah lembaga pendidikan pondok
pesantren yang berbasis entrepreneurship dan bergerak di bidang
agrobisnis serta agroindustri. Santri-santri yang mengabdikan diri di
lembaga ini bisa kuliah, menghafal Al-qur’an, skaligus belajar
berwirausaha (entrepreneur). Menurut Ali Zein yang dikutip oleh general
manager PT. Berkat Mukmin Mandiri menjelaskan bahwa, “potensi perekonomian terletak pada tiga aspek, pertama poros fanatisme terhadap lebel pesantren, kedua koperasi, dan ketiga pangsa pasar yang mudah ditentukan segmennya5”. Poros fanatisme terhadap lebel pesantren ini menjadi pedoman K.H Muzakki M, Si untuk mendidik santrinya
berwirausaha meski masih dalam lingkup home industry.
4perundangan.pertanian.go.id/admin/p_pemerintah/PP-44-97.pdf. 5Heri Cahyo Bagus Setiawan. (2016). “
Yayasan Pesantren Mukmin Mandiri Sidoarjo (Pesantren dan Agrobisnis). Di akses pada 21 september 2016 dari situs www.mukminmandiri.com-artikel-pesantrendanagrobisnis – yayasan pesantren mukmin mandiri.
(14)
4
Kopi mahkota raja blend do’a adalah produk unggulan dari PT.
Berkat Mukmin Mandiri (BMM) Sidoarjo. Filosofi lahirnya brand “Kopi
Mahkota Raja Blend Do’a” yakni berawal dari kebiasaan para santri menyeduh kopi sebelum berdo’a. Mereka meyaqini bahwa do’a adalah
awal dari satu kebaikan dan kopi yang telah dido’akan sebelum diminum.
Seseorang yang berdo’a sebelum meminum sesuatu akan memantapkan
hati pelantunnya. Kemantapan seseorang dalam berdo’a merupakan kunci
terkabulnya do’a. Seperti halnya dengan pencantuman “blend do’a”dalam kemasan kopi racikan santri ini. Kyai Zakki berharap peminum kopi akan mendapat keberkahan setelah meminum kopi Mahkota Raja. Selain diproses secara professional (taste dan kualitas), kopi ini juga diracik melalui proses spiritual, yakni melalui riyadhah, bacaan-bacaan kalimat thayyibah dan juga do’a-do’a. Sebelum proses produksi, kopi dido’akan
oleh pak kiai dan beberapa santrinya dengan bacaan manaqib dan khatmil
qur’an serta bacaan-bacan kalimat thayyibah. Sebuah nilai tambah yang menjadikan kopi menarik dicoba. Maka tidak heran jika pertumbuhan
produksi kopi Mahkota Raja begitu cepat6.
Perkembangan usaha kopi selama sepuluh tahun terakhir, tidak terlepas dari kerjasama dengan berbagai pihak. Kerjasama dibangun dari hulu hingga ke hilir. Kopi mahkota Raja didistribusikan di pasar-pasar
tradisional. Para marketer mendistribusikannya dengan sistem jemput
6Rohmadie Susanto (2015). “Minum Kopi” di ambil pada 06 oktober 2016 dari situs https://www.minumkopi.com/kopi-santri-dan-doa/
(15)
5
bola. Sistem jemput bola membawa keuntungan bagi kedua belah pihak. Marketer mendapatkan keuntungan semakin dekat dan akrab dengan pelanggan karena disitulah terjalinnya komunikasi yang baik antar
keduanya. Jumlah marketer yang terbatas menjadi salah satu kendala
dalam membidik konsumen di suatu daerah tertentu.
Selain kelemahan perusahaan yang telah dijelaskan di atas, perusahaan juga memiliki berbagai potensi. Potensi yang dimiliki perusahaan berdasarkan pengetahuan dan sumber data dari berbagai media
terdapat enam potensi. Potensi pertama yaitu perusahaan memiliki
karyawan yang sebagian besar juga nyantri di yayasan Mukmin Mandiri.
Kedua, perusahaan tergabung dalam organisasi GAEKI (Gabungan
Eksportir Kopi Indonesia). Ketiga, perusahaan telah bermitra dengan
perusahaan besar yang ada di Indonesia dalam menyuplai barang-barang
dagangannya. Keempat, perusahaan tergabung dengan beberapa pengasuh
pesantren se-Indonesia sebagai distributor agar pesantren menjadi sentra entrepreneur yang semakin mandiri. Kelima, perusahaan ini telah
dijadikan sebagai tempat penelitian sebanyak sebelas kali. Keenam,
perusahaan memiliki sumber daya manusia yang ahli dalam bidang IT, sehingga segala inovasi dan informasi apapun terkait dengan perusahaan tersebut bisa di lihat di website7. Potensi perusahaan yang terakhir yaitu
7
(16)
6
perkembangan bisnis kopi “Mahkota Raja Blend Do’a” yang baru sepuluh tahun semakin melejit8.
Dari beberapa potensi atau keunikan-keunikan di atas, peneliti tertarik untuk meneliti pada lembaga PT. Berkat Mukmin Mandiri (BMM) Sidoarjo. Namun, peneliti hanya menfokuskan penelitiannya pada strategi
kemitraan Kopi Mahkota Raja Blend Do’a beserta stakeholdernya dalam
menjalankan aktivitas bisnisnya.
B. Rumusan Masalah
1. Siapa stakeholder dan stockholder “Kopi Mahkota Raja Blend Do’a” ?
2. Bagaimana Strategi Kemitraan “Kopi Mahkota Raja” dalam tinjauan
supply chain management di PT. Berkat Mukmin Mandiri (BMM) Sidoarjo?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, peneliti memiliki tujuan penulisan sebagai berikut :
1. Untuk menggambarkan stakeholder dan stockholder “Kopi Mahkota Raja
Blend Do’a” dalam menjalankan usaha bisnisnya.
2. Untuk menggambarkan strategi kemitraan dalam tinjauan supply chain
management yang diterapkan di PT. Berkat Mukmin Mandiri Sidoarjo.
8
Hasil informasi dari Bu Ida, salah satu pelanggan tetap Kopi Mahkota Raja Blend Do’a yang berada di pasar Semolowaru. Rabu, 28 September 2016
(17)
7
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Manfaat yang bisa diambil dari hasil penelitian ini antara lain :
a. Penelitian ini diharapkan dapat membawa manfaat bagi
pengembangan ilmu dan pengetahuan wawasan bagi pembaca terkait dengan mata kuliah manajemen pemasaran khususnya sub topik kemitraan bisnis.
b. Penelitian ini diharapkan bisa menjadi masukan untuk kepentingan
pengembangan ilmu bagi pihak-pihak tertentu. Selain itu, penelitian juga sebagai acuan referensi untuk penelitian lanjutan terhadap objek sejenis atau aspek lainnya yang belum tercakup dalam peneitian ini.
2. Manfaat Praktis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai masukan atau sumbangan ilmu pengetahuan dalam bidang manajemen pemasaran khususnya dalam bidang kemitraan oleh bagian pemasaran yang ada di PT. Berkat Mukmin Mandiri.
E. Definisi Konsep
1. Strategi
Kata “strategi” berasal dari bahasa Yunani “strategos” yang berasal
dari kata stratos yang berarti militer dan agos yag artinya memimpin.
Strategi dalam konteks ini awalnya diartikan sebagai generalship atau
(18)
8
menaklukkan musuh dan memenangkan perang9. Strategi yang
dimaksud penulis disini adalah langkah-langkah serta trik yang dilakukan owner dalam membangun kerjasama dengan berbagai pihak rekan bisnis. Pihak yang dimaksud disini adalah pemasok kopi serta networking dari Mukmin mandiri.
2. Kemitraan
Kemitraan atau yang biasa disebut kerjasama adalah suatu strategi bisnis yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu. Sedangkan kemitraan yang dimaksud penulis disini adalah kerjasama bisnis yang saling menguntungkan baik dari mitra perusahaan maupun dari pemasok sebagai rekan bisnis.
3. Strategi kemitraan
Strategi kemitraan adalah yang dimaksud penulis disini adalah langkah-langkah atau trik cepat dalam membangun relasi atau jaringan kerjasama dengan pihak tertentu.
4. Kopi Mahkota Raja Blend Do’a
Kopi mahkota raja bland do’a adalah produk unggulan dari PT. Mukmin Mandiri. Filosofi lahirnya brand “kopi mahota raja blend do’a” yakni berawal dari kebiasaan para santri menyeduh kopi sebelum berdo’a. mereka percaya bahwa kopi yang mereka minum adalah awal dari do’a dan istiqomah.begitu juga sebaliknya, bahwa kopi yang telah dido’akan sebelum diminum akan memantapkan hati
9
Alfiatur Rahmah. Strategi Repositioning SMA Ta’miriyah di yayasan Ta’mirul Masjid
(19)
9
pelantunnya. Dan kemantapan do’a merupakan kunci terkabulnya do’a. Seperti halnya dengan pencantuman “blend do’a”dalam kemasan kopi racikan santri ini. Harapannya peminum kopi mendapatkan limpahan berkah. Selain diproses secara professional (taste dan kualitas), kopi ini juga diracik melalui proses spiritual, yakni melalui
riyadhah, bacaan-bacaan kalimat thayyibah dan juga do’a-do’a.
Sebelum proses produksi, kopi dido’akan oleh pak kiai dan beberapa
santrinya dengan bacaan manaqib dan khatmil qur’an serta
bacaan-bacan kalimat thayyibah tadi. Sebuah nilai tambah yang menjadikan
kopi menarik dicoba. Maka tidak heran jika pertumbuhan produksi kopi Mahkota Raja begitu cepat. Barangkali, ada campur tangan „malaikat’ dalam yang melancarkan distribusi kopi do’a ini10
.
5. Supply Chain Management
Menurut James, “Supply Chain Management is the act of optimizing activities across the supply chain. Ayers, JB (2001) reported that supply chain management is the maintenance, planning, and supply chain chain processes activity for the satisfaction of the consumers needs”11
. (Supply Chain Management adalah tindakan mengoptimalkan kegiatan di seluruh rantai pasokan. Ayers, JB (2001) melaporkan bahwa manajemen rantai pasokan adalah pemeliharaan,
10Rohmadie Susanto (2015). “Minum Kopi” di ambil pada 06 oktober 2016 dari situs https://www.minumkopi.com/kopi-santri-dan-doa/
11
Assey Mbang Janiver-James.(2012). A New Introduction to Supply Chains and Supply Chain Ma age e t: Defi itio s a d Theories Perspe tive .International Business Research. Vol 5 No. 1. Hal 02
(20)
10
perencanaan, dan rantai proses rantai aktivitas pasokan untuk kepuasan kebutuhan konsumen).
F. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan memuat uraian dalam bentuk narasi yang
bersifat kreatif dan mendalam serta menunjukkan ciri alamiahnya12.
Penyusunan hasil laporan penelitian ini tersusun atas lima bab. Bab pertama terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi konsep, dan sistematika pembahasan. Fokus utama dari bab satu adalah rumusan masalah. Bab pertama memberikan gambaran secara jelas rumusan masalah di latar belakang masalah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab rumusan masalah. Selain itu, rumusan masalah juga memunculkan manfaat penelitian. Manfaat penelitian terbagi menjadi dua yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis. Arti dari rumusan masalah dijelaskan dalam definisi konsep.
Bab kedua adalah kajian teori. Kajian teori terbagi menjadi dua, yaitu penelitian terdahulu dan konseptualisasi teori. Penelitian terdahulu
berfungsi untuk menunjukkan originalitas dari penelitian ini. Sedangkan
konseptualisasi teori berfungsi untuk menjelaskan konsep teori mengenai strategi kemitraan.
Bab ketiga adalah metode penelitian. Pemecahan masalah yang telah dirumuskan memerlukan metode. Dari metode yang digunakan oleh
12
Fakultas Dakwah dan komunikasi.(2015). Petunjuk Penulisan Skripsi. (Surabaya: Jurusan Manajemen Dakwah). hal 19
(21)
11
peneliti difokuskan pada data. Data inilah yang menjadi inti dari pembahasan pada bab tiga. Data berfungsi untuk merumuskan pendekatan dan jenis penelitian. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Selain itu, data dapat digunakan untuk menentukan teknik penyajian data serta analisisnya.
Bab keempat adalah bab pembahasan. Bab pembahasan yaitu
menjelaskan secara detail mengenai rumusan masalah sesuai dengan
metode yang ditetapkan pada bab tiga tadi. Bab pembahasan terdiri dari penyajian data dan analisis data. Penyajian data menampilkan hasil data display. Sedangkan analisis data menyajikan hasil dari penyajian data yang diperkuat dengan data teori yang terkait dengan pembahasan pada analisis data.
Bab kelima adalah bab penutup. Bab penutup terdiri dari tiga poin pembahasan. Poin pertama membahas tentang simpulan, yaitu hasil dari analisis data. Poin kedua membahas tentang saran dan rekomendasi. Sedangkan poin ketiga membahas tentang keterbatasan penelitian.
(22)
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Penelitian Terdahulu
Penelitian yang pernah dilakukan di PT. Berkat Mukmin Mandiri Sidoarjo terbagi menjadi empat bidang, antara lain penelitian di bidang pendidikan, penelitian di bidang teknologi, penelitian di bidang entrepreneurship, dan penelitian di bidang manajemen. Penelilitian di
bidang pendidikan dikemukakan oleh Nur Kamilia1 dan Heri Cahyo Bagus
Setiawan2. Sedangkan penelitian di bidang teknologi pernah dikaji oleh
Angela Merice Guterres Maria3 mahasiswi prodi studi teknologi pangan,
fakultas teknologi Industri, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”
Surabaya. Penelitian di bidang entrepreneurship dikemukakan oleh
Humam Abduillah4, mahasiswa prodi manajemen dakwah, fakultas
dakwah dan komunikasi, universitas Islam negeri Sunan Ampel Surabaya alumni tahun 2016.
1Nur Kamilia. “Peran Pendidikan Islam Berbasis
entrepreneurship dalam meningkatkan Financial
dan Spiritual Quetiont Santri di Pondok Pesantren Mukmin Mandiri Sidoarjo”. Skripsi (Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, 2013)
2 Heri Cahyo Bagus Setiawan. “Strategi Pengembangan Agrobisnis dan Agroindustri dalam Pengembangan Pendidikan di Pesantren Mukmin Mandiri Sidoarjo”. Skripsi. (Jurusan Kependidikan Islam, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Institut Agama Islam Negerei Sunan Ampel Surabaya, 2013).
3Angela Merice Gterres Maria. “Proses Pengolahan Kopi di Yayasan Pesantren Mukmin Mandiri Sidoarjo”. Laporan Praktek Kerja Lapangan. (Program Studi Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Pembangunan Nasional”Veteran” Surabaya Jawa Timur. 2014) 4 Humam Abdulillah. “Prinsip
sustainable Development Pondok Pesantren dengan Karakter
Entrepreneurship (Studi Kasus Pondok Pesantren Mukmin Mandiri Sidoarjo). Skripsi. (Jurusan Manajemen Dakwah, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. 2016)
(23)
13
Penelitian di bidang manajemen terbagi lagi menjadi tiga bagian, yaitu manajemen produksi, manajemen pemasaran, dan sistem manajemen. Penelitian terkait manajemen produksi terbagi menjadi dua, yaitu manajemen operasi dan produksi serta manajemen produksi
pemasokan (supply chain management). Manajemen operasi dan produksi
pernah diteliti oleh Hanum Ayu Lestari5. Sedangkan manajemen produksi
Pemasokan (supply chain management) dikemukakan oleh Ariesta Novia6
dan Novita Ratna Hendarni7. Manajemen pemasaran dikaji oleh dua
mahasiswa dari Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Surabaya,
yaitu Gushman Ummakuansa8 dan David Prasetyo9. Sedangkan penelitian
sistem manajemen telah diklasifikasikan lagi menjadi dua yaitu Total
Quality Management (TQM) dan donatur kemitraan. Total Quality
5Hanum Ayu Lestari. “Manajeme
n Produksi Kopi Bubuk dan roaster (kopi goreng) di yayasan pesantren MukmIn Manndiri Sidoarjo”. Laporan Kuliah Kerja Profesi. (Program Studi Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Surabaya Jawa Timur. 2013) 6 Ariesta Novia. “Proses Persediaan Bahan Baku Kopi di Yayasan Pesantren Mukmin Mandiri (Pesantren Agrobisnis dan Agroindustri) Sidoarjo”. Laporan Kuliah Kerja Profesi. (Program Studi Agrobisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Pembangunan Nasioanal “ Veteran” Surabaya. 2013) 7 Novita Ratna Hendarni. “Manajemen Rantai Pasokan (
Supply Chain Management) Kopi di Perusahaan Yayasan Pesantren Mukmin Mandiri Sidoarjo”. Laporan Kuliah Kerja Profesi. (Program Studi Agrobisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Pembangunan Nasioanal “ Veteran” Surabaya. 2014)
8 Gushman Ummakuansa. “Baauran Pemasaran (
Marketing Mix) di Yayasan Pesantren Mukmin Mandiri (Pesantren Agrobisnis dan Agroindustri) Kabupaten Sidoarjo”. Laporan Kuliah Kerja Profesi. (Program Studi Agrobisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Surabaya. 2014)
9
David Prasetyo. Strategi Pemasaran Ekspor Komoditas Kopi di Perusahaan Yayasan Pesantren Mukmin Mandiri (Pesantren Agrobisnis dan Agroindustri) Kabupaten Sidoarjo”. Laporan Kuliah Kerja Profesi. (Program Studi Agrobisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Surabaya. 2013)
(24)
14
Management (TQM) telah dikemukakan oleh Rocky Maulana Mahesa 10,
sedangkan donatur kemitraan dikemukakan oleh Moch. Irfan Hanafi11.
Penelitian ini memiliki persamaan dengan penelitian sebelumnya, yaitu penelitian tentang kemitraan oleh Hanafi. Fokus penelitian yang membedakan antara penelitian Hanafi dengan penelitian yang akan dilakukan dengan peneliti. Jika penelitian Hanafi terfokus pada donatur kemitraan, maka peneliti menfokuskan penelitiannya pada kemitraan di bidang produksi. Fokus penelitian tersebut yang membedakan antara penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya di PT. Berkat Mukmin Mandiri (BMM) Sidoarjo.
B. Kerangka Teori
1. Stakeholder dan Stockholder
Perusahaan bertanggung jawab terhadap para pemilik (stockholder)
dan juga pada ranah sosial kemasyarakatan (stakeholder). Menurut
Friedman, Stockholder as there in one and only one social responsibility of
business - to use it resource and engage in activities designed to increase its profits so as long as it engages in open and free competetition without deception or fraud12 (ada di satu dan hanya satu tanggung jawab sosial bisnis - menggunakannya sumber daya dan terlibat dalam kegiatan yang
10 Rocky Maulana Mahesa. “
Total Quality Management Pengolahan Produk Kopi di Yayasan Peantren Mukmin Mandiri Sidoarjo”. Laporan Kuliah Kerja Profesi. (Program Studi Agrobisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Surabaya. 2013)
11
Moch. Irfan Hanafi. Sistem Donatur Kemitraan dalam Pemasaran Kopi Mahkota Raja di Yayasan Pesantren Mukmin Mandiri (Pesantern Agrobisnis dan Agroindustri) Kabupaten Sidoarjo”. Laporan Kuliah Kerja Profesi. (Program Studi Agrobisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Surabaya. 2014)
12 Judy Laux (2010). “
Topics In Finance Part I-Introduction And Stockholder Wealth
(25)
15
dirancang untuk meningkatkan keuntungan sehingga selama itu terlibat dalam competetition terbuka dan bebas tanpa penipuan atau penipuan). Stakeholder didefinisikan sebagai semua pihak yang memiliki hubungan baik terlibat secara langsung maupun tidak langsung). Semua pihak yang dimaksud bisa berasal dari internal maupun dari eksternal perusahaan13. Stakeholder meliputi pihak internal maupun eksternal perusahaan. Pihak internal terdiri dari karyawan, manajer dan pemegang saham (shareholder). Sedangkan pihak eksternal terdiri dari pemerintah,
perusahaan–perusahaan asing, masyarakat sekitar, lingkungan
Internasional, lembaga pemerhati lingkungan, supplier, lembaga di luar
perusahaan (LSM dan sejenisnya) serta kaum minoritas yang keberadaannya mempengaruhi atau dipengaruhi oleh perusahaan.
Dukungan stakeholder memiliki peran penting dalam
kelangsungan hidup perusahaan. Suatu perusahaan tidak akan mampu beroperasi sendiri untuk mewujudkan kepentingannya. Perusahaan
memerlukan dukungan dari stakeholder. Untuk itu, perusahaan perlu
memberikan manfaat bagi stakeholder nya. Nugroho14 menjelaskan di
skripsinya, bahwa terkait keberadaan perusahaan tidak dapat dipisahkan
13M. Firmansyah Fuad Aji Nugroho. “
Analisis Hubungan Antara Pengungkapan Corporate Social Resposibility (CSR) dan Karakteristik Tata Kelola Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur Indonesia”. Skripsi, (Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang, 2011)
14M. Firmansyah Fuad Aji Nugroho. “Analisis Hubungan Antara Pengungkapan
Corporate Social Resposibility (CSR) dan Karakteristik Tata Kelola Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur Indonesia”. Skripsi, (Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang, 2011)
(26)
16
dengan keberadaan stakeholder serta daya dukungnya terhadap upaya
meningkatkan kinerja ekonomi dan sosial perusahaan.
Nugroho15 menjelaskan dalam skripsinya tentang klasifikasi
stakeholder perusahaan. Ia menjelaskan bahwa stakeholder terbagi
menjadi empat bagian, antara lain pertama orientasi konsumen, kedua
orientasi kompetitor, ketiga orientasi karyawan dan, keempat orientasi
pemegang saham. Orientasi konsumen berkaitan dengan proses perusahaan menjalin hubungan dengan para konsumennya. Orientasi
kompetitor terkait dengan tipologi dis-competitive advantage perusahaan
terhadap kompetitornya. Orientasi karyawan terkait dengan fokus perusahaan dalam memperhatikan kepentingan karyawan dan peningkatan kepuasan kebutuhan. Perusahaan yang memiliki komitmen terhadap karyawan akan berusaha meningkatkan keterbukaan, menciptakan rasa aman dalam bekerja, dan meningkatkan kepuasan kerja. Orientasi pemegang saham terkait dengan manajemen saling menjaga keterbukaan dengan kepentingan pemegang saham. Cara perusahaan menjaga kepentingan pemegang saham dapat dilakukan dengan upaya menciptakan rasa aman dalam berinvestasi dan meningkatkan kesejahteraan pemegang
saham. Dalam tesis yang ditulis Iryanie16 disebutkan bahwa stakeholder
15
M. Firmansyah Fuad Aji Nugroho. “Analisis Hubungan Antara Pengungkapan Corporate Social Resposibility (CSR) dan Karakteristik Tata Kelola Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur Indonesia”. Skripsi, (Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang, 2011)
16 Emy Iryanie. “Komitmen
Stakeholder Perusahaan Terhadap Konerja Sosial dan Kinerja Keuangan (Studi Empiiriis pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”. Tesis,
(Program Studi Magister Sains Akuntansi Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang, 2009).
(27)
17
terbagi menjadi lima kelompok, yaitu pertama stakeholder internal dan
stakeholder eksternal, kedua stakeholder primer, sekunder, dan marjinal, ketiga stakeholder tradisional dan stakeholder masa depan, keempat proponents, opponents, dan uncommited, dan kelima stakeholder silent majority serta vocal minority.
Stakeholder internal didefinisikan sebagai stakeholder yang berada didalam lingkungan perusahaan misalnya, karyawan, manajer, dan
pemegang saham (stockholder). Sedangkan stakeholder eksternal adalah
stakeholder yang berada diluar lingkungan perusahaan, seperti pemasok,
konsumen, masyarakat, pers, pemerintah, kelompok social responsible
investor, licensing partner, dan lain-lain. Perusahaan memerlukan skala
prioritas bagi stakeholdernya. Elemen stakeholder memiliki beberapa
tingkatan. Stakeholder yang dianggap paling penting menjadi prioritas
paling utama. stakeholder utama berperan secara aktif dalam mendukung
pertumbuhan perusahaan. Stakeholder yang seperti ini disebut stakeholder
primer. Sedangkan stakeholder yang dianggap kurang penting dan
berperan pasif disebut stakeholder sekunder. Stakeholder yang terbiasa
diabaikan disebut stakeholder marjinal.
Stakeholder tradisional yang dimaksud disini adalah karyawan dan konsumen. Karyawan dan konsumen telah berhubungan dengan organisasi atau perusahaan sejak terjadinya komunikasi antar keduanya. Sedangkan stakeholder masa depan didefinisikan sebagai stakeholder yang diperkirakan akan memberikan pengaruh pada organisasi atau perusahaan
(28)
18
di masa yang akan datang, seperti mahasiswa, peneliti dan konsumen
potensial. Diantara stakeholder ada beberapa kelompok yang memihak
perusahaan (proponents), ada pula yang menentang perusahaan
(opponents), serta ada pula kelompok yang tidak peduli terhadap
perusahaan (uncommited). Perusahaan perlu mengenal karakter
stakeholder yang berbeda-beda ini agar dapat melihat permasalahan, menyusun rencana dan strategi untuk melakukan tindakan yang proporsional.
Aktifitas stakeholder terlihat dari langkahnya dalam melakukan
komplain atau dukungan perusahaan. Stakeholder yang menyatakan
aspirasinya secara aktif disebut stakeholder vocal minority. Sedangkan
stakeholder yang menyampaikan aspirasinya secara pasif disebut silent majority.
2. Supply Chain Management
a. Definisi Manajemen Rantai Pasokan (Supply Chain
Management )
Menurut D. Lambert, D. Stock, J. And Ellram, L.(2006)
yang dikutip oleh James17 supply chain management refers to
corporate business process integration from end users through suppliers that provides information good, and services that add
17
Assey Mbang Janvier James. (2012).” A New Introduction to Supply Chains and Supply Chain
Management: Definitions and Theories Perspective”.International Business Research. Vol 5 No. 1. Hal 03
(29)
19
value for customers (manajemen rantai pasokan mengacu integrasi proses bisnis perusahaan dari pengguna akhir melalui pemasok yang memberikan informasi baik, dan layanan yang menambah nilai bagi pelanggan). Sedangkan menurut Ganeshman, R, and
Horrison Terry P.(1995) yang dikutip oleh James, supply chain
management as a chain of facilities and distribution alternatives that performs the functions of obtainment of product, transformationof these products into intermediate and finished goods, and the distribution of these finished goods to customers18 (manajemen rantai pasokan sebagai rantai fasilitas dan alternatif distribusi yang melakukan fungsi didapatkannya dari produk, transformationof produk ini menjadi barang setengah jadi dan selesai, dan distribusi barang-barang jadi ke pelanggan). Menurut Sinulangga, “rantai pasokan (Supply chain) didefinisikan sebagai serangkaian proses bisnis dan informasi terkait dengan penyediaan produk, barang atau jasa mulai dari pemasok melalui manufaktur
dan distribusi hingga sampai ke pelanggan19. Sedangkan Haming
dan Nurnajamuddin menyatakan bahwa,”manajemen rantai
pasokan (Supply Chain Management) ialah serangkaian proses
perencanaan, penerapan, dan pengendalian operasi dari rantai pasokan dengan tujuan untuk mencukupi kebutuhan pelanggan
18Assey Mbang Janvier James. (2012)”
A New Introduction to Supply Chains and Supply Chain Management: Definitions and Theories Perspective”.International Business Research. Vol 5 No. 1. Hal 03
19
Sukaria Sinulangga. Perencanaan dan pengendalian Produksi. (Yogyakarta:2009. Graha Ilmu)hal 385
(30)
20
seefisien mungkin20. Dari kedua definisi di atas, peneliti
mengambil inti dari definisi manajemen rantai pasokan adalah proses bisnis baik barang maupun jasa mulai dari pengelolaan di manufaktur hingga produk bisa sampai ke pelanggan.
Urutan kegiatan bisnis yang tercakup dalam supply chain
terdiri dari empat hal pokok, yaitu proses untuk mendapatkan atau
mengolah order pelanggan (customers order), proses pengolahan
bahan dari supplier, proses pengolahan di pabrik, dan proses
pengiriman kepada pelanggan. Dalam proses mendapatkan pelanggan, jumlah, jenis, dan jadwal kebutuhan bahan ditentukan dari jumlah dan jenis produk yang diminta dan jadwal pengiriman kepada pelanggan. Proses pengadaan bahan dan komponen dari suppliers. Proses pengolahan (manufacturing) produk di lantai pabrik. Proses pengiriman produk kepada pelanggan. Siklus
beli-buat-pindahkan-simpan-jual adalah inti dari supply chain. Supply
chain digambarkan sebagaimana yang terlihat dalam diagram berikut ini:
20
Murdifin Haming dan Mahfud Nurnajamuddin. Manajemen Produksi Modern Operasi Manufaktur dan Jasa Buku 2. (Jakarta: 2012. Bumi Aksara).hlm 259
(31)
21
Tabel 2.1 Arus Supply Chain
Diagram di atas menunjukkan bahwa fasilitas yang terkait
dengan supply chain pada dasarnya meliputi para suppliers,
gudang bahan-bahan,pusat pengolahan, gudang produk jadi,
pusat-pusat distribusi dan outlet/retailer. Supply Chain mencakup tiga
bagian yaitu : Upstream supply chain, Internal supply chain,
Downstream supply chain. Upstream supply chain didefinisikan
sebagai bagian yang mencakup supplier first-tier dari organisasi
(berupa manufaktur atau assembling) dan suppliernya. Keduanya
telah terbina suatu hubungan atau relasi. Internal supply chain
mencakup semua proses yang digunakan oleh organisasi dalam
mengubah input yang dikirim oleh supplier menjadi output. Proses
kegiatan ini mencakup mulai dari material masuk ke perusahaan
sampai pada produk didistribusikan. Downstream supply chain
Warehouse 1. Finished
Goods
2. Componen
ts Service
Supplier Manufactur
er
Distributor Customers
Storage 1. Material
parts 2. Sub
assembles 3. services
Inventory Package and Delivery
Total Satisfaction with Quality, price, delivery and Service
(32)
22
mencakup semua proses yang terlibat dalam pengiriman produk pada customer akhir.
b. Karakteristik Supply Chain Management
Supply Chain terdiri dari berbagai perusahaan (suppliers, manufacturer, distributors/wholesellers,dan retailers). Masing-masing
perusahaan berfungsi seakan-akan sebagai “perusahaan tunggal” yang
memiliki kemampuan mengelola informasi secara akuntabel, secara efektif, dan efisien. Supply chain memiliki beberapa karakteristik untuk mewujudkan fungsinya, yaitu keputusan yang diambil pada salah satu mata rantai pasokan (perusahaan) akan mempengaruhi mata rantai yang
lain (perusahaan yang lain). Perubahan permintaan pada tingkat
end-user/retailer memunculkan efek perubahan/ketidakpastian yang semakin
besar terhadap perusahaan di hulunya. Waktu ancang-ancang (total
replenishment time) yang pendek efektif untuk meningkatkan kinerja supply chain.
3. Strategi Kemitraan
a. Pengertian strategi
Kata “strategi” berasal dari bahasa Yunani “strategos” yang
berasal dari kata stratos yang berarti militer dan agos yang artinya
memimpin. Awalnya kata “strategi” digunakan untuk kepentingan militer saja. Istilah strategi berkembang ke berbagai bidang misalnya strategi bisnis, strategi marketing dan lain sebagainya.
(33)
23
Strategi dalam konteks ini diartikan sebagai generalship atau
sesuatu yang dikerjakan oleh jendral dalam membuat rencana
untuk menaklukkan musuh dan memenangkan perang21. Menurut
Johnson dan Scholes, “strategy is the directionand scope of an
organization over the long term; wich achieves advantage for the organization through its configuration of resources within a changing environment, to meet the needs and to fulfil stakeholder expectation22”.
Hamel dan Prahald yang dikutip oleh Somarshan memberikan definisi tentang strategi.
“strategi merupakan suatu tindakan yang sifatnya senantiasa
meningkat (incremental) dan terus menerus, serta dilakukan
berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para
pelanggan di masa mendatang”23.
Sedangkan secara umum, strategi dapat diartikan sebagai cara
terbaik untuk mencapai suatu sasaran24. Sasaran diwujudkan dalam
bentuk visi dan misi, serta rencana strategis. Visi dapat mengarahkan dan mengantarkan pada sesuatu yang harus dicapai oleh sebuah organisasi. Selain itu, strategi dapat dijadikan sebagai kerangka pembimbing dalam mengendalikan pilihan-pilihan sifat
21
Alfiatur Rahmah. 2014. Strategi Repositioning SMA Ta’miriyah di yayasan Ta’mirul Masjid
Kemayoran . Skripsi jurusan Kependidikan Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.hlm 13
22
Thomas Somarshan. Sistem Pengendalian Manajemen Konsep, Aplikasi dan Pengukuran Kinerja. Jakarta : 2012. Indeks. Hlm 61
23
Thomas Somarshan. Sistem Pengendalian Manajemen Konsep, Aplikasi dan Pengukuran Kinerja. Jakarta : 2012. Indeks. Hlm 61
24
(34)
24
dan arah suatu organisasi25. Jika perusahaan akan menyusun
sebuah strategi, maka mula-mula perusahaan menentukan siapa yang akan dilayaninya. Lalu tahap selanjutnya memikirkan cara
perusahaan memberikan pelayanan terbaik kepada calon
pelanggannya. Kebutuhan pelanggan menjadi peluang bagi sebuah perusahaan untuk memenuhinya. Dengan perusahaan mampu memenuhi kebutuhan pelanggan, maka inilah proses awal terjalinnya kerjasama.
b. Pengertian Kemitraan
Setiap orang yang berada di dalam suatu organisasi akan saling melakukan komunikasi. Komunikasi yang terjalin antara orang-orang di dalam organisasi atau perusahaan disebut komunikasi internal. Selain itu organisasi atau perusahaan juga perlu melakukan komunikasi dengan pihak luar, seperti pemasok, pelanggan, kreditur, dan lain sebagainya. Komunikasi yang terjadi antara organisasi atau perusahaan dengan pihak luar inilah yang
disebut dengan komunikasi eksternal26.
Perkembangan teknologi informasi yang sangat pesat memaksa perusahaan untuk bersikap adaptif dan responsif. Perusahaan juga dituntut mampu mengkomunikasikan informasi
25
Zahril Aini. Skripsi . Implementasi Strategi Nine P’s of Marketing Mix dalam pemasaran Biro
Perjalanan Umroh dan Haji (Studi Kasus di Pt. Arofahmina Tour and Travel Surabaya).
Manajemen Dakwah, Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Tahun 2014.
26
(35)
25
yang akurat, relevan, dan tepat waktu yang diperlukan oleh berbagai pihak dalam mengambil keputusan. Ketrampilan pimpinan dan pegawai saat berkomunikasi dengan berbagai bentuk komunikasi akan menentukan keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuan bisnis. Komunikasi yang buruk dapat merusak hubungan perusahaan dengan berbagai pihak baik internal maupun eksternal perusahaan.
Etika bisnis dengan sentuhan moral dapat membantu perusahaan dalam menyelesaikan masalah. Pesan umumnya
disampaikan dalam bentuk kata-kata, sedangkan sinyal
komunikasi diungkapkan dalam bentuk gerak dan sikap tubuh (body language)27. Komunikasi bisnis perusahaan yang didasarkan pada etika bisnis yang baik, akan menghasilkan hubungan baik pula antara keduanya. Komunikasi yang baik akan melahirkan
dasar terjalinnya hubungan mitra kerja yang baik. Setiawan28
menjelaskan bahwa,
“Kemitraan adalah hubungan kerjasama bisnis dengan berbagai pihak yang sinergis, bersifat sukarela, dan berdasarkan prinsip
27
Bernard Katz diterjemahkan oleh Suharsono. (1994). Komunikasi Bisnis Praktis. Jakarta: Pustaka Binaman Presindo. Hal 82
28
Achmad Hendra Setiawan. (2004).” Fleksibilitas Strategi Pengembangan UKM (Dinamika pembangunan)”. Vol. 1 No. 2 .Hal 119
(36)
26
saling membutuhkan, saling mendukung serta saling
menguntungkan dengan disertai pembinaan oleh usaha besar29”.
Sedangkan definisi lain mengatakan, bahwa kemitraan adalah suatu strategi bisnis yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu. Tujuan kedua belah pihak membentuk strategi bisnis adalah untuk meraih keuntungan bersama. Prinsip dasar dalam membina kerjasama bisnis yaitu dengan mengutamakan prinsip saling
membutuhkan dan saling menguntungkan30. Nurmianto31 menyatakan,
bahwa kemitraan adalah suatu sikap kerjasama menjalankan bisnis yang diberi ciri saling percaya dalam jangka panjang, antara pemasok dan pelanggan berniaga satu sama lain untuk mencapai tujuan bisnis bersama. Dari keempat pengertian di atas, penulis menganalisa bahwa kemitraan adalah upaya dalam menjalin kerjasama bisnis dengan prinsip saling membutuhkan dalam jangka waktu yang telah ditentukan.
c. Tujuan kemitraan
Suatu organisasi terbentuk apabila memiliki tujuan yang jelas dan terarah. Tujuan yang terarah perlu dibentuk melalui sistem manajemen yang baik dan sumber daya manusia yang berkualitas.
29
Achmad Hendra Setiawan. (2004). “Fleksibilitas Strategi Pengembangan UKM (Dinamika pembangunan)”. Vol. 1 No. 2 Hal 119
30
Mohammad Jafar Hafsah. Kemitraan Usaha : Konsepsi dan Strategi. (Jakarta: PT. Penebar Swadaya. 2000). Hlm 43
31
Eko Nurmianto, et al . Perumusan strategi kemitraan menggunakan metode AHP dan SWOT(Studi Kasus Pada Kemitraan PT. INKA dengan Industri Kecil Menengah di wilayah Karesidenan Madiun). Jurnal teknik industry vol.06 No. 01 Juni 2004 hlm 49
(37)
27
Setiap organisasi yang memiliki tujuan selalu dilatarbelakangi dengan adanya kepentingan. Sama halnya dengan tujuan kemitraan yang dibentuk atas dasar adanya kepentingan antara satu organisasi dengan organisasi lain.
Adapun tujuan kemitraan yaitu meningkatkan pendapatan usaha kecil dan masyarakat, meningkatkan nilai tambah perekonomian bagi pelaku kemitraan, meningkatkan pemerataan dan pemberdayaan masyarakat, meningkatkan pertumbuhan ekonomi desa, wilayah dan nasional, memperluas kesempatan kerja dan memperkuat ketahanan ekonomi nasional.
d. Jenis kemitraan
Jenis-jenis kemitraan terbagi menjadi lima kelompok yaitu Inti plasma, sub-kontrak, dagang umum, waralaba pemberian, dan keagenan. Inti plasma berfungsi melakukan pembinaan, penyediaan sarana produksi, bimbingan teknis dan pemasaran, sedangkan plasma melakukan fungsi produksi. Sub-kontrak merujuk pada usaha kecil memproduksi komponen yang diperluas oleh usaha menengah dan besar sebagai bagian dari produksinya. Sedangkan usaha menengah dan besar berfungsi melakukan pembelian komponen dari usaha kecil untuk keperluan produksinya. Pola ini didorong oleh ketentuan dan peraturan yang ditetapkan untuk menyelamatkan usaha kecil sebagai mitra bagian yang tidak terpisahkan, pola ini lebih sederhana dan
(38)
28
mudah diterapkan bila didukung oleh suatu aturan yang jelas dari pemerintah.
Dagang umum memposisikan sebagai usaha menengah dan besar. Pola ini bertugas memasarkan hasil produksi usaha kecil sebagai pemasok kebutuhan usaha menengah dan besar. Pola ini dilakukan dalam dunia bisnis atas dasar saling menguntungkan. Waralaba memberikan hak penguasaan lisensi merek dagang dan saluran distribusi kepada penerima waralaba dengan bantuan bimbingan manajemen. Pada prinsipnya pola ini banyak digunakan dalam dunia bisnis terutama bagi merek-merek terkenal dan dikonsumsi banyak orang. Hampir setiap celah bisnis dapat menggunakan pola ini, seperti fast food, industry kimia, obat-obatan, dan industry jasa lainnya. Pola ini menjamin keberhasilan. Namun, pola ini dapat menguras devisa negara dalam jangka panjang. Pola keagenan mewujudkan salah satu bentuk hubungan kemitraan. Hubungan kemitraan melibatkan usaha kecil, usaha menengah dan usaha besar. Usaha kecil diberikan hak untuk memasarkan barang dan jasa kepada usaha menengah serta usaha besar sebagai mitranya.
e. Prinsip kemitraan
Dalam membangun kemitraan diperlukan adanya prinsip-prinsip yang harus disepakati bersama agar terjalin kuat dan berkelanjutan. Prinsip-prinsip tersebut antara lain, prinsip kesamaan visi-misi, prinsip kepercayaan (trust), prinsip saling menguntungkan,
(39)
29
prinsip efektifitas dan efisiensi, prinsip komunikasi dialogis, dan
prinsip komitmen yang kuat32.
Prinsip kemitraan dibangun atas dasar kesamaan visi-misi. Kesamaan visi misi perusahaan dengan mitra bisnis akan menjadi motivasi dan perekat bagi antar organisasi yang bermitra, sehingga melahirkan kemitraan yang berkelanjutan. Selanjutnya perusahaan berkomitmen membangun prinsip kepercayaan dengan mitra bisnisnya.
C. Nilai-Nilai Keislaman Strategi Kemitraan Dalam Tinjauan Supply
Chain Management
Al-Qur’an telah menjelaskan secara jelas bahwa, manusia itu terdiri dari berbagai macam suku, golongan, dan berbagai macam agama serta keyakinan yang berbeda-beda. Allah menyeru semua hambanya agar saling mengenal. Tujuan seseorang berkenalan juga berbeda-beda. Ada seseorang hanya berkenalan tanpa mampu dan mau memanfaatkan peluang. Namun, ada pula seseorang yang memiliki keahlian dalam memanfaatkan peluang. Jika seseorang memiliki keahlian membaca peluang, maka ia akan mendapatkan banyak keuntungan dari peluang yang tersedia.
Sebagai umat Islam, manusia dianjurkan untuk selalu berbuat kebajikan. Amal kebajikan yang diperbuat akan mengantarkan seseorang
32
Bambang Sigit. Membangun jejaring dan Kemitraan, Kementrian Kehutanan, Badan Penyuluhan, dan Pengembangan SDM Kehutanan Pusat Penyuluhan Kehutanan Vol. 2 No 4 hlm 12
(40)
30
dalam menggapai ridha Allah. Sebagaimana lafadz surat Al-Maidah ayat dua yang berikut:
ا ئاقْلا ا ْ ْلا ا ا حْلا ْ شلا ا َ ئ عش ا حت ا ا آ ي لا ي ي آ
تْيبْلا ي
ْ ق ش ْ ك ْجي ا ا د طْص ف ْ تْ ح ا إ ً ا ْض ْ ب ْ اْضف غتْبي ا حْلا ْ ك ص ْ
عت ا ْقتلا بْلا ع ا عت ا تْعت ْ ا حْلا جْس ْلا ع
ا قتا ا ْ عْلا ْثإا ع ا
قعْلا ي ش َ إ َ
“Wahai orang-orang yang mengaku beriman! Janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar kesucian Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) binatang-binatang had-yu (binatang sembelihan), dan binatang-binatang qalaa-id (binatang yang jinak), dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitulharam; mereka mencari karunia dan keridhaan Tuhannya. Tetapi apabila kamu telah menyelesaikan ihram, maka bolehlah kamu berburu. Janganlah kebencian(mu) kepada suatu kaum membuatmu berdosa karena mereka menghalang-halangimu dari Masjidilharam, mendorongmu untuk berbuat melampaui batas (kepada mereka). Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah sangat berat siksa-Nya33”.
Ayat di atas mengandung larangan dan perintah34. Larangan ayat di
atas terletak pada larangan untuk melanggar larangan-larangan Allah dan melanggar kehormatan pada bulan-bulan yang diharamkan berperang serta larangan bagi suatu kaum untuk menghalang-halangi kaum Muslimin pergi ke Masjidil Haram, sehingga mendorong seseorang untuk berbuat dzalim. Sedangkan perintah dari ayat di atas adalah adalah perintah untuk
33
Al-Qur’an Surat Al-Maidah . 02 34
Perpustakaan Nasional RI. (2011). “Al-Qur’an dan Tafsirnya”. (Jakarta: Widya Cahaya). Hal 351
(41)
31
saling tolong menolong dalam kebaikan dan dilarang tolong menolong dalam berbuat dosa serta pelanggaran terhadap larangan Allah SWT.
Kemitraan itu bisa menjadikan suatu kelebihan bagi orang lain
manakala stakeholder yang menjadi mitra bisnisnya bagian dari
orang-orang yang shalih dan jujur. Kedua mitra bisnis saling mendapatkan keberuntungan serta keduanya sama-sama saling membutuhkan dengan i’tikad yang baik karena stakeholdernya juga baik. Begitu pula hubungan dengan konsumen juga baik. Tapi, jika ada mitra bisnis yang membuat salah satu diantara kedua mitra tersebut sakit hati, maka tidak sampai
menimbulkan rasa benci. Jika ada stakeholder yang kurang sesuai dengan
standarisasi dan keinginan perusahaan, tidak sampai membuat shareholder
dan general managernya melampaui batas untuk berbuat dzalim.
Jika salah satu diantara keduanya mampu mengekang diri untuk tidak berbuat melampaui batas, maka akan berdampak pada terjalinnya hubungan baik. Hubungan baik antara seseorang dengan orang lain akan meringankan langkah untuk saling tolong menolong dalam kebaikan. Seseorang yang berhubungan tidak akan muncul rasa benci apabila motif jalinan hubungan itu adalah untuk bersilaturrahim, mencari anugrah dan keberkahan atau keridhoan Allah SWT. Jadi motif itulah yang mengekang diri untuk berbuat tidak baik. Jika seseorang itu mengekang diri untuk berbuat hal yang tidak baik, maka dengan sendirinya akan muncul kebaikan.
(42)
32
Di dalam bisnis Jika seseorang menjalin kerjasama dengan maksud tolong menolong dalam kebajikan dan ketakwaan, maka ia telah melaksanakan salah satu prinsip dasar kemitraan yang diajarkan agama Islam. Dalam ayat ini Allah juga memerintahkan hambanya agar saling menolong dalam hal kebaikan dan meninggalkan kemungkaran. Jadi, tolong menolong dalam kebaikan merupakan anjuran Allah SWT sekaligus menjadi salah satu prinsip dasar dari kemitraan. Kemitraan akan terbangun dengan baik jika sejak awal antar organisasi yang saling bermitra telah menetapkan tujuan yang baik, yaitu saling menolong antar organisasi.
Aktifitas saling mengenal satu sama lain menjadi salah satu ciri bahwa manusia tergolong sebagai makhluk sosial. Makhluk sosial akan selalu membutuhkan orang lain dalam setiap langkahnya. Jika dikaitkan
dengan ayat Al-Qur’an di atas, maka Islam menganjurkan untuk saling
mengenal agar melahirkan nilai-nilai keislaman, seperti komitmen, menepati janji, dan adil. Pada masa Rasulullah telah terjalin praktek koalisi atau kemitraan. Kemitraan terjadi sejak pada masa Jahiliyyah. Sebagaimana Ahmad menjelaskan dalam hadistnya. Berikut hadist yang menjelaskan tentang koalisi atau kemitraan tersebut :
َعَفَرَو اَ َع ِ با َع َ َ ِر ِع َع كاَ ِس َع كيِرَش اَ َثَدَح اَفَع اَ َثَدَح ف ِح ِ َ اَك اَ َ اَق
(43)
33
“Telah menceritakan kepada kami 'Affan telah menceritakan kepada kami Syarik dari Simak dari Ikrimah dari Ibnu Abbas dan dia merafa'nya, beliau bersabda: "Seluruh kemitraan (koalisi, ikrar kesepakatan) semasa jahiliyah, Islam tidak menambahnya semakin kuat dan kokoh." (HR.
AHMAD 2888)35 .
Hadist di atas menjelaskan tentang kemitraan. Seseorang yang memiliki mitra sebelum masuk Islam masih dapat melanjutkan kemitraannya setelah masuk Islam. Nilai-nilai keIslaman seperti komitmen yang tinggi, memperkokoh tali persaudaraan, suka menjamu tamu, dan ikrar setia untuk menepati janji justru ditegakkan dan dilestarikan. Bahkan, dengan nilai-nilai keIslaman itulah kemitraan menjadi semakin baik.
Dahulu, orang-orang Mekkah pernah menjalin kemitraan, misalnya penitipan uang atau relasi bisnis pada saat sebelum masuk Islam. Adakalanya kedua orang yang bermitra tadi telah masuk Islam. Namun, adapula hanya salah satu diantara kedua orang yang bermitra yang telah masuk Islam. Begitu orang-orang Jahiliyyah tadi masuk Islam dan mereka tetap bermitra baik dengan orang Islam maupun non-Islam membawa perubahan menjadi lebih baik. Kemitraan tersebut dibuktikan dengan perubahan orang Islam yang semakin komitmen dalam perjanjian. Jadi yang membuat semakin kuat dan semakin baik adalah nilai-nilai keIslaman yang berada di dalam jalinan motif kemitraan.
35
(44)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Alasan peneliti menggunakan pendekatan kualitatif karena peneliti ingin menggambarkan secara jelas tentang obyek penelitian. Analisa dari pendekatan kualitatif bersifat deskriptif.
Jenis penelitian kualitatif yang dipilih untuk penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Berdasarkan observasi peneliti, Studi kasus yang berada di PT. Berkat Mukmin Mandiri (BMM) Sidoarjo terdiri dari tujuh
keunikan. Keunikan pertama yaitu perusahaan memiliki karyawan yang
sebagian besar juga nyantri di yayasan Mukmin Mandiri. Kedua,
perusahaan tergabung dalam organisasi GAEKI (Gabungan Eksportir Kopi
Indonesia) serta asosiasi-asosiasi lainnya yang fokus pada entrepreneur.
Ketiga, perusahaan telah bermitra dengan perusahaan besar yang ada di
Indonesia dalam menyuplai barang-barang dagangannya. Keempat,
perusahaan tergabung dengan beberapa pengasuh pesantren se-Indonesia
sebagai distributor agar pesantren menjadi sentra entrepreneur yang
semakin mandiri. Kelima, perusahaan ini telah dijadikan sebagai tempat
penelitian sebanyak sebelas kali. Keenam perusahaan memiliki sumber
daya manusia yang ahli dalam bidang IT, sehingga segala inovasi dan informasi apapun terkait dengan perusahaan tersebut bisa di lihat di website. Keunikan perusahaan yang terakhir yaitu perkembangan bisnis
(45)
35
kopi “Mahkota Raja Blend Do’a” yang baru sepuluh tahun sudah semakin
melejit, terbukti dengan dilakukannya ekspor kopi ke negara Australia1.
Alasan peneliti tertarik untuk meneliti keunikan-keunikan di atas adalah karena peneliti merasa terheran-heran. Peneliti merasa heran karena produk olahan santri, produk pesantren mampu bersaing dalam tingkat internasional. Ini adalah suatu referensi bagi pesantren-pesantren lain yang ingin mengarahkan santrinya selain mendapatkan bekal ilmu agama juga mampu bersaing dalam mempersiapkan bekal di dunia.
B. Lokasi Peneltian
PT. Berkat Mukmin Mandiri adalah salah satu unit usaha mandiri yang dimiliki oleh Yayasan Pondok Pesantren Mukmin Mandiri. PT. Berkat Mukmin Mandiri adalah unit usaha yang bergerak di bidang agrobisnis dan agroindustri khususnya di bidang usaha kopi. PT. Berkat Mukmin Mandiri (BMM) didirikan dengan tujuan sebagai penunjang sustainable development pondok. PT. Berkat Mukmin Mandiri (BMM) Sidoarjo berdiri sejak tahun 2006. Perusahaan ini terletak di perumahan elite Graha Tirta Estate Bougenville No. 69 Ngingas Waru Sidoarjo, Jawa Timur 61256, Indonesia. Berikut tampilan lokasi PT. Berkat Mukmin Mandiri dalam google maps:
1
Informasi dari Bu Ida Semolowaru, salah satu pelanggan tetap Kopi Mahkota Raja pada 28 september 2016
(46)
36
Gambar 3.1 Peta Google maps lokasi PT. Berkat Mukmin Mandiri
Perusahaan menyediakan nomor telpon, email dan website untuk menunjang perkembangan IT, sehingga setiap orang akan lebih mudah untuk mencari lokasi perusahaan ini. Berikut kami cantumkan nomor telpon PT. Berkat Mukmin Mandiri: 031-8533729, atau melalui fax 031 8540959. Selain itu, PT. Berkat Mukmin Mandiri juga menyediakan email bagi siapapun yang memiliki kepentingan dengan perusahaan ini. Email tersebut adalah ypmukminmandiri@gmail.com. Bagi siapapun yang ingin melihat pertumbuhan koperasi PT. Berkat Mukmin Mandiri juga bisa
membuka youtube dengan memasukkan key word sebagai berikut:
“Mukmin Mandiri Sidoarjo”, sudah dapat mengakses informasi seputar koperasi PT. BMM Sidoarjo. PT. Berkat Mukmin Mandiri Sidoarjo memiliki letak yang strategis, yaitu sebelah utara berbatasan dengan jalan tol waru-Juanda. Sebelah barat berbatasan dengan Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya. Sebelah selatan berbatasan dengan Bandar Udara Internasional Juanda. Batas timur berbatasan dengan Universitas
(47)
37
Pembangunan Nasional Veteran. Mukmin Mandiri juga berperan aktif
dalam mengikuti perkembangan kemajuan teknologi IT. Bagi browser
yang ingin mengetahui perkembangan yayasan pesantren Mukmin Mandiri bisa melihat di website www.mukminmandiri.com.
C. Jenis dan Sumber Data
Data yang digali peneliti dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis yaitu data primer dan data sekunder. Data primer terbagi menjadi empat
sub data. Data pertama membahas tentang stakeholder. Data yang digali
tentang stakeholder antara lain daftar stakeholder perusahaan dan peran
stakeholder perusahaan Kopi Mahkota Raja Blend Do’a. Data daftar stakeholder yang akan digali peneliti adalah keterlibatan langsung antara
perusahaan dengan stakeholder, stakeholder internal, stakeholder
eksternal, dan stakeholder aktif. Sumber data berasal dari wawancara
dengan owner dan general manager serta dokumentasi dari perusahaan.
Data kedua membahas tentang strategi, kemitraan, dan strategi kemitraan. Data strategi meliputi penentuan rencana berjangka, jumlah pemimpin puncak beserta wewenangnya, penyusunan cara, dan orientasi tujuan jangka panjang. Data penentuan rencana jangka panjang dapat
diketahui dari sumber data wawancara kepada owner.. Data jumlah
pemimpin puncak beserta wewenangnya dihasilkan dari wawancara
kepada owner dan dokumentasi. Penyusunan cara dan orientasi tujuan
(48)
38
Data tentang kemitraan meliputi kerjasama usaha bisnis baik
perseorangan maupun organisasi, adanya pembinaan dari manufacture
kepada pelanggan, adanya pengembangan antar stakeholder, adanya unsur
saling memerlukan, ada unsur saling memperkuat, dan ada unsur saling menguntungkan. Semua data di atas dihasilkan dengan wawancara kepada owner dan general manager. Data tentang kerjasama usaha bisnis baik perseorangan maupun organisasi dihasilkan dengan observasi dan
wawancara kepada general manager. Data tentang strategi kemitraan
meliputi strategi membangun kemitraan dan strategi menjaga kepercayaan antar mitra bisnis. Data tentang strategi kemitraan dihasilkan peneliti
dengan metode wawancara kepada owner dan general manager.
Data ketiga membahas tentang manajemen rantai pasokan (supply
chain management). Data supply chain management terdiri dari informasi bahan baku, penyediaan barang, pemasok, manufaktur, distribusi, dan pelanggan. Informasi bahan baku didapatkan dengan metode wawancara Agusde manajer bagian logistik. Wawancara kepada beberapa informan juga menghasilkan data penyediaan barang, pemasok, dan manufaktur. Sedangkan sumber data distribusi dan pelanggan didapatkan dari observasi peneliti dan dilanjutkan dengan wawancara kepada manajer bagian logistik.
Sedangkan bagian-bagian supply chain management terdiri dari
tiga bagian yaitu bagian hulu, bagian internal organisasi, dan bagian hilir.
(49)
39
dengan manufaktur. Namun, peneliti menggali lebih banyak informasi dari owner. Data yang digali dari internal organisasi terdiri dari data mulai masuknya material ke perusahaan hingga siap didistribusikan. Data ini dihasilkan dari manajer bagian logistik. Sedangkan data hilir terdiri dari data pengiriman barang hingga sampai ke konsumen. Data ini dihasilkan dari observasi selama peneliti ikut serta dalam pendistribusian kopi.
Data keempat membahas tentang nilai-nilai keislaman strategi
kemitraan ditinjau dari supply chain management. Data nilai keislaman
yang digali antara lain nilai-nilai seperti kejujuran, berkomitmen, menjunjung nilai silaturrahmi dan ada niat saling tolong menolong satu sama lain dalam usaha berbisnis kopi. Sumber data yang digunakan
peneliti adalah observasi dan wawancara kepada owner.
Data sekunder meliputi data gambaran umum PT. Berkat Mukmin Mandiri (BMM) Sidoarjo. Data gambaran umum perusahaan mencakup
enam M yaitu man, matherial, machine, market, methode, and money.
Keenam data di atas dihasilkan dengan langkah mencari informasi dari website nya Mukmin Mandiri di internet dan penelitian terdahulu yeng
telah dikoreksi dan disetujui oleh general manager.
D. Tahap-tahap Penelitian
Tahap-tahap peneliti dalam melakukan penelitian ini terdiri dari beberapa tahap. Tahap pertama, peneliti mengambil langkah melakukan PPL (Praktik Pengalaman Lapangan) di PT. Berkat Mukmin Mandiri Sidoarjo. Hari pertama peneliti melakukan PPL dimulai pada hari senin,
(50)
40
tanggal 05 September 2016 hingga berakhir pada hari sabtu, 05 November 2016. Peneliti melakukan PPL selama dua bulan.
Peneliti memanfaatkan sela-sela waktu PPL untuk meminta izin
mengambil penelitian skripsi. Owner dan general manager memberikan
apresiasi kepada peneliti dan peneliti diperbolehkan melakukan penelitian skripsi di lembaga tersebut.Selama dua bulan tersebut, peneliti mengamati
dan kadang kala sharing dengan karyawan, kadang dengan general
manager nya dan kadang kala dengan manajer marketing nya juga.
Setelah sharing peneliti awalnya menemukan hal unik, yaitu terkait
karyawan minimal mampu mengahafalkan lima belas ayat dalam rangka
untuk mendapatkan insentif. Peneliti sharing dengan meminta pengarahan
kepada general manager nya terkait tanggapannya tentang hal tersebut di
atas apabila dijadikan skripsi. Ia menyatakan bahwa ini ide yang bagus
untuk mengangkat tema tentang pemberian insentif bagi karyawan.
Namun, setelah peneliti mengajukan judul kepada sekretaris prodi Manajemen Dakwah, bapak Airlangga Brama Yudha, MM ternyata beliau kurang setuju dengan judul tersebut. Ia memberikan alasan karena judul ini kurang unik untuk diteliti. Lalu peneliti bermusyawarah dan meminta pengarahan dari Pak Bram selaku sekretaris prodi MD. Ia mengarahkan untuk mengambil tema tentang “keberkahan”.
Peneliti merasa kurang mampu dengan tema tersebut, akhirnya peneliti meminta saran kepada ketua prodi MD. Ketua Prodi MD memberikan saran agar mengambil tema yang lainnya, dengan alasan
(51)
41
judul dengan tema keberkahan masih bersifat abstrak, dan sulit diukur
serta di ilmiahkan. Lalu peneliti pergi menuju ke general manager nya PT.
BMM dan meminta saran serta pendapatnya. Ia memberikan apresiaisi dan menyatakan judul yang sangat bagus karena ia tahu tidak mudah melakukan penelitian tentang keberkahan. Dari sini, peneliti masih tetap merasa kurang yaqin dan kurang mampu. Akhirnya peneliti mengajak sharing dengan teman seperjuangannya saat PPL yaitu Ika Masruroh. Satu per satu peneliti bersama teman seperjuangannya mengamati hal-hal unik yang berada di PT. BMM tersebut. Di depan mimbar suatu masjid di Graha Tirta, Ika memberikan usulan judul tentang kemitraan. Peneliti langsung berfikir dan mencari keunikan-keunikan yang terkait dengan kemitraan lembaga tersebut. Akhirnya setelah peneliti menemukan
permasalah berupa keunikan-keunikan tadi, peneliti segera
mengkonsultasikannya kepada sekretaris jurusan. Judul disetujui oleh sekretaris jurusan. Peneliti segera membuat matriks. Peneliti mengumpulkan matriks pada hari terakhir pengumpulan. Sekretaris jurusan mengoreksi hasil matriks peneliti dan menyetujuinya. Setelah itu, peneliti menyegerakan membuat proposal skripsi. Proposal skripsi disetujui oleh dosen pembimbing dan siap diujikan.
Peneliti diuji oleh ketua prodi dan sekretaris jurusan. Setelah peneliti menyelesaikan seleksi ujian proposal, selanjutnya peneliti melakukan revisi sesuai arahan revisi dari tim penguji. Peneliti
(52)
42
menyelesaikan hasil revisinya dan berkonsultasi kepada dosen pembimbing.
Peneliti meminta surat izin penelitian kepada staf program studi manajemen dan ditanda tangani oleh Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi untuk diserahkan kepada PT. Berkat Mukmin Mandiri. Selanjutnya, peneliti menyerahkan surat izin penelitian pada tanggal 31 oktober 2016.
Sebelum peneliti menuju ke lokasi obyek penelitian, peneliti mempersiapkan lembar wawancara, peralatan tulis, serta dua ahndphone. Kendala yang dihadapi peneliti saat wawancara yaitu, peneliti lupa tidak menjadikan handphonenya ke mode pesawat. Sedangkan handpone yang lain lupa belum diletakkan di depan peneliti dan informan. Akhirnya, ada panggilan masuk dari salah satu karyawan perusahaan dan peneliti tidak mengetahuinya. Sehingga, sebagian besar hasil rekaman tidak tersimpan di handphone android. Akhirnya peneliti dengan merasa sangat malu
meminta izin informan untuk melakukan re-wawancara ulang. Hal di atas
adalah kesalahan dan kelalaian peneliti saat berwawancara.
Peneliti mengawali penelitian lapangan dengan berwawancara
dengan owner perusahaan. Wawancara berikutnya dilanjutkan kepada
general manager, distributor besar, dan distributor kecil. Selama peneliti berinteraksi dengan para informan, peneliti tetap berusaha menjaga etika dan sering kali ikut berperan dalam agenda bulanan. Peneliti berperan
(53)
43
dalam agenda “ngaji sugih” yang memiliki tujuan untuk semakin mendekatkan diri dengan jama’ah preneur.
Tahapan berikutnya, peneliti mentranskip data hasil rekaman dan mentranskipnya dalam bentuk tulisan. Selanjutnya peneliti memilah dan memilih data yang dianggap penting sesuai dengan kebutuhan yang tercantum dalam rumusan masalah. Setelah peneliti mendisplay data, selanjutnya peneliti menyajikan data dalam bentuk hasil kategorisasi. Hasil kategorisasi kemudian di sajikan dalam bentuk analisis data. Analisis data menyajikan data hasil wawancara, observasi, dan dokumentasi lapangan dengan diperkuat oleh teori dan didukung oleh penelitian terdahulu. Hasil analisis data ditampilkan oleh peneliti dalam bentuk kesimpulan yang terdapat pada bab lima.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini mencakup tiga hal, yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Peneliti melakukan observasi mulai tanggal 05 september hingga saat ini. Data yang di ambil dari observasi yaitu lokasi penelitian, jenis produk, nilai tambah berorientasi pada nilai ekonomis, dan produksi yang berkesinambungan. Selain itu, peneliti juga menampilkan data observasi yang lain yaitu distribusi, pelanggan, didapatkan dari observasi dan dokumentasi dan kerjasama usaha bisnis baik perseorangan maupun organisasi.
Sedangkan pengumpulan data dengan wawancara menghasilkan data jenis produk yang paling banyak diminati pasar, informasi bahan
(54)
44
baku dari supplier, penyediaan barang, stakeholder baik yang aktif,
internal stakeholder maupun eksternal stakeholder, penentuan rencana berjangka, jumlah pemimpin puncak, penyusunan cara, dan orientasi tujuan jangka panjang, strategi membangun kemitraan dan strategi menjaga kepercayaan antar mitra bisnis.
Dokumentasi yang ditampilkan dalam penelitian ini antara lain dokumentasi lokasi obyek penelitian, sarana operasional perusahaan, legalitas distributor besar, CTH sebagai salah satu mitra bisnis perusahaan,
proses produksi kopi, persediaan kopi roasting, keikutsertaan peneliti
dalam memasarkan kopi, pameran perdagangan bersama organisasi GAEKI, dan gudang penyimpanan kopi yang siap di distribusikan kepada pelanggan.
F. Teknik Validitas Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Adapun teknik yang digunakan peneliti dalam memeriksa keabsahan data yang dikumpulkan yaitu dengan menggunakan triangulasi. Adapun langkah peneliti dalam menentukan tahapan teknik triangulasi terdiri dari tiga tahapan.
Tahap pertama, peneliti melakukan pengecekan tentang hasil
pengamatan, wawancara, dan dokumentasi kepada general manager dan
manajer marketing. Tahap kedua, peneliti mengajukan pertanyaan yang bervariasi saat peneliti terlibat dalam kegiatan penilitian. Tahap ketiga, peneliti melakukan pendalaman kepada orang yang lebih ahli dalam
(1)
Daftar Pustaka
Abdulillah, Humam. 2016 “Prinsip sustainable Development Pondok Pesantren
dengan Karakter Entrepreneurship (Studi Kasus Pondok Pesantren Mukmin
Mandiri Sidoarjo). Skripsi. (Jurusan Manajemen Dakwah, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.)
Aini, Zahril. 2014.. Implementasi Strategi Nine P’s of Marketing Mix dalam
pemasaran Biro Perjalanan Umroh dan Haji (Studi Kasus di Pt. Arofahmina Tour and Travel Surabaya). Skripsi. Manajemen Dakwah, Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Tahun.
Anam, Samsul dkk. 2013. Manajemen Pemasaran(Buku Perkuliahan Program
S1Jurusan Manajemen Dakwah Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya. Surabaya: IAIN SA Press.
Awat, Napa J. 1989. Manajemen Strategi (Suatu Pendekatan Sistem).
Yogyakarta:. Liberty Yogyakarta.
Dewi, Sutrisna. Komunikasi Bisnis. Yogyakarta: 2006. Andi Offset.
Fakultas Dakwah dan komunikasi. 2015. Petunjuk Penulisan Skripsi. (Surabaya:
Jurusan Manajemen Dakwah.)
Hafsah, Mohammad Jafar. 2000. Kemitraan Usaha : Konsepsi dan Strategi.
(Jakarta: PT. Penebar Swadaya.).
Haming, Murdifin dan Mahfud Nurnajamuddin. 2012. Manajemen Produksi
Modern Operasi Manufaktur dan Jasa Buku 2. (Jakarta: Bumi Aksara)
(2)
dan Agroindustri) Kabupaten Sidoarjo”. Laporan Kuliah Kerja Profesi. (Program Studi Agrobisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Surabaya.
Hendarni, Novita Ratna. 2014. “Manajemen Rantai Pasokan (Supply Chain
Management) Kopi di Perusahaan Yayasan Pesantren Mukmin Mandiri Sidoarjo”. Laporan Kuliah Kerja Profesi. (Program Studi Agrobisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Pembangunan Nasioanal “ Veteran” Surabaya.)
Irawati, S. Anugrahini dan Bambang Soedarsono. 2014. Strategi Pengembangan
Komoditi Garam di Kabupaten Sampang melalui Pendekatan Kemitraan. Skripsi Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Trunojoyo. Madura.
Iryanie, Emy. 2009 . “Komitmen Stakeholder Perusahaan Terhadap Konerja Sosial dan Kinerja Keuangan (Studi Empiiriis pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”. Tesis, (Program Studi Magister Sains Akuntansi Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang,).
James, Assey Mbang Janvier.2012. “ A New Introduction to Supply Chains and
Supply Chain Management: Definitions and Theories Perspective”. International Business Research. Vol 5 No.1.
Kamilia, Nur. 2013. “Peran Pendidikan Islam Berbasis entrepreneurship dalam
meningkatkan Financial dan Spiritual Quetiont Santri di Pondok Pesantren
(3)
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya,)
Katz, Bernard diterjemahkan oleh Suharsono. 1994. Komunikasi Bisnis Praktis.
Jakarta: Pustaka Binaman Presindo.
Kotler, Philip. 1996. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Erlangga.
Kottler, Philip. 2000. Marketing Management International Edition – The
Milenium Edition.
Kottler, Philip. 2000. Manajemen Pemasaran Edisi Milenium Jilid 1 & 2. Jakarta:
Prenhalindo.
Laux, Judy. (2010). “Topic In Finance Part I – Introduction and Stockholder Wealth Maximization”. American Journal of Business Education. Vol 03 No. 02.
Lestari, Hanum Ayu. 2013 .“Manajemen Produksi Kopi Bubuk dan roaster (kopi goreng) di yayasan pesantren MukmIn Manndiri Sidoarjo”. Laporan Kuliah Kerja Profesi. (Program Studi Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Surabaya Jawa Timur.).
Mahesa, Rocky Maulana. 2013. “ Total Quality Management Pengolahan Produk
Kopi di Yayasan Peantren Mukmin Mandiri Sidoarjo”. Laporan Kuliah Kerja Profesi. (Program Studi Agrobisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Surabaya.)
Maria, Angela Merice Gterres. 2014. “Proses Pengolahan Kopi di Yayasan
(4)
(Program Studi Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Pembangunan Nasional”Veteran” Surabaya Jawa Timur.)
Novia, Ariesta. 2013 .“Proses Persediaan Bahan Baku Kopi di Yayasan Pesantren
Mukmin Mandiri (Pesantren Agrobisnis dan Agroindustri) Sidoarjo”. Laporan Kuliah Kerja Profesi. (Program Studi Agrobisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Pembangunan Nasioanal “ Veteran” Surabaya.)
Nugroho, M. Firmansyah Fuad Aji. 2011. “Analisis Hubungan Antara Pengungkapan Corporate Social Resposibility (CSR) dan Karakteristik Tata Kelola Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur Indonesia”. Skripsi, (Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang,) Nurmianto, Eko et al . 2004. “Perumusan strategi kemitraan menggunakan
metode AHP dan SWOT(Studi Kasus Pada Kemitraan PT. INKA dengan Industri Kecil Menengah di wilayah Karesidenan Madiun)”. Jurnal teknik industry vol.06 No. 01.
Perpustakaan Nasional RI, (2011). Al-Qur’an dan Tafsirnya. (Jakarta: Widya
Cahaya).
Perundangan.pertanian.go.id/admin/p_pemerintah/PP-44-97.pdf.
Prasetyo, David. 2013. “Strategi Pemasaran Ekspor Komoditas Kopi di Perusahaan Yayasan Pesantren Mukmin Mandiri (Pesantren Agrobisnis dan Agroindustri) Kabupaten Sidoarjo”. Laporan Kuliah Kerja Profesi. (Program Studi Agrobisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Surabaya.)
(5)
Prawirosentono, Sujadi. 1997. Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta: Bumi
Aksara.
Rahmah, Alfiatur. 2014. Strategi Repositioning SMA Ta’miriyah di yayasan
Ta’mirul Masjid Kemayoran Surabaya:. Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Setiawan, Achmad Hendra. 2004. “Fleksibilitas Strategi Pengembangan UKM (Dinamika pembangunan)”. Vol. 1 No. 2.
Setiawan, Heri Cahyo Bagus. 2013 .“Strategi Pengembangan Agrobisnis dan Agroindustri dalam Pengembangan Pendidikan di Pesantren Mukmin Mandiri Sidoarjo”. Skripsi. (Jurusan Kependidikan Islam, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Institut Agama Islam Negerei Sunan Ampel Surabaya,)
Setiawan, Heri Cahyo Bagus.(2016). “ Yayasan Pesantren Mukmin Mandiri Sidoarjo (Pesantren dan Agrobisnis)”. Diambil pada 06 Oktober 2016 dari situs https://www.minumkopi.com/kopi-santri-dan-doa/
Sigit, Bambang. 2012. “Membangun jejaring dan Kemitraan, Kementrian Kehutanan, Badan Penyuluhan, dan Pengembangan SDM Kehutanan Pusat Penyuluhan Kehutanan”. Vol. 2 No 4.
Sinulangga, Sukaria. 2009. Perencanaan dan pengendalian Produksi.
(Yogyakarta:. Graha Ilmu)
Somarshan, Thomas. 2012. “Sistem Pengendalian Manajemen Konsep, Aplikasi
dan Pengukuran Kinerja”. Jakarta : Indeks.
(6)
Sugiantoro, Bambang dkk. 2015. “Teknologi Tepat Guna (TTG) Mesin Pembuat Kopi Sachet , Semi Otomatis untuk Peningkatan Produksi dan Perluasan Segmentasi Pasar Kopi Temanggunan”. ITEKS (Intuisi Teknologi Dan Seni) Edisi 7 N0 2.
Sugiono, 2014, “Metode penelitian kuantitatif dan kualitatir dan R&D”,
Bandung: Alfabeta.
Supriyatna, Dadang. 2014. Manajemen. (Tangerang Selatan: Universitas Terbuka)
Susanto, Rohmadie. (2015). “Minum Kopi” diambil pada 06 oktober 2016 dari
situs https://www.minumkopi.com/kopi-santri-dan-doa/
Ummakuansa, Gushman. 2014 .“Baauran Pemasaran (Marketing Mix) di Yayasan
Pesantren Mukmin Mandiri (Pesantren Agrobisnis dan Agroindustri) Kabupaten Sidoarjo”. Laporan Kuliah Kerja Profesi. (Program Studi Agrobisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Surabaya.)
Zulfikarijah, Fien. 2005. “Manajemen Persediaan”. Malang: Universitas Muhammadiyah.