Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Kinerja Kelompok Kerja Guru (KKG) Gugus Cengkeh UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung T2 942011089 BAB I

(1)

1

1.1 Latar Belakang Masalah

Peningkatan mutu pendidikan khususnya di Sekolah Dasar merupakan fokus perhatian dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Hal ini karena Sekolah Dasar merupakan satuan pendidikan formal pertama yang mempunyai tanggung jawab untuk mengembangkan sikap dan kemampuan serta memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar (Bafadal, 2006).

Pada kenyataannya pendidikan bukanlah suatu upaya yang sederhana, melainkan suatu kegiatan yang dinamis dan penuh tantangan. Pendidikan akan selalu berubah seiring dengan perubahan zaman. Pendidikan selalu menjadi fokus perhatian dan bahkan sering menjadi sasaran ketidakpuasan, karena pendidikan menyangkut kepentingan semua orang. Bukan hanya menyangkut investasi dan kondisi kehidupan di masa yang akan datang, melainkan juga menyangkut kon-disi dan suasana kehidupan saat ini. Itulah sebabnya, pendidikan senantiasa memerlukan upaya perbaikan dan peningkatan sejalan dengan semakin tingginya kebutuhan dan tuntutan kehidupan masyarakat (Fattah, 2000:1).


(2)

Salah satu permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini adalah masalah mutu pendidikan, khususnya pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Pemerintah memang telah menempuh ber-bagai strategi secara terus menerus untuk meningkat-kan mutu pendidimeningkat-kan pada umumnya dan mutu guru pada khususnya, antara lain dengan dikeluarkannya Undang-Undang nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yang mengarahkan pada peningkatan kompetensi dan profesional guru, tetapi berbagai indikator belum menunjukkan peningkatan yang signifikan. Hal ini dapat dilihat dari rendahnya nilai prestasi akademik, daya kreativitas, dan kemandirian siswa di hampir setiap jenjang dan satuan pendidikan, serta belum memperlihatkan adanya perubahan yang berarti, kecuali pada beberapa sekolah dengan jumlah relatif sangat kecil.

Upaya pembaharuan pendidikan terus dilaku-kan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, tuntutan ekonomi, dan pembaharuan masyarakat. Khusus pada jenjang pendidikan dasar, telah banyak diupayakan pembaharuan penyelengga-raan pendidikan. Namun berdasarkan hasil-hasil kajian, pengamatan, dan penelitian, upaya pembaha-ruan tersebut masih banyak menghadapi kendala di lapangan yang mana perlu dicari alternatif pemecah-anannya.


(3)

3 Selama tiga dasawarsa terakhir ini dunia pen-didikan di Indonesia secara kuantitif telah berkembang pesat. Namun perkembangan pendidikan tersebut belum diikuti dengan peningkatan kualitas pendidikan yang sepadan. Akibatnya muncul berbagai ketim-pangan pendidikan di tengah-tengah masyarakat, dan yang sangat menonjol adalah ketimpangan kualitas

output pendidikan dengan kualifikasi tenaga kerja yang dibutuhkan, serta kualitas pendidikan di berbagai daerah yang belum merata.

Pendidikan merupakan investasi dalam pengem-bangan sumber daya manusia, dimana peningkatan kecakapan dan kemampuan diyakini sebagai faktor pendukung upaya manusia dalam menghadapi tuntut-an zamtuntut-an. Seperti ytuntut-ang disampaiktuntut-an oleh Mulyasa (2002: 4) bahwa:

Pendidikan memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap kemajuan suatu bangsa dan merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana dalam membangun watak bangsa.

Sedangkan dalam kerangka pembangunan nasional, pendidikan pada dasarnya merupakan proses pencer-dasan kehidupan bangsa yang memiliki posisi strategis dalam keberhasilan pembangunan. Pendidikan meru-pakan bagian penting dari proses pembangunan nasional yang ikut menentukan kesejahteraan masya-rakat. Keberhasilan pembangunan nasional


(4)

ditentu-kan terutama oleh kualitas sumber daya manusia yang baik. Oleh karena itu, perbaikan dan pening-katan mutu pendidikan melalui strategi Sistem Pembinaan Profesional dijabarkan dalam pelaksana-annya di lapangan dengan membentuk gugus sekolah.

Berdasarkan Keputusan Mendikbud RI No 0487 Tahun1982 tentang Sekolah Dasar, dan Keputusan Dirjen Dikdasmen No. 079/C/Kep./I/1993, tentang pedoman Pelaksanaan Sistem Pembinaan Profesional guru, bahwa strategi pembinaan dan peningkatan profesional guru sekolah dasar adalah melalui pembentukan Gugus Sekolah yang terdiri dari satu sekolah sebagai SD Inti dan SD lainnya sebagai SD Imbas, sehingga satu gugus sekolah paling banyak terdiri dari 8 SD. Pada SD Inti dibentuk Pusat Kegiatan Guru (PKG). Di dalam PKG tersebut dilaku-kan kegiatan berupa Kelompok Kerja Guru (KKG), Kelompok Kerja Kepala Sekolah (KKKS), dan Kelompok Kerja Penilik Sekolah (KKPS). Kelompok Kerja ini berfungsi sebagai wadah peningkatan mutu profesio-nal guru dan tenaga kependidikan. Demikian juga Supriyadi (2007) menyatakan bahwa “Indonesia se-sungguhnya telah ada wahana yang digunakan untuk meningkatkan profesionalisme guru, misalnya PKG dan KKG”.

Suparlan (2006) menyatakan bahwa KKG meru-pakan wadah pembinaan guru SD yang profesional dan tergabung dalam gugus sekolah. Dengan demikian pada prinsipnya gugus sekolah adalah wadah


(5)

5 sekelompok guru bidang tertentu dari wilayah tertentu misalnya tingkat kabupaten/kota sebagai tempat membicarakan dan mencari solusi dari permasalahan yang dihadapi bersama. KKG sebagai kelompok kerja seluruh guru dalam satu gugus, pada tahap pelak-sanaannya dapat dibagi ke dalam kelompok kerja guru yang lebih kecil, yitu kelompok kerja guru berdasarkan jenjang kelas, dan kelompok kerja guru berdasarkan atas mata pelajaran. Selanjutnya anggota kelompok tadi diharapkan mampu melakukan pembinaan profe-sional di sekolah masing- masing.

Banyak faktor penentu keberhasilan peningkat-an kualitas pendidikpeningkat-an di Sekolah Dasar, tetapi ypeningkat-ang dipandang sebagai kunci utama adalah peran guru sebagai pendidik dan pengajar di sekolah. Guru memiliki fungsi strategis dalam mendorong dan mengembangkan semangat anak didiknya terhadap perkembangan pendidikan. Peningkatan kompetensi profesional guru juga banyak ditentukan oleh peran aktifnya guru dalam mengembangkan kemampuannya melalui media KKG. Karena dalam kegiatan KKG terutama di Gugus Cengkeh Kecamatan Kandangan dilakukan pembinaan oleh guru senior untuk terus menerus melakukan pembinaan agar guru-guru dapat meningkatkan kompetensinya dalam melaksanakan tugas mengelola proses belajar-mengajar.


(6)

Program peningkatan mutu pendidikan di Sekolah Dasar dapat dicapai apabila proses kegiatan belajar-mengajar di kelas berlangsung dengan baik, berdaya guna dan berhasil guna. Mengingat begitu pentingnya peranan guru dalam upaya peningkatan mutu pendidikan, maka sudah semestinya kemam-puan guru ditingkatkan dan dibina dengan baik hingga benar-benar memiliki kemampuan yang sesuai dengan tuntutan profesinya.

Program pembinaan yang dilakukan dalam KKG harus berencana, teratur, kontinu dengan memper-hatikan prinsip-prinsip pembinaan yang mengarah pada pengembangan profesional dimana guru peman-du membantu guru mengembangkan keterampilan mengajarnya dan menggunakan kemampuannya melalui teknik-teknik tertentu.

Pembinaan yang dilakukan oleh guru pemandu dapat dikatakan efektif apabila guru pemandu dalam melaksanakan pembinaan mampu mengubah perilaku kerja guru. Diharapkan pula, pembinaan yang dilaku-kan guru pemandu dapat memberidilaku-kan kontribusi yang maksimal terhadap peningkatan mutu pendidikan khususnya di jenjang Sekolah Dasar. Salah satu indikator pembinaan yang efektif ditunjukkan dengan adanya tindak lanjut terhadap hasil pembinaan yang telah dilaksanakan, yakni adanya perubahan sesuai yang diharapkan.


(7)

7 Keberadaan Pusat Kegiatan Guru (PKG) teruta-ma Kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) dalam Sistem Pembinaan Profesional di lingkungan Cabang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung, khususnya Gugus Cengkeh, secara organisatoris telah ada dan berfungsi. Namun terkadang, sistem pelaksanaannya kurang efektif sehingga tujuan yang diharapkan tidak dapat tercapai secara optimal.

Berbagai kegiatan pembinaan yang dilakukan oleh guru pemandu dalam kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) di gugus Cengkeh Kecamatan Kandangan dalam rangka pengembangan keprofesionalan guru seperti penyesuaian dalam pembuatan silabus, program tahunan, program semester, rencana program pembelajaran (RPP), pelatihan sesama guru menggu-nakan media pembelajaran, dan kerjasama antar guru dalam memecahkan masalah, pengenalan model-model pembelajaran dan sebagainya. Namun ternyata hal ini dirasakan belum efektif karena belum adanya tindak lanjut dari hasil pembinaan dalam KKG. Sebab dalam kenyataannya para guru yang menjadi anggota dalam KKG Gugus Cengkeh dalam menyusun perang-kat kurikulum pembelajaran masih mengandalkan

copy paste pada sekolah lain atau pada guru yang lain tanpa mempertimbangkan situasi dan kondisi sekolah sendiri. Bahkan dalam kaitannya dengan pengelolaan pembelajaran, kebanyakan dari mereka bingung


(8)

mencari informasi dari guru-guru yang lain mengenai kelengkapan administrasi pembelajaran apabila ada pemeriksaan administrasi oleh Kepala Sekolah maupun Pengawas.

Keefektifan KKG Gugus Cengkeh Kecamatan Kandangan seperti disampaikan oleh salah satu guru senior anggota KKG Gugus Cengkeh Kecamatan Kandangan adalah:

Fungsi KKG rasanya tidak efektif, tingkat kedisi-plinan kedatangan yang tidak tepat waktu bahkan kedatangan guru tidak pernah serempak atau mendekati bersama, kadang melebihi setengah atau satu jam lebih lambat dari jadwal yang ditetapkan.

Motivasi kehadiran juga hanya apabila pertemuan itu mengagendakan pembinaan dengan menghadirkan Pembimas, baru anggota KKG hadir tepat sesuai waktu yang dijadwalkan.

Bahkan kegiatan KKG yang lazim diadakan tiap hari Sabtu ternyata belum sesuai dengan harapan. Bagi sementara guru menganggap bahwa kegiatan KKG hanya merupakan serangkaian kegiatan klasik, dari "datang, duduk, dengar, makan, canda dan pulang" tanpa membawa hasil. Seperti yang disam-paikan bapak Istiyanto yang merupakan salah satu anggota KKG Gugus Cengkeh:

Ada kecenderungan, para guru yang mengikuti KKG dilandasi rasa "terpaksa" lantaran "takut" dengan Kepala Sekolah atau Pengawas, bukan dilandasi motivasi yang tinggi akan pentingnya


(9)

9

wawasan dan pengetahuan guna meningkatkan kompetensi.

Penelitian yang dilakukan oleh Pachlan pada tahun 2012 tentang pengembangan model KKG PAB Kabupaten Semarang dalam meningkatkan mutu profesionalitas Guru, menyebutkan:

Berdasarkan informasi dan data yang terkumpul diperoleh simpulan bahwa pelaksanaan KKG PAB Kabupaten Semarang dari hasil evaluasi internal program kerja KKG pendidikan agama Budha kabupaten Semarang menunjukkan rata-rata ke-terlaksanaan program yang ditentukan KKG PAB baru mencapai 52,3%. Mengacu pada indikator kesesuaian standar pengembangan KKG maka kesesuain KKG PAB Kabupaten Semarang dikate-gorikan sesuai tetapi dengan skor minimal. Dari hasil FGD dengan seluruh anggota KKG PAB juga menyepakati bahwa pelaksanaan kegiatan dengan mengacu pada gambaran model pengembangan KKG PAB saat ini masih mengalami kendala dan belum mencapai tujuan berupa peningkatan mutu profesionalitas guru pendidikan agama Budha. Mengacu pada Standar Pengembangan KKG yang dikeluarkan oleh Direktorat Profesi Pendidik Dirjen Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kepen-didikan Depdiknas tahun 2008 untuk mencapai adanya jaminan mutu berupa peningkatan kom-petensi profesional guru pendidikan agama Budha, maka pengembangan KKG PAB harus disesuaikan dengan Standar pengembangan KKG. Melalui pembenahan dan penyesuaian Standar Pengem-bangan KKG PAB Kabupaten Semarang dengan Standar Pengembangan KKG diharapkan akan tercapai penjaminan mutu berupa peningkatan kompetensi dan profesionalitas guru PAB Kabu-paten Semarang melalui pelaksanaan program kegiatan KKG PAB Kabupaten semarang.


(10)

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa kegiat-an KKG dalam meningkatkkegiat-an mutu profesionalitas guru adalah dengan menemukan model pengembang-an KKG yaitu dengpengembang-an melakukpengembang-an penyesuaipengembang-an stpengembang-andar pengembangan program KKG dengan Standar Pengembangan KKG yang dikeluarkan oleh Direktorat Profesi Pendidik Dirjen Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga kependidikan Depdiknas tahun 2008. Diharapkan dapat mencapai adanya jaminan mutu berupa peningkatan kompetensi dan profesionalitas guru melalui pelaksanaan program KKG.

Penelitian yang dilakukan Trimo pada tahun 2006 tentang studi kasus pelaksanaan KKG di Gugus Inti I Kecamatan Kalibawang Kabupaten Kendal, menyebutkan:

Berdasarkan informasi dan data yang terkumpul diperoleh simpulan bahwa pelaksanaan KKG di Gugus Inti I Kecamatan Kalibawang Kabupaten Kendal belum dilaksanakan secara efektif. Hal tersebut terlihat dalam proses pembelajaran KKG yang cenderung pasif dan terpusat pada pemandu. Penyusunan program KKG sudah mengungkap dan memenuhi kebutuhan guru dalam menganti-sipasi perkembangan ilmu pengetahuan, sehingga guru-guru mampu menguasai kompetensi profe-sional, personal dan kemasyarakatan. Namun demikian pelaksanaan KKG belum dapat terlak-sana sesuai harapan, karena ada benturan kepen-tingan dinas sehingga penyelesaian program tidak tepat waktu. Pemandu/Tutor dalam KKG Gugus Inti I sudah mumpuni dalam penguasaan materi tapi dalam penyajiannya kurang mampu menge-lola proses pembelajaran secara efektif. Hal ini ditandai dengan suasana proses pembelajaran yang kurang menarik, dan berpusat pada guru pemandu.


(11)

11 Penelitian ini meggambarkan realita pelaksa-naan Kelompok Kerja Guru (KKG) sebagai wadah pembinaan profesional guru di lapangan yang menun-jukkan bahwa penyusunan kegiatan sudah sesuai dengan prosedur dalam arti bahwa program yang disususun sudah sesuai dengan kebutuhan guru. Dalam pelaksanaan perlu adanya sinkronisasi dalam hal sistem pembinaan peningkatan profesional guru antar steakholder dalam hal ini Dinas Pendidikan dengan KKG supaya tidak terjadi benturan kepen-tingan. Dalam penelitian ini juga menggambarkan masih perlu adanya pemahaman yang lebih jelas dari para pemandu tentang peran dan fungsinya dalam pembinaan profesionalisme guru melalui wadah KKG.

Dari beberapa hasil penelitian di atas, menun-jukkan bahwa peran KKG sebagai wadah pembinaan profesional guru keefektifannya masih sangat fariatif. Sehubungan dengan hal tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang kinerja kegiatan KKG pada Gugus Cengkeh ini, dengan melihat kondisi SDN yang menjadi anggota pada Gugus Cengkeh sebagai lokasi yang memungkinkan untuk dijadikan objek penelitian. Hal ini dengan beberapa pertimbang-an sebagai berikut: (1) Lokasi mudah dijpertimbang-angkau; (2) Satu-satunya Gugus di Kecamatan Kandangan yang dapat dijadikan tolok ukur sekolah-sekolah lainnya di Kecamatan Kandangan.


(12)

1.2 Masalah Penelitian

Rumusan masalah penelitian dalam tesis ini adalah sebagai berikut: Bagaimana Kinerja Kelompok Kerja Guru (KKG) Gugus Cengkeh UPT Dinas Pendi-dikan Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian dalam tesis ini adalah untuk men-deskripsikan Kinerja Kelompok Kerja Guru (KKG) Gugus Cengkeh UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritis

Menambah bahan kajian di bidang manajemen pendidikan khususnya tentang kinerja KKG, dan sebagai acuan penelitian lain yang sejenis.

2. Secara Praktis

Memberikan masukan bagi pengurus dan anggota Gugus untuk dapat meningkatkan kegiatan yang mengarah pada upaya peningkatan profesionalitas guru.


(1)

Keberadaan Pusat Kegiatan Guru (PKG) teruta-ma Kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) dalam Sistem Pembinaan Profesional di lingkungan Cabang Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung, khususnya Gugus Cengkeh, secara organisatoris telah ada dan berfungsi. Namun terkadang, sistem pelaksanaannya kurang efektif sehingga tujuan yang diharapkan tidak dapat tercapai secara optimal.

Berbagai kegiatan pembinaan yang dilakukan oleh guru pemandu dalam kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) di gugus Cengkeh Kecamatan Kandangan dalam rangka pengembangan keprofesionalan guru seperti penyesuaian dalam pembuatan silabus, program tahunan, program semester, rencana program pembelajaran (RPP), pelatihan sesama guru menggu-nakan media pembelajaran, dan kerjasama antar guru dalam memecahkan masalah, pengenalan model-model pembelajaran dan sebagainya. Namun ternyata hal ini dirasakan belum efektif karena belum adanya tindak lanjut dari hasil pembinaan dalam KKG. Sebab dalam kenyataannya para guru yang menjadi anggota dalam KKG Gugus Cengkeh dalam menyusun perang-kat kurikulum pembelajaran masih mengandalkan

copy paste pada sekolah lain atau pada guru yang lain

tanpa mempertimbangkan situasi dan kondisi sekolah sendiri. Bahkan dalam kaitannya dengan pengelolaan pembelajaran, kebanyakan dari mereka bingung


(2)

8

mencari informasi dari guru-guru yang lain mengenai kelengkapan administrasi pembelajaran apabila ada pemeriksaan administrasi oleh Kepala Sekolah maupun Pengawas.

Keefektifan KKG Gugus Cengkeh Kecamatan Kandangan seperti disampaikan oleh salah satu guru senior anggota KKG Gugus Cengkeh Kecamatan Kandangan adalah:

Fungsi KKG rasanya tidak efektif, tingkat kedisi-plinan kedatangan yang tidak tepat waktu bahkan kedatangan guru tidak pernah serempak atau mendekati bersama, kadang melebihi setengah atau satu jam lebih lambat dari jadwal yang ditetapkan.

Motivasi kehadiran juga hanya apabila pertemuan itu mengagendakan pembinaan dengan menghadirkan Pembimas, baru anggota KKG hadir tepat sesuai waktu yang dijadwalkan.

Bahkan kegiatan KKG yang lazim diadakan tiap hari Sabtu ternyata belum sesuai dengan harapan. Bagi sementara guru menganggap bahwa kegiatan KKG hanya merupakan serangkaian kegiatan klasik, dari "datang, duduk, dengar, makan, canda dan pulang" tanpa membawa hasil. Seperti yang disam-paikan bapak Istiyanto yang merupakan salah satu anggota KKG Gugus Cengkeh:

Ada kecenderungan, para guru yang mengikuti KKG dilandasi rasa "terpaksa" lantaran "takut" dengan Kepala Sekolah atau Pengawas, bukan dilandasi motivasi yang tinggi akan pentingnya


(3)

wawasan dan pengetahuan guna meningkatkan kompetensi.

Penelitian yang dilakukan oleh Pachlan pada tahun 2012 tentang pengembangan model KKG PAB Kabupaten Semarang dalam meningkatkan mutu profesionalitas Guru, menyebutkan:

Berdasarkan informasi dan data yang terkumpul diperoleh simpulan bahwa pelaksanaan KKG PAB Kabupaten Semarang dari hasil evaluasi internal program kerja KKG pendidikan agama Budha kabupaten Semarang menunjukkan rata-rata ke-terlaksanaan program yang ditentukan KKG PAB baru mencapai 52,3%. Mengacu pada indikator kesesuaian standar pengembangan KKG maka kesesuain KKG PAB Kabupaten Semarang dikate-gorikan sesuai tetapi dengan skor minimal. Dari hasil FGD dengan seluruh anggota KKG PAB juga menyepakati bahwa pelaksanaan kegiatan dengan mengacu pada gambaran model pengembangan KKG PAB saat ini masih mengalami kendala dan belum mencapai tujuan berupa peningkatan mutu profesionalitas guru pendidikan agama Budha. Mengacu pada Standar Pengembangan KKG yang dikeluarkan oleh Direktorat Profesi Pendidik Dirjen Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kepen-didikan Depdiknas tahun 2008 untuk mencapai adanya jaminan mutu berupa peningkatan kom-petensi profesional guru pendidikan agama Budha, maka pengembangan KKG PAB harus disesuaikan dengan Standar pengembangan KKG. Melalui pembenahan dan penyesuaian Standar Pengem-bangan KKG PAB Kabupaten Semarang dengan Standar Pengembangan KKG diharapkan akan tercapai penjaminan mutu berupa peningkatan kompetensi dan profesionalitas guru PAB Kabu-paten Semarang melalui pelaksanaan program kegiatan KKG PAB Kabupaten semarang.


(4)

10

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa kegiat-an KKG dalam meningkatkkegiat-an mutu profesionalitas guru adalah dengan menemukan model pengembang-an KKG yaitu dengpengembang-an melakukpengembang-an penyesuaipengembang-an stpengembang-andar pengembangan program KKG dengan Standar Pengembangan KKG yang dikeluarkan oleh Direktorat Profesi Pendidik Dirjen Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga kependidikan Depdiknas tahun 2008. Diharapkan dapat mencapai adanya jaminan mutu berupa peningkatan kompetensi dan profesionalitas guru melalui pelaksanaan program KKG.

Penelitian yang dilakukan Trimo pada tahun 2006 tentang studi kasus pelaksanaan KKG di Gugus Inti I Kecamatan Kalibawang Kabupaten Kendal, menyebutkan:

Berdasarkan informasi dan data yang terkumpul diperoleh simpulan bahwa pelaksanaan KKG di Gugus Inti I Kecamatan Kalibawang Kabupaten Kendal belum dilaksanakan secara efektif. Hal tersebut terlihat dalam proses pembelajaran KKG yang cenderung pasif dan terpusat pada pemandu. Penyusunan program KKG sudah mengungkap dan memenuhi kebutuhan guru dalam menganti-sipasi perkembangan ilmu pengetahuan, sehingga guru-guru mampu menguasai kompetensi profe-sional, personal dan kemasyarakatan. Namun demikian pelaksanaan KKG belum dapat terlak-sana sesuai harapan, karena ada benturan kepen-tingan dinas sehingga penyelesaian program tidak tepat waktu. Pemandu/Tutor dalam KKG Gugus Inti I sudah mumpuni dalam penguasaan materi tapi dalam penyajiannya kurang mampu menge-lola proses pembelajaran secara efektif. Hal ini ditandai dengan suasana proses pembelajaran yang kurang menarik, dan berpusat pada guru pemandu.


(5)

Penelitian ini meggambarkan realita pelaksa-naan Kelompok Kerja Guru (KKG) sebagai wadah pembinaan profesional guru di lapangan yang menun-jukkan bahwa penyusunan kegiatan sudah sesuai dengan prosedur dalam arti bahwa program yang disususun sudah sesuai dengan kebutuhan guru. Dalam pelaksanaan perlu adanya sinkronisasi dalam hal sistem pembinaan peningkatan profesional guru antar steakholder dalam hal ini Dinas Pendidikan dengan KKG supaya tidak terjadi benturan kepen-tingan. Dalam penelitian ini juga menggambarkan masih perlu adanya pemahaman yang lebih jelas dari para pemandu tentang peran dan fungsinya dalam pembinaan profesionalisme guru melalui wadah KKG.

Dari beberapa hasil penelitian di atas, menun-jukkan bahwa peran KKG sebagai wadah pembinaan profesional guru keefektifannya masih sangat fariatif. Sehubungan dengan hal tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang kinerja kegiatan KKG pada Gugus Cengkeh ini, dengan melihat kondisi SDN yang menjadi anggota pada Gugus Cengkeh sebagai lokasi yang memungkinkan untuk dijadikan objek penelitian. Hal ini dengan beberapa pertimbang-an sebagai berikut: (1) Lokasi mudah dijpertimbang-angkau; (2) Satu-satunya Gugus di Kecamatan Kandangan yang dapat dijadikan tolok ukur sekolah-sekolah lainnya di Kecamatan Kandangan.


(6)

12

1.2 Masalah Penelitian

Rumusan masalah penelitian dalam tesis ini adalah sebagai berikut: Bagaimana Kinerja Kelompok Kerja Guru (KKG) Gugus Cengkeh UPT Dinas Pendi-dikan Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian dalam tesis ini adalah untuk men-deskripsikan Kinerja Kelompok Kerja Guru (KKG) Gugus Cengkeh UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritis

Menambah bahan kajian di bidang manajemen pendidikan khususnya tentang kinerja KKG, dan sebagai acuan penelitian lain yang sejenis.

2. Secara Praktis

Memberikan masukan bagi pengurus dan anggota Gugus untuk dapat meningkatkan kegiatan yang mengarah pada upaya peningkatan profesionalitas guru.


Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan Pada Gugus Jayabaya Kecamatan Gemawang Kabupaten Temanggung T2 942012018 BAB I

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Kinerja Kelompok Kerja Guru (KKG) Gugus Cengkeh UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung T2 942011089 BAB II

0 1 38

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Kinerja Kelompok Kerja Guru (KKG) Gugus Cengkeh UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung T2 942011089 BAB IV

0 0 18

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Kinerja Kelompok Kerja Guru (KKG) Gugus Cengkeh UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung T2 942011089 BAB V

0 0 3

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Kinerja Kelompok Kerja Guru (KKG) Gugus Cengkeh UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung

0 0 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Kinerja Kelompok Kerja Guru (KKG) Gugus Cengkeh UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Kandangan Kabupaten Temanggung

0 0 25

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Kelompok Kerja Guru (KKG) di Gugus Patimura UPTD Pendidikan Kec. Tanggungharjo Kab. Grobogan T2 942015017 BAB I

0 0 9

BAB II KAJIAN TEORI - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Peran Komite Sekolah di Gugus Abimanyu UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Temanggung Kabupaten Temanggung

0 0 35

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Peran Komite Sekolah di Gugus Abimanyu UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Temanggung Kabupaten Temanggung

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Peran Komite Sekolah di Gugus Abimanyu UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Temanggung Kabupaten Temanggung

0 0 118