PENGARUH NOVEL LA TAHZAN FOR HIJABERS TERHADAP CARA MENUTUP AURAT MAHASISWI PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM, FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI, UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA.

(1)

PENGARUH NOVEL LA TAHZAN FOR HIJABERS TERHADAP CARA MENUTUP AURAT MAHASISWI PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Guna Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh gelar

Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh: Imam Asrori

B01208019

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI PRGRAM STUDI

KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM 2015


(2)

PENGARUH NOVEL LA TAHZAN FOR HIJABERS TERHADAP CARA MENUTUP AURAT MAHASISWI PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Guna Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh gelar

Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

Oleh: Imam Asrori

B01208019

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI PRGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


(3)

PENGESAHAN PEMBIMBING

Skripsi oleh :

Nama : Imam Asrori NIM : B01208019

Judul : PENGARUH NOVEL LA TAHZAN FOR HIJABERS TERHADAP CARA MENUTUP AURAT MAHASISWI PRODI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

Ini telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan.

Surabaya, 17 September 2014 Dosen Pembimbing

Wahyu Ilaihi. MA NIP. 197804022008012026


(4)

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI

Skripsi oleh Imam Asrosi telah dipertahankan di depan Tim Penguji Skripsi

Surabaya, 09 februari 2015 Mengesahkan,

Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Dekan

Dr. Hj. Rr. Suhartini, M.Si NIP. 195801131982032001

Ketua penguji

Wahyu Ilaihi, MA NIP. 197804022008012026

Sekertaris

M. Anis Bachtiar, S.Ag, M.Fil.I NIP. 196912192009011002

Penguji I

Lukman Hakim. M.Si. MA NIP. 197308212005011004

Penguji II

Dr. H. Sunarto, AS.M.EI NIP. 195912261991031001


(5)

LEMBAR PERNYATAAN PERTANGGUNG JAWABAN OTENTISITAS SKRIPSI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Imam Asrori

NIM : B01208019

Program Studi : Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas : Dakwah dan Komunikasi

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi tersebut belum pernah diajukan kepada lembaga pendidikan tinggi manapun untuk mendapatkan gelar akademik apapun.

Skripsi tersebut benar-benar hasil karya mandiri penulis dan bukan merupakan jiplakan atau plagiasi atas karya orang lain.

Penulis bersedia menanggung semua konsekuensi hukum bila ternyata dikemudian hari diketahui atau terbukti secara sah dan meyakinkan bahwa skripsi tersebut merupakan hasil plagiasi.

Surabaya, 09 Februari 2015 Yang membuat pernyataan

IMAM ASRORI B01208019


(6)

MOTTO

Artinya :

“Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu

seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalseakan-akan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api.

Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui

segala sesuatu.”.1


(7)

ABSTRAK

PENGARUH NOVEL LA TAHZAN FOR HIJABERS TERHADAP CARA MENUTUP AURAT MAHASISWI PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM, FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI,

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA . Nama Imam Asrori, NIM B01208019, Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam, Jurusan Ilmu Komunikasi, Lembaga UINSA Surabaya, Kata Kunci cara menutup aurat.

. Tujuan penelitian dalam skripsi ini adalah Untuk mengetahui sebarapa besar pengaruh novel la tahzan for hijabers terhadap cara menutup aurat mahasiswi Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

Masalah yang diteliti dalam skripsi ini adalah apakah ada pengaruh dari novel la tahzan for hijabers terhadap cara menutup aurat mahasiswi Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, dan sejauh mana pengaruhnya ?

Untuk mengidentifikasi masalah tersebut, penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data-data lengkap yang berupa angka sebagai alat untuk menemukan keterangan mengenai apa yang ingin kita ketahui.

Teknik pengumpulan data menggunakan kuisioner baik untuk variabel bebas (x) dan variabel terikat (y), dengan mengambil sampel sebanyak 33 orang. setelah data terkumpul dan dihitung, kemudian dianalisa dengan menggunakan rumus (Txy). dalam penelitian ini disimpulkan bahwa pengaruh sebesar 0,47261 yang berarti pengaruh novel la tahzan for hijabers terhadap cara menutup aurat mempunyai korelasi yang rendah atau lemah.


(8)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan mengucapkan syukur kepada Allah SWT dan

syolawat serta salam kepada nabi besar SAW, maka Skripsi ini kupersembahkan untuk orang-orang yang saya sayangi dan yang selalu memberiku semangat di saat saya terpuruk.

1. Bapak dan ibuku yang telah memberikan kasih sayang yang tiada tara yang penuh keikhlasan yang selalu memberikan semangat dan selalu mendo’akanku disetiap waktu.

2. Kakak-kakakku yang selalu sabar dan ikhlas membantu dalam proses kuliahku.

3. Adik-adikku tersayang, yang memberikan semangat agar

aku menyelesaikan kuliahku. 4. Teman-teman di Prodi KPI.

5. Teman-temanku dijalan yang memberikan pelajaran dari

pengalaman-pengalaman yang tidak aku dapat dari bangku perkuliahan.

6. Semua pihak yang telah membantuku dalam kuliyah


(9)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Allah SWT, yang dengan limpahan rahmat, taufiq, serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat selesai dengan baik sebagai bentuk tanggung jawab moral dan akademis. Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan pada junjungan Nabiyullah Muhammad SAW yang syafa’at serta barokahnya selalu mengiringi kita. Amin.

Seiring dengan berjalannya proses penulisan skripsi ini, maka penulis sangat berterima kasih sekali kepada kedua orang tua yang telah melahirkan dan mendidik sehingga dapat memahami arti hidup yang sebenarnya.

Selain itu juga tidak lupa saya sampaikan terima kasih kepada ibu Wahyu Ilaihi MA selaku dosen pembimbing yang telah mengarahkan skripsi ini menjadi lebih baik dan bermakna.

Dr.Hj.Rr. Suhartini,M.Si selaku dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Wahyu Ilahi. MA selaku ketua jurusan Ilmu Komunikasi, Anis Bachtiar, S.Ag, M.Fil.I selaku ketua Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam. Teman-temanku sekalian yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah membantu skripsi ini.

Akhirnya, semoga amal baik yang telah Bapak / Ibu berikan kepada penulis mendapatkan balasan yang sebaik-baiknya dari Allah SWT.

Surabaya, 09 Februari 2015 Penulis

Imam Asrori B01208019


(10)

DAFTAR ISI

Judul ... i

Persetujuan Pembimbing ... ii

Lembar Pengesahan Tim Penguji ... iii

Lembar Pernyataan Pertanggung Jawaban Otentisitas Skripsi ... iv

Motto ... v

Abstrak ... vi

Persembahan ... vii

Kata Pengantar ... viii

Daftar Isi ... ix

Daftar Tabel ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 9

E. Definisi Operasional ... 9

F. Kerangka Teori dan Hipotesis ... 11

G. Metode Penelitian ... 13

H. Sistematika Pembahasan ... 21

BAB II KERANGKA TEORITIK A. Kajian Pustaka ... 23

1. Novel ... 23

a. Pengertian Novel ... 23

b. Komponen Novel ... 24

c. Kelebihan dan Kekurangan Novel ... 24

d. Novel La Tahzan For Hijabers ... 25

2. Dakwah ... 30

a. Pengertian Dakwah ... 30

b. Pengertian Media Dakwah ... 32

c. Novel Sebagai Media Dakwah... 33

3. Hijab ... 38

a. Pegertian Hijab ... 38

b. Pentingnya Hijab ... 39

c. Mode atau Trend Berhijab ... 41

4. Aurat ... 42

a. Pengertian Aurat ... 42

b. Aurat Perempuan ... 43

c. Menutup Aurat ... 44

d. Kriteria Berpakaiann Menutup Aurat Islami ... 47


(11)

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 54

B. Obyek Penelitian ... 54

C. Teknik Sampeling ... 55

D. Variable dan Indikator Penelitian ... 57

E. Teknik Pengumpulan Data ... 57

F. Teknik Analisis Data... 60

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Obyek Penelitian ... 63

1. Mahasiswi Prodi KPI Fakultas Dakwah Dan Komunikasi 63 2. Data Jumlah Mahasiswa Prodi KPI ... 64

3. Data Semester ... 66

4. Data Mahasiswa KPI ... 66

5. Data Mahasiswa KPI/Kelas ... 67

6. Data Mahasiswi KPI/Kelas... 68

B. Penyajian Data ... 69

C. Analisis Data ... 77

BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan ... 84

B. Saran ... 84

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN


(12)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 1.1 Obyek Penelitian Secara Umum ... 18

Tabel 1.2 Interpretasi ... 20

Tabel 3.1 Data Obyek Penelitian ... 55

Tabel 3.2 Sumber dan Jenis Data ... 58

Tabel 3.3 Interpretasi ... 62

Tabel 4.1 Prosentase pendidikan ... 63

Tabel 4.2 Prosentase daerah ... 64

Tabel 4.3 Mahasiswa KPI ... 64

Tabel 4.4 Semester ... 66

Tabel 4.5 Mahasiswa Semester 2 sampai 8 ... 66

Tabel 4.6 Mahasiswa/kelas ... 67

Tabel 4.7 Mahasiswi/Kelas ... 68

Tabel 4.8 Skor Novel ... 72

Tabel 4.9 Skor Cara Menutup Aurat ... 75

Tabel 4.10 Kerja Product Moment ... 78


(13)

ABSTRAK

PENGARUH NOVEL LA TAHZAN FOR HIJABERS TERHADAP CARA MENUTUP AURAT MAHASISWI PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM, FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI,

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA . Nama Imam Asrori, NIM B01208019, Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam, Jurusan Ilmu Komunikasi, Lembaga UINSA Surabaya, Kata Kunci cara menutup aurat.

. Tujuan penelitian dalam skripsi ini adalah Untuk mengetahui sebarapa besar pengaruh novel la tahzan for hijabers terhadap cara menutup aurat mahasiswi Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

Masalah yang diteliti dalam skripsi ini adalah apakah ada pengaruh dari novel la tahzan for hijabers terhadap cara menutup aurat mahasiswi Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, dan sejauh mana pengaruhnya ?

Untuk mengidentifikasi masalah tersebut, penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data-data lengkap yang berupa angka sebagai alat untuk menemukan keterangan mengenai apa yang ingin kita ketahui.

Teknik pengumpulan data menggunakan kuisioner baik untuk variabel bebas (x) dan variabel terikat (y), dengan mengambil sampel sebanyak 33 orang. setelah data terkumpul dan dihitung, kemudian dianalisa dengan menggunakan rumus (Txy). dalam penelitian ini disimpulkan bahwa pengaruh sebesar 0,47261 yang berarti pengaruh novel la tahzan for hijabers terhadap cara menutup aurat mempunyai korelasi yang rendah atau lemah.


(14)

DAFTAR ISI

Judul ... i

Persetujuan Pembimbing ... ii

Lembar Pengesahan Tim Penguji ... iii

Lembar Pernyataan Pertanggung Jawaban Otentisitas Skripsi ... iv

Motto ... v

Abstrak ... vi

Persembahan ... vii

Kata Pengantar ... viii

Daftar Isi ... ix

Daftar Tabel ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 9

E. Definisi Operasional ... 9

F. Kerangka Teori dan Hipotesis ... 11

G. Metode Penelitian ... 13

H. Sistematika Pembahasan ... 21

BAB II KERANGKA TEORITIK A. Kajian Pustaka ... 23

1. Novel ... 23

a. Pengertian Novel ... 23

b. Komponen Novel ... 24

c. Kelebihan dan Kekurangan Novel ... 24

d. Novel La Tahzan For Hijabers ... 25

2. Dakwah ... 30

a. Pengertian Dakwah ... 30

b. Pengertian Media Dakwah ... 32

c. Novel Sebagai Media Dakwah... 33

3. Hijab ... 38

a. Pegertian Hijab ... 38

b. Pentingnya Hijab ... 39

c. Mode atau Trend Berhijab ... 41

4. Aurat ... 42

a. Pengertian Aurat ... 42

b. Aurat Perempuan ... 43

c. Menutup Aurat ... 44

d. Kriteria Berpakaiann Menutup Aurat Islami ... 47


(15)

BAB III METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 54

B. Obyek Penelitian ... 54

C. Teknik Sampeling ... 55

D. Variable dan Indikator Penelitian ... 57

E. Teknik Pengumpulan Data ... 57

F. Teknik Analisis Data... 60

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Obyek Penelitian ... 63

1. Mahasiswi Prodi KPI Fakultas Dakwah Dan Komunikasi 63 2. Data Jumlah Mahasiswa Prodi KPI ... 64

3. Data Semester ... 66

4. Data Mahasiswa KPI ... 66

5. Data Mahasiswa KPI/Kelas ... 67

6. Data Mahasiswi KPI/Kelas... 68

B. Penyajian Data ... 69

C. Analisis Data ... 77

BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan ... 84

B. Saran ... 84

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN


(16)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Islam adalah agama dakwah, artinya agama yang mengajak dan memerintahkan umatnya untuk selalu menyebarkan dan menyiarkan ajaran Islam kepada seluruh umat Islam.1 Dakwah merupakan konsep yang

sepenuhnya mengandung pengertian menyeru kepada yang baik, yaitu baik menurut Islam. Pengertian dakwah sebagaimana dipahami dalam surat an-Nahl ayat 125 :


(17)

2

Di tengah pembangunan masa kini yang banyak membawa perkembangan baru dalam bidang agama, sosial, sains dan teknologi akan membawa pengaruh semakin berkembangnya sifat-sifat konsumerisme, materialisme beserta pendangkalan rohani dan moral, dakwah senantiasa dituntut untuk terus berupaya merubah suatu kondisi negatif ke kondisi yang positif atau perubahan dari kondisi yang sudah positif menuju kondisi yang lebih positif lagi, tentu saja dengan penuh hikmah dan mau’idhoh hasanah. Dakwah dalam hal berpakaian misalnya, bukan hanya sekedar menutupi bagian intim tubuh saja akan tetapi menutupi aurat agar terhindar dari hal-hal yang bersifat negatif, merugikan diri sendiri dan orang lain, memakai busana sekarang ini manusia semakin kreatif dan bervariasi dalam menjalankan gaya hidup, hingga cara berbusana juga mengalami perubahan yang bervariasi mengikuti mode/trend.3

Tahun 1970-an tercatat sebagai tahun munculnya gelombang kebangkitan pemeluk Islam di dunia internasional yang gaungnya merambah ke segala penjuru, termasuk ke Indonesia.4 Tiga puluh tahun lalu, saat busana

muslim (hijab) masuk ke mode Indonesia, keberadaannya masih sedikit. Penggunanya dianggap tidak bisa mengikuti perkembangan. Desainer yang serius mengerjakan busana muslim (hijab) bisa dihitung. Indonesia merupakan negara Muslim terbesar di seluruh dunia. Meskipun 88%

3 www.syariahpublications.com, Jilbab Antar Gaya dan Rekrontruksi Diri,akses 02 September 2008,halaman 1

4www.syariahpublications.com, Jilbab Antar Gaya dan Rekrontruksi Diri,akses 02 September 2008,halaman 1


(18)

3

penduduknya beragama Islam5. Hijab di Indonesia menurut Suzanne April

Brenner, merupakan suatu peristiwa “100% modern bahkan terlampau modern” dimana perempuan berjilbab adalah sebagai suatu tanda globalisasi, suatu lambang identifikasi orang Islam di Indonesia dengan umat Islam di negara-negara lain di dunia modern ini, menolak tradisi lokal, dalam hal memakai hijab dan sekaligus juga menolak hegemoni Barat.6 Sedang

perempuan di Indonesia saat ini mencoba untuk menggabungkan antara hijab sebagai penutup aurat dan cara berpakaian budaya barat.

Mode dan trend berpakain menjadikan hijab menciut ukuranya, bahkan kegunaan untuk menutupi seluruh tubuh guna menjadi pakaian yang anggun bagi seorang muslimah, turun posisi menjadi alat penutup kepala saja. disebabkan kegunaanya sudah diambil oleh trend dan mode menjadi pakaian-pakaian ketat, kecil dan pendek yang menonjolkan aurat seorang wanita. Ibarat jika berhijab hanya sebagai penutup kepala saja, maka pada sebenarnya dia tidak berhijab, karena aurat lain masih terbuka, dan seharusnya hijab dikenakan untuk menutupi semua aurat, melindungi lekukan tubuh dan tonjolan bagian tubuh perempuan yang sangat vital. Apakah agama memerintahkan untuk memakai hijab sesuai dengan trend dan mode, ataukah ketika berhijab sedemikian, sudah menaati perintah agama atau malah menaati perintah mode.7

Banyak juga muslimah yang belum mengenakan hijab, memakai hijab hanya sebatas formalitas di lingkungan tertentu sehingga di waktu atau

5 www.en.wikipedia.org

6Washburn, Karen E, Jilbab dan Kesadaran, Yogyakarta 2001, hal. 111 7 Beryl Causari Syamwil, Busana Muslimah kian Trendi, Januari 1996,hal 8


(19)

4

tempat yang lain tidak memakai hijab, bahkan ada juga hanya kerena terkena musibah memakai hijab setelah musibah itu terlewati kembali lagi dengan pakain yang terbuka.

Perempuan Islam yang senantiasa mengikuti perkembangan mode atau memakai hijab untuk formalitas di suatu kelompok tertentu tanpa mempedulikan ketentuan – ketentuan syariat Islam dalam hal menutup aurat. Bagaimana dengan berhijab seorang perempuan dapat terhindar dari pelecehan seksual, terlindung dari perkataan dan perlakuan yang tidak senonoh terhadap dirinya dibanding dengan perempuan yang berpakaian terbuka seperti yang dikemukakannya bahwa kesediaan seorang wanita untuk mengemukakan keberatan terhadap gangguan pria sangatlah berbeda ketika ia berhijab. Rasa untuk tidak tersentuh dari tubuhnya biasanya lebih kuat dari pada seorang wanita yang tidak berhijab, namun hal itu ternyata tidak berlaku bagi para perempuan pengguna hijab mengikuti mode dan trend dikarenakan mereka masih menonjolkan daya tarik tubuhnya kepada laki-laki. Di samping kode-kode gaul yang digunakannya dalam berinteraksi secara sosial yang secara otomatis menghilangkan rasa segan terhadap perempuan berjilbab pada umumnya untuk kemudian mereka cenderung diperlakukan sama dengan perempuan yang berpakaian terbuka lainnya.8 Hal seperti ini harus

disebarkan sisi positifnya agar lebih baik(di dakwahkan), dakwah sendiri bisa menggunakan banyak cara salah satunya adalah dakwah menggunakan media tulis.


(20)

5

Media tulis merupakan media yang tetap dibutuhkan pada saat ini dan masa yang akan datang, melalui media tulis da’i dapat menyebarkan pesan keagamaan dan melaksanakan islah atau perbaikan serta amar ma’ruf dan nahi munkar. Keistimewaan dakwah bil-Qolam (media cetak, buku, jurnal dan sastra) adalah obyek dakwah dan cakupannya lebih banyak dan luas, karena pesan-pesan dakwah dan informasi Islam yang dituliskan dapat dibaca oleh ratusan, ribuan bahkan ratusan ribu pembaca dalam waktu yang serempak dan bersamaan.9 Dakwah Bil-Qolam juga dapat mempengaruhi

orang secara kuat, salah satu dakwa bil qolam yang berbentuk novel yakni La Tahzan For Hijabers secara umum berisi tentang motivasi berhijab untuk menutupi aurat seorang perempuan, dari situ dapat dilihat bahwa novel ini novel Islam.

Novel Islam adalah novel yang mempunyai pesan dakwah, pesan seperti halnya tema yang ingin disampaikan oleh pengarang kepada pembaca, tidak semua novel mengandung pesan-pesan ajaran Islam yang berguna bagi pembaca. Pesan yang mendidik lebih banyak ditemukan dalam novel-novel serius dibanding novel yang bersifat umum sekarang ini. Novel dapat dikatakan ada pesan dakwah jika di dalamnya berisi materi-materi yang mendidik bagi manusia, sehingga dapat membawa pembaca menuju arah yang sesuai dengan tujuan dakwah.

Novel La Tahzan For Hijabers termasuk novel Islam yang mengajak dalam hal kebaikan, melihat isi novel yang menceritakan awal mula seorang


(21)

6

perempuan-perempuan memakai hijab benar-benar untuk menutupi aurat sesuai syari’at Islam, banyak halangan yang datang dalam proses memakai hijab, mulai dari keluarga menampih keputusan untuk berhijab karena takut jauh dari jodoh, susah mencari kerja dan takut tidak konsisten akan keputusan memakai hijab, takut pada suatu saat nanti akan melepas kain segi empat yang menempel di kepala, tidak juga kalah kuat tekanan-tekanan, gunjingan-gunjingan, dari tetangga, teman sekolah, guru, akan tetapi mereka punya argumentasi sendiri-sendiri atas hijab yang dia pakai. Tentu saja alasan-alasan itu juga harus di hormati, pikiran orang berbeda-beda tergantung pemahaman, latar belakang, agama dan juga karakter mereka.10 Seperti proses berhijabnya teman penulis novel La Tahzan For Hijabers dalam novel ini, dia merasa risih saat ada peraturan baru disekolahnya bagi siswi yang memaki hijab tidak boleh terlalu panjang (sebatas dada), untuk kemeja harus dimasukan ke dalam pinggang rok demi kerapian, secara tidak langsung bentuk dada terlihat waktu beraktifitas dan pinggul tidak tertutup oleh baju atasan.11 Belum lagi

dari anak-anaknya sendiri memanfaatkan seragam sebagai pakaian yang mengikuti mode/trend, di tempat mencari ilmu saja masih ada kendala untuk menjalankan perintah agama yaitu menutup aurat. Novel ini termasuk novel best seller, dari observasi yang dilakukan peneliti sebelumnya bahwa novel ini banyak dibaca oleh wanita, dari kalangan mahasiswi.

Salah satu tempat mencari ilmu Universitas Islam Negeri Surabaya, Fakultas Dakwah Dan Ilmu Komunikasi, Prodi Komunikasi Dan Penyiaran

10 Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa,dkk,La Tahzan For Hijabers.2013.hal 251 11 Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa,dkk,La Tahzan For Hijabers.2013.hal 20


(22)

7

Islam apakah ada mahasiswi yang memakai pakaian yang serba ketat dan hijab hanya sebagai penutup kepala saja bukan untuk menutup aurat, di kampus mahasiswinya memang di wajibkan untuk memakai hijab/jilbab, apakah hijab akan dipakai terus atau dilepas sesudah beraktifitas di dalam kampus. Disini bisa dilihat bagaimana mahasisiwi ini memakai hijab sebagai formalitas dikampus setelah diluar kampus tidak tahu akan dipakai terus atau justru di lepas. Kebalikan dari itu Cerita pengalaman yang ada dalam novel La Tahzan For Hijabers seorang siswi terpaksa harus melepaskan hijabnya karena formalitas, pada waktu SMP dia sudah memakai hijab karena sekolahanya adalah Tsyanawiyah lengkap dengan pakaian tertutup, prestasinya membuat dia mudah meneruskan ke SMA faforit bukan berbasis Islami dengan jalur beasiswa. Bagi keluarga yang sangat sederhana, hal ini sangat membanggakan dan membahagiakan, hanya saja ada satu hal yang tidak seharusnya terjadi. Seragam Tsanawiyahnya yang lengkap dengan jilbab berubah menjadi kemeja putih lengan pendek, rok abu-abu selutut, dan tanpa kerudung, akan tetapi dia tetap berusaha agar bisa memakai hijab sebagai penutup auratnya.12

Berdasarkan fenomena diatas peneliti ingin memberikan pengetahuan kepada muslimah agar tidak mudah mengikuti trend berhijab tanpa memperhatikan syari’at Islam, mereka harus lebih bisa memilah dan memilih trend/mode berhijab untuk di konsumsi. Dan khusunya diperuntukkan kepada mahasiswi KPI, karena lulusan dari KPI akan menjadi seorang da’i, baik


(23)

8

melalui media televise, media cetak, dan retorika, karena itulah tidak mungkin seorang da’i tidak menjalankan salah satu syari’at Islam untuk menggunakan hijab sebagai penutup aurat yang baik.

B. Rumusan Masalah

Bertitik dari latar belakang diatas rumusan dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah ada pengaruh novel La Tahzan For Hijabers karya Asma Nadia

Terhadap cara menutup aurat mahasiswi Prodi komunikasi dan Penyiaran Islam fakultas dakwah di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya?

2. Sejauh mana pengaruh novel La Tahzan For Hijabers karya Asma Nadia Terhadap cara menutup aurat mahasiswi Prodi komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah Dan Ilmu Komunikasi di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan tersebut diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh novel La Tahzan For Hijabers karya Asma Nadia Terhadap cara menutup aurat mahasiswi Prodi komunikasi dan Penyiaran Islam fakultas dakwah di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.


(24)

9

2. Besar pengaruh novel La Tahzan For Hijabers karya Asma Nadia Terhadap cara menutup aurat mahasiswi Prodi komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah Dan Ilmu Komunikasi di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

D. Manfaat Penelitian

1. Sebagai salah satu syarat akademik untuk menyelesaikan studi Strata satu di Prodi Komunikasi Dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah Dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

2. Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan penulis novel dan pedoman bagi mahasiswi Komunikasi dan penyiaran Islam Fakultas Dakwah Dan Ilmu Komunikasi di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. 3. Penelitian ini di harapkan dapat mengembangkan kajian studi ilmu

komunikasi yaitu penggunaan media massa sebagai media penyampai informasi.

4. Dapat digunakan untuk memperluas wawasan dan menerapkan teori-teori serta menambah informasi dan pengetahuan bagi studi ilmu Komunikasi Penyiaran Islam.

E. Definisi Operasional

Dalam penelitian ini peneliti mengangkat judul Pengaruh Novel “La Tahzan For Hijabers” karya Asma Nadia terhadap cara menutup aurat


(25)

10

mahasiswi Prodi Komunikasi Dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah Dan Ilmu Komunikasi di Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

Penulis perlu memberikan batasan pengertian tentang judul Skripsi ini agar tidak terjadi salah penafsiran. Pembatasan pengertian ini diharapkan dapat mempermudah pembahasan selanjutnya. Penulis juga akan menjelaskan beberapa istilah dalam judul tersebut.

Dalam judul skripsi ini peneliti membagi definisi operasional menjadi dua yaitu :

1. Pengaruh Novel La Tahzan For Hijabers. Novel yang dimaksud adalah novel Islam yang menceritakan pengalaman pribadi penulis novel dan teman-temanya tentang proses berhijab.

2. Cara menutup aurat mahasiswi Prodi KPI. Maksud dari menutup aurat disini yaitu cara berpakaian atau berbusana bagi para mahasiswi muslimah sesuai ajaran agama ISLAM.

Adapun pada judul tersebut ada beberapa kata yang perlu dijelaskan yaitu:

a. Pengaruh : daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang/benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, perbuatan.

b. Novel: sebuah karya fiksi prosa yang ditulis secara naratif, dalam bentuk cerita (seukuran buku bacaan) yang banyak memuat cerita secara singkat, padat, dan bergambar, mudah dibaca umum.

c. Menutup aurat : cara menutup bagian dari tubuh manusia yang di haramkan untuk dilihat dan dipegang.


(26)

11

d. Mahasiswi : seorang perempuan yang menempuh pendidikan di perguruan tinggi.

e. Prodi KPI : suatu jurusan yang ada dalam perguruan tinggi.

F. Kerangka Teori dan Hipotesis 1. Kerangka Teori

Teori adalah seperangkap konsep, definisi yang berfungi untuk melihat fenomena secara sistematik, melalui spesifikasi hubungan antara variabel, sehingga dapat berguna untuk meramalkan fenomena.13 Dalam

penelitian ini penulis menggunakan teori S-O-R (stimulus-organisme-respons). Teori yang dikemukakan John Dollard dan Neil E. Miller Yakni setiap orang dapat memodifikasi setiap stimulus yang diterimanya.14 Perilaku manusia dalam komunikasi semula dilukiskan

sebagai sesuatu yang sederhana S – R, namun respon sesungguhnya juga dimodifikasi oleh organisme (O) yang bersifat aktif mengolah stimulus yang datang.

2. Hipotesis

Hipotesis berasal dari kata hipo yang berarti kurang atau lemah dan tesis atau thesis yang berarti teori yang disajikan sebagi bukti15.

Hipotesis adalah dugaan sementara yang mungkin benar, dan sering digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan atau pemecahan persoalan

13 Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabet, 2009)hal 52 14 Effendy, Onong Uchjana. Ilmu,Teori dan Filisafat Komunikasi. Citra Aditya Bakti: Bandung 2003,h. 19


(27)

12

untuk dasar penelitian lebih lanjut16. Hipotesis bisa bersifat hipotesis

nihil (hipotesis nol) atau hipotesis alternatif (hipotesis kerja). a. Hipotesis Nihil (hipotesis nol)

Hipotesis nihil atau hipotesis nol adalah hipotesis yang menyatakan tidak ada perbedaan atau tidak ada hubungan antara variable dengan variabel yang lain. Hipotesis nol bisa diberikan kode Ho. Dengan demikian hipotesis nihil menyatakan tidak ada pengaruh novel “La Tahzan For Hijabers” karya Asma Nadia terhadap cara menutup aurat mahasiswi Prodi Komunikasi Dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah Dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

b. Hipotesis Alternatif (hipotesis kerja)

Hipotesis kerja (hipotesis alternatif) adalah hubungan antara variabel X dan Y yang menyatakan adanya perbedaan antara dua kelompok17. Hipotesis kerja bisa diberi kode Ha. Dengan demikian

hipotesis kerja dalam penelitian ini menyatakan bahwa ada pengaruh novel “La Tahzan For Hijabers” karya Asma Nadia terhadap cara menutup aurat mahasiswi Prodi Komunikasi Dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah Dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negri Sunan Ampel Surabaya.

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah novel “La Tahzan For Hijabers” karya Asma Nadia dapat mempengaruhi

16 J. Supranto, Statistik Teori dan Aplikasi, (Jakarta: Erlangga, 2009), h. 124

17 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006), h. 70


(28)

13

cara menutup aurat mahasiswi Prodi Komunikasi Dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah Dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya.

G. Metode Penelitian

Metode penelitian bermakna seperangkat pengetahuan tentang langkah-langkah sistematis dan logis pencarian data yang berkenan dengan masalah tertentu untuk di olah, dianalisis, diambil kesimpulan dan selanjutnya dicarikan cara pemecahanya18.

1. Pendekatan Dan Jenis Penelitian.

Peneliti menggunakan jenis pendekatan kuantitatif, yaitu mengukur data dnengan angka-angka untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara Novel La Tahzan For Hijabers terhadap cara menutup aurat Mahasiswi Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam. Jenis penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian populasi, yaitu penelitian yang meneliti obyek dalam jumlah banyak atau lebih dari satu orang. 2. Obyek Penelitian

Obyek penelitian yang dipilih adalah .mahasiswi Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam. Alasan peneliti mengambil obyek mahasiswi Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam adalah untuk diteliti karena mahasiswi Program Studi tersebut termasuk kriteria


(29)

14

peneliti. Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam juga jurusan yang menghasilkan Da’i.

3. Populasi, Teknik Sampling dan Sample. a. Populasi.

Populasi adalah keseluruhan dari hasil pengukuran (data) yang dibatasi secara ketat atau kriterium tertentu19. Dengan demikian

populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswi Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam.

b. Teknik Sampling.

Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel. Adapun pengambilan sampel menggunakan teknik random sampling (sampel acak) dengan cara ordinal yaitu penggunaan dengan menganggap semua subyek itu sama. Pengambilan sampel dalam teknik random ini, peneliti memperkirakan bahwa setiap sampel dalam populasi berkedudukan sama dari segi-segi yang akan diteliti20.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan sampel, sampel yang akan digunakan berjumlah 33 orang dengan karakteristik sebagai berikut:

1. Responden agama Islam.

2. Responden mahasiswi Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam.

19 Bahtiar Wardi, Metode Penelitian Ilmu Dakwah (Jakarta: Logos, 1997) hal 83 20 Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, h. 57


(30)

15

3. Responden membaca dan menulis. 4. Responden yang mengonsumsi media.

Peneliti menyebar angket setelah di isi oleh responden dikembalikan lagi kepada peneliti.

c. Sampel.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel yang baik adalah sampel yang memiliki populasi yang menggambarkan populasi atau mencerminkan populasi secara maksimal tetapi walaupun mewakili sampel bukan merupakan duplikat dari populasi21.

4. Variabel dan Indikator Variabel.

Variabel adalah obyek yang diselidiki. Penting dalam sebuah penelitian ilmiah dalam menentukan obyek penelitian yang selanjutnya diharapkan akan mampu diperoleh data dengan benar dan akurat. Dalam hal ini dapat dua variabel yaitu :

a. Variabel bebas (independent variabel) / VX = pengaruh novel La Tahzan For Hijabers.

b. Variabel terikat (dependent variabel) / VY = terhadap cara menutup aurat.

Untuk mempermudah peneliti ini, maka indikator dalam variabel harus sesuai dengan variabel yang diukur dan inidikator dari penelitian ini adalah:


(31)

16

1. Variabel bebas (independent variabel) / X

Variabel bebas disebut juga variabel penyebab, dalam terjadinya variabel yang lain. “Pengaruh novel La Tahzan For Hijabers” sebagai variabel X, dengan indikatornya yang meliputi: a. membaca novel La Tahzan For Hijabers.

b. Update mode atau trend berhijb.

c. Kesesuaian diri dengan Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam.

2. Variabel terikat (dependent variabel) / Y

Variabel terikat adalah merupakan yang diduga sebagai akibat yang dipengaruhi oleh variabel sebelumnya (yang mendahuluinya). Adapun yang menjadi variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah “cara menutup aurat” dengan indikatornya antara lain:

a. Pemahaman tentang menutup aurat.

b. Penggunaan hijab sesuai dengan syariat Islam. c. Berhijab.

d. Modis

e. Mengikuti trend atau mode f. Wawasan tentang trend


(32)

17

5. Teknik Pengumpulan Data.

Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan22. Dalam hal ini penelitian

menggunakan beberapa metode diantaranya adalah: a. Observasi.

Observasi adalah pengamatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki, baik secara langsung maupun tidak langsung. Jadi metodologi observasi adalah metode pengumpulan data yang di gunakan untuk menghimpun data penelitian23. Dengan demikian maka dalam penelitian ini peneliti langsung mengamati objek penelitian meliputi keadaan mahasiswi Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam.

b. Kuesioner (angket).

Angket adalah sejumlah pertanyaan yang digunakan untuk memperoleh informasi dari korespondensi dalam arti tentang pribadinya atau hal yang ia ketahui24. Peneliti menggunakan Angket

ini untuk mengetahui pengaruh novel La Tahzan For Hijabers. c. Dokumen.

Dokumentasi asal katanya adalah “ dokumen ” yang artinya barang-barang tertulis. Dengan melaksanakan metode dokumen ini, peneliti mencari dan mengumpulkan data mengenai hal-hal atau variable-variabel yang berupa catatan atau benda-benda tertulis,

22 Ahmad Tanzeh, Pengantar Metode Penelitian, (Yogyakarta: Teras, 2009). Hal 57 23 Burhan bungin, Metodelogi Penelitian Kuantitatif. (kencana,2009) hal. 135 24 Suharsimi Arikunto, Op.Cit, H. 128


(33)

18

transkrip, buku, surat kabar, foto dan dokumen mengenai gambaran umum obyek penelitian25.

Peneliti menggunakan metode ini untuk mengetahui gambaran umum tentang kondisi mahasiswi Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam dan membaca atau mengonsumsi media tulis. Gambaran secara umum obyek penelitian dalam bentuk tabel sebagai berikut :

Obyek Penelitian Secara Umum

No Jenis Data Sumber Data TPD Jenis Data 1 Pernah

mengonsumsi media cetak (novel)

Responden A + O Primer

2 Ketertarikan terhadap media cetak (novel)

Responden A + O Primer

3 Gambaran secara umum media cetak (novel)

Novel D Sekunder

Tabel 1.1 (obyek penelitian) Tenik pengmpulan data

TPD : Tekhnik pengumpulan data

25 Margono, Op.Cit, H. 181


(34)

19

A : Angket O : Observasi D : Dokumentasi 6. Teknik Analisis Data.

Tujuan dari analisis data adalah untuk mencari keabsahan data yang diperoleh dilapangan dan mendapatkan suatu kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan. Dengan langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

a. Editing

Editing adalah tahapan pemeriksaan kembali terhadap kelengkapan jawaban yang diperoleh. Hal ini dilakukan untuk mengecek, apakah setiap kuesioner telah diisi sesuai petunjuk apa belum.

b. Cading

Cading adalah tahapan memberi kode pada masing-masing jawaban responden. Hal ini dimaksud untuk mempermudah waktu mengadakan tabulasi dan analisis.

c. Tabulasi

Tabulasi adalah membuat tabel kerja dan memasukkan skor dari angket.

Untuk memberikan hipotesisnya, maka penulis akan menyajikan analisis data statistic yaitu dengan menggunakan rumus Product Moment.


(35)

20

Keterangan :

rxy = Angka indeks korelasi “r” product moment N = Number of cases

∑xy = Jumlah hasil perkalian antara skor x dan skor y ∑x = Jumlah seluruh skor x

∑y = Jumlah semua skor y

Dalam memberikan interpretasi secara sederhana terhadap angka indeks korelasi “r” product moment (rxy) pada umumnya dipergunakan pedoman sebagai berikut :

Besarnya “r” product

moment (

r

xy) Interpretasi 0,00-0,20

0,20-0,40

0,40-0,70

Antara variabel x dan y memang terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat rendah sehingga korelasi itu diabaikan (dianggap tidak ada korelasi antara variabel x dan variabel y)

Antara variabel x dan variabel y terdapat korelasi yang lemah atau rendah

Antara variabel x dan variabel y terdapat korelasi yang sedang atau cukup


(36)

21

0,70-0,90

0,90-1,00

Antara variabel x dan variabel y terdapat korelasi yang tinggi

Antara variabel x dan variabel y terdapat korelasi yang sangat kuat atau sangat tinngi.26

Tabel 1.2 (interpretasi )

H. Sistematika Pembahasan BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab pendahuluan ini, berisikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, konseptual, dan sistematika pembahasan.

BAB II : KAJIAN KEPUSTAKAAN

Menjelaskan tentang novel sebagai media dakwah, membahas aurat muslimah dalam prespektif Islam dan kajian teoritik.

BAB III : METODE PENELITIAN

Menguraikan metode penelitian yang meliputi pendekatan dan jenis penelitian, obyek penelitian, teknik sampling, variabel dan indikator variabel, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.


(37)

22

BAB IV : PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

Pada bab ini berisi tentang penyajian dan analisis data, yang menjelaskan tentang deskripsi obyek penelitian, penyajian data dan analisis data.

BAB V : PENUTUP


(38)

23

BAB II

KERANGKA TEORITIK

A. Kajian Pustaka 1. Novel

a. Pengertian Novel

Novel merupakan jenis kesustraan antara roman dan cerita pendek, dengan jalan cerita yang sederhana. Sedikit pelaku utamnya dan dipusatkan sebagi keseluruhan yang lebih kuat dari pada roman, tetapi lebih dramatis dari pada cerita pendek.

Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif, biasanya dalam bentuk cerita. Penulis novel disebut novelis. Kata novel berasal dari bahasa Italia novella yang berarti “sebuah kisah, sepotong berita”.

Novel lebih panjang (setidaknya 40.000 kata) dan lebih kompleks dari cerpen, dan tidak dibatasi keterbatasan struktural dan metrikal sandiwara atau sajak. Pada umumnya sebuah novel bercerita tentang tokoh-tokoh dan kelakuan mereka dalam kehidupan sehari-hari, dengan menitik beratkan pada sisi-sisi yang aneh dari naratif tersebut.

Novel dalam bahasa Indonesia dibedakan dari roman. Sebuah roman alur ceritanya lebih kompleks dan jumlah pemeran atau tokoh

27 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Enslikopedia Indonesia, (Jakarta: Ichtiar Baru-Van Hoeve, 1991, hal. 2408


(39)

24

cerita juga lebih banyak. Dalam kamus besar bahasa Indonesia novel adalah karangan yang panjang yang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang disekelilinginya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku.

b. Komponen Novel

Komponen-komponen dalam novel diantaranya: 1. Pesan

Pesan adalah isi atau karya fiksi prosa yang disampaikan penulis biasanya dalam bentuk cerita. Pesan yang disajikan mengandung nilai-nilai yang dapat membangkitkan respon pembaca.

2. Pembaca

Pembaca adalah orang yang mengkonsumsi suatu cerita dalam novel.

3. Penulis

Penulis adalah orang yang menulis sebuah karya fiksi prosa yang naratif, yaitu novelis.

c. Kelebihan Dan Kekurangan Novel

Sama seperti karya-karya fiksi, media-media lain untuk mencapai kesempurnaan pasti ada kelebihan dan kekurangan.

1. Kelebihan Novel

Keberadaan novel di tengah masyarakat memiliki kelebihan tersendiri, bila dibandingkan dengan media

28 Wikipedia, Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas

29 Departemen Pendidikn Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai pustaka, 2000), hal. 788


(40)

25

elektronik. Pernyataan ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh Aqib Suminto, bahwa media cetak adalah suatu media yang ampuh dalam komunikasi. Keistimewaan yang dimiliki oleh media ini dan tidak terdapat pada media lain, bahwa media ini bisa dinikmati atau dibaca berulang-ulang sehingga bisa benar-benar mempengaruhi sasarannya.

2. Kekurangan Novel

Kekurangan novel diantaranya memiliki keterbatasan pada mereka yang tidak bisa membaca dan yang dapat memahami bahasa dalam novel. Selain dari pada itu, bilamana novel, surat kabar atau majalah serta tabloid itu dapat dibaca akan menghabiskan uang yang relative banyak dibanding dengan media yang lain.

d. Novel La Tahzan For Hijabers

Novel La Tahzan For Hijabers ditulis oleh Asma Nadia, Helvy Triana Rosa, dkk. Novel ini menceritakan tentang pengalaman pribadi penulis, proses bagaimana awal mula memakai hijab sampai mempertahankan agar tidak melepas hijab. Novel ini juga mempunyai nilai pendidikanya. Berikut ini sedikit ulasan tentang isi novel La Tahzan For Hijabers.

30 Aqib Suminto, Problematika Dakwah, (Jakarta: Pustaka Panji Mas, 1983), h. 54


(41)

26

a. Pengertian Tentang Hijab, Jilbab, Kerudung, Burdah, Cadar, dan Mukena.

 Hijab

Hijab umumnya diartikan sebagai penutup. Dalam Al-Qur’an Allah memerintahkan para sahabat Rasulullah sawketika meminta sesuatu kepada istri Rasulullah saw, untuk menyampaikan permintaan itu melalui hijab/ sesuatu yang menutupi atau menghalangi diri. Bentuknya bisa seperti kain penutup, tirai pembatas, dinding, dll. Biasanya di berbagai rapat atau acara yang dihadiri aktivis Islam, hijab digunakan sebagai pembatas antara muslim dan muslimah yang hadir. Sehingga tidak bisa melihat langsung. Hijab kalau dilihat trend, akhir-akhir ini sering dimaknai sebagai jilbab. Terbukti banyak komunitas, butik, kelompok muslimah yang menggunakan nama hijabers dari pada jilbabers.32

 Jilbab

Sebenarnya setiap jilbab adalah hijab, namun tidak bermakna sebaliknya. Hijab tidak bisa diartikan sebagai jilbab, kecuali dia memang menutupi sesuai dengan makna jilbab. Tetapi makna kata hijab cenderung mengalami pengkhususan belakangan ini. Sehingga kalau kita

32 Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa,dkk, La Tahzan For Hijabers, (Jakarta: AsmaNadia Publishing House, 2013), hal.5


(42)

27

mendengar ada yang mengatakan teman penulis si fulanah berhijab, bisa dipastikan yang dibayangkan adalah jilbab. Akan tetapi bagi penulis tidak ada masalah penyebutanya, yang penting penerapanya, jika diniatkan sebagai jilbab, tetap sesuai syari’at Islam.

Perintah berjilbab merupakan perintah Allah, sebab tercantum dalam surat Al-Ahzab ayat 59: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”.33

 Kerudung atau Khimar.

Hijab dan jilbab sudah jelas, agaimana dengan kerudung atau khimar. Khimar itu kerudung berupa penutup kepala hingga ke dada tanpa menutupi muka. Sementara jilbab mempunyai makna lebih luas, sebab dapat diartikan sebagai busana muslimah satu potong yang menutupi seluruh tubuh, mulai dari atas kepala hinnga kedua telapak kaki yang menjadi satu, tanpa harus memakai penutup kepala.

Perintah menggunakan kerudung atau khimar sebagaimana perintah Allah tentang jilbab, bukan di turunkan untuk bangsa Arab saja, sebab tercantum dalam kitab suci umat Islam, dalam surat An-Nur ayat 31.34

33 Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa,dkk, La Tahzan For Hijabers, (Jakarta: AsmaNadia Publishing House, 2013), hal.6

34 Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa,dkk, La Tahzan For Hijabers, (Jakarta: AsmaNadia Publishing House, 2013), hal.7


(43)

28

 Burdah

Burdah atau purdah adalah pakaian luar atau tirai berjahit mirip dengan abaya.35

 Cadar

Berupa kain yang menutupi sebagian wajah wanita, hingga hanya sepasang mata yang terlihat. Penggunaan cadar dan burdah ini banyak dianggap sebagai sesuatu yang bersifat sunnah.36

 Mukena

Kalau di Indonesia mukena diartikan sebagai pakain yang digunakan saat sholat. Sebenarnya tidak ada busana wajib bagi muslimah ketika melakukan sholat.37

b. Cerita Berhijab Penulis.

Setiap orang pasti memiliki pengalaman pribadi, akan tetapi berbeda dengan pengalaman pribadi penulis novel ini, mereka menulis pengalaman berhijabnya dalam bentuk cerita dan dijadikan satu menjadi sebuah novel, berikut ini penulis dan judul ceritanya.

 Pengalaman dari Asma Nadia yang di beri judul “La Tahzan”.

35 Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa,dkk, La Tahzan For Hijabers, (Jakarta: AsmaNadia Publishing House, 2013), hal.7

36 Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa,dkk, La Tahzan For Hijabers, (Jakarta: AsmaNadia Publishing House, 2013), hal.7

37 Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa,dkk, La Tahzan For Hijabers, (Jakarta: AsmaNadia Publishing House, 2013), hal.8


(44)

29

 Pengalaman dari Mecca Medina yang diberi judul “Jatuh Bangun Jilbabku”

 Pengalaman dari Novia Syahidah yang diberi juldul “Sedap Dipandang, Jangan Coba Dipegang”.

 Pengalaman dari Nadhira Khalid yang diberi judul “Boleh Pinjam Jempolnya”.

 Pengalaman dari Femmy Syahrani yang diberi judul “Moments In Jilbab”.

 Pengalaman dari Evatya Luna yang diberi judul “Pengalamanya Baru, Jilbabnya Lusuh”.

 Pengalaman dari Inet yang diberi judul “Jilbab and My Nightmare”.

 Pengalaman dari Gardina Wiryo yang diberi judul “Jilbab & Dilema”.

 Pengalaman dari Nova Sahidah yang dberi judul “Perjalanan Panjang Sebuah Hijab”

 Pengalaman dari Sinta Yudisia yang diberi judul “Me, Top Girl, and The Gank”.

 Pengalaman dari Mimin Ha Way yang diberi judul “Perjuangan Menuju Jalan Nyaman”.

 Pengalaman dari Demitri Rahmayanti yang diberi judul “Ketika Hidayah Itu Datang”.


(45)

30

 Pengalamn dari Mariska Christianti yang diberi judul “Jilbab, Dulu & Sekarang”.

 Pengalaman dari Nurhasanah Fajri yang diberi judul “Panggil Saya Nurhasanah!’.

 Pengalaman dari Marya Miranti Yustiahati yang diberi judul “Titian Hidayah Lewat Jilbab”.

 Pengalaman dari Alia Yumadiawati yang diberi judul “Jilbab Susan & Persahabatan Yang Indah”.

 Pengalaman dari Hikaru yang diberi judul “Ukhti Kecil”.

 Pengalaman dari Muthi’ Masfu’ah yang diberi judul “Ketika Harus Memilih”.

 Pengalaman dari Indah S.Pratidina yang diberi judul “Buka…Nggak…Buka…Nggak…”.

 Pengalaman dari Nurhayati Pujiastuti yang diberi judul “Jilbab Pertama Jauh Lebih Pahit”.

 Pengalaman dari Diyan Sudiharjo yang diberi judul “All is Well”.

 Pengalaman dari Helvi Tiana Rosa yang diberi judul “Pakai Jilabab? Berani, Dong”.

2. Dakwah

a. Pengertian Dakwah

Adapun pengertian dakwah adalah menurut etimologi berarti panggilan, ajakan, dan seruan. Sedangkan dakwah menurut


(46)

31

terminology (istilah) terdapat banyak pengertian tergantung sudut pandang mereka di dalam memberikan pengertian tentang dakwah itu sendiri.

 Menurut Prof. H. Arifin, M.Ed dakwah mempunyai pengertian sebagai berikut:

Dakwah mengandung pengertian sebagai suatu kegiatan ajakan baik dalam bentuk lisan, tulisan, tingkah laku dan sebagainya yang dilakukan secara sadar dan berencana dalam usaha mempengaruhi orang lain baik secara individual maupun secara kelompok agar supaya timbul dalam dirinya suatu pengertian, kesadaran, sikap penghayatan serta pengamalan terhadap ajaran agama sebagai message yang disampaikan kepadanya dengan tanpa adanya unsure-unsur paksaan.  Jalaluddin Kafie memberikan definisi, bahwa :

Dakwah adalah suatu system kegiatan dari seseorang, sekelompok, segolongan umat Islam sebagai aktualisasi imamiah yang dimanifestasikan dalam bentuk seruan, ajakan, panggilan, undangan, do’a, yang disampaikan dengan ikhlas dan menggunakan metode, system dan tekhnik tertentu agar mampu menyentuh kalbu dan fitrah seseorang atau masyarakat manusia,

38 Prof. H. M. Arifin, M.Ed, Psikologi Dakwah (Suatu pengantar studi), (Jakarta, Bumi Aksara, 1993), hal. 6


(47)

32

supaya dapat mempengaruhi tingkah lakunya untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Jadi sikap ikhlas dari subyek dakwah maupun obyek di dalam memberi dan menerima pesan dakwah merupakan cirri khas kejiwaan, maka kegiatan dakwah menurut pandangan psikologi mengandung sifat persuasive (member keyakinan), motifatif (member rangsangan), konsultatif (member nasehat) yang demikian itu adalah merupakan inti dari dakwah yang dikembangkan dalam metode dakwah.

b. Pengertian Media Dakwah

Sebelum membahas tentang media dakwah ada baiknya dikemukakan terlebih dahulu definisi dari media sehingga nampak jelas fungsi dari komponen tersebut di atas. Media menurut etimologi, berasal dari bahasa Latin yaitu “Median” yang berarti alat perantara.

Menurut terminology, media adalah segala sesuatu yang dapat dijadikan sebagai alat (perantara) untuk mencapai tujuan dakwah yang telah ditentukan. Media dakwah ini dapat berupa barang (material), orang, tempat, kondisi tertentu, dan sebagainya.

Jadi media itu sangat luas yaitu meliputi seluruh media yang dapat mengantarkan pesan atau informasi kepada obyek dakwah,

39 Jamaluddin Kafie, Psikologi Dakwah ; Bidang Studi dan Bahan Acuan, (Surabaya, Penerbit Indah, 1993), hal. 29


(48)

33

dengan harapan materi-materi dakwah yang disampaikan sesuai dengan keinginan subyek dakwah.

Dari pengertian di atas dapat ditarik suatu pengertian bahwa media dakwah adalah segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan dakwah yang telah ditentukan.

Sebenarnya media dakwah ini bukan hanya berperan sebagai alat bantu dakwah, tetapi media dakwah mempunyai peran atau kedudukan yang sama dibandingkan dengan komponen-komponen dakwah lainnya. Seperti metode dakwah, obyek dakwah, dan sebagainya, apalagi dalam penentuan strategi dakwah mempunyai asa efektifitas sebagai peranan media dakwah tampak jelas.

c. Novel Sebagai Media Dakwah

Dakwah melalui media massa dengan segala jenisnya adalah metode yang baik dan efektif, kalau kita menggunakan dengan baik pula. Tulisan dan bacaan adalah media dakwah yang tidak kurang vitalnya dari angkatan Mujtahid dan Muballighin yang bergerak dan bertindak setiap masa ke segala pelosok dunia dan masyarakat. Bahkan, tulisan dan jejak pena seorang pengarang, menjadi pelopor dari suatu pemikiran, pandangan dan keyakinan, ide dan cita. Pena pengarang mencetuskan suatu ide dan cita, yang dapat menjadi bahan pemikiran pedoman berjuang. Melalui tulisan seorang

40 M. Sayyid Al-Wakil, Prinsip dan Kode Etik Dakwah, h. 19


(49)

34

pengarang, cukup berbicara satu kali namun, melekat terus dalam hati dan menjadi buah tutur setiap hari.

Berkenaan dengan judul, yang membahas tentang novel sebagai media dakwah, maka novel yang berisikan karya sastra pengarang muslim, termasuk dalam kategori media dakwah dalam bentuk tulisan. Komunikasi dakwah melalui media massa sesungguhnya mempunyai potensi yang besar sekali, hal tersebut karena khalayak sendiri memerlukan informasi-informasi keagamaan yang disajikan secara menarik. Penggunaan media massa sebagai media dakwah tentu saja harus memperhatikan kualitas informasi dan cara penyajian hingga benar-benar memenuhi syarat yang di tuntut media massa itu sendiri. Usaha mentransfer materi dakwah pada penulisan, mendapatkan perhatian penuh dari Allah SWT, sebagaimana firman-Nya tentang penggunaan pijakan huruf, pena dan penulisan; QS. Al-Qalam : 1-7



























































































42 Sutirman Eka Ardhana, Jurnalistik Dakwah (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1995), h. 43 M. Sayyid Al-Wakil, Prinsip dan Kode Etik Dakwah, h. 10

44 Departemen Agama Republik Indonesia, Kitab Suci Al-Qur’an (Surabaya: Mahkota, 1989), h. 960


(50)

35

“1. Nun, demi kalam dan apa yang mereka tulis, 2. berkat ni'mat Tuhanmu kamu (Muhammad) sekali-kali bukan orng gila. 3. Dan sesungguhnya bagi kamu benar-benar pahala yang besar yang tidak putus-putusnya. 4. Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung. 5. Maka kelak kamu akan melihat dan mereka (orang-orang kafir)pun akan melihat, 6. siapa di antara kamu yang gila. Sesungguhnya Tuhanmu, Dia-lah Yang Paling Mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya; dan Dia-lah Yang Paling Mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”

Allah bersumpah dengan pena dan apa-apa yang dituliskannya, supaya menjadi peringatan kepada kita, bahwa agama Islam mementingkan benar dari hal karang mengarang dan mempergunakan pena. Memang sekarang amat penting sekali menyiarkan ilmu pengetahuan dengan perantara media tulisan, sehingga tiap orang bisa belajar sendiri melalui media tersebut. Sebenarnya karya sastra yang ditulis itu amat besar sekali pengaruhnya dalam masyarakat sekarang, sehingga seorang penulis mendapat derajat yang tinggi, karena tulisannya.

Menulis sendiri pada dasarnya merupakan upaya menuangkan segala informasi, baik dalam bentuk pikiran, gagasan, perasaan ataupun pengalaman ke dalam bahasa tulisan. Namun tulisan yang telah dikemas dalam bentuk buku oleh suatu penerbitan, hendaknya tampil dengan gaya bahasa yang lancar, mudah dicerna dan menarik publik, baik mereka orang awam maupun kaum terpelajar. Ditulis dengan jujur dan benar serta Islami, dan yang


(51)

36

pokok adalah berisi tentang akidah sebagai sendi dasar keimanan, juga berisi tentang sistem-sistem yang dibawa oleh Islam. Selain itu juga, hendaknya menyajikan problem yang tengah dihadapi umat Islam berikut cara pemecahannya.

Ditilik dari sejarahnya, kesusastraan Indonesia yang berbentuk tulisan mulai berkembang dalam masyarakat Indonesia dengan pesatnya setelah kedatangan Islam. Para juru dakwah atau muballigh adalah memperkenalkan huruf-huruf arab untuk dijadikan skrip dalam tulisan Indonesia. Para pendakwah Islam mengambil kesempatan yang sama untuk menyalurkan unsur-unsur pemikiran Islam dalam masyarakat Indonesia. Penulis-penulis muslim menyalurkan karya-karya yang bersumber pada peradaban Islam yang kemudian diterapkan didalamnya ide-ide ke Islaman. Karya-karya tersebut yang kemudian dijadikan media untuk berdakwah.

Sastra adalah bagian dari seni, dan dalam seni tidak ada batasan-batasan yang membebani seseorang untuk mengekspresikan karyanya. Seseorang pengarang bebas untuk menulis apa saja, pantas atau tidak, baik atau buruk. Kadang kala sesuatu yang dianggap tahu dari pandangan masyarakat, bisa menjadi hal yang biasa dan wajar dalam dunia seni dan sastra. Namun lain halnya dalam sastra Islam yang mempunyai batasan-batasan tertentu. Pesan dakwah (message) yang disampaikan harus bersumber pada Al-Qur’an dan hadits, serta

46 M. Sayyid Al-Wakil, Prinsip dan Kode Etik Dakwah, h. 20


(52)

37

tidak pula menyimpang darinya. Sejalan dengan firman Allah SWT QS. Al-Ahzab: 39

Secara garis besar materi dakwah yang dikemukakan dalam Al-Qur’an berkisar pada tiga masalah pokok, diantaranya akidah, akhlaq dan hukum. Selanjutnya tinggal bagaimana cara sastrawan dan pengarang muslim menghasilkan tulisan yang berbobot dan mengemas pesan-pesan dakwah dalam bentuk karangan tanpa mengurangi nilai seni sastra, sehingga karya-karya mereka bisa dinikmati oleh semua kalangan.

Dakwah seharusnya tidak semata-mata hanya berbicara tentang persoalan apa yang dilarang atau yang dibenarkan oleh agama saja. Akan tetapi, dakwah harus pula mampu melihat ke cakrawala persoalan dan wawasan lebih luas dan global lagi.

Sekarang ini memilih atau menjadikan novel sebagai sarana dakwah yang efektif merupakan pilihan tepat dan positif. Meskipun masih ada yang meragukan seberapa jauh daya jangkaunya, namun setidak-tidaknya bagi masyarakat kota peranan dan kemampuan media novel dalam menciptakan terjadinya perubahan terhadap individu maupun kelompok masyarakat tidak perlu diragukan lagi. Dakwah melalui media novel ini, dilakukan dengan cara mengetahui dan menyesuaikan diri pada situasi dan kondisi lingkungan

48 Departemen Agama Republik Indonesia, Kitab Suci Al-Qur’an (Surabaya: Mahkota, 1989), h. 674


(53)

38

masyarakat. Baik dari segi ideologi, intelektual, ekonimi, status sosial, psikologi dan latar belakang agamanya.

Seperti novel “Penakluk Badai” Karya Aguk Irawan MN, novel ini menceritakan tentang fakta sejarah biografi KH. Hasyim Asy’ari dengan sedetail-detailnya, secara tidak langsung banyak pesan yang disampaikan, baik dari segi idiologi, intelektual, ekonomi, status social, psikologi, agama,dll. Novel “Hafalan Shalat Delisa” Karya Darwis Tere Liye dapat memotivasi pembaca agar tidak meninggalkan shalat.

3. Hijab

a. Pengertian Hijab

Hijab adalah kain yang digunakan untuk penutup kepala pelengkap busana muslim bagi perempuan (jilbab). Busana muslimah sebuah terjemahan dan pengertian dari kata-kata “Jilbab” yang bentuk jamaknya dalam Al-Qur’an adalah “Jalaabiib” sebagaimana yang terdapat dalam surat Al-Ahzab ayat 59. Busana muslimah atau pakaian wanita Islam secara harfiyah tidaklah terdapat dalam Al-Qur’an namun demikian ia (jilbab atau busana muslimah) senantiasa berkaitan dengan aurat, aurat dan jilbab dua hal yang selalu berkaitan.

Sedangkan arti kata jilbab dalam pengertian syari’at Islam adalah suatu pakaian yang longgar yang menutupi seluruh badan

49 Al-Qur’an, surat Al-Ahzab ayat 59


(54)

39

kecuali muka, telapak tangan. Dan arti kata jilbab ketika Al-Qur’an diturunkan adalah kain yang menutup dari atas sampai bawah, tutup kepala, selimut, kain yang di pakai lapisan yang kedua oleh wanita dan semua pakaian wanita, ini adalah beberapa arti jilbab seperti yang dikatakan Imam Alusiy dalam tafsirnya Ruuhul Ma`ani.

Imam Qurthubi dalam tafsirnya mengatakan; Jilbab berarti kain yang lebih besar ukurannya dari khimar (kerudung), sedang yang benar menurutnya jilbab adalah kain yang menutup semua badan.

b. Pentingnya Hijab

1. Sebagai penutup aurat

Fungsi pertama dan utama dari hijab adalah sebagai penutup aurat. Kata aurat adalah perkataan Arab ‘awrah, yang oleh Al-Tsalibi didefinisikan sebagai kullu ma yustahya min kasyfihi fa huwa ‘awrah (segala sesuatu yang memalukan karena terbukanya, disebut aurat. ) Menutupi aurat dan menaati perintah agama Islam merupakan satu-satunya agama yang sangat memperhatikan segala aspek kehidupan umatnya sampai hal terkecil. Aurat misalnya, secara manusiawi ada bagian tertentu yang manusia malu untuk menampakkanya, dan bagian

50 Abu Mujadiddud Islam Mafa, Lailatus Sa’adah, Memahami Aurat dan Wanita, (Jakarta: Lumbung Insani, 2011), h. 48

51 www.kafemuslimah .com, Menjadi Muslimah Sejati (Jilbab Dalam Al Quran dan Jilbab Zaman Sekarang), diunduh pada tanggal 26 April 2012


(55)

40

itu harus selalu dalam keadaan tertutup. Dalam Islam bagian itu disebut dg aurat. Satrul aurat (menutupi aurat) menjadi wajib hukumnya dalam Islam, karena Islam sangat menjunjung tinggi harga diri umatnya. Menutup aurot juga merupakan syarat diterimanya sholat.

2. Sebagai symbol atau identitas

Sebagai symbol atau identitas bahwa jilbab merupakan tanda pengenal bagi seorang muslimah, yang membedakan identitas keagamaan, keimanan dan juga ketakwaan. membedakan identitas keagamaan sudah jelas, karena hanya perempuan beragama Islam saja yang diwajibkan memakai jilbab kapan saja dan dimana saja. Dalam terusan ayat jilbab surat al ahzab 59 disebutkan “Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” Menjaga harga diri atau derajat.

Sedangkan di Indonesia jilbab muncul dalam bentuk simbol yang memiliki banyak makna serta didasarkan pada pemahaman perempuan yang menggunakannya, bahkan Suzanne April Brenner berpendapat bahwa jilbab di Indonesia memperlihatkan suatu keadaan yang 100% modern, di mana perempuan berjilbab adalah sebagai suatu tanda globalisasi, suatu lambang identifikasi orang Islam di Indonesia dengan


(56)

41

umat Islam di negara-negara lain di dunia modern sekarang ini, serta menolak tradisi lokal, setidaknya dalam cara berpakaian, dan pemakai juga menolak hegemoni barat.

3. Menjaga harga diri dan derajat

Yang ketiga dari pentingnya berjilbab adalah untuk menjaga harga diri. menjaga diri kita dari segala hal, menjaga martabat seorang muslimah, menjaga keamanan, menjaga keimanan dan banyak lagi yang bisa kita jaga dengan memakai jilbab, seperti seorang perempuan memakai hijab atau seorang laki-laki memelihara jenggot, keduanya berupaya memperlihatkan kembali derajat seorang wanita berhijab atau laki-laki berjenggot akan keimananya.

c. Mode atau trend berhijab

Mode atau trend adalah suatu gaya yang lagi ramai-ramainya di dan banyak ditiru oleh khalayak luas. Jadi trend berhijab adalah menirukan gaya memakai hijab yang sedang ramai di khalayak luas, baik gaya dari desainer, artis, remaja, maupun lainnya. Banyak inisiatif-inisiatif baru para disainer, artis, dan remaja perempuan dalam merancang hijab, baik dari cara pemakaian maupun bentuk hijab, bertujuan agar lebih terlihat anggun atau cantik pemakainya. Seperti baru ini gaya berhijab seorang artis yang diberitakan dimedia, seorang anggel lelga dengan kehidupanya dulu tidak

53 Washburn, Karen E, Jilbab dan Kesadaran, Yogyakarta 2001, hal. 111 54 Akbar S Ahmed, living Islam,(Bandung,hal:212)


(57)

42

memakai jilbab sampai dia masuk kedunia politik, sering berkumpul dengan ibu-ibu pejabat yang banyak memakai jilbab akhirnya dia ikut menggunakannya, sampai sekarang hijab yang dikenakan anggel menjadi trend baru, hijab angel lelga.

4. Aurat

a. Pengertian aurat

Aurat adalah kemaluan atau organ tubuh manusia yang digunakan untuk mengadakan perkembangbiakan yakni (vagina kemaluan wanita dan farji kemaluan laki-laki).

Kata-kata aurat itu berasal dari akar kata bahasa Arab; 1). ‘Awire, yang artinya hilang perasaan, hilang cahaya atau lenyap penglihatan matanya; 2). ‘Aare, yang berarti menutup dan menimbun; dan 3). A’ware, yang berarti mencemarkan apa bila terlihat, atau sesuatu yang akan mencemarkan bila tampak dan kelihatan oleh orang lain. Oleh Al-Tsalibi didefinisikan sebagai kullu ma yustahya min kasyfihi fa huwa ‘awrah (segala sesuatu yang memalukan karena terbukanya, disebut aurat. ) Sedangkan Dr. Ibrahim Anis mendefinisikan aurat sebagai kullu ma yasturuhul insane istinkafan auwhayan (setiap yang ditutup manusia, karena benci melihat atau karena malu terlihat).

55 Departemen dan kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka) 56 Al-Tsa’libi, Fiqh Al-Lughah, h. 1

57 Ibrahim Anis, Al-Mujam Al-Wasith, (Mesir: Manthaba’ah Mishr Syarikah Musahamah, 1960), h. 6


(58)

43

Maka berdasarkan arti menurut bahasa ini, segala sesuatu yang membuat orang malu untuk membukanya dihadapan orang lain adalah aurat. Pengertian ini jelas sangat luas. Sedangkan menurut istilah, yang dimaksud dengan aurat adalah bagian tubuh yang perlu ditutup atau bagian tubuh yang tidak boleh terlihat oleh umum. Dan menurut ajaran Islam, bagian tubuh yang perlu ditutup itu jelas dan tegas batas-batasnya, pada laki-laki mulai dari pusar sampai ke lutut, sedangkan pada perempuan adalah semua anggota tubuh kecuali wajah, dan tangan sampai pergelangan.

Dijabarkan lagi bahwa aurat itu ialah anggota atau bagian dari tubuh manusia yang dapat menimbulkan birahi atau syahwat dan nafsu angkara bila dibiarkan terbuka. Bagian atau anggota tubuh manusia tersebut harus ditutupi dan dijaga karena ia (aurat tersebut) merupakan bagian dari kehormatan manusia.

b. Aurat perempuan

Aurat perempuan adalah semua anggota bagian tubuh kecuali wajah dan sampai pergelangan tangan. Banyak perempuan yang merasa keberatan untuk menutup kecantikan wajah dan tubuhnya yang tidak alami, dan tidak menyadari bahwa tubuh dan wajah mereka telah dijadikan alat bisnis. Dan anehnya lagi mereka sangat geram dan mengatakan sebagai pelecehan seksual ketika dikatakan bahwa pakaian mini mereka menjadi penyebab munculnya pemerkosaan, tetapi dengan bangga mereka melihat gambar-gambar


(59)

44

kaum mereka dengan busana tipis dan mini dipampang di tengah-tengah jalan sebagai iklan. Semuanya itu menjadikan mereka lupa mengerjakan perintah Allah SWT untuk senantiasa menutup aurat.

c. Menutup aurat

Menutup aurat adalah menutupi bagian tubuh yang wajib ditutup seperti apa yang di ajarkan dalam agama Islam.

Perintah menutup aurat menurut Al-Qur’an dan Al-Sunnah Islam telah memerintahkan kepada umatnya untuk menutupi dan menjaga aurat yang dikaruniakan Allah kepada manusia. Karena aurat yang telah diciptakan oleh Allah memang harus dijaga, tidak boleh ditampakkan atau dilihat oleh orang lain. Perintah untuk menutup aurat itu hukumnya wajibbagi setiap muslim-muslimah (utamanya yang sudah baligh, sudah mencapai umur dan mukallaf).

Para ulama’ mendasarkan kewajiban menutup itu dengan ayat-ayat Al-Qur’an dan firman Allah seperti dibawah ini;

“Katakanlah (wahai Muhammad) kepada orang-orang mukmin laki-laki, hendaklah menundukkan pandangan mereka dan menjaga kehormatan mereka. Demikian itu lebih bersih bagi mereka. Sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang kamu perbuat. Dan katakanlah (wahai Muhammad) kepada orang-orang mukmin perempuan, hendaklah menundukkan pandangan mereka dan menjaga kehormatan mereka. Dan janganlah menampakkan perhiasan mereka kecuali apa yang kelihatan daripadanya. Hendaklah mereka menutupi dada mereka dengan kerudungnya. Dan janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka kecuali kepada suami, ayah mertau laki-laki, anak kandung, anak tiri, saudara laki-laki, anak-anak saudara laki-laki, anak-anak saudara perempuan (sesama Islam), hamba sahaya yang


(60)

45

mereka miliki, pembantu laki-laki yang tidak mempunyai keinginan, anak-anak yang belum mengerti melihat aurat perempuan. Dan janganlah menghentakkan kakinya supaya diketahui perhiasan-perhiasannya yang tersembunyi. Dan taubatlah kamu sekalian kepada Allah wahai orang-orang yang beriman supaya memperoleh keberuntungan.” (QS. An-Nur: 30-31)

 Perintah menurut Al-Qur’an

Sebagian ulama’ menyatakan bahwa Islam dalam menentukan dan menetapkan hukum tentang keharusan menutup aurat menggunakan metode serta memperhatikan prinsip tadrij (bertahap). Metode atau tahapan pertama dimulai dengan firman Allah yang menyatakan; “Hai istri-istri Nabi, kamu tidak seperti perempuan-perempuan lain...” (QS. Al-Ahzab (33): 32). Tahap berikutnya adalah perintah Allah yang menyatakan: “Dan hendaklah kamu para wanita berdiam di rumah-rumah kamu, dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah...” (QS. Al-Ahzab (33) ayat 33). Tahap selanjutnya ialah dengan firman Allah yang artinya: “apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (istri-istri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka...” (QS. Al-Ahzab (33) : 53). Dan pada tahap yang paling akhir firman Allah yang artinya: “Hai katakanlah kepada istri-istri kamu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri-istri-istri orang mukmin hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.


(61)

46

Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, oleh karena itu mereka tidak diganggu...” (QS. Al-Ahzab (33) : 59).

Kewajiban menutupi aurat juga didasarkan atas berdasarkan alasan-alasan bahwa hal itu merupakan faktor penunjang bagi terlaksananya perintah kepada laki-laki dan perempuan-perempuan beriman agar menahan pandangan mereka, (QS. An-Nur: 30-31) dan larangan mendekati perbuatan zina (QS. Al-Isra’ : 32). Disamping itu, menutup aurat sesuai dengan prinsip “menutup peluang ke arah dosa yang lebih besar”.

 Perintah menurut As-Sunnah Sabda Rasulullah:

“Sesungguhnya seorang wanita itu jika telah menginjak dewasa atau baligh (telah mengalami masa haid), tidak boleh memperlihatkan tubuhnya kecuali bagian muka (wajah) dan telapak tangannya” (Al-Hadits).

Dalam Islam juga ditata mengenai sarana jilbab itu, artinya jilbab atau penutup aurat yang bagaimanakah yang disyari’atkan dan dianjurkan oleh Islam itu? Pakaian atau busana muslimah yang bagaimanakah yang dianjurkan oleh Islam? Sebab ada pakaian yang fungsinya tidak menutupi aurat, dia berpakaian tetapi pada dasarnya ia telanjang. Model dan corak pakaian yang demikian itulah yang menyebabkan dan yang mengantarkan ke pintu neraka. Naudzu billahi min dzaalik.

59 Abu Mujadiddud Islam Mafa, Lailatus Sa’adah, Memahami Aurat dan Wanita, (Jakarta: Lumbung Insani, 2011), h. 46-47


(62)

47

Kejadian dan peristiwa yang demikian itu telah disindir dalam sebuah hadits berikut ini; “Dari Abu Hurairah ra ia berkata: Rasulullah bersabda;

“ Ada dua golongan penghuni neraka yang aku (Rasulullah) belum pernah melihatnya, yaitu kaum laki-laki yang memegang cemeti (cambuk) bagaikan ekor sapi dipukulkan pada orang lain, dan perempuan-perempuan yang berpakaian tapi telanjang, serong dan menyerongkan, kepala mereka seperti punuk-punuk onta yang miring. Mereka tidak bisa masuk surga dan tidak bisa juga merasakan baunya (surga), padahal bau surga itu dapat dirasakan dari jarak sekian-sekian” (HR. Ahmad dan Muslim).

Muslimah hendaknya kembali pada fitrah Islam. Dan tak layak bagi mereka mengingkari perintah Allah SWT ketika Allah mensyari’atkan suatu kewajiban, tidak ada pilihan lain kecuali menaatinya.

d. Kriteria Berpakaian Menutup Aurat Islami

Al-Qur’an menandaskan bahwa Allah Swt memberi manusia pakaian yang berfungsi untuk menutup aurat dan pakaian yang indah sebagai perhiasan (QS. Al-A’raaf : 26). Rasulullah Saw pun tidak melarang orang yang suka mengikuti perkembangan mode, asal saja tetap memenuhi kriteria busana muslimah atau berpakaian Islami, yaitu busana yang serba tertutup dan dikenakannya bukan untuk mendapat pujian dan penghargaan manusia.

Ibnu Umar meriwayatkan, bahwa Rasulullah Saw pernah bersabda:

60 Abu Mujadiddud Islam Mafa, Lailatus Sa’adah, Memahami Aurat dan Wanita, (Jakarta: Lumbung Insani, 2011), h. 50-52


(1)

81

Harga “r” dalam penelitian ini adalah 0.47261 kemudian dikonsultasikan langsung pada tabel “r” prodect moment yang sebelumnya harus dicarikan dulu derajat bebasnya (db) atau degree of freedom (df) dengan rumus sebagai berikut :

df = N – nr keterangan :

N = banyak responden

Nr = banyak variabel yang dikonsultasikan

Maka: df = N – Nr = 33-2

= 31

Dengan demikian dapat diketahui, bahwa df sebesar 31 pada tabel nilai “r” prodect moment pada taraf signifikasi 5% terletak pada 0.355, sedangkan pada taraf signifikasi 1% terletak pada 0,456. Dari hasil konsultasi tersebut dapat diketahui banyak lebih besar dari nilai pada tabel saat signifikan 5% maupun 1%.

Jadi penulis dapat menarik kesimpulan bahwa Ha ditolak dan Ho diterima, sehingga yang berlaku adalah hipotesis yang berbunyi ada pengaruh dari novel La Tahzan For Hijabers terhadap cara menutup aurat Mahasiswi Program Studi Komunikasi dan Penyiaran.

Sedangkan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh novel La Tahzan For Hijabers terhadap cara menutup aurat Mahasiswi Program


(2)

82

Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam dapat diinterpretasikan pada tabel dibawah ini :

Besarnya “r” product

moment ( ) Interpretasi

0,00-0,20

0,20-0,40

0,40-0,70

0,70-0,90

0,90-1,00

Antara variabel x dan y memang terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat rendah sehingga korelasi itu diabaikan (dianggap tidak ada korelasi antara variabel x dan variabel y) Antara variabel x dan variabel y terdapat korelasi yang lemah atau rendah

Antara variabel x dan variabel y terdapat korelasi yang sedang atau cukup

Antara variabel x dan variabel y terdapat korelasi yang kuat atau tinggi Antara variabel x dan variabel y terdapat korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi

Tabel 4.11 (interpretasi )

Maka dapat diketahui hasil yang diperoleh adalah 0,47261 pada tabel interpretasi mengatakan bahwa r = menunjukkan bahwa antara


(3)

83

variabel X dan Y memang terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu lemah atau rendah.

Jadi penelitian ini mengatakan bahwa ada pengaruh novel La Tahzan For Hijabers terhadap cara menutup aurat secara Islami Mahasiswi Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam mempunyai korelasi yang lemah atau rendah.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Abd. Rosyad Shaleh, Managemen Dakwah Islam, Jakarta : Bulan Bintang, 1987. Abu Mujadiddud Islam Mafa, Lailatus Sa’adah, Memahami Aurat dan Wanita,

Jakarta: Lumbung Insani, 2011.

Ahmad Tanzeh, Pengantar Metode Penelitian, Yogyakarta: Teras, 2009.

Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2000.

Aqib Suminto, Problematika Dakwah, Jakarta: Pustaka Panji Mas, 1983.

Arif Furchan, Pengantar Penelitian dalam Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional, 1982.

Asma Nadia, Helvy Tiana Rosa,dkk, La Tahzan For Hijabers .2013.

Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, Surabaya: Al-ikhlas, 1983. Bahtiar Wardi, Metode Penelitian Ilmu Dakwah Jakarta: Logos, 1997.

BAN-PT Borang Akreditasi Program Studi Sarjana 2011. Beryl Causari Syamwil, Busana Muslimah kian Trendi, 1996. Burhan bungin, Metodelogi Penelitian Kuantitatif. kencana, 2009. Cholid Narbuka, Metode Penelitian, Jakarta: Bumi Aksara, 1997.

Departemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahanya, Jakarta : CV. Nala Dana, 2007.

Departemen Agama Republik Indonesia, Kitab Suci Al-Qur’an, Surabaya: Mahkota, 1989.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Enslikopedia Indonesia, Jakarta: Ichtiar Baru-Van Hoeve, 1991.

Departemen Pendidikn Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai pustaka, 2000.


(5)

Effendy, Onong Uchjana. Ilmu, Teori dan Filisafat Komunikasi. Citra Aditya Bakti: Bandung, 2003.

Ibrahim Anis, Al-Mujam Al-Wasith, Mesir: Manthaba’ah Mishr Syarikah Musahamah, 1960.

Isamail, Kesusastraan Indonesia Lama Bercorak Islam, Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1989.

Jalaluddin Rahmat, Psikologi Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1991. Jamaluddin Kafie, Psikologi Dakwah, Surabaya, Penerbit Indah, 1993.

J. Supranto, Statistik Teori dan Aplikasi, Jakarta: Erlangga, 2009.

Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Logos, 1997. Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta,

1995.

M. Isa Anshary, Mujahid Da’wah, Bandung: Diponegoro, 1984. Nina Surtiretna, et.al, Anggun Berjilbab, Bandung: Al-Bayan, 1995.

Prof. Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo, 2009.

Prof. H. M. Arifin, M.Ed, Psikologi Dakwah Suatu pengantar studi, Jakarta, Bumi Aksara, 1993.

Sambas Ali Muhidin, Analisis Korelasi Regresi dan Jalur dalam Penelitian,

Bandung: Pustaka Setia, 2007.

Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabet, 2009.

SIAKAD UINSA Surabaya, 2013

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 2002.

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006.

Sutirman Eka Ardhana, Jurnalistik Dakwah, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1995. Syaikh Kamil Muhammad ‘Uwidah, Fiqih Wanita, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar,


(6)

Wardih Bahtiar, Metode Penelitian Ilmu Dakwah, Jakarta: Logos,1997. Washburn, Karen E, Jilbab dan Kesadaran, Yogyakarta, 2001.

www.kafemuslimah .com, Menjadi Muslimah Sejati (Jilbab Dalam Al Quran dan Jilbab Zaman Sekarang), diunduh pada tanggal 26 April 2012


Dokumen yang terkait

AUDIT KOMUNIKASI IMPLEMENTASI PROGRAM INTEGRASI KEILMUAN DAN KEISLAMAN DI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA.

0 0 193

ETIKA JURNALISTIK DALAM BINGKAI ISLAM : PERSEPSI DOSEN JURNALISTIK FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UIN SUNAN AMPEL SURABAYA.

1 2 96

PENGARUH IKLAN MEDIA ONLINE TOKO PEDIA DI SCTV TERHADAP MINAT BELI MAHASISWA FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA.

0 0 113

PENGARUH BERITA PEACE JOURNALISM DALAM MEDIA ISLAM ONLINE NU TERHADAP PEMAHAMAN JURNALISME DAMAI MAHASISWA KOMUNIKASI dan PENYIARAN ISLAM, FAKULTAS DAKWAH dan KOMUNIKASI, UIN SUNAN AMPEL SURABAYA.

0 2 82

PENGARUH CERAMAH KH. ANWAR ZAHID MELALUI YOUTUBE TERHADAP PEMAHAMAN MAHASISWA KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM, FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI, UIN SUNAN AMPEL SURABAYA.

2 10 95

KETERAMPILAN KOMUNIKASI MAHASISWA FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA.

0 2 104

GAYA KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DI FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SUNAN AMPEL SURABAYA.

0 0 99

PENGARUH KOMPETENSI KOMUNIKASI DOSEN TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN MATERI KULIAH MAHASISWA FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA.

1 3 150

OPINI MAHASISWA TENTANG EMOTICON LGBT ( LESBIAN, GAY, BISEKSUAL, TRANGENDER) PADA MEDIA SOSIAL ”LINE” : STUDI PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA.

0 3 88

MEDIA KOMUNIKASI MAHASISWA DALAM MENINGKATKAN PRESTASI STUDI : STUDI KASUS PADA MAHASISWA FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA.

0 15 121