03. MEDIA PEMBELAJARAN 3 BAB II sd 22

(1)

BAB 2

KARAKTERISTIK MEDIA PEMBELAJARAN

Setelah menyelesaikan kajian bab ini, pembaca diharapkan dapat memahami karakteristik media pembelajaran melalui media grafis, media audio, media proyeksi diam serta beberapa contoh usaha ke arah taksonomi media pembelajaran.

A. Taksonomi

Dalam pengertian teknologi pendidikan, media atau bahan sebagai sumber belajar merupakan komponen dari sistem instruksional di samping pesan, orang, teknik latar dan peralatan. Pengertian media ini masih sering dikacaukan dengan peralatan. Media atau bahan adalah perangkat lunak (software) berisi pesan atau informasi pendidikan yang biasanya disajikan dengan mempergunakan peralatan. Peralatan atau perangkat keras (hardware) merupakan sarana untuk dapat menampilkan pesan yang terkandung pada media tersebut (AECT, 1977). Dengan masuknya berbagai pengaruh ke dalam khazanah pendidikan seperti ilmu cetak-mencetak, tingkah laku (behaviourisme), komunikasi dan laju perkembangan teknologi elektronik, media dalam perkembangannya tampil dalam berbagai jenis format (modul cetak, film, televisi, film bingkai, film rangkai, program radio, komputer dan seterusnya) masing-masing dengan ciri-ciri dan kemampuannya sendiri. Dari sini usaha-usaha penataan timbul, yaitu pengelompokan atau klasifikasi menurut kesamaan ciri atau karakteristiknya. Beberapa contoh usaha ke arah taksonomi media tersebut antara lain adalah uraian berikut ini:

1. Taksonomi menurut Rudy Bretz

Bretz mengidentifikasi ciri utama dari media menjadi tiga unsur pokok, yaitu suara, visual dan gerak. Visual dibedakan menjadi tiga, yaitu gambar, garis (line graphic)

dan simbol yang merupakan suatu kontinum dari bentuk yang dapat ditangkap dengan indera penglihatan.

2. Hierarkhi Media menurut Duncan

Dalam menyusun taksonomi media menurut hierarki pemanfaatan untuk pendidikan, Duncan ingin menjajarkan biaya investasi, kelangkaan dan keluasan lingkup sasarannya di satu pihak dan kemudahan pengadaan serta penggunaan, keterbatasan lingkup sasaran dan rendahnya biaya di lain pihak dengan tingkat kerumitan perangkat medianya dalam satu hierarki.


(2)

3. Taksonomi menurut Briggs

Taksonomi ini lebih mengarah pada karakteristik menurut stimulus atau rangsangan yang dapat ditimbulkan dari media sendiri, yaitu kesesuaian rangsangan tersebut dengan karakteristik siswa, tugas pembelajaran, bahan, dan transmisinya. Briggs mengidentifikasi 13 macam media yang dipergunakan dalam proses belajar mengajar, yaitu : objek, model, suara langsung, rekaman audio, media cetak, pembelajaran terprogram, papan tulis, media transparansi, film rangkai, film bingkai, film, televisi dan gambar.

4. Taksonomi menurut Gagne

Tanpa menyebutkan jenis dari masing-masing medianya, Gagne membuat 7 macam pengelompokan media, yaitu benda untuk didemonstrasikan, komunikasi lisan, media cetak, gambar diam, gambar gerak, film bersuara, dan mesin belajar. Ketujuh kelompok media ini kemudian dikaitkan dengan kemampuan memenuhi fungsi menurut tingkatan hierarki belajar yang dikembangkannya yaitu pelontar stimulus belajar, penarik minat belajar, contoh perilaku belajar, memberi kondisi eksternal, menuntun cara berpikir, memasukkan alih ilmu, menilai prestasi dan pemberi umpan balik.

5. Taksonomi menurut Edling

Dalam penyusunan ini Edling beranggapan bahwa siswa, rangsangan belajar dan tanggapan merupakan variabel kegiatan belajar dengan media. Ia berpandangan bahwa pendekatan menurut model Guilford dan Bloom cukup memadai untuk mengklasifikasikan dimensi siswa dan tanggapan, karena itu ia dalam usahanya hanya memusatkan pada variabel rangsangan saja.

B. Karakteristik

Usaha pengklasifikasian di atas mengungkapkan karakteristik atau ciri-ciri khas suatu media berbeda menurut tujuan atau maksud pengelompokannya. Dari contoh pengelompokan yang diadakan oleh Schramm, kita dapat melihat media menurut karakteristik ekonomisnya, lingkup sasarannya yang dapat diliput, dan kemudahan kontrol pemakai. Karakteristik media juga dapat dilihat menurut kemampuan membangkitkan rangsangan indera penglihatan, pendengaran, perabaan, pengecapan, maupun penciuman, atau kesesuaiannya dengan tingkatan hierarki belajar seperti yang digarap oleh Cagne, dan sebagainya. Karakteristik media ini sebagaimana dikemukakan


(3)

oleh Kemp (1975) merupakan dasar pemilihan media sesuai dengan situasi belajar tertentu. Dia mengatakan "The equestion of what media attributes are necessary for a given learning situation becomes the basis for media selection." klasifikasi media, karakteristik media dan pemilihan media merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan dalam penentuan strategi pembelajaran.

Untuk tujuan-tujuan praktis, di bawah ini akan dibahas karakteristik beberapa jenis media yang lazim dipakai dalam kegiatan belajar mengajar khususnya di Indonesia.

c. MEDIA GRAFIS

Media grafis termasuk media visual. Sebagaimana halnya media yang lain media gratis berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Saluran yang dipakai menyangkut indera penglihatan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi visual.

Simbol-simbol tersebut perlu dipahami benar artinya agar proses penyampaian pesan dapat berhasil dan efisien. Selam fungsi umum tersebut, secara khusus grafis berfungsi pula untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan atau diabaikan bila tidak digrafiskan.

Selain sederhana dan mudah pembuatannya media grafis termasuk media yang relatif murah ditinjau dari segi biayanya. Banyak jenis media grafis, beberapa di antaranya akan kita bicarakan dalam bahasan di bawah ini.

a. Gambar/Foto

Diantara media pendidikan, gambar/foto adalah media yang paling umum dipakai. Dia merupakan bahasa yang umum, yang dapat dimengerti dan dinikmati dimana-mana. Oleh karena itu, pepatah Cina yang mengatakan bahwa sebuah gambar berbicara lebih banyak daripada seribu kata. Perhatikan baik-baik Gambar 2.1.


(4)

Gambar 2.1Orang dan Gajah

b. Sketsa

Sketsa adalah gambar yang sederhana, atau draft kasar yang melukiskan bagian-bagian pokoknya tanpa detail. Karena setiap orang yang normal dapat belajar menggambar, setiap guru yang baik haruslah dapat menuangkan ide-idenya ke dalam bentuk sketsa, selain dapat menarik perhatian murid, menghindari verbalisme dan dapat memperjelas penyampaian pesan, harganya pun tak perlu dipersoalkan sebab media ini dibuat langsung oleh guru.

Perhatikan baik-baik Gambar 2.2.


(5)

c. Diagram

Sebagai suatu gambar sederhana yang menggunakan garis-garis dan simbol-simbol, diagram atau skema menggambarkan struktur dari objek secara garis besar. Diagram menunjukkan hubungan yang ada antar komponennya atau sifat-sifat proses yang ada di situ. Diagram pada umumnya diagram berisi petunjuk-petunjuk. Diagram menyederhanakan hal yang kompleks sehingga dapat memperjelas penyajian pesan. d. Bagan/Chart

Seperti halnya media grafis yang lain, bagan atau chart termasuk media visual. Fungsinya yang pokok adalah menyajikan ide-ide atau konsep-konsep yang sulit bila hanya disampaikan secara tertulis atau lisan secara visual. Bagan juga mampu memberikan ringkasan butir-butir penting dari suatu presentasi. Pesan yang akan disampaikan biasanya berupa ringkasan visual suatu proses, perkembangan atau hubungan-hubungan penting. Di dalam bagan seringkali kita jumpai jenis media grafis yang lain, seperti gambar, diagram, kartun atau lambang-lambang verbal. Perhatikan baik-baik Gambar 2.3

Gambar 2.3 Bagan tertutup

e. Grafik (Graphs)

Sebagai suatu media visual, grafik adalah gambar sederhana yang menggunakan titik-titik, garis atau gambar. Untuk melengkapinya seringkali simbol-simbol verbal digunakan pula disitu.

Fungsi grafik adalah untuk menggambarkan data kuantitatif secara teliti, menerangkan perkembangan atau perbandingan sesuatu objek atau peristiwa yang


(6)

saling berhubungan secara singkat dan jelas. Berbeda dengan bagan, grafik disusun berdasarkan prinsip-prinsip matematik dan menggunakan data-data komparatif. Beberapa manfaat/kelebihan grafik sebagai media :

1. Grafik bermanfaat sekali untuk mempelajari dan mengingat data-data kuantitatif dan hubungan-hubungannya.

2. Grafik dengan cepat memungkinkan kita mengadakan analisis, interpretasi dan perbandingan antara data-data yang disajikan baik dalam hal ukuran, jumlah, pertumbuhan, dan arah.

3. Penyajian data grafik : jelas, cepat, menarik, ringkas, dan logis. f. Kartun

Kartun sebagai salah satu bentuk komunikasi grafis adalah suatu gambar interpretatif yang menggunakan simbol-simbol untuk menyampaikan sesuatu pesan secara cepat dan ringkas atau sesuatu sikap terhadap orang, situasi, atau kejadian-kejadian tertentu. Kemampuannya besar sekali untuk menarik perhatian, mempengaruhi sikap maupun tingkah laku.

Kartun biasanya hanya menangkap esensi pesan yang harus disampaikan dan menuangkannya kedalam gambar sederhana. Kartun tanpa gambar detail dengan menggunakan simbol-simbol serta karakter yang mudah dikenal dan dimengerti dengan cepat. Kalau makna kartun mengena, pesan yang besar bisa disajikan secara ringkas dan kesannya akan tahan lama di ingatan.

Perhatikan baik-baik Gambar 2.4.


(7)

g. Poster

Poster tidak saja penting untuk menyampaikan kesan-kesan tertentu tetapi dia mampu pula untuk mempengaruhi dan memotivasi tingkah laku orang yang melihatnya. Poster berfungsi untuk mempengaruhi orang-orang membeli produk baru dari suatu perusahaan, untuk mengikuti program Keluarga Berencana atau untuk menyayangi binatang dapat dituangkan lewat poster. Poster dapat dibuat di atas kertas, kain, batang kayu, seng, dan semacamnya. Pemasangannya bisa dikelas, di pohon, ditepi jalan, dan dimajalah. Ukurannya bermacam-macam, tergantung kebutuhan. Namun secara umum, poster yang baik hendaklah :

1. sederhana

2. menyajikan satu ide dan untuk mencapai satu tujuan pokok 3. berwarna

4. slogannya ringkas dan jitu 5. tulisannya jelas

6. motif dan disain bervariasi Perhatikan baik-baik Gambar 2.5.

Gambar 2.5 Poster

h. Peta dan Globe

Pada dasarnya peta dan globe berfungsi untuk menyajikan data-data lokasi. Secara khusus peta dan globe tersebut memberikan informasi tentang :


(8)

1. keadaan permukaan bumi, daratan, sungai-sungai, gunung-gunung dan Bentuk daratan serta perairan lainnya.

2. tempat-tempat serta arah dan jarak dengan tempat yang lain.

3. data-data budaya dan kemasyarakatan seperti populasi atau pola bahasa/adat Istiadat, dan

4. data-data ekonomi, seperti hasil pertanian, industri atau perdagangan internasional

Selain itu, kelebihan lain dari peta dan globe, dipakai sebagai media dalam kegiatan belajar mengajar adalah :

1. memungkinkan siswa mengerti posisi dari kesatuan politik, daerah kepulauan dan lain-lain.

2. merangsang minat siswa terhadap penduduk dan pengaruh-pengaruh geografis. 3. memungkinkan siswa memperoleh gambaran tentang imigrasi dan distribusi

penduduk, tumbuh-tumbuhan dan kehidupan hewan, serta bentuk bumi yang sebenarnya.

Dengan memperhatikan hal-hal tersebut ti atas, peta dan globe sangat penting untuk mengkonkretkan pesan-pesan yang abstrak.

i. Papan Flanel/Flanel Board

Papan flanel adalah media grafis yang efektik sekali untuk menyajikan pesan-pesan tertentu kepada sasaran tertentu pula. Papan berlapis kain flanel ini dapat dilipat sehingga praktis. Gambar-gambar yang akan disajikan dapat dipasang dan dicopot dengan mudah sehingga dapat dipakai berkali-kali. Selain gambar, di kelas-kelas permulaan sekolah dasar atau taman kanak-kanak, papan flanel ini dipakai pula untuk menempelkan huruf dan angka-angka.

Karena penyajiannya seketika, selain menarik perhatian siswa, penggunaan papan flanel dapat membuat sajian lebih efisien.

j. Papan Buletin (Bulletin Board)

Berbeda dengan papan flanel, papan buletin ini tidak dilapisi kain flanel tetapi langsung ditempel gambar-gambar atau tulisan-tulisan. Fungsinya selain menerangkan sesuatu, papan buletin dimaksudkan untuk memberitahukan kejadian dalam waktu tertentu. Berbagai jenis media grafis yang diuraikan di depan (gmbar, poster, sketsa, diagram,chart) dapat dipakai sebagai bahan pembuatan papan buletin. Selain itu, papan


(9)

buletin dapat dibuat dari pesan-pesan verbal tertulis seperti karangan-karangan (anak-anak) berita, feature, dan sebagainya.

k. Komik

Yang sangat erat hubungannya dengan kartun adalah serial komik. Komik banyak ditemukan di negara kita. Komik dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk kartun yang mengungkapkan karakter dan memerankan suatu cerita dalam urutan yang erat dihubungkan dengan gambar dan dirancang untuk memberikan hiburan kepada kepada para pembaca. Apabila kartun sangat bergantung kepada dampak penglihatan tunggal, maka komik terdiri atas berbagai situasi erita bersambung. Perbedaan lain menyatakan bahwa komik sifatnya humor, sedangkan sumbangan yang paling unik dan berarti dari kartun pada bidang masalah-masalah politik dan sosial. Beberapa perwatakan lain dari komik harus dikenal agar kekuatan medium ini bisa dihayati. Komik memusatkan perhatian di sekitar rakyat. Ceritanya mengenai diri pribadi sehingga pembaca dapat segera mengidentifikasikan dirinya melalui perasaan serta tindakan dari perwatakan-perwatakan tokoh utamanya. Ceritanya ringkas dan menarik perhatian, dilengkapi dengan aksi, bahkan dalam lembaran surat kabar dan buku-buku, komik dibuat lebih hidup, serta diolah dengan pemakaian warna-warna utama secara bebas. Luasnya popularitas komik telah mendorong banyak guru bereksperimen dengan medium ini untuk maksud pengajaran.

2. MEDIA AUDIO

Dalam kehidupan sehari-hari komunikasi yang bersifat auditif sangat mendominasi kehidupan manusia. Demikian pula dalam kegiatan pengajaran, mulai dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi, penggunaan komunikasi audio banyak dipergunakan dibandingkan dengan kegiatan komunikasi lainnya. Hasil penelitian menunjukkan keadaan tersebut.

Pemanfaatan media audio dalam pengajaran terutama digunakan dalam: 1) pengajaran music literary (pembacaan sajak), dan kegiatan dokumentasi. 2) pengajaran bahasa asing, apakah secara audio ataupun secara audiovisual. 3) pengajaran melalui radio atau radio pendidikan.

4) paket-paket belajar untuk berbagai jenis materi, yang memungkinkan siswa dapat melatih daya penafsirannya dalam suatu bidang studi.


(10)

Pengertian media audio untuk pengajaran, dimaksudkan sebagai bahan yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (pita suara atau piringan suara), yang dapat merangsang pikiran, perasaan perhatian dan kemauan siswa, sehingga terjadi proses belajar mengajar.

Pengembangan media audio sama halnya dengan pengembangan media lainnya, yang secara garis besar meliputi kegiatan perencanaan, produksi, dan evaluasi.

Perencanaan meliputi kegiatan-kegiatan penentuan tujuan, menganalisis keadaan sasaran, penentuan materi, format yang akan dipergunakan dan penulisan skrip.

Produksi adalah kegiatan perekaman bahan, sehingga seluruh program yang telah direncanakan dapat direkam dalam pita suara atau piringan suara.

Evaluasi dimaksudkan sebagai kegiatan untuk menilai program, apakah program tersebut bisa dipakai atau perlu direvisi/disempurnakan lagi.

Karakteristik media audio umumnya berhubungan dengan segala kegiatan melatih keterammendengarkan.pilan yang berhubungan dengan aspek-aspek keterampilan mendengarkan.

a. Penggunaan dalam Pengajaran

- langkah persiapan meliputi perencanaan, pengarahan, sasaran dan peralatan - langkah penyajian meliputi waktu yang tepat, situasi ruangan dan motivasi

- langkah tindak lanjut mencakup pencapaian materi, perlunya pengayaan melalui bantuan penyertaan media

b. Kegiatan Perekaman

Kegiatan perekaman dapat dijadikan alat untuk pengalaman belajar, dan hasil kegiatannya dijadikan sebagai alat evaluasi.

c. Penulisan Naskah Audio

Dalam penulisan naskah ada tiga faktor yang harus diperhatikan sebelum naskah tersebut diproduksi, faktor-faktor ini meliputi :

- penelitian atau observasi tentang keadaan sasaran pendengar,

- penentuan format yang sesuai dengan materi dan kesenangan sasaran pendengar

- pelaksanaan penulisan naskah

Ada beberapa jenis media dapat kita kelompokkan dalam media audio, antara lain : 1. Radio

Sebagai suatu media, radio mempunyai beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan media yang lain, yaitu :


(11)

- harga relatif murah - mudah dipindah

- dapat mengembangkan daya imajinasi anak - dapat merangsang partisipasi pendengar - dll

Lihat baik-baik Gambar 2.6

Gambar 2.6 Sekelompok siswa sedang mendengarkan radio

2. Alat Perekam Pita Magnetik

Alat perekam pita magnetic (magnetic tape recording) atau tape recorder adalah salah satu media pendidikan yang tak dapat diabaikan untuk menyampaikan informasi, karena mudah menggunakannya.

3. Laboratorium Bahasa

Laboratorium bahasa adalah alat untuk melatih siswa mendengar dan berbicara dalam bahasa asing dengan cara menyajikan materi pelajaran yang disiapkan sebelumnya. Media yang dipakai adalah alat perekam.

Dalam laboratorium bahasa, murid duduk sendiri-sendiri di dalam kotak bilik akustik dan kotak suara. Siswa mendengar suara guru yang duduk di ruang kontrol lewat headphone. Pada saat dia menirukan ucapan guru dia juga mendengar suaranya sendiri lewat headphonenya, sehingga dia bisa membandingkan ucapannya dengan ucapan guru. Dengan demikian dia bisa segera memperbaiki kesalahan-kesalahan yang dibuatnya


(12)

Gambar 2.7.Laboratorium Bahasa atau Siswa sedang Belajar Bahasa dengan Headphone

3. MEDIA PROYEKSI DIAM

Media proyeksi diam (still proyected medium) mempunyai persamaan dengan media grafik dalam arti menyajikan rangsangan-rangsangan visual. Selain itu, bahan-bahan grafis banyak sekali dipakai dalam media proyeksi diam. Perbedaan yang jelas di antara mereka adalah pada media grafis dapat secara langsung berinteraksi dengan pesan media yang bersangkutan pada media proyeksi, pesan tersebut harus diproyeksikan dengan proyektor agar dapat dilihat oleh sasaran; terlebih dahulu. Adakalanya media jenis ini disertai rekaman audio, tapi ada pula yang hanya visual saja. Beberapa jenis media proyeksi diam antara lain film bingkai {slide), film rangkai (film strip), overhead proyektor, proyektor opaque, tachitoscope, microprojection dengan microfilm.

a. Film Bingkai

Sebagai suatu program, film bingkai sangat bervariasi. Panjang pendek film bingkai tergantung pada tujuan ;yang ingin dicapai dan materi yang ingin disajikan. Ada program yang selesai dalam satu menit, tapi ada pula yang hingga satu jam atau lebih. Namun yang lazim satu program film bingkai bersuara ( sound slide) lamanya berkisar antara 10-30 menit. Jumlah gambar (frame) dalam satu program pun bervariasi, ada yang 10 buah bahkan ada juga yang sampi 160 buah atau lebih.


(13)

Lamanya tiap gambar yang disorotkan ke layar tergantung pada kebutuhan, mulai dari satu detik hingga selama waktu yang diperlukan untuk mengkomunikasikan pesan yang bersangkutan. Bila program tersebut disertai suara yang direkam, biasanya waktu proyeksinya tertentu. Bila tidak, lam proyeksi tergantung pada berapa lama gambar tersebut perlu dilihat. Dilihat dari ada tidaknya rekaman suara yang menyertai, program film bingkai sersuara termasuk dalam kelompok media audio visual sedang program tanpa suara termasuk dalam kelompok media visual

Perhatikan baik-baik Gambar 2.8.

Gambar 2.8. Film Bingkai dan Proyektornya

b. Film Rangkai

Berbeda dengan film bingkai, gambar (frame) pada film rangkai berurutan merupakan satu kesatuan.

Sebagaimana halnya film bingkai, film rangkai bisa tanpa suara (silent) bisa pula dengan suara (sound). Suara yang menyertai film rangkai itu dimaksudkan untuk menjelaskan isi. Selain dengan suara yang direkam, penjelasan dapat disampaikan dalam bentuk buku pedoman atau narasi tulis di bawah gambar yang dibacakan oleh guru atau dibaca sendiri oleh siswa.


(14)

Gambar 2.27. Film rangkai dan Proyektornya

c. Media Transparansi

Media transparansi atau overhead transparency (OHT) seringkali disebut dengan nama perangkat kerasnya yaitu OHP (Overhead projector). Media transparensi adalah media visual proyeksi, yang dibuat di atas bahan transparan.

Sebagai media pendidikan, media transparansi mempunyai beberapa kelebihan dan keterbatasan.

Perhatikan baik-baik Gambar 2.10. OHP dan Transparansi

Gambar 2.10. OHP dan Transparansi

Kelebihan media transparansi antara lain :

1. gambar yang diproyeksikan lebih jelas dibanding gambar di papan, ruangan tak perlu digelapkan sehingga siswa dapat melihatnya sambil mencatat;

2. guru sambil mengajar dapat berhadapan dengan siswa;


(15)

4. memungkinkan penyajian diskriminasi warna dan menarik minat siswa;

5. tak memerlukan tenaga bantuan operator dalam menggunakan OHP karena mudah dioperasikan;

6. lebih sehat daripada papan tulis;

7. praktis dapat digunakan untuk semua ukuran kelas ruangan; 8. variasi teknik penyajian menarik dan tidak membosankan; 9. hemat waktu dan tenaga karena dapat dipakai nberulang-ulang; 10. sepenuhnya di bawah kontrol guru;

11. dapat menstimulasi efek gerak yang sederhana dan warna pada proyeksinya dengan menambahkan alat penyajian tertentu.

Kelemahan media transparansi antara lain :

1. transparansi memerlukan peralatan khusus untuk memproyeksikannya (OHP) sedang OHP itu sendiri kadang-kadang sulit dicari suku cadangnya di tempat-tempat tertentu;

2. transparansi memerlukan waktu, usaha dan persiapan yang baik, lebih-lebih kalau menggunakan penyajian yang kompleks;

3. karena lepas, transparansi menuntut cara kerja yang sistematis dalam penyajiannya.

4. jilka teknik pemanfaatan serta potensinya kurang dikuasai ada kecenderungan OHP dipakai sebagai pengganti papan tulis dan siswa cenderung bersikap pasif. d. Proyektor Tak Tembus Pandang (Opague Projector)

Proyektor tak tembus pandang adalah alat untuk memproyeksikan bahan bukan transparan, tetapi bahan-bahan tidak tembus pandang (opague). Benda-benda tersebut adalah benda datar, tiga dimensi seperti mata uang, model, serta warna dan anyaman dapat diproyeksikan.

Kelebihan proyektor tak tembus pandang sebagai media pendidikan ialah bahan cetak pada buku, majalah, foto grafis, bagan, diagram, atau peta dapat diproyeksikan secara langsung tanpa dipindahkan ke dalam transparan terlebih dahulu.


(16)

Gambar 2.11. Proyektor tak Tembus Pandang

e. Mikrofis

Mikrofis atau microfiche adalah lembaran film transparan terdiri dari lambang-lambang visual (grafis maupun verbal) yang diperkecil sedemikian rupa sehingga tak dapat dibaca dengan mata telanjang. Secara umum, mikrofis termasuk kelompok media bentuk kecil (microform). Keuntungan terbesar dari alat ini ialah dapat menghemat ruangan.

Perhatikan baik-baik Gambar 2.12. Mikrofis

Gambar 2.12. Mikrofis

f. Film

Film merupakan media yang amat besar kemampuannya dalam membantu proses belajar mengajar.


(17)

1. Film merupakan suatu denominator belajar yang umum. 2. Film sangat bagus untuk menerangkan suatu proses.

3. Film dapat menampilkan kembali masa lalu dan menyajikan kembali kejadian-kejadian sejarah yang lampau.

4. Film dapat mengembara dengan lincahnya dari satu negara ke negara yang lain, dunia dapat dibawa masuk kelas.

5. Film dapat menyajikan baik teori maupun praktik dari yang bersifat umum kekhusus atau sebaliknya.

g. Televisi (TV)

Selain film, televisi adalah media yang menyampaikan pesan-pesan pembelajaran secara audio-visual dengan disertai unsur gerak. Dilihat dari sudut jumlah penerima pesannya, televisi tergolong ke dalam media massa.

Sebagai media pendidikan, televisi mempunyai kelebihan-kelebihan sebagai berikut. 1) TV dapat menerima, menggunakan dan mengubah atau membatasi semua bentuk

media yang lain, menyesuaikannya dengan tujuan-tujuan yang akan dicapai;

2) TV merupakan medium yang menarik, modern dan selalu siap diterima oleh anak-anak karena mereka mengenalnya sebagai bagian dari kehidupan luar sekolah mereka;

3) TV dapat memikat perhatian sepenuhnya dari penonton. Seperti halnya film, TV menyajikan informasi visual dan lisan secara simultan;

4) TV mempunyai realitas dari film tapi juga mempunyai kelebihan yang lain yaitu

immediacy (Objek yang baru saja ditangkap kamera dapat segera dipertontonkan); 5) sifatnya langsung dan nyata. Dengan TV siswa tahu kejadian-kejadian mutakhir,

mereka bisa mengadakan kontak dengan orang-orang besar/terkenal dalam bidangnya, melihat dan mendengarkan mereka berbicara;

6) horizon kelas dapat diperlebar dengan TV. Batas ruang dan waktu dapat diatasi; 7) hampir setiap mata pelajaran bisa di-TV-kan;


(18)

Gambar 2.13. Sekelompok siswa sedang belarjar dari TV (Siswa sebagai fore ground)

Beberapa kelemahan/keterbatasan TV antara lain; 1. harga pesawat TV relatif murah;

2. sifat komunikasinya hanya satu arah;

3. jika akan dimanfaatkan di kelas jadwal siaran dan jadwal pelajaran di sekolah sering kali sulit disesuaikan;

4. program di luar kontrol guru, dan

5. besarnya gambar di layar relatif kecil dibanding dengan film, sehingga jumlah siswa yang dapat memanfaatkan terbatas.

Selain sebagai media massa, kita mengenal adanya program Televisi Siaran Terbatas (TVST) atau Closed Circuit Television. Pada TVST sebagai suatu sistem distribusi TV, alat pengirim dan alat penerima secara fisik dihubungkan dengan kabel. Hubungan itu bisa antara sebuah kamera dan alat penerima di dalam ruang yang sama; bisa pula beberapa kelas dihubungkan dengan satu sumber ruang yang sama; bisa pula beberapa kelas dihubungkan dengan satu sumber yang sama, sehingga penonton serentak dapat mengikuti program yang disiarkan.

Kelebihan TVST sebagai media pendidikan adalah:

1) dapat dikontrol oleh guru. Guru tahu persis apa yang dibutuhkan siswanya, karena itu relevansinya bisa dijamin. Jadwal dan bahkan buku pegangan bisa


(19)

2) dapat memanfaatkan sumber-sumber daerah dan kepentingan daerah;

3) memberi kesempatan yang sama kepada murid-murid sekolah di daerah lingkup TVST bersangkutan. Kekurangan sarana, fasilitas dan guru-guru yang baik dapat diatasi dengan penampilan guru-guru ahli di TVST;

4) membuat guru menjadi bagian dari suatu tim belajar mengajar. Jika dia merasa diikutsertakan dalam mempersiapkan program sejak semula pastilah dia menanggapi program TVST tersebut secara positif. Siaran TV Pusat sering kali mengabaikan kondisi masing-masing kelas;

5) membantu mengatasi problemkekurangan guru yang bermutu; dan

dapat melatih guru meningkatkan kemampuan profesi, metode serta teknik mengajarnya.

h. Video

Video, sebagai media audio-visual yang menampilkan gerak, semakin lama semakin populer dalam masyarakat kita. Pesan yang disajikan bisa bersifat fakta (kejadian/peristiwa penting, berita) maupun fiktif (seperti misalnya ceritera), bisa bersifat informatif, edukatif maupun instruksional. Sebagian besar tugas film dapat digantikan oleh video. Tapi tidak berarti bahwa video akan menggantikan kedudukan film. Masing-masing mempunyai kelebihan dan keterbatasannya sendiri. Kelebihan video antara lain:

1) dapat menarik perhatian untuk periode-periode yang singkat dari rangsangan luar lainnya;

2) dengan alat perekam pita video sejumlah besar penonton dapat memperoleh informasi dari ahli-ahli/spesialis;

3) demonstrasi yang sulit bisa dipersiapkan dan direkam sebelumnya, sehingga pada waktu mengajar guru bisa memusatkan perhatian pada penyajiannya;

4) menghemat waktu dan rekaman dapat diputar berulang-ulang;

5) kamera TV bisa mengamati lebih dekat objek yang sedang bergerak atau objek yang berbahaya seperti harimau;

6) keras lemah suara yang ada bisa diatur dan disesuaikan bila akan disisipi komentar yang akan didengar;

7) gambar proyeksi biasa di-'beku'-kan untuk diamati dengan seksama. Guru bisa mengatur di mana dia akan menghentikan gerakan gambar tersebut; kontrol


(20)

sepenuhnya di tangan guru; dan

8) ruangan tak perlu digelapkan waktu menyajikannya.

Gambar 2.14. Video Program dan Playernya

Hal-hal yang negatif yang perlu diperhatikan sehubungan dengan penggunaan alat perekam pita video dalam proses belajar-mengajar adalah:

1) perhatian penonton sulit dikuasai, partisipasi mereka jarang dipraktekkan;

2) sifat komunikasinya bersifat satu arah dan harus diimbangi dengan pencarian bentuk umpan balik yang lain;

3) kurang mampu menampilkan detail dari objek yang disajikan secara sempurna; dan 4) memerlukan peralatan yang mahal dan kompleks.

i. Permainan dan Simulasi

Apa yang disebut permainan (games) adalah setiap kontes antara para pemain yang berinteraksi satu sama lain dengan mengikuti aturan-aturan tertentu untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu pula.

Setiap permainan harus mempunyai empat komponen utama, yaitu: 1) adanya pemain (pemain-pemain);

2) adanya lingkungan di mana para pemain berinteraksi; 3) adanya aturan-aturan main, dan


(21)

Gambar 2.15. Sekelompok Siswa Sedang Bersimulasi

Selain permainan, ada lagi istilah simulasi dan permainan peran (role playing)

dan permainan-simulasi. Keempat istilah tersebut berbeda satu sama lain.

Simulasi adalah suatu model hasil penyederhanaan suatu realitas. Selain harus mencerminkan situasi yang sebenarnya, simulasi harus bersifat operasional. Artinya simulasi menggambarkan proses yang sedang berlangsung. Maket sebuah bangunan adalah model dari bangunan yang sebenarnya tetapi bukan simulasi karena tidak untuk menggambarkan proses.

Simulasi dapat bersifat fisik (misalnya simulasi ruangan pengemudi pesawat terbang), verbal (misalnya simulasi untuk pelajaran membaca permulaan) ataupun matematis (untuk mengajarkan sistem ekonomi).

Permainan simulasi menggabungkan unsur-unsur permainan dan simulasi yaitu adanya setting, pemain, aturan, tujuan, dan penyajian model situasi sebenarnya. Permainan peran (role playing) berbeda dari yang lain karena memiliki 3 komponen yaitu:

a. adanya skenario atau lingkungan tempat terjadinya tindakan-tindakan;

b. adanya sejumlah peran dengan berbagai karakternya yang harus dibawakan;

c. dan adanya masalah yang harus dipecahkan oleh pemegang-pemegang peran tersebut.


(22)

Rangkuman

Media pembelajaran didefinisikan sebagai media yang mengkombinasikan fakta dan gagasan secara jelas dan kuat melalui suatu kombinasi pengungkapan kata-kata, dan gambar-gambar. Media grafis sangat memadai untuk menyampaikan informasi dalam bentuk rangkuman yang dipadatkan; penyajian dari hubungan informasi kuantitatif, seperti pada grafik; gambaran hubungan-hubungan misalnya pada bagan, grafik dan diagram, dan pada peta. Jenis-jenis media grafis yang dapat dimanfaatkan dalam pengajaran meliputi bagan, diagram, grafik, poster, kartun dan komik. Setiap jenisnya memiliki kaunikan tertentu di dalam penerapan instruksionalnya.

Manfaat media audio di dalam pengajaran terutama dirasakan benar dalam melatih berbahasa asing, music literary, belajar jarak jauh, dan paket belajar atau modul untuk tujuan belajar mandiri.

Ada beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dari jenis media ini, antara lain dalam hal melatih daya ingat dan mengungkapkan kembali gagasan certai yang telah disimak. Melatih diri dalam memisahkan informasi yang relevan dari yang tidak relevan, serta dapat pula melatih daya analisis.

Ada beberapa kelemahan dari media ini antara lain media audio dalam penggunaannya memerlukan latihan khusus, diperlukan juga perbendaharaan kata-kata bagi para pendengarnya untuk bisa memahami isi pesan yang disampaikannya, dalam hal-hal tertentu perlu dibantu dengan media visual, misalnya slides atau strips.

Manfaat medua overhead projector (OHP) dalam pengajaran antara lain mempertahankan komunikasi tatap muka sehingga guru mudah mengontrol siswa selama dia mengajar. Mudah dipergunkan dan praktis karena dapat dipakai di tempat yang terang, cocok untuk semua ukuran kelas, mempunyai variasi teknik penyajian yang tidak membosankan serta mudah sekali dioprasikan oleh setiap pemakai.

Namun demikian meida jenis ini mempunyai kelemahan, misalnya untuk memproyeksikan pesan atau isi pelajaran di transparant diperlukan perangkat keras khusus, yaitu overprint projector. Diperlukan juga keterampilan menulis pesan yang ringkas dan jelas dan menuntut penataan ruangan yang baik.

Media slides dan strips sangat berfaedah dipakai dalam pengajaran, karena beberapa keuntungan yang dimiliki misalnya dapat membangkitkan motivasi belajar, merangsang minat siswa dalam meneliti bahan pelajaran lebih jauh. Media ini sangat


(23)

baik untuk tujuan mengembangkan pengertian konsep abstrak menjadi lebih konkret, membantu mengingat isi materi pelajaran yang bersifat verbal. Itulah mengapa media ini cocok dipakai dalam drill bercakap-cakap bahasa asing.

Namun demikian media ini mempunya keterbatasan karena tidak mempu menampilkan gerak, memerlukan tape rekorder sebagai pelengkap suara. Yang perlu diperhatikan oleh guru dalam pemakaian slides dan strips adalah relevansi materi slides terhadap materi pelajaran, hendaknya dapat merangsang diskusi dan gambar-gambarnya harus cukup tajam dan kontras.

Latihan :

1. Media pembelajaran apa saja yang sudah dimanfaatkan di sekolah anda ?

2. Sebutkan beberapa contoh usaha ke arah taksonomi media pembelajaran menurut Rudy Bretz, hierarki media menurut Duncan dan taksonomi menurut Briggs, Gagne dan taksonomi menurut Edling !

3. Klasifikasi media pembelajaran, karakteristik media pembelajaran dan pemilihan media pembelajaran merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan dalam penentuan strategi pembelajaran.


(1)

Gambar 2.13. Sekelompok siswa sedang belarjar dari TV (Siswa sebagai fore ground) Beberapa kelemahan/keterbatasan TV antara lain;

1. harga pesawat TV relatif murah; 2. sifat komunikasinya hanya satu arah;

3. jika akan dimanfaatkan di kelas jadwal siaran dan jadwal pelajaran di sekolah sering kali sulit disesuaikan;

4. program di luar kontrol guru, dan

5. besarnya gambar di layar relatif kecil dibanding dengan film, sehingga jumlah siswa yang dapat memanfaatkan terbatas.

Selain sebagai media massa, kita mengenal adanya program Televisi Siaran Terbatas (TVST) atau Closed Circuit Television. Pada TVST sebagai suatu sistem distribusi TV, alat pengirim dan alat penerima secara fisik dihubungkan dengan kabel. Hubungan itu bisa antara sebuah kamera dan alat penerima di dalam ruang yang sama; bisa pula beberapa kelas dihubungkan dengan satu sumber ruang yang sama; bisa pula beberapa kelas dihubungkan dengan satu sumber yang sama, sehingga penonton serentak dapat mengikuti program yang disiarkan.

Kelebihan TVST sebagai media pendidikan adalah:

1) dapat dikontrol oleh guru. Guru tahu persis apa yang dibutuhkan siswanya, karena itu relevansinya bisa dijamin. Jadwal dan bahkan buku pegangan bisa disesuaikan/dimasukkan dalam program;


(2)

2) dapat memanfaatkan sumber-sumber daerah dan kepentingan daerah;

3) memberi kesempatan yang sama kepada murid-murid sekolah di daerah lingkup TVST bersangkutan. Kekurangan sarana, fasilitas dan guru-guru yang baik dapat diatasi dengan penampilan guru-guru ahli di TVST;

4) membuat guru menjadi bagian dari suatu tim belajar mengajar. Jika dia merasa diikutsertakan dalam mempersiapkan program sejak semula pastilah dia menanggapi program TVST tersebut secara positif. Siaran TV Pusat sering kali mengabaikan kondisi masing-masing kelas;

5) membantu mengatasi problemkekurangan guru yang bermutu; dan

dapat melatih guru meningkatkan kemampuan profesi, metode serta teknik mengajarnya.

h. Video

Video, sebagai media audio-visual yang menampilkan gerak, semakin lama semakin populer dalam masyarakat kita. Pesan yang disajikan bisa bersifat fakta (kejadian/peristiwa penting, berita) maupun fiktif (seperti misalnya ceritera), bisa bersifat informatif, edukatif maupun instruksional. Sebagian besar tugas film dapat digantikan oleh video. Tapi tidak berarti bahwa video akan menggantikan kedudukan film. Masing-masing mempunyai kelebihan dan keterbatasannya sendiri. Kelebihan video antara lain:

1) dapat menarik perhatian untuk periode-periode yang singkat dari rangsangan luar lainnya;

2) dengan alat perekam pita video sejumlah besar penonton dapat memperoleh informasi dari ahli-ahli/spesialis;

3) demonstrasi yang sulit bisa dipersiapkan dan direkam sebelumnya, sehingga pada waktu mengajar guru bisa memusatkan perhatian pada penyajiannya;

4) menghemat waktu dan rekaman dapat diputar berulang-ulang;

5) kamera TV bisa mengamati lebih dekat objek yang sedang bergerak atau objek yang berbahaya seperti harimau;

6) keras lemah suara yang ada bisa diatur dan disesuaikan bila akan disisipi komentar yang akan didengar;

7) gambar proyeksi biasa di-'beku'-kan untuk diamati dengan seksama. Guru bisa mengatur di mana dia akan menghentikan gerakan gambar tersebut; kontrol


(3)

sepenuhnya di tangan guru; dan

8) ruangan tak perlu digelapkan waktu menyajikannya.

Gambar 2.14. Video Program dan Playernya

Hal-hal yang negatif yang perlu diperhatikan sehubungan dengan penggunaan alat perekam pita video dalam proses belajar-mengajar adalah:

1) perhatian penonton sulit dikuasai, partisipasi mereka jarang dipraktekkan;

2) sifat komunikasinya bersifat satu arah dan harus diimbangi dengan pencarian bentuk umpan balik yang lain;

3) kurang mampu menampilkan detail dari objek yang disajikan secara sempurna; dan 4) memerlukan peralatan yang mahal dan kompleks.

i. Permainan dan Simulasi

Apa yang disebut permainan (games) adalah setiap kontes antara para pemain yang berinteraksi satu sama lain dengan mengikuti aturan-aturan tertentu untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu pula.

Setiap permainan harus mempunyai empat komponen utama, yaitu: 1) adanya pemain (pemain-pemain);

2) adanya lingkungan di mana para pemain berinteraksi; 3) adanya aturan-aturan main, dan


(4)

Gambar 2.15. Sekelompok Siswa Sedang Bersimulasi

Selain permainan, ada lagi istilah simulasi dan permainan peran (role playing)

dan permainan-simulasi. Keempat istilah tersebut berbeda satu sama lain.

Simulasi adalah suatu model hasil penyederhanaan suatu realitas. Selain harus mencerminkan situasi yang sebenarnya, simulasi harus bersifat operasional. Artinya simulasi menggambarkan proses yang sedang berlangsung. Maket sebuah bangunan adalah model dari bangunan yang sebenarnya tetapi bukan simulasi karena tidak untuk menggambarkan proses.

Simulasi dapat bersifat fisik (misalnya simulasi ruangan pengemudi pesawat terbang), verbal (misalnya simulasi untuk pelajaran membaca permulaan) ataupun matematis (untuk mengajarkan sistem ekonomi).

Permainan simulasi menggabungkan unsur-unsur permainan dan simulasi yaitu adanya setting, pemain, aturan, tujuan, dan penyajian model situasi sebenarnya. Permainan peran (role playing) berbeda dari yang lain karena memiliki 3 komponen yaitu:

a. adanya skenario atau lingkungan tempat terjadinya tindakan-tindakan;

b. adanya sejumlah peran dengan berbagai karakternya yang harus dibawakan;

c. dan adanya masalah yang harus dipecahkan oleh pemegang-pemegang peran tersebut.


(5)

Rangkuman

Media pembelajaran didefinisikan sebagai media yang mengkombinasikan fakta dan gagasan secara jelas dan kuat melalui suatu kombinasi pengungkapan kata-kata, dan gambar-gambar. Media grafis sangat memadai untuk menyampaikan informasi dalam bentuk rangkuman yang dipadatkan; penyajian dari hubungan informasi kuantitatif, seperti pada grafik; gambaran hubungan-hubungan misalnya pada bagan, grafik dan diagram, dan pada peta. Jenis-jenis media grafis yang dapat dimanfaatkan dalam pengajaran meliputi bagan, diagram, grafik, poster, kartun dan komik. Setiap jenisnya memiliki kaunikan tertentu di dalam penerapan instruksionalnya.

Manfaat media audio di dalam pengajaran terutama dirasakan benar dalam melatih berbahasa asing, music literary, belajar jarak jauh, dan paket belajar atau modul untuk tujuan belajar mandiri.

Ada beberapa keuntungan yang dapat diperoleh dari jenis media ini, antara lain dalam hal melatih daya ingat dan mengungkapkan kembali gagasan certai yang telah disimak. Melatih diri dalam memisahkan informasi yang relevan dari yang tidak relevan, serta dapat pula melatih daya analisis.

Ada beberapa kelemahan dari media ini antara lain media audio dalam penggunaannya memerlukan latihan khusus, diperlukan juga perbendaharaan kata-kata bagi para pendengarnya untuk bisa memahami isi pesan yang disampaikannya, dalam hal-hal tertentu perlu dibantu dengan media visual, misalnya slides atau strips.

Manfaat medua overhead projector (OHP) dalam pengajaran antara lain mempertahankan komunikasi tatap muka sehingga guru mudah mengontrol siswa selama dia mengajar. Mudah dipergunkan dan praktis karena dapat dipakai di tempat yang terang, cocok untuk semua ukuran kelas, mempunyai variasi teknik penyajian yang tidak membosankan serta mudah sekali dioprasikan oleh setiap pemakai.

Namun demikian meida jenis ini mempunyai kelemahan, misalnya untuk memproyeksikan pesan atau isi pelajaran di transparant diperlukan perangkat keras khusus, yaitu overprint projector. Diperlukan juga keterampilan menulis pesan yang ringkas dan jelas dan menuntut penataan ruangan yang baik.

Media slides dan strips sangat berfaedah dipakai dalam pengajaran, karena beberapa keuntungan yang dimiliki misalnya dapat membangkitkan motivasi belajar, merangsang minat siswa dalam meneliti bahan pelajaran lebih jauh. Media ini sangat


(6)

baik untuk tujuan mengembangkan pengertian konsep abstrak menjadi lebih konkret, membantu mengingat isi materi pelajaran yang bersifat verbal. Itulah mengapa media ini cocok dipakai dalam drill bercakap-cakap bahasa asing.

Namun demikian media ini mempunya keterbatasan karena tidak mempu menampilkan gerak, memerlukan tape rekorder sebagai pelengkap suara. Yang perlu diperhatikan oleh guru dalam pemakaian slides dan strips adalah relevansi materi slides terhadap materi pelajaran, hendaknya dapat merangsang diskusi dan gambar-gambarnya harus cukup tajam dan kontras.

Latihan :

1. Media pembelajaran apa saja yang sudah dimanfaatkan di sekolah anda ?

2. Sebutkan beberapa contoh usaha ke arah taksonomi media pembelajaran menurut Rudy Bretz, hierarki media menurut Duncan dan taksonomi menurut Briggs, Gagne dan taksonomi menurut Edling !

3. Klasifikasi media pembelajaran, karakteristik media pembelajaran dan pemilihan media pembelajaran merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan dalam penentuan strategi pembelajaran.