MENDIDIK GURU KOMPETEN DI ZAMAN YANG BER

MANUSIA PEMBELAJAR
DI DUNIA TARIK ULUR
Tanggapan terhadap Pandangan M. Sastrapratedja
tentang Pendidikan sebagai Humanisasi

Editor: In Nugroho Budisantoso

SANATA DHARMA UNIVERSITY PRESS

MANUSIA PEMBELAJAR DI DUNIA TARIK ULUR
Tanggapan terhadap Pandangan M. Sastrapratedja tentang
Pendidikan sebagai Humanisasi
Editor: In Nugroho Budisantoso
© 2015
Cetakan Pertama
xxiv; 388 hlm.; 160 x 218 mm.
ISBN: 978-602-0830-23-0

Desain Sampul dan Tata Letak: Antonius Febri Harsanto
Ilustrasi Sampul:
“Semangat Muda” karya Kelompok PL Art. Pemenang I Lomba dan Festival Mural

dengan tema “Pendidikan Transformatif ” dalam rangka Dies Natalis ke-60 Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta

Hak Cipta Dilindungi Undang-undang
Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara apa pun
termasuk fotokopi tanpa izin tertulis dari penerbit.

Bab 18
MENDIDIK GURU KOMPETEN
DI ZAMAN YANG BERGERAK:
Generasi Baru dan Masa Depan Pendidikan sebagai Humanisasi

T. Sarkim
Program Studi Pendidikan Fisika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Maria Suci Apriani
Program Studi Pendidikan Matematika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan


Intisari: Menanggapi tulisan Sastrapratedja yang berjudul “Pendidikan Guru
Masa Depan”, Sarkim dan Apriani menegaskan bahwa perubahan masyarakat
membawa perubahan pada peran guru. Dengan mengurai sejumlah fenomena
perkembangan teknologi yang membawa perubahan pada individu dan
masyarakat, keduanya menunjukkan implikasi perubahan individu dan
masyarakat terhadap bidang pendidikan. Selanjutnya, disampaikan analisis
mengenai proil guru yang diperlukan untuk menyiapkan generasi muda agar
bisa berperan aktif di dalam masyarakat masa depan serta model pendidikan
yang memfasilitasi calon guru berkembang ke arah proil yang diidealkan
tersebut.

Terbuka Memeluk Dunia yang Berdinamika

259

1. Perubahan Masyarakat Membawa Perubahan pada Peran Guru
Sekalipun

bukan


satu-satunya

penentu

kualitas

pendidikan,

guru memainkan peran yang sangat penting. Driyarkara (1955)
mengungkapkan pentingnya guru dalam pernyataan yang sangat
mendalam berikut ini: “… mereka dapat berjasa tinggi, akan tetapi juga
dapat merugikan secara besar-besaran, mereka dapat menimbulkan,
akan tetapi juga dapat menenggelamkan, mereka dapat menjunjung,
akan tetapi juga menjerumuskan generasi muda kita”. Pernyataan
Driyarkara tersebut selain menekankan peran penting guru, yaitu pribadi
yang dapat mendorong atau membawa perubahan masyarakat ke arah
yang lebih baik, tetapi juga menunjukkan risiko yang bisa ditimbulkan
apabila guru yang mendidik generasi muda adalah mereka yang tidak
kompeten atau bahkan tidak menghidupi semangat mendidik. Apabila
guru yang mendidik generasi muda tidak kompeten dan tidak layak,

maka alih-alih masyarakat menjadi lebih baik, yang diperoleh adalah
justru masyarakat dengan kualitas kemanusiaan yang lebih rendah.
Sastrapratedja mengangkat persoalan guru sebagai satu dari 22 bab di
dalam buku yang berjudul Pendidikan Sebagai Humanisasi (2013: 277287). Di dalam buku tersebut, pembahasan tentang guru yang berjudul
“Pendidikan Guru Masa Depan” ditempatkan pada bagian V yang
diberi judul: “Pendidikan dan Perubahan Sosial – Budaya”. Dengan
menempatkan pembahasan guru di dalam bagian V itu, kiranya
Sastrapratedja ingin menempatkan guru sebagai subjek, tokoh, atau
pribadi yang dapat berperan sebagai agen perubahan sosial-budaya.
Hal ini dapat dilihat dari tulisan-tulisan yang ada di dalam bagian yangs
sama. Di dalam bagian itu, selain guru, subjek lain yang dibahas adalah

Terbuka Memeluk Dunia yang Berdinamika

260

intelektual (Bab 17), yakni pada tulisan yang berjudul “Peran Intelektual
dalam Transformasi Sosial”. Kiranya tidak berlebihan apabila dikatakan
bahwa Sastrapratedja menaruh harapan besar kepada para guru, baik
sebagai pribadi maupun sebagai kesatuan profesi, untuk menjadi

penggerak perubahan sosial ke arah yang lebih baik.
Diskusi tentang guru secara umum dapat dikelompokkan ke dalam dua
aliran besar, yaitu: pertama, diskusi yang bertujuan untuk menyelidiki,
mendalami, dan memahami guru, serta, kedua, diskusi yang bertujuan
untuk menyelidiki dan merumuskan karakteristik atau proil guru
yang diidealkan. Dua aliran besar tersebut seringkali bermuara
pada kajian dan rancangan tindakan konkrit untuk meningkatkan
martabat, kompetensi, dan kualitas kinerja guru. Salah satu diskusi dan
penyelidikan dari aliran pertama adalah pembahasan yang berkembang
dalam dua dekade terakhir, yaitu mengenai pengetahuan dan keyakinan
guru yang diduga berpengaruh langsung terhadap tindakan-tindakan
profesionalnya di dalam pembelajaran. Terminologi yang sering
dipergunakan di dalam bidang itu di antaranya adalah knowledge base
for teaching dan pedagogical content knowledge. Sementara itu, contoh
diskusi yang termasuk ke dalam aliran kedua adalah pembahasan
tentang proil guru untuk mendidik generasi abad ke-21, atau proil
guru untuk masyarakat plural. Pembahasan tentang proil guru pada
umumnya didahului dengan analisis mengenai karakteristik mengenai
masyarakat di mana guru yang diidealkan itu hadir dan berkarya.
Analisis Sastrapratedja tentang guru di dalam tulisannya dapat

dimasukkan ke dalam aliran kedua, yaitu merumuskan proil guru
masa depan berdasarkan analisis hipotetik mengenai situasi masyarakat

Terbuka Memeluk Dunia yang Berdinamika

261

yang akan datang. Hal ini dapat dilihat dari sistematika tulisannya.
Segera setelah menyampaikan permasalahan, pada bagian kedua
Sastrapratedja memaparkan pembahasan tentang “Kecenderungan
Perubahan Memasuki Abad 21”. Bagian tersebut disusul dengan bagian
tiga yang berisi uraian tentang peran guru masa depan.
Pada bagian “Kecenderungan Perubahan Memasuki Abad 21”,
Sastrapratedja menyebutkan empat kecenderungan yang berlangsung,
yaitu: (1) Globalisasi berdampak pada meningkatnya mobilitas tenaga
kerja lintas negara; (2) Globalisasi membuka peluang terjadinya inovasi
dan kreativitas; (3) Orientasi pasar dan bisnis mempengaruhi pola
perilaku masyarakat; dan (4) Teknologi informasi merambah hampir
segala aspek kehiduoan masyarakat. Ditambahkan pada keempat
kecenderungan itu point ke-5, yaitu: Adanya tuntutan baru dalam

dunia pendidikan sebagai akibat dari keempat kecenderungan yang
telah disebutkan. Tuntutan-tuntutan baru itu meliputi: akuntabilitas,
eisiensi, evaluasi, dan perbaikan secara kerkesinambungan.
Tulisan tanggapan ini dikembangkan dari bagian yang sangat menarik
dari tulisan Sastrapratedja yang menurut hemat penulis membuka
peluang untuk dielaborasi dengan berbagai penekanan atau sudut
pandang, yaitu guru yang diidealkan untuk mendidik generasi muda
masa depan. Tulisan ini terdiri dari dua bagian utama. Bagian pertama
merupakan elaborasi tentang konteks masyarakat masa depan. Bagian
itu mencoba mengidentiikasi karakteristik masyarakat masa depan
yang karakteristiknya sangat dipengaruhi oleh kemajuan teknologi
komunikasi dan informasi. Bagian kedua berisi analisis tentang
proil guru yang diperlukan untuk menyiapkan generasi muda agar

Terbuka Memeluk Dunia yang Berdinamika

262

bisa berperan aktif di dalam masyarakat masa depan serta model
pendidikan yang memfasilitasi calon guru berkembang ke arah proil

yang diidealkan tersebut.
2. Perkembangan Teknologi Membawa Perubahan pada Individu
dan Masyarakat
Sejarah mencatat bahwa penemuan teknologi telah membawa
perubahan besar bagi masyarakat. Pada masa lalu, penemuan mesin uap
menggantikan berbagai alat yang semula digerakkan oleh manusia atau
hewan. Selain itu, dengan adanya mesin uap berhasil dikembangkan
alat-alat baru. Mesin uap menggantikan tenaga manusia dan hewan
dengan tenaga mesin. Mesin uap juga mendorong perkembangan
yang sangat pesat pada alat-alat transportasi khususnya kereta api dan
kapal laut. Kehadiran alat-alat industri dan transportasi tersebut di
atas mengubah perilaku masyarakat. Berbagai pekerjaan yang semula
dikerjakan manusia digantikan oleh mesin sehingga beberapa jenis
pekerjaan manusia hilang. Akan tetapi, pada saat yang sama, muncul
jenis-jenis pekerjaan baru yang sebelumnya tidak ada. Kehadiran mesin
di dalam masyarakat, selain berdampak pada perubahan jenis pekerjaan,
juga berpengaruh terhadap sumber-sumber ekonomi masyarakat
yang kemudian juga mempengaruhi sistem sosial masyarakat dan
pemerintahan. Maka, dapat dikatakan bahwa penemuan teknologi baru
– yang merupakan hasil dari upaya manusia – membawa perubahan

pada perilaku manusia secara individual dan sosial.
Sebagaimana terjadi pada abad ke-18 ketika mesin uap ditemukan
dan membawa perubahan besar masyarakat, hal yang serupa juga

Terbuka Memeluk Dunia yang Berdinamika

263

terjadi di penghujung abad ke-20 dan awal abad ke-21. Penemuan
teknologi komunikasi dan informasi dalam tiga dekade terakhir telah
membawa banyak perubahan bagi manusia sebagai individu dan juga
bagi masyarakat. Hal yang lebih menarik lagi, perkembangan teknologi
informasi dan komunikasi memiliki pengaruh langsung terhadap
bidang yang menjadi fokus utama dari pembahasan ini, yaitu bidang
pendidikan. Berikut ini akan dibahas perubahan-perubahan yang terjadi
sebagai akibat dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi.
Teknologi komunikasi dan informasi yang berkembang dalam beberapa
dekade terakhir telah mengubah tatanan masyarakat. UNESCO
(2005: 17) menyebut masyarakat saat ini sedang berkembang ke arah
Knowledge Societies yaitu masyarakat yang dituntun oleh keberagaman

dan kapasitas yang dimilikinya. Teknologi komunikasi dan informasi
saat ini memberikan berbagai kemudahan kepada manusia. Berbagai
fenomena dan aktivitas yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya
telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Di sini dapat
disebutkan beberapa aktivitas yang sangat dipengaruhi oleh teknologi
komunikasi yaitu:
(1) Cara Manusia Berkomunikasi dan Bersosialisasi
Teknologi informasi dan komunikasi saat ini mengubah cara
manusia berkomunikasi dan mengubah pula aspek-aspek yang
melekat pada pribadi manusia terkait dengan berkomunikasi.
Alat komunikasi saat ini memungkinkan manusia untuk
berkomunikasi kapan pun dan di mana pun. Hampir tidak ada
hambatan waktu dan tempat bagi manusia untuk berkomunikasi.

Terbuka Memeluk Dunia yang Berdinamika

264

Alat komunikasi masa kini juga memungkinkan manusia
berkomunikasi dengan banyak pihak secara serentak dan

mendapat respons dalam waktu sekejap. Perilaku berkomunikasi
yang difasilitasi oleh alat komunikasi saat ini cenderung
membuat manusia tidak tahan untuk menunggu. Manusia
saat ini mengharapkan respon segera dari pihak mitranya yang
diajak berkomunikasi.
Alat komunikasi saat ini juga telah membawa fenomena baru
yang disebut media sosial. Media sosial memungkinkan manusia
menjalin relasi dengan banyak orang tanpa harus terlebih
dulu bertemu, dan seringkali tanpa harus mengungkapkan
identitasnya secara jujur. Dewasa ini seseorang dapat memiliki
relasi dengan orang lain yang secara isik belum pernah bertemu
dan berada di tempat yang secara geograis sangat jauh.
Sekalipun membawa berbagai
Sekalipun
kemudahan, teknologi yang
membawa berbagai
dipakai untuk berkomunikasi saat
kemudahan,
ini juga membawa kelemahan.
teknologi yang
Johnson (2014) seorang peneliti
dipakai untuk
dari Yale University menyatakan
bahwa komunikasi yang dimediasi berkomunikasi saat
ini juga membawa
dengan teknologi komunikasi
kelemahan.
saat ini berpotensi melemahkan
kedekatan emosional antara
pihak-pihak yang berkomunikasi. Akan tetapi, di sisi lain, alat
komunikasi saat ini membuat manusia untuk mengungkapkan

Terbuka Memeluk Dunia yang Berdinamika

265

emosi dan hal-hal yang sangat pribadi kepada publik. Jadi
di satu sisi, alat komunikasi saat ini dapat membawa suasana
komunikasi yang kurang melibatkan aspek emosional, akan
tetapi pada saat yang sama, alat komunikasi saat ini membuat
manusia mengungkapkan berbagai hal yang bersifat personal
kepada umum.
(2) Cara Manusia Memperoleh Informasi dan Pengetahuan
Teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini membawa
perubahan yang memungkinkan manusia memperoleh informasi
dalam waktu yang sangat cepat, dan melimpah. Informasi yang
tersedia lebih daripada yang diperlukan. Ketersediaan dan
kemudahan memperoleh informasi yang dimungkinkan oleh
teknologi informasi dan komunikasi mengubah secara drastis
cara manusia dewasa ini memperoleh pengetahuan dan juga
cara manusia dewasa ini belajar. Pada masa lalu, ketika teknologi
informasi dan komunikasi belum berkembang seperti sekarang,
hanya terdapat dua sumber informasi utama, yaitu guru atau
dosen dan buku. Siapa pun yang ingin memperoleh pengetahuan
harus bertemu dengan dua sumber itu. Hal yang sangat berbeda
terjadi pada saat ini. Asalkan seseorang tersambung dengan
jaringan internet, maka ia dapat memperoleh informasi apa pun
yang ia perlukan.
Perubahan cara manusia memperoleh pengetahuan berdampak
pada pandangan dan pemahaman manusia tentang makna
belajar. Erik Jan van Rossum dan Rebecca Nicolette Hamer

Terbuka Memeluk Dunia yang Berdinamika

266

dalam bukunya yang berjudul he Meaning of Learning and
Knowing (2010) melaporkan hasil penelitiannya tentang
berbagai makna belajar yang diyakini oleh berbagai kelompok.
Dari penelitiannya, van Rossum dan Hamer mengidentiikasi
ada enam makna belajar, yaitu: (a) belajar sebagai peningkatan
pengetahuan; (b) belajar sebagai proses menghafal; (c) belajar
sebagai proses memperoleh fakta, prosedur, dan sebagainya
yang dipergunakan di kemudian hari; (d) belajar sebagai proses
mengabstraksi makna; (e) belajar sebagai proses interpretatif
untuk memaknai suatu realitas; dan (f) belajar sebagai proses
aktualisasi diri.
Pemahaman tentang makna belajar yang berbeda-beda tersebut
menentukan aktivitas yang dilakukan oleh murid yang belajar
dan guru yang mengajar. Maka, perkembangan teknologi
dan informasi yang mengubah cara manusia memperoleh
pengetahuan juga berpengaruh terhadap cara manusia belajar
dan aktivitas guru di dalam proses pembelajaran.
(3) Jenis Pekerjaan, Cara Manusia Bekerja, dan Cara Memperoleh
Penghasilan
Di samping lima kecenderungan yang telah dikemukakan
oleh Sastrapratedja, perkembangan masyarakat dewasa ini
juga menunjuk pada satu ciri yang terkait langsung dengan
pendidikan, yaitu terjadinya pergeseran jenis pekerjaan seiring
dengan perkembangan masyarakat. Di dalam masyarakat maju,
jenis-jenis pekerjaan yang dominan adalah jenis pekerjaan

Terbuka Memeluk Dunia yang Berdinamika

267

yang memerlukan kreativitas tinggi seperti: penelitian,
pengembangan, perencangan, pemasaran, dan jaringan pemasok
kebutuhan manusia. Sementara itu, di dalam masyarakat yang
masih berkembang, jenis-jenis pekerjaan yang mendominiasi
adalah pekerjaan-pekerjan rutin berulang-ulang yang dapat
dikerjakan oleh mesin.
Diadaptasi dari hriling dan Fadel (2009: 10)
Di negaranegara
maju







Karya
kreatif

Di negaranegara
berkembang

Pekerjaan rutin
Dilakukan oleh
manusia

Peneliian
Pengembangan
Desain
Pemasaran
Jaringan supply

Pekerjaan
rutin
Dilakukan
oleh mesin

Seperti telah dikemukakan di muka, perkembangan teknologi
membawa perubahan pada sumber-sumber ekonomi. Banyak
pekerjaan yang menjadi hilang dan tidak sedikit pula adanya
jenis-jenis pekerjaan baru. Kemajuan teknologi informasi dan
komunikasi bukan hanya memunculkan jenis-jenis pekerjaan
baru, tetapi juga menghadirkan jenis-jenis usaha jasa baru.
Jenis-jenis usaha jasa baru yang berkembang adalah jasa yang

Terbuka Memeluk Dunia yang Berdinamika

268

membutuhkan inovasi dan kreativitas. Masyarakat dewasa ini
bahkan tidak bisa membayangkan jenis pekerjaan dan usaha
baru yang akan muncul dalam waktu lima belas atau dua
puluh tahun yang akan datang. Apabila salah satu fungsi dari
pendidikan adalah mempersiapkan generasi muda agar dapat
berperan secara optimal di dalam masyarakatnya, maka hal ini
merupakan salah satu tantangan besar dalam dunia pendidikan.
Pendidikan seperti apakah yang mampu mempersiapkan peserta
didik terhadap perubahan-perubahan yang sedemikian cepat?
(4) Perkembangan Ilmu Biologi dan Kedokteran
Pendidikan dewasa ini sangat dipengaruhi oleh perkembangan
ilmu biologi dan kedokteran khususnya neuroscience. Sebagai
respon terhadap berkembangnya penelitian tentang neuroscience
dalam bidang pendidikan, pada tahun 2013 UNESCO
menerbitkan sebuah dokumen penelitian kebijakan pendidikan
berjudul: Educational Neurosciences: More Problem than
Promises? Sebagaimana dinyatakan di dalam kesimpulan dari
dokumen tersebut, penelitian tentang neuroscience membuka
peluang bagi dunia pendidikan untuk semakin memahami
proses belajar, sebagaimana diisyaratkan pada point berikut:
“Indeed, the most interesting possibility is that through studies
on neuroscience we become able not only to reine the current
dominant conceptual frameworks that provide the foundation
for the majority of neuroscience research, but also to establish
alternative frameworks that fully beneit from earlier research
on learning and human cognition.” (UNESCO, 2013: 29)

Terbuka Memeluk Dunia yang Berdinamika

269

Sementara itu, pada bulan Januari 2014, Program Pascasarjana
Pendidikan Universitas Bristol Inggris menerbitkan review
hasil penelitian tentang neuroscience dalam bidang pendidikan.
Hasil review tersebut memberikan informasi yang sangat detail
tentang hasil-hasil penelitian mengenai neuroscience dalam
pembelajaran berbagai mata pelajaran serta potensi-potensi
pengembangannya.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa proses pendidikan saat
ini dan ke depan tidak bisa tidak perlu memperhatikan hasilhasil penelitian tentang neuroscience. Hasil-hasil penelitian itu
membantu guru semakin memahami proses belajar yang pada
gilirannya membantu guru merancang proses pembelajaran
yang paling optimal bagi siswa.
3. Pendidikan di Tengah Perubahan
Pendidikan merupakan upaya sadar untuk membantu siswa berubah
secara terencana ke arah yang lebih baik, menjadi manusia dewasa.
Pada saat yang sama, pendidikan itu sendiri terjadi di dalam situasi
yang terus berubah dari waktu ke waktu. Para murid yang datang dari
generasi ke generasi juga terus berubah. Maka, salah satu ciri yang
melakat pada proses pendidikan adalah perubahan. Di dalam konteks
ini, kiranya relevan untuk mengutip apa yang dikatakan oleh Heraclitus
pada abad ke-5 sebelum Masehi “panta rhei”,” life is lux”, atau dalam
versi terjemahan bebas banyak yang merumuskan: “Di kehidupan ini,
satu-satunya yang tetap adalah perubahan”. Perubahan merupakan
salah satu tema kunci di dalam diskusi tentang pendidikan, karena

Terbuka Memeluk Dunia yang Berdinamika

270

pendidikan meruakan aktivitas yang dilakukan oleh manusia dengan
sasaran manusia lain yang keduanya menyejarah. Bergerak bersama
waktu.
Di muka telah dipaparkan berbagai aspek pada individu dan masyarakat
yang berubah sebagai akibat dari kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi, secara khusus akibat perkembangan teknologi informasi
dan komunikasi. Berikut ini akan diidentiikasi dua dari beberapa
aspek perubahan sebagai akibat dari kemajuan teknologi informasi dan
komunikasi yang terkait langsung dengan bidang pendidikan, yaitu
yang menyangkut cara belajar dan metode belajar serta yang berkenaan
dengan kurikulum.
(1) Cara Belajar – Metode Mengajar
Sumber informasi dan pengetahuan sangat bervariasi dan
terbuka bagi para siswa. Oleh karena itu pembelajaran dewasa
ini seharusnya tidak diarahkan untuk menyampaikan informasi
kepada para murid, melainkan lebih diarahkan untuk mengolah
informasi dan melatih kemampuan berpikir. Pengetahuanpengatahun faktual yang pada masa lalu menjadi materi utama
pembelajaran bukannya tidak penting, tetapi tidak menjadi
bagian pokok pembelajaran. Pengetahuan faktual dipelajari
dalam kerangka pengembangan kemampuan berpikir dan
pencarian solusi atas suatu masalah yang dibahas di dalam kelas.
Karena sumber belajar bisa sangat bervariasi dan belum tentu
semuanya tersedia di sekolah, maka murid dapat belajar
sendiri atau bersama kelompoknya di luar waktu sekolah

Terbuka Memeluk Dunia yang Berdinamika

271

dan di tempat yang memungkinkan mereka mendapatkan
pengetahuan. Hal seperti ini hanya akan terjadi apabila murid
memiliki rasa motivasi belajar, memiliki rasa ingin tahu, dan
memiliki keinginan untuk mengembangkan pemahaman yang
dimilikinya. Dengan kata lain, pembelajaran akan terjadi apabila
murid memiliki motivasi untuk belajar. Maka, di dalam situasi
yang demikian, tugas utama guru adalah menyediakan situasi
yang menantang, menyenangkan, dan memotivasi murid untuk
belajar.
Cara belajar juga dipengaruhi oleh media belajar. Lingkungan
sehari-hari para murid dewasa ini adalah lingkungan
multimedia. Informasi diterima melalui indera pendengaran
dan penglihatan dan disajikan dalam tampilan atau audio yang
mearik. Seperti telah disebutkan di muka, ada yang menyebut
generasi saat ini sebagai “screen generation”, di mana informasi
diperoleh melalui indera penglihatan dan pendengaran yang
sangat menarik, memanjakan mata dan telinga. Para guru
dewasa ini berdampingan dengan sumber dan media informasi
yang menarik. Bahkan, sumber dan media lain bukan hanya
berdampingan dengan para guru, bisa jadi pesaing. Kiranya
inilah salah satu tantangan yang dihadapi pada guru dewasa ini
dan masa depan. Para guru perlu terampil memilih media yang
tepat untuk “merebut” perhatian para murid di satu sisi tanpa
kehilangan esensi belajar yang sesungguhnya di sisi lain. Ketika
perhatian terlalu difokuskan pada “kemenarikan” informasi dan
media yang dipergunakan, ada bahaya unsur-unsur edukasi

Terbuka Memeluk Dunia yang Berdinamika

272

dan kemendalaman belajar
tereduksi dan yang tampil
hanyalah belajar yang semu.
Apabila
sumber-sumber
belajar sudah tersedia luas dan
cara belajar juga mengalami
perubahan, maka cara guru
mengukur hasil belajar murid
juga perlu berubah.

Para guru perlu
terampil memilih
media yang tepat untuk
“merebut” perhatian
para murid di satu
sisi tanpa kehilangan
esensi belajar
yang sesungguhnya
di sisi lain

(2) Kurikulum
Kurikulum yang dimaksud di sini adalah kurikulum dalam
makna luas, bukan hanya sekedar datar matapelajaran yang
menjadi bagian dari pelajaran di sekolah. Kurikulum juga
mencakup tujuan pendidikan dari suatu jenjang pendidikan.
Kurikulum mencakup tujuan, proses, dan sistem evaluasinya.
Orientasi atau tujuan pendidikan tidak lagi semata-mata demi
penguasaan ilmu pengetahuan tetapi aspek lain yang sama
pentingnya adalah kemampuan memperoleh pengetahuan itu
sendiri. Kemampuan-kemampuan itu merupakan kemampuan
yang “transferable”, dapat dipergunakan di dalam berbagai
bidang kehidupan, dan melampaui batas-batas matapelajaran.
hilling dan Fadel (2009: 49) mengidetiikasi enam kemampuan
pokok yang diperlukan oleh generasi muda masa depan, yaitu:
(a) kemampuan berpikir kritis, (b) kemampuan memecahkan masalah, (c) kemampuan bekerjasama, (d) kemampuan

Terbuka Memeluk Dunia yang Berdinamika

273

berkomunikasi, (e) kreativitas, dan (f) kemampuan melakukan
inovasi.
4. Guru dan Pendidikan Guru
Berdasarkan uraian pada bagian 3 di atas, terlihat jelas bahwa untuk
berkarya secara optimal sebagai guru bagi generasi masa kini dan masa
depan, guru perlu memiliki kekampuan-kemampuan khusus dan oleh
karenanya perlu dipersiapkan dengan cara-cara yuang khusus pula.
Untuk mendidik generasi muda masa kini, selain perlu memiliki
kecintaan kepada para muridnya yang ditunjukkan dengan kepedulian
tinggi untuk membantu para muridnya berkembang secara utuh
dan optimal ke arah pribadi dewasa, serta memiliki kemampuankemampuan pokok seperti penguasaan materi pelajaran, pengusanaan
metode-metode dan evaluasi pembelajaran, guru yang medidik generasi
muda masa kini perlu juga memiliki dua karakteristik tambahan yaitu:
(1) fasih dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi serta (2)
gemar untuk belajar secara terus-menerus
(1) Fasih dalam Bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi
Kefasihan dalam bidang teknologi informasi dan komunikasi
mencakup keterampilan memanfaatkan teknologi informasi
dan komunikasi untuk menjalankan komunikasi, pembelajaran,
dan administrasi pendidikan, serta menguasai aspek-aspek etisnormatif serta sosial dari teknologi informasi dan komunikasi.
Agar para guru dapat berkomunikasi secara optimal dengan

Terbuka Memeluk Dunia yang Berdinamika

274

para muridnya, maka guru perlu mengenal dan memasuki
aneka cara murid dalam berkomunikasi, yang bukan hanya
melalui telepon atau sms, tetapi juga dengan berbagai fasilitas
yang tersedia dewasa ini. Dengan menguasai kemampuan
komunikasi masa kini, guru akan mampu mengenal siswanya
dan mampu memberikan pendampingan yang diperlukan
untuk perkembangan para muridnya.
Seperti telah dibahas di muka, anak-anak generasi masa
kini adalah mereka yang terlahir ke dalam lingkungan yang
dikelilingi oleh multimedia. Informasi yang mereka terima dari
berbagai media berupa informasi yang bersifat audio visual.
Oleh karena itu, agar para murid dapat belajar secara optimal,
informasi yang dipelajari oleh murid perlu disesuaikan dengan
kebiasaan mereka di dalam menerima dan mengolah informasi
dalam kehidupan mereka sehari-hari, yang tentu saja bersifat
audio visual. Selain itu, anak-anak generasi masa kini terbiasa
memperoleh kemudahan untuk memperoleh informasi secara
lengkap dalam waktu yang singkat. Kefasihan guru dalam bidang
teknologi informasi dan komunikasi akan sangat membantu
guru untuk mengemas informasi yang dipelajari dalam media
yang ditampilkan secara menarik serta mengarahkan siswa
untuk mencari sumber-sumber belajar yang dapat dipercaya
baik dalam bentuk teks, gambar, audio, atau video.
Para guru pendidik generasi muda masa kini juga dituntut untuk
fasih menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk
kepentingan administrasi pembelajaran seperti pengelolaan

Terbuka Memeluk Dunia yang Berdinamika

275

nilai, pengumpulan tugas-tugas siswa, dan pencatatan hal-hal
khusus mengenai setiap siswa.
(2) Gemar untuk Selalu Belajar
Ciri kedua yang perlu dimiliki oleh guru generasi muda masa kini
adalah kegemaran guru untuk selalu belajar. Ilmu pengetahuan
terus berkembang, dan setiap hari banyak informasi baru yang
relevan dengan pembelajaran yang masuk ke dalam jaringan
dunia maya. Supaya materi dan metode pembelajaran guru
selalu menyampaikan hal yang terkini, maka guru perlu terus
menerus belajar. Kebiasaan belajar ini merupakan salah satu
karakter penting yang perlu dimiliki oleh para guru.
Dengan memperhatikan kemampuan dan karakteristik yang
perlu dimiliki oleh guru masa kini, maka pendidikan calon
guru perlu membantu calon guru di dalam mengembangkan
kemampuan dan kebiasaan tersebut.
Dengan memberi penekanan pada pengembangan kemampuankemampuan ini, tidak berarti bahwa kemampuan dan sikap yang
selama ini dikembangkan dan dimiliki guru menjadi nomor
dua. Kemampuan dan sikap yang selama ini dikembangkan di
dalam pendidikan guru, seperti penguasaan materi, metode,
dan evaluasi pembelajaran serta membangun kecintaan kepada
para murid, tetap merupakan hal yang penting. Akan tetapi, itu
saja tidak cukup.
Agar guru-guru lulusan program pendidikan calon guru memiliki

Terbuka Memeluk Dunia yang Berdinamika

276

kemampuan-kemampuan yang diperlukan untuk secara efektif
membantu murid belajar dengan cara yang tepat, maka pendidikan
calon guru perlu menyesuaikan dengan keperluan tersebut. Cara-cara
tradisional yang tidak lagi relevan perlu diubah. Hasil penelitian yang
dilakukan oleh suatu tim di bawah koordinasi OECD menunjukkan
bahwa sekalipun konteks belajar sudah mengalami perubahan, tetapi
pendidikan calon guru, bahkan di negara maju sekalipun, belum banyak
mengalami perubahan sebagaimana diungkapkan di dalam laporannya:
“he curriculum in pre-service teacher education is too traditional and
not aligned with new, more modern expectations for what teachers
should know and do.” (OECD, 2009: viii)

Penelitian yang dilakukan oleh Bank Dunia juga menghasilkan rekomendasi yang sejalan dengan hasil penelitian OECD:
“he efectiveness of pre-service training can be improved through:
(1) efective screening of teacher trainees; (2) relevant training content
and modality delivery to ensure closer links between university courses
and practical classroom teaching in schools; and (3) collaboration
with schools to help new teachers adapt well to their jobs.” (World
Bank, 2010: 6)

5. Berdasarkan Rasa Cinta kepada Murid
Untuk menutup tulisan ini, penulis ingin mengutip Pierto yang
mengingatkan bahwa fokus para guru di dalam pembelajaran di kelas
harus berubah dan pendidikan calon guru juga perlu berubah:
“Educators nowadays are focusing on a set of recommendations called
21st century skills, and among these are creativity skills. Perhaps it’s
time to join the 21st century, and to add to the divergent production
exercises that lood the creativity enhancement market in education,

Terbuka Memeluk Dunia yang Berdinamika

277

and move into a new set of skills that take into account the whole
person, the whole teacher, the “interior teacher,” as popular educator
Parker Palmer called it.” (Pierto, 2011)

Di dalam kalimat kedua yang dikuti di atas, Pierto mengingatkan hal
yang sangat penting tentang guru dan pendidikan guru dengan merujuk
pada Parker Palmer. Di dalam bukunya yang berjudul he Courage to
Teach: Exploring the Inner Landscape of a Teacher’s Life, Palmer (2007)
menekankan bahwa pendidikan yang sesungguhnya terjadi ketika
guru mendasarkan seluruh aktivitasnya pada rasa cinta kepada para
murid. Atas dasar cinta itu, guru berusaha mengerti setiap murid,
berusaha membantu mereka mencapai perkembangan yang utuh secara
optimal, dan menjadi manusia dewasa. Dengan demikian, seperti
dikatakan di dalam bukunya itu, profesi guru bukan hanya memerlukan
keterampilan dan kecerdasan, tetapi juga didasari oleh semangat yang
berakar dari hati. Parker menyebutnya aspek emosional dan spiritual.
Kiranya ketika profesi guru didasari oleh kecintaan dan hasrat untuk
membantu murid berkembang, maka berbagai perubahan yang terjadi
tidak akan membuat guru menjadi tidak berdaya, melainkan sebaliknya,
menantang dan memotivasi guru untuk semakin mengaktualisasikan
dirinya.


Terbuka Memeluk Dunia yang Berdinamika

278