TAPPDF.COM PDF DOWNLOAD IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA KEGIATAN ... JURNAL ONLINE UM

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA KEGIATAN
EKSTRAKURIKULER DI SMAN 02 KOTA BATU
Eri Hendro Kusuma
Universitas Negeri Malang
E-mail: erihendro@ymail.com, erhend_ucul@yahoo.co.id
ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk : (1) Mendeskripsikan gambaran umum proses
kegiatan yang dilaksanakan oleh masing-masing kelompok ekstrakurikuler di SMAN 02
Batu. (2) Mendeskripsikan nilai pendidikan karakter yang terkandung di dalam proses
kegiatan masing-masing kelompok ekstrakurikuler di SMAN 02 Batu. (3) Mendeskripsikan
pola pengembangan nilai-nilai pendidikan karakter pada masing-masing kelompok
ekstrakurikuler di SMAN 02 Batu. (4) Mendeskripsikan efektifitas kegiatan ekstrakurikuler
sebagai instrumen pengembangan pendidikan Karakter di SMAN 02 Batu. Penelitian ini
menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi, sedangkan teknik
analisis data dengan menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil Penelitian yang diperoleh dari penelitian ini adalah (1) Kegiatan ekstrakurikuler di
SMA Negeri 02 Batu dilaksanakan pada hari Sabtu mulai pukul 07.30 sampai 11.30 WIB.
Kegiatan ekstrakurikuler berfungsi sebagai wadah untuk pengembangan potensi siswa,
sehingga mereka memiliki bekal berupa keterampilan untuk masa depannya. Jumlah jenis
kegiatan ekstrakurikuler di SMAN 02 Batu sebanyak dua puluh tujuh, akan tetapi untuk jenis
kegiatan ekstrakurikuler yang mengandung nilai nasionalisme masih kurang. (2) Secara

umum nilai karakter yang dikembangkan di SMAN 02 Batu adalah karakter siswa yang
disiplin, tanggung jawab, dan kerjasama. Dari Psikososial dapat digambarkan nilai – nilai
karakter yang terkandung pada setiap kegiatan ekstrakurikuler. Olah Hati karakter yang
dikembangkan adalah Peduli Sosial dan lingkungan, hidup sehat, disiplin, tanggung jawab,
Religius dan Berjiwa Qur’ani. Olah Pikir karakter yang dikembangkan adalah Mandiri, Cinta
Ilmu, Rasa Ingin Tahu, Jujur, gemar membaca, berpikir logis dan Kritis, Jujur, Komunikatif,
Menghargai keberagaman, Disiplin, tanggung jawab. Olah Raga karakter yang dihasilkan
adalah Kerja Keras, Kerja sama, disiplin, jujur, percaya diri, Sportifitas, tanggung jawab,
kekeluargaan. Olah Rasa dan Karsa karakter yang dihasilkan adalah Mengharagai karya orang
lain, Kreatifitas, mandiri, tanggung jawab, jujur, cinta tanah air, cinta teknologi. (3) Secara
Umum pola yang dilakukan oleh sekolah untuk mengembangkan nilai karakter adalah dengan
cara pemberian sanksi bagi siswa yang tidak disiplin, tidak tanggung jawab dan tidak
kompak, hal ini sejatinya tidak relevan dengan Desain Induk Pendidikan Karakter yang
menyatakan bahwa penciptaan pendidikan karakter pada lingkungan di satuan pendidikan
formal dan nonformal dapat dilakukan melalui : 1) penugasan, 2) pembiasaan, 3) pelatihan, 4)
pengajaran, 5) pengarahan, serta 6) keteladanan. Kemudian pola pengembangan nilai – nilai
pendidikan karakter pada masing-masing kelompok ekstrakurikuler meliputi pambiasaan
dengan latihan secara rutin, penugasan, simulasi atau praktek secara langsung sudah sesuai
dengan amanat pendidikan karakter. (4)Efektifitas kegiatan
ekstrakurikuler sebagai

instrumen pengembangan pendidikan karakter di SMAN 02 Batu dilihat dari faktor adanya
kesesuaian nilai pendidikan karakter dengan program ekstrakurikuler di SMAN 02 Batu dan
faktor individu siswa yang mendukung adanya kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan penuh
pada hari Sabtu. Ketidak effektifan kegiatan ekstrakurikuler sebagai instrumen
pengembangan pendidikan karakter di SMAN 02 Batu disebabkan oleh faktor sarana dan
prasarana yang digunakan dalam kegatan ekstrakurikuler masih banyak yang kurang,
kesadaran beberapa pelatih dan siswa yang masih kurang, serta masih kurangnya jenis
ekstrakurikuler yang mengandung nilai-nilai nasionalisme Indonesia.
Kata Kunci: Pendidikan karakter, Kegiatan Ekstrakurikuler

Pendidikan yang mengedepankan kecerdasan intelektual ternyata lambat
laun akan menjadi bumerang bagi keberadaan Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI) itu sendiri, terbukti berbagai persoalan moral, budi pekerti, watak atau
karakter, masih menjadi persoalan signifikan yang menghambat pembangunan dan
cita-cita luhur bangsa kita, seperti meningkatnya degradasi moral, etika, sopan
santun para pelajar yang merosot, meningkatnya ketidakjujuran pelajar, seperti
kebiasaan menyontek pada saat ujian, suka bolos pada jam pelajaran sekolah
berlangsung, suka mengambil barang milik orang lain, berkurangnya rasa hormat
terhadap orang tua, guru, dan terhadap figur-figur yang seharusnya dihormati, masih
tingginya kasus tindakan kekerasan, baik yang terjadi antar rekan pelajar atau

mahasiswa, perampokan secara sadis yang disertai pemerkosaan atau pembunuhan
yang dilakukan oleh anak - anak yang tergolong masih pelajar, timbulnya perilaku
yang merusak diri sendiri seperti perilaku seks bebas, penyalahgunaan narkoba, dan
bunuh diri.
Fenomena sosial yang terjadi dikalangan para pelajar tersebut menunjukkan
bahwa bangsa ini perlahan – lahan kehilangan jati dirinya sebagai bangsa yang
bermartabat, bangsa yang mengedepankan kesopanan, dan bangsa yang memiliki rasa
toleransi tinggi. Menurut (Ali, 2007:38) Langeveld berpendapat bahwa perubahan
sosio-budaya kontemporer, utamanya sejak era globalisasi teknologi informasi, serta
otonomi daerah di Indonesia, mengharuskan adanya perubahan bentuk ( bukan
standar/materi) kedewasaan. Dengan begitu mungkin diperlukan reposisi dan/atau
reformasi pendidikan agar manusia dalam pendidikan mengalami transformasi atas
nilai – nilai yang sedang dan harus berubah menuju masa depan yang tak terprediksi.
Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menegaskan bahwa “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Namun secara praksis di lapangan


upaya pendidikan yang dilakukan oleh lembaga pendidikan dan institusi pembina lain
nampaknya belum sepenuhnya mengarahkan dan mencurahkan perhatian secara
komprehensif pada upaya pencapaian tujuan pendidikan nasional yang diamanatkan
oleh UU tersebut. Syahrul (2010:33) mengatakan, membicarakan pendidikan di
negeri ini bagai silang sengkarut yang tidak ada titik temunya. Berbagai konsep,
metode, paradigma muncul sebagai variasi yang sebenarnya masing – masing
mempunyai tujuan mulia guna meningkatkan sumber daya peserta didik, Berbagai
konsep dalam penerapannya di lapangan kadang ataupun bahkan sering tidak sesuai
dengan realitas. Hal tersebut dapat dilihat hasilnya dari bagaimana out put
pendidikan.
Desain Induk Pendidikan Karakter (2010:3) yang diterbitkan oleh Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia (online), menjelaskan bahwa untuk
membangun dan mengembangkan karakter manusia dan Bangsa Indonesia agar
memiliki karakter yang baik, unggul dan mulia maka upaya yang dilakukan adalah
melalui pendidikan. Karena di pendidikan inilah merupakan wahana utama untuk
menumbuhkembangkan karakter yang baik. Di sinilah pentingnya pendidikan
karakter.Budimansyah (2010:2) mengatakan, dalam diskursus akademis kita
mengenal sejumlah konsep tentang karakter, diantaranya karakter individu, karakter
privat dan publik, dan karakter bangsa. Secara psikologis karakter individu dimaknai

sebagai hasil keterpaduan empat bagian yakni olah hati, olah pikir, olah raga, olah
rasa dan karsa. Dengan demikian akan terdapat enam karakter utama yang akan
dihasilkan dari seorang individu yakni jujur, bertanggung jawab, cerdas, bersih, sehat,
peduli, dan kreatif.
Pengembangan nilai/karakter dapat dibagi dalam empat pilar, yakni kegiatan
belajar mengajar di kelas, kegiatan keseharian dalam bentuk budaya satuan
pendidikan, kegiatan ko-kurikuler dan atau ekstrakurikuler, serta kegiatan keseharian
di rumah dan dalam masyarakat. Pembelajaran karakter di kelas melalui proses
belajar setiap materi pelajaran. Kegiatan keseharian dalam bentuk budaya satuan
pendidikan yang dapat dimasukkan ke dalam program adalah lomba antar kelas yang
bertema karakter bangsa. Dalam kegiatan ekstrakurikuler, yakni kegiatan satuan

pendidikan yang bersifat umum dan tidak terkait langsung pada suatu mata pelajaran,
seperti kegiatan Palang Merah Remaja, Pencinta Alam, Sepak Bola, Tari, dan lainlainnya perlu dikembangkan proses pembiasaan dan penguatan dalam rangka
pengembangan karakter. Penelitian tentang pendidikan karakter pada kegiatan
ekstrakurikuler masih jarang dilakukan di Indonesia. Oleh karena itu, peneliti merasa
penelitian tersebut penting untuk dilakukan sehingga peneliti terdorong untuk
melakukan penelitian tentang Implementasi pendidikan karakter pada kegiatan
ekstrakurikuler di SMAN 02 Kota Batu. Tujuan penelitian adalah untuk (1)
mendeskripsikan gambaran umum proses kegiatan yang dilaksanakan oleh masingmasing kelompok ekstrakurikuler di SMAN 02 Kota Batu. (2) mendeskripsikan nilai

pendidikan karakter yang terkandung di dalam proses kegiatan masing-masing
kelompok ekstrakurikuler di SMAN 02 Kota Batu. (3) mendeskripsikan pola
pengembangan nilai-nilai pendidikan karakter pada masing-masing kelompok
ekstrakurikuler di SMAN 02 Kota Batu. (4) mendeskripsikan efektifitas kegiatan
ekstrakurikuler sebagai instrumen pengembangan pendidikan Karakter di SMAN 02
Kota Batu.
Jumlah kegiatan ekstrakurikuler di SMAN 02 Kota Batu yang sebanyak dua
puluh tujuh dirasa peneliti terlalu banyak jika penelitian dilakukan pada semua bidang
kegiatan ekstrakurikuler. Sehingga, untuk memudahkan peneliti dalam memberikan
gambaran umum proses kegiatan ekstrakurikuler , mendeskripsikan nilai pendidikan
karakter yang terkandung dalam kegiatan ekstrakurikuler, mendeskripsikan pola
pengembangan pendidikan karkter pada kegiatan ekstrakurikuler, dan
mendeskripsikan efektifitas pengembangan pendidikan karakter melalui kegiatan
ekstrakurikuler, maka penelitian ini difokuskan pada beberapa ekstrakurikuler yang
mewakili dalam keempat psikososial yaitu olah hati, olah pikir, olah raga, dan olah
rasa dan karsa. Kelompok ekstrakurikuler yang berkenaan dengan olah hati penelitian
dilakukan pada Ekstrakurikuler PMR dan Tilawatil Qur’an. Kelompok
ekstrakurikuler yang berkenaan dengan olah pikir, penelitian dilakukan pada
Ekstrakurikuler Catur, Bahasa Asing, Jurnalistik, dan Klub Kimia. Ekstrakurikuler
yang berkenaan dengan olah raga penelitian dilakukan pada Ekstrakurikuler Sepak


Bola dan Seni Bela Diri Tapak Suci. Kemudian Ekstrakurikuler yang berkenaan
dengan olah rasa dan karsa penelitian dilakukan pada Ekstrakurikuler Kerajinan, Seni
Tari, dan Multimedia.

METODE
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif, yakni penelitian
yang data-datanya berupa kata-kata (bukan angka-angka, yang berasal dari
wawancara, catatan laporan,dokumen, dan lain-lain). Berdasarkan penjelasan di atas,
maka pendekatan deskriptif kualitatif ini adalah suatu pendekatan dalam memahami
gambaran umum proses kegiatan yang dilaksanakan oleh masing – masing kelompok
ekstrakurikuler di SMAN 02 Batu, memahami nilai pendidikan karakter yang
terkandung di dalam proses kegiatan masing – masing kelompok ekstrakurikuler di
SMAN 02 Batu, memahami pola pengembangan nilai – nilai pendidikan karakter
pada masing – masing kelompok ekstrakurikuler di SMAN 02 Batu, dan memahami
efektifitas kegiatan ekstrakurikuler sebagai instrumen pengembangan pendidikan
Karakter di SMAN 02 Batu.
Kehadiran Peneliti
Kehadiran peneliti dalam penelitian ini sebagai pengamat partisipan,
disamping sebagai pengamat peneliti juga berperan sebagai partisipan yang berfungsi

sebagai pengumpul data. Agar peneliti memperoleh kepercayaan dari informan dan
subyek penelitian maka peneliti memberitahukan identitas atau status peneliti kepada
perangkat sekolah di SMAN 02 Batu. Langkah ini dimaksudkan agar peneliti dapat
memperoleh data yang diperlukan.
Lokasi Penelitian
Penelitian ini diadakan di SMA Negeri 2 Kota Batu yang beralamatkan di
Jalan Hassanudin, Kecamatan Junrejo, Kota Batu. Hal ini dikarenakan dalam rangka
mewujudkan SMA Negeri 2 Batu sebagai lembaga pendidikan yang professional,
maka dalam aktivitas sehari-hari gerak langkah komponen-komponen pendukung
SMA Negeri 2 Kota Batu dibingkai dalam sebuah tata kerja yang harmonis mulai dari
pimpinan sekolah, dewan sekolah, guru-karyawan hingga siswa dengan struktur
organisasi. Dalam upaya melayani siswa dengan sebaik-baiknya ekstrakurikuler

merupakan salah satu kegiatan yang dikembangkan secara baik oleh SMAN 02 Kota
Batu, setiap hari sabtu merupakan hari yang penuh dengan kegiatan ekstrakurikuler,
sehingga pada hari itu sering disebut dengan istilah Full Day Ekskul. Prestasi yang
diukir siswa – siswi SMAN 02 Kota Batu diberbagai bidang ekstrakurikuler juga
sudah banyak di torehkan, salah satunya adalah meraih juara 1 kompetisi futsal antar
SMA se Kota Batu ini pada tahun 2011.
Sumber Data

Menurut Lofland yang dikutip oleh Moeloeng ( 2010:157) sumber data utama
dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata atau tindakan, selebihnya adalah data
tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Dalam penelitian ini, sumber data primer
yang dijadikan informan oleh peneliti adalah hasil observasi di lapangan, wawancara
mendalam dengan Bapak Suprayitno selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Kota
Batu, Bapak Sudjoko selaku Waka Kesiswaan SMAN 02 Kota Batu, Bapak Budi
Santoso selaku Koordinator Ekstrakurikuler SMAN 02 Kota Batu, para pembina
ekstrakurikuler ( Mas Heru, Mas Safari, Ibu Sti Sondari, Ibu Dwi, Ibu Aries, Bapak
Judi Wibowo, Bapak Pierno, Bapak Ghozali, Bapak Ayub, Bapak Saerodji, Bapak
Bandri, Bapak Maman) dan beberapa murid SMA Negeri 2 Kota Batu (Anggit, Vivi,
Kalfia, Nurhayati, Dian, Helena, Rosi, Kiki, Arijun, Febri, Lena, Sinta). Sumber data
sekunder adalah sumber yang secara tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen. Sumber data sekunder
dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh langsung dari pihak-pihak yang
berkaitan berupa data-data sekolah SMAN 02 Kota Batu, contoh draft rencana kerja
dan hasil dokumentasi yang dilakukan oleh sekolah mengenai kegiatan
ekstrakurikuler.
Pengecekan Keabsahan Temuan
Pemeriksaan keabshan data didasarkan atas kriteria tertentu. Kriteria itu terdiri
atas derajat kepercayaan (kredibilitas), keteralihan, kebergantungan,dan kepastian.

Masing-masing kriteria tersebut menggunakan teknik pemeriksaan sendiri-sendiri.
Kriteria derajat kepercayaan pemeriksaan datanya dilakukan dengan,

Teknik perpanjangan pengamatan
Teknik ini digunakan untuk memungkinkan peneliti terbuka terhadap
pengaruh ganda, yaitu faktor-faktor kontekstual dan pengaruh bersama pada peneliti
dan subjek yang akhirnya mempengaruhi fenomena yang diteliti. Dengan
memperpanjang keikutsertaan berarti hubungan peneliti dengan narasumber akan
semakin akrab (tidak ada jarak lagi), semakin terbuka, saling mempercayai sehingga
tidak ada informasi yang disembunyikan lagi. Penelitian ini memakan waktu selama
tiga setengah bulan, sedangkan izin penelitian yang diberikan oleh
BAKESBANGPOLINMAS Kota batu hanya selama tiga bulan yaitu bulan Februari
sampai dengan Maret, sehingga penelitian ini membutuhkan perpanjangan waktu
selama limabelas hari. Untuk dapat melakukan penelitian kembali maka peneliti
meminta izin secara lisan kepada sekolah.
Ketekunan/keajegan pengamatan,
Teknik ketekunan ini diharapkan agar peneliti dapat melakukan pengecekan
kembali apakah data yang telah ditemukan itu salah atau tidak. Demikian juga dengan
meningkatkan ketekunan maka peneliti dapat memberikan deskripsi data yang akurat
dan sistematis tentang apa yang diamati.

Triangulasi
Moleong (2010: 330) Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data
yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan
atau sebagai pembanding dan penguat terhadap data tersebut.Teknik triangulasi yang
paling penting banyak digunakan ialah pemeriksaan melalui sumber lainnya.
Triangulasi yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber.
Kecukupan bahan referensi
Bahan refrensi adalah adanya pendukung untuk membuktikan data yang telah
ditemukan oleh peneliti. Sebagai contoh, data hasil wawancara perlu didukung
dengan adanya rekaman wawancara. Data tentang interaksi manusia, atau gambaran
suatu keadaan perlu didukung oleh foto – foto. Alat – alat bantu perekam data dalam
penelitian ini meliputi camera dan alat perekam suara.

Pengecekan anggota
Penelitian ini telah menggunakan beberapa kriteria pemeriksaan keabsahan
data dengan menggunakan teknik pemeriksaan sebagaimana yang telah tersebut di
atas,untuk membuktikan kepastian data. Yakni dengan kehadiran peneliti sebagai
instrumen itu sendiri, mencari tema atau penjelasan pembanding, membandingkan
data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara, mengadakan wawancara dari
beberapa orang yang berbeda dengan tema yang sama kemudian dilakukan
pengecekan dan perbandingan agar informasi menjadi lebih kuat hasilnya, dan
menyediakan data deskriptif secukupnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN
Implementasi Kegiatan Ekstrakurikuler di SMAN 02 Batu
Kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri 02 Batu dilaksanakan pada hari
Sabtu mulai pukul 07.30 sampai 11.30 WIB., sehingga hari Sabtu disebut dengan
istilah Full Day Ekskul. Kegiatan ekstrakurikuler di SMAN 02 Batu merupakan salah
satu kegiatan yang digunakan untuk menyeimbangkan antara otak kanan dengan otak
kiri siswa, karena selama lima hari para siswa sudah melaksanakan kegiatan
pembelajaran di dalam kelas. Selain itu ekstrakurikuler juga berfungsi sebagai wadah
untuk pengembangan potensi siswa, sehingga mereka memiliki bekal berupa
keterampilan untuk masa depannya.
Landasan dilaksanakannya kegiatan ekstrakurikuler di SMAN 02 Batu sudah
sesuai dengan apa yang ada di dalam Panduan Model Pengembangan Diri yang
diterbitkan oleh Departemen Pendidikan Nasional (2009:19) online, bahwa kegiatan
ekstrakurikuler memiliki fungsi a) Pengembangan, yaitu fungsi kegiatan
ekstrakurikuler untuk mengembangkan kemampuan dan kreativitas peserta didik
sesuai dengan potensi, bakat dan minat mereka.b) Sosial, yaitu fungsi kegiatan
ekstrakurikuler untuk mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial
peserta didik. c) Rekreatif, yaitu fungsi kegiatan ekstrakurikuler untuk
mengembangkan suasana rileks, mengembirakan dan menyenangkan bagi peserta

didik yang menunjang proses perkembangan. d) Persiapan karir, yaitu fungsi
kegiatan ekstrakurikuler untuk mengembangkan kesiapan karir peserta didik.
Ketika menyusun rambu – rambu ekstrakurikuler yang akan dilakukan maka
sekolah pada minggu kedua awal semester semua siswa diberi blangko untuk
memilih dua kegiatan ekstrakurikuler yang diinginkannya yaitu satu ekstrakurikuler
untuk sesi pertama dan satu ekstrakurikuler untuk sesi yang kedua. Pilihan siswa
harus diketahui dan mendapatkan persetujuan dari orang tua terlebih dahulu sebelum
diserahkan kepada sekolah. Setelah blangko terkumpul, tahap berikutnya adalah
pendataan dan penyeleksian peserta ekstrakurikuler, penyeleksian dilaksanakan
selama tiga minggu agar siswa benar – benar terukur kemampuannya, dari seleksi ini
tiap bidang ekstrakurikuler dapat diputuskan siswa yang mendaftar layak atau tidak
masuk di dalam ekstrakurikuler pilihannya tersebut.
Tahap penjaringan ekstrakurikuler yang dilakukan oleh SMAN 02 Batu ini
sudah sesuai dengan Juknis penyususnan program pengembanagn diri melalui
kegiatan ekstrakurikuler di SMA (2010:77), bahwa wakasek bagian bidang kesiswaan
menyusun rambu-rambu tentang mekanisme program pengembangan diri melalui
kegiatan ekstrakurikuler. Rambu-rambu tentang mekanisme penyusunan program
pengembangan diri melalui kegiatan ekstrakurikuler terdiri atas keragaman potensi,
kebutuhan, bakat, minat dan kepentingan peserta didik dan satuan pendidikan.
Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di SMAN 02 Batu dimulai dari
penyusunan perencanaan kegiatan ekstrakurikuler oleh masing – masing pelatih
ekstrakurikuler. Pertama pelatih diberi kalender akademik dan draft penyusunan
rencana kegiatan ekstrakurikuler yang akan dilakukannya selama satu tahun kedepan.
Kemudian draft diisi oleh pelatih mengenai bentuk kegiatan yang akan dilakukan
selama satu tahun mendatang. Setelah selesai menyusun rencana kerja maka draft
diserahkan kepada koordinator ekstrakurikuler.
Jika dikaitkan dengan Juknis penyusunan program pengembangan diri melalui
kegiatan ekstrakurikuler di SMA (2010:77), bahwa Guru atau pembina atau pelatih
wajib menyusun draf program pengembangan diri melalui kegiatan ekstrakurikuler
sebelum kegiatan proses kegiatan ekstrakurikuler berlangsung. Maka dari situ sudah
bisa ditarik kesimpulan bahwa ada kesesuain antara langkah yang dilakukan oleh

SMAN 02 Batu dengan langkah yang dilakukan yang dipaparkan di Juknis
penyusunan programa pengembangan diri melalui kegiatan ekstrakurikuler di SMA.
Kelompok ekstrakurikuler yang ada di SMAN 02 Batu terdiri dari Krida,
Karya Ilmiah, dan Keberbakatan/ prestasi. Kelompok krida diwakili oleh
ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR), kelompok karya ilmiah terdiri dari
klub – klub olimpiade sains yaitu Klub Kimia, Biologi, Fisika, Matematika, dan
Ekonomi Akuntansi, kemudian untuk kelompok keberbakatan terbagi ke dalam
enam bidang yaitu, 1) Bidang olahraga, terdiri dari ekstrakurikuler Sepak Bola,
Bulu Tangkis, Bola Voly, Basket, Tapak Suci, KKI, Catur, dan Bridge. 2) Bidang
Sastra, terdiri dari ekstrakurikuler Conversation, Bahasa Jepang, dan Jurnalistik.
3) Bidang Seni dan Budaya, terdiri dari ekstrakurikuler Kerajinan, Seni Tari,
Teater, Koreografi, dan Keputrian. 4) Bidang Teknologi, terdiri dari Multimedia,
Komputer, dan Otomotif. 5) Bidang Keagamaan ada Tilawatil Qur’an.
Kelompok ekstrakurikuler yang ada di SMAN 02 Batu ada relevansi
dengan Panduan Model Pengembangan Diri yang diterbitkan oleh Departemen
Pendidikan Nasional (2009:21) online, yang mengelompokkan jenis kegiatan
ekstrakurikuler, meliputi, 1) Krida meliputi, Kepramukaan, Latihan dasar
Kepemimpinan Siswa (LDKS), Palang Merah Remaja (PMR), Pasukan Pengibar
Bendera Pusaka ( PASKIBRAKA). 2) Karya ilmiah, meliputi Kegiatan Ilmiah
Remaja (KIR), kegiatan penguasaan keilmuan dan kemampuan akademik serta
penelitian. 3) Latihan/lomba keberbakatan/prestasi, meliputi pengembangan bakat
olah raga, seni, dan budaya, cinta alam,jurnalistik, teater dan keagamaan.
Dari kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan di SMAN 02 Batu
memang sudah ada relevansi dengan Model Pengembangan Diri yang diterbitkan
Departemen Pendidikan Nasional, akan tetapi untuk jenis ekstrakurikuler yang
berhubungan dengan nasionalisme Indonesia masih kurang. Di SMAN 02 Batu
masih belum ada Ekstrakurikuler Pramuka maupun Ekstrakurikuler Pasukan
Pengibar Bendera Pusaka ( PASKIBRAKA) yang sejatinya dalam kegiatan
ekstrakurikuler tersebut terkandung nilai – nilai nasionalisme tinggi.

Kelompok Ekstrakurikuler Yang Berkenaan dengan Olah Hati
Palang Merah Remaja (PMR)
Kegiatan ekstrakurikuler Palang Merah Remaja (PMR) di SMAN 02 Batu
memiliki tujuan yaitu untuk mengembangkan bakat siswa, berbakti pada lingkungan,
serta perawatan diri untuk kebersihan dan kesehatan. Selain itu tujuh prinsip
fundamental yang menjadi prinsip Palang Merah Indonesia (PMI) yaitu kemanusiaan,
kesamaan, kenetralan, kemandirian, kesukarelaan, kesatuan, dan kesemestaan juga di
integrasikan di dalam tujuan kegiatan PMR.
Tujuan yang ada pada ekstrakurikuler PMR di SMAN 02 Batu memiliki
kesesuaian jika dikaitkan dengan Lampiran Permendiknas No. 39 Tahun 2008
Tentang Pembinaan Kesiswaan online (2008:8-11) nomor 2 poin d dan f, yaitu
mengenai pembinaan budi pekerti luhur atau akhlak mulia yang kegiatannya adalah
menumbuhkembangkan kesadaran untuk rela berkorban terhadap sesama dan
melaksanakan kegiatan 7 K (Keamanan, kebersihan, ketertiban, keindahan,
kekeluargaan, kedamaian dan kerindangan).
Ekstrakurikuler Tilawatil Qur’an
Kegiatan ekstrakurikuler Tilawatil Qur’an bertujuan untuk membentuk jiwa
siswa yang Qur’ani, membentuk karakter mukmin yang berbahasa Al-Qur’an,
mengenalkan tata cara pembelajaran Al-Qur’an dengan benar, mengenalkan lagu –
lagu Al-Qur’an secara permanen, mengenalkan tokoh – tokoh Qori dan Qoriah
Internasional, serta dengan adanya ekstrakurikuler ini diharapkan siswa sedikitnya
bisa menyetir hati dalam kejelekan. Hal ini seperti yang dikatakan oleh Pak Ghozali
selaku pelatih ekstrakurikuler Tilawatil Qur’an di SMAN 02 Batu, sebagai berikut.
Kegiatan ekstrakurikuler Tilawatil Qur’an ini sesuai dengan Lampiran
Permendiknas No. 39 Tahun 2008 online (2008:8-11) nomor 1 poin c, d, dan f, yaitu:
melaksanakan perbuatan amaliah sesuai dengan norma agama, mengadakan kegiatan
lomba yang bernuansa keagamaan, mengembangkan dan memberdayakan kegiatan
keagamaan di sekolah.

Kelompok Ekstrakurikuler Yang Berkenaan dengan Olah Pikir
Klub Sains Bidang Kimia
Kegiatan ekstrakurikuler ini membiasakan agar siswa mampu mengerjakan
soal – soal olimpiade kimia baik secara individu maupun kelompok. Klub Sains
bidang Kimia di SMAN 02 Batu memiliki tujuan mempersiapkan siswa pada ajang
olimpiade kimia tingkat nasional. Selain itu juga untuk membina siswa yang
mempunyai bakat pada bidang kimia supaya kemampuan bertambah baik secara
teoritis maupun praksis mengenai keilmuan kimia.
Kegiatan Klub Kimia di SMAN 02 Batu memiliki relevansi dengan Lampiran
Permendiknas No. 39 Tahun 2008 Tentang Pembinaan Kesiswaan online (2008:8-11)
nomor 4 poin b, c dan h, yaitu: Menyelenggarakan kegiatan ilmiah, mengikuti
kegiatan workshop, seminar, diskusi panel yang bernuansa ilmu pengetahuan dan
teknologi (iptek), serta membentuk klub sains, seni dan olahraga.
Ekstrakurikuler Jurnalistik dan Bahasa Jepang
Kegiatan ekstrakurikuler pada bidang sastra khususnya pada ekstrakurikuler
Jurnalistik mencoba mencetak siswa sebagai seorang penulis, cara yang dilakukan
adalah dengan memberikan tugas membuat cerpen maupun artikel pada siswa.
Sedangkan untuk Ekstrakurikuler Bahasa Jepang kegiatan yang dilakukan adalah
memberikan pengetahuan terhadap siswa mengenai cara menulis huruf Jepang, cara
melafalkannya, maupun mengartikannya dalam Bahasa Indonesia.
Kegiatan yang dilakukan oleh ekstrakurikuler bidang sastra memiliki
kesesuaian dengan Lampiran Permendiknas No. 39 Tahun 2008 Tentang Pembinaan
Kesiswaan online (2008:8-11) nomor 8 poin a, b, dan c, yaitu: Mengembangkan
wawasan dan keterampilan siswa di bidang sastra, menyelenggarakan festival/lomba,
sastra dan budaya, meningkatkan daya cipta sastra. Serta pada nomor 10 pon b dan d
yaitu, Melaksanakan lomba menulis dan korespodensi dan melaksanakan kegiatan
bercerita dalam bahasa Inggris (Story Telling), akan tetapi dalam hal ini di SMAN 02
Batu bisa bercerita dengan menggunakan Bahasa Jepang.
Ekstrakurikuler Catur.
Ekstrakurikuler Catur membentuk jiwa siswa yang sportif serta memiliki
pribadi yang sehat, mampu berpikir logis, dan rela berkorban. Ekstrakurikuler Catur

di SMAN 02 Batu juga selalu mengikuti kompetisi Catur yang diadakan baik
ditingkat lokal maupun nasional.
Ekstrakurikuler Catur di SMAN 02 Batu memiliki kesesuaian dengan
Lampiran Permendiknas No. 39 Tahun 2008 Tentang Pembinaan Kesiswaan online
(2008:8-11) nomor 4 poin h dan f, yaitu: membentuk klub sains, seni dan olahrag,
menyelenggarakan lomba dan pertandingan olahraga.
Kelompok Ekstrakurikuler Yang Berkenaan Dengan Olah Raga
Kelompok Ekstrakurikuler Tapak Suci dan Sepak Bola
Ekstrakurikuler bidang olahraga yang terdiri dari ekstrakurikuler Sepak Bola,
Tapak Suci, masing – masing menanamkan kegiatan yang berbeda – beda meskipun
substansinya sama yaitu untuk membentuk jiwa siswa yang sportif serta memiliki
pribadi yang sehat. Kemudian yang pasti dari masing – masing kegiatan
ekstrakurikuler tersebut selalu mengikuti kompetisi yang diadakan baik ditingkat
lokal maupun nasional.
Kelompok ekstrakurikuler bidang olahraga di SMAN 02 Batu memiliki
kesesuaian dengan Lampiran Permendiknas No. 39 Tahun 2008 Tentang Pembinaan
Kesiswaan online (2008:8-11) nomor 4 poin h dan f, yaitu: membentuk klub sains,
seni dan olahrag, menyelenggarakan lomba dan pertandingan olahraga.
Ekstrakurikuler Yang Berkenaan Dengan Olah Rasa dan Karsa
Ekstrakurikuler Seni Tari dan Kerajinan
Ekstrakurikuler pada bidang seni dan budaya yang ada di SMAN 02 Batu
khusunya pada ekstrakurikuler Kerajinan dan Seni Tari kegiatan yang dilakukan
adalah mengenai kreatifitas yang dilakukan oleh para siswa. Saling menghargai
kebegaraman karya dan cinta budaya juga terintegrasi dalam proses kegiatan
ekstrakurikuler ini.
Ekstrakurikuler bidang seni dan budaya memiliki kesesuaian dengan
Lampiran Permendiknas No. 39 Tahun 2008 Tentang Pembinaan Kesiswaan online
(2008:8-11) nomor 4 poin h dan i, yaitu: Membentuk klub sains, seni dan olahraga
dan menyelenggarakan festival dan lomba seni, serta pada nomor 6 poin a, yaitu:
meningkatkan kreativitas dan ketrampilan dalam menciptakan suatu barang menjadi
lebih berguna.

Ekstrakurikuler Multimedia
Kegiatan ekstrakurikuler Mulimedia dilakukan di laboratorium komputer
yang ada di sekolah, bagi siswa yang mempunyai laptop maka bisa dibawa dan
digunakan pada saat proses ekstrakurikuler berlangsung. Materi – materi teoritis yang
diberikan adalah meliputi fungsi dan manfaat dari aplikasi perangkat lunak. Setelah
selesai pemberian materi maka siswa diberi tugas untuk membuat gambar atau film
dengan menggunakan perangkat yang telah diajarkan tadi.
Proses kegiatan ekstrakurikuler Multimedia ini sesuai dengan Lampiran
Permendiknas No. 39 Tahun 2008 Tentang Pembinaan Kesiswaan online (2008:8-11)
nomor 9 poin a, b, dan c, yaitu: Memanfaatkan TIK untuk memfasilitasi kegiatan
pembelajaran, menjadikan TIK sebagai wahana kreativitas dan inovasi, dan
memanfaatkan TIK untuk meningkatkan integritas kebangsaan.
Relevansi Nilai – Nilai Pendidikan Karakter Yang Dikembangkan Sekolah
Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler.
Secara umum terdapat tiga nilai karakter yang dikembangkan di SMAN 02
Batu pada kegiatan ekstrakurikuler, yaitu karakter Dsisiplin, Kerjasama, dan
Tanggung Jawab. Nilai Karakter yang dikembangkan di sekolah mempunyai
kesesuaian dalam Desain Induk Pendidikan Karakter (2010:10) pendidikan karakter
mempunyai makna lebih tinggi dari pendidikan moral, karena bukan sekedar
mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah, lebih dari itu pendidikan
karakter menanamkan kebiasaan tentang hal yang baik sehingga peserta didik
menjadi paham tentang mana yang baik dan salah, mampu merasakan nilai yang baik
dan biasa melakukannya.
Selain pengembangan nilai yang dikembangkan sekolah juga sesuai dengan
yang dicantumkan dalam Buku Induk Pendidikan Karakter (2010:28) online,Yang
menyatakan bahwa di luar satuan pendidikan formal dan nonformal, pembelajaran
karakter dilaksanakan melalui kegiatan ekstrakurikuler, yaitu kegiatan satuan
pendidikan formal dan nonformal yang bersifat umum dan tidak terkait langsung pada
suatu materi pembelajaran, seperti kegiatan kompetisi antar bidang olahraga, seni
maupun kegiatan sosial.

Setiap ekstrakurikuler yang ada di SMAN 02 Batu terkandung nilai – nilai
pendidikan karakter yang berbeda antara ekstrakurikuler satu dengan ekstrakurikuler
yang lainnya. Berikut ini gambaran nilai – nilai pendidikan karakter yang terkandung
pada masing – masing kegiatan ekstrakurikuler di SMAN 02 Batu.

Tabel.4.1 Nilai Karakter Pada Masing – Masing Ekstrakurikuler
No

Psikosoial

Jenis Ekstrakurikuler

1

Olah Hati




PMR
Tilawatil Qur’an

2

Olah Pikir






Klub Kimia
Catur
Bahasa Jepang
Jurnalistik

3

4

Olah Raga

Olah Rasa dan Karsa




Sepak Bola
Tapak Suci





Kerajinan
Multimedia
Seni Tari

Nilai Karakter Yang
Dikembangkan
Peduli Sosial dan Lingkungan, Hidup
Sehat, Disiplin, Tanggung Jawab,
Religius, Kerjasama dan Berjiwa
Qur’ani.

Mandiri, Cinta Ilmu, Rasa Ingin
Tahu, Jujur, Gemar Membaca,
Berpikir Logis Dan Kritis, Jujur,
Komunikatif, Menghargai
Keberagaman, Disiplin, Tanggung
Jawab, Kerjasama.

Kerja Keras, Kerja Sama, Disiplin,
Jujur, Percaya Diri, Sportifitas,
Tanggung Jawab, Kekeluargaan
Mengharagai Karya Orang Lain,
Kreatifitas, Mandiri, Tanggung
Jawab, Jujur, Cinta Tanah Air, Cinta
Teknologi, Disiplin, dan Kerjasama

Kesesuaian nilai pendidikan karakter yang terkandung pada masing – masing
kelompok kegiatan ekstrakurikuler di SMAN 02 Batu memeiliki kesesuaian dengan
pendapat Budimansyah (2010:2)yang menjelaskan mengenai sejumlah konsep
tentang karakter, diantaranya karakter individu, karakter privat dan publik, dan
karakter bangsa. Secara psikologis karakter individu dimaknai sebagai hasil
keterpaduan empat bagian yakni olah hati, olah pikir, olah raga, olah rasa dan karsa.

Kemudian nilai yang terkandung di dalam masing – masing kegiatan
ekstrakurikuler di SMAN 02 Batu juga memilki kesesuaian dengan penelitian yang
dilakukan sebelumnya oleh Tasripin ( 2010:116) yang tertuang seperti tabel 4.2
berikut.
Tabel 4.2. Deskripsi Pendidikan Karakter Pada Kegiatan Ekstrakurikuler.
No

Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler

Nilai Pendidikan Karakter Yang Dikembangkan

1

Keagamaan

Religius, Jujur, Toleransi, Disiplin, Kerja Keras,
Kreatif, Mandiri, Demokrasi, Cinta Tanah Air, Peduli
Lingkungan, Peduli Sosial, Tanggung Jawab

2

Olahraga

Jujur, Toleransi, Disiplin, Kerja Keras,
Kreatif,Mandiri

3

Seni

Disiplin, Kerja Keras, Kreatif, Mandiri, Demokrasi
Dan Tanggung Jawab

Pola Pengembangan Nilai – Nilai Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan
Ekstrakurikuler Yang Dilakukan Oleh Sekolah.
Secara umum nilai karakter yang dikembangkan di sekolah adalah karakter
siswa yang disiplin, tanggung jawab, dan kerjasama. Strategi yang dilakukan oleh
sekolah untuk menumbuhkan nilai tersebut adalah dengan cara pemberian sanksi bagi
siswa yang tidak disiplin, tidak tanggung jawab dan tidak kompak. Sanksi yang
diberikan dapat berupa poin pelanggaran maupun hukuman berbau fisisk seperti lari
kebugaran mengelilingi lapangan. Sanksi ini diberikan agar siswa tidak mengulangi
lagi perbuatan buruk yang dilakukan mereka sebelumnya, sehingga dengan
diterapkannya strategi pemberian sanksi diharapakan siswa bisa hidup disiplin,
bertanggung jawab, serta bisa bekerjasama dengan siswa yang lainnya.
Cara yang dilakukan oleh sekolah belum sesuai dengan yang diamanatkan
dalam Desain Induk Pendidikan Karakter (2010:28), yang menyatakan bahwa
penciptaan pendidikan karakter pada lingkungan di satuan pendidikan formal dan

nonformal dapat dilakukan melalui : 1) penugasan, 2) pembiasaan, 3) pelatihan, 4)
pengajaran, 5) pengarahan, serta 6) keteladanan.
Setiap ekstrakurikuler yang ada di SMAN 02 Batu memiliki cara yang
berbeda – beda dalam mengembangkan nilai – nilai pendidikan karakter. Pola yang
dilakukan oleh masing – masing kegiatan ekstrakurikuler di SMAN 02 Batu dapat
dilihat dari tabel 4.3 yang ada dibawah ini.
Tabel 4.3. Pola Yang Digunakan Masing – Masing Ekstrakurikuler.
No

Psikosoial

Jenis Ekstrakurikuler

Pola Yang Digunakan

1

Olah Hati




PMR
Tilawatul Qur’an

Latihan rutin, penugasan, pelatihan
praktik kegiatan kemanusiaan.

2

Olah Pikir








Klub Kimia
Catur
Bahasa Jepang
Jurnalistik
Sepak Bola
Tapak Suci





Kerajinan
Multimedia
Seni Tari

3

Olah Raga

4

Olah Rasa
dan Karsa

Pembiasaan dengan latihan rutin, penugasan,
Latihan Rutin, melaksanakan kegiatan diluar
jam ekstrakurikuler, kegiatan spontan,
Pemberian Sanksi
Latihan rutin, penugasan, pelatihan.

Cara yang dilakukan oleh masing – masing ekstrakurikuler di SMAN 02 Batu
sudah sesuai dengan apa yang ada pada Buku Pedoman Pelaksanaan Pendidikan
Karakter (2011:8), yang menjelaskan pengembangan budaya sekolah dan pusat
kegiatan belajar dilakukan melalui kegiatan pengembangan diri, yaitu:
a. Kegiatan rutin
Kegiatan rutin yaitu kegiatan yang dilakukan peserta didik secara terus
menerus dan konsisten setiap saat. Misalnya kegiatan upacara hari Senin,
upacara besar kenegaraan,pemeriksanaan kebersihan badan, piket kelas,
shalat berjamaah, berbaris ketika masuk kelas, berdo’a sebelum pelajaran
dimulai dan diakhiri, dan mengucapkan salam apabila,bertemu guru, tenaga
pendidik, dan teman.
b. Kegiatan spontan
Kegiatan yang dilakukan peserta didik secara spontan pada saat itu juga,
misalnya,mengumpulkan sumbangan ketika ada teman yang terkena
musibah atau sumbangan untuk masyarakat ketika terjadi bencana.
c. Keteladanan
Merupakan perilaku dan sikap guru dan tenaga kependidikan dan peserta
didik dalam memberikan contoh melalui tindakan-tindakan yang baik

sehingga diharapkan menjadi panutan bagi peserta didik lain. Misalnya
nilai disiplin, kebersihan dan kerapihan, kasih sayang, kesopanan,
perhatian, jujur, dan kerjakeras.
d. Pengkondisian
Pengkondisian yaitu penciptaan kondisi yang mendukung keterlaksanaan
pendidikan karakter, misalnya kondisi toilet yang bersih, tempat sampah,
halaman yang hijau dengan pepohonan.
Kemudian Desain Induk Pendidikan Karakter (2010:28), juga menyatakan
bahwa penciptaan pendidikan karakter pada lingkungan di satuan pendidikan formal
dan nonformal dapat dilakukan melalui : 1) penugasan, 2) pembiasaan, 3) pelatihan,
4) pengajaran, 5) pengarahan, serta 6) keteladanan.
Effektifitas Kegiatan Ekstrakurikuler Sebagai Instrumen Pengembangan
Pendidikan Karakter di SMAN 02 Batu
Nilai – nilai karakter yang ada di setiap kegiatan ekstrakurikuler sebenarnya
sudah ada sebelum digalakkanya pendidikan karakter. Hanya saja dengan
digalakannya pendidikan karakter maka nilai – nilai yang ada di dalam kegiatan
ekstrakurikuler itu lebih nampak. Kegiatan ekstrakurikuler ini sebenarnya merupakan
sarana yang tepat untuk mengembangkan nilai – nilai yang diamanatkan oleh
pendidikan karakter. Hal ini disebabkan karena di dalam proses kegiatan
ekstrakurikuler siswa diajak praktik langsung untuk melakukan atau membuat sesuatu
secara alamiah sesuai dengan kemampuan dan kemauan yang dimilikinya.
Pusat kajian kurikulum dan buku (2011:5-6) (online) menjelakan bahwa
pendekatan yang digunakan Kementerian Pendidikan Nasional dalam pengembangan
pendidikan karakter, khusus kegiatan ekstrakurikuler yaitu melalui stream revitalisasi
program. Alur Stream revitalisasi program tersebut divisualisasikan dalam bagan
dibawah ini .Mengacu pada bagan yang ada di atas maka kajian kita berada pada
pendekatan Stream Revitalisasi Program. Pada jalur/tingkat ini bertujuan untuk
merevitalisasi kembali program-program kegiatan pendidikan karakter dimana pada
umumnya banyak terdapat pada kegiatan ekstrakurikuler yang sudah ada dan sarat
dengan nilai-nilai karakter. Jadi Stream revitalisasi program lebih mengarah pada
kegiatan yang sudah ada yang lebih bersifat pemberdayaan.

Program ekstrakurikuler yang dilaksanakan penuh pada hari sabtu oleh
sekolah sangat effektif untuk mewadahi bakat yang dimiliki oleh para siswa SMAN
02 Batu. Hal ini dikarenakan program sekolah yang menjadikan hari sabtu sebagai
Full Day Ekskul (satu hari penuh kegiatan ekstrakurikuler) nampaknya sangat
didukung oleh siswa, karena selama lima hari para siswa sudah melaksanakan proses
kegiatan belajar mengajarar di kelas. Dengan banyaknya pilihan ekstrakurikuler pula
akhirnya bisa menampung bakat dan keinginan dari setiap siswa yang ada di SMAN
02 Batu.
Ekstrakurikuler yang diikuti para siswa merupakan pilihan dari mereka
sendiri, jadi dalam mengikuti kegiatan ekstrakurikuler mereka menjalaninya dengan
serius dan cukup antusias. Dari antusias dan semangat para siswa untuk mengikuti
kegiatan ekstrakurikuler, akhirnya merekapun mendapatkan banyak pengalaman –
pengalaman yang tidak mereka dapat ketika mereka melaksanakan kegiatan belajar
mengajar di kelas. Mulai dari semakin banyaknya teman yang mereka miliki,
kreatifitas yang semakin meningkat, tahu bagaimana cara bekerjasama dengan orang
lain, munculnya jiwa wirausaha, mendapatkan ilmu baru, serta mendapatkan
kebugaran fisik.
Dari dampak yang bisa dirasakan oleh siswa maka ini sudah relevan dengan
apa yang dijelskan oleh Budimansyah (2010:2) yang menjelaskan mengenai sejumlah
konsep tentang karakter, diantaranya karakter individu, karakter privat dan publik,
dan karakter bangsa. Secara psikologis karakter individu dimaknai sebagai hasil
keterpaduan empat bagian yakni olah hati, olah pikir, olah raga, olah rasa dan karsa
Olah hati berkenaan dengan perasaan sikap dan keyakinan menghasilkan karakter
jujur dan bertanggung jawab. Olah pikir berkenaan dengan proses nalar guna mencari
dan menggunakan pengetahuan secara kritis, kreatif, dan inovatif menghasilkan
pribadi cerdas. Olah raga berkenaan dengan proses persepsi, kesiapan, peniruan dan
penciptaan aktivitas baru disertai sportivitas menghasilkan sikap bersih, sehat, dan
menarik. Olah rasa dan karsa berkenaan dengan kemauan dan kreatifitas
menghasilkan kepedulian dan kreatifitas.

Mengenai jenis ekstrakurikuler yang ada di SMAN 02 Batu belum
sepenuhnya effektif untuk pengembangan pendidikan karakter, hal ini disebabkan
masih kurangnya ekstrakurikuler – ekstrakurikuler yang mengandung nilai
nasionalisme Indonesia seperti Ekstrakurikuler Pramuka atu PASKIBRAKA.
Ketidak effektifan juga terjadi pada faktor kesadaran siswa yang masih terbilang
rendah, kemudian sarana dan prasarana yang mulai tidak layak pakai, serta pembina
ekstrakurikuler yang kurang maksimal di dalam memberikan pembinaan pada siswa.
Kendala ini juga ada pada penelitian yang dilakukan oleh Tasripin (2010:165)
menyatakan kendala yang sering muncul dalam kegiatan ekstrakurikuler dalam
rangka mengembangkan pendidikan karakter adalah faktor sarana prasarana dan
faktor finansial yang kurang.

PENUTUP
Kesimpulan
Bertolak dari hasil penelitian yang diperoleh dari penelitian dapat disimpulkan
sebagai berikut (1) Kegiatan ekstrakurikuler di SMA Negeri 02 Batu dilaksanakan
pada hari Sabtu mulai pukul 07.30 sampai 11.30 WIB. Kegiatan ekstrakurikuler
berfungsi sebagai wadah untuk pengembangan potensi siswa, sehingga mereka
memiliki bekal berupa keterampilan untuk masa depannya. Jumlah jenis kegiatan
ekstrakurikuler di SMAN 02 Batu sebanyak dua puluh tujuh, akan tetapi untuk jenis
kegiatan ekstrakurikuler yang mengandung nilai nasionalisme masih kurang. (2)
Secara umum nilai karakter yang dikembangkan di SMAN 02 Batu adalah karakter
siswa yang disiplin, tanggung jawab, dan kerjasama. Dari Psikososial dapat
digambarkan nilai – nilai karakter yang terkandung pada setiap kegiatan
ekstrakurikuler. Olah Hati karakter yang dikembangkan adalah Peduli Sosial dan
lingkungan, hidup sehat, disiplin, tanggung jawab, Religius dan Berjiwa Qur’ani.
Olah Pikir karakter yang dikembangkan adalah Mandiri, Cinta Ilmu, Rasa Ingin
Tahu, Jujur, gemar membaca, berpikir logis dan Kritis, Jujur, Komunikatif,
Menghargai keberagaman, Disiplin, tanggung jawab. Olah Raga karakter yang
dihasilkan adalah Kerja Keras, Kerja sama, disiplin, jujur, percaya diri, Sportifitas,
tanggung jawab, kekeluargaan. Olah Rasa dan Karsa karakter yang dihasilkan adalah

Mengharagai karya orang lain, Kreatifitas, mandiri, tanggung jawab, jujur, cinta tanah
air, cinta teknologi. (3) Secara Umum pola yang dilakukan oleh sekolah untuk
mengembangkan nilai karakter adalah dengan cara pemberian sanksi bagi siswa yang
tidak disiplin, tidak tanggung jawab dan tidak kompak, hal ini sejatinya tidak relevan
dengan Desain Induk Pendidikan Karakter yang menyatakan bahwa penciptaan
pendidikan karakter pada lingkungan di satuan pendidikan formal dan nonformal
dapat dilakukan melalui : 1) penugasan, 2) pembiasaan, 3) pelatihan, 4) pengajaran,
5) pengarahan, serta 6) keteladanan. Kemudian pola pengembangan nilai – nilai
pendidikan karakter pada masing-masing kelompok ekstrakurikuler meliputi
pambiasaan dengan latihan secara rutin, penugasan, simulasi atau praktek secara
langsung sudah sesuai dengan amanat pendidikan karakter. (4)Efektifitas kegiatan
ekstrakurikuler sebagai instrumen pengembangan pendidikan karakter di SMAN 02
Batu dilihat dari faktor adanya kesesuaian nilai pendidikan karakter dengan program
ekstrakurikuler di SMAN 02 Batu dan faktor individu siswa yang mendukung adanya
kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan penuh pada hari Sabtu. Ketidak effektifan
kegiatan ekstrakurikuler sebagai instrumen pengembangan pendidikan karakter di
SMAN 02 Batu disebabkan oleh faktor sarana dan prasarana yang digunakan dalam
kegatan ekstrakurikuler masih banyak yang kurang, kesadaran beberapa pelatih dan
siswa yang masih kurang, serta masih kurangnya jenis ekstrakurikuler yang
mengandung nilai-nilai nasionalisme Indonesia.
Saran
Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan maka ada beberapa
rekomendasi yang berhubungan dengan implementasi pendidikan karakter pada
kegiatan ekstrakurikuler di SMAN 02 Batu. (1) Perlu adanya penambahan
ekstrakurikuler yang mengandung nilai nasionalisme Indonesia. Misalnya
Ekstrakurikuler Pramuka dan PASKIBRAKA. (2) Pemenuhan sarana dan prasarana
yang dibutuhkan oleh masing – masing ekstrakurikuler. (3) Pola pengembangan
pendidikan karakter yang dilakukan sekolah harus sesuai dengan pola yang
diamantkan dalam desain induk pendidikan karakter. (4) Ketegasan sekolah pada
peserta didik maupun pelatih yang melanggar aturan perlu ditingkatkan demi
optimalnya upaya pembentukan karakter pada siswa.

DAFTAR RUJUKAN
Ali, Muhammad., dkk. 2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. Bandung:
Pedagogiana Press.
Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum dan Perbukuan. 2011.
Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Karakter. Jakarta: Kementrian Pendidikan
Nasional.
Budimansyah, Dasim. 2010. Implementasi Pendidikan Karakter Dalam
Pembelajaran. Makalah disajikan dalam Seminar Nasional HIMNAS PKn,
Jurusan Hukum dan Kewarganegaraan UNJ, Jakarta, 22 November 2010.
Departemen Pendidikan Nasional. 2009. Panduan Model Pengembangan Diri Untuk
Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah.(online).
(http//www.gooogle.com/Panduan model pengembangan diri), diakses 5 Juni
2012)
Desain Induk Pendidikan Karakter Kementrian Pendidikan Nasional 2010. (Online),
(http://www.google.com/Desain Induk Pendidikan Karakter 2010), diakses 15
November 2011.
Kesuma, Dharma., Triatna, Cepi., Permana, Johar. 2011. Pendidikan Karakter
Kajian Teori Praktik di Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Moleong, Lexy, J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Munir, Abdullah. 2010. Pendidikan Karakter Membangun Karakter Anak Sejak Dari
Rumah. Yogyakarta: Pedagogia.
Muslich, Masnur. 2011. Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis
Multidimensional. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar
Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah. (Online),
(http//www.google.com/Permendiknas No 22 Tahun 2006), diakses 15
November 2011.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 39 Tahun 2008 Tentang
Pembinaan Kesiswaan. (Online), (http//www.google.com/Permendiknas No
39 Tahun 2008), diakses 15 November 2011.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Syahrul, Ahan. 2011. Intelektual dan Peradaban Masyarakat. Malang: Intrans
Publishing.
Tasripin, 2010. Pengembangan Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan
Ekstrakurikuler Berbasis Pembiasaan di SDN Sukorame 01, Kecamatan
Caringin, Kabupaten Garut. (Online). Thesis tidak diterbitkan. Bandung: UPI
Undang – Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. (Online), (http://www.google.com/UU Sindiknas), diakses pada 15
November 2011.

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENGEMBANGAN TARI SEMUT BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SD MUHAMMADIYAH 8 DAU MALANG

57 502 20

STRATEGI PEMERINTAH DAERAH DALAM MEWUJUDKAN MALANG KOTA LAYAK ANAK (MAKOLA) MELALUI PENYEDIAAN FASILITAS PENDIDIKAN

73 431 39

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25