Isolasi dan Identifikasi Senyawa Steroid Triterpenoid dari Tinta Sotong (Sepia recurvirostra)

Lampiran 1. Gambar hewan sotong segar

2

4
3

1

5

Keterangan : Panjang: 50,5 cm, lebar : 11 cm, berat : 4,7 ons, warna : coklat
putih, 1 = tentakel, 2 = lengan, 3 = mata, 4 = mantel/badan dan 5 =
sirip.

33
Universitas Sumatera Utara

Lampiran 2. Hasil identifikasi sotong

34

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 3. Gambar kantung tinta dan tinta sotong

Kantung tinta sotong

Tinta sotong

35
Universitas Sumatera Utara

Lampiran 4. Gambar bagan prosedur preparasi dan ekstraksi tinta sotong

Sotong

Dibersihkan dan dibedah
Diambil dan dikumpulkan kantung tintanya
Dikeluarkan tinta sotong dan diukur volumenya
Ditambahkan pelarut n-heksan dengan
perbandingan 1:3 dan diaduk perlahan-lahan

menggunakan batang pengaduk
Disimpan di dalam kulkas selama 7 hari
Disaring dengan kertas whatmann No. 1

Residu

Filtrat

Dipekatkan dengan rotary evaporator pada suhu 40°C
Ditimbang berat ekstrak kasar
Ekstrak n-heksana
tinta sotong (0,38 g)

36
Universitas Sumatera Utara

Lampiran 5. Gambar bagan kerja penelitian

Tinta sotong


Ekstraksi dengan
n-heksana
Karakterisasi

- Organoleptis
- Penentuan pH
- Penentuan
viskositas
- Penentuan
bobot jenis

ekstrak
n-heksana

Skrining golongan
senyawa kimia

KLT
Fase diam : silika gel 60
F254

fase gerak :n-heksanaetilasetat
denganperbandingan
(90:10),(80:20),(70:30),
(60:40)dan (50:50)

- Alkaloida
- Flavonoida
- Saponin
- Tanin
- Glikosida
- Antrakuinon
- Steroida/
- Triterpenoida

kromatogram
KLT preparatif
Fase diam : silika gel 60
F254
fase gerak :n-heksanaetilasetat (80:20)
Isolat


Isolat b

Isolat a
Uji kemurnian
dengan KLT 2
arah

Uji kemurnian
dengan KLT 2
arah

Isolat murni

Isolat murni
Identifikasi secara
spektrofotometri
UV dan IR
Spektrum
37


Universitas Sumatera Utara

Lampiran 6. Gambar kromatogram senyawa steroid/triterpenoid dari ekstrak nheksana tinta sotong dengan KLT

bp

bp

bp

bp

bp

mu

mu

mu


mu
mu

mu
mu
mu
mu
mu
tp

a

Keterangan:

tp

b

tp


c

tp

d

tp

e

Fase diam silika gel 60 F254, fase gerak n-heksana-etilasetat, a
(90:10); b (80:20); c (70:30); d (60:40); e (50:50), penampak
bercak Liebermann-Burchard,tp = titik penotolan, mu = merah
ungu, bp = batas pengembangan.

38
Universitas Sumatera Utara

Lampiran 7. Gambar kromatogram hasil KLT preparatif


bp

b

a

tp

Keterangan: Fase diam silika gel 60 F254, fase gerak n-heksana-etilasetat (80:20),
penampak bercak Liebermann-Burchard, tp = titik penotolan, bp =
batas pengembangan, a = isolat 1, b = Isolat2.

39
Universitas Sumatera Utara

Lampiran 8. Gambar kromatogram hasil KLT dua arah dari isolat a hasil isolasi
dari ekstrak n-heksana tinta sotong

A2

Bp 2

Bp 1

A1

tp

Keterangan: Fase diam silika gel F254, fase gerak I = n-heksana-etilasetat (80:20),
fase gerak II = benzene-etilasetat (80:20) , penampak bercak
Liebermann–Burchard,tp = titik pentotolan, Bp1 = batas
pengembangan pertama, Bp2 = batas pengembangan kedua, A1 =
arah pengembangan pertama, A2 = arah pengembangan kedua,
harga Rf 0,58.

40
Universitas Sumatera Utara

Lampiran 9. Gambar kromatogram hasil KLT dua arah dari isolat b hasil isolasi
dari ekstrak n-heksana tinta sotong


A2
Bp 2
Bp
1

A1

tp

Keterangan: Fase diam silika gel F254, fase gerak I = n-heksana-etilasetat (90:10),
fase gerak II = benzene-etilasetat (95:5) , penampak bercak
Liebermann–Burchard, tp = titik pentotolan, Bp1 = batas
pengembangan pertama, Bp2 = batas pengembangan kedua, A1 =
arah pengembangan pertama, A2 = arah pengembangan kedua,
harga Rf 0,88.

41
Universitas Sumatera Utara

Lampiran 10. Gambar spektrum UV dari senyawa isolat a hasil isolasi dari
ekstrak n-heksana tinta sotong

Panjang gelombang (nm)

42
Universitas Sumatera Utara