IMPLEMENTASI METODE PROBLEM BASED LEARNI

LAPORAN HIBAH PENELITIAN TINDAKAN KELAS
PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN STUDENT CENTERED
LEARNING (SCL) – PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

IMPLEMENTASI METODE PROBLEM BASED LEARNING DALAM
UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN
STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 3
SEMESTER GASAL 2017/2018

TIM DOSEN PENGUSUL
1. Ir. Kiki K.Lestari, MT (0328115901)
2. Cynthia Puspitasari, ST., MT (0327098405)

UNIVERSITAS PANCASILA
FEBRUARI 2018

ABSTRAK
IMPLEMENTASI METODE PROBLEM BASED LEARNING DALAM
UPAYA PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN
STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 3
SEMESTER GANJIL 2017/2018

Oleh :
Ir. Kiki K.Lestari, MT (0328115901)
Cynthia Puspitasari, ST., MT (0327098405)

Dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran mata kuliah Studio Perancangan
Arsitektur 3, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan metode Student Centered
Learning (SCL) – Problem Based Learning (PBL) ini perlu dilaksanakan. Studio
Perancangan Arsitektur 3 yang dilaksanakan pada semester ganjil 2017/2018 ini
merupakan salah satu dari mata kuliah inti berdasarkan kurikulum kurikulum berbasis
kompetensi Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Pancasila. Namun,
pelaksanaannya selama ini tidak terukur tingkat keberhasilannya dan tidak ada Modul
pelaksanaan atau RPP yang jelas. Oleh karena itu, Penerapan SCL-PBL pada PTK ini
bertujuan untuk menghasilkan RPP, memberikan pemerataan pemahaman pada
mahasiswa dengan indikator peningkatan nilai rata-rata kelas dibandingkan studio
sebelumnya.
Penelitian ini dilakukan melalui dua siklus, di mana setiap siklus dilaksanakan mengikuti
prosedur PTK yakni perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Melalui
kedua siklus ini kegiatan pembelajaran diamati tingkat pemahaman setiap mahasiswa
mengenai kualitas ruang pada “bangunan umum bermassa majemuk bertingkat empat”,
dengan menggunakan media gambar dan maket. Hasil dari penelitian ini menunjukkan

bahwa penerapan metode SCL-PBL pada matakuliah Studio Perancangan Arsitektur 3
Semester Ganjil 2017/2018 dapat meningkatkan pemahaman kualitas ruang dan
perancangan mahasiswa. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi gambaran bagi
kegiatan di tahun berikutnya dan dapat mendorong pelaksanaan PTK pada studio
perancangan arsitektur di tingkat berikutnya.
Kata Kunci : Student Centered Learning, Problem Based Learning, Kualitas
Pembelajaran, Studio Perancangan Arsitektur 3

i

LEMBAR PENGESAHAN
JUDUL

:

IMPLEMENTASI
PENINGKATAN

METODE


PROBLEM

KUALITAS

BASED

PEMBELAJARAN

LEARNING
STUDIO

DALAM

UPAYA

PERANCANGAN

ARSITEKTUR 3
KETUA PENGUSUL
Nama dan Gelar


: Ir. Kiki K. Lestari., MT

NIDN

: 0328115901

Tempat/Tanggal Lahir

: Jakarta, 28 November 1959

Jenis Kelamin

: Perempuan

Email / No HP

: kikilestari1159@gmail.com / 0816808682

Jabatan Struktural


: Wakil Rektor Bidang Keuangan dan Administrasi
Umum

Pangkat/Golongan

: Pembina Utama Muda / IV C

Jabatan Fungsional

: Lektor Kepala

Fakultas/Program Studi

: Teknik/S-2 Arsitektur

DATA MATA AJAR ; TIM PENGUSUL SM GANJIL 2017/2018
NO
1


Nama Dosen
Ir. Kiki K. Lestari., MT

Nama Mata Kuliah
1.

Sm

sks

D3/S1/S2/S3
Profesi

Studio
Perancangan
Arsitektur III

2.

Studio


III

Perancangan
Kota dan

V

4 sks

S1

4 sks

S1

Pemukiman

ii


2

Cynthia

Puspitasari,

ST., MT.

1. Studio

III

Perancangan

4 sks

S1

4 sks


S1

6 sks

S1

Arsitektur 3
2. Studio Perkotaan

V

dan Permukiman
3. Studio
Perancangan

VII

Arsitektur 7B

Jakarta, 14 Februari 2018

Mengetahui,

Ketua Tim Pengusul

Ketua Jurusan,

(Dr. Dini Rosmalia, ST., MSi)

(Ir. Kiki K. Lestari., MT)

Menyetujui,
Dekan Fakultas,

(Dr. Ir. Budi Mulyawan Suyitno)

iii

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat
rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah yang berjudul “Implementasi

Metode Problem Based Learning Dalam Upaya Peningkatan Kualitas Pembelajaran
Studio Perancangan Arsitektur 3 Semester Ganjil 2017/2018”.
Adapun maksud dan tujuan dari penulisan Laporan Peneltian Tindakan Kelas
sebagai dokumen penerapan Student Centered Learning – Problem Based Learning
pada mata kuliah Studio Perancangan Arsitektur 3 Semester Ganjil 2017/2018 dan
melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi.
Pada kesempatan ini, tak lupa penulis sampaikan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Ir. Budi Mulyawan Suyitno, Selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
Pancasila yang telah memberikan ijin penelitian.
2. Ibu Prof. Dr. Ros Sumarny M.S, Apt, Selaku Kepala LP3UP Universitas Pancasila.
3. Bapak Ir. M. Muchtar Darmawan, MT, dan Ibu Dra. Florida Ariani, MM, Selaku Tim
Monitoring PTK Pada Mata Kuliah Studio Perancangan Arsitektur 3 Semester Ganjil
2017/2018 Jurusan Arsitektur Universitas Pancasila
4. Ibu Dr. Dini Rosmalia, ST., MSi, Selaku Ketua Jurusan Arsitektur Universitas
Pancasila
5. Bapak dan Ibu Tim Dosen Studio Perancangan Arsitektur 3 Semester Semester
Ganjil 2017/2018 Jurusan Arsitektur Universitas Pancasila
6. Seluruh Mahasiswa/i Kelas Studio Perancangan Arsitektur 3 Semester Semester
Ganjil 2017/2018 Jurusan Arsitektur Universitas Pancasila
7. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam penyusunan laporan ini yang
tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan
menuju kesempurnaan karya tulis ini. Akhir kata, penulis berharap karya tulis ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.
Jakarta, 14 Februari 2018
Penulis

Tim PTK STUPA 3

iv

DAFTAR ISI
ABSTRAK………………………………………………………………………… …...... i
LEMBAR PENGESAHAN…………………………………………………………....... ii
KATA PENGANTAR………………………………………………………………….... iv
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………....... v
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………………...... vi
DAFTAR TABEL.................................................................................................... vi
DAFTAR GRAFIK…………………………………………………………………........ vii
BAB 1 PENDAHULUAN…………………………………………………………......... 1
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………………... 1
1.2 Pokok Persoalan……………………………………………………………………. 4
1.3 Tujuan Penelitian……………………………………………………………………. 4
1.4 Luaran Penelitian……………………………………………………………………. 5
BAB 2 METODOLOGI PENELITIAN TINDAKAN KELAS SCL-PBL
STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 3……………………….......................... 6
Langkah 1……………. ………………………………………….................................. 6
Langkah 2……………. ………………………………………….................................. 8
Langkah 3……………. ………………………………………….................................. 9
Langkah 4……………. ………………………………………….................................. 9
Langkah 5……………. ………………………………………….................................. 12
BAB 3 IMPLEMENTASI PENELITIAN TINDAKAN KELAS SCL-PBL…..........… 14
3.1 Siklus I……………………………………………………………………................. 14
3.1 Siklus II……………………………………………………………………................ 21
BAB.4 PENUTUP…………………………………………………………………......... 31
4.1 Kesimpulan………………………………………………………………………...... 31
4.2 Saran……………………………………………………………………………........ 32
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………..... 33
LAMPIRAN

v

DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Penataan Layout Tempat Duduk di Kelas A dan B mata kuliah
STUPA 3............................................................................................. 11
Gambar 2.2 Siklus Pelaksanaan PTK......................................................................12
Gambar 3.1 Kegiatan Survei ke Rumah Sakit Swasta di Jakarta Selatan...............14
Gambar 3.2 Penyampaian Materi oleh Dosen...............................................................15
Gambar 3.3 Penilaian Siklus I antar Mahasiswa......................................................16
Gambar 3.4 Review Kegiatan dan Hasil Siklus I oleh Dosen Koordinator............... 21
Gambar 3.5 Kegiatan SCL-PBL pada Studio Perancangan Arsitektur 3................. 22
Gambar 3.6 Penilaian Siklus II antar Mahasiswa..................................................... 22
Gambar 3.7 Kegiatan Review UAS dan Pemberian Hadiah
pada Presentasi UAS Terbaik............................................................. 24

DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Perbandingan Nilai Rata-rata pada Studio Perancangan Arsitektur 3
dalam Tiga Tahun Terakhir.................................................................... 3
Tabel 2.1 Daftar Kelompok Studio Perancangan Arsitektur 3
Semester Gasal 2017/2018 ......................................................................... 10
Tabel 3.1 Hasil Kuesioner ............................................................................................... 17
Tabel 3.3 Nilai UTS .......................................................................................................... 19
Tabel 3.4 Hasil Kuesioner Siklus II ................................................................................ 23
Tabel 3.5 Nilai UAS ......................................................................................................... 25
Tabel 3.6 Perbandingan Nilai Akhir STUPA 3 dan STUPA 2 .................................... 26
Tabel 3.7 Perbandingan nilai rata-rata STUPA 3 dalam Empat Tahun .................. 27
Tabel 3.8 Kuesioner 3 Evaluasi Diri ........................................................................ 28
Tabel 3.9 Tingkat Pemahaman ............................................................................... 29
Tabel 3.10 Hasil Sebaran Nilai Berdasarkan Kelompok Tugas .............................. 30
vi

DAFTAR GRAFIK
Grafik 3.1 Pie Chart Hasil Kuesioner Siklus I ......................................................... 18
Grafik 3.2 Presentasi Jumlah Nilai ......................................................................... 19
Grafik 3.3 Pie Chart Hasil Kuesioner Siklus II ........................................................ 24
Grafik 3.4 Presentasi Jumlah Nilai UAS ................................................................. 25
Grafik 3.5 Perbandingan Nilai Akhir STUPA 3 dan STUPA 2 ................................ 27
Grafik 3.6 Kuesioner 3 Evaluasi Diri ....................................................................... 28

vii

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG
.

Pelaksanaan Kurikulum Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Pancasila
sejak tahun 2003 telah menggunakan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) sesuai
keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, nomor 045/U/2002
yang berlaku secara nasional dan wajib dilaksanakan oleh semua Perguruan Tinggi
program sarjana ilmu teknik di Indonesia baik Negeri maupun Swasta. Menurut SK
Mendiknas No. 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi
dan Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik, bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana
dan pengaturan mengenai isi maupun bahan kajian dan pelajaran serta cara penyampaian
dan penilaiannya yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar
dan mengajar di perguruan tinggi. Sedangkan kurikulum berbasis kompetensi adalah
kurikulum

yang

disusun

berdasarkan

elemen-elemen

kompetensi

yang

dapat

menghantarkan mahasiswa untuk mencapai kompetensi utama, pendukung dan lainnya.
Kurikulum Berbasis Kompetensi Industri 2010 – 2015 merupakan penyempurnaan dari
kurikulum sebelumnya (KBK 2008 – 2013) yang mengacu kepada keputusan Direktorat
Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia nomor:
43/DIKTI/Kep/2006

tentang

Rambu-Rambu

Pelaksanaan

Kelompok

Mata

kuliah

Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi (MPK) dan nomor 44/DIKTI/Kep/2006
tentang Rambu-Rambu Pelaksanaan Mata kuliah Berkehidupan Bermasyarakat di
Perguruan Tinggi (MBB). Adapun KBK Industri 2010 – 2015 ini ditujukan untuk
menghasilkan lulusan yang kompetensinya sesuai dengan tuntutan bidang industri Jasa
Arsitektur, yaitu lulusan yang mempunyai kemampuan secara spesifik dalam mengelola
pekerjaan desain arsitektur (management design architecture) untuk bidang pekerjaan
arsitektur bangunan ataupun untuk bidang pekerjaan arsitektur kawasan. Sedangkan
tujuan pendidikan diarahkan untuk menghasilkan sarjana teknik arsitektur yang memiliki
integritas kepribadian yang tinggi, rasa etika nasional dan mampu bekerja secara individu
1

maupun secara tim atau meneruskan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi serta mampu
menghadapi berbagai situasi baru dan perkembangan iptek dalam keprofesiannya sebagai
sarjana teknik arsitektur.
Sebagai jembatan untuk menuju dunia karya/kerja, mata kuliah yang menghantarkan
mahasiswa ada pada Studio Perancangan Arsitektur, dan merupakan mata kuliah inti pada
pendidikan di Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Pancasila. Agar setiap
mahasiswa dapat lulus mata kuliah Studio Perancangan Arsitektur pada semesternya,
maka proses perancangan sebagai olah kemampuan mahasiswa dalam mendesain harus
benar dan hasilnya berupa produk grafis yang harus memenuhi persyaratan layak untuk
dapat diwujudkan menjadi bangunan nyata. Salah satu yang menjadi tolak ukur
kompetensi seorang mahasiswa jurusan Arsitektur menjadi Sarjana Teknik Arsitektur,
adalah kemampuannya dalam memahami dan menyelesaikan permasalahan dalam
menghasilkan suatu rancangan arsitektur.
Pengajuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pada semester ganjil 2017-2018 adalah
untuk mata kuliah Studio Perancangan Arsitektur 3. Selama ini proses perkuliahan pada
Studio Perancangan Arsitektur 3 dilaksanakan dengan metode ceramah, diskusi dan
kolaborasi aktif antara mahasiswa dan dosen baik secara individual maupun kelompok
yang disertai dengan tugas-tugas sebagai output/keluaran dari perkuliahan di Studio
Perancangan Arsitektur 3. Dengan metode tersebut ternyata belum mampu secara optimal
meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menguasai kompetensi di bidang arsitektur.
Hal ini terlihat dari nilai akhir mata kuliah Studio Perancangan Arsitektur 3 dari tahun 2015
sampai dengan tahun 2016 (Tabel 1.1).

2

Tabel 1.1 Perbandingan Nilai Rata-rata pada Studio Perancangan Arsitektur 3
dalam Tiga Tahun Terakhir

3

Berangkat dari data tersebut, diperlukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan
menerapkan Student Center Learning dan Problem Based Learning (SCL-PBL) pada mata
kuliah Studio Perancangan Arsitektur 3 agar hasil pembelajaran mahasiswa menjadi lebih
baik. Problem Based Learning merupakan pendekatan yang berorientasi pada pandangan
kognitif konstruktivistik yang memuat karakteristik kontekstual, kolaboratif, berpikir
metakognisi, dan memfasilitasi pemecahan masalah. Peserta didik dimungkinkan belajar
secara bermakna yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi melalui
pemecahan masalah. Pembelajaran ini diharapkan mampu meningkatkan pemahaman
akan makna, meningkatkan kemandirian, meningkatkan pengembangan skill berpikir
tingkat tinggi, meningkatkan motivasi, memfasilitasi relasi antar peserta didik dan
meningkatkan skill dalam membangun teamwork.

1.2 POKOK PERSOALAN
Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan maka pokok persoalan yang akan
diangkat dalam penelitian tindakan kelas ini adalah:
1. Nilai rata-rata mata kuliah Studio Perancangan Arsitektur 3 yang rendah dan
pemahaman yang tidak merata
2. Bagaimana implementasi Metode Problem Based Learning pada Mata Kuliah Studio
Perancangan Arsitektur 3
1.3 TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian adalah melakukan Implementasi Metode Pembelajaran Problem
Based Learning dalam mata kuliah Studio Perancangan Arsitektur 3, agar dapat mencapai
hasil akhir berupa peningkatan pemahaman mahasiswa dalam bentuk nilai akhir yang baik
dan merata.

4

1.4 LUARAN PENELITIAN
Adapun luaran yang akan dihasilkan dari Implementasi Metode Pembelajaran Problem
Based Learning dalam mata kuliah Studio Perancangan Arsitektur 3 adalah:
1. Laporan Penelitian
2. Rencana Pembelajaran Semester (RPS);
3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan
4. Pengembangan Bahan Ajar Studio Perancangan Arsitektur 3.

5

BAB 2
METODOLOGI PENELITIAN
Mata kuliah Studio Perancangan Arsitektur 3 (STUPA 3) merupakan jenis mata kuliah
yang masuk ke dalam kelompok praktikum di dalam kurikulum Jurusan Arsitektur. Kegiatan
(STUPA 3) dilaksanakan terstruktur dan terjadwal dua kali dalam satu minggu di dalam
ruang kelas yang disebut studio seperti terlihat Lampiran 1.
Metodologi penelitian tindakan kelas pada mata kuliah Studio Perancangan Arsitektur
3 akan dilakukan dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
Langkah 1. Merancang Pembelajaran Dengan Metode SCL-PBL
Metode pembelajaran (teaching method) untuk mata kuliah STUPA 3 sama dengan
mata kuliah studio perancangan yang lainnya, yaitu mendorong mahasiswa untuk belajar
secara mandiri, tidak tergantung pada dosen pembimbingnya. Metode pembelajaran ini
kemudian diperkuat kembali dengan diimplementasikannya permasalahan atau kasus
yang harus diselesaikan sendiri oleh mahasiswa secara mandiri dengan arahan dari dosen
pembimbing. Untuk mencapai hal tersebut, diperlukan beberapa hal yang dapat
mendukung Metode tersebut, yakni:
a. Menyiapkan Rencana Pembelajaran Semester (RPS)
RPS disiapkan dengan berdasar pada pembelajaran yang akan diterapkan dalam
proses belajar mengajar, standar kompetensi dan kompetensi dasar dan bahan materi
yang sesuai. Di samping itu RPS juga meliputi sumber, bahan, dan alat bantu yang
dibutuhkan, jadwal kegiatan selama satu semester serta skenario pembelajaran dengan
pendekatan kontekstual dan pembelajaran berbasis masalah (SCL-PBL) terkait Studio
Perancangan Arsitektur 3 (Lampiran 2)

6

b. Merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
RPP merupakan penjabaran lebih lanjut dari RPS, yang telah dibuat lebih mendetail
terkait pertemuan demi pertemuan. RPP yang dibuat berdasarkan metoda SCL-PBL, di
mana mahasiswa sebagai pusat dari kegiatan pembelajaran dan bertanggung jawab
penuh atas dirinya masing-masing. Dalam mata kuliah STUPA 3 ini, kemajuan yang
dicapai setiap mahasiswa tergantung kepada diri sendiri. Namun mahasiswa diberikan
batasan penyelesaian siklusan produk desain sebagai alat kontrol penyelesaian tugas
dalam prosesnya. Setiap dosen sebagai fasilitator, akan membimbing setiap mahasiswa
dalam kelompoknya di kelas, hal ini terurai di dalam RPP yang disajikan pada Lampiran
3.
c. Merancang Formulir Kegiatan
Pada proses SCL-PBL ini, cara mengukur kinerja atau alat kontrol penyelesaian tugas
mahasiswa adalah melalui penilaian. Oleh karena itu diperlukan formulir penilaian yang
terdiri dari: (Lampiran 4)



Formulir Kuesioner 1



Formulir Kuesioner 3



Formulir Nilai Tugas Besar



Formulir Nilai UAS



Formulir Kuesioner 2



Formulir Tugas Harian



Formulir Nilai UTS

Formulir Nilai UTS, UAS dan Rekapitulasi Nilai Akhir dari Fakultas

d. Merancang Studi Kasus
Metoda SCL-PBL yang digunakan pada STUPA 3 ini mengharuskan adanya pemicu
dalam bentuk studi kasus yang akan diselesaikan oleh mahasiswa. Studi kasus yang
direncanakan adalah merancang bangunan umum bermassa majemuk, bangunan
bertingkat maksimal empat lantai. Dalam pelaksanaan pembelajaran di mata kuliah

7

Studio Perancangan Arsitektur 3, pemicu yang dimunculkan untuk peningkatan kualitas
mahasiswa, dalam prosesnya ada dua tujuan (berdasarkan RPS), yaitu:
1. Mahasiswa mampu memahami perancangan dan pemanfaatan norma/standar
fungsi dan luas ruangan untuk mencapai efektifitas dan efisiensi dalam
perancangan bangunan umum massa majemuk bertingkat maksimal empat lantai
2. Mahasiswa mampu memecahkan masalah pewadahan secara kreatif terkait
perancangan bangunan umum
Berangkat dari pemicu dan tujuan tersebut, dirancang studi kasus pada mata kuliah
STUPA 3 tahun 2017/2018 yang berbeda dengan tugas pada tahun selanjutnya, yakni
mahasiswa dibagi menjadi 3 kelompok kasus bangunan umum, yakni kelompok yang
membuat Rumah Sakit Ibu dan Anak, Akademi Bahasa dan Toko.
e. Merancang Bobot Penilaian
Bobot penilaian yang digunakan pada mata kuliah STUPA 3 ini adalah:



Kehadiran

: 5%

Tugas

: 40%



UTS

: 25%

UAS

: 30%



Langkah 2. Pengumpulan Data
Data yang diperlukan pada kegiatan Penelitian Tindakan Kelas untuk mata kuliah
STUPA 3 antara lain:
1. Data nilai hasil pembelajaran mata kuliah Studio Perancangan Arsitektur 3 tiga tahun
sebelumnya (Tabel 1.1 di depan)
2. Data nilai hasil pembelajaran mata kuliah Studio Perancangan Arsitektur 2 semester
sebelumnya
3. Data nilai STUPA 3 sesuai dengan metode SCL-PBL yang terdiri dari:
 Nilai Kehadiran
 Nilai Tugas
 Nilai UTS

8

 Nilai UAS

 Nilai Kuesioner 1
 Nilai Kuesioner 2
 Nilai Kuesioner 3

Langkah 3. Pengolahan dan Analisis Data
Pada penelitian ini, analisis data dilakukan dengan cara analisis deskriptif. Di mana
analisis meliputi perhitungan nilai merata dan presentase yang didapat dari jumlah setiap
nilai. Selanjutnya hasil penelitian masing-masing siklus dipaparkan secara kualitatif, untuk
dinilai pengaruh dan sebab dari hasil nilai tersebut sebagai evaluasi pembelajaran.
Selanjutnya dari hasil akhir pengolahan data, dapat dilihat tingkat keberhasilan metoda
terhadap nilai akhir sebagai pemicu SCL-PBL.
Langkah 4. Rencana Implementasi
a. Obyek Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan pada mahasiswa Jurusan Arsitektur
Fakultas Teknik Universitas Pancasila yang sedang mengambil mata kuliah Studio
Perancangan Arsitektur 3 Semester Gasal 2017/2018 yang berjumlah 61 orang dan
dibagi menjadi 6 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 10-11 orang (lihat
tabel 2.1). Distribusi mahasiswa ke dalam kelompok dilakukan dengan berdasar pada:
1. Pemerataan jumlah nilai mahasiswa pada mata kuliah studio sebelumnya (STUPA
2), di mana nilai A dan A- (jumlah 22 mahasiswa) harus disebar secara merata
jumlahnya pada enam kelompok, hal ini bertujuan agar dapat menumbuhkan
motivasi dan suasana belajar yang baik bagi rekan mahasiswa lain.
2. Jenis kasus akan dibebankan pada setiap kelompok mahasiswa dan didampingi oleh
satu dosen. Semua dosen berperan sebagai fasilitator dan tergabung dalam tim
teaching dengan satu orang koordinator yang bertanggung jawab dalam proses
pembelajaran dari awal hingga akhir.

9

Tabel 2.1 Daftar Kelompok Studio Perancangan Arsitektur 3
Semester Gasal 2017/2018

b. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian dilaksanakan pada mata kuliah Studio Perancangan Arsitektur 3, di
Jurusan Arsitektur Universitas Pancasila. Waktu Pelaksanaan selama 15 minggu. Yakni
mulai tanggal 4 September – 15 Desember 2017. Pada pelaksanaan mata kuliah
STUPA 3 di semester ganjil 2017-2018 ini jadwal pertemuan adalah hari Senin pukul
09.40 – 16.00 dan hari Rabu pukul 09.40 – 16.00. Di setiap pertemuannya, dibagi ke
dalam dua kelas (kelas A dan B), dan pada ruang kelas dilakukan penataan layout
tempat duduk yang berbeda dengan layout mata kuliah teori, yakni meja dan bangku
disusun sesuai dengan kelompoknya. Hal ini bertujuan untuk mendorong suasana
belajar dan diskusi yang lebih hidup dan menarik serta atmosfer studio arsitektur yang
10

lebih bervariasi. Dengan demikian penataan tempat duduk tersebut diharapkan dapat
memotivasi mahasiswa untuk dapat menyelesaikan tugas lebih cepat dan kreatif.

Gambar 2.1 Penataan Layout Tempat Duduk di Kelas A dan B mata kuliah STUPA 3

c. Rencana Tindakan
Penelitian tindakan kelas ini dibagi ke dalam dua siklus. Siklus I waktunya dimulai dari
perencanaan sebelum mulainya masa perkuliahan, dilanjutkan dengan pelaksanaan
kegiatan sampai dengan UTS (Ujian Tengah Semester), kemudian pengamatan dan
refleksi. Hasil evaluasi pada siklus I masih belum tuntas, sehingga dilakukan perbaikan
pada siklus II. Refleksi siklus I dilakukan untuk menentukan langkah-langkah perbaikan
pada siklus II. Seperti halnya pada siklus I, siklus ini juga terdiri dari perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Bedanya, pada siklus II refleksi dilakukan secara
menyeluruh, bukan halnya pada hasil siklus II saja, melainkan pada hasil rekapitulasi
secara keseluruhan. Gambaran prosedur penelitian dapat dilihat pada bagan di bawah ini.
11

SIKLUS I
PELAKSANAAN

REFLEKSI

PERENCANAAN
PENGAMATAN

SIKLUS II
PELAKSANAAN

REFLEKSI

PERENCANAAN
PENGAMATAN
Keterangan
Siklus I : Sampai dengan UTS
Siklus II : Sampai dengan UAS

Gambar 2.2 Siklus Pelaksanaan PTK
Langkah 5. Kajian Pustaka
Studio Arsitektur sebagai wadah proses pendidikan calon arsitek diharapkan mampu
membekali kompetensi para mahasiswa agar nantinya mampu tersertifikasi secara
profesional. Pada hakekatnya studio arsitektur merupakan muara dari berbagai
pengetahuan yang diintegrasikan pada kegiatan merancang. Diharapkan mahasiswa dapat
memperoleh informasi bagaimana kondisi nyata maupun masalah-masalah yang terjadi
dalam proses merancang di masyarakat.
Model PBL dikembangkan berdasarkan konsep-konsep yang dicetuskan oleh Jerome
Bruner. Konsep tersebut adalah belajar penemuan. Konsep tersebut memberikan
dukungan teoritis terhadap pengembangan model PBL yang berorientasi pada kecakapan
memproses informasi. Menurut Tan (dalam Rusman, 2012: 229) PBL merupakan
penggunaan berbagai macam kecerdasan yang diperlukan untuk melakukan konfrontasi
12

terhadap tantangan dunia nyata, kemampuan untuk menghadapi segala sesuatu yang
baru dan kompleksitas yang ada. Pendapat di atas diperjelas oleh Ibrahim dan Nur (dalam
Rusman, 2012: 241) bahwa PBL merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang
digunakan untuk merangsang berpikir tingkat tinggi siswa dalam situasi yang berorientasi
pada masalah dunia nyata, termasuk di dalamnya belajar bagaimana belajar. Seperti yang
telah diungkapkan oleh pakar PBL Barrows (Barrows, 1980) PBL merupakan sebuah
model pembelajaran yang didasarkan pada prinsip bahwa masalah (problem) dapat
digunakan sebagai titik awal untuk mendapatkan atau mengintegrasikan pengetahuan
(knowledge) baru.
Metode Problem Based Learning (PBL) yang akan diterapkan pada Studio
Perancangan Arsitektur 3 antara lain:
a. Orientasi mahasiswa pada Tugas yang diberikan oleh Tim Dosen menjelaskan tujuan
pembelajaran, menjelaskan data apa saja yang diperlukan, dan memotivasi
mahasiswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah;
b. Mengorganisasi siswa untuk belajar. Dosen membantu mahasiswa mendefinisikan dan
mengorganisasikan tugas yang berhubungan dengan masalah tersebut;
c. Membimbing pengalaman individual/kelompok.Dosen mendorong mahasiswa untuk
mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen untuk mendapatkan
penjelasan dan pemecahan masalah;
d. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Dosen membantu mahasiswa dalam
merencanakan dan menyiapkan tugas-tugas kecil yang sesuai untuk pendukung
Tugas Besar;
e. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Dosen membantu
mahasiswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap siklusan tugas mereka
dan proses yang mereka lakukan untuk menjadi sebuah Perencanaan dan
Perancangan Bangunan.

13

BAB 3
IMPLEMENTASI PENELITIAN
3.1 SIKLUS I
Perencanaan
Pada tahap perencanaan, dilakukan persiapan terhadap pengajaran yang mengacu
pada skenario pembelajaran yakni membuat proyek “Bangunan umum bermassa
majemuk, bangunan bertingkat maksimal empat lantai”. Kemudian dosen memberikan
pendahuluan tentang materi yang terkait tugas dan menugaskan mahasiswa mencari
studi literatur dan studi kasus. Setelah mahasiswa memahami gambaran bangunan
umum yang didapat dari studi kasus, dilakukan pembagian kelompok berdasarkan hasil
nilai pada mata kuliah studio di semester sebelumnya, di mana nilai A dan A- disebar
secara merata jumlahnya terhadap enam kelompok mahasiswa (ada di pembahasan
sebelumnya), di mana setiap kelompok diketuai oleh satu mahasiswa.
Setelah mahasiswa mengetahui tugas atau kasusnya masing-masing, dosen
menugaskan mahasiswa melakukan survei lapangan secara berkelompok. Survei yang
dilakukan adalah dengan mengobservasi bangunan umum sesuai dengan fungsi
bangunan yang ditugaskan (Rumah Sakit Ibu dan Anak, Akademi Bahasa atau Toko).
Hasil dari survei bangunan tersebut kemudian dilaporkan dalam bentuk laporan dan
dibuat oleh masing-masing mahasiwa.

Gambar 3.1 Kegiatan Survei ke Rumah Sakit Swasta di Jakarta Selatan

14

Setelah memahami fungsi bangunan, kegiatan persiapan dilanjutkan dengan
pencarian tapak atau lahan proyek. Apabila ada beberapa alternatif tapak, maka perlu
dilakukan observasi lapangan untuk mengetahui tapak yang memiliki potensi atau cocok
dibangun dengan fungsi terkait.

Selanjutnya,

masing‐masing kelompok harus

melaporkan hasil survei dan berdiskusi tapak mana yang akan dipilih untuk dijadikan
lahan. Pada alternatif tapak kemudian dilakukan survei, dianalisis dan dipilih mana yang
sesuai untuk dibangun fungsi bangunan umum bersangkutan.
Pelaksanaan
Pada tahap ini, mahasiswa mulai melakukan proses perancangan. Untuk
membekali pengetahuan dan menambah pemahaman mahasiswa, setiap hari senin tim
dosen secara bergantian akan menyampaikan materi terkait tugas dan gambar yang
akan dibuat. Dosen juga akan memberikan pokok-pokok materi tentang metoda dalam
proses perancangan, kesulitan dalam perancangan dan cara mengatasinya. Beberapa
mahasiswa memperhatikan penjelasan dosen, namun banyak mahasiswa yang kurang
memperhatikan dosen dalam menyampaikan materi. Hal ini dapat dipahami karena
penyampaian materi dari dosen hanya menggunakan ceramah, sehingga mahasiswa
kesulitan untuk menangkap maksud penjelasan materi tersebut.

Gambar 3.2 Penyampaian Materi oleh Dosen
Pada pelaksanaan tugas mandiri, metoda SCL-PBL dilakukan secara optimal, di
mana mahasiswa diminta mengerjakan konsep awal bangunan umum bermassa
majemuk sesuai dengan kasus dan ide masing-masing. Hasil dari tahap ini adalah
15

mahasiswa diminta membuat studi bangunan dalam bentuk dua dan tiga dimensi
dengan bantuan gambar sketsa dan maket studi gubahan massa.
Permasalahan yang dihadapi pada tahap ini adalah banyaknya mahasiswa yang
sering tidak berada di dalam kelas dan jarang melakukan bimbingan dengan dosen. Hal
ini disebabkan karena banyaknya kegiatan mahasiswa di luar kegiatan akademik untuk
mengejar nilai bagi Surat Keterangan Pendamping Ijazah (SKPI). SKPI sejak
diberlakukan pada periode tahun 2015/2016 memberikan tuntutan bagi mahasiswa
untuk melakukan kegiatan ekstrakulikuler. Oleh karena itu terkait kegiatan STUPA 3,
untuk mengikat hasil kerja mahasiswa diberlakukan target progress dari tugas secara
harian. Yakni di setiap pertemuan, pada sore hari dilakukan bimbingan dan juga
pengumpulan tugas sesuai dengan target gambar.
Pengamatan
Pada tahap ini dilakukan observasi dengan memakai format observasi yang sudah
disiapkan yaitu dengan kuesioner. Kemudian dilakukan penilaian hasil pekerjaan
dengan menggunakan format penilaian tersebut terkait dengan progress pekerjaan
mahasiswa. Penilaian pada tahap ini dilakukan antara mahasiswa dengan mahasiswa.

Gambar 3.3 Penilaian Siklus I antar Mahasiswa
Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada siklus I oleh peneliti masih terdapat
mahasiswa yang belum terbiasa bekerja secara mandiri, sebagian mahasiswa kurang
16

antusias dalam belajar dengan menggunakan metode problem based learning yang
dibawakan peneliti sehingga mahasiswa kurang aktif dalam belajar. Hal ini bisa dilihat
dari hasil observasi terhadap mahasiswa dalam proses pembelajaran yang dinilai
berdasarkan pemahaman hubungan antara ruang dan kualitas teknik penggambaran,
seperti dapat dilihat pada tabel 3.1 di bawah.
Berdasarkan data observasi pemahaman hubungan antar ruang dan teknik
penggambaran

mahasiswa

yang dilakukan

peneliti pada mata

kuliah Studio

Perancangan Arsitektur 3 (STUPA 3) terhadap 61 mahasiswa yang dibagi dalam 2 kelas
(ruang 405B dan ruang 407A) antara lain: (1) siklus I tidak terdapat mahasiswa yang
kualitasnya kurang sesuai, hal ini terlihat dari presentase jumlah 0% pada tabel; (2)
mahasiswa dengan kualitas yang cukup sesuai sebanyak 16 orang dengan tingkat
persentase 26%; (3) mahasiswa dengan kualitas ruang sesuai sebanyak 31 orang
dengan tingkat persentase 51 % dan (4) mahasiswa dengan kualitas ruang sangat
sesuai sebanyak 14 orang atau sebesar 23%. Pada siklus I masih terdapat banyak
mahasiswa yang pemahaman kualitas ruangnya dan teknik penggambarannya cukup
sesuai dengan konsep dan analisis dalam pembelajaran. Hal ini dikarenakan tingkat
kesulitan terkait materi yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan studio
sebelumnya. Penilaian pemahaman kualitas ruang dan teknik penggambaran pada
mata kuliah Studio Perancangan Arsitektur 3 dapat dilihat berdasarkan tabel dan pie
chart di bawah.

Tabel 3.1 Hasil Kuesioner
Tingkat
Pemahaman
Kurang Sesuai
Cukup Sesuai
Sesuai
Sangat Sesuai

Presentase
0%
26%
51%
23%

Frekuensi
0
16
31
14

TOTAL

100%

61

17

Grafik 3.1 Pie Chart Hasil Kuesioner Siklus I

Refleksi
Pada tahap ini dilakukan evaluasi tindakan yang telah dilaksanakan meliputi
evaluasi mutu, jumlah dan waktu dari setiap macam tindakan. Salah satu bentuk
evaluasi terukur pada tahap ini adalah berupa penilaian Ujian Tengah Semester (UTS)
yang penilaiannya mencakup konsep dan hasil perancangan tapak. Penilaian UTS
dibuat berdasarkan format yang ada pada Lampiran 4.5 yang kemudian dianalisis
frekuensi jumlahnya, presentase tiap jumlah nilai dan rata-rata kelas.
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh tes pada siklus I dapat disimpulkan bahwa
hasil pembelajaran masih kurang dan perlu ditingkatkan. Data hasil belajar mahasiswa
pada siklus I dapat dilihat pada Tabel 3.3 dan Grafik 3.2. Berdasarkan tabel dan grafik
tersebut diperoleh data nilai rata-rata hasil belajar siswa pada tes tabel I sebesar 64,70
serta persentase ketuntasan belajar mahasiswa yang meliputi jumlah mahasiswa yang
telah tuntas belajar dan belum tuntas belajar, seperti terlihat pada tabel dan grafik di
bawah.

18

Tabel 3.3 Nilai UTS
NILAI
A
AB+
B
BC+
C
D
E

BOBOT

RANGE
SKOR
80 - 100
76 - 79.99
72 - 75.99
68 - 71.99
64 - 67.99
60 - 63.99
56 - 59.99
45 - 55.99
0 - 44.99

4
3,67
3,33
3
2,67
2,33
2
1
0
Total Jumlah
Mahasiswa
Nilai Rata-rata

FREKUENSI

%

1
2
8
14
13
13
7
1
2

2%
3%
13%
23%
21%
21%
11%
2%
3%

61

100%
64,70

Grafik 3.2 Presentasi Jumlah Nilai

Berdasarkan tabel dan grafik di atas hasil tes siklus I dapat dilihat bahwa kemampuan
mahasiswa dalam memahami kualitas ruang luar dan dalam pada tapak perencanaan
bangunan umum bermassa majemuk, bangunan bertingkat maksimal empat lantai masih
rendah. Dari 61 mahasiswa menjadi subjek dalam penelitian ini yang mendapat nilai E
adalah 2 orang sebesar 3%, yang mendapat nilai D adalah sebanyak 1 orang sebesar 2%,
yang mendapat nilai C dan C+ adalah sebanyak 7 dan 13 orang sebesar 11% dan 21%,
yang mendapat nilai B-, B dan B+ adalah sebanyak 13, 14 dan 8 orang sebesar 21%, 23%
19

dan 13%, yang mendapat nilai A- dan A adalah sebanyak 2 dan 1 orang sebesar 3% dan
2%.
Kesimpulan refleksi pada tindakan pertama adalah: (1) mahasiswa belum sungguhsungguh dalam pelaksanaan proses pembelajaran; (2) mahasiswa masih kesulitan dalam
memahami materi tugas yang dibebankan; (3) pemahaman mahasiswa secara umum
merata; (4) diskusi mahasiswa berjalan dengan baik, (5) mahasiswa kurang rajin
melakukan bimbingan dengan dosen (6) prestasi belajar rata-rata masih rendah.
Pada tahap ini juga diadakan pertemuan tim peneliti untuk membahas hasil evaluasi
tentang skenario pembelajaran dan hasil pekerjaan mahasiswa dari konsep awal hingga
rencana tapak. Berdasarkan hasil diskusi tim peneliti, permasalahan yang muncul dan
disadari peneliti antara lain: (1) dosen merasa mahasiswa kurang serius dalam
mengerjakan tugas, (2) dosen belum aktif bergiliran membimbing masing-masing
kelompok, (3) tingkat kesulitan tugas yang berbeda antara tiga jenis tugas yang
dibebankan; (4) banyak mahasiswa yang sering tidak berada di dalam kelas.
Perubahan Metode Pembelajaran
Terkait dengan tahap ini, peneliti harus memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai
hasil evaluasi, untuk digunakan pada siklus berikutnya. Berdasarkan hasil refleksi pada
siklus I maka revisi rancangan atau rencana tindakan pada siklus kedua adalah:
1. Dosen sepakat memperketat daftar hadir, dengan cara pemanggilan nama (absen
panggil) di pagi hari pukul 10.00, kemudian daftar hadir diambil dan di sore hari pukul
16.00 diberikan kembali pada mahasiswa untuk tanda tangan sesi 2;
2. Dosen harus memiliki komitmen kehadiran di setiap pertemuan;
3. Hal yang berkaitan dengan pembelajaran problem based learning dengan bantuan
bahan ajar dapat dibagi ke mahasiswa agar lebih memahami isi materi;
4. Progress pekerjaan diberikan target untuk diberikan penilaian (Lampiran 4.4 format nilai
harian)

20

3.2 SIKLUS II
Perencanaan
Siklus II merupakan sepenuhnya pembelajaran secara mandiri di Studio, di mana
mahasiswa menyelesaikan tugas perancangan gambarnya masing-masing. Sebelum
pembelajaran siklus II dimulai mahasiswa diberikan review terkait dengan hasil evaluasi
pada siklus I, mencakup tugas maupun evaluasinya termasuk nilai atau poin yang dapat
diraih mahasiswa. Lalu dosen menjelaskan kembali inti dari tugas yakni membuat
bangunan umum bermassa majemuk, bangunan bertingkat maksimal empat lantai. Agar
dapat memotivasi mahasiswa, dosen juga mengingatkan kembali target-target yang harus
dikejar dan jadwal pelaksanaan kegiatan. Setelah melakukan review pengarahan,
mahasiswa diarahkan untuk belajar mandiri dengan tetap melakukan asistensi secara
berkala hingga ke evaluasi.

Gambar 3.4 Review Kegiatan dan Hasil Siklus I oleh Dosen Koordinator
Pelaksanaan
Berbeda dengan pelaksanaan siklus I, pada siklus II, pelaksanaan SCL-PBL sudah
berjalan lebih terarah dan mandiri. Mahasiswa melakukan pengembangan dan
penyempurnaan konsep tapak menjadi konsep matang sehingga siap untuk dilakukan
proses berikutnya yakni proses perancangan bangunan. Mahasiswa melakukan proses
penggambaran konsep menjadi gambar-gambar desain berupa gambar dua dimensi dan
ilustrasi tiga dimensi. Pada tahap ini, target-target gambar dibuat lebih intensif agar
gambar dapat selesai sesuai jadwal. Setiap sore, dilakukan kegiatan asistensi dan pada
beberapa pertemuan dilakukan pengumpulan sesuai target gambar (berdasarkan RPS).
21

Gambar 3.5 Kegiatan SCL-PBL pada Studio Perancangan Arsitektur 3
Pengamatan
Pada tahap ini observasi dengan menggunakan format observasi yang sudah
disiapkan yaitu dengan kuesioner. Kemudian dilakukan penilaian hasil pekerjaan dengan
menggunakan format penilaian terkait dengan progress pekerjaan mahasiswa, antara lain
ukuran ruang terkait standar, hubungan antar ruang, sirkulasi di dalam bangunan,
pencahayaan dan penghawaan alami serta bentuk massa bangunan. Penilaian pada tahap
ini dilakukan antara mahasiswa dengan mahasiswa.

Gambar 3.6 Penilaian Siklus II antar Mahasiswa
Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada siklus II oleh peneliti, mahasiswa sudah
mulai terbiasa menciptakan suasana pembelajaran SCL-PBL. Hal itu terlihat dari antusias
mahasiswa dalam mengerjakan tugas. Sebelumnya pada siklus I masih banyak
mahasiswa yang belum paham terhadap kualitas ruang dan kurang aktif selama
22

penerapan metode pembelajaran berlangsung. Namun, pada siklus II mahasiswa lebih
aktif bertanya sehingga pemahaman mahasiswa lebih meningkat dan rasa percaya diri
mahasiswa dalam penyelesaian masalah menjadi lebih baik.
Berdasarkan data observasi pemahaman kualitas ruang mahasiswa yang dilakukan
peneliti pada mata kuliah Studio Perancangan Arsitektur 3 (STUPA 3) terhadap 61
mahasiswa yang dibagi dalam 2 kelas (ruang 405B dan ruang 407A) antara lain: (1) siklus
II tidak terdapat mahasiswa yang kualitasnya kurang sesuai, hal ini terlihat dari presentase
jumlah 0% pada tabel; (2) mahasiswa dengan kualitas yang cukup sesuai sebanyak 3
orang dengan tingkat persentase 5%; (3) mahasiswa dengan kualitas ruang sesuai
sebanyak 38 orang dengan tingkat persentase 62 % dan (4) mahasiswa dengan kualitas
ruang sangat sesuai sebanyak 20 orang atau sebesar 33%. Pada siklus II masih terdapat
beberapa mahasiswa yang pemahaman kualitas ruangnya dan teknik penggambarannya
cukup sesuai dengan konsep dan analisis dalam pembelajaran. Hal ini dinilai
perkembangan yang baik karena jumlahnya sangat sedikit jika dibandingkan dengan siklus
sebelumnya. Pemahaman kualitas pemahaman mahasiswa dalam pembelajaran Studio
Perancangan Arsitektur 3 dapat dilihat dengan Tabel 3.4 dan Grafik 3.3 di bawah.
Tabel 3.4 Hasil Kuesioner Siklus II
Tingkat
Pemahaman
Kurang Sesuai
Cukup Sesuai
Sesuai
Sangat Sesuai
TOTAL

Presentase Frekuensi
0%
0
5%
3
62%
38
33%
20
100%

61

23

Grafik 3.3 Pie Chart Hasil Kuesioner Siklus II

Refleksi
Pada tahap ini dilakukan evaluasi tindakan yang telah dilaksanakan meliputi
evaluasi mutu, jumlah dan waktu dari setiap macam tindakan. Salah satu bentuk
evaluasi terukur pada tahap ini adalah berupa penilaian Ujian Tengah Akhir (UAS) yang
penilaiannya mencakup keseluruhan hasil perancangan. Penilaian UAS dibuat
berdasarkan format yang ada di Lampiran 4.6 yang kemudian dianalisis frekuensi
jumlahnya, presentase tiap jumlah nilai dan rata-rata kelas.

Gambar 3.7 Kegiatan Review UAS dan Pemberian Hadiah pada Presentasi UAS Terbaik

24

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh tes pada siklus II dapat disimpulkan
bahwa hasil pembelajaran masih kurang dan perlu ditingkatkan. Data hasil belajar
mahasiswa pada siklus II dapat dilihat pada tabel Nilai UAS dan Grafiknya di bawah.
Dari tabel tersebut diperoleh data nilai rata-rata hasil belajar siswa pada tes UAS adalah
sebesar 67,59.

Tabel 3.5 Nilai UAS
NILAI
A
AB+
B
BC+
C
D
E

BOBOT
RANGE SKOR
4
80 - 100
3,67
76 - 79.99
3,33
72 - 75.99
3
68 - 71.99
2,67
64 - 67.99
2,33
60 - 63.99
2
56 - 59.99
1
45 - 55.99
0
0 - 44.99
Total Jumlah
Mahasiswa
Nilai Rata-rata

FREKUENSI
9
11
13
13
4
4
0
3
4
61

%
15%
18%
21%
21%
7%
7%
0%
5%
7%
100%
67,59

Grafik 3.4 Presentasi Jumlah Nilai UAS

25

Dari tabel dan grafik hasil tes siklus II dapat dilihat bahwa kemampuan mahasiswa
dalam memahami kualitas ruang luar dan dalam pada tapak perencanaan bangunan
umum bermassa majemuk, bangunan bertingkat maksimal empat lantai mengalami
peningkatan. Dari 61 mahasiswa menjadi subjek dalam penelitian ini yang mendapat nilai
E adalah 4 orang sebesar 7%, yang mendapat nilai D adalah sebanyak 3 orang sebesar
5%, yang mendapat nilai C dan C+ adalah sebanyak 0 dan 4 orang sebesar 0% dan 7%,
yang mendapat nilai B-, B dan B+ adalah sebanyak 4, 13 dan 13 orang sebesar 7%, 21%
dan 21%, yang mendapat nilai A- dan A adalah sebanyak 11 dan 9 orang sebesar 18%
dan 15%.
Berdasarkan data dan analisis, hasil belajar secara keseluruhan pada mata kuliah
Studio Perancangan Arsitektur 3 juga mengalami peningkatan nilai dibandingkan Studio
Perancangan Arsitektur 2, di mana pada Studio Perancangan Arsitektur 2 nilai rata-rata
kelas adalah 66,31 sedangkan pada Studio Perancangan Arsitektur 3 nilai rata-rata kelas
adalah 68,49. Dengan demikian mahasiswa mengalami peningkatan kompetensi dalam
perancangan bangunan, khususnya dalam hal bangunan umum bermassa majemuk
bertingkat rendah. Hasil belajar pada mata kuliah Studio Perancangan Arsitektur 2 dan
Studio Perancangan Arsitektur 3 dapat dilihat pada tabel dan grafik di bawah.
Tabel 3.6 Perbandingan Nilai Akhir STUPA 3 dan STUPA 2
NILAI
A
AB+
B
BC+
C
D
E

BOBOT
4
3,67
3,33
3
2,67
2,33
2
1
0
Total Jumlah
Mahasiswa
Nilai Rata-rata

RANGE SKOR
80 - 100
76 - 79.99
72 - 75.99
68 - 71.99
64 - 67.99
60 - 63.99
56 - 59.99
45 - 55.99
0 - 44.99

STUPA 3
STUPA 2
2017/2018 2016/2017
8%
19%
15%
19%
26%
23%
28%
11%
10%
6%
2%
4%
3%
0%
3%
8%
5%
11%
61
68,49

53
66,31

26

Grafik 3.5 Perbandingan Nilai Akhir STUPA 3 dan STUPA 2

Apabila membandingkan nilai rata-rata kelas dengan tiga tahun sebelumnya (terlihat
pada Tabel 3.7 di bawah), terdapat sedikit penurunan dibandingkan dengan satu tahun
sebelumnya. Namun, terdapat kenaikan nilai rata-rata dibandingkan dengan nilai STUPA 3
pada dua dan tiga tahun yang lalu. Hal tersebut bisa disebabkan oleh tingkat kesulitan
jenis tugas yang meningkat dibandingkan dengan jenis bangunan umum yang diberikan
pada kegiatan STUPA 3 setahun yang lalu.
Tabel 3.7 Perbandingan nilai rata-rata STUPA 3 dalam Empat Tahun
No

Tahun 2014/2015

Tahun 2015/2016

Tahun 2016/2017

Tahun 2017/2018

Nilai
Ratarata

64,98

64,43

72,56

68,49

Tingkat pemahaman diri mahasiswa menurut pendapat masing-masing mahasiswa
diukur berdasarkan kuesioner 3 yakni evaluasi diri. Hasil kuesioner terhadap pemahaman
diri dapat dilihat pada Tabel 3.8 di bawah ini.
27

Tabel 3.8 Kuesioner 3 Evaluasi Diri
Tingkat
Pemahaman
Kurang Paham
Cukup Paham
Paham
Sangat Paham
TOTAL

Presentase Frekuensi
0%
0
0%
0
52%
32
48%
29
100%

61

Grafik 3.6 Kuesioner 3 Evaluasi Diri

Dari hasil kuesioner 3 mengenai evaluasi pemahaman diri, dapat dilihat bahwa
mahasiswa menilai pemahaman diri mereka mengenai materi STUPA 3 adalah sebesar
52% atau 32 orang paham, dan sebesar 48% atau 29 orang sangat paham. Hasil
pengukuran kemudian dibandingkan dengan sebaran nilai akhir STUPA 3 pada Tabel 3.9
di bawah.

28

Tabel 3.9 Tingkat Pemahaman
NILAI

TINGKAT PEMAHAMAN

RANGE SKOR

A
AB+
B
BC+
C
D
E

Sangat Paham
Sangat Paham
Paham
Paham
Paham
Cukup Paham
Cukup Paham
Kurang Paham
Kurang Paham
Total Jumlah Mahasiswa

80 - 100
76 - 79.99
72 - 75.99
68 - 71.99
64 - 67.99
60 - 63.99
56 - 59.99
45 - 55.99
0 - 44.99

STUPA 3
2017/2018

FREKUENSI

23%

14

64%

38

5%

4

8%
100%

5
61

Bila melihat hasil tersebut, penulis melihat ada perbedaan pemahaman dari perspektif
mahasiswa. Di mana standar pemahaman menurut mahasiswa berbeda dengan hasil akhir
yang diperoleh berdasarkan standar penilaian dari dosen. Dari hasil penilaian dosen,
sebaran nilai akhir menunjukkan bahwa 8% kurang paham, 5% cukup paham, 64% paham
dan 23% sangat paham. Ini menunjukan bahwa ada permasalahan dalam transfer
knowledge dari dosen ke mahasiswa. Pada kasus pembelajaran STUPA 3 tahun
2017/2018, terdapat permasalahan yang disebabkan oleh karakter mahasiswa angkatan
2016 dalam menangkap instruksi di dalam kelas studio. Sehingga perlu ada penambahan
tugas-tugas kecil sebagai pemicu dalam pengembangan desain. Transfer ilmu bukan
hanya melalui komunikasi verbal tetapi juga melalui visual. Hal ini bertujuan agar pada
penilaian akhir, pemahaman yang diharapkan oleh dosen dapat sampai ke mahasiswa
dengan lebih baik.
Terkait dengan jenis tugas yang diberikan, apabila melihat sebaran nilai pada Tabel
3.10 di bawah, dapat dilihat bahwa jenis tugas (RS Ibu dan anak, Akademi Bahasa atau
Toko) tidak mempengaruhi tingkat pemahaman mahasiswa. Hal tersebut terbukti dari
sebaran nilai A, A- dan B+ yang hampir merata pada setiap kelompok. Sebaran nilai yang
merata di setiap kelompok disebabkan oleh interaksi mahasiswa yang lebih intensif dalam
mengerjakan tugas dengan kasus yang sama.

29

Tabel 3.10 Hasil Sebaran Nilai Berdasarkan Kelompok Tugas

30

BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan


Pengukuran

tingkat

pemahaman

mahasiswa

dalam

mata

kuliah

Studio

Perancangan Arsitektur 3 terkait kasus bangunan umum bermassa majemuk,


bertingkat empat bertujuan agar pemahaman mahasiswa lebih merata;
Penataan layout tempat duduk di dalam kelas secara berkelompok, dapat
membantu memudahkan untuk berdiskusi dan saling memberikan informasi antar



mahasiswa;
Penempatkan mahasiswa yang mendapatkan nilai tertinggi pada studio sebelumnya
di dalam kelompok, dapat mempengaruhi cara berpikir mahasiswa di dalam



kelompok;
Penerapan metode Student Centered Learning-Problem Based Learning dapat
meningkatkan pemahaman kualitas ruang dan kualitas desain mahasiswa dalam
mata kuliah Studio Perancangan Arsitektur 3, hal ini terlihat pada analisis hasil
belajar mahasiswa yang meningkat dengan menggunakan metode Problem Based
Learning dalam matakuliah Studio Perancangan Arsitektur 3. Di mana ada
peningkatan hasil belajar pada dari siklus I ke siklus II, yakni siklus I rata-rata kelas



adalah 64,70 dan pada siklus II adalah 67,59;
Hasil belajar Studio Perancangan Arsitektur 3 juga mengalami peningkatan
dibanding Studio Perancangan Arsitektur 2, dimana pada STUPA 2 rata-rata kelas



adalah 66,31 sedangkan pada STUPA 3 rata-rata kelas adalah 68,49
Jenis tugas yang diberikan pada Studio Perancangan Arsitektur 3 tidak
mempengaruhi tingkat pemahaman ruang pada mahasiswa, ini terbukti dari sebaran



nilai yang merata hampir di setiap kelompok.
Hasil keluaran nilai akhir yang tidak terlampau tinggi disebabkan oleh lompatnya
tingkat kesulitan dari STUPA 2 ke STUPA 3 yang cukup jauh, sehingga perlu
pembekalan materi dan pengalaman ruang yang lebih baik.

31

4.2 Saran


Penelitian Tindakan Kelas melalui Implementasi Metode Problem Based Learning
dalam Pembelajaran Studio Perancangan Arsitektur 3 Semester gasal 2017/2018,
diharapkan memberi hasil baik dan mengalami peningkatan dalam kualitas
pembelajaran



jika

dibandingkan

dengan

Studio

Perancangan

Arsitektur

sebelumnya.
Untuk meningkatkan metode pembelajaran Problem Based Learning diupayakan
penelitian tindakan kelas ini dapat dilaksanakan setiap tahunnya. Hal ini agar
perkembangan pembelajaran dalam mata kuliah Studio Perancangan Arsitektur



dapat diamati dan dipantau secara optimal.
Dalam proses penelitian tindakan kelas ini, peneliti melihat hasil survei lapangan
yang dilakukan mahasiswa pada mata kuliah STUPA 3 beri