Hubungan Kualitas Tidur dengan Fungsi Kognitif pada Siswa SMA Wiyata Dharma Medan Tahun 2015

1

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Tidur merupakan kebutuhan fisiologis manusia. Selama seseorang tidur,

tingkat aktivitas otak secara keseluruhan tidak berkurang. Ada tahap tertentu dari
tidur dimana terjadi peningkatan penyerapan oksigen oleh otak bahkan melebihi
keadaan ketika terjaga. Tidur berfungsi untuk pemulihan dari kerusakan akibat
radikal bebas toksik yang dihasilkan sebagai produk sampingan metabolisme
selama keadaan terjaga. Tidur juga berfungsi bagi otak untuk melakukan
penyesuaian-penyesuaian kimiawi dan struktural jangka panjang yang diperlukan
untuk belajar dan mengingat (Sherwood, 2012).
Ditinjau dari durasi tidur, didapatkan penurunan durasi tidur dimana pada
anak usia 13 tahun, durasi tidurnya berkurang menjadi 7,7 jam dimana seharusnya
durasi tidurnya selama 9-11 jam (National Sleep Foundation, 2011). Sedangkan
pada orang dewasa didapatkan sebanyak 35,3% penduduk memilik durasi tidur
dibawah 7 jam (CDC, 2013) dimana seharusnya memiliki durasi tidur selama 7-9

jam (National Sleep Foundation, 2011). Menurut Wolfson & Carskadon (1998)
dalam National Sleep Foundation (2011), pada remaja didapatkan kecenderungan
perlambatan waktu baik untuk tidur dan bangun. Studi juga menemukan bahwa
siswa menengah atas cenderung tidur diatas jam 11 malam.
Selain ditentukan dari durasi tidur, kualitas tidur juga ditentukan dari
beberapa faktor antara lain onset tidur, efisiensi kebiasaan tidur, gangguan tidur,
penggunaan obat tidur dan gangguan pada siang hari (Okubo et al., 2014).
Penelitian pada siswa remaja di Portugal menunjukkan bahwa remaja mengalami
gangguan pada onset tidur. Siswa yang berada di tahun kesebelas menunjukkan
gangguan tidur dan durasi tidur yang kurang, sedangkan pada siswa yang berada
di tahun kedua belas menunjukkan gangguan onset tidur, efisiensi kebiasaan tidur,
dan penggunaan obat tidur (Duarte et al., 2014).
Deprivasi tidur akibat kualitas tidur yang buruk dapat menyebabkan
gangguan perhatian dan berpikir serta mempengaruhi pada fungsi otak dan

2

kognisi (Ratcliff, & Van Dongen, 2009). Penelitian pada orang dewasa yang sehat
juga menunjukkan bahwa deprivasi tidur menyebabkan perubahan pada fisiologi
saraf dan endokrin yang ditandai dengan gangguan fungsi kognitif (Klumpers et

al., 2015). Penelitian pada orang dewasa di Amerika juga didapatkan sebanyak
23,2% mengalami gangguan konsentrasi dan sebanyak 18,2% mengalami
gangguan dalam mengingat (CDC, 2013).
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti berniat meneliti hubungan
kualitas tidur dengan fungsi kognitif pada siswa menengah atas.

1.2.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, maka dirumuskan permasalahan sebagai

berikut: “Bagaimana hubungan kualitas tidur dengan fungsi kognitif siswa SMA
Wiyata Dharma?”
1.3.

Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan kualitas tidur dengan fungsi kognitif siswa
SMA.


1.3.2. Tujuan Khusus
Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah:
1. Mengetahui karakteristik demografi siswa SMA Wiyata Dharma.
2. Mengetahui gambaran kualitas tidur siswa SMA Wiyata Dharma.
3. Mengetahui gambaran fungsi kognitif siswa SMA Wiyata Dharma.

1.4.

Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat Penelitian untuk Penelitian
Sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya tentang hubungan kualitas tidur
terhadap fungsi kognitif pada siswa SMA.

3

1.4.2. Manfaat Penelitian untuk bidang Pendidikan
Sebagai sarana pendidikan dalam melatih melakukan penelitian, melatih
cara berpikir, analisis sistematis berdasarkan metodologi penelitian serta

meningkatkan wawasan pengetahuan tentang kualitas tidur dan fungsi
kognitif pada siswa SMA.

1.4.3. Manfaat Penelitian untuk Masyarakat
Dengan mengetahui peranan kualitas tidur terhadap fungsi kognitif pada
siswa SMA, maka dapat dijadikan sebagai sumber informasi dan motivasi
dalam upaya peningkatan kualitas tidur dan fungsi kognitif siswa SMA
dalam proses belajar mengajar.