Hubungan Kualitas Tidur dengan Fungsi Kognitif pada Siswa SMA Wiyata Dharma Medan Tahun 2015

(1)

LAMPIRAN 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Wilianto Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat/Tanggal Lahir : Medan/13 Juli 1994

Warga Negara : Indonesia

Status : Belum Menikah

Agama : Buddha

Alamat : Jalan Besi Gg. Damai 1 no. 40 Medan Nomor Handphone : 082165184188

Email : Wiliantolim@gmail.com

Riwayat Pendidikan :

1. SD Swasta Wiyata Dharma Medan (2000-2006) 2. SMP Swasta Wiyata Dharma Medan (2006-2009) 3. SMA Swasta Wiyata Dharma Medan (2009-2012)


(2)

Riwayat Pelatihan :

1. Peserta PMB (Penerimaan Mahasiswa Baru) FK USU 2012 2. Peserta MMB (Manajemen Mahasiswa Baru) FK USU 2012

3. Peserta PIM (Pekan Ilmiah Nasional) SCORE PEMA FK USU 2012 4. Peserta Seminar dan Workshop Dokter Keluarga dan Sirkumsisi 2012 5. Peserta Pelatihan Manajemen Luka dan Terapi Cairan TBM FK USU 2012 6. Peserta Pelatihan Balut Bidai TBM FK USU 2012

7. Peserta Pelatihan Basic Life Support TBM FK USU 2012 8. Peserta Pelatihan Advance Life Support TBM FK USU 2012 9. Peserta Symposium SRF (Scripta Research Festival) 2013 10. Peserta Seminar Nasional PTBMKI 2014

11. Peserta Symposium SRF (Scripta Research Festival) 2014 12. Peserta Symposium SRF (Scripta Research Festival) 2015 Riwayat Organisasi :

1. Anggota Departemen Pendidikan dan Penelitian (Diklit) PEMA FK USU 2012-2013

2. Ketua Logistik Anatomy Club FK USU 2012-2013

3. Anggota Muda Divisi Program SCORE PEMA FK USU 2013-2014 4. Anggota Divisi Jurnal SCORE PEMA FK USU 2014-2015

5. Koordinator Seksie Acara Get Together SCORE PEMA FK USU 2013 6. Anggota Seksie Acara PIM FK USU 2013

7. Anggota Seksie Kompetisi SRF FK USU 2014

8. Anggota Peralatan dan Tempat Seminar Update dan Proposal KTI SCORE PEMA FK USU 2014

9. Koordinator Musyawarah Besar SCORE PEMA FK USU 2014 10. Ketua PMO (Pema Medical Olympiad) PEMA FK USU 2014 11. Koordinator Peralatan dan Tempat SRF FK USU 2015

12. Pemateri Workshop Hewan Coba PIM SCORE PEMA FK USU 2014 13. Instruktur Workshop Hewan Coba PIM SCORE PEMA FK USU 2014 14. Ketua Klub Dansa FK USU 2015


(3)

LAMPIRAN 2

LEMBARAN KUESIONER

PITTSBURGH SLEEP QUALITY INDEX (PSQI)

Nama :_____________________________________________________ Nomor :_____________________________________________________ Jenis Kelamin :_____________________________________________________ Hari/Tanggal :_____________________________________________________

INSTRUKSI : Pertanyaan-pertanyaan di bawah ini adalah pertanyaan yang berhubungan dengan kebiasaan tidur Anda satu bulan yang lalu. Jawaban yang Anda berikan adalah jawaban yang mayoritas Anda alami dan lakukan selama satu bulan yang lalu. Kami berharap Anda menjawab semua pertanyaan dimana untuk pertanyaan nomor 1-4 jawaban dengan angka sedangkan jawaban untuk pertanyaan nomor 5-9 cukup dengan dengan memberi tanda (√) pada salah satu kolom pilihan jawaban yang ada.

1. Selama sebulan yang lalu, jam berapa Anda biasannya mulai tidur di malam hari?

Waktu Tidur ________________________

2. Selama sebulan yang lalu, berapa lama (dalam menit) Anda habiskan waktu di tempat tidur, sebelum akhirnya Anda tertidur?

Jumlah Menit ________________________

3. Selama sebulan yang lalu, jam berapa Anda biasannya bangun di pagi hari? Jam Bangun Tidur ________________________

4. Selama sebulan yang lalu, berapa jam Anda benar-benar tidur di malam hari? (Ini mungkin berbeda dari jumlah waktu yang Anda habiskan di tempat tidur) Jumlah Jam pada Tidur Malam _________________________


(4)

Untuk pertanyaan berikut, pilih salah satu jawaban yang sesuai.

5. Selama sebulan yang lalu, masalah yang selalu mengganggu tidur Anda... Keterangan:

1 = Tidak ada selama sebulan yang lalu 2 = Kurang dari sekali dalam satu minggu 3 = Satu atau dua kali dalam seminggu 4 = Tiga kali atau lebih dalam seminggu

1 2 3 4

a. Tidak dapat tidur dalam waktu 30 menit setelah pergi ke tempat tidur

b. Bangun tidur di tengah malam atau bangun pagi terlalu cepat

c. Terbangun untuk ke kamar mandi di malam hari d. Sulit bernafas secara nyaman

e. Batuk dan mendengkur terlalu keras f. Merasa kedinginan

g. Merasa kepanasan h. Mengalami mimpi buruk i. Merasakan nyeri

j. Alasan lain yang mengganggu tidur Anda, silahkan tuliskan __________________________________________________

6. Selama sebulan yang lalu, menurut Anda bagaimana rata-rata kualitas tidur Anda secara keseluruhan?

Sangat baik

Cukup baik

Cukup buruk

Sangat buruk


(5)

7. Selama sebulan yang lalu, seberapa sering Anda mengkonsumsi obat-obat (obat bebas maupun resep) untuk membantu tidur Anda?

Tidak ada selama sebulan yang lalu

Kurang dari sekali dalam satu minggu

Satu atau dua kali dalam seminggu

Tiga kali atau lebih dalam seminggu

8. Selama sebulan yang lalu, seberapa sering Anda memiliki kesulitan untuk tetap terjaga saat Anda saat mengendarai kendaraan, makan, atau beraktivitas sosial?

Tidak ada selama sebulan yang lalu

Kurang dari sekali dalam satu minggu

Satu atau dua kali dalam seminggu

Tiga kali atau lebih dalam seminggu

9. Selama sebulan yang lalu, seberapa besar menjadi masalah bagi Anda untuk menjaga antusiasme yang cukup dalam menyelesaikan sesuatu?

Tidak ada masalah sama sekali

Hanya masalah-masalah kecil

Agak menjadi masalah

Masalah yang sangat besar


(6)

LAMPIRAN 3

Penilaian PSQI

Komponen 1 : Kualitas tidur subjektif- pertanyaan no.6

Respon terhadap pertanyaan no. 6 Skor dari komponen 1

Sangat Baik 0

Cukup Baik 1

Kurang Baik 2

Sangat Buruk 3

Skor komponen 1: _________ Komponen 2 : Latensi tidur- pertanyaan no. 2 dan 5a

Respon terhadap pertanyaan no. 2 Subskor dari komponen 2/Q2

≤ 15 menit 0

16-30 menit 1

31-60 menit 2

> 60 menit 3

Respond terhadap pertanyaan no. 5a Subskor dari komponen 2/Q5a

Tidak ada pada bulan lalu 0

Kurang dari sekali dalam seminggu 1 Sekali atau dua kali dalam seminggu 2 Tiga kali atau lebih dalam seminggu 3

Subskor Q2+Q5a: _________ Jumlah subskor pertanyaan no. 2 dan no. 5a Skor komponen 2

0 0

1-2 1

3-4 2

5-6 3

Skor komponen 2: _________ Komponen 3 : Lamanya tidur- pertanyaan no.4

Respon terhadap pertanyaan no. 4 Skor komponen 3

> 7 jam 0

6-7 jam 1

5-6 jam 2

< 5 jam 3


(7)

Komponen 4 : Efisiensi tidur- pertanyaan 1, 3, dan 4

Efisiensi tidur = (total jumlah jam tidur/ total waktu di tempat tidur) X 100% Total jumlah jam tidur – pertanyaan no. 4

Total waktu di tempat tidur – yang dikalkulasikan dari respon terhadap pertanyaan no.1 dan no. 3

Efisiensi tidur: _________

Effisiensi tidur Skor komponen 4

> 85% 0

75-84% 1

65-74% 2

< 65% 3

Skor komponen 4: _________ Komponen 5 : Gangguan Tidur- pertanyaan no.5b-5j

Respon terhadap pertanyaan no.5b-5j Subskor dari komponen 2/Q5b-Q5j

Tidak ada pada bulan lalu 0

Kurang dari sekali dalam seminggu 1 Sekali atau dua kali dalam seminggu 2 Tiga kali atau lebih dalam seminggu 3

Jumlah skor dari pertanyaan no. 5b-5j Skor komponen 5

0 0

1-9 1

10-18 2

19-27 3

Skor komponen 5: _________ Komponen 6 : Pemakaian obat tidur- pertanyaan no. 7

Respon terhadap pertanyaan no. 7 Skor komponen 6

Tidak ada pada bulan lalu 0

Kurang dari sekali dalam seminggu 1 Sekali atau dua kali dalam seminggu 2 Tiga kali atau lebih dalam seminggu 3

Skor komponen 6: _________ Komponen 7 : Disfungsi pada siang hari- pertanyaan no. 8 dan no. 9

Respon terhadap pertanyaan no. 8 Subskor komponen 7/pertanyaan 8


(8)

Kurang dari sekali dalam seminggu 1 Sekali atau dua kali dalam seminggu 2 Tiga kali atau lebih dalam seminggu 3

Respon terhadap pertanyaan no. 9 Subskor komponen 7/pertanyaan 9

Tidak ada 0

Hanya masalah kecil 1

beberapa masalah 2

Masalah besar 3

Subskor Q8+Q9: _________

Subskor gabungan pertanyaan no. 8 dan no. 9 Skor komponen 7

0 0

1-2 1

3-4 2

5-6 3

Skor komponen 7: _________ Jumlah total Skor PSQI: Jumlah dari skor ketujuh komponen: __________

Kualitas tidur baik jika total skor PSQI ≤ 5


(9)

(10)

LAMPIRAN 5

Penilaian Montreal Cognitive Assestment versi Indonesia (MoCA-Ina)

a. Menelusuri Jejak secara Bergantian (Alternating Trail Making)

Instruksi : “Buatlah garis yang menghubungkan sebuah angka dan sebuah huruf

dengan urutan meningkat. Mulailah di sini (tunjuk angka [1] dan tariklah sebuah garis dari angka 1 ke huruf A, kemudian menuju angka 2 dan selanjutnya. Akhiri

di sini (tunjuk huruf [E])!”

Penilaian : Berikan nilai 1 bila subjek menggambar dengan sempurna mengikuti pola berikut ini : 1-A-2-B-3-C-4-D-5-E, tanpa ada garis yang salah. Setiap kesalahan yang tidak segera diperbaiki sendiri oleh subjek diberi nilai 0.

b. Kemampuan visuokonstruksional (kubus)

Instruksi : “Contohlah gambar berikut setepat mungkin pada tempat yang disediakan dibawah ini!”

Penilaian : Berikan nilai 1 untuk gambar yang benar : a) Gambar harus tiga dimensi.

b) Semua garis tergambar.

c) Tidak terdapat garis tambahan.

d) Garis-garis tersebut relatif sejajar dan panjangnya sesuai (bentuk prisma segi empat dapat diterima).

Nilai tidak diberikan untuk masing-masing elemen jika kriteria di atas tidak dipenuhi.

c. Kemampuan visuokonstruksional (jam dinding)

Instruksi : “Gambarlah sebuah jam dinding, lengkapi dengan angka-angkanya dan

buat waktunya menjadi pukul 11 lewat 10 menit!”

Penilaian : Berikan nilai 1 untuk masing-masing dari kriteria berikut :

a) Bentuk (nilai 1): bentuk jam harus berupa lingkaran dengan hanya sedikit distorsi (misal: ketidak sempurnaan dalam menutup lingkaran).

b) Angka (nilai 1): semua angka yang terlihat dalam jam harus lengkap tanpa tambahan angka; angka harus diletakkan dalam urutan yang tepat dan dalam kuadran yang sesuai dengan bentuk jam; angka-angka Romawi dapat diterima; angka dapat diletakkan di luar lingkaran.

c) Jarum jam (nilai 1) : harus terdapat dua jarum jam yang secara bersamaan menunjukkan waktu yang dimaksud. Jarum yang menunjukkan jam harus secara


(11)

jelas lebih pendek dari jarum jam yang menunjukkan menit; jarum jam harus berpusat di dalam lingkaran dengan pertemuan kedua jarum berada dekat dengan pusat lingkaran

Nilai tidak diberikan untuk masing-masing elemen jika kriteria diatas tidak dipenuhi.

d. Penamaan

Instruksi : “Katakan kepada saya nama dari binatang ini (dimulai dari kiri)!”

Penilaian : Masing-masing 1 nilai diberikan untuk jawaban berikut (1) gajah, (2) badak, (3) unta.

e. Daya Ingat

Instruksi : “Ini adalah pemeriksaan daya ingat. Saya akan membacakan sederet

kata yang harus anda ingat sekarang dan nanti. Dengarkan baik-baik, setelah saya selesai katakan kepada saya sebanyak mungkin kata yang anda dapat ingat, tidak

masalah disebutkan tidak berurutan” (kemudian permeriksa membacakan 5 kata dengan kecepatan satu kata setiap detik). Tandai dengan tanda centang (√) di

tempat yang disediakan, untuk tiap kata yang dapat diingat secara benar oleh subjek pada pemeriksaan pertama. Ketika subjek menunjukkan bahwa ia telah selesai (telah mengingat semua kata) atau sudah tidak dapat lagi mengingat kata lainnya, bacakan sederet kata untuk kedua kalinya disertai instruksi berikut :

”Saya akan membacakan sederet kata yang sama untuk kedua kalinya. Cobalah untuk mengingat dan katakan kepada saya sebanyak mungkin kata yang dapat anda ingat, termasuk kata-kata yang sudah anda sebutkan di kesempatan

pertama.”

Di akhir permeriksaan kedua, jelaskan kepada subjek bahwa dia akan diminta lagi untuk mengingat kembali kata-kata tersebut dengan mengatakan ”Saya akan meminta ada untuk mengingat kembali kata-kata tersebut pada akhir

pemeriksaan.”

Penilaian : Tidak ada nilai yang diberikan untuk pemeriksaan pertama dan kedua. f. Perhatian Rentang Angka Maju (Forward Digit Span)

Instruksi : “Saya akan mengucapkan beberapa angka, dan setelah saya selesai ulangi apa yang saya ucapkan tepat sebagaimana saya mengucapkannya!”

(Bacakan kelima urutan angka yang diulangi secara benar).


(12)

Rentang Angka Mundur (Backward Digit Span)

Instruksi : ฀ ”Sekarang saya akan mengucapkan beberapa angka lagi, akan tetapi jika saya sudah selesai, anda harus mengulangi apa yang saya ucapkan dalam

urutan terbalik!” (Bacakan ketiga urutan angka dengan kecepatan satu angka

setiap detik).

Penilaian : Berikan nilai 1 untuk tiap urutan yang diulangi secara benar. (N.B.: jawaban yang benar untuk pemeriksaan angka mundur adalah 2-4-7). Kewaspadaan

Instruksi : ฀ ”Saya akan membacakan sebuah urutan huruf, setiap kali saya mengucapkan huruf ฀ ”A”, tepuk tangan anda sekali, jika saya mengucapkan huruf lainnya jangan tepuk tangan anda!”

Penilaian : Berikan nilai 1 jika terdapat nol sampai satu kesalahan (tepuk tangan pada huruf yang salah atau tidak bertepuk pada huruf ฀ ”A” dihitung sebagai satu kesalahan).

Rangkaian 7 (Serial 7s)

Instruksi : ฀ ”Sekarang saya ingin anda berhitung dengan cara mengurangi, mulai angka 100 dikurang tujuh kemudian terus dikurangi dengan angka tujuh sampai

saya memberitahukan anda untuk berhenti!” Ulangi instruksi ini untuk kedua kali

jika diperlukan.

Penilaian : Nilai maksimal adalah 3. Berikan : a). Nilai 0 : Jika tidak ada jawaban yang benar b). Nilai 1 : Untuk satu jawaban yang benar

c). Nilai 2 : Untuk dua sampai tiga jawaban yang benar.

d). Nilai 3 : Jika subjek dapat memberikan empat atau lima jawaban yang benar. Hitung setiap jawaban pengurangan 7 yang benar dimulai dari 100. Setiap pengurangan dinilai secara independen, maksudnya jika subjek menjawab dengan jawaban yang salah akan tetapi melanjutkan pengurangan 7 yang benar dari angka tersebut, berikan nilai untuk tiap hasil pengurangan yang benar. Sebagai contoh, seorang subjek menjawab ฀ ”92-85-78-71-64” yang mana angka฀ ”92” adalah jawaban yang salah, akan tetapi angka berikutnya dikurangi tujuh jawabannya benar. Dalam hal ini hanya ada satu kesalahan dan nilai yang dapat diberikan pada bagian ini adalah 3.


(13)

Pengulangan Kalimat

Instruksi : “Saya akan membacakan kepada anda sebuah kalimat, setelah itu ulangi kepada saya tepat seperti apa yang saya bacakan [jeda]: “Wati membantu saya menyapu lantai hari ini”.

Setelah mendapat jawaban, katakan : “Sekarang saya akan membacakan kepada anda kalimat berikutnya, setelah itu ulangi kepada saya tepat seperti apa yang saya

bacakan [jeda]: “Tikus bersembunyi di bawah dipan ketika kucing datang”.

Penilaian : Berikan nilai 1 untuk setiap kalimat yang diulangi dengan benar. Pengulangan kalimat harus urutan yang tepat. Perhatikan kemungkinan kesalahan

kecil seperti kata yang dihilangkan (misalnya, tidak menyertakan “saya”, “ketika”) atau adanya penambahan (misalnya, “Tikus tikus bersembunyi di bawah dipan ketika kucing datang).

h. Kelancaran Berbahasa

Instruksi : “Katakan kepada saya sebanyak mungkin kata yang anda tahu yang

dimulai dengan huruf tertentu yang akan saya katakan sesaat lagi. Anda boleh menyebut kata apa saja yang anda pikirkan kecuali nama orang/nama kota (misalnya Budi, Bandung), dan kata yang sama ditambah akhiran kata (misalnya, bayar, bayaran). Saya akan meminta anda untuk berhenti setelah satu menit.

Apakah anda siap? [jeda], “Sekarang katakan kepada saya sebanyak mungkin kata

yang anda ketahui dimulai dengan huruf S [beri waktu 60 detik]. Berhenti”

Penilaian : Berikan nilai 1 jika subyek berhasil memberikan 11 kata atau kurang dari 60 detik. Tulis jawaban subyek pada bagian bawah atau samping formulir periksaan.

i. Kemampuan Abstrak

Instruksi : “Katakan kepada saya apa kesamaan antara jeruk dengan pisang” jika

subjek menjawab dengan jawaban yang konkrit/tidak abstrak, maka tambahan pertanyaan hanya sekali lagi: Katakan kepada saya kesamaan lainya dari kedua

benda tersebut” jika subjek tidak memberikan jawaban yang sesuai (buah), katakan, “Ya, keduanya adalah buah”. Jangan memberikan perintah atau

penjelasan tambahan.

Setelah latihan, katakan : “Sekarang (beritahu) katakan kepada saya apa kesamaan

kereta api dengan sepeda.” Setelah mendapat jawaban, lakukan pemeriksaan yang

kedua, dengan mengatakan “Sekarang (beritahu) kata-kan kepada saya apa

kesamaan sebuah penggaris dan jam tangan”. Jangan memberikan perintah atau


(14)

Penilaian : Hanya dua pasang kata terakhir yang dinilai. Berikan nilai 1 untuk tiap pasangan kata yang dijawab secara benar. Jawaban-jawaban berikut ini dianggap benar : Kereta Api – Sepeda = alat transportasi, sarana berpergian, kita dapat melakukan perjalanan dengan keduanya. Penggaris – Jam Tangan = alat ukur, digunakan untuk mengukur. Jawaban-jawaban berikut ini dianggap tidak tepat : Kereta Api – Sepeda = keduanya mempunyai roda. Penggaris – Jam Tangan = keduannya mempunyai angka.

j. Memori Tertunda

Instruksi : “Saya telah membacakan beberapa kata kepada anda sebelumnya, dan saya telah meminta anda untuk mengingatnya. Beritahukan kepada saya sebanyak mungkin kata-kata tersebut yang bisa anda ingat. Beri tanda centang (√) di tempat yang telah disediakan untuk setiap kata yang dapat diingat secara spontan tanpa petunjuk.

Penilaian : Berikan nilai 1 untuk setiap kata yang dapat diingat secara spontan tanpa petunjuk apapun.

Pilihan : Sebagai lanjutan dari tes memori tertunda beri petunjuk subjek dengan petunjuk kategori semantik yang diberikan di bawah ini untuk tiap kata yang

belum dapat diingat. Beri tanda centang (√) pada tempat yang disediakan jika

subyek dapat mengingat kata tersebut dengan bantuan petunjuk kategori atau pilihan ganda. Informasikan kata-kata yang belum diingat dengan cara berikut ini. Jika subjek masih belum dapat mengingat kata tersebut setelah diberikan petunjuk kategori, berikan kepadanya pertanyaan pilihan ganda, seperti contoh instruksi

berikut, “Apakah kata tersebut dari pilihan kata berikut ini. HIDUNG, WAJAH, atau TANGAN?”. Gunakan petunjuk kategori dan atau petunjuk pilihan ganda berikut jika diperlukan :

WAJAH : petunjuk kategori : bagian dari tubuh, pilihan ganda: hidung, wajah, tangan

SUTERA : petunjuk kategori : jenis kain, pilihan ganda: katun, beludru, sutera MASJID : petunjuk kategori : jenis bangunan, pilihan ganda: masjid, sekolah, rumah sakit

ANGGREK : petunjuk kategori : jenis bunga, pilihan ganda: mawar, anggrek, melati

MERAH : petunjuk kategori : warna pilihan ganda : merah, biru, hijau

Penilaian : Tidak ada nilai yang diberikan untuk kata-kata yang tepat dan diingat dengan bantuan petunjuk. Petunjuk digunakan hanya untuk memperoleh informasi klinis dan dapat memberikan informasi tambahan yang diperlukan mengenai jenis kelainan daya ingat. Untuk penurunan daya ingat yang disebabkan oleh kegagalan


(15)

proses mengingat kembali (retrieval failures), kinerja dapat ditingkatkan dengan pemberian petunjuk. Untuk penurunan daya ingat yang disebabkan oleh kegagalan menerjemahkan sandi ingatan (encoding failures), kinerja tidak dapat ditingkatkan dengan pemberian petunjuk.

k. Kemampuan Orientasi

Instruksi : “Katakan kepada saya tanggal hari ini!”

Jika subyek tidak dapat memberikan jawaban yang lengkap, berikan tanggapan

dengan mengatakan “Katakan kepada saya tahun, bulan, tanggal dan hari pada

saat ini!” kemudian katakan: “Sekarang, katakan kepada saya nama tempat ini dan berada di kota apa?”

Penilaian : Berikan nilai satu untuk tiap jawaban yang benar. Subjek harus menjawab secara tepat untuk tanggal dan nama tempat (nama rumah sakit, klinik, kantor). Tidak ada nilai yang diberikan jika subyek membuat kesalahan walau satu hari dalam penyebutan tanggal.

NILAI TOTAL : Nilai maksimal sebesar 30

Nilai total terakhir 26 atau lebih dianggap normal. Berikan tambahan 1 nilai untuk individu yang mempunyai pendidikan formal selama 12 tahun atau kurang (tamat Sekolah Dasar- tamat Sekolah Menengah Atas), jika total nilai kurang dari 30.


(16)

LAMPIRAN 6

LEMBAR PENJELASAN

Saya Wilianto, mahasiswa semester VII Fakultas Kedokteran Universitas

Sumatera Utara, saat ini sedang melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan

Kualitas Tidur dengan Fungsi Kognitif pada Siswa SMA Wiyata Dharma Medan

tahun 2015”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kualitas tidur dengan fungsi kognitif pada siswa SMA Wiyata Dharma Medan tahun 2015.

Saya mengharapkan kerjasama saudara/i untuk berpartisipasi sebagai responden penelitian dengan mengisi satu set kuesioner kualitas tidur dan mengikuti wawancara untuk tes fungsi kognitif. Partisipasi dari saudara/i bersifat sukarela, bukan dengan beban maupun paksaan. Saudara/i berhak untuk menolak mengikuti jika tidak bersedia.

Jika saudara/i bersedia untuk diikutkan dalam penelitian saya ini, maka saudara/i diharapkan kesediaannya untuk menandatangani lembar Persetujuan setelah Penjelasan (PSP). Apabila selama menjadi responden dari penelitian ini saudara/i memiliki masalah dari penelitian ini, saudara/i dapat menghubungi saya, Wilianto (HP : 082165184188).

Atas perhatian Saudara/i, saya ucapkan terima kasih.

Medan,______________2015 Hormat saya,


(17)

LAMPIRAN 7

Lembar Pernyataan Persetujuan Setelah Penjelasan (Informed Consent) Kesediaan Mengikuti Penelitian

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : _____________________________________________________ Jenis Kelamin : _____________________________________________________ Umur : _____________________________________________________ Pekerjaan : _____________________________________________________ Alamat : _____________________________________________________ Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya telah memberikan

PERSETUJUAN

Untuk mengisi satu set kuesioner kualitas tidur dan mengikuti wawancara untuk tes fungsi kognitif setelah saya membaca dan mendapat penjelasan yang terperinci serta memahami sepenuhnya tentang penelitian,

Judul Penelitian : Hubungan Kualitas Tidur dengan Fungsi Kognitif pada siswa SMA Wiyata Dharma Medan tahun 2015

Nama Peneliti : Wilianto

Instansi Penelitian : Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Demikian pernyataan persetujuan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan.

Medan, _____________2015 Yang memberikan penjelasan, Yang membuat pernyataan

persetujuan,


(18)

(19)

(20)

LAMPIRAN 9

Data Hasil Penelitian

No Jenis Kelamin Usia Kelas Subjektif Latensi Durasi Efisiensi Gangguan Obat Disfungsi PSQI (Total)

Kategori Kualitas

Tidur

1 LAKI-LAKI 16 3 1 1 1 0 2 0 2 7 Buruk

2 PEREMPUAN 16 3 2 1 0 0 1 0 2 6 Buruk

3 PEREMPUAN 17 3 1 1 1 0 1 0 1 5 Baik

4 PEREMPUAN 16 3 1 2 2 0 1 0 1 7 Buruk

5 LAKI-LAKI 17 3 1 2 0 0 1 0 1 5 Baik

6 LAKI-LAKI 17 3 1 0 0 0 1 0 1 3 Baik

7 LAKI-LAKI 17 3 2 1 2 1 2 1 0 9 Buruk

8 LAKI-LAKI 16 3 1 1 1 0 1 0 0 4 Baik

9 PEREMPUAN 17 3 1 1 0 0 1 0 0 3 Baik

10 LAKI-LAKI 17 3 1 2 1 0 1 0 1 6 Buruk

11 LAKI-LAKI 15 3 1 0 0 0 1 0 0 2 Baik

12 PEREMPUAN 16 3 1 1 1 0 1 0 0 4 Baik

13 PEREMPUAN 16 3 0 1 0 0 1 0 0 2 Baik

14 PEREMPUAN 15 1 1 1 0 0 1 0 1 4 Baik

15 PEREMPUAN 14 1 1 1 1 0 2 0 2 7 Buruk

16 LAKI-LAKI 14 1 1 1 0 1 2 3 1 9 Buruk

17 LAKI-LAKI 14 1 1 1 0 0 2 0 1 5 Baik

18 LAKI-LAKI 14 1 1 0 1 0 1 2 2 7 Buruk

19 LAKI-LAKI 15 1 1 2 0 0 2 0 2 7 Buruk

20 LAKI-LAKI 14 1 2 2 1 0 1 0 1 7 Buruk

21 LAKI-LAKI 15 1 1 0 1 1 1 0 1 5 Baik

22 LAKI-LAKI 14 1 1 2 0 0 1 1 2 7 Buruk

23 LAKI-LAKI 16 2 1 2 0 0 1 0 1 5 Baik

24 LAKI-LAKI 16 2 0 1 0 0 1 0 0 2 Baik

25 LAKI-LAKI 16 2 1 0 1 0 1 0 1 4 Baik

26 PEREMPUAN 14 2 1 1 1 0 2 1 1 7 Buruk

27 PEREMPUAN 15 2 1 1 2 1 1 0 1 7 Buruk

28 PEREMPUAN 16 2 1 1 0 1 2 0 1 6 Buruk

29 LAKI-LAKI 15 2 0 2 1 0 1 0 2 6 Buruk

30 LAKI-LAKI 16 3 1 1 1 0 1 0 1 5 Baik

31 PEREMPUAN 17 3 1 0 0 0 1 0 1 3 Baik

32 PEREMPUAN 16 3 1 3 1 0 1 0 1 7 Buruk

33 PEREMPUAN 18 3 3 1 1 0 1 2 1 9 Buruk


(21)

35 LAKI-LAKI 16 3 1 1 0 0 2 2 2 8 Buruk

36 PEREMPUAN 15 1 2 3 2 0 2 0 0 9 Buruk

37 PEREMPUAN 15 1 1 2 1 0 1 0 1 6 Buruk

38 PEREMPUAN 15 1 1 2 0 0 1 0 1 5 Baik

39 PEREMPUAN 15 1 1 1 1 0 1 0 1 5 Baik

40 LAKI-LAKI 14 1 1 1 0 0 1 0 0 3 Baik

41 LAKI-LAKI 15 1 1 0 0 0 1 0 1 3 Baik

42 LAKI-LAKI 14 1 1 2 2 0 1 1 1 8 Buruk

43 LAKI-LAKI 15 1 0 0 0 0 1 0 1 2 Baik

44 LAKI-LAKI 16 2 1 1 0 0 2 3 1 8 Buruk

45 PEREMPUAN 16 2 1 2 2 0 1 0 1 7 Buruk

46 PEREMPUAN 16 2 1 0 0 0 1 0 1 3 Baik

47 PEREMPUAN 16 2 2 1 2 0 1 0 1 7 Buruk

48 LAKI-LAKI 15 2 1 3 1 0 1 0 2 8 Buruk

49 LAKI-LAKI 16 2 1 1 1 0 2 0 1 6 Buruk

50 LAKI-LAKI 15 2 1 0 0 0 1 0 1 3 Baik

51 PEREMPUAN 16 2 1 1 0 0 1 0 2 5 Baik

52 PEREMPUAN 16 2 1 0 2 1 2 0 2 8 Buruk

53 LAKI-LAKI 15 2 1 1 0 0 1 0 1 4 Baik

54 LAKI-LAKI 16 2 2 1 1 1 1 0 2 8 Buruk

55 LAKI-LAKI 16 2 1 2 0 0 1 1 1 6 Buruk

56 LAKI-LAKI 15 2 1 1 0 0 1 0 1 4 Baik

57 PEREMPUAN 15 2 0 3 0 1 1 0 0 5 Baik

58 PEREMPUAN 16 2 1 0 0 0 1 0 0 2 Baik

59 PEREMPUAN 15 2 0 1 1 0 1 0 0 3 Baik

60 PEREMPUAN 16 2 1 1 1 0 1 0 1 5 Baik

61 PEREMPUAN 16 2 1 1 1 0 1 0 1 5 Baik

62 PEREMPUAN 15 2 2 3 1 0 1 0 2 9 Buruk

63 PEREMPUAN 15 1 1 1 1 3 2 0 1 9 Buruk

64 PEREMPUAN 15 1 1 1 0 0 2 0 1 5 Baik

65 PEREMPUAN 14 1 1 1 0 0 1 0 1 4 Baik

66 LAKI-LAKI 16 1 1 2 0 0 1 0 2 6 Buruk

67 PEREMPUAN 15 1 2 1 0 0 1 2 2 8 Buruk

68 LAKI-LAKI 15 1 1 2 0 0 2 0 1 6 Buruk

69 LAKI-LAKI 14 1 1 3 0 0 2 0 2 8 Buruk

70 LAKI-LAKI 15 1 0 1 1 0 1 0 1 4 Baik

71 LAKI-LAKI 16 1 0 3 0 0 2 0 1 6 Buruk

72 PEREMPUAN 16 3 1 2 0 0 1 0 0 4 Baik

73 PEREMPUAN 16 3 1 3 1 0 1 0 0 6 Buruk

74 PEREMPUAN 16 3 1 2 1 0 1 0 1 6 Buruk

75 LAKI-LAKI 16 3 1 3 0 0 1 0 0 5 Baik

76 PEREMPUAN 17 3 2 3 1 0 1 0 0 7 Buruk

77 LAKI-LAKI 16 3 1 2 1 0 1 0 0 5 Baik


(22)

No Jenis Kelamin Usia Kelas Visuospasial/

eksekutif Penamaan Memori Atensi Bahasa Abstraksi Orientasi

MoCA (Total)

Kategori Fungsi Kognitif

1 LAKI-LAKI 16 3 3 3 5 5 1 0 6 24 Terganggu

2 PEREMPUAN 16 3 3 3 4 6 3 1 6 27 Normal

3 PEREMPUAN 17 3 5 3 5 6 3 1 6 30 Normal

4 PEREMPUAN 16 3 4 2 3 5 2 2 6 25 Terganggu

5 LAKI-LAKI 17 3 5 3 5 4 2 0 5 25 Terganggu

6 LAKI-LAKI 17 3 5 3 3 6 3 1 6 28 Normal

7 LAKI-LAKI 17 3 4 3 3 4 3 0 5 23 Terganggu

8 LAKI-LAKI 16 3 3 3 4 4 2 0 6 23 Terganggu

9 PEREMPUAN 17 3 4 3 4 6 3 2 6 29 Normal

10 LAKI-LAKI 17 3 4 3 5 6 3 0 6 28 Normal

11 LAKI-LAKI 15 3 3 3 4 5 2 1 6 25 Terganggu

12 PEREMPUAN 16 3 5 3 4 6 3 1 6 29 Normal

13 PEREMPUAN 16 3 5 3 4 5 3 1 6 28 Normal

14 PEREMPUAN 15 1 4 3 5 3 2 1 6 25 Terganggu

15 PEREMPUAN 14 1 5 3 3 3 2 2 6 25 Terganggu

16 LAKI-LAKI 14 1 3 3 4 5 0 0 6 22 Terganggu

17 LAKI-LAKI 14 1 4 3 4 5 2 0 6 25 Terganggu

18 LAKI-LAKI 14 1 5 3 2 6 1 1 6 25 Terganggu

19 LAKI-LAKI 15 1 3 3 4 3 1 0 6 21 Terganggu

20 LAKI-LAKI 14 1 4 3 0 4 1 1 6 20 Terganggu

21 LAKI-LAKI 15 1 4 3 5 6 3 1 6 29 Normal

22 LAKI-LAKI 14 1 5 3 0 6 1 1 6 23 Terganggu

23 LAKI-LAKI 16 2 5 3 4 6 2 1 6 28 Normal

24 LAKI-LAKI 16 2 5 3 2 5 3 1 6 26 Normal

25 LAKI-LAKI 16 2 5 3 3 6 2 0 6 26 Normal

26 PEREMPUAN 14 2 4 3 5 6 3 1 6 29 Normal

27 PEREMPUAN 15 2 5 3 5 6 1 0 6 27 Normal

28 PEREMPUAN 16 2 4 3 5 4 2 1 6 26 Normal

29 LAKI-LAKI 15 2 5 3 4 6 3 2 6 30 Normal

30 LAKI-LAKI 16 3 5 3 4 6 2 0 6 27 Normal

31 PEREMPUAN 17 3 5 3 4 6 3 1 6 29 Normal

32 PEREMPUAN 16 3 5 3 2 6 1 1 6 25 Terganggu

33 PEREMPUAN 18 3 4 3 4 5 2 1 6 26 Normal

34 LAKI-LAKI 16 3 3 2 3 3 1 1 5 19 Terganggu

35 LAKI-LAKI 16 3 4 1 1 3 1 0 6 17 Terganggu

36 PEREMPUAN 15 1 5 2 5 6 2 0 6 27 Normal

37 PEREMPUAN 15 1 2 3 5 5 1 1 6 24 Terganggu

38 PEREMPUAN 15 1 4 3 3 5 2 0 6 24 Terganggu

39 PEREMPUAN 15 1 5 3 5 5 2 2 6 29 Normal

40 LAKI-LAKI 14 1 3 3 5 6 3 2 6 29 Normal

41 LAKI-LAKI 15 1 5 3 3 6 2 1 6 27 Normal

42 LAKI-LAKI 14 1 4 3 5 5 2 1 6 27 Normal

43 LAKI-LAKI 15 1 5 3 5 6 3 1 6 30 Normal

44 LAKI-LAKI 16 2 5 3 2 6 3 0 6 26 Normal


(23)

46 PEREMPUAN 16 2 5 3 5 6 3 1 6 30 Normal

47 PEREMPUAN 16 2 5 3 4 4 3 0 6 26 Normal

48 LAKI-LAKI 15 2 4 3 4 6 2 0 6 26 Normal

49 LAKI-LAKI 16 2 4 3 0 6 2 1 6 23 Terganggu

50 LAKI-LAKI 15 2 4 3 4 6 2 2 6 28 Normal

51 PEREMPUAN 16 2 5 3 3 6 2 2 6 28 Normal

52 PEREMPUAN 16 2 3 3 2 5 3 1 6 24 Terganggu

53 LAKI-LAKI 15 2 4 3 3 4 2 1 6 24 Terganggu

54 LAKI-LAKI 16 2 3 2 3 2 1 0 6 18 Terganggu

55 LAKI-LAKI 16 2 5 3 3 5 1 0 6 24 Terganggu

56 LAKI-LAKI 15 2 4 3 2 6 2 1 6 25 Terganggu

57 PEREMPUAN 15 2 5 3 2 4 2 1 5 23 Terganggu

58 PEREMPUAN 16 2 4 1 5 6 1 0 6 24 Terganggu

59 PEREMPUAN 15 2 3 3 3 4 3 0 6 23 Terganggu

60 PEREMPUAN 16 2 2 3 3 4 2 2 6 23 Terganggu

61 PEREMPUAN 16 2 3 3 5 6 3 0 6 27 Normal

62 PEREMPUAN 15 2 4 3 4 6 2 1 6 27 Normal

63 PEREMPUAN 15 1 3 3 2 4 3 1 6 23 Terganggu

64 PEREMPUAN 15 1 4 3 4 6 2 0 6 26 Normal

65 PEREMPUAN 14 1 5 3 4 5 1 1 6 26 Normal

66 LAKI-LAKI 16 1 4 3 3 6 1 1 6 25 Terganggu

67 PEREMPUAN 15 1 3 2 3 5 2 1 6 23 Terganggu

68 LAKI-LAKI 15 1 4 3 5 5 3 2 6 29 Normal

69 LAKI-LAKI 14 1 4 3 4 5 3 1 6 27 Normal

70 LAKI-LAKI 15 1 3 3 0 6 2 1 5 21 Terganggu

71 LAKI-LAKI 16 1 3 3 0 5 2 1 6 21 Terganggu

72 PEREMPUAN 16 3 4 3 5 4 1 0 6 24 Terganggu

73 PEREMPUAN 16 3 4 3 4 5 2 1 6 26 Normal

74 PEREMPUAN 16 3 4 3 3 6 3 2 6 28 Normal

75 LAKI-LAKI 16 3 3 3 5 6 2 0 6 26 Normal

76 PEREMPUAN 17 3 5 3 0 6 3 0 6 24 Terganggu

77 LAKI-LAKI 16 3 4 3 5 5 1 1 6 26 Normal


(24)

Frequencies

JENIS KELAMIN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid LAKI-LAKI 41 52.6 52.6 52.6

PEREMPUAN 37 47.4 47.4 100.0

Total 78 100.0 100.0

Statistics UMUR

N Valid 78

Missing 0

Mean 15.55

Median 16.00

Mode 16

Std. Deviation .921

UMUR

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 14 11 14.1 14.1 14.1

15 24 30.8 30.8 44.9

16 33 42.3 42.3 87.2

17 9 11.5 11.5 98.7

18 1 1.3 1.3 100.0

Total 78 100.0 100.0

KELAS

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 26 33.3 33.3 33.3

2 26 33.3 33.3 66.7

3 26 33.3 33.3 100.0


(25)

(26)

Kategori PSQI

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Baik 38 48.7 48.7 48.7

Buruk 40 51.3 51.3 100.0

Total 78 100.0 100.0

Kategori MoCA

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Normal 40 51.3 51.3 51.3

Terganggu 38 48.7 48.7 100.0

Total 78 100.0 100.0

Statistics

SUBJEKTIF LATENSI DURASI EFISIENSI GANGGUAN OBAT DISFUNGSI PSQI

N Valid 78 78 78 78 78 78 78 78

Missing 0 0 0 0 0 0 0 0

Mean 1.04 1.33 .60 .15 1.23 .24 .99 5.59

Std. Error of

Mean .059 .101 .076 .052 .048 .076 .076 .223

Median 1.00 1.00 .50 .00 1.00 .00 1.00 6.00

Mode 1 1 0 0 1 0 1 5

Std. Deviation .521 .892 .671 .458 .424 .668 .674 1.970

Variance .271 .797 .450 .210 .180 .446 .454 3.881

Skewness .621 .408 .672 3.920 1.303 2.894 .015 -.064

Std. Error of

Skewness .272 .272 .272 .272 .272 .272 .272 .272

Kurtosis 2.949 -.485 -.600 19.296 -.310 7.828 -.742 -.855

Std. Error of

Kurtosis .538 .538 .538 .538 .538 .538 .538 .538

Range 3 3 2 3 1 3 2 7

Minimum 0 0 0 0 1 0 0 2


(27)

SUBJEKTIF

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 8 10.3 10.3 10.3

1 60 76.9 76.9 87.2

2 9 11.5 11.5 98.7

3 1 1.3 1.3 100.0

Total 78 100.0 100.0

LATENSI

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 12 15.4 15.4 15.4

1 38 48.7 48.7 64.1

2 18 23.1 23.1 87.2

3 10 12.8 12.8 100.0

Total 78 100.0 100.0

DURASI

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 39 50.0 50.0 50.0

1 31 39.7 39.7 89.7

2 8 10.3 10.3 100.0

Total 78 100.0 100.0

EFISIENSI

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 68 87.2 87.2 87.2

1 9 11.5 11.5 98.7

3 1 1.3 1.3 100.0


(28)

GANGGUAN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 60 76.9 76.9 76.9

2 18 23.1 23.1 100.0

Total 78 100.0 100.0

OBAT

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 67 85.9 85.9 85.9

1 5 6.4 6.4 92.3

2 4 5.1 5.1 97.4

3 2 2.6 2.6 100.0

Total 78 100.0 100.0

DISFUNGSI

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 18 23.1 23.1 23.1

1 43 55.1 55.1 78.2

2 17 21.8 21.8 100.0

Total 78 100.0 100.0

PSQI

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2 5 6.4 6.4 6.4

3 9 11.5 11.5 17.9

4 9 11.5 11.5 29.5

5 15 19.2 19.2 48.7

6 12 15.4 15.4 64.1

7 14 17.9 17.9 82.1

8 8 10.3 10.3 92.3

9 6 7.7 7.7 100.0


(29)

Statistics

VISUOSPATIAL

/EKSEKUTIF PENAMAAN

MEMORI/ DELAYED

RECALL ATENSI BAHASA ABSTRAKSI ORIENTASI MoCA

N Valid 78 78 78 78 78 78 78 78

Missing 0 0 0 0 0 0 0 0

Mean 4.05 2.87 3.46 5.14 2.08 .82 5.94 25.36

Std. Error of

Mean .098 .046 .165 .114 .089 .077 .028 .330

Median 4.00 3.00 4.00 5.00 2.00 1.00 6.00 26.00

Mode 4 3 4a 6 2 1 6 26

Std. Deviation .866 .406 1.457 1.003 .786 .679 .247 2.914

Variance .751 .165 2.122 1.006 .617 .461 .061 8.493

Skewness -.469 -3.364 -.957 -1.004 -.302 .237 -3.629 -.680

Std. Error of

Skewness .272 .272 .272 .272 .272 .272 .272 .272

Kurtosis -.684 11.308 .301 .274 -.848 -.804 11.466 .460

Std. Error of

Kurtosis .538 .538 .538 .538 .538 .538 .538 .538

Range 3 2 5 4 3 2 1 13

Minimum 2 1 0 2 0 0 5 17

Maximum 5 3 5 6 3 2 6 30

a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

VISUOSPATIAL/EKSEKUTIF

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2 3 3.8 3.8 3.8

3 18 23.1 23.1 26.9

4 29 37.2 37.2 64.1

5 28 35.9 35.9 100.0


(30)

PENAMAAN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 1 2 2.6 2.6 2.6

2 6 7.7 7.7 10.3

3 70 89.7 89.7 100.0

Total 78 100.0 100.0

MEMORI/DELAYED RECALL

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 6 7.7 7.7 7.7

1 2 2.6 2.6 10.3

2 8 10.3 10.3 20.5

3 18 23.1 23.1 43.6

4 22 28.2 28.2 71.8

5 22 28.2 28.2 100.0

Total 78 100.0 100.0

ATENSI

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 2 1 1.3 1.3 1.3

3 5 6.4 6.4 7.7

4 13 16.7 16.7 24.4

5 22 28.2 28.2 52.6

6 37 47.4 47.4 100.0


(31)

BAHASA

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 1 1.3 1.3 1.3

1 18 23.1 23.1 24.4

2 33 42.3 42.3 66.7

3 26 33.3 33.3 100.0

Total 78 100.0 100.0

ABSTRAKSI

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 0 26 33.3 33.3 33.3

1 40 51.3 51.3 84.6

2 12 15.4 15.4 100.0

Total 78 100.0 100.0

ORIENTASI

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 5 5 6.4 6.4 6.4

6 73 93.6 93.6 100.0


(32)

MoCA

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 17 1 1.3 1.3 1.3

18 2 2.6 2.6 3.8

19 1 1.3 1.3 5.1

20 1 1.3 1.3 6.4

21 3 3.8 3.8 10.3

22 1 1.3 1.3 11.5

23 9 11.5 11.5 23.1

24 9 11.5 11.5 34.6

25 11 14.1 14.1 48.7

26 12 15.4 15.4 64.1

27 9 11.5 11.5 75.6

28 7 9.0 9.0 84.6

29 8 10.3 10.3 94.9

30 4 5.1 5.1 100.0

Total 78 100.0 100.0

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

PSQI .122 78 .006 .953 78 .006

MoCA .105 78 .034 .951 78 .005


(33)

(34)

(35)

(36)

(37)

Reliability

Scale: Uji Reliabilitas Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items


(38)

40

DAFTAR PUSTAKA

Alhola, P. & Polo-Kantola, P., 2007. Sleep Deprivation: Impact on Cognitive Performance. Neuropsychiatric Disease and Treatment, 3 (5): 553-567. Alkadhi, K., Zagaar, M., Alhaider, I., Salim, S., Aleisa, A., 2013. Neurobiological

Consequences of Sleep Deprivation. Current Neuropharmacology, 11 (3): 231-249.

Araújo, D.F. & Almondes, K.M., 2013. Sleep and Cognitive Performance in Children and Pre-adolescents: A Review. Biological Rhythm Research, 45 (2): 193-207.

Beebe, D.W., 2011. Cognitive, Behavioral, and Functional Consequences of Inadequate Sleep in Children and Adolescents. Pediatr Clin North Am., 58 (3): 649-665.

Betterhealth, 2014. Sleep Deprivation. State of Victoria: Betterhealth. Available from:

http://www.betterhealth.vic.gov.au/bhcv2/bhcarticles.nsf/pages/sleep_depriva tion [accessed 15 April 2015].

Blackwell, T. et al., 2014. Associations of Objectively and Subjectively Measured Sleep Quality with Subsequent Cognitive Decline in Older Community-Dwelling Men: The MrOS Sleep Study. SLEEP, 37 (4): 655-663.

Bub, K.L., Buckhalt, J.A., El-Sheikh, M., 2011. Children’s Sleep and Cognitive Performance: A Cross-Domain Analysis of Change over Time. Dev Psychol.,

47 (6): 1504-1514.

Bush, A.L. et al., 2012. The Pittsburgh Sleep Quality Index in Older Primary Care Patients with Generalized Anxiety Disorder: Psychometrics and Outcomes Following Cognitive Behavioral Therapy. Psychiatry Res, 199 (1): 24-30. CDC, 2014. Insufficient Sleep is a Public Health Epidemic. Available from:

http://www.cdc.gov/features/dssleep/ [accessed 15 April 2014].

Dahlan, M.S., 2009. Besar Sampel dan Cara Pengambilan Sampel dalam Penelitian Kedokteran dan Kesehatan, edisi 2. Jakarta: Salemba Medika, 74-76.

Dahlan, M.S., 2013. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan: Deskriptif, Bivariat, dan Multivariat, dilengkapi Aplikasi dengan Menggunakan SPSS,


(39)

41

Dahlan, M.S., 2014. Langkah-langkah Membuat Proposal Penelitian Bidang Kedokteran dan Kesehatan, edisi 2. Jakarta: Sagung Seto, 100-115.

Dewald-Kaufmann, J.F., Oort, F.J., Meijer, A.M., 2013. The Effects of Sleep Extension on Sleep and Cognitive Performance in Adolescents with Chronic Sleep Reduction: An Experimental Study. Sleep Medicine, 14: 510-517.

Duarte, J. et al., 2014. Sleep-wake Patterns and Their Influence on School Performance in Portuguese Adolescents. Aten Primaria, 46 (1): 160-164.

Durmer, J.S. & Dinges, D.F., 2005. Neurocognitive Consequences of Sleep Deprivation. Seminars in Neurology, 25 (1): 117-129.

Friedman, L.E., 2012. Evaluating the Montreal Cognitive Assessment (MoCA) and the Mini Mental State Exam (MMSE) for Cognitive Impairment Post Stroke: A Validation Study against the Cognistat. The University of Western Ontario.

Ginsberg, L., 2010. Lecture Notes. Neurology, edisi 9. Singapore: Wiley-Blackwell, 11-16.

Gruber, R., Cassoff, J., Frenette, S., Wiebe, S., Carrier, J., 2012. Impact of Sleep Extension and Restriction on Children’s Emotional Lability and Impulsivity.

Pediatrics, 130 (5) : e1155-e1161.

Guyton, A.C., 2010. Textbook of Medical Physiology, edisi 11. Pennsylvania: Saunders.

Husein, N., Lumempouw, S., Ramli, Y., Herqutanto, 2010. Uji Validitas dan Reliabilitas Montreal Cognitive Assessment versi Indonesia (MoCA-Ina) untuk Skrining Gangguan Fungsi Kognitif. Neurona, 27 (4), 1-13.

Killgore, W.D., 2010. Effects of Sleep Deprivation on Cognition. Dalam:

Kerkhoff, G.A. & Van Dongen, H.P. (eds). 2010. Progress in Brain Research., 185: 105-129.

Klumpers, U.M., 2015. Neurophysiological Effects of Sleep Deprivation in Healthy Adults, a Pilot Study. PloS ONE, 10 (1), 1-10.

Lan, L., Tuo, X.P., Zhang, W.J., Bai, J., Hu, Y.H., 2011. Correlation Analysis between Sleep Quality and Mild Cognitive Impairment in Elderly Patients with Type 2 Diabetes Mellitus. Academic Journal of Second Military Medical University, 32 (4): 404-408.


(40)

42

Lo, C.J.et al., 2012. Effects of Partial and Acute Sleep Deprivation on Performance across Cognitive Domains, Individuals and Circadian Phase. Plos One, 7 (9).

Markam, S., 2009. Dasar-dasar Neuropsikologi Klinis. Jakarta: Sagung Seto. McCoy, J.G. & Strecker, R.E., 2011. The Cognitive Cost of Sleep Lost. Neurobiol

Learn Mem., 96 (4): 564-582.

Miyata, S. et al., 2013. Poor Sleep Quality Impairs Cognitive Performance in Older Adults. J Sleep Res., 22: 535-541.

Nasreddine, Z. et al., 2010. Montreal Cognitive Assessment (MoCA) Administration and Scoring Instruction. Montreal. Available from: http://www.mocatest.org/paper-tests/moca-test-full/ [accessed 15 April 2015] National Sleep Foundation, 2011. How Much Sleep Do We Really Need?

National Sleep Foundation. Available from: http://sleepfoundation.org/how-sleep-works/how-much-sleep-do-we-really-need [accessed 15 April 2015]. Notoadmojo, S., 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan, edisi revisi. Jakarta:

Rineka Cipta, 176-180.

Okubo, N. et al., 2014. Relationship between Self-reported Sleep Quality and Metabolic Syndrome in General Population. BMC Public Health, 14 (562): 1-7.

Prince, T.M. & Abel, T., 2013. The Impact of Sleep Loss on Hippocampal Function. Cold Spring Harbor Laboratory Press. Available from: http://learnmem.org/cgi/doi/10.1101/lm.031674.113 [accessed 15 april 2015]. Purves, D. et al., 2008. Neuroscience, edisi 4. USA: Sinauer Associates, Inc.:

663-686, 791-814.

Ratcliff, R., Van Dongen, H.P., 2009. Sleep Deprivation Affects Multiple Distinct Cognitive Processes. Psychonomic Bulletin & Review, 16 (4): 742-751. Sadock, B.J. & Sadock, V.A., 2010. Kaplan & Sadock Buku Ajar Psikiatri Klinis,

edisi 2. Jakarta: EGC, 337-338.

Sastroasmoro, S. & Ismael, S., 2011. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis,

edisi 4. Jakarta: Sagung Seto, 324- 381.

Satyanegara et al., 2010. Ilmu Bedah Saraf Satyanegara, edisi 4. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 143-150.


(41)

43

Sherwood, L., 2011. Fisiologi Manusia: dari Sel ke Sistem, edisi 6. Jakarta: EGC, 181-185.

Smith, T., Gildeh, N., Holmes, C., 2007. The Montreal Cognitive Assesment: Validity and Utility in a Memory Clinic Setting. The Canadian Journal of Psychiatry, 52 (5): 329-332.

Teizer, E.H., Fuligni, A.J., Lieberman, M.D., Galvan, A., 2013. The Taking of Poor Quality Sleep on Brain Function and Risk Taking in Adolescence.

Neuroimage, 71: 1-22.

Van der Heijden, K.B., De Sonneville, L.M.J., Althaus, M., 2010. Time-of-day Effects on Cognition in preadolescents: a trails study. Chronobiol. Int, 27: 1870-1894.

Van Wijck, S., 2011. Eveningness and Cognition/Behaviours in School-aged Children: What is the Role of Sleep Quantity and Sleep Quality?.

Wright, K.P., Lowry, C.A., LeBourgeois, M.K., 2012. Circadian and Wakefulness-sleep Modulation of Cognition in Humans. Frontiers in Molecular Neuroscience, 5 (50).


(42)

21

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah :

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 3.1. Kerangka Konsep

3.2. Definisi Operasional

3.2.1. Variabel Independen: Kualitas Tidur

a. Definisi

Kualitas tidur yang dimaksud mencakup aspek kuantitatif tidur seperti durasi, onset ,dan jumlah terbangun serta aspek subjektif tidur seperti kedalaman atau kepuasan istirahat dari tidur.

b. Alat Ukur

Kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) yang telah diterjemahkan ke Bahasa Indonesia.

c. Cara Ukur

Mengisi kuesioner PSQI yang terdiri dari 19 pertanyaan yang diisi sendiri dan 5 pertanyaan yang diisi oleh partner tidur atau teman sekamar jika ada untuk menilai 7 komponen dari kualitas tidur. Bobot masing-masing komponen memiliki bobot nilai dari 0-3.

d. Kategori

 Kualitas tidur baik (total skor ≤ 5).


(43)

22

 Kualitas tidur buruk (total skor > 5). e. Skala Pengukuran

Skala Numerik.

3.2.2. Variabel Dependen: Fungsi Kognitif

a. Definisi

Fungsi kognitif adalah suatu proses dimana semua masukan sensoris (taktil, visual, dan auditorik) akan diubah, diolah, disimpan, dan selanjutnya digunakan untuk hubungan interneuron secara sempurna sehingga individu tersebut dapat melakukan penalaran terhadap masukan sensoris tersebut.

b. Alat Ukur

Kuesioner Montreal Cognitive Assessment (MoCA) yang telah diterjemahkan ke Bahasa Indonesia.

c. Cara Ukur

Wawancara. Tes dilakukan dengan menanyakan responden satu per satu untuk mengukur 9 aspek kognitif. Total nilai dari masing-masing aspek kemudian dijumlahkan.

d. Kategori

 Fungsi kognitif normal (total skor ≥ 26).  Fungsi kognitif terganggu (total skor < 26). e. Skala Pengukuran

Skala Numerik. 3.3. Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini adalah “Ada Hubungan (Korelasi) antara Kualitas Tidur dengan Fungsi Kognitif pada Siswa SMA”.


(44)

23

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik dengan desain

cross-sectional. Pengamatan dilakukan satu kali dan diharapkan dapat

menggambarkan bagaimana hubungan kualitas tidur dengan fungsi kognitif.

4.2. Tempat dan Waktu Penelitian

4.2.1. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di SMA Swasta Wiyata Dharma Medan. SMA ini dipilih karena murid yang bersekolah di sekolah ini memiliki tingkat aktivitas sekolah yang cukup padat, serta belum dilakukan penelitian yang sama sebelumnya terhadap siswa SMA Swasta Wiyata Dharma Medan.

4.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Agustus-November 2015.

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian

4.3.1. Populasi Penelitian

4.3.1.1.Populasi Target

Populasi target pada penelitian ini adalah siswa SMA. 4.3.1.2.Populasi Terjangkau

Populasi terjangkau pada penelitian ini adalah siswa SMA Wiyata Dharma Medan tahun 2015.


(45)

24

4.3.2. Sampel Penelitian

Sampel dari penelitian ini adalah siswa SMA Wiyata Dharma kelas X, XI, dan XII yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Perkiraan besar sampel pada penelitian ini ditentukan dengan menggunakan rumus besar sampel penelitian untuk koefisien korelasi dengan sampel tunggal:

[ [ ]]

[ [ ]] [ ]

Keterangan :

n = besar sampel minimum zα = kesalahan tipe I, α zβ = kesalahan tipe II, β

r = Perkiraan koefisien korelasi (dari pustaka)

Dalam penelitian ini menggunakan zα = 1,64; zβ = 1,28; r = -0,362. Nilai r sebesar -0,362 diambil dari penelitian sebelumnya (Lan, L. et al., 2011). Jumlah sampel dibulatkan menjadi 78 oleh peneliti. Jumlah sampel dibagi menjadi 3 kelompok berdasarkan strata kelas yaitu 26 sampel dari strata kelas 1 SMA, 26 sampel dari strata kelas 2 SMA, dan 26 sampel dari strata kelas 3 SMA.

4.4. Metode Pengumpulan Data

4.4.1. Teknik Pengambilan Sampel

Metode yang dipilih adalah stratified random sampling. Metode stratified random sampling berarti sampel dipilih secara acak dari masing-masing strata


(46)

25

yang telah ditentukan. Strata yang digunakan adalah kelas dengan memilih beberapa sampel yang jumlahnya dihitung dengan menggunakan besar perkiraan total sampel (Notoadmojo, 2010).

Sampel dipilih dengan menggunakan kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut:

Kriteria Inklusi:

Siswa SMA Wiyata Dharma tahun 2015.. Kriteria Eksklusi:

1. Tidak bersedia menjadi sampel

2. Memiliki riwayat trauma kepala, stroke, amnesia, infeksi susunan saraf pusat, tumor otak, atau epilepsi.

3. Memiliki riwayat gangguan psikiatrik.

4.4.2. Alat dan Bahan Penelitian

Alat yang digunakan antara lain:

1. Kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) yang telah diterjemahkan ke Bahasa Indonesia.

2. Kuesioner Montreal Cognitive Assesment (MoCA) yang telah diterjemahkan ke Bahasa Indonesia.

4.4.3. Metode Kerja

Pada awalnya, sampel diwawancara terlebih dahulu untuk memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, kemudian diminta mengisi lembar data identitas dan

informed consent. Setelah sampel menyetujui, maka sampel diminta untuk mengisi kuesioner PSQI. Kuesioner ini telah divalidasi dan diuji reliabilitasnya dengan menggunakan teknik korelasi “product moment” dan uji Cronbach alpha. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 20 subjek dengan karakter yang hampir sama dengan sampel dalam penelitian. Kuesioner dinyatakan valid jika mempunyai nilai r hitung yang lebih besar dari r standar atau tabel dan reliabel


(47)

26

jika memiliki koefisien alpha yang lebih besar dari 0,6. Hasil uji validitas dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.1. Hasil Uji validitas dan reliabilias kuesioner Variabel Komponen

Pertanyaan

Koefisien r Status Alpha Status

Kualitas Tidur

1 0,449 Valid 0,861 Reliabel

2 0,601 Valid Reliabel

3 0,504 Valid Reliabel

4 0,509 Valid Reliabel

5a 0,543 Valid Reliabel

5b 0,506 Valid Reliabel

5c 0,528 Valid Reliabel

5d 0,611 Valid Reliabel

5e 0,464 Valid Reliabel

5f 0,647 Valid Reliabel

5g 0,489 Valid Reliabel

5h 0,583 Valid Reliabel

5i 0,684 Valid Reliabel

5j 0,613 Valid Reliabel

6 0,514 Valid Reliabel

7 0,525 Valid Reliabel

8 0,751 Valid Reliabel

9 0,514 Valid Reliabel

Setelah kuesioner dikembalikan, diperiksa kelengkapan dan ketepatan dalam penulisan data. Setiap jawaban diberi nilai sesuai dengan bobotnya, dihitung, dan dikelompokkan apakah kualitas tidur sampel tersebut baik atau buruk. Tahap berikutnya dilakukan wawancara terpimpin dengan sampel menggunakan kuesioner MoCA (Nasreddine, 2010). Kuesioner ini telah diuji validitas dan reliabilitas oleh Husein (2010). Wawancara dilakukan dengan menanyakan satu per satu butir pertanyaan yang tertera di kuesioner MoCA,


(48)

27

peneliti memberikan nilai secara langsung untuk setiap butir pertanyaan yang telah dijawab oleh sampel pada lembar penilaian. Setelah semua pertanyaan ditanyakan, nilai dari tiap pertanyaan dijumlahkan dan dikelompokkan untuk menetapkan apakah sampel tersebut fungsi kognitifnya normal atau terganggu serta menilai masing-masing aspek kognitif yang ditanyakan.

4.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data dilakukan melalui beberapa tahapan:

a. Editing

Tahap pertama yaitu mencek nama dan kelengkapan identitas maupun data responden serta memastikan bahwa semua jawaban telah diisi sesuai petunjuk.

b. Coding

Tahap kedua yaitu memberi kode atau angka tertentu pada kuesioner untuk mempermudah proses tabulasi dan analisis data.

c. Entry

Tahap ketiga yaitu memasukkan data dari kuesioner ke dalam program komputer dengan menggunakan program SPSS (Statistic Package for the Social Sciences) for Windows.

d. Cleaning

Tahap keempat yaitu mencek kembali data yang telah dimasukkan untuk mengetahui adanya kesalahan pengkodean ataupun ketidaklengkapan data.

e. Analyzing

Tahap kelima adalah menganalisis data yang telah diperoleh, diolah, dan ditabulasi dengan menggunakan komputer. Analisis dilakukan dengan cara:

1. Analisis univariat

Analisis data dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi dan presentasi tiap variabel yang akan diteliti yaitu kualitas tidur dan fungsi kognitif


(49)

28

2. Analisis Bivariat

Analisis data dilakukan dengan menguji normalitas data dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov. Apabila data berdistribusi normal, maka uji statistik menggunakan korelasi pearson, untuk melihat adanya hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Jika data berdistribusi tidak normal, maka dilakukan uji statistik menggunakan korelasi spearman. Hubungan antara variabel independen dan variabel dependen ditentukan dengan batas kemaknaan 5%. Apabila p value < 0,05, maka Ho ditolak (ada korelasi/hubungan bermakna antara dua variabel yang diuji) dan apabila p value > 0,05, maka Ho gagal ditolak (tidak ada korelasi/hubungan bermakna antara dua variabel yang diuji) (Dahlan, 2014).


(50)

29

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil

5.1.1. Deskripsi Lokasi

Penelitian ini dilakukan di SMA Swasta Wiyata Dharma yang berlokasi di jalan Wahidin No. 31 Medan, Indonesia. Sekolah ini berlokasi di Kelurahan Pandau Hulu I, Kecamatan Medan Kota.

5.1.2. Hasil Analisis Univariat

Hasil analisis univariat menjelaskan tentang gambaran karakteristik dan demografi sampel yang meliputi jenis kelamin, umur, kelas, nilai kualitas tidur, dan nilai fungsi kognitif. Hasil analisis univariat adalah sebagai berikut:

5.1.2.1. Karakteristik Demografi Sampel

Karakteristik demografi sampel dapat dilihat pada tabel 5.1. berikut ini: Tabel 5.1. Karakteristik Demografi Sampel

Mean ± SD n (%)

Umur (Tahun) 15,55 ± 0,921

Jumlah Murid

Kelas 1 SMA 26 (33,3)

Kelas 2 SMA 26 (33,3)

Kelas 3 SMA 26 (33,3)

Jenis Kelamin

Laki-laki 41 (52,6)

Perempuan 37 (47,4)

Berdasarkan analisis terhadap tabel 5.1., didapatkan gambaran rata-rata umur sampel adalah 15,55 tahun dengan standar deviasi sebesar 0,921. Gambaran tingkatan kelas pada sampel adalah sama ditiap tingkatan sebanyak 26 orang


(51)

30

(33,3%). Pada penelitian ini juga didapatkan gambaran jenis kelamin sampel yang paling banyak adalah laki-laki sebanyak 41 orang (52,6%).

5.1.2.2. Distribusi Kategorik Variabel Penelitian

Tabel 5.2. Distribusi Kategorik Variabel Penelitian

Variabel Mean ± SD n (%)

PSQI

Baik (≤ 5) 3,89 ± 1,085 38 (48,7)

Buruk (>5) 7,20 ± 1,043 40 (51,3)

MoCA

Normal (≥ 26) 27,58 ± 1,375 40 ( 51,3) Terganggu (<26) 23,03 ± 2,187 38 (48,7) Berdasarkan tabel 5.2. diatas, nilai rata-rata pada responden dengan kualitas tidur (PSQI) baik adalah sebesar 3,89 dengan standar deviasi sebesar 1,085, sedangkan nilai rata-rata responden dengan kualitas tidur (PSQI) buruk adalah sebesar 7,20 dengan standar deviasi sebesar 1,043. Jumlah responden yang mendapatkan nilai kualitas tidur (PSQI) yang baik sebanyak 38 orang (48,7%) dan yang buruk sebanyak 40 orang (51,3%). Nilai rata-rata kognitif (MoCA) pada responden dengan nilai kognitif normal sebesar 27,58 dengan standar deviasi sebesar 1,375, sedangkan nilai rata-rata kognitif (MoCA) pada responden dengan nilai kognitif terganggu sebesar 23,03 dengan standar deviasi sebesar 2,187. Jumlah responden yang mendapatkan nilai kognitif (MoCA) yang normal sebanyak 40 orang (51,3%) dan yang terganggu sebanyak 38 orang (48,7%).


(52)

31

5.1.2.3. Distribusi Nilai Kualitas Tidur

Distribusi nilai kualitas tidur dapat dilihat pada tabel 5.3. berikut ini: Tabel 5.3. Distribusi Nilai Kualitas Tidur

Mean ± SD Median Minimum-Maksimum

PSQI (Total) 5,59 ± 1,97 6,00 2-9

 Subjektif 1,04 ± 0,52 1,00 0-3

 Latensi 1,33 ± 0,89 1,00 0-3

 Durasi 0,60 ± 0,67 0,50 0-2

 Efisiensi 0,15 ± 0,46 0,00 0-3

 Gangguan 1,23 ± 0,42 1,00 1-2

 Obat 0,24 ± 0,67 0,00 0-3

 Disfungsi siang hari 0,99 ± 0,67 1,00 0-2

Berdasarkan tabel 5.3. diatas, didapatkan gambaran rata-rata nilai total kualitas tidur yang diukur dengan menggunakan kuesioner PSQI adalah sebesar 5,59 dan standar deviasi sebesar 1,97. Nilai median didapatkan sebesar 6,00 serta nilai minimum sebesar 2 dan nilai maksimum sebesar 9.

Gambaran nilai rata-rata, median, standar deviasi, minimal dan maksimal masing-masing komponen kualitas tidur adalah sebagai berikut: Penilaian kualitas tidur subjektif mempunyai nilai rata-rata sebesar 1,04, median sebesar 1,00, standar deviasi sebesar 0,52 dengan nilai minimum dan maksimum adalah 0 dan 3. Penilaian latensi tidur mempunyai rata-rata sebesar 1,33, median sebesar 1,00, standar deviasi sebesar 0,89 serta nilai minimum dan maksimum adalah 0 dan 3. Sedangkan penilaian terhadap durasi tidur didapatkan nilai rata-rata sebesar 0,60, median sebesar 0,50, standar deviasi sebesar 0,67 disertai nilai minimum dan maksimum sebesar 0 dan 2. Penilaian terhadap efisiensi tidur mendapatkan nilai rata-rata sebesar 0,15, median sebesar 0,00, standar deviasi sebesar 0,46 serta nilai minimum dan maksimum sebesar 0 dan 3. Penilaian berikutnya yaitu penilaian terhadap gangguan tidur dimana didapatkan nilai rata-rata sebesar 1,23, median sebesar 1,00, standar deviasi sebesar 0,42, serta nilai minimum dan maksimum


(53)

32

sebesar 1 dan 2. Penilaian terhadap riwayat penggunaan obat didapatkan nilai rata-rata adalah 0,24 dengan nilai median sebesar 0,00, standar deviasi sebesar 0,67 serta nilai minimum dan maksimum sebesar 0 dan 3. Penilaian terhadap komponen terakhir yaitu disfungsi pada siang hari didapatkan nilai rata-rata sebesar 0,99, median sebesar 1,00, standar deviasi sebesar 0,67, nilai minimum sebesar 0 dan nilai maksimum sebesar 2.

5.1.2.4. Distribusi Nilai Fungsi Kognitif

Distribusi nilai fungsi kognitif dapat dilihat pada tabel 5.4. berikut ini: Tabel 5.4. Distribusi Nilai Fungsi Kognitif

Mean ± SD Median Minimum-Maksimum

MoCA (Total) 25,36 ± 2,91 26,00 17-30

 Visuospasial/eksekutif 4,05 ± 0,87 4,00 2-5

 Penamaan 2,87 ± 0,41 3,00 1-3

 Memori/delayed recall 3,46 ± 1,46 4,00 0-5

 Atensi 5,14 ± 1,00 5,00 2-6

 Bahasa 2,08 ± 0,79 2,00 0-3

 Abstraksi 0,82 ± 0,68 1,00 0-2

 Orientasi 5,94 ± 0,25 6,00 5-6

Berdasarkan tabel 5.4. diatas, didapatkan gambaran rata-rata nilai total fungsi kognitif yang diukur dengan menggunakan kuesioner MoCA adalah sebesar 25,36 dan standar deviasi sebesar 2,91. Nilai median didapatkan sebesar 26,00 serta nilai minimum sebesar 17 dan nilai maksimum sebesar 30.

Gambaran nilai rata-rata, median, standar deviasi, minimum dan maksimum masing-masing komponen fungsi kognitif adalah sebagai berikut: Penilaian terhadap kemampuan visuospasial dan eksekutif didapatkan nilai rata-rata sebesar 4,05, median sebesar 4,00, standar deviasi sebesar 0,87, minimum sebesar 2 dan maksimum sebesar 5. Penilaian terhadap kemampuan penamaan didapatkan nilai rata-rata adalah 2,87, median sebesar 3,00, standar deviasi


(54)

33

sebesar 0,41, nilai minimum dan maksimum adalah 1 dan 3. Penilaian berikutnya adalah terhadap kemampuan memori dan delayed recall dimana didapatkan nilai rata-rata sebesar 3,46, median sebesar 4,00, standar deviasi sebesar 1,46, serta nilai minimum dan maksimum sebesar 0 dan 5. Penilaian terhadap kemampuan atensi didapatkan nilai rata-rata sebesar 5,14, median sebesar 5,00, standar deviasi sebesar 1,00 dengan nilai minimum dan maksimum sebesar 2 dan 6. Penilaian terhadap kemampuan bahasa didapatkan nilai rata-rata adalah 2,08, median sebesar 2,00, standar deviasi sebesar 0,79, serta nilai minimum dan maksimum sebesar 0 dan 3. Penilaian berikutnya adalah terhadap kemampuan abstraksi dimana didapatkan nilai rata-rata sebesar 0,82, median sebesar 0,68, standar deviasi sebesar 0,68, serta nilai minimum dan maksimum sebesar 0 dan 2. Penilaian terakhir adalah terhadap kemampuan orientasi dimana didapatkan nilai rata-rata sebesar 5,94, median sebesar 6,00, standar deviasi sebesar 0,25, nilai minimum sebesar 5 dan nilai maksimum sebesar 6.

5.1.3. Hasil Analisis Bivariat

5.1.3.1. Uji Normalitas Data

Tabel 5.5. Analisis Normalitas Data dengan Uji Kolmogorov-Smirnov p value

PSQI 0,006

MoCA 0,034

Analisis bivariat pada penelitian ini dimulai dengan menguji normalitas data dengan uji kolmogorov-smirnov. Berdasarkan tabel 5.5., didapatkan pada hasil uji normalitas data pada nilai total kualitas tidur (PSQI) diperoleh p value

sebesar 0,006 (p < 0,05) sehingga Ho ditolak, yaitu data pada nilai total kualitas tidur berdistribusi tidak normal. Pada uji normalitas data terhadap nilai total fungsi kognitif (MoCA) diperoleh p value sebesar 0,034 (p < 0,05) sehingga Ho ditolak, yaitu data pada nilai total fungsi kognitif berdistribusi tidak normal sehingga uji korelasi yang digunakan adalah uji korelasi non-parametrik (Spearman).


(55)

34

5.1.3.2. Hubungan Kualitas Tidur dengan Fungsi Kognitif

Tabel 5.6. Analisis Korelasi Spearman Kualitas Tidur dengan Fungsi Kognitif

Subjektif Latensi Durasi Efisiensi Gangguan Obat Disfungsi PSQI

Visuospasial/ eksekusi rs p -0,080 0,485 -0,051 0,660 -0,083 0,471 -0,176 0,123 -0,170 0,137 0,043 0,708 -0,043 0,710 -0,153 0,182

Penamaan rs

p -0,236 0,037* -0,009 0,936 -0,149 0,193 -0,113 0,323 -0,021 0,858 -0,121 0,291 -0,128 0,264 -0,258 0,023* Memori/ delayed recall rs p 0,046 0,691 -0,047 0,686 -0,019 0,872 -0,063 0,582 -0,060 0,602 -0,169 0,140 -0,187 0,101 -0,194 0,089

Atensi rs

p -0,047 0,682 -0,118 0,304 -0,052 0,649 -0,290 0,010* -0,213 0,061 -0,430 0,707 -0,008 0,945 -0,207 0,069

Bahasa rs

p -0,109 0,341 -0,205 0,072 0,028 0,807 -0,045 0,695 0,046 0,688 -0,157 0,169 -0,220 0,053 -0,214 0,059

Abstraksi rs

p -0,186 0,104 -0,084 0,465 -0,066 0,567 -0,113 0,325 -0,177 0,121 -0,165 0,149 0,086 0,452 -0,195 0,087

Orientasi rs

p 0,122 0,289 -0,075 0,514 -0,070 0,544 -0,363 0,001* 0,019 0,868 -0,033 0,776 0,074 0,522 -0,039 0,736

MoCA rs

p -0,082 0,477 -0,173 0,130 -0,072 0,533 -0,250 0,027* -0,202 0,076 -0,190 0,095 -0,104 0,366 -0,326 0,004*

Berdasarkan tabel 5.6., dapat dianalisis bahwa korelasi antara kualitas tidur (PSQI) dengan fungsi kognitif (MoCA) yang diwakili oleh nilai rs adalah

sebesar -0,326 dengan p value = 0,004. Pada penelitian ini didapatkan nilai rs

bernilai negatif, ini berarti bahwa semakin tinggi nilai kualitas tidur (semakin buruk kualitas tidur) maka semakin rendah nilai fungsi kognitif (semakin terganggu fungsi kognitif). Menurut Dahlan (2013), nilai rs tersebut memiliki sifat

korelasi lemah dan ditambah dengan nilai p < 0,05 yang berarti ada korelasi bermakna antara kualitas tidur dengan fungsi kognitif. Hal ini berarti bahwa Ho yang menyatakan tidak ada hubungan atau korelasi antara kualitas tidur dengan fungsi kognitif ditolak.

Pada analisis lebih lanjut terhadap masing-masing komponen dari kedua variabel didapatkan hubungan bermakna pada kelompok berikut: Pada uji korelasi pada penilaian subjektif kualitas tidur dengan kemampuan penamaan didapatkan koefisien korelasi rs sebesar -0,236 yang berarti sifat korelasinya lemah dengan p


(56)

35

penilaian subjektif kualitas tidur dengan kemampuan penamaan. Pada uji korelasi pada efisiensi tidur dengan kemampuan atensi didapatkan koefisien korelasi rs

sebesar -0,290 yang berarti sifat korelasinya lemah dengan p value = 0,010 yang berarti ada hubungan atau korelasi yang bermakna antara efisiensi tidur dengan kemampuan atensi. Pada uji korelasi pada efisiensi tidur dengan kemampuan orientasi didapatkan koefisien korelasi rs sebesar -0,363 yang berarti sifat

korelasinya lemah dengan p value = 0,001 yang berarti ada hubungan atau korelasi yang bermakna antara efisiensi tidur dengan kemampuan orientasi. Pada uji korelasi pada efisiensi tidur dengan fungsi kognitif didapatkan koefisien korelasi rs sebesar -0,250 yang berarti sifat korelasinya lemah dengan p value =

0,027 yang berarti ada hubungan atau korelasi yang bermakna antara efisiensi tidur dengan fungsi kognitif. Pada uji korelasi pada kualitas tidur dengan kemampuan penamaan didapatkan koefisien korelasi rs sebesar -0,258 yang

berarti sifat korelasinya lemah dengan p value = 0,023 yang berarti ada hubungan atau korelasi yang bermakna antara kualitas tidur dengan kemampuan penamaan. 5.2. Pembahasan

Hasil pada penelitian ini yang dilakukan dengan analisis bivariat menggunakan uji korelasi spearman mendapatkan nilai rs = -0,326 dengan nilai p

= 0,004. Hal ini berarti ada korelasi bermakna dan lemah antara kualitas tidur dengan fungsi kognitif pada siswa SMA Wiyata Dharma. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wijck (2011) yang menemukan ada hubungan antara kualitas tidur dengan fungsi kognitif. Ini ditandai dengan didapatkannya hubungan antara kualitas tidur dengan waktu reaksi (p = 0,004) dan stabilitas waktu reaksi (p = 0,010) pada tugas atensi berkepanjangan. Waktu reaksi pada tugas memori kerja juga berhubungan dengan kualitas tidur yang ditandai dengan perasaan cukup istirahat (p = 0,018). Ini disebabkan karena responden dengan kualitas tidur yang buruk dan tidak cukup istirahat ketika tidur mengalami gangguan pada pola sirkadiannya yang mengalami ketertinggalan dari pola tidur-bangunnya, seperti ketika seseorang terbangun lebih awal dari yang diperlukan pola sirkadiannya. Ini menyebabkan seseorang terbangun tetapi kurang cukup


(57)

36

istirahatnya, sehingga akibat kondisi inilah terjadi gangguan pada kemampuan kognitif.

Sadeh et al. (2002) dalam Araújo (2013) juga menemukan hal yang hampir sama pada penelitiannya dimana kualitas tidur buruk yang ditandai dengan gangguan tidur yang terbagi-bagi (fragmented sleep) juga mempunyai hubungan dengan buruknya performa pada kemampuan kognitif terutama pada tes

continuous performance (p < 0,005) dan tes symbol-digit substitution (p < 0,05). Terganggunya fungsi kognitif ini juga disebabkan oleh terganggunya pola sirkadian dimana pada responden dengan kualitas tidur baik memiliki nilai lebih tinggi pada hasil uji kemampuan kognitif berupa Symbol-Digit Test (SDS)

response latency, Continuous Performance Test (CPT) commision errors, dan

digit learning error score dibandingkan dengan responden dengan kualitas tidur yang buruk pada pagi hari. Penyebabnya kemungkinan dipengaruhi oleh rasa kantuk (sleep inertia) yang lebih besar sehingga mempengaruhi kemampuan kognitif pada responden dengan kualitas tidur buruk.

Penelitian lain yang meneliti tentang kualitas tidur terhadap kemampuan kognitif diteliti lebih lanjut pada tahun berikutnya oleh Sadeh et al. (2003) dalam Gruber et al. (2012). Pada penelitiannya ditemukan bahwa responden yang mengalami ekstensi tidur mendapatkan nilai lebih baik daripada responden yang mengalami restriksi tidur pada tes simple reaction time (p < 0,005), tes symbol digit response latency (p < 0,001) dan tes continuous performance test-reaction time (p < 0,005). Ketiga tes ini merupakan tes yang berfungsi pada pengukuran kemampuan kognisi terutama pada kemampuan atensi yang berperan dalam proses belajar dan kemampuan akademik.

Wright et al. (2012) mengemukakan penjelasan yang mirip, dimana pada dua dekade awal kehidupan terjadi perkembangan pada struktur otak dan fungsinya yang berhubungan dengan kognisi. Ketika terjadi gangguan pada fisiologi sirkadian, ini dapat berakibat pada terganggunya kemampuan kognitif pada remaja. Waktu masuk sekolah yang awal menyebabkan remaja harus terbangun lebih awal dari waktu bangun pola sirkadian sehingga mengganggu kemampuan kognisi secara keseluruhan. Penelitian yang dilakukan oleh Wolfson


(58)

37

et al. (2007); Owens et al. (2010); Wahlstrom (2010); dan Vorona et al. (2011) dalam Wright et al. (2012) menemukan bahwa waktu masuk sekolah yang lebih lambat dapat mengarah kepada waktu yang lebih lama di tempat tidur, nilai yang lebih baik, kehadiran yang meningkat dan pengurangan kecelakaan lalu lintas. Valdez et al. (2010) dalam Wright et al. (2012) mengemukakan bahwa kemampuan atensi meningkat pada pagi hari dan menurun pada malam hari, sedangkan van der Heijden et al. (2010) mengemukakan bahwa kemampuan eksekusi bervariasi dalam sehari dan remaja mempunyai kemampuan yang lebih baik pada siang hari daripada pagi hari. Keseluruhan hal ini dipengaruhi oleh waktu irama sirkadian dan kekurangan tidur yang kronik yang dapat menyebabkan kualitas tidur menjadi buruk.

Penelitian tentang hubungan antara kualitas tidur dan kualitas tidur subjektif dengan kemampuan penamaan juga dilakukan oleh Bub et al. (2012) yang menghubungkan kemampuan verbal dengan kualitas tidur yang ditandai dengan perasaan mengantuk. Uji kemampuan verbal dilakukan sebanyak 3 kali dan menghasilkan nilai korelasi terhadap tingkatan rasa kantuk sebesar r = -0,18 (p < 0,01), r = -0,19 (p < 0,01), dan r = -0,20 (p < 0,01). Rasa kantuk yang kronik dapat mempengaruhi kualitas tidur secara keseluruhan dalam jangka waktu yang lama dan dapat menyebabkan kemampuan pembelajaran verbal terganggu dari waktu ke waktu seperti kemampuan penamaan maupun kemampuan lain yang akan dipelajari.

Penelitian yang dilakukan oleh Lo et al. (2012) menemukan bahwa deprivasi tidur dapat menyebabkan terjadinya gangguan kemampuan atensi yang ditandai dengan peningkatan waktu yang dibutuhkan pada tes Psychomotor Vigilance Task (PVT) (p = 0,002). Hal ini disebabkan oleh adanya gangguan pada irama sirkadian responden tersebut. Selama wake maintenance zone, sinyal untuk mempertahankan kondisi sadar/bangun mencapai puncaknya dan terjadi peningkatan pada kemampuan kognisi terutama atensi. Keadaan ini berbalik sewaktu pagi dimana otak sangat rentan dan semua aspek kognisi dapat terganggu. Ketika seseorang mengalami gangguan pada tidurnya, terjadi


(59)

38

kekurangan tidur (sleep debt) dan gangguan pada irama sirkadian individu tersebut yang berakibat pada gangguan pada kognisi.

Kelebihan dari penelitian ini adalah penggunaan kuesioner yang telah standar dan tervalidasi. Penelitian ini juga dapat meneliti tentang berbagai aspek dari kualitas tidur dan fungsi kognitif serta hubungannya. Adapun kekurangan penelitian ini terletak pada subjektifitas pemberian jawaban dan penggunaan alat yang kurang spesifik terhadap masing-masing variabel penelitian seperti penggunaan aktigraf dan polisomnografi untuk mengukur pola tidur, ataupun penggunaan instrumen yang khusus mengukur salah satu aspek fungsi kognitif tertentu. Kekurangan lain pada penelitian ini adalah perbedaan waktu penilaian fungsi kognitif, ada yang dilakukan pada pagi dan ada yang dilakukan pada siang hari, dimana fungsi kognitif dipengaruhi irama sirkadian menurut Wright et al. (2012) yang mengungkapkan bahwa kemampuan kognitif meningkat secara cepat pada 20 menit awal setelah seseorang bangun, dan meningkat drastis terus selama 2 sampai 4 jam sejak bangun. Kemampuan kognitif dipertahankan pada tingkat tertinggi selama 8 jam pertama sebelum terjadi sedikit penurunan (midafternoon dip) dan kembali meningkat kembali hingga tiba waktu tidur.


(60)

39

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Dari 78 sampel penelitian siswa SMA Wiyata Dharma ada 48,7% yang mempunyai kualitas tidur yang baik dan 51,3% yang mempunyai kualitas tidur yang buruk.

2. Sebanyak 51,3% sampel penelitian memiliki fungsi kognitif normal dan 48,7% memiliki fungsi kognitif dibawah normal (terganggu). 3. Ditemukan hubungan korelasi lemah dan bermakna antara kualitas

tidur dengan fungsi kognitif pada siswa SMA Wiyata Dharma tahun 2015 dengan rs = -0,326 dan p = 0,004.

4. Ditemukan korelasi yang signifikan antara berbagai komponen kualitas tidur dan fungsi kognitif antara lain: kualitas tidur subjektif dengan kemampuan penamaan (p = 0,037 dan rs = -0,236), efisiensi tidur

dengan kemampuan atensi (p = 0,010 dan rs = -0,290), efisiensi tidur

dengan kemampuan orientasi (p = 0,001 dan rs = -0,363), efisiensi tidur

dengan total fungsi kognitif (p = 0,027 dan rs = -0,250), dan kualitas

tidur dengan kemampuan penamaan (p = 0,023 dan rs = -0,258).

6.2. Saran

Beberapa hal yang dapat disarankan dari hasil penelitian ini diantaranya: 1. Kualitas tidur seringkali terabaikan oleh siswa SMA sehingga

disarankan untuk menjaga kualitas tidurnya dengan tidur yang cukup dan menjaga sleep hygiene agar tidak terganggu fungsi kognitifnya. 2. Orang tua diharapkan ikut terlibat dalam menjaga kualitas tidur siswa

dengan menjaga dan mengawasi kecukupan tidur siswa.

3. Penelitian selanjutnya disarankan dengan mengambil sampel yang lebih banyak serta menggunakan alat pengukuran yang lebih spesifik untuk mengukur baik kualitas tidur maupun fungsi kognitif.


(61)

4

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tidur

2.1.1. Definisi Tidur

Tidur didefinisikan sebagai kondisi tidak sadar dimana seseorang yang berada dalam kondisi tersebut dapat dibangunkan dengan rangsang sensorik atau rangsang lain. Tidur harus dibedakan dari koma, yaitu suatu kondisi tidak sadar dimana seseorang yang berada dalam kondisi tersebut tidak dapat dibangunkan (Guyton, 2010).

2.1.2. Elektrofisiologi Tidur

Dalam keadaan fisiologis, tidur terbagi 2 yaitu Non-Rapid Eye Movement

(NREM) dan Rapid Eye Movement (REM). Pada tidur NREM, yang terdiri atas tahap 1 sampai 4, mayoritas fungsi fisiologis sangat berkurang dibandingkan dengan keadaan terjaga. Tidur REM secara kualitatif berbeda, ditandai dengan dengan tingginya aktivitas otak dan aktivitas fisiologis yang setara dengan saat terjaga. Sekitar 90 menit setelah onset tidur, NREM berkembang menjadi episode REM pertama. Periode latensi selama 90 menit secara konsisten ditemukan pada orang dewasa normal; pemendekan latensi REM sering terjadi pada gangguan seperti gangguan depresif dan narkolepsi (Sadock, 2007).

Pada orang normal, tidur NREM merupakan keadaan yang lebih tenang dibanding saat terjaga. Denyut jantung per menit menurun hingga 5 sampai 10 denyut per menit dibawah denyut nadi saat terjaga sedang istirahat dan sangat teratur denyutnya. Pernafasan juga terpengaruh dan tekanan darah cenderung lebih rendah, dengan sedikit variasi dari menit ke menit. Resting potential otot tubuh lebih rendah pada saat tidur REM daripada keadaan terjaga. Gerakan episodik dan involunter terdapat pada tidur NREM (Sadock, 2007).

Bagian terdalam tidur NREM (tahap 3 dan 4, disebut juga slow-wave sleep) kadang dikaitkan dengan karakteristik bangkitan yang tidak biasa. Ketika


(62)

5

seseorang bangkit 30 menit hingga 1 jam setelah onset tidur (biasanya pada slow-wave sleep), orang tersebut akan mengalami diorientasi dan pikirannya kacau. Bangkitan singkat dari slow-wave sleep juga menyebabkan amnesia terhadap peristiwa selama bangkitan. Masalah spesifik seperti enuresis, somnoambulisme, dan night terror dapat ditimbulkan oleh kekacauan pikiran selama bangkitan dari tahap 3 atau 4 (Sadock, 2007).

Ukuran poligrafik selama tidur REM menunjukkan pola yang tidak teratur, kadang mendekati pola terjaga ketika dibangunkan. Oleh karena itu, tidur REM disebut juga tidur paradoksal. Denyut jantung, pernafasan, dan tekanan darah pada tidur REM meningkat, jauh lebih tinggi daripada selama tidur NREM dan seringkali lebih tinggi daripada saat bangun. Perubahan fisiologis lain yang terjadi selama tidur REM adalah paralisis otot-otot postural (Sadock, 2007).

Karakteristik tidur REM yang mungkin paling berbeda adalah adanya mimpi. Orang yang terbangun saat tidur REM dilaporkan mengalami mimpi (60 sampai 90 persen). Mimpi selama tidur REM bersifat abstrak dan tidak nyata. Mimpi juga dapat terjadi selama tidur NREM, tetapi biasanya jelas dan penuh arti (Sadock, 2007).

Sifat siklik pada tidur adalah regular dan dapat dipercaya; periode REM terjadi kira-kira setiap 90 hingga 100 menit sepanjang malam. Periode REM pertama cenderung paling singkat dengan hanya berlangsung kurang dari 10 menit; periode REM selanjutnya berlangsung 15 hingga 40 menit tiap periodenya. Sebagian besar periode REM terjadi pada sepertiga malam terakhir, sedangkan sebagian tidur tahap 4 terjadi pada sepertiga malam pertama (Sadock, 2007).

Pola tidur ini berubah sepanjang kehidupan seseorang. Pada periode neonatus, tidur REM mewakili lebih dari 50 persen total waktu tidur, dan pola EEG bergerak langsung dari kondisi terbangun ke periode REM tanpa melalui stadium 1 sampai 4. Neonatus tidur kira-kira 16 jam sehari dengan periode bangun yang singkat. Pada usia 4 bulan, pola ini bergeser sehingga total persentase tidur REM berkurang hingga 40 persen, dan diawali dengan periode tidur NREM.


(1)

vii

2.1.8.1. Definisi ... 10

2.1.8.2. Metode Pengukuran ... 10

2.2. Fungsi Kognitif ... 11

2.2.1. Definisi ... 11

2.2.2. Aspek Fungsi Kognitif ... 11

2.2.2.1. Memori ... 11

2.2.2.2. Bahasa ... 13

2.2.2.3. Praksis ... 14

2.2.2.4. Visuospasial ... 14

2.2.2.5. Atensi ... 15

2.2.2.6. Orientasi ... 15

2.2.2.7. Kalkulasi ... 16

2.2.2.8. Eksekusi ... 16

2.2.2.9. Abstraksi ... 17

2.2.3. Metode Pengukuran ... 17

2.3. Hubungan Kualitas Tidur dengan Fungsi Kognitif ... 18

2.4. Kerangka Teori ... 20

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL ... 21

3.1. Kerangka Konsep Penelitian ... 21

3.2. Definisi Operasional ... 21

3.2.1. Variabel Independen : Kualitas Tidur ... 21

3.2.2. Variabel Dependen : Fungsi Kognitif ... 22

3.3. Hipotesis ... 22

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 23

4.1. Jenis Penelitian ... 23

4.2. Tempat dan Waktu Penelitian ... 23

4.2.1. Tempat Penelitian ... 23

4.2.2. Waktu Penelitian ... 23

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 23

4.3.1.1. Populasi Target ... 23


(2)

4.3.2. Sampel Penelitian ... 24

4.4. Metode Pengumpulan Data ... 24

4.4.1. Teknik Pengambilan Sampel ... 24

4.4.2. Alat dan Bahan Penelitian ... 25

4.4.3. Metode Kerja ... 25

4.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 27

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ... 29

5.1. Hasil ... 29

5.1.1. Deskripsi Lokasi ... 29

5.1.2. Hasil Analisis Univariat ... 29

5.1.2.1. Karakteristik Demografi Sampel ... 29

5.1.2.2. Distribusi Kategorik Variabel Penelitian ... 30

5.1.2.3. Distribusi Nilai Kualitas Tidur ...31

5.1.2.4. Distribusi Nilai Fungsi Kognitif ... 32

5.1.3. Hasil Analisis Bivariat ... 33

5.1.3.1. Uji Normalitas Data ... 33

5.1.3.2. Hubungan Kualitas Tidur dengan Fungsi Kognitif ... 34

5.2. Pembahasan ...35

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 39

6.1. Kesimpulan ... 39

6.2. Saran ... 39

DAFTAR PUSTAKA ... 40 LAMPIRAN


(3)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Kebutuhan tidur berdasarkan usia ... 9

Tabel 4.1. Hasil Uji validitas dan reliabilias kuesioner ... 26

Tabel 5.1. Karakteristik Demografi Sampel ... 29

Tabel 5.2. Distribusi Kategorik Variabel Penelitian ... 30

Tabel 5.3. Distribusi Nilai Kualitas Tidur ... 31

Tabel 5.4. Distribusi Nilai Fungsi Kognitif ... 32

Tabel 5.5. Analisis Normalitas Data dengan Uji Kolmogorov-Smirnov ... 33


(4)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Kerangka Teori ... 20 Gambar 3.1. Kerangka Konsep ... 21


(5)

xi

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 2 Lembar Kuesioner Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) Lampiran 3 Lembar Penilaian PSQI

Lampiran 4 Montreal Cognitive Assessment versi Indonesia (MoCA-Ina) Lampiran 5 Penilaian Montreal Cognitive Assessment versi Indonesia

(MoCA-Ina)

Lampiran 6 Lembar Penjelasan

Lampiran 7 Lembar Pernyataan Persetujuan Setelah Penjelasan (Inform Consent) Kesediaan Mengikuti Penelitian

Lampiran 8 Surat Penelitian Lampiran 9 Data Hasil Penelitian


(6)

DAFTAR SINGKATAN  ADHD : Attention Deficit Hyperactivity Disorder

 AMPA : α-amino-3-hydroxy-5-methyl-4-isoxazolepropionic acid  BDNF : Brain Derived Neurotrophic Factor

 CAMK : Calmodulin-dependent protein kinase  cAMP : cyclic adenosine monophosphate  CDC : Centers for Disease Control  CPT : Continuous Performance Test

 CREB : cAMP response element binding protein  ERK : Extracellular signal-regulated kinase  MMSE : Mini Mental State Examination  MoCA : Montreal Cognitive Assessment

 MoCA-Ina : Montreal Cognitive Assessment versi Indonesia  NMDA : N-methyl-D-aspartate

 NREM : Non-Rapid Eye Movement

 PET : Positron-Emission Tomography  PKA : Protein Kinase A

 PSQI : Pittsburgh Sleep Quality Index  PVT : Psychomotor Vigilance Task

 REM : Rapid Eye Movement

 SDA : Symbol-Digit Test

 SMA : Sekolah Menengah Atas