Strategi Komunikasi Pemasaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan Dalam Memasarkan Kota Medan Sebagai Kota Wisata

PEDOMAN WAWANCARA
STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA
KOTA MEDAN DALAM MEMASARKAN KOTA MEDAN SEBAGAI KOTA WISATA

I.

Identitas Informan

Informan

: Kepala Bidang Pemasaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota
Medan
Waktu wawancara : 25 Juli 2016 pukul 10.30
Nama

: Zulfisyah Yanda Srg, S.Sos, M.Si

Umur

: 45 tahun


No.HP

:-

Email

:-

II.
1.

Pertanyaan & Jawaban
Bagaimana menurut Bapak potensi pariwisata di Kota Medan? Apakah mengalami
perkembangan?
Jawab: Kota Medan banyak dikenal sebagai kawasan industri, perdagangan, hotel, dan
restoran. Di luar potensi bisnisnya, Kota Medan juga memiliki aset lain yang berpotensi
untuk dikembangkan menjadi salah satu pendapatan asli daerah, yaitu aset pariwisatanya.
Adapun aset pariwisata Kota Medan yang dapat dijual kepada wisatawan adalah:







Penduduk kota Medan yang heterogen terdiri dari berberapa etnis/suku dengan 14 etnis
yang dominan baik asli dari Sumatera Utara maupun dari luar Sumatera Utara.
Memiliki aneka ragam budaya dan kesenian daerah.
Peninggalan sejarah.
Keanekaragaman kulinernya.
Serta sarana penunjang kepariwisataan MICE dengan keberadaan hotel, pusat
perbelanjaan dan transportasi.

Perkembangan potensi pariwisata Kota Medan dapat dilihat dari semakin banyaknya sarana
pariwisata seperti hotel dan pusat perbelanjaan serta tempat-tempat yang menyajikan hiburan
dan wisata kuliner.
2.

Apakah potensi pariwisata tersebut dapat bersaing dengan daerah lainnya?

Universitas Sumatera Utara


Jawab: Dengan aset pariwisata yang telah dimiliki Kota Medan, cukup dapat bersaing
dengan daerah lainnya apabila didukung oleh infrastruktur yang baik, SDM-nya yang baik
pula serta masyarakat yang sadar wisata.
3.

Bagaimana strategi komunikasi pemasaran yang dilakukan Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata Kota Medan dalam memasarkan Kota Medan sebagai kota wisata?
Jawab: Strateginya pertama sekali dengan menentukan segmentasi, lalu menetukan target
sasaran pariwisata, kemudian menetapkan positioning terhadap kota Medan sendiri.
Kemudian setelah strategi ini ditetapkan, maka dilakukanlah promosi yang mendukung
kegiatan pariwisata tersebut. Kami mengsegmentasikan kota Medan ini berdasarkan cakupan
geografis. Misalnya, penyelenggaraan event/ kegiatan, segmentasi pasarnya dibagi menjadi
dua kelompok yaitu dalam lingkup wilayah kota Medan dan di luar lingkup wilayah Kota
Medan. Segmentasi pasar di dalam lingkup wilayah kota Medan misalnya kegiatan atau
event yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan.
Sedangkan segmentasi pasar di luar lingkup wilayah kota Medan mencakup kegiatan
pameran (expo) maupun pertunjukan kesenian daerah di luar Indonesia. Setelah itu,
pemilihan target sasaran menjadi strategi yang kedua dalam memasarkan kota Medan
kepada wisatawan. Terakhir, positioning menjadi salah strategi dalam memasarkan kota

Medan menjadi kota wisata. Kota Medan selama ini dikenal dengan kuliner dan etnis yang
beragam. Seperti yang diungkapkan bahwa etnis/suku yang beragam serta kuliner yang lezat
membuat kota ini berbeda dengan daerah-daerah lainnya.

4.

Media komunikasi pemasaran apa saja yang dilakukan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kota Medan dalam memasarkan Kota Medan sebagai kota wisata?
Jawab: Media tersebut seperti yang telah disebutkan pada point sebelumnya dan dengan
ditambahkan dengan penayangan video promosi pariwisata (videotron) kota Medan di
berberapa kota yang merupakan pintu gerbang strategis masuknya wisatawan ke Indonesia.
Tahun 2015, videotron sudah diputar di berberapa daerah seperti Bali, Jakarta, Surabaya dan
Medan sendiri. Namun, di Medan sendiri kurang menjual. Tahun ini kemungkinan kami
akan putar di Malaysia. Kenapa dipilih Malaysia, karena Medan kan penduduknya dominan
Melayu dan masih serumpun dengan Malaysia. Jadi, diharapkan bisa menjual.
Selain daripada itu, kami juga memanfaatkan radio. Kalo radio sih biasanya kami lebih ke
pemasaran event-event pariwisata di Kota Medan. Saluran yang biasanya kami pakai sih
melalui Kiss FM ataupun Prambors, yang biasa banyak didengar oleh anak-anak muda.

5. Informasi apakah yang dibagikan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan kepada

masyarakat/ wisatawan terkait dengan potensi pariwisata di Kota Medan? Apakah
masyarakat/ wisatawan kota Medan mengikuti informasi yang disampaikan?

Universitas Sumatera Utara

Jawab: Informasi seperti event-event kepariwisataan nasional/ internasional yang diadakan
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan melalui baliho/spanduk, media sosial,
website, radio serta media elektronik lainnya, serta mengadakan seminar-seminar yang
berkaitan dengan kepariwisataan.
6. Menurut Bapak, apakah setiap daerah/ kota harus memiliki sistem informasi pariwisata?
Apakah dengan adanya sistem informasi pariwisata dapat meningkatkan kunjungan
wisatawan ke Kota Medan?
Jawab: Hal tersebut merupakan hal yang terpenting dalam pemasaran pariwisata kota Medan.
Mengingat era globalisasi dan elektronik yang telah menyentuh semua lapisan masyarakat.
Kami yakin dan percaya hal tersebut dapat meningkatkan kunjungan wisatawan.
7. Bagaimana pendapat terhadap penggunaan dan penerapan sistem informasi yang berbasis
website?
Jawab: Saat ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan telah memilki website
sebagai salah satu sarana promosi dan informasi pariwisata Kota Medan.
8. Menurut Bapak fitur apa yang harus dimilki sistem informasi pariwisata?

Jawab:






Fitur yang menyampaikan informasi pariwisata baik event kepariwisataan maupun obyek
wisatanya.
Fitur yang dapat menampilkan media audio dan video.
Fitur map untuk menunjukkan lokasi obyek wisata.
Fitur untuk pengiriman pesan, kritik dan saran.
Fitur untuk mengunduh berkas-berkas kepariwisataan seperti booklet, brosur, poster dan
lain-lain.

9. Apakah website pariwisata Kota Medan berhasil dalam menginformasikan pariwisata kepada
masyarakat/ wisatawan?
Jawab: Kami menilai website Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan cukup berhasil
memberikan informasi pariwisata kepada masyarakat dan wisatawan. Hal ini dapat dilihat
dari tampilan jumlah pengunjung yang membuka situs www.medantourism.com pada

halaman website.
10. Menurut Bapak , sebaiknya sistem informasi pariwisata di kelola pihak daerah atau pihak
swasta ?
Jawab: Sebaiknya sistem informasi pariwisata dikelola oleh pihak daerah karena pemerintah
daerah dalam hal ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan memiliki tugas pokok

Universitas Sumatera Utara

dan fungsi sebagai penyampai informasi pariwisata daerahnya, namun tidak menutup
kemungkinan dapat melibatkan pihak swasta agar informasi pariwisata dapat lebih luas
menjangkau masyarakat dan wisatawan yang pada akhirnya dapat meningkatkan kunjungan
wisata ke Kota Medan.
11. Apakah selama ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan pernah melakukan
pemasaran ke daerah lain atau luar negeri?
Jawab: Biasanya kami mengadakan event-event kepariwisataan baik di tingkat nasional
maupun internasional dan mengikuti exhibition kepariwisataan. Selain itu kami juga
mempromosikan pariwisata Kota Medan melalui booklet, website, media sosial, brosur dan
menyediakan counter-counter informasi di berberapa lokasi strategis di Kota Medan.
Counter-counter informasi ini terletak di berberapa tempat di Kota Medan, seperti di Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan sendiri, Merdeka Walk, Stasiun Kereta Api

Medan,dan Terminal Pinang Baris. Selama ini kami telah rutin mengikuti event-event
pariwisata didalam negeri atau luar negeri baik itu berupa exhibition, pameran atau
penampilan dan pertunjukan kesenian daerah. Kalo di dalam negeri kita ada bekerja sama
dengan PT.AIRA, selain itu kita juga mengikuti Pasar Malam Indonesia pada tahun 2010.
Ga setiap tahun sih kita ikuti karena keterbatasan anggaran juga. Jadi kita prioritaskan mana
yang lebih utama. Kalo di luar negeri ada event yang tiap tahun kita ikuti yaitu Penang Fair.
Disini kita sambil membawa delegasi kesenian dari kota Medan. Diharapkan ini bisa
membawa nama daerah kita juga sekaligus mempromosikan kota Medan. Lalu kita juga
pernah mengikuti Tong-Tong Fair pada tahun 2014. Kita juga pernah melalukan promosi ke
Belanda. Pada bulan Mei tahun 2015, kita juga pernah melakukan prmosi ke lima negara
dengan bekerja sama ke kedutaan negara tersebut seperti Malaysia, Singapura, Brunei
Darusalam, Vietnam dan Thailand dengan membagi booklet dan leaflet pada pameran
disana. Bokklet dan leaflet ini dibagikan dalam bentuk multi-languages meliputi bahasa
Indonesia, Mandarin, Inggris, dan Thailand.
Namun, dalam kegiatan promosi ini kita juga mengalami kendala, misalnya di benua Eropa
sendiri, ketika kita membagi-bagikan brosur atau booklet mereka ga berani ambil jika kita
tidak bilang bahwa itu gratis (free), karena disana semua dihitung dengan uang, jadi ketika
brosur itu dibagi, mereka pikir itu dibayar, padahal sebenarnya gratis. Lalu, masalah kedua
seperti di Vietnam sendiri. Kita tahu bahwa Vietnam itu negara komunis. Pandangan
negaranya beda dengan pandangan liberal ataupun demokratis. Jadi, disana ketika kita mau

membagi brosur atau booklet, ga sembarangan buat kita bagikan. Pertama sekali harus
berkoordinasi dulu dengan pemerintahan mereka, harus diterjemahkan ke dalam bahasa
mereka. Harus dicerna dulu, mana kata-kata yang dinilai tidak cocok harus dibuang. Disitu
sih kendalanya.
12. Apakah selama ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan melakukan komunikasi
dengan stakeholder lainnya? Apa saja yang dibahas dengan para stakeholer tersebut?

Universitas Sumatera Utara

Jawab: Pihak dinas tentu saja selalu mengajak dan berkomunikasi dengan para stakeholder
pariwisata melalui kegiatan sosialisasi, pameran/event pariwisata dalam negeri dan luar
negeri atau dalam hal merancang peraturan daerah tentang kepariwisataan daerah.
13. Apa saja hambatan yang dihadapi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan dalam
memasarkan Kota Medan sebagai kota wisata?
Jawab: Hal yang selama ini masih menjadi kendala antara lain infrastruktur, SDM
kepariwisataan dan masyarakat yang belum sadar wisata.
14. Apa solusi dalam menjawab kendala yang dihadapi tersebut?
Jawab: Tentunya solusi yang dapat dilakukan oleh pihak pemerintahan daerah antara lain
memperbaiki infrastruktur dan fasilitas yang ada di objek-objek wisata, dan melakukan
sosialisasi sapta pesona dan sadar wisata kepada masyarakat dan stakeholder pariwisata

untuk bersama-sama membangun kepariwisataan Kota Medan. Karena seyogyanya
pengembangan pariwisata Kota Medan memerlukan peran dan kontribusi dari semua pihak,
baik dari unsur pemerintah, swasta maupun masyarakat. Masing-masing pihak memiliki
peran dan kontribusi menurut posisi dan kapasitasnya masing-masing. Pemerintah secara
khusus lebih berkonsentrasi sebagai fasilitator dan regulator, sementara pihak swasta akan
berperan sebagai pelaku dan ujung tombak yang berhubungan langsung dengan produk dan
pasar. Selanjutnya masyarakat dapat berperan tidak saja sebagai penerima manfaat
pengembangan, namun sekaligus menjadi pelaku aktif yang mendorong keberhasilan
pengembangan kepariwisataan di wilayahnya masing-masing.

Universitas Sumatera Utara

PEDOMAN WAWANCARA
STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA
KOTA MEDAN DALAM MEMASARKAN KOTA MEDAN SEBAGAI KOTA WISATA

I.

Identitas Informan


Informan

: Sekretaris PHRI Sumatera Utara

Waktu wawancara : 02 Agustus 2016, pukul 15.48
Nama

: Dewi Juita Purba

Umur

: 46 tahun

No.HP

: 0811647785

Email

: dewijuitapurba@yahoo.com

II.

Pertanyaan & Jawaban

1. Apakah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan pernah melakukan koordinasi dan
komunikasi dalam memajukan sektor pariwisata di Kota Medan?
Jawab: Pernah, namun hanya dalam bentuk forum-forum diskusi saja, belum sampai ke
tahap perencanaan bersama.
2. Apa saja yang dibahas dalam memajukan sektor pariwisata tersebut?
Jawab: Yang dibahas pada umumnya sosialisasi akan perundang-undangan atau hal hal
lainnya yang berhubungan dengan kemajuan sektor pariwisata.
3. Bagaimana upaya PHRI dalam mendukung pariwisata di Kota Medan?
Jawab: PHRI melalui anggotanya, berusaha meningkatkan SDM dalam rangka peningkatan
pelayanan secara umum di industri perhotelan Medan. Dan juga menjembati industri
perhotelan tersebut dengan pihak pemerintah kota Medan.
4. Bagaimana tingkat hunian hotel di Kota Medan? Apakah mengalami peningkatan dari tahun
ke tahun?

Universitas Sumatera Utara

Jawab: Tingkat hunian dari tahun ke tahun cenderung meningkat walaupun tidak secara
signifikan.
5. Apa yang menjadi hambatan dalam memasarkan kota Medan sebagai kota wisata?
Jawab: Hambatan utamanya adalah tidak adanya penambahan daya tarik wisata dan
peningkatan kualitas objek objek wisata yng sudah ada. Juga tidak adanya tempat belanja
yang cukup nyaman untuk produk khas lokal dan tempat khusus dimana wisatawan dapat
melihat kesenian lokal yang terskedul secara rutin.
6. Menurut Bapak/ Ibu, strategi komunikasi apa yang tepat untuk mengemas potensi Kota
Medan menjadi sebuah kota wisata yang menarik untuk dikunjungi wisatawan?
Jawab: Komunikasi yang paling menarik adalah propaganda yang disampaikan oleh
seseorang yang telah mengalaminya. Jadi bentuk komunikasi untuk memasarkan kota medan
sebaiknya memakai testimoni tamu tamu yang telah berkunjung.
7. Apakah yang menjadi harapan Bapak/ Ibu untuk periwisata di Kota Medan ke depannya?
Jawab: Harapannya adalah Medan dapat menjadi penghubung untuk beberapa kota destinasi
sekitarnya. Sehingga harus difasilitasi sesuai dengan kota kota yang menjadi HUB untuk
destinasi wisata disekitarnya.

Universitas Sumatera Utara

PEDOMAN WAWANCARA
STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA
KOTA MEDAN DALAM MEMASARKAN KOTA MEDAN SEBAGAI KOTA WISATA

I.

Identitas Informan

Informan
: Ketua ASITA Sumatera Utara
Waktu wawancara : 04 Agustus 2016, pukul 16.30
Nama

: Solahudin Nasution

Umur

: 49 tahun

No.HP

: 085277722278

Email

: asitasumut@gmail.com

II.

Pertanyaan & Jawaban

1. Apakah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan pernah melakukan koordinasi dan
komunikasi dalam memajukan sektor pariwisata di Kota Medan?
Jawab: Pastinya pernah. Tapi menurut kita belum maksimal dari kacamata industri pariwisata
sendiri.
2. Apa saja yang dibahas dalam memajukan sektor pariwisata tersebut?
Jawab: Ya kemarin itu pernah juga kita berbicara mengenai strategi pemasaran misalnya kan.
Kita sempat juga buat acara di Bandung tahun lalu. Di Bandung kita buat acara direct saling
atau direct promotion dengan melibatkan travel agent anggota ASITA, kita berangkat ke
Bandung membawa produk masing-masing. Kita ketemu disana dengan ASITA Jawa Barat
lah. Dan pada kesempatan itu membuat bisnis matching gitu. Kita ketemu dengan agentagent Bandung dan Medan, tuker-tuker produk, yang harapan kita pertama kali ya muncul
dulu lah bersilahturahmi komunikasi, kemudian saling tukar kartu nama, tukar produk. Nah
dari komunikasi itu kan kita berharap nanti bisa bermuara pada kontak bisnis. Itu tahun lalu

Universitas Sumatera Utara

dengan Dinas Pariwisata Kota Medan. Kalo tahun-tahun sebelumnya belum pernah, baru
tahun kemarin aja. Kalo tahun sebelumnya ya paling ada rapat ya kadang-kadang kita
diundang, kadang kita bisa kasih saran-saran. Artinya selama ini lain kepala dinas lain
kebijakannya, lain juga pendekatannya, lain juga gaya komunikasinya dengan para
stakeholder. Kalo tahun ini belum ada rencana.
3. Bagaimana upaya ASITA dalam mendukung pariwisata di Kota Medan?
Jawab: Ya paling kalo anggota ASITA ini sendiri kan pasti mati-matian kan berusaha untuk
mendukung pariwisata ini. Karena hidup matinya kan di industri ini. Biasa kita melakukan
sesuai dengan tupoksi kita, kita biasa buat promosi pemasaran di luar, ada event-event di luar
kita ikuti. Misalnya di Jawa Barat ada event travel exchange, di Yogja ada namanya Yogja
Travel Mart, jadi ya event-event di berberapa kota besar di Indonesia itu selalu kita ikuti
guna memperkenalkan produk-produk kita. Artinya tidak hanya kota Medan, tetapi juga
destinasi-destinasi di Sumatera Utara. Begitu juga dengan event-event di Malaysia, setiap
tahun namanya Matta Fair, di Singapura itu ada namanya Natas Fair, itu setiap tahun kita
pasti berangkat. Kita berangkat sendiri, kita promosi sendiri walaupun ga ada dukungan dari
pemerintah daerah. Karena event-event di dalam dan di luar negeri itu yang selalu kita ikuti
dalam rangka mempromosikan produk-produk kita, termasuk mempromosikan salah satu
destinasi wisata Kota Medan secara khusus, dan destinasi wisata Sumatera Utara pada
umumnya.
4. Apa yang menjadi hambatan dalam memasarkan kota Medan sebagai kota wisata?
Jawab: Kota Medan belum bisa menjadi single destination. Artinya orang tu kalo dari paketpaket wisata yang kita jual umunya kan itu pasti combine dengan daerah lain. Tidak hanya di
Kota Medan saja. Misalnya Medan-Parapat, Medan-Berastagi, Medan-Bukit Lawang atau
Medan-Bahorok. Itu yang harus disadari. Makanya perlu promosi bersama, harus ada join
promotion, harus ada join produk, tidak bisa kita hanya jual Medan tok. Karena kalo Medan
tok itu kurang menarik. Kenapa? Karena Medan ini miskin objek wisatanya.Kalo kita hanya
mengandalkan Istana Maimun, Mesjid Raya, Rahmat Museum, setengah hari udah selesai.
Makanya kita dari biro perjalanan, harus ada kreativitas yang kita ciptakan untuk membuat
paket-paket wisata itu, misalnya Medan-Parapat, Medan-Bukit Lawang, Medan-Bahorok,

Universitas Sumatera Utara

dan lain-lain. Kalo hanya di Medan saja kan kurang menarik. Umumnya paket wisata
perjalanan itu tidak hanya Medan saja, walaupun ada juga yang permintaan hanya di Medan,
misalnya Medan shopping gitu kan. Kendalanya saya ulangi ya itu, Medan miskin objek
wisata, miskin atraksi wisata. Apalagi yang mau kita jual. Katakanlah kita tidak punya objek
wisata, tapi kan harus ada yang bisa kita create. Ada misalnya pertunjukan kesenian dan
kebudayaan, ada panggung terbuka atau open stage yang bisa disaksikan wisatawan dan
digelar secara rutin, misalnya setiap malam atau setiap hari. Ini kan mempersingkat lamanya
wisatawan di Kota Medan akhirnya. Harusnya Medan memiliki itu sebagai miniaturnya
Sumatera Utara. Lalu kita tidak punya souvenir centre (pusat cendera mata), misalnya di Bali
kita kan bisa berhenti di satu tempat atau one stop shopping, di sini kan ga ada. Jika kita
bandingkan dengan Bandung, Bandung kan sudah punya Trans Studio Bandung, di Makassar
juga ada, di tempat lain ada. Itu kan objek wisata juga walaupun ciptaan manusia sendiri.
5. Menurut Bapak/ Ibu, strategi komunikasi apa yang tepat untuk mengemas potensi Kota
Medan menjadi sebuah kota wisata yang menarik untuk dikunjungi wisatawan?
Jawab: Menurut saya sekarang tergantung eventnya. Misalnya zaman sekarang, teknologi
yang semakin berkembang kan, sekarang orang tidak susah mau mendapatkan informasi, ada
layanan touch screen di bandara, di hotel-hotel, di pusat keramaian misalnya. Trus bisa juga
melalui website. Tapi tentunya website pun harus dibenahi. Kemudian, kita bisa lakukan
pameran atau exhibition di luar negeri misalnya. Tapi kalo mau pameran kan tentunya kita
harus siapkan brosur, booklet, leaflet. Kemudian direct promotion, direct sailing itu juga
penting.
6. Apakah yang menjadi harapan Bapak/ Ibu untuk pariwisata di Kota Medan ke depannya?
Jawab: Kata kuncinya sebenarnya sinergitas. Artinya hrus bisa bekerja sama dengan semua
stakeholder. Karena pariwisata itu kan lintas sektoral, tidak bisa kerja sendiri. Pemerintah
tidak bisa kerja sendiri, dunia usaha pun demikian, masyarakat pun tidak bisa kerja sendiri.
Artinya melibatkan pemerintah, dunia usaha dan masyarakat luas. Intinya harus melakukan
koordinasi, komunikasi dan bersinergi dengan semua stakeholdernya supaya perkembangan
pariwisata bisa berjalan baik ke depannya.

Universitas Sumatera Utara

PEDOMAN WAWANCARA
STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA
KOTA MEDAN DALAM MEMASARKAN KOTA MEDAN SEBAGAI KOTA WISATA
I.

Identitas Informan

Informan

: Anggota DPRD ( Fraksi PDI Perjuangan)

Waktu wawancara : 12 Desember 2016, pukul 15.30
Nama

: Boydo H.K Panjaitan

Umur

: 38 tahun

No.HP

: 0811227855

Email

:-

II.

1.

Pertanyaan & Jawaban

Bagaimana menurut Bapak potensi pariwisata di Kota Medan? Apakah dari tahun ke tahun
mengalami peningkatan dan perkembangan?
Jawab: Menurut saya pribadi bahwa Kota Medan memiliki ragam potensi pariwisata yang
sangat menarik. Mulai dari wisata bangunan sejarah maupun berbagai macam kulinernya.
Dan pariwisata di Kota Medan sendiri selalu mengalami peningkatan sehubungan dengan
meningkatnya pertumbuhan investasi di Kota Medan sendiri.

2.

Apakah potensi pariwisata tersebut dapat bersaing dengan daerah lainnya?
Jawab: Saya rasa potensi pariwisata tersebut dapat bersaing dengan kota lainnya berhubung
kota Medan adalah kota metropolitan ketiga di seluruh Indonesia. Hanya tinggal bagaimana
kita merawat, dan memiliki berbagai terobosan baru dalam menarik minat wisatawan untuk
berkunjung ke kota Medan. Misalnya Kota Medan terkenal akan kulinernya, maka
kulinernya lah yang harus kita tonjolkan sehingga memiliki keunikan tersendiri dengan
daerah lainnya.

Universitas Sumatera Utara

3.

Bagaimana proses komunikasi dan koordinasi yang selama ini terjalin dengan Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan? Apakah komunikasi yang terjadi cukup intens?
Jawab: Proses komunikasi yang terjadi antara eksekutif dan legislatif sejauh ini sangat bagus
ya, apalagi tujuan kita sama-sama untuk membangun pariwisata di Kota Medan serta
menambah pendapatan asli daerah (PAD) Kota Medan.

4.

Apa saja yang dibahas dengan instansi tersebut dalam rangka memajukan pariwisata di Kota
Medan?
Jawab: Banyak hal yang dibahas dengan Dinas Kebudayaan dan ariwisata Kota Medan,
terutama di bidang kuliner dan bangunan bersejarah di Kota Medan. Jadi seperti kuliner
misalnya, bagaimana kita membangun image kota Medan menjadi kota kuliner, yah
tentunya disini kita merencanakan kegiatan apa yang akan dilakukan untuk menunjang
kegiatan kuliner tersebut. Selain itu bangunan bersejarah di Kota Medan, bagaimana upaya
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan merevitalisasi bangunan bersejarah tersebut
tanpa menghilangkan nilai-nilai sejarah di dalamnya.Inilah yang kita bahas dalam upaya
memajukan pariwisata di Kota Medan.

5.

Menurut Bapak, apakah selama ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan sudah
melakukan strategi komunikasi pemasaran yang tepat dalam memasarkan Kota Medan
sebagai kota wisata? Jika belum, apa yang masih kurang dalam proses komunikasi tersebut?
Jawab: Sejauh ini, pemerintah melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan sudah
maksimal dalam melakukan berbagai strategi untuk pariwisata Kota Medan dan tentunya
harus ada komunikasi dengan semua pihak yang bersangkutan, misalnya antara DPRD Kota
Medan sendiri, ataupun organisasi di luar pemerintah sendiri, seperti ASITA dan PHRI.

6.

Menurut Bapak, bagaimana strategi komunikasi pemasaran yang seharusnya dilakukan
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan dalam memasarkan Kota Medan sebagai
kota wisata?
Jawab: Menurut saya, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan harus melakukan
pameran dimana ada event/ pesta rakyat ataupun pada pelaksanaan pemasaran UMKM dan
memang Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan sudah melakukan hal tersebut.

Universitas Sumatera Utara

Selain itu, sekarang kita udah memasuki era digital ya, dimana semuanya serba teknologi,
sehingga pemasaran melalui internet atau media sosial saya rasa sangatlah tepat untuk
mempromosikan pariwisata yang ada di Kota Medan. Dengan demikian, infonya akan cepat
menyebar kemana-mana.
7.

Apa saja yang menjadi hambatan dalam pelaksanaan komunikasi pemasaran dalam
memasarkan kota Medan menjadi kota wisata?
Jawab: Saya rasa semuanya aman-aman saja, tidak ada kendala yang cukup serius. Hanya
saya, memang butuh kerja keras untuk mempromosikan kegiatan-kegiatan kepariwisataan di
Kota Medan.

8.

Apa yang menjadi harapan Bapak untuk perkembangan pariwisata di Kota Medan ke
depannya?
Jawab: Saya berharap kita dapat menujukkan kepada dunia bahwa kota Medan mempunyai
wisata yang tidak kalah menariknya dengan daerah-daerah lainnya. Kita dapat mewujudkan
kota Medan menjadi kota wisata yang multikultural dengan ragam kearifan lokalnya dan
tentunya perkembangan pariwisata ini diharapkan dapat menambah pendapatan asli daerah
(PAD) Kota Medan.

Universitas Sumatera Utara

PEDOMAN WAWANCARA
STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA
KOTA MEDAN DALAM MEMASARKAN KOTA MEDAN SEBAGAI KOTA WISATA

I.

Identitas Informan

Informan

: Kepala Bidang Alat Berat Dinas Bina Marga Kota Medan

Waktu wawancara : 03 Oktober 2016 pukul 14.30
Nama

: Ir.H.Zulkifli, MAP

Umur

: 57 tahun

No.HP

: 081262731961

Email

:-

II.
1.

Pertanyaan & Jawaban
Terkait dengan hambatan infrastruktur yang dijumpai dalam mengembangkan sektor
pariwisata di Kota Medan, apakah selama ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan
pernah melakukan koordinasi dan komunikasi dengan Dinas Pekerjaan Umum? Bagaimana
bentuk koordinasi yang dilakukan?
Jawab: Kalo koordinasi pernah, tapi hanya pada saat adanya kegiatan yang akan dilakukan.
Misalnya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan akan mengadakan kegiatan
Ramadhan Fair atau misalnya MTQ. Jadi, mereka hanya meminta kita untuk
mengkondisikan jalanan yang sedikit rusak, atau menimbun tanah yang kurang rata. Jadi,
sebenarnya kan kalau ditanya bentuk koordinasi yang dilakukan itu, ya kita masing-masing
menjalankan sesuai tupoksi kerja kita masing-masing. Dinas Pekerjaan Umum ini kan lebih
mengarah kepada perbaikan jalan, drainase, dan parit-parit kecil supaya dinormalisasi untuk
mencegah terjadinya banjir. Sementara itu, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata sendiri
memiliki tupoksi untuk melestarikan budaya dan pariwisata yang ada di Kota Medan. Jadi,
sebenarnya tupoksi mereka seharusnya menghimbau masyarakat agar sadar wisata. Dengan
kata lain, bagaimana upaya mereka mengajak masyarakat untuk tidak membuang sampah
sembarangan atau turut menjaga infrastruktur yang ada, sehingga tidak terjadi banjir. Jadi,

Universitas Sumatera Utara

yang saya lihat himbauan yang dilakukan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan
kepada masyarakat sendiri belum terlalu kuat.
2.

Bagaimana seharusnya upaya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan dalam
memajukan pariwisata di Kota Medan?
Jawab: Seharusnya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan harus jemput bola
dengan melakukan apa yang sesuai dengan tupoksi mereka. Seperti yang saya katakan tadi,
bahwa mereka harus menghimbau masyarakat untuk menjaga kebersihan atau tidak
membuang sampah sembarangan. Sehingga ketika datang hujan, banjir bisa dinormalisasi
kembali dan akhirnya jalanan pun tidak akan berlubang.

Universitas Sumatera Utara

PEDOMAN WAWANCARA
STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA
KOTA MEDAN DALAM MEMASARKAN KOTA MEDAN SEBAGAI KOTA WISATA

I.

Identitas Informan

Informan

: Perwakilan Travel Agency (TX Travel)

Waktu wawancara : 28 Juli 2016, pukul 11.37
Nama

: Iwan

Umur

: 32 tahun

No.HP

:-

Email

:-

II.

Pertanyaan & Jawaban

1. Bagaimana menurut Bapak/ Ibu potensi pariwisata di Kota Medan?
Jawab: Menurut saya sih pariwisata di Kota Medan belum memuaskan ya. Itu seperti halnya
kalo kita cerita Kuala Lumpur apa sih yang dijual, paling ya Twin Tower atau Menara
Petronasnya. Selain itu kan ga ada, tapi kenapa bisa mengundang banyak masyarakat kesana.
Sekarang kan tergantung lagi pemerintahnya, mensupport ga. Kalo seperti di luar kan
misalnya mensupport transportasi yang murah, hemat, massal. Kalo di Medan kan masih
kurang transportasinya, mahal dan agak susah ya. Masih perlu dibenahi lah. Trus keadaan
jalannya. Kalo tempat-tempat pariwisata sendiri sih seperti saya bilang tadi, masih
heritagenya aja yang ada.
2. Apa saja yang menjadi kekuatan dan kelemahan pariwisata di Kota Medan?
Jawab: Kekuatannya kalo Medan ya kalo saya bilang masih nyaman ya. Tapi kalo dari
kacamata saya ya kekuatan pariwisata di Kota Medan itu masih lebih condong ke kuliner dan
MICE-nya ya. Kalo kelemahannya seperti saya katakan tadi, fasilitasnya mungkin masih
kurang sehingga perlu dibenahi lagi, seperti trasportasi yang nyaman, jalanan yang tidak
berlubang.

Universitas Sumatera Utara

3. Apakah banyak masyarakat yang melakukan perjalanan ke kota Medan? Atau sebaliknya,
apakah banyak masyarakat yang melakukan perjalanan ke luar kota Medan? Jika ya, daerah
mana yang paling banyak dikunjungi?
Jawab: Kalo dari data yang kita miliki sih, masyarakat tuh paling banyak melakukan wisata
ke Bali atau Lombok, umumnya ya yang ngetopnya. Terus Surabaya, Malang, ada lagi yang
barunya yang lumayan ngetopnya Pulau Derawan. Kalo ke Medan kurang sih kalo untuk
wisata. Saya rasa orang ke Medan masih dalam kunjungan bisnis. Kalo wilayah di Sumatera
Utara sendiri sih seperti Danau Toba, Bukit Lawang, kalo Kota Medan ya seperti saya
katakan tadi, masih banyak menjadi daerah persinggahan atau transit.
4. Apakah travel ini masuk dalam perkumpulan ASITA? Jika ya, apakah pernah dibahas
program apa saja yang harus dilakukan untuk mengembangkan pariwisata di Kota Medan?
Jawab: Ya. Travel ini masuk dalam ASITA Sumut. Ya kalo program yang dibahas ya sebatas
sharing tentang apa yang mau dipromosiin, bagaimana caranya mempromosikannya,
bagaimana mengembangkan wisata di Sumut lah, khususnya di Medan.
5. Apa yang menjadi hambatan dalam memasarkan kota Medan sebagai kota wisata?
Jawab: Kalo hambatan ya seperti yang saya bilang tadi, fasilitasnya mungkin masih kurang
sehingga perlu dibenahi lagi, seperti trasportasi yang nyaman, jalanan yang tidak berlubang.
6. Menurut Bapak/ Ibu, strategi komunikasi apa yang tepat untuk mengemas potensi Kota
Medan menjadi sebuah kota wisata yang menarik untuk dikunjungi wisatawan?
Jawab: Strategi komunikasi yang tepat menurut saya untuk memasarkan kota Medan menjadi
kota wisata ya biasanya dari kita sendiri ya kalo misalnya ada tamu wisatawan lokal maupun
asing, biasanya mereka kita kasih tau informasi mengenai apa yang spesial dari kota Medan
ini (mouth to mouth) atau komunikasi dari mulut ke mulut. Selain itu, kalo untuk
menjangkau lebih luas ya pasti internet ya, trus media sosialnya, terus dari instagram juga. Di
samping internet, juga harus ada juga dukungan dari pemerintahan setempat sendiri kan.
Kalo untuk sekarang sih dukungan pemerintah untuk wisata di Kota Medan sendiri belum
terlalu nampak ya. Masih ke Sumatera Utara sih, khususnya Danau Toba. Itu pun dari
pemerintahan pusat kita sendiri. Kalo ditanya apakah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota
Medan ada menitipkan brosur atau booklet ke kita sih belum ada ya kita terima. Masih upaya
kita sendiri sih buat mempromosiin kota Medan itu sendiri.

Universitas Sumatera Utara

7. Apakah Bapak/ Ibu pernah menawarkan destinasi wisata kepada wisatawan tentang obyek
wisata di Kota Medan?
Jawab: Kalo dari travel kita sih pernah sih kita tawarin. Tapi wisatawan sih banyakan
berwisata ke luar kota Medan. Kita tahu sendiri kan Medan sedikit tempat wisatanya, yah
paling heritage-nya saja daripada wisata alamnya seperti Istana Maimun, Tjong A Fie,
Rahmat Museum, Lonsum, Kantor pos, yah paling itulah gedung-gedung lama di Kota
Medan. Sebenarnya fokusnya kita sih ga di Medan. Medan itu sih kalo biasanya kita bikin
paket wisata ya lebih ke tempat transit lah. Kalo untuk wisata sendiri, Medan masih kurang.
8. Apakah yang menjadi harapan Bapak/ Ibu untuk pariwisata di Kota Medan ke depannya?
Jawab: Kalo harapan saya ya semoga pariwisatanya makin maju. Ya harus kita lah samasama masyarakatnya, semua elemennya yang mendukung wisata di Kota Medan. Sama aja
kalo travel agentnya atau biro wisata, Dinas Kebudayaan dan Pariwisatanya, melakukan
promosi besar-besaran, tapi kalo masyarakatnya kurang ramah juga gak akan datang
wisatawan nanti. Seperti contoh Bali dan Jogja, Disana kan terkenal masyarakatnya ramahramah, jadi orang-orang senang datang kesitu. Disinilah yang perlu kita bangun untuk di
Medan yaitu image masyarakatnya, bagaimana menjaga kenyamanan di sini jika dilihat dari
angka kriminalitasnya. Image inilah yang saya rasa perlu kita bangun untuk pariwisata di
Kota Medan.

Universitas Sumatera Utara

PEDOMAN WAWANCARA
STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA
KOTA MEDAN DALAM MEMASARKAN KOTA MEDAN SEBAGAI KOTA WISATA

I.

Identitas Informan

Informan

: Tokoh Masyarakat

Waktu wawancara : 15 Juni 2016 pukul 16.15
Nama

: Parlindungan Purba, SH, MM

Umur

: 53 tahun

No.HP

: 082168313750

Email

: parlin_senat@yahoo.co.id

II.

Pertanyaan & Jawaban

1. Bagaimana menurut Bapak/Ibu potensi pariwisata yang ada di Kota Medan?
Jawab: Menurut saya, Kota Medan, yang kita ketahui sebagai sebuah kota metropolitan
terbesar di luar Pulau Jawa dan kota terbesar ketiga di Indonesia setelah Jakarta dan
Surabaya. Kota Medan merupakan kota yang dihuni oleh beragam suku bangsa dan beragam
kebudayaan yang ada di dalamnya, meliputi suku Batak, Melayu, Jawa, Mandailing, Karo,
Aceh, maupun Tionghoa. Keberagaman suku dan budaya di Kota Medan tersebut sangatlah
berpengaruh dalam perkembangan pariwisatanya, dan sektor ini sedikit banyaknya juga
menjadi bagian penting dalam perkembangan kemajuan kota Medan. Keberagaman budaya
yang ada di Kota Medan ini juga membawa pengaruh positif terhadap masyarakat yang ada
di dalamnya, karena dapat menjadi peluang bisnis dan pekerjaan yang dapat menghasilkan
pendapatan bagi masyarakatnya. Masyarakat kota medan dan sekitarnya juga sudah cukup
sadar akan pentingnya melestarikan budaya dan turut serta dalam membangun sektor
pariwisata berbasis kebudayaan yang dapat dijadikan sumber mata pencaharian maupun
perealisasian unsur-unsur budaya guna melestarikan budayanya agar tetap muncul ke
permukaan di era yang serba modern ini. Keberhasilan masyarakat dalam pelestarian budaya
dan usaha dalam membangun sektor pariwisata berbasis kebudayaan juga tak lepas dari peran

Universitas Sumatera Utara

Pemko Medan dalam memberikan dukungan maupun kepedulian terhadap Kecamatan –
Kecamatan maupun Kelurahan yang memiliki potensi untuk dijadikan tempat wisata berbasis
kebudayaan. Pemerintah dalam hal ini memiliki peran yang sangat penting dalam kemajuan
perkembangan pariwisata di suatu daerah. Namun, masih ada daerah yang tergolong wilayah
terpencil di sekitar kota Medan yang mungkin belum mendapat perhatian dari pemerintah
dalam pembangunan maupun pengelolaan Infrastruktur, SDM, dan Kebudayaannya. Jadi,
Kota Medan dengan Keberagaman RAS dan Potensi sangat Potensial untuk Dikelola Sektor
Pariwisatanya.
2. Apa saja yang menjadi potensi pariwisata di Kota Medan?
Jawab: Kalau kita melihat kajian dari BKPM, Medan memiliki 2 Potensi Wisata yaitu Wisata
Alam dan Wisata Budaya. Jika dengan melakukan pemanfaatan yang baik dan benar maka
kedua potensi wisata ini akan mendongkrak naiknya penerimaan pajak seperti yang diatas.
Hanya yang terpenting adanya revolusi mental yakni perubahan karakter dari masyarakat,
dari praktitisi pariwisata, dan bagi anak-anak lulusan Akademi Pariwisata juga perlu
dilakukan job Training, selain itu juga memperbaiki kehangatan atau hostpitality berdasarkan
budaya yang baik, inilah yang perlu dibanguan, sehigga turis yang datang ke Medan merasa
nyaman. Selain itu juga di Kota Medan memiliki toleransi beragama cukup baik, juga adanya
upaya revitalisasi Istana Maimun yang diharapkan Pemko Medan dapat meningkatkan
promosi lagi, karena Istana Maimon adalah salah satu istana terbaik yang ada di Indonesia.
Wisata Alam seperti Danau Siombak, Danau Linting, dan masih banyak lagi. Soal Budaya
selain istana Maimun, kita punya Vihara, Gereja – Gereja Tua, Medan Heritage. Tentunya
Pemko Medan harus menggandeng semua Pihak Baik Pengusaha Hotel, Restoran, Wisata
Budaya, Wisata Alam, Jasa Transportasi, dan sebagainya menyatukan visi dan misi
bagaimana meningkatkan pelayanan kepada turis baik domestik maupun internasional.
3. Menurut Bapak/ Ibu, potensi apa yang cocok untuk mengemas pariwisata Kota Medan
menjadi satu paket yang cocok untuk ditawarkan kepada wisatawan?
Jawab: Saya menawarkan Paket Wisata Alam dan Budaya. Artinya, untuk Paket Wisata
Alam dan Budaya, saya sarankan agar Pemko Medan menggandeng Pengusaha – Pengusaha
Jasa Pariwisata untuk menyatukan visi dan misi. Sekarang ini sudah banyak kita temui

Universitas Sumatera Utara

bahkan kita gunakan jasanya. Misalnya Paket Wisata Medan – Danau Toba dan sebagainya.
Medan dengan Sumatera Utara tidak bisa kita lepaskan begitu saja. Potensi Wisata Danau
Toba, Brastagi, Bahorok, Gunung Leuser, Pantai Cermin dapat kita satu padukan dengan
Kota Medan. Tinggal bagaimana kreativitas Pemko Medan sehingga Turis Domestik dan
Internasional yang mendarat di KNIA tidak langsung ke Danau Toba atau ke Pantai Cermin.
Peranan Promosi Pengusaha Jasa Wisata dan Pemko Medan harus bersinergi disini,
memberikan paket wisata tadi. Misalnya, Wisata Kuliner Di Medan, Ditawarkan dengan
Jajanan khas Medan Lalu dilanjutkan dengan Wisata Budayanya Medan, Hari Berikutnya
Wisata Alam Di Medan lalu dilanjutkan ke Luar Kota seperti Danau Toba. Jika kita mampu
menahan para turis 2-3 hari saja di Medan pasti pertumbuhan ekonomi kita naik. Selain
Pariwisata yang mainstream, Seharusnya medan juga sudah mengembangkan pariwisata
MICE (Meeting, Incentive, Conference, Event). Nah, jika ini dapat dipromosikan dengan
baik pendapatan industri hotel dan restoran kita akan tumbuh pesat. Kita lihat sekarang ini,
Ada acara besar selalu di Bandung, Bali, Jakarta, Yogyakarta. Medan yang merupakan Kota
Ketiga terbesar di Indonesia seharusnya jadi salah satu pusat wisata MICE. Artis
Internasional mau konser seharusnya di Medan, Pertemuan PBB seharusnya di Medan, dll.
Pemerintah Kota Medan harus segera sadar akan hal ini
4. Apa saja yang menjadi hambatan pariwisata di Kota Medan dan bagaimana solusi dalam
menjawab kendala tersebut?
Jawab: Hambatan Utama Sektor Pariwisata di Medan saat ini menurut saya adalah di bidang
Infrastruktur dan SDM yang kurang memadai. Maksud saya, banyak SDM kita ahli
dibidangnya tetapi tidak ahli dalam berkomunikasi. Wisatawan mancanegara sangat sensitif
dengan hal – hal seperti itu. Infrastruktur yang menjadi kendala utama sangat
memprihatinkan bagi kita. Seharusnya jarak tempuh dari Bandara Kualanamu ke Medan
cukup dengan 30 Menit, namun karena tingginya angka kemacetan dan kesemrautan lalu
lintas menyebabkan jarak tempuhnya naik dua kali lipat. Pemko Medan harus teliti melihat
kondisi ini. Jangan – jangan sekarang sudah banyak turis tidak lagi ke Medan langsung ke
Samosir, ke Pantai Cermin. Alasannya apa? Mereka tidak nyaman dengan kondisi
infrastruktur Medan sekarang. Belum lagi kita bahas masalah infrastruktur untuk Pedestarian
(Pejalan kaki) yang bisa kita hitung berapa meter panjangnya. Jika di Jakarta dan Bandung

Universitas Sumatera Utara

saat ini para turis dan warga bisa menikmati wisata kota dengan cukup berjalan kaki saja
karena jembatan penyebrangan dan trotoar untuk pejalan kaki sudah terkoneksi satu dengan
yang lain. Belum lagi kita bahas pelayanan Check in dan Check out di Hotel yang memakan
waktu rata – rata di hotel Bintang 4 dan Bintang 5 Sekitar 5 – 10 menit. Hal – hal kecil
seperti ini kan menjadi kendala pariwisata. Di hotel – hotel yang berbintang sama di Jakarta,
Bandung, dan Bali paling lama 3 menit kita sudah selesai. Kendala lain seperti di bandara,
yakni layanan Bagasi, di Korea Selatan, Seoul Penumpang langsung dapat mengambil bagasi
tanpa menunggu antrean panjang. Di Bandara kita sendiri menunggu bagasi saja memakan
waktu 15 – 20 menit ini waktu yang melelahkan bagi mereka turis domestik maupun
mancaranegara.
Jadi, Solusi yang saya tawarkan adalah Pemko Medan harus jemput bola masalah
infrastruktur tadi ke Pemerintah Pusat. Infrastruktur seperti jalan, trotoar, dll yang tidak
mampu dibangun menggunakan APBD Medan harus ditopang dengan dana APBN dengan
cara di Follow up pengajuannya. Layanan – layanan seperti Hostpitality haruslah
menempatkan SDM – SDM yang cakap dibidangnya. Untuk Wisata MICE tadi, sekarang kita
bersyukur beberapa hotel sudah memiliki convention hall sendiri, restoran berstandar
internasional sendiri, bahkan hotel, pusat perbelanjaan, apartemen, dan perkantoran sudah
ada dalam satu lokasi kedepan kita harapkan ini semua bertumbuh. Namun, harus tetap
memperhatikan destinasi wisata dan kearifan – kearifan lokal Kota Medan yang ada.
5. Strategi komunikasi apa yang tepat untuk mengemas potensi Kota Medan menjadi sebuah
kota wisata yang menarik untuk dikunjungi wisatawan?
Jawab: Strategi komunikasi yang tepat untuk mengemas kota Medan menurut saya melalui
sosialisasi. Sosialisasi dapat dilakukan ke berbagai daerah sehingga masyarakat di luar
daerah dapat mengenal Medan dan segala potensi yang dimilkinya. Yang kedua, adalah
melalui iklan, baik media cetak maupun media elektronik. Namun memang harus dibutuhkan
dana yang cukup besar untuk itu. Melalui iklan, maka masyarakat akan mengetahui apa-apa
saja yang ada di Kota Medan, apa saja yang menarik di kota Medan. Yang ketiga saya rasa
adalah pemasaran melalui website. Masyarakat saat ini sudah mulai paham akan teknologi
informasi. Tentunya internet bukanlah hal yang asing bagi masyarakat. Jadi dengan adanya
internet seperti website, maka masyarakat bisa menelusuri informasi-informasi pariwisata di

Universitas Sumatera Utara

kota Medan. Yang keempat saya rasa adalah pemasaran dari mulut ke mulut. Ini merupakan
strategi komunikasi yang paling cepat, karena penyampaian informasi langsung disampaikan
tanpa melalui perantara. Saya rasa demikian.
6. Apakah yang menjadi harapan Bapak/ Ibu ke depannya tentang pariwisata di kota Medan?
Jawab: Harapan saya adalah Medan menjadi kota Metropolitan yang menawarkan Industri
Pariwisata dengan tetap memegang teguh nilai – nilai Kearifan Lokal yang ada. Dalam
konteks pariwisata, setiap ada event pariwisata di Medan Pemko harus memasukkan
keterlibatan warga kota Medan. Kita bersyukur, dalam Event Ramdhan Fair tahun ini, Pemko
Medan membuat aturan bahwa yang boleh berjualan dan memiliki booth adalah warga
berpenduduk di wilayah kecamatan daerah pagelarannya. Ini sudah bagus kita dukung untuk
di tingkatkan lagi. Tentang konsep Wisata MICE tadi, kita harapkan sinergitas semua pihak
Baik Asosiasi Pengusaha (Apindo), PHRI, dll untuk bersinergi dalam membangun Kota
Medan kedepannya. Dengan Usia kota Medan yang nantinya Per 1 Juli 2016 sudah genap ke
– 426 Tahun sudah bisa menjadi pusat wisata MICE di Indonesia yang menjadi tujuan para
organisasi, perusahaan, dan asosiasi internasional.

Universitas Sumatera Utara

PEDOMAN WAWANCARA
STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA
KOTA MEDAN DALAM MEMASARKAN KOTA MEDAN SEBAGAI KOTA WISATA

I.

Identitas Informan

Informan

: Tokoh Masyarakat

Waktu wawancara : 15 Juni 2016 pukul 11.15
Nama

: R.E. Nainggolan

Umur

: 66 tahun

No.HP

: 08126094021

Email

: refoundation211@gmail.com

II.

Pertanyaan & Jawaban

1. Bagaimana menurut Bapak/Ibu potensi pariwisata yang ada di Kota Medan?
Jawab:Yang pertama, Medan itu punya banyak sekali beragam potensi wisata. Mulai dari
potensi wisata budaya, wisata sejarah, wisata alam, wisata rekreasi, bahkan wisata kuliner.
Banyak sekali potensi wisata itu. Hanya tinggal bagaimana Pemko mengapik ini dan
mengemas ini menjadi primadona bagi setiap orang agar dengan demikian selain daripada
wisatawan lokal, tapi juga wisatawan mancanegara dapat tertarik dengan kota Medan. Satu
contoh misalnya wisata budaya, bukankah kita mempunyai Taman Sri Deli misalnya.
Bukankah kita memiliki banyak sekali ragam budaya. Untuk wisata sejarah, bukankah kita
mempunyai tempat wisata Tjong A Fie, bukankah kita mempunyai sejarah Melayu misalnya.
Wisata alam misalnya, bagaimana Belawan dengan pantainya yang sangat bagus, bagaimana
berbagai tempat lain misalnya tempat rekreasi. Satu hal yang dibuat Medan itu saya pikir
cukup menarik, Ramadhan Fair menjadi tempat wisata. Kemudian Christmas season,
termasuk di dalamnya berbagai wisata-wisata yang lain. Hanya tinggal bagaimana Medan
membuat itu menjadi paket-paket wisata. Termasuk di dalamnya wisata kuliner. Ada yang
bilang Medan enak untuk tempat makan, ada durian Ucok, ada pangsit Tiongsim, ada rumah
makan Melayu, ada Soto Medan, dan lain sebagainya. Sangat-sangat menarik. Karena itu,

Universitas Sumatera Utara

harus dibuat paket-paketnya. Kemudian paket-paket ini juga harus konsisten waktunya.
Tidak boleh bermain-main, tidak boleh berganti-ganti tanggalnya, kemudian harus
disosialisasikan jauh-jauh hari dan ke depan memang Medan juga harus dapat membangun
prospek wisata yang semakin bagus untuk masa mendatang.
2. Apa saja yang menjadi potensi pariwisata di Kota Medan?
Jawab: Satu, kota ini adalah kota perdagangan, karena dia berada pada titik yang sangat
strategis di kawasan Indonesia bagian Barat sekaligus juga dia merupakan kota yang sangat
dekat dengan berberapa negara lain, apakah itu Malaysia, Singapur, Thailand. Karenanya
keberadaan bandara internasional Kuala Namu ke depan itu harus menjadi bandara hard. Dari
posisi itu Medan memiliki banyak potensi yang bisa dikembangkan, tidak cukup hanya satu.
Jadi satu memang wisata kuliner, kalo itu pasti. Karena Medan memang memiliki makananmakanan yang khas, tapi pada sisi lain Medan juga harus menjadi kota MICE, ya tempat
pertemuan internasional, harus dipaket. Jadi kota-kota pertemuan, kota seminar, dan lainlain. Tetapi juga Medan menjadi kota sejarah, hanya memang untuk sejarah memang tidak
terlalu banyak orang yang memiliki minat.
3. Menurut Bapak/ Ibu, potensi apa yang cocok untuk mengemas pariwisata Kota Medan
menjadi satu paket yang cocok untuk ditawarkan kepada wisatawan?
Jawab: Seperti yang saya katakan sebelumnya, bahwa kota Medan memiliki banyak potensi
wisata yang cukup menarik. Medan sebagai kota kuliner, kota sejarah karena banyak
peninggalan bangunan-bangunan sejarah di Kota Medan, kota MICE, wisata belanja, wisata
budayanya. Hanya saja bagaimana Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan dapat
mengemas ini menjadi satu paket yang pas untuk ditawarkan kepada wisatawan. Jadi dengan
kata lain, positioningnya harus pas. Kalo Medan dikenal dengan kulinernya, maka
pemerintah harus dapat melakukan terobosan untuk memperkenalkan kulinernya terhadap
daerah luar, jika Medan terkenal dengan wisata sejarahnya, maka Kota Medan harus dapat
melakukan perawatan terhadap peninggalan budaya dan sejarah tersebut. Begitu saya kira.
4. Apa saja yang menjadi hambatan pariwisata di Kota Medan dan bagaimana solusi dalam
menjawab kendala tersebut?

Universitas Sumatera Utara

Jawab: Pertama, paket wisatanya tidak jelas. Kemudian yang kedua, termasuk yang di
dalamnya semrawutnya kota. Jadi infrastruktur harus dibenahi dengan bagus, lalu lintasnya
harus dibenahi dengan bagus, jalannya harus dibenahi dengan bagus. Yang ketiga
sosialisasnya. Jadi, paketnya harus disiapkan, sosialisasinya harus bagus, dan kemudian
kotanya juga harus dibenahi. Kebersihan dan infrastrukturnya harus dibenahi dengan bagus.
Kemudian yang keempat haruslah ada orang-orang yang memilki visi wisata yang akan
ditempatkan di dinas-dinas pariwisata.
5. Strategi komunikasi apa yang tepat untuk mengemas potensi Kota Medan menjadi sebuah
kota wisata yang menarik untuk dikunjungi wisatawan?
Jawab: Yang pertama, Dinas Pariwisata Kota Medan harus memberitahu kepada publik dan
mensosialisasikan kepada publik dengan berbagai media. Apakah itu media elektronik kah,
apakah media cetak dan harus senantiasa berulang-ulang sehingga masyarakat tahu percis.
Kemudian Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kota Medan harus menerapkan itu dalam
perilakunya, dalam perbuatan mereka untuk dapat melakukan upaya-upaya terhadap
pengembangan pariwisata di kota Medan.Selain itu, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota
Medan harus dapat membangun kemitraan dengan berbagai elemen masyarakat agar elemen
masyarakat itu juga ikut memasarkan kota Medan tersebut menjadi sebuah kota wisata yang
diminati para wisatawan.
6. Apakah yang menjadi harapan Bapak/ Ibu ke depannya tentang pariwisata di kota Medan?
Jawab: Harapan saya ke depannya, semoga pariwisata di Kota Medan dapat semakin
berkembang di tengah-tengah wisatawan lokal maupun mancanegara. Pariwisata Kota Medan
dapat bersaing dengan pariwisata daerah-daerah lainnya. Medan semakin dikenal dan
menjadi salah satu daerah tujuan wisata yang banyak diminati wisatawan. Kemudia Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan harus giat melakukan promosi ke berbagai daerah
lainnya sehingga Medan dapat semakin dikenal. Demikian saya kira.

Universitas Sumatera Utara

PEDOMAN WAWANCARA
STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA
KOTA MEDAN DALAM MEMASARKAN KOTA MEDAN SEBAGAI KOTA WISATA

I.

Identitas Informan

Informan

: Wisatawan

Waktu wawancara : 25 Juni 2016, pukul 13.45
Nama

: Wong Lou Fu

Umur

: 47 tahun

Pekerjaan

: Technical supervisor

Daerah asal

: Singapore

No.HP

:-

Email

:-

II.

Pertanyaan & Jawaban

1. Mohon ceritakan, alasan anda berkunjung ke Kota Medan? (Can you explain, what is the
reason that makes you want to visit Medan city?)
Jawab: Ok, because every year we have a long holiday, so that’s why we choose this country
like Indonesia, especially Medan. Sometimes we go to China. So for this year, we change a
plan, we would like to visit Indonesia. First time we visit Batam, second we visit Medan.
Here we only stay four days.
2. Darimana Anda mengetahui tentang Kota Medan?( Where do you know the information about
Medan city?)
Jawab: Actually before we are coming here, our friends have already visited here, so we
know this city from them. They told us that Medan is a nice city. Very nice place.
3. Bagaimana citra Kota Medan di mata anda? Apakah anda nyaman selama berkunjung ke Kota
Medan? (How is the image of Medan city according to your point of view? Do you feel
comfortable while you are visiting Medan city?)

Universitas Sumatera Utara

Jawab: Oh, very beautiful. Very nice. Everything is good. I