Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Auditor dengan Stres Kerja Sebagai Variabel Moderating pada Inspektorat Kabupaten Aceh Timur Chapter III VI

31

BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

3.1.

Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual yang dikembangkan oleh peneliti berdasarkan latar

belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian dan landasan teori yang diuji secara
simultan dan parsial dapat dilihat pada gambar 3.1. berikut ini:

Standar Umum (X1.1)
Standar Pelaksanaan (X1.2)
Standar Pelaporan (X1.3)

Pelaksanaan
Standar Audit
(X1)


Standar Tindak Lanjut (X1.4)
Kinerja
Auditor (Y)
Tingkat aspirasi audit yang
berkualitas (X2.1)
Ketangguhan (X2.2)
Motivasi (X2)
Keuletan (X2.3)
Konsistensi (X2.4)
Stres Kerja
(Z)

Gambar 3.1. Kerangka Konseptual
Kinerja auditor merupakan hasil kerja selama periode tertentu berbentuk
keluaran (output) dari kegiatan yang dilaksanakan dan hasil (outcome) yang

Universitas Sumatera Utara

32


dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan. Kinerja auditor yang baik
akan tercapai bila didukung dengan pelaksanaan standar audit serta motivasi yang
tinggi untuk memberikan hasil kerja yang terbaik.
Pelaksanaan standar audit melalui Peraturan Menteri Pemberdayaan
Aparatur Negara Nomor : PER/05/M.PAN/03/2008 tentang Standar Audit Aparat
Pengawasan Intern Pemerintah yang merupakan pedoman dan peraturan
perundang-undangan tentang pengawasan intern pemerintah yang merumuskan
ketentuan-ketentuan pokok dalam bidang pengawasan intern pemerintah dalam
rangka menjamin terlaksananya pengawasan intern pemerintah yang efektif dan
efisien. Standar audit ini meliputi standar umum, standar pelaksanaan, standar
pelaporan dan standar tindak lanjut. Kinerja auditor akan dipengaruhi oleh baik
atau buruknya pelaksanaan standar audit oleh auditornya.
Standar

umum

merupakan

standar-standar


yang

terkait

dengan

karakteristik organisasi dan individu-individu yang melakukan kegiatan audit.
Dalam standar umum karakteristik yang terbentuk dalam seorang auditor
merupakan dasar dalam membentuk kinerja auditor.
Standar pelaksanaan merupakan pendeskripsian sifat kegiatan audit dan
penyediaan kerangka kerja untuk melaksanakan dan mengelola pekerjaan audit
yang dilakukan oleh auditor. Dalam standar pelaksanaan ini terdapat langkahlangkah pelaksanaan audit yang menghasilkan kinerja auditor.
Standar pelaporan merupakan acuan bagi penyusunan laporan hasil audit
yang merupakan tahap akhir kegiatan audit, untuk mengkomunikasikan hasil audit
kepada auditi dan pihak lain yang terkait. Dalam standar pelaporan ini merupakan
wujud hasil kinerja auditor yang disajikan kepada pihak yang berkepentingan.

Universitas Sumatera Utara

33


Standar tindak lanjut merupakan pengaturan tentang ketentuan dalam hal
kepastian saran dan rekomendasi yang telah dilakukan oleh auditi. Dalam standar
tindak lanjut ini di evaluasi sampai sejauhmana telah menghasilkan kinerja yang
baik.
Motivasi merupakan dorongan individu untuk mencapai suatu sasaran
sesuai kebutuhan. Dengan motivasi yang baik auditor akan terdorong untuk
memberikan kinerja yang baik. Dalam motivasi ini dapat dilihat melalui tingkat
aspirasi audit yang berkualitas, ketangguhan, keuletan dan konsistensi yang
menjadi tolak ukur dalam menentukan kinerja auditor.
Tingkat aspirasi audit yang berkualitas merupakan tingkat aspirasi yang
hendak dicapai dengan kegiatan audit yang berkualitas. Dengan aspirasi yang
cemerlang, kinerja auditor yang dicapai juga akan lebih baik.
Ketangguhan merupakan ketabahan dalam kemampuan menghadapi
rintangan dan kesulitan. Auditor dalam melaksanakan audit sering menghadapi
hambatan yang tidak mudah, sehingga dengan ketangguhan yang besar kinerjanya
dapat diraih dengan baik pula.
Keuletan merupakan tekat yang kuat dan pantang menyerah dalam
menjalankan tugas auditnya. Kinerja auditor akan baik jika disertai dengan
keuletan yang tinggi dalam melaksanakan audit.

Konsistensi merupakan arah sikap yang tetap tidak berubah-ubah terhadap
sasaran kegiatan yaitu memberikan kinerja audit yang sebaik-baiknya. Konsistensi
dalam pelaksanaan audit akan menghasilkan kinerja yang baik.
Stres kerja merupakan suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi
emosi dan proses berpikir seseorang dalam bekerja. Stres secara psikologi dapat

Universitas Sumatera Utara

34

memperburuk kinerja auditor namun auditor harus tetap memberikan kinerja yang
baik.

3.2.

Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah suatu pernyataan dugaan yang logis mengenai hubungan

antara dua atau lebih variabel yang diwujudkan dalam bentuk pernyataan yang
dapat diuji. Variabel pelaksanaan standar audit dan motivasi dianalisis supaya

dapat melihat kinerja auditor. Dari variabel pelaksanaan standar audit dan
motivasi dapat dilihat variabel yang lebih dominan mengukur kinerja auditor
dengan stres kerja sebagai variabel moderating.
Dari uraian di atas, hipotesis dari penelitian ini adalah :
1.

Pelaksanaan Standar Audit (Standar umum, standar pelaksanaan, standar
pelaporan, standar tindak lanjut) dan motivasi (tingkat aspirasi audit yang
berkualitas, ketangguhan, keuletan dan konsistensi) berpengaruh secara
simultan dan parsial terhadap kinerja auditor.

2.

Stres kerja mampu memoderasi hubungan antara pelaksanaan standar audit
dan motivasi terhadap kinerja auditor .

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
METODE PENELITIAN


4.1.

Jenis Penelitian
Penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian kausal yang bertujuan

untuk mengidentifikasi pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat
dengan cara menganalisis dan menguji data yang berbentuk angka.

4.2.

Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah kantor Inspektorat Kabupaten Aceh Timur

yang beralamat di Jalan Medan-Banda Aceh Komplek Perkantoran Pemda
Gampong Titi Baroe Kecamatan Idi Timur. Waktu penelitian ini dimulai pada
bulan Februari sampai dengan Juni 2016 seperti yang terlihat pada jadwal
kegiatan penelitian di lampiran 1.

4.3.


Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah auditor Aparat Pengawasan Intern

Pemerintah (APIP) pada Inspektorat Kabupaten Aceh Timur yang berjumlah 32
orang yang terdiri dari Jabatan Fungsional Auditor (JFA) berjumlah 24 orang dan
Jabatan Fungsional Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintah di Daerah
(JFP2PUPD) berjumlah 8 orang.
Penentuan sampel responden dalam penelitian ini menggunakan sampel
jenuh. Sampel jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif

35

Universitas Sumatera Utara

36

kecil, kurang dari 30 orang atau penelitian yang ingin membuat generalisasi
dengan kesalahan yang sangat kecil. Sampel jenuh juga sering diartikan sampel

yang sudah maksimum, ditambah berapapun tidak akan merubah keterwakilan.
yaitu penggunaan sampel menggunakan seluruh jumlah populasi (Sugiyono,
2013). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode
sensus yaitu semua populasi dijadikan sampel penelitian.

4.4.

Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner

yang merupakan data primer yaitu data yang diperoleh dengan menyebar daftar
pertanyaan (quistionaire), seperti yang dikemukakan oleh Sugiyono (2013),
kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk
dijawab.
Respon dari responden direkam dengan skala interval 1 sampai 5. Jawaban
yang didapat akan dibuat skor yaitu: nilai (1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju,
(3) netral, (4) setuju, dan (5) sangat setuju. Apabila terdapat pernyataan negatif
maka skor untuk jawaban tersebut dibalik menjadi (5) sangat tidak setuju, (4)
tidak setuju, (3) netral, (2) setuju, dan (1) sangat setuju.

Dalam penelitian ini yang akan diberikan kuesioner adalah auditor Aparat
Pengawas Intern Pemerintah (APIP) yang terdiri dari Jabatan Fungsional Auditor
(JFA) dan Jabatan Fungsional Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintah di
Daerah (JFP2PUPD) di Inspektorat Kabupaten Aceh Timur yang berjumlah 32
(tiga puluh dua) orang. Tahapan dalam penyebaran dan pengumpulan kuesioner

Universitas Sumatera Utara

37

dibagi dalam dua tahap, yaitu tahap pertama adalah melakukan penyebaran
kuesioner, kemudian menunggu pengisian kuesioner tersebut. Tahap yang kedua
adalah pengambilan kuesioner yang telah diisi untuk dilakukan pengolahan data.

4.5.

Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.


Variabel Terikat ( Dependent variable)
Variabel dependen adalah variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh

variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja
auditor.
Kinerja auditor merupakan hasil kerja selama periode tertentu berbentuk
keluaran (output) dari kegiatan yang dilaksanakan dan hasil (outcome)
dibandingkan dengan standar, target/sasaran atau kriteria yang telah ditentukan
terlebih dahulu dari program yang telah ditetapkan. Pengukuran kinerja digunakan
sebagai dasar untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan
sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka
mewujudkan visi dan misi. Instrumen pengukuran variabel ini menggunakan
instrument variabel yang digunakan oleh Sutoyo (2009). Variabel ini digali
dengan 3 (tiga) parameter.
2.

Variabel Independen
Variabel

independen

adalah

variabel

yang

menjelaskan

atau

mempengaruhi variabel yang lain. Variabel independen dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

38

a.

Pelaksanaan standar audit
Pelaksanaan standar audit terdiri dari standar umum, standar pelaksanaan,

standar pelaporan dan standar tindak lanjut. Standar audit digunakan sebagai
kriteria atau ukuran mutu minimal untuk melakukan kegiatan audit yang wajib
dipedomani oleh auditor Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP). Instrumen
pengukuran variabel ini menggunakan instrument variabel yang digunakan oleh
Sutoyo (2009). Variabel ini digali dengan 4 parameter.
b.

Motivasi
Motivasi dalam pengauditan merupakan derajat seberapa besar dorongan

yang

dimiliki

auditor

untuk

melaksanakan

audit.

Motivasi

auditor

menggambarkan tingkat persepsinya terhadap seberapa besar motivasi yang
dimiliki untuk menjalankan proses audit dengan baik, yaitu tingkat aspirasi yang
ingin diwujudkan melalui audit yang berkualitas, ketangguhan, keuletan, dan
konsistensi. Instrumen pengukuran variabel ini menggunakan instrument variabel
yang digunakan oleh Efendy (2010). Variabel ini digali dengan 4 parameter.
3.

Variabel moderasi (moderating variabel)
Variabel moderasi adalah variabel independen yang memperkuat atau

memperlemah hubungan antara variabel independen lainnya terhadap variabel
dependen. Variabel moderating dalam penelitian ini adalah stres kerja.
Stres kerja merupakan keseimbangan antara bagaimana seseorang
memandang tuntutan-tuntutan dan bagaimana seseorang berpikir bahwa seseorang
itu dapat mengatasi semua tuntutan yang menentukan apakah seseorang tidak
merasakan stres, merasakan eustres (tanggapan positif) atau distress (tanggapan
negatif) dalam bekerja. Instrumen pengukuran variabel ini menggunakan

Universitas Sumatera Utara

39

instrument variabel yang digunakan oleh Abdullah (2012). Variabel ini digali
dengan 3 (tiga) parameter.
Berikut disajikan definisi operasional dalam bentuk matriks pada tabel 4.1.
berikut ini:
Tabel 4.1.
Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel
Kinerja (Y)

Produksi (Y1.1)
Efektivitas (Y1.2)

Keadaptasian
(Y1.3)
Pelaksanaan
Standar Audit
(X1)

Standar umum
(X1.1)

Standar
pelaksanaan
(X1.2)
Standar
pelaporan (X1.3)

Standar
tindak
lanjut (X1.4)

Motivasi (X2)
Tingkat Aspirasi
Audit
yang
Berkualitas (X1.2)

Definisi Operasional
Hasil kerja selama periode tertentu
dibandingkan
dengan
standar,
target/sasaran atau kriteria yang telah
ditentukan terlebih dahulu.
Kemampuan
untuk
menghasilkan
jumlah dan kualitas keluaran.
Keberhasilan auditor dalam mencapai
tujuan sesuai sasaran yang telah
direncanakan atau menyelesaikan tugas
sesuai waktu yang telah ditentukan.
Kemampuan untuk tanggap terhadap
perubahan internal dan eksternal

Parameter
1. Produksi
2. Efektivitas
3. Keadaptasian

Skala
Interval

Pelaksanaan sesuai dengan kriteria atau
ukuran mutu minimal untuk melakukan
kegiatan audit yang wajib dipedomani
oleh auditor Aparat Pengawasan Intern
Pemerintah (APIP)
Standar-standar yang terkait dengan
karakteristik organisasi dan individuindividu yang melakukan kegiatan
audit.
Mendeskripsikan sifat kegiatan audit
dan menyediakan kerangka kerja untuk
melaksanakan dan mengelola pekerjaan
audit yang dilakukan oleh auditor.
Acuan bagi penyusunan laporan hasil
audit yang merupakan tahap akhir
kegiatan audit, mengkomunikasikan
hasil audit kepada auditi dan pihak lain
yang terkait.
Mengatur tentang ketentuan dalam hal
kepastian saran dan rekomendasi telah
dilakukan oleh auditi.

1. Standar Umum
2. Standar Pelaksanaan
3. Standar Pelaporan
4. Standar Tindak Lanjut

Interval

Dorongan individu untuk mencapai
suatu sasaran sesuai kebutuhan
Tingkat aspirasi yang hendak dicapai
dengan kegiatan audit berkualtas yang
dilakukan

Interval
1. Tingkat Aspirasi
Audit yang
berkualitas
2. Ketangguhan
3. Keuletan
4. Konsistensi

Universitas Sumatera Utara

40

Sambungan definisi operasional dan pengukuran variabel
Ketabahan
dalam
kemampuan
Ketangguhan
mengahadapi rintangan dan kesulitan
(X2.2)
Keuletan
Tekat yang kuat dan pantang menyerah
(X2.3)
dalam menjalankan tugas auditnya
Konsistensi (X2.4) Arah sikap yang tidak berubah-ubah
terhadap sasaran kegiatan
Stres kerja (Z)
Keseimbangan
antara
bagaimana
seseorang
tuntutan-tuntutan
dan
bagaimana seseorang berpikir bahwa
seseorang itu dapat mengatasi semua
tuntutan yang menentukan apakah
seseorang tidak merasakan stres,
merasakan eustres (tanggapan positif)
atau distress (tanggapan negatif) dalam
bekerja
Keadaan dimana seseorang memiliki
Kelebihan beban
terlalu
banyak
pekerjaan
untuk
kerja (Z1.1)
dilaksanakan pada waktu tertentu
Ketidakjelasan
Ketidakjelasan peran terjadi karena
peran (Z1.2)
tidak adanya informasi yang diperlukan
untuk menjalankan perannya dengan
cara yang memuaskan
Pengaruh
Cara seorang pemimpin mempengaruhi
pimpinan (Z1.3)
orang lain atau bawahannya sehingga
orang
tersebut
mau
melakukan
kehendak pimpinan untuk mencapai
tujuan organisasi.
Sumber: Hasil olahan Peneliti, 2016

4.6.

1. Kelebihan beban kerja
2. Ketidakjelasan peran
3. Pengaruh pimpinan

Interval

Model dan Teknik Analisis Data
Model yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan model regresi

linear

berganda

(multiple

regression

analysis)

dan

untuk

moderating

menggunakan uji residual. Analisis regresi berganda bermaksud untuk
meramalkan bagaimana keadaan variabel dependen bila dihubungkan dengan dua
atau lebih variabel independen. Persamaan regresi linear berganda pada model I
dan uji residual pada model II dengan persamaan statistiknya sebagai berikut:
Model I

: Y = bo + b1X1 + b2X2 + e

Model II

: Z = bo + b1X1 + b2X2 + e................................................(1)
| e | = a + bY .........................................................................(2)

Universitas Sumatera Utara

41

Keterangan :
Y
= Kinerja Auditor
bo/a
= Konstantan
b1, b2
= Koefisien Regresi
X1
= Pelaksanaan Standar Audit
X2
= Motivasi
Z
= Stres Kerja
e
= Error
|e|
= Absolut residual
Penelitian ini diuji dengan beberapa uji statistik yang terdiri dari uji
kualitas data, pengujian asumsi klasik, statistik deskriptif dan pengujian hipotesis.
4.6.1. Uji Kualitas data
Keabsahan suatu hasil penelitian sangat tergantung pada alat pengukur
variabel yang akan diteliti. Jika alat yang digunakan dalam proses pengumpulan
data tidak andal atau tidak dapat dipercaya, maka hasil penelitian yang diperoleh
tidak akan valid atau tidak akan mampu menggambarkan keadaan yang
sebenarnya. Oleh karena itu dalam penelitian ini diperlukan uji validitas dan uji
reliabilitas.
1.

Uji validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu

kuesioner. Uji validitas pada penelitian ini dilakukan dengan menghitung korelasi
antar skor butir pertanyaan dengan total skor konstruk. Jika r hitung lebih besar
dari r tabel dan nilai positif maka butir atau pertanyaan atau indikator tersebut
dinyatakan valid (Ghozali,2013).
2.

Uji reliabilitas
Uji reliabilitas dimaksudkan untuk menguji konsisten kuesioner dalam

mengukur suatu konstruk yang sama (Sekaran, 2000). Hasil uji reliabilitas
kuesioner sangat tergantung pada kesungguhan responden dalam menjawab

Universitas Sumatera Utara

42

semua item pertanyaan penelitian. Uji reliabilitas dinyatakan reliabel jika nilai
Cronchbach alpa > 0,7.
4.6.2. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif merupakan proses transformasi data penelitian dalam
bentuk tabulasi data responden yang diperoleh dari kuesioner serta penjelasannya
sehingga mudah dipahami dan disajikan. Umumnya digunakan oleh peneliti untuk
memberikan informasi karakteristik variabel penelitian yang utama dan data
demografi responden. Ukuran yang digunakan dalam statistik diskriptif antara lain
minimum, maksimum, mean serta standar deviasi.
4.6.3. Pengujian Asumsi Klasik
Untuk dapat melakukan analisis regresi berganda perlu dilakukan
pengujian asumsi klasik sebagai persyaratan dalam analisis agar data dapat
bermakna dan bermanfaat. Pengujian asumsi klasik yang digunakan dalam
penelitian

ini

meliputi

uji

normalitas,

uji

multikolinearitas

dan

uji

heteroskedastisitas.
1.

Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variable pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Dalam uji t dan F
mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal, kalau asumsi
ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil.
Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak
yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik (Ghozali,2013).
2.

Uji Multikolinearitas

Universitas Sumatera Utara

43

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terdapat korelasi di antara variabel independen. Uji
multikolinieritas dapat dilakukan dengan 3 (tiga) cara yaitu dengan nilai R² yang
dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi tetapi secara
individual variabel independen banyak yang tidak signifikan mempengaruhi
variabel dependen, menganalisis matrik korelasi variabel independen dan dari
nilai tolerance dan lawannya VIF (Variance Inflation Factors). Jika VIF ≥ 10 dan
nilai tolerance ≤ 0,10 maka terjadi gejala multikolinieritas (Ghozali,2013).
3.

Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamataan ke
pengamatan yang lain atau disebut homoskedastisitas. Model regresi yang baik
adalah yang homoskedastisitas, tidak heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas
ditandai dengan adanya pola tertentu pada grafik scatterplot. Jika titik-titik yang
ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang), maka terjadi
heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, titik-titik menyebar di atas dan
di bawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

4.6.4. Pengujian Hipotesis
Erlina (2008) uji hipotesis berupa uji perbedaan antara nilai sampel dengan
populasi atau nilai data yang diteliti dengan nilai hipotesis Pengujian dalam
hipotesis dalam penelitian ini menggunakan Uji F, uji t, koefisien determinasi (R²)
dan uji residual (moderating) .

Universitas Sumatera Utara

44

1.

Uji F (F-test)
Uji F digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh simultan

variabel-variabel independen terhadap variabel dependen. Kriteria pengujian yang
digunakan adalah jika probability value (p value) < 0,05, maka Ha diterima dan
jika p value > 0,05, maka Ha ditolak. Uji F dapat pula dilakukan dengan
membandingkan nilai F hitung dan F tabel. Jika F hitung > F tabel, maka Ha
diterima. Artinya, secara statistik data yang ada dapat membuktikan bahwa semua
variabel independen (x , x ) berpengaruh terhadap variabel dependen (Y). Jika F
hitung < F tabel, maka Ha ditolak. Artinya, secara statistik data yang ada dapat
membuktikan bahwa semua variabel independen ( x , x ) tidak berpengaruh
terhadap variabel dependen (Y).
2.

Uji t (t-Test)
Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel

independen terhadap variabel dependen. Kriteria pengujian yang digunakan
adalah jika p value < 0,05, maka Ha diterima dan jika p value > 0,05, maka Ha
ditolak.
3.

Koefisien Determinasi (R²)
Mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi

variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R²
yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan
variabel-variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti
variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variabel-variabel dependen (Ghozali, 2012).
4.

Uji Residual

Universitas Sumatera Utara

45

Pengujian variabel moderating dengan uji residual digunakan untuk
mengatasi kecendrungan akan terjadi multikolinearitas yang tinggi antar variabel
independen (Ghozali, 2012). Uji residual menguji pengaruh deviasi dari suatu
nilai residual. Adapun langkah-langkah dalam pengambilan keputusan untuk uji
residual adalah:
Ha : ß ≠ 0, maka stres kerja mampu memoderasi hubungan Pelaksanaan Standar
Audit dan motivasi dengan kinerja auditor.
Kriteria uji residual adalah P Value (Sig) < 0,05 dan nilai koefisien
parameternya negatif, maka dapat memoderasi. Tetapi apabila P Value (Sig) >
0,05 dan nilai koefisien parameternya positif, maka tidak dapat memoderasi.

Universitas Sumatera Utara

BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1.

Deskripsi Data Penelitian
Data pada penelitian ini dikumpulkan melalui dua tahap, yaitu tahap

pertama melakukan penyebaran kuesioner, kemudian menunggu selama 1 (satu)
minggu pengisian kuesioner. Tahap yang kedua adalah pengambilan kuesioner
yang telah diisi untuk dilakukan pengolahan data untuk dianalisis lebih lanjut.
Kuesioner disebar langsung oleh peneliti kepada auditor Aparat Pengawas Intern
Pemerintah (APIP) yang terdiri dari Jabatan Fungsional Auditor (JFA) dan
Jabatan Fungsional Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintah di Daerah
(JFP2PUPD) di Inspektorat Kabupaten Aceh Timur yang berjumlah 32 (tiga puluh
dua) orang. Hasil pengumpulan data dari 32 kuesioner yang disebar menunjukkan
hasil sebagaimana dapat dilihat pada tabel 5.1.
Tabel 5.1.
Distribusi Kuesioner
No.
1.
2.
3.
4.

Keterangan
Jumlah
Kuesioner yang disebar
32
Kuesioner yang tidak diterima kembali
Kuesioner yang kembali
Kuesioner yang tidak lengkap
Kuesioner yang dianalisis
32
Sumber : hasil penelitian dari data primer yang diolah, 2016

Persentase (%)
100,00%
0,00%
100,00%
0,00%
100,00%

Jumlah kuesioner yang kembali sebanyak 32 (tiga puluh dua), sehingga
kuesioner yang dapat dianalisis sebanyak 32 ( tiga puluh dua) digunakan dalam
penelitian.

46

Universitas Sumatera Utara

47

5.2.

Deskripsi Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah kantor Inspektorat Kabupaten Aceh Timur

yang beralamat di jalan Medan - Banda Aceh komplek perkantoran pemerintah
daerah gampong titi baroe kecamatan Idi Timur.

5.3.

Karakteristik Responden
Hasil penelitian yang diperoleh dari responden berdasarkan: (1) Jabatan

Fungsional APIP, (2) jenis kelamin, (3) pendidikan terakhir, (4) jurusan, (5) masa
kerja, (6) pelatihan yang diikuti, (7) pengalaman mengaudit dan (8) sertifikasi
yang dimiliki. Tabel 5.2 sampai dengan tabel 5.9 menyajikan ringkasan demografi
responden. Sebagaimana dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.2.
Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan Fungsional APIP
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Jabatan Fungsional APIP
Frekuensi
Auditor Madya
2
Auditor Muda
12
Auditor Pertama
10
Pengawas Pemerintah Madya
3
Pengawas Pemerintah Muda
4
Pengawas Pemerintah Pertama
1
32
Jumlah
Sumber : hasil penelitian dari data primer yang diolah, 2016

Persentase (%)
6,25%
37,5%
31,25%
9,38%
12,5%
3,13%
100,00%

Karakteristik responden berdasarkan jabatan fungsional auditor (JFA)
menunjukkan yang mempunyai jabatan auditor madya sebanyak 2 orang atau
(6,25%), auditor muda sebanyak 12 orang atau (37,5%), auditor pertama sebanyak
10 orang atau (31,25%). Jabatan Fungsional Pengawas Penyelenggaraan Urusan
Pemerintah di Daerah (JFP2UPD) menunjukkan yang mempunyai jabatan
pengawas pemerintah madya sebanyak 3 orang atau (9,38%), pengawas
pemerintah muda sebanyak 4 orang atau (12,5%) dan pengawas pemerintah

Universitas Sumatera Utara

48

pertama sebanyak 1 orang atau (3,13%). Sehingga bisa disimpulkan APIP yang
mempunyai jabatan JFA berjumlah 24 orang atau (75%) dan jabatan JFP2PUPD
berjumlah 8 orang atau (25%).
Tabel 5.3.
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No
1
2

Jenis Kelamin
Frekuensi
Pria
15
Wanita
17
32
Total
Sumber : hasil penelitian dari data primer yang diolah, 2016

Persentase
46,87 %
53,13 %
100,00%

Berdasarkan jenis kelamin, dapat dilihat persentase responden pria
sebanyak (46,87%) dan responden wanita sebanyak (53,13%.)
Selanjutnya responden juga diukur berdasarkan pendidikan terakhir
dengan hasil penelitian yang diperoleh yaitu pendidikan terakhir S1 berjumlah 30
orang atau (93,75%) dan yang memiliki pendidikan terakhir S2 berjumlah 2 orang
atau (6,25%) dapat dilihat di tabel 5.4 berikut ini:
Tabel 5.4.
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
No
1
2

Pendidikan Terakhir
Frekuensi
S1
30
S2
2
32
Total
Sumber : hasil penelitian dari data primer yang diolah, 2016

Persentase
93,75 %
6,25 %
100,00%

Hasil penelitian yang diperoleh dari responden berdasarkan jurusan yang
memiliki jurusan hukum sebanyak 7 orang atau (21,87%), jurusan manajemen
sebanyak 6 orang atau (18,75%), jurusan akuntansi sebanyak 6 orang atau
(18,75%), jutusan sipil sebanyak 3 orang atau (9,38%), jurusan ekonomi
pembangunan sebanyak 2 orang atau (6,25%), jurusan sosial sebanyak 2 orang
atau (6,25%), jurusan ilmu informatika, perikanan,peternakan, keperawatan,

Universitas Sumatera Utara

49

pertanian dan kesehatan masyarakat masing-masing sebanyak 1 orang atau
(3,13%) dapat dilihat di tabel 5.5. berikut ini:
Tabel 5.5.
Karakteristik Responden Berdasarkan Jurusan
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Jurusan
Frekuensi
Hukum
7
Manajemen
6
Akuntansi
6
Sipil
3
Ekonomi Pembangunan
2
Sosial
2
Informatika
1
Perikanan
1
Peternakan
1
Keperawatan
1
Pertanian
1
Kesehatan Masyarakat
1
32
Total
Sumber : hasil penelitian dari data primer yang diolah, 2016

Persentase
21,87%
18,75%
18,75%
9,38%
6,25%
6,25%
3,13%
3,13%
3,13%
3,13%
3,13%
3,13%
100,00%

Hasil penelitian diperoleh dari responden berdasarkan masa kerja yaitu
masa kerja 5–10 tahun sebanyak 21 orang atau (65,63%) dan masa kerja ≥ 11
tahun sebanyak 11 orang atau (34,37%) dapat dilihat di tabel 5.6. berikut ini:
Tabel 5.6.
Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja
No
1
2

Masa kerja
Frekuensi
5-10 tahun
21
≥ 11 tahun
11
32
Total
Sumber : hasil penelitian dari data primer yang diolah, 2016

Persentase
65,63 %
34,37 %
100,00%

Hasil penelitian diperoleh dari responden berdasarkan pelatihan yang
diikuti yaitu pelatihan pengendali teknis sebanyak 1 orang atau (3,13%), pelatihan
ketua tim sebanyak 21 orang atau (65,62%) dan pelatihan anggota tim sebanyak
10 orang atau (31,25%) seperti tertera pada tabel 5.7. berikut ini.

Universitas Sumatera Utara

50

Tabel 5.7.
Karakteristik Responden Berdasarkan Pelatihan Yang Diikuti
No
1
2
3

Pelatihan yang diikuti
Frekuensi
Pengendali Teknis
1
Ketua Tim
21
Anggota Tim
10
32
Total
Sumber : hasil penelitian dari data primer yang diolah, 2016

Persentase
3,13%
65,62%
31,25%
100,00%

Hasil penelitian diperoleh dari responden berdasarkan waktu pengalaman
mengaudit yaitu 1 s/d 5 tahun sebanyak 8 orang atau (25,00%), 6 s/d 10 tahun
sebanyak (50,00%), 11 s/d 15 tahun sebanyak 2 orang atau (6,25%) dan 16 s/d 20
tahun sebanyak 6 tahun atau (18,75%) seperti tertera dalam tabel 5.8. berikut:
Tabel 5.8.
Karakteristik Responden Berdasarkan Waktu Pengalaman audit
No
1.
2.
3.
4.

Waktu pengalaman audit
Frekuensi
1-5 tahun
8
6-10 tahun
16
11-15 tahun
2
16-20 tahun
6
32
Total
Sumber : hasil penelitian dari data primer yang diolah, 2016

Persentase
25,00%
50,00%
6,25%
18,75%
100,00%

Hasil penelitian diperoleh dari responden berdasarkan sertifikasi yang
dimiliki yaitu sertifikasi pengendali teknis sebanyak 1 orang atau (3,13%),
sertifikasi ketua tim sebanyak 21 orang atau (65,62%) dan sertifikasi anggota tim
sebanyak 10 orang atau (31,25%) seperti tertera pada tabel 5.9. berikut ini.
Tabel 5.9.
Karakteristik Responden Berdasarkan Sertifikasi yang dimiliki
No
1
2
3

Sertifikasi yang dimiliki
Pengendali Teknis
Ketua Tim
Anggota Tim
Total

Frekuensi
1
21
10
32

Persentase
3,13%
65,62%
31,25%
100,00%

Universitas Sumatera Utara

51

Sumber : hasil penelitian dari data primer yang diolah, 2016
5.4.

Uji Kualitas Data
Sebelum dilakukan pengujian data baik untuk deskripsi data penelitian

maupun untuk pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis, maka perlu
dilakukan uji validitas dan reliabilitas data. Uji ini perlu dilakukan karena jenis
data penelitian adalah data primer.
5.4.1. Uji Validitas
Nilai validitas dapat dilihat pada kolom Pearson Correlation. Jika angka
korelasi yang diperoleh lebih besar dari pada angka kritik (r hitung > r tabel)
maka instrumen tersebut dikatakan valid (Ghozali,2013).
Dengan menggunakan jumlah responden yang diteliti (n) sebanyak 32
(tiga puluh dua) orang, nilai r – tabel dapat diperoleh dari df (degree of freedom) =
n-2, dimana n merupakan jumlah responden. Maka df untuk penelitian ini adalah
30, dengan taraf signifikansi 5%, maka nilai r tabelnya yaitu 0, 3494. Hal ini dapat
dilihat dari nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel, dalam Tabel 5.10. yaitu:
Tabel 5.10.
Uji Validitas
Variabel
Kinerja
Auditor (Y)
Pelaksanaaan
Standar Audit
(X1)

Butir Instrumen
Kinerja Auditor1
Kinerja Auditor2
Kinerja Auditor3
Pelaksanaan Standar Audit1
Pelaksanaan Standar Audit2
Pelaksanaan Standar Audit3
Pelaksanaan Standar Audit4
Pelaksanaan Standar Audit5
Pelaksanaan Standar Audit6
Pelaksanaan Standar Audit7
Pelaksanaan Standar Audit8
Pelaksanaan Standar Audit9
Pelaksanaan Standar Audit10
Pelaksanaan Standar Audit11

r Hitung
0,809
0,842
0,757
0,455
0,904
0,888
0,922
0,759
0,770
0,898
0,837
0,766
0,927
0,939

R Tabel
0,3494
0,3494
0,3494
0,3494
0,3494
0,3494
0,3494
0,3494
0,3494
0,3494
0,3494
0,3494
0,3494
0,3494

Ket
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

Universitas Sumatera Utara

52

Pelaksanaan Standar Audit12
0,715
Pelaksanaan Standar Audit13
0,754
Pelaksanaan Standar Audit14
0,911
Pelaksanaan Standar Audit15
0,894
Pelaksanaan Standar Audit16
0,782
Pelaksanaan Standar Audit17
0,900
Pelaksanaan Standar Audit18
0,745
Motivasi(X2) Motivasi1
0,455
Motivasi2
0,388
Motivasi3
0,554
Motivasi4
0,399
Motivasi5
0,632
Motivasi6
0,408
Motivasi7
0,544
Stres Kerja(Z) Stres kerja1
0,715
Stres kerja2
0,701
Stres kerja3
0,852
Stres kerja4
0,636
Sumber : hasil penelitian dari data primer yang diolah, 2016

0,3494
0,3494
0,3494
0,3494
0,3494
0,3494
0,3494
0,3494
0,3494
0,3494
0,3494
0,3494
0,3494
0,3494
0,3494
0,3494
0,3494
0,3494

Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid

Berdasarkan hasil uji validitas dapat disimpulkan bahwa semua item
pernyataan pada variabel independen , variabel dependen dan variabel moderating
adalah valid. Hal ini dapat dilihat dari r hitung lebih besar dari r tabel oleh sebab
itu dapat dilanjutkan untuk mengolah data selanjutnya.
5.4.2. Uji Reliabilitas
Setelah dilakukan uji validitas, selanjutnya adalah melakukan uji
reliabilitas data yaitu dengan melihat nilai cronbach’s alpha. Apabila nilai
cronbach’s alpha lebih besar dari 0,7 maka kuesioner penelitian tersebut
dinyatakan reliabel (Ghozali, 2013), seperti terlihat dalam Tabel 5.11:
Tabel 5.11.
Uji Reliabilitas
Cronbach
Batas
Variabel
Alpha
Reliabilitas
Kinerja Auditor (Y)
0,899
0,7
Pelaksanaan Standar Audit (X1)
0,975
0,7
Motivasi (X2)
0,755
0,7
Stres Kerja (Z)
0,857
0,7
Sumber: hasil penelitian dari data primer yang diolah, 2016

Keterangan
Reliabel
Reliabel
Reliabel
Reliabel

Universitas Sumatera Utara

53

Hasil pengujian seperti yang terlihat pada Tabel 5.11 menunjukkan bahwa
nilai cronbach’s alpha untuk semua variabel lebih besar dari 0,7 maka dapat
disimpulkan bahwa semua instrumen tersebut adalah reliabel.
5.5.

Statistik Deskriptif
Gambaran yang diperoleh dari jawaban atas kuesioner mengenai variabel

penelitian yang dapat dilihat pada Tabel 5.12.
Tabel 5.12.
Descriptive Statistics
Pelaksanaan Standar Audit (X1)
Motivasi (X2)
Kinerja Auditor (Y)
Stres Kerja (Z)

N

Minimum

Maximum

Mean

32
32
32
32

3,438
2,313
4,094
1,813

4,563
3,250
4,313
2,438

4,245
2,598
4,188
2,125

Std.
Deviation
14,60857
3,22728
3,13088
3,13153

Sumber : Hasil penelitian, 2016
Dari 32 (tiga puluh dua) sampel yang disertakan pada penelitian ini,
variabel pelaksanaan standar audit mempunyai skor jawaban terendah adalah
3,438 dan skor jawaban tertinggi adalah 4,563 sehingga rata-rata (mean) jumlah
skor jawaban pelaksanaan standar audit adalah 4,245. Hal ini menunjukkan bahwa
pelaksanaan standar audit diatas rata-rata nilai mean seluruh variabel yaitu 3,289
artinya pelaksanaan standar audit dalam kinerja auditor pada Inspektorat
Kabupaten Aceh Timur sudah cukup baik.
Variabel motivasi mempunyai skor jawaban terendah adalah 2,313 dan
skor jawaban tertinggi adalah 3,250 sehingga rata-rata (mean) jumlah skor
jawaban motivasi adalah 2,598. Hal ini menunjukkan bahwa motivasi dibawah
rata-rata nilai mean seluruh variabel yaitu 3,289 artinya motivasi dalam kinerja
auditor pada Inspektorat Kabupaten Aceh Timur belum baik.

Universitas Sumatera Utara

54

Variabel stres kerja mempunyai skor jawaban terendah adalah 1,813 dan
skor jawaban tertinggi adalah 2,438 sehingga rata-rata (mean) jumlah skor
jawaban stres kerja adalah 2,125. Hal ini menunjukkan bahwa stres kerja dibawah
rata-rata nilai mean seluruh variabel yaitu 3,289 artinya responden mengalami
stres kerja dalam kinerja auditor pada Inspektorat Kabupaten Aceh Timur.
Sedangkan untuk variabel kinerja auditor pada Inspektorat Kabupaten
Aceh Timur diketahui bahwa skor terendah dari jawaban responden adalah 4,094
dan skor tertinggi dari jawaban responden adalah 4,313 sehingga rata-rata (mean)
total jumlah skor jawaban kinerja auditor pada Inspektorat Kabupaten Aceh Timur
adalah 4,188. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja auditor pada Inspektorat
Kabupaten Aceh Timur diatas rata-rata nilai mean seluruh variabel yaitu 3,289
atau dengan kata lain bahwa kinerja auditor pada Inspektorat Kabupaten Aceh
Timur sudah baik.

5.6.

Hasil Uji Asumsi Klasik
Pengujian analisis ini perlu dibuat terlebih dahulu apakah data tersebut

bisa dilakukan pengujian model regresi. Pengujian asumsi klasik terdiri dari
pengujian normalitas, multikolinearitas dan pengujian heteroskedastisitas,
sedangkan untuk pengujian autokorelasi tidak perlu dilakukan.
5.6.1. Hasil Uji Normalitas
Untuk mengetahui apakah data berdistribusi secara normal dapat
dilakukan dengan melakukan pengujian, Ada dua cara yang digunakan yaitu
analisis grafik dan uji statistik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Jika signifikansi nilai
Kolmogorov-Smirnov (K-S) lebih besar dari 0,05 maka dapat dinyatakan bahwa

Universitas Sumatera Utara

55

data terdistribusi secara normal, adapun hasil pengujian normalitas KolmogorovSmirnov (K-S) dapat dilihat pada tabel 5.13.
1. Analisis grafik

Grafik 5.1. Histogram
Sumber: hasil penelitian dari data primer yang diolah, 2016

Grafik 5.2. Normal P-Plot
Sumber: hasil penelitian dari data primer yang diolah, 2016

Universitas Sumatera Utara

56

Pada analisis grafik, pengujian dilakukan dengan melihat grafik histogram
dan grafik normal p-p plot. Grafik histogram di atas menggambarkan pola
distribusi yang seimbang dan normal. Hasil yang sama ditunjukkan pada grafik
normal p-p plot, dimana terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dan
penyebarannya mendekati garis diagonal. Kedua grafik ini menunjukkan bahwa
model regresi tidak menyalahi asumsi normalitas.
2. Uji Statistik
Berdasarkan hasil uji normalitas dengan menggunakan uji Kolmogorov
Smirnov dapat disimpulkan bahwa data mempunyai distribusi normal. Jika nilai
probabilitas asymp.sig (2-tailed) pada uji Kolmogorov Smirnov lebih besar dari
0,05 maka dapat dinyatakan bahwa data berdistribusi normal, sebaliknya jika
probabilitas asymp.sig (2-tailed) lebih kecil dari 0,05 disimpulkan bahwa data
berdistribusi tidak normal.
Tabel 5.13.
Uji Normalitas Data dengan Uji Kolmogorov – Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N
Normal
Mean
Parametersa,b Std. Deviation
Most
Absolute
Extreme
Positive
Differences
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : Hasil penelitian, 2016

32
,0000000
1,61560243
,229
,113
-,229
1,294
,070

Universitas Sumatera Utara

57

Berdasarkan Tabel 5.13 dapat dilihat bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov
sebesar 0,229 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,07. Karena nilai asymp.sig
(2-tailed) lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan data berdistribusi normal.
5.6.2 Uji multikolinieritas
Tabel 5.14.
Uji Multikolinieritas
Coefficients a
Unstandardized
Coefficients
Model
1 (Constant)
Pelaksanaan
Standar Audit
Motivasi

B
-,583
,180

Std. Error
3,090
,023

-,034

,103

Collinearity
Statistics

Standardized
Coefficients
Sig.
,852
,000

Tolerance

,841

t
-,189
7,885

,808

1,238

-,035

-,329

,744

,808

1,238

Beta

VIF

a. Dependent Variable: Kinerja Auditor
Sumber : Hasil penelitian, 2016
Pada Tabel 5.14. terlihat bahwa variabel pelaksanaan standar audit dan
motivasi memiliki nilai tolerance

0,1 atau sama dengan nilai Variance Inflation

Factor (VIF) dari masing-masing variabel

10. Ini menunjukkan bahwa diantara

variabel independen tidak terjadi multikolinieritas.
5.6.3. Uji heteroskedastisitas
1.

Analisis grafik Plot

Grafik 5.3 Scatterplot
Sumber : Hasil penelitian, 2016

Universitas Sumatera Utara

58

Uji heteroskedastisitas terhadap data menyimpulkan bahwa model regresi
tidak terjadi heteroskedastisitas. Hal ini dapat dilihat dari scatterplot dimana
penyebaran titik-titik yang menyebar secara acak, tidak membentuk sebuah pola
tertentu yang jelas, serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada
sumbu Y (Ghozali, 2013).

5.7.

Pengujian Hipotesis Pertama
Setelah diperoleh kesimpulan bahwa tidak terdapat pelanggaran pengujian

asumsi klasik dan model sudah dapat digunakan untuk melakukan analisis regresi
berganda, maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian hipotesis
pertama yaitu pelaksanaan standar audit dan motivasi berpengaruh positif secara
simultan dan parsial terhadap kinerja auditor pada Inspektorat Kabupaten Aceh
Timur. Untuk melihat pengaruh secara simultan yaitu dengan menggunakan uji
statistik F, sedangkan untuk melihat pengaruh secara parsial yaitu dengan
menggunakan uji statistik t.
5.7.1. Uji statistik F
Hasil pengujian statistik F (uji simultan) pada pelaksanaan standar audit
dan motivasi berpengaruh positif signifikan secara simultan terhadap kinerja
auditor pada Inspektorat Kabupaten Aceh Timur diperoleh hasil sebagaimana
terdapat pada Tabel 5.15, yaitu:
Tabel 5.15. Uji Statistik F
ANOVAa
Model
Sum of Squares
1 Regression
222,960
Residual
80,915
Total
303,875
a. Dependent Variable: Kinerja Auditor

Df
2
29
31

Mean Square
111,480
2,790

F
39,954

Sig.
.000b

b. Predictors: (Constant), Motivasi, Pelaksanaan Standar Audit

Sumber : Hasil penelitian, 2016

Universitas Sumatera Utara

59

Berdasarkan Tabel 5.15. nilai F hitung 39,954 lebih besar dari nilai F tabel
3,33. Karena nilai F hitung lebih besar dari F tabel dan nilai signifikansi F sebesar
0,000 lebih kecil dari α=0,05 maka Ho ditolak atau hipotesis yang diajukan
diterima. Hal ini berarti jika pelaksanaan standar audit dan motivasi secara
bersama-sama mengalami kenaikan, maka akan berdampak pada kenaikan kinerja
auditor pada Inspektorat Kabupaten Aceh Timur pada taraf signifikansi α = 0,05,
demikian juga berlaku untuk sebaliknya.

5.7.2. Uji statistik t
Hasil pengujian statistik t (uji parsial) pada pelaksanaan standar audit dan
motivasi terhadap kinerja audior pada Inspektorat Kabupaten Aceh Timur
diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 5.16. Uji Statistik t
Coefficients a
Unstandardized
Coefficients
Model
1 (Constant)
Pelaksanaan Standar Audit
Motivasi

B
-,583
,180
-,034

Std. Error
3,090
,023
,103

Standardized
Coefficients
Beta
,841
-,035

t
-,189
7,885
-,329

Sig.
,852
,000
,744

a. Dependent Variable: Kinerja Auditor
Sumber : Hasil penelitian, 2016
Berdasarkan hasil pengujian pada Tabel 5.16. kriteria pengambilan
keputusan menggunakan nilai signifikasi t pada taraf signifikansi 5% dan nilai t
tabel sebesar 2,045 maka secara parsial pengaruh masing-masing variabel
independen terhadap variabel dependen diuraikan sebagai berikut.
Variabel pelaksanaan standar audit memiliki tingkat signifikansi sebesar
0,000 lebih kecil dari α = 0,05, nilai t hitung sebesar 7,885 lebih besar dari t tabel

Universitas Sumatera Utara

60

2,045 dan koefisien regresi yang bernilai positif sehingga dapat disimpulkan
bahwa Ho ditolak atau hipotesis yang diajukan diterima. Maka variabel
pelaksanaan standar audit berpengaruh positif signifikan terhadap variabel kinerja
auditor pada Inspektorat Kabupaten Aceh Timur.
Variabel motivasi memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,744 lebih besar
dari α = 0,05, nilai t hitung yaitu -,329 lebih kecil dari t tabel sebesar 2,045 dan
koefisien regresi yang bernilai negatif sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho
diterima atau hipotesis yang diajukan ditolak. Maka variabel motivasi
berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap variabel kinerja auditor pada
Inspektorat Kabupaten Aceh Timur.
Setelah diteliti variabel motivasi berpengaruh negatif dan tidak signifikan
disebabkan oleh pernyataan dalam kuesioner yang dinilai kurang sesuai dengan
maksud dari variabel motivasi itu sendiri. Jawaban dari responden untuk
pernyataan setuju untuk (3) dan netral untuk (4) dinilai tidak ada konsistensi atas
jawaban yang dinyatakan. Hal ini juga terbukti dari nilai rata-rata jawaban
responden pada tabel 5.12 berada pada nilai rata-rata 2,598 lebih rendah dari ratarata nilai mean seluruh variabel yaitu 3,289 yang berarti motivasi belum baik.
5.7.3. Persamaan regresi hipotesis pertama
Berdasarkan uji hipotesis yang telah dilakukan, maka model regresi ialah:
Y = -0,583 + 0,180 X1 - 0,034 X2
Pada model regresi ini, nilai konstanta tercantum sebesar -0,583 dapat
diartikan jika variabel bebas dalam model diasumsikan sama dengan nol, secara
rata- rata variabel diluar model tetap akan mengurangi kinerja auditor pada
Inspektorat Kabupaten Aceh Timur sebesar 0,583 satuan.

Universitas Sumatera Utara

61

Dari persamaan di atas dapat kita lihat bahwa koefisien dari variabel
independen pelaksanaan standar audit menunjukkan angka positif sementara
motivasi menunjukkan angka negatif, hal ini berarti bahwa hubungan antara
pelaksanaan standar audit dan motivasi dengan kinerja auditor pada Inspektorat
Kabupaten Aceh Timur adalah negatif maka jika semakin baik pelaksanaan
standar audit maka semakin baik kinerja auditor namun jika semakin baik
motivasi, maka belum tentu semakin baik pula kinerja auditor pada Inspektorat
Kabupaten Aceh Timur. Artinya jika pelaksanaan standar audit mengalami
kenaikan sebesar satu satuan maka akan meningkatkan kinerja auditor pada
Inspektorat Kabupaten Aceh Timur sebesar 0,180 satuan. Jika motivasi
mengalami penurunan sebesar satu satuan maka akan menurunkan kinerja auditor
pada Inspektorat Kabupaten Aceh Timur sebesar 0,034 satuan.
5.7.4. Koefisien determinasi
Tabel 5.17.
Nilai Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Std. Error of the
Model
R
R Square
Adjusted R Square
Estimate
a
1
.857
,734
,715
1,67038
a. Predictors: (Constant), Motivasi, Pelaksanaan Standar Audit
b. Dependent Variable: Kinerja Auditor
Sumber : Hasil penelitian, 2016
2

Nilai R square (R ) atau nilai koefisien determinasi pada intinya mengukur
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.
2

2

Nilai R adalah diantara nol dan satu. Nilai R yang kecil berarti kemampuan
variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat
terbatas.

Universitas Sumatera Utara

62

Dari Tabel 5.17. diketahui nilai R square (R2) adalah sebesar 0,734 atau
73,4%. Namun jika independen variabel lebih dari satu, maka sebaiknya untuk
melihat kemampuan variabel memprediksi variabel dependen, nilai yang
2

2

digunakan adalah nilai adjusted R . Nilai adjusted R sebesar 0,715 mempunyai
arti bahwa variabel dependen mampu dijelaskan oleh variabel independen sebesar
71,5%. Dengan kata lain 71,5% perubahan dalam kinerja auditor pada Inspektorat
Kabupaten Aceh Timur mampu dijelaskan variabel pelaksanaan standar audit dan
motivasi dan sisanya sebesar 28,5 % dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang
tidak diikutkan dalam penelitian ini.

5.8.

Pengujian Hipotesis Kedua
Pengujian hipotesis kedua ini menggunakan analisis regresi berganda

dengan uji residual, dan variabel moderating berupa stres kerja. Penggunaan
variabel moderating ini dimaksudkan untuk membuktikan hipotesis bahwa
variabel stres kerja dapat memoderasi hubungan variabel pelaksanaan standar
audit dan motivasi dengan variabel kinerja auditor pada Inspektorat Kabupaten
Aceh Timur. Hasil persamaan pengujian regresi hipotesis kedua dalam penelitian
ini terlihat pada tabel 5.18, sebagai berikut:
Tabel 5.18.
Hasil Pengujian Regresi Hipotesis Kedua
Coefficients a
Model
1 (Constant)
Pelaksanaan
Standar Audit
Motivasi

Unstandardized Coefficients
B
Std. Error
17,876
4,303
-,141
,032
,077

,144

Standardized Coefficients
Beta
-,657

t
4,155
-4,431

Sig.
,000
,000

,079

,532

,599

a. Dependent Variable: Stres Kerja
Sumber : Hasil penelitian, 2016

Universitas Sumatera Utara

63

Model (a) dari hipotesis kedua: Z = 17,876 - 0,141 X1 + 0,077 X2
Tabel 5.19 Hasil Uji Residual
Coefficients a
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
B
Std. Error
Beta
851,426
188,939
41,250
14,607
,458

Model
1 (Constant)
Kinerja
Auditor
a. Dependent Variable: abs_res
Sumber : Hasil penelitian, 2016

t
4,506
2,824

Sig.
,000
,008

Model (a) diatas untuk hipotesis kedua bertujuan untuk mendapatkan nilai
residual dari variabel moderating. Nilai residual dari model (a) digunakan sebagai
variabel independen pada model (b). Dari hasil uji model (b) akan diperoleh
kesimpulan apakah variabel stres kerja bisa disebut variabel moderating atau
tidak. Sebuah variabel bisa dikatakan sebagai variabel moderating apabila nilai
signifikan < dari nilai α = 0,05 dan memiliki nilai koefisien yang negatif.
Hasil pengujian model (b) terlihat pada tabel 5.19 diatas, dan dari tabel
tersebut model uji residual dapat diformulasikan dalam bentuk persamaan, yaitu
sebagai berikut:
|e| = 851,426 + 41,250 Y
Berdasarkan hasil uji residual yang telah dilakukan diketahui bahwa
tingkat signifikansi kinerja auditor pada Inspektorat Kabupaten Aceh Timur
adalah sebesar 0,008 lebih kecil dari α = 0,05 dan koefisien regresi yang bernilai
positif yaitu 41,250 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel stres kerja adalah
merupakan variabel moderating yang memperlemah hubungan antara pelaksanaan
standar audit dan motivasi dengan kinerja auditor pada Inspektorat Kabupaten
Aceh Timur.

Universitas Sumatera Utara

64

Dari kesimpulan diatas dapat diketahui bahwa responden dalam
melaksanakan kerja audit tidak merasakan stres. Stres tidak menggagu responden
dalam pekerjaan audit.

5.9.

Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian ini meneliti tentang pengaruh pelaksanaan standar audit dan

motivasi dimana stres kerja sebagai moderating terhadap kinerja auditor pada
Inspektorat Kabupaten Aceh Timur.

5.9.1. Pengaruh pelaksanaan standar audit terhadap kinerja auditor pada
Inspektorat Kabupaten Aceh Timur
Hasil pengujian pengaruh parsial pada variabel pelaksanaan standar audit
terhadap variabel kinerja auditor pada Inspektorat Kabupaten Aceh Timur
menggunakan uji t dan diperoleh hasil tingkat signifikansi pelaksanaan standar
audit sebesar 0,000 yang lebih kecil dari α = 0,05 dan koefisien regresi 0,180. Hal
ini menunjukkan bahwa pelaksanaan standar audit berpengaruh positif dan
signifikan terhadap variabel kinerja auditor pada Inspektorat Kabupaten Aceh
Timur.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Sutoyo
(2009) menyatakan bahwa pelaksanaan standar audit aparat pengawasan
fungsional pemerintah berpengaruh terhadap kinerja auditor.
Pelaksanaan standar audit dilaksanakan sesuai amanah Peraturan Menteri
Pemberdayaan Aparatur Negara Nomor : PER/05/M.PAN/03/2008 tentang
Standar Audit APIP yang merupakan ukuran mutu minimal untuk melakukan

Universitas Sumatera Utara

65

audit yang wajib dipedomani oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP)
dalam melaksanakan audit.
Pelaksanaan standar audit sudah memberikan pengaruh signifikan terhadap
kinerja auditor pada Inspektorat Kabupaten Aceh Timur. Hal ini terbukti dari nilai
rata-rata jawaban responden pada tabel 5.7 berada pada nilai rata-rata 4,245 lebih
tinggi dari rata-rata nilai mean seluruh variabel yaitu 3,289 yang berarti
pelaksanaan standar audit cukup baik. Untuk itu pelaksanaan standar audit perlu
ditingkatkan agar kinerja auditor pada Inspektorat Kabupaten Aceh Timur
menjadi lebih baik.

5.9.2. Pengaruh motivasi terhadap kinerja auditor pada Inspektorat
Kabupaten Aceh Timur
Hasil pengujian pengaruh parsial pada variabel motivasi terhadap variabel
kinerja auditor pada Inspektorat Kabupaten Aceh Timur menggunakan uji t dan
diperoleh hasil tingkat signifikansi pelaksanaan standar audit sebesar 0,744 yang
lebih besar dari α = 0,05 dan koefisien regresi -,034. Hal ini menunjukkan bahwa
motivasi berpengaruh negatif dan tidak

Dokumen yang terkait

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Auditor dengan Stres Kerja Sebagai Variabel Moderating pada Inspektorat Kabupaten Aceh Timur

0 0 16

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Auditor dengan Stres Kerja Sebagai Variabel Moderating pada Inspektorat Kabupaten Aceh Timur

0 0 2

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Auditor dengan Stres Kerja Sebagai Variabel Moderating pada Inspektorat Kabupaten Aceh Timur

0 0 9

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Auditor dengan Stres Kerja Sebagai Variabel Moderating pada Inspektorat Kabupaten Aceh Timur

0 0 21

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Auditor dengan Stres Kerja Sebagai Variabel Moderating pada Inspektorat Kabupaten Aceh Timur

0 0 3

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Auditor dengan Stres Kerja Sebagai Variabel Moderating pada Inspektorat Kabupaten Aceh Timur

0 0 17

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Samosir dengan Pengawasan Inspektorat sebagai Variabel Moderating Chapter III VI

0 0 38

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Aparat Pengawasan Intern Pemerintah dengan Reward sebagai Variabel Moderating pada Inspektorat Kabupaten Tapanuli Utara Chapter III VI

0 0 64

Analisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Auditor Inspektorat Provinsi Sumatera Utara dengan Motivasi Auditor sebagai Variabel Moderating

0 0 16

Analisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Auditor Inspektorat Provinsi Sumatera Utara dengan Motivasi Auditor sebagai Variabel Moderating Chapter III VI

0 0 44