Hubungan Kualitas Kehidupan Kerja dengan Kinerja Perawat di Rumah Sakit Swasta Kota Medan Tahun 2015 Chapter III VI

BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1

Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain

deskriptif korelasi dengan pendekatan pengamatan sewaktu (cross sectional).
Desain korelasi bertujuan untuk menganalisis hubungan antara dua variabel atau
lebih, tanpa melakukan perubahan, tambahan atau manipulasi terhadap data yang
sudah ada (Arikunto, 2013).
3.2

Lokasi Dan Waktu Penelitian

3.2.1 Lokasi Penelitian
Lokasi dalam penelitian ini adalah ruang rawat inap Rumah Sakit Imelda
Medan. Pemilihan lokasi didasarkan pada pertimbangan belum pernah dilakukan
penelitian sejenis dan ditemukannya masalah kualitas kehidupan kerja
3.2.2


Waktu Penelitian
Waktu penelitian dimulai dari penyusunan proposal penelitian sampai

penyusunan hasil penelitian yaitu dari bulan Januari s/d Agustus tahun 2015.
3.3

Populasi dan Sampel

3.3.1

Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah perawat pelaksana yang bekerja di

ruang rawat inap rumah sakit Imelda Medan sebanyak 134 orang.

37
Universitas Sumatera Utara

3.3.2


Sampel
Untuk

menentukan

jumlah

sampel

yang

akan

diteliti,

peneliti

menggunakan rumus sampel untuk penelitian korelasi yang dikutip dari Wahyuni
& Azhar (2011) sebagai berikut:


n = 57
Keterangan:
n

: besar sampel minimum



: deviat baku alfa



: deviat baku beta

r

: korelasi minimal yang dianggap bermakna
Berdasarkan perhitungan rumus tersebut, maka didapatkan sampel


sebanyak 57 orang perawat pelaksana di Rumah Sakit Imelda tahun 2015. Cara
dalam memilih sampel adalah dengan metode simple random sampling dimana
masing-masing sampling atau unit populasi memiliki peluang yang sama untuk
terpilih menjadi sampel. Cara penarikan sampel dengan cara undian. Kriteria
inklusi penelitian ini adalah tidak sedang menjalankan cuti atau tugas belajar dan
kriteria eksklusi tidak dapat ditemui dan menolak berpartisipasi dalam penelitian.

Universitas Sumatera Utara

3.4

Metode Pengumpulan Data
Ada dua jenis data yang dikumpulkan dalam penlitian ini yaitu:
a. Data primer
Setelah mengetahui jumlah sampel yang dibutuhkan, maka tahap
selanjutnya adalah menentukan sampel dengan cara undian yaitu
mengambil satu persatu kertas yang berisi nama-nama responden,
sehingga dari 134 orang diperoleh sampel 57 orang yang menjadi
responden. Selanjutnya peneliti membagikan kuesioner dengan cara
mendatangi langsung ke ruangan responden. Kuesioner mengacu pada

variabel yang diteliti yaitu berisi pernyataan tentang kualitas kehidupan
kerja dan kinerja perawat
b. Data sekunder
Data sekunder diperoleh dari data atau catatan di bagian administrasi
Rumah Sakit Imelda Medan, meliputi data yang relevan dengan tujuan
penelitian seperti jumlah perawat, jumlah pasien, jadwal dinas perawat.

3.5
3.5.1

Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji Validitas
Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau

kesahihan suatu instrumen. Tujuan dari Content Validity Index (CVI) adalah untuk
menilai relevansi dari masing-masing item terhadap apa yang akan di ukur oleh
peneliti. Para ahli diberikan pertanyaan dan diminta pendapatnya tentang
kuesioner kualitas kehidupan kerja dan kinerja.

Universitas Sumatera Utara


Content Validity Index (CVI) merupakan penilaian/beban maksimum
melalui tenaga ahli dari tiap keterkaitan item. Suatu prosedur yang dinilai tenaga
ahli dengan item pada poin skala 4 (dari 1 = tidak relevan sampai 4 = sangat
relevan). Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberi nilai cronbach alpha
minimal > 0,80 atau lebih tinggi maka akan semakin baik reliabelnya (Polit &
Beck, 2012).
Uji validitas dilakukan pada 3 orang yang expert di bidangnya. Para expert
menganalisa dan menilai kuisioner penelitian tentang kualitas kehidupan kerja dan
kinerja. Hasil uji validitas diperoleh data bahwa nilai CVI untuk kuesioner
kualitas kehidupan kerja adalah 0,830 dan kinerja 0,870 dimana lebih besar dari
0,80 artinya kuesioner sudah valid.
3.5.2 Reliabilitas
Koefisien reliabilitas adalah indikator yang penting dari suatu mutu
instrumen. Pengukuran tidak dapat dipercaya bila tidak menyediakan tes yang
cukup dari hipotesis peneliti. Jika data tidak benar terhadap konfirmasi dari
prediksi, kemungkinan adalah instrumen tidak reliabel, sehingga tidak
memerlukan

hubungan


yang

diharapkan

tidak

ada.

Interpretasi

untuk

membandingan tingkatan kelompok, koefisien berkisar 0,70 pada umumnya
adekuat, walaupun koefisien 0,80 atau yang lebih besar sangat diinginkan (Polit &
Beck, 2012).
Hasil CVI instrumen yang sudah valid diuji coba (pilot study) untuk
mengetahui kehandalan dari pada instrumen, menilai pemahaman dan persepsi
responden tentang instrumen. Uji instrumen ini dilakukan di Rumah Sakit Bunda


Universitas Sumatera Utara

Thamrin. Kuesioner penelitian dibagikan kepada 30 perawat, kemudian semua
kuesioner kembali dengan lengkap dan terisi sesuai dengan yang diharapkan oleh
peneliti dengan hasil seluruh item pertanyaan tentang kualitas kehidupan kerja
perawat dengan nilai Cronbach Alpha = 0,802 dan item pertanyaan tentang
kinerja dengan nilai Cronbach Alpha = 0,817. Dengan demikian seluruh item
pertanyaan untuk mengukur variabel penelitian dinyatakan valid dan reliabel
sehingga layak digunakan untuk penelitian.
3.6

Variabel dan Definisi Operasional
Variabel yang dioperasionalkan dalam penelitian ini adalah semua variabel

yang terkandung dalam hipotesis yang telah dirumuskan. Variabel tersebut adalah
kualitas kehidupan kerja perawat (variabel independen) dan kinerja (variabel
dependen).
Tabel 3.1
Definisi Operasional Penelitian Hubungan Kualitas Kehidupan Kerja
dengan Kinerja di Rumah Sakit Swasta di Kota Medan Tahun 2015

No

Variabel

1

Variabel
Independen
Kualitas
kehidupan
kerja

Defenisi
Operasional

Cara Ukur

Alat
Ukur


Hasil
Ukur

Skala

Kualitas kehidupan
kerja adalah
persepsi-persepsi
perawat pelaksana
terhadap rumah
sakit Imelda bahwa
perawat pelaksana
merasa aman,
merasa puas dan
mendapat
kesempatan
mampu tumbuh
dan berkembang
selayaknya


Dengan
mengukur
seluruh
variabel
kualitas
kehidupan
kerja
sebanyak 45
soal

Kuesi
oner

Skor 45
s/d 180.

Interval

Universitas Sumatera Utara

2

Kompensasi

3

Komunikasi

4

Keselamatan
lingkungan
kerja

manusia dengan
indikator
kompensasi,
komunikasi,
keselamatan
lingkungan kerja,
penyelesaian
konflik,
keterlibatan
perawat, fasilitas
yang tersedia,
pengembangan
karir, rasa bangga
terhadap
perusahaan, rasa
aman terhadap
pekerjaan
Persepsi perawat
pelaksana rumah
sakit Imelda
mengenai imbalan
yang diterima yang
sesuai dengan
beban kerja yang
telah dilakukan
seperti gaji, bonus
dan insentif
Persepsi perawat
pelaksana
mengenai
komunikasi di
rumah sakit Imelda
seperti komunikasi
antara perawat
dengan rekan kerja,
atasan dan pihak
manajemen
Persepsi perawat
pelaksana
mengenai adanya
program
penjaminan
keselamatan
lingkungan kerja di
rumah sakit Imelda
seperti kecelakaan

Dengan
mengukur
seluruh
variabel
kompensasi
sebanyak 5
soal

Kuesi
oner

Skor 5
s/d 20.

Interval

Dengan
mengukur
seluruh
variabel
komunikasi
sebanyak 5
soal

Kuesi
oner

Skor 5
s/d 20.

Interval

Dengan
mengukur
seluruh
variabel
keselamatan
lingkungan
kerja
sebanyak 5
soal

Kuesi
oner

Skor 5
s/d 20.

Interval

Universitas Sumatera Utara

5

Penyelesaian
masalah

6

Keterlibatan
perawat

7

Fasilitas yang
tersedia

8

Pengembang
an karir

kerja, pencegahan
infeksi nosokomial
Persepsi perawat
pelaksana
mengenai
keterlibatan atasan
dan pihak
manajemen dalam
penyelesaian
masalah yang
terjadi di dalam
keperawatan
seperti masalah
antar perawat di
ruangan atau
masalah antar
ruangan di rumah
sakit Imelda
Keikutsertaan
perawat pelaksana
dalam berbagai
pengambilan
keputusan yang
terkait dengan
pengambilan
keputusan di rumah
sakit Imelda seperti
rapat tim, rapat
evaluasi
Persepsi perawat
pelaksana
mengenai
tersedianya fasilitas
kesehatan yang
disediakan rumah
sakit Imelda untuk
menunjang
pekerjaan perawat
seperti sarana
rekreasi sebagai
sarana refresing
serta sarana
konseling
Kesempatan yang
diberikan rumah
sakit Imelda

Dengan
mengukur
seluruh
variabel
penyelesaian
masalah
sebanyak 5
soal

kuesio Skor 5
ner
s/d 20.

Interval

Dengan
mengukur
seluruh
variabel
keterlibatan
perawat
sebanyak 5
soal

Kuesi
oner

Skor 5
s/d 20.

Interval

Dengan
mengukur
seluruh
variabel
fasilitas yang
tersedia
sebanyak 5
soal

Kuesi
oner

Skor 5
s/d 20.

Interval

Dengan
mengukur
seluruh

kuesio Skor 5
ner
s/d 20.

Interval

Universitas Sumatera Utara

9

Rasa bangga

10

Rasa aman

11

Variabel
Dependen
Kinerja
perawat

kepada perawat
pelaksana untuk
mengikuti
pengembangan
pribadi seperti
pendidikan dan
pelatihan serta
kursus singkat
Persepsi perawat
pelaksana
mengenai adanya
perasaan terhormat
menjadi karyawan
di rumah sakit
Imelda seperti rasa
memiliki dan rasa
ikut bertanggung
jawab
Persepsi perawat
pelaksana
mengenai adanya
program jaminan
keamanan dari
rumah sakit Imelda
seperti adanya
jaminan dari
pemutusan
hubungan kerja
sepihak dan bebas
dari ancaman

variabel
pengembanga
n karir
sebanyak 5
soal

Hasil kerja yang
dilakukan perawat
pelaksana
dalam
memberikan
pelayanan kepada
pasien di rumah
sakit
Imelda
meliputi kuantitas
kerja,
kualitas
kerja, pengetahuan
tentang pekerjaan,
kreativitas,
kerjasama,
tanggung
jawab,

Dengan
mengukur
seluruh
variabel rasa
bangga
sebanyak 5
soal

Kuesi
oner

Skor 5
s/d 20.

Interval

Dengan
mengukur
seluruh
variabel rasa
aman
sebanyak 5
soal

Kuesi
oner

Skor 5
s/d 20.

Interval

Dengan
mengukur
seluruh
variabel
kinerja
sebanyak 28
soal

Kueso Skor 28
ner
s/d 112.

Interval

Universitas Sumatera Utara

inisiatif

3.7 Metode Pengukuran
Instrumen pengukuran data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner
terstruktur yang dikembangkan berdasarkan komponen variabel kualitas
kehidupan kerja dan kinerja yang terkait dengan karakteristik perawat pelaksana.
Berdasarkan tujuan penelitian, peneliti membuat karakteristik kuesioner
dengan dua kelompok jenis kuesioner sebagai berikut :
1. Kuesioner Kualitas Kehidupan Kerja
Kuesioner ini mengukur kualitas kehidupan kerja perawat pelaksana
berdasarkan persepsi dari perawat pelaksana sendiri, yang terdiri dari subvariabel
kompensasi, komunikasi, keselamatan lingkungan kerja, penyelesaian konflik,
keterlibatan karyawan, fasilitas yang tersedia, pengembangan karir, rasa bangga
terhadap perusahaan, rasa aman terhadap pekerjaan. Terdiri dari 36 item
pernyataan positif dan 9 pernyataan negatif yang dikembangkan berdasarkan
konsep teori dari Cascio (2003), Dessler (1984) dan Skrovan (1983). Adapun
penentuan skornya, adalah indikator-indikator dari semua variabel dalam
penelitian ini yang dijabarkan dalam item-item pernyataan, kuesioner ini diukur
dengan menggunakan skala Likert dimana setiap pernyataan diberi range skor 1
sampai 4 dengan ketentuan sebagai berikut : untuk pernyataan positif : (4) sangat
setuju, (3) setuju, (2) tidak setuju, (1) sangat tidak setuju dan untuk pernyataan
negatif : (4) sangat tidak setuju, (3) tidak Setuju, (2) setuju, (1) sangat setuju
(Sugiyono, 2000).

Universitas Sumatera Utara

2. Kuesioner Kinerja
Kuesioner ini mengukur kinerja perawat pelaksana berdasarkan persepsi
dari perawat pelaksana sendiri, yang dikembangkan berdasarkan konsep teori dari
Gomes (2003) dan Umar (2002). Kuesioner berjumlah 28 (dua puluh delapan)
pernyataan subvariabel antara lain adalah kuantitas kerja, kualitas kerja,
pengetahuan tentang pekerjaan, kreativitas, kerjasama, tanggung jawab, inisiatif.
Terdiri dari 21 pernyataan positif dan 7 pernyataan negatif. Adapun penentuan
skor kuesioner ini diukur dengan menggunakan skala Likert dimana setiap
pernyataan diberi range skor 1 sampai 4 dengan ketentuan sebagai berikut : untuk
pernyataan positif : (4) selalu, (3) sering, (2) kadang-kadang, (1) tidak pernah dan
untuk pernyataan negatif : (4) tidak pernah, (3) kadang-kadang, (2) sering, (1)
selalu (Sugiyono, 2000).
3.8 Metode Analisis Data
3.8.1

Analisis Univariat
Analisis ini dilakukan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik masing-masing variabel yang diteliti, sehingga kumpulan data
tersebut dapat disederhanakan dan diringkas menjadi informasi yang berguna.
Dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase
(Hastono, 2007). Analisis univariat dilakukan untuk mengetahui distribusi
frekuensi yang berkaitan dengan karakteristik responden dan seluruh variabel
kualitas kehidupan kerja dan kinerja.

Universitas Sumatera Utara

3.8.2 Analisis Bivariat
Analisis bivariat pada penelitian ini menggunakan statistik parametrik,
yaitu uji korelasi Product Moment untuk melihat hubungan antara variabel
independen (kualitas kehidupan kerja) dengan variabel dependen (kinerja).
Confidence Level yang digunakan dalam penelitian ini adalah 95% dengan nilai
p sebesar 0,05. Bila nilai p kurang dari taraf signifikan yang ditentukan 5%,
maka Ha diterima dan Ho ditolak maka disimpulkan ada hubungan positif
(tingkat korelasi rendah) dan signifikan antara kualitas kehidupan kerja dengan
kinerja perawat di Rumah Sakit Imelda Medan.
3.8

Pertimbangan Etik
Penelitian ini dilakukan setelah mendapat persetujuan dari komisi etik

penelitian Bidang Kesehatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Dengan memperhatikan aspek-aspek etika penelitian yang mliputi : Informed
Consent, anonymity dan confidentiality dengan uraian sebagai berikut:
3.8.1

Informed Consent
Sebelum dilakukan pengumpulan data, setiap responden terlebih dahulu

menandatangani lembar persetujuan responden (informed Consent) setelah
mendapatkan penjelasan tentang tujuan dan pelaksanaan penelitian ini.
3.8.2

Anonimity
Memberikan jaminan terhadap identitas diri dalam penggunaan subjek

penelitian dengan cara tidak mencantumkan nama responden pada lembar
kuesioner yang akan dibagikan untuk diisi jawaban oleh responden.

Universitas Sumatera Utara

3.8.3

Confidentiality
Memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun

masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin
kerahasiaan oleh peneliti, informasi dalam penelitian ini semata-mata hanya untuk
kepentingan penelitian.

Universitas Sumatera Utara

BAB 4
HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Awal mula pembentukan Yayasan Imelda adalah sebuah klinik bersalin
kecil yang bernama Klinik Bersalin Imelda, berdiri pada tahun 1979 di jalan Bilal
No.103, Medan. Klinik bersalin ini sedemikian majunya, sehingga oleh
pendirinya dr Rosa Dalima bersama suaminya dr H. R. I. Ritonga, MSc, klinik
bersalin ini dikembangkan menjadi sebuah rumah sakit umum yang bernama
Rumah Sakit Umum Imelda, berdiri pada tahun 1986. Perlu pula dijelaskan pada
sejarah ini bahwa nama IMELDA adalah nama dari kedua dari pasangan pendiri
yayasan ini, yang saat pendirian yayasan pendirian tersebut menyatakan citacitanya untuk menjadi dokter. Klinik bersalin kecil ini pula berubah menjadi
sebuah gedung di jalan Bilal No.103 A, sekarang No.24 A. Saat ini, rumah sakit
ini telah pula berkembang pesat. Pada tahun 2004 Rumah Sakit Imelda mendapat
kesehatan dari Departemen Tenaga Kerja untuk menjadi Rumah Sakit Imelda
Pekerja Indonesia (RS. IPI). Tahun demi tahun berbagai perkembangan terjadi di
Rumah Sakit ini mulai dari kapasitas tempat tidur sampai kepada peralatanperalatan kedokteran dan lainya yang diperlukan untuk mendukung pemberian
pelayanan prima yang sesuai dengan motto dari rumah sakit. Perkembangan di RS
IPI juga terkait dengan peningkatan jumlah pasien yang meminta pelayanan di RS
IPI ini (Rumah Sakit Imelda, 2015).

48

Universitas Sumatera Utara

Status Rumah Sakit Umum Imelda adalah Rumah Sakit Swasta tipe B non
pendidikan. Visi Rumah Sakit Umum Imelda Pekerja Indonesia menjadi Rumah
Sakit rujukan dan pendidikan dengan standart joint comitte internasional (JCI)
tahun 2020. Misi rumah sakit Imelda adalah (1) memberikan pelayanan kesehatan
mengacu pada standart medik yang dikeluarkan oleh persatuan profesi masingmasing keahlian di Indonesia yang terus disempurnakan oleh RS sesuai kondisi
dan berorientasi kepada pelayanan yang bermutu, (2) memberikan pelayanan
dengan mengutamakan kebutuhan pasien dan keluarga, (3) memberikan pelayanan
dengan mengutamakan keamanan dan keselamatan pasien, (4) mengembangkan
budaya komunikasi informasi, dan edukasi serta melibatkan pasien dan keluarga
dan pelayanan, (5) mengembangkan budaya akademik yang mengutamakan
peningkatan kualitas sumber daya manusia bekerja di RS, (6) mengembangkan
budaya

komunikasi

dan

kerjasama

tim

yang

komprehensif.

Falsafah

mengutamakan kepuasan pelanggan secara utuh. Motto memberikan pelayanan
prima (Rumah sakit Imelda, 2015).
4.2 Uji Asumsi
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah distribusi data dengan
menggunakan berdistribusi normal dengan nilai angka signifikan

p > 0,05.

Maksud asumsi normalitas adalah variabel Y berdistribusi normal untuk tiap
pengamatan variabel X yang dapat diketahui dari plot residual. Apabila data
menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model
regresi memenuhi asumsi normalitas atau apabila angka signifikan p > 0,05 maka
data berdistribusi normal.

Universitas Sumatera Utara

Uji normalitas sebaran dilakukan pada variabel kualitas kehidupan kerja
dan kinerja sebelum mendapat intervensi. Analisis untuk uji normalitas ini
menggunakan teknik Kolmogorov-Smirnov. Hasil uji normalitas untuk variabel
kualitas kehidupan kerja dengan nilai p > 0,05 (p = 0,544) dan kinerja dengan
nilai p > 0,05 (p = 0,137) yang berarti berdistribusi normal. Pada uji linieritas titik
tersebar secara acak, serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada
sumbu Y sehingga terbukti bahwa bentuk distribusinya normal dan asumsi
normality terpenuhi.
4.3 Analisis Univariat
Analisis univariat dalam penelitian ini adalah untuk melihat distribusi
frekuensi masing-masing variabel. Adapun variabel tersebut akan dijelaskan
sebagai berikut:
4.3.1 Distribusi frekuensi usia, jenis kelamin, pendidikan, dan lama bekerja
Adapun
mendeskripsikan

analisis

univariat

masing-masing

ini

adalah

karakteristik

untuk

menjelaskan

responden

yang

atau
diteliti

sebagaimana diuraikan pada penjelasan berikut. Karakteristik responden yang
diteliti pada penelitian ini terdiri dari usia, jenis kelamin, pendidikan dan masa
kerja dengan banyak responden 57 orang. Berdasarkan usia, mayoritas perawat
berusia diantara 22-30 tahun sebanyak 31 orang (54,39%), berdasarkan jenis
kelamin mayoritas berjenis kelamin perempuan sebanyak 36 orang (63,2%),
berdasarkan pendidikan mayoritas berpendidikan D-III sebanyak 41 orang
(71,93%), berdasarkan lama kerja mayoritas lama kerja 1-4 tahun sebanyak 42
orang (73,68%).

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur, Jenis
kelamin, Pendidikan dan Lama kerja Perawat di Rumah Sakit
Imelda Medan Tahun 2015
Umur
22-30 tahun
31-42 tahun
Jumlah
Jenis kelamin
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
Pendidikan
SPK
D-III
S-1
Jumlah
Lama kerja
1-4 tahun
5-10 tahun
Jumlah

Jumlah
31
26
57
Jumlah
21
36
57
Jumlah
1
41
15
57
Jumlah
42
15
57

Persentase (%)
54,39
45,61
100
Persentase (%)
36,84
63,16
100
Persentase (%)
1,75
71,93
26,32
100
Persentase (%)
73,68
26,32
100

4.3.2 Variabel Kualitas Kehidupan Kerja
Hasil penelitian distribusi frekuensi berdasarkan kualitas kehidupan kerja
menunjukkan bahwa rata-rata/mean dari jawaban kualitas kehidupan kerja adalah
133,67 dengan standar deviasi sebesar 2,286 nilai paling rendah adalah 129 nilai
paling tinggi adalah 139.
Tabel 4.2 Nilai Mean, Median, Minimum, Maksimum, dan Standar Deviasi
Kualitas Kehidupan Kerja Perawat di Rumah Sakit Imelda
Tahun 2015, (n=57).
Kualitas Kehidupan Kerja
Nilai
Mean
133,67
Median
134,00
Min-Max
122-139
Standar deviasi
2,286
Tahap selanjutnya berdasarkan analisis diperoleh data bahwa dari 57 orang
perawat pelaksana mayoritas menyatakan kualitas kehidupan kerja diatas rata-rata
sebanyak 29 orang (50,88%) dan dibawah rata-rata sebanyak 28 orang (49,12%).

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Kualitas Kehidupan Kerja Perawat di Rumah
Sakit Imelda Tahun 2015, (n=57).
Kualitas kehidupan kerja
Baik (diatas mean)
Buruk (dibawah mean)
Total

Jumlah
29
28
57

Persentase (%)
50,88
49,12
100

4.3.3. Kompensasi yang Seimbang di Rumah Sakit Imelda Medan
Hasil penelitian berdasarkan jawaban perawat pelaksana pada pernyataan
kompensasi yang seimbang menunjukkan dari 57 orang responden, diperoleh
informasi mengenai kompensasi bahwa 50,9% menyatakan kompensasi yang
diterima sudah sesuai dengan beban pekerjaannya, tetapi 82,55 menyatakan
sistem pemberian gaji belum berjalan dengan baik, dengan demikian mayoritas
responden merasa komponsasi yang diberikan belum sesuai.
Tabel 4.4. Distribusi Jawaban Perawat Pelaksana Tentang Kompensasi yang
Seimbang di Rumah Sakit Imelda Medan Tahun 2015

No
1

2

3

4

5

Pernyataan
Saya
memperoleh
gaji yang adil sesuai
dengan
pekerjaan
yang
telah
saya
lakukan
Saya merasa sistem
pemberian
penghargaan
di
rumah sakit ini sudah
sesuai
Pemberian gaji sudah
mempertimbangkan
kesejahteraan
para
perawat
Sistem
pemberian
gaji belum berjalan
dengan baik
Saya merasa rumah

SS

Jawaban
S
TS
F %
f
%

STS
f
%

Jumlah

F

%

f

%

2

3,5 16 28,1

33

57,9

6

10,5 57 100,0

4

7,0

7 12,3

45

78,9

1

1,8

57 100,0

1

1,8

9 15,8

44

77,2

3

5,3

57 100,0

6

10,5 10 17,5

40

70,2

1

1,8

57 100,0

6

10,5 23 40,4

28

49,1

0

0,0

57 100,0

Universitas Sumatera Utara

No

SS

Pernyataan
F

S
%

F

Jawaban
TS
%
f
%

STS
f
%

Jumlah
f

%

sakit
telah
memberikan
gaji
yang
kompetitif
dengan rumah sakit
lainnya
Tahap selanjutnya adalah analisis berdasarkan skor di setiap pernyataan.
Skala interval yang telah ditetapkan untuk komponen kompensasi yang telah
diterima adalah 5 untuk nilai minimum dan 20 untuk nilai maksimum.
Berdasarkan perhitungan statistik yang dilakukan maka data hasil analisis
univariat diperoleh rata-rata/mean dari jawaban kompensasi adalah 14,67 dengan
standar deviasi sebesar 1,492 nilai paling rendah adalah 11 nilai paling tinggi
adalah 19.
Tabel 4.5. Nilai Mean, Median, Minimum, Maksimum, dan Standar Deviasi
dari komponen kompensasi
Kompensasi yang Seimbang
Nilai
Mean
14,67
Median
15,00
Min-Max
11-19
Standar deviasi
1,492
4.3.4. Komunikasi di Rumah Sakit Imelda Medan
Hasil penelitian berdasarkan jawaban perawat pelaksana pada pernyataan
komunikasi menunjukkan dari 57 orang responden, diperoleh informasi mengenai
komunikasi adalah 100% menyatakan pertukaran informasi berjalan dengan baik,
tetapi 38,6% responden menyatakan komunikasi belum baik, dengan demikian
mayoritas responden merasa komunikasi sudah sesuai.
Tabel 4.6. Distribusi Jawaban Perawat Pelaksana Tentang Komunikasi di
Rumah Sakit Imelda Medan Tahun 2015
No
Pernyataan
Jawaban
Jumlah

Universitas Sumatera Utara

SS
f
Kepala
ruangan
menyampaikan
informasi
kepada
perawat
pelaksana
dengan cepat
7 Pertukaran informasi
diantara
perawat
berjalan dengan baik
8 Informasi yang perlu
diketahui
bersama
oleh seluruh staf di
unit
kerja
dikomunikasikan
dengan baik
9 Komunikasi antara
perawat dengan tim
kesehatan lain di
rumah sakit berjalan
dengan baik
10 Kebijakan baru di
rumah
sakit
diinformasikan
dengan baik

S
%

F

TS
%

F

%

f

STS
%

f

%

6

9

15,8 35 61,4

11

19,3

2

3,5

57 100,0

2

3,5 55 96,5

0

0,0

0

0,0

57 100,0

2

3,5 43 75,4

10

17,5

2

3,5

57 100,0

1

1,8 40 70,2

16

28,1

0

0,0

57 100,0

1

1,8 34 59,6

20

35,1

2

3,5

57 100,0

Tahap selanjutnya adalah analisis berdasarkan skor di setiap pernyataan.
Skala interval yang telah ditetapkan untuk komponen komunikasi adalah 5 untuk
nilai minimum dan 20 untuk nilai maksimum. Berdasarkan perhitungan statistik
rata-rata/mean dari jawaban komunikasi adalah 15,04 dengan standar deviasi
sebesar 0,680 nilai paling rendah adalah 13 nilai paling tinggi adalah 17.

Tabel 4.7. Nilai Mean, Median, Minimum,
dari komponen komunikasi
Komunikasi
Mean
Median
Min-Max
Standar deviasi

Maksimum, dan Standar Deviasi
Nilai
15,04
15,00
13-17
0,680

Universitas Sumatera Utara

4.3.5. Keselamatan Lingkungan Kerja di Rumah Sakit Imelda Medan
Hasil penelitian berdasarkan jawaban perawat pelaksana pada pernyataan
keselamatan lingkungan kerja diperoleh informasi mengenai keselamatan
lingkungan kerja adalah 98,3% menyatakan sudah sesuai, tetapi 78,9% responden
menyatakan keselamatan lingkungan kerja yang dilaksanakan belum berjalan
dengan baik, dengan demikian mayoritas responden merasa keselamatan
lingkungan kerja sudah sesuai.
Tabel 4.8. Distribusi Jawaban Perawat Pelaksana Tentang Keselamatan
Lingkungan Kerja di Rumah Sakit Imelda Medan Tahun 2015.
Jawaban
Jumlah
No
Pernyataan
SS
S
TS
STS
f
% F %
f
%
f
%
f
%
11 Pihak rumah sakit
menyediakan
alur 20 35,1 36 63,2 1
1,8
0
0,0 57 100,0
evakuasi
12 Saya
merasa
mendapat
tekanan 6 10,5 6 10,5 41 71,9 4
7,0 57 100,0
dari kepala ruangan
13 Pencahayaan
di
rumah sakit sudah 23 40,4 30 52,6 2
3,5
2
3,5 57 100,0
cukup terang
14 Apabila
terjadi
kecelakaan
dalam
bekerja, pihak rumah 33 57,9 20 35,1 1
1,8
3
5,3 57 100,0
sakit tidak segera
menangani
15 Lantai rumah sakit
37 64,9 16 28,1 2
3,5
2
3,5 57 100,0
tidak licin
Tahap selanjutnya adalah analisis berdasarkan skor di setiap pernyataan.
Skala interval yang telah ditetapkan untuk komponen kompensasi yang telah
diterima adalah 5 untuk nilai minimum dan 20 untuk nilai maksimum.
Berdasarkan perhitungan statistik yang dilakukan rata-rata/mean dari jawaban

Universitas Sumatera Utara

keselamatan lingkungan kerja adalah 15,04 dengan standar deviasi sebesar 0,680
nilai paling rendah adalah 13 nilai paling tinggi adalah 17.
Tabel 4.9. Nilai Mean, Median, Minimum, Maksimum, dan Standar Deviasi
dari Komponen Keselamatan Lingkungan Kerja
Keselamatan Lingkungan Kerja
Nilai
Mean
15,04
Median
15,00
Min-Max
13-17
Standar deviasi
0,680
4.3.6. Penyelesaian Masalah di Rumah Sakit Imelda Medan
Hasil penelitian berdasarkan jawaban perawat pelaksana diperoleh
informasi

mengenai

penyelesaian

masalah

adalah

96,5%

menyatakan

penyelesaian masalah yang diterima sudah sesuai, tetapi 31,5% responden
menyatakan penyelesaian masalah yang dilaksanakan belum berjalan dengan baik,
dengan demikian mayoritas responden merasa penyelesaian masalah yang
diberikan sudah sesuai.
Tabel 4.10. Distribusi Jawaban Perawat Pelaksana Tentang Penyelesaian
Masalah di Rumah Sakit Imelda Medan Tahun 2015
Jawaban
Jumlah
No
Pernyataan
SS
S
TS
STS
f
% F %
f
%
f
%
f
%
16 Kepala
unit
keperawatan jarang
membantu
19 33,3 35 61,4 2
3,5
1
1,8 57 100,0
menyelesaikan
masalah yang terjadi
dibagian keperawatan
17 Kepala
ruangan
membantu
menyelesaikan setiap
11 19,3 41 71,9 5
8,8
0
0,0 57 100,0
ada konflik dengan
rekan kerja atau
dalam pekerjaan
18 Setiap permasalahan
yang
berhubungan 20 35,1 35 61,4 0
0,0
2
3,5 57 100,0
dengan pelaksanaan

Universitas Sumatera Utara

No

SS

Pernyataan
f

S
%

F

Jawaban
TS
%
f
%

pelayanan
keperawatan
dilaporkan pada rapat
atau laporan harian
19 Saya merasa bahwa
kepala ruangan tidak
menanggapi keluhan 13 22,8 36 63,2
atau masalah yang
saya hadapi
20 Saya puas dengan
penyelesaian masalah
atau konflik yang 7 12,3 32 56,1
dilakukan oleh kepala
ruangan

STS
f
%

Jumlah
f

%

6

10,5

2

3,5

57 100,0

10

17,5

8

14,0 57 100,0

Tahap selanjutnya adalah analisis berdasarkan skor di setiap pernyataan.
Skala interval yang telah ditetapkan untuk komponen penyelesaian masalah yang
telah diterima adalah 5 untuk nilai minimum dan 20 untuk nilai maksimum.
Berdasarkan perhitungan statistik yang dilakukan rata-rata/mean dari jawaban
penyelesaian masalah adalah 15,95 dengan standar deviasi sebesar 1,042 nilai
paling rendah adalah 14 nilai paling tinggi adalah 18.
Tabel 4.11. Nilai Mean, Median, Minimum, Maksimum, dan Standar Deviasi
dari komponen Penyelesaian Masalah
Penyelesaian Masalah
Nilai
Mean
15,95
Median
16,00
Min-Max
14-18
Standar deviasi
1,042

4.3.7. Keterlibatan Perawat di Rumah Sakit Imelda Medan
Hasil penelitian berdasarkan jawaban perawat pelaksana diperoleh
informasi mengenai keterlibatan karyawan adalah 93,0% menyatakan keterlibatan

Universitas Sumatera Utara

karyawan sudah sesuai, tetapi 56,1% responden menyatakan keterlibatan
karyawan yang dilaksanakan belum berjalan dengan baik.
Tabel 4.12. Distribusi Jawaban Perawat Pelaksana Tentang Keterlibatan
Perawat di Rumah Sakit Imelda Medan Tahun 2015
Jawaban
Jumlah
SS
S
TS
STS
No
Pernyataan
f
% F %
f
%
f
%
f
%
21 Pihak rumah sakit
memberikan
kesempatan kepada
perawat untuk terlibat
di
dalam 7 12,3 38 66,7 8 14,0 4
7,0 57 100,0
pengambilan
keputusan
tentang
tugas-tugas
keperawatan
22 Pihak rumah sakit
jarang memberikan
2 3,5 31 54,4 24 42,1 0
0,0 57 100,0
tanggapan terhadap
usulan perawat
23 Pihak
manajemen
menyediakan kotak
saran atas keluhan 8 14,1 17 29,8 32 56,1 0
0,0 57 100,0
yang dirasakan oleh
perawat
24 Kepala
ruangan
memberikan
wewenang
penuh 19 33,3 33 57,9 2
3,5
3
5,3 57 100,0
dalam melaksanakan
tugas keperawatan
25 Kepala
ruangan
memberikan
tanggung
jawab
14 24,6 39 68,4 4
7,0
0
0,0 57 100,0
penuh
dalam
melaksanakan tugas
keperawatan
Tahap selanjutnya adalah analisis berdasarkan skor di setiap pernyataan.
Skala interval yang telah ditetapkan untuk komponen keterlibatan perawat adalah
5 untuk nilai minimum dan 20 untuk nilai maksimum. Berdasarkan perhitungan
statistik yang dilakukan rata-rata/mean dari jawaban keterlibatan perawat adalah

Universitas Sumatera Utara

15,02 dengan standar deviasi sebesar 0,719 nilai paling rendah adalah 13 nilai
paling tinggi adalah 17.
Tabel 4.13. Nilai Mean, Median, Minimum, Maksimum, dan Standar Deviasi
dari komponen Keterlibatan Perawat
Keterlibatan Perawat
Nilai
Mean
15,02
Median
15,00
Min-Max
13-17
Standar deviasi
0,719
4.3.8. Fasilitas yang Tersedia di Rumah Sakit Imelda Medan
Hasil penelitian berdasarkan jawaban perawat pelaksana diperoleh
informasi mengenai fasilitas yang tersedia adalah 100% menyatakan fasilitas yang
tersedia yang diterima sudah sesuai dengan pekerjaannya, tetapi 78,9% responden
menyatakan fasilitas yang tersedia belum memadai, dengan demikian mayoritas
responden merasa fasilitas yang tersedia yang diberikan sudah sesuai.
Tabel 4.14. Distribusi Jawaban Perawat Pelaksana Tentang Fasilitas yang
Tersedia di Rumah Sakit Imelda Medan Tahun 2015
Jawaban
Jumlah
No
Pernyataan
SS
S
TS
STS
f
% F %
f
%
f
%
f
%
26 Rumah
sakit
menyediakan ruang
25 43,9 30 52,6 1
1,8
1
1,8 57 100,0
perawatan
untuk
perawat
27 Rumah
sakit
menyediakan pantry 16 28,1 41 71,9 0
0,0
0
0,0 57 100,0
untuk perawat
28 Pihak rumah sakit
tidak menyediakan
peralatan kesehatan
17 29,8 37 64,9 2
3,5
1
1,8 57 100,0
yang lengkap untuk
menunjang pekerjaan
perawat
29 Rumah
sakit
menyediakan
5 8,8 7 12,3 30 52,6 15 26,3 57 100,0
program
rekreasi
sebagai
sarana

Universitas Sumatera Utara

No

SS

Pernyataan
f

S
%

F

Jawaban
TS
%
f
%

refresing
bagi
staff/perawat
30 Pihak rumah sakit
menyediakan
29 50,9 25 43,9
program
konseling
untuk perawat

1

STS
f
%

1,8

2

3,5

Jumlah
f

%

57 100,0

Tahap selanjutnya adalah analisis berdasarkan skor di setiap pernyataan.
Skala interval yang telah ditetapkan untuk komponen fasilitas yang tersedia yang
telah diterima adalah 5 untuk nilai minimum dan 20 untuk nilai maksimum.
Berdasarkan perhitungan statistik rata-rata/mean dari jawaban fasilitas yang
tersedia adalah 14,61 dengan standar deviasi sebesar 0,726 nilai paling rendah
adalah 13 nilai paling tinggi adalah 16.
Tabel 4.15. Nilai Mean, Median, Minimum, Maksimum, dan Standar Deviasi
dari komponen Fasilitas yang Tersedia
Fasilitas yang Tersedia
Nilai
Mean
14,61
Median
15,00
Min-Max
13-16
Standar deviasi
0,726
4.3.9. Pengembangan Karir di Rumah Sakit Imelda Medan
Hasil penelitian berdasarkan jawaban perawat pelaksana diperoleh
informasi

mengenai

pengembangan

karir

adalah

86,0%

menyatakan

pengembangan karir yang diterima sudah sesuai, tetapi 73,6% responden
menyatakan pengembangan karir yang dilaksanakan belum berjalan dengan baik,
dengan demikian mayoritas responden merasa pengembangan karir yang
diberikan sudah sesuai.
Tabel 4.16. Distribusi Jawaban Perawat Pelaksana Tentang Pengembangan
Karir di Rumah Sakit Imelda Medan Tahun 2015

Universitas Sumatera Utara

No

SS

Pernyataan
f

S
%

F

Jawaban
TS
%
f
%

31 Sistem
kenaikan
pangkat di rumah 3 5,3 15 26,3
sakit ini sudah jelas
32 Pihak rumah sakit
memberi kesempatan
untuk
16 28,1 33 57,9
mengembangkan diri
melalui
pelatihanpelatihan
33 Kepala
unit
keperawatan kurang
memperhatikan
5 8,8 10 17,5
upaya
peningkatan
keterampilan
para
perawat
34 Pihak rumah sakit
tidak
pernah
3 5,3 35 61,4
memikirkan jenjang
karir seluruh perawat
35 Telah teredia pola
pengembangan karir 0 0,0 40 70,2
bagi perawat

STS
F
%

Jumlah
f

%

29

50,9

10

17,5 57 100,0

7

12,3

1

1,8

34

59,6

8

14,0 57 100,0

18

31,6

1

1,8

57 100,0

13

22,8

4

7,0

57 100,0

57 100,0

Tahap selanjutnya adalah analisis berdasarkan skor di setiap pernyataan.
Skala interval yang telah ditetapkan untuk komponen pengembangan karir yang
telah diterima adalah 5 untuk nilai minimum dan 20 untuk nilai maksimum.
Berdasarkan perhitungan statistik rata-rata/mean dari jawaban komponen
pengembangan karir adalah 13,82 dengan standar deviasi sebesar 1,377 nilai
paling rendah adalah 11 nilai paling tinggi adalah 18.
Tabel 4.17. Nilai Mean, Median, Minimum, Maksimum, dan Standar Deviasi
dari komponen Pengembangan Karir
Pengembangan Karir
Nilai
Mean
13,82
Median
14,00
Min-Max
11-18
Standar deviasi
1,377

Universitas Sumatera Utara

4.3.10. Rasa Bangga Terhadap Institusi di Rumah Sakit Imelda Medan
Hasil penelitian berdasarkan jawaban perawat pelaksana diperoleh
informasi mengenai rasa bangga terhadap institusi adalah 50,9% menyatakan
bangga terhadap institusi, tetapi 80,7% responden menyatakan belum bangga
terhadap institusi, dengan demikian mayoritas responden merasa belum bangga
terhadap institusi.
Tabel 4.18. Distribusi Jawaban Perawat Pelaksana Tentang Rasa Bangga
Terhadap Institusi di Rumah Sakit Imelda Medan Tahun 2015
Jawaban
Jumlah
SS
S
TS
STS
No
Pernyataan
f
% F %
f
%
f
%
f
%
36 Saya bangga bekerja
2 3,5 16 28,1 33 57,9 6 10,5 57 100,0
di rumah sakit ini
37 Saya merasa senang
bekerja di rumah 4 7,0 7 12,3 45 78,9 1
1,8 57 100,0
sakit ini
38 Saya
merasa
memiliki kewajiban
1 1,8 9 15,8 44 77,2 3
5,3 57 100,0
untuk menjaga nama
baik rumah sakit
39 Saya tidak merasa
bersalah
jika
6 10,5 10 17,5 40 70,2 1
1,8 57 100,0
melanggar peraturan
rumah sakit
40 Saya
ingin
menghabiskan karir
6 10,5 23 40,4 28 49,1 0
0,0 57 100,0
(pensiun) saya di
rumah sakit ini
Tahap selanjutnya adalah analisis berdasarkan skor di setiap pernyataan.
Skala interval yang telah ditetapkan untuk rasa bangga terhadap institusi adalah 5
untuk nilai minimum dan 20 untuk nilai maksimum. Berdasarkan perhitungan
statistik rata-rata/mean dari jawaban rasa bangga terhadap institusi adalah 15,63
dengan standar deviasi sebesar 0,771 nilai paling rendah adalah 14 nilai paling
tinggi adalah 18.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.19. Nilai Mean, Median, Minimum, Maksimum, dan Standar Deviasi
dari komponen Rasa Bangga Terhadap Institusi
Rasa bangga terhadap institusi
Nilai
Mean
15,63
Median
16,00
Min-Max
14-18
Standar deviasi
0,771
4.3.11. Rasa Aman Terhadap Pekerjaan di Rumah Sakit Imelda Medan
Hasil penelitian berdasarkan jawaban perawat pelaksana diperoleh
informasi mengenai rasa aman terhadap pekerjaan adalah 94,8% menyatakan
sudah aman dalam melaksanakan pekerjaan, tetapi 33,3% responden menyatakan
belum aman dalam melakukan pekerjaan, dengan demikian mayoritas responden
merasa aman dalam melakukan pekerjaan.
Tabel 4.20. Distribusi Jawaban Perawat Pelaksana Tentang Rasa Aman
Terhadap Pekerjaan di Rumah Sakit Imelda Medan Tahun 2015
Jawaban
Jumlah
No
Pernyataan
SS
S
TS
STS
f
% F %
f
%
f
%
f
%
41 Pihak rumah sakit
memberikan program 22 38,6 28 49,1 2
3,5
5
8,8 57 100,0
jaminan kesehatan
42 Program
jaminan
kesehatan di rumah
14 24,6 40 70,2 1
1,8
2
3,5 57 100,0
sakit tidak berjalan
dengan baik
43 Saya senang dengan
program
jaminan
kesehatan
yang 13 22,8 38 66,7 4
7,0
2
3,5 57 100,0
disediakan
rumah
sakit
44 Pihak rumah sakit
memiliki
program
penjaminan
hari 6 10,5 32 56,1 15 26,3 4
7,0 57 100,0
tua/pension bagi staff
di rumah sakit ini
45 Saya
tidak
mencurigai
rekan
17 29,8 37 64,9 1
1,8
2
3,5 57 100,0
sejawat
dalam
melakukan pekerjaan

Universitas Sumatera Utara

No

SS

Pernyataan
f

S
%

F

Jawaban
TS
%
f
%

STS
f
%

Jumlah
f

%

selama ini
Tahap selanjutnya adalah analisis berdasarkan skor di setiap pernyataan.
Skala interval yang telah ditetapkan untuk komponen rasa aman terhadap
pekerjaan adalah 5 untuk nilai minimum dan 20 untuk nilai maksimum.
Berdasarkan perhitungan statistik yang dilakukan rata-rata/mean dari jawaban rasa
aman terhadap pekerjaan adalah 14,56 dengan standar deviasi sebesar 0,535 nilai
paling rendah adalah 14 nilai paling tinggi adalah 16.
Tabel 4.21. Nilai Mean, Median, Minimum, Maksimum, dan Standar Deviasi
dari komponen Rasa Aman Terhadap Pekerjaan
Rasa Aman Terhadap Pekerjaan
Nilai
Mean
14,56
Median
15,00
Min-Max
14-16
Standar deviasi
0,535
4.3.12 Variabel Kinerja
Hasil penelitian berdasarkan jawaban perawat pelaksana diperoleh
informasi mengenai kinerja adalah diatas 64,9% menunjukkan kinerja yang baik
dalam melaksanakan pekerjaan, tetapi 35,1% responden menunjukkan kinerja
yang belum baik dalam melakukan pekerjaan, dengan demikian mayoritas kinerja
responden sudah baik dalam melakukan pekerjaan (terlampir pada tabel 4.22).
Tahap selanjutnya adalah analisis berdasarkan skor di setiap pernyataan.
Skala interval yang telah ditetapkan untuk komponen rasa aman terhadap
pekerjaan adalah 5 untuk nilai minimum dan 20 untuk nilai maksimum.
Berdasarkan perhitungan statistik rata-rata/mean dari kinerja adalah 96,23 dengan

Universitas Sumatera Utara

standar deviasi sebesar 3,789 nilai paling rendah adalah 90 nilai paling tinggi
adalah 103.
Tabel 4.23. Nilai Mean, Median, Minimum, Maksimum, dan Standar Deviasi
dari Kinerja
Kinerja
Nilai
Mean
96,23
Median
95,00
Min-Max
90-103
Standar deviasi
3,789
Tahap selanjutnya adalah analisis statistik menunjukkan bahwa dari 57
mayoritas menyatakan kinerja diatas rata-rata sebanyak 30 orang (52,63%) dan
minoritas dibawah rata-rata sebanyak 27 orang (47,37%).
Tabel 4.24 Distribusi Frekuensi Kinerja Perawat di Rumah Sakit Imelda
Tahun 2015, (n=57).
Kinerja
Jumlah
Persentase (%)
Baik (diatas rata-rata)
30
52,63
Buruk (dibawah rata-rata)
27
47,37
Total
57
100
4.4 Analisis Bivariat
Dibawah ini akan ditampilkan hasil uji statistik untuk hubungan kualitas
kehidupan kerja dengan kinerja perawat di rumah sakit Imelda. Berdasarkan uji
Pearson Corelation ditemukan nilai probabilitas (p) untuk kualitas kehidupan
kerja = 0,452 > 0,05, yang berarti tidak berhubungan secara signifikan dengan
kinerja. Hasil analisis diperoleh nilai corelation coefficient (r) yang bertanda
positif (+) menunjukkan bahwa semakin baik kualitas kehidupan kerja maka
kinerja perawat di Rumah Sakit Imelda Medan semakin tinggi.
Nilai probabilitas (p) untuk kompensasi yang seimbang = 0,014 < 0,05,
yang berarti berhubungan secara signifikan dengan kinerja. Hasil analisis
diperoleh nilai corelation coefficient (r) yang bertanda positif (+) menunjukkan

Universitas Sumatera Utara

bahwa semakin baik kompensasi maka kinerja perawat di Rumah Sakit Imelda
Medan semakin tinggi.
Komponen komunikasi diperoleh nilai (p) = 0,741 > 0,05, yang berarti
tidak berhubungan secara signifikan dengan kinerja. Hasil analisis diperoleh nilai
corelation coefficient (r) yang bertanda positif (-) menunjukkan bahwa semakin
baik komunikasi maka kinerja perawat di Rumah Sakit Imelda Medan semakin
rendah
Nilai probabilitas (p) untuk keselamatan lingkungan kerja = 0,741 > 0,05,
yang berarti tidak berhubungan secara signifikan dengan kinerja. Hasil analisis
diperoleh nilai corelation coefficient (r) yang bertanda positif (-) menunjukkan
bahwa semakin baik keselamatan lingkungan kerja maka kinerja perawat di
Rumah Sakit Imelda Medan semakin rendah.
Berdasarkan komponen penyelesaian masalah diperoleh nilai (p) = 0,008 <
0,05, yang berarti ada berhubungan secara signifikan dengan kinerja. Hasil
analisis diperoleh nilai corelation coefficient (r) yang bertanda positif (-)
menunjukkan bahwa semakin baik penyelesaian masalah maka kinerja perawat di
Rumah Sakit Imelda Medan semakin rendah.

Nilai probabilitas (p) untuk keterlibatan perawat = 0,763 > 0,05, yang
berarti tidak berhubungan secara signifikan dengan kinerja. Hasil analisis
diperoleh nilai corelation coefficient (r) yang bertanda positif (-) menunjukkan
bahwa semakin baik keterlibatan perawat maka kinerja perawat di Rumah Sakit
Imelda Medan semakin rendah.

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan komponen fasilitas yang tersedia diperoleh nilai probabilitas
= 0,811 > 0,05, yang berarti tidak berhubungan secara signifikan dengan kinerja.
Hasil analisis diperoleh nilai corelation coefficient (r) yang bertanda positif (-)
menunjukkan bahwa semakin baik fasilitas yang tersedia maka kinerja perawat di
Rumah Sakit Imelda Medan semakin rendah.
Demikian juga dengan nilai probabilitas (p) untuk pengembangan karir =
0,399 > 0,05, yang berarti tidak berhubungan secara signifikan dengan kinerja.
Hasil analisis diperoleh nilai corelation coefficient (r) yang bertanda positif (+)
menunjukkan bahwa semakin baik pengembangan karir maka kinerja perawat di
Rumah Sakit Imelda Medan semakin rendah.
Berdasarkan uji statistik nilai probabilitas (p) untuk rasa bangga terhadap
institusi = 0,039 < 0,05, yang berarti berhubungan secara signifikan dengan
kinerja. Hasil analisis diperoleh nilai corelation coefficient (r) yang bertanda
positif (+) menunjukkan bahwa semakin baik rasa bangga terhadap institusi maka
kinerja perawat di Rumah Sakit Imelda Medan semakin tinggi.
Berbeda dengan komponen rasa aman terhadap pekerjaan diperoleh nilai
probabilitas (p) = 0,090 > 0,05, yang berarti tidak berhubungan secara signifikan
dengan kinerja. Hasil analisis diperoleh nilai corelation coefficient (r) yang
bertanda positif (+) menunjukkan bahwa semakin baik rasa aman terhadap
pekerjaan maka kinerja perawat di Rumah Sakit Imelda Medan semakin tinggi.
Secara singkat nilai probabilitas dan koefisien korelasi untuk komponen dari
kualitas kehidupan kerja dengan kinerja dapat dilihat dalam tabel dibawah ini.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.25 Hasil Uji Korelasi Pearson Corelation Komponen Kualitas
Kehidupan Kerja dengan Kinerja Perawat Di Rumah Sakit
Imelda Medan tahun 2015
Variabel
r
p
Kualitas kehidupan kerja
0,102
0,452
Kompensasi yang seimbang
0,323
0,014
Komunikasi
-0,045
0,741
Keselamatan lingkungan kerja
-0,045
0,741
Penyelesaian masalah
-0,350
0,008
Keterlibatan perawat
-0,041
0,763
Fasilitas yang tersedia
-0,032
0,811
Pengembangan karir
0,114
0,399
Rasa bangga terhadap institusi
0,274
0,039
Rasa aman terhadap pekerjaan
0,226
0,090

Universitas Sumatera Utara

BAB 5
PEMBAHASAN

5.1.

Hubungan Kompensasi Yang Seimbang dengan Kinerja Perawat di
Rumah Sakit Imelda Tahun 2015
Berdasarkan hasil analisis univariat, nilai mean untuk komponen

kompensasi yang seimbang sebesar 14,67 dimana interval maksimal adalah 19.
Hal ini menunjukkan bahwa penilaian perawat mengenai kompensasi yang
seimbang sudah cukup baik. Berdasarkan uji analisis bivariat, nilai p = 0,014
artinya memiliki hubungan yang signifikan antara kompensasi yang seimbang
dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Imelda Medan, selain itu nilai korelasi r =
0,323 menunjukkan bahwa kompensasi yang seimbang memiliki hubungan positif
dan keeratannya sedang. Semakin seimbang kompensasi yang diberikan maka
semakin tinggi kinerja perawat di Rumah Sakit Imelda Medan. Hasil temuan
tersebut sesuai dengan hasil penelitian Haryanti (2012) yang menyatakan ada
hubungan kompensasi dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Bali Med, namun
hasil temuan ini tidak sesuai dengan penelitian Kuanto (2010) yang menyatakan
tidak ada hubungan antara kompensasi dengan kinerja perawat di Rumah Sakit
Bhakti Yudha Depok.
Cascio (2003), menyatakan sistem imbalan yang diberikan kepada
karyawan harus layak, adil dan memadai, artinya imbalan yang diberikan oleh
organisasi kepada perawat harus memuaskan, sesuai dengan standar hidup
perawat yang bersangkutan serta sesuai dengan standar penggajian yang berlaku
69

Universitas Sumatera Utara

di pasaran kerja. Berdasarkan analisis deskriptif, 82,55% menyatakan sistem
pemberian gaji belum berjalan dengan baik. Dengan demikian, perasaan adil
terhadap pemberian kompensasi belum sepenuhnya berjalan dengan baik. Siagian
(2005) menyatakan sistem imbalan yang tidak memadai menjadi salah satu faktor
yang menyebabkan pekerja sehingga berdampak pada kinerja mereka. Aditama
(2004) juga menyebutkan, bahwa masalah-masalah yang dihadapi perawat antara
lain adalah kurangnya insentif yang diterima perawat. Insentif itu tidak hanya
berbentuk uang, tetapi juga penghargaan-penghargaan lain.
Salah satu motivasi yang efektif adalah pemberian kompensasi dan bonus
haruslah dihubungkan secara langsung, sehingga penerima dapat segera
mengetahui berapa rupiah yang diterima sebagai upah. Bentuk pemberian bonus
yang berorientasi pada penampilan adalah proyek bonus, dimana hasil kerja yang
baik segera diberi hadiah atau bonus yang sesuai. Hal tersebut lebih efektif bila
dibandingkan menunggu beberapa bulan tanpa pemberitahuan yang nyata sampai
saat pemberian bonus di akhir tahun.
5.2 Hubungan Komunikasi dengan Kinerja Perawat di Rumah Sakit Imelda
Tahun 2015
Berdasarkan hasil analisis univariat, nilai mean untuk komponen
komunikasi sebesar 15,04 dimana interval maksimal adalah 17. Hal ini
menunjukkan bahwa penilaian perawat mengenai komunikasi sudah cukup baik.
Berdasarkan uji analisis bivariat, nilai p = 0,741 artinya tidak ada hubungan antara
komunikasi dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Imelda Medan. Hasil temuan
tersebut sesuai dengan hasil penelitian Kuanto (2010) yang menyatakan tidak ada

Universitas Sumatera Utara

hubungan antara komunikasi dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Bhakti
Yudha Depok, namun tidak sesuai dengan penelitian Haryanti (2012) yang
menyatakan bahwa ada hubungan komunikasi dengan kinerja perawat di Rumah
Sakit Bali Med.
Berdasarkan analisis deskriptif, 38,6% responden menyatakan komunikasi
belum berjalan dengan baik. Temuan ini tidak sesuai dengan teori Cascio (2003),
Nawawi (2008) menyebutkan bahwa di setiap lingkungan organisasi atau
perusahaan, karyawan memerlukan komunikasi yang terbuka dalam batas-batas
wewenang dan tanggung jawab masing-masing. Dengan komunikasi yang lancar
maka karyawan akan mendapatkan informasi-informasi penting secara tepat.
Komunikasi juga merupakan bagian penting dalam kehidupan kerja, untuk itu
perlu dikembangkan sistem komunikasi yang terbuka, sebab komunikasi yang
terbuka, dapat mengurangi konflik antar perawat maupun dengan staf rumah sakit
yang lainnya saling pengertian, kerjasama sehingga dapat meningkatkan kinerja
yang lebih baik lagi. Hasil temuan menyatakan bahwa komunikasi belum berjalan
dengan baik. Hal ini berarti terjadinya hambatan komunikasi antara perawat dan
atasan. Perawat tidak mau terbuka terhadap keluhan yang dialami kepadapihak
yayasan rumah sakit. Karyawan masih memiliki katakutan atau kekhawatiran jika
mengadukan suatu keluhan kepada yayasan. Akibatnya informasi terkait masalah
di tempat kerja tidak sampai pada pemecahannya. Hal ini karena pihak yayasan
merasakan kondisi yang baik-baik saja atau yayasan menganggap tidak ada
masalah, di sisi lain walaupun ada masalah dalam komunikasi, kinerja perawat
masih mayoritas baik.

Universitas Sumatera Utara

5.3 Hubungan Keselamatan Lingkungan Kerja dengan Kinerja Perawat di
Rumah Sakit Imelda Tahun 2015
Berdasarkan hasil analisis univariat, nilai mean untuk komponen
keselamatan lingkungan kerja sebesar 15,04 dimana interval maksimal adalah 17.
Hal ini menunjukkan bahwa penilaian perawat mengenai keselamatan lingkungan
kerja sudah cukup baik. Berdasarkan uji analisis bivariat, nilai p = 0,741 artinya
memiliki tidak ada hubungan antara keselamatan lingkungan kerja dengan kinerja
perawat di Rumah Sakit Imelda Medan. Hasil temuan tersebut sesuai dengan hasil
temuan Kuanto (2010) yang menyatakan tidak ada hubungan keselamatan
lingkungan kerja dengan kinerja perawat, namun tidak sesuai dengan penelitian
Haryanti (2012) yang menyatakan ada hubungan keselamatan lingkungan kerja
dengan kinerja perawat.
Berdasarkan analisis deskriptif 78,9% responden menyatakan keselamatan
lingkungan kerja yang dilaksanakan belum berjalan dengan baik. Hal ini tidak
sesuai dengan teori Cascio (2006), Hariandja (2002) mengenai kualitas kehidupan
kerja melalui factor keselamatan lingkungan kerja, seperti contohnya rumah sakit
membentuk komite keselamatan, tim gawat darurat, program keselamatan. Arfida
(2003), menyebutkan bahwa perbaikan-perbaikan di bidang lingkungan kerja
dapat menumbuhkan semangat dan kecepatan kerja, sehingga dapat meningkatkan
kinerja perawat dalam bekerja. Lingkungan kerja yang nyaman dan kondisi kerja
yang manusiawi menurut Sinungan (2007) merupakan prasyarat untuk mencapai
kinerja yang baik.

Universitas Sumatera Utara

Hasil penelitian menunjukkan factor keselamatan lingkungan kerja tidak
berhubungan dengan kinerja perawat ini dikarenakan para perawat di rumah sakit
Imelda sebenarnya sudah memiliki persepsi bahwa sarana kesehatan dan
keselamatan kerja yang sudah ada di ruangan sudah sesuai dengan standar yang
berlaku, mereka merasa sudah memiliki jaminan keamanan dan kenyamanan
bekerja di rumah sakit atau sebagian besar jaminan keselamatan kerja sudah
dipenuhi oleh pihak rumah sakit. Hal lain mungkin karena perawat sudah merasa
cukup mendapatkan keahlian selama pendidikan, sehingga mereka akan bekerja
dengan keyakinan dan professional.
5.4

Hubungan Penyelesaian Masalah dengan Kinerja Perawat di Rumah
Sakit Imelda Tahun 2015
Berdasarkan hasil analisis univariat, nilai mean untuk penyelesaian masalah

sebesar 15,95 dimana interval maksimal adalah 18. Hal ini menunjukkan bahwa
penilaian perawat mengenai penyelesaian masalah sudah cukup baik. Berdasarkan
uji analisis bivariat, nilai p = 0,008 artinya memiliki hubungan yang signifikan
antara penyelesaian masalah dengan