AGRIBISNIS DALAM PERSAINGAN GLOBAL 1

TUGAS
MANAJEMEN AGRIBISNIS

NAMA

: GATHA VESAKHA

STAMBUK

: C 201 15 068

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS TADULAKO
TAHUN 2017

Agribisnis Dalam Persaingan Global
Agribisnis, dengan perkataan lain, adalah cara pandang ekonomi bagi usaha
penyediaan pangan. Sebagai subjek akademik, agribisnis mempelajari strategi memperoleh
keuntungan dengan mengelola aspek budidaya, penyediaan bahan baku, pascapanen,
proses pengolahan, hingga tahap pemasaran.
Pasar global yang mengalami perubahan secara mendasar dan cepat merupakan

suatu tantangan juga sekaligus merupakan peluang bagi pelaku agribisnis di Indonesia.
Manajemen pasokan produk juga harus mampu membuat terobosan-terobasan baru agar
produk yang dijual dapat diterima di pasar domestik khususnya bahkan sampai pasar
dunia. Tetapi jika tidak di waspadai maka produk agribisnis kita akan jatuh ditenggelamkan
dengan produk sejenis yang berasal dari negara lain dalam persaingan yang makin keras.
Merosotnya pangsa pasar domestik yang terjadi saat ini merupakan fakta jelas bahwa
agribisnis Indonesia sudah mulai terjajah dengan produk yang masuk sebagai kompetitor,
ini merupakan pertanda bahwa sangat lemahnya daya saing produk agribisnis Indonesia.
Kalau kita mau mengkaji Indonesia banyak memiliki keunggulan dalam agribisnis,
kita juga memiliki kekayaan ragam hayati baik darat maupun perairan yang terbesar di
dunia, didukung dengan lahan yang relatif luas dan subur serta agroklimat yang bersahabat
dengan agribisnis Indonesia, bahkan dari kekayaan sumberdaya yang dimiliki Indonesia
hampir tak terbatas produk-produk agribisnis yang dapat dihasilkan selain itu Indonesia
juga memiliki sumber daya agribisnis yang baik, banyaknya kelembagaan sosial yang kuat
serta infrastruktur untuk dapat membangun sistem agribisnis.
Sebagai langkah strategis untuk memperkuat daya saing agribisnis di Indonesia
adalah membangun mentalitas kewirausahaan para pelaku agribisnis untuk lebih berinovasi
mengembangkan ide-ide baru yang lebih prospektif menciptakan produk baru dan
membangun model bisnis yang lebih dinamis untuk jangka panjang sebagai kekuatan dasar
untuk memasuki persaingan. Selanjutnya meningkatkan efisiensi sistem teknologi dan

terapan tepat guna, dalam menghasilkan benih unggulan serta mutu yang tinggi sehingga
menurunkan biaya usaha tani sehingga mempengaruhi hargadan pada akhirnya dapat
terjangkau oleh konsumen (masyarakat luas), ramah lingkungan, dan memenuhi standart
internasional. Selain itu membangun jejaring kemitraan dengan kelompok-kelompok tani,

lembaga pembiayaan serta membangun jejaring pasar sosial juga tidak kalah pentingnya,
karena ini merupakan ujung tombak dalam mendongkrak peluang pasar terutama
pemanfaatan media teknologi internet untuk membuka peluang yang lebih luas lagi.
Yang terakhir juga tidak kalah pentingnya adalah dukungan dan komitmen
masyarakat Indonesia untuk lebih mencintai produk-produk dalam negeri dan
membiasakan dalam kehidupan keluarga Indonesia demi terciptanya masyarakat yang
sejahtera serta mempunyai kebanggaan menjadi masyarakat Indonesia yang cinta tanah air.
Kehidupan persaingan dalam era global semakin jelas terlihat dengan mulai
diberlakukannya FTA ASEAN- China yang memberi dampak dalam persaingan agribisnis
Indonesia secara global. Agribisnis merupakan masa depan Indonesia. Perkembangan
sektor pertanian / agribisnis tidak lepas dari perkembangan kebijakan makro. Dengan
demikian keseimbangan makro, yang diambil pemerintah. Tidak hanya masa depan
pertanian. Dimana agribisnis memiliki multiplier effect yang luas pada seluruh bidang
kehidupan. Partai politik sudah seharusnya concern dengan agribisnis dan dapat
menjadikan agribisnis sebagai garapan serius partai politik dalam mengubah kondisi

pertanian Indonesia yang memiliki keunggulan komparatif (comparative advantage) tetapi
tertinggal dalam hal inovasi dan kompetisi global (competitive advantage). Peran nyata
partai politik bisa dalam hal legislasi sebuah payung hukum dan regulasi sebuah kebijakan.
Untuk prospek kontribusi Sumber Daya Alam pertanian dalam arti luas dalam konteks di
mana lingkungan strategis yang memayungi perannya, dalam pembangunan nasional 2009
dan tahun-tahun berikutnya. Menurut beberapa pakar sosial Ekonomi Pertanian bahwa
berapa faktor dalam perkembangan Pertanian. Pertama, globalisasi. Jika strategi
pembangunan makronya tidak dilakukan reorientasi secara mendasar, kondisinya tak akan
banyak berubah, yakni tingkat daya saing bangsa dalam pasar global, terutama sektor
pertanian, tetap rendah. Kedua, krisis kenaikan migas global. Kalau kalangan pejuang
sektor pertanian umumnya hanya pasif dan introvert, maka kemiskinan di sektor pertanian
dan pedesaan akan semakin parah. Selain itu juga akan terjadi opportunity loss yang
mestinya bisa dimanfaatkan untuk investasi baru di sektor pertanian dalam arti luas karena
terjadinya financial overliquidity baik secara global maupun nasional. Ketiga, konstelasi
elite politik nasional. Ini lebih memprihatinkan lagi, mengingat lobi politik kalangan
pertanian maupun posisi tawarnya terhadap kalangan elite politik jauh lebih rendah

dibandingkan sektor lain. Padahal regulasi maupun arah pembangunan di alam demokrasi
amat sangat ditentukan oleh para elite politik yang ada di legislatif, eksekutif, judikatif,
partai-partai, serta media massa yang cenderung lebih memihak kepada orientasi

pembangunan berbasis non-agro dan impor. Bahkan sekarang ini semakin kepada sektor
non-riil. (Other resources material, Dr. Didin S Damanhuri, data diolah Frans Hero K.
Purba).
Jika melihat politik pertanian dunia perlu dipikirkan kembali. Juga produksi bahan
bakar bio energi harus diusahakan tidak dari produk pertanian yang merupakan bahan
pangan bagi manusia. Perkembangan politik pertanian dunia di negara maju
mengkhawatirkan kenaikan harga bahan bakar bio untuk mengisi tangki mobilnya, warga
di sebagian besar belahan Bumi harus bersusah payah mencari pengisi perutnya untuk
kehidupan. Bahan bakar bio merupakan salah satu penyebab dari kenaikan harga bahan
pangan. Sejauh ini, bahan bakar bio biasanya diproduksi dari bahan dasar, yang juga
merupakan bahan makanan manusia. Tetapi bagi perkembangan agribisnis / pertanian
dunia semakin terasa pergolakkannya dizaman era globalisasi sekarang ini. Dan bagaimana
memiliki jaringan pemasaran di dunia akibat dari kekurang percayaan pedagang dari
negara lain terhadap konsistensi negara kita. Penegakan hukum yang tanggung dan kurang
didukung dengan sikap politik dan suasananya. Semoga perkembangan agribisnis dunia
termasuk Indonesia dapat berkembang dengan menghadapi pergolakkan persaingan usaha
yang ada.