MEDIA PEMERINTAH KOTA TEBING TINGGI

Edisi No : 153 | Tahun XIII
September 2015
ISSN 1978 - 8080
ESA HILANG
DUA TERBILANG

SINERGI
REFERENSI

00153

9 771979 800885

TEBING

TINGGI

DELI

• Kita Menghadapi Pasar Tunggal Asean 2015
• Menyongsong Mea 2015, Kita Untung Atau Buntung?

• Mea 2015 : Bagaimana Persiapan Kita ?

MEDIA PEMERINTAH KOTA TEBING TINGGI
SINERGI|MARET 2015

w w w. t e b i n g t i n g g i k o t a . g o . i d

Dari Redaksi

Pimpinan Redaksi
Drs.BAMBANG SUDARYONO

Pembaca budiman…

R

akyat Indonesia saat ini
memiliki harapan besar terhadap pemimpin
tertinggi bangsa: sebuah
harapan besar untuk Indonesia

yang lebih baik.
Perhelatan Pergantian
tahun sudah di depan mata. Seakan
berpacu dengan waktu, pada tahun 2015 ini pula (tepatnya pada
Desember 2015) kita akan dihadapkan pada Masyarakat Ekonomi
ASEAN / MEA (ASEAN Economic Communities). Suatu era
yang menyatukan Negara-negara
di kawasan Asia Tenggara menjadi
“satu basis pasar dan produksi”.
Dimana akan terjadi arus bebas
produk, jasa, investasi, tenaga
kerja, dan modal, yang semuanya
bermuara pada prinsip pasar terbuka bebas hambatan.
Sebab persoalan yang
tengah menghadang di hadapan
kita semua sungguh besar dan
kompleks. Jika kita jujur terhadap kondisi bangsa kita hari ini,
maka akan kita temukan berbagai persoalan multi dimensi

2


dan salah satu persoalan genting
yang menghadang adalah dibukanya Masyarakat Ekonomi Asean
(MEA) pada akhir tahun 2015 dan
persoalan bahari kelautan kita, padahal kualitas sumber daya manusia Indonesia masih cukup lemah.
Berhubungan dengan MEA,
kualitas sumber daya masyarakat
Indonesia akan menjadi pertaruhan
utama. MEA menjadikan masuknya barang dan jasa-jasa ahli
dari negara-negara Asean secara
lebih besar dan terbuka. Konsekuensinya cukup menggelisahkan:
Indonesia akan menjadi pemenang
atau sebaliknya justru menjadi
pecundang.
Ditengah Hiruk pikuk
persiapan pelaksanaan Pilpres 9
Juli 2014, ternyata mungkin hanya
sedikit komponen masyarakat
bangsa ini yang peduli dengan
kesiapan masyarakat dan pemerintah kita menghadapi implementasi

atau pemberlakukan Masyarakat
Ekonomi Asean (MEA) atau
Asean Economic Community
yang akan dilaksanakan pada akhir
2015.
Pembaca sekalian…
Rakyat Indonesia saat ini
memiliki harapan besar terhadap
pemimpin tertinggi bangsa: sebuah
harapan besar untuk Indonesia
yang lebih baik.
Perhelatan Pergantian tahun sudah
di depan mata. Seakan berpacu
dengan waktu, pada tahun 2015
ini pula (tepatnya pada Desember
2015) kita akan dihadapkan pada
Masyarakat Ekonomi ASEAN /
MEA (ASEAN Economic Communities). Suatu era yang menyatukan Negara-negara di kawasan
Asia Tenggara menjadi “satu basis
pasar dan produksi”. Dimana akan

terjadi arus bebas produk, jasa,
investasi, tenaga kerja, dan modal,
yang semuanya bermuara pada
prinsip pasar terbuka bebas hambatan.
Sebab persoalan yang
tengah menghadang di hadapan

kita semua sungguh besar dan
kompleks. Jika kita jujur terhadap kondisi bangsa kita hari ini,
maka akan kita temukan berbagai persoalan multi dimensi
dan salah satu persoalan genting
yang menghadang adalah dibukanya Masyarakat Ekonomi Asean
(MEA) pada akhir tahun 2015 dan
persoalan bahari kelautan kita, padahal kualitas sumber daya manusia Indonesia masih cukup lemah.
Berhubungan dengan MEA,
kualitas sumber daya masyarakat
Indonesia akan menjadi pertaruhan
utama. MEA menjadikan masuknya barang dan jasa-jasa ahli
dari negara-negara Asean secara
lebih besar dan terbuka. Konsekuensinya cukup menggelisahkan:

Indonesia akan menjadi pemenang
atau sebaliknya justru menjadi
pecundang.
Ditengah Hiruk pikuk
persiapan pelaksanaan Pilpres 9
Juli 2014, ternyata mungkin hanya
sedikit komponen masyarakat
bangsa ini yang peduli dengan
kesiapan masyarakat dan pemerintah kita menghadapi implementasi
atau pemberlakukan Masyarakat
Ekonomi Asean (MEA) atau
Asean Economic Community
yang akan dilaksanakan pada akhir
2015.
Tak lupa kami membuat
laporan tentang kegiatan -kegiatan pemerintah serta di rubrik
ragam rim sinergi menyuguhkan
tentang pulau berhala eksotisme
batas negara Pada akhirnya, Kami
memohon maaf atas keterlambatan penerbitan Sinergi untuk

edisi September ini , dikarenakan
kantor pusat Sinergi dalam perbaikkan Pun demikian, kami tak
lupa mengingatkan semua pembaca kesayangan agar mau untuk
menulis dan mengirimkan tulisan
itu kepada kami untuk dimuat. Karena berbagi pengalaman dengan
tulisan akan sangat berharga bagi
kebangunan sebuah peradaban.
Salam hangat dari kami…@

SINERGI|MARET 2015

DAFTAR ISI

SINERGI
REFERENSI TEBING TINGGI DELI

TERBIT SEJAK 16 Juli 2002
SK WALIKOTA TEBING TINGGI
NO.480.05/ 286 TAHUN 2002


KETUA PENGARAH
Ir.Umar Zunaidi Hasibuan, MM
( WaliKota Tebing Tinggi )

WAKIL KETUA PENGARAH
Ir.H.OKI DONI SIREGAR
( Wakil WaliKota Tebing Tinggi )

PENGENDALI
H. Johan Samose Harahap, SH, MSP
(Sekdako Tebing Tinggi Deli )

PENANGGUNG JAWAB
Ir. H. Zainul Halim
(Asisten Administrasi Umum )

m
PIMPINAN REDAKSI

Drs. Bambang Sudaryono

(Kabag Adm. Humas PP)

WAKIL PIMPINAN REDAKSI
Maslina Dalimunthe.SE
(Kasubag Adm. Humas PP)

BENDAHARA :
Zulhadin, SH

KOORDINATOR LIPUTAN
Drs Abdul Khalik, MAP

SEKRETARIS REDAKSI
Dian Astuti
REDAKSI
Rizal Syam, Khairul Hakim, Juanda,
Ulfa Andriani,S.Sos

LAYOUT DESAIN GRAFIS
Aswin Nasution, ST


FOTOGRAFER :

2. SALAM REDAKSI
4. MOMENTUM
6. SINERGITAS
Kita, Menghadapi Pasar Tunggal Asean 2015
8. UTAMA
Menyongsong Mea 2015, Kita Untung Atau Buntung?
Mea 2015 : Bagaimana Persiapan Kita?
Siapkah Kita Menghadapai Masyarakat Ekonomi Asean
(Mea) 2015

14. PENDIDIKAN
Kantor Perpustakaan, Arsip Dan Dokumentasi Kota Tebing Tinggi
Selenggarakan Lomba Perpustakaan Sekolah
16. EKONOMI
Nasionalisme Bisa Juga di Bidang Perekonomian
17. KESEHATAN
Revitalisasi Kb-Kes Menuju Keluarga Sejahtera

18. LINGKUNGAN HIDUP
Walikota Ajak Warga Manfaatkan Pekarangan Rumah
19. LENSA PEMKO
25. PEMKO KITA
39. AGAMA
40. OPINI

41. BUDAYA
52. PUISI

53. CERPEN

54. RAGAM PLURALIS
58. NFO NASIONAL

Sulaiman Tejo, Agung Purnomo

KOORDINATOR DISTRIBUSI
Edi Suardi, S.Sos
Ridwan
Tomy Erlangga

LIPUTAN DAN REPORTER
Wartawan Unit Pemko Tebing Tinggi
Redaksi menerima tulis,photo juga
surat berisi saran penyempurnaan dari
pembaca dengan melampirkan tanda
pengenal (KTP, SIM, Paspor) dan
Redaksi berhak mengubah tulisan sepanjang tidak mengubah isi dan maknanya.
Bagian Administrasi Humasy Pimpinan dan
Protokol Sekreariat Daerah Kota Tebing Tinggi
Jl,Dr Sutomo No : 14 Kota Tebing Tinggi
Eimail :
sinergi@tebingtinggikota.go.id
Facebook :
majalah_sinergi@tebingtinggikota.go.id

SINERGI|MARET 2015

JAJARAN REDAKSI TAHUN 2015
ESA HILANG
DUA TERBILANG

Koordinator Liputan
Pimpinan Redaksi
Wakil Pimpinan Redaksi
Drs.BAMBANG SUDARYONO MASLINA DALIMUNTHE,SE Drs.ABDUL KHALIK,MAP

Redaksi
RIZAL SYAM

Layout Desain Grafis
ASWIN NAST,ST

Koordinator Distributor
EDI SUARDI

Sekretaris Redaksi
DIAN ASTUTI

Distributor
RIDWAN

Bendahara
ZULHADIN, SH

Distributor
TOMY ERLANGGA

Redaksi
JUANDA

Foto Grafer Sinergi
AGUNG PURNOMO

Redaksi
KHARUL HAKIM

Foto Grafer Sinergi
SULAIMAN

3

M
ESA HILANG
DUA TERBILANG

SINERGI|MARET 2015

Momentum

SINERGI|MARET 2015

SINERGITAS

KITA, MENGHADAPI PASAR TUNGGAL
ASEAN 2015

I

SUNGGUH MENCEMASKAN,
SEKALIGUS MEMPRIHATINKAN.
IMPLEMENTASI PASAR TUNGGAL
PERHIMPUNAN BANGSA-BANGSA
ASIA TENGGARA (ASEAN)
SUDAH DI AMBANG PINTU.
NAMUN, KESIAPAN INDONESIA
DAN DAYA SAING PARA PELAKU
USAHA DI DALAM NEGERI,
UNTUK MENGHADAPI ERA
PERDAGANGAN BEBAS ITU,
MASIH MEMPRIHATINKAN.
SOSIALISASI TERHADAP
PEMERINTAH DAERAH DAN
PELAKU USAHA DI DALAM
NEGERI JUGA MASIH SANGAT
MINIM.

repro Internet

nilah situasi warisan pemerintahan Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono (SBY),
yang kurang disosialisasikan kepada rakyat dan dunia
usaha. Siapa pun bakal calon
preiden yang akan terpilih pada
pemilihan presiden, 9 Juli 2014
nanti, harus berhadapan dengan
tantangan ekonomi regional ini.
Hal ini terutama tertuju pada Joko
Widodo (Jokowi), bakal capres
PDI Perjuangan yang sejauh ini
dianggap paling berpotensi untuk
memenangi pilpres 2014.
Sebagai bagian dari ASEAN, Indonesia akan memasuki era
baru pada 2015, dengan terwujudnya ASEAN Economic Community (AEC) atau Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA). ASEAN –yang terdiri dari Indonesia,
Malaysia, Filipina, Singapura,
Thailand, Brunei, Vietnam, Laos,
Myanmar, dan Kamboja— pada
2007 memang sudah menyepakati
integrasi ekonomi melalui MEA.

6

Persetujuan perdagangan
bebas ini akan diimplementasikan
penuh mulai 31 Desember 2015
oleh seluruh anggota, kecuali
Kamboja, Laos, Myanmar, dan
Vietnam. Keempat Negara ini
baru akan berpartisipasi penuh
pada 2018. Pembentukan MEA
dilandaskan pada empat pilar.
Pertama, menjadikan ASEAN
sebagai pasar tunggal dan pusat
produksi. Kedua, menjadi kawasan ekonomi yang kompetitif.
Ketiga, menciptakan pertumbuhan ekonomi yang seimbang, dan
pilar keempat adalah integrasi ke
ekonomi global.
Sebagai pasar tunggal dan
kesatuan basis produksi, akan
terjadi arus bebas atas barang,
jasa, faktor produksi, investasi,
dan modal, serta penghapusan
tarif bagi perdagangan antar negara ASEAN. Hal ini diharapkan
dapat mengurangi kemiskinan dan
kesenjangan ekonomi di antara
negara-negara anggotanya, melalui sejumlah kerjasama yang saling
menguntungkan.

Dari total populasi ASEAN sebanyak 600 juta, penduduk
Indonesia mencapai 250 juta. Ini
menjadi potensi pasar yang besar.
Namun, jika tidak benar-benar
siap, dengan kondisi pasar terbuka
nanti, Indonesia bukannya meraih
untung, tetapi malah bisa buntung.
Sebagai mantan pengusaha mebel, yang harus bersaing dengan
pengusaha mebel dari negara lain,
Jokowi tentunya sangat paham
akan hal ini.
Bukan tidak mungkin,
Indonesia akan mengalami nasib
yang sama, seperti ketika diberlakukannya perjanjian area perdagangan bebas antara ASEAN
dengan China (ASEAN-China
Free Trade Area). Bukannya
mampu menggenjot ekspor, saat
itu Indonesia justru kebanjiran
produk-produk impor dari China,
sehingga neraca perdagangan
menjadi defisit.

SINERGI|MARET 2015

SINERGITAS
Banyak harapan ditujukan
pada MEA. Misalnya, MEA dan
Negara-negara mitra kawasan
bisa menciptakan jaring pengaman keuangan dari krisis global.
Hal ini dapat terjadi jika investasi
saling silang di antara negaranegara anggota meningkat, sehingga mendorong investasi dan
meningkatkan pasar di antara
mereka. Segala bentuk kegiatan di
sektor keuangan memang selalu
mengandung informasi asimetris.
Artinya, risiko krisis selalu ada,
karena sumber krisis bisa datang
dari faktor di luar kemampuan
negara bersangkutan. Hal ini terjadi pada krisis keuangan di Eropa
sekarang, yang dampaknya dirasakan secara global.

negakkan disiplin. Hal ini karena
dengan ASEAN Charter maka
ASEAN telah bertransformasi,
dari kerjasama berdasarkan konsensus menjadi kerjasama yang
mengikat (legally binding).

Upaya mewujudkan MEA
memerlukan cetak-biru, yang memuat unsur-unsur, langkah khusus,
dan kerangka waktu secara komprehensif, bagi pelaksanaan setiap
tahapan hingga 2015. Cetak-biru
itu menampung seluruh perjanjian dan kesepakatan ASEAN di
bidang ekonomi, menjabarkannya
ke dalam langkah dan kerangka
waktu yang jelas, serta dapat
membantu proses perencanaan
ASEAN dan anggotanya secara
lebih baik. Kemajuannya dapat
diukur, dan dapat menjadi alat me-

Juga, ada beberapa isu
yang terkait dengan dinamika
domestik, dan setiap pemerintah
harus pintar-pintar menanganinya,
demi memuluskan realisasi MEA.
Indonesia sendiri hampir pasti
tidak akan bisa mengimplementasikan semua hal dalam konteks
liberalisasi. Keterbatasan ini juga
dialami oleh negara-negara ASEAN yang lain.

Dalam Konferensi Tingkat
Tinggi ke-21 ASEAN di Phnom
Penh, November 2012, para menteri perekonomian ASEAN memahami, tidak mungkin semua target
dalam cetak-biru itu tercapai 100
persen pada 2015, karena masih
ada persoalan di setiap negara.
Hal ini biasanya berkaitan dengan
kemauan politik, proses administrasi, dan prosedur ratifikasi, yang
berbeda-beda di antara negara
anggota.

Berdasarkan kajian yang
dirilis Sekretariat ASEAN, pada
penilaian tahap ke-3 (2012-2013),

Thailand menjadi negara yang paling siap menghadapi implementasi
Pasar Tunggal ASEAN 2015, dengan tingkat kesiapan 84,6 persen,
disusul Malaysia dan Laos (84,3
persen), Singapura (84 persen),
dan Kamboja (82 persen).
Sedangkan skor kesiapan
Indonesia adalah 81,3 persen,
alias di urutan ke-6. Posisi Indonesia dalam perdagangan intraregional ASEAN saat ini juga belum
optimal. Total ekspor Indonesia ke
negara-negara ASEAN masih di
bawah Singapura, Malaysia, dan
Thailand.
Sebagai bakal capres,
Jokowi perlu menyimak hal ini.
Bukan semata-mata sebagai bahan
kampanye untuk pilpres nanti,
namun karena implikasi MEA
terhadap ekonomi Indonesia dan
kehidupan ekonomi rakyat kecil
bisa sangat dahsyat. Hal ini harus
ditangani oleh Jokowi, jika insyaAllah ia terpilih menjadi presiden pada pilpres 2014. (Satrio
Arismunandar, www.satrioarismunandar6.blogspot.com).

Dikutip A. Khalik
Untuk Sinergi

repro Internet
SINERGI|MARET 2015

7

UTAMA

repro Internet

MENYONGSONG MEA 2015, KITA
UNTUNG ATAU BUNTUNG?

R

AKYAT Indonesia
saat ini memiliki harapan besar terhadap
pemimpin tertinggi
bangsa: sebuah harapan besar untuk Indonesia yang
lebih baik. Namun harapan besar
ini hanya bisa terlaksana dengan
lancar jika semua komponen
bangsa yakni baik pada tataran
elit politik maupun tataran grass
root antara pendukung Merah
Putih dan Indonesia Hebat bersatu
saling bahu membahu membangun Indonesia Raya.
Sebab persoalan yang
tengah menghadang di hadapan
kita semua sungguh besar dan
kompleks. Jika kita jujur terhadap kondisi bangsa kita hari ini,
maka akan kita temukan berbagai persoalan multi dimensi dan
salah satu persoalan genting yang
menghadang adalah dibukanya
Masyarakat Ekonomi Asean
(MEA) pada akhir tahun 2015 dan
persoalan bahari kelautan kita, pa-

8

dahal kualitas sumber daya manusia Indonesia masih cukup lemah.
Berhubungan dengan MEA,
kualitas sumber daya masyarakat
Indonesia akan menjadi pertaruhan utama. MEA menjadikan
masuknya barang dan jasa-jasa
ahli dari negara-negara Asean
secara lebih besar dan terbuka.
Konsekuensinya cukup menggelisahkan: Indonesia akan menjadi
pemenang atau sebaliknya justru
menjadi pecundang.
MEA yang akan menjadikan ASEAN pasar tunggal
dan basis produksi kompetitif di
kawasan, juga bentuk dari respons
ASEAN terhadap bangkitnya
ekonomi China dan India. Sebagai
pasar tunggal, semua hambatan
perdagangan, baik tarif maupun
tarif, akan dihapuskan. Antisipasi terutama harus kita lakukan
terkait liberalisasi sektor jasa
sebagai sektor sensitif.
Lima sektor jasa yang
disepakati diliberalisasi adalah

jasa kesehatan, pariwisata, ecommerce, transfortasi udara, dan
logistik. Kelimanya pada tahun
2015 akan bebas diperdagangkan
lintas negara. Perdagangan jasa
mengatur liberalisasi tenaga kerja
profesional dan buruh manufaktur.
Untuk profesional, ada lima kategori yang disepakati mulai beroperasi bebas 2015, yaitu perawat,
dokter, dokter gigi, akuntan, dan
insinyur. Tenaga profesional dan
buruh yang melintas batas negara
ini harus memenuhi standar yang
sudah ditetapkan di ASEAN.
Yang menjadi pertanyaan,
siapkah kita menghadapi serbuan
tenaga kerja dari tetangga di
ASEAN ini dan mampukah kita
memanfaatkan peluang besar di
negara ASEAN? Kekhawatiran
yang muncul terutama terkait
ketidaksiapan tenaga kerja Indonesia. Berdasarkan survei Asian
Productivity Organization 2004,
dari setiap 1.000 tenaga kerja

SINERGI|MARET 2015

UTAMA
Indonesia hanya 4,3 persen yang
tergolong terampil, sementara
Filipina 8,3 persen, Malaysia 32,6
persen, dan Singapura 34,7 persen. Apalagi dalam MEA sendiri
tak ada kesempatan regional
terkait perlindungan buruh migran
yang jadi kepentingan Indonesia.
Padahal pemerintah selama
ini biasanya beragumen upah
buruh murah menjadi keunggulan kompetitif penting Indonesia,
tetapi kita gagal meningkatkan
produktivitas buruh dan produktivitas perekonomian secara
keseluruhan. Kalangan akademisi
umumnya juga skeptis karena
mereka tak melihat sasaran jelas
pemerintah dalam kesepakatan
perdagangan bebas dengan para
mitra dagang utama. Mereka
melihat Indonesia sekadar latah
atau ikut-ikutan dengan langkah
yang diambil negara ASEAN lain,
khususnya Singapuran dan Thailand. Mereka mendesak pemerintah mengambil pendekatan hatihati, selain karena ketidakpastian
industri dalam negeri, Indonesia
sendiri tak cukup memiliki negosiator tangguh yang mampu mengartikulasikan kebutuhan dalam
negeri dengan baik, memetakan
keunggulan dan kelemahan, serta
merumuskan strategi dalam menghadapi BTA.
Indonesia dengan kepemimpinan
Jokowi-Jusuf Kalla harus segera
mengidentifikasi kembali sektor
apa saja yang kemungkinan besar
akan diuntungkan atau dirugikan
dengan berlakunya MEA. Ini
penting agar Indonesia bisa lebih
fokus dalam membenahi sektor
tersebut dan mengurangi dampak
negatifnya. Langkah reformasi
dan penyesuaian dalam negeri
harus dilakukan. Langkah serius
membenahi berbagai masalah
yang menjadi hambatan bagi industri Indonesia untuk bisa bersaing juga tak bisa ditunda-tunda
lagi.
Selanjutnya persoalan
mendasar dari kekeliruan cara berpikir kita sebagai sebuah negara
yang terdiri dari atas 17.000 pulau
yang pada akhirnya belum berhasil memeratakan pembangunan
SINERGI|MARET 2015

adalah adanya asumsi, persepsi,
dan logika berpikir bahwa kita
adalah masyarakat daratan. Padahal 70 persen dari wilayah Indonesia adalah lautan. Implikasi dari
logika yang tidak tepat ini berdampak pada wawasan nusantara
yang diterjemahkan dalam pembangunan Indonesia yang berorientasi pada himpunan masyarakat
di darat dengan melupakan keterkaitan dengan dunia bahari.
Misalnya pembangunan moda
transportasi yang sangat berkembang adalah kendaraan mobil
dan sepeda motor beserta prasarana jalan/jalan tol sebagai pendukungnya dibandingkan dengan
membangun kapal-kapal, pelabuhan, dermaga ataupun prasarana
pendukung lainnya.
Sudah selayaknya “logika
daratan” yang sempat mencuat
dari gagasan pemimpin di beberapa wilayah seperti Bengkalis dan
Riau Kepulauan untuk membangun jembatan penghubung antar
pulau sebagai prioritas utama
dibandingkan dengan membangun
sektor kelautan tidak perlu terulang.
Logika yang sama pun
juga terjadinya dalam pembangunan angkatan bersenjata. Sehingga
kita bisa melihat kondisi kapal-kapal perang, peralatan tempur dan
radar dari angkatan laut tidak bisa
memonitor seluruh perairan laut
di Indonesia. Sangat luas daerah
tidak terkontrol (blank spot area)
yang menyebabkan banyaknya
pencurian ikan dan bebasnya berbagai kapal-kapal asing melewati
wilayah nusantara. Oleh karena
itu, pemimpin selayaknya memiliki kerangka pikir yang benarbenar pas dengan karakteristik
Indonesia itu sendiri.
Berkenaan dengan kawasan laut nusantara belum
dioptimalisasi pemanfaatannya
pada satu sisi dan sangat mudah
dimasuki dan dijarah oleh pihakpihak luar. Gagasan Ketut Surajaya untuk memberikan kesempatan kepada purnawirawan marinir
TNI Angkatan Laut untuk membangun industri kelautan dengan
menjadi nahkoda di kapal-kapal
penangkap ikan perlu dikembang-

kan lebih lanjut karena akan memeiliki dampak ganda. Pertama,
purnawirawan AL tersebut tidak
akan tergoda untuk ikut meramaikan pilkada di berbagi daerah.
Kedua, dengan pengetahuan dan
kemampuan yang dimilikinya,
sudah barang tentu produktivitas
hasil laut akan meningkat secara
signifikan.

Bersamaan dengan hal
tersebut jika program
dijalankan dengan saksama,
tingkat kesejahteraan
komunitas nelayan tentunya
akan menjadi lebih baik.
Ketiga, dengan semaraknya
kehidupan bahari dan
keterlibatan aktif
purnawirawan TNI AL,
diharapkan kewibawaan
kedaulatan wilayah laut
nusantara yang hingga saat
ini seringkali diterabas oleh
pihak asing secara perlahan
bisa ditegakkan.
Pada titik inilah, kegembiraan politik seluruh rakyat Indonesia dengan tampilnya pasangan
Jokowi-Jusuf Kalla sebagai Presiden dan Wakil Presiden mesti di
barengi dengan kerja keras semua
komponen bangsa. Kita benar-benar mengharapkan para pemimpin
kita menpertontonkan keteladanan
yang baik dalam segala aspek
perilaku sosial-politik-budaya
kepada seluruh rakyat Indonesia,
dan kita sebagai rakyat akan mendukung semua kebijakan politik
para pemimpin kita dengan kerja
konkret dalam bidang kita masingmasing, sekaligus
memberikan kritik konstruktif terhadap
kebijkan yang tidak memihak
kepentingan rakyat. Dengan
demikian, kita berharap semoga
dengan tampilnya Jokowi-Jusuf
Kalla, kita akan menyongsong
wajah Indonesia baru, Indonesia
yang terbangun jiwanya, Indonesia yang terbangun badannya.(Ade
F. www.pusakaindonesia.org).
Dikutip A. Khalik untuk Sinergi

9

UTAMA

MEA 2015 : Bagaimana Persiapan Kita?

P

erhelatan pergantian
tahun sudah di depan
mata. Seakan berpacu dengan waktu,
pada tahun 2015 ini
pula (tepatnya pada Desember
2015) kita akan dihadapkan pada
Masyarakat Ekonomi ASEAN /
MEA (ASEAN Economic Communities). Suatu era yang menyatukan Negara-negara di kawasan
Asia Tenggara menjadi “satu basis
pasar dan produksi”. Dimana
akan terjadi arus bebas produk,
jasa, investasi, tenaga kerja, dan
modal, yang semuanya bermuara
pada prinsip pasar terbuka bebas
hambatan.
Ambisi ASEAN membentuk MEA salah satunya
didorong oleh perkembangan
eksternal dan internal kawasan.
Dari sisi eksternal, Asia diprediksi
akan menjadi kekuatan ekonomi
baru, dengan disokong oleh India,
Tiongkok, dan negara-negara
ASEAN. Saat ini saja, berdasarkan Laporan Bank Dunia (2014),
dengan menggunakan paritas daya
beli (PPP) dolar internasional,
ekonomi ASEAN menyumbang 6
persen terhadap PDB global. Hal
ini menjadikan ASEAN sebagai

blok ekonomi terbesar kelima di
dunia setelah NAFTA (20 persen),
EU (17 persen), China (16 persen), dan India (7 persen). Sedangkan dari sisi internal kawasan,
krisis keuangan Asia pada tahun
1997/1998 memberikan motivasi
lebih lanjut terhadap agenda integrasi regional guna membangun
ketahanan yang lebih kuat menghadapi ketidakstabilan keuangan
makro. Selain itu, ASEAN juga
memiliki pertumbuhan kelas
menengah berusia muda yang
sangat pesat yang dapat memberikan sumber pertumbuhan baru di
kawasan ini.

dilaksanakan, Indonesia sudah
mengalami defisit dagang dengan
Thailand yang mencapai 3,36
miliar dolar AS. Tentu ini bukan
angka yang kecil. Belum lagi jika
kita melihat peringkat Indonesia
menurut Global Competitiveness
Index yang masih berada pada
posisi ke-38 dari 148 negara, tertinggal jauh dari Singapura yang
menempati posisi ke 2, Malaysia
di posisi ke 24, dan Thailand di
posisi 37. Lalu, apa yang harus
dioptimalkan selama satu tahun
ini agar kita bisa memetik untung
dari MEA yang akan berlangsung
ini.

Kini, MEA sudah
didepan mata, dan kita paput
bertanya, sejauh mana persiapan
Indonesia dalam menghadapi era
liberalisasi perdangan ini? Karena
sebagai Negara dengan ekonomi
paling besar di ASEAN, dengan sekitar 40 persen dari PDB
ASEAN, dan hampir setengah
dari populasi ASEAN, Indonesia
merupakan aktor penting dalam
MEA yang akan berlangsung ini.

Dua Strategi

Sayangnya, kalau kita
lihat data dari BPS per Oktober
2014 saja, belum-belum MEA

Paling tidak ada dua strategi yang harus segera dilakukan
jika negeri ini mau memetik keuntungan dengan adanya MEA. Pertama, strategi kedalam. Strategi
kedalam merupakan upaya-upaya
yang dilakukan di dalam negeri
guna menghadapi MEA, seperti
penggunaan produk dalam negeri, perbaikan infrastruktur dan
perbaikan sistem logistik nasional,
peningkatan kualitas sumberdaya
manusia, dan membangun industri
yang berbasis nilai tambah.

Repro Internet

10

SINERGI|MARET 2015

UTAMA

repro Internet

Sebagaimana kita ketahui,
kurangnya dukungan infrastruktur, buruknya sistem transportasi/logistik, lemahnya perangkat
hukum, serta terbatasnya jumlah sumber daya manusia yang
kompeten merupakan hambatan
utama yang dihadapi bangsa ini.
Sudah lumrah kita dengar bahwa
masalah infrastruktur yang buruk
seringkali menyebabkan tingginya
biaya produksi dan ini menyebabkan, sebagai contoh, buah lokal
hasil petani-petani kita seringkali
lebih mahal daripada buah impor
dari Tiongkok yang menyebabkan
buah lokal tidak bisa bersaing di
dalam negeri sendiri.
Strategi kedua adalah
strategi keluar. Strategi ini meliputi penerapan standard mutu untuk
produk atau jasa yang akan masuk
ke pasar Indonesia, perbaikan
sistem pengelolaan ekspor impor
serta memperketat pengawasan
ekspor impor, selain itu yang
penting juga adalah memperluas
akses pasar di luar negeri. Dalam
hal penerapan standard mutu,
kita sebenarnya sudah memiliki

SINERGI|MARET 2015

UU
Perdagangan yang salah
satunya mengatur bahwa produk
yang masuk ke Indonesia harus
berbahasa Indonesia dan memenuhi standard yang telah ditetapkan
di Indonesia. Akan tetapi, dalam
beberapa kasus kita masih sering menemukan produk-produk
makanan dan obat-obatan yang
belum ada label yang berbahasa
Indonesia sudah bisa masuk ke
pasar-pasar dalam negeri, terutama di wilayah-wilayah yang
berdekatan dengan negara tetangga.
Selain itu, hal yang tak
kalah pentingnnya untuk segera
dilakukan adalah perluasan akses
pasar di luar negeri (ASEAN).
Hal ini penting dilakukan, karena
ekspor Indonesia ke pasar ASEAN
pada periode Januari-Agustus
2013 misalnya, baru mencapai
23 persen dari nilai total ekspor.
Hal ini antara lain karena tujuan
ekspor kita masih terfokus pada
pasar tradisional seperti Amerika
Serikat, Tiongkok dan Jepang.
Padahal kalau kita perhatikan
trend ekonomi dunia saat ini,

banyak Negara-negara berpendapatan tinggi dengan perlahan pulih
dari defisit dan hutang yang tinggi
akibat krisis keuangan global,
dan permintaan mereka terhadap
barang impor menjadi lebih lemah
dibandingkan sebelumnya, dan
ini berarti perluasan akses pasar
di negara-negara ASEAN menjadi
penting.
Sejatinya, perdagangan
bebas kawasan memang dapat
menjadi peluang sekaligus tantangan. Di satu sisi dapat membuka
pasar bagi industri dalam negeri
yang semakin meningkat. Namun,
di sisi lain apabila Indonesia tidak
menyiapkan diri dengan baik dapat menjadi pasar bagi gempuran
produk asing yang dapat menghancurkan kemampuan produktif dalam negeri sendiri. Tentu
sebagai warga bangsa kita selalu
berharap MEA yang akan dimulai
Desember 2015 nanti dapat membawa kebaikan bagi seluruh warga
bangsa. Semoga! (Alfian Helmi,
www.republika.co.id).
Dikutip A,. Khalik
Untuk Sinergi.

11

UTAMA
Ditengah hiruk pikuk persiapan
pelaksanaan Pilpres 9 Juli 2014, ternyata mungkin hanya sedikit komponen
masyarakat bangsa ini yang peduli dengan
kesiapan masyarakat dan pemerintah kita
menghadapi implementasi atau pemberlakukan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)
atau Asean Economic Community yang
akan dilaksanakan pada akhir 2015.
Kesadaran tentang pentingnya memperhatikan kesiapan MEA 2015 adalah kewajiban utama, karena jika tidak diantisipasi
dan tidak dipersiapkan, maka MEA 2015
berpotensi menciptakan instabilitas terhadap
perekonomian nasional, bahkan secara step
by step dapat merupakan ajang pencaplokan aset-aset ekonomi penting milik negara
tercinta ini.
Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia,
Frangky Sibarani mengatakan, industri kecil
menengah (IKM) makanan dan minuman
lokal tidak bisa bersaing dengan produk
asing dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN
(MEA) 2015 mendatang. Selama ini, proses
produksi menjadi masalah utama, karena
IKM kurang memperhatikan masalah kebersihan hingga pengemasan yang higienis.
Padahal berdasarkan data Badan Pusat
Statistik, terdapat lebih dari 1,2 juta pelaku
IKM makanan dan minuman dengan penyerapan tenaga kerja lebih dari 4 juta orang.

repro Internet

SIAPKAH KITA MENGHADAPAI MASYARAKAT
EKONOMI ASEAN (MEA) 2015

S

ecara mayoritas,
kalangan pengusaha di
Indonesia menilai bahwapemerintah kurang
mendukung kepentingan pengusaha, karena masingmasing kementerian menerapkan
kebijakan berbeda sehingga
menyulitkan para pengusaha
Pengusaha berharap
pemerintah tidak hanya mendesak
pengusaha berkontribusi meningkatkan pertumbuhan ekonomi,
tetapi juga memberi dukungan
dan menciptakan iklim investasi yang kondusif. Diakui atau
tidak, kesiapan Indonesia dalam
menghadapi Masyarakat Ekonomi
ASEAN (MEA) 2015 masih

12

kurang dari segi kesiapan para
pelaku usaha dan hukum, yaitu
UU tentang Praktik Monopoli dan
Persaingan Usaha Tidak Sehat.
Guna menghindari Indonesia dijadikan sebagai pasar oleh negara
lain. Pemerintah harus mengamandemen UU tersebut sehingga
KPPU dapat menindak tegas
pelaku usaha asing yang melakukan praktik monopoli pasar saat
MEA.
Beberapa praktisi ekonomi
yang ditemui penulis juga menyatakan bahwa, Indonesia belum
siap menghadapi MEA 2015
terkait rendahnya kesiapan sejumlah emiten yang rendah akibat
tingginya suku bunga dan biaya

logistik, serta masalah energy cost
yang relatif tidak bersaing. Disamping itu, penetrasi industri asuransi di Indonesia masih rendah
sehingga harus segera dibenahi
sebelum menghadapi MEA pada
2015. Namun, pendapat agak berbeda disampaikan oleh Direktur
Jendral IKM Kementerian Perindustrian, Euis Saedah menilai,
sudah ada 3 sektor IKM yang
unggul dan siap bersaing dalam
MEA, antara lain industri pakaian jadi, kerajinan kayu dan rotan,
serta kerajinan keramik. Indonesia
memiliki sumber daya luar biasa,
diiringi dengan kreatifitas tinggi,
sehingga IKM yang unggul akan
mendominasi MEA.

SINERGI|MARET 2015

UTAMA
Memang harus diakui bahwa
reformasi birokrasi di Indonesia
terutama reformasi mental belum
tuntas dilaksanakan, sehingga
masih memungkinkan beberapa
oknum nakal penyelenggara negara melakukan “abuse of power”
untuk meraup keuntungan bagi
dirinya sendiri sebesar-besarnya.
Hal ini terindikasi dengan
munculnya keluhan dari sejumlah
pengusaha misalnya yang selalu
menilai bahwa telah terjadi tumpang tindih kebijakan yang dikeluarkan institusi negara, sehingga
membuat kondisi investasi kurang
bergairah, yang berdampak kepada tidak mampu menciptakan
pertumbuhan ekonomi dan membantu negara mengurangi defisit
neraca perdagangan dan defisit
neraca pembayaran pada tahun
berjalan yang semakin akut. Melihat kondisi ini adalah wajar jika
kemudian beberapa perusahaan
yang bergerak di bidang asuransi misalnya jarang melakukan
ekspansi, karena energy cost yang
terlalu mahal.
Kerusakan Infrastruktur dan
Masalah Listrik
Ada dua hal permasalahan yang mendasar menjadi
penghambat laju pertumbuhan
ekonomi Indonesia, termasuk kesiapan Indonesia dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean
(MEA) 2015, walaupun kedua hal
mendasar ini juga dapat membuat beberapa pihak yang berkeinginan kuat untuk “menguasai
perekonomian nasional” sedikit
mengendurkan niatnya. Kedua hal
tersebut adalah masalah kerusakan infrastruktur dan kekurangan
pasokan listrik yang terjadi di
beberapa daerah, termasuk akhirakhir ini mulai terjadi di sentrasentra produksi.
Masalah kerusakan infrastruktur yang sangat lamban
ditangani juga telah mentrigger
beberapa elemen masyarakat di
beberapa daerah melakukan aksi
untuk meresponsnya seperti warga
Kelurahan. Tegalbunder, KecamatanPurwakarta, Cilegon, Banten
pada 1 Juni 2014mengeluhkan
SINERGI|MARET 2015

kerusakan Jalan Tegalbunder dan
Pabean. Akibatnya sebagian warga
menanami pohon di tengah jalan
yang berlubang tersebut. Sementara itu, warga KelurahanSambutan mendesak Pemkot Samarinda,
Kalimantan Timur segera memperbaiki Jalan Sultan Sulaiman
yang mengalami kerusakan, karena membahayakan keselamatan
warga yang menggunakan jalan.
Sebelumnya, warga KelurahanPulo Brayan Bengkel,
Kecamatan Medan Timur, Medan,
Sumatera Utara menuntut perbaikan jalan di wilayah mereka
dengan memblokir jalan dan
menanam pohon pisang ditengah
jalan berlobang, serta membakar
ban bekas. Di Lebong, Bengkulu,
Dinas PU Lebong menduga kerusakan jalan yang menghubungkan
Desa Padang Bano dengan Desa
Ketenong II, KecamatanPinang
Belapis diakibatkan akitivitas
pengangkutan batu bara milik
salah satu perusahaan PT JR. Di
Minahasa Selatan, Sulawesi Utara,
sebagian badan jalan yang menopang pondasi jembatan darurat di
Desa Matani, Kecamatan Tumpaan runtuh akibat terkena air
sungai.
Akibatnya, kendaraan
yang melebihi kapasitas 8 ton
tidak diperbolehkan melewati
jembatan itu karena dikhawatirkan
akan mengakibatkan jembatan
runtuh. Di Kabupaten Batang,
Jawa Tengah, jalan sepanjang
obyek Wisata Sigandu, Desa Depok, Kecamatan Kandema rusak
berlubang, karena dilalui oleh truk
bermuatan batu bara milik PLTU
Batang. Sementara itu, terkait
dengan masalah listrik, maka
rencana kenaikan tarif dasar listrik
(TDL) pada Juli 2014 mendapatkan respons beragam dari berbagai kalangan masyarakat dengan
menilai rencana pemerintah menaikkan Tarif Dasar Listrik (TDL)
untuk perusahaan non terbuka dan
golongan rumah tangga per Juli
2014 sebaiknya dievaluasi, karena
dapat berdampak pada pelaku
industri.
Di Kabupaten Semarang,
banyak industri tekstil yang dapat
terkena imbas dari kenaikan TDL,

termasuk industri garmen yang
mulai tumbuh dan memerlukan
dukungan iklim investasi. Selain
dapat menaikkan biaya produksi,
pelaku dunia industri tekstil juga
mengkhawatirkan kemungkinan
semakin turunnya minat investor
yang dapat menurunkan kompetensi produk tekstil di pasar
ekspor. Banyak kalangan juga
menilai, pemerintah perlu mengkaji ulang rencana kenaikan TDL
untuk pelanggan industri karena
dapat melemahkan persaingan
usaha industri. Selain itu, dampak
kenaikan TDL juga dapat meningkatkan beban konsumen yang terimbas dari naiknya harga produk
barang dan jasa.
Berbeda dengan pendapat
yang lain, Daryatmo yang juga
Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia/YLKI
mendukung rencana pemerintah
menaikkan TDL sepanjang diiringi dengan peningkatan pelayanan
oleh PT PLN (Persero). Dengan
menaikkan TDL, pengurangan
subsidi dapat dilakukan untuk dialokasikan kepada pembangunan
pembangkit listrik dan jaringan
distribusi listrik nasional. Menurut
prediksi penulis, penolakan terhadap rencana pemerintah menaikkan TDL per Juli 2014 diperkirakan akan datang secara intens dari
kalangan dunia usaha maupun
masyarakat (rumah tangga),
sehingga perlu dilakukan langkah
antisipasi agar tidak dieksploitasi
menjadi isu politis untuk mengganggu bahkan menggagalkan
Pilpres 2014.
Oleh karena itu, kesiapan masyarakat Indonesia untuk
menghadapi MEA 2015 dengan mengurangi atau mengatasi
permasalahan-permasalahan akut
di bidang perekonomian seperti
defisit neraca perdagangan, defisit
neraca pembayaran, lemahnya
nilai tukar rupiah, inflasi, infrastruktur yang buruk dan
kekurangan pasokan listrik harus
dibenahi. Jika tidak, wassalam
(Otjih Sewandarijatun,
www.leuserantara.com).
Dikutip A. Khalik
Untuk Sinergi

13

PENDIDIKAN

KANTOR PERPUSTAKAAN, ARSIP DAN DOKUMENTASI
KOTA TEBING TINGGI SELENGGARAKAN LOMBA
PERPUSTAKAAN SEKOLAH

B

erdasarkan UndangUndang Republik
Indonesia Nomor 43
Tahun 2007 Tentang
Perpustakaan, tanggal 1 November 2007 Presiden
Republik Indosesia ditanda tangani oleh DR.H susilo Bambang
Yudhoyono. Pada Pasal 7 ayat (1)
Huruf a. berbunyi mengembangkan sistem nasional pepustakaan
sebagai upaya mendukung sitem
pendidikan nasional.
Huruf b.menjamin kelangsungan penyelenggaran dan
pengelolaan perpustakaan sebagai
pusat sumber belajar masyarakat.
Huruf e. Menggalakan promosi
gemar membaca dan memanfaat-

14

kan perpustakaan. Dan huruf g.
Berbunyi membina dan mengembangkan kopetensi, profesionalitas pustakawan dan tenaga teknis
perpustakaan.
Selanjutnya pada Bagian
ketiga, perpustakaan sekolah garis
miring Madrasah, pasal 23 ayat
(1) setiap sekolah atau madrasah
menyelenggarakan perpustakaan
yang memenuhi standart nasional
perpustakaan dengan memperhatikan standart nasional pendidikan.
Ayat (6) sekolah atau madrasah
mengalokasikan dana paling
sedikit 5% dari anggaran belanja
operasinal sekolah atau madrasah
atau belanja barang diluar belanja
modal untuk pengembangan per-

pustakaan.
Mangau dengan undangundang Republik Indonesia
Nomor 43 tahun 2007 tentang
perpustakaan dan ayat ayat
tersebut diatas, baru-baru ini
kantor perpustakaan, arsip dan
dokumentasi kota Tebing Tinggi
melaksanakan lomba Perpustakaan Sekolah terbaik Tingkat
SD,MI,SMP,MTs,SMA,MA se
Kota Tebing Tinggi. Di Kantor
perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi kota Tebing Tinggi jalan
Dr.Sutomo.
Ketua Panitia pelaksana,
Rabani SH pada acara ini mengatakan dalam rangka meningkatkan
kualitas perpustakaan sekolah
SINERGI|MARET 2015

PENDIDIKAN
serta memperingati hari proklamasi Kemerdekaan RI ke-70
Tahun 2015, hari gemar membaca
dan hari kunjungan Perpustakaan
Tahun 2015, kantor Perpustakaan,
Arsip dan Dokumentasi kota
Tebing Tinggi lomba perpustakaan, sekolah Terbaik tingkat

SD,MI,SMP,MTs,SMA,SMK,MA
se kota Tebing Tinggi. Bertujuan
meningkatkan kualitas Perpustakaan sekolah, melalui perlombaan ini dapat menarik minat
sekolah untuk mengembangkan
Perpustakaan sekolah, menumbuh
kembangkan kegemaran membaca
di sekolah.
Adapun peserta lomba
adalah seluruh pepustakaan
sekolah negeri yang ada di kota
Tebing Tinggi yang berjumlah
sebanyak 111 sekolah. Terpilih
sebagai juara untuk tingkat SD

SINERGI|MARET 2015

juara: I, II, III : SD Negeri 164519
, SD Negeri 165723, SD Negeri
163091, Juara Harapan I, II, III
SD Negeri 165723, SD Negeri 164522, SD Negeri 165725.
Tingkat SMP,MTs Juara I, II, III
SMP Negeri 1, SMP Negeri 2,
SMP Negeri 4, Juara harapan I, II,

III : SMP Negeri 5, SMP Negeri 6
Madrasah Tsanawiyah Negeri.
Tingkat SMA, SMK, MA juara
I, II, III SMK Negeri 4, SMK
Negeri 1 Madrasah Aliyah Negeri, Juara Harapan I, II, III : SMA
Negeri 2, SMK Negeri 2, SMA
Negeri 4.
Kepada Seluruh para juara
telah diberikan hadiah berupa
piala dan uang pembinaan, oleh
kepala kantor perpustakaan, Arsip
dan Dokumentasi kota Tebing
Tinggi Hj. Nina Zahara SH disaksikan oleh para guru pembina

serta undangan lainnya. Dan saat
ini telah berfungsi ruang audio
visual Teater, juga saat ini sedang
dipakai oleh murid SMA Negeri 2
Tebing Tinggi untuk latihan shoting flim oendek, dengan pelatihan
Zikri Sikumbang BA, Kata Rabani
SH kepada penulis.
Pada acara penutupan
acara ini, kepala kantor Perpustakaan, Arsip dan dokumentasi
kota Tebing Tinggi Hj Nina Zahara SH mengatakan, terima kasih
kepada seluruh peserta yang telah
mengikuti lomba perpustakaan
sekolah, dengan adanya perlombaan ini diharapkan kepada seluruh perpustakaan sekolah harus
berkompetensi, karena pihak kami
setiap tahun menyediakan hadiah
dan dana pembinaan untuk acara
lomba ini.
Untuk kemajuan perpustakaan sekolah, dengan memenuhi
kebutuhan pengguna perpustakaan
dengan menambah koleksi buku,
sarana dan presarana. Dengan
demikian para siswa akan rajin
keperpustakaan, mari kita ajak
anak didik untuk cinta dengan
buku-buku dan kembangkan
minat bacanya. Disamping itu
kami berharap kepada bapak
dan ibu kepala sekolah untuk
mengerahkan anak didiknya ke
perpustakaan umum ini pada jam
jam kerja kami. Ujar Nina Zahara
memberikan kata sambutannya
diakhir jabatannya sebagai kepala
kantor perpustakaan, Arsip dan
DokumentasiTebing Tinggi dan
telah menduduki jabatan baru
sebagai kepala kantor pemberdayaan perempuan dan keluarga
berencana kota Tebing Tinggi, saat
ini kepala kantor perpustakaan
dan arsi dokumentasi Kota Tebing
Tinggi dujabati Oleh Drs.Khairil
Anwar Nasution M.Si.
**..Zikri Sikumbang

15

EKONOMI

Walikota Tebing Tinggi :
Nasionalisme Bisa Juga di Bidang Perekonomian

W

alikota Tebing Tinggi
Ir. H Umar Zunaidi
Hasibuan MM mengingatkan bahwa nasionalisme tidak hanya tercermin
pada bidang politik, tetapi bisa
juga pada bidang perekonomian,
dengan menggunakan produk
negeri sendiri juga merupakan
satu sikap nasionalisme edan rasa
memiliki terhadap bangsa dan
negara kita.
Hal itu disampaikan
Walikota Tebing Tinggi H Umar
Zunaidi Hasibuan dalam setiap
kali melaksanakan penyampaian kuliah umum kepada mahasiswa baru di berbagai perguruan
tyinggi atau sekolah tinggi yang
ada di Tebing Tinggi termasuk
diSekolah Tinggi Agama Islam
Swasta (STAIS) Tebing Tinggi
Dalam kuliah umumnya
Walikota Tebing Tinggi dengan
menyampaikan makalah berjudul
‘Peluang dan Tantangan MEA
2015’ mengatakan bahwa MEA
memiliki 4 karakteristik utama

16

yakni pasar tunggal dan basis
produksi, kawasan ekonomi yang
berdaya saing tinggi, kawasan
dengan pembangunan ekonomi
yang merata dan kawasan yang
terintergrasi penuh ekonomi
global.
Disampaikan bahwa MEA
bertujuan membuat ASEAN
bergerak lebih cepat menuju
ASEAN satu visi, satu identitas
dan satu komunitas. “Kekuatan
ekonomi dunia sudah bergeser
dari Barat ke Asia Fasifik, sehingga MEA dapat menjadikan Asia
Tenggara sebagai engine of growt
and centre of grafity pertumbuhan
ekonomi dunia”, ujarnya.
Dalam MEA yang akan
dimulai akhir Desember 2015 ini,
ada beberapa karakteristik kerjasama diantaranya aliran bebas
barang, aliran bebas jasa, aliran
bebas investasi, aliran modal
yang lebih bebas dan aliran bebas
tanaga kerja. “Yang menjadi tantangan terbesar buat bangsa kita
adalah SDM yang berdasarkan Indek Pembangunan Manusia (IPM)

berada pada posisi 108 dunia, jauh
dibawah IPM negera Asean lainnya”, kata Umar.
Untuk itu, kedepannya
siapa SDM-nya yang paling siap
maka dialah yang jadi bangsa
pemenang, dan yang tidak siap
akan menjadi pecundang, akan
menjadi tamu di negeri sendiri,
tandasnya.
Sebelumnya Wakil Ketua
STAIS Abdul Hamid MA menyampaikan bahwa merupakan suatu
kehormatan bagi STAIS atas berkenannya Walikota Tebing Tinggi
memberikan kuliah umumdi kampus mereka ini membuat mereka
bertambah semangat dalam
mengembangkan pendidikan bagi
warga Tebing Tinggi. “Dari mulai
sejak berdirinya kampus ini dan
baru Walikota Umar Zunaidi Hasibuan yang berkenan hadir memberikan kuliah umum di STAIS
Tebing Tinggi Deli, kami ucapkan
terima kasih”, katanya.
(es)

SINERGI|MARET 2015

KESEHATAN
Walikota Tebing Tinggi Ir. H.
Umar Zunaidi Hasibuan MM diwakili Sekdako Johan Samose Harahap
mengatakan bahwa ‘Program Revitalisasi KB dan Kesehatan’ merupakan
suatu gerakan yang memiliki tujuan
dan hakekat besar yang mulia karena
didalammnya terkandung harapan
untuk dapat hidup lebih baik menuju
keluarga sejahtera.
“Upaya untuk menumbuhkembangkan kembali kesadaran
masyarakat perlu digalakkan program
KB dan kesehatan guna meningkatkan kesejahteraan warga”, demikian
disampaikan Walikota Tebing Tinggi
diwakili Sekdako Johan Samose Harahap dalam siaran pers kepada wartawan, Selasa (15/9), terkait pencanangan revitalisasi KB-KES kerjasama
BKKBN dengan TNI Kodim 0204/
DS di halaman Koramil 013 Jalan KF
Tandean Tebing Tinggi.

BALITA “Sekdako H. Johan Samose Harahap dan Kasdim 0204/DS
mengendong balita yang mendapat makanan bergizi”.

WALIKOTA TEBING TINGGI :

REVITALISASI KB-KES MENUJU KELUARGA SEJAHTERA

M

enurut walikota, pertumbuhan penduduk saat ini cukup menghawatirkan dengan jumlah yang cukup
banyak, bila tidak diimbangi dengan
gaya dukung yang berimbang akan
memberikan konsekuensi dalam pemenuhan kebutuhan pendidikan, kesehatan, sandang pangan dan
papan. “Dengan rasa kebersamaan dan semangat gotong royong dari seluruh warga di daerah ini, seberat
apapun tantangan yang kita hadapi akan dapat kita
atasi dan kita tanggulangi bersama”, imbuhnya.

masyarakat khususnya pemasangan inplan dan pemberian makanan bergizi kepada balita serta penyerahan hadiah kepada pemenang lomba dalam rangka
Persatuan Gerak PKK KB-KES tahun 2015.

Pencanangan revitalisasi KB-Kes tersebut ditandai dengan pengobatan gratis kepada

**.DN

SINERGI|MARET 2015

Tampak hadir Kasdim 0204/DS Mayor Inf.
Thamren Hasibuan, Danramil 013 Kapt. Inf. Salehan, pimpinan DPRD M. Hazly Azhari Hasibuan.
ST. Msc, pimpinan SKPD jajarajan pemerintah kota
Tebing Tinggi, Camat dan Lurah se kota Tebing
Tinggi serta undangan lainnya.

17

LINGKUNGAN HIDUP

JUMLING DI KELURAHAN LALANG,
WALIKOTA AJAK WARGA MANFAATKAN PEKARANGAN RUMAH
DALAM MENGHADAPI SITUASI
PEREKONOMIAN YANG SEMAKIN
SULIT SAAT INI, WALIKOTA TEBING
TINGGI IR H UMAR ZUNAIDI HASIBUAN
MM MENGAJAK SELURUH WARGA
KHUSUSNYA DI LINGKUNGAN II
KELURAHAN LALANG KECAMATAN
RAMBUTAN UNTUK MEMANFAATKAN
SEGALA POTENSI YANG ADA, TERMASUK
MEMANFAATKAN PEKARANGAN RUMAH
DENGAN MENANAM POHONAN YANG
BERNILAI EKONOMIS.

D

imasa perekonomian
yang semakin sulit
saat ini, jangan hanya
berpangku tangan
dan berdiam diri, kita
harus bangkit dan jangan menyerah, manfaatkan segala yang ada
untuk menghasilkan uang, misalnya memanfaatkan lahan pekarangan rumah, bahkan saat ini ada
padi orgaanik yang bisa ditanam
secara hidroponik di pekarangan
rumah.
Hal itu disampaikan
Walikota Tebing Tinggi H Umar
Zunaidi Hasibuan saat melakukan kunjungan Jumat Keliling
(Jumling) ke Jalan Bukit Jamu
Lingkungan II Kelurahan Lalang Kecamatan Rambutan Kota
Tebing Tinggi, Jumat (4/9). Turut
mendampingi walikota sejumlah pimpinan SKPD antara lain,
Kadis Kouperindag Syahnan
Hasibuan, Kadis Pendidikan Drs
H Pardamean Siregar, Direktur
RSUD dr H Nanang Fitra Aulia,
Kakan KP2T Suriadi M.Pd, Kakan PPAKB drg Nina Kamarina,
serta Camat Rambutan M Wahyudi SSTP.
Pada kunjungan Jumat
Keliling tersebut, rombongan Wa-

18

likota Tebing Tinggi diterima oleh
Lurah Lalang Azanul Akbar Lubis
S.IP yang memaparkan seputar
kondisi wilayah kerja dikelurahan tersebut. Dipaparkan bahwa
pencapaian pungutan Pajak Bumi
dan Bangunan (PBB) tahun 2015
hingga saat ini mencapai 95,88
persen sedangkan jumlah kepala
keluarga penerima jatah beras
miskin (raskin) sebanyak 211 KK.
Pada kesempatan itu, Walikota Umar Hasibuan meminta
agar realisasi Pajak PBB segera
dilaksanakan sesuai target yang
telah ditetapkan sebab uang yang
terkumpul dari pajak tersebut
akan dikembalikan ke masyarakat
dalam bentuk pembangunan di
daerah-daerah. “Pajak PBB saat
ini sudah diserahkan pengelolaannya kepada daerah untuk dipergunakan sebagai modal pembangunan, kalau kita tidak bisa
mengolah dan memanfaatkannya
kita malu dengan daerah lain”,
imbuhnya.
Demikian juga dengan
program layanan e-KTP diharapkan kesadaran masyarakat untuk
segera melakukan perekaman data
ke kantor camat setempat. “KTP
elektronik itu sangat penting dan
berguna bagi masyarakat. Dengan

e-KTP warga akan bisa berobat ke
rumah sakit dan puskesmas serta
mengurus segala keperluan dikantor pemerintahan”, imbuh Umar
Hasibuan.
Pada sesi dialog dengan
masyarakat, salah seorang warga
Sobari berharap perhatian pemerintah dengan system pengairan
lahan perladangan dikawasan
tersebut. Warga berharap bantuan
pompa air serta sumur air bawah
tanah untuk mengairi areal perladangan. Sedangkan warga lainnya, Sakino berharap pemerintah
memberikan penerangan jalan di
kawasan Jalan Bakti LKMD II
serta pengaspalan jalan setapak
yang berfungsi untuk sarana jalan
mengangkut hasil-hasil pertanian
setempat.
Menanggapi hal itu, walikota mengatakan bahwa pemerintah kota telah menyiapkan dana
kepada masing-masing kelurahan
sebesar Rp 100 juta yang bisa
dipergunakan untuk memperbaiki
ataupun mengatasi keperluan
warga masyarakat. “Dana tersebut nantinya akan diserahkan ke
kelurahan melalui kecamatan
supaya bisa dipergunakan untuk
keperluan masyarakat banyak”,
ujar walikota.
**Juan.
SINERGI|MARET 2015

LENSA PEMKO

PELAKSANAAN SHALAT IDUL ADHA

SINERGI|MARET 2015

19

LENSA PEMKO

SINERGI|MARET 2015

LENSA PEMKO
PANEN PADI PERDANA DESA MANDIRI BENIH
KOTA TEBING TINGGI TAHUN 2015

SINERGI|MARET 2015

LENSA PEMKO

PELANTIKAN PEJABAT ESELON III DAN IV DI LINGKUNGAN
PEMERINTAH KOTA TEBING TINGGI

22

SINERGI|MARET 2015

LENSA PEMKO
PERESMIAN BALAI SERBAGUNA ‘AISYIYAH

SINERGI|MARET 2015

23

LENSA PEMKO

PENGENALAN PROGRAM STUDY (PPS) AKBID PEMKO TEBING TINGGI

24

SINERGI|MARET 2015

PEMKO KITA

Wawako Tebing Tinggi :

Sanitasi Berbasis Media Website
Butuh Dukungan Masyarakat

Wakil Walikota Tebing Tinggi Ir H Oki Doni Siregar mengatakan, peranan sanitasi sangat
identik dengan selesainya jalan tol Tebing Tinggi - Medan dan menjadi penyangga Kota
Medan dalam menghadapi polemik sampah karena jumlah penduduk semakin padat,
maka sarana dan prasaranan harus kita kejar pembangunannya.

S

anitasi berbasis media
website ini butuh dukungan warga, kita himbau
kepada masyaarakat,
apapun acara yang dibuat jangan
hanya seremoni saja, bagaimana
kita bisa melaksanakannya dengan baik”, jelas Oki Doni ketika
melakukan louncing Mekanisme
Partisipasi melalui Media Website di Gedung Hj Sawiyah Kota
Tebintinggi, Rabu (30/9). Kegiatan itu terselenggara atas kerjasama Pemko Tebing Tinggi dengan
USAID dan IUWASH Jakarta.
Disamping itu, peran serta
tokoh masyarakat sangat diharapkan, “Kota Tebingtingi yang kecil
bisa dijadikan kota layak huni,
kota sehat dan bisa menjadi contoh bagi kota lainnya berbasis kota
pintar (smart city)”, imbuhnya.
Kepala Bapedda Kota
Tebing Tinggi, Gul Bahri Sire-

gar SIP mengatakan perlunya di
buat website tentang sanitasi air
minum, pengelolaan sampah dan
drainase, hal ini dilakukan untuk
menampung aspirasi masyarakat,
menjadi motivasi dan bertujuan
pencapain Tebing Tinggi menjadi
kota pintar (smart city). “Setelah
dibuka website sanitasi ini, mampu tidak kita menanggapi asipirasi masyarakat tentang sanitasi.
Harapan kita, website ini nantinya
mampu membuat media sosial beberapa SKPD untuk memberikan
pelayanan, sehingga masyarakat
bisa secara transparan mengetahui
program-program sanitasi”, terang
Gul Bahri.
Sementara itu, Goverment
IUWASH dari Jakarta, Parwoko
Hadi menjelaskan bahwa kita
harus memberikan informasi dan
menerima tanggapan kritis dari
masyarakat tentang masalah-

masalah sanitasi, tetapi untuk
keberhasilan semua, masyrakat
harus komit untuk membangun
Tebing Tinggi ke depan. “Pemerintah harus membuka informasi
dan masyarakat perlu memperoleh
informasi yang terferivikasi”,
jelasnya.
Narasumber lainnya, Kadis
Kebersihan dan Pertamanan,
Rusmiaty Harahap memaparkan
tentang pengelolaan sampah di
Tebing Tinggi yang dalam satu
hari mencapai 8 ton, tetapi Dinas Kebersihan dan Pertamanan
telah membuat bank-bank sampah
disemua kelurahan untuk menghindari penumpukan sampai baik
sampah organik dan non organik.
Sementara Direktur PDAM Tirta
Bulian, Ewin Putra memaparkan
tentang kemajuan perusahaan air
minum tersebut.
**.Zh

LOUNCHING “Wakil Walikota Tebing Tinggi Ir Oki Doni Siregar didampingi Kepala Bappeda
H Gul Bakhrie Siregar, IUWASH Jakarta Parwoko Hadi dan Kadis DKP Hj Rusmiaty pada
lounching website sanitasi di Gedung Hj Sawiyah Tebing Tinggi”.
21
05
14
S I N ESRI N
GE
I |RMGAI |RJEUTN I2 0

25

PEMKO KITA



WALIKOTA TEBING TINGGI
IR H UMAR ZUNAIDI
HASIBUAN MM MENGAJAK
SELURUH WARGA
KHUSUSNYA DI
LINGKUNGAN II
KELURAHAN DEBLOT