PEMANFAATAN EKSTRAK BAWANG MERAH DAN ASAM ASETAT SEBAGAI PENGAWET ALAMI BAKSO

Jurnal Dinamika, April 2016, halaman 9-30
ISSN 2087 - 7889

Vol. 07. No. 1

PEMANFAATAN EKSTRAK BAWANG MERAH DAN ASAM ASETAT
SEBAGAI PENGAWET ALAMI BAKSO
Hasrianti, Nururrahmah, Nurasia
Program Studi Kimia, Fakultas Sains
Universitas Cokroaminoto Palopo
Email: hasriantychemist@gmail.com

ABSTRAK
Bawang merah mempunyai sifat antimikroba sehingga dapat menghambat pertumbuhan bakteri
yang dapat merusak makanan.Paduan antara asam asetat (cuka pasar) dan ekstrak bawang merah
diharapkan dapat digunakan sebagai pengawet alami pada bakso.Adapun tujuan dari penelitian
ini adalah (1).Untuk mengetahui efektivitas ekstrak bawang merah dan asam asetat sebagai
pengawet alami bakso, (2). Untuk mengetahui waktu optimum ekstrak bawang merah dan asam
asetat yang efektif digunakan sebagai pengawet alami pada bakso. Penelitian ini dilaksanakan
pada bulan Juni sampai Juli 2015 di Laboratorium Bahan Alam Fakultas Sains Universitas
Cokroaminoto Palopo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah perendaman dengan

pengawet dari campuran asam asetat dan ekstrak bawang merah dengan variasi konsentrasi 5%,
10%, 15%, 20% dan 25%,selanjutnya dilakukan pengujian organoleptik terhadap ekstrak bawang
merah dan asam asetat sebagai bahan pengawet pada bakso. Hasil yang diperoleh yaitu ekstrak
bawang merah dan asam asetat cukup efektif sebagai bahan pengawet alami bakso dan ekstrak
bawang merah dan asam asetat dengan konsentrasi 15% dapat dimanfaatkan sebagai pengawet
alami bakso selama 11 hari.Penelitian ini diharapkan dapat dikembangkan menjadi salah satu
data akurat bagi calon penelitian lain yang sejalan dengan penelitian ini.
Kata kunci: Bawang merah, bakso, uji organoleptik

PENDAHULUAN

aman pada proses pengolahannya selain

Pangan merupakan kebutuhan dasar bagi

harus bebas bahan pengawet, penggunaan

manusia yang harus dipenuhi setiap saat.

bahan tambahan makanan (pewarna dan


Oleh karena itu pangan yang tersedia di

penambah cita rasa) harus menggunakan

masyarakat harus layak dikonsumsi (fit to

bahan-bahan yang diijinkan, serta higienis.

consumption) dan aman untuk dikonsumsi

Kualitas pangan akhir-akhir ini menjadi

(safe to consumption). Selain itu hendaknya

salah

satu

fokus


pangan tersedia secara cukup, bermutu,

diakibatkan

bergizi, dan beragam. Pengolahan produk-

berbagai

produk hasil peternakan dalam kaitannya

makanan seperti munculnya beras plastik,

untuk menciptakan produk pangan yang

kerupuk plastik, daging oplosan sampai

oleh
masalah


pemerintah.Hal
karena

ini

kemunculan

mengenai

kualitas

9

Hasrianti, Nururrahmah, Nurasia (2016)
penggunaan bahan pengawet mayat pada

degeneratif

makanan. Penggunaan pengawet ini dapat


terakumulasi di dalam tubuh dalam waktu

memunculkan berbagai macam penyakit

yang lama.Berdasarkan peraturan Menteri

seperti kerusakan pada fungsi saraf, fungsi

Kesehatan

hati hingga penyakit kanker.

722/MenKes/Per/IX/1988,

Bahan pengawet merupakan bahan kimia

formalin

seperti


kanker

apabila

RI

telah

dilarang

No.
boraks

dan

penggunaannya

yang dapat mencegah atau menghambat

karena dapat menimbulkan efek negatif pada


proses

tubuh seperti keracunan, kanker, dan lain-

fermentasi

(pembusukan),

pengasaman, atau penguraian lain terhadap
makanan

yang

oleh

Kesadaran dan perhatian masyarakat

mikroorganisme sehingga makanan tidak


terhadap keamanan makanan yang mereka

mudah rusak atau menjadi busuk (Chung

konsumsi telah berkembang dengan pesat

dan

dalam

sehingga penelitian telah banyak diarahkan

penggunaannya sering terjadi pelanggaran

untuk menemukan bahan pengawet baru

seperti penggunaan dosis pengawet yang

yang dapat mengawetkan produk pangan


tidak tepat atau penggunaan bahan lain yang

dengan baik dan aman bagi kesehatan.Saat

bukan bahan tambahan pangan.

ini

Geopfert,

disebabkan

lain.

1970)

namun

metode


pengawetan

dengan

Bakso merupakan produk olahan daging

menggunakan asam-asam organik telah

yang rentan terhadap penggunaan pengawet

berkembang di masyarakat, secara teori

karena sifatnya yang cepat rusak. Bakso

penurunan pH menciptakan lingkungan yang

memiliki kandungan nutrisi yang tinggi, pH

tidak


mendekati netral, kadar air yang juga tinggi

tumbuh.Asam-asam organik yang sering

menyebabkan

relatif

digunakan dalam pengawetan makanan

singkat yaitu sekitar 12 jam sampai 1 hari,

seperti asam sitrat, asam askorbat, dan asam

sehingga banyak produsen atau pedagang

laktat

bakso menggunakan bahan pengawet untuk

2006).Pada penelitian ini digunakan asam

memperpanjang umur simpan. Pada proses

organik berupa asam asetat (cuka pasar)

pengolahannya,

ditambahkan

pada pengawetan produk bakso. Penggunaan

boraks atau formalin untuk memperpanjang

rempah pada penelitian ini akan dititik

umur simpan bakso. Boraks dan formalin

beratkan

diketahui

rempah yang dapat menutupi rasa asam dari

umur

dapat

simpannya

terkadang

menyebabkan

penyakit

disukai

oleh

(Widyaningsih,

kepada

sifat

mikroba

dan

dari

untuk

Murtini,

komponen

10

Pemanfaatan Ekstrak Bawang Merah dan Asam Asetat sebagai Pengawet Alami Bakso
asam asetat yang digunakan terhadap produk

digunakan sebagai pengawet alami pada

dan tidak mempengaruhi sifat antimikroba

bakso ?

dari asam organik itu sendiri.

Tujuan penelitian ini adalah:

Bawang merah merupakan salah satu

1. Penelitian

ini

bertujuan

untuk

rempah yang biasa digunakan sebagai bahan

mengetahui

tambahan pada makanan.Bawang merah ini

bawang merah dan

berfungsi dalam meningkatkan cita rasa

sebagai pengawet alami pada bakso

khas

pada

makanan.Makanan

yang

2. Untuk

efektifitas

mengetahui

asam

berapa

ekstrak
asetat

waktu

menggunakan bawang merah menjadi lebih

optimum ekstrak bawang merah dan

gurih dan nikmat.Selain berfungsi sebagai

asam asetat yang efektif digunakan

bahan tambahan makanan, bawang merah

sebagai pengawet alami pada bakso.

juga mempunyai sifat antimikroba sehingga

Adapun manfaat dari penelitian ini

dapat menghambat pertumbuhan bakteri

adalah :

yang dapat merusak makanan.

1.

Bagi

penulis,

diharapkan

dapat

Paduan antara asam asetat (cuka pasar)

menambah wawasan dan pemahaman

dan ekstrak bawang merah diharapkan dapat

penulis mengenai masalah yang akan

digunakan sebagai pengawet alami pada

diteliti.

bakso dan diterima secara sensori serta

2. Sebagai

bahan

informasi

kepada

penggunaannya lebih murah secara ekonomi

masyarakat dalam memanfaatkan ekstrak

dibandingkan dengan pengawet sintetik

bawang merah dan asam asetat sebagai

yang

bahan pengawet alami.

beredar

di

pasaran

sehingga

diharapkan dapat menggantikan penggunaan
pengawet sintetik pada pembuatan bakso.
Berdasarkan
maka

masalah

latar
yang

belakang tersebut,
diangkat

dalam

penelitian ini adalah:
1. Bagaiman efektivitas ekstrak bawang
merah dan asam asetat sebagai pengawet

3. Sebagai informasi untuk penjual bakso
akan manfaat ekstrak bawang merah dan
asam asetat sebagai bahan pengawet
alami.
4. Bagi pihak lain, menambah khasanah
ilmu dan sebagai dasar untuk penelitian
selanjutnya.

alami bakso ?
2. Berapa waktu optimum ekstrak bawang
merah dan asam asetat yang efektif
11

Hasrianti, Nururrahmah, Nurasia (2016)
TINJAUAN PUSTAKA

a. Komposisi Bakso

Bakso didefinisikan sebagai daging yang

Dalam

pembuatan

bakso

disamping

dihaluskan, dicampur dengan tepung pati,

daging diperlukan bahan-bahan yang lain

lalu dibentuk bulat-bulat dengan tangan

seperti:

sebesar kelereng atau lebih besar dan

a. Daging, dging dicuci bersih kemudian

dimasukkan ke dalam air panas jika ingin

digiling sebagai campuran pada saat

dikonsumsi.Untuk membuat adonan bakso,

pengulean dengan tepung terigu.

potong-potong

kecil

daging,

kemudian

b. Tepung,

yang

digunakan

umumnya

cincang halus dengan menggunakan pisau

tepung tapioka, gandum, atau tepung aren

tajam atau blender.Setelah itu daging diuleni

dapat digunakan secara sendiri-sendiri

dengan es batu atau air es (10-15% berat

maupun campuran dalam jumlah 10-

daging) dan garam serta bumbu lainnya

100% atau lebih dari berat daging.

sampai menjadi adonan yang kalis dan

c. Pati, semakin tinggi kandungan patinya

plastis sehingga mudah dibentuk.Sedikit

semakin

demi sedikit ditambahkan tepung kanji agar

harganya. Pada umumnya bakso yang

adonan lebih mengikat.Penambahan tepung

bermutu kadar patinya rendah, sekitar

kanji

15%

cukup

15-20%

berat

daging

(Ngadiwaluyo dan Suharjito, 2003).
Dalam
kesegaran

pembuatan
dan

mempengaruhi

jenis
mutu

bakso
daging
dari

rendah

mutu

serta

murah

d. Garam dapur dan bumbu (bawang,
daging,

seledri, serta MSG), digunakan sebagai

sangatlah

adonan penyedap untuk mendapatkan

bakso

rasa yang enak.

tersebut.Oleh karena itu, digunakan jenis

e. Es, digunakan untuk mempertahankan

daging yang baik dan bermutu tinggi.

suhu rendah untuk menghasilkan emulsi

Sebaikknya dipilih jenis daging yang masih

yang baik.

segar, berdaging tebal, dan tidak banyak

Berdasarkan

jenis

daging

yang

lemak sehingga rendemennya tinggi. Selain

digunakan sebagai bahan untuk membuat

itu, cara pengolahan bakso juga sangat

bakso, maka dikenal berbagai jenis bakso

mempengaruhi mutu bakso yang dihasilkan,

seperti bakso ikan, bakso babi, dan bakso

misalnya jika lemak atau kulit terambil,

sapi.Penggolongan bakso sapi menjadi tiga

warna bakso yang dihasilkan kotor atau agak

kelompok masing-masing bakso daging,

abu-abu (Wibowo, 1995).

bakso urat, bakso aci.Penggolongan itu
12

Pemanfaatan Ekstrak Bawang Merah dan Asam Asetat sebagai Pengawet Alami Bakso
dilakukan atas perbandingan jumlah tepung

mengandung boraks yang berfungsi

pati dan jumlah serta jenis daging yang

sebagai

digunakan dalam pembuatan bakso.Bakso

pengenyal kemudian diuleni sampai

daging dibuat dengan menggunakan daging

homogen

dengan

dicetak.

jumlah

dibandingkan

yang
tepung

digunakan.Bakso

besar

pati

yang

kempal

dan

dan

mudah

4. Pencetakan Bakso
Biasanya bakso dicetak menggunakan

menggunakan pati dalam jumlah yang lebih

tangan, dibentuk bulat-bulat dengan

besar dibandingkan jumlah daging yang

ukuran sedang dan ada pula yang dicetak

digunakan.Bakso urat dengan menggunakan

dengan ukuran besar.

dalam

dibuat

biar

pengawet

dengan

daging

aci

lebih

pengental,

jumlah

lebih

besar

5. Perebusan

dibandingkan jumlah pati, dan daging yang

Sebelum penyajian dalam bentuk bakso

digunakan adalah daging yang banyak

kuah, bakso tersebut direbus lagi kurang

mengandung jaringan ikat (Elviera, 1998).

lebih 5 menit untuk melunakkan dan

b. Pembuatan Bakso

mengenyalkan bakso agar enak bila

Secara umum, pembuatan bakso melalui

dimakan

dalam

penyajiannya

biasa

5 tahapan yaitu:

ditambahkan dengan mie, bumbu-bumbu

1. Pencucian

dan kuah (Lanita S, 1996).

Daging yang telah ditimbang dicuci
bersih, kemudian dimasukkan kedalam

c. Standar Mutu dan Nilai Gizi Bakso
Cara yang paling mudah untuk menilai
mutu bakso yaitu dengan menilai mutu

wadah.

sensoris atau mutu organoleptiknya. Hasil

2. Penggilingan
Daging yang telah dicuci bersih,

pengujian mutu sensoris ini dapat diperkuat

dimasukkan kedalam mesin giling.Pada

dengan

waktu

mikrobiologis yang tentu saja memerlukan

penggilingan ditaburi tepung

terigu supaya daging tidak lengket.

teknik,

pengujian

peralatan,

fisik,

dan

kimiawi,

tenaga

dan

khusus

(Purnomo, 1990). Paling tidak ada lima

3. Pengulenan
Setelah daging digiling berbentuk

parameter sensoris yang perlu dinilai, yaitu

diuleni

penampakan, warna, bau, rasa, dan tekstur.

ditambahkan dengan bumbu-bumbu dan

Adanya jamur atau lendir perlu diamati,

ditambah dengan bleng yang diduga

terlebih jika bakso sudah disimpan lama.

gumpalan

daging

kemudian

13

Hasrianti, Nururrahmah, Nurasia (2016)
Kriteria dan deskripsi mutu sensoris dapat

beberapa bakso ditampilkan pada Tabel 2.

dilihat pada Tabel 1 , sedangkan nilai gizi
Paremeter
Penampakan

Bakso Daging

Bakso Ikan

Bentuk bulat, halus, berukuran Bentuk

halus,

berukuran

seragam, bersih cemerlang tidak seragam, bersih, cemerlang,
kusam,

sedikitpun

tidak tidak kusam

berjamur dan tidak berlendir
Warna

Cokela tmuda cerah atau sedikit Putih merata tanpa warna
agakkemerahan

atau

cokelat asing lain.

muda hingga cokelat muda agak
keputihan atau abu-abu. Warna
tersebut merata tanpa warna lain
yang menggangu
Bau

Bau khas daging segar rebus Bau khas ikan segar rebus
dominan, tanpa bau tengik, dominan dan bau bumbu
masam, basi atau busuk, bau tajam. Tidak terdapat bau
bumbu cukup tajam

amis, tengik, masam, basi,
atau bau busuk

Rasa

Rasa lezat, enak, rasa daging Rasa enak, lezat, rasa ikan
dominan
menonjol

dan

rasa
tetapi

bumbu dominan sesuai jenis ikan dan
tidak rasa bumbu menonjol tetapi

berlebihan. Tidak terdapat rasa tidak
asing yang mengganggu

terdapat

berlebihan.
rasa

asing

Tidak
yang

mengganggu dan tidak terlalu
asin.
Tekstur

Tekstur kompak, elastis, kenyal, Tekstur kompak, tidak liat,
tetapi tidak iat atau membal, elastis, tidak ada serat daging,
tidak ada serat daging, tidak tanpa duri dan tulang, tidak
lembek. Tidak basah berair dan lembek, tidak basah berair,
tidak rapuh

dan tidak rapuh.

Sumber: Wibowo, (1995).
14

Pemanfaatan Ekstrak Bawang Merah dan Asam Asetat sebagai Pengawet Alami Bakso
2.2 Tinjauan Umum Tentang Bawang

merah diantaranya protein, mineral, sulfur,
antosianin, kaemferol, karbohidrat, dan serat

Merah
Menurut

Tjitrosoepomo

(1993)

klasifikasi dari tanaman bawang merah
adalah sebagai berikut:

(Rodrigues, 2003).
b. Khasiat bawang Merah
Mengonsumsi

bawang

merah

dalam

Kingdom

: Plantae

masakan

Divisio

: Spermatophyta

dikonsumsi

Subdivisio

: Angiospermae

mempunyai bau yang sangat tajam dan perih

Class

: Monocotyledonae

dimata.Bawang merah memiliki banyak

Ordo

: Liliaceae

khasiat bagi kesehatan seprti pencegah

Family

: Liliales

kanker lambung, kanker kolorektal, kanker

Genus

: Allium

prostat,

Species

: Allium Cepa

perut.Bawang

a. Kandungan gizi bawang Merah
Bawang

merah

mengandung

sangat

sedap.Namun

langsung,

kanker

esofagus

merah

kalori,

juga

kanker

mempunyai

hati karena adanya kandungan folat dalam
bawang

Vitamin B-6 dan Mangan (Mn).Bawang

mencegah

kelebihan

merah

pembekuan

dalam

mengandung

dan

merah

khasiat dalam mengatur tidur dan suasana

karbohidrat, serat, gula, protein, vitamin C,

juga

bawang

jika

sejumlah

merah.

Kandungan

folat

homosistein
tubuh

yang

ini
dari
dapat

kandungan kalsium, zat besi, asam folat,

mencegah darah dan nutrisi lain untuk

magnesium, fosfor dan kalium antioksidan

mencapai otak. Homosistein mempengaruhi

quercetin dan sulfur.Umbi bawang merah

produksi hormone serotonin, dopamine dan

mengandung senyawa - senyawa yang

norepinephrine yang mengatur tidak hanya

dipercaya berkhasiat sebagai antiinflamasi

suasana hati, tetapi juga tidur dan nafsu

dan antioksidan seperti kuersetin yang

makan yang baik.

bertindak sebagai agen untuk mencegah sel

Kandungan sulfide methylallyl dan asam

kanker. Kuersetin, selain memiliki aktivitas

amino

sebagai antioksidan, juga dapat beraksi

memberikan efek penurunan pada kadar

sebagai antikanker pada regulasi siklus sel,

kolesterol

berinteraksi dengan reseptor estrogen (ER)

meningkatkan pada kadar kolesterol baik

tipe II dan menghambat enzim tirosin kinase

manfaat bawang merah juga mengontrol

(Klohs, 1997). Kandungan lain dari bawang

tekanan darah tinggi dan membuka arteri

sulfur

jahat

pada

bawang

dalam

darah

merah,

dan

15

Hasrianti, Nururrahmah, Nurasia (2016)
yang tersumbat sehingga meningkatkan

bakterisida, dan dapat menurunkan

kesehatan jantung.

kolesterol jahat(LDL) dalam darah

c. Senyawa Aktif Bawang Merah

secara efektif



Allisin dan Alliin Alliin berupa
hemihidrat

yang tidak berwarna

C6H11NO2S.½H2O

Alilpropil

disulfide

Seperti

flavonoid, senyawa ini juga bersifat

bentuk

hipolipidemik

atau

jarumtumpul yang diperoleh dari

mampumenurunkan

hasil

menggunakan

darah. Khasiat lainnya yaitu sebagai

pelarut aseton. Titik leburnya 164-

antiradang.Kandungan sulfur dalam

166oC (dengan mengeluarkan gas),

bawang merah sangat baik untuk

praktis larut dalam air.Allisin dan

mengatasi

Alliin bersifat hipolipidemik, yaitu

radang

dapat

kongesti bronchial

rekristalisasi

menurunkan

kadar

kolesteroldarah. Mengonsumsi satu



kadar

reaksiradang,

hati,

Fitosterol

lemak

terutama

bronchitis,

maupun

Fitosterol

adalah

suing bawang merah segar dapat

golongan lemak yang hanya bisa

meningkatkan kadalkolesterol baik

diperoleh

(HDL) sebesar 30 %. Senyawa ini

tumbuhan atau yang lebih dikenal

juga

sebagai lemak nabati. Jenis lemak ini

berfungsi

yaitu




sebagaiantiseptik,

menghambat

pertumbuhan

dari

cukupaman

minyak

untuk

tumbuh-

dikonsumsi,

mikroorganisme.

termasuk

Flavonoid Bahan aktif ini dikenal

penyakit kardiovaskuler.Oleh karena

sebagai

itu,

antiinflamasi

atau

anti

radang. Jadi, bawangmerah bisa
digunakan
radang

untuk

hati

menyembuhkan

oleh

para

penggunanya

penderita

justru

akan

menyehatkan jantung.


Flavonol

Flavonol

bersama

(hepatitis),

radang

kuersetin dan kuersetin glikosida,

radang

tonsil

memiliki efek farmakologis sebagai

(tonsillitis), radang pada cabang

bahan antibiotic alami. Hal ini

tenggorokan

dikarenakan kemampuannya untuk

sendi(arthritis),

(bronchitis),serta

radang anak telinga (atitis media).

menghambat

Flavonoid juga berguna sebagai

bakteri, maupun cendawan. Senyawa

pertumbuhan

virus,

bahanantioksidan alamiah, sebagai
16

Pemanfaatan Ekstrak Bawang Merah dan Asam Asetat sebagai Pengawet Alami Bakso



ini juga mampu bertindak sebagai

dengan keluarnya tripropanalsulfoksi

antikoagulan dan anti kanker.

da, akan muncul pula bau menyengat

Pektin

merupakan

yang merupakan aroma khas bawang

golongan polisakarida yang sukar

merah. Bau ini berasal dari senyawa

dicerna. Oleh karena itu, seperti pada

propil

flavonoid,

pektin

bersifat

metildisulfide. Ketika bawang merah

menurunkan

kadar

kolesterol.

ditumis atau digoreng, senyawa ini

juga

mempunya

menebarkan aroma harum. Baik

Bahan

Senyawa

ini

ini

kemampuan


mengendalikan

tripropanal

dan

propel

sulfoksida,

propil

pertumbuhan bakteri.

disulfida,

Saponin Saponin termasuk senyawa

disulfide dapat berfungsi sebagai

penting dalam bawang merah, yang

stumulansia

memiliki cukup banyak khasiat.

aktivitas fungsiorgan-organ tubuh.

Senyawa

Jadi, senyawa-senyawa ini sangat

ini

berperan

sebagai

maupun

atau

propilmetil

perangsang

antikoagulan, yang berguna untuk

berguna

mencegah

kepekaan saraf maupun kerja enzim

Saponin

penggumpalan
juga

dapat

darah.

berfungsi

sebagaiekspektoran,


disulfide

yaitu

untuk

merangsangfungsi

pencernaan.
Kandungan

senyawa

alisinlah

yang

mengencerkan dahak.

membuat bawang merah beraroma tajam

Tripropanal sulfoksidaKetika umbi

yang bagi sebagian orang merupakan bau

bawang merah diiris atau dilukai,

tidak sedap. Aroma ini makin menguat

akan

gas

setelah siung dipotong atau diiris. Industri

ini

farmasi di Jerman telah berhasil mengisolasi

termasuk salah satu senyawa aktif

alisin, dan dikemas dalam bentuk tablet.

eteris dalam bawang merahyang

Bawang Merah merupakan campuran bahan-

menyebabkan keluarnya air mata

bahan kimiawi yang sangat kompleks, dan

(lakrimator). Agar mata tidak pedih

para

dan berair saat mengiris bawang

bahan-bahan makanan yang sebenarnya

merah, simpanlah bawang merah

memiliki khasiat paling hebat

dalam

2009).

keluar

tripropanalsulfoksida.

lemari

Gas

pendingin

selama

ilmuwan

masih

memperdebatkan

(Irianto,

kurang lebih 30 menit. Bersamaan
17

Hasrianti, Nururrahmah, Nurasia (2016)
1. Asam Asetat
Cuka telah dikenal manusia sejak dahulu
kala. Dahulu kala cuka dihasilkan oleh

karonilasi

metanol.Sisanya

dihasilkan

melalui metode-metode alternative.
Produksi

total

asam

asetat

dnia

berbagai bakteri penghasil asam asetat, dan

diperkirakan

asam asetat merupakan hasil samping dari

setengahnya diproduksi di Amerika Serikat.

pembuatan bir atau anggur. Penggunaan

Eropa memproduksi sekitar 1 juta ton per

asam asetat sebagai pereaksi kimia juga

tahun. 1,51 juta ton pertahun dihasilkan

sudah di mulia sejak lama. Asam asetat cair

melalui daur ulang, sehinggah total pasar

adalah pelarut protik hidrofilik (polar), mirip

asam asetat mencapai 6,51 juta ton per

seperti air dan etanol. Asam asetat memiliki

tahun. Perusahaan produsnr asam asetat

konstanta dielektrik yang sedang yaitu 6,2,

terbesar adalah Celanese dan BP Chemicals,

sehingga ia bisa melarutkan baik senyawa

Samsung,

polar seperti garam anorganik dan gula

(Rosmayanti, 2014).Asam asetat merupakan

maupun senyawa non-polar seperti minyak

salah satu bahan kimia yang digunakan

dan unsur-unsur seperti sulfur dan iodin.

dalam pembuatan vinil asetat monomer

Asam asetat bercampur dengan mudah

(VAM), asam teraptik yang dimurnikan

dengan pelarut polar atau nonpolar lainnya

(PTA),

seperti air, klorofom dan heksana. Sifat

monokloroasetat (MCA), dan ester asetat.

kelarutan dan kemudahan bercampur dari

Pemggunaan terbesar untuk asam asetat

asam asetat ini memuatnya digunakan secara

adalah

luas dalam insudtri kimia.

memproduksi vinil asetat monomer (VAM).

Asam asetat di produksi secar sintetis

Asam

5

juta

Eastman,

asetat

sebagai

asetat

ton

per

dan

Etanolkem

anhidrat,

bahan

juga

tahun,

baku

digunakan

asam

untuk

untuk

maupun secara alami melalui fermentasi

pembuatan asam tereptalik yang dimurnikan

bakteri. Sekarang hanya 10% dari produksi

(PTA), yang mana merupakan bahan anatara

asam asetat dihasilkan melalui jalur alami,

penting untuk berbagai aplikasi, termasuk

namun kebanyakan hukum yang mengatur

serat poliester, botol untuk air dan minuman

bahwa asam asetat yang terdapat dalam cuka

ringan, film fotografis dan pita magnetik.

haruslah berasal dari proses biologis. Dari
asam asetat yang diproduksi oleh industri
kimia, 75% diantaranya diproduksi melalui

18

Pemanfaatan Ekstrak Bawang Merah dan Asam Asetat sebagai Pengawet Alami Bakso

2. Sifat Fisik dan Kimia Asam Asetat
Tabel 3. Sifat fisik dan kimia asam asetat
Bentuk

: cairan

Warna

: Tidak Berwarna

Bau

: Tajam

Nilai pH (50g/H2O)

: (20°C) 2,5

Kekentalan Dinamik

: (20°C) 1,22 mm/s

Kekentalan Kinematik

: (20°C) 1,77

Titik Lebur

: (17C)

Titik Didih

: 116-118

Suhu Penyalaan

:485°C

Titik Nyala

:39°C

Batas ledakan

: Lebih rendah 4 vol %, lebih tinggi 19,9

Tekanan uap

: (20°C) 1,54 hPa

Densitas uap relatif

: 2,07

Densitas

: (20°C) 1,05 g/cm

Kelarutan dalam air

: (20°C) dapat larut

Log Pow

:-0,17

Fator Biokonsentrasi

:1

Indeks Refraksi

: (20°C) 1,37.

Vol %

Sumber: Rosmayanti, 2014
Asam asetat memiliki banyak manfaat
bagi kehidupan manusia, tidak hanya itu
asam

asetat

juga

berperan

dalam

makanan, serta untuk menambah rasa
sedap pada masakan.
b. asam asetat digunakan sebagai pereaksi

perindustrian dan kesehatan, yaitu:

kimia

untuk

menghasilkan

berbagai

a. Di dalam industri makanan asam asetat

senyawa kimia. Sebagian besar (40-45%)

digunakan sebagai pengatur keasaman,

dari asam asetat dunia digunakan sebagai

pemberi rasa asam dan aroma dalam

bahan untuk memproduksi monomer
19

Hasrianti, Nururrahmah, Nurasia (2016)
vinil asetat (vinyl acetate monomer,

Cara dingin

VAM).

a. Maserasi

c. Selain itu asam asetat juga digunakan

Maserasi merupakan proses perendaman

dalam produksi anhidrida asetat dan juga

sampel pelarut organik yang digunakan pada

ester. Peggunaaan asam asetat lainnya,

temperatur ruangan. Proses ini sangat

termasuk penggunaan dalam cuka relatif

menguntungkan

kecil.

bahan alam karena dengan perendaman

Sekitar

larutan

12,5%

untuk

makanan.

Untuk

isolasi

senyawa

sampel tumbuhan akan terjadi pemecahan

d. Ragen untuk analisa.
e.

dalam

dinding sel akibat pebedaan tekanan antara

membuat

putih

timbal

didalam dan diluar sel sehinggah metabolit

(Rosmayanti, 2014).

sekunder yang ada dalam sitoplasma akan

3.

Metode Ekstraksi

terlarut dalam pelarut organik dan ekstrak

Ekstraksi adalah proses penarikan suatu

senyawa akan sempurna karena dapat diatur

komponen (zat terlarut) dari larutannya

lama

dalam air oleh suatu pelarut lain yang tidak

Pemilihan pelarut untuk proses maserasi

bercampur dengan menggunakan pelarut

akan memberikan efektifitas yang tinggi

yang sesuai. Ektraksi pelarut menyangkut

dengan memperhatikan kelarutan senyawa

distribusi solut di antara dua fasa cair yang

bahan alam pelarut tersebut. Secara umum

tidak bercampur. Posisi zat-zat terlarut

pelarut metanol merupakan pelarut yang

antara

dapat

paling banyak digunakan dalam proses

banyak

isolasi senyawa organik bahan alam, karena

dua

cairan

yang

bercampur

menawarkan

kemungkinan

yang

tidak

menarik

untuk

pemisahan analisis. Ekstraksi pelarut dapat

dapat

perendaman

melarutkan

yang

seluruh

dilakukan.

golongan

metabolit sekunder.

merupakan suatu lngkah penting dalam

Prinsip dari ekstraksi maserasi adalah

urutan yang menuju kesesuatu produk

penyarian zat aktif yangdilakukan dengan

murninya

organik,

cara merendam serbuk dalam caira penyari

anorganik, atau biokimia (Simanjuntak,

yang sesuai selam sehari atau beberapa pada

2008)

temperatur kamar terlindungi dari cahaya,

dalam

laboratorium

Beberapa metode ekstraksi senyawa

cairan penyari akan masuk ke dalam sel

organik bahan alam yang umum digunakan

melewati dindig sel. Isi sel akan larut karena

antara lain:

adanya perbedaan konsentrasi antara larutan
20

Pemanfaatan Ekstrak Bawang Merah dan Asam Asetat sebagai Pengawet Alami Bakso
di dalam sel dengan di luar sel. Larutan yang

terjadinya sirkulasi pelarut yang selalu

konsetrasinya

tinggi akan terdesak keluar

membasahi sampel. Proses ini sangat baik

dan diganti oleh cairan penyari dengan

untuk senyawa yang tidak terpengaruh oleh

konsentrasi rendah (proses difusi). Peristiwa

panas.

tersebut

b. Digesti

berlangsung

sampai

terjadi

keseimbangan konsentrasi antara larutan di

Digesti

adalah

maserasi

dengan

luar sel dan di dalam sel. Selama proses

pengadukan kontinu pada temperatur yang

maserasi

lebih tinggi dari temperatur kamar yaitu

dilakukan

pengaduk

dan

penggantian cairan penyari setiap hari.

pada suhu 40-50°C.

Endapan yang diperoleh dipisahkan dan

c. Refluks

filtratnya

dari

Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut

yang

pada temperatur titik didihnya selama waktu

sederhana, sedang kerugiannya antara lain

tertentu dan dalam jumlah pelarut terbatas

waktu yang diperlukan untuk mengestrak

yang

sampel cukup lama, cairan penyari yang

pendingin balik.

digunakan

lebih

d. Infus

digunakan

untuk

metode

dipekatkan.
ini

ialah

Keuntungan
peralatannya

konstan

dengan

adanya

tidak

dapat

bahan-bahan

yang

Infus adalah ekstraksi menggunakan

mempunyai tekstur keras seperti benzoin,

pelarut air pada temperatur penangas air

tiraks, dan lilin (Simanjuntak, 2008).

(bejana infus tercelup dalam penangas air

b. Perkolasi

mendidih, temperatur terukur 90°C) selama

Perkolasi

banyk,

relatif

merupakan

proses

15 menit.

melewatkan pelarut organik pada sampel

e. Dekok

sehingga pelarut akan membawa senyawa
organik

bersama-sama

pelarut.

Tetapi

efektifitas dari proses ini hanya akan lebih

Dekok adalah ekstrasi dengan pelarut
air pada temperatur 90°C selama 30
menit(Simanjuntak, 2008).

besar untuk senyawa organik yang sangat
mudah larut dalam pelarut yang digunakan.
Cara Panas
a. Sokletasi
Menggunakan soklet dengan pemanasan

METODE PENELITIAN
Pelaksanaan Kegiatan
Penelitian dilaksanakan pada bulan
Juni – Juli 2015 di

Laboratorium Bahan

dan pelarut akan dapat dihemat karena
21

Hasrianti, Nururrahmah, Nurasia (2016)
Alam FSAINS Universitas Cokroaminoto

di atas stirer dengan kecepatan 30 rpm pada

Palopo

suhu ruang selama 1 jam.Setelah distirer,

1. Pengumpulan dan Preparasi Sampel

maserasi selama 24 jam kemudian disaring

Sampel

yang

digunakan

dalam

penelitian ini adalah ekstrak bawang merah

untuk mendapatkan ekstraknya.
b. Pembuatan Pengawet

dari Campuran

dan asam asetat dimana bawang merah di

Asam Asetat dan Ekstrak Bawang Merah

dapatkan dipasar, yang mana hanya pada

dengan Konsentrasi 5%, 10%, 15%, 20%

bagian buahnya saja yang di ambil untuk di

dan 25%.

ekstraksi, dan asam asetat yang digunakan

Ekstrak bawang merah yang diperoleh

yaitu asam asetat yang di dapatkan dipasar

dicampurkan dengan asam organik yaitu

dalam kemasan botol kemudian asam asetat

asam asetat dengan perbandingan 10 : 1

di campurkan dengan ekstrak bawang merah

yaitu, 100 ml ekstrak bawang merah dan 10

sebagai bahan pengawet alami pada bakso.

ml asam asetat. Metode pengawetan yang

a. Pembuatan Ekstrak Bawang Merah

digunakan

Bawang merah segar dicuci bersih
terlebih

dahulu.

Selanjutnya

diiris

adalah

perendaman

dengan

larutan pengawet konsentrasi pengenceran
tertentu.Konsentrasi

pengenceran

yang

memanjang dengan ketebalan 1-2 mm

dibuat adalah 5%, 10%, 15%, 20% dan

setelah itu bawang merah di hancurkan

25%.Waktu

menggunakan blender, setelah itu.Ekstraksi

menit.Kemudian

dilakukan

pengujian

bawang merah dilakukan dengan ekstraksi

terhadap bakso

yang diberi

perlakuan

bertingkat metode maserasi (perendaman)

pengawetan

menggunakan

perubahan

pelarut

air.Perbandingan

perendaman

untuk
yang

selama

melihat
terjadi

10

perubahanselama

bawang merah dengan pelarut adalah 1:1,

penyimpanan. Parameter yang diuji adalah

yaitu 50 g bawang merah dengan 1000 ml

tekstur, warna,aroma uji organoleptik.

pelarut dalam erlenmeyer dan ditempatkan
2. Metode Pengawetan
Kontrol, tidak mendapat perlakuan dengan larutan asam asetat dan ekstrak
:

bawang merah.
Perendaman bakso ke dalam larutan asam asetat dan ekstrak bawang merah

:

dengan pengenceran tertentu selama 10 menit.
3. Konsentrasi Larutan Pengawet
22

Pemanfaatan Ekstrak Bawang Merah dan Asam Asetat sebagai Pengawet Alami Bakso
Kontrol, tanpa perendaman dengan larutan asam asetat dan ekstrak bawang
putih

0

Perendaman bakso dengan larutan asam asetat dan ekstrak bawang merah
dengan konsentrasi larutan biang sebesar 5%.

1

Perendaman bakso dengan larutan asam asetat dan ekstrak bawang merah
dengan konsentrasi larutan biang sebesar 10%.

2

Perendaman bakso dengan larutan asam asetat dan ekstrak bawang merah
dengan konsentrasi larutan biang sebesar 15%.

3

Perendaman bakso dengan larutan asam asetat dan ekstrak bawang merah
dengan konsentrasi larutan biang sebesar 20%.

2

Perendaman bakso dengan larutan asam asetat dan ekstrak bawang merah
dengan konsentrasi larutan biang sebesar 25%.

3

Data yang diperoleh berdasarkan dari
hasil

pengujian

organoleptik

terhadap

ekstrak bawang merah dan asam asetat
sebagai bahan pengawet pada bakso.Dari
hasil perendaman mie basah dengan larutan
asam asetat dan ekstrak bawang merah.

Penggunaan indra peraba dalam hal ini
merasakan kepekaan tekstur pada sampel
yang menunjukkan kualitas dari sampel.
Pengujian organoleptik ini di lakukan
setiap 1 kali sehari yaitu, pada pukul (10:00
- sampai selesai).

1. Uji Warna
Penggunaan indra penglihatan dalam
mengetahui warna yang di miliki sampel

HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Uji

Aktivitas

Antibakteri

Pada

sebagai indikator kuliatas sampel.

Ekstrak Bawang Merah dan Asam

2. Uji Aroma

Asetat

Penggunaan indra pembau dalam hal

Pengujian aktivitas antibakteri dengan

pembauan untuk mengetahui aroma yang

menggunakan Ekstrak Bawang Merah dan

dapat menjadi salah satu indikator terjadinya

Asam Asetat dilakukan dalam beberapa

kerusaan pada sampel misalnya, saja ada

variasi konsentrasi larutan biang.Konsentrasi

bau

yang digunakan adalah 5%, 10%, 15%, 20%

busuk

yang

menandakan

produk

tersebut mengalami kerusakan pada sampel.

dan 25%.Pembuatan larutan biang dengan

3. Uji Tekstur

berbagai variasi konsentrasi dibuat dengan
menggunakan campuran ekstrak bawang
23

Hasrianti, Nururrahmah, Nurasia (2016)
merah dan larutan asam asetat yang telah

dan asam asetat masing-masing 4 buah

diencerkan menjadi asam asetat 5%, 10%,

bakso

15%, 20% dan 25%. Ekstrak asam asetat

menit.Sampel bakso yang sudah direndam

diperoleh dari proses ekstraksi maserasi

kemudian disimpan dalam wadah plastik

(perendaman) yang dilakukan selama 24

dan diamati setiap 24 jam (1 hari) untuk

jam.

melihat aktivitas antibakteri dari ekstrak

Sampel bakso daging yang telah dibuat,

kemudian

didiamkan

selama

5

bawang merah tersebut.

dimasukkan kedalam ekstrak bawang merah
5.1 Tabel Hasil Pengamatan Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Bawang Merah dan Asam Asetat
Konsentrasi Larutan Biang
Kontrol

5%

10%

15%

20%

25%

Perlakuan

Hari Berjamur

1

2

2

2

1

3

2

4

1

9

2

9

1

11

2

11

1

6

2

7

1

5

2

6

Aktivitas

merah 15% mampu mengawetkan bakso

Antibakteri pada ekstrak bawang merah

selama 10 hari.Adanya kandungan Alliin

dapat dilihat pada Tabel 5.1. Dari tabel

dalam

tersebut terlihat Bahwa Bakso yang telah

mematikan aktivitas bakteri yang terdapat

direndam dalam Larutan dengan Konsentrasi

pada bakso sehingga dapat bertahan hingga

Ekstrak bawang merah dan larutan biang

10 hari. Bakso yang direndam dalam larutan

15%

berjamur pada hari ke-11. Hal ini

dengan konsentrasi 5% berjamur pada hari

berarti konsentrasi larutan ekstrak bawang

ke 3 dan ke 4 hal ini dapat dipengaruhi oleh

Hasil

pengamatan

Uji

ekstrak

bawang

merah

dapat

24

Pemanfaatan Ekstrak Bawang Merah dan Asam Asetat sebagai Pengawet Alami Bakso
karena kurangnya konsentrasi dari asam

Adanya kemampuan ekstrak bawang

asetat yang digunakan menyebabkan larutan

merah dalam mematikan aktivitas bakteri

kurang asam sehingga jamur dapat tumbuh

diakibatkan oleh karena adanya kandungan

dengan cepat. Pada konsentrasi larutan biang

senyawa alliin.Hasil aktivitas antibakteri

25% dapat awet hingga hari ke 5 dan ke 6,

ekstrak bawang merah dan asam asetat dapat

diakibatkan oleh karena kondisi yang terlalu

juga dilihat pada grafik 5.1.

asam merusak daya tahan dari bakso daging
sehingga

menjadi

media

pertumbuhan

jamur.
12

10

Hari Berjamur

8

6

4

2

0
1

2

1

2

1

2

1

2

1

2

1

2

Kontrol
5%
10%
15%
20%
25%
Grafik 5.1 Hasil Pengamatan Uji Aktivitas Antibakteri Pada Ekstrak Bawang
merah dan Asam Asetat.

25

Hasrianti, Nururrahmah, Nurasia (2016)
warna.Hasil Uji warna dapat dilihat

5.2 Uji Organoleptik

pada Tabel 5.2.

1. Uji Warna
Uji
pertama

organoleptik
dilakukan

adalah

yang
uji

Tabel 5.2 Hasil Pengujian Warna pada Bakso
Kategori Penilaian Warna

Rata-

Konsentrasi

Pengulangan

Kontrol

1

4.182

Sangat Tidak Cerah

2

4.182

Sangat Tidak Cerah

1

3.727

Tidak Cerah

2

3.727

Tidak Cerah

1

2.364

Cerah

2

2.364

Cerah

1

2.091

Cerah

2

2.091

Cerah

1

2.818

Netral

2

2.727

Netral

1

2.818

Netral

2

2.727

Netral

5%

10%

15%

20%

25%

Kategori Warna

Rata

Bakso yang direndam pada konsentrasi

merah 10% dan 15% menunjukkan warna

ekstrak bawang merah dan asam asetat 15%

yang cerah. Sedangkan Bakso yang telah

digolongkan kedalam lima kategori Warna

direndam dalam ekstrak bawang merah dan

yakni Sangat cerah, Cerah, Netral, Tidak

asam

Cerah dan Sangat Tidak Cerah. Dari hasil

menunjukkan warna yang netral.

pengujian terlihat bahwa bakso yang tidak

2. Uji Tekstur

asetat

sebesar

20%

dan

25%

diberikan pengawet ekstrak bawang merah

Hasil pengujian tekstur pada bakso

dan asam asetat menunjukkan bahwa bakso

dapat dilihat pada Tabel 5.3.Pengkategorian

sangat tidak cerah.Bakso yang di telah

dibagi kedalam lima kategori yakni Sangat

direndam dalam ekstrak bawang merah 5%

Kenyal, Kenyal, Netral, Tidak Kenyal dan

menunjukkan warna yang tidak cerah.Bakso

Sangat Tidak Kenyal.

yang telah direndam dalam ekstrak bawang
26

Pemanfaatan Ekstrak Bawang Merah dan Asam Asetat sebagai Pengawet Alami Bakso
Tabel 5.3 Hasil Pengujian Tekstur pada Bakso
Kategori Penilaian
Konsentrasi

Tekstur

Pengulangan

Kontrol

5%

10%

15%

20%

25%

Rata-

Kategori

Rata

Tekstur
Sangat Tidak

1

4.273

2

4.273

1

3.818

Tidak Kenyal

2

3.818

Tidak Kenyal

1

2.364

Kenyal

2

2.364

Kenyal

1

2.273

Kenyal

2

2.273

Kenyal

1

3.273

Netral

2

3.273

Netral

1

3.182

Netral

2

3.182

Netral

Dari Tabel 5.3 terlihat bahwa bakso

Kenyal
Sangat Tidak
Kenyal

direndam dalam larutan biang 20% dan 25%

yang tidak direndam dengan menggunakan

menunjukkan tekstur bakso yang netral.

ekstrak bawang merah dan asam asetat

Uji Aroma

menunjukkan tekstur yang sangat tidak

Hasil uji Aroma dapat dilihat pada

kenyal.Bakso yang direndam dalam ekstrak

Tabel 5.4 mengenai pengkategorian aroma

bawang merah dan asam asetat sebanyak 5%

yang terdiri dari lima kategori aroma yakni

menunjukkan

tidak

Sangat harum, Harum, Netral, Tidak harum

kenyal.Bakso yang telah direndam dalam

dan Sangat tidak harum.Hasil pengujian

ekstrak bawang merah dan asam asetat

aroma pada bakso menunjukkan bahwa

sebesar 10% dan 15% menunjukkan tekstur

bakso yang tidak direndam pada larutan

yang kenyal.Sedangkan bakso yang telah

biang ekstrak bawang merah dan asam asetat

tekstur

yang

memiliki

aroma

yang

sangat

tidak
27

Hasrianti, Nururrahmah, Nurasia (2016)
harum.Bakso yang telah direndam pada

larutan biang 25% sangat tidak harum.Hal

larutan asam asetat 5% memiliki aroma yang

ini menunjukkan bahwa semakin tinggi

tidak harum.Sedangkan bakso yang telah

konsentrasi larutan biang maka tingkat

direndam pada larutan biang 10% dan 15%

keasamannya

memiliki aroma yang netral.Bakso yang

menyebabkan bakso memiliki aroma yang

telah direndam pada larutan biang 20% tidak

tidak harum.

semakin

tinggi

yang

harum dan bakso yang direndam pada
Tabel 5. 4 Hasil Pengujian Aroma pada Bakso
Kategori Penilaian Aroma

Rata-

Kategori

Konsentrasi

Pengulangan

Kontrol

1

8 4.273

2

8 4.273

1

7 4.000

Tidak Harum

2

7 4.000

Tidak Harum

1

2 2.818

Netral

2

2 2.818

Netral

1

1 3.091

Netral

2

1 3.091

Netral

1

5 4.000

Tidak Harum

2

5 4.000

Tidak Harum

1

9 4.364

2

9 4.364

5%

10%

15%

20%

25%

KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat

5 Rata

Aroma
Sangat Tidak
Harum
Sangat Tidak
Harum

Sangat Tidak
Harum
Sangat Tidak
Harum

1. Ekstrak bawang merah dan asam asetat
cukup efektif sebagai bahan pengawet
alami bakso.

disimpulkan bahwa:
28

Pemanfaatan Ekstrak Bawang Merah dan Asam Asetat sebagai Pengawet Alami Bakso
2. Ekstrak bawang merah dan asam asetat
dengan

konsentrasi

15%

dapat

Rosmayanti, M. 2014. Material Safety Dara

dimanfaatkan sebagai pengawet alami

Sheet (MSDS) Asam Asetat Murni

bakso selama 11 hari.

(asam asetat Glasial) CH3COOH.
Yogyakarta:

Saran
Penelitian

ini

diharapkan

dapat

Analisis

Kesehatan.

Poltekkes Kemenkes.

dikembangkan menjadi salah satu data
akurat bagi calon penelitian lain yang
sejalan dengan penelitian ini.

Simanjuntak, M. R. 2008. Ekstraksi dan
Fraksinasi Komponen Ekstrak daun
Tumbuhan

Senduduk

(Melastoma

DAFTAR PUSTAKA

malabathricum L.) serta Pengujian

Andriani. 2006. Pengganti, Formalin, Asam

Efek

Sediaan

Krim

terhadap

Asetat untuk Mengawetkan Daging

Penyembuhan Luka Bakar. Medan:

Ayam. Bogor.

Farmasi. Universitas Sumatera Utara.

Klohs WD, Fry DW, Kraker AJ. (1997).

Tumbel, M. 2010. Analisis Kandungan

Inhibitors of tyrosine kinase.Curr

Boraks

Opin Oncol. 9:562-568.

Beredar di Kota Makassar. Makssar:

dalam

Mie

Basah

yang

Kimia. Universitas Negeri Makassar.
Rahayu, E, dan Berlian,N. V. A, 1999.
Bawang Merah. Penebar Swadaya,
Jakarta.

Tritrosoepomo, 1993. Taksonomi Umum.
Gajah

Mada

University

Press:

Yogyakarta.
Rukmana.,1994, Bertanam Petsai & Sawi,
Kanisius, Yogyakarta.

Wibowo, S., 1995. Budi Daya Bawang
Putih, Merah, dan Bombay. Penebar

Rodrigues A., Fogliano V., Graziani G.,

Swadaya, Jakarta.

Mendes, S., Vale, A. and Goncalves,
C., 2003. Nutrition Value of Onion
Regional Varieties in Northwest
Portugal, EJEAFChe 2(4): 519-524.

Yohana, SKD., U.H. Asmara. 1998. Kajian
Nilai Gizi Bakso Sapi dan Bubur
Pedas

sebagaiSumber

Makanan
29

Hasrianti, Nururrahmah, Nurasia (2016)
Setengah

Berat

di

Kotamadya

Pontianak.Prosiding

dan Gizi, Yogyakarta, 15 Desember
1998.

SeminarNasional Teknologi Pangan

30