MANAJEMEN SISTEM INFORMASI DAN KEUANGAN

MANAJEMEN SISTEM INFORMASI DAN KEUANGAN
NUZUL QUR’ANIATI; CANDRA PANJI ASMORO
Nuzul-q-a@fkp.unair.ac.id
TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Menjelaskan teknologi informasi kesehatan meliputi informatika keperawatan
mempengaruhi sistem perawatan kesehatan meliputi strategi perencanaan,
tujuan dan petunjuk serta fungsi sistem.
2. Menjelaskan beberapa jenis sumber informasi yang berguna bagi perawat,
tujuan masing-masing sumber daya dan strategi untuk mendapatkan sumber
daya yang sesuai.
LATAR BELAKANG
Banyak bisnis modern menekankan pada sistem yang lebih efektif tidak terkecuali
pelayanan kesehatan yaitu informasi teknologi (IT). Informasi teknologi (IT) meliputi
penggunaan sistem komputer untuk mengelola seluruh jenis informasi dan hal
tersebut berimbas pada profesi keperawatan. Dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK) terutama sistem informasi pada pelayanan
kesehata, perawat ditantang untuk untuk dapat menggunakan komputer.
Permenkes No. 82 tahun 2013 tentang sistem informasi rumahs akit menjelaskan
bahwa rumah sakit sebaga salah satu bentuk fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggrakan upaya kesehatan sering mengalami kesulitan dalam pengelolaan
informasi baik untuk kebutuhan internal maupun eksternal sehingga diperlukan

peningkatan pengelolaan informasi yang efisien, cepat, mudah, akurat, aman, terpadu
dan akuntabel. Salah satu bentuk penerapannya melalui sistem informasi berbasis
komputer. Sistem informasi dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pelayanan data dan
informasi dengan lebih produktif, tranparan, tertib, mudah, akurat, aman dan efisien.
Hospital Information System (HIS) merupakan integrasi berbagai sistem dalam
pelayanan kesehatan di rumah sakit misalnya sistem rekam medis, sistem penagihan
pembayaran, sistem farmasi, sistem akuntasi rumah sakit, dan lain sebagainyan.
Salah satu sistem pelayanan rumah sakit saat ini yang berkembang saat ini adalah
sistem Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dengan BPJS sebagai salah satu bentuk
layanannya.
KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI DAN SISTEM INFORMASI RUMAH SAKITSIM-RS
Informasi merupakan data yang telah diproses menjadi bentuk yang memuliki arti bagi
penerima dan dapat berupa fakta, suatu nilai yang bermanfaat. Informasi yang
berkualitas harus akurat yaitu informasi harus jelas serta bebas dari kesalahan dan
tidak bias dan relevan yaitu mempunyai manfaat untuk pemakainya.
Sistem informasi adalah suatu sistem terintegrasi yang mampu menyediakan
informasi yang bermanfaat bagi penggunanya yang mendukung operasi, manajemen
dalam suatu organisasi. Beberapa istilah sistem informasi yang digunakan adalah
management information system; information processing system; information


decisison system; information system. Meskipun beberapa istilah menurut Letch,
sistem informasi adalah suatu sistem dalam organisasi yang mempertemukan
kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi bersifat manajerial dan
kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan
laporan-laporan yang diperlukan. Komponen fisik sistem informasi meliputi: (1)
perangkat keras komputer; (2) perangkat lunak komputer; (3) Basis data (4) prosedur
atau langkah-langkah penggunaan sistem; (5) personal untuk pengelolaan operasi
yaang terdiri dari clerical personil untuk menangani transaksi dan pemrosesan data
dan melakukan inqury atau opterator; first level manager untuk mengelola
pemrosesan data dukung dengan perencanaan, penjadwalan, identifikasi situasi outof control dan pengambilan keputusan level menengah ke bawah; staff specialist
digunakan untuk analisis perencanaan dan pelaporan, dan management untuk
pembuatan laporan berkala, permintaan khusus, analisis khusus, laporan khusus,
pendukung identifikasi masalah dan peluang.
Sistem informasi bergantung erat dengan kebutuhan pengelolanya sehingga dalam
perancangan sistem informasi rumah sakit merupakan pengembangan sistem baru
dari sitem lama yang ada sihingga masalah yang terjadi pada sistem lama diharapkan
sudah teratasi pada sistem yang baru.
Sistem informasi rumah sakit (SIM-RS) adalah suatu tatanan yang terdiri dari
pengumpulan data, pengelolaan data, penyajian infromasi, analisis dan penyimpanan
informasi serta penyampaian informasi yang dibutuhkan untuk kegiatan rumahs akit.

Penerapan informasi di rumah sakit meliputi medik, perawat, administrasi dan
penunjang. SIMRS adalah sustu sistem teknologi informasi komunikasi yang
memproses dan menintegrasikan seluruh alur proses pelayanan rumah sakit dalam
bentuk jaringan koordinasi, pelaporan dan prosedur administrasi untuk memperoleh
infromasi secara tepat dan akurat dan merupakan bagian dari Sistem Informasi
Kesehatan. Sistem informasi manajemen rumah sakit pada umumnya dibagi dalam
dua kategori:
1) Sistem Informasi administrasi dan keuangan, meliputi informasi tentang
penunjang operasional administratif, perencanaan manajemen, alokasi sumber
daya dan pengendalian kegiatan.
2) Sistem Informasi medis klinis, merupakan sistem informasi untuk menunjang
kegiatan pelayanan dan asuhan pasien.
SIMRS harus dapat diintegrasikan dengan program pemerintah dan pemerintah
daerah serta merupakan bagian dari sistem infromasi kesehatan. Pengintegrasian
dengan program pemerintah dan pemerintah daerah dilaksanakan dalam bentuk
kemampuan konunikasi data (interoperabilitas). SIMRS harus memiliki kemampuan
komunikasi data dengan (Permenkes No. 82/Th. 2013):
1)
2)
3)

4)
5)

Sistem informasi manajemen dan akuntansi barang milik negara (SIMAK BMN)
Pelaporan sistem infromasi rumah sakit (SIRS)
Indonesia case base group’s (INACBG’s)
Aplikasi lain yang dikembangkan oleh pemerintah
Sistem informasi manajemen fasilitas pelayanan kesehatan lainnya

Pelaksanaan pengelolaan dan pengembangan SIMRS harus mampu meningkatkan
dan mendukung proses pelayanan kesehatan di Rumah Sakit yang meliputi:
1) Kecepatan, akurasi, integrasi, peningkatan pelayanan, peningkatan efisiensi,
kemudahan pelaporan dalam pelaksanaan operasional
2) Kecepatan mengambil keputusan, akurasi dan kecepatan identifikasi masalah
dan kemudahan dalam penyusunan strategi dalam pelaksanaan manajerial
3) Budaya kerja, transparansi, koordinasi antar unit, pemahaman sistem dan
pengurangan biaya administrasi dalam pelaksanaan organisasi
Menurut Sabarguna (2003) pengguna dalam SIMRS dibagi dalam beberapa kategori
yaitu:
1) End User yaitu individu yang peketjaanyya mencakup pemrosesan dan

distribusi dari informasi mencakup operator komputer, supervisor, seluruh
pihak manajemen.
2) Pelanggan yaitu individu yang menjadi objek dari SIM mencakup para pasien
yang datan berkinjung ke Rumah Sakit.
SISTEM INA CBGs
Sistem INA CBGs menggunakan sistem kodifikasi dari diagnosis akhir dan tindakan
atau prosedur yang menjadi output pelayanan dengan acuan ICD 10 untuk diagnosis
dan ICD 9 untuk tindakan atau prosedur. Struktur kode INA-CBGs terdiri atas:
Kode INACBG: K-4-17-I
Keterangan:
1.
2.
3.
4.

Digit 1: merupakan CMG
Digit 2: merupakan tipe kasus
Digit 3: merupakan spesifik kasus CBG
Digit 4: angka romawi merupakan severity level


Case-Mix Main Groups (CMGs)
Adalah klasifikasi tahap pertama dilabelkan dengan huruf alphabet (A hingga Z),
berhubungan dengan sistem organ.
Misal:
NO
1
2
3
4
5
6
7

CMG
Central nervous system groups
Eye and adnexa groups
Ear, Nose, mouth & throat groups
Respiratory system groups
Cardiovasculer systes
Digestive system groups

------dst--------

CMG Codes
G
H
U
J
I
K

Case Based Groups (CBGs)
TIPE KASUS
Prosedur rawat inap
Prosedur besar rawat jalan
Prosedur signifikan rawat jalan
Rawat inap bukan prosedur
Rawat jalan bukan prosedur
Rawat inap kebidanan
Rawat jalan kebidanan
Rawat inap neonatal

Rawat jalan neonatal
Error

GROUP
Group-1
Group-2
Group-3
Group-4
Group-5
Group-6
Group-7
Group-8
Group-9
Group-0

Kode CBGs, sub group ketiga menunjukkan spesifik CBGs yang dilambangkan
dengan mulai dari 01 sampai dengan 99.
Severity Level, keparahan kasus dalam INA-CBG terbagi menjadi:
1) ‘0” untuk rawat jalan
2) “I” Ringan untuk rawat inap dengan tingkat keparahan 1 (tanpa komplikasi

maupun komorboditi
3) “II” Sedang untuk rawat inap dengan tingkat keparahan 2 (dengan mild
komplikasi dan komorbiditi)
4) “III” Berat untuk rawat inap dengan tingkat keparahan 3 (dengan major
komplikasi dan komorboditi).
Proses entri data pasien ke dalam aplikasi INA-CBGs dilakukan setelah pasien
mendapat pelayanan di rumah sakit (setelah pasien pulang dari rumah sakit), data
yang diperlukan berasal dari resume medis. Bagi rumah sakit yang ingin melakukan
aktifiasi aplikasi INA-CBGs dapat mengunduh data base rumah sakit sesuai dengan
data rumah sakit di website buk.depkes.go.id
COMPUTER ASSISTED RECORDS
Penggunaan format keperawatan terkomputerisasi dan pendokumentasian klinis lain
menjadi lebih umum pemakaiannya sebagaimana aplikasi untuk otomatisasi
keperawatan yang semakin meningkat. Di beberapa sistem, perawat dapat memilih
tindakan atau temuan yang tepat untuk pasien tertentu agar memudahkan dalam
pembuatan data di catatan klinis. Di rumah sakit, penempatan komputer disamping
tempat tidur pasien dapat membantu menjamin ketersediaan data yang sering
diperlukan. Catatan terkomputerisasi dan catatan keperawatan dapat membantu
menghemat biaya organisasi dan catatan keperawatan dapat membantu menghemat
biaya organisasi dan meningkatkan kualitas perawatan. Penelitian menunjukkan

bahwa waktu yang diperlukan untuk dokumentasi keperawatan dapat diturunkan
sepertiganya dengan penggunaan komputerisasi.
Sistem komputer saat ini telah mengintegrasikan komponen perawatan yang
berbeda-beda. Sebagai contoh, setelah melengkapi pengkajian, kemudian dibuat

rencana perawatan individu, dan setelah itu, lembar jalur perawatan spesifik dapat
dibuat, sehingga dapat menurunkan waktu untuk proses dokumentasi hingga 40-50%
per pasien per shift. Komponen lain dari sistem pendokumentasian dapat juga
difungsikan melalui sistem komputer. Dokumentasi keperawatan yang
terkomputerisasi dapat menurunkan waktu yang terbuang untuk tugas administratif
yang berulang, sehingga memungkinkan perawat profesional untuk menghabiskan
waktunya lebih lama dalam merawat pasien.
Sistem pendokumentasian yang terstandarisasi dan terkomputerisasi memudahkan
dalam mendapatkan kembali data, memonitor indikator klinis, dan melihat populasi
pasien secara spesifik. Sistem ini membantu organisasi menunjukkan hasil
perawatan, mengidentifikasi pola praktik, memonitor sumber yang bermanfaat, dan
mendukung persoalan pengganti biaya.
Pemeliharaan kerahasiaan data dengan sistem terkomputerisasi tanpa menghambat
upaya untuk mendapatkan kembali informasi yang diperlukan adalah persoalan yang
dihadapi pengguna, pengembang sistem, dan pemerintah. Masalah privasi,

keamanan, dan kerahasiaan pasien telah menarik perhatian kongres untuk
mengatasinya karena terdapat peningkatan kekhawatiran publik dalam mengakses
informasi kesehatan pribadi. Health Insurance Portability and Accountability Act
(HIPPA) tahun 1996 telah memandatkan bahwa hukum dan peraturan dibuat untuk
melawan akses yang tidak sah dan yang menyalahgunakan informasi kesehatan
pribadi. Komite penasihat dan taskforce melanjutkan kerjanya untuk membuat
peraturan privasi yang jelas, realistis, dan dapat dilaksanakan, tetapi sampai saat ini,
organisasi pelayanan kesehatan masih berjalan sesuai kebijakan dan prosedur untuk
mendukung perlindungan informasi (Marrelli, 2007).
Prasyarat dokumentasi keperawatan berbasis komputer
Sedikitnya terdapat lima kunci utama prasyarat dokumentasi asuhan
keperawatan berbasis komputer, termasuk hal-hal yang diperlukan untuk menunjang
dokumentasi asuhan keperawatan berbasis komputer (Iyer, 2004):
1 Kamus data klinis
Diperlukan kamus data klinis yang substansial dan fleksibel, yang akan
mendefinisikan semua unsur data untuk informasi klinis yang akan disimpan.
2 Tempat penyimpanan data klinis
Harus terdapat tempat penyimpanan data klinis yang formatnya dirancang
dengan baik, guna memenuhi kebutuhan semua anggota tim pemberi
perawatan kesehatan. Permintaan informasi medis mengenai klien tertentu
harus dipenuhi dalam waktu beberapa detik.
3 Kemampuan input yang fleksibel
Harus tersedia perlengkapan yang tepat (seperti mouse, keyboard, sound
system, touch screen).
4 Presentasi data yang ergonomis
Presentasi data harus sesuai dengan kebutuhan individu, misalnya seseorang
perawat ingin melihat terlebih dahulu semua catatan perawat, sedangkan ahli
bedah ingin melihat tanda-tanda vital sebelum mengkaji data-data yang lain.
5 Dukungan otomatis

Sistem harus mengantisipasi dan mendukung proses klinis serta berpikir
melalui sistem pendukung. Hal ini harus mencakup akses ke sistem ahli, data
dasar pengetahuan, literatur medis, umpan balik hasil, dan masukan
kualitas/biaya, semua yang akan digunakan dalam pembuatan keputusan
klinis.
Penggunaan komputer di Indonesia dalam perannya mendokumentasikan proses
keperawatan merupakan hal yang baru sekaligus menjadi solusi ketika tuntutan
pelayanan keperawatan yang semakin tinggi dan memanfaatkan juga kemajuan
dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Nursalam (2008) menyatakan
sebelum menggunakan pendokumentasian proses keperawatan berbasis komputer
perlu adanya standarisasi terminologi atau istilah keperawatan. Standarisasi ini akan
menghilangkan keseragaman dokumentasi sehingga akan memudahkan berbagai
tenaga kesehatan untuk mengambil keputusan tindakan yang selanjutnya akan
dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi klien. Lee (2005) dalam penelitiannya
menyimpulkan bahwa ketersediaan perangkat keras dan perangkat lunak, serta
pelatihan penggunaan bagi penggunanya dapat memengaruhi perawat dalam
mendokumentasikan proses keperawatan yang dilakukannya terhadap klien di
sebuah institusi kesehatan.
Set data minimum keperawatan
Set data minimum keperawatan (nursing minimum data set) dibentuk setelah
set data minimum yang lainnya telah dibuat untuk dokter, rumah sakit, institusi
perawatan jangka panjang, fasilitas perawatan medis rawat jalan, dan departemen
gizi. Tiga kategori informasi klien yang harus dimasukkan terdiri dari (Iyer, 2004):
1 Elemen asuhan keperawatan
1) Diagnosis keperawatan
2) Intervensi
3) Hasil
4) Intensitas asuhan keperawatan
2 Elemen demografik klien
1) Identitas pribadi
2) Tanggal lahir
3) Jenis kelamin
4) Suku dan etnik
5) Tempat tinggal
3 Elemen pelayanan
1) Fasilitas khusus atau jumlah lembaga pelayanan
2) Perawatan kesehatan khusus dan jumlah klien
3) Jumlah perawat terdaftar
4) Tanggal masuk pasien di rumah sakit
5) Data pemulangan dan terminasi
6) Pengaturan klien
7) Penanggung biaya
Kelebihan dan kekurangan dokumentasi berbasis komputer
Menurut Iyer (2004) dokumentasi asuhan keperawatan berbasis komputer
memiliki keuntungan dan kerugian yang antara lain:
Keuntungan
Komputerisasi dokumentasi keperawatan mempunyai banyak keuntungan umum jika
menggunakan komputer untuk dokumentasi.

1) Catatan dapat dibaca
Hasil cetakan komputer dapat dibaca dengan mudah, sehingga menghilangkan
risiko menebak arti tulisan tangan.
2) Catatan yang siap sedia
Rekam medis klien telah siap sedia untuk digunakan dan waktu yang
dihabiskan untuk mencarinya singkat. Catatan elektronik dapat digunakan dan
ditinjau kembali oleh sejumlah orang sesuai dengan jumlah terminal komputer.
3) Produktivitas perawat membaik
Penelitian yang dilakukan Coble (1995) menemukan bahwa setelah
menggunakan pencatatan yang terkomputerisasi, perawat menghabiskan 40%
waktunya lebih banyak untuk berkomunikasi dengan klien dan 34% untuk
membantu higien klien.
4) Mengurangi kerusakan catatan
Kerusakan rekam medis lebih sulit terjadi jika menggunakan sistem lektronik.
Program software harus berisi cara untuk memperbaiki entri yang salah, seperti
data masuk yang tidak benar, kata-kata yang salah eja, atau kesalahan
tipografi.
5) Menunjang penggunaan proses keperawatan
Sistem dokumentasi komputer memudahkan pengkajian pada klien. Program
ini dirancang untuk beralih ke materi yang lebih berhubungan berdasarkan
respon data yang dimasukkan oleh perawat. Software telah dibuat untuk
mengenali karakteristik hassil tertentu kemudian menyarankan diagnosis
keperawatannya pada perawat, yang harus mengesampingkan atau menerima
diagnosis tersebut. Beberapa program akan membantu perawat memilih hasil
dan intervensi. Pada saat pemulangan, banyak program yang dapat
menghasilkan rencana perawatan kumulatif yang terdiri dari semua diagnosis,
hasil, dan intervensi selama periode pelayanan.
6) Mengurangi dokumentasi yang berlebihan
Dokumentasi terkomputerisasi mendukung penggunaan yang ekonomis dari
proses pemasukan data dengan menurunkan atau menghilangkan pencatatan
yang berlebihan
7) Saran, pengingat, dan peringatan klinis
Penetapan prioritas dan pengambilan keputusan dapat dipermudah dengan
adanya peringatan, saran, dan pengingat klinis.
8) Catatan keperawatan terkategorisasi
Software dapat dirancang agar dokumentasi dapat disortir dan dicetak
sedemikian rupa yang tidak mungkin dilakukan oleh sistem pena dan tulis yang
tradisional.
9) Mempermudah penetapan biaya
Dengan sistem dokumentasi kompuetr, kemampuan untuk menetapkan biaya
berdasarkan perawatan aktual yang diberikan mengalami perbaikan.
Kerugian
Adapun kerugian penggunaan dokumentasi berbasis komputer meliputi:
1) Masalah keamanan dan kerahasiaan informasi klien
Rekam medis terkomputerisasi merupakan tantangan baru etika perawat dan
obligasi legal untuk menjaga kerahasiaan informasi. Kemampuan individu
untuk mengakses rekam medis terkomputerisasi dari jauh memerlukan
tindakan keamanan yang sangat teliti. Penempatan layar kompuetr dalam

kaitannya dengan kehadiran klien dan pengunjung perlu dipertimbangkan.
Kerusakan rekam medis akibat virus yang masuk melalui disket atau dengan
men-download data dari intranet merupakan masalah yang besar.
2) Gangguan downtime komputer
Downtime adalah waktu ketika kompuetr tidak berfungsi karena perbaikan rutin
atau tiba-tiba akibat kerusakan yang tidak diharapkan. Selama waktu ini
perawat mungkin perlu melihat kembali pada kertas untuk operasional yang
normalnya sudah terkomputerisasi.
3) Keterbatasan dalam format pencatatan
Software informasi keperawatan yang membatasi penggunaan teks bebas
mendorong perawat untuk mengabaikan informasi utama tentang klien.
4) Keterbatasan komputer pada saat penggunaan memuncak
Sistem informasi keperawatan dapat degan cepat memakai kapasitas
kerangka utama, sehingga membutuhkan perluasan sistem.
5) Biaya
Biaya meliputi pembelian hardware dan software, pendidikan staf keperawatan,
biaya perizinan, dan perubahan yang diperlukan agar hardware atau software
tersebut dapat mengakomodasi kebutuhan pembeli.
Dokumentasi keperawatan berbasis komputer juga memiliki kelemahan diantaranya
adalah kemampuan perawat dalam melaksanakan proses keperawatan dan
ketrampilan perawat menggunakan komputer (Mahler et al, 2007).
Konsep Aplikasi
Pengertian aplikasi
Perangkat lunak merupakan sekumpulan instruksi yang diberikan untuk
mengendalikan perangkat keras komputer, sekumpulan instruksi tersebut dikenal
dengan sebutan program komputer. Program aplikassi adalah program yang dibuat
oleh pemakai yang ditujukan untuk melakukan tugas khusus. Program seperti ini biasa
dikelompokkan menjadi dua, yaitu program aplikasi serbaguna dan program spesifik
(Kadir, 2003).
Menurut Anisyah (2000), aplikasi adalah penerapan, penggunaan atau
penambahan. Dhanta (2009) mendefinisikan aplikasi (application) adalah software
yang dibuat oleh suatu perusahaan komputer untuk mengerjakan tugas-tugas
tertentu, misalnya Microsoft Word, Microsoft Excel, dan lain sebagainya. Kesimpulan
yang bisa diambil penulis dari kedua pengertian diatas bahwa aplikasi adalah suatu
bentuk program dalam komputer yang digunakan untuk melakukan berbagai
pekerjaan tertentu seperti penerapan, penggunaan, dan penambahan data.
Aplikasi berbasis intranet (interconnection network)
Intranet adalah sumber daya informasi yang digunakan untuk kepentingan
internal dari suatu instansi atau perusahaan dengan menggunakan jaringan komputer
yang ada (Dhanta, 2009). Intranet adalah jaringan komputer dalam sebuah
perusahaan yang menggunakan teknologi internet, sehingga berbentuk lingkungan
yang seperti intranet tetapi bersifat privat bagi perusahaan bersangkutan (Kadir,
2003).

Aplikasi berbasis intranet merupakan suatu aplikasi pengolahan data menjadi
sebuah informasi yang berkualitas dan dipergunakan untuk suatu alat bantu dalam
pengambilan keputusan, yang menggunakan jaringan LAN (Local Area Network).
Intranet kadangkala juga dihubungkan ke jaringan intranet dengan melengkapi
firewall. Pada dasarnya, firewall adalah suatu metode yang menempatkan suatu
peranti ke sebuah komputer atau sebuah router diantara jaringan dan intranet untuk
mengontrol dan memantau seluruh lalu lintas antara dunia luar dan jaringan lokal
(Kadir, 2003). Cara seperti ini mengakibatkan sesorang dari luar tidak akan bisa
mengakses data perusahaan, tetapi pemakai didalam perusahaan tetap bisa
mengaksesnya.
Database
Database adalah sebuah bentuk media yang digunakan untuk menyimpan
sebuah data (Nugroho, 2009). Database minimal terdiri dari satu file yang cukup untuk
dimanipulasi oleh komputer sedemikian rupa. Database dapat diilustrasikan sebagai
rumah atau gudang yang akan dijadikan tempat menyimpan berbagai macam barang,
barang tersebut adalah data.
Personal hypertext processor (PHP)
PHP adalah program aplikasi yang bersifat server side, yang artinya hanya
dapat bekerja pada sisi server saja dan tidak dapat berfungsi tanpa adanya sebuah
server didalamnya (Nugroho, 2009). PHP bukan sebuah bahasa pemrograman yang
lengkap, maksudnya program ini tidak menyertakan sebuah compiler tersendiri yang
membuat program hasilnya menjadi program “.exe” yang dapat dijalankan sendiri.
Program ini akan selalu membutuhkan server pendukung yang disebut web server
dan program PHP itu sendiri untuk menjalankan semua script program. PHP
merupakan sebuah bahasa pemrograman yang berlisensi opensource. Script ini
dapat bercampur dengan script tag HTML sehingga karena kemampuannya tersebut,
ia disebut sebagai bahasa yang embeded pada tag HTML.
MySQL
MySQL adalah sebuah program database server yang mampu menerima dan
mengirimkan datanya dengan sangat cepat, multi user serta menggunakan perintah
standar Stuctured Query Language (SQL). MySQL juga dapat berperan sebagai
client/server, yang open source dengan kemampuan dapat berjalan baik Operating
System (OS) manapun. Selain itu database ini memiliki kelebihan dibanding database
lain, diantaranya adalah :
1) MySQL sebagai database management system (DBMS)
2) MySQL sebagai relation database management system (RDBMS)
3) MySQL adalah sebuah software database yang bebas digunakan oleh siapa
saja tanpa harus membeli dan membayar lisensi kepada pembuatnya
4) MySQL merupakan database server, jadi dengan menggunakan database ini,
dapat dihubungkan ke media intranet sehingga dapat diakses dari jauh
5) Selain menjadi server yang melayani permintaan, MySQL juga dapat
melakukan query yang mengakses database pada server

6) Mampu menerima query yang bertumpuk dalam satu permintaan atau yang
disebut multi-threading
7) Mampu menyimpan data yang berkapasitas besar hingga berukuran gigabyte
sekalipun
8) Memiliki kecepatan dalam pembuatan tabel maupun update tabel
9) Menggunakan bahasa permintaan standar yang bernama SQL yaitu sebuah
bahasa permintaan yang distandarkan pada beberapa database server seperti
oracle
Beberapa kelebihan yang dimiliki, MySQL menjadi sebuah program database yang
sangat terkenal digunakan. Pada umumnya MySQL digunakan sebagai database
yang diakses melalui web.
Data flow diagram
Data flow diagram (DFD) yaitu salah satu alat dalam perancangan sistem yang
menggunakan simbol-simbol untuk menggambarkan aliran data melalui serangkaian
proses yang saling berhubungan (Dhanta, 2009). Al Fatta (2007) mendefinisikan DFD
merupakan alat yang cukup popular sekarang ini, karena dapat menggambarkan arus
data didalam sistem dengan terstruktur dan jelas. Lebih lanjut DFD juga merupakan
dokumentasi yang baik. Adapun simbol-simbol dalam perancangan pada data DFD
adalah sebagai berikut,
Tabel 1.
No
1

2

3

4

Simbol Data Flow Diagram (DFD)
Simbol
Keterangan
Entitas
Obyek aktif yang mengendalikan aliran
data dengan memproduksi serta
mengkonsumsi data
Proses
Sesuatu yang melakukan transformasi
terhadap data
Aliran data
Aliran data menghubungkan keluaran dari
suatu obyek atau proses yang terjadi
pada suatu masukan
Data store
Obyek pasif dalam DFD yang menyimpan
data untuk penggunaan lebih lanjut

Entity Relationship Diagram (ERD)
Dhanta (2009) mendefinisikan Entity Relationship Diagram (ERD) yaitu
model konseptual yang menjabarkan hubungan antar penyimpanan data dan
hubungan data. Pada ERD terdapat simbol-simbol dengan himpunan relasi yang
masing-masing memiliki atribut untuk menjelaskan suatu relasi secara keseluruhan
atau melakukan aktivitas permodelan data. Adapun simbol-simbol dalam
perancangan suatu ERD sebagai berikut,

Tabel 3
No
1

Simbol Entity Relationship Diagram (ERD)
Simbol
Keterangan
Entitas
Entitas adalah sebuah kesatuan obyek
lain, setiap entitas dibatasi oleh atribut

2

Atribut

Atribut merupakan sifat atau karakteristik
dari suatu entitas yang menyediakan
penjelasan secara rinci

3

Relasi

Relasi, belah ketupat menyatakan
himpunan relasi

4

Link

Garis (Link), sebagai penghubungan
antara himpunan relasi dan himpunan
entitas dengan atributnya

Kualitas software (ISO 9126:1991(E))
Kualitas untuk membuat software dapat dinilai melalui ukuran-ukuran dan
metode-metode tertentu, serta melalui pengujian-pengujian software. Salah satu
tolak ukur kualitas perangkat lunak adalah ISO 9126 (International Organization for
Standarization) dari Joint Technical Committee (1998).

Gambar 1

Gambar 6 (enam) karakteristik kualitas software menurut ISO 9126
ISO 9126 menetapkan 6 karakteristik kualitas software yaitu:

1) Functionality
Kemampuan software untuk menjalankan fungsinya sebagaimana yang
dibutuhkan oleh user/pengguna
2) Reliability
Kemampuan software untuk dapat tetap tampil sesuai dengan fungsinya
ketika digunakan
3) Usability
Kemampuan software untuk mudah dimengerti, dipelajari, digunakan, dan
disukai pengguna
4) Efficiency
Kemampuan software untuk menampilkan performa relatif terhadap
penggunaan sumberdaya
5) Maintainability
Kemampuan software untuk dimodifikasi (koreksi/revisi, adaptasi, perbaikan)
6) Portability
Kemampuan software untuk dipindahkan dari satu lingkungan ke lingkungan lain.
Adapun aspek suatu software/aplikasi yang berkualitas dalam penelitian ini
didasarkan penilaiannya melalui sudut pandang pengguna (user’s view). Aspek
penilaian tersebut meliputi 5 (lima) hal antara lain : 1) Functionality; 2) Reliability; 3)
Efficiency; 4) Usability; 5) Portability. Beberapa jenis pertanyaan yang bisa ditanyakan
dari masing-masing aspek tersebut ialah :
1) Apakah fungsi yang diinginkan dalam aplikasi tersebut telah tersedia?
2) Seberapa realiabel aplikasi tersebut?
3) Seberapa efisien aplikasi tersebut?
4) Apakah aplikasi mudah digunakan?
5) Seberapa mudah aplikasi bisa dipasang dan digunakan di komputer lain?
Konsep Model Knowledge-Based Development (Ulonska, 2013)
Hasil dari wawancara semi terstruktur dan kajian literatur akan disimpulkan
kedalam proposisi masing-masing aspek. Terdapat tiga aspek utama berhubungan
dengan Knowledge-Based Development (KBD) yang akan dibahas berikut ini.
Product
Development
Product
Documentation
n
Project
Communication

Gambar 2 Kerangka kerja model Knowledge-Based Development

Proposisi product development (PD)
1. Penelusuran tentang sejarah PD memudahkan untuk memahami suatu produk
Dari hasil wawancara menunjukkan bahwa sulit untuk mengetahui mengapa
suatu produk telah dirancang/didesain dengan cara yang mereka miliki. Sebagai
contoh, produk perusahaan B mempunyai waktu layanan lebih dari 40 tahun.
Keputusan-keputusan untuk pengembangan, yang telah diambil di masa lalu, diambil
dari titik pengamatan yang lalu dan menjadi bagian dari sebuah seni pada waktu
tersebut, Untuk teknisi saat ini, ini sangat sulit untuk dipahami. Karenanya, seringkali
mereka harus memecahkan masalah-masalah, yang mana telah dipecahkan dimasa
lalu. Model produk berbasis pengetahuan akan memberi mereka suatu alat untuk
mengidentifikasi poin-poin dari keputusan, mendokumentasikan mengapa produk
tersebut telah dikembangkan dengan cara itu, melihat ketergantungan dan keputusankeputusan tersebut menjadi mampu untuk beradaptasi dengan keadaan saat ini.
Proses teknologikal berlanjut, regulasi pemerintah berubah dan kebutuhan pelanggan
juga berubah. Dengan memberikan kemungkinan yang lebih baik untuk beradaptasi
dengan keputusan-keputusan dari desain produk yang terlebih dahulu dibuat dengan
kondisi saat ini, pengembangan akan lebih berkelanjutan dalam area bidang mereka
sendiri. Selain itu, perubahan dari sub-sistem akan lebih mudah, sejak ketergantungan
mulai bisa didefinisikan dengan jelas, transparan, dan dapat dipahami.
2. Produk dokumentasi adekuat dalam sebuah model produk berbasis pengetahuan
dapat meningkatkan PD dan bisa membuat lebih mudah menemui jadwal proyek
Pada model produk berbasis pengetahuan, sebuah keputusan adalah dapat
ditelusuri ke solusi yang diaplikasikan dalam sebuah produk akhir atau ke solusi yang
telah dipertimbangkan namun tidak membuat ini semua sebagai metode untuk
mengimplementasikan, yang berarti bahwa pengetahuan disekitar produk tumbuh
terus. Ini mempunyai pengaruh yang positif pada PD, sejak berbagai risiko dikurangi
dan seluruh produk siklus hidup menjadi lebih dapat diprediksi. Sebagai contoh,
perusahaan C menggunakan banyak waktu (lebih dari yang dihabiskan pada PD)
dalam produk yang didokumentasikan karena kebutuhan pelanggan. Meskipun,
produk mereka dalam banyak kasus serupa dengan sesuatu hal yang besar, dan
penggunaan kembali dari sebuah dokumentasi yang lebih baik akan sangat
mengurangi beban kerja. Sebagai sebuah alternatif, sumber daya-sumber daya bisa
digunakan untuk menciptakan nilai-nilai baru dengan meningkatkan dari produk itu
sendiri atau sebuah inovasi baru.
3. Perusahaan dengan pengulangan, proses PD tambahan dapat memperoleh lebih
dari sebuah model produk berbasis pengetahuan, kemudian membuat
perusahaan melakukan proyek-proyek yang lebih independen
Membandingkan perusahaan-perusahaan, jelas,
Proposisi project communication
Ketika informasi produk ini terkait dengan model dari produk, itu akan lebih
mudah untuk teknisi mengikuti disiplin tertentu dalam PD dan dokumentasi :
Proyek rekayasa multidisiplin dapat berlangsung selama bertahun-tahun dan
melibatkan banyak orang (perusahaan B). Untuk menjaga dokumentasi dan
komunikasi pada tingkat pemahaman yang sama, semua orang di proyek harus
menggunakan metode dan disiplin yang sama untuk mendokumentasikan
pengetahuan (perusahaan D). Karena latar belakang yang berbeda dari setiap

individu, hal ini tidak selalu terjadi sebagai orang yang berbeda menggunakan cara
yang berbeda untuk mendokumentasikan pekerjaan mereka. Menghubungkan
pengetahuan untuk model produk, struktur dokumentasi akan ditentukan oleh produk,
dan bukan oleh orang yang menciptakan dokumentasi.
Proposisi Product Documentation
Dokumentasi yang jelas dari pengetahuan produk dalam model produk hirarkis
dapat menggantikan berbagai varietas yang membingungkan dari dokumentasi antara
sebagian besar proyek-proyek :
Hari ini berbagai jenis dokumentasi yang digunakan dalam proyek yang berbeda pada
produk yang sama, yang kadang-kadang membuat sulit untuk menemukan informasi
yang spesifik. Jika semua pengetahuan malah akan dikumpulkan pada satu platform
tunggal dan terkait dengan produk arsitektur, varian yang kurang dari dokumentasi
akan diperlukan. Dalam hubungan ini perlu dicatat, bagaimanapun, bahwa masih
akan ada kebutuhan untuk jenis-jenis dokumentasi, misalnya laporan spesifik
pelanggan.
Penggunaan dengan dokumentasi A3 membuat pengetahuan yang jelas, cepat
dan mudah dimengerti :
Perusahaan A menggunakan pengetahuan singkat-A3, didasarkan pada prinsip yang
cenderung berpikir A3. Dokumentasi dalam format A3 pendek, tepat dan menjelaskan
hanya satu masalah dan solusinya pada selembar kertas. Hal ini membuat mudah
untuk membaca dan menangkap dan cepat. Lembar A3 yang dihubungkan satu sama
lain dalam struktur hirarki dapat memungkinkan untuk cepat memahami produk,
masalah yang kompleks dan saling berkaitan. Namun demikian, dokumentasi A3 tidak
dapat sepenuhnya menggantikan laporan lengkap, namun apa yang penting dalam
PD adalah untuk mengidentifikasi dan memahami secara cepat. Dengan demikian,
pemikiran A3 tampaknya menjadi pendekatan yang tepat juga untuk praktek
dokumentasi.
Penyimpanan pengetahuan di satu tempat sentral membuatnya lebih mudah
untuk menemukan dan menyimpan :
Pengetahuan biasanya tidak diarahkan ke produk, tetapi untuk proyek sehingga
teknisi harus tahu proyek dimana produk telah dikembangkan. Akibatnya, akan sulit
dan memakan waktu untuk menemukan pengetahuan yang diinginkan. Selain itu, ada
beberapa format dokumentasi, seperti model produk dalam perangkat lunak CAx,
laporan, A3, laporan jaminan kualitas, dan lain-lain, yang membuatnya lebih sulit untuk
menemukan informasi yang spesifik. Oleh karena itu, teknisi biasanya lebih memilih
untuk memecahkan masalah mereka sendiri daripada menghabiskan waktu untuk
menemukan solusi yang telah dikembangkan oleh orang lain. Tempat pusat tunggal,
atau kurangnya tempat, untuk penyimpanan dan mesin pencari yang ditemukan
dokumentasi dari proyek yang berbeda akan meningkatkan kemungkinan untuk
menemukan pengetahuan dalam lingkungan multiproyek. Salah satu kemungkinan
bisa menjadi sisi internal menyediakan bahwa ada prosedur untuk jaminan kualitas
informasi yang digunakan bersama-sama dengan orang lain.
KESIMPULAN
Kemajuan teknologi memberikan kontribusi positif di bidang kesehatan salah satunya
adalah sistem informasi berbasis komputer. Untuk menjalankan sistem tersebut
dibutuhkan software aplikasi yang dapat menangani berbagai informasi di rumah sakit

dengan cepat, tepat, dan akurat sehingga kinerja rumah sakit dapat berjalan efektif
dan efisien. Serta untuk menunjang penerapan sistem informasi yang benar sesuai
kebutuhan dibutuhkan software, hardware, networking, SOP, komitmen semua unit
atau instalasi yang terkait untu bersama menjalankan sistem , dan sumber daya
manusia agar dihasilkan laporan yang akurat sehingga dapat digunakan untuk
menyusun strategi ke depan lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Dhanta, R 2009, Kamus istilah komputer grafis & internet, Indah, Surabaya
Iyer, PW, & Nancy, HI, 2004, Dokumentasi keperawatan: suatu pendekatan proses
keperawatan, alih bahasa: Sari Kurnianingsih, EGC, Jakarta
Kadir, A, & Triwahyuni, TC, 2003, Pengenalan sistem informasi, Andi Offset,
Yogyakarta
Kemenkes, 2014, Jaminan kesehatan nasional dalam sistem jaminan sosial,
http://www.jkn.kemkes.go.id
Marrelli, TM, 2007, Buku saku dokumentasi keperawatan; alih bahasa Ed. 3, Egi
Komara Yudha, EGC, Jakarta
Nugroho, A, 2009, Rekayasa perangkat lunak menggunakan UML dan JAVA, Andi
Offset, Yogyakarta
Nursalam, 2008, Proses dan dokumentasi keperawatan: konsep dan praktik, Salemba
Medika, Jakarta
Permenkes RI Nomor 27 Tahun 2014 tentang Petunjuk teknis sistem inonesian case
base groups (INA-CBGs)
Ulonska, S, & Welo, T, 2013, Need finding for the development of a conceptional,
engineering-driven framework for improved product documentation, Procedia
Computer Science, 16 (2013) 423-432
___________, 2010, Sistem informasi manjemen rumah sakit (SIMRS) dalam rangka
meningkatkan
pelayanan
dan
kinerja
rumah
sakit,
http://www.simrs.net/news.php