Buku Seri Rancang Bangun Bisnis BUM Desa

Sukasmanto

Australian Community Development and Civil Society Strengthening Scheme (ACCESS) Tahap II

Seri Buku Pintar BUM Desa

RANCANG BANGUN BISNIS

DAN PENGELOLAAN

BUM Desa

Sukasmanto

Australian Community Development and Civil Society Strengthening Scheme (ACCESS) Tahap II

Seri Buku Pintar BUM Desa RANCANG BANGUN BISNIS

DAN PENGELOLAAN BUM DESA

Penulis : Sukasmanto Kontributor : Sulfiani, Jaringmas Bantaeng Penyunting

: Sutoro Eko Yunanto Reviewer

: Rossana Dewi Penata Letak : Candra Coret Desain Cover : Budi & Erni llustrasi

: Budi & Erni

Copyleft@Diperkenankan untuk melakukan modifikasi, penggandaan maupun penyebarluasan buku ini untuk kepentingan pendidikan dan bukan untuk kepentingan komersial dengan tetap mencantumkan atribut penulis dan keterangan dokumen ini secara lengkap.

Forum Pengembangan Pembaharuan Desa (FPPD)

Jl. Karangnangka No. 175 Dusun Demangan Desa Maguwoharjo Kec. Depok Sleman Yogyakarta Telp./fax: 0274 4333665, mbl: 0811 250 3790 Email: fppd@indosat.net.id Website: http//www. forumdesa.org

Cetakan Pertama : Januari 2014

14,5 x 21 cm, xviii + 152 Hal ISBN : 978-602-14772-1-2

KATA PENGANTAR

Direktur Usaha Ekonomi Masyarakat Direktorat Jendral Pemberdayaan Masyarakat Dan Desa Kementerian Dalam Negeri

P Da lam undang-undang mengatur bahwa pemerintah desa

emerintah Desa sebagai satuan pemerintahan te- ren dah memegang peran garda terdepan dalam pe- nye leng ga raan pemerintahan dan pembangunan.

memiliki tugas menyelenggarakan pemerintahan yang me- miliki hak, wewenang, dan kewajiban untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat ber dasarkan hak asal-usul dan adat istiadat se- tempat. Ma sya rakat desa memiliki kesempatan yang sama untuk tumbuh dan berkembang mengikuti perubahan-pe- ru bahan baik di bi dang ekonomi, politik, dan sosial budaya. Namun peruba h an-perubahan itu diharapkan tetap se suai dan tidak me ning gal kan tata nilai sosial budaya yang ada di desa, seperti ke ke ra batan, gotong royong, dan ke arifan.

Dalam melaksanakan urusan pemerintahan yang men jadi kewenangannya, dan untuk memberikan pela yan-

Rancang Bangun Bisnis dan Pengelolaan BUM Desa

iii iii

Seri buku manajemen ini merupakan formulasi integral pembelajaran positif terhadap pengelolaan BUMDes mela- lui pengembangan model bisnis, dimana pemberdayaan usaha ekonomi melalui BUM Desa merupakan salah satu kegiatan pokok pemberdayaan masyarakat dalam tugas pokok dan fungsi yang dilaksanakan oleh seluruh unsur pemerintahan dan pemerintah daerah. Disamping dibu- tuhkan agar berbagai usaha masyarakat dapat tumbuh dan berkembang secara lebih efisien dan efektif dalam kerangka kebijakan otonomi sesuai dengan spirit undang- undang.

Pemerintah dan pemerintah daerah akan terus men- dorong desa-desa agar secara bertahap melakukan inisiasi pen dirian BUM Desa sebagai satu kesatuan lembaga per- sebagai satu kesatuan lembaga per- satu kesatuan lembaga per-

iv

Rancang Bangun Bisnis dan Pengelolaan BUM Desa Rancang Bangun Bisnis dan Pengelolaan BUM Desa

Dr. ÊIr. Sapto Supono, M.Si

Rancang Bangun Bisnis dan Pengelolaan BUM Desa

KATA PENGANTAR ACCESS

Kemandirian desa, mendukung demokratisasi desa, kearifan lokal, partisipasi, keadilan gender, penanggulangan kemiskinan, dan akuntabilitas pembangunan desa

Kemampuan desa untuk mengelola pembangunan le- bih mandiri yang didukung oleh semua unsur dan sumber daya desa sangat penting bagi perbaikan kesejahtera an ma sya rakat, terlebih bagi masyarakat miskin di desa. Desa yang dapat menjalankan pengelolaan pembangunan se- cara mandiri bukan hanya mampu menggerakkan seluruh aset sumber daya yang dimiliki desa, tetapi desa juga akan mampu memperbaiki kebutuhan dasar warga, kebutuhan penghidupan, memperjuangkan hak warga dan menata ke hidupan secara berkelanjutan.

Hadirnya serial buku pintar tentang kemandirian desa ini diharapkan dapat menjadi bacaan segar di desa, khu- susnya bagi para Kepala Desa, Perangkat Desa, Kader Desa termasuk Kader Posyandu, para pengelola atau pengguna keuangan desa, Badan Permusyawaratan Desa (BPD), dan

Rancang Bangun Bisnis dan Pengelolaan BUM Desa

vii vii

Serial buku pintar meliputi 1) Pengembangan Kewe- nang an (Urusan) Desa, 2) Pengelolaan Aset Desa, 3) Pe- ngem bangan Regulasi Desa, 4) Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dalam Demokrasi Desa, 5) Perencanaan dan Penganggaran Desa, 6) Pengelolaan dan Pertanggungjawab- an Keuangan Desa, 7) Pengembangan dan Pengelolaan BUM Desa, 8) Sistem Administrasi dan Informasi Desa, 9) Tatacara Pertanggungjawaban Kepala Desa, dan 10) Repo- sisi Peran Publik Perempuan di Desa. Selain 10 buku pintar tersebut, disusun pula seri buku pintar yang khusus un tuk Pengembangan BUM Desa meliputi a) Penyusunan Ke la yak- an Usaha dan Pengembangan Usaha BUM Desa, b) Ran- cang Bangun Bisnis dan Pengelolaan BUM Desa, dan c) Pe- lem ba gaan BUM Desa. Buku-buku pintar tersebut disusun terutama berdasarkan pengalaman desa dan daerah wilayah kerja Program ACCESS Tahap II.

ACCESS Tahap II merupakan program pengembangan kapasitas warga dan organisasi warga yang didukung oleh

viii Rancang Bangun Bisnis dan Pengelolaan BUM Desa viii Rancang Bangun Bisnis dan Pengelolaan BUM Desa

Akhirnya, kami sampaikan terima kasih sebesar-besar- nya kepada tim Forum Pengembangan Pembaharuan Desa (FPPD) yang telah menghimpun serial buku dalam rangka memberi bahan kepada pelaku dan pejuang di desa dan daerah untuk membantu mereka mengelola desa dengan menghargai kearifan lokal serta memanfaatkan peluang yang diberikan melalui UU Desa menuju desa yang demo- kratis, berkeadilan gender, dan bebas dari kemiskinan ber- bagai segi. Semoga buku-buku tersebut dapat menambah khazanah pengetahuan bagi pelaku dan pegiat pemba- ngun an desa di Indonesia.

Paul Boon

Direktur Program ACCESS Tahap II

Rancang Bangun Bisnis dan Pengelolaan BUM Desa

ix

KATA PENGANTAR

Forum Pengembangan Pembaharuan Desa

B memberikan alternatif bagi desa dalam mengembangkan

anyak Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) yang telah lahir sejak badan usaha ini mulai diperkenalkan di masyarakat. Lahirnya BUM Desa diharapkan dapat

aset dan potensi desa yang memiliki peluang pasar dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui usaha-usaha yang dijalankan oleh BUM Desa. Selain itu, BUM Desa diharapkan dapat menjadi sumber pendapatan asli desa (PADes), meningkatkan pelayanan publik, menja- di penggerak ekonomi di desa, serta manfaat sosial dari BUM Desa lainnya. ACCESS Tahap II telah memfasilitasi masyarakat dan pemerintahan desa mengembangkan BUM Desa berdasarkan peluang dan potensi yang ada di desa. Dengan berbekal sumber daya yang dimiliki, desa membuat BUM Desa dengan beragam jenis usaha. Upaya ini juga ba- nyak mendapatkan dukungan dari pemerintahan kabupaten sehingga ada dukungan dan program khusus BUM Desa.

BUM Desa ada yang sukses namun ada pula yang ber- jalan di tempat atau gagal. Tantangan yang dihadapi dalam

Rancang Bangun Bisnis dan Pengelolaan BUM Desa

xi xi

ha sangat dibutuhkan untuk mengembangkan BUM Desa. Bu ku ini memberikan pengetahuan tentang pemodelan bisnis serta pengelolaan BUM Desa dengan menggunakan

4 (empat pilar bisnis). Bagian pertama buku ini membahas bagaimana membangun impian BUM Desa dan pemodel an bisnis menggunakan kanvas model bisnis untuk pengem- bangan unit usaha baru maupun mengembangkan usaha yang telah berjalan pada BUM Desa. Pada bagian kedua buku ini membahas pengelolaan organisasi BUM Desa. Bagian ketiga hingga ke enam membahas tentang empat pilar bisnis yang seharusnya dikuasai oleh pengelola BUM Desa, yaitu manajemen pemasaran, keuangan, operasi dan sumber daya manusia.

Buku ini ditulis dengan bahasa yang sederhana dan dilengkapi dengan contoh baik dari pengalaman berbagai BUM Desa di Kabupaten Bantaeng maupun ilustrasi. Se- mo ga buku ini bisa menjadi bacaan dan sumber referensi ten tang pemodelan bisnis dan pengelolaan BUM Desa.

Selamat membaca dan menemukan referensi penge- tahuan dari buku ini.

Sutoro Eko Yunanto

Ketua Steering Committe

xii

Rancang Bangun Bisnis dan Pengelolaan BUM Desa

DAFTAR SINGKATAN DAN ISTILAH

AD : Anggaran Dasar ART

: Rumah Tangga ACAH

: Atraktor Cephalopoda Harian BUM Desa : Badan Usaha Milik Desa FATO

: Fixed Assets Turnover LSM

: Lembaga Swadaya Masyarakat PAMDes

: Perusahaan Air Minum Desa PADes

: Pendapatan Asli Desa PHK

: Pemutusan Hubungan Kerja Saprotan

: Sarana produksi pertanian SDM

: Sumber Daya Manusia SHU

: Sisa Hasil Usaha SKU

: Studi Kelayakan Usaha SMK

: Sekolah Menengah Kejuruan

Rancang Bangun Bisnis dan Pengelolaan BUM Desa

xvii

Akrual : suatu metode akuntansi di mana penerima- an dan pengeluaran diakui atau dicatat ketika transaksi terjadi, bukan ketika uang kas untuk transaksi-transaksi tersebut diterima atau diba- yarkan.

Akun : tempat mencatat transaksi keuangan yang mempengaruhi keseimbangan harta, utang, dan modal.

Aktiva : (disebut harta/aset) kekayaan yang dimiliki, bisa berupa uang tunai dan tabungan dise but kas, piutang atau taguhan pihak lain, persediaan ba- rang dan aktiva tetap (gedung dan peralatan)

Ekuitas : kekayaan bersih perusahaan.

xviii Rancang Bangun Bisnis dan Pengelolaan BUM Desa

BAB I MEMULAI BISNIS BUM DESA

A. Membangun Impian BUM Desa

Setelah proses pelembagaan BUM Desa selesai dilaku- kan dan sudah ada kesepakatan dari pemerintah desa dan masyarakat desa untuk pembentukan BUM Desa, mereka sudah mengidentifikasi dan memilih usaha yang layak di ja- dikan usaha BUM Desa, dan sudah memiliki rencana bisnis maka pengurus BUM Desa sudah dapat memulai usaha BUM Desa. Namun, biasanya pengurus BUM Desa cende- rung untuk tidak segera memulai usaha. Pengurus BUM Desa seringkali mengalami kegamangan untuk memulai bisnisnya.

Kegamangan untuk segera memulai bisnis biasanya terjadi karena ada hambatan mental (mental block) pada

Rancang Bangun Bisnis dan Pengelolaan BUM Desa Rancang Bangun Bisnis dan Pengelolaan BUM Desa

be rikutnya adalah “mengapa tidak”. Jika salah satu atau beberapa alasan paling kuat tersebut ada mengapa tidak segera mendirikan dan menjalankan usaha melaui BUM Desa. Pertanyaan motivasi berikutnya adalah “mengapa bukan kita?”. Jika belum ada yang mau dan mampu men- jalankan BUM Desa di desa kita, mengapa bukan kita yang memulai dan menjalankan usaha BUM Desa? Pertanyan terakhir adalah “mengapa tidak sekarang?”. Jika sudah ada alasan yang kuat, tidak ada pikiran yang meragukan lagi, dan kita memiliki potensi, peluang dan kemampuan maka segeralah mulai menjalankan BUM Desa.

2 Rancang Bangun Bisnis dan Pengelolaan BUM Desa

Pendirian dan pengembangan BUM Desa hanya akan terjadi jika para pendiri “berani memiliki impian”. Saat im- pian dan keiinginan untuk mendirikan BUM Desa menguat namun masih terbelenggu oleh diri sendiri maupun oleh orang lain maka memompa semangat para pendiri BUM Desa merupakan keharusan. Karena dengan memompa semangat diri (memotivasi) maka BUM Desa dapat berdiri dan mulai menjalankan usahanya. Para pendiri BUM Desa harus berani berpikir besar (think big) dengan memba- ngun visi dari BUM Desa. Visi BUM Desa inilah yang akan menjadi energi penggerak agar para pendiri dan pengelola BERANI untuk segera memulai. Memulai BUM Desa de-

Rancang Bangun Bisnis dan Pengelolaan BUM Desa Rancang Bangun Bisnis dan Pengelolaan BUM Desa

B. Merencanakan Bisnis BUM Desa dengan Kanvas Model Bisnis

Memulai atau mengembangkan bisnis atau mengem- bangkan usaha yang sudah ada dalam Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) memang memerlukan perencanaan dan keberanian, namun juga memerlukan perhitungan bisnis yang matang, sehingga resiko bisnis apapun yang mun- cul dapat dikelola dengan baik oleh BUM Desa. Salah satu cara termudah menyiapkan rencana bisnis atau mengana- lisa unit bisnis yang ada pada BUM Desa adalah membuat “kerangka” atau pondasi bisnis (building block) yang ter-

4 Rancang Bangun Bisnis dan Pengelolaan BUM Desa 4 Rancang Bangun Bisnis dan Pengelolaan BUM Desa

9 pondasi bisnis untuk menggambarkan, memvisualisasi- kan, menilai, dan mengubah model bisnis atau merenca- nakan usaha.

Gambar 1.1 menunjukkan kesembilan blok bangunan yang tergambar dalam sebuah kanvas (lembaran kertas), disusun berdasarkan cara kerja otak kita. Blok sebelah ka nan, didasarkan atas alur kerja otak kanan. Blok sebe- lah kiiri, didasarkan atas alur kerja otak kiri. Bisnis harus meng gunakan otak kanan (logika) dan emosi (otak kanan).

Gambar 1.1 Kanvas Model Bisnis

Nilai bagi Pelanggan

Aktivitas Utama Hubungan Konsumen Mitra Utama

Segmen Pasar

Saluran Distribusi Sumber Daya

Utama

Aliran Pendapatan

Struktur Biaya

Rancang Bangun Bisnis dan Pengelolaan BUM Desa

Sebuah model bisnis menggambarkan dasar pemi kir - an tentang bagaimana kita menciptakan, memberikan, dan menangkap NILAI yang akan diberikan kepada konsu men/ masyarakat. Model berpikir yang dapat dijadikan acu an un- tuk membuat rancang bangun bisnis yang akan dijalankan atau dikembangkan oleh BUMDesa.

1. Nilai bagi Pelanggan

Konsumen BUM Desa pada dasarnya adalah setiap pe makai produk (barang dan/atau jasa), baik bagi kepen- ting an diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan kembali. Jika tujuan pembelian produk tersebut untuk dijual kembali atau diperdagangkan, maka dia disebut pengecer atau dis- tributor. BUM Desa menjalankan bisnis untuk memperoleh keuntungan dari memenuhi kebutuhan konsumen. Kon su- men akan mengkonsumsi atau menggunakan suatu pro- duk jika mereka memperoleh nilai dari suatu produk.

Apa nilai yang disampaikan kepada konsumen BUM Desa? Merupakan pertanyaan pertama yang harus dijawab oleh para pengelola BUM Desa. Untuk menentukan nilai yang akan diberikan kepada konsumen maka pengelola BUM Desa harus dapat menjawab pertanyaan di bawah ini:

• Apa masalah konsumen/masyarakat yang akan diatasi oleh bisnis BUM Desa?

6 Rancang Bangun Bisnis dan Pengelolaan BUM Desa

• Apa pekerjaan konsumen/masyarakat yang kita bantu menyelesaikan? • Apakah kebutuhan konsumen/masyarakat yang akan kita penuhi? • Produk dan jasa apa yang memberi nilai bagi segmen konsumen/masyarakat tertentu?

Jawaban atas sebagian atau seluruh pertanyaan-perta- nyaan di atas akan memperjelas nilai yang diberikan kepa-

da pelanggan (proposisi nilai) dari usaha yang dijalankan- nya. Jawabannya merupakan solusi yang ditawarkan oleh BUM Desa kepada pelanggan/masyarakat. Bisnis yang di jalankan hanya akan berjalan dengan baik jika mampu meme nuhi masalah yang dihadapi konsumen.

Apa jenis usaha dari BUM Desa yang dapat menjawab kebutuhan konsumen/masyarakat?

Contoh jawaban misalnya, jika pelanggan/ masyarakat me merlukan air bersih tanpa harus mengambil air dari sum ber mata air di tempat yang jauh dari rumah, BUM Desa dapat membuka Perusahaan Air Minum Desa (PAM- Des). BUM Desa Labbo di Kabupaten Bantaeng, Sulsel, berhasil menjawab kebutuhan untuk mengintegrasikan pelestarian hutan dengan distribusi air bersih melalui unit usaha jasa air bersih.

Rancang Bangun Bisnis dan Pengelolaan BUM Desa

BUM Desa Kaloling Jaya di Desa Kaloling dan BUM Desa Tamarunang di Desa Barua, Kab. Bantaeng, Sulsel, me miliki usaha sarana produksi pertanian (Saprotan) un- tuk memenuhi kebutuhan masyarakat sebagai hasil dari ke berhasilan warga melakukan perubahan pola tanam da- ri palawija ke tanaman keras. Proses perubahan ini ikut me micu kebutuhan Saprotan. BUM Desa di kedua desa ter sebut berkembang bagus karena berhasil memenuhi ke bu tuh an masyarakat akan sarana produksi pertanian ta- naman keras.

8 Rancang Bangun Bisnis dan Pengelolaan BUM Desa

Contoh yang lain adalah keberhasilan BUM Desa Mat- tiro Bulu, Desa Bonto Tiro, Kab. Bantaeng, Sulsel, dalam memenuhi kebutuhan kaum perempuan desa untuk me- nambah modal usaha kecil rumah tangga dan terbebas dari jeratan rentenir. Unit usaha yang dikembangkan oleh BUM Desa ini adalah Simpan-Pinjam. Sementara itu, BUM Desa Dande Lompoa di Desa Kampala menjawab kebutuh- an masyarakat yaitu kebutuhan pedagang kecil yang ada di sekitar kolam obyek wisata permandian alam Ere Merasa sehingga mereka tidak perlu ke kota untuk belanja perse- diaan barang. BUM Desa ini menjalankan unit usaha grosir bagi pedagang kecil di Desa Kampala.

Beberapa contoh BUM Desa sukses di atas menunjuk- kan bahwa kesuksesan bisnis BUM Desa tersebut karena mereka berhasil menyampaikan “nilai” yang bermanfaat kepada konsumen. “Nilai” yang mampu menjawab kebu- tuhan konsumen.

2. Segmen Pasar

Setiap perusahaan atau organisasi pasti memiliki ke- lompok orang atau organisasi yang berbeda yang hendak di jangkau dan dilayani (segmen pasar). Segmen pasar me- rujuk pada jawaban pertanyaan “ U ntuk siapa nilai kita cip- ta kan?” dan “Siapakah konsumen, pelanggan, atau peng- guna yang paling penting bagi BUM Desa? Mengenali atau

Rancang Bangun Bisnis dan Pengelolaan BUM Desa Rancang Bangun Bisnis dan Pengelolaan BUM Desa

1. Berapa umur mereka? Arahkan jawaban Anda kepada kelompok umur yang

menjadi konsumen utama produk atau jasa yang di- tawarkan. Misalnya semua kelompok umur (petani tanaman keras).

2. Apa jenis kelamin mereka? Fokuskan jawaban Anda pada jenis kelamin tertentu

jika produk yang ditawarkan memiliki konsumen untuk jenis kelamin tertentu. Misalnya laki-laki dan pe rempuan.

3. Dimana mereka tinggal? Arahkan jawaban Anda pada suatu wilayah/derah

tertentu jika produk yang ditawarkan memang di- khu suskan untuk wilayah tertentu. Misalnya pe tani di Desa Kaloling dan sekitarnya.

4. Apa yang menjadi kebutuhan mereka? Sebutkan kebutuhan khusus mereka berdasarkan

umur, jenis kelamin, dan tempat tinggalnya. Misal-

10 Rancang Bangun Bisnis dan Pengelolaan BUM Desa 10 Rancang Bangun Bisnis dan Pengelolaan BUM Desa

5. Berapa pengeluaran mereka per bulan? Arahkan jawaban Anda kepada kelompok pendapat-

an tertentu yang menjadi target konsumen. Misal- nya petani di desa dengan pengeluaran di atas Rp 300.000,- per bulan.

Jika bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas ber arti BUM Desa sudah siap menjawab pertanyaan pen- ting berikut: produk atau layanan apa yang akan disediakan bagi calon pelanggan? Produk atau layanan apa yang akan kita sediakan bagi calon pelanggan yang sesuai berda- sarkan jawaban 5 pertanyaan di atas adalah Toko Saprotan bagi petani di Desa Kaloling Jaya. Jadi BUM Desa akan me ngembangkan unit usaha toko Saprotan.

INGAT! Kesalahan yang biasa dilakukan oleh BUM Desa ada- lah langsung menentukan bisnis dan baru kemudian memu- tuskan siapa yang akan menjadi pelanggannya. Atau membuat produk tanpa memikirkan pasarnya.

Rancang Bangun Bisnis dan Pengelolaan BUM Desa

3. Hubungan Konsumen

Setiap perusahaan atau organisasi termasuk BUM Desa yang sukses pasti berhasil menjalin hubungan yang baik dengan para konsumen atau pelanggan. Pengelola BUM Desa harus dapat mengidentifikasi jenis hubungan dengan setiap kelompok konsumen yang diharapkan di- bangun dan dijaga, hubungan seperti apa yang telah di ba- ngun, berapa biaya yang dibutuhkan untuk membangun hubungan tersebut, dan bagaimana mereka menyatu de- ngan seluruh model bisnis BUM Desa.

12 Rancang Bangun Bisnis dan Pengelolaan BUM Desa

Pertanyaan di atas identik dengan proses bisnis yang kita kenal sebagai PEMASARAN. Sebuah bisnis baru harus diketahui oleh calon pelanggan, karena itu perlu “me nyam- paikan kepada publik”. BUM Desa dapat menjalin hu bungan dengan konsumen/masyarakat dengan berbagai cara. Per-

tama, hubungan transaksional di mana tidak ada hubu ng- an nyata yang bersifat jangka panjang antara BUM Desa dengan konsumennya. BUM Desa berinteraksi dengan kon- sumen hanya berdasarkan transaksi semata. Misalnya toko di terminal, biasanya toko seperti itu tidak membangun hu- bungan dengan konsumennya.

Kedua, hubungan jangka panjang yang merupakan hubungan mendalam dan berulang antara BUM Desa dan konsumen. BUM Desa dapat juga membangun hubung an layanan personal kepada konsumen selama proses tran- saksi maupun setelah transaksi. Seringkali perusaha an ju ga menjalin hubungan khusus (prioritas) dengan kon- su men/klien istimewa atau penting. Namun, ada juga per- usahaan yang tidak perlu berhubungan langsung dengan konsumennya (swalayan), konsumen melayani sendiri de- ngan peralatan dan fasilitas yang disediakan oleh perusaha- an. BUM Desa dapat memilih jenis hubungan dengan kon- sumen yang paling sesuai dengan model bisnisnya.

Rancang Bangun Bisnis dan Pengelolaan BUM Desa

4. Saluran Distribusi

Apapun bisnis yang dijalankan oleh BUM Desa, mere- ka harus menentukan saluran penjualan, yaitu bagaimana cara agar produk/layanan BUM Desa sampai ke pelanggan atau masyarakat pengguna. Cara menjangkau konsumen adalah memilih dan menentukan saluran distribusi yang akan digunakan oleh BUM Desa. Menjawab pertanyaan- per tanyaan berikut ini akan membantu pengelola BUM De- sa untuk memilih dan menentuan cara menjangkau kon- sumen yang paling efektif dan efisien. Pertanyaan tentang:

1. Apakah BUM Desa akan membangun tim penjualan sendiri? Atau akan memberikan bagian penjualan ke- pada orang lain seperti distributor?

2. Apakah Anda akan membuka toko sendiri? Atau mem-

buka counter kecil di dalam toko besar seperti mall?

Analisa kelebihan dan kekurangan dari setiap pilihan ja- waban pertanyaan di atas, lalu pilih yang paling efektif dan efisien untuk mengantarkan produk ke konsumen sesuai dengan rutinitas pelanggan atau masyarakat. Sebagai con- toh BUM Desa Dande Lompoa di Desa Kampala yang mem- buka usaha grosir barang dagangan untuk para pedagang kecil membuka toko sendiri sebagai cara untuk menjangkau konsumen. Membuka toko/outlet atau kantor pemasaran sendiri atau memanfaatkan ruang kosong di balai desa.

14 Rancang Bangun Bisnis dan Pengelolaan BUM Desa

5. Aktivitas Utama

Setiap bisnis pasti menjalankan kegiatan-kegiatan uta- ma untuk menghasilkan barang atau jasa untuk konsumen dan menghasilkan uang bagi perusahaan. Begitupun de- ngan BUM Desa. Kegiatan-kegiatan utama tersebut dise but se bagai aktivitas kunci. Setiap perusahaan memiliki ak tivitas kunci masing-masing. Aktivitas kunci yang dibutuh kan oleh BUM Desa sangat tergantung pada:

1. Barang atau jasa yang ditawarkan oleh BUM Desa.

2. Saluran yang digunakan oleh BUM Desa untuk mendis- tribusikan produk.

3. Hubungan dengan konsumen yang dibangun oleh BUM Desa.

4. Aliran pendapatan dari usaha BUM Desa.

Sebagai contoh Usaha Simpan-Pinjam BUM Desa Mattiro Bulu, Desa Bonto Tiro, Kab. Bantaeng, Sulsel, de- ngan preposisi nilai memenuhi kebutuhan kaum perempu- an desa untuk menambah modal usaha kecil rumah tang-

ga dan terbebas dari jeratan rentenir dengan pinjaman se besar 500 ribu - 5 juta rupiah. BUM Desa ini menerima tabungan dari anggota dan memberikan pinjaman modal dengan bunga murah, kredit diberikan langsung kepada anggota, dan BUM Desa mendapatkan pendapatan dari bunga yang dibayarkan oleh peminjam. Aktivitas utama

Rancang Bangun Bisnis dan Pengelolaan BUM Desa Rancang Bangun Bisnis dan Pengelolaan BUM Desa

1. Kegiatan menerima simpanan/tabungan dari nasabah tabungan.

2. Kegiatan memberikan pinjaman (kredit) kepada pe- min jam.

3. Kegiatan pembukuan transaksi simpanan dan pemin- jaman.

Selain aktivitas utama tersebut tentu saja BUM Desa menjalankan beberapa kegiatan atau aktivitas tambahan misalnya rapat rutin, pelatihan untuk staf, penataan arsip, dan lain-lain. Manajemen BUM Desa harus fokus pada ak- tivitas utama tersebut tanpa mengabaikan aktivitas pendu- kung karena melalui aktivitas utama tersebut BUM Desa dapat memberikan layanan (jasa) yang menghasilkan pen-

da patan.

6. Sumber Daya Utama

Setiap bisnis pasti membutuhkan sumber daya dalam menjalankan kegiatan-kegiatan utama untuk menghasilkan barang atau jasa untuk konsumen dan menghasilkan uang bagi perusahaan. Begitupun dengan BUM Desa juga mem- butuhkan sumber daya utama. Setiap perusahaan memiliki dan menggunakan sumber daya utama untuk men jalankan

16 Rancang Bangun Bisnis dan Pengelolaan BUM Desa 16 Rancang Bangun Bisnis dan Pengelolaan BUM Desa

BUM Desa dalam mengelola dan menjalankan bisnis umumnya tidak bisa sendirian. Mereka memerlukan tenaga kerja. Sejak awal tentukan berapa banyak dan jenis keahli-

Rancang Bangun Bisnis dan Pengelolaan BUM Desa Rancang Bangun Bisnis dan Pengelolaan BUM Desa

7. Mitra Utama

BUM Desa agar sukses dalam berbisnis tentu tidak bisa bekerja sendirian, mereka harus bekerja sama dengan banyak pihak lainnya. Tentukan dari awal apakah bisnis BUM Desa memerlukan investor untuk permodalan atau ti dak. Apakah Anda perlu mengadakan perjanjian kerjasa- ma khusus dengan distributor? Menggandeng mitra atau partner yang melengkapi kemampuan yang dimiliki akan meningkatkan peluang keberhasilan bisnis BUM Desa.

18 Rancang Bangun Bisnis dan Pengelolaan BUM Desa

Sebagai contoh usaha sarana produksi pertanian (Sa- protan) yang cukup berhasil dikembangkan di BUM Desa Tamarunang di Desa Barua, Kab. Bantaeng. Kunci sukses usaha ini adalah keberhasilan membangun kemitraan de- ngan warga untuk melakukan transformasi pola tanam dari palawija ke tanaman keras. Proses transformasi ini ikut memicu kebutuhan Saprotan di samping kebutuhan tetap bagi petani Kakao dan Cengkeh. Selain kemitraan dengan warga petani mereka membangun kemitraan dengan pe- masok, LSM, Pemerintah desa, pemerintah kabupaten dan pihak terkait lainnya. Pada intinya, pikirkan untuk menjalin kerja sama (jaringan) dengan mitra atau partner utama un- tuk menjalankan BUM Desa. Kenali aktivitas utama yang di lakukan oleh rekanan untuk kita dan jalin kemitraan yang saling menguntungkan.

8. Struktur Biaya

Semua hal yang dilakukan dari poin 1 hingga 7 me- mer lukan biaya, lakukan perhitungan secara seksama, lalu putuskan apakah rencana-rencana bisnis BUM Desa meng untungkan? Mengetahui menguntungkan atau tidak sebenarnya sederhana saja. Caranya dengan memastikan bahwa penghasilan BUM Desa lebih besar dari pengeluar- an. Jika penghasilannya tidak besar berarti BUM Desa akan merugi dan bisnis ini tidak layak dijalankan atau dikem- bangkan. Oleh karena itu, mengenali biaya yang harus

Rancang Bangun Bisnis dan Pengelolaan BUM Desa Rancang Bangun Bisnis dan Pengelolaan BUM Desa

1. Biaya apa yang paling penting dalam bisnis BUM Desa?

2. Sumber daya utama yang mana paling mahal biaya nya?

3. Aktivitas utama yang mana paling mahal biayanya?

BUM Desa akan sukses ketika menjalankan unit bis- nis yang “menguntungkan di atas kertas”. Namun satu hal yang paling penting, bisnis BUM Desa tidak berjalan di atas kertas. Pengelola BUM Desa harus bertindak dan berusaha untuk mengendalikan biaya utama dari operasi usaha BUM Desa. Langkah nyata pertama yang harus diambil oleh BUMDesa yang akan menentukan berjalan/tidaknya unit bisnis BUM Desa.

9. Aliran Pendapatan

Dari semua blok kanvas pemodelan bisnis di atas, blok ini yang paling penting. Blok ini mengarahkan pada

ba gaimana rencana untuk memperoleh penghasilan? Ba- nyak bisnis yang dibuat tanpa tahu bagaimana memper- oleh penghasilannya dan ini sangat berbahaya bagi keber- lanjutan BUM Desa.

20 Rancang Bangun Bisnis dan Pengelolaan BUM Desa

Sebaiknya BUM Desa menentukan jenis-jenis penda- patan sejak awal. Apakah BUM Desa akan menjalankan unit usaha Perusahaan Air Minum (PAM) Desa dan menda- patkan pendapatan dari biaya abonemen dan rekening pemakaian air oleh pelanggan? Apakah BUM Desa akan menyelenggarakan jasa transportasi desa dan mendapat- kan penghasilan dari tarif angkutan yang dibayarkan oleh penumpang? Apakah BUM Desa akan mengembangkan desa wisata dan mendapatkan penghasilan dari tiket ma- suk dan pendapatan dari jasa pendukung wisata lainnya? Setelah mengetahui pendapatan mengalir dari mana maka langkah selanjutnya adalah memutuskan dan menentukan target pendapatan per bulan. Jangan pernah membuat unit bisnis BUM Desa tanpa memikirkan rencana pendapat an dan berpikir untuk “Dapat duit dari mana?”

Pengelola BUM Desa dapat mengetahui aliran penda- patan dengan cara mengetahui nilai apakah yang mereka benar-benar ingin membayar, cara pembayaran yang lebih disukai oleh konsumen, dan kontribusi masing-masing je- nis pendapatan terhadap total pendapatan.

Gambar 1.2 di bawah ini menunjukkan contoh peng- gunaan kanvas model bisnis untuk BUM Desa yang memili- ki unit usaha Pengelolaan Air Minum Desa (PAMDes).

Rancang Bangun Bisnis dan Pengelolaan BUM Desa

22 Gambar 1.2: Unit Usaha Pengelolaan Air Minum Desa (PAMDes)

Rancang Bangun Bisnis dan Pengelolaan BUM Desa

BAB II MENGELOLA ORGANISASI BUM DESA

S lai Usaha”. Berani memulai dengan mulai membuka usaha

etelah para pendiri, pengurus, dan pengelola BUM Desa sudah memantapkan diri untuk mendirikan BUM Desa maka langkah selanjutnya adalah “Memu-

dengan bermodalkan apa saja yang dimiliki. BUM Desa dapat memulai dengan mengkonsolidasikan visi, pasar, produk, orang, dan uang. Pengurus dan pengelola BUM Desa harus mulai dari yang paling mungkin dilakukan terle- bih dahulu. Jangan menunggu semua tersedia dan lengkap baru memulai usaha. Namun, BUM Desa perlu memulai us- aha dengan langkah-langkah yang benar. Langkah-langkah yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pengara- han, dan pengendalian.

Rancang Bangun Bisnis dan Pengelolaan BUM Desa

A. Perencanaan

Langkah perencanaan ini sebenarnya sudah selesai ketika pengurus BUM Desa sudah menemukan ide-ide bis- nis dan memilihnya menggunakan studi kelayakan usaha (SKU). Ide bisnis terpilih ini kemudian lebih didetailkan dengan membuat perencanaan bisnis atau usaha (busi- ness plan). Jadi pada tahap ini pengurus BUM Desa hanya perlu memeriksa ulang rencana usaha jika telah dibuat dengan melakukan hal-hal berikut ini:

1. Memeriksa kembali apakah asumsi-asumsi yang men- dasari rencana operasi, pemasaran, keuangan, dan sum ber daya manusia sudah sesuai dengan kondisi internal dan eksternal BUM Desa.

2. Memastikan kembali bahwa tujuan dapat dicapai.

3. Menyusun rencana produksi, keuangan, fasilitas, pe- ma saran, sumber daya manusia, dan logistik.

4. Menyusun kebijakan berupa pedoman untuk pengam- bilan keputusan

5. Menyusun prosedur dan aturan.

6. Menyusun anggaran dan kegiatan.

24 Rancang Bangun Bisnis dan Pengelolaan BUM Desa

B. Pengorganisasian

1. Tujuan Pengorganisasian

Kesepakatan tentang organisasi BUM Desa dituang- kan dalam Anggaran Dasar dan Rumah Tangga (AD/ART). Anggaran Dasar memuat paling sedikit rincian nama, tem- pat kedudukan, maksud dan tujuan, kepemilikan modal, kegiatan usaha, dan kepengurusan. Sedangkan, Anggaran Rumah Tangga memuat paling sedikit hak dan kewajiban pengurus, masa bakti kepengurusan, tata cara pengangkat- an dan pemberhentian pengurus, penetapan operasional jenis usaha, dan sumber permodalan. Oleh karena itu, AD/ ART sekurang-kurangnya berisi:

• Badan Hukum, • Bentuk organisasi, • Usaha yang dijalankan, • Kepengurusan, • Hak dan kewajiban, • Permodalan, • Bagi hasil laba usaha, • Keuntungan dan kepailitan, • Kerjasama dengan pihak ketiga, • Mekanisme pertanggung jawaban, • Pembinaan dan pengawasan masyarakat.

Rancang Bangun Bisnis dan Pengelolaan BUM Desa

Tujuan dari pengorganisasian BUM Desa adalah:

1. Menjamin agar terjadi pembagian pekerjaan yang ha- rus dilakukan dalam pekerjaan dan unit tertentu pada BUM Desa.

2. Mengatur pemberian tugas dan tanggung jawab yang

berhubungan dengan pekerjaan masing-masing.

3. Mengkoordinasikan tugas-tugas BUM Desa yang bera- gam.

4. Menyusun kelompok pekerjaan ke dalam unit atau ba- gian tertentu.

5. Menetapkan hubungan antar individu, kelompok tu- gas, dan unit/bagian.

6. Menetapkan jalur formal otoritas.

7. Mengalokasikan dan mengerahkan sumber daya orga- nisasi atau mengelola usaha yang dijalankan.

Struktur dan desain organisasi BUM Desa perlu dibuat agar tujuan dari proses pengorganisasian tersebut dapat dica- pai. Struktur organisasi merupakan susunan formal pe kerjaan

da lam sebuah organisasi melalui pendesainan organisasi.

2. Menyusun Struktur Organisasi

Pengelolaan BUM Desa berdasarkan pada AD/ART. Organisasi pengelola BUM Desa terpisah dari organisasi pemerintah desa dan paling sedikit terdiri atas:

26 Rancang Bangun Bisnis dan Pengelolaan BUM Desa

1. Penasihat atau komisaris

2. Pelaksana operasional atau direksi:

a. Direktur atau manajer; dan

b. Kepala unit usaha

Gambar 2.1 Struktur Organisasi BUM Desa

Penasihat atau komisaris dipegang oleh kepala desa. Jika anggota penasihat dan komisaris ditambah dengan tokoh masyarakat yang lain maka disebut dewan komisa- ris/penasihat. Penasihat atau komisaris mempunyai tugas

Rancang Bangun Bisnis dan Pengelolaan BUM Desa Rancang Bangun Bisnis dan Pengelolaan BUM Desa

Pelaksana operasional atau direksi bertanggung jawab kepada pemerintahan desa atas pengelolaan usaha desa dan mewakili BUM Desa di dalam dan di luar pengadilan. Pengelolaan BUM Desa dilakukan dengan persyaratan:

• pengurus yang berpengalaman dan atau profesional; • mendapat pembinaan manajemen; • mendapat pengawasan secara internal maupun eks­

ternal; • menganut prinsip transparansi, akuntabel, dapat di­ per caya, dan rasional; dan • melayani kebutuhan masyarakat dengan baik dan adil.

Struktur di atas merupakan struktur standar, di mana pemerintah desa dapat menyesuaikan struktur organisasi BUM Desa tersebut menurut kondisi setempat dan kebu- tuh an organisasi. Prinsip dasarnya adalah struktur organi- sa si BUM Desa harus sesuai dengan tujuan, fungsi, dan usa ha yang dijalankan oleh BUM Desa. Bisa jadi BUM Desa belum membutuhkan kepala unit usaha jika masih

28 Rancang Bangun Bisnis dan Pengelolaan BUM Desa 28 Rancang Bangun Bisnis dan Pengelolaan BUM Desa

Setelah struktur organisasi terbentuk dan sudah diisi oleh orang-orang yang kompeten maka BUM Desa harus segera memulai menjalankan usaha. Tahap memulai usa-

ha berbeda dengan tahap mengelola BUM Desa setelah unit usaha didirikan. Metode yang sebaiknya digunakan pada tahap memulai usaha adalah menggunakan mana- jemen proyek. Proyek memulai unit usaha BUM Desa de- ngan melakukan kegiatan-kegiatan sbb.:

1. Membangun tim kerja, menyusun daftar pekerjaan, pem bagian kerja.

2. Menyusun kebutuhan dana (anggaran) yang dibutuh- kan untuk memulai usaha BUM Desa sebelum usaha beroperasi.

3. Mencari dan mengumpulkan sumber modal.

4. Mengurus aspek legalitas usaha jika penting dan dibu- tuhkan.

5. Merancang bangun produk atau jasa yang akan di pro- duksi beserta fasilitas produksinya.

6. Pembelian peralatan dan perlengkapan yang dibutuh- kan.

Rancang Bangun Bisnis dan Pengelolaan BUM Desa

7. Pengadaan tanah, bangunan, kendaraan, atau mesin yang diperlukan untuk operasional.

8. Merancang strategi promosi dan menentukan target pasar.

9. Kegiatan-kegiatan tambahan lainnya sesuai kebutu- han khusus jenis usaha.

Kegiatan memulai usaha ini merupakan kegiatan pro- yek yang dibatasi oleh waktu, membutuhkan pengarahan, dan pengendalian oleh pimpinan proyek yaitu direktur BUM Desa. Kegiatan ini dapat memakan waktu singkat atau waktu yang panjang tergantung pada tingkat kerumit- an dan kompleksitas jenis usaha yang akan dijalankan oleh BUM Desa. Kegiatan dalam memulai usaha ini sa ngat pen- ting sehingga harus direncanakan dan dilakukan dengan cermat dan tepat waktu. Setelah tahap ini selesai maka pe- ngelola dan staf BUM Desa siap untuk memu lai menjalan- kan operasional rutin dari unit usaha BUM De sa. Bab-bab berikutnya dalam buku ini akan menyajikan pedoman un- tuk menjalankan dan mengembangkan BUM Desa dalam operasi, pemasaran, keuangan, dan pengelola an sumber

da ya manusia.

30 Rancang Bangun Bisnis dan Pengelolaan BUM Desa

BAB III MENGELOLA PEMASARAN BUM DESA

K (social entrepreneurship) namun tetap membutuhkan pen-

eberhasilan dari sebuah BUM Desa sangat ditentukan oleh bagaimana mengelola pemasaran. Walaupun BUM Desa merupakan bisnis yang berwatak sosial

dapatan untuk mencapai tujuannya. Tujuan tersebut hanya dapat dicapai jika BUM Desa memiliki pendapatan. Penda- patan bersumber dari hasil penjualan/pemasaran produk. Manajemen BUM Desa harus mengetahui apa yang sesung- guhnya dijual. Apa yang dijual akan menentukan bagaima- na mengelola pemasaran. Kegiatan pemasaran merupakan “jantung” yang akan memompa “darah” bagi keberlang- sung an BUM Desa. Kegiatan pemasaran menghasilkan pen- dapatan yang dapat digunakan untuk menutup biaya-biaya yang harus dikeluarkan. Jika ada surplus pendapatan atas biaya maka dikatakan bahwa BUM Desa menghasilkan ke- untungan dari usaha BUM Desa.

Rancang Bangun Bisnis dan Pengelolaan BUM Desa

Kegiatan pemasaran dimulai dengan mengetahui apa yang dijual oleh BUM Desa. Apa yang dijual adalah barang atau jasa yang ditawarkannya. Barang dan jasa yang men- jadi kebutuhan masyarakat atau problem yang ditawarkan solusinya oleh BUM Desa. Pemasaran produk (barang dan/ atau jasa) dari kebutuhan yang memiliki potensi pasar dan potensi atau sumber daya yang dimiliki merupakan kunci keberhasilan dari BUM Desa.

A. Strategi Pemasaran

Pengelolaan BUM Desa bertujuan agar tetap hidup dan berkembang, mempertahankan dan meningkatkan laba, mempertahankan dan meningkatkan penjualan, ser- ta mampu menyelesaikan problem-problem sosial dan ke manusiaan di desa. Oleh karena itu, manajemen BUM Desa harus mampu menghasilkan pendapatan dengan me masarkan produknya. Adapun proses pemasaran yang dilakukan oleh BUM Desa meliputi 7 tahap seperti pada gambar 3.1.

Strategi pemasaran BUM Desa merupakan bagian

da ri perencanaan pemasaran. Strategi pemasaran alat pe rencanaan untuk mencapai tujuan BUM Desa dengan mengembangkan keunggulan bersaing yang berkesinam- bungan melalui pasar yang dimasuki dan progam pema sar- an yang digunakan untuk melayani pasar atau masyarakat

32 Rancang Bangun Bisnis dan Pengelolaan BUM Desa

Gambar 3.1

Strategi Pemasaran BUM Desa

sasaran tersebut. Strategi ini diawali dengan melihat pelu- ang pasar, memberikan arah dalam segmentasi pasar, identifikasi pasar sasaran, penentuan posisi, unsur bauran pemasaran, dan biaya bauran pemasaran. Penyusunan rencana usaha, termasuk rencana pemasaran, mengguna- kan strategi pemasaran sebagai salah satu dasar. Strategi pemasaran menjadikan BUM Desa semakin diandalkan untuk memenangkan persaingan.

Rancang Bangun Bisnis dan Pengelolaan BUM Desa

B. Pengelompokan Pasar

Pengelompokkan pasar (segmentasi pasar) adalah kegiatan membagi suatu pasar menjadi kelompok-kelom- pok pembeli yang berbeda yang memiliki kebutuhan, karakteristik, atau perilaku yang berbeda yang mungkin mem butuhkan produk atau bauran pemasaran yang ber- beda. Pengelompokkan pasar juga dapat diartikan sebagai proses pengidentifikasian dan menganalisis para pembeli di pasar produk, menganalisis perbedaan antara pembeli di pasar kemudian menempatkannya ke dalam kelompok- kelompok pasar yang memiliki karakteristik sama.

Sebagaimana bisnis yang lain, BUM Desa tentu saja tidak dapat melayani semua konsumen/masyarakat. Oleh

34 Rancang Bangun Bisnis dan Pengelolaan BUM Desa 34 Rancang Bangun Bisnis dan Pengelolaan BUM Desa

Manfaat yang dapat diperoleh oleh BUM Desa dengan melakukan segmentasi pasar adalah:

1. BUM Desa akan berada pada posisi yang lebih baik untuk mendapatkan kesempatan-kesempatan dalam pemasaran karena ia lebih mudah untuk mempelajari keinginan setiap kelompok pasar (segmen).

2. BUM Desa dapat memilih segmen mana yang berpo- tensi paling besar yang akan menjadi sasaran.

3. BUM Desa dapat menggunakan kemampuannya yang ada untuk merespon pemasaran yang berbeda-beda secara baik, sehinggga dapat menghemat biaya, ener- gi, dan waktu.

4. BUM Desa dapat mengatur kualitas dan kuantitas produk dan pemasarannya.

C. Pasar Sasaran (Target Pasar)

Setelah BUM Desa berhasil mengelompokkan pasar/ masyarakat berdasarkan karakteristik yang sama maka langkah selanjutnya adalah menentukan segmen pasar ma na yang akan dimasuki. Pasar yang akan dimasuki yang

Rancang Bangun Bisnis dan Pengelolaan BUM Desa Rancang Bangun Bisnis dan Pengelolaan BUM Desa

Sebagai contoh bagaimana BUM Desa Mattiro Bulu, Desa Bonto Tiro yang memiliki usaha Simpan Pinjam tidak melayani seluruh warga masyarakat tetapi memilih fokus untuk melayani perempuan desa dengan skala usaha ru- mah tangga. Mereka fokus pada produk simpan pinjam yang paling sesuai dengan kebutuhan perempuan desa.

Penentuan pasar sasaran (target pasar) bagi BUM Desa lebih menantang dibandingkan dengan bisnis biasa karena BUM Desa adalah bisnis yang berwatak sosial. Oleh karena itu, penentuan pasar sasaran BUM Desa sangat strategis dan penting untuk mencapai visi BUM Desa seba- gai penggerak perekonomian masyarakat desa. Pemilihan pasar sasaran membutuhkan strategi. Strategi pemilihan pasar sasaran diantaranya adalah:

36 Rancang Bangun Bisnis dan Pengelolaan BUM Desa

1. Pasar tidak dibeda-bedakan.

Berdasarkan strategi ini BUM Desa akan memproduk- si satu produk untuk semua konsumen dengan kegiatan yang sama.

Contoh: BUM Desa yang bergerak dalam jasa simpan pinjam hanya menawarkan satu kredit (pinjaman) yaitu kre dit usaha dengan jangka waktu 1 tahun untuk setiap kon sumen

2. Pasar dibedakan

Berdasarkan strategi ini BUM Desa memproduksi ber- bagai produk dan ditujukan kepada kelompok konsumen (segmen) yang berbeda dengan program pemasaran yang berbeda pula untuk setiap segmen. Strategi ini se- ring disebut sebagai pasar yang dibedakan (diferensiasi), yaitu pasar yang secara sengaja memasuki dua atau lebih seg men yang berbeda. Setiap kelompok yang berbeda ini akan memperoleh perlakuan yang berbeda pula.

Contoh: BUM Desa yang bergerak dalam pengelola- an wisata desa selain menawarkan jasa wisata untuk ma- syarakat umum, juga menawarkan jasa paket wisata khu- sus untuk rombongan. BUM Desa Dande Lompoa di Desa Kampala di Kab. Bantaeng membuka usaha grosir barang dagangan selain melayani kebutuhan pedagang kecil mi- salnya juga melayani konsumen langsung.

Rancang Bangun Bisnis dan Pengelolaan BUM Desa

3. Pasar terkonsentrasi

Jika BUM Desa menerapkan strategi ini, mereka akan memusatkan pada kelompok konsumen tertentu yang pa- ling potensial, kemudian mengembangkan produk yang ideal untuk melayani kelompok tersebut. Strategi ini cocok untuk BUM Desa dengan sumber daya yang terbatas.

Contoh: BUM Desa yang bergerak dalam pengelolaan wisata minat khusus arung jeram hanya memusatkan per- hatiannya kepada wisatawan minat khusus arung jeram dan tidak melayani semua wisatawan karena sumber daya yang terbatas.

4. Pemasaran yang dipecah-pecah

Strategi yang merupakan lawan dari terkonsentrasi adalah pasar yang dipecah-pecah. Pasar yang dikuasai dipecah-pecah lagi menjadi bagian yang lebih detail. Stra- tegi cocok untuk dijalankan oleh BUM Desa yang meng- hasilkan barang-barang unik atau dengan kualitas tinggi, harganya mahal, tetapi konsumen sangat sensitif terhadap kepemilikannya. Strategi ini sangat sesuai untuk produk yang memilki ego yang sangat tinggi dan hanya dimiliki oleh kalangan tertentu yang tidak mau produknya juga dimiliki oleh banyak orang. Keberhasilan dalam menerap- kan strategi ini sangat tergantung pada perusahaan yang mampu memberikan keunikan produk, kualitas yang ting-

38 Rancang Bangun Bisnis dan Pengelolaan BUM Desa 38 Rancang Bangun Bisnis dan Pengelolaan BUM Desa

D. Posisi Produk

Memposisikan produk merupakan kegiatan untuk mengkomunikasikan produk suatu perusahaan ke dalam pemikiran konsumen. Kegiatan untuk menempatkan suatu produk di benak konsumen atau masyarakat. Tujuan mem- posisikan produk adalah untuk mempermudah konsumen mengenali produk BUM Desa di pasar, sehingga produk tersebut terpisah atau berbeda dengan merek-merek produk pesaing. Selain itu untuk membedakan perusaha- an, dengan memposisikan perusahaan berbeda dengan para pesaingnya di pasar. Banyak cara yang dapat diguna- kan untuk memposisikan produk BUM Desa secara efektif di pasar. Cara memposisikan produk diantaranya adalah:

1. Atribut

Yaitu memposisikan produk dengan memberikan atri- but berupa ciri-ciri atau manfaat produk bagi pelanggan, sehingga berbeda dengan produk sejenis dari pesaing. Mi salnya, BUM Desa yang memproduksi dan memasar-

Rancang Bangun Bisnis dan Pengelolaan BUM Desa Rancang Bangun Bisnis dan Pengelolaan BUM Desa

2. Manfaat

Perusahaan memposisikan produknya berdasarkan pada manfaat dari produk tersebut. Perusahaan mempro- mosikan dengan menonjolkan manfaat dari produk terse- but kepada konsumen. Misalnya, BUM Desa yang menge- lola sebuah obyek wisata pemandian air panas yang me ngandung belerang dapat memberikan atribut “peman- dian air panas untuk pengobatan penyakit kulit”.

3. Harga terhadap mutu

Perusahaan yang menonjolkan harga dan kualitas bia- sanya menggunakan cara ini untuk memposisikan pro- duknya. Pilihannya adalah menawarkan produk dengan har ga tinggi untuk menunjukkan mutu yang tinggi atau justru produk berkualitas tetapi harganya murah. Misalnya, BUM Desa pengelola air bersih dapat memposisikan harga lebih murah dibandingkan air dari PDAM tetapi dengan kualitas air lebih baik karena menggunakan sumber mata air alami.

40 Rancang Bangun Bisnis dan Pengelolaan BUM Desa

4. Penggunaan spesifik/khusus

Perusahaan memposisikan produknya dengan meng- andalkan pada penggunaan spesifik atau khusus. Perusaha- an biasanya menyatakan bahwa produknya untuk golong- an tertentu. Misalnya, BUM Desa yang mengelola wisata arung jeram dengan atribut “wisata khusus bagi kalangan yang menyukai tantangan”.

5. Pengguna produk

Perusahaan mengkaitkan produknya dengan peng- guna produk, misalnya mengaitkan dengan tokoh terkenal tertentu. Sering kita lihat di beberapa restoran atau rumah makan memajang bukti bahwa tempatnya pernah dikun- jungi artis terkenal atau pernah dikunjungi Pak Bondan Winarno.

6. Posisi melawan pesaing

Beberapa perusahaan menggunakan cara memposisi- kan produk perusahaan secara terang-terangan (frontal) yaitu dengan mengambil posisi melawan pesaing. Produk perusahaan dikaitkan dengan posisi persaingan terhadap pesaing utama. Sebagai contoh BUM Desa yang bergerak dalam usaha simpan pinjam dan mengambil posisi ber- saing dengan rentenir dan menggunakan iklan memper- bandingkan menyaingi rentenir.

Rancang Bangun Bisnis dan Pengelolaan BUM Desa

7. Dikaitkan dengan produk lain

Perusahaan juga dapat memposisikan produknya

de ngan cara mengkaitkan dengan produk lain. Misalnya pro duk kopi dikaitkan dengan produk permen. Sebagai contoh permen kopi yang diposisikan sebagai kopi dalam bentuk permen.

E. Bauran Pemasaran

Bauran pemasaran (marketing mix) merupakan kegiat- an pemasaran untuk mengkombinasikan variabel-variabel pemasaran yang dapat dikendalikan. Bauran pemasaran dapat digunakan oleh perusahaan untuk memperoleh ting- kat penjualan yang diinginkan. Bauran pemasaran terdiri dari 4 unsur utama yang terkenal dengan nama 4-P yaitu: produk (product), harga (price), distribusi (place), dan pro- mosi (promotion).

1. Produk

Produk adalah apa saja yang dapat ditawarkan oleh BUM Desa kepada masyarakat untuk mendapatkan perha- tian permintaan, pemakaian, atau konsumsi yang da pat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen/ma sya- rakat. Produk dapat berupa benda fisik, jasa, orang, tem pat, organisasi atau gagasan. Pada dasarnya produk adalah se-

42 Rancang Bangun Bisnis dan Pengelolaan BUM Desa 42 Rancang Bangun Bisnis dan Pengelolaan BUM Desa

Perencanaan produk BUM Desa akan mencakup se- mua kegiatan perusahaan untuk menetapkan jenis-je nis produk apa saja yang akan dipasarkan, sedangkan pe ngem- bangan produk akan mencakup kegiatan teknis dari peneli- tian, pembuatan desain, dan produksi barang atau jasa.

a. Produk Baru Produk baru bagi BUM Desa adalah suatu produk yang

dipasarkan BUM Desa yang berbeda dengan produk yang sudah pernah dipasarkan atau produk yang sa ma sekali baru. Produk baru dapat diklasifikasikan seba- gai berikut: (1) produk yang benar-benar baru sebagai hasil inovasi, (2) produk baru sebagai hasil modifi- kasi, (3) produk baru dengan manfaat sama, dan (4) produk baru karena perubahan merek di mana peru- sahaan membuat produk yang sama tetapi dipasarkan dengan merek berbeda.

Setiap produk baru akan mengalami daur hidup pro- duk. Produk baru akan mengalami masa perkenal an,

Rancang Bangun Bisnis dan Pengelolaan BUM Desa Rancang Bangun Bisnis dan Pengelolaan BUM Desa

ba ru membutuhkan daya inovasi dan kreativitas untuk mem baca kebutuhan dan peluang pasar.

b. Merk Produk Perusahaan harus mampu membedakan produknya

dengan produk lain dan mudah dikenali oleh konsu- men. Pemasaran suatu produk memerlukan merk pro- duk yang membedakan suatu produk dengan produk lainnya. Merk produk dapat berupa nama, istilah, lam- bang, atau kombinasinya.

Tujuan pemberian merk produk adalah:

1) Untuk mengidentifikasi guna memudahkan pena- nganan produk.

2) Untuk melindungi keutuhan produk dari kemung- kinan ditiru pesaing.

3) Untuk memudahkan konsumen menemukan pro- duk yang diinginkan.

4) Untuk dasar diferensiasi harga.

44 Rancang Bangun Bisnis dan Pengelolaan BUM Desa

Merek produk sering disamakan dengan merek da- gang. Perusahaan dalam memilih merek harus mem- pertim bangkan beberapa hal. Pemilihan merek hen- dak nya selalu mempertimbangkan hal-hal sebagai

be rikut:

1) Merek harus mampu memberi gambaran tentang manfaat produk.

2) Merek harus mengarah kepada mutu produk.

3) Merek sebaiknya mudah menancap di benak kon- sumen jadi harus mudah diucapkan, dikenal, dan diingat.

4) Merek berguna untuk membedakan dengan pro-

duk lain sehingga harus mudah dibedakan.

c. Pengemasan dan Pelabelan

1) Pengemasan Produk Pengemasan produk merupakan kegiatan untuk mendesain atau merancang dan memperoleh

tem pat dan pembungkus untuk suatu produk, ke- masan selain berfungsi sebagai pelindung produk tetapi juga berguna untuk meningkatkan citra pro- duk. Oleh karena itu, kemasan harus memberikan daya tarik tersendiri bagi konsumen. Kema san yang digunakan harus memenuhi syarat sebagai berikut:

Rancang Bangun Bisnis dan Pengelolaan BUM Desa Rancang Bangun Bisnis dan Pengelolaan BUM Desa

b) Praktis dan Ekonomis. Kemasan harus praktis dan ekonomis se hing-

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB ORANG TUA MENIKAHKAN ANAK PEREMPUANYA PADA USIA DINI ( Studi Deskriptif di Desa Tempurejo, Kecamatan Tempurejo, Kabupaten Jember)

12 105 72

IbM Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) Menuju Desa Mandiri Energi

25 108 26

Identifikasi Jenis Kayu Yang Dimanfaatkan Untuk Pembuatan Perahu Tradisional Nelayan Muncar Kabupaten Banyuwangi dan Pemanfaatanya Sebagai Buku Nonteks.

26 327 121

IMPLEMENTASI PROGRAM PENYEDIAAN AIR MINUM BERBASIS MASYARAKAT (Studi Deskriptif di Desa Tiris Kecamatan Tiris Kabupaten Probolinggo)

21 177 22

Penetapan awal bulan qamariyah perspektif masyarakat Desa Wakal: studi kasus Desa Wakal, Kec. Lei Hitu, Kab. Maluku Tengeha, Ambon

10 140 105

Pengaruh Kemampuan Manajerial Dan Perilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha Di Unit Agro Bisnis Pada Yayasan Al-Anshor Bandung (survey pada petani unit Agro Bisnis Yayasan Al-Anshor Bandung)

5 61 1