INTERVENSI MILITER RUSIA DI SYRIAH RUSSI

INTERVENSI MILITER RUSIA DI SYRIAH
(RUSSIAN MILITARY INTERVENTION IN SYRIA)
Ibtihaj Itsnaini*1
130910101010
Abstract
This paper attempts to explain the reasons for rejection of Russia agains the West in solving
conflict in Syriah. This paper uses a descriptive approach to analysis of Russia’s policy in
Syriah. Syriah is one of the countries in Middle East that is experiencing political turmoil with
people demanding President Bashar al-Assad retrated from his position. This conflict has
claimed of so many people life that western countries lead to implement the arms and other
economic sanction agains Syriah but the effort was opposed by Russia through its veto. The
balance of power theory tries to explain the refusal of Russia as a form of maintaining power in
Middle East, particularly in Syriah. Russians view the necessary dialogue between the
government and the opposition to resolve conflict rather that international condemnation of
Syriah.
Keywords : Syriah Conflict, Russia Intervention, Russian Military
Pendahuluan
Rusia merupakan salah satu negara yang kuat baik dari segi kekuatan politik maupun
kekuatan militernya. Sehingga Rusia menjadi salah satu aktor yang dominan dalam tatanan
politik di dunia internasional yang mampu merubah arah politik hubungan antar negara dan juga
tatanan internasional. Hal ini menyebabkan apapun kebijakan yang diambil Rusia akan sangat

menarik perhatian dunia internasional.
Rusia memandang Timur Tengah merupakan kawasan yang krusial baginya untuk
mencapai kepentingan nasional. Hal ini membuat Rusia untuk kembali merefleksikan
hubungannya yang sempat terputus pada masa pemerintahan sebelumnya. Di kawasan tersebut
Rusia bisa memulai kembali ambisinya untuk menjadi negara yang berpengaruh mengingat
1

Mahasiswa Hubungan Internasional, Universitas Jember

kawasan Timur Tengah merupakan kawasan Shatterbelt. Shatterbelt merujuk terhadap kawasan
geografis dengan dua kondisi yaitu didalamnya banyak terjadi konflik lokal dengan atau antara
negara-negara kawasan tersebut dan terdapat keterlibatan beberapa aktor major power yang
berasal dari luar kawasan tersebut.
Rusia muncul secara nyata menawarkan bantuan untuk mengahadapi desakan dan campur
tangan internasional dalam penyelesaian krisis domestik di Syriah. Sehingga dengan tegas Rusia
menolak segala bentuk sanksi yang dapat memberatkan Syriah, dalam hal ini termasuk sanksi
ekonomi dan politik. Rusia menilai keterlibatannya di Syriah merupakan upaya untuk
melindungi investasinya, dikarenakan hubungan ekonomi dan militer antara Rusia dan Syiriah
telah berlangsung sejak terjadinya Perang Dingin sampai dengan saat ini. Salah satu buki
nyatanya yaitu pendirian camp militer Rusia di Syriah di Pelabuhan Tartus pada tahun 1963

mencerminkan eratnya hubungan kedua negara ini.
Kerangka Konseptual
1.

Pengertian Human Security
Menurut Barry Buzan, Human Security merupakan satu konsep yang problematis,
khususnya tatkala dijadikan sebagai bagian dari analisis atas keamanan internasional.
Bentuk keamanan ini memiliki agenda yang berbeda. Apa yang menjadikan sesuatu itu
sebagai isu keamanan internasional dapat ditemukan dalam pemahaman keamanan militerpolitik. Dalam konteks ini, kemanan bagi suatu negara senantiasa berkaitan dengan
kelangsungan hidup.

2.

Teori Konflik
Menurut Wase Becker, konflik merupakan proses sosial dimana orang atau kelompok
manusia berusaha memenuhi tujuan dengan jalan menentang pihak lain yang disertai
dengan ancaman atau kekerasan.
Menurut Paul Conn, situasi konflik pada dasarnya dapat terbagi menjadi dua, yaitu :
(Subakti, 1992: 169)
1) Zero Sum Game (konflik Menang-Kalah), merupakan konflik yang bersifat

antagonistik, sehingga tidak memungkinkan adanya kompromi maupun kerjasama anta
pihak yang terlibat dalam konflik.

2) Non Zero Sum Game (Konflik Menang-Kalah), merupakan situasi konflik dimana
pihak-pihak yang terlibat dalam konflik masih memungkinkan untuk melakukan
kompromi dan kerjasama.
Berdasarkan pengertian konflik diatas, konflik yang terjadi di Syriah merupakan jenis
konflik Zero Sum Game karena baik pihak pemerintah Syriah maupun pihak pemberontak
tidak dapat menemukan kata sepakat dalam penyelesaian konflik internal tersebut. Kedua
belah pihak menginginkan adanya pemenuhan tuntutan maupun ada salah satu pihak yang
diminimalisir posisi politiknya. Konflik merupakan suatu proses pemenuhan kebutuhan
yang selama pelaksanaannya terjadi pertentangan antara beberapa pihak.
Konflik dapat meliputi tindakan ancaman, kekerasan dan hukuman yang bersifat
diplomatik, propaganda, komersial atau militer. Konflik dapat meliputi krisis, perselihan
maupun persaingan. Unsur utama konflik dimana suatu gerak oleh suatu negara dalam
suatu bidang isu dianggap sebagai suatu kerugian atau ancaman oleh pihak lain.
Kebanyakan konflik kecil banyak terjadi di negara sedang berkembang, suatu kawasan
yang ditandai berbagai pertikaian, wilayah dan pertentangan ideologis. Suatu
kecenderungan menyatakan bahwa negara besar cenderung kepada negara perang daripada
negara kecil, karena negara yang kecil tersebut tidak lebih pandai dalam membuat

ancaman.
3.

Konsep Intervensi
Intervensi merupakan keterlibatan kekerasan dalam menjelaskan secara penuh tentang
metode dan alat dimana berbagai pihak ketiga dapat terlibat dalam masalah dalam negeri
negara lain yang dilakukan untuk mempengaruhi kebijakan internal maupun eksternal
negara lain.
Dalam politik internasional dikenal suatu intervensi. Intervensi merupakan suatu tindakan
campur tangan dari negara luar dalam berbagai bidang yaitu ekonomi, politik maupun
militer terhadap urusan dalam negeri negara lain. Intervensi juga dimaksudkan untuk
membantu mengatasi suatu konflik baik konflik nasional maupun konflik internasional.
Adapun bentuk intervensi ada dua yaitu : (Marbun, 2003: 233)
1) Intervensi militer, ada beberapa bentuk intervensi meliputi aksi tunggal dari pemerintah
individu, koalisi khusus yang berkepentingan, operasi dana PBB, untuk menjaga

perdamaian regional atau pasukan perdamaian yang dipimpin oleh organisasi
keamanan regional.
2) Intervensi diplomatik, yaitu penyelesaian konflik dengan cara perundingan dengan
pihak-pihak yang berkonflik.

Berdasarkan pengertian jenis-jenis intervensi, keterlibatan yang dilakukan oleh Rusia
merupakan jenis intervensi militer karena pemerintah Rusia mengirimkan dan
menempatkan sejumlah kekuatan militer dalam konflik internal Syriah. Rusia mengirimkan
sejumlah bantuan militer baik personil maupun persenjataan dan armada militer lainnya
kepada pemerintah Syriah yang berkuasa.
4.

Konsep Kepentingan Nasional
Kepentingan nasional menurut Hans J. Morgenthou adalah kemampuan meminimun negara
untuk melindungu dan mempertahankan identitas politik dan kultural dari gangguan negara
lainnya. Dari tinjauan tersebut maka pemimpin negara menentukan kebijakan spesifik
terhadap negara lain atau dengan kata lain merupakan kekuatan yang merupakan pilar
utama dalam bidang politik nasional maupun internasional yang realistis dan dipenuhi
suatu pertentangan untuk menanamkan pengaruhnya di suatu kawasan. Kepentingan
nasional menjadi sangat berpengaruh bagi suatu negara untuk memenuhi kebutuhan politik,
sosial maupun ekonomi dan untuk pertahanan keamanan. Secara umum negara yang
membawa kepentingan nasionalnya cenderung melakukan intervensi terhadap suatu
kawasan. Kepentingan nasional merupakan unsur yang sangat vital bagi suatu negara.
Unsur-unsur yang termasuk didalamnya antara lain :
1) Kedaulatan

2) Kelangsungan hidup bangsa dan negara
3) Kemerdekaan
4) Keutuhan wilayah
5) Kemanan militer
6) Kesejahteraan ekonomi
Menurut konsep diatas intervensi yang dilakukan oleh Rusia dalam konflik internal Syriah
adalah untuk mempertahankan identitas politiknya di negara tersebut, dimana Rusia telah
menjalin kerjasama dalam berbagai bidang dengan pemerintahan Syriah yang berkuasa.

Pembahasan
Kepentingan Rusia di Syriah
Konflik Syriah telah berubah menjadi konflik global dengan banyaknya negara-negara
kunci yang berlomba-lomba untuk menjejakkan kakinya di atas wilayah yang dilanda perang
sausara selama hampir empat tahun lamanya. Negara-negara tersebut diantaranya adalah
Amerika Serikat, Uni Eropa, Rusia, Arab Saudi dan beberapa negara Teluk seperti Iran dan
Turki. Sebelumnya negara-negara tersebut telah melakukan pertemuan di Wina untuk segera
mencari solusi dakam menghentikan konflik tersebut, tapi hingga saat ini belum ada tindak
lanjutnya.
Bentuk dukungan Rusia berupa dukungan di PBB serta memasok persenjataan bagi tentara
Assad untuk melawan pemberontakan yang ingin menjatuhkannya. Rusia melakukan itu semua

demi menjaga pelabuhan Syriah, Tartous, yang berfungsi sebagai basis Mediterania Rusia untuk
armada laut militernya untuk menggempur pemberontakan dan juga militas Negara Islam Irak
Syriah (ISIS). Pesaing utama Rusia, Amerika Serikat telah menyatakan secara terbuka untuk
meminta Assad yang dituduhnya sebagai penyebab utama kekerasan di negara tersebut untuk
mundur. Amerika Serikat terang-terangan mendukung aliansi oposisi utama Syriah, Koalisi
Nasional dan memberikan bantuan militer terbatas untuk pemberontak moderat.2 Sejak
September 2014, Amerika Serikat telah melakukan serangan udara terhadap ISIS dan kelompok
jihad lain di Syriah sebagai bagian dari koalisi internasional terhadap jihad. Amerika Serikat juga
turut melatih dan mempersenjatai 5.000 pemberontak Syriah.
Di dalam asumsi realis dijelaskan bahwa yang membatasi perilaku negara dalam dunia
internasional adalah kapabilitas negara itu dibandingkan dengan negara lain. Konsekuensi dari
itu semua adalah bagaimana untuk menghindari atau meminimalisir ancaman dari negara lain
maka negara tersebut harus meningkatkan power dan pengaruhnya terhadap negara lainnya
dengan cara mengimbangi kekuatan negara lain (Balnce of Power). Dukungan Rusia terhadap
Syriah adalah sebagai bentuk mempertahankan kekuasaannya di kawasan Timur Tengah,
khususnya di Syriah sebagai sekutu lamanya dan asumsi realis juga menjelaskan bahwa negara
merupakan aktor utama, 2 hal yang penting tentang negara adalah : negara itu berdaulat untuk

2https://m.tempo.co/read/news/2015/11/25/117722187/apa-kepentingan-rusia-dan-turki-di-


konflik-suriah. Diakses pada tanggal 27 Maret 2016.

melakukan yang ia mau dan negara dimotivasi oleh kepentingan nasional. Mereka mengarahkan
kebijakan luar negeri untuk meraih kepentingan nasional.3
Untuk menganalisa dukungan Rusia kepada Syriah dapat dilihat dari beberapa faktor yang
melatarbelakangi kebijakan tersebut. Pertama, Syriah adalah mitra Rusia dibidang perdagangan.
Rusia saat ini menjadi negara yang memiliki orientasi bisnis yang tinggi dan pemerintah Rusia
ingin melindungi investasinya yang ada di Syriah. Selain di bidang perdagangan, kerjasama
kedua negara juga terjalin erat di bidang militer dan politik. Kerjasama yang diselenggarakan
oleh Rusia dan Syriah umumnya merupakan perdagangan senjata, pembangunan infrastruktur,
kerjasama energi dan pariwisata.4
Bagi Rusia, Syriah memiliki nilai strategis secara militer dan politik maupun ekonomi. Dua
aspek tersebut tentu dipandang vital oleh Rusia. Dalam aspek militer dan politik adalah
pangkalan militer Rusia yang terletak di Syriah. Pangkalan militer Rusia (dulu Uni Soviet) sudah
dibangun di kota pelabuhan Tartus sejak tahun 1963. 5 Pada kenyataannya itu adalah satu-satunya
pangkalan militer Rusia di luar teritorinya. Apalagi semenjak runtuhnya Uni Soviet dan ideologi
komunismenya.
Bentuk Intervensi Militer Rusia Kepada Syriah
1.


Pengiriman Armada Angkatan Laut
Sejak 29 November 2011 Rusia menempatkan kapal-kapal perangnya di pelabuhan Tartus,
Syriah. Keberadaan Rusia untuk memperkuat pertahanan maritim yang sangat berguna
untuk mencegah potensi konflik di negara strategis tersebut. Kapal perang Rusia yang
dikirim ke perairan Syriah terdiri dari tiga kapal induk, kapal pengangkut pesawat dan
rudal penjelajak. Para pejabat militer Rusia mengatakan penempatan kapal-kapal itu tidak

3 Jill dan Llyod Pettiford. 2009. Hubungan Internasional, Perspektif dan Tema. Jakarta: Pustaka

Belajar, halaman 58.
4Inilah

Alasan

Mengapa

Rusia

Membela


Suriah,

20

September

2011

pada

http://international.okezone.com/read/2011/09/20/412/504686/inilah-alasan-mengapa-rusiamembela-suriah. Diakses pada tanggal 27 Maret 2016.
5Hubungan

Rusia-Suriah

Amat

Strategis,

13


Februari

http://internasional.kompas.com/read/2012/02/13/08091460/Hubungan.RusiaSuriah.Amat.Strategis. Diakses pada tanggal 27 Maret 2016.

2012

dalam

berhubungan dengan krisis yang tengah terjadi di kawasan namun bagian dari rencana
yang sudah dipersiapkan lebih dari setahun lalu.
Armada perang yang dikirim Rusia adalah sejumlah kapal perang canggih yaitu kapal
induk utama yang dapat memuat beberapa jet tempur dan beberapa kapal penghancur yang
berukuran lebih kecil. Jenis armada laut lainnya yang juga dikirim oleh negara tersebut
adalah kapal perang dengan rudal balistik yang dapat dikendalikan dalam jarak jauh untuk
menghancurkan beberapa target tempat yang digunakan oleh pemberontak sebagai markas
militernya.
Pasukan militer Rusia akan melakukan kerjasama dengan militer Syriah, mereka
melakukan penjagaan dan patroli militer untuk menanggulangi aksi anarkis yang dilakukan
oleh pemberontak dan para pendukungnya. Selain melakukan patroli keberadaan pasukan
militer Rusia juga membantu Syriah dengan melakukan pelatihan militer bersama. Pasukan
militer Rusia memberikan pengajaran mengenai penggunaan sistem persenjataan yang
dikirim Rusia ke negara tersebut. Pelatihan ini dilakukan oleh Rusia karena
keterbelakangan militer Rusia mengenai sistem persenjataan internasional.
2.

Pembangunan Sistem Radar Balistik
Pada 3 September 2012 Rusia menempatkan radar mendeteksi peluncuran rudal balistik.
Departemen Pertahanan Rusia merincinya bahwa kedua peluncuran radar balistik itu
terdeteksi oleh radar Armavir yang berlokasi di dekat Laut Hitam. Radar canggih Armavir
yang berada dekat Laut Hitam itu didesain khusus untuk memantau rudal-rudal yang
diluncurkan dari kawasan-kawasan Eropa dan juga Republik Islam Iran.
Sistem pencegahan rudal tersebut dapat mendeteksi serangan rudal yang dilakukan oleh
pihak pemberontak, pada pertengahan tahun 2012 sistem ini telah menditeksi dan
menangkal serangan rudal yang diluncurkan oleh kapal induk Amerika Serikat yang berada
di dekat perairan Tartus. Pencegahan rudal tersebut juga telah menangkal peluncuran
balistik dari pihak pemberontak. Peluncuran tersebut tidak hanya berasal dari pemberontak
yang berada di wilayah Syriah tapi juga dari pihak pendukung pemberontak yang berasal
dari negara lain.
Jangkauan pendeteksi yang dibangun oleh Rusia ini dapat menjangkau wilayah hingga ke
kawasan Eropa. Jangkauan pencegah rudal yang dibanggun Rusia sengaja ditempatkan
oleh negara tersebut di wilayah dekat laut hitam, karena wilayah tersebut memiliki wilayah

yang sangat strategis untuk meningkatkan posisi Rusia di kawasan Timur Tengah. Karena
semakin meningkatnya kekuatan militer asing yang semakin membuat posisi Rusia
terdesar.
Kekuatan Militer Rusia dalam Menghajar ISIS di Syriah
Pada 30 Septeber 2015, Rusia dengan cepat melakukan serangan udara terhadap pasukan
ekstrimis di Syriah. Ini menandakan dimulai intervensi militer Rusia untuk Syriah. Tindakan ini
dipandang sebagai pertama kalinya sejak berakhirnya Perang Dingin bagi kekuatan militer Rusia
terhadap negara luar perbatasan mantan Uni Soviet. Intervensi ini juga memungkinkan Rusia
untuk memerankan dirinya sebagai pemain global utama, memproyeksikan kekuatan militernya
jauh dari perbatasan. Keberhasilan yang menakjubkan dalam misi serangan udara ini, tampaknya
mengubah visi masyarakat internasional. Bahkan bagi pendapat umum dunia Barat yang selama
ini meragukan Rusia kini terpaksa harus mengakui aksi militer Rusia yang proaktif ini
merupakan prestasi luar biasa dalam berdiplomasi.6
Dalam melakukan kampanye udara, tujuan Putin jelas untuk membantu memperkuat
pegangan pemerintahan Syriah di wilayah yang masih dikuasai dan tidak dapat melengserkan
Assad dengan paksa. Rusia juga ingin mendorong pembicaraan politik yang bisa melestarikan
negara Syriah dan memungkinkan Moskow untuk melindungi kepentingannya di kawasan
tersebut. Rusia melakukan serangan militer terhadap ekstrimis Syriah hal itu menampilkan
militernya terutama menampilkan kekuatan militer modern. Dengan menembakkan 26 rudal
jelajah berturut-turut, untuk ini Rusia tidak menggunakan kapal besar yang secara tradisional
dilakukan dengan kapal yang berkemampuan mengangkut peralatan dan senjata besar.
Kehancuran yang diakibat serangan udara Rusia beberapa hari terhadap organisasi ekstrimis,
sepuluh kali lebih hebat jika dibandingkan dengan apa yang telah dicapai oleh pasukan gabungan
internasional yang dipimpin Amerika Serikat beberapa waktu lalu dalam serangan udara.
Hubungan yang paling dalam antara Rusia dan Syriah adalah dalam kerjasama militer.
Rusia telah memiliki pangkalan militer di Syriah untuk waktu yang lama dan selalu menjalin
hubungan kerjasama yang fantastis dengan pemerintahan Basahar al-Assad. Dengan kata lain,
alasan rusia mampu membangun pangkalan militer di Syriah dan tetap dipertahankan terutama
6http://international.sindonews.com/read/1049273/41/ini-alasan-rusia-kerahkan-kekuatan-

militer-ke-suriah-1443606412. Diakses pada tanggal 27 Maret 2016.

karena selalu didukung pemerintah Bashar al-Assad. Selain itu selama bertahun-tahun, peralatan
Syriah terutama peralatan militer cangguh telah di-import dari Rusia. Juga karena telah
mengalami berbagai sanksi dari Barat untuk waktu yang lama, sehingga semua peralatan
militernya di-impor dari Rusia. Karena itulah Rusia mampu dengan cepat dan mudah
memobilisasi pasukan Syriah.
Kesimpulan
Intervensi militer yang dilakukan Rusia adalah dengan cara mengirimkan sejumlah
pasukan militer dan beberapa unit kapal perang berupa kapal induk dan kapal penghancur yang
ditempatkan di pelabuhan Tartus, Syriah. Selain itu Rusia juga membangun sistem pencegahan
Rudal Balistik di Laut Hitam dan mengirimkan persenjataan dan melakukan pelatihan militer
kepada tentara Syriah.
Intervensi yang dilakukan oleh Rusia dikarenakan negara ini memiliki kepentingan
nasional di negara tersebut. Kepentingan Rusia adalah kepentingan ekonomi dimana negara ini
menjalin kerjasama dalam perdagangan persenjataan. Syriah merupakan negara pengimpor
persenjataan dari Rusia di wilayah pesisir Tartus yang digunakan oleh Rusia untuk
mempertahankan pengaruhnya di Timur Tengah.
Daftar Pustaka
Agastya, M. 2013. Arab Spring; Badai Revolusi Timur Tengah yang Penuh darah. Yogyakarta:
IRCiSoD.
Jill dan Llyod Pettiford. 2009. Hubungan Internasional, Perspektif dan Tema. Jakarta: Pustaka
Belajar.
Mas’oed, Mohtar. 1989. Studi Hubungan Internasional, Tingkat Analisis dan Teorisasi.
Yogyakarta: Pusat Antar Universitas-Studi Sosial UGM.
Saragih, Simon. 2008. Bangkitnya Rusia. Jakarta: Kompas.
72

Persen

Senjata

Suriah

Diimpor

dari

Rusia,

19

Maret

2012

pada

http://internasional.kompas.com/read/2012/03/19/12043477/72.Persen.Senjata.Suriah.Diim
por.dari.Rusia. Diakses pada tanggal 27 Maret 2016.

Bantuan

kemanusiaan

Rusia

kepada

Suriah

dalam

http://www.mahdi-

news.com/index.php/component/k2/item/951-pesawat-bantuan-rusia-mendarat-di-suriahlatakia. Diakses pada tanggal 27 Maret 2016.
Hubungan

Rusia-Suriah

Amat

Strategis,

13

Februari

2012

dalam

http://internasional.kompas.com/read/2012/02/13/08091460/Hubungan.RusiaSuriah.Amat.Strategis. Diakses pada tanggal 27 Maret 2016.
Inilah

Alasan

Mengapa

Rusia

Membela

Suriah,

20

September

2011

pada

http://international.okezone.com/read/2011/09/20/412/504686/inilah-alasanmengapa-rusiamembela-suriah. Diakses pada tanggal 27 Maret 2016.
Konflik

Suriah

dalam

Tinjauan

Keamanan

Internasional

(Suatu

Kajian

“Wacana”

Posmodernisme). Terdapat di http://politik.kompasiana.com/2013/04/26/konflik-suriahdalam-tinjauan-keamanan-internasional-suatu-kajian-wacana-posmodernisme554693.html. Diakses pada tanggal 27 Maret 2016.
Rusia tidak mau Suriah hancur Seperti Libya, 30 November 2011 diakses pada
http://www.suarapembaruan.com/home/rusia-tak-mau-suriah-hancur-sepertilibia/14241.
Diakses pada tanggal 27 Maret 2016.
Rusia Pamer Kekuatan Militer dalam http://international.sindonews.com/read/1049273/41/inialasan-rusia-kerahkan-kekuatan-militer-ke-suriah-1443606412. Diakses pada tanggal 27
Maret 2016.