STRATEGI SUPERVISI DAN EVALUASI PEMBELAJ

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Undang-undang RI Nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen
serta

peraturan

pemerintah

nomor

74

tahun

2008

tentang


guru,

mengamanatkan bahwa guru wajib memiliki kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.
Kompetensi profesional merupakan kemampuan guru dalam menguasai
bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan atau seni dan budaya yang
diampunya, sekurang-kurangnya meliputi penguasaan materi pelajaran secara
luas dan mendalam sesuai dengan standar isi program satuan pendidikan, mata
pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran yang akan diampu.
Untuk meningkatkan kompetensi tersebut perlu dilakukan pembinaan
terhadap guru juga kepada kepala sekolah dan pengawas yang merupakan
pembina bagi guru. Pembina guru juga harus memiliki kompetensi dalam
melakukan pembinaan terutama yang berkaitan dengan kompetensi akademik
pembelajaran. Sehubungan dengan hal tersebut maka diperlukan strategi
pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan langkahlangkah dan perencanaan serta Evaluasi proses belajar mengajar di sekolah
terhadap guru khususnya supervisi akademik.
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas)
Republik Indonesia No. 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan

1


(SKL) pada Pasal 25 disebutkan bahwa (1) Standar Kompetensi Lulusan untuk
satuan pendidikan dasar dan menengah digunakan sebagai pedoman penilaian
dalam menentukan kelulusan peserta didik. (2) Standar Kompetensi Lulusan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi standar kompetensi lulusan
minimal satuan pendidikan dasar dan menengah, standar kompetensi lulusan
minimal kelompok mata pelajaran, dan standar kompetensi lulusan minimal
mata pelajaran. Selain itu pada Pasal 26 butir 1, 2, 3 dan 4 disebutkan pada
intinya bahwa standar kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan bertujuan
meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak serta ketrampilan
untuk hidup mandiri. Salah satu pola dalam mewujudkan SKL (Standar
Kompetensi Lulusan) sekolah tersebut tentunya diupayakan melalui peran
guru dalam Proses Belajar Mengajar. S. Nasution mengungkapkan bahwa (1)
mengajar ialah menanamkan pengetahuan kepada murid, (2) menyampaikan
kebudayaan kepada anak, dan (3) aktivitas mengorganisasikan atau mengatur
lingkungan dengan sebaik-baiknya dan menghubungkan dengan anak
sehingga terjadi proses belajar-mengajar.” Sebagian besar problem mutu
lembaga pendidikan sekolah terletak pada kurangnya profesionalisme
pendidik dalam melakukan Proses Belajar Mengajar (Kegiatan Belajar
Mengajar) dan berdampak pada citra dan mutu pendidikannya. Tidak

mengherankan, jika terdapat sekian banyak lembaga pendidikan sekolah yang
kurang bermutu. Proses Belajar Mengajar punya hubungan erat dengan
supervisi (pengawasan), karena di mana supervisi punya peran penting dalam
memberikan bimbingan, penilaian, arahan terhadap pendidik guna perbaikan

2

proses kegiatan belajar mengajar menjadi lebih baik dan lebih profesional.
Supervisi bertujuan memberikan bantuan secara teknis dan bimbingan kepada
pendidik dan staf sekolah guna meningkatkan kualitas kinerja utamanya dalam
melakukan Proses Belajar Mengajar. Dalam Q.S. At-Tahrim ayat 6 Allah SWT
berfirman:

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari
api neraka”

Ayat tersebut memberikan indikasi berupa penekanan tentang
introspeksi diri, di mana kontrol diri pribadi sebagai pimpinan atau cerminan
pada orang lain. Bila dikaitkan dengan proses pembelajaran, maka seorang
guru diharapkan untuk memberikan yang terbaik bagi peserta didik. Yakni

mampu menunjukkan sikap, sifat yang mulia serta profesional dalam
pelaksanaan pembelajaran. Jika demikian akan berpengaruh kepada peserta
didik dan menjadi peserta didik yang berkualitas. Begitu pula, bila dikaitkan
dengan supervisi, maka seorang supervisor adalah seorang pemimpin yang
bertanggung jawab terhadap perbaikan-perbaikan ketrampilan mengajar guru.
Untuk itu, supervisor dengan segala sikap, sifat mulia yang dimiliki
bertanggung jawab untuk memberikan bimbingan, arahan, bantuan, petunjuk
kepada guru, guna perbaikan menuju profesionalisme dalam pembelajaran.
Keputusan MENPAN Nomor 118/1996 bahwa “dalam rangka meningkatkan
mutu pendidikan, diperlukan adanya Pegawai Negeri Sipil yang bertugas

3

secara penuh untuk melakukan pengawasan dan pendidikan di sekolah pada
Departemen

Pendidikan

dan


kebudayaan,

Departemen Agama,

dan

departemen lainnya.” Lanjut disebutkan, bahwa dalam Keputusan MENPAN
Nomor 118/1996 Bab I Pasal 1 butir 1 menyebutkan bahwa pengawas sekolah
adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggung jawab dan
wewenang secara penuh oleh pejabat yang berwewenang untuk melakukan
pengawasan pendidikan di sekolah, dengan melaksanakan penilaian dan
pembinaan dari segi teknis pendidikan dan administrasi pada satuan
pendidikan pra sekolah, dasar dan menengah.
Berbicara tentang kepengawasan pendidikan yang berkaitan dengan
persekolahan adalah sangat kompleks. Kompleksitas tersebut, menyangkut
berbagai faktor kuantifikasi (jumlah) dan kualifikasi (kualitas) tenaga
pengawas, fasilitas yang dimiliki dan sarana pendukung lainnya. Pengawas
mempunyai kesamaan makna dengan supervisor, walaupun pada penekanan
tertentu mempunyai perbedaan. Pandangan yang dikemukakan tersebut,
menunjukkan bahwa supervisor mempunyai peranan, fungsi yang kompleks

dari sistem pendidikan. Seorang pengawas atau supervisor, dituntut mampu
memberikan

pelayanan,

bimbingan

dan

pemecahan

masalah,

serta

permberdayaan sumber-sumber yang dihadapi oleh pelaksanaan pendidikan di
sekolah sehingga tujuan pendidikan di sekolah kepengawasannya yaitu
peningkatan mutu lulusan dapat ditingkatkan.

4


B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah :
1. Bagaimana Strategi Supervisi yang dilakukan oleh pengawas di sekolah ?
2. Aspek-Aspek apa saja yang perlu di lakukan Pengawas PAI dalam rangka
mengevaluasi Pembelajaran PAI di Sekolah ?
C. Tujuan
a. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan Strategi Supervisi yang dilakukan
oleh pengawas di sekolah
b. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan Aspek-Aspek yang di lakukan
Pengawas PAI dalam rangka mengevaluasi Pembelajaran PAI di Sekolah
D. Manfaat
Manfaat dari Strategi Supervisi dan Evaluasi yang dilakukan oleh
pengawas di sekolah adalah:
1. Pengawas, Kepala Sekolah dan guru dapat mengidentifikasi kelemahankelemahan dan kelebihan pada proses belajar mengajar Pembelajaran PAI
di kelas, untuk dianalisa dan dilakukan perbaikan.

2. Memotivasi para guru dan kepala Sekolah meningkatkan mutu proses
pembelajaran di Sekolah


3. Meningkatkan hasil dari pembelajaran PAI disekolah sehingga bermanfaat
bagi kehidupan peserta didik selanjutnya.

5

BAB II
STRATEGI DAN EVALUASI SUPERVISI PEMBELAJARAN PAI

A. Strategi Supervisi Pembelajaran PAI
Pelaksanaan supervisi oleh pengawas pendidikan agama Islam
terhadap Proses Belajar Mengajar di Sekolah mengacu pada buku Buku Kerja
Pengawas Sekolah Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal
Peningkatan Mutu Pendidik dan tenaga Kependidikan Kementerian
Pendidikan Nasional dan panduan-panduan lain yang hubungannya dengan
supervisi sebab dengan pedoman atau panduan tersebut diharapkan
pelaksanakaan supervisi terarah sesuai sasaran yang dituju, menyelesaikan
masalah dalam pelaksanaan, mengetahui langkah-langkah yang harus
dilakukan, mengetahui metode/teknik supervisi yang tepat, mengetahui gaya
supervisi yang pas dan kemudian mampu memahami suatu problem yang
terjadi dan lebih terpenting adalah mengetahui dengan jelas tujuan dan sasaran

yang harus dicapai. Konsep tersebut sebagaimana dalam panduan tugas
jabatan fungsional pengawas pendidikan agama Islam Direktorat jenderal
pembinaan kelembagaan agama Islam Departemen Agama Republik Indonesia
diungkapkan bahwa:
“pedoman tugas pengawas pendidikan agama Islam menjadi sangat
penting bagi setiap pengawas pendidikan agama Islam dalam
melaksanakan tugas sehari-hari di lapangan, karena tanpa pedoman yang
jelas dikhawatirkan para pengawas akan terjebak dalam kegiatan, tanpa
mengetahui dengan jelas tujuan dan sasaran yang harus dicapai”.

6

Pengawas pendidikan agama Islam melaksanakan pengawasan
(supervisi) terhadap kegiatan belajar mengajar melalui empat komponen
pokok,

meliputi;

proses/langkah-langkah


pelaksanaan

supervisi,

gaya

pengawasan (supervisi, teknik/metode pengawasan (supervisi), problem yang
di hadapi pengawas dalam melakukan pengawasan (supervisi). Kelima
pelaksanaan pengawasan (supervisi) tersebut secara garis besar mencakup;
teknik, langkah-langkah dan contoh instrumen pelaksanaan supervisi. di
jelaskan oleh Direktorat jenderal pembinaan kelembagaan agama Islam
Departemen Agama Republik Indonesia, yakni teknik-teknik supervisi,
langkah-langkah supervisi, instrumen dan cara penggunaannya, laporan dan
tindak lanjut”.
Pelaksanaan supervisi pengawas PAI pada Proses Belajar Mengajar di
Sekolah Dasar (SD) mencakup tiga tahapan, yakni; tahap persiapan, tahap
pelaksanaan dan tahap instrumen penilaian dan tindak lanjut. Ketiga tahapan
ini adalah tahapan kunci dalam pelaksanaan supervisi terhadap kegiatan
belajar mengajar. Ketiga tahapan ini sebagaimana dijelaskan dalam pedoman
pengembangan administrasi dan supervisi pendidikan oleh Departemen

Agama Republik Indonesia disebutkan ada beberapa langkah yang perlu
diperhatikan

dalam

kegiatan

supervisi

pendidikan,

yaitu;

persiapan,

pelaksanaan, penilaian dan tindak lanjut.
Ketiga macam proses atau langkah-langkah supervisi sebagaimana
diungkapkan di atas dapat diaplikasikan oleh pengawas pendidikan agama

7

Islam di Sekolah Dasar (SD) khususnya di Kecamatan Lubuk Basung
Kabupaten Agam sebagai berikut:
1. Proses/langkah persiapan.
Pada proses atau langkah persiapan supervisi ini yang sebenarnya
dilakukan pengawas PAI pada Proses Belajar Mengajar di Sekolah Dasar
adalah dengan melakukan hal-hal sebagai berikut;
1) pertemuan awal dengan kepala sekolah dan guru-guru serta staf
administrasi sekolah sebab dengan pertemuan tersebut pengawas PAI
dengan pihak sekolah melakukan kata sepakat untuk bekerja sama
melaksanakan supervisi. Selain itu juga sebagai tanda permintaan izin
untuk melaksanakan supervisi, melakukan kerjasama dengan pengawas
umum dalam rangka membina guru-guru pada sekolah tersebut dengan
bentuk kerjasama adalah bahwa untuk pengawas pendidikan agama
Islam melakukan pengawasan/supervisi atas persiapan perangkat
mengajar dan pendalaman pengembangan materi ajar Agama Islam
bagi guru agama Islam dan strategi belajar mengajarnya di dalam
kelas.
2) pembuatan jadwal Kunjungan. Dalam hal ini pengawas PAI tidak
menyusun atau membuat sendiri jadwal kunjungan tetapi hanya
menggunakan jadwal mengajar guru yang telah tersedia pada masingmasing sekolah dasar tersebut.

8

3) pembuatan instrumen penilaian rencana pelaksanaan pembelajaran.
Pada aspek kedua ini pengawas PAI dapat menyusun sendiri instrumen
penilaian tersebut dengan menentukan pion-poin/aspek-aspek yang
harus dilakukan penilian yakni Silabus, RPP, Program Tahunan,
Program Semester, Batasan Mengajar, Daftar Hadir, Dan Daftar Nilai.
4) penilaian kemampuan mengajar guru. Pada aspek ini tidak tidak
dilakukan oleh pengawas PAI sebab pada aspek adalah wilayah yang
ditangani oleh pengawas umum sehingga yang membuat aspek-aspek
ini adalah pengawas umum.
5) mengadakan koordinasi dengan kepala sekolah dan guru-guru. Pada
aspek ini pengawas PAI mengadakan pertemuan dengan kepala
sekolah dan guru-guru sekolah guna menyampaikan aspek-aspek yang
akan dilakukan supervisi padanya. Selain menyampaikan secara lisan
aspek-aspek yang disupervisi juga membagi selebaran-selebaran kertas
kepada kepala sekolah maupun guru-guru sekolah yang berisikan
aspek-aspek yang akan dilakukan supervisi tersebut.
Proses/langkah supervisi yang pertama tersebut adalah
proses/langkah persiapan. Langkah persiapan juga dikenal dengan
istilah perencaan atau planning yang menjadi tolak ukur atau pedoman.
Persiapan

atau

diistilahkan

juga

dengan

planning

mempersiapkan keputusan-keputusan untuk masa depan”.
2. Proses/Langkah pelaksanaan supervisi.
9

adalah

Pada tahap pelaksanaan ini pengawas PAI melakukan supervisi
pada Proses Belajar Mengajar di Sekolah dengan cara sebagai berikut:
1) Mengunjungi sekolah. Kunjungan pengawas PAI ke sekolah guna
melakukan supervisi tidak diberitahukan terlebih dahulu karena
kunjungan itu didasarkan pada jadwal mengajar guru masing-masing
hanya memberitahukan kepada kepala sekolah untuk melakukan
kunjungan.
2) Melakukan penilaian atau pengecekan terhadap persiapan atau
perangkat mengajar guru yakni Rencana Persiapan Pembelajaran
(RPP), program tahunan, program semester, silabus, daftar hadir, daftar
nilai. Dalam melakuka pengecekan ini dapat pula dilakukan dengan
dua cara yaitu secara langsung bertemu dengan guru yang
bersangkutan dan kadang hanya dilakukan tanpa bertemu dengan guru
yang

bersangkutan.

Artinya

guru

yang

bersangkutan

hanya

mengumpulkan perangkat atau persiapan-persiapan mengajar tersebut
kepada kepala sekolah dan kemudian kepala sekolah memberikan
kepada pengawas untuk melakukan pengecekan atau permeriksaan
pada perangkat-perangkat tersebut. Selain pengecekan atau penilaian
terhadap perangkat mengajar juga pengawas PAI melakukan penilaian
terhadap guru dalam mengembangkan materi ajar dalam Proses Belajar
Mengajar dengan cara langsung mengamati guru dalam kelas.

10

3) Setelah Pengawas PAI melakukan Pengecekan maka diberikan
komentar atau catatan terhadap perangkat atau hal-hal yang dilakukan
supervisi. Namun hal yang paling diutamakan dalam pengecekan atau
penilaian adalah perangkat atau persiapan Kegiatan Belajar Mengajar
(PBM) guru.
Pentingnya keutamaan pemerikasaan atas perangkat mengajar guru
sebelum melakukan Proses Belajar Mengajar ini yang harus dilihat
sebelum melihat Proses Belajar Mengajar (PBM)”. Begitu pula orang yang
mengajar di sekolah. Siapapun orang yang mau mengajar di sekolah entah
itu guru pegawai negeri ataupun guru yang honor harus melakukan
Rencana Persiapan Mengajar (RPP) sebelum ia masuk kelas karena
merupakan pedoman dalam rangka mengajar. Pentingnya rencana
persiapan mengajar bagi pengajar penulis istilahkan dengan SIM bagi guru
sebelum proses pembelajaran dimulai” .
Ungkapan pengawas pendidikan agama Islam tersebut tertuang
dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan bab IV tentang Standar Proses Pasal
19 dijelaskan pada pasal 3 bahwa setiap satuan pendidikan melakukan
perencanaan proses pembelajaran, selanjutnya pada pasal 20 dijelaskan
bahwa perencanaan proses pembelajaran meliputi; silabus, dan rencana
pelaksanaan pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan

11

pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan
penilaian hasil belajar.
Dalam hal ini pengawas PAI melakukan dengan dua cara yaitu;
1)

melalui kepala sekolah yakni hanya menyampaikan catatan-catatan
penilian itu kepada kepala sekolah dan disuruh kepala sekolah untuk
menyampaikan sendiri kepada guru yang bersangkutan.

2)

dilakukan oleh pengawas PAI sendiri yakni bilamana kepala sekolah
tidak mampu mengatasi sendiri maka kepala sekolah memohon
bantuan pengawas secara langsung untuk melakukannya. Pada
tahapan tindak lanjut yang dilakukan pengawas PAI pada Proses
Belajar Mengajar di Sekolah tersebut di dasarkan pada panduan
tugas jabatan fungsional pengawas PAI bahwa tindak lanjut dari
kegiatan supervisi mencakup; (1) langkah-langkah pembinaan, (2)
program supervisi selanjutnya”.

B. Evaluasi Pembelajaran PAI
Morisson

dan

Hamalik

menjelaskan

bahwa

evaluasi

adalah

mempertimbangkan sesuatu berdasarkan seperangkat kriteria yang disepakati
dan dapat dipertanggungjawabkan. Terkait dengan pelaksanaan kurikulum
dalam pembelajaran, Evaluasi Pembelajaran PAI di Sekolah dapat dipahami
sebagai upaya peningkatan mutu pembelajaran PAI, yang dalam hal ini
dilakukan oleh guru PAI dan kepala sekolah. Evaluasi program terdiri atas
tujuan kurikulum, kesesuaian antara program dan kenyataan, dan pedoman
12

pelaksanaan kurikulum. Penilaian ini bertujuan untuk melihat kesesuaian
antara program/kurikulum ideal (kurikulum KTSP yang telah dibakukan) dan
pelaksana program/kurikulum actual yang diimplementasikan guru di depan
kelas.
Guru PAI sebagai pelaksana kurikulum berkepentingan melakukan
beberapa evaluasi, Pengawas PAI memberikan pengetahuan dan latihan
terhadap guru agar dalam pelaksanaan evaluasi dapat dilaksanakan dengan
baik, yaitu :
1. Evaluasi Kurikulum dengan melakukan penilaian hasil belajar peserta
didik untuk melihat sejauh mana keberhasilan proses pembelajaran yang
telah dilaksanakan. Selanjutnya hasil penilaian dianalisa untuk mengetahui
keefektifan program yang telah dikembangkan. Informasi yang diperoleh
menjadi umpan balik bagi pelaksanaan dan pengembangan kurikulum
lebih lanjut. Pengawas PAI sebagai Supervisor memberikan pembinaan
terhadap guru PAI melalui forum pembelajaran seperti KKG kepada Guru
PAI untuk keberhasilan Guru PAI dalam melaksanakan tugasnya sebagai
penndidik.
2. Evaluasi Pengembangan Kurikulum PAI. Dimaksudkan untuk memberikan
pelayanan terhadap peserta didik dengan membantu memecahkan
permasalahan mereka agar pertumbuhan dan perkembangan berjalan
secara optimal. Untuk itu, kurikulum pembelajaran harus dikembangkan,
direncanakan, dan dianalisa sesuai dengan satuan pendidikan, potensi

13

daerah/karakteristik daerah, kondisi social budaya masyarakat setempat,
dan kondisi peserta didik.
3. Evaluasi Proses Pembelajaran, sebagai pelaksana kurikulum guru
mempunyai peran penting dalam evaluasi kurikulum. Peranan guru sangat
penting dalam evaluasi proses pembelajaran karena demi tercapainya
tujuan pembelajaran yang diharapkan. Evaluasi tersebut meliputi metode
pembelajaran dan sarana prasarana yang dibutuhkan dalam pembelajaran,
karena sebaik apapun perencanaan dan pengembangan kurikulum yang
dilakukan

di

satuan

pendidikan,

pada

akhirnya

keberhasilan

pelaksanaannya tergantung pada guru sebagai pelaksana di dalam kelas.

Dengan demikian guru harus sangat paham tentang apa yang
sepantasnya disampaikan dan bagaimana metode yang paling tepat sesuai
dengan situasi kelas yang dihadapi.
Terkait dengan aspek-aspek yang akan dievaluasi, maka perlu
ditentukan kegiatan evaluasi yang akan dilakukan.
1. Evaluasi terhadap tingkat ketercapaian tujuan yang telah dirumuskan
2. Evaluasi terhadap tugas-tugas pengajaran yang telah dilaksanakan
3. Evaluasi

terhadap

rumusan

materi

(program)

pengajaran

Evaluasi terhadap keterlibatan orang tua dalam membantu putra-putrinya
dalam belajar
4. Mengadakan kegiatan pengamatan
5. Studi terhadap peserta didik yang menemui kegagalan belajar

14

6. Evaluasi terhadap sistem penyajian (metode-metode mengajar yang
digunakan dalam menyajikan materi pembelajaran)
7. Evaluasi terhadap pemberian bimbingan kepada peserta didik yang
dilakukan oleh guru.
8. Studi terhadap kemampuan peserta didik secara perorangan.
Evaluasi ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana proses
pemblajaran dapat memberikan hasil yang berupa perubahan tingkah laku
secara optimal. Evaluasi juga dilakukan terhadap metode dan strategi
pembelajaran yang digunakan. Adapun tujuannya untuk mengetahui
efektivitas penggunaan metode dan strategi pembelajaran serta perbaikan
peningkatan pada kekurangan-kekurangan yang muncul saat dilakukan
implementasi kurikulum dalam pembelajaran.

15

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perkembangan

lembaga

pendidikan

dasar

khususnya

lembaga

pendidikan Sekolah Dasar (SD) di Kecamatan Lubuk Basung Kabupaten
Agam dianggap sangat cepat. Terlihat khususnya di daerah Kecamatan Lubuk
Basung jumlah SD 56 lembaga pendidikan. Pesatnya perkembangan lembaga
pendidikan Sekolah Dasar (SD) ini, namun peningkatan mutunya terlihat
masih sangat rendah. Lambannya perkembangan dan peningkatan mutu
lembaga pendidikan Sekolah Dasar (SD) di Kecamatan Lubuk Basung
disebabkan karena kurang optimalnya peran stake holder lembaga pendidikan
itu sendiri. Baik terkait dengan profesional kepala sekolah, profesional guru,
kurangnya Pengawas Pendidikan serta peran masyarakat dan orang tua
maupun kebijakan pemerintahan.
Penilaian program pendidikan atau penilaian kurikulum menyangkut
penilaian terhadap tujuan pendidikan, isi program, strategi pelaksanaan
program, dan sarana pendidikan.

16

Evaluasi kurikulum pada dasarnya adalah suatu proses untuk
mengecek keberlakuan kurikulum yang harus diterapkan dalam empat tahap,
tahap pertama, evaluasi terhadap tujuan dan kompetensi, tahap kedua evaluasi
terhadap pelaksanaan, tahap ketiga evaluasi terhadap efektivitas, dan tahap
keempat evaluasi terhadap hasil.
B. Saran
Sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah hendaknya
pemerintah memenuhi kekurangan dalam lembaga pendidikan, salah satunya
menambah pengawas yang dirasa kurang di satu kecamatan demi
terlaksananya pengawasan yang ideal guna peningkatan kinerja guru
khususnya guru PAI di sekolah
Pembelajaran Penilaian dan evaluasi kurikulum di Sekolah sangat
perlu untuk dilaksanakan. Selanjutnya hasil penilaian dan evaluasi kurikulum
sangat berguna bagi guru, karena dapat dijadikan dasar dan petunjuk untuk
memperbaiki, menyempurnakan, dan mengembangkan kurikulum yang
menjadi tanggung jawabnya

17

DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mohammad, 1992, Pengembangan Kurikulum di Sekolah, Bandung: CV.
Sinar Baru Offset.
Furchan, Arief. 2005. Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi di
Perguruan Tinggi Agama Islam. Yoyakarta: PUSTAKA PELAJAR.
Hamalik, Oemar, 2008, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Munir, 2010, Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi,
Bandung: Alfabeta
Raharjo, Rahmat, 2013, Pengembangan dan Inovasi Kurikulum, Yogyakarta:
Azzagrafika.
Raharjo, Rahmat. 2010. Inovasi Kurikulum Pendidikan Agama Islam:
Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Yogyakarta: Magnum Pustaka
Sudjana, Nana, 2006, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya
Zaini, Muhammad, 2009, Pengembangan Kurikulum, Yogyakarta: Teras
Makalah Penilaian dan Evaluasi Kurikulum di Sekolah

18

Lampiran

19