PENGARUH BELAJAR PERORANGAN DAN KELOMPOK

HUBUNGAN KEKUATAN LENGAN, TUNGKAI, KELENTUKAN
TOGOK, TINGGI, BERAT BADAN DENGAN
KETERAMPILAN ROLLKIP

(Jurnal)

Oleh
MUNTOHA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2014

1

ABSTRACT

RELATIONSHIP OF ARM STRENGTH, LEG,BODY FLEXIBILITY,
HEIGHT AND WEIGHT TO ROLLKIP


By
MUNTOHA
Mentor:
1. Drs. Herman Tarigan, M. Pd.
2. Drs. Ade Jubaedi, M. Pd.

This study aimed to determine the relationship of arm strength, leg strength, body flexibility,
height and weight to roll kip skills. The methodology of the study is the product moment
correlation. The sample used is the student of class VIII of SMP Yadika Natar, and a
population of 200 students and collecting the data was taken as random sampling technique,
so it was collected as many as 50 students which consists of 25 sons and 25 daughters. The
research results showed that there is a significant relationship arm strength and skills roll kip
0,484 (23,39 %); for leg strength 0,503 (25,29 %); for body flexibility 0,764 (58,34 %); for
height 0,241 (5,79 %) and weight 0,302 (9,09 %). The conclusion of this study is the
relationship of body flexibility have a strong relationship with the rollkip skills.

Keywords : Arm strength, Leg strength, Body flexibility, Height, Weight, Rollkip.

2


ABSTRAK

HUBUNGAN KEKUATAN LENGAN, TUNGKAI, KELENTUKAN
TOGOK, TINGGI, BERAT BADAN DENGAN
KETERAMPILAN ROLLKIP

Oleh
MUNTOHA

Mentor:
1. Drs. Herman Tarigan, M. Pd.
2. Drs. Ade Jubaedi, M. Pd.

Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan kekuatan lengan, tungkai, kelentukan togok,
tinggi, dan berat badan terhadap keterampilan rollkip. Metodologi penelitian yang digunakan
adalah korelasi product moment. Sampel yang digunakan adalah kelas VIII di SMP Yadika
Natar populasinya berjumlah 200 siswa. Pengambilan data diambil teknik random sampling
dari populasi sehingga terkumpul sebanyak 50 siswa yang terdiri dari 25 putra dan 25 putri.
Hasil penelitian menunjukkan: pertama , kekuatan lengan dengan keterampilan rollkip
terdapat koefisien korelasi sebesar 0,484 dengan kontribusi 23,39%. Kedua , koefisien

korelasi kekuatan tungkai sebesar 0,503 dengan kontribusi s25,29%. Ketiga , koefisien
korelasi kelentukan togok sebesar 0,764 dengan kontribusi 58,34%. Keempat, koefisien
korelasi tinggi badan sebesar 0,241 dengan kontribusi 5,79%. Kelima, koefisien korelasi berat
badan sebesar 0,302 dengan kontribusi 9,09%. Kesimpulan penelitian ini bahwa kelentukan
togok memiliki hubungan kuat dengan keterampilan rollkip.
Kata kunci : berat badan, kekuatan lengan, kelentukan togok, rollkip, tinggi, tungkai.

3

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Salah satu materi pembelajaran dalam
Pendidikan Jasmani adalah mempraktikkan
salah satu keterampilan senam lantai yaitu
gerakan rollkip dengan koordinasi yang
baik. Tujuan pembelajaran rollkip ini
adalah siswa dapat melakukan gerak dasar
rollkip serta nilai disiplin, keberanian dan
tanggungjawab. Ini berarti siswa akan
mempelajari bentuk dan manfaat senam

dan juga dapat mempraktikkan gerak dasar
rollkip tersebut.
Rollkip merupakan gerak lanjutan dari gerak
guling depan. Gerakan rollkip melecutkan
kedua kaki ke depan atas setelah tengkuk
menempel matras dengan gerakan dari
pinggang. Untuk mencapai keberhasilan
rollkip yang sempurna, maka siswa harus
memiliki kemampuan fisik antara lain
seperti kekuatan baik lengan maupun
tungkai, dan kelentukan togok. Disamping
itu pula perlu ditunjang postur tubuh, berat
badan, atau tinggi badan yang sesuai.
Dan atas latar belakang inilah, penulis
tertarik untuk mencoba mengkorelasikan
kelentukan terutama togok dan kekuatan
(lengan dan tungkai) dengan keterampilan
gerakan rollkip. Penulis juga ingin
mencoba mengkorelasikan berat badan dan
tinggi badan dengan rollkip untuk

mengetahui bagaimana hubungan variabelvariabel tersebut sehingga akhirnya dapat
mengetahui upaya yang bisa dilakukan
untuk memperbaiki dan meningkatkan
keterampilan gerak dasar rollkip siswa.
Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang
telah penulis kemukakan, maka permasalahan yang timbul dapat di identifikasikan sebagai berikut :

1. Untuk mendapatkan dorongan yang
kuat diperlukan kekuatan lengan
sehingga gerakan rollkip dapat
berhasil dilakukan.
2. Untuk mendapatkan lentingan kaki
ke atas depan lalu melakukan
pendaratan diperlukan kekuatan
tungkai agar dapat berdiri dengan
baik.
3. Untuk melakukan gerakan
melentingkan saat melakukan
gerakan diperlukan kelentukan

togok/badan agar saat di udara
badan dapat melenting.
4. Untuk dapat melakukan gerakan rollkip
dengan sempurna ditunjang dengan
tinggi badan dan berat badan yang
mendukung keberhasilan rollkip.
Rumusan Masalah
1. Seberapa besar hubungan kekuatan
lengan dengan keterampilan rollkip?
2. Seberapa besar hubungan kekuatan
tungkai dengan keterampilan rollkip?
3. Seberapa besar hubungan kelentukan
togok dengan keterampilan rollkip?
4. Seberapa besar hubungan tinggi
badan dengan keterampilan rollkip?
5. Seberapa besar hubungan berat
badan dengan keterampilan rollkip?
Tujuan
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Seberapa besar hubungan kekuatan

lengan dengan keterampilan rollkip?
2. Untuk mengetahui besar hubungan
kekuatan tungkai dengan keterampilan
rollkip.
3. Untuk mengetahui besar hubungan
kelentukan togok dengan keterampilan
rollkip.
4. Untuk mengetahui besar hubungan
tinggi badan dengan keterampilan
rollkip.

4

5. Untuk mengetahui besar hubungan
berat badan dengan keterampilan
rollkip.
Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat memiliki
guna sebagai berikut :
1. Bagi Siswa

2. Bagi Guru
3. Bagi Peneliti
4. Bagi Prodi Penjaskes

TINJAUAN PUSTAKA
Pendidikan Jasmani
Menurut Muhajir (2007: 2) dijelaskan
definisi Pendidikan Jasmani adalah suatu
proses pembelajaran melalui aktivitas
jasmani yang didesain untuk meningkatkan
kebugaran jasmani, mengembangkan
keterampilan motorik, pengetahuan dan
perilaku hidup sehat dan aktif, sikap
sportif, dan kecerdasan emosi. Lingkungan
belajar diatur secara seksama untuk
meningkatkan
pertumbuhan
dan
perkembangan seluruh ranah, baik jasmani,
psikomotor, kognitif dan afektif setiap

siswa. Pengalaman yang disajikan akan
membantu siswa memahami mengapa
manusia bergerak dan bagaimana cara
melakukan gerakan secara aman, efisien
dan efektif.
Belajar dan Pembelajaran
Belajar adalah modifikasi kelakuan
melalui pengalaman (learning is defened
as the modification or streng-thening of
behavior through experiencing) (Oemar
Hamalik, 2008 : 36).
Dimiyanti dan Mujiono (1999) bahwa:
“Pembelajaran memiliki makna yang
lebih luas, tidak hanya ada dalam
konteks guru-murid di kelas formal,

akan tetapi juga meliputi kegiatan
mengajar yang tak dihadiri oleh guru
secara fisik di dalam kata pembelajaran
ditekankan pada kegiatan belajar siswa

melalui usaha-usaha yang terencana
dalam memanipulasi sumber-sumber
belajar agar terjadi proses belajar”.
Belajar Gerak
Belajar gerak adalah belajar yang
diwujudkan
melalui
respon-respon
moskular dan diekspresikan dalam
gerakan tubuh. Proses belajar gerak
berbentuk kegiatan mengamati gerakan
dan kemudian mencoba menirukan
berulang-ulang, menerapkan pola-pola
gerak tertentu pada sitiasi tertentu yang
dihadapi dan juga dalam bentuk kegiatan
menciptakan pola-pola gerak baru untuk
tujuan tertentu. (Sugiyanto: 1993: 3)
Keterampilan Gerak Dasar
Keterampilan gerak dasar merupakan
pola gerak yang perkembangannya

sejalan dengan pertumbuhan dan tingkat
kematangan. Lutan (1988) membagi tiga
gerakan dasar yaitu, 1) lokomotor, (2)
gerak non lokomotor, (3) manipulatif.
Senam
Menurut Roji (2006: 110) senam adalah
olahraga
dengan
gerakan–gerakan
latihan fisik secara sistematis, dan
dirangkai secara keseluruhan dengan
tujuan membentuk dan mengembangkan
kepribadian secara harmonis.
Agus Mahendra (2001: 10) mengatakan
bahwa senam merupakan aktivitas fisik
yang dapat membantu mengoptimalkan
perkembangan anak. Gerakan-gerakan
senam sangat sesuai untuk mendapatkan
penekanan di dalam program Pendidikan
Jasmani, terutama karena tuntutan fisik
yang
dipersyaratkannya,
seperti
5

kekuatan dan daya tahan otot dari
seluruh bagian tubuh. Di samping itu,
senam juga besar sumbangannya pada
perkembangan gerak fundamental yang
penting bagi aktivitas fisik cabang
olahraga lain, terutama dalam hal
bagaimana mengontrol sikap dan gerak
secara efektif dan efisien.
Rollkip
Menurut Atmaja dan Bambang (2010:
108) rollkip adalah kelanjutan gerak dari
gerakan guling depan. Gerakan rollkip
adalah gerak melecutkan kedua kaki ke
depan atas setelah tengkuk menempel
matras dengan sumber gerakan dari
pinggang.

Gambar 1. Gerak Dasar Rollkip.
Cara melakukan gerakan rollkip syang
diadaptasi dari Atmaja dan Bambang
(2010: 108) adalah sebagai berikut:
1. Tahap persiapan
a. Sikap jongkok menghadap matras
atau arah gerakan
b. Kedua telapak tangan menempel
di atas matras
c. Pandangan ke arah depan
2. Tahap pelaksanaan
a. Angkat pinggul, masukkan kepala
diantara kedua lengan dengan siku
ditekuk keluar
b. Saat tengkuk menempel matras,
lecutkan kedua kaki ke depan atas
c. Kedua tangan menolak sehingga
badan terangkat dan pinggang
melenting ke belakang
3. Akhir gerakan
a. Berdiri dengan kedua kaki agak
jongkok

b. Kedua tangan diayunkan ke depan
c. Jaga keseimbangan
d. Pandangan ke depan atas
Kondisi Fisik
Kondisi fisik atau kebugaran jasmani
seseorang merupakan salah satu aspek
latihan yang paling dasar untuk dilatih dan
ditingkatkan dalam upaya mencapai
prestasi yang optimal. Kriteria kebugaran
jasmani ditentukan oleh dua komponen
yaitu komponen kesehatan dan komponen
keterampilan. Komponen kebugaran
jasmani terdiri dari 4 hal pokok, yaitu; a.
cardiovaskular endurance (daya tahan
kardiovaskuler), b. muscular endurance
and strength (daya tahan dan kekuatan
otot), c. body composition (keseimbangan
pertumbuhan tubuh), dan d. flexibility
(kelentukan). (M. Ichsan, 1988: 55).
Sedangkan komponen keterampilan
terdiri dari 5 hal pokok, yaitu; a. kekuatan
otot, b. kelincahan, c. kecepatan, d.
ketebalan otot, e. posture (bentuk tubuh).
(Wynder dalam Ichsan, 1988: 55)
Hipotesis
Husaini
Usman
(2008:38)
juga
menyebutkan bahwa hipotesis ialah
pernyataan atau jawaban sementara
terhadap rumusan penelitian yang
dikemukakan.
H01 : Tidak ada hubungan yang
signifikan kekuatan lengan dengan
keterampilan rollkip.
H1 : Ada hubungan yang signifikan
kekuatan lengan dengan
keterampilan rollkip.
H02 : Tidak ada hubungan yang
signifikan kekuatan tungkai dengan
keterampilan rollkip.
H2 : Ada hubungan yang signifikan
kekuatan tungkai dengan
keterampilan rollkip.
6

H03 : Tidak ada hubungan yang
signifikan kelentukan togok
dengan keterampilan rollkip.
H3 : Ada hubungan yang signifikan
kelentukan togok dengan
keterampilan rollkip.
H04 : Tidak ada hubungan yang
signifikan tinggi badan dengan
keterampilan rollkip.
H4 : Ada hubungan yang signifikan
tinggi badan dengan keterampilan
rollkip.
H05 : Tidak ada hubungan yang
signifikan berat badan dengan
keterampilan rollkip.
H5 : Ada hubungan yang signifikan
berat badan dengan keterampilan
rollkip.
METODOLOGI PENELITIAN
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif korelasional, yaitu studi yang
bertujuan mendeskripsikan atau
menjelaskan peristiwa atau kejadian
yang sedang berlangsung pada saat
penelitian tanpa menghiraukan sebelum
dan sesudahnya (Riduwan, 2005 : 207).
Desain Penelitian
X1
X2
X3
X4
X5

Y

1. Variabel bebas (X) adalah yang
mempengaruhi, yaitu
a. Variabel bebas 1 (X1) adalah
kekuatan lengan
b. Variabel bebas 2 (X2) adalah
kekuatan tungkai
c. Variabel bebas 3 (X3) adalah
kelentukan togok
d. Variabel bebas 4 (X4) adalah
tinggi badan
e. Variabel bebas 5 (X5) adalah berat
badan
2. Variabel terikat (Y) adalah variabel
yang dipengaruhi, yaitu rollkip.
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi pada penelitian ini adalah siswa
kelas VIII SMP Dharmapala sebanyak
200 siswa. Maka sampel penelitian ini
diambil dari 25 % populasi secara random
yaitu 50 siswa terdiri dari 25 putra dan 25
putri.
Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan untuk mengukur
kekuatan otot lengan menggunakan push
dynamometer, kekuatan otot tungkai adalah
dengan menggunakan alat Back and Leg
Dynamometer, mengukur kelentukan togok
adalah dengan Sit and Reach Flexibility
Test, mengukur tinggi badan dan berat
badan maka alat yang digunakan terdiri
dari meteran dan timbangan yang sudah
ditera. Sedangkan mengukur keterampilan
gerak dasar rollkip dengan menggunakan
penilaian pengamatan gerak rollkip seperti :
1) sikap awal; 2) sikap pelaksanaan; 3)
sikap akhir diberi bobot nilai 1 – 5.
Tabel 1. Format Penilaian Rollkip.
N
o
1

Variabel Penelitian
2

Indikator

Deskriptor

Tahap
persiapan

a.
Posisi jongkok terhadap matras
b.
Kedua telapak tangan diletakkan
di atas matras
c.
Pandangan ke arah depan
a.
Masukkan kepala diantara kedua

Tahap

1

2

Nilai
3

4

5

7

pelaksana
an

3
Akhir
gerakan

tangan di atas matras
b.
Pantat diangkat setinggitingginya usahakan tetap tegak dan
lurus
c.
Tempelkan tengkuk pada matras
d.
Saat badan mulai berguling, kaki
dilecutkan ke arah atas depan
e.
Kedua tangan menolak sehingga
badan terangkat
f.
Pinggang melenting ke belakang
a.
Mendarat dengan kedua
kaki sedikit jongkok
b.
kedua tangan
diayunkan ke depan
c.
Jaga keseimbangan
d.
Pandangan ke arah
depan
Jumlah Bobot
Nilai Akhir

50
40
30

10

Baik Sekali

-  X

2

n Y

2

b.

- Y

2



50
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0

t

r n2

c.

Hasil Penelitian
a. Variabel Kekuatan Lengan
Hasil penelitian menunjukkan rentang
skor kekuatan lengan yang diperoleh
seluruh siswa antara 18 – 50 kg
dengan nilai rerata sebesar 25,7 dan
simpangan baku sebesar 8,5.
Klasifikasi
Baik Sekali
Baik
Sedang
Kurang
Kurang sekali

Frekuensi
2
9
21
14
4

Klasifikasi
Baik Sekali
Baik
Sedang
Kurang
Kurang sekali

Kurang

Kurang Sekali

Frekuensi
0
9
20
16
5

20

Persentase
0%
18 %
40 %
32 %
10 %

16

9
5

0
Baik Sekali

1 r2

HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN

No
1
2
3
4
5

Sedang

Variabel Kekuatan Tungkai
Rentang skor yang diperoleh dari
hasil tes kekuatan tungkai adalah 13 –
52 kg. Dengan rerata sebesar 28,2 dan
simpangan baku sebesar 8,8.
No
1
2
3
4
5

Pengujian lanjutan yaitu uji signifikansi,
menggunakan rumus uji-t:

Baik

G
ambar 8. Grafik Kekuatan Lengan.

n  X.Y -  XY
2

4

2

0

Teknik Analisis Data
Menurut Riduwan (2005: 138) Analisis
korelasi ini digunakan untuk mengetahui
ada tidaknya hubungan dua variabel
secara parsial, yaitu antara variabel
independen dan variabel dependen.

n  X

14
9

Diadaptasi : Atmaja dan Bambang (2010)

rX.Y 

21

20

Baik

Sedang

Kurang

Kurang Sekali

Gambar 9. Grafik Kekuatan Tungkai.
Variabel Kelentukan Togok
Hasil penelitian menunjukkan rentang
jangkauan yang diperoleh adalah 10 –
25 cm. Dengan rerata sebesar 17,6
dan simpangan baku sebesar 3,0.
No
1
2
3
4
5

Klasifikasi
Baik Sekali
Baik
Sedang
Kurang
Kurang sekali

Frekuensi
17
14
8
7
4

Persentase
34 %
28 %
16 %
14 %
8%

Persentase
4%
18 %
42 %
28 %
8%

8

50
45
40
35
30
25
20
15
10
5
0

17

Hasil penelitian menunjukkan rentang
nilai keterampilan rollkip yang
diperoleh adalah 1 – 5 . Dengan rerata
sebesar 3,5 dan simpangan baku
sebesar 1,4.

14

Baik Sekali

Baik

8

7

Sedang

Kurang

4

No.

Kurang
Sekali

1

Gambar 10. Grafik Kelentukan Togok.
d.

Variabel Tinggi Badan
Hasil penelitian menunjukkan rentang
skor tinggi badan yang diperoleh
siswa adalah 127 – 152 cm. Dengan
rerata sebesar 138,9 dan simpangan
baku sebesar 5,9.

2
3
4
5

Klasifikasi
Baik
Sekali
Baik
Sedang
Kurang
Kurang
Sekali

50

Variabel Berat Badan
Hasil penelitian menunjukkan rentang
skor berat badan yang diperoleh dari
siswa adalah 22 – 48 kg. Dengan
rerata sebesar 33,3 dan simpangan
baku sebesar 5,2.
Klasifikasi

1

Kegemukan

2

Gemuk

3
4

Berat Ideal
Kurus

5

Kekurusan

Standar
Nilai
> 20 %
dari BI
>5%
dari BI
100 %