HUKUM PERTAMBANGAN DI INDONESIA. doc

HUKUM PERTAMBANGAN DI INDONESIA
Nama : Via Melati Sukma
Viamelati29@yahoo.com

DATA BUKU:
Nama/Judul Buku :
Penulis/Pengarang
Penerbit
:
Tahun Terbit
Kota Penerbit
Bahasa Buku
Jumlah halaman :
ISBN Buku
:

Hukum Pertambangan Indonesia
: DR. H. Salim HS., S.H., M.S
Raja Grafindo Persada
: 2014
: Depok

: Bahasa Indonesia
561
978-979-769-490-6

Tentang Penulis
Dr. H. Salim HS., S.H,. M.S. Lahir di
Empang, 8 April 1960 adalah
alumnus Fakultas Hukum
Universitas Mataram. Penulis
melanjutkan studinya di program
Pascasarjana Universitas Gajah
Mada. Saat ini beliau menjabat
sebagai Pembina Tingka I/Lektor
Kepala Madya Universitas Mataram
Dan Ketua Pusat Studi
Pengembangan Keluarga Sejahtera
(PSPK) di ISI Mataram. Beliau juga
aktif dalam mengadakan
penelitian, penyaji makalah,
memberikan penyuluhan hukum,

dan menulis buku. Beberapa buku

PEMBAHASAN BUKU :
HUKUM PERTAMBANGAN INDONESI
Buku yang ditulis oleh Dr. H. Salim HS., S.H,. M.S. yang saat ini menjabat
sebagai Pembina Tingka I/Lektor Kepala Madya Universitas Mataram Dan
Ketua Pusat Studi Pengembangan Keluarga Sejahtera (PSPK) di ISI
Mataram. Buku yang berjudul Hukum Pertambangan Indonesia membahas
tentang adanya Era reformas. Era reformasi merupakan era dimana
pemerintah daerah doberikan peran yang besar dalam melaksanakan
pembangunan di daerah. Dalam bidang pertambangan, kuhususnya
pertambangan umum, gubernur/bupati/walikota diberikan kewenangan
untuk menandatangani kontrak karya dengan kontraktor, sesuai dengan
wilayah kontrak karya yang dimohon oleh pemohon. Namun, kewenangan
itu kini telah dicabut dengan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya
Mineral Nomor 1614 tahun2004 tentang Pedoman Pemrosesan Kontrak
Karya dan Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batu BARA Dalam
rangka Penanaman Modal Asing. Dalam keputusan karta aadalah
Pemerintah Indonesia, yang diwakili oleh Menteri Energi dan Sumber Daya
Mineral

dengan
pemohon.
Sementara
itu,
kedudukan
gubernur/bupati/walikota adalah sebagai saksi.
Di dalam buku ini terdapat beberapa BAB yang mencakup isis dan
penjelasan, antara lain Bab I Pendahuluan disini menjelaskan Indonesia
dalam bidang pertambangan. Indonesia merupakan Negara yang kaya
akan bahan galian (tambang). Bahan galian itu meliputi, emas, perak,
tembaga, miyak, dan gas bumi, batu bara, dan lain-lain. Bahan galian itu
dikuasai oleh Negara. Hak Penguasa Negara berisi wewenang untuk
mengatur, mengurus, dan mengawasi pengelolaan atau pengusahaan
bahan galian, serta berisi kewajiban untuk mempergunakannya sebesarbesarnya kemakmuran rakyat. Penguasaan oleh Negara diselenggarakn
oleh pemerintah. Dalam pengusahaan bahan galian (tambang),
pemetintah dapat melaksanakan sendiri atau menunjuk kontraktor apabila
diperlukan untuk melaksanakan [ekerjaan-pekerjaan yang tidak atau
belum dapat dilaksanakan sendiri oleh instansi pemerintah pasal 10 ayat
(1) UU No 11 yahun 1967 tentang Ketentuan-ketentan Pokok
Pertambangan.

Dalam Bab II terdapat Istilah pertambangan. Istilah pertambangan
merupakan terjemahan dari bahasa Inggris, yaitu minning law. Hukum
pertampangan adalah “ Hukum yang mengatur tengtang penggalian atau
pertambagan bijih-bijih dan mineral-mineral dalam tanah”. Objek dan
ruang lingkup kajian hukum pertambangan. Objek kajian merupakan
sasaran dalam penyelidikan matau pengkaji hukum pertambangan. Objek
kajian dibagi menjadi 2 macam yaitu objek materiil dan obejek formil.
Objek materiil adalah bahan yang dijadikan sasaran dalam penyelidikan
contoh manusia dan gahan galian. Sedangkan objek formil adalah
mengatur hubungan antara negara dengan bahan galian dan hubungan
antara negara dengan orang atau badan hukum dalam pemanfaatan
bahan galian. Sedangkan ruang lingkup kajian hukum pertambangan
meliputi pertambangan umum, pertambangan minyak dan gas bumi.
Terdapat Asas-asas hukum pertambangan, asas asas ini meliputi asas
manfaat, asas pengusahaan, asas keselarasan, asas partisipatif, asas

musyaearah dan mufakan hal ini tercantum didalam UU No 11 tahun 1967.
Disamping asas-asas tersebut terdapat 11 asas terdiri dari asas ekonomi
kerakyatan, asas keterpaduan, asas manfaat, asas keadilan, asas
keseimbangan, asas pemerataan, asas kemakmuran bersama dan

kesejahteraan rakyat, asas keamanan dan keselamata, asas kepastian
hukum, asas berwawasan lingkungan. Hal ini terdapat pada UU No 22
tahun 2001. Sumber-sumber hukum pertambangan antara lain Indische
Mijin Wet (IMW), UU No 5 tahun 1960, UU No 11 tahun 1967. Hubungan
antara Hukum pertambangan dengan Hukum agraria, lingkungan,
kehutanan, dan pajak. Yang pertama Hubungan antara hukum
pertambanagn dan hukum agraria yaitu hubungannya sangat erat. Ini erat
kaitannya dengan pemanfaatan tanah untuk kepentingan pertambangan.
Bagi perorangan atau badan hukum yang akan melakukan kegiatan
pertambangan, yang harus diketahui lebih awal adalah mengenai status
tanahnya hak milik, hak guna usaha, hak guna bangunan, atau tanah
negara. Hal ini hanya bisa diketahui oleh hukum agraria. Hubungan antara
hukum pertambanagn dengan hukum kehutanan yaitu sangat erat
kaitannya dengan pemanfaatan/ penggunaan kawasan hutan untuk
kepentingan pertambangan. Hubungan atara hukum pertambangan
dengan hukum lingkungan yaitu sangat erat kerena setiap usaha
pertambangan diwajibkan untuk memelihara kelangsungan hidup. Hal ini
lazim disebut pelestarian lingkungan. Hubungan antara hukum
pertambangan dengan hukum pajak yaitu sama eratnya dengan hukum
lainnya karena hukum pajak merupakan kaidah-kaidah hukum yang

mengkaji dan menelaah tentang objek, subjek, dan besarnya pajak yang
harus dibayar oleh subjek pajak. Dalam usaha pertambangan sarat dengan
kewajiban untuk membayar pajak. Bab 3 terdapat Penggolongan bahan
galian. Pengertian bahan galian adalah “unsur-unsur kimia, mineralmineral, bijih-bijih, dan segala macam batuan termasuk batu-batu mulia
yang merupakan endapan endapan lain”. Hal ini tercantum pada UU No 11
tahun 17967. Penggolongan bahan galian diatur dalam pasal 3 UU No 11
tahun 1967, pasal 1 Peraturan pemerintah No 27 tahun 1980. Kewenangan
pengelolaan pertambangan umum. Terdapat beberapa kewenangan
pemerintah dalam pengeloaan pertambangan umum meliputi :
1.
2.
3.
4.
5.

Pembuatan kebijakan nasional
Penetapan kebijakan kerja sama dan kemitraan
Penetapan kebijakan pemasaran, pemanfaatan, dan konservasi.
Penyusunan neraca sumber daya bahan galian tingkat umum
Penetapan kriterian kawasan pertambangan umum DLL.


Dampak pembangunan di bidang pertambangan. Di bagi menjadi 2 yaitu
dampak positif dan negatif.
Dampak positif :
1.
2.
3.
4.
5.

Meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD).
Menampung tenaga kerja, terutama masyarakat tambang.
Meningkatkan ekonomi masyarakat lingkar tambang.
Meningkatkan kualitan SDM masyarakat lingkar tambang
Meningkatkan usaha mikro masyarakat lingkar tambang. DLL

Dampak negatif :

1.
2.

3.
4.

Kehancuran lingkungan hidup.
Penderitaan masyarakat adat.
Menurunnya kualitas hidup penduduk lokal.
Kehancuran ekologi pulau-pulau. DLL

Bab V terdapat Aspek hukum penambangan rakyat. Pengertian
penambangan rakyat yaitu “Suatu usaha pertambangan bahan-bahan
galian dari semua golongan a,b, dan c seperti yang di maksud dalam pasal
3 ayat (1) yang dilakukan oleh rakyat setempat secara kecil-kecilan atau
secara gotong royong dengan alat-alat sederhana untuk pencarian
sendiri”. Unsur-unsur pertambangan rakyat meliputi :
1. Usaha pertambangan.
2. Bahan galian yang diusahakan meliputi bahan galian strategis, vital, dan
galian C.
3. Dilakukan oleh rakyat.
4. Domisili di area tambang rakyat.
5. Untuk penghidupan sehari-hari.

6. Diusahakan sederhana.
Landasan hukum pertambangan rakyat meliputi pasal 5-6 peraturan
pemerintah No 32 tahun 1969 tentang pelaksanaan UU No 11 tahun 1967
tentang ketentuan-ketentuan pokok pertambangan, pasal 2 dan 5
peraturan pemerintah RI Non75 tahun 2001 tentang perubahan kedua atas
peraturan pemerintah No 32 tahun 1969ntentang pelaksanaan UU No 11
tahun 1967 tentang kekuatan-kekuatan pokok pertambangan, peraturan
Menteri pertambangan dan energi No 1 P/ 201 M. PE1986 tentang
pedoman pengelolaan pertambangan rakyat bahan galian strategis dan
vital (Golongan A dan B), dan Surat edaran menteri pertambangan dan
energi No 223 E/201/M. DPJ perihal pertambangan rakyat bahan galian
strategis dan vital (Golongan A dan B). Bab VI terdapat Konsep teoretis dan
momentum terjadinya kontrak karya. Istilah dan pengertian kontrak karya,
kontrak karya dikenal di dalam pertambangan umum. Kontrak karya
adalah “suatu perjanjian antara pemerintah RI dengan perusahaan swasta
asing atau patungan antara asing dengan nasional (dalam rangka PMA)
untuk pengusahaan mineral dengan berpedoman kepada UU No 1 tahun
1967 tentang ketentuan-ketentuan pokok pertambangan umum”. Dalam
definisi ini kontra karya dikontruksikan menjadi sebuah perjanjian. Bab VII
terdapat Kajian yuridis terhadap perubahan substansi kontrak karya.

Subjek dan objek kontrak karya terdiri atas 2 pihak pemerintah RI dan PT
Newmont Nusa Tenggara. Hak dan kewajiban para pihak dalam kontrak
karya meliputi :
1. Hak tunggal untuk mencari dan melakukan eksplorasi mineral dalam
wilayah kontrak karya.
2. Mengembangkan dan menambang secara baik setiap endapan mineral
yang ditemukan dalam wilayah pertambangan.
3. Mengolah dan memurnikan, menyimpan, dan mengangkut dengan cara
apapun semua mineral yang dihasilkan.
4. Memasarkan, menjual, atau melepaskan semua produksi di dalam
maupun luar negeri.

5. Melakuakn semua operasi dan kegiatan lainnya yang mungkin perlu atau
memudahkan serta akan dilaksanakan dengan betul betul memerhatikan
persetujuan ini (pasal 2 Kontrak karya PT NNT).
Kewajiban para pihak dalam kontrak karya meliputi :
1. Menyetorkan iuran tetap untuk wilayah kontrak karya atau wilayah
pertambangan.
2. Menyetorkan iuran eksploitasi/produksi (royalti) untuk mineral yang
diproduksi perusahaan.

3. Menyetorkan pajak penghasilan atas segala jenis keuntungan atau yang
di peroleh perusahaan.
4. Menyetorkan pajak penghasilan perorangan.
Berakhirnya kontrak kerja antara lain : terdapat kesepakatan para pihak
melalui prosedur yang ditetapkan dalam perjanjian, tujuan perjanjian telah
tercapai, terdapat perubahan mendasar yang memengaruhi pelaksanaan
perjanjian, salah satu pihak tidak melaksanakan atau melanggar ketentua
perjanjian, dibuat suatu perjanjian baru yang menggantikan perjanjian
lama, muncul norma-norma baru dalam hukum internasional, objek
perjanjian hilang, dan terdapat hal-hal yang merugikan kepentingan
nasional.

Bab IX terdapat Perjanjian karya pengusahaan pertambangan batubara.
Pengertian perjanjian karya pengusahaan pertambangan batu bara.
Perjanjian karya merupakan salah satu instrument hukum dalam bidang
pertambangan, khususnya dalam bidang batu bara. Perjanjian ini dibuat
antara pemerintah indonesia dengan perusahaan kontraktor swasta. Istilah
perjanjia karya dapat ditemukan dalam pasal 10 ayat (2) dan ayat (3) UU
No 11 tahun 1967 tentang pertambangan. Perjanjian kerja sama ini
diadakan antara :
1.
2.
3.
4.

Perusahaan negara tambang vatu bara dengan kontraktor.
Objek pengusahaannya dalah batu bara.
Jangka waktunya adalah 30 tahun.
Pelaksanaan perjanjian kerja sama ini didasarkan pada Kepres No 49
tahun 1981.

Perjanjian karya adalah “perjanjian antara pemerintah dan perusahaan
konstruksi swasta untuk melaksanakan pengusahaan pertambangan bahan
galian batu bara”. Dasar hukum perjanjian karya pengusahaan
pertambangan batu bara di indonesia antara lain : Keputusan Presiden No
49 tahun 1981 tentang Ketentuan-ketentuan pokok perjanjian kerja sama
pengusahaan tambang batu bara antara perusahaan negara tambang batu
bara dan kontraktor swasta, Keputusan Presiden No 21 tahun 1998 tentang
Ktentuan pokok perjanjian kerja sama pengusahaan pertambangan batu
bara antara perusahaan perseroan (PERSERO) pt tambang batu bara bukit
asam dan perusahaan kontrantor pertambangan batu bara. Karakteristik
dan prinsip-prinsip perjanjian karya pengusahaan pertambangan batu
bara. Prinsip prinsi itu meliputi : perusahaan kontraktor swasta

bertanggung jawab atas pengelolaan pengusahaan pertambangan batu
bara yang dilaksanakan berdasarkan perjanjian, perusahaan kontraktor
swasta menanggung semua risiko dan semua biaya berdasarkan perjanjian
dalam melaksanakan perusahaan pertambangan batu bara.
Di buku Hukum pertambangan Indoneisa,Kelebihan dari buku ini adalah
karena dalam setiap Bab menyinggung tentang masalah pertambangan,
menjelaskan apa itu kontrak karya dan perjanjian karya pengusahaan juga
dengan penjelasan tentang dasar hukum yang di gunakan dalam
pengusahaan tersebut, disini juga menyinggung hubungan antara hukum
pertambangan dengan beberapa bidang hukum lainnya contohnya agraria,
lingkungan, kehutanan, dan pajak hal ini kita dapat mengetahui hubungan
hukum pertambangan dengan bidang hukum lainnya yang kaitannya
sangat erat secara padat dan jelas, buku ini juga menggunakan bahasa
yang cukup jelas bagi para pembaca karena tidak terlalu banyak
menggunakan istilah-istilah asing yang biasa ada di buku lainnya, disini
juga sudah tersedia contoh contoh kontrak karya dan juga perjanjian karya
pengusahaan jadi kita bisa mengetahui seperti apa itu kontrak kerja dan
perjanjian karya pengusahaan, disini juga tercantum pasal psal Undangundang yang berisi tentang kegiatan pertambangan ataupun hukum
pertambangan juga ketentuan-ketentuan pokok tentang pertambangan.
Sedangkan kelemahan dari buku ini adalah bukunya terlalu tebal dan tidak
bergambar
menjadikan
pembaca
menjadi
jenuh,
juga
hanya
mencantumkan sedikit daftar pustaka sehingga membuat pembaca
kesulita mencari sumber yang ditulis dari buku ini.