RISIKO OPERASIONAL PADA BAGIAN MONEY MAR
ABSTRACT
Setiap bank di dalam lingkungan industri perbankan akan menghadapi risiko. Risiko
operasional telah menjadi bagian dalam perhatian Bank Indonesia sebagai regulator
perbankan di Indonesia. Bank Indonesia mendorong bank-bank di Indonesia agar dapat
melakukan tata kelola perusahaan dan manajemen risiko yang baik. Hal ini tidak terkecuali
pada bagian pasar uang di Divisi Treasuri.
Penelitian ini hendak mengidentifikasi bagaimana profil risiko-risiko operasional
apa yang dihadapi Treasuri bagian pasar uang (money market ). Diharapkan perusahaan
kedepannya dapat melakukan pemetaan, kemudian membuat respon penanganan yang tepat
serta pengendalian atas profil risiko-risiko yang dihadapinya disertai dengan sistem
pelaporan yang akurat.
Hasil identifikasi profil risiko pada bagian pasar uang terdapat 40 risiko yang akan
dihadapi oleh PT. Bank MNC Internasional, Tbk. Risiko-risiko operasional yang dihadapi
oleh bagian pasar uang tersebut dapat berasal dari internal maupun eksternal. Penyebab
risiko operasional yang berasal dari internal terdapat 29 risiko, sedangkan penyebab risiko
operasional yang berasal dari eksternal terdapat 11 risiko.
Dampak risiko operasional pada bagian pasar uang (money market ) dengan
menggunakan metode Standa rdized Approach (SA) sebesar Rp. 29,055,106,469.20. Hal ini
menggambarkan modal risiko operasional yang harus dihadapi oleh PT. Bank MNC
Internasional, Tbk.
PT. Bank MNC Internasional, Tbk hendaknya menerapkan enterprise r isk
management terintegrasi untuk keseluruhan perusahaan, dimana didalamnya terdapat Divisi
Treasuri. Hal ini diawali dengan membuat sistem dan mengumpulkan data-data historis di
perusahaan mengenai risiko-risiko yang telah terjadi agar dapat disimpan dengan baik.
Keywords: r isk, operat iona l r isk, treasury, pa sar uang.
ABSTRACT
Every bank within the banking industry will take on risks. Operational risk has been
a part of Bank Indonesia’s concern as national bank regulator in Indonesia. Bank Indonesia
encourages every bank to carry out good corporate governance and risk management. This
also not limited to the money market in the Tresury Division.
This study will (attempt to) elaborate and identify operational risk profiles faced by
the the money market in the treasury division; in the hopes that companies will have the
tools to plan and establish a correct response to contain various risk profiles that they
encounter, along with a detailed and accurate information report.
According to the risk profile identification, PT. Bank MNC International will
encounter about forty risks. These money market operational risks can come from both
internal and external source. Internal contribute about twenty nine risks, where external
provides eleven.
The impact of operational risks on money market department using the Standardized
Approach (SA) Rp 29.055.106.469,20. This illustrates the operational risk capital that must
be faced by PT. MNC Bank International, Tbk.
It is believed that PT. Bank MNC Internasional, Tbk ought to apply an integrated
enterprise risk management for all the branch in the company. The first important step is
making a system and by collecting and storing accurate historical risk datas that the
company have encountered before.
Keywords: r isk, operat iona l r isk, treasury, money market.
2
I. PENDAHULUAN
manajemen bank untuk mengelola risiko-
1.1. LATAR BELAKANG
risiko
Perkembangan dunia perbankan yang
yang
kemungkinan
timbul
di
kemudian harinya.
Dalam beberapa tahun ini peran Treasuri
pesat disertai dengan semakin meningkatnya
kompleksitas aktivitas perbankan semakin
di
mempertegas betapa pentingnya tata kelola
menunjukkan peningkatan peran yang cukup
perusahaan yang sehat (good cor porate
signifikan
khususnya
governance). Hal ini dapat dilihat dari
terhadap
penerimaan
peraturan-peraturan Bank
Internasional, Tbk. Divisi Treasuri sebagai
Indonesia dan
Bank
MNC
Internasional,
dalam
Tbk
kontribusi
Bank
MNC
yang
profit center semakin dituntut memelihara
mendorong agar bank-bank melakukan tata
profitabilitas perseroan. Di lain pihak fungsi
kelola perusahaan dan manajemen risiko
treasuri juga berperan dalam pengelolaan
yang baik.
risiko,
Otoritas
Jasa
Keuangan
(OJK)
khususnya
risiko
nilai
tukar,
Penerapan Peraturan Bank Indonesia No.
likuiditas, operasional dan risiko tingkat
5/8/PBI/2003 semakin memperjelas tentang
bunga juga akan semakin berat seiring
pelaksanaan proses
dengan kondisi nilai tukar dan makro
pengendalian
risiko
untuk mengelola risiko tertentu yang dapat
ekonomi yang masih sangat fluktuatif.
membahayakan kelangsungan usaha bank.
Divisi Treasuri seumpama jantungnya
Pada Ba sel II juga mewajibkan bank untuk
bank sebagai pusat pengelolaan dana ( in
memiliki rencana keberlangsungan usaha
dan rencana darurat (business continuity
plans
dan
plans)
contingency
memastikan kemampuannya,
untuk
flow dan outflow) dan kegiatan investasi
bank.
Menurut
Treasuri
Riyadi
bertanggung
(2006),
Divisi
jawab
dalam
agar dapat
pengelolaan likuiditas optimal agar tidak
tetap beroperasi dan membatasi dampak
terjadi over liquid yang mengakibatkan idle
kerugian
jika
terjadi
terhadap
aktivitas
suatu
bisnis
gangguan
baik
secara
sistematik maupun tidak sistematik.
PT.
Bank
MNC
Internasional,
untuk
menyesuaikan
bank
dan
menjaga
kepercayaan
masyarakat terhadap operasional bank.
Salah satu bagian dari Treasuri yang
Tbk
sebagai bagian dari industri perbankan juga
diwajibkan
funds
diri
menangani pasar uang adalah money market
department . Pelaku dari pasar uang di
Treasuri adalah money market dealer. Nilai
terhadap perubahan-perubahan yang terjadi
yang
di lingkungan industri perbankan. Dengan
volumenya bisa mencapai ratusan juta,
tingkat persaingan industri perbankan yang
ditransaksikan
setiap
harinya
milyaran bahkan trilyunan. Oleh sebab itulah
semakin ketat dan pengaruh dari gejolak
diperlukan manajemen risiko menjadi suatu
pasar semakin kuat baik dalam maupun luar
hal yang sangat diperlukan. Jika risiko
negeri,
maka
jelas
mendorong
pihak
3
operasional pada bagian money market tidak
market)
di
PT.
dimanajemen dengan baik, maka dapat
Internasional, Tbk.
Bank
MNC
menimbulkan risiko dampak jangka pendek
maupun jangka panjang bagi bank itu sendiri
1.4. MANFAAT PENELITIAN
di kemudian hari. Dampak secara pendek
Diharapkan dapat menjadi bahan masukan
adalah kerugian yang langsung diderita oleh
bagi perusahaan dalam hal manajemen risiko
bank dalam pengelolaan dananya, sedangkan
perusahaan, terutama Divisi Treasuri di P T.
secara jangka panjang dapat mengakibatkan
Bank
bank berhenti secara operasional. Hingga
mengetahui profil risiko yang akan dihadapi
saat ini belum ada penelitian manajemen
pada setiap transaksi atau kegiatan yang
risiko yang membahas risiko operasional
dilakukan sehingga perusahaan kedepannya
Treasury bagian pasar uang (money market ).
dapat melakukan respon penanganan yang
MNC
Internasional,
Tbk
untuk
tepat serta pengendalian atas risiko-risiko
yang dihadapinya.
1.2. PERUMUSAN MASALAH
Kegiatan pada Divisi Treasuri di bagian
pasar uang (money market ) juga mengandung
II. TINJAUAN PUSTAKA
risiko yang mengancam baik secara jangka
2.1. PASAR UANG ( MONEY MARKET)
pendek maupun jangka panjang. Oleh sebab
2.1.1. Penge rtian
itu maka dapat dirumuskan permasalahan
Pasar uang (money market ) merupakan
pasar
yang diteliti antara lain:
1. Bagaimana profil risiko-risiko operasional
yang
menyediakan
sarana
pengalokasian dan pinjaman jangka pendek.
yang dihadapi Treasur i bagian pasar uang
Jangka
(money market ) di PT.
diperjualbelikan biasanya kurang dari satu
Bank MNC
Internasional, Tbk.
2. Seberapa besar dampak risiko operasional
waktu
surat
berharga
yang
tahun. Karena itu pasar uang merupakan
pasar likuiditas primer (Kasmir (2012).
Treasuri yang dihadapi oleh PT. Bank
MNC Internasional, Tbk?
2.1.2. Fungsi pasar uang
Pasar uang pada prinsipnya merupakan
1.3. TUJUAN PENELITIAN
sarana
alternatif
bagi
lembaga- lembaga
Tujuan penulisan ini adalah:
keuangan,
1.
Mengetahui profil risiko operasional
keuangan, dan peserta-peserta lainnya baik
yang dihadapi Treasuri bagian pasar
dalam memenuhi kebutuhan dana jangka
uang (money market) di PT. Bank MNC
pendeknya maupun dalam rangka melakukan
Internasional, Tbk.
penempatan dana atas kelebihan likuiditasnya
Mengetahui dampak risiko operasional
(Kasmir (2012).
2.
perusahaan-perusahaan
non
di Treasuri bagian pasar uang (money
4
Perusahaan atau lembaga yang
2.1.3. Instrume n pasar uang
Instrumen atau surat-surat berharga yang
menjadi investor utama dalam T-Bills
diperjual belikan di pasar uang ada beberapa
ini antara lain Bank Sentral, bank-
macam, yaitu (Kasmir, 2012):
bank umum, mutual funds, BUMN,
lembaga- lembaga keuangan non bank,
1. Treasury Bills
Treasury Bills (T-Bills), merupakan
perusahaan-perusahaan,
instrumen hutang yang diterbitkan
pemerintah negara lain, dan individu.
oleh pemerintah atau Bank Sentral (di
Amerika Serikat) atas tunjuk dengan
dan
badan
2. Commercial Paper
Commercial
(CP)
P aper
jumlah tertentu yang akan dibayarkan
merupakan promes yang tidak disertai
kepada pemegang pada tanggal yang
dengan jaminan, yang diterbitkan oleh
telah
tidak
perusahaan / bank untuk mendapatkan
memberikan bunga secara langsung
dana jangka pendek. CP dijual kepada
tetapi dijual atas dasar diskonto,
investor dalam pasar uang. Dengan
dengan jumlah diskonto ditetapkan
demikian
melalui proses pelelangan. T-Bills
merupakan promes di mana penerbit
tidak dimanfaatkan sebagai sarana
berjanji akan membayar sejumlah
investasi bagi
keuangan
tertentu uang pada saat CP jatuh
maupun perusahaan non keuangan
tempo. Jangka waktu CP ini berkisar
yang
mulai dari beberapa hari sampai 270
ditetapkan.
T-Bills
lembaga
memiliki
kelebihan
dana.
Dengan penempatan kelebihan dana
tersebut
di
samping
penghasilan (bunga)
memperoleh
juga sebagai
CP
pada
dasarnya
hari.
Penjualan
dengan
CP
sistem
pada
diskonto,
umumnya
namun
cadangan likuiditas. Sebagai sarana
beberapa diantaranya menggunakan
investasi instrumen pasar uang ini
bunga. Penerbitan CP tidak perlu
mempunyai berbagai kelebihan, yaitu:
menggunakan penjamin (underwriter )
a) Tidak beresiko karena diterbitkan
emisi, tetapi beberapa penerbit karena
oleh lembaga pemerintah (Bank
alasan tertentu menggunakan arranger
Sentral)
dalam penerbitannya.
b) Mempunyai
pasar
sekunder
sehingga mudah diperjualbelikan
Arranger
ini
pada
umumnya
merupakan bank-bank umum yang
kerugian
berfungsi sebagai perantara antara
apabila investor menjual surat
pemodal dan penerbit, namun mereka
berharga
tidak tidak bertanggung jawab atas
c) Kemungkinan
ini
kebutuhan
sangat kecil.
terjadi
untuk
memenuhi
likuiditasnya
adalah
terjual atau tidak terjualnya CP yang
diterbitkan.
5
barangbarang yang diekspor dikapalkan
untuk segera dikirimkan ke luar negeri.
3. Negotiable Certificate of Deposit
Negotiable
Certificate
of
Deposit
BA pada umumnya digunakan pada
(NCD) atau sertifikat deposito merupakan
proses L/C dalam perdagangan
instrumen yang diterbitkan oleh suatu
negeri. Jangka waktu jatuh tempo BA
bank atas unjuk dan dinyatakan dalam
berkisar antara 30 hari sampai 180 hari.
suatu jumlah, jangka waktu dan tingkat
luar
5. Bill of Exchange
deposito
Bill of exchange atau wesel adalah
diterbitkan oleh bank-bank umum atas
suatu perintah tertulis tak bersyarat yang
dasar diskonto dengan nilai nominal
ditujukan oleh seseorang kepada pihak
sekurang-kurangnya Rp. 1 juta dan jangka
lainnya untuk membayar sejumlah uang
waktu 30 hari sampai dengan 1 tahun.
pada saat diperlihatkan atau pada tanggal
bunga
tertentu.
Sertifikat
Pencairan sertifikat deposito dapat
tertentu kepada penarik atau order atau
dilakukan setelah tanggal jatuh tempo,
pembawa. Surat wesel harus berisikan
tetapi
hal- hal sebagai berikut, dalam kaitannya
tersebut
jatuh
apabila
pemegang
instrumen
membutuhkan dana sebelum
tempo
maka
mereka
dapat
menjualnya kepada lembaga keuangan
atau kepada investor lainnya. Di samping
itu, deposito berjangka selalu diterbitkan
dengan penarikan wesel ini:
a. Perintah
tak
bersyarat
membayar sejumlah uang tertentu.
b. Nama
orang
yang
yang
harus
membayar (tertarik atau pembayar).
dengan atas nama sementara CD atas
c. Penetapan hari bayarnya.
unjuk.
d. Penetapan
4. Banker’s Acceptance
untuk
tempat
di
mana
pembayaran harus dilakukan.
Banker’s Acceptance (BA) merupakan
e. Nama orang atau pihak lain yang
wesel bank yang ditarik oleh seorang
ditunjuk untuk dilakukan pembayaran.
eksportir atau importir atas suatu bank
untuk membayar sejumlah barang atau
untuk membeli valuta asing yang diberi
f. Tanggal dan
tempat surat
wesel
ditarik.
g. Tanda
tangan
orang
yang
tanda “accepted” apabila bank menyetujui
mengeluarkannya (penarik). Jangka
wesel tersebut, dan dapat diperjualbelikan
waktu
di pasar uang sebagai salah satu sumber
umumnya berkisar 6 hari sampai 180
pendanaan jangka pendek.
hari.
BA
merupakan
instrumen
jangka
jatuh
tempo
wesel
ini
6. Repurcha se Agr eement (Repo)
pendek yang dapat dipindahtangankan.
Repo merupakan transaksi jual beli
BA pada dasarnya memberikan alternatif
surat berharga disertai dengan perjanjian
untuk
bahwa penjual akan membeli kembali
mendapatkan kredit pada saat
6
surat-surat berharga yang telah dijual
a) Surat
Sanggup
(aksep/promes),
dapat berupa:
tersebut pada tanggal dan dengan harga
Surat sanggup yang diterbitkan
yang telah ditetapkan lebih dahulu. Surat
berharga yang sering digunakan untuk
oleh
transaksi Repo adalah surat berharga yang
penerimaan kredit dari bank
dapat diperjualbelikan secara diskonto
untuk
misalnya SBI, SPBU, CD dan T-Bills.
tertentu.
membiayai
kegiatan
Surat sanggup yang diterbitkan
7. Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
SBI pada dasarnya merupakan surat
oleh
berharga atas unjuk dalam satuan uang
Rupiah yang diterbitkan dengan sistem
nasabah dalam rangka
bank
dalam
rangka
pinjaman antar bank.
b) Surat Wesel, dapat berupa:
Surat wesel yang ditarik oleh
diskonto oleh Bank Indonesia sebagai
pengakuan hutang jangka pendek.
suatu pihak dan diaksep oleh
SBI sebagai piranti operasi pasar
pihak
lain
dalam
rangka
terbuka digunakan untuk mengendalikan
transaksi tertentu. Penarik dan
moneter untuk mengendalikan moneter
atau tertarik adalah nasabah
melalui lelang harian. Tujuan bank dan
bank.
Surat wesel yang ditarik oleh
lembaga keuangan lainnya membeli SBI
adalah
sebagai
alternatif
kelebihan
nasabah bank dan diaksep oleh
dananya untuk memeperoleh pendapatan,
bank dalam rangka pemebrian
dan apabila memerlukan dana maka SBI
kredit
dapat dijual kepada lembaga lain atau
kegiatan tertentu.
Bank Indonesia.
Call Money merupakan salah satu
SBPU adalah surat-surat berharga
penting
untuk
mendorong
pengembangan pasar uang. Pasar uang
diperjualbelikan secara diskonto dengan
antarbank pada dasarnya adalah kegiatan
Bank Indonesia atau lembaga diskonto
pinjam meminjam dana antara satu bank
yang ditunjuk oleh BI. SBPU berfungsi
dengan bank lainnya untuk jangka waktu
sebagi piranti pasar uang dan juga
pendek.
instrumen
yang
sarana
dapat
merupakan
pendek
membiayai
9. Call Money
8. Surat Berharga Pasar Uang (SBPU)
berjangka
untuk
operasi
pasar
terbuka dalam rangka ekspansi moneter
2.2. DIVISI TREASURI
oleh Bank Indonesia dengan menetapkan
Setiap Bank pasti memiliki unit kerja yang
tingkat diskonto SBPU. Ditinjau dari jenis
mengelola dana, biasanya dilakukan oleh suatu
transaksi dan warkatnya, SBPU dapat
Divisi atau urusan atau Biro yang bertanggung
dibagi sebagai berikut:
jawab langsung kepada Direksi, unit kerja ini
7
biasanya disebut Divisi, yaitu ”Divisi Treasuri”
risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas dan
atau Divisi Treasuri dan Dana”, sebutan ini
risiko operasional.
Untuk
bergantung pada kebijakan manajemen bank
mempermudah
integrasi
antara
yang bersangkutan tetapi memiliki tugas dan
Manajemen Risiko dan Tingkat Kesehatan Bank,
tanggungjawab serta fungsi yang sama, yaitu
peringkat
mengelola likuiditas dalam rangka optimalisasi
peringkat, yaitu 1 (Low ), 2 (Low to Moder ate), 3
pendapatan
(Moderate), 4 ( Moderate to High ), dan 5 ( High).
dan
menjaga
kepercayaan
risiko
dikategorikan
menjadi
5
Basel II bertujuan meningkatkan keamanan
masyarakat terhadap operasional bank (Riyadi,
2006). Pada Lampiran 1 dapat dilihat Divisi
dan
kesehatan
sistem
keuangan,
dengan
Treasury pada struktur organisasi PT. Bank MNC
menitikberatkan pada perhitungan permodalan
Internasional, Tbk.
yang berbasis risiko, supervisor y review process,
dan market discipline. Hal ini untuk memastikan
bahwa framework Basel II dapat mengikuti
2.3. RISIKO BANK
Menurut Tampubolon (2004) Risiko Bank
perubahan
yang
terjadi
di
pasar
maupun
dapat didefinisikan sebagai kombinasi dari
perkembangan-perkembangan dalam manajemen
tingkat kemungkinan sebuah peristiwa terjadi
risiko 1 .
disertai konsekuensi (dampak) dari peristiwa
tersebut pada Bank. Setiap kegiatan mengandung
2.4. MANAJEMEN RISIKO
Manajemen risiko adalah cara-cara yang
potensi sebuah peristiwa terjadi atau tidak terjadi,
memberi
digunakan manajemen untuk menangani berbagai
peluang untuk untung (upside ) atau mengancam
permasalahan yang disebabkan oleh adanya
sebuah kesuksesan (downside).
risiko (Kountur, 2004).
dengan
konsekuensi/dampak
Peraturan
Bank
yang
Indonesia
Menurut Djohanputro (2008), Manajemen
No.
11/25/PBI/2009 - Perubahan atas PBI No.
risiko
5/8/PBI/2003 tentang Penerapan Manajemen
(Enterpr ise Risk Management ) merupakan proses
Risiko
terstruktur
bagi
Bank
Umum,
Bank
Umum
korporat
terintegrasi,
dan
atau
ERM
sistematis
Konvensional wajib menerapkan Manajemen
mengidentifikasi,
Risiko yang mencakup 8 risiko, yaitu risiko
mengembangkan alternatif penanganan risiko,
kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko
dan
operasional, risiko hukum, risiko reputasi, risiko
implementasi penanganan risiko.
Umum
Syariah
wajib
menerapkan
memonitor
mengendalikan
sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi Risiko
Manajemen Risiko paling kurang untuk 4 jenis
risiko, sebagaimana diatur dalam pengaturan
Risiko
sebelumnya untuk Bank yang tidak memiliki
menghambat
ukuran dan kompleksitas usaha yang tinggi, yaitu
dan
memetakan,
Proses manajemen risiko meliputi tahapan
stratejik, dan risiko kepatuhan. Sementara itu,
Bank
dalam
mengukur,
dalam
1
merupakan
peristiwa
yang
pencapaian
tujuan
www.bi.go.id Basel II
8
perusahaan. Seluruh risiko yang mungkin
mengunakan kriteria pengukuran risiko
terjadi dan berdampak
bagi
secara kualitatif, semi kuantitatif, atau
harus
kuantitatif tergantung pada ketersediaan
perusahaan
secara
negatif
signifikan
data
terlebih dahulu diidentifikasi.
Menurut
Djohanputro
(2008),
pada
dasarnya,
identifikasi
risiko
dapat
tingkat
kejadian peristiwa
dan
dampak kerugian yang ditimbulkannya.
Menurut
Kountur
(2004),
untuk
dilakukan dengan menggunakan salah
mengetahui berapa besar kemungkinan
satu dari keempat metode berikut, atau
terjadinya risiko dengan memakai metode
bisa juga digunakan secara bersama-sama
pengukuran kemungkinan risiko seperti
supaya saling melengkapi.
metode Poisson , Binomia l, nilai standar
Metode 1: analisis data
prinsip
historis,
ini menggunakan berbagai
informasi atau data mengenai segala
sesuatu yang pernah terjadi baik data
primer maupun data sekunder.
Metode 2: pengamatan dan survey,
bila tidak tersedia data historis, maka
dapat langsung melakukan investigasi,
1. Metode
Metode 3: pengacuan (benchmarking ),
ini
melengkapi
diterapkan
identifikasi
untuk
risiko
menggunakan metode 1 dan 2 di atas.
Metode 4: pendapat ahli, apabila
kesulitan menggunakan ketiga metode
yang
dijelaskan
di
atas
karena
Poisson
digunakan
Ada data historis tentang kejadian
serupa sebelumnya
(terpisah)
Datanya
dalam bentuk
ditetapkan
2. Metode binomial digunakan apabila
memenuhi kriteria sebagai berikut:
Ada data historis tentang peristiwa
yang terjadi pada suatu lokasi
(terpisah)
Datanya
dalam bentuk
diskrit
Diketahui sesuai sesuai dengan
data
memiliki pilihan lain yaitu bertanya
berhasil dan gagal.
3. Metode
b. Menganalisis Risiko
diskrit
Ada periode waktu ke depan yang
ketidaktersediaan data, maka masih
kepada ahlinya.
bila
memenuhi kriteria sebagai berikut:
pengamatan atau survey, on the spot .
metode
(z-scor e) dan metode Aproksimasi .
historis
nilai
ada
standar
probabilitas
( z-scor e)
digunakan apabila memenuhi kriteria
Setelah seluruh risiko diidentifikasi, maka
sebagai berikut:
dilakukan
pengukuran
tingkat
kemungkinan
dan
dampak
risiko.
dilakukan
setelah
4. Metode aproksima si merupakan kira-
mempertimbangkan pengendalian risiko
kira karena informasi yang diperoleh
Pengukuran
risiko
Ada data historis
Data dalam bentuk kontinu
yang ada. Pengukuran risiko dilakukan
9
merupakan perkiraan atau aproksimasi.
Risiko yang tidak termasuk dalam
untuk
risiko yang dapat diterima atau ditoleransi
dan
merupakan risiko yang menjadi prioritas
dampak. Pengumpulan informasi pada
untuk segera ditangani. Setelah diketahui
metode ini dapat dilakukan dengan
besarnya tingkat risiko dan prioritas
salah satu dari tiga cara yaitu: pendapat
risiko, maka perlu disusun peta risiko.
Metode
ini
digunakan
memperkirakan
ahli
(expert
kemungkinan
opinion ),
konsensus
Risiko yang tidak dapat diterima/
(concencus ) dan delphy.
Djohanputro
(2008),
d. Menangani Risiko
pengukuran
ditoleransi
segera
dibuatkan
rencana
risiko dampak risiko terbagi atas empat
tindakan untuk meminalkan kemungkinan
(4) cara yaitu:
atau
1. Notional,
menentukan
batas
atas
(upper bound) besarnya nilai yang
terjadinya
risiko
dan
personil yang bertanggung jawab untuk
melaksanakan rencana tindakan.
e. Memantau Risiko
menghadapi risiko
2. Sensit ivitas, mengukur penyimpangan
variabel
dampak
target
sebagai
akibat
Perubahan
kondisi
internal
dan
eksternal perusahaan menimbulkan risiko
pergerakan satu unit variabel pasar.
baru bagi perusahaan, mengubah tingkat
3. Volatilitas, mengukur variasi sekitar
kemungkinan atau dampak terjadinya
variabel
risiko, dan cara penanganan risikonya.
target, baik variasi positif maupun
Sehingga setiap risiko yang teridentifikasi
negatif.
masuk dalam Register Risiko dan Peta
rata-rata
atau
4. Penyimpangan
ekspektasi
bawah,
mengukur
penyimpangan negatif dari variabel
Risiko perlu dipantau perubahannya.
f. Mengkomunikasikan Risiko
target; pengukuran ini ditunjukkan oleh
Setiap
kasus terburuk (worst case ). Metode
analisis, evaluasi, dan penanganan risiko
ini digunakan peneliti untuk mengukur
dikomunikasikan atau dilaporkan kepada
kerugian maksimum yang bisa terjadi
pihak
dari suatu aset atau investasi selama
aktivitas
periode
perusahaan untuk
tertentu
dengan
tingkat
tahapan
yang
kegiatan
identifikasi,
berkepentingan
bisnis
yang
terhadap
dilakukan
memastikan bahwa
tujuan manajemen risiko dapat tercapai
kemungkinan tertentu.
sesuai dengan keinginan pihak yang
c. Mengevaluasi Risiko
Setelah
risiko
diukur
kemungkinan
dan
dampaknya,
tingkat
berkepentingan.
maka
disusunlah urutan prioritas risiko mulai
dari risiko dengan tingkat risiko tertinggi
sampai dengan terendah.
10
2.5.
RISIKO
OPERASIONAL
DAN
dirumuskan dalam consultative document
committee Basel on Banking Supervision2 .
STANDARDIZED APPROACH (SA)
Risiko operasional adalah semua
risiko yang tidak masuk pada kelompok
risiko
keuangan.
Risiko
2.5. KERANGKA TEORITIS
operasional
Setiap kegiatan dibagian pasar uang
disebabkan oleh faktor manusia, alam, dan
(money
teknologi. ( Kountur, 2004).
market )
di
divisi
Treasury
mengandung risiko. Oleh sebab itu penulis
berusaha untuk mengidentifikasi profil
Tahapan perhitungan
risiko
operasional
risiko
–
risiko
apa
saja
yang
kegiatan
pasar
uang
dengan Standardized Approa ch.
mempengaruhi
a) Membagi aktivitas dalam 8 jenis bisnis yaitu:
(money market) tersebut. Pada Gambar 1
Corporate finance, Trading and sa les, Retail
dapat
banking, Commercia l ba nking , Pa yment and
penelitian ini.
settlement ,
Agency
service,
committee
basel
kerangka
berpikir
Asset
management, dan Reta il brokerage.
Berdasarkan
dilihat
Gambar 1. Kerangka Berpikir
(basel
RISIKO - RISIKO
capital accord I) perhitungan nilai rata-rata
standardised approach (SA) selalu dihitung
IDENTIFIKASI RISIKO
tiga tahun terakhir, dan dapat dirumuskan
sebagai berikut:
EKSTERNAL
INTERNAL
Profil risiko pasar uang (money ma rket)
MENGUKUR RISIKO
Dimana;
ST ANDARDIZED APPROACH
KSA = pembebanan modal risiko operas ional
menurut metode SA
GIi = n ilai laba kotor untuk masing-masing lin i
bisnis dalam satu tahun untuk jangka tiga tahun.
nilai beta (suatu konstanta) yang telah
ditetapkan o leh Basel untuk tiap lin i b isnis
b) Menggunakan
pendapatan
kotor
BEBAN MODAL RISIKO
OPERASIONAL
(gross
income) dari tiap jenis bisnis digunakan
sebagai indikator risiko operasional atas
masing- masing bisnis. Dasar perhitungan SA
2
Consultative documents operational risk, Supporting
document to the New Basel Capital Accord, issued for
comment by 31 Ma y 2011.
11
dari
2.6. RUANG LINGKUP PEMBAHASAN
operasional, dan lain- lainnya. Sedangkan
dari
sumber eksternal seperti laporan keuangan
penelitian ini adalah risiko operasional
lain, laporan Bank Indonesia, analisis
pada bagian pasar uang (money market ).
pasar,
Keterbatasan penelitian terdapat pada data
lainnya.
Ruang
dampak
lingkup
risiko
diakibatkan
pembahasan
atau
risiko
kerugian
tersebut
pengamatan
langsung
ilmiah dan
lain-
yang
belum
didokumentasi dengan baik, oleh sebab itu
metode
jurnal-jurnal
dan
3.3. Teknik Analisis dan Penyajian data
3.3.1. Teknik Analisis Data
Penelitian
ini
menggunakan
benchmarking digunakan dalam penelitian
variabel- variabel yang harus dianalisis
ini. Pengukuran operasional dilakukan
dengan teknik analisis kualitatif dan
dengan
kuantitatif. Pengolahan data kuantitatif
menggunakan
pendekatan
ini dibantu dengan program komputer,
standardized approach (SA).
yaitu
program Microsoft Excel.
Selanjutnya
digunakan
III. METODOLOGI PENELITIAN
teknik
adalah
kualitatif,
3.1. Jenis Penelitian
analisis
teknik
yaitu
yang
analisis
memahami,
dengan
menaksirkan, dan menjelaskan hasil
pendekatan deskriptif dan analisa kuantitatif
yang diperoleh dalam analisis kualitatif
menggunakan data primer dan data sekunder
penelitian ini.
Penelitian
ini
dilakukan
yang berasal dari perusahaan. Penelitian ini
merupakan studi kasus manajemen risiko pada
bagian Money Market di Divisi Treasuri PT.
Bank MNC Internasional.
3.3.2. Penyajian Data
Dalam
rangka
mempermudah
membaca hasil analisis data, penulis
akan menyajikan data dalam bentuk
3.2. Metode Pengumpulan Data
Data penelitian akan diambil dari 2 (dua)
tabel, grafik, diagram dan gambar dari
hasil analisa.
sumber, yaitu:
1. Data primer, yang diperoleh dari hasil
wawancara dengan beberapa pihak kunci
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
(key person ) dari manajemen bank dan
4.1. PROFIL RISIKO OPERASIONAL
serta dari beberapa pendapat ahli dari
Treasury.
Risiko operasional perlu mendapat perhatian
penting, karena mayoritas terjadinya kejahatan
2. Data sekunder, yang diperoleh baik dari
perbankan karena operasional di perbankan tidak
sumber internal perusahaan (data primer)
dijalankan dengan baik. Strategic Indonesia
berupa laporan keuangan, laporan kegiatan
mencatat, dalam kuartal I 2011 telah terjadi
12
sembilan kasus pembobolan bank di berbagai
Kesalahan manusia terjadi karena petugas
industri perbankan. Hal itu bukan hanya soal
operasional tidak menjalankan proses operasional
penipuan (fraud ), tetapi lemahnya pengawasan
dengan baik. Kegagalan pada sistem terjadi
interna l control bank
terhadap sumberdaya
karena sistem tidak sistem yang dikembangkan
manusia juga menjadi titik celah kejahatan
tidak mendukung proses berjalan dengan baik.
perbankan3 .
Risiko operasional dari problem eksternal terjadi
Basel committee on banking supervision telah
di luar kemampuan atau kontrol Divisi Treasuri.
membobot risiko bisnis berdasarkan business line
Risiko operasional terbesar pada kontrak
di perbankan. Ada terdapat 8 aktivitas bisnis
money market adalah tidak membuat deal slip
yaitu corporate finance, trading sa les, reta il
money market dan lambatnya proses transaksi
banking, commercia l banking, payment and
system treasuri yang masih manual sehingga
dan
asset
melalui ketentuan jam (cut off time). Tidak
ke dalam
dibuatnya deal slip transaksi mengakibatkan
aktivitas trading and sales dengan bobot risiko
transaksi antar bank tidak dijalankan, sehingga
antara 15 hingga 23 persen.
gagal penyelesaian (settlement fail) dan gagal
settlement,
retail
management .
br okerage
Treasury
termasuk
secara pembukuan.
Tabel 1. Bobot Risiko Bisnis Line dalam
Perbankan
Dari transaksi kontrak pasar uang (money
market ) dapat identifikasi risiko operasional
sebanyak 40 risiko. Daftar risiko operasional
pada transaksi kontrak pasar uang (Money
Market ) penyebabnya dapat dibagi
menjadi
internal dan eksternal. Alur skema transaksi
pasar uang (money market ) dapat dilihat pada
Lampiran 2.
Penyebab risiko yang berasal dari internal
Sumber: Basel committee on banking
sebagai berikut:
1.
supervision, 2001
Tidak
mengecek
posisi
likuiditas
sebelumnya pada money market desk
timbul
Apabila money market dealer tidak
diakibatkan kegiatan Divisi Treasuri tersebut
melakukan pengecekan posisi likuiditas,
meliputi: proses Internal, kesalahan manusia,
maka akan berdampak pada posisi bank. Jika
kegagalan sistem dan problem eksternal. Risiko
posisi kurang disebut short , sedangkan jika
operasional karena proses internal disebabkan
posisi berlebih disebut long. Hal ini sangat
oleh adanya pelanggaran prosedur dan ketentuan.
berbahaya apabila posisi kurang dalam hal
Risiko
operasional
yang
dapat
pemenuhan Giro Wajib Minimun (GWM)
3
www.kompas.com, selas a 3 Mei 2011, oleh
Erlangga Djumena
13
yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar
sendiri. Setiap kebijakan fasilitas (limit)
6.5 persen dari dana pihak ketiga.
interbank
harus dipatuhi dealer dalam
melakukan transaksi pasar uang.
2.
Salah
mengumpulkan
informasi
pasar,
sehingga data analisa tidak cukup untuk
5.
broker
trading
money market dealer jika memberikan
money market dealer yang tidak cukup
informasi
pergerakan
3.
mengenai kondisi dan
pasar,
akan
Salah menquote rate money market pada
rate baik kepada counterparty atau broker
arah
lebih
menyebabkan
rendah
dari
harga
pasar
akan
kerugian bagi bank. Apabila arah market
menyebabkan kerugian bunga ( interest ) pada
bahwa akan ada penurunan tingkat bunga,
penempatan dana bank. Misalnya rate di
apabila dana berlebih tidak ditempatkan
pasar adalah 4.15%, namun yang diquote
maka akan ada kerugian langsung sebesar
adalah 3.15%, maka kerugian 1% langsung
penurunan rate tersebut.
dialami oleh Bank MNC.
Salah memprediksi pergerakan suku bunga
6.
(interest ) bank.
money market dealer selalu dihadapkan
Tidak melakukan dealing money market
setiap hari dealer menghitung posisi bank
baik posisi kurang atau posisi lebih. Jika
tidak
melakukan
pada penentuan posisi bank, dimana setiap
money market
bulannya Bank Indonesia mengadakan Rapat
dealing maka posisi bank menjadi tidak
Dewan Gubernur (RDG) untuk menentukan
seimbang (square ). Ketika bank dalam
suku bunga acuan (BI Rate). Apabila salah
posisi long, maka Bank mengalami idle
menentukan posisi bank akan merugikan
money, sedangkan ketika Bank dalam posisi
bank dari sisi bunga ( interest ). Misalnya jika
short maka Bank tidak dapat memenuhi
Bank MNC tidak memperkirakan akan ada
kebutuhan GWM dari Bank Indonesia.
dealer
penurunan suku bunga acuan, maka selisih
antara suku bunga acuan yang lama dengan
suku bunga yang baru merupakan kerugian
dari Bank.
7.
Tidak melakukan konfirmasi counterparty
kalau deal done
hal ini akan menyebabkan posisi bank
tidak
4.
seimbang
( square),
disebabkan
Tidak melakukan pengecekan fasilitas (line)
transaksi seperti tidak pernah dilakukan. Jika
interbank
posisi bank tidak seimbang, maka akan
setiap
diberikan
terjadi kemungkinan kekurangan (short )
fasilitas (limit) interbank yang boleh pada
dana atau kelebihan dana ( idle money) di
penempatan dana. Apabila melebihi limit
Bank MNC.
counterparty bank
berarti melanggar ketentuan internal bank itu
14
8.
Tidak membuat deal slip Money Market
jika tidak dibuat dealslip, maka transaksi
money market dealer tidak mengetahui
pasar uang (money market) tidak dapat
transaksi
berjalan. Pihak setelmen juga tidak dapat
menyebabkan
melaksanakan
kelebihan limit counterparty pada saat
transaksi
yang
sudah
yang
telah
posisi
dilakukan.
bank
salah
Dapat
dan
transaksi.
dilakukan oleh dealer.
9.
13. Blotter money market tercecer
Deal slip tercecer/hilang
Jika deal slip tercecer atau hilang, maka
14. Dealer sakit
Hal ini menyebabkan bank tidak dapat
transaksi tidak dapat berjalan dan dibukukan
menjalankan proses transaksi pasar uang
dengan baik, sehingga posisi bank menjadi
(money market ) treasury dengan baik. Posisi
tidak seimbang. Selain itu penyerahan dana
bank juga bisa tidak diketahui apakah
(settlement ) tidak dilakukan.
kurang atau lebih.
10. Tidak mendistribusikan deal slip ke bagian
15. Dealer salah menghitung posisi GWM (IDR
terkait ( Back office)
atau valas)
dapat berjalan. Selain itu penyerahan dana
GWM IDR atau valas dan mendapat sanksi
(settlement ) tidak dilakukan
dari Bank
Hal ini menyebabkan transaksi tidak
hal ini dapat menyebabkan kekurangan
Indonesia sebagai regulator
kebijakan moneter.
11. Salah membuat deal slip (Value date,
Maturity, Nominal, Nostro salah).
Hal ini menyebabkan transaksi salah
16. Salah dalam pembuatan laporan likuiditas
hal ini bisa mendapat surat teguran dari
dalam penyelesaian transaksi (settlement ).
Bank
Dapat juga menyebabkan posisi bank tidak
melakukan pengecekan laporan Bank MNC
seimbang
dalam periode harian, mingguan, bulanan
atau
klaim
dari
pihak
counterparty.
12. Tidak membuat blotter money market
money market dealer tidak mengetahui
Indonesia.
Bank
Indonesia akan
dan tahunan.
17. Dealer tidak
mengecek Sistem Kliring
Nasional Bank Indonesia (Lupa)
transaksi apa saja yang telah dilakukan.
dapat menyebabkan kekurangan dana dan
Dapat menyebabkan posisi bank salah dan
transaksi nasabah tidak berjalan. Dapat juga
kelebihan limit counterparty pada saat
merusak nama baik Bank karena teledor
transaksi. Ada juga kemungkinan sudah deal
dalam penyediaan dana.
transaksi dua kali.
15
18. Dealer salah menginput incoming/outgoing
RTGS
money market dealer tidak mengetahui
posisi likuiditas bank yang sebenarnya
apakah kurang atau lebih.
teguran
dan
sanksi biaya
dari
Bank
Indonesia.
24. Mesin printer Reuters rusak
hal ini menyebabkan money market
dealer tidak dapat mengeprint transaksi yang
19. Dealer salah
memberikan suku bunga
kepada nasabah
hal ini dapat menyebabkan kerugian
secara langsung pada bank. Kerugian yang
ditimbulkan adalah bunga (interest ).
telah dilakukan.
Transaksi tidak dapat
diserahkan kepada bagian setelment.
25. Komputer kerja mati
money market
tidak
dealer
dapat
mengerjakan tugasnya. Posisi bank menjadi
20. Transaksi melebihi limit Dealer
money market dealer melebihi wewenang
tidak diketahui apakah dalam posisi kurang
(short ) atau lebih (long).
yang dimilikinya. Dengan demikian dealer
26. Jaringan internet ( chatting) terputus
melanggar ketentuan internal dari Bank.
21. Sistem treasuri mayoritas masih manual,
menyebabkan lambatnya proses transaksi
hal
ini
berkomunikasi
menyebabkan
dengan
tidak
dapat
broker
dan
counterparty.
(Cut off time)
Transaksi yang lambat dijalankan dapat
menyebabkan
(gagal
gagal
settle),
dalam
juga
penyerahan
terlambat
dalam
27. Deal slip habis
jika tidak dibuat dealslip, maka transaksi
tidak dapat berjalan. Transaksi tidak bisa
diteruskan ke bagian setelmen untuk dapat
pelaporan ke Bank Indonesia.
dijalankan.
22. Kegagalan sistem treasuri (OPICS error)
Hal ini menyebabkan transaksi tidak
28. Token BI ETP hilang/tercecer
dapat berjalan. Pembukuan dari transaksi
hal ini dapat menyebabkan bank tidak
tidak
dapat mengikuti lelang yang dilaksanakan
dapat
dilakukan,
sehingga
tidak
oleh Bank Indonesia. Posisi bank juga dapat
mencerminkan posisi Bank yang benar.
terganggu karena tidak dapat melakukan
penempatan ke Bank Indonesia.
23. Jaringan LHBU BI terputus
hal ini
menyebabkan
terlambatnya
pengiriman laporan ke Bank Indonesia.
Apabila
terdapat
bisa
mendapat
surat
29. Dealer di suspen oleh BI
hal ini akan menyebabkan risiko reputasi
bagi bank, karena dealer tidak boleh lagi
16
melakukan transaksi pasar uang (money
menyebabkan
market ).
kebutuhan GWM bank.
Penyebab risiko yang berasal dari eksternal
sebagai berikut:
1. Laporan Limit Counterparty yang belum
update oleh credit admin
Hal ini menyebabkan money market
dealer
tidak
counterparty.
mengetahui
Dealer
dapat
tidak
terpenuhinya
6. Mesin scan faxmile rusak.
Hal ini menyebabkan transaksi tidak
dapat dijalankan ke bagian back office.
Proses transaksi menjadi lambat untuk
dilakukan, karena harus menunggu petugas
limit
office boy untuk mengantar dokumen
salah
transaksi.
melakukan penempatan (placement ) ke
7. Jaringan telpon (IPC) mati oleh jaringan
counterparty.
TELKOM
2. Terjadinya bencana alam misalnya gempa
bumi, kebakaran dan banjir
Hal ini menyebabkan kerugian fisik
Hal ini dapat menyebabkan tidak dapat
beroperasinya informasi dari broker dan
tidak dapat berkomunikasi dengan pihak
bagi bank. Seluruh aktivitas terganggu dan
luar atau counterparty. Komunikasi juga
tidak dapat dilaksanakan.
menjadi terganggu apabila ada cabang
bank ingin melakukan konfirmasi dana
3. Terjadinya pencurian atau perampokan
masuk ata keluar.
fasilitas treasuri.
Hal ini menyebabkan kerugian fisik
bagi bank. Seluruh aktivitas terganggu dan
tidak dapat dilaksanakan.
8. Jaringan Sistem Kliring Nasional Bank
Indonesia (SKNBI) terputus
Sistem oleh Bank Indonesia yang
berfungsi untuk memonitor dana masuk
4. Terjadinya pemadaman listrik oleh PLN.
(incoming) dan keluar (outgoing) warkat di
Hal ini menyebabkan transaksi tidak
bank. Sistem ini juga memastikan agar
dapat
seluruh kliring
dijalankan.
Seluruh
aktivitas
terganggu dan tidak dapat dilaksanakan.
5. Pembatalan transaksi oleh counterparty.
Hal ini menyebabkan posisi bank
kredit
maupun debet
nasabah dapat berjalan dengan baik.
9. Jaringan RTGS terputus
Sistem oleh Bank Indonesia yang
menjadi tidak seimbang ( square). Jika
berfungsi untuk memonitor dana masuk
posisi lebih dan melakukan penempatan
dan keluar dari bank. Hal ini dapat
dana, dapat menyebabkan kerugian bunga
menyebabkan posisi bank tidak diketahui
(interest ). Namun jika posisi kurang, dapat
apakah kurang (short ) atau lebih ( long).
17
beta adalah 15 – 23 persen dan modal regulasi
10. Jaringan S4 terputus
Sistem oleh Bank Indonesia yang
agregat adalah 20 persen. Hal ini juga sesuai
dengan bobot penilaian risiko operasional yang
berguna dalam memonitor surat berharga.
ditetapkan oleh manajemen Bank MNC yaitu 19
Transaksi surat berharga dapat dilihat pada
persen.
sistem S4, apabila error maka penyelesaian
menetapkan level antara rendah dan level tinggi
transaksi
dari yang ditetapkan kisaran beta Ba sel.
surat
berharga
tidak
dapat
Hal
ini
menunjukkan
manajemen
dilakukan.
Tabel 2. Gross income Divisi Treasuri Tahun
2014 - 2016
11. Jaringan
BI-ETP
(E lectronic
Trading
Tahun
Gross income (IDR)
Platform) terputus
Sistem oleh Bank Indonesia yang
2014
110,151,811,519.26
berguna untuk mengikuti lelang yang
2015
183,540,117,283.36
diselenggarakan oleh Bank Indonesia.
2016
165,072,910,184.82
TOTAL
458,764,838,987.44
Posisi bank dapat terganggu karena tidak
dapat mengikuti lelang yang dilakukan
oleh Bank Indonesia.
Maka perhitungan risiko operasional adalah
sebagai berikut:
4.2. PENGUKURAN RISIKO
OPERASIONAL (OPERATIONAL RISK)
Pembebanan modal risiko operasional
menurut metode SA pada penelitian ini dihitung
KSA=(19%*Gross- income2014 + (19%*Grossincome2015 ) + (19%*Gross- income2016 ) : 3
dalam jangka waktu tiga tahun. Oleh sebab itu,
pembebanan modal risiko operasional pada Bank
MNC
Internasional,
Tbk
menurut
metode
standardized approach dihitung untuk jangka
KSA= 19%* 458.764.838.987.44
3
KSA = Rp. 29,055,106,469.20
waktu empat tahun yaitu tahun 2014, tahun 2015,
dan tahun 2016. Penulis berasumsi bahwa jangka
waktu tiga tahun tersebut dapat menggambarkan
berapa modal risiko operasional yang akan
dihadapi oleh Divisi Treasuri pada Bank MNC
Internasional, Tbk dan sesuai dengan metode SA.
Divisi treasuri menurut Ba sel committee
on banking supervision masuk ke dalam lini
bisnis Tra ding and Sales dengan kisaran nilai
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. KESIM PULAN
1. Review pada kondisi pasar dan isu- isu
perbankan
serta
wawancara
dengan
narasumber, maka dapat diketahui bahwa
profil risiko yang dihadapi Treasur i di
18
PT. Bank MNC Internasional, Tbk salah
Djohanputro,
Bramantyo.
2008.
Manajemen
satunya adalah risiko operasional pada
Risiko korpor at . Penerbit PPM, Februari
bagian pasar uang (money market ). Hasil
2008. Seri Manajemen Keuangan No. 13.
identifikasi profil risiko terhadap dari
Jakarta
bagian
pasar
uang
(money
ma rket )
terdapat sebanyak 40 risiko. Risiko yang
berasal dari internal terdapat 29 risiko,
Kasmir.2012. Ma najemen
Perbankan .
Edisi
Revisi. Penerbit PT. Raja Pers. Jakarta
Kountur,
Ronny.
2004.
Manajemen
Risiko
sedangkan penyebab risiko operasional
operasiona l: memahami ca ra mengelola
yang berasal dari eksternal terdapat 11
risiko operasiona l perusaha an . Penerbit
risiko.
PPM, Jakarta.
2. Dampak risiko operasional pada bagian
pasar
uang
(money market ) dengan
menggunakan
Approach
metode
(SA)
29,055,106,469.20.
Standa rdized
sebesar
Rp.
Hal
ini
menggambarkan modal risiko operasional
Tampubolon, Robert. 2004. Risk Management.
Pendekatan
Kualitatif
untuk
Bank
Komersia l. Penerbit PT. Elex Media
Komputindo,
Kelompok KOMPAS
–
GRAMEDIA, Jakarta.
Riyadi, Selamet. 2006. Banking a ssets and
yang harus dihadapi oleh PT. Bank MNC
liability
Internasional, Tbk.
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
management .
Edisi
Ketiga.
Universitas Indonesia. Jakarta.
Jurnal:
6.2. SARAN
1. PT.
Bank for International Settlement .2001. Ba sel
Bank
MNC
Internasional,
Tbk
committee on banking supervision .
hendaknya dapat menerapkan entreprise
Supporting Document to the New Basel
risk management (ERM) di PT. Bank
Capital Accord. Issued for comment by
MNC Internasional, Tbk.
31 May 2001.
2. Membuat sistem yang menyimpan dan
mendokumentasikan seluruh risiko-risiko
Website:
yang
http://www.ebsco.com
terjadi
di
PT.
Bank
MNC
Internasional, Tbk.
http://www.bi.go.id/web/id/Peraturan/Arsip+Pera
turan/
DAFTAR PUSTAKA
http://www.bi.go.id/id/moneter/operasi/penjelasa
Buku:
Bank
n/Contents/Proses_om.aspx
Indonesia.
2009.
Manajemen
Risiko
Likuiditas Untuk Perbankan Indonesia.
Direktorat Penelitian dan Pengaturan
Perbankan. Jakarta
19
LAMPIRAN 1. Struktur Organisasi PT. Bank MNC Inte rnasional
19
LAMPIRAN 2. Transaksi Money Market Placeme nt/Borrowing
Alur atau skema transaksi kontrak interbank money market placement dapat dilihat sebagai berikut di
bawah ini:
Interbank
Counterparty
Dealing
Room
Treasuri
Operation
Dealing Room 1.
Proses awal:
1. Mengecek posisi likuiditas
2. Mengumpulkan informasi pasar
3. Memprediksi interest interbank
Tahap berikutnya:
1. Cek fasilitas (lines)
2. Quotations rate
3. Melakukan dealing
4. Membuat konfirmasi
5. Membuat deal slip
6. Input LHBU
7. Distribusi deal slip
a. Lembar ke-1: Credit admin
b. Lembar ke-2: Internal Control
c. Lembar ke-3: Treasuri Operation
d. Lembar ke-4: Dealing Room
Treasuri Operations (Setelmen):
Melakukan proses settlement
20
Setiap bank di dalam lingkungan industri perbankan akan menghadapi risiko. Risiko
operasional telah menjadi bagian dalam perhatian Bank Indonesia sebagai regulator
perbankan di Indonesia. Bank Indonesia mendorong bank-bank di Indonesia agar dapat
melakukan tata kelola perusahaan dan manajemen risiko yang baik. Hal ini tidak terkecuali
pada bagian pasar uang di Divisi Treasuri.
Penelitian ini hendak mengidentifikasi bagaimana profil risiko-risiko operasional
apa yang dihadapi Treasuri bagian pasar uang (money market ). Diharapkan perusahaan
kedepannya dapat melakukan pemetaan, kemudian membuat respon penanganan yang tepat
serta pengendalian atas profil risiko-risiko yang dihadapinya disertai dengan sistem
pelaporan yang akurat.
Hasil identifikasi profil risiko pada bagian pasar uang terdapat 40 risiko yang akan
dihadapi oleh PT. Bank MNC Internasional, Tbk. Risiko-risiko operasional yang dihadapi
oleh bagian pasar uang tersebut dapat berasal dari internal maupun eksternal. Penyebab
risiko operasional yang berasal dari internal terdapat 29 risiko, sedangkan penyebab risiko
operasional yang berasal dari eksternal terdapat 11 risiko.
Dampak risiko operasional pada bagian pasar uang (money market ) dengan
menggunakan metode Standa rdized Approach (SA) sebesar Rp. 29,055,106,469.20. Hal ini
menggambarkan modal risiko operasional yang harus dihadapi oleh PT. Bank MNC
Internasional, Tbk.
PT. Bank MNC Internasional, Tbk hendaknya menerapkan enterprise r isk
management terintegrasi untuk keseluruhan perusahaan, dimana didalamnya terdapat Divisi
Treasuri. Hal ini diawali dengan membuat sistem dan mengumpulkan data-data historis di
perusahaan mengenai risiko-risiko yang telah terjadi agar dapat disimpan dengan baik.
Keywords: r isk, operat iona l r isk, treasury, pa sar uang.
ABSTRACT
Every bank within the banking industry will take on risks. Operational risk has been
a part of Bank Indonesia’s concern as national bank regulator in Indonesia. Bank Indonesia
encourages every bank to carry out good corporate governance and risk management. This
also not limited to the money market in the Tresury Division.
This study will (attempt to) elaborate and identify operational risk profiles faced by
the the money market in the treasury division; in the hopes that companies will have the
tools to plan and establish a correct response to contain various risk profiles that they
encounter, along with a detailed and accurate information report.
According to the risk profile identification, PT. Bank MNC International will
encounter about forty risks. These money market operational risks can come from both
internal and external source. Internal contribute about twenty nine risks, where external
provides eleven.
The impact of operational risks on money market department using the Standardized
Approach (SA) Rp 29.055.106.469,20. This illustrates the operational risk capital that must
be faced by PT. MNC Bank International, Tbk.
It is believed that PT. Bank MNC Internasional, Tbk ought to apply an integrated
enterprise risk management for all the branch in the company. The first important step is
making a system and by collecting and storing accurate historical risk datas that the
company have encountered before.
Keywords: r isk, operat iona l r isk, treasury, money market.
2
I. PENDAHULUAN
manajemen bank untuk mengelola risiko-
1.1. LATAR BELAKANG
risiko
Perkembangan dunia perbankan yang
yang
kemungkinan
timbul
di
kemudian harinya.
Dalam beberapa tahun ini peran Treasuri
pesat disertai dengan semakin meningkatnya
kompleksitas aktivitas perbankan semakin
di
mempertegas betapa pentingnya tata kelola
menunjukkan peningkatan peran yang cukup
perusahaan yang sehat (good cor porate
signifikan
khususnya
governance). Hal ini dapat dilihat dari
terhadap
penerimaan
peraturan-peraturan Bank
Internasional, Tbk. Divisi Treasuri sebagai
Indonesia dan
Bank
MNC
Internasional,
dalam
Tbk
kontribusi
Bank
MNC
yang
profit center semakin dituntut memelihara
mendorong agar bank-bank melakukan tata
profitabilitas perseroan. Di lain pihak fungsi
kelola perusahaan dan manajemen risiko
treasuri juga berperan dalam pengelolaan
yang baik.
risiko,
Otoritas
Jasa
Keuangan
(OJK)
khususnya
risiko
nilai
tukar,
Penerapan Peraturan Bank Indonesia No.
likuiditas, operasional dan risiko tingkat
5/8/PBI/2003 semakin memperjelas tentang
bunga juga akan semakin berat seiring
pelaksanaan proses
dengan kondisi nilai tukar dan makro
pengendalian
risiko
untuk mengelola risiko tertentu yang dapat
ekonomi yang masih sangat fluktuatif.
membahayakan kelangsungan usaha bank.
Divisi Treasuri seumpama jantungnya
Pada Ba sel II juga mewajibkan bank untuk
bank sebagai pusat pengelolaan dana ( in
memiliki rencana keberlangsungan usaha
dan rencana darurat (business continuity
plans
dan
plans)
contingency
memastikan kemampuannya,
untuk
flow dan outflow) dan kegiatan investasi
bank.
Menurut
Treasuri
Riyadi
bertanggung
(2006),
Divisi
jawab
dalam
agar dapat
pengelolaan likuiditas optimal agar tidak
tetap beroperasi dan membatasi dampak
terjadi over liquid yang mengakibatkan idle
kerugian
jika
terjadi
terhadap
aktivitas
suatu
bisnis
gangguan
baik
secara
sistematik maupun tidak sistematik.
PT.
Bank
MNC
Internasional,
untuk
menyesuaikan
bank
dan
menjaga
kepercayaan
masyarakat terhadap operasional bank.
Salah satu bagian dari Treasuri yang
Tbk
sebagai bagian dari industri perbankan juga
diwajibkan
funds
diri
menangani pasar uang adalah money market
department . Pelaku dari pasar uang di
Treasuri adalah money market dealer. Nilai
terhadap perubahan-perubahan yang terjadi
yang
di lingkungan industri perbankan. Dengan
volumenya bisa mencapai ratusan juta,
tingkat persaingan industri perbankan yang
ditransaksikan
setiap
harinya
milyaran bahkan trilyunan. Oleh sebab itulah
semakin ketat dan pengaruh dari gejolak
diperlukan manajemen risiko menjadi suatu
pasar semakin kuat baik dalam maupun luar
hal yang sangat diperlukan. Jika risiko
negeri,
maka
jelas
mendorong
pihak
3
operasional pada bagian money market tidak
market)
di
PT.
dimanajemen dengan baik, maka dapat
Internasional, Tbk.
Bank
MNC
menimbulkan risiko dampak jangka pendek
maupun jangka panjang bagi bank itu sendiri
1.4. MANFAAT PENELITIAN
di kemudian hari. Dampak secara pendek
Diharapkan dapat menjadi bahan masukan
adalah kerugian yang langsung diderita oleh
bagi perusahaan dalam hal manajemen risiko
bank dalam pengelolaan dananya, sedangkan
perusahaan, terutama Divisi Treasuri di P T.
secara jangka panjang dapat mengakibatkan
Bank
bank berhenti secara operasional. Hingga
mengetahui profil risiko yang akan dihadapi
saat ini belum ada penelitian manajemen
pada setiap transaksi atau kegiatan yang
risiko yang membahas risiko operasional
dilakukan sehingga perusahaan kedepannya
Treasury bagian pasar uang (money market ).
dapat melakukan respon penanganan yang
MNC
Internasional,
Tbk
untuk
tepat serta pengendalian atas risiko-risiko
yang dihadapinya.
1.2. PERUMUSAN MASALAH
Kegiatan pada Divisi Treasuri di bagian
pasar uang (money market ) juga mengandung
II. TINJAUAN PUSTAKA
risiko yang mengancam baik secara jangka
2.1. PASAR UANG ( MONEY MARKET)
pendek maupun jangka panjang. Oleh sebab
2.1.1. Penge rtian
itu maka dapat dirumuskan permasalahan
Pasar uang (money market ) merupakan
pasar
yang diteliti antara lain:
1. Bagaimana profil risiko-risiko operasional
yang
menyediakan
sarana
pengalokasian dan pinjaman jangka pendek.
yang dihadapi Treasur i bagian pasar uang
Jangka
(money market ) di PT.
diperjualbelikan biasanya kurang dari satu
Bank MNC
Internasional, Tbk.
2. Seberapa besar dampak risiko operasional
waktu
surat
berharga
yang
tahun. Karena itu pasar uang merupakan
pasar likuiditas primer (Kasmir (2012).
Treasuri yang dihadapi oleh PT. Bank
MNC Internasional, Tbk?
2.1.2. Fungsi pasar uang
Pasar uang pada prinsipnya merupakan
1.3. TUJUAN PENELITIAN
sarana
alternatif
bagi
lembaga- lembaga
Tujuan penulisan ini adalah:
keuangan,
1.
Mengetahui profil risiko operasional
keuangan, dan peserta-peserta lainnya baik
yang dihadapi Treasuri bagian pasar
dalam memenuhi kebutuhan dana jangka
uang (money market) di PT. Bank MNC
pendeknya maupun dalam rangka melakukan
Internasional, Tbk.
penempatan dana atas kelebihan likuiditasnya
Mengetahui dampak risiko operasional
(Kasmir (2012).
2.
perusahaan-perusahaan
non
di Treasuri bagian pasar uang (money
4
Perusahaan atau lembaga yang
2.1.3. Instrume n pasar uang
Instrumen atau surat-surat berharga yang
menjadi investor utama dalam T-Bills
diperjual belikan di pasar uang ada beberapa
ini antara lain Bank Sentral, bank-
macam, yaitu (Kasmir, 2012):
bank umum, mutual funds, BUMN,
lembaga- lembaga keuangan non bank,
1. Treasury Bills
Treasury Bills (T-Bills), merupakan
perusahaan-perusahaan,
instrumen hutang yang diterbitkan
pemerintah negara lain, dan individu.
oleh pemerintah atau Bank Sentral (di
Amerika Serikat) atas tunjuk dengan
dan
badan
2. Commercial Paper
Commercial
(CP)
P aper
jumlah tertentu yang akan dibayarkan
merupakan promes yang tidak disertai
kepada pemegang pada tanggal yang
dengan jaminan, yang diterbitkan oleh
telah
tidak
perusahaan / bank untuk mendapatkan
memberikan bunga secara langsung
dana jangka pendek. CP dijual kepada
tetapi dijual atas dasar diskonto,
investor dalam pasar uang. Dengan
dengan jumlah diskonto ditetapkan
demikian
melalui proses pelelangan. T-Bills
merupakan promes di mana penerbit
tidak dimanfaatkan sebagai sarana
berjanji akan membayar sejumlah
investasi bagi
keuangan
tertentu uang pada saat CP jatuh
maupun perusahaan non keuangan
tempo. Jangka waktu CP ini berkisar
yang
mulai dari beberapa hari sampai 270
ditetapkan.
T-Bills
lembaga
memiliki
kelebihan
dana.
Dengan penempatan kelebihan dana
tersebut
di
samping
penghasilan (bunga)
memperoleh
juga sebagai
CP
pada
dasarnya
hari.
Penjualan
dengan
CP
sistem
pada
diskonto,
umumnya
namun
cadangan likuiditas. Sebagai sarana
beberapa diantaranya menggunakan
investasi instrumen pasar uang ini
bunga. Penerbitan CP tidak perlu
mempunyai berbagai kelebihan, yaitu:
menggunakan penjamin (underwriter )
a) Tidak beresiko karena diterbitkan
emisi, tetapi beberapa penerbit karena
oleh lembaga pemerintah (Bank
alasan tertentu menggunakan arranger
Sentral)
dalam penerbitannya.
b) Mempunyai
pasar
sekunder
sehingga mudah diperjualbelikan
Arranger
ini
pada
umumnya
merupakan bank-bank umum yang
kerugian
berfungsi sebagai perantara antara
apabila investor menjual surat
pemodal dan penerbit, namun mereka
berharga
tidak tidak bertanggung jawab atas
c) Kemungkinan
ini
kebutuhan
sangat kecil.
terjadi
untuk
memenuhi
likuiditasnya
adalah
terjual atau tidak terjualnya CP yang
diterbitkan.
5
barangbarang yang diekspor dikapalkan
untuk segera dikirimkan ke luar negeri.
3. Negotiable Certificate of Deposit
Negotiable
Certificate
of
Deposit
BA pada umumnya digunakan pada
(NCD) atau sertifikat deposito merupakan
proses L/C dalam perdagangan
instrumen yang diterbitkan oleh suatu
negeri. Jangka waktu jatuh tempo BA
bank atas unjuk dan dinyatakan dalam
berkisar antara 30 hari sampai 180 hari.
suatu jumlah, jangka waktu dan tingkat
luar
5. Bill of Exchange
deposito
Bill of exchange atau wesel adalah
diterbitkan oleh bank-bank umum atas
suatu perintah tertulis tak bersyarat yang
dasar diskonto dengan nilai nominal
ditujukan oleh seseorang kepada pihak
sekurang-kurangnya Rp. 1 juta dan jangka
lainnya untuk membayar sejumlah uang
waktu 30 hari sampai dengan 1 tahun.
pada saat diperlihatkan atau pada tanggal
bunga
tertentu.
Sertifikat
Pencairan sertifikat deposito dapat
tertentu kepada penarik atau order atau
dilakukan setelah tanggal jatuh tempo,
pembawa. Surat wesel harus berisikan
tetapi
hal- hal sebagai berikut, dalam kaitannya
tersebut
jatuh
apabila
pemegang
instrumen
membutuhkan dana sebelum
tempo
maka
mereka
dapat
menjualnya kepada lembaga keuangan
atau kepada investor lainnya. Di samping
itu, deposito berjangka selalu diterbitkan
dengan penarikan wesel ini:
a. Perintah
tak
bersyarat
membayar sejumlah uang tertentu.
b. Nama
orang
yang
yang
harus
membayar (tertarik atau pembayar).
dengan atas nama sementara CD atas
c. Penetapan hari bayarnya.
unjuk.
d. Penetapan
4. Banker’s Acceptance
untuk
tempat
di
mana
pembayaran harus dilakukan.
Banker’s Acceptance (BA) merupakan
e. Nama orang atau pihak lain yang
wesel bank yang ditarik oleh seorang
ditunjuk untuk dilakukan pembayaran.
eksportir atau importir atas suatu bank
untuk membayar sejumlah barang atau
untuk membeli valuta asing yang diberi
f. Tanggal dan
tempat surat
wesel
ditarik.
g. Tanda
tangan
orang
yang
tanda “accepted” apabila bank menyetujui
mengeluarkannya (penarik). Jangka
wesel tersebut, dan dapat diperjualbelikan
waktu
di pasar uang sebagai salah satu sumber
umumnya berkisar 6 hari sampai 180
pendanaan jangka pendek.
hari.
BA
merupakan
instrumen
jangka
jatuh
tempo
wesel
ini
6. Repurcha se Agr eement (Repo)
pendek yang dapat dipindahtangankan.
Repo merupakan transaksi jual beli
BA pada dasarnya memberikan alternatif
surat berharga disertai dengan perjanjian
untuk
bahwa penjual akan membeli kembali
mendapatkan kredit pada saat
6
surat-surat berharga yang telah dijual
a) Surat
Sanggup
(aksep/promes),
dapat berupa:
tersebut pada tanggal dan dengan harga
Surat sanggup yang diterbitkan
yang telah ditetapkan lebih dahulu. Surat
berharga yang sering digunakan untuk
oleh
transaksi Repo adalah surat berharga yang
penerimaan kredit dari bank
dapat diperjualbelikan secara diskonto
untuk
misalnya SBI, SPBU, CD dan T-Bills.
tertentu.
membiayai
kegiatan
Surat sanggup yang diterbitkan
7. Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
SBI pada dasarnya merupakan surat
oleh
berharga atas unjuk dalam satuan uang
Rupiah yang diterbitkan dengan sistem
nasabah dalam rangka
bank
dalam
rangka
pinjaman antar bank.
b) Surat Wesel, dapat berupa:
Surat wesel yang ditarik oleh
diskonto oleh Bank Indonesia sebagai
pengakuan hutang jangka pendek.
suatu pihak dan diaksep oleh
SBI sebagai piranti operasi pasar
pihak
lain
dalam
rangka
terbuka digunakan untuk mengendalikan
transaksi tertentu. Penarik dan
moneter untuk mengendalikan moneter
atau tertarik adalah nasabah
melalui lelang harian. Tujuan bank dan
bank.
Surat wesel yang ditarik oleh
lembaga keuangan lainnya membeli SBI
adalah
sebagai
alternatif
kelebihan
nasabah bank dan diaksep oleh
dananya untuk memeperoleh pendapatan,
bank dalam rangka pemebrian
dan apabila memerlukan dana maka SBI
kredit
dapat dijual kepada lembaga lain atau
kegiatan tertentu.
Bank Indonesia.
Call Money merupakan salah satu
SBPU adalah surat-surat berharga
penting
untuk
mendorong
pengembangan pasar uang. Pasar uang
diperjualbelikan secara diskonto dengan
antarbank pada dasarnya adalah kegiatan
Bank Indonesia atau lembaga diskonto
pinjam meminjam dana antara satu bank
yang ditunjuk oleh BI. SBPU berfungsi
dengan bank lainnya untuk jangka waktu
sebagi piranti pasar uang dan juga
pendek.
instrumen
yang
sarana
dapat
merupakan
pendek
membiayai
9. Call Money
8. Surat Berharga Pasar Uang (SBPU)
berjangka
untuk
operasi
pasar
terbuka dalam rangka ekspansi moneter
2.2. DIVISI TREASURI
oleh Bank Indonesia dengan menetapkan
Setiap Bank pasti memiliki unit kerja yang
tingkat diskonto SBPU. Ditinjau dari jenis
mengelola dana, biasanya dilakukan oleh suatu
transaksi dan warkatnya, SBPU dapat
Divisi atau urusan atau Biro yang bertanggung
dibagi sebagai berikut:
jawab langsung kepada Direksi, unit kerja ini
7
biasanya disebut Divisi, yaitu ”Divisi Treasuri”
risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas dan
atau Divisi Treasuri dan Dana”, sebutan ini
risiko operasional.
Untuk
bergantung pada kebijakan manajemen bank
mempermudah
integrasi
antara
yang bersangkutan tetapi memiliki tugas dan
Manajemen Risiko dan Tingkat Kesehatan Bank,
tanggungjawab serta fungsi yang sama, yaitu
peringkat
mengelola likuiditas dalam rangka optimalisasi
peringkat, yaitu 1 (Low ), 2 (Low to Moder ate), 3
pendapatan
(Moderate), 4 ( Moderate to High ), dan 5 ( High).
dan
menjaga
kepercayaan
risiko
dikategorikan
menjadi
5
Basel II bertujuan meningkatkan keamanan
masyarakat terhadap operasional bank (Riyadi,
2006). Pada Lampiran 1 dapat dilihat Divisi
dan
kesehatan
sistem
keuangan,
dengan
Treasury pada struktur organisasi PT. Bank MNC
menitikberatkan pada perhitungan permodalan
Internasional, Tbk.
yang berbasis risiko, supervisor y review process,
dan market discipline. Hal ini untuk memastikan
bahwa framework Basel II dapat mengikuti
2.3. RISIKO BANK
Menurut Tampubolon (2004) Risiko Bank
perubahan
yang
terjadi
di
pasar
maupun
dapat didefinisikan sebagai kombinasi dari
perkembangan-perkembangan dalam manajemen
tingkat kemungkinan sebuah peristiwa terjadi
risiko 1 .
disertai konsekuensi (dampak) dari peristiwa
tersebut pada Bank. Setiap kegiatan mengandung
2.4. MANAJEMEN RISIKO
Manajemen risiko adalah cara-cara yang
potensi sebuah peristiwa terjadi atau tidak terjadi,
memberi
digunakan manajemen untuk menangani berbagai
peluang untuk untung (upside ) atau mengancam
permasalahan yang disebabkan oleh adanya
sebuah kesuksesan (downside).
risiko (Kountur, 2004).
dengan
konsekuensi/dampak
Peraturan
Bank
yang
Indonesia
Menurut Djohanputro (2008), Manajemen
No.
11/25/PBI/2009 - Perubahan atas PBI No.
risiko
5/8/PBI/2003 tentang Penerapan Manajemen
(Enterpr ise Risk Management ) merupakan proses
Risiko
terstruktur
bagi
Bank
Umum,
Bank
Umum
korporat
terintegrasi,
dan
atau
ERM
sistematis
Konvensional wajib menerapkan Manajemen
mengidentifikasi,
Risiko yang mencakup 8 risiko, yaitu risiko
mengembangkan alternatif penanganan risiko,
kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko
dan
operasional, risiko hukum, risiko reputasi, risiko
implementasi penanganan risiko.
Umum
Syariah
wajib
menerapkan
memonitor
mengendalikan
sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi Risiko
Manajemen Risiko paling kurang untuk 4 jenis
risiko, sebagaimana diatur dalam pengaturan
Risiko
sebelumnya untuk Bank yang tidak memiliki
menghambat
ukuran dan kompleksitas usaha yang tinggi, yaitu
dan
memetakan,
Proses manajemen risiko meliputi tahapan
stratejik, dan risiko kepatuhan. Sementara itu,
Bank
dalam
mengukur,
dalam
1
merupakan
peristiwa
yang
pencapaian
tujuan
www.bi.go.id Basel II
8
perusahaan. Seluruh risiko yang mungkin
mengunakan kriteria pengukuran risiko
terjadi dan berdampak
bagi
secara kualitatif, semi kuantitatif, atau
harus
kuantitatif tergantung pada ketersediaan
perusahaan
secara
negatif
signifikan
data
terlebih dahulu diidentifikasi.
Menurut
Djohanputro
(2008),
pada
dasarnya,
identifikasi
risiko
dapat
tingkat
kejadian peristiwa
dan
dampak kerugian yang ditimbulkannya.
Menurut
Kountur
(2004),
untuk
dilakukan dengan menggunakan salah
mengetahui berapa besar kemungkinan
satu dari keempat metode berikut, atau
terjadinya risiko dengan memakai metode
bisa juga digunakan secara bersama-sama
pengukuran kemungkinan risiko seperti
supaya saling melengkapi.
metode Poisson , Binomia l, nilai standar
Metode 1: analisis data
prinsip
historis,
ini menggunakan berbagai
informasi atau data mengenai segala
sesuatu yang pernah terjadi baik data
primer maupun data sekunder.
Metode 2: pengamatan dan survey,
bila tidak tersedia data historis, maka
dapat langsung melakukan investigasi,
1. Metode
Metode 3: pengacuan (benchmarking ),
ini
melengkapi
diterapkan
identifikasi
untuk
risiko
menggunakan metode 1 dan 2 di atas.
Metode 4: pendapat ahli, apabila
kesulitan menggunakan ketiga metode
yang
dijelaskan
di
atas
karena
Poisson
digunakan
Ada data historis tentang kejadian
serupa sebelumnya
(terpisah)
Datanya
dalam bentuk
ditetapkan
2. Metode binomial digunakan apabila
memenuhi kriteria sebagai berikut:
Ada data historis tentang peristiwa
yang terjadi pada suatu lokasi
(terpisah)
Datanya
dalam bentuk
diskrit
Diketahui sesuai sesuai dengan
data
memiliki pilihan lain yaitu bertanya
berhasil dan gagal.
3. Metode
b. Menganalisis Risiko
diskrit
Ada periode waktu ke depan yang
ketidaktersediaan data, maka masih
kepada ahlinya.
bila
memenuhi kriteria sebagai berikut:
pengamatan atau survey, on the spot .
metode
(z-scor e) dan metode Aproksimasi .
historis
nilai
ada
standar
probabilitas
( z-scor e)
digunakan apabila memenuhi kriteria
Setelah seluruh risiko diidentifikasi, maka
sebagai berikut:
dilakukan
pengukuran
tingkat
kemungkinan
dan
dampak
risiko.
dilakukan
setelah
4. Metode aproksima si merupakan kira-
mempertimbangkan pengendalian risiko
kira karena informasi yang diperoleh
Pengukuran
risiko
Ada data historis
Data dalam bentuk kontinu
yang ada. Pengukuran risiko dilakukan
9
merupakan perkiraan atau aproksimasi.
Risiko yang tidak termasuk dalam
untuk
risiko yang dapat diterima atau ditoleransi
dan
merupakan risiko yang menjadi prioritas
dampak. Pengumpulan informasi pada
untuk segera ditangani. Setelah diketahui
metode ini dapat dilakukan dengan
besarnya tingkat risiko dan prioritas
salah satu dari tiga cara yaitu: pendapat
risiko, maka perlu disusun peta risiko.
Metode
ini
digunakan
memperkirakan
ahli
(expert
kemungkinan
opinion ),
konsensus
Risiko yang tidak dapat diterima/
(concencus ) dan delphy.
Djohanputro
(2008),
d. Menangani Risiko
pengukuran
ditoleransi
segera
dibuatkan
rencana
risiko dampak risiko terbagi atas empat
tindakan untuk meminalkan kemungkinan
(4) cara yaitu:
atau
1. Notional,
menentukan
batas
atas
(upper bound) besarnya nilai yang
terjadinya
risiko
dan
personil yang bertanggung jawab untuk
melaksanakan rencana tindakan.
e. Memantau Risiko
menghadapi risiko
2. Sensit ivitas, mengukur penyimpangan
variabel
dampak
target
sebagai
akibat
Perubahan
kondisi
internal
dan
eksternal perusahaan menimbulkan risiko
pergerakan satu unit variabel pasar.
baru bagi perusahaan, mengubah tingkat
3. Volatilitas, mengukur variasi sekitar
kemungkinan atau dampak terjadinya
variabel
risiko, dan cara penanganan risikonya.
target, baik variasi positif maupun
Sehingga setiap risiko yang teridentifikasi
negatif.
masuk dalam Register Risiko dan Peta
rata-rata
atau
4. Penyimpangan
ekspektasi
bawah,
mengukur
penyimpangan negatif dari variabel
Risiko perlu dipantau perubahannya.
f. Mengkomunikasikan Risiko
target; pengukuran ini ditunjukkan oleh
Setiap
kasus terburuk (worst case ). Metode
analisis, evaluasi, dan penanganan risiko
ini digunakan peneliti untuk mengukur
dikomunikasikan atau dilaporkan kepada
kerugian maksimum yang bisa terjadi
pihak
dari suatu aset atau investasi selama
aktivitas
periode
perusahaan untuk
tertentu
dengan
tingkat
tahapan
yang
kegiatan
identifikasi,
berkepentingan
bisnis
yang
terhadap
dilakukan
memastikan bahwa
tujuan manajemen risiko dapat tercapai
kemungkinan tertentu.
sesuai dengan keinginan pihak yang
c. Mengevaluasi Risiko
Setelah
risiko
diukur
kemungkinan
dan
dampaknya,
tingkat
berkepentingan.
maka
disusunlah urutan prioritas risiko mulai
dari risiko dengan tingkat risiko tertinggi
sampai dengan terendah.
10
2.5.
RISIKO
OPERASIONAL
DAN
dirumuskan dalam consultative document
committee Basel on Banking Supervision2 .
STANDARDIZED APPROACH (SA)
Risiko operasional adalah semua
risiko yang tidak masuk pada kelompok
risiko
keuangan.
Risiko
2.5. KERANGKA TEORITIS
operasional
Setiap kegiatan dibagian pasar uang
disebabkan oleh faktor manusia, alam, dan
(money
teknologi. ( Kountur, 2004).
market )
di
divisi
Treasury
mengandung risiko. Oleh sebab itu penulis
berusaha untuk mengidentifikasi profil
Tahapan perhitungan
risiko
operasional
risiko
–
risiko
apa
saja
yang
kegiatan
pasar
uang
dengan Standardized Approa ch.
mempengaruhi
a) Membagi aktivitas dalam 8 jenis bisnis yaitu:
(money market) tersebut. Pada Gambar 1
Corporate finance, Trading and sa les, Retail
dapat
banking, Commercia l ba nking , Pa yment and
penelitian ini.
settlement ,
Agency
service,
committee
basel
kerangka
berpikir
Asset
management, dan Reta il brokerage.
Berdasarkan
dilihat
Gambar 1. Kerangka Berpikir
(basel
RISIKO - RISIKO
capital accord I) perhitungan nilai rata-rata
standardised approach (SA) selalu dihitung
IDENTIFIKASI RISIKO
tiga tahun terakhir, dan dapat dirumuskan
sebagai berikut:
EKSTERNAL
INTERNAL
Profil risiko pasar uang (money ma rket)
MENGUKUR RISIKO
Dimana;
ST ANDARDIZED APPROACH
KSA = pembebanan modal risiko operas ional
menurut metode SA
GIi = n ilai laba kotor untuk masing-masing lin i
bisnis dalam satu tahun untuk jangka tiga tahun.
nilai beta (suatu konstanta) yang telah
ditetapkan o leh Basel untuk tiap lin i b isnis
b) Menggunakan
pendapatan
kotor
BEBAN MODAL RISIKO
OPERASIONAL
(gross
income) dari tiap jenis bisnis digunakan
sebagai indikator risiko operasional atas
masing- masing bisnis. Dasar perhitungan SA
2
Consultative documents operational risk, Supporting
document to the New Basel Capital Accord, issued for
comment by 31 Ma y 2011.
11
dari
2.6. RUANG LINGKUP PEMBAHASAN
operasional, dan lain- lainnya. Sedangkan
dari
sumber eksternal seperti laporan keuangan
penelitian ini adalah risiko operasional
lain, laporan Bank Indonesia, analisis
pada bagian pasar uang (money market ).
pasar,
Keterbatasan penelitian terdapat pada data
lainnya.
Ruang
dampak
lingkup
risiko
diakibatkan
pembahasan
atau
risiko
kerugian
tersebut
pengamatan
langsung
ilmiah dan
lain-
yang
belum
didokumentasi dengan baik, oleh sebab itu
metode
jurnal-jurnal
dan
3.3. Teknik Analisis dan Penyajian data
3.3.1. Teknik Analisis Data
Penelitian
ini
menggunakan
benchmarking digunakan dalam penelitian
variabel- variabel yang harus dianalisis
ini. Pengukuran operasional dilakukan
dengan teknik analisis kualitatif dan
dengan
kuantitatif. Pengolahan data kuantitatif
menggunakan
pendekatan
ini dibantu dengan program komputer,
standardized approach (SA).
yaitu
program Microsoft Excel.
Selanjutnya
digunakan
III. METODOLOGI PENELITIAN
teknik
adalah
kualitatif,
3.1. Jenis Penelitian
analisis
teknik
yaitu
yang
analisis
memahami,
dengan
menaksirkan, dan menjelaskan hasil
pendekatan deskriptif dan analisa kuantitatif
yang diperoleh dalam analisis kualitatif
menggunakan data primer dan data sekunder
penelitian ini.
Penelitian
ini
dilakukan
yang berasal dari perusahaan. Penelitian ini
merupakan studi kasus manajemen risiko pada
bagian Money Market di Divisi Treasuri PT.
Bank MNC Internasional.
3.3.2. Penyajian Data
Dalam
rangka
mempermudah
membaca hasil analisis data, penulis
akan menyajikan data dalam bentuk
3.2. Metode Pengumpulan Data
Data penelitian akan diambil dari 2 (dua)
tabel, grafik, diagram dan gambar dari
hasil analisa.
sumber, yaitu:
1. Data primer, yang diperoleh dari hasil
wawancara dengan beberapa pihak kunci
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
(key person ) dari manajemen bank dan
4.1. PROFIL RISIKO OPERASIONAL
serta dari beberapa pendapat ahli dari
Treasury.
Risiko operasional perlu mendapat perhatian
penting, karena mayoritas terjadinya kejahatan
2. Data sekunder, yang diperoleh baik dari
perbankan karena operasional di perbankan tidak
sumber internal perusahaan (data primer)
dijalankan dengan baik. Strategic Indonesia
berupa laporan keuangan, laporan kegiatan
mencatat, dalam kuartal I 2011 telah terjadi
12
sembilan kasus pembobolan bank di berbagai
Kesalahan manusia terjadi karena petugas
industri perbankan. Hal itu bukan hanya soal
operasional tidak menjalankan proses operasional
penipuan (fraud ), tetapi lemahnya pengawasan
dengan baik. Kegagalan pada sistem terjadi
interna l control bank
terhadap sumberdaya
karena sistem tidak sistem yang dikembangkan
manusia juga menjadi titik celah kejahatan
tidak mendukung proses berjalan dengan baik.
perbankan3 .
Risiko operasional dari problem eksternal terjadi
Basel committee on banking supervision telah
di luar kemampuan atau kontrol Divisi Treasuri.
membobot risiko bisnis berdasarkan business line
Risiko operasional terbesar pada kontrak
di perbankan. Ada terdapat 8 aktivitas bisnis
money market adalah tidak membuat deal slip
yaitu corporate finance, trading sa les, reta il
money market dan lambatnya proses transaksi
banking, commercia l banking, payment and
system treasuri yang masih manual sehingga
dan
asset
melalui ketentuan jam (cut off time). Tidak
ke dalam
dibuatnya deal slip transaksi mengakibatkan
aktivitas trading and sales dengan bobot risiko
transaksi antar bank tidak dijalankan, sehingga
antara 15 hingga 23 persen.
gagal penyelesaian (settlement fail) dan gagal
settlement,
retail
management .
br okerage
Treasury
termasuk
secara pembukuan.
Tabel 1. Bobot Risiko Bisnis Line dalam
Perbankan
Dari transaksi kontrak pasar uang (money
market ) dapat identifikasi risiko operasional
sebanyak 40 risiko. Daftar risiko operasional
pada transaksi kontrak pasar uang (Money
Market ) penyebabnya dapat dibagi
menjadi
internal dan eksternal. Alur skema transaksi
pasar uang (money market ) dapat dilihat pada
Lampiran 2.
Penyebab risiko yang berasal dari internal
Sumber: Basel committee on banking
sebagai berikut:
1.
supervision, 2001
Tidak
mengecek
posisi
likuiditas
sebelumnya pada money market desk
timbul
Apabila money market dealer tidak
diakibatkan kegiatan Divisi Treasuri tersebut
melakukan pengecekan posisi likuiditas,
meliputi: proses Internal, kesalahan manusia,
maka akan berdampak pada posisi bank. Jika
kegagalan sistem dan problem eksternal. Risiko
posisi kurang disebut short , sedangkan jika
operasional karena proses internal disebabkan
posisi berlebih disebut long. Hal ini sangat
oleh adanya pelanggaran prosedur dan ketentuan.
berbahaya apabila posisi kurang dalam hal
Risiko
operasional
yang
dapat
pemenuhan Giro Wajib Minimun (GWM)
3
www.kompas.com, selas a 3 Mei 2011, oleh
Erlangga Djumena
13
yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar
sendiri. Setiap kebijakan fasilitas (limit)
6.5 persen dari dana pihak ketiga.
interbank
harus dipatuhi dealer dalam
melakukan transaksi pasar uang.
2.
Salah
mengumpulkan
informasi
pasar,
sehingga data analisa tidak cukup untuk
5.
broker
trading
money market dealer jika memberikan
money market dealer yang tidak cukup
informasi
pergerakan
3.
mengenai kondisi dan
pasar,
akan
Salah menquote rate money market pada
rate baik kepada counterparty atau broker
arah
lebih
menyebabkan
rendah
dari
harga
pasar
akan
kerugian bagi bank. Apabila arah market
menyebabkan kerugian bunga ( interest ) pada
bahwa akan ada penurunan tingkat bunga,
penempatan dana bank. Misalnya rate di
apabila dana berlebih tidak ditempatkan
pasar adalah 4.15%, namun yang diquote
maka akan ada kerugian langsung sebesar
adalah 3.15%, maka kerugian 1% langsung
penurunan rate tersebut.
dialami oleh Bank MNC.
Salah memprediksi pergerakan suku bunga
6.
(interest ) bank.
money market dealer selalu dihadapkan
Tidak melakukan dealing money market
setiap hari dealer menghitung posisi bank
baik posisi kurang atau posisi lebih. Jika
tidak
melakukan
pada penentuan posisi bank, dimana setiap
money market
bulannya Bank Indonesia mengadakan Rapat
dealing maka posisi bank menjadi tidak
Dewan Gubernur (RDG) untuk menentukan
seimbang (square ). Ketika bank dalam
suku bunga acuan (BI Rate). Apabila salah
posisi long, maka Bank mengalami idle
menentukan posisi bank akan merugikan
money, sedangkan ketika Bank dalam posisi
bank dari sisi bunga ( interest ). Misalnya jika
short maka Bank tidak dapat memenuhi
Bank MNC tidak memperkirakan akan ada
kebutuhan GWM dari Bank Indonesia.
dealer
penurunan suku bunga acuan, maka selisih
antara suku bunga acuan yang lama dengan
suku bunga yang baru merupakan kerugian
dari Bank.
7.
Tidak melakukan konfirmasi counterparty
kalau deal done
hal ini akan menyebabkan posisi bank
tidak
4.
seimbang
( square),
disebabkan
Tidak melakukan pengecekan fasilitas (line)
transaksi seperti tidak pernah dilakukan. Jika
interbank
posisi bank tidak seimbang, maka akan
setiap
diberikan
terjadi kemungkinan kekurangan (short )
fasilitas (limit) interbank yang boleh pada
dana atau kelebihan dana ( idle money) di
penempatan dana. Apabila melebihi limit
Bank MNC.
counterparty bank
berarti melanggar ketentuan internal bank itu
14
8.
Tidak membuat deal slip Money Market
jika tidak dibuat dealslip, maka transaksi
money market dealer tidak mengetahui
pasar uang (money market) tidak dapat
transaksi
berjalan. Pihak setelmen juga tidak dapat
menyebabkan
melaksanakan
kelebihan limit counterparty pada saat
transaksi
yang
sudah
yang
telah
posisi
dilakukan.
bank
salah
Dapat
dan
transaksi.
dilakukan oleh dealer.
9.
13. Blotter money market tercecer
Deal slip tercecer/hilang
Jika deal slip tercecer atau hilang, maka
14. Dealer sakit
Hal ini menyebabkan bank tidak dapat
transaksi tidak dapat berjalan dan dibukukan
menjalankan proses transaksi pasar uang
dengan baik, sehingga posisi bank menjadi
(money market ) treasury dengan baik. Posisi
tidak seimbang. Selain itu penyerahan dana
bank juga bisa tidak diketahui apakah
(settlement ) tidak dilakukan.
kurang atau lebih.
10. Tidak mendistribusikan deal slip ke bagian
15. Dealer salah menghitung posisi GWM (IDR
terkait ( Back office)
atau valas)
dapat berjalan. Selain itu penyerahan dana
GWM IDR atau valas dan mendapat sanksi
(settlement ) tidak dilakukan
dari Bank
Hal ini menyebabkan transaksi tidak
hal ini dapat menyebabkan kekurangan
Indonesia sebagai regulator
kebijakan moneter.
11. Salah membuat deal slip (Value date,
Maturity, Nominal, Nostro salah).
Hal ini menyebabkan transaksi salah
16. Salah dalam pembuatan laporan likuiditas
hal ini bisa mendapat surat teguran dari
dalam penyelesaian transaksi (settlement ).
Bank
Dapat juga menyebabkan posisi bank tidak
melakukan pengecekan laporan Bank MNC
seimbang
dalam periode harian, mingguan, bulanan
atau
klaim
dari
pihak
counterparty.
12. Tidak membuat blotter money market
money market dealer tidak mengetahui
Indonesia.
Bank
Indonesia akan
dan tahunan.
17. Dealer tidak
mengecek Sistem Kliring
Nasional Bank Indonesia (Lupa)
transaksi apa saja yang telah dilakukan.
dapat menyebabkan kekurangan dana dan
Dapat menyebabkan posisi bank salah dan
transaksi nasabah tidak berjalan. Dapat juga
kelebihan limit counterparty pada saat
merusak nama baik Bank karena teledor
transaksi. Ada juga kemungkinan sudah deal
dalam penyediaan dana.
transaksi dua kali.
15
18. Dealer salah menginput incoming/outgoing
RTGS
money market dealer tidak mengetahui
posisi likuiditas bank yang sebenarnya
apakah kurang atau lebih.
teguran
dan
sanksi biaya
dari
Bank
Indonesia.
24. Mesin printer Reuters rusak
hal ini menyebabkan money market
dealer tidak dapat mengeprint transaksi yang
19. Dealer salah
memberikan suku bunga
kepada nasabah
hal ini dapat menyebabkan kerugian
secara langsung pada bank. Kerugian yang
ditimbulkan adalah bunga (interest ).
telah dilakukan.
Transaksi tidak dapat
diserahkan kepada bagian setelment.
25. Komputer kerja mati
money market
tidak
dealer
dapat
mengerjakan tugasnya. Posisi bank menjadi
20. Transaksi melebihi limit Dealer
money market dealer melebihi wewenang
tidak diketahui apakah dalam posisi kurang
(short ) atau lebih (long).
yang dimilikinya. Dengan demikian dealer
26. Jaringan internet ( chatting) terputus
melanggar ketentuan internal dari Bank.
21. Sistem treasuri mayoritas masih manual,
menyebabkan lambatnya proses transaksi
hal
ini
berkomunikasi
menyebabkan
dengan
tidak
dapat
broker
dan
counterparty.
(Cut off time)
Transaksi yang lambat dijalankan dapat
menyebabkan
(gagal
gagal
settle),
dalam
juga
penyerahan
terlambat
dalam
27. Deal slip habis
jika tidak dibuat dealslip, maka transaksi
tidak dapat berjalan. Transaksi tidak bisa
diteruskan ke bagian setelmen untuk dapat
pelaporan ke Bank Indonesia.
dijalankan.
22. Kegagalan sistem treasuri (OPICS error)
Hal ini menyebabkan transaksi tidak
28. Token BI ETP hilang/tercecer
dapat berjalan. Pembukuan dari transaksi
hal ini dapat menyebabkan bank tidak
tidak
dapat mengikuti lelang yang dilaksanakan
dapat
dilakukan,
sehingga
tidak
oleh Bank Indonesia. Posisi bank juga dapat
mencerminkan posisi Bank yang benar.
terganggu karena tidak dapat melakukan
penempatan ke Bank Indonesia.
23. Jaringan LHBU BI terputus
hal ini
menyebabkan
terlambatnya
pengiriman laporan ke Bank Indonesia.
Apabila
terdapat
bisa
mendapat
surat
29. Dealer di suspen oleh BI
hal ini akan menyebabkan risiko reputasi
bagi bank, karena dealer tidak boleh lagi
16
melakukan transaksi pasar uang (money
menyebabkan
market ).
kebutuhan GWM bank.
Penyebab risiko yang berasal dari eksternal
sebagai berikut:
1. Laporan Limit Counterparty yang belum
update oleh credit admin
Hal ini menyebabkan money market
dealer
tidak
counterparty.
mengetahui
Dealer
dapat
tidak
terpenuhinya
6. Mesin scan faxmile rusak.
Hal ini menyebabkan transaksi tidak
dapat dijalankan ke bagian back office.
Proses transaksi menjadi lambat untuk
dilakukan, karena harus menunggu petugas
limit
office boy untuk mengantar dokumen
salah
transaksi.
melakukan penempatan (placement ) ke
7. Jaringan telpon (IPC) mati oleh jaringan
counterparty.
TELKOM
2. Terjadinya bencana alam misalnya gempa
bumi, kebakaran dan banjir
Hal ini menyebabkan kerugian fisik
Hal ini dapat menyebabkan tidak dapat
beroperasinya informasi dari broker dan
tidak dapat berkomunikasi dengan pihak
bagi bank. Seluruh aktivitas terganggu dan
luar atau counterparty. Komunikasi juga
tidak dapat dilaksanakan.
menjadi terganggu apabila ada cabang
bank ingin melakukan konfirmasi dana
3. Terjadinya pencurian atau perampokan
masuk ata keluar.
fasilitas treasuri.
Hal ini menyebabkan kerugian fisik
bagi bank. Seluruh aktivitas terganggu dan
tidak dapat dilaksanakan.
8. Jaringan Sistem Kliring Nasional Bank
Indonesia (SKNBI) terputus
Sistem oleh Bank Indonesia yang
berfungsi untuk memonitor dana masuk
4. Terjadinya pemadaman listrik oleh PLN.
(incoming) dan keluar (outgoing) warkat di
Hal ini menyebabkan transaksi tidak
bank. Sistem ini juga memastikan agar
dapat
seluruh kliring
dijalankan.
Seluruh
aktivitas
terganggu dan tidak dapat dilaksanakan.
5. Pembatalan transaksi oleh counterparty.
Hal ini menyebabkan posisi bank
kredit
maupun debet
nasabah dapat berjalan dengan baik.
9. Jaringan RTGS terputus
Sistem oleh Bank Indonesia yang
menjadi tidak seimbang ( square). Jika
berfungsi untuk memonitor dana masuk
posisi lebih dan melakukan penempatan
dan keluar dari bank. Hal ini dapat
dana, dapat menyebabkan kerugian bunga
menyebabkan posisi bank tidak diketahui
(interest ). Namun jika posisi kurang, dapat
apakah kurang (short ) atau lebih ( long).
17
beta adalah 15 – 23 persen dan modal regulasi
10. Jaringan S4 terputus
Sistem oleh Bank Indonesia yang
agregat adalah 20 persen. Hal ini juga sesuai
dengan bobot penilaian risiko operasional yang
berguna dalam memonitor surat berharga.
ditetapkan oleh manajemen Bank MNC yaitu 19
Transaksi surat berharga dapat dilihat pada
persen.
sistem S4, apabila error maka penyelesaian
menetapkan level antara rendah dan level tinggi
transaksi
dari yang ditetapkan kisaran beta Ba sel.
surat
berharga
tidak
dapat
Hal
ini
menunjukkan
manajemen
dilakukan.
Tabel 2. Gross income Divisi Treasuri Tahun
2014 - 2016
11. Jaringan
BI-ETP
(E lectronic
Trading
Tahun
Gross income (IDR)
Platform) terputus
Sistem oleh Bank Indonesia yang
2014
110,151,811,519.26
berguna untuk mengikuti lelang yang
2015
183,540,117,283.36
diselenggarakan oleh Bank Indonesia.
2016
165,072,910,184.82
TOTAL
458,764,838,987.44
Posisi bank dapat terganggu karena tidak
dapat mengikuti lelang yang dilakukan
oleh Bank Indonesia.
Maka perhitungan risiko operasional adalah
sebagai berikut:
4.2. PENGUKURAN RISIKO
OPERASIONAL (OPERATIONAL RISK)
Pembebanan modal risiko operasional
menurut metode SA pada penelitian ini dihitung
KSA=(19%*Gross- income2014 + (19%*Grossincome2015 ) + (19%*Gross- income2016 ) : 3
dalam jangka waktu tiga tahun. Oleh sebab itu,
pembebanan modal risiko operasional pada Bank
MNC
Internasional,
Tbk
menurut
metode
standardized approach dihitung untuk jangka
KSA= 19%* 458.764.838.987.44
3
KSA = Rp. 29,055,106,469.20
waktu empat tahun yaitu tahun 2014, tahun 2015,
dan tahun 2016. Penulis berasumsi bahwa jangka
waktu tiga tahun tersebut dapat menggambarkan
berapa modal risiko operasional yang akan
dihadapi oleh Divisi Treasuri pada Bank MNC
Internasional, Tbk dan sesuai dengan metode SA.
Divisi treasuri menurut Ba sel committee
on banking supervision masuk ke dalam lini
bisnis Tra ding and Sales dengan kisaran nilai
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. KESIM PULAN
1. Review pada kondisi pasar dan isu- isu
perbankan
serta
wawancara
dengan
narasumber, maka dapat diketahui bahwa
profil risiko yang dihadapi Treasur i di
18
PT. Bank MNC Internasional, Tbk salah
Djohanputro,
Bramantyo.
2008.
Manajemen
satunya adalah risiko operasional pada
Risiko korpor at . Penerbit PPM, Februari
bagian pasar uang (money market ). Hasil
2008. Seri Manajemen Keuangan No. 13.
identifikasi profil risiko terhadap dari
Jakarta
bagian
pasar
uang
(money
ma rket )
terdapat sebanyak 40 risiko. Risiko yang
berasal dari internal terdapat 29 risiko,
Kasmir.2012. Ma najemen
Perbankan .
Edisi
Revisi. Penerbit PT. Raja Pers. Jakarta
Kountur,
Ronny.
2004.
Manajemen
Risiko
sedangkan penyebab risiko operasional
operasiona l: memahami ca ra mengelola
yang berasal dari eksternal terdapat 11
risiko operasiona l perusaha an . Penerbit
risiko.
PPM, Jakarta.
2. Dampak risiko operasional pada bagian
pasar
uang
(money market ) dengan
menggunakan
Approach
metode
(SA)
29,055,106,469.20.
Standa rdized
sebesar
Rp.
Hal
ini
menggambarkan modal risiko operasional
Tampubolon, Robert. 2004. Risk Management.
Pendekatan
Kualitatif
untuk
Bank
Komersia l. Penerbit PT. Elex Media
Komputindo,
Kelompok KOMPAS
–
GRAMEDIA, Jakarta.
Riyadi, Selamet. 2006. Banking a ssets and
yang harus dihadapi oleh PT. Bank MNC
liability
Internasional, Tbk.
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
management .
Edisi
Ketiga.
Universitas Indonesia. Jakarta.
Jurnal:
6.2. SARAN
1. PT.
Bank for International Settlement .2001. Ba sel
Bank
MNC
Internasional,
Tbk
committee on banking supervision .
hendaknya dapat menerapkan entreprise
Supporting Document to the New Basel
risk management (ERM) di PT. Bank
Capital Accord. Issued for comment by
MNC Internasional, Tbk.
31 May 2001.
2. Membuat sistem yang menyimpan dan
mendokumentasikan seluruh risiko-risiko
Website:
yang
http://www.ebsco.com
terjadi
di
PT.
Bank
MNC
Internasional, Tbk.
http://www.bi.go.id/web/id/Peraturan/Arsip+Pera
turan/
DAFTAR PUSTAKA
http://www.bi.go.id/id/moneter/operasi/penjelasa
Buku:
Bank
n/Contents/Proses_om.aspx
Indonesia.
2009.
Manajemen
Risiko
Likuiditas Untuk Perbankan Indonesia.
Direktorat Penelitian dan Pengaturan
Perbankan. Jakarta
19
LAMPIRAN 1. Struktur Organisasi PT. Bank MNC Inte rnasional
19
LAMPIRAN 2. Transaksi Money Market Placeme nt/Borrowing
Alur atau skema transaksi kontrak interbank money market placement dapat dilihat sebagai berikut di
bawah ini:
Interbank
Counterparty
Dealing
Room
Treasuri
Operation
Dealing Room 1.
Proses awal:
1. Mengecek posisi likuiditas
2. Mengumpulkan informasi pasar
3. Memprediksi interest interbank
Tahap berikutnya:
1. Cek fasilitas (lines)
2. Quotations rate
3. Melakukan dealing
4. Membuat konfirmasi
5. Membuat deal slip
6. Input LHBU
7. Distribusi deal slip
a. Lembar ke-1: Credit admin
b. Lembar ke-2: Internal Control
c. Lembar ke-3: Treasuri Operation
d. Lembar ke-4: Dealing Room
Treasuri Operations (Setelmen):
Melakukan proses settlement
20