RISIKO OPERASIONAL PADA BAGIAN MONEY MAR

ABSTRACT

Setiap bank di dalam lingkungan industri perbankan akan menghadapi risiko. Risiko
operasional telah menjadi bagian dalam perhatian Bank Indonesia sebagai regulator
perbankan di Indonesia. Bank Indonesia mendorong bank-bank di Indonesia agar dapat
melakukan tata kelola perusahaan dan manajemen risiko yang baik. Hal ini tidak terkecuali
pada bagian pasar uang di Divisi Treasuri.
Penelitian ini hendak mengidentifikasi bagaimana profil risiko-risiko operasional
apa yang dihadapi Treasuri bagian pasar uang (money market ). Diharapkan perusahaan
kedepannya dapat melakukan pemetaan, kemudian membuat respon penanganan yang tepat
serta pengendalian atas profil risiko-risiko yang dihadapinya disertai dengan sistem
pelaporan yang akurat.
Hasil identifikasi profil risiko pada bagian pasar uang terdapat 40 risiko yang akan
dihadapi oleh PT. Bank MNC Internasional, Tbk. Risiko-risiko operasional yang dihadapi
oleh bagian pasar uang tersebut dapat berasal dari internal maupun eksternal. Penyebab
risiko operasional yang berasal dari internal terdapat 29 risiko, sedangkan penyebab risiko
operasional yang berasal dari eksternal terdapat 11 risiko.
Dampak risiko operasional pada bagian pasar uang (money market ) dengan
menggunakan metode Standa rdized Approach (SA) sebesar Rp. 29,055,106,469.20. Hal ini
menggambarkan modal risiko operasional yang harus dihadapi oleh PT. Bank MNC
Internasional, Tbk.

PT. Bank MNC Internasional, Tbk hendaknya menerapkan enterprise r isk
management terintegrasi untuk keseluruhan perusahaan, dimana didalamnya terdapat Divisi

Treasuri. Hal ini diawali dengan membuat sistem dan mengumpulkan data-data historis di
perusahaan mengenai risiko-risiko yang telah terjadi agar dapat disimpan dengan baik.

Keywords: r isk, operat iona l r isk, treasury, pa sar uang.

ABSTRACT

Every bank within the banking industry will take on risks. Operational risk has been
a part of Bank Indonesia’s concern as national bank regulator in Indonesia. Bank Indonesia
encourages every bank to carry out good corporate governance and risk management. This
also not limited to the money market in the Tresury Division.
This study will (attempt to) elaborate and identify operational risk profiles faced by
the the money market in the treasury division; in the hopes that companies will have the
tools to plan and establish a correct response to contain various risk profiles that they
encounter, along with a detailed and accurate information report.
According to the risk profile identification, PT. Bank MNC International will
encounter about forty risks. These money market operational risks can come from both

internal and external source. Internal contribute about twenty nine risks, where external
provides eleven.
The impact of operational risks on money market department using the Standardized
Approach (SA) Rp 29.055.106.469,20. This illustrates the operational risk capital that must
be faced by PT. MNC Bank International, Tbk.
It is believed that PT. Bank MNC Internasional, Tbk ought to apply an integrated
enterprise risk management for all the branch in the company. The first important step is
making a system and by collecting and storing accurate historical risk datas that the
company have encountered before.

Keywords: r isk, operat iona l r isk, treasury, money market.

2

I. PENDAHULUAN

manajemen bank untuk mengelola risiko-

1.1. LATAR BELAKANG


risiko

Perkembangan dunia perbankan yang

yang

kemungkinan

timbul

di

kemudian harinya.
Dalam beberapa tahun ini peran Treasuri

pesat disertai dengan semakin meningkatnya
kompleksitas aktivitas perbankan semakin

di


mempertegas betapa pentingnya tata kelola

menunjukkan peningkatan peran yang cukup

perusahaan yang sehat (good cor porate

signifikan

khususnya

governance). Hal ini dapat dilihat dari

terhadap

penerimaan

peraturan-peraturan Bank

Internasional, Tbk. Divisi Treasuri sebagai


Indonesia dan

Bank

MNC

Internasional,

dalam

Tbk

kontribusi

Bank

MNC

yang


profit center semakin dituntut memelihara

mendorong agar bank-bank melakukan tata

profitabilitas perseroan. Di lain pihak fungsi

kelola perusahaan dan manajemen risiko

treasuri juga berperan dalam pengelolaan

yang baik.

risiko,

Otoritas

Jasa

Keuangan


(OJK)

khususnya

risiko

nilai

tukar,

Penerapan Peraturan Bank Indonesia No.

likuiditas, operasional dan risiko tingkat

5/8/PBI/2003 semakin memperjelas tentang

bunga juga akan semakin berat seiring

pelaksanaan proses


dengan kondisi nilai tukar dan makro

pengendalian

risiko

untuk mengelola risiko tertentu yang dapat

ekonomi yang masih sangat fluktuatif.

membahayakan kelangsungan usaha bank.

Divisi Treasuri seumpama jantungnya

Pada Ba sel II juga mewajibkan bank untuk

bank sebagai pusat pengelolaan dana ( in

memiliki rencana keberlangsungan usaha
dan rencana darurat (business continuity

plans

dan

plans)

contingency

memastikan kemampuannya,

untuk

flow dan outflow) dan kegiatan investasi

bank.

Menurut

Treasuri


Riyadi

bertanggung

(2006),

Divisi

jawab

dalam

agar dapat

pengelolaan likuiditas optimal agar tidak

tetap beroperasi dan membatasi dampak

terjadi over liquid yang mengakibatkan idle


kerugian

jika

terjadi

terhadap

aktivitas

suatu

bisnis

gangguan

baik

secara

sistematik maupun tidak sistematik.
PT.

Bank

MNC

Internasional,

untuk

menyesuaikan

bank

dan

menjaga

kepercayaan

masyarakat terhadap operasional bank.
Salah satu bagian dari Treasuri yang

Tbk

sebagai bagian dari industri perbankan juga
diwajibkan

funds

diri

menangani pasar uang adalah money market
department . Pelaku dari pasar uang di

Treasuri adalah money market dealer. Nilai

terhadap perubahan-perubahan yang terjadi

yang

di lingkungan industri perbankan. Dengan

volumenya bisa mencapai ratusan juta,

tingkat persaingan industri perbankan yang

ditransaksikan

setiap

harinya

milyaran bahkan trilyunan. Oleh sebab itulah

semakin ketat dan pengaruh dari gejolak

diperlukan manajemen risiko menjadi suatu

pasar semakin kuat baik dalam maupun luar

hal yang sangat diperlukan. Jika risiko

negeri,

maka

jelas

mendorong

pihak
3

operasional pada bagian money market tidak

market)

di

PT.

dimanajemen dengan baik, maka dapat

Internasional, Tbk.

Bank

MNC

menimbulkan risiko dampak jangka pendek
maupun jangka panjang bagi bank itu sendiri

1.4. MANFAAT PENELITIAN

di kemudian hari. Dampak secara pendek

Diharapkan dapat menjadi bahan masukan

adalah kerugian yang langsung diderita oleh

bagi perusahaan dalam hal manajemen risiko

bank dalam pengelolaan dananya, sedangkan

perusahaan, terutama Divisi Treasuri di P T.

secara jangka panjang dapat mengakibatkan

Bank

bank berhenti secara operasional. Hingga

mengetahui profil risiko yang akan dihadapi

saat ini belum ada penelitian manajemen

pada setiap transaksi atau kegiatan yang

risiko yang membahas risiko operasional

dilakukan sehingga perusahaan kedepannya

Treasury bagian pasar uang (money market ).

dapat melakukan respon penanganan yang

MNC

Internasional,

Tbk

untuk

tepat serta pengendalian atas risiko-risiko
yang dihadapinya.

1.2. PERUMUSAN MASALAH
Kegiatan pada Divisi Treasuri di bagian
pasar uang (money market ) juga mengandung

II. TINJAUAN PUSTAKA

risiko yang mengancam baik secara jangka

2.1. PASAR UANG ( MONEY MARKET)

pendek maupun jangka panjang. Oleh sebab

2.1.1. Penge rtian

itu maka dapat dirumuskan permasalahan

Pasar uang (money market ) merupakan
pasar

yang diteliti antara lain:
1. Bagaimana profil risiko-risiko operasional

yang

menyediakan

sarana

pengalokasian dan pinjaman jangka pendek.

yang dihadapi Treasur i bagian pasar uang

Jangka

(money market ) di PT.

diperjualbelikan biasanya kurang dari satu

Bank MNC

Internasional, Tbk.
2. Seberapa besar dampak risiko operasional

waktu

surat

berharga

yang

tahun. Karena itu pasar uang merupakan
pasar likuiditas primer (Kasmir (2012).

Treasuri yang dihadapi oleh PT. Bank
MNC Internasional, Tbk?

2.1.2. Fungsi pasar uang
Pasar uang pada prinsipnya merupakan

1.3. TUJUAN PENELITIAN

sarana

alternatif

bagi

lembaga- lembaga

Tujuan penulisan ini adalah:

keuangan,

1.

Mengetahui profil risiko operasional

keuangan, dan peserta-peserta lainnya baik

yang dihadapi Treasuri bagian pasar

dalam memenuhi kebutuhan dana jangka

uang (money market) di PT. Bank MNC

pendeknya maupun dalam rangka melakukan

Internasional, Tbk.

penempatan dana atas kelebihan likuiditasnya

Mengetahui dampak risiko operasional

(Kasmir (2012).

2.

perusahaan-perusahaan

non

di Treasuri bagian pasar uang (money
4

Perusahaan atau lembaga yang

2.1.3. Instrume n pasar uang
Instrumen atau surat-surat berharga yang

menjadi investor utama dalam T-Bills

diperjual belikan di pasar uang ada beberapa

ini antara lain Bank Sentral, bank-

macam, yaitu (Kasmir, 2012):

bank umum, mutual funds, BUMN,
lembaga- lembaga keuangan non bank,

1. Treasury Bills
Treasury Bills (T-Bills), merupakan

perusahaan-perusahaan,

instrumen hutang yang diterbitkan

pemerintah negara lain, dan individu.

oleh pemerintah atau Bank Sentral (di
Amerika Serikat) atas tunjuk dengan

dan

badan

2. Commercial Paper
Commercial

(CP)

P aper

jumlah tertentu yang akan dibayarkan

merupakan promes yang tidak disertai

kepada pemegang pada tanggal yang

dengan jaminan, yang diterbitkan oleh

telah

tidak

perusahaan / bank untuk mendapatkan

memberikan bunga secara langsung

dana jangka pendek. CP dijual kepada

tetapi dijual atas dasar diskonto,

investor dalam pasar uang. Dengan

dengan jumlah diskonto ditetapkan

demikian

melalui proses pelelangan. T-Bills

merupakan promes di mana penerbit

tidak dimanfaatkan sebagai sarana

berjanji akan membayar sejumlah

investasi bagi

keuangan

tertentu uang pada saat CP jatuh

maupun perusahaan non keuangan

tempo. Jangka waktu CP ini berkisar

yang

mulai dari beberapa hari sampai 270

ditetapkan.

T-Bills

lembaga

memiliki

kelebihan

dana.

Dengan penempatan kelebihan dana
tersebut

di

samping

penghasilan (bunga)

memperoleh
juga sebagai

CP

pada

dasarnya

hari.
Penjualan
dengan

CP

sistem

pada
diskonto,

umumnya
namun

cadangan likuiditas. Sebagai sarana

beberapa diantaranya menggunakan

investasi instrumen pasar uang ini

bunga. Penerbitan CP tidak perlu

mempunyai berbagai kelebihan, yaitu:

menggunakan penjamin (underwriter )

a) Tidak beresiko karena diterbitkan

emisi, tetapi beberapa penerbit karena

oleh lembaga pemerintah (Bank

alasan tertentu menggunakan arranger

Sentral)

dalam penerbitannya.

b) Mempunyai

pasar

sekunder

sehingga mudah diperjualbelikan

Arranger

ini

pada

umumnya

merupakan bank-bank umum yang

kerugian

berfungsi sebagai perantara antara

apabila investor menjual surat

pemodal dan penerbit, namun mereka

berharga

tidak tidak bertanggung jawab atas

c) Kemungkinan

ini

kebutuhan
sangat kecil.

terjadi

untuk

memenuhi

likuiditasnya

adalah

terjual atau tidak terjualnya CP yang
diterbitkan.
5

barangbarang yang diekspor dikapalkan
untuk segera dikirimkan ke luar negeri.

3. Negotiable Certificate of Deposit
Negotiable

Certificate

of

Deposit

BA pada umumnya digunakan pada

(NCD) atau sertifikat deposito merupakan

proses L/C dalam perdagangan

instrumen yang diterbitkan oleh suatu

negeri. Jangka waktu jatuh tempo BA

bank atas unjuk dan dinyatakan dalam

berkisar antara 30 hari sampai 180 hari.

suatu jumlah, jangka waktu dan tingkat

luar

5. Bill of Exchange

deposito

Bill of exchange atau wesel adalah

diterbitkan oleh bank-bank umum atas

suatu perintah tertulis tak bersyarat yang

dasar diskonto dengan nilai nominal

ditujukan oleh seseorang kepada pihak

sekurang-kurangnya Rp. 1 juta dan jangka

lainnya untuk membayar sejumlah uang

waktu 30 hari sampai dengan 1 tahun.

pada saat diperlihatkan atau pada tanggal

bunga

tertentu.

Sertifikat

Pencairan sertifikat deposito dapat

tertentu kepada penarik atau order atau

dilakukan setelah tanggal jatuh tempo,

pembawa. Surat wesel harus berisikan

tetapi

hal- hal sebagai berikut, dalam kaitannya

tersebut
jatuh

apabila

pemegang

instrumen

membutuhkan dana sebelum
tempo

maka

mereka

dapat

menjualnya kepada lembaga keuangan
atau kepada investor lainnya. Di samping
itu, deposito berjangka selalu diterbitkan

dengan penarikan wesel ini:
a. Perintah

tak

bersyarat

membayar sejumlah uang tertentu.
b. Nama

orang

yang

yang

harus

membayar (tertarik atau pembayar).

dengan atas nama sementara CD atas

c. Penetapan hari bayarnya.

unjuk.

d. Penetapan

4. Banker’s Acceptance

untuk

tempat

di

mana

pembayaran harus dilakukan.

Banker’s Acceptance (BA) merupakan

e. Nama orang atau pihak lain yang

wesel bank yang ditarik oleh seorang

ditunjuk untuk dilakukan pembayaran.

eksportir atau importir atas suatu bank
untuk membayar sejumlah barang atau
untuk membeli valuta asing yang diberi

f. Tanggal dan

tempat surat

wesel

ditarik.
g. Tanda

tangan

orang

yang

tanda “accepted” apabila bank menyetujui

mengeluarkannya (penarik). Jangka

wesel tersebut, dan dapat diperjualbelikan

waktu

di pasar uang sebagai salah satu sumber

umumnya berkisar 6 hari sampai 180

pendanaan jangka pendek.

hari.

BA

merupakan

instrumen

jangka

jatuh

tempo

wesel

ini

6. Repurcha se Agr eement (Repo)

pendek yang dapat dipindahtangankan.

Repo merupakan transaksi jual beli

BA pada dasarnya memberikan alternatif

surat berharga disertai dengan perjanjian

untuk

bahwa penjual akan membeli kembali

mendapatkan kredit pada saat

6

surat-surat berharga yang telah dijual

a) Surat

Sanggup

(aksep/promes),

dapat berupa:

tersebut pada tanggal dan dengan harga

 Surat sanggup yang diterbitkan

yang telah ditetapkan lebih dahulu. Surat
berharga yang sering digunakan untuk

oleh

transaksi Repo adalah surat berharga yang

penerimaan kredit dari bank

dapat diperjualbelikan secara diskonto

untuk

misalnya SBI, SPBU, CD dan T-Bills.

tertentu.

membiayai

kegiatan

 Surat sanggup yang diterbitkan

7. Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
SBI pada dasarnya merupakan surat

oleh

berharga atas unjuk dalam satuan uang
Rupiah yang diterbitkan dengan sistem

nasabah dalam rangka

bank

dalam

rangka

pinjaman antar bank.
b) Surat Wesel, dapat berupa:

 Surat wesel yang ditarik oleh

diskonto oleh Bank Indonesia sebagai
pengakuan hutang jangka pendek.

suatu pihak dan diaksep oleh

SBI sebagai piranti operasi pasar

pihak

lain

dalam

rangka

terbuka digunakan untuk mengendalikan

transaksi tertentu. Penarik dan

moneter untuk mengendalikan moneter

atau tertarik adalah nasabah

melalui lelang harian. Tujuan bank dan

bank.

 Surat wesel yang ditarik oleh

lembaga keuangan lainnya membeli SBI
adalah

sebagai

alternatif

kelebihan

nasabah bank dan diaksep oleh

dananya untuk memeperoleh pendapatan,

bank dalam rangka pemebrian

dan apabila memerlukan dana maka SBI

kredit

dapat dijual kepada lembaga lain atau

kegiatan tertentu.

Bank Indonesia.

Call Money merupakan salah satu

SBPU adalah surat-surat berharga

penting

untuk

mendorong

pengembangan pasar uang. Pasar uang

diperjualbelikan secara diskonto dengan

antarbank pada dasarnya adalah kegiatan

Bank Indonesia atau lembaga diskonto

pinjam meminjam dana antara satu bank

yang ditunjuk oleh BI. SBPU berfungsi

dengan bank lainnya untuk jangka waktu

sebagi piranti pasar uang dan juga

pendek.

instrumen

yang

sarana

dapat

merupakan

pendek

membiayai

9. Call Money

8. Surat Berharga Pasar Uang (SBPU)

berjangka

untuk

operasi

pasar

terbuka dalam rangka ekspansi moneter

2.2. DIVISI TREASURI

oleh Bank Indonesia dengan menetapkan

Setiap Bank pasti memiliki unit kerja yang

tingkat diskonto SBPU. Ditinjau dari jenis

mengelola dana, biasanya dilakukan oleh suatu

transaksi dan warkatnya, SBPU dapat

Divisi atau urusan atau Biro yang bertanggung

dibagi sebagai berikut:

jawab langsung kepada Direksi, unit kerja ini
7

biasanya disebut Divisi, yaitu ”Divisi Treasuri”

risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas dan

atau Divisi Treasuri dan Dana”, sebutan ini

risiko operasional.
Untuk

bergantung pada kebijakan manajemen bank

mempermudah

integrasi

antara

yang bersangkutan tetapi memiliki tugas dan

Manajemen Risiko dan Tingkat Kesehatan Bank,

tanggungjawab serta fungsi yang sama, yaitu

peringkat

mengelola likuiditas dalam rangka optimalisasi

peringkat, yaitu 1 (Low ), 2 (Low to Moder ate), 3

pendapatan

(Moderate), 4 ( Moderate to High ), dan 5 ( High).

dan

menjaga

kepercayaan

risiko

dikategorikan

menjadi

5

Basel II bertujuan meningkatkan keamanan

masyarakat terhadap operasional bank (Riyadi,
2006). Pada Lampiran 1 dapat dilihat Divisi

dan

kesehatan

sistem

keuangan,

dengan

Treasury pada struktur organisasi PT. Bank MNC

menitikberatkan pada perhitungan permodalan

Internasional, Tbk.

yang berbasis risiko, supervisor y review process,
dan market discipline. Hal ini untuk memastikan
bahwa framework Basel II dapat mengikuti

2.3. RISIKO BANK
Menurut Tampubolon (2004) Risiko Bank

perubahan

yang

terjadi

di

pasar

maupun

dapat didefinisikan sebagai kombinasi dari

perkembangan-perkembangan dalam manajemen

tingkat kemungkinan sebuah peristiwa terjadi

risiko 1 .

disertai konsekuensi (dampak) dari peristiwa
tersebut pada Bank. Setiap kegiatan mengandung

2.4. MANAJEMEN RISIKO
Manajemen risiko adalah cara-cara yang

potensi sebuah peristiwa terjadi atau tidak terjadi,
memberi

digunakan manajemen untuk menangani berbagai

peluang untuk untung (upside ) atau mengancam

permasalahan yang disebabkan oleh adanya

sebuah kesuksesan (downside).

risiko (Kountur, 2004).

dengan

konsekuensi/dampak

Peraturan

Bank

yang

Indonesia

Menurut Djohanputro (2008), Manajemen

No.

11/25/PBI/2009 - Perubahan atas PBI No.

risiko

5/8/PBI/2003 tentang Penerapan Manajemen

(Enterpr ise Risk Management ) merupakan proses

Risiko

terstruktur

bagi

Bank

Umum,

Bank

Umum

korporat

terintegrasi,

dan

atau

ERM

sistematis

Konvensional wajib menerapkan Manajemen

mengidentifikasi,

Risiko yang mencakup 8 risiko, yaitu risiko

mengembangkan alternatif penanganan risiko,

kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko

dan

operasional, risiko hukum, risiko reputasi, risiko

implementasi penanganan risiko.

Umum

Syariah

wajib

menerapkan

memonitor

mengendalikan

sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi Risiko

Manajemen Risiko paling kurang untuk 4 jenis
risiko, sebagaimana diatur dalam pengaturan

Risiko

sebelumnya untuk Bank yang tidak memiliki

menghambat

ukuran dan kompleksitas usaha yang tinggi, yaitu

dan

memetakan,

Proses manajemen risiko meliputi tahapan

stratejik, dan risiko kepatuhan. Sementara itu,
Bank

dalam

mengukur,

dalam

1

merupakan

peristiwa

yang

pencapaian

tujuan

www.bi.go.id Basel II

8

perusahaan. Seluruh risiko yang mungkin

mengunakan kriteria pengukuran risiko

terjadi dan berdampak

bagi

secara kualitatif, semi kuantitatif, atau

harus

kuantitatif tergantung pada ketersediaan

perusahaan

secara

negatif

signifikan

data

terlebih dahulu diidentifikasi.
Menurut

Djohanputro

(2008),

pada

dasarnya,

identifikasi

risiko

dapat

tingkat

kejadian peristiwa

dan

dampak kerugian yang ditimbulkannya.
Menurut

Kountur

(2004),

untuk

dilakukan dengan menggunakan salah

mengetahui berapa besar kemungkinan

satu dari keempat metode berikut, atau

terjadinya risiko dengan memakai metode

bisa juga digunakan secara bersama-sama

pengukuran kemungkinan risiko seperti

supaya saling melengkapi.

metode Poisson , Binomia l, nilai standar



Metode 1: analisis data
prinsip

historis,

ini menggunakan berbagai

informasi atau data mengenai segala
sesuatu yang pernah terjadi baik data


primer maupun data sekunder.
Metode 2: pengamatan dan survey,
bila tidak tersedia data historis, maka
dapat langsung melakukan investigasi,



1. Metode

Metode 3: pengacuan (benchmarking ),
ini

melengkapi

diterapkan
identifikasi

untuk
risiko

menggunakan metode 1 dan 2 di atas.
Metode 4: pendapat ahli, apabila
kesulitan menggunakan ketiga metode
yang

dijelaskan

di

atas

karena

Poisson

digunakan



Ada data historis tentang kejadian



serupa sebelumnya



(terpisah)

Datanya

dalam bentuk

ditetapkan
2. Metode binomial digunakan apabila
memenuhi kriteria sebagai berikut:


Ada data historis tentang peristiwa



yang terjadi pada suatu lokasi



(terpisah)

Datanya

dalam bentuk

diskrit

Diketahui sesuai sesuai dengan
data

memiliki pilihan lain yaitu bertanya

berhasil dan gagal.
3. Metode

b. Menganalisis Risiko

diskrit

Ada periode waktu ke depan yang

ketidaktersediaan data, maka masih

kepada ahlinya.

bila

memenuhi kriteria sebagai berikut:

pengamatan atau survey, on the spot .

metode



(z-scor e) dan metode Aproksimasi .

historis

nilai

ada

standar

probabilitas

( z-scor e)

digunakan apabila memenuhi kriteria

Setelah seluruh risiko diidentifikasi, maka

sebagai berikut:


dilakukan

pengukuran

tingkat

kemungkinan

dan

dampak

risiko.

dilakukan

setelah

4. Metode aproksima si merupakan kira-

mempertimbangkan pengendalian risiko

kira karena informasi yang diperoleh

Pengukuran

risiko



Ada data historis
Data dalam bentuk kontinu

yang ada. Pengukuran risiko dilakukan
9

merupakan perkiraan atau aproksimasi.

Risiko yang tidak termasuk dalam

untuk

risiko yang dapat diterima atau ditoleransi

dan

merupakan risiko yang menjadi prioritas

dampak. Pengumpulan informasi pada

untuk segera ditangani. Setelah diketahui

metode ini dapat dilakukan dengan

besarnya tingkat risiko dan prioritas

salah satu dari tiga cara yaitu: pendapat

risiko, maka perlu disusun peta risiko.

Metode

ini

digunakan

memperkirakan

ahli

(expert

kemungkinan

opinion ),

konsensus

Risiko yang tidak dapat diterima/

(concencus ) dan delphy.
Djohanputro

(2008),

d. Menangani Risiko

pengukuran

ditoleransi

segera

dibuatkan

rencana

risiko dampak risiko terbagi atas empat

tindakan untuk meminalkan kemungkinan

(4) cara yaitu:

atau

1. Notional,

menentukan

batas

atas

(upper bound) besarnya nilai yang

terjadinya

risiko

dan

personil yang bertanggung jawab untuk
melaksanakan rencana tindakan.
e. Memantau Risiko

menghadapi risiko
2. Sensit ivitas, mengukur penyimpangan
variabel

dampak

target

sebagai

akibat

Perubahan

kondisi

internal

dan

eksternal perusahaan menimbulkan risiko

pergerakan satu unit variabel pasar.

baru bagi perusahaan, mengubah tingkat

3. Volatilitas, mengukur variasi sekitar

kemungkinan atau dampak terjadinya

variabel

risiko, dan cara penanganan risikonya.

target, baik variasi positif maupun

Sehingga setiap risiko yang teridentifikasi

negatif.

masuk dalam Register Risiko dan Peta

rata-rata

atau

4. Penyimpangan

ekspektasi

bawah,

mengukur

penyimpangan negatif dari variabel

Risiko perlu dipantau perubahannya.
f. Mengkomunikasikan Risiko

target; pengukuran ini ditunjukkan oleh

Setiap

kasus terburuk (worst case ). Metode

analisis, evaluasi, dan penanganan risiko

ini digunakan peneliti untuk mengukur

dikomunikasikan atau dilaporkan kepada

kerugian maksimum yang bisa terjadi

pihak

dari suatu aset atau investasi selama

aktivitas

periode

perusahaan untuk

tertentu

dengan

tingkat

tahapan

yang

kegiatan

identifikasi,

berkepentingan

bisnis

yang

terhadap
dilakukan

memastikan bahwa

tujuan manajemen risiko dapat tercapai

kemungkinan tertentu.

sesuai dengan keinginan pihak yang

c. Mengevaluasi Risiko
Setelah

risiko

diukur

kemungkinan

dan

dampaknya,

tingkat

berkepentingan.

maka

disusunlah urutan prioritas risiko mulai
dari risiko dengan tingkat risiko tertinggi
sampai dengan terendah.
10

2.5.

RISIKO

OPERASIONAL

DAN

dirumuskan dalam consultative document
committee Basel on Banking Supervision2 .

STANDARDIZED APPROACH (SA)

Risiko operasional adalah semua
risiko yang tidak masuk pada kelompok
risiko

keuangan.

Risiko

2.5. KERANGKA TEORITIS

operasional

Setiap kegiatan dibagian pasar uang

disebabkan oleh faktor manusia, alam, dan

(money

teknologi. ( Kountur, 2004).

market )

di

divisi

Treasury

mengandung risiko. Oleh sebab itu penulis
berusaha untuk mengidentifikasi profil

Tahapan perhitungan

risiko

operasional

risiko



risiko

apa

saja

yang

kegiatan

pasar

uang

dengan Standardized Approa ch.

mempengaruhi

a) Membagi aktivitas dalam 8 jenis bisnis yaitu:

(money market) tersebut. Pada Gambar 1

Corporate finance, Trading and sa les, Retail

dapat

banking, Commercia l ba nking , Pa yment and

penelitian ini.

settlement ,

Agency

service,

committee

basel

kerangka

berpikir

Asset

management, dan Reta il brokerage.

Berdasarkan

dilihat

Gambar 1. Kerangka Berpikir
(basel
RISIKO - RISIKO

capital accord I) perhitungan nilai rata-rata
standardised approach (SA) selalu dihitung

IDENTIFIKASI RISIKO

tiga tahun terakhir, dan dapat dirumuskan
sebagai berikut:

EKSTERNAL

INTERNAL

Profil risiko pasar uang (money ma rket)

MENGUKUR RISIKO





Dimana;

ST ANDARDIZED APPROACH

KSA = pembebanan modal risiko operas ional
menurut metode SA
GIi = n ilai laba kotor untuk masing-masing lin i
bisnis dalam satu tahun untuk jangka tiga tahun.
nilai beta (suatu konstanta) yang telah
ditetapkan o leh Basel untuk tiap lin i b isnis

b) Menggunakan

pendapatan

kotor

BEBAN MODAL RISIKO
OPERASIONAL

(gross

income) dari tiap jenis bisnis digunakan

sebagai indikator risiko operasional atas
masing- masing bisnis. Dasar perhitungan SA
2

Consultative documents operational risk, Supporting
document to the New Basel Capital Accord, issued for
comment by 31 Ma y 2011.

11

dari

2.6. RUANG LINGKUP PEMBAHASAN

operasional, dan lain- lainnya. Sedangkan

dari

sumber eksternal seperti laporan keuangan

penelitian ini adalah risiko operasional

lain, laporan Bank Indonesia, analisis

pada bagian pasar uang (money market ).

pasar,

Keterbatasan penelitian terdapat pada data

lainnya.

Ruang

dampak

lingkup

risiko

diakibatkan

pembahasan

atau

risiko

kerugian
tersebut

pengamatan

langsung

ilmiah dan

lain-

yang
belum

didokumentasi dengan baik, oleh sebab itu
metode

jurnal-jurnal

dan

3.3. Teknik Analisis dan Penyajian data
3.3.1. Teknik Analisis Data
Penelitian

ini

menggunakan

benchmarking digunakan dalam penelitian

variabel- variabel yang harus dianalisis

ini. Pengukuran operasional dilakukan

dengan teknik analisis kualitatif dan

dengan

kuantitatif. Pengolahan data kuantitatif

menggunakan

pendekatan

ini dibantu dengan program komputer,

standardized approach (SA).

yaitu

program Microsoft Excel.

Selanjutnya
digunakan

III. METODOLOGI PENELITIAN

teknik
adalah

kualitatif,

3.1. Jenis Penelitian

analisis
teknik

yaitu

yang
analisis

memahami,

dengan

menaksirkan, dan menjelaskan hasil

pendekatan deskriptif dan analisa kuantitatif

yang diperoleh dalam analisis kualitatif

menggunakan data primer dan data sekunder

penelitian ini.

Penelitian

ini

dilakukan

yang berasal dari perusahaan. Penelitian ini
merupakan studi kasus manajemen risiko pada
bagian Money Market di Divisi Treasuri PT.
Bank MNC Internasional.

3.3.2. Penyajian Data
Dalam

rangka

mempermudah

membaca hasil analisis data, penulis
akan menyajikan data dalam bentuk

3.2. Metode Pengumpulan Data
Data penelitian akan diambil dari 2 (dua)

tabel, grafik, diagram dan gambar dari
hasil analisa.

sumber, yaitu:
1. Data primer, yang diperoleh dari hasil
wawancara dengan beberapa pihak kunci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

(key person ) dari manajemen bank dan

4.1. PROFIL RISIKO OPERASIONAL

serta dari beberapa pendapat ahli dari
Treasury.

Risiko operasional perlu mendapat perhatian
penting, karena mayoritas terjadinya kejahatan

2. Data sekunder, yang diperoleh baik dari

perbankan karena operasional di perbankan tidak

sumber internal perusahaan (data primer)

dijalankan dengan baik. Strategic Indonesia

berupa laporan keuangan, laporan kegiatan

mencatat, dalam kuartal I 2011 telah terjadi
12

sembilan kasus pembobolan bank di berbagai

Kesalahan manusia terjadi karena petugas

industri perbankan. Hal itu bukan hanya soal

operasional tidak menjalankan proses operasional

penipuan (fraud ), tetapi lemahnya pengawasan

dengan baik. Kegagalan pada sistem terjadi

interna l control bank

terhadap sumberdaya

karena sistem tidak sistem yang dikembangkan

manusia juga menjadi titik celah kejahatan

tidak mendukung proses berjalan dengan baik.

perbankan3 .

Risiko operasional dari problem eksternal terjadi

Basel committee on banking supervision telah

di luar kemampuan atau kontrol Divisi Treasuri.

membobot risiko bisnis berdasarkan business line

Risiko operasional terbesar pada kontrak

di perbankan. Ada terdapat 8 aktivitas bisnis

money market adalah tidak membuat deal slip

yaitu corporate finance, trading sa les, reta il

money market dan lambatnya proses transaksi

banking, commercia l banking, payment and

system treasuri yang masih manual sehingga

dan

asset

melalui ketentuan jam (cut off time). Tidak

ke dalam

dibuatnya deal slip transaksi mengakibatkan

aktivitas trading and sales dengan bobot risiko

transaksi antar bank tidak dijalankan, sehingga

antara 15 hingga 23 persen.

gagal penyelesaian (settlement fail) dan gagal

settlement,

retail

management .

br okerage

Treasury

termasuk

secara pembukuan.
Tabel 1. Bobot Risiko Bisnis Line dalam
Perbankan

Dari transaksi kontrak pasar uang (money
market ) dapat identifikasi risiko operasional

sebanyak 40 risiko. Daftar risiko operasional
pada transaksi kontrak pasar uang (Money
Market ) penyebabnya dapat dibagi

menjadi

internal dan eksternal. Alur skema transaksi
pasar uang (money market ) dapat dilihat pada
Lampiran 2.
Penyebab risiko yang berasal dari internal
Sumber: Basel committee on banking

sebagai berikut:
1.

supervision, 2001

Tidak

mengecek

posisi

likuiditas

sebelumnya pada money market desk
timbul

 Apabila money market dealer tidak

diakibatkan kegiatan Divisi Treasuri tersebut

melakukan pengecekan posisi likuiditas,

meliputi: proses Internal, kesalahan manusia,

maka akan berdampak pada posisi bank. Jika

kegagalan sistem dan problem eksternal. Risiko

posisi kurang disebut short , sedangkan jika

operasional karena proses internal disebabkan

posisi berlebih disebut long. Hal ini sangat

oleh adanya pelanggaran prosedur dan ketentuan.

berbahaya apabila posisi kurang dalam hal

Risiko

operasional

yang

dapat

pemenuhan Giro Wajib Minimun (GWM)
3

www.kompas.com, selas a 3 Mei 2011, oleh
Erlangga Djumena

13

yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sebesar

sendiri. Setiap kebijakan fasilitas (limit)

6.5 persen dari dana pihak ketiga.

interbank

harus dipatuhi dealer dalam

melakukan transaksi pasar uang.
2.

Salah

mengumpulkan

informasi

pasar,

sehingga data analisa tidak cukup untuk

5.

broker

trading

 money market dealer jika memberikan

 money market dealer yang tidak cukup
informasi
pergerakan

3.

mengenai kondisi dan
pasar,

akan

Salah menquote rate money market pada

rate baik kepada counterparty atau broker

arah

lebih

menyebabkan

rendah

dari

harga

pasar

akan

kerugian bagi bank. Apabila arah market

menyebabkan kerugian bunga ( interest ) pada

bahwa akan ada penurunan tingkat bunga,

penempatan dana bank. Misalnya rate di

apabila dana berlebih tidak ditempatkan

pasar adalah 4.15%, namun yang diquote

maka akan ada kerugian langsung sebesar

adalah 3.15%, maka kerugian 1% langsung

penurunan rate tersebut.

dialami oleh Bank MNC.

Salah memprediksi pergerakan suku bunga

6.

(interest ) bank.

 money market dealer selalu dihadapkan

Tidak melakukan dealing money market

 setiap hari dealer menghitung posisi bank
baik posisi kurang atau posisi lebih. Jika
tidak

melakukan

pada penentuan posisi bank, dimana setiap

money market

bulannya Bank Indonesia mengadakan Rapat

dealing maka posisi bank menjadi tidak

Dewan Gubernur (RDG) untuk menentukan

seimbang (square ). Ketika bank dalam

suku bunga acuan (BI Rate). Apabila salah

posisi long, maka Bank mengalami idle

menentukan posisi bank akan merugikan

money, sedangkan ketika Bank dalam posisi

bank dari sisi bunga ( interest ). Misalnya jika

short maka Bank tidak dapat memenuhi

Bank MNC tidak memperkirakan akan ada

kebutuhan GWM dari Bank Indonesia.

dealer

penurunan suku bunga acuan, maka selisih
antara suku bunga acuan yang lama dengan
suku bunga yang baru merupakan kerugian
dari Bank.

7.

Tidak melakukan konfirmasi counterparty
kalau deal done

 hal ini akan menyebabkan posisi bank
tidak

4.

seimbang

( square),

disebabkan

Tidak melakukan pengecekan fasilitas (line)

transaksi seperti tidak pernah dilakukan. Jika

interbank

posisi bank tidak seimbang, maka akan

 setiap

diberikan

terjadi kemungkinan kekurangan (short )

fasilitas (limit) interbank yang boleh pada

dana atau kelebihan dana ( idle money) di

penempatan dana. Apabila melebihi limit

Bank MNC.

counterparty bank

berarti melanggar ketentuan internal bank itu
14

8.

Tidak membuat deal slip Money Market

 jika tidak dibuat dealslip, maka transaksi

 money market dealer tidak mengetahui

pasar uang (money market) tidak dapat

transaksi

berjalan. Pihak setelmen juga tidak dapat

menyebabkan

melaksanakan

kelebihan limit counterparty pada saat

transaksi

yang

sudah

yang

telah
posisi

dilakukan.
bank

salah

Dapat
dan

transaksi.

dilakukan oleh dealer.

9.

13. Blotter money market tercecer

Deal slip tercecer/hilang

 Jika deal slip tercecer atau hilang, maka

14. Dealer sakit

 Hal ini menyebabkan bank tidak dapat

transaksi tidak dapat berjalan dan dibukukan

menjalankan proses transaksi pasar uang

dengan baik, sehingga posisi bank menjadi

(money market ) treasury dengan baik. Posisi

tidak seimbang. Selain itu penyerahan dana

bank juga bisa tidak diketahui apakah

(settlement ) tidak dilakukan.

kurang atau lebih.

10. Tidak mendistribusikan deal slip ke bagian

15. Dealer salah menghitung posisi GWM (IDR

terkait ( Back office)

atau valas)

dapat berjalan. Selain itu penyerahan dana

GWM IDR atau valas dan mendapat sanksi

(settlement ) tidak dilakukan

dari Bank

 Hal ini menyebabkan transaksi tidak

 hal ini dapat menyebabkan kekurangan
Indonesia sebagai regulator

kebijakan moneter.
11. Salah membuat deal slip (Value date,
Maturity, Nominal, Nostro salah).

 Hal ini menyebabkan transaksi salah

16. Salah dalam pembuatan laporan likuiditas

 hal ini bisa mendapat surat teguran dari

dalam penyelesaian transaksi (settlement ).

Bank

Dapat juga menyebabkan posisi bank tidak

melakukan pengecekan laporan Bank MNC

seimbang

dalam periode harian, mingguan, bulanan

atau

klaim

dari

pihak

counterparty.

12. Tidak membuat blotter money market

 money market dealer tidak mengetahui

Indonesia.

Bank

Indonesia akan

dan tahunan.

17. Dealer tidak

mengecek Sistem Kliring

Nasional Bank Indonesia (Lupa)

transaksi apa saja yang telah dilakukan.

 dapat menyebabkan kekurangan dana dan

Dapat menyebabkan posisi bank salah dan

transaksi nasabah tidak berjalan. Dapat juga

kelebihan limit counterparty pada saat

merusak nama baik Bank karena teledor

transaksi. Ada juga kemungkinan sudah deal

dalam penyediaan dana.

transaksi dua kali.
15

18. Dealer salah menginput incoming/outgoing
RTGS

 money market dealer tidak mengetahui
posisi likuiditas bank yang sebenarnya
apakah kurang atau lebih.

teguran

dan

sanksi biaya

dari

Bank

Indonesia.

24. Mesin printer Reuters rusak


hal ini menyebabkan money market

dealer tidak dapat mengeprint transaksi yang

19. Dealer salah

memberikan suku bunga

kepada nasabah

 hal ini dapat menyebabkan kerugian
secara langsung pada bank. Kerugian yang
ditimbulkan adalah bunga (interest ).

telah dilakukan.

Transaksi tidak dapat

diserahkan kepada bagian setelment.

25. Komputer kerja mati


money market

tidak

dealer

dapat

mengerjakan tugasnya. Posisi bank menjadi
20. Transaksi melebihi limit Dealer

 money market dealer melebihi wewenang

tidak diketahui apakah dalam posisi kurang
(short ) atau lebih (long).

yang dimilikinya. Dengan demikian dealer
26. Jaringan internet ( chatting) terputus

melanggar ketentuan internal dari Bank.



21. Sistem treasuri mayoritas masih manual,
menyebabkan lambatnya proses transaksi

hal

ini

berkomunikasi

menyebabkan
dengan

tidak

dapat

broker

dan

counterparty.

(Cut off time)

Transaksi yang lambat dijalankan dapat
menyebabkan
(gagal

gagal

settle),

dalam

juga

penyerahan

terlambat

dalam

27. Deal slip habis

 jika tidak dibuat dealslip, maka transaksi
tidak dapat berjalan. Transaksi tidak bisa
diteruskan ke bagian setelmen untuk dapat

pelaporan ke Bank Indonesia.

dijalankan.
22. Kegagalan sistem treasuri (OPICS error)

 Hal ini menyebabkan transaksi tidak

28. Token BI ETP hilang/tercecer

dapat berjalan. Pembukuan dari transaksi

 hal ini dapat menyebabkan bank tidak

tidak

dapat mengikuti lelang yang dilaksanakan

dapat

dilakukan,

sehingga

tidak

oleh Bank Indonesia. Posisi bank juga dapat

mencerminkan posisi Bank yang benar.

terganggu karena tidak dapat melakukan
penempatan ke Bank Indonesia.

23. Jaringan LHBU BI terputus


hal ini

menyebabkan

terlambatnya

pengiriman laporan ke Bank Indonesia.
Apabila

terdapat

bisa

mendapat

surat

29. Dealer di suspen oleh BI

 hal ini akan menyebabkan risiko reputasi
bagi bank, karena dealer tidak boleh lagi
16

melakukan transaksi pasar uang (money

menyebabkan

market ).

kebutuhan GWM bank.

Penyebab risiko yang berasal dari eksternal
sebagai berikut:
1. Laporan Limit Counterparty yang belum
update oleh credit admin

 Hal ini menyebabkan money market
dealer

tidak

counterparty.

mengetahui
Dealer

dapat

tidak

terpenuhinya

6. Mesin scan faxmile rusak.

 Hal ini menyebabkan transaksi tidak
dapat dijalankan ke bagian back office.

Proses transaksi menjadi lambat untuk
dilakukan, karena harus menunggu petugas

limit

office boy untuk mengantar dokumen

salah

transaksi.

melakukan penempatan (placement ) ke
7. Jaringan telpon (IPC) mati oleh jaringan

counterparty.

TELKOM
2. Terjadinya bencana alam misalnya gempa
bumi, kebakaran dan banjir

 Hal ini menyebabkan kerugian fisik

 Hal ini dapat menyebabkan tidak dapat
beroperasinya informasi dari broker dan
tidak dapat berkomunikasi dengan pihak

bagi bank. Seluruh aktivitas terganggu dan

luar atau counterparty. Komunikasi juga

tidak dapat dilaksanakan.

menjadi terganggu apabila ada cabang
bank ingin melakukan konfirmasi dana

3. Terjadinya pencurian atau perampokan

masuk ata keluar.

fasilitas treasuri.

 Hal ini menyebabkan kerugian fisik
bagi bank. Seluruh aktivitas terganggu dan
tidak dapat dilaksanakan.

8. Jaringan Sistem Kliring Nasional Bank
Indonesia (SKNBI) terputus

 Sistem oleh Bank Indonesia yang
berfungsi untuk memonitor dana masuk

4. Terjadinya pemadaman listrik oleh PLN.

(incoming) dan keluar (outgoing) warkat di

 Hal ini menyebabkan transaksi tidak

bank. Sistem ini juga memastikan agar

dapat

seluruh kliring

dijalankan.

Seluruh

aktivitas

terganggu dan tidak dapat dilaksanakan.

5. Pembatalan transaksi oleh counterparty.

 Hal ini menyebabkan posisi bank

kredit

maupun debet

nasabah dapat berjalan dengan baik.

9. Jaringan RTGS terputus

 Sistem oleh Bank Indonesia yang

menjadi tidak seimbang ( square). Jika

berfungsi untuk memonitor dana masuk

posisi lebih dan melakukan penempatan

dan keluar dari bank. Hal ini dapat

dana, dapat menyebabkan kerugian bunga

menyebabkan posisi bank tidak diketahui

(interest ). Namun jika posisi kurang, dapat

apakah kurang (short ) atau lebih ( long).
17

beta adalah 15 – 23 persen dan modal regulasi
10. Jaringan S4 terputus

 Sistem oleh Bank Indonesia yang

agregat adalah 20 persen. Hal ini juga sesuai
dengan bobot penilaian risiko operasional yang

berguna dalam memonitor surat berharga.

ditetapkan oleh manajemen Bank MNC yaitu 19

Transaksi surat berharga dapat dilihat pada

persen.

sistem S4, apabila error maka penyelesaian

menetapkan level antara rendah dan level tinggi

transaksi

dari yang ditetapkan kisaran beta Ba sel.

surat

berharga

tidak

dapat

Hal

ini

menunjukkan

manajemen

dilakukan.
Tabel 2. Gross income Divisi Treasuri Tahun
2014 - 2016
11. Jaringan

BI-ETP

(E lectronic

Trading
Tahun

Gross income (IDR)

Platform) terputus

 Sistem oleh Bank Indonesia yang

2014

110,151,811,519.26

berguna untuk mengikuti lelang yang

2015

183,540,117,283.36

diselenggarakan oleh Bank Indonesia.

2016

165,072,910,184.82

TOTAL

458,764,838,987.44

Posisi bank dapat terganggu karena tidak
dapat mengikuti lelang yang dilakukan
oleh Bank Indonesia.

Maka perhitungan risiko operasional adalah
sebagai berikut:
4.2. PENGUKURAN RISIKO
OPERASIONAL (OPERATIONAL RISK)
Pembebanan modal risiko operasional
menurut metode SA pada penelitian ini dihitung

KSA=(19%*Gross- income2014 + (19%*Grossincome2015 ) + (19%*Gross- income2016 ) : 3

dalam jangka waktu tiga tahun. Oleh sebab itu,
pembebanan modal risiko operasional pada Bank
MNC

Internasional,

Tbk

menurut

metode

standardized approach dihitung untuk jangka

KSA= 19%* 458.764.838.987.44
3
KSA = Rp. 29,055,106,469.20

waktu empat tahun yaitu tahun 2014, tahun 2015,
dan tahun 2016. Penulis berasumsi bahwa jangka
waktu tiga tahun tersebut dapat menggambarkan
berapa modal risiko operasional yang akan
dihadapi oleh Divisi Treasuri pada Bank MNC
Internasional, Tbk dan sesuai dengan metode SA.
Divisi treasuri menurut Ba sel committee
on banking supervision masuk ke dalam lini

bisnis Tra ding and Sales dengan kisaran nilai

VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. KESIM PULAN
1. Review pada kondisi pasar dan isu- isu
perbankan

serta

wawancara

dengan

narasumber, maka dapat diketahui bahwa
profil risiko yang dihadapi Treasur i di
18

PT. Bank MNC Internasional, Tbk salah

Djohanputro,

Bramantyo.

2008.

Manajemen

satunya adalah risiko operasional pada

Risiko korpor at . Penerbit PPM, Februari

bagian pasar uang (money market ). Hasil

2008. Seri Manajemen Keuangan No. 13.

identifikasi profil risiko terhadap dari

Jakarta

bagian

pasar

uang

(money

ma rket )

terdapat sebanyak 40 risiko. Risiko yang
berasal dari internal terdapat 29 risiko,

Kasmir.2012. Ma najemen

Perbankan .

Edisi

Revisi. Penerbit PT. Raja Pers. Jakarta
Kountur,

Ronny.

2004.

Manajemen

Risiko

sedangkan penyebab risiko operasional

operasiona l: memahami ca ra mengelola

yang berasal dari eksternal terdapat 11

risiko operasiona l perusaha an . Penerbit

risiko.

PPM, Jakarta.

2. Dampak risiko operasional pada bagian
pasar

uang

(money market ) dengan

menggunakan
Approach

metode
(SA)

29,055,106,469.20.

Standa rdized

sebesar

Rp.

Hal

ini

menggambarkan modal risiko operasional

Tampubolon, Robert. 2004. Risk Management.
Pendekatan

Kualitatif

untuk

Bank

Komersia l. Penerbit PT. Elex Media

Komputindo,

Kelompok KOMPAS



GRAMEDIA, Jakarta.
Riyadi, Selamet. 2006. Banking a ssets and

yang harus dihadapi oleh PT. Bank MNC

liability

Internasional, Tbk.

Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi

management .

Edisi

Ketiga.

Universitas Indonesia. Jakarta.
Jurnal:
6.2. SARAN
1. PT.

Bank for International Settlement .2001. Ba sel
Bank

MNC

Internasional,

Tbk

committee on banking supervision .

hendaknya dapat menerapkan entreprise

Supporting Document to the New Basel

risk management (ERM) di PT. Bank

Capital Accord. Issued for comment by

MNC Internasional, Tbk.

31 May 2001.

2. Membuat sistem yang menyimpan dan
mendokumentasikan seluruh risiko-risiko

Website:

yang

http://www.ebsco.com

terjadi

di

PT.

Bank

MNC

Internasional, Tbk.

http://www.bi.go.id/web/id/Peraturan/Arsip+Pera
turan/

DAFTAR PUSTAKA

http://www.bi.go.id/id/moneter/operasi/penjelasa

Buku:
Bank

n/Contents/Proses_om.aspx
Indonesia.

2009.

Manajemen

Risiko

Likuiditas Untuk Perbankan Indonesia.

Direktorat Penelitian dan Pengaturan
Perbankan. Jakarta
19

LAMPIRAN 1. Struktur Organisasi PT. Bank MNC Inte rnasional

19

LAMPIRAN 2. Transaksi Money Market Placeme nt/Borrowing

Alur atau skema transaksi kontrak interbank money market placement dapat dilihat sebagai berikut di
bawah ini:
Interbank
Counterparty

Dealing
Room

Treasuri
Operation

Dealing Room 1.
Proses awal:
1. Mengecek posisi likuiditas
2. Mengumpulkan informasi pasar
3. Memprediksi interest interbank
Tahap berikutnya:
1. Cek fasilitas (lines)
2. Quotations rate
3. Melakukan dealing
4. Membuat konfirmasi
5. Membuat deal slip
6. Input LHBU
7. Distribusi deal slip
a. Lembar ke-1: Credit admin
b. Lembar ke-2: Internal Control
c. Lembar ke-3: Treasuri Operation
d. Lembar ke-4: Dealing Room
Treasuri Operations (Setelmen):
Melakukan proses settlement

20

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25

PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY TERHADAP SIKAP TENTANG KORUPSI PADA MAHASISWA

11 131 124