BENTUK BENTUK PENYIMPANGAN SOSIAL studi

Tugas
Sosiologis

Disusun oleh :
Nama : Ayu Tyas Rahmawat
No
: 05
Kelas : X . 7

SMA NEGERI 01 NGUTER
Tahun Pelajaran 2015/2016

BENTUK BENTUK PENYIMPANGAN
1. VANDALISME

Pengertian vandalisme
Menurut wikipedia, vandalisme adalah suatu sikap kebiasaan yang dialamatkan kepada
bangsa vandal, pada zaman Romawi Kuno, yang budayanya antara lain melakukan
perusakan yang kejam dan penistaan segalanya yang indah dan terpuji. Tindakan yang
termasuk didalam vandalisme lainnya adalah perusakan, kriminal, graviti dan hal-hal
lainnya yang mengganggu mata. Menurut KBBI atau Kamus Besar Bahasa Indonesia,

vandal adalah perbuatan merusak dan menghancurkan karya seni dan barang berharga
lainnya (keindahan alam dsb) atau perusakan dan penghancuran secara kasar atau ganas.
Pada umumnnya vandalisme yang sering terjadi adalah kegiatan mencorat-coret tembok,
papan, atau fasilitas umum lainnya. penempelan brosur, pamflet dan stiker di muka
umum atau bukan pada tempatnya juga termasuk kegiatan vandalisme. Bahkan merusak
fasilitas umum termasuk kegiatan vandalisme yang sebagaimana telah di ungkapkan
diatas segala bentuk yang dapat mengganggu mata ataupun bentuk keganasan, kekasaran
maupun penghancuran.

2. TAWURAN

Tawuran adalah salah satu bentuk penyimpangan remaja yang tidak hanya merugikan rema
ja tersebut tapi juga merugikan pihak lain. Tawuran dapat menyebabkan fasilitas umum ru
sak dan korban luka hingga tewas. Orang-orang di sekitar daerah tawuran juga akan terpe
ngaruh dan bisa jadi korban jika terlalu mendekati tempat tawuran.
Remaja yang usianya masih belasan tahun seharusnya terlalu sibuk belajar di sekolah dan
mengikuti kegiatan ekstra kulikuler. Tapi nyatanya kita masih sering melihat banyaknya re
maja yang mengadakan acara tawuran. Alasan mereka melakukan tawuran bisa bermacammacam. Ada yang memang memiliki dendam dengan sekolah lain, karena masalah peremp
uan, masalah pertengkaran antara dua siswa dan lain – lain.
Alasan itu kadang hanya sebuah pemicu yangsebenarnya bisa diselesaikan dengan cara da

mai. Namun, beberapa kelompok remaja lenih suka menyelesaikan masalah tersebut denga
n tawuran. Sifat remaja yang mudah terpengaruh, mudah emosi, dan ingin diakui keberada
annya membuat tawuran menjadi pilihan yang mereka pikir “seru” untuk dilakukan. Pemik
iran jangka pendek tersebut nyatanya dapat berpengaruh buruk baik bagi dirinya maupun
orang lain.
Sebagai orang tua ataupun keluarga dari remaja yang sering tawuran harusnya sudah mem
berikan nasehat kepada remaja tersebut bahwa tawuran itu bukanlah cara yang baik untuk
menyelesaikan sebuah masalah. Selain nasehat, remaja juga membutuhkan perhatian dari k
eluarganya.
Orang tua juga bisa berkaca pada dirinya sendiri, apakah ada kesalahan dalam mendidik,at
aukah ada kekurangan dalam memberikan perhatian pada remaja tersebut. Orang tua harus
bisa melindungi anaknya dari lingkungan yang tidak baik untuknya. Remaja perlu mendap
atkan perhatian yang tak kalah khususny dibandingkan anak-anak.
Tawuran sebagai salah satu bentuk penyimpangan remaja seharusnya tidak terjadi lagi jika
pihak-pihak di sekitar remaja turut serta dalam menanggulanginya.

3. HOMO SEKSUAL DAN LESBIAN
HOMOSEKSUAL

Homoseksual sebagai perilaku menyimpang

Dalam konteks penyimpangan sosial, homoseksualitas dikatakan menyimpang karena fenomena
tersebut tidak sesuai dengan norma dan nilai yang berlaku dalam banyak kelompok masyarakat.
Homoseksual dianggap sebagai sebuah media yang tidak wajar demi mendapatkan kepuasan
seksual. Dalam kehidupan sosial, ada beberapa pandangan mengenai homoseksualitas. Sebagian
masyarakat membolehkan interaksi homoseksual meskipun lebih banyak masyarakat yang
mengutuk perilaku homoseksual.
Dalam kaitannya sebagai bentuk perilaku menyimpang, secara sosiologis maupun
umum gaydapat diartikan sebagai perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan dalam
sudut pandang masyarakat luas maupun masyarakat tempat pelaku penyimpangan berada. Jika
ditinjau dari sudut pandang etimologis, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia menerjemahkan
perilaku menyimpang sebagi tingkah laku, perbuatan, atau tanggapan seseorang terhadap
lingkungan yang tidak sesuai dengan norma-norma dan hukum yang ada dalam masyarakat.
LESBIAN

Lesbian adalah istilah bagi perempuan yang mengarahkan orientasi seksualnya kepada sesama
perempuan. Istilah ini juga merujuk kepada perempuan yang mencintai perempuan baik secara fisik,
seksual, emosional, atau secara spiritual.[1] Istilah ini dapat digunakan sebagai kata benda jika
merujuk pada perempuan yang menyukai sesama jenis, atau sebagai kata sifat apabila bermakna
ciri objek atau aktivitas yang terkait dengan hubungan sesama jenis antarperempua


4. KONSUMSI BERLEBIHAN

obatan terlarang serta alkoholisme. Hal ini lebih banyak terjadi pada kaum remaja karena
perkembangan emosi mereka yang belum stabil dan cenderung ingin mencoba serta adanya rasa
keingintahuan yang besar terhadap suatu hal.

Menurut Dr. Graham Baliane (Kartini Kartono, 1992) kaum muda atau remaja lebih mudah
terjerumus pada penggunaan narkotika karena faktor-faktor sebagai berikut.
1) Ingin membuktikan keberaniannya dalam melakukan tindakan berbahaya.
2) Ingin menunjukkan tindakan menentang terhadap orang tua yang otoriter.
3) Ingin melepaskan Penyimpangan ini biasanya diidentikkan dengan pemakaian dan pengedaran
narkoba atau obat-diri dari kesepian dan memperoleh pengalaman emosional.
4) Ingin mencari dan menemukan arti hidup.
5) Ingin mengisi kekosongan dan kebosanan.
6) Ingin menghilangkan kegelisahan.
7) Solidaritas di antara kawan.
Penggunaan obat-obatan terlarang dan alkohol secara berlebih dilarang oleh hukum karena dapat
mendorong terjadinya tindak kriminal yang lain. Selain dapat membahayakan diri sendiri dan
orang lain. Bahaya terhadap diri sendiri, antara lain dapat merusak organ-organ tubuh, sehingga
tidak berfungsi sempurna, bahkan susunan syaraf yang berfungsi sebagai pengendali daya pikir

turut pula dirusak. Akibatnya tidak dapat berpikir secara rasional dan cenderung untuk
melakukan perbuatan-perbuatan yang menyimpang dari nilai dan norma yang berlaku dalam
masyarakat.

5. PRILAKU YG LAIN DARIPADA YG LAIN

Perilaku menyimpang yang juga biasa dikenal dengan nama penyimpangan
sosial adalah perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan atau kepatutan, baik
dalam sudut pandang kemanusiaan (agama) secara individu maupun pembenarannya sebagai
bagian daripada makhluk sosial.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia perilaku menyimpang diartikan sebagai tingkah laku,
perbuatan, atau tanggapan seseorang terhadap lingkungan yang bertentangan dengan normanorma dan hukum yang ada di dalam masyarakat.[1]
Dalam kehidupan masyarakat, semua tindakan manusia dibatasi oleh aturan (norma) untuk
berbuat dan berperilaku sesuai dengan sesuatu yang dianggap baik oleh masyarakat. Namun
di tengah kehidupan masyarakat kadang-kadang masih kita jumpai tindakan-tindakan yang
tidak sesuai dengan aturan (norma) yang berlaku pada masyarakat, misalnya
seorang siswa menyontek pada saat ulangan, berbohong, mencuri, dan mengganggu siswa
lain.
Penyimpangan terhadap norma-norma atau nilai-nilai masyarakat disebut deviasi
(deviation),sedangkan pelaku atau individu yang melakukan penyimpangan disebut devian

(deviant). Kebalikan dari perilaku menyimpang adalah perilaku yang tidak menyimpang yang
sering disebut dengan konformitas. Konformitas adalah bentuk interaksi sosial yang di
dalamnya seseorang berperilaku sesuai dengan harapan kelompok.

Dokumen yang terkait

VARIASI PENGGUNAAN AGREGAT BENTUK PECAH DAN BENTUK BULAT PADA CAMPURAN ASPAL BETON TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL

6 148 2

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PANDANWANGI MALANG

37 211 19

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

KOMPETENSI SOSIAL PADA REMAJA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER PASKIBRA DAN TIDAK MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER PASKIBRA

5 114 59

Analisa studi komparatif tentang penerapan traditional costing concept dengan activity based costing : studi kasus pada Rumah Sakit Prikasih

56 889 147

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Upaya mengurangi kecemasan belajar matematika siswa dengan penerapan metode diskusi kelompok teknik tutor sebaya: sebuah studi penelitian tindakan di SMP Negeri 21 Tangerang

26 227 88

Citra IAIN dan Fakultas Dakwah pada komunitas publiknya: studi FGD terhadap sepuluh komunitas sekitar IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3 53 125