Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Mind Map Siswa Kelas 4 SD Negeri Pamongan 2 Kecamatan Guntur Kabupaten Demak Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

  BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

  4.1 Gambaran Umum SD Negeri 2 Wates Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 2 Wates. SD Negeri 2 Wates terletak di desa Wates, Kecamatan Kedungjati, Kabupaten Grobogan. SD Negeri 2 Wates berada cukup jauh dari Dinas Pendidikan Kecamatan, yaitu kurang lebih 20 km. Meskipun demikian tidak menyebabkan SD Negeri 2 Wates tertinggal dalam memperoleh informasi, baik informasi bagi guru maupun informasi bagi siswa.

  Siswa SD Negeri 2 Wates berjumlah 182 siswa mulai dari kelas 1 sampai dengan kelas 6 dengan masing-masing kelas terdiri dari 1 kelas. Masing-masing kelas diampu oleh guru kelas sebanyak 6 guru, 1 guru pendidikan agama Islam, 1 guru bahasa inggris dan 1 guru olah raga. Proses kegiatan belajar mengajar berlangsung mulai pukul 07.30 WIB sampai dengan 12.30 WIB, kecuali pada hari jum’at dan sabtu yang berlangsung mulai pukul 07.30 sampai dengan pukul

  11.00 WIB. Jumlah tenaga kependidikan di SD Negeri 2 Wates adalah sebanyak 10 orang, dengan perincian 1 kepala sekolah, 6 guru kelas, 1 guru pendidikan agama, 1 guru olah raga, dan 1 tenaga perpustakaan. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 5 SD Negeri 2 Wates yang berjumlah 34 siswa.

  4.2 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini dilakukan dalam praktek pembelajaran di kelas 5 SD Negeri

  2 Wates Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan dengan jumlah 34 siswa pada mata pelajaran matematika, dengan Kompetensi Dasar mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang dan menyelidiki sifat-sifat kesebangunan dan simetris melalui penggunaan salah satu model Kooperatif Tipe TGT Berbantuan Roda Pintar Matematika.

  4.3 Kondisi Awal Sebelum pelaksanaan Siklus I dan Siklus II, terlebih dahulu peneliti melakukan observasi awal dengan tujuan mengetahui tingkat keaktifan siswa dan hasil belajar siswa terutama pada mata pelajaran Matematika. Berdasarkan observasi ini peneliti mendapatkan data bahwa keaktifan dan hasil belajar siswa masih rendah sehingga dari kondisi inilah peneliti akan melakukan penelitian tindakan kelas atau PTK dengan tujuan meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa terutama pada mata pelajaran Matematika.

  4.3.1 Keaktifan Kondisi Awal Kondisi awal keaktifaan merupakan keadaan siswa sebelum penelitian tindakan kelas dilakukan. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di kelas 5

  SD Negeri 2 Wates Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan tahun pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 34 siswa pada mata pelajaran Matematika, terlihat bahwa keaktifan siswa masih rendah. Hal ini terlihat dari hasil observasi yang dilakukan ketika guru sedang mengajar, masih banyak siswa yang tidak mendengarkan penjelasan yang disampaikan oleh guru tetapi mereka bermain sediri dengan teman sebangkunya, tidak ada yang bertanya, jika ditanya tidak mau menjawab dll.

  Untuk menentukan kategori keaktifan siswa peneliti menggunakan metode observasi. Pengamatan pada kondisi awal dilakukan oleh peneliti. Pengamatan dilakukan saat proses belajar mengajar berlangsung dengan mengisi lembar observasi keaktifan siswa yang telah disiapkan.

  4.3.2 Hasil Belajar Kondisi Awal Kondisi awal merupakan keadaan siswa sebelum dilakukan Penelitian

  Tindakan Kelas (PTK). Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan di kelas

  5 SD Negeri 2 Wates Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan tahun

  pelajaran 2014/2015 dengan jumlah siswa 34 pada mata pelajaran Matematika, terlihat bahwa hasil belajar masih rendah, dimana sebagian besar siswa memperoleh nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 65. Data hasil kondisi awal didapat peneliti dari hasil ulangan harian yang dilakukan oleh guru kelas. Data hasil belajar siswa kondisi awal dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut:

  Tabel 4.1 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kondisi Awal Ketuntas

  Nilai Frekuensi Ketuntasan % ≥65

  13 Tuntas 38% <65

  21 Tidak tuntas 62% Jumlah 34 100%

  Nilai KKM matematika : 65 Nilai KKM matematika : 65 Berdasarkan Berdasarkan tabel 4.1 diatas, terlihat bahwa perbandingan siswa y diatas, terlihat bahwa perbandingan siswa yang mencapai nilai KKM adalah 13 siswa (38%) dan siswa yang belum mencapai nilai mencapai nilai KKM adalah 13 siswa lum mencapai nilai

  KKM adalah 21 siswa ( siswa (62%) dari keseluruhan jumlah siswa kelas 5 SD Negeri 2 %) dari keseluruhan jumlah siswa kelas 5 SD Negeri 2 Wates Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan tahun pelajaran 2014/2015. Wates Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan tahun pelajaran 2014/2015. Wates Kecamatan Kedungjati Kabupaten Grobogan tahun pelajaran 2014/2015. Sehingga peneliti merasaperlu mengadakan tindakan pembelajaran p Sehingga peneliti merasaperlu mengadakan tindakan pembelajaran p Sehingga peneliti merasaperlu mengadakan tindakan pembelajaran pembelajaran demi membantu meningkatkan hasil belajar siswa. demi membantu meningkatkan hasil belajar siswa. Adapun data dari hasil belajar Adapun data dari hasil belajar kondisi awal sebelum dilakukan tindakan disajikan dalam gambar kondisi awal sebelum dilakukan tindakan 4.1 berikut ini:

  70% 60% 50% 40% 30% frekuensi frekuensi 20% 10%

  0% Tuntas Tidak tuntas

  13

  

21

Gambar 4.1 Ketuntasan Hasil Belajar Kondisi Awal Gambar Kondisi Awal

  Berdasarkan pengamatan sebelum diadakan penelitian, rendahnya hasil Berdasarkan pengamatan sebelum diadakan penelitian, rendahnya hasil Berdasarkan pengamatan sebelum diadakan penelitian, rendahnya hasil belajar siswa dipengaruhi oleh sifat mudah bosan siswa selama mengikuti ngaruhi oleh sifat mudah bosan siswa selama mengikuti ngaruhi oleh sifat mudah bosan siswa selama mengikuti pelajaran dikelas dan cara me pelajaran dikelas dan cara mengajar guru yang masih terpaku dengan metode ngajar guru yang masih terpaku dengan metode ceramah yang masih mendominasi proses kegiatan pembelajaran dan juga model ceramah yang masih mendominasi proses kegiatan pembelajaran dan juga model ceramah yang masih mendominasi proses kegiatan pembelajaran dan juga model pembelajaran yang digunakan guru kurang cocok untuk mata pelajaran. Sehingga pembelajaran yang digunakan guru kurang cocok untuk mata pelajaran. Sehingga pembelajaran yang digunakan guru kurang cocok untuk mata pelajaran. Sehingga mengakibatkan pembelajaran kurang menarik dan berakibat keaktifan siswa kurang dan hasil belajar siswa pun menjadi rendah, sehingga menjadi hambatan dan menimbulkan proses pembelajaran yang kurang efektif.

  Dari data hasil belajar siswa yang masih rendah, penulis melakukan sebuah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sesuai dengan rancangan penelitian yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya. Dalam penelitian ini menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe TGT berbantuan Roda Pintar Matematika guna meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa yang akan dilakukan dalam dua Siklus.

4.4 Pelaksanaan Siklus I

  Setelah diperoleh data pada hasil belajar kondisi awal, maka peneliti melakukan diskusi dengan guru kelas 5 untuk melaksanakan Siklus 1.

  4.4.1 Perencanaan Tindakan (planning) Siklus I Sebelum melakukan tidakan kelas penulis dan pengamat melakukan persiapan terakhir. Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut: a) Penulis dan pengamat bersama-sama memeriksa kembali RPP yang telah disusun sebelumnya dan pengamat mencermati kembali setiap butir yang telah direncanakan.

  b) Penulis menyiapkan semua alat peraga dan media yang akan digunakan apakah sudah benar-benar tersedia.

  c) Memeriksa kembali urutan yang sudah direncanakan, dengan memeriksa skenario pembelajaran yang akan dilakukan mulai dari kegiatan awal sampai dengan kegiatan akhir.

  d) Memeriksa kembali kelengkapan alat pengumpul data, seperti lembar observasi yang akan digunakan dalam menilai aktifitas guru dan keaktifan siswa pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung dan kamera yang akan digunakan untuk mengambil gambar saat penelitian tindakan kelas berlangsung.

  4.4.2 Pelaksanaan Tindakan (Action) Siklus I Setelah menyusun langkah-langkah kegiatan yang akan dilakukan, penulis dan pengamat sepakat akan melakukan perbaikan pembelajaran yang terdiri dari 2 pertemuan pembelajaran. Masing-masing berlangsung 2 x 35 menit (70 menit). Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari jum’at tanggal 6 maret 2015 dan pertemuan kedua dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 7 maret 2015. Kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disiapkan sebelumnya dan akan dilaksanakan dengan tiga tahap pembelajaran yaitu : kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Pertemuan pertama ( 6 Maret 2015)

  a. Kegiatan awal Kegiatan awal yang dilakukan oleh guru meliputi beberapa kegiatan seperti guru membuka pelajaran dengan salam dan doa, mengabsen kehadiran siswa, mengkondisikan siswa untuk siap belajar, melakukan apersepsi dan menyampaikan tujuan pembelajaran.

  b. Kegiatan Inti Pada kegiatan inti sebelum guru menjelaskan materi guru memperkenalkan alat peraga berupa roda pintar matematika yang akan digunakan untuk mempermudah penyampaian materi dalam kegiatan belajar mengajar, kemudian guru melanjutkan dari pertanyaan apersepsi dengan meminta anak menyebutkan nama-nama dari bangun ruang yang dibawa oleh guru.

  Guru menjelaskan sifat-sifat yang dimiliki oleh bangun ruang dan menunjuk perwakilan siswa untuk maju kedepan menunjukkan salah satu sifat yang dimiliki bangun ruang. Dan meminta siswa lain untuk membuktikan apakah jawabannya benar atau salah dengan menggunakan roda pintar matematika.

  Selanjutnya guru membagi siswa menjadi 6 kelompok, yang masing-masing kelompok terdiri dari 5 sampai 6 orang, kemudian guru menyiapkan meja turnamen dan menginformasikan mengenai kegiatan kelompok yang akan dilakukan. Guru membagikan lembar soal dan alat peraga roda pintar matematika kepada setiap kelompok dan meminta setiap kelompok untuk mendiskusikan soal yang telah diperoleh, setiap kelompok memastikan bahwa setiap anggotanya memahami jawaban dari soal yang didapat dan setelah selesai masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya.

  Kegiatan selanjutnya adalah melakukan game dengan masing-masing siswa mengambil satu kartu soal dikotak soal dan mengerjakannya secara individu didepan. Setelah game selesai, kegiatan selanjutnya adalah melakukan turnamen, guru menjelaskan aturan yang akan digunakan. Urutan dalam setiap meja turnamen ditemati oleh pemain pertama (pembaca soal) dan para pemain (penantang). Soal dibacakan oleh pemain pertama dan dijawab oleh tim penantang (soal dikerjakan dalam waktu yang telah ditentukan yaitu masing- masing soal 2 menit). Pemain penantang yang menjawab benar akan mendapatkan poin, jika salah tidak akan mendapatkan poin. Setelah sesi pertama selesai, pemain pertama (pembaca soal) bergeser searah jarum jam, sehingga pemain pertama menjadi penantang dan pemain kedua menjadi pemain pertama (pembaca soal). Turnamen dilakuakan sampai semua pemain merasakan posisi sebagai pemain dan penantang.

  c. Kegiatan akhir Sebagai kegiatan akhir, guru bersama siswa membahas hasil pembelajaran yang telah dilakukan. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami. Guru menghitung nilai yang diperoleh setiap kelompok, memberikan penghargaan kelompok dan pujian terhadap jalannya kegiatan pembelajaran. Kemudian guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari dan diakhiri dengan memberi tindak lanjut oleh guru. Pertemuan kedua (7 Maret 2015) Pertemuan kedua dilaksanakan sebagai tindak lanjut dari pertemuan pertama.

  a. Kegiatan Awal guru mengawali pelajaran dengan salam, berdoa, absensi dan mengkondisikan siswa untuk siap belajar. Guru melakukan apersepsi dengan membahas materi yang lalu, kemudian dilanjutkan dengan memberikan informasi mengenai materi yang akan dipelajari dam menyampaikan tujuan pembelajaran. b. Kegiatan Inti Guru melanjutkan materi tentang sifat-sifat bangun ruang dengan membagikan contoh benda bangun ruang dan meminta siswa berdiskusi dengan teman sebangkunya, untuk menghitung jumlah sisi, rusuk dan titik sudut pada bangun ruang yang didapat, kemudian perwakilan kelompok maju untuk mempresentasikan hasil diskusinya, guru membuktikan jawaban siswa dengan meminta siswa yang tidak presentasi didepan menggunakan roda pintar matematika untuk menunjukkan berapa jumlah sisi, rusuk dan titik sudut yang dimilki bangun ruang yang dipresentasikan.

  Masih dengan kelompok pada pertemuan pertama, guru menyampaikan kegiatan kelompok yang akan dilakukan. Guru membagikan lembar soal dan alat peraga roda pintar matematika pada setiap kelompok. Guru meminta setiap kelompok untuk mendiskusikan soal dan memastikan semua anggotanya memahami jawaban yang telah didiskusikan, setiap kelompok maju kedepan untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Guru meluruskan dan memberi penjelasan apakah jawaban tersebut benar atau salah.

  Setelah semua kelompok maju, kemudian guru melanjutkan kegiatan selanjutnya yaitu game, setiap siswa maju kedepan mengambil satu kartu soal dikotak soal dan mengerjakannya didepan secara individu (game dilakukan sekali dan dalam waktu 5 menit).

  Setelah kegiatan game selesai guru melanjutkan kegiatan pembelajaran dengan tournamen dengan aturan yang sama seperti pertemuan pertama pada siklus 1. Setelah semua pemain merasakan menjadi pemain pertama da penantang, guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi yang belum dipahami, guru menghitung nilai setiap kelompok dan memberikan penghargaan kelompok dan pujian terhadap jalannya kegiatan pembelajaran.

  c. Kegiatan Akhir Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari, guru dan siswa merefleksi kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Guru meminta siswa kembali ke meja masing-masing dan memberikan soal evaluasi untuk mengetahui pembahaman siswa terhadap materi yang disampaikan dengan menggunakan model Kooperatif tipe TGT berbantuan Roda Pintar Matematika. Hasil dari soal evaluasi ini lah yang akan diolah datanya untuk mengetahui kenaikan hasil belajar siswa. Setelah selesai, guru menginformasikan materi pelajaran untuk pertemuan selanjutnya.

  4.4.3 Observasi (observation) Siklus I Selama peneliti mengajar, guru kelas 5 sebagai pengamat harus memperhatikan jalannya pembelajaran dengan mengamati langkah-langkah yang digunakan peneliti (guru) dan siswa yang sedang melakukan kegiatan pembelajaran perbaikan dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan. Hasil observasi akan dianalisis untuk melihat pengaruh tindakan perbaikan yang dilakukan. Setelah kegiatan dari pertemuan pertama dan pertemuan kedua selesai, peneliti dan pengamat melakukan diskusi kembali untuk membahas kelemahan dan kelebihan selama proses pembelajaran yang telah berlangsung, yang akan dijadikan dasar refleksi dan proses perbaikan untuk pembelajaran berikutnya.

1) Hasil Observasi terhadap Guru

  Hasil observasi pembelajaran menggunakan model Kooperatif tipe TGT berbantuan Roda Pintar Matematika dan meningkatkan keaktifan siswa pada pembelajaran Siklus I yang diperoleh selama proses pembelajaran matematika dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini:

  Tabel 4.2 Keterlaksanaan Sintaks Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Berbantuan

  Roda Pintar Matematika Keterlaksanaan Sintaks

  No Siklus I f Ya Tidak

  1. Pertemuan 1

  34

  3

  2. Pertemuan 2

  34

  2 Berdasarkan tabel 4.2 hasil observasi menunjukkan bahwa pada pertemuan pertama guru masih belum terbiasa terlihat sedikit canggung ketika melaksanakan pembelajaran menggunakan Model Kooperatif tipe TGT Berbantuan Roda Pintar Matematika. Hal ini terlihat dari guru yang tidak menyiapkan siswa dengan baik ketika memulai pelajaran. Hal ini menyebabkan siswa kurang memperhatikan guru ketika membuka kegiatan pembelajaran dan asyik mengobrol dengan temannya. Selain itu Guru masih belum bisa menguasai kelas sehingga situasi kelas menjadi kurang terkontrol karena masih banyak siswa yang ramai. Guru juga belum memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami. Hal ini menyebabkan siswa kurang aktif dalam proses pembelajaran.

  Pada pertemua kedua, hasil observasi menunjukkan bahwa kegiatan pembelajaran pada pertemuan kedua sudah lebih baik dari pertemuan sebelumnya. Guru sudah menyiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran sehingga suasana kelas menjadi lebih kondusif untuk melakukan kegiatan pembelajaran. Guru juga sudah memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami sehingga siswa sudah mulai berani untuk bertanya dan menanggapi pertanyaan dari guru. Siswa juga tampak sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran. Namun ketika siswa mempresentasikan hasil diskusinya, guru masih belum memberikan kesempatan kepada siswa dari kelompok lain untuk bertanya.

  Secara keseluruhan penyajian dari pertemuan pertama dan kedua sudah cukup sistematis. Guru mengelola kelas dengan baik, memberikan motivasi kepada siswa saat proses pembelajaran. Memberikan arahan kepada siswa saat melakukan pengamatan. Hanya saja masih ada dua indikator yang belum dilaksanakan oleh guru. Sehingga perlu diadakan perbaikan agar dapat mencapai semua indikator yang telah ditentukan.

2) Hasil Observasi Terhadap Siswa

  Kondisi awal keaktifan siswa sebelum penelitian tindakan kelas dilakukan dan berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan terlihat bahwa keaktifan siswa masih rendah. Tetapi setelah dilakukan tindakan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe TGT berbantuan Roda Pintar Matematika pada Siklus 1 keaktifan siswa semakin meningkat atau bertambah. Diketahui bahwa pada saat pembelajaran berlangsung sudah terlihat ada siswa yang mulai aktif, seperti bertanya, memperhatikan guru saat menjelaskan, meski belum semua siswa terlihat aktif, hal tersebut terlihat pada 1 dalam penerapan Matematika. Sedangkan k

  4.3 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus 1 Nilai

  4.2 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pada Siklus 1 Untuk mengetahui terjadinya peningkatan hasil belajar setelah diperoleh data pada kondisi awal dan pelaksanaan Siklus I. Ketuntasan hasil belajar sebelum dilakukan tindakan dan setelah tindakan Siklus I dapat dilihat pada tabel 4.

  Siklus 1 Untuk mengetahui terjadinya peningkatan hasil belajar setelah diperoleh iklus I. Ketuntasan hasil belajar sebelum dapat dilihat pada tabel 4.4.

  100% iklus 1, terdapat 20 siswa %) atau belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal matematika yaitu 65. Diagram ketuntasan hasil belajar

  Presentase 59% 41%

  pertemuan pertama dan kedua Siklus erbantuan Roda Pintar 1 dapat dilihat pada tabel

  14 frekuensi

  20

  0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% Tuntas Tidak tuntas

  34 Berdasarkan tabel 4.3 analisis hasil belajar Siklus 1, terdapat %) dan 14 siswa yang belum tuntas (41%) atau belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal matematika yaitu 65. Diagram ketuntasan hasil belajar dapat dilihat pada gambar 4.2.

  ≥65 <65

  14 Tuntas Tidak tuntas

  20

  Frekuensi Ketuntasan

  Tabel 4.3 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus 1

  siswa terlihat aktif, hal tersebut terlihat pada pertemuan pertama dan kedua penerapan model Kooperatif tipe TGT Berbantuan Roda Pintar Sedangkan ketuntasan hasil belajar Siklus 1 dapat dilihat pada tabel

  0% 10% 20% 30% 40% 50% 60%

  Untuk mengetahui terjadinya peningkatan hasil belajar setelah diperoleh data pada kondisi awal dan pelaksanaan dilakukan tindakan dan setelah tindakan

  Jumlah Berdasarkan tabel 4. yang tuntas (59%) dan 1 kriteria ketuntasan minimal matematika yaitu 65. Diagram ketuntasan hasil belajar siswa Siklus 1 dapat dilihat pada Gambar 4.

  frekuensi Tabel 4.4 Perbandingan ketuntasan hasil belajar kondisi awal dan Siklus I Perbandingan ketuntasan hasil belajar kondisi awal dan Siklus I Perbandingan ketuntasan hasil belajar kondisi awal dan Siklus I

  Nilai Ketuntasan Ketuntasan Kondisi Awal Siklus I Siklus I Frekuensi Presentase Frekuensi Frekuensi Presentase

  ≥65 Tuntas Tuntas 13 38% 20 59% <65 Tidak Tuntas Tidak Tuntas 21 62% 14 41%

  Jumlah 34 100% 34 100% Berdasarkan tabel 4.4 terlihat peningkatan hasil belajar pada Berdasarkan tabel 4. terlihat peningkatan hasil belajar pada Siklus I.

  Meskipun belum sesuai dengan yang diharapkan ketuntasan belajar 75% tetapi Meskipun belum sesuai dengan yang diharapkan ketuntasan belajar 75% tetapi Meskipun belum sesuai dengan yang diharapkan ketuntasan belajar 75% tetapi dapat dilihat perbandingan peningkatan hasil belajar dari kondisi awal dengan dapat dilihat perbandingan peningkatan hasil belajar dari kondisi awal dengan dapat dilihat perbandingan peningkatan hasil belajar dari kondisi awal dengan setelah dilakukan Siklus I p iklus I pada gambar 4.3 sebagai berikut:

  25

  20

  15

10 Tuntas

  5 Tidak Tuntas Frekuensi Frekuensi Kondisi Awal Siklus I

  Gambar 4.3 Perbandingan Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kondisi Awal lajar Siswa Kondisi Awal dengan Siklus I

  Berikut ini disajikan perbandingan persentase ketuntasan hasil belajar Berikut ini disajikan perbandingan persentase ketuntasan hasil belajar Berikut ini disajikan perbandingan persentase ketuntasan hasil belajar sebelum dilaksanakan tindakan dengan set sebelum dilaksanakan tindakan dengan setelah tindakan pada Siklus I. Uraiannya iklus I. Uraiannya disajikan melalui tabel 4. abel 4.5 berikut ini:

  Tabel 4.5 Persentase perbandingan hasil belajar sebelum tindakan dengan

  Siklus I No. Pembelajaran Siswa tuntas Siswa tidak tuntas

  Frekuensi persentase Frekuensi persentase

  1. Sebelum tindakan 13 38% 21 62%

  2. Siklus I 20 59% 14 41% Mengacu pada tabel 4.5, maka terjadi peningkatan hasil belajar sebelum siklus dan setelah Siklus I. Kondisi awal atau sebelum Siklus, siswa yang tuntas mencapai 38% sedangkan pada Siklus I, siswa yang tuntas mencapai 59%, sehingga terjadi peningkatan persentase siswa yang tuntas yaitu sebesar 21%.

4.4.4 Refleksi Siklus I

  Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada Siklus I, selanjutnya diadakan refleksi atas segala kegiatan yang telah dilakukan berdasarkan pengamatan dari observasi pada Siklus I, yaitu: Kegiatan pembelajaran Siklus I berlangsung sesuai dengan harapan dan berjalan dengan baik sesuai RPP dan terlihat kegiatan pembelajaran tampak lebih menyenangkan, perhatian dan antusias siswa meningkat. Keaktifan belajar siswa sudah mengalami peningkatan sedangkan Hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan pada siklus I yaitu sebanyak 59% siswa yang tuntas dan 41% belum tuntas. Namun beberapa siswa masih belum terbiasa bertanya kepada teman atau guru ketika belum materi yang disampaikan, sehingga sebagian siswa masih kurang aktif dalam mencatat berbagai penjelasan yang diberikan dan siswa tidak mau menyusun rangkuman ketika pembelajaran selesai.

  Dari hasil evaluasi didapatkan bahwa kompetensi belajar siswa meningkat, terbukti dari perolehan nilai siswa setelah pembelajaran dengan menggunakan kriteria ketuntasan belajar (KKM = 65) sebanyak 20 siswa atau 95%, yang belum mencapai kriteria ketuntasan hasil belajar sebanyak 14 siswa atau 41%, dengan nilai tertinggi 90 dan nilai terendah 55, sedangkan nilai rata-ratanya adalah 68,4%. Untuk meningkatkan keaktifan belajar dan hasil belajar serta memperbaiki kekurangan dalam proses pembelajaran akan dilanjutkan ke Siklus II.

  4.5 pelaksanaan Siklus II

4.5.4 Perencanaan Tindakan (planning) Siklus II

  Bersama-sama guru dan pengamat merevisi RPP dan menyiapkan kembali skenario tindakan yang akan dilaksanakan pada perbaikan pembelajaran Siklus II. Berdasarkan hasil diskusi dengan pengamat dan refleksi Siklus I maka guru melakukan upaya perbaikan pembelajaran. Guru menyiapkan kembali lembar evaluasi, alat peraga, dan media yang akan digunakan dalam pelaksanaan Siklus II.

  4.5.2 Pelaksanaan Tindakan (Action) Siklus II Setelah menyusun langkah-langkah kegiatan yang akan dilakukan, guru dan pengamat sepakat melakukan kegiatan perbaikan pembelajaran yang terdiri dari 2 pertemuan pembelajaran. Masing-masing berlangsung 2 x 35 menit (70 menit). Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari jum’at tanggal 13 Maret 2015 dan pertemuan kedua dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 14 Maret 2015. Kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disiapkan sebelumnya dan akan dilaksanakan dengan tiga tahap pembelajaran yaitu : kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Pertemuan pertama ( 13 Maret 2015)

  a. Kegiatan awal Kegiatan awal yang dilakukan oleh guru meliputi beberapa kegiatan seperti guru membuka pelajaran dengan salam dan doa, mengabsen kehadiran siswa, mengkondisikan siswa untuk siap belajar. Guru menyampaikan apersepsi “anak-anak masih ingat materi yang telah dipelajari tentang sifat-sifat bangun ruang” dan menyampaikan tujuan pembelajaran. b. Kegiatan Inti Guru membagikan kertas yang berisi gambar bangun datar pada siswa, dan meminta siswa memasangkan gambar bangun berdasarkan jenisnya. Dari pasangan gambar tersebut, pasangan bangun manakah yang sisi-sisinya bersesuaian dan mempunyai perbandingan sama. Kemudian guru menunjuk perwakilan siswa untuk maju kedepan dan menjelaskan bagaimana bentuk bangun setelah dipasangkan. Guru memberi penjelasan atas jawaban siswa.

  Selanjutnya guru meminta siswa untuk mengambil salah satu gambar bangun dan memberi garis pada tengah-tengah bangun datar kalian masing-masing, kemudian lipat sesuai garis yang sudah ada. Sekarang jelaskan bagaimana bentuknya. Setelah siswa mengerjakan kemudian perwakilan maju kedepan untuk menjelaskan. Dari presentasi yang dilakukan siswa guru menjelaskan dan meluruskan jawaban siswa.

  Selanjutnya guru membagi siswa menjadi 6 kelompok, yang masing-masing kelompok terdiri dari 5 sampai 6 orang, kemudian guru menyiapkan meja turnamen dan menginformasikan mengenai kegiatan kelompok yang akan dilakukan. Guru membagikan lembar diskusi yang berisi soal tentang kesebangunan dan simetri lipat dan alat peraga roda pintar matematika kepada setiap kelompok dan meminta setiap kelompok untuk mendiskusikan soal yang telah diperoleh, setiap kelompok memastikan bahwa setiap anggotanya memahami jawaban dari soal yang didapat dan setelah selesai masing-masing kelompok mempresentasikan kembali hasil diskusinya didepan kelas.

  Kegiatan selanjutnya adalah melakukan game dengan masing-masing siswa mengambil satu kartu soal dikotak soal dan mengerjakannya secara individu di depan, game dilakukan sebanyak 1 kali dan dikerjakan dalam waktu 5 menit. Setelah game selesai, kegiatan selanjutnya adalah melakukan turnamen, guru menjelaskan aturan yang akan digunakan. Urutan dalam setiap meja turnamen ditemati oleh pemain pertama (pembaca soal) dan para pemain (penantang). Soal dibacakan oleh pemain pertama dan dijawab oleh tim penantang (soal dikerjakan dalam waktu yang telah ditentukan yaitu masing-masing soal 2 menit). Pemain penantang yang menjawab benar akan mendapatkan poin, jika salah tidak akan mendapatkan poin. Setelah sesi pertama selesai, pemain pertama (pembaca soal) bergeser searah jarum jam, sehingga pemain pertama menjadi penantang dan pemain kedua menjadi pemain pertama (pembaca soal). Turnamen dilakuakan sampai semua pemain merasakan posisi sebagai pemain dan penantang.

  c. Kegiatan akhir Sebagai kegiatan akhir, guru bersama siswa membahas hasil pembelajaran yang telah dilakukan. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami. Guru menghitung nilai yang diperoleh setiap kelompok, guru memberikan penghargaan kelompok dan pujian terhadap jalannya kegiatan pembelajaran. Kemudian guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan mengenai materi yang telah dipelajari.

  Pertemuan kedua (14 Maret 2015)

  a. Kegiatan Awal guru mengawali pelajaran dengan salam, berdoa, absensi dan mengkondisikan siswa untuk siap belajar. Guru melakukan apersepsi dengan membahas materi yang lalu, kemudian dilanjutkan dengan memberikan informasi mengenai materi yang akan dipelajari dam menyampaikan tujuan pembelajaran.

  b. Kegiatan Inti Guru menempelkan macam-macam gambar benda, kemudian guru meminta siswa menujukkan gambar benda mana yang memiliki sumbu simetri lipat, dan kemudian diskusikan dengan teman sebangku mu hitunglah berapa jumlah simetri lipat dari gambar bangun yang telah ditempel. Selanjutnya perwakilan siswa maju untuk menunjukkan dan menghitung berapa jumlah simetri lipat yang ada pada gambar benda yang ditempel. Guru memberi penjelasan atas jawaban siswa dan membuktikannya dengan menggunakan roda pintar matematika.

  Selanjutnya guru membagi siswa menjadi 6 kelompok, yang masing-masing kelompok terdiri dari 5 sampai 6 orang, kemudian guru menyiapkan meja turnamen dan menginformasikan mengenai kegiatan kelompok yang akan dilakukan. Guru membagikan lembar diskusi yang berisi soal tentang bangun- bangun yang memiliki simetri lipat dan alat peraga roda pintar matematika kepada setiap kelompok dan meminta setiap kelompok untuk mendiskusikan soal yang telah diperoleh, setiap kelompok memastikan bahwa setiap anggotanya memahami jawaban dari soal yang didapat dan setelah selesai masing-masing kelompok mempresentasikan kembali hasil diskusinya didepan kelas.

  Kegiatan selanjutnya adalah melakukan game dengan masing-masing siswa mengambil satu kartu soal dikotak soal dan mengerjakannya secara individu di depan, game dilakukan sebanyak 1 kali dan dikerjakan dalam waktu 5 menit. Setelah game selesai, kegiatan selanjutnya adalah melakukan turnamen, guru menjelaskan aturan yang akan digunakan. Urutan dalam setiap meja turnamen ditemati oleh pemain pertama (pembaca soal) dan para pemain (penantang). Soal dibacakan oleh pemain pertama dan dijawab oleh tim penantang (soal dikerjakan dalam waktu yang telah ditentukan yaitu masing- masing soal 2 menit). Pemain penantang yang menjawab benar akan mendapatkan poin, jika salah tidak akan mendapatkan poin. Setelah sesi pertama selesai, pemain pertama (pembaca soal) bergeser searah jarum jam, sehingga pemain pertama menjadi penantang dan pemain kedua menjadi pemain pertama (pembaca soal). Turnamen dilakuakan sampai semua pemain merasakan posisi sebagai pemain dan penantang.

  c. Kegiatan Akhir Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan yang telah dipelajari, guru dan siswa merefleksi kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan dan pemantapan dengan mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Karena pada pertemuan kedua ini merupakan pertemuan terakhir dari penelitian ini. maka guru meminta siswa untuk mengerjakan soal evaluasi untuk mengetahui pembahaman siswa terhadap materi yang disampaikan dengan menggunakan model Kooperatif tipe TGT berbantuan Roda Pintar Matematika. Hasil dari soal evaluasi siklus II ini lah yang akan diolah datanya untuk mengetahui kenaikan hasil belajar siswa sekaligus penentu sukses atau tidaknya penelitian ini.

  4.5.3 Observasi (observation) Siklus II Pengamat melakukan pengamatan terhadap guru dan siswa yang sedang melaksanakan kegiatan pembelajaran perbaikan dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan. Hasil observasi akan dianalisis untuk memantau sejauh mana pengaruh upaya tindakan penelitian terhadap tujuan pembelajaran yang diinginkan.

1) Hasil Observasi terhadap Guru.

  Hasil observasi pembelajaran menggunakan model Kooperatif tipe TGT berbantuan Roda Pintar Matematika pada pembelajaran Siklus II yang diperoleh selama proses pembelajaran matematika dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini:

  Tabel 4.6 Keterlaksanaan Sintaks Pembelajaran Kooperatif tipe TGT berbatuan Roda

  Pintar Matematika Siklus II Keterlaksanaan Siklus

  No Siklus 2 F Ya Tidak

  1. Pertemuan 1

  34

  2. Pertemuan 2

  34 Berdasarkan tabel 4.6, hasil observasi menunjukkan bahwa guru sudah melaksanakan semua indikator pembelajaran yang sudah ditentukan. Secara keseluruhan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru sudah terlaksana dengan baik. Hal ini terlihat dari kemampuan guru dalam menguasai kelas. Guru sudah mampu menciptakan suasana kelas yang nyaman dan kondusif sehingga pembelajaran berjalan dengan lancar.

  Pada pertemuan kedua, hasil observasi menunjukkan bahwa guru semakin menguasai pembelajaran dengan baik. Dalam pertemuan kedua ini, guru sudah melaksanakan semua indikator pembelajaran dengan baik. Guru mampu membimbing jalannya pembelajaran dengan baik sehingga suasana kelas menjadi terkontrol. Siswa juga sudah mampu melaksanakan apa yang seharusnya dilaksanakan tanpa harus menunggu perintah dari guru.

  Secara keseluruhan penyajian dalam proses pembelajaran yang dilakukan guru pada Siklus II ini sudah baik, karena semua indikator yang telah ditentukan sebelumnya sudah terlaksana. Perbaikan dari refleksi Siklus I sudah berjalan dengan baik.

2) Observasi terhadap siswa Pengamatan terhadap siswa dilakukan saat Siklus berlangsung.

  Pengamatan pada Siklus II ini pelaksanaannya masih sama dengan pengamatan pada Siklus I yaitu dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Hasil dari pengamatan siswa pada Siklus II keaktifan siswa semakin bertambah, hal tersebut terlihat dari semakin banyaknya siswa yang sudah aktif bertanya, memperhatikan penjelasan guru dan ketika guru bertanya siswa sudah berani mengungkapkan pendapatnya, hal tersebut terlihat pada pertemuan pertama dan kedua Siklus II dalam penerapan model Kooperatif tipe TGT Berbantuan Roda Pintar Matematika. Hal tersebut menunjukan bahwa penggunaan model pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Berbantuan Roda Pintar Matematika sangat efektif untuk meningkatan keaktifan siswa dalam kegiatan belajar mengajar.

  Hasil observasi atau pengamatan hasil belajar yang diperoleh selama proses pembelajaran menggunakan model Kooperatif Tipe TGT Berbantuan Roda Pintar Matematika pada mata pelajaran Matematika adalah sebagai berikut :

  Tabel 4.7 Persentase ketuntasan hasil belajar siswa setelah pelaksanaan Siklus II

  Nilai Frekuensi Ketuntasan Persentase ≥65

  30 Tuntas 88% <65

  4 Tidak tuntas 12% Jumlah 34 100%

  Ketuntasan hasil belajar siswa sebelum dilakukan tindakan dapat diketahui bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM = 65) sebanyak 14 siswa (41%) pada Siklus I kemudian terjadi kenaikan setelah dilakukan Siklus II menjadi 4 siswa (12%), sedangkan yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal sebanyak 20 siswa (59%) pada Siklus I kemudian meningkat menjadi 30 siswa (88%) pada Siklus II.

  Setelah tindakan Siklus II terlihat adanya peningkatan hasil belajar siswa. Ini membuktikan bahwa penelitian yang telah dilakukan telah berhasil karena telah melebihi batas ketuntasan yaitu 75% sedangkan hasil yang didapat adalah 76%.

  Tabel 4.8 Perbandingan ketuntasan hasil belajar siswa Siklus I dan Siklus II

  Nilai Ketuntasan Siklus I Siklus II Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase

  ≥65 Tuntas 20 59% 30 88% <65 Tidak tuntas 14 41% 4 12%

  Jumlah 34 100% 34 100% Berdasarkan tabel 4.8 di atas terlihat jelas peningkatan ketuntasan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Matematika dengan kompetensi dasar mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang pada Siklus I dan menyelidiki sifat-sifat kesebangunan dan simetris pada Siklus II. Dari Siklus I ke Siklus II peningkatan yang terjadi mencapai 29%. Diagram perbandingan ketuntasan hasil belajar siswa pada Siklus I dan Siklus II disajikan dalam Gambar 4.4.

  30

  25

  20

  15 Tuntas

  10 Tidak tuntas Tidak tuntas

  5 Frekuensi Frekuensi Frekuensi Siklus I Siklus I Siklus II

  Gambar 4.4 Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I dan iklus I dan Siklus II

  Dari diagram 4. diagram 4.4 terlihat peningkatan hasil belajar siswa pada terlihat peningkatan hasil belajar siswa pada Siklus I ke Siklus II sudah mencapai yang dihara iklus II sudah mencapai yang diharapkan yaitu ketuntasan belajar 75% bahkan pkan yaitu ketuntasan belajar 75% bahkan melebihi target hingga mencapai 76%. melebihi target hingga mencapai 7

  Siklus II

4.5.4 Refleksi Siklus II

  Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada Siklus II yang terdiri iklus II yang terdiri dari dua pertemuan sebagai pemantapan Siklus II maka selanjutnya diadakan dari dua pertemuan sebagai pemantapan iklus II maka selanjutnya diadakan refleksi atas segala kegiatan dalam proses pembelajaran. Hasil refleksi diambil refleksi atas segala kegiatan dalam proses pembelajaran. Hasil refleksi diambil refleksi atas segala kegiatan dalam proses pembelajaran. Hasil refleksi diambil dari hasil observasi yang dilaksanakan pada pertemuan dari hasil observasi yang dilaksanakan pada pertemuan Siklus II dan hasil nilai iklus II dan hasil nilai siswa pada pertemuan kedua Siklus II. Refleksi ini digunakan sebagai bahan siswa pada pertemuan kedua iklus II. Refleksi ini digunakan sebagai bahan pemantapan dengan membandingkan apakah pemantapan dengan membandingkan apakah hasil tindakan dalam proses tindakan dalam proses pembelajaran indikator kinerja pembelajaran indikator kinerja Siklus I mengalami perbaikan pada iklus I mengalami perbaikan pada Siklus II. Hasil pengamatan dari perlaksanaan pengamatan dari perlaksanaan Siklus II. Dan diperoleh hasil k Dan diperoleh hasil kegiatan pembelajaran Siklus II berlangsung sesuai dengan harapan iklus II berlangsung sesuai dengan harapan dan juga k dan juga kegiatan pembelajaran tampak lebih menarik dan menyenangkan, keaktifan siswa lebih pembelajaran tampak lebih menarik dan menyenangkan, keaktifan siswa lebih pembelajaran tampak lebih menarik dan menyenangkan, keaktifan siswa lebih meningkat karena siswa belajar secara berkelompok, bermain game dan meningkat karena siswa belajar secara berkelompok, bermain game dan meningkat karena siswa belajar secara berkelompok, bermain game dan tournament melalui model Kooperatif tournament melalui model Kooperatif Tipe TGT Berbantuan Roda Pintar ipe TGT Berbantuan Roda Pintar Matematika. Keaktifan siswa Keaktifan siswa juga sudah menunjukkan hasil yang memuaskan juga sudah menunjukkan hasil yang memuaskan sehingga hasil belajar siswa belajar siswa sudah memenuhi indikator keberhasilan yang sudah memenuhi indikator keberhasilan yang ditentukan oleh peneliti yaitu 75% dan pada ditentukan oleh peneliti yaitu 75% dan pada Siklus II terdapat 88% 88% yang tuntas, pertanyaan yang diberikan dan siswa juga belum aktif mencatat penjelasan yang disampaikan oleh guru, namun pada Siklus II siswa sudah aktif menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dan juga sudah aktif dalam mencatat penjelasan yang diberikan guru.

  Dari hasil evaluasi didapatkan bahwa kompetensi belajar siswa meningkat, terbukti dari perolehan nilai siswa setelah pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model Kooperatif tipe TGT Berbantuan Roda Pintar Matematika yang mencapai kriteria ketuntasan minimal Matematika yaitu 65 sebanyak 30 siswa (88%) dan yang belum mencapai nilai KKM sebanyak 4 siswa (12%). Dengan nilai rata-rata 75 dan nilai tertinggi 100 sedangkan nilai terendah

  60. Keaktifan siswa pada kategori cukup aktif sebanyak 5 siswa (15%), pada kategori aktif sebanyak 56%) dan kategori sangat aktif sebanyak 10 siswa (29%).

4.6 Pembahasan

  Berdasarkan paparan hasil penelitian di atas maka dapat diketahui peningkatan keaktifan belajar siswa dan hasil belajar setelah mengkuti proses belajar dengan penerapan model Kooperatif tipe TGT Berbantuan Roda Pintar Matematika.

4.6.4 Keaktifan Siswa

  Dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan model Kooperatif Tipe TGT berbantuan Roda Pintar Matematika, siswa terlihat memiliki ketertarikan dan semangat yang baik yang menunjukkan adanya peningkatan keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran.

  Hal ini menunjukkan bahwa dengan penerapan model kooperatif tipe TGT Berbantuan Roda Pintar Matematika dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa. Terbukti dengan kondisi siswa sebelum dilakukannya tindakan siswa masih banyak yang tidak mendengarkan penjelasan guru saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, tetapi mereka bermain sendiri dengan teman sebangkunya dan siswa belum mau menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dan siswa juga belum aktif mencatat penjelasan yang disampaikan oleh guru, namun setelah dilakukannya tindakan pada Siklus I dan Siklus II, siswa sudah mulai terlihat aktif pada setiap pembelajaran yang disampaikan oleh guru dan sangat antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran saat guru menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Berbantuan Roda Pintar Matematika.

4.6.5 Hasil Belajar Siswa

  Hasil belajar siswa berdasarkan ulangan harian pada kondisi awal, hasil belajar dari Siklus I dan Siklus II selalu mengalami peningkatan. Perbandingan rekap ketuntasan hasil belajar siswa kondisi awal, Siklus I dan Siklus II dapat dilihat pada tabel 4.9.

  Tabel 4.9 Perbandingan Rekap Ketuntasan Hasil Belajar Siswa

  Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II Nilai ketuntasan Kondisi awal Siklus I Siklus II

  F % F % F % ≥65 Tuntas 13 38% 20 59% 30 88% <65 Tidak tuntas 21 62% 14 41% 4 12%

  Jumlah 34 100% 34 100% 34 100% Berdasarkan perbandingan rekap ketuntasan hasil belajar dari kondisi awal, Siklus I dan Siklus II pada tabel 4.9 dapat dilihat adanya peningkatan pada hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika. Pada kondisi awal yang tuntas hanya 13 siswa (38%), pada Siklus I yang tuntas 20 siswa (59%) dan pada Siklus II yang tuntas 30 siswa. Ini membuktikan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model Kooperatif tipe TGT Berbantuan Roda Pintar Matematika dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Perbandingan rekap peningkatan hasil belajar kondisi awal, Siklus I dan Siklus II dapat dilihat pada Gambar 4.5

  30

  25

  20

  15 Tuntas Tuntas

  10 Tidak tuntas Tidak tuntas

  5 frekuensi frekuensi frekuensi frekuensi Kondisi awal Kondisi awal Siklus I Siklus II

  Gambar 4.5 Perbandingan Rekap Perbandingan Rekap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kondisi Awal, Siklus Hasil Belajar Siswa Kondisi Awal, Siklus

  I dan Siklus II Peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa karena pembelajaran Peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa karena pembelajaran dilakukan dengan menggunakan model Kooperatif tipe TGT Berbantuan Roda dilakukan dengan menggunakan model Kooperatif tipe TGT Berbantuan Roda dilakukan dengan menggunakan model Kooperatif tipe TGT Berbantuan Roda

  Pintar Matematika lebih menekankan ke kegiatan kelompok dengan waktu yang Pintar Matematika lebih menekankan ke kegiatan kelompok dengan waktu yang Pintar Matematika lebih menekankan ke kegiatan kelompok dengan waktu yang sedikit dapat menguasai materi secara menyeluruh dan mendalam, proses sedikit dapat menguasai materi secara menyeluruh dan mendalam, proses sedikit dapat menguasai materi secara menyeluruh dan mendalam, proses pembelajaran berlangsung dengan keaktifan dari siswa. Dalam pembelajaran yang pembelajaran berlangs siswa. Dalam pembelajaran yang dilakukan ini hasil belajar siswa menjadi meningkat karena siswa lebih aktif dilakukan ini hasil belajar siswa menjadi meningkat karena siswa lebih aktif bertanya, semangat mengikuti pembelajaran, disiplin dan aktif dalam melakukan bertanya, semangat mengikuti pembelajaran, disiplin dan aktif dalam melakukan bertanya, semangat mengikuti pembelajaran, disiplin dan aktif dalam melakukan kegiatan-kegiatan yang sudah ditentukan sebe kegiatan yang sudah ditentukan sebelumnya dan ber lumnya dan berantusias untuk berkompetensi dengan melakukan permainan dengan bertanding untuk berkompetensi dengan melakukan permainan dengan bertanding untuk berkompetensi dengan melakukan permainan dengan bertanding untuk mengerjakan soal-soal yang telah disiapkan pada setiap kegiatan. soal yang telah disiapkan pada setiap kegiatan. Hal ini soal yang telah disiapkan pada setiap kegiatan. membuktikan bahwa penerapan model Kooperatif tipe TGT berbantuan Roda membuktikan bahwa penerapan model Kooperatif tipe TGT berbantuan Roda membuktikan bahwa penerapan model Kooperatif tipe TGT berbantuan Roda Pintar Matematika cocok diterapkan dalam pembelajaran terutama pada mata Pintar Matematika c ocok diterapkan dalam pembelajaran terutama pada mata pelajaran matematika yang dapat meningkatkan keaktifan siswa sekaligus pelajaran matematika yang dapat meningkatkan keaktifan siswa sekaligus pelajaran matematika yang dapat meningkatkan keaktifan siswa sekaligus berdampak pada meningkatnya hasil belajar siswa. berdampak pada meningkatnya hasil belajar siswa.

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Siswa Kelas 4 SD Negeri Ngajaran 02 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Semester 2 Tahun Pelajaran

0 0 35

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Siswa Kelas 4 SD Negeri Ngajaran 02 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Semester 2 Tahun Pelajaran

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Siswa Kelas 4 SD Negeri Ngajaran 02 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Semester 2 Tahun Pelajaran

0 0 90

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar IPA Melalui Metode STAD Berbantuan Animasi Siswa Kelas IV SDN 2 Mrisi Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Ajaran 2014/2015

0 0 5

Secara rinci SK dan KD Mata Pelajaran IPS kelas 4 semester 2 sebagai berikut: Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS Kelas 4 Semester 2

0 0 14

41 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum SD Negeri Pamongan 2

0 0 23

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar IPA Melalui Metode STAD Berbantuan Animasi Siswa Kelas IV SDN 2 Mrisi Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Ajaran 2014/2015

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar IPA Melalui Metode STAD Berbantuan Animasi Siswa Kelas IV SDN 2 Mrisi Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Ajaran 2014/2015

0 0 57

BAB II KAJIAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Mind Map Siswa Kelas 4 SD Negeri Pamongan 2 Kecamatan Guntur Kabupaten Demak Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 16

BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Metode Mind Map Siswa Kelas 4 SD Negeri Pamongan 2 Kecamatan Guntur Kabupaten Demak Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015

0 0 17