Secara rinci SK dan KD Mata Pelajaran IPS kelas 4 semester 2 sebagai berikut: Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS Kelas 4 Semester 2

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1. Ilmu Pengetahuan Sosial Istilah IPS dalam dunia pendidikan di indonesi masih relatif baru digunakan.

  Pendidikan IPS merupakan padanan dari social studies dalam konteks kurikulum di Amerika Serikat pada tahun 1913 mengadopsi nama lembaga Social Studies yang mengembangkan kurikulum di AS. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya. Ilmu pengetahuan sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dasi aspek dan cabang-cabang ilmu-ilmu sosial.

  Dalam UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dijelaskan bahwa:

  IPS merupakan bahan kajian yang wajib dimuat dalam kurikulum pendidikan dasar dan menengah yang antara lain mencakup ilmu bumi, sejarah, ekonomi, kesehatan dan lain sebagainya yang dimaksudkan untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis peserta didik terhadap kondisi sosial masyarakat. Dalam Permendiknas No 22 tahun 2006, (KTSP) dinyatakan bahwa “IPS adalah mata pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial yang didasarkan pada bahan kajian geografi, ekonomi, sosiologi, dan sejarah”. Penjelasan tersebut dapat diartikan bahwa IPS merupakan studi terintegrasi dari ilmu-ilmu sosial untuk membentuk warga negara yang baik, mampu memahami dan menganalisis kondisi dan masalah sosial serta ikut memecahkan masalah sosial kemasyarakatan.

  Dengan demikian dapat dikatakan bahwa IPS merupakan mata pelajaran yang penting di dalam kurikulum sekolah khususnya sekolah dasar. Mata

  pelajaran IPS menyajikan materi dari integrasi beberapa ilmu sosial yang berkaitan dengan kondisi sosial di masyarakat. Menurut KTSP Standar Isi 2006 Mata Pelajaran IPS memiliki tujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut:

  1. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya.

  2. Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan ketrampilan.

  3. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.

  4. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasam, dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global. Secara singkat Gross (Trianto, 2014) mengemukakan “tujuan dari IPS adalah untuk mempersiapkan siswa menjadi masyarakat yang baik dalam kehidupan bermasyarakat”. Tujuan lain adalah untuk mengembangkan kemampuan siswa menggunakan penalaran dalam mengambil keputusan setiap persoalan yang dihadapi.

  Pencapaian tujuan IPS yang dimiliki oleh siswa yang telah ditentukan dinamakan dengan Standar Kompetensi (SK) dan lebih rinci dalam Kompetensi Dasar (KD). Kompetensi Dasar (KD) ini merupakan standar minimum secara nasional yang harus dicapai oleh siswa dalam suatu pembelajaran.

  Fungsi IPS yaitu membekali siswa dengan pengetahuan sosial yang berguna, ketrampilan sosial dan intelektual dalam membina perhatian serta kepedulian sosial siswa sebagai SDM yang bertanggung jawab dalam mewujudkan tujuan nasional. Selain itu, IPS mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan globalisasi di masa mendatang.

  Secara rinci SK dan KD Mata Pelajaran IPS kelas 4 semester 2 sebagai berikut:

Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS Kelas 4 Semester 2

  Standar kompetensi Kompetensi dasar

2. Mengenal sumber daya

  2.1 Mengenal aktivitas ekonomi yang berkaitan alam, kegiatan ekonomi, dan dengan sumber daya alam dan potensi lain di kemajuan teknologi di daerahnya. lingkungan kabupaten/kota

  2.2 Mengenal pentingnya koperasi dalam dan provinsi. meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

  2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakannya.

  2.4 Mengenal permasalahan sosial di daerahnya. Dalam penelitian ini Kompetensi Dasar yang digunakan adalah sebagai berikut: Kompetensi Dasar

  2.4 Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi serta pengalaman menggunakannya.

2.1.2. Hasil Belajar

  2.1.2.1 Pengertian Hasil Belajar

  Hasil belajar terdiri dari dua kata yaitu hasil dan belajar. Sebelumnya akan diuraikan mengenai penjabaran kedua kata tersebut. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kata “hasil” berarti sesuatu yang terjadi karena usaha. Sedangkan “belajar” memiliki makna berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu. Dari pengertian tersebut dapat dijelaskan bahwa hasil belajar merupakan suatu kepandaian atau ilmu yang diperoleh dengan suatu usaha yaitu proses pembelajaran.

  Menurut Hadari Nawawi (1988: 100) “hasil belajar diartikan sebagai tingkatan keberhasilan dalam mempelajari mata pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes”. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002:36), “hasil belajar adalah hasil yang ditunjukkan dari suatu tindak belajar dan biasanya ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan guru. Nilai yang diperoleh siswa menjadi acuan untuk melihat penguasaan siswa dalam menerima materi pelajaran”.

  Dari beberapa pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa dari suatu proses pembelajaran terhadap penguasaan materi mata pelajaran tertentu dan biasanya ditunjukkan dengan adanya skor atau nilai tes yang diberikan oleh guru.

  2.1.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

  Untuk mencapai hasil belajar yang optimal perlu diciptakan suasana belajar yang kondusif, maka perlu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Menurut Slameto (2010: 54) faktor-faktor yang mempengaruhi

1. Faktor internal Faktor internal adalah faktor yang berasal dari diri siswa.

  Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam faktor internal antara lain: a. Faktor jasmaniah (kesehatan dan cacat tubuh).

  b. Faktor psikologis (intelegensi, minat, perhatian, bakat motif, dan kematangan).

  c. Faktor kelelahan (kelelahan jasmani dan kelelahan rohani).

2. Faktor eksternal Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa.

  Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam faktor eksternal antara lain:

  a. Faktor keluarga (cara mendidik orang tua, relasi antar anggota keluarga,

suasana rumah, keadaan ekonomi, pengertian orang tua, dan latar

belakang kebudayaan).

  b. Faktor sekolah (metode mengajar, relasi guru dan siswa, relasi siswa

dengan siswa, disilpin sekolah, alat pengajaran, waktu sekolah, standar

pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas

rumah).

c. Faktor masyarakat (keadaan siswa dalam masyarakat, media massa, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat).

  Dari penjelasan di atas, dapat dilihat bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar berasal dari faktor internal dan faktor eksternal. Pada penelitian ini menggunakan faktor eksternal berupa penggunaan metode pembelajaran Mind Map dalam pembelajaran IPS.

2.1.3. Mind Map

a. Pengertian Mind Map

  Mind Map pertama kali dikenalkan oleh Tony Buzan pada sekitar tahun

  1970. Mind Map berasal dari dua kata yaitu Mind dan Map. Mind berarti pikiran

dan Map berarti peta. Secara sederhana Mind Map diartikan sebagai peta pikiran.

  Mind Map adalah cara mudah menggali informasi dari dalam dan luar

  otak. Merupakan cara baru untuk belajar dan berlatih yang cepat dan ampuh untuk membuat catatan yang tidak membosankan, serta cara terbaik untuk mendapatkan ide baru dan merencakanan proyek (Buzan, 2007:4).

  

A Mind Map is a powerful graphic technique which provides a

universal key to unlock the potential of the brain. It harnesses the

full range of cortical skills – word, image, number, logic, rhythm,

colour and spatial awareness – in a single, uniquely powerful

manner. In so doing, it gives you the freedom to roam the infinite

expanses of your brain. The Mind Map can be applied to every

aspect of life where improved learning and clearer thinking will

enhance human performance (Tony Buzan).

  Dari uraian di atas, Tony Buzan menjelaskan bahwa sebuah peta pikiran adalah teknik grafis yang kuat yang memberikan kunci untuk membuka potensi otak. Dengan demikian, memberikan kita kebebasan untuk menjelajah hamparan tak terbatas otak. Mind Map dapat diterapkan untuk setiap aspek kehidupan di mana peningkatan pembelajaran dan pemikiran yang lebih jelas akan meningkatkan kinerja manusia. Menurut De Porter (Yosua, 2012) “Mind Map adalah teknik pemanfaatan seluruh otak dengan menggunakan citra visual dan prasarana garfis lainnya untuk membentuk kesan”.

  Dari defini-defini di atas, dapat disimpulkan bahwa Mind Map merupakan suatu metode mencatat dengan teknik grafis yang tinggi dan memperoleh informasi dari luar dan dalam otak. Melalui catatan yang menggunakan peta konsep ini, siswa dapat mengasosiasikan satu konsep dengan konsep lain yang berkesinambungan dengan baik.

Gambar 2.1 Contoh Mind Map

  Pada saat mencatat di kelas, bagian otak yang paling sering digunakan adalah otak kiri. Hal ini dikarenakan terlalu banyak menggunakan kertas bergaris, mencatat dalam bentuk daftar, dan benda utama dalam catatan adalah kata-kata. Semua itu adalah kemampuan otak kiri. Artinya siswa saat itu hanya menggunakan setengah dari kemampuan otak yang menakjubkan. Dengan menggunakan Mind Map dapat membantu untuk menggunakan kedua belah otak secara seimbang dan optimal.

  Siswa dapat menggunakan kata-kata kunci sebagai asosiasi terhadap suatu ide pada setiap cabang pemikiran berupa sebuah kata tunggal serta bukan kalimat. Setiap garis-garis cabang saling berhubungan hingga ke pusat gambar dan diusahakan garis-garis yang dibentuk tidak lurus agar tidak membosankan. Garis- garis cabang sebaiknya dibuat semakin tipis begitu bergerak menjauh dari gambar utama untuk menandakan hirarki atau tingkat kepentingan dari masing-masing garis.

  Metode pembelajaran Mind Map dapat membuat siswa lebih baik dalam mengingat, mendapatkan ide brilian, menghemat waktu dan memanfaatkan waktu sebaik-baiknya, mengatur pikiran, hobi, dan hidup, lebih banyak bersenang- senang, dan paling penting tentunya membuat nilai yang lebih bagus (Tony Buzan, 2007:4). Mind Map merupakan tehnik penyusunan catatan demi membantu siswa menggunakan seluruh potensi otak agar optimum. Caranya, menggabungkan kerja otak bagian kiri dan kanan. Dengan metode Mind Map siswa dapat meningkatkan daya ingat hingga 78%.

b. Prinsip Mind Map

  Prinsip kerja Mind Map menggunakan pemaksimalan kerja kedua otak manusia. Otak manusia secara mental dibagi menjadi dua belahan, yaitu: otak kiri dan otak kanan. Masing-masing otak mempunyai fungsi dan karakter yang berbeda satu sama lain. Otak kiri berhubungan dengan aktivitas-aktivitas seperti kata-kata, logika, angka, sekues, linearitas, analisis, dan daftar. Sedangkan otak kanan berhubungan dengan hal-hal seperti ritme, kesadaran, imajinasi, mengkhayal, warna, dan dimensi (Buzan, 2007:6). Otak kanan mempunyai sifat memori jangka panjang, artinya memori yang disimpan di sebelah otak kanan lebih lama daripada memori yang ada di otak kiri.

  De Porter (Yosua, 2012) mengemukakan ada tujuh prinsip super memory yang digunakan dalam Mind Map. Prinsip-prinsip itu adalah sebagai berikut:

  1. Visualisasi Visualisasi adalah salah satu dari dua prinsip memori yang paling kuat. Otak kita berpikir dalam bentuk gambar. Sehingga lebih mudah mengingat dalam bentuk gambar dibandingkan otak maka semakin kuat pula daya ingat siswa. Jadi rahasianya adalah mengubah materi pelajaran ke dalam gambar-gambar, supaya otak siswa dapat menyerap konsep dengan sangat cepat.

  2. Asosiasi Asosiasi mempunyai arti hubungan, maksudnya siswa membentuk hubungan antara satu topik dengan topik lain.

  Sehingga hal ini akan menciptakan indeks berurutan dalam otak untuk pemanggilan kembali dengan cepat.

  3. Membuat sesuatau menjadi lebih berbeda Analogi untuk prinsip ini adalahy ketika kita melakukan sesuatu yang berbeda dari biasanya atau melakukan sesuatu hal yang sangat disenangi atau menyakitkan, pasti kita akan senantiasa teringt terus. Dalam pembelajaran pun seharusnya seperti itu, oleh karena melalui Mind Map ini siswa dituntu untuk membuat catatan yang beda dari yang lain sehingga materi pelajarannya dapat diingat terus.

  4. Imajinasi Imajinasi dalam pembelajaran dapat dipraktikkan dengan cara membayangkan materi yang disampaikan sehingga melalui pengalaman-pengalaman yang sudah dilakukan, siswa dapat mengingatnya kembali. Biasanya kita pun suka mengingat sesuatu yang kita buat berdasarkan imajinasi sendiri.

  5. Warna Berdasarkan penelitian, warna dapat meningkatkan memori kita lebih dari 50%. Oleh karena itu, jika dalam pembelajaran hal ini diterapkan akan sangat membantu siswa, selain memori yang meningkat, pembelajaran pun akan lebih menyenangkan dan dapat membuat catatan menjadi lebih menarik.

  6. Irama Irama atau musik dalam pembelajaran sangat dibutuhkan, irama akan meningkatkan kemampuan daya ingat siswa karena irama dapat mengaktifkan otak sebelah kanan yang selalu dominan dipakai pada saat belajar.

  7. Holism Holism berarti seluruhnya, pada saat siswa belajar maka materi

  yang disampaikan jangan sampai terpisah-pisah, melainkan harus seluruhnya. Hal ini untuk memudahkan dalam memahami konsep. Oleh karena itu, Mind Map sangat cocok untuk diterapkan. Sebab Mind Map bersifat holistik, dapat melihat gambaran secara keseluruhan. Dari berbagai prinsip yang ada, semua merujuk bahwa Mind Map identik dengan daya ingat. Dengan kata lain bahwa Mind Map merupakan suatu metode yang dapat memanggil kembali informasi yang dibutuhkan, yang sudah terekam di dalam memori. Karena itu prinsip pertama yang harus dilakukan adalah dengan dapat dipanggil kembali dalam kondisi yang diperlukan. Kemudian dengan asosiasi atau dengan menghubungkan konsep-konsep tertentu, otak akan berfungsi sebagai peta petunjuk dan menghubungkan informasi yang dipanggil dengan konsep-konsep tertentu yang diberikan. Selain itu, dapat melatih memaksimalkan kerja otak. Otak akan bekerja secara maksimal dalam melakukan hal-hal yang tidak biasanya atau melakukan hal yang berbeda. Prinsip lain yang efektif dalam menerapkan Mind Map adalah imajinasi, warna, irama, dan holism. Dengan imajinasi siswa dapat menghubungkan pengalaman-pengalaman yang telah didapat untuk dituangkan ke dalam suatu bentuk informasi.

c. Langkah Membuat Mind Map

  Mind Map hanya memerlukan tiga hal, kertas kosong, pulpen berwarna,

  dan otak. Untuk menggunakan Mind Map, ada beberapa langkah persiapan yang harus dilakukan, antaralain: (1) mencatat hasil ceramah dan menyimak poin-poin atau kata kunci dari ceramah tersebut, (2) menunjukkan jaringan-jaringan dan relasi-relasi di antara berbagai poin/gagasan/kata kunci ini terkait dengan materi pelajaran, (3) membrainstorming semua hal yang sudah diketahui sebelumnya tentang topik tersebut, (4) merencanakan tahap-tahap awal pemetaan gagasan yang memvisualisasikan semua aspek dari topik yang dibahas, (5) menyusun gagasan dan informasi dengan membuatnya bisa diakses pada satu lembar saja, (6) menstimulasi pemikiran dan solusi kreatif atas permasalahan-permasalahan yang terkait dengan topik bahasan, dan (7) mereview pelajaran untuk mempersiapkan tes atau ujian (Miftahul Huda, 2013:308).

  Secara garis besar, sintak Mind Map dimulai dari menerima informasi, menentukan jaringan atau gagasan informasi, membuat alternatif pemetaan, memvisualisasikan gagasan yang ditemukan dan terkahir melakukan evaluasi dan refleksi. Berikut ini merupakan lima langkah mudah membuat Mind Map (Buzan, 2007: 10), antara lain:

  1. Pergunakan selembar kertas kosong tanpa garis dan beberapa pulpen berwarna. Pastikan kertas diletakkan menyamping.

  2. Buatlah sebuah gambar yang merangkum subyek utama di tengah-tengah kertas. Gambar itu melambangkan topik utama.

  3. Buatlah beberapa garis tebal berlekuk-lekuk yang menyambung dari gambar di tengah kertas, masing-masing untuk setiap ide utama yang ada mengenai subyek. Cabang-cabang utama tersebut melambangkan subtopik utama.

  4. Berilah nama pada setiap ide di atas dan bila mau buatlah gambar-gambar kecil mengenai masing-masing ide tersebut. Hal ini menggunakan kedua sisi otak. Setiap kata dalam Mind Map akan digaris bawahi. Hal ini karena kata-kata merupakan kata kunci dan pemberian garis bawah seperti pada catatan biasa yaitu menunjukkan tingkat kepentingannya.

  5. Dari setiap ide yang ada, bisa menarik garis penghubung lainnya, yang menyebar seperti cabang-cabang pohon.

  Tambahkan pikiran ke setiap ide tadi. Cabang-cabang tambahan ini melambangkan detail-detail yang ada. Langkah-langkah di atas sangatlah sederhana dimuali dari menyiapkan kertas kosong dan beberapa pulpen warna. Kemudian menuliskan konsep-konsep kunci informasi yang diperoleh dan dapat ditambah dengan menggunakan gambar- gambar kecil sebagai penjelas konsep. Langkah ini dapat membuat seseorang akan memiliki kemampuan lebih baik dalam memahami dan mengingat suatu informasi dalam jangka waktu yang lama. Pada akhirnya informasi yang telah disimpan dapat dipanggil kembali untuk menyelesaikan masalah maupun untuk mereview kembali pelajaran yang akan melakukan tes atau ujian.

d. Penerapan Mind Map dalam IPS

  Berdasarkan Permendiknas No 41 tahun 2007, bahwa pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti yang terdiri dari eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi, dan kegiatan penutup. Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran menurut Permendiknas No. 41 tahun 2007 sebagai berikut:

  1. Kegiatan Pendahuluan Dalam kegiatan pendahuluan guru:

  a. Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran; b. Mengajukan pertanyaan – pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari; c. Menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai; d. Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus;

  2. Kegiatan Inti

  3. Memberikan kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah dan bertindak tanpa rasa takut;

  c. Konfirmasi Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

  9. Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik.

  8. Memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan;

  7. Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok;

  6. Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;

  5. Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar;

  4. Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;

  2. Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;

  a. Eksplorasi Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

  1. Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas – tugas tertentu yang bermakna;

  Dalam kegiatan elaborasi, guru:

  5. Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan; b. Elaborasi

  4. Melibatkan peserta didik secara aktif dalam kegiatan pembelajaran; dan

  3. Memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik serta antara peserta didik dan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainya;

  2. Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, dan sumber belajar lain;

  1. Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan pelajar dari aneka sumber;

  1. Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tertulis, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik.

  2. Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber;

  3. Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan;

  4. Memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar;

  5. Berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar;

  6. Membantu menyelesaikan masalah;

  7. Memberikan acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi;

  8. Memberi informasi untuk bereksplorasi lebih lanjut;

  9. Memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif.

  3. Kegiatan Penutup Dalam kegiatan penutup, guru:

  a. Bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri mrmbuat rangkuman/simpulan pelajaran; b. Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram; c. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran; d. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remidi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik; e. Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya. Adapun aplikasi Mind Map dalam IPS kelas 4 materi “Perkembangan

  Teknologi”, dapat dilihat berikut ini:

  1. Guru mengajak siswa untuk berdoa sesuai keyakinan dan

kepercayaan masing-masing dan memberi salam.

  2. Guru melakukan presensi dan memberikan motivasi kepada siswa.

  Kegiatan

  3. Guru menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan selama proses pembelajaran.

  Awal 4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

  5. Guru melakukan apersepsi dengan memberikan pertanyaan tentang perkembangan teknologi. Eksplorasi

  1. Guru menjelaskan materi mengenai pengertian teknologi dan contohnya serta ciri-ciri perkembangan teknologi masa lalu dan masa kini dengan Mind Map.

  Kegiatan Inti

2. Guru memunculkan keingintahuan siswa dengan memberikan pertanyaan tentang perkembangan teknologi.

  Elaborasi 1. Siswa berkelompok dengan masing-masing anggota 4-5 siswa.

  2. Siswa diberikan tugas oleh guru.

  3. Setiap kelompok membuat Mind Map tentang perkembangan

teknologi pada selembar kertas yang diberikan.

  4. Siswa berdiskusi dengan anggota kelompok.

  5. Guru mengamati dan membimbing siswa yang mengalami kesulitan saat membuat Mind Map. Konfirmasi

  1. Guru memberikan kesempatan kepada perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya.

  2. Siswa menjelaskan hasil pekerjaan kelompok di depan kelas.

  3. Guru bersama siswa mengembangkan hasil presentasi setiap kelompok tentang perkembangan teknologi.

  1. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran yaitu pengertian teknologi, ciri-ciri dan contoh teknologi serta perkembangan teknologi.

  2. Guru melakukan refleksi dan memberikan penguatan kepada siswa.

  Kegiatan

  3. Guru memberikan kesempatan kepada siswa yang belum paham Akhir untuk bertanya tentang pembelajaran kali ini.

  

4. Guru memberikan tindak lanjut berupa tugas rumah.

  

5. Guru menutup pembelajaran dengan salam penutup.

2.2 Kajian Hasil Penelitian yang Relevan

  Beberapa kajian hasil penelitian yang telah membuktikan keberhasilan metode Mind Map dalam proses pembelajaran sebagai berikut:

  1. Penggunaan metode pembelajaran Mind Map oleh Asrori dalam “Upaya Meningkatkan Hasil belajar IPS Melalui Metode Mind Map pada Siswa Kelas V MI Muhammadiyah Jambukidul Ceper Klaten Tahun Pelajaran 2013/2014”. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa Mind Map meningkatkan hasil belajar siswa dari kondisi awal hanya sebanyak 17% siswa yang mencapai KKM, kemudian setelah diberi tindakan perbaikan pada siklus I siswa yang mencapai KKM meningkat menjadi 50%.

  Sedangkan pada siklus II seluruh siswa atau dengan presentase 100% mencapai nilai KKM.

  2. Penggunaan metode Mind Map yang dilakukan M. Dofir dalam “Penerapan Metode Pembelajaran Mind Map untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Pada Materi Keragaman Suku Budaya di Indonesia Siswa Kelas V MI NU Bangilan Kota Pasuruan”. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa Mind

  Map meningkatkan hasil belajar siswa dari kondisi awal hanya sebesar

  13,33% atau sebanyak 2 dari 15 siswa yang mencapai KKM, kemudian setelah diberi tindakan perbaikan pada siklus I siswa yang mencapai KKM meningkat menjadi 46,67% atau sebanyak 7 dari 15 siswa. Sedangkan pada siklus II seluruh siswa atau dengan presentase 86,67% atau sebanyak 13 dari 15 siswa mencapai nilai KKM. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa dengan metode Mind Map yang menekankan pada pemaksimalan otak kiri dan otak kanan, terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Maka dari itu, peneliti melakukan kembali penelitian tindakan kelas dengan menggunakan metode Mind Map dalam peningkatan hasil belajar IPS siswa kelas 4 SD Negeri Pamongan 2 Kecamatan Guntur Kabupaten Demak Tahun Pelajaran 2014/2015.

2.3 Kerangka Berpikir

  Dari skema kerangka berpikir di atas dapat dijelaskan bahwa pada kondisi awal sebelum dilakukan tindakan, guru menggunakan metode pembelajaran

  Kondisi Awal Guru menggunakan metode pembelajaran sederhana seperti ceramah Siswa tidak memahami materi pelajaran dan menganggap materi sulit

  Hasil belajar siswa rendah (tidak mencapai KKM) Guru menggunakan metode Mind Map dalam pembelajaran Hasil belajar siswa meningkat

  (mencapai KKM) Siswa hanya mendengarkan penjelasan guru dan mencatat semua informasi dari guru

  Siswa berpikir aktif dengan memaksimalkan fungsi kedua otak

  

Kemampuan belajar

siswa meningkat

sehingga daya serap dan

daya ingat siswa

terhadap materi Dilakukan tindakan sederhana seperti ceramah. Sedangkan siswa hanya mendengarkan dan mencatat semua informasi yang diberikan oleh guru tanpa memahaminya. Hal ini menyebabkan siswa tidak memahami materi pelajaran dan menganggap bahwa materi itu sulit. Akibatnya hasil belajar siswa menjadi rendah yaitu hanya sebesar 38,1% atau sebanyak 8 siswa dari 21 siswa kelas yang dapat mencapai nilai KKM yaitu 65. Sedangkan sisanya 61,9% atau sebanyak 13 anak masih mendapatkan nilai di bawah KKM 65.

  Dari keadaan itu kemudian dilakukan tindakan berupa penggunaan metode pembelajaran Mind Map dalam proses pembelajaran. Dengan metode ini, siswa diajak untuk berpikir aktif dengan menggunakan fungsi otak kanan dan otak kiri secara seimbang. Sehingga kemampuan belajar siswa meningkat dan siswa menjadi memiliki kemampuan untuk mengingat dan memahami materi dengan lebih baik. Pada akhirnya hasil belajar siswa akan mengalami peningkatan dan mencapai nilai KKM 65. Rasional penggunaan metode pembelajaran Mind Map dapat meningkatkan hasil belajar siswa karena metode ini dapat membuat siswa berpikir secara aktif dengan keseimbangan otak kiri dan otak kanan.

2.4 Hipotesis Penelitian

  Dengan metode pembelajaran Mind Map yang dapat memaksimalkan fungsi kerja kedua otak secara seimbang dalam pembelajaran IPS, maka dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas 4 SD Negeri Pamongan 2 Kecamatan Guntur Kabupaten Demak Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015 mencapai ketuntasan hasil belajar berdasarkan nilai KKM yang ditentukan yaitu 65.

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture Siswa Kelas III SD Negeri Bandungan 01 Kabupaten Semarang Semester II 2014/2015

0 0 29

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture Siswa Kelas III SD Negeri Bandungan 01 Kabupaten Semarang Semester II 2014/2015

0 0 21

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture Siswa Kelas III SD Negeri Bandungan 01 Kabupaten Semarang Semester II 2014/2015

0 0 26

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Picture and Picture Siswa Kelas III SD Negeri Bandungan 01 Kabupaten Semarang Semester II 2014/2015

0 0 114

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Siswa Kelas 4 SD Negeri Ngajaran 02 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Semester 2 Tahun Pelajaran

0 0 13

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Siswa Kelas 4 SD Negeri Ngajaran 02 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Semester 2 Tahun Pelajaran

0 0 16

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Siswa Kelas 4 SD Negeri Ngajaran 02 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Semester 2 Tahun Pelajaran

0 0 35

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Siswa Kelas 4 SD Negeri Ngajaran 02 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Semester 2 Tahun Pelajaran

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Siswa Kelas 4 SD Negeri Ngajaran 02 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Semester 2 Tahun Pelajaran

0 0 90

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar IPA Melalui Metode STAD Berbantuan Animasi Siswa Kelas IV SDN 2 Mrisi Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan Semester II Tahun Ajaran 2014/2015

0 0 5