Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Penggunaan Model Pembelajaran Make A Match terhadap Mata Pelajaran IPA Kelas V di SD N Kalinegoro 5 Kecamatan Mertoyudan Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2014/2015
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Subyek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD N Kalinegoro 5 kecamatan Mertoyudan kabupaten Magelang, dimana sistem kelas I-VI dalam bentuk pararel. Kelas yang digunakan untuk penelitian, yaitu:
1. Kelas VA sebagai kelas eksperimen berjumlah 23 siswa yang terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan.
2. Kelas VB sebagai kelas kontrol berjumlah 25 siswa yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 14 siswa peremuan.
Letak SD N Kalinegoro 5 yaitu berada di tengah-tengah perumahan kalinegoro kecamatan Mertoyudan kabupaten Magelang. SD ini berdiri sejak tahun 1980. Dengan sistem pararel, sekolah ini memiliki 12 ruang kelas, 1 ruang kantor, 1 ruang agama, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang komputer, dan 2 ruang kesenian. Terdapat 1 kepala sekolah, 12 guru kelas, 2 guru agama, 1 guru bahasa inggris, 1 guru olah raga, 2 guru wiyata, dan 1 penjaga sekolah. SD N Kalinegoro 5 termasuk SD. SD imbas yaitu SD yang hanya menjadi anggota dalam gugus tersebut, sedangkan yang menjadi pusat kegiatan dlam Gugus adalah SD inti. Latar belakang sosial siswa dari sekolah ini mayoritas pegawai sipil, buruh dan karyawan swasta.
4.2 Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian di SD N Kalinegoro 5 dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.1 Kegiatan Penelitian Kegiaatan Waktu Maret April1
2
3
4
1
2
3
4 Persiapan Pelaksanaan Analisis Data Penyusunan Laporan
Pada awal bulan maret minggu pertama dan kedua dilakukan tahap persiapan agar penelitian terencana dengan baik. Tahap persiapan yaitu menyiapkan materi, RPP, dan alat peraga yang akan digunakan untuk penelitian model pembelajaran Make A Match pada mata pelajaran IPA kelas V. Sebelum tahap pelaksanaan, komunikasi dengan guru kelas sangat penting untuk mencapai tujuan dengan menyesuaikan RPP dan implementasi.
Untuk mengetahui kedua kelas (kelas eksperimen dan kelas kontrol) tersebut memiliki kemampuan yang sama, maka peneliti pada minggu ketiga mengadakan pretest sebelum kedua kelas tersebut di beri treatment.
Pertemuan kedua pada kelompok eksperimen dilaksanakan pada tanggal
23 Maret 2015, yang diikuti 23 siswa atau seluruh siswa kelas V A. Pertemuan ketiga pada kelompok kontrol dilaksanakan pada tanggal 29 Maret 2015 yang diikuti oleh 25 siswa atau seluruh kelas V B. Dalam pelaksanaan penelitian, pendampingan terhadap guru kelas diperlukan untuk mengetahui berjalannya
Pada bulan April melakukan tahap analisis data yaitu pengumpulan data yang diperoleh kemudian di olah menggunakan program SPSS 20.0 for windows. Tahap terakhir yaitu penyusunan laporan.
4.3 Analisis Data
Sebelum melakukan penelitian, instrumen soal penelitian diuji cobakan di SD N Kalinegoro 3 kecamatan Mertoyudan kabupaten Magelang. Uji coba instrumen bertujuan untuk menguji validitas dan reliabilitas sehingga hasil yang diperoleh dapat dipertanggung jawabkan.
Langkah selanjutnya adalah menganalisis data yang telah terkumpul dengan memberi skor. Tahap analisis data yang dilakukan, yaitu: pengecekan kembali data yang terkumpul, penskoran jawaban, input data dan diukur menurut tujuan analisis, penghitungan uji coba instrumen dengan menggunakan program SPSS 20.0 for windows dan analisis data telah diperoleh.
4.4 Analisis Variabel Penelitian
4.4.1 Analisis Pre- test Hasil Belajar
4.4.1.1 Uji Normalitas Pretest
Uji normalitas menurut Sugiyono (2010:171) penggunaan statistik parametris mensyaratkan bahwa data setiap variabel yang akan dianalisis harus berdistribusi normal. Pada penelitian ini data hasil pretest dari kelas eksperimen dan kontrol diuji untuk mengetahui data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas data menggunakan program SPSS 20.0 for windows dengan menggunakan teknik One Smple Shapiro- Syarat suatu data dikatakan berdistribusi ormal jika signifikan >0,05.
Wilk.
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Pre-test
Tests of Normality
akelas Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
* Statistic df Sig. Statistic df Sig. kontrol ,110 25 ,200 ,962 25 ,456 nilai eksperimen ,171 23 ,078 ,955 23 ,362Berdasarkan tabel 4.2 diperoleh hasil bahwa data normalitas kelas eksperimen dan data kelas kontrol dapat berdistribusi normal. Hal ini dibuktikan dengan hasil sig >0,05 yaitu kelas kontrol sebesar 0,456 dan kelas eksperimen sebesar 0,362. Jadi dari tabel output dapat disimpulkan bahwa data tersebut dinyatakan berdistribusi normal.
Dibawah ini terdapat Grafik 4.1 dan Grafik 4.2 yang mnunjukkan bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribuai normal.
Grafik 4.2 Uji Normalitas Pretest dari Kelas Eksperimen
4.4.1.2 Uji Homogenitas Pretest
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kedua kelas memiliki tingkat varians data yang sama atau tidak. Data yang akan diuji homogenitasnya yaitu data nilai pretest kelas eksprimen dan kelas kontrol. Analisis homogenitas data ini juga menggunakan program SPSS 20.0 for
windows yaitu One Way Anova. Jika hasi uji homogenitas menunjukkan
bahwa tingkat signifikan >0,05 maka dapat dikatakan bahwa varians yang dimiliki oleh sampel-sampel tersebut homogen.
Tabel 4.3 Hasil Uji Homogenitas Pretest
Test of Homogeneity of Variances nilai Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa signifikan uji homogenitas sebesar 0,710. Kriteria bahwa kelas dinyatakan homogen apabila signifikannya >0,05. Berdasarkan tabael 4.3 dapat diperoleh hasil 0,710 > 0,05 jadi dapat disimpulkan bahwa kedua kelas eksperimen dan kelas kontrol dinyatakan berasal dari kelas yang homogen. Maka dari itu penelitian dapat dilakukan.
4.4.1.3 Uji-T
Data dianalisis menggunakan teknik uji-t dengan menggunakan program SPSS 20.0 for windows. Tabel di bawah ini merupakan hasil pretest peserta didik antara kelas eksperimen yang menggunakan model Make A Match dan kelas kontrol yang menggunakan model ceramah.
Tabel 4.4 Uji-T Pretest Peserta Didik
Independent Samples Test
Levene's Test forEquality of Variances t-test for Equality of Means F Sig. t df Sig.
(2- tailed) Mean Difference
Std. Error Difference 95% Confidence
Interval of the Difference Lower Upper nilai
Equal variances assumed ,140 ,710 -,110
46 ,913 -,363 3,305 -7,017 6,290 Equal variances not assumed
- ,110 45,997 ,913 -,363 3,294 -6,995 6,268
4.4.2 Analisis Data Postest Hasil Belajar
4.4.2.1 Uji Normalitas Postest
Data postest juga dilakukan analisis uji normalitas setelah pemberian tes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas data posstest juga menggunakan teknik One Sample Shapiro-Wilk. Data dikatakan berdistribusi normal jika signifikan >0,05.
Tabel 4.5 Uji Normalitas Postest
Tests of Normality
akelas Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig. kontrol ,146 25 ,178 ,959 25 ,403 * nilai eksperimen ,13423 ,200 ,953 23 ,335
Dari tabel 4.5 menunjukkan bahwa data pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal. Hal ini dibuktikan dengan hasil nilai signifikan dari perhitungan kelas kontrol yang menunjukkan angka signifikan sebesar 0,403 (0,403 > 0,05) dan nilai signifikan hasil perhitungan kelas eksperimen menunjukkan angka sebesar 0,335 (0,335 > 0,05). Hasil data di atas dapat disimpulkan bahwa data pada kelas eksperimen dan kelas kontrol berdistribusi normal.
Berdasarkan analisis uji normalitas pada kelas eksperimen dan kelas
Grafik 4.3 Uji Normalitas Postest Kelas Kontrol
4.2.2.2 Uji Homogenitas Postest
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kedua kelas memiliki tingkat varians data yang sama atau tidak. Data yang akan diuji homogenitasnya adalah data nilai postest kelas eksperimen dan kelas kontrol. Analisis homogenitas kelas ini juga menggunakan program SPSS 20.0 for
windows yaitu One Way Anova. Jika hasil uji homogenitas menunjukkan
tingkat signifikas >9,95 maka dapat dikatakan bahwa varians yang dimiliki oleh sampel-sampel tersebut homogen.
Tabel 4.6 Hasil Uji Homogenitas Postestnilai Levene Statistic df1 df2 Sig.
,002
1 46 ,966
Dari tabel 4.6 menunjukkan bahwa signifikan uji homogenitas sebesar 0,966. Kriteria bahwa kelas dinyatakan homogen apabila signifikannya >0,05. Berdasarkan tabel 4.6 diperoleh hasil bahwa 0,966 > 0,05 jadi dapat disimpulkan bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol dinyatakan homogen.
4.2.2.3 Uji-T Postest
Pengujian dengan menggunakan uji-t dilakukan terhadap hasil
postest peserta didik setelah diberi perlakuan atau tindakan. Uji-t bertujuan
untuk mengetahui perbedaan nilai rata-rata hasil belajar peserta didik antara kelas ekperimen yang menggunakan model pembelajaran Make A Match dengan kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran ceramah. Data dianalisis menggunakan teknik uji-t dengan program SPSS 20.0 for windows.
Tabel 4.7 Data Statistik Posttest ReportNilai Kelas Mean Minimum Maximum eksperimen 85,65 73 100 kontrol 80,12
66
96 Total 82,77 66 100
Tabel 4.8 Uji-T Postest Peserta Didik
Independent Samples Test
Levene's t-test for Equality of Means
Test forEquality of Variances F Sig. t df Sig. Mean Std. Error 95% Confidence (2- Difference Difference Interval of the tailed) Difference Lower Upper
Equal ,002 ,966 2,452 46 ,018 5,532 2,257 ,990 10,074 variances assumed Nilai Equal 2,455 45,890 ,018 5,532 2,253 ,997 10,068 variances not assumed
Hasil uji-t dapat dilihat pada tabel 4.7 bernilai sebesar 0,002 dan sig. (2-tailed) dengan probabilitas signifikan (>0,05) yaitu 0,18 dan perbedaan
Make A Match dan model pembelajaran ceramah dari hasil belajar IPA kelas V SD semester 2 tahun ajaran 2014/2015.
4.5 Pembahasan Penelitian
Hipotesis dari kajian teori dan kerangka berpikir yaitu “terdapat pengaruh hasil belajar IPA dengan penggunaan model pembelajaran Make A-Match terhadap siswa kelas V SD N Kalinegoro 5 Semester II Tahun 2014/2015
”. Dari hasil penelitian dan pengolahan data dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa pada kelas eksperimen lebih tinggi dibanding kelas kontrol.
Kelebihan proses belajar mengajar kelas eksperimen yaitu dengan menggunakan model pembelajaran. Model pembelajaran digunakan untuk mendesain proses belajar mengajar lebih bervariasi. Model pembelajaran yang dipilih harus sesuai dengan karakteristik siswa. Model pembelajaran Make A
Match dalam teori Lorna Curran dengan melibatkan materi ajar yang
memungkinkan siswa saling membantu dan mendukung ketika mereka belajar materi dan bekerja saling tergantung (interdependen) untuk menyelesaikan tugas. Pembelajaran kooperatif dengan menggunakan model Make A Match ini menuntut siswa untuk dapat aktif dalam mencari pasangan kartu dalam suasana yang menyenangkan dan penuh dengan persaingan.
Sebelum dilakukan penelitian, SD Negeri Kalinegoro 5 dalam kegiatan belajar mengajar masih menggunakan model pembelajaran ceramah. Model pembelajaran yang digunakan masih berpusat pada guru atau teacher center. Sehingga siswa hanya mendengarkan materi lewat ceramah, mencatat materi yang tertulis di papan tulis, mengerjakan tugas yang diminta oleh guru. Dari model pembelajaran tersebut siswa kurang aktif menggali pengetahuannya. Hasil dari kegiatan belajar mengajar menggunakan model pembelajaran ceramah, ada beberapa yang mencapai batas ketuntasan KKM. Siswa yang serius dengan belajar mencapai nilai ketuntasan, sedangkan siswa yang malas belajar beberapa
Dengan diterapkan salah satu model pembelajaran yaitu Make A Match, guru diminta untuk memvariasikan kegiatan belajar mengajar. Hal tersebut dapat menghilangkan kejenuhan siswa dalam belajar dan semua siswa dapat berperan aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Dengan keaktifan, siswa dapat mengikuti proses kegiatan belajar dengan baik. Sehingga hasil belajar siswa mengalami kemajuan atau kenaikan.
Dari analisa data yang sudah dilakukan terlihat perbedan rata-rata postest dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil belajar IPA kels eksperimen dengan jumlah siswa 23 mempunyai nilai terendah 73 dan nilai tertinggi 100. Sedangkan rata-rata postest hasil belajar IPA kelas kontrol dengan jumlah siswa sebanyak 25 mempunyai nilai terendah 66 dan nilai tertinggi 96.
Pada Group Statistik terlihat rata-rata (mean) postest untuk kelas eksperimen adalah 85,65 dan untuk kelas kontrol adalah 80,12, artinya bahwa rata-rata skor hasil belajar IPA siswa kelas eksperimen lebih tinggi daripada rata- rata skor hasil belajar IPA kelas kontrol. Sedangkan rata-rata (mean deference) sama yaitu sebesar -5,532, dan perbedaan antara -10,074 sampai -990 terlihat pada lower dan upper.
Hasil uji-t bernilai sebesar 0,002 dan sig. (2-tailed) dengan probabilitas signifikan (>0,05) yaitu 0,18 dan perbedaan berkisar antara -10,074 - -990 (lower- upper). Dari analisa hasil uji-t menjukkan data tersebut signifikan, karena sig (2- tailed) pada equal variances assumed sebesar 0,018. Hasil 0,018 < 0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara model pembelajaran Make A Match dan model pembelajaran ceramah dari hasil belajar IPA kelas V SD semester 2 tahun ajaran 2014/2015.