Istilah Bimbingan berasal dari kata

Istilah Bimbingan berasal dari kata Guidance, yang artinya menunjukkan, memimpin, menuntun,
mengatur, mengarahkan, memberi nasehat. Bimbingan adalah proses membantu orang perorang
untuk memehami diri sendiri dan lingkungan hidupnya.
Bimbingan mempunyai Unsur-unsur sebagai berikut :
1. Proses : mengindikasikan adanya perubahan secara berangsur angsur dalam
kurun waktu tertentu.
2. Membantu : Memberikan pertolongan dalam menghadapi dan mengatasi
tantangan atau kesulitan yang dialami seseorang dalam hidupnya.
3. Orang-perorang : menunjuk pada individu yang diberi bantuan.
4. Maemahami diri : mengenal diri secara mendalam, mencakup pemahaman
terhadap kekuatan dan keterbatasan diri dan potensi dalam dirinya sehingga
dapat membuat tujuan-tujuan dalam hidupnya.
5. Lingkungan Hidup : Meliputi segala sesuatu yang menjadi ruang lingkup
kehidupan seseorang.
Bimbingan merupakan bagian integral dalam keseluruhan program pendidikan di sekolah, yang
ditujukan untuk membantu mengoptimalkan perkembangan siswa.
Ciri-ciri Bimbingan adalah :
1. Berangsur terus menerus
2. Berlangsung sejak dini
3. Proses pengembangan
4. Layanan untuk semua

5. Bersifat umum.
Pengertian Konseling
Istialh konseling adalah terjemahan dari kata Counseling yang mempunyai arti nasehat, anjuran,
pembicaraan. Konseling adalah proses pemberian bantuan oleh konselor kepada konseli dalam
memecahkan masalah hidupnya melalui wawancara dengan cara-cara yang sesuai dengan keadaan
individu dalam mencapai kesejahteraan hidupnya.
Unsur-Unsur Konseling :
ü Proses Konseling
ü Konselor
ü Konseli/Klien
ü Terdapat Masalah
ü Melalui Wawancara
ü Pemecahan Masalah.
Sejarah Perkembangan Bimbingan dan Konseling
Perkembangan Bimbingan dan konseling diawali dengan gerakan-gerakan di Amerika yang
dipelopori oleh tokoh-tokoh seperti Frank Parsons, Jesse B.Davis, Eli Wever, John Brewer. Dimulai
dengan gerakan bimbingan dalam bidang pekerjaan.
Pada tahun 1908 Frank Parsons mendirikan Biro di Boston untuk membantu individu (para
pengangguran) dalam mencari pekerjaan yang tepat dengan cara mencocokan karakteristik individu
dengan tuntutan atau persyaratan pekerjaan.

Jesse B. Davismemberikan kuliah mengenai bimbingan dan konseling pada tahun 1910-1916.
Kemudian kegiatan tersebut dilakukan oleh Eli Wever di New York dan John Brewer di Universitas
Harvard. Mereka termasuk tokoh-tokoh yang mengembangkan bimbingan dan konseling.
Sejarah perkembangan bimbingan konseling di Indonesia di mulai dalam lapangan pendidikan
. Dalam konferensi FKIP se Indonesia di Malang (1960) diputuskan bahwa bimbingan dan
konseking(yang waktu itu dikenal dengan istilah bimbingan dan penyuluhan) dimaskkan dalam
kurikulum FKIP. Untuk pertama kalinya layanan bimbingan dan konseling tertuang dalam kurikulum
yaitu kurikulum 1975 untuk SMP dan SMA. Dalam perkembangannya, mulai muncul tulisan-tulisan
atau buku-buku tentang bimbingan dan konseling yang dibuat oleh tokoh-tokoh di Indonesia serta
berbagai kegiatan berkenaan dengan bimbingan dan konseling.
Dalam perkembangannya, jika pada tahun-tahun sebelumnya pelayanan bimbingan dan
konseling terutama diarhkan untuk membantu kesulitan-kesulitan yang dialami siswa selama belajar
di sekolah, maka sekarang diarahkan pada masa sesudah pendidikan di sekolah. Sehingga
pelayanan bimbingan dan konseling lebih bermakna sebagai penunjang pada persiapan siswa dalam
menghadapi masa depan.
BAB II

Ruang Lingkup Bimbingan dan Konseling
Tujuan Bimbingan dan Konseling
Ø Secara Umum

Membantu siswa mengenal bakat, minat, dan kemampuannya, serta memilih dan menyesuaikan diri
dengan kesempatan pendidikan dan merencanakan karier yang sesuai dengan tuntutan kerja.
Ø Tujuan Khusus
Untuk membantu siswa agar dapat mencapai tujuan-tujuan perkembangan meliputi aspek pribadi,
social, belajar, dan karier.
Dalam aspek pribadi :
1.
Memiliki kesadaran diri dan dapat mengembangkan sikap positif
2.
Membuat pilihan secara sehat
3.
Menghargai orang lain
4.
Mempunyai rasa tanggung jawab
5.
Mengembangkan keterampilan hubungan antar pribadi (interpersonal)
Aspek Belajar :
1.
Dapat melaksanakan keterampilan/ teknit belajar yang efektif
2.

Dapat menentukan tujuan dan perencanaan pendidikan
3.
Mampu belajar secara efektif
4.
Memiliki keterampilan dan kemampuan dalam kemampuan menghadapi ujian
Aspek Karier :
1.
Dapat membentuk identitas karier
2.
Dapat merencanakan masa depan
3.
Dapat membentuk pola karier
4.
Mengenali keterampilan, kemampuan, dan minat dalam dirinya.
Fungsi Bimbingan dan Konseling
1. Fungsi Pemahaman : Agar siswa dapat memahami diri sendiri maupun
lingkungan, baik lingkungan diri maupun social.
2. Fungsi Pencegahan : Upaya agar tidak muncul masalah kembali dalam proses
pengembangannya.
3. Fungsi Perbaikan : Di lakukan upaya untuk memperbaiki masalah yang dihadapi.

4. Fungsi Pemeliharaan : Agar keadaan yang telah membaik menjadi lebih baik.
5. Fungsi Pengembangan : Fungsi bimbingan dan konseling dalam mengembangkan
seluruh potensi dan kekuatan yang dimiliki siswa.
6. Fungsi Penyaluran : Fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu peserta
didik untuk memilih dan memantapkan penguasaan karier yang sesuai dengan
bakat, minat, keahlian dan cirri-ciri keahlian.
7. Fungsi Penyesuaian : Membantu agar siswa dapat menyesuaikan diri (Obyek
siswa)
8. Fungsi Adaptasi : Fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu staf sekolah
untuk mengadaptasikan program pengajaran dengan minat, kemampuan serta
kebutuhan peserta didik.
Asas-Asas Bimbingan dan Konseling
1.
Asas Kerahasiaan : Segala yang disampaikan siswa kepada konselor harus dijaga
kerahasiaannya.
2.
Asas Kesukarelaan : Dengan suka rela konselor membantu memecahkan masalah. Dan
sehingga konseli ampu menghilangkan rasa keterpaksaannya kepada konselor.
3.
Asas Keterbukaan : Konselor ataupun konseli hendaknya harus dapat bersikap terbuka.

4.
Asas Kekinian : Layanan bimbingan dan konseling adalah menangani masalah-masalah yang
dihadapi sekarang (kini).
5.
Asas Kemandirian : Menghidupkan kemandirian pada konseli agar tidak tergantung pada
konselor maupun orang lain.
6.
Asas Kegiatan : Memfasilitasi tumbuhnya suasana yang mebawa individu mampu melakukan
kegiatan untuk tujuan yang di harapkan.
7.
Asas Kedinamisan : Menghendaki perubahan tingkah laku pada konseli kearah yang lebih baik.
8.
Asas Keterpaduan : Memadukan berbagai aspek dari individu yang dibimbing dan juga
mempehatikan keterpaduan isi dan proses layanan yang diberian sehingga tidak bertentangan
dengan aspek layanan lain.

9.
Asas Kenormatifan : Tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku bagi individu dan
lingkungan.
10. Asas Keahlian : Petugas bimbingan dan konseling adalah orang yang ahli dalam

penyelenggaraan layanan bimbingan dan konseling.
11. Asas Alih Tangan : Petugas bimbingan dan konseling hanya menangani masalah yang menjadi
kewenangan yang dimiliki.
12. Asas Tutwuri Handayani : Layanan bimbingan dan konseling harus dirasakan oleh peserta didik
setiap saat tidak hanya pada saat proses konseling.
Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling
1. Bimbingan adalah suatu proses membantu individu (peserta didik) agar mereka
dapat membantu dirinya sendiri dalam memecahkan masalah yang dihadapi.
2. Bimbingan hendaknya bertitik tolak (berfokus) pada individu yang dibimbing.
3. Bimbingan diarahkan pada individu (peserta didik), dan tiap peserta didik
memiliki karakteristik tersendiri oleh karena itu pemahaman keragaman dan
kemampuan peserta didik yang dibimbing sangat diperlukan dalam pelaksanaan
Bimbingan dan Konseling.
4. Masalah yang tidak dapat diselesaikan oleh tim pembimbing lingkungan lembaga
pendidikan, hendaknya diserahkan kepada ahli yang berwenang
menyelesaikannya.
5. Kegiatan bimbingan/konseling dimulai dengan identifikasi kebutuhan yang
dirasakan oleh individu yang akan dibimbing.
6. Bimbingan harus luwes dan fleksibel.
7. Program bimbingan dan konseling di lingkungan lembaga pendidikan harus sesuai

dengan program pendidikan pada lembaga yang bersangkutan.
8. Pelaksanaan program bimbingan dan konseling dikelola oleh orang yang memiliki
keahlian dalam bidang bimbingan, dapat bekerjasama dan menggunakan sumbersumber yang relevan didalam maupun diluar penyelenggaraan pendidikan.
9. Pelaksanaan program bimbingan dan konseling hendaknya dievaluasi untuk
mengetahui hasil dan pelaksanaan pogram.
BAB III
Program Bimbingan dan Konseling Di Sekolah
Perlunya Bimbingan dan Konseling Di Sekolah
Pencapaian standar kemampuan professional atau akademis dan tugas-tugas perkembangan
siswa memerlukan kerja sama yang harmons antara pengelola dan pelaksana manejeman
pendidikan, pengajaran dan bimbingan karena ketiganya merupakan bidang-bidang utama dalam
pencapaian tujuan pendidikan.
Sekolah sebagai lembaga yang menyelenggarakan pendidikan formal mempunyai peranan yang
sangat penting dalam usaha mendewasakan anak dan menjadikannya sebagai anggota masyarakat
yang berguna.
Keterkaitan Bimbingan dan Konseling dengan komponen lain dalam pendidikan yaitu pada
proses pendidikan disekolah terdiri dari tiga bidang yang berkaitan secara integral, yaitu bidang
administrasi dan supervisi, bidang pengajaran dan bidang bimbingan.
Bidang administrasi dan supervise merupakan bidang kegiatan yang menyangkut masalah
administrasi dan kepemimpinan.

Bidang bimbingan mempunyai tanggung jawab untuk memberikan pelayanan kepada peserta
didik agar dapat memecahkan masalah yang dihadapi dan memperoleh kesejahteraan lahir dan batin.
Bidang-Bidang Bimbingan Dan Konseling
1. Bimbingan Pribadi : Bidang layanan pengembangan kemampuan mengatasi
masalah-masalah pribadi dan kepribadian. Program khusus berupa bimbingan
kehidupan remaja, bimbingan kemandirian, bimbingan kehidupan sehat, dll.
2. Bimbingan Sosial : Bidang layanan pengembangan kemampuan dan mengatasi
masalah-masalah social dalam keluarga, sekolah dan masyarakat. Program
khusus berupa bimbingan mengatasi konflik, bimbingan pembinaan kerjasama,
dll.
3. Bimbingan Pendidikan : Bidang layanan yang mengoptimalkan perkembangan dan
mengatasi masalah dalam proses pendidikan. Bidang ini meliputi aspek
bimbingan penjurusan, bimbingan lanjutan studi, pengenalan perguruan tinggi,
dll.

4. Bimbingan Pembelajaran : Bidang layanan untuk mengoptimalkan perkembangan
dan mengatasi masalah dalam proses pembelajaran. Program khusu berupa
bimbingan belajar efektif, pengembangan bimbingan disiplin belajar,
meningkatkan motivasi belajar, dll.
5. Bimbingan Karier : Bidang layanan yang merencanakan dan mempersiapkan

pengembangan karier anak.
Jenis-Jenis Layanan Bimbingan dan Konseling
1. Layanan Orientasi : Layanan yang di tujukan untuk peserta didik atau siswa baru
guna memberikan pemahaman dan penyesuaian diri terhadap lingkungan sekolah
yang baru di masuki.
2. Layanan Informasi : Layanan yang bertujuan untuk membekali seseorang dengan
berbagai pengetahuan dan pemahaman tentang berbagai hal yang berguna untuk
kepentingan hidup dan perkembangannya.
3. Layanan Penempatan dan Penyaluran : Serangkaian kegiatan bimbingan dalam
membantu siswa agar dapat menyalurkan atau menempatkan dirinya dalam
berbagai program sekolah.
4. Layanan Pembelajaran : Layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan
siswa mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik. Untuk emnguasai
kemampuan atau kompetensi tertentu melalui kegiatan belajar.
5. Layanan Konseling Perorangan : Layanan yang memungkinkan siswa memperoleh
secara pribadi melalui tatap muka dengan konselor dalam rangka pembahasan
dan pengentasan permasalahan yang dialami siswa tersebut.
6. Layanan Bimbingan Kelompok : Layanan bimbingan dan konseling yang
memungkinkan siswa melalui dinamika kelompok memperoleh berbagai bahan
dari narasumber tertentu. Sumber pembahasan bersifat actual.

7. Layanan Konseling Kelompok : Layanan bimbingan dan konseling yang
memungkinkan siswa memperoleh kesempatan untuk menyelesaikan
permasalahan yang dialami melalui dinamika kelompok. Masalah yang dibahas
adalah masalah-masalah pribadi dari masing-masing anggota kelompok.
8. Layanan Konsultasi : Layanan yang diberikan untuk memperoleh wawasan dan
pemahaman dan cara-cara yang perlu dilaksanakan dalam menangani atau
membantu pihak lain.
9. Layanan Mediasi : Layanan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan konselor
terhadap dua pihak yang sedang dalam keadaan tidak menemukan kecocokan
sehingga membuat mereka saling bertentangan . Sehingga dapat mencapai
tujuan yaitu kondisi hubungan yang positif dan kondusif diantara pihak-pihak
yang berselisih.
Kegiatan Pendukung Layanan Bimbingan dan Konseling
Ø Aplikasi Instrumentasi : Berupa pengumpulan data dan keterangan tentang siswa dan lingkungan
yang lebih luas yang dilakukan dengan menggunakan berbagai instruman, baik tes maupun non tes.
Ø Himpunan Data : Menghimpun seluruh data dan keterangan secara relevan/sesuai dengan
perkembangan siswa. Diselenggarakan secara sistematik, komprehensif, terpadu, berkelanjutan, dan
bersifat tertutup/rahasia.
Ø Konferensi Kasus : Kegiatan bimbingan dan konseling untuk membahas permasalahan yang
dialami oleh siswa dalam suatu forum pertemuan yang dihadiri oelh pihak yang terkait. Tujuannya
adalah untuk mengumpulkan data yang lebih akuratserta menggalang komitmen pihak-pihak terkait
dengan permasalahan yang dialami.
Ø Kunjungan Rumah : Kegiatan yang dialakukan untuk memperoleh data, keterangan, kemudahan,
dan komitman bagi pemecahan masalah yang dialami siswa melalui kunjungan ke rumahnya.
Ø Alih Tangan Kasus (Referal) : Kegiatan bimbingan dan konseling untuk mendapatkan penanganan
yang lebih tepat dan tuntas terhadap masalah yang dialami siswa dengan memindahkan penanganan
kepihak lain yang lebih kompeten dan berwenang. Bertujuan agar diperoleh pelayanan yang optimal.
Sumber :
Tri Hariastuti, Retno. 2008. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Surabaya: Unesa University
Press
http://abisavitdemulf.blogspot.com/2012/03/dasar-dasar-bimbingan-dan-konseling.html

Bimbingan : Proses layanan yang diberikan kepada individu-individu guna membantu mereka
memperoleh pengetahuan & keterampilan2 yg diperlukan dalam membuat pilihan, rencana dan

intepretasi2 yg diperlukan utk menyesuaikan diri dgn baik (Smith dalam MC Daniel, 1959) Proses
bantuan yg terus menerus & sistematis kpd indv dlm memecahkan masalah yg dihadapi agar tercapai
kemampuan memahami diri (self understanding), menerima dirinya (self acceptance), mengarahkan
diri (self realization) sesuai potensi & kemampuannya dalam mencapai penyesuaian diri dgn lingk,
baik sekolah, keluarga, dan masy. ( Djumhur, 1975)
Bimbingan • Suatu proses ; berkelanjutan / kontinyu • Individu sudah / belum memiliki masalah •
Bersifat preventif • Pemecahan masalah dilakukan klien sendiri • Proses pemberian bantuan
(psikologis, non material) • Induvidu / kelompok, anak, remaja, dewasa, tua, pria, wanita • Dilakukan
oleh ahli / profesional
Sifat Bimbingan • Preventif • Kuratif • Korektif • Preservatif • Development
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/sugiyatno-mpd/materi-kuliah-dasar-dasar-bk.pdf
Istilah Penyuluhan dan Konseling
Istilah
konseling
d a l a m b u k u i n i d i g u n a k a n u n t u k m e n g g a n t i k a n i s t i l a h 2penyuluhan2 yang selama ini
menyertai kata bimbingan, yaitu kesatuan istilah2bimbingan dan
penyuluhan2.M a s y a r a k a t u m u m t e l a h m e n g e n a l i s t i l a h b i m b i n g a n d a n p e n y u l u h a n s e
bagai terjemahan dari istilah asing
"Guidance and Counseling".
"engandemikian yang dimaksud dengan 2penyuluhan2 di sini adalah sesuatu yang samaartinya
dengan konseling. Istilah mana yang dipakai, penyuluhan atau
konseling,m e m a n g m a s i h m e n j a d i b a h a n k e t i d a k s e s u a i a n d i a n t a r a b e r b a g a i p i h a k , b a
ik m e r e k a y a n g t e r l i b a t l a n g s u n g m a u p u n t i d a k l a n g s u n
g d a l a m p r o f e s i bimbingan dan konseling itu sendiri. Istilah mana yang sebaiknya dipakai, peny
uluhan atau konseling3 *pabila profesi bimbingan dan konseling akanditegakkan secara kukuh, maka
kesatuan istilah yang dipakai semua pihak
yang bergerak dalam profesi tersebut, harus dimantapkan. *pabila profesi bimbingan dan konseling hendak dita
warkan secara jelas kepada masyarakatl u a s , m a k a s a t u i s t i l a h u n t u k s a t u p e n g e r t i a n y a n g
amat pokok harus dipakai,sehingga mas yarakat tidak menjadi ragu'maupun menjadi
s a l a h p a h a m . I s t i l a h penyuluhan memang secara historis telah dipakai sejak tahun 14an, yaitut a h u n - t a h u n a w a 5 d i m u l a i n y a g e r a k a n b i m b i n g a n d i
I n d o n e s i a . I s t i l a h i n i http://www.academia.edu/28941365/DASARDASAR_BIMBINGAN_KONSELING

2.1 Teknik-Teknik Bimbingan dan Konseling
Secara garis besar , teknik-teknik dalam kegiatan bimbingan dan
konseling dibagi menjadi 2 macam, yaitu :
2.1.1 Teknik-teknik bimbingan dan konseling individu
Pelayanan bimbingan berawal dari memahami individu dengan
segala potensi yang dimilikinya, karena pada dasarnya pelayanan
bimbingan merupakan upaya membantu individu untuk
mengembangkan dirinya secara optimal. Adapun beberapa cara
yang perlu diperhatikan dalam upaya pemahaman terhadap
individu tersebut, yaitu :

1. Pendekatan dengan alat-alat yang digunakan.
2. Aspek-aspek pribadi yang akan dikembangkan.
3. Mengolah dan menginterprestasi data agar dapat digunakan
untuk mendapatkan pemahaman terhadap individu.
4. Melakukan pelayanan.
Terkait dengan 4 hal diatas, maka akan dibahas mengenai
segi-segi yang perlu dipahami dan diperhatikan dalam kegiatan
bimbingan dan konseling individu yang meliputi keseluruhan
kepribadian siswa beserta latar belakang yang berkaitan, tapat
diuraikan secara lebih rinci sebagai berikut :
1.
Identitas diri , terkait dengan berbagai aspek yang secara
langsung menjadi cirri-ciri umum atau utama, keunikan pribadi
misalnya nama, jenis kelamin, dan lain sebagainya.
2.

Kondisi jasmani kesehatan.

3.
Kapasitas dan kecakapan, berkaitan dengan kemampuan
yang bersifat potensial yang terkandung dan bersifat umum atau
yang sering disebut dengan intelegensi (kecerdasan dasar)
4.
Sikap dan minat , sikap merupakan kecenderungan untuk
merespon atau bertindak terhadap seseorang ataupun situasi
tertentu. Minat merupakan kekuatan motivasi yang menyebabkan
seseorang memusatkan perhatian terhadap sesuatu.
5.
Watak dan tempramen, merupakan salah satu unsure yang
paling utama dalam kepribadian seseorag sama dengan unsurunsur kepribadian lainnya.
6.
Aspirasi sekolah dan pekerjaan / karier, merupakan jangkauan
harapan dan kemauan untuk mencapai suatu hal atau tujuan dalam
sekolah maupun pekerjaan yang berkaitan langsung dengan
berbagai aspek, seperti : aspek pola asuh orang tua, kondisi social
ekonomi, peran jenis (gender) lingkungan, serta pendidikan.

7.
Aktivitas sosial, yang dimaksud dengan aktivitas sosial
seorang individu adalah potensi dalam bersosialisasi, seperti :
aktivitas keorganisasian.
8.
Hobi dan pengisian waktu luang, waktu senggang lebih
menunjukkan aktivitas ntuk kepentingan pribadi baik hobi maupun
aktivitas sosial, memiliki peran yang sama karena dapat sebagai
alat pengembangan dan penyaluran bakat dan minat.
9.
Keluarbiasaan dan kelainan-kelainan yang dimiliki siswa,
keluarbiasaan biasanya dapat dilihat dari kemampuan dan prestasiprestasi yang menonjol dari siswa. Kelainan-kelainan yang
dimaksud adalah berupa kelainan fisik, sosiopsikologis dan lain
sebagainya.
10. Latar belakang keluarga siswa, latar belakang keluarga yang
dapat mempengaruhi perkembangan siswa dapat berupa: keadaan
sosial ekonomi keluarga, latar belakang pendidikan keluarga dan
lingkungan tempat siswa tinggal.
1. Teknik tes dan non-tes dalam upaya pemahaman individu
Teknik tes merupakan usaha pemahaman individu dengan
menggunakan alat-alat yang bersifat mengukur, maka hasil dari
pemahaman tersebut berupa hasil-hasil angka atau hasil ukur.
Teknik-teknik non-tes merupakan usaha pemahaman individu tanpa
menggunakan alat-alat yang bersifat menghimpun atau
mengumpulkan saja.
1.

Jenis tes

1.1 tes intelegensi, digunakan untuk mengukur kecerdasan. Satuan
yang digunakan dalam tes Binet adalah IQ (intelegence question)
yang diperoleh dari hasil pembagian antara usia mental dengan
usia kronologis dikalikan 100.
1.2 tes bakat, digunakan untuk mengukur kemampuan dalam
aspek-aspek khusus, seperti aspek verbal (kemampuan

berbahasa), aspek numerik (kemampuan menggunakan angkaangka)
1.3 tes kepribadian, tes untuk mengukur sifat-sifat atau karakteristik
primer dan skunder, seperti sifat-sifat stabilitas emosi, rasa humor,
seksual dan sebagainya.
1.4 tes prestasi, tes untuk mengukur prestasi belajar pada berbagai
mata pelajaran yang diikuti siswa.
2. Jenis instrument non-tes
2.1 Observasi, merupakan teknik pengumpulan data melalui
pengamatan yang bersifat kwantitatif dan direncanakan secara
sistematis dan dilakukan sesuai dengan tujuan yang dirumuskan.
2.2 Wawancara, merupakan teknik untuk memahami individu
secara lisan, dengan mengadakan kontak langsung (face to face)
pada klien. Ada tiga macam wawancara yang dilihat dari tiga segi,
yaitu seperti berikut :
1. Wawancara menurut tujuanya, dibedakan menjadi empat:
a. The employment interview, yaitu wawancara yang bertujuan
untuk mendapatkan gambaran tentang sifat-sifat yang dimiliki
seseorang terhadap criteria yang dibutuhkan.
b. Informational interview, wawancara yang bertujuan untuk
mendapatkan informasi yang dibutuhkan.
c. Administrasi interview, wawancara yang dijalankan untuk
keperluan administrasiguna untuk mendapatkan perubahanperubahan dalam tindakannya.
d. konseling interview, yaitu wawancara yang bertujuan untuk
keperluan konseling yang khusus dijalankan dalam proses
konseling.
2. Menurut jumlah orang yang diwawancara, dapat dibedakan
menjadi :

a. wawancara perseorangan (individual interview).
b. wawancara kelompok atau golongan (group interview).
3. Menurut peranan yang dimainkan, dibedakan menjadi :
a. the non-directive, wawancara yang kurang terpimpin dan kurang
mendasar atas pedoman-pedoman tertentu.
b. the focused interview, wawancara yang ditujukan kepada orangorang tertentu yang mempunyai hubungan dengan objek-objek
yang diselidiki.
c. the repeated interview, yaitu wawancara yang berulang, yang
biasanya digunakan untuk mengikuti perkembangan tertentu,
terutama dalam proses social.
2.3 Catatan Anekdot, merupakan suatu catatan tentang kejadian
kasus yang berkaitan dengan masalah yang sedang menjadi pusat
perhatian pengamatan, terutama tentang catatan tingkah laku
individu.
2.4 Daftar cek, daftar yang berisi unsure-unsur yang mungkin pada
tingkah laku atau kegiatan individu yang diamati. Daftar ini bisa
digunakan dalam kegiatan observasi individu ataupun kelompok.
2.5 Alat-alat mekanis, dipergunakan sebagai pembantu dalam
proses wawancara yaitu suatu percakapan yang diarahkan kepada
tujuan tertentu, salaing memberikan keterangan antara kedua belah
pihak yang terlibat.
2.6 Angket, merupakan alat pengumpulan data yang berupa
serangkaian pertanyaan yang digunakan untuk mendapat jawaban.
Angket sama dengan questionnaire dimana jika dilahat dari bentuk
questionnaire, ada tiga macam bentuk, yaitu
1. close questionnaire (pertanyaan tertutup), yaitu pertanyaanpertanyaan yang jawabanya telah disediakan sehingga orang yang
menjadi sasaran hanya perlu memilih jawaban. Jadi sifatnya terikat

dalam artian tidak dapat dijawab secara bebas.
2. Opened questionnaire (pertanyaan terbuka), dalam bentuk ini
seseorang diberikan kesempatan yang seluas-luasnya untuk
memberikan jawaban terhadap pertanyaan itu.
3. opened and closed questionnaire, yaitu campuran dari bentuk
pertanyaan tertutup dan terbuka.
2.7 Biografi dan auto biografi, biografi dapt membantu untuk
mengetahui perkembangan hidup secara menyeluruh dan garis
besarnya. Auto biografi untuk mengetahui perkembangan diri
secara menyeluruh.
2.8 Sosiometri, merupakan alat untuk meneliti struktur
sosialindividu dalam suatu kelompok, dasar relasi social dan status
social individu yang bersangkutan. Metode ini biasanya untuk
menyelidiki kira-kira 100 orang karena apabila terlampau banyak
jumlah orang yang diteliti maka hasilnya tidak akurat. Baik atau
tidaknya hubungan social antara individu dan individu lainya dapat
dilihat dari beberapa segi, yaitu :
a. frekuensi, sering atau tidaknya anak itu bergaul. Semakin sering
seseorang bergaul maka semakin baik pula dia dalam segi
pergaulan.
b. Intensitet, yaitu menilai akrab atau tidaknya mereka bergaul,
semakin dalam seseorang dalam hubungan social maka semakin
baik.
c. Popularited, mengukur banyak atau sedikitnya teman bergaul
yang dimiliki oleh setiap individu. Semakin banyak teman dalam
hubungan sosialnya, maka semakin baik social relation yang
dimiliki, dan begitu sebaliknya.
2.9 Studi Dokumentasi, meruoakan studi mempelajari data-data
yang sudah didokumentasikan.
2.10 Studi kasus, merupakan suatu metode penyelidikan untuk
mempelajari kejadian mengenai perseorangan. Dengan kata lain,

suatu metode untuk menyelidiki riwayat hidup seseorang.
Penerapan metode ini tidak membutuhkan banyak informasi tetapi
kita memerlukan tinjauan yang mendalam. Studi kasus, sebagai
suatu metode untuk mengadakan persiapan konseling , terdiri atas :
a. data identifikasi (data pengenal)
b. tanda-tanda atau gejala-gejala yang menampak
c. interprestasi dari data
d. langkah-langkah yang akan diambil dalam memberikan
konseling.
2.1.2 Pengertian, fungsi, dan tujuan bimbingan kelompok
Bimbingan kelompok dapat diartikan sebagai suatu upaya
bimbingan yang dilakukan melalui situasi , proses dan kegiatan
kelompok. Sasaran bimbingan kelompok adalah individu-individu
dalam suatu kelompok agar individu yang diberikan bimbingan
mendapatkan pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri
dan perwujudan diri menuju perkembangan yang optimal. Adapun
keunggulan dari pelaksanaan kegiatan bimbingan kelompok, yaitu :
1. Bimbingan kelompok dapat bersifat lebih efektif dan efisien.
2. Pelaksanaan bimbingan kelompok akan mendorong terjadinya
pertukaran pengalaman-pengalaman antara anggota dalam
kelompok.
Menurut Dewa Ketut Sukardi (2000:48) layanan bimbingan
kelompok itu memiliki tiga fungsi, yaitu 1). Fungsi informative, 2).
Fungsi pengembangan, 3). Fungsi preventif dan kreatif, fungsi ini
digunakan untuk keperluan terapi masalah-masalah psikologi
seperti psikodrama atau sosiodrama untuk keperluan terapi
masalah atau konflik.
Tujuan umum layanan bimbingan kelompok adalah berkembangnya
kemampuan sosialisasi anggota kelompok. Menurut Slameto
(1988:6) bahwa tujuan layanan bimbingan kelompok adalah

membantu individu dalam menilai dirinya untuk mencapai self
understanding, mempunyai pandangan yang luas tentang dirinya
dalam hubungannya dengan orang lain, mempunyai pandangan
yang luas terhadap factor-faktor social yang mempengaruhi
perkembangan kepribadian. Selain itu Bennet yang dikutip oleh Tati
Romlah (1989), merumuskan tiga tujuan layanan bimbingan
kelompok, yaitu :
1. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempelajari halhal penting yang berguna bagi pengarahan dirinya, yang berkaitan
dengan pendidikan, pekerjaan, pribadi dan sosial.
2. Memberikan layanan-layanan penyembuhan melalui kegiatan
kelompok dengan mempelajari masalah-masalah manusia pada
umumnya dan menghilangkan ketegangan emosi untuk
memecahkan masalah yang dihadapi dalam suasana permisif.
3. Untuk mencapai tujuan-tujuan bimbingan secara lebih efektif
daripada melalui kegiatan bimbingan individu.
Priyanto, dkk(1995) merumuskan beberapa tujuan bimbingan
kelompok yang secara umum adalah untuk membantu individu agar
berkembang optimal melalui pendekatan kelompok. Secara lebih
khusus tujuan bimbingan kelompok adalah sebagai berikut :
1. Membantu individu dalam kelompok untuk memperoleh
pemahaman tentang diri dan lingkungannya.
2. Membantu memberikan orientasi dalam memasuki atau
menghadapi situasi , lingkungan dan pengalaman baru.
3. Membantu menemukan masalah-masalah pribadi.
4. Membantu memberikan penyesuaian diri dam penyembuhan
terhadap gejala-gejala gangguan penyesuaian diri.
Dari sumber lain juga memiliki persepsi mengenai tujuan-tujuan
yang mendasari pelaksanaan layanan bimbingan kelompok, yaitu
sebagai berikut :

1. Tujuan bimbingan kelompok menurut Winkel dan Sri Hastuti
(2004:547) adalah menunjang perkembangan pribadi dan
perkembangan sosial masing-masing anggota kelompokserta
meningkatkan mutu kerja sama dalam kelompok guna untuk
mencapai berbagai tujuan yang dirumuskan. Selain itu bimbingan
tujuan kelompok bertujuan untuk merespon kebutuhan dan minat
peserta didik.
2. Tujuan bimbingan kelompok menurut Tohirin (2007:172), di
kelompokkan menjadi dua, yaitu: tujuan umum dan tujuan khusus.
1. Tujuan umum bimbingan kelompok, bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan bersosialisasi, khususnya
kemampuan berkomunikasi dengan siswa.
2. Tujuan khusus bimbingan kelompok, mendprong
pengembangan perasaan, pikiran, persepsi, wawasan dan sikap
yang menunjang perwujudan tingkah laku yang lebih efektif, yaitu
peningkatan kemampuan berkomunikasi baik verbal maupun non
verbal.
berdasarkan pendapat diatas dapat dikatakan bahwa tujuan
layanan bimbingan kelompok sepenuhnya berorientasi pada usaha
untuk membantu perkembangan siswa dari berbagai segi.
2.2.3 Teknik-teknik bimbingan kelompok
Beberapa teknik pelaksanaan yang dapat digunakan dalam
bimbingan kelompok, adalah sebagai berikut :
1. Pemberian informasi
a.
Informasi melalui kegiatan mengajar (regular academic
classes)
b.

Informasi melalui ceramah kelas atau upacara sekolah

c.

Berdialog atau berdiskusi dengan kelompok anak

d.

Informasi melalui media sekolah.

2. Pengajaran remedial
Merupakan suatu usaha pembimbing untuk membantu siswa yang
mengalami kesulitan dalam menguasai pelajaran tertentu, terutama
yang tidak dapat diatasi secara klasikal.
3. Home Program
Suatu program kegiatan yang dilaksanakan dengan tujuan agar
guru dapat mengenal lebih mengenal siswanya dan dapat
membantu dalam pencapaian pemahaman diri. Kegiatan ini
dilakukan di dalam kelas dalam bentuk pertemuan antara guru dan
murid di luar jam-jam pelajaran. Dengan kata lain, home room
adalah membuat suasana kelas seperti dirumah, dalam kegiatan
ini, diadakan Tanya jawab, menampung pendapat, merencanakan
suatu kegiatan.
4. Karya Wisata
Selain berfungsi sebagai kegiatan rekreasi atau sebagai metode
mengajar, karya wisata juga berfungsi sebagai salah satu cara
dalam bimbingan kelompok. Kegiatan karya wisata berkaitan
dengan kegiatan mendapatkan informasi, karena pada kegiatan
karya wisata berlangsung maka secara langsung siswa dapat
meninjau objek-objek menarik dan mereka mendapatkan informasi
yang lebih baik dari objek itu, selain itu siswa-siswa juga mendapat
kesempatan untuk memperoleh penyesuaian dalam kehidupan
kelompok, serta dapat mengembangkan bakat dan cita-citanya.
Kegiatan ini dapat dilakukan dengan mengunjungi tempat-tempat
tertentu sebagai sumber informasi, misalnya :
5. Diskusi (sharing)
Diskusi merupakan suati cara yang memberikan kesempatan
kepada siswa untuk memecahkan masalah bersama-sama. Setiap
siswa memiliki kesempatan untuk menyumbangkan pikiran masingmasing dalam memecahkan suatu masalah. Masalah-masalah
yang dapat didiskusikan, misalnya :

1. Perencanaan suatu kegiatan
2. Masalah-masalah pekerjaan
3. Masalah belajar
4. Masalah penggunaan waktu senggang.
6. Organisasi siswa atau kegiatan kelompok
organisasi siswa atau kegiatan kelompok baik dalam lingkungan
sekolah maupun di luar sekolah, merupakan salah satu cara dalam
bimbingan kelompok, karena melalui organisasi banyak masalah
yang bersifat individual maupun kelompok dapat diselesaikan.
Dalam organisasi, siswa mendapatkan kesempatan untuk
mengenal berbagai aspek kehidupan sosial, siswa juga dapat
mengembangkan bakat kepemimpinanya, memupuk rasa tanggung
jawab dan harga diri.
7. Sosiodrama
Sosiaodrama dapat berupa bermain peran, yang kemudian
dilanjutkan dengan diskusi tentang pemecahan masalah individu
atau kelompok.
8. Psikodrama
Psikodrama adalah teknik untuk memecahkan masalah psikis yang
dialami individu.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Bimbingan dan konseling merupakan kegiatan pelayanan
yang diberikan oleh pribadi atau individu yang profesional yang
mengarah pada pemberian bantuan kepada seorang konseli atau

kelompok, dimana kegiatan bimbingan dan konseling lebih
berkaitan pada teknik-teknik yang mendasari kegiatan bimbingan
dan konseling. memberikan sebuah bantuan atau pelayanan pada
seoarang atau kelompok klien tentu akan berbeda sesuai dengan
jenis masalah yang dialami oleh klien yang berbeda-beda, ada
masalah pendidikan, pribadi dan sosial serta maslah pekerjaan
atau karier. Teknik-teknik dalam kegiatan bimbingan dan konseling
dibedakan menurut jumlah klien yang dilayani (bimbingan kelompok
dan konseling individual), dalam konseling individu terdapat dua
cara dalam pemahaman individu yaitu pemahaman jenis tes dan
non-tes seperti yang telah dijelaskan di atas. Bimbingan kelompok
merupakan suatu upaya bimbingan yang dilakukan melalui situasi ,
proses dan kegiatan kelompok yang bertujuan agar individuindividu dalam suatu kelompok mendapatkan pemahaman diri,
penerimaan diri, pengarahan diri dan perwujudan diri menuju
perkembangan yang optimal.
3.2

Saran

Menjadi seorang konselor yang professional maka hendaknya
mampu untuk terus menambah wawasannya dalam hal bimbingan
dan konseling guna untuk melancarkan kegiatan dan pengetahuan
yang dimiliki terus berkembang, karena nantinya seorang konselor
tidak hanya terpaku pada satu atau dua masalah dari klien saja
yang harus diecahkan melainkan banyak permasalahan yang
beragam dan tentunya membutuhkan wawasan yang sangat luas .
oleh karena hal inilah seorang konselor harus mampu terus
mengembangkan wawasan.
B. Tujuan Dari Layanan Dasar Bimbingan

Layanan ini bertujuan untuk membantu semua siswa agar memperoleh perkembangan
yang normal, memiliki mental yang sehat, dan memperoleh keterampilan dasar
hidupnya, atau dengan kata lain membantu siswa agar mereka dapat mencapai tugastugas perkembangannya. Secara rinci tujuan layanan dirumuskan sebagai upaya untuk
membantu siswa agar:
1) Memiliki kesadaran (pemahaman)ntentang diri dan lingkungannya (pendidikan,
pekerjaan, sosial budaya dan agama).
2) Mampu mengembangkan keterampilan untuk mengidentifikasi tanggung jawab atau
seperangkat tingkah laku yang layak bagi penyesuaian diri dengan lingkungannya.
3) Mampu menangani atau memenuhi kebutuhan dan masalahnya.
4) Mampu mengembangkan dirinya dalam rangka mencapai tujuan hidupnya.
(dalamSyamsu Yusuf: 2006)
C. MateriLayananDasarBimbingan

Untuk mencapai tujuan tersebut, kepada siswa disajikan materi layanan yang
menyangkut aspek-aspek pribadi, sosial, belajar dan karir. Semua ini berkaitan erat
dengan uapaya membantu siswa dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya. Materi
layanan dasar bimbingan dapat diambil dari berbagai sumber, seperti majalah, buku, dan
koran. Materi yang diberikan,disamping masalah yang menyangkut pengembangan
sosial-pribadi, dan belajar, juga materi yang dipandang utama bagi siswa SLTP/SLTA,
yaitu yang menyangkut karir. Materi-materi tersebut, diantaranya yaitu :
1) Fungsi agama bagi kehidupan.
2) Pemantapan pilihan program studi.
3) Keterampilan kerja professional.
4) Kesiapan pribadi (fisik-psikis, jasmaniah-rohaniah) dalam menghadapi pekerjaan.
5) Kerkembangan dunia kerja.
6) Iklim kehidupan dunia kerja.
7) Cara melamar pekerjaan.
8) Kasus-kasus kriminalitas.
9) Bahayanya perkelahian masal (tawuran).
10) Dampak pergaulan bebas.
Materi lainnya yang dapat diberikan kepada para siswa adalah sebagai berikut:
a) Pengembangan self-esteem
b) Pengembangan motif berprestasi
c) Keterampilan pengambilan keputusan
d) Keterampilan pemecahan masalah
e) Keterampilan hubungan antar pribadi atau berkomunikasi
f) Memahami keragaman lintas budaya
g) Perilaku yang bertanggung jawab

https://blog.uad.ac.id/wariyanto12001091/2015/01/13/dasar-dasar-bk/
P r a y i t n o d a n E r m a n A m ti ( 2 0 0 4 : 9 9 ) m e n g e m u k a k a n b a h w a b i m b i n g a n a d a l a h
proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli kepada seorangatau
beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja, maupun dewasaagar orang yang dibimbing dapat
mengembangkan kemampuan dirinya sendiri danmandiri dengan memanfaatkan kekuatan
individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan norma-norma yang
berlaku. Sementara,Winkel (2005:27) mendefenisikan bimbingan: (1) suatu usaha untuk
melengkapiindividu dengan pengetahuan, pengalaman dan informasi tentang dirinya sendiri,(2)
suatu cara untuk memberikan bantuan kepada individu untuk memahami dan mempergunakan
secara efisien dan efektif segala kesempatan yangdimiliki untuk
perkembangan pribadinya, (3) sejenis pelayanan kepada individu-individu agar mereka
dapat menentukan pilihan, menetapkan
tujuand e n g a n t e p a t d a n m e n y u s u n r e n c a n a y a n g r e a l i s ti s , s e h i n g g a m
e r e k a d a p a t menyesuaikan diri dengan memuaskan diri dalam lingkun gan di
m a n a m e r e k a hidup, (4) suatu proses pemberian bantuan atau pertolongan kepada individu
dalamhal memahami diri sendiri, menghubungkan pemahaman tentang dirinya sendiri
https://www.scribd.com/doc/36258318/Dasar-Dasar-Bimbingan-Dan-Konseling