PERSPEKTIF GEOGRAFI DALAM KAJIAN INDUSTR

makalah geo_industri_2012

MAKALAH

PERSPEKTIF GEOGRAFI DALAM
KAJIAN INDUSTRI

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Geografi Industri
Dosen pengampu : Dr. Hastuti, M.Si

Disusun oleh:
Tarik Aziz

11405241001

Janu Muhammad

11405241002

Inandia Safitri


11405241003

Selly Romana Siahaan

11405241004

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2012

geography Education_YSU

makalah geo_industri_2012

KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah Subhanahu wata’ala yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas geografi industri ini
dengan lancar.
Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Geografi Industri, Jurusan

Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial UNY. Selanjutnya kami akan ucapkan terima kasih
kepada :
1. Ibu Dr. Hastuti, M.Si sebagai dosen pengampu mata kuliah geografi industri.
2. Orang tua kami yang selalu memberikan doa dan dukungannya
3. Serta teman-teman kelas A jurusan Pendidikan Geografi UNY 2011 yang
selalu memberikan dukungannya.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, kritik
dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi perbaikan karya selanjutnya. Semoga
makalah ini bermanfaat.

Yogyakarta, 30 Oktober 2012
Penyusun

geography Education_YSU

makalah geo_industri_2012

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Istilah geografi pertama sekali diperkenalkan oleh Eratosthenes (276–104 SM)
dalam bukunya Geographika. Geografi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari kata
geo berarti ‘bumi’ dan graphein yang berarti ‘tulisan’. Jadi, geografi berarti ’tulisan
tentang bumi’, sehingga geografi sering disebut sebagai ilmu bumi. Padahal, geografi
tidak hanya mempelajari tentang permukaan bumi, tetapi juga mempelajari benda-benda di
luar bumi dan di ruang angkasa. Dengan demikian, pengertian geografi dapat didefinisikan
menjadi lebih luas yang dapat mengakumulasi semua hal di atas. Geografi dapat
didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang bumi, penduduk, flora, fauna, udara,
iklim, dan segala yang berinteraksi dengannya.
Ruang lingkup geografi sangat luas, meliputi kehidupan di muka bumi, di ruang
angkasa, berbagai gejala alam, serta interaksi antara manusia dan lingkungannya dalam
konteks keruangan dan kewilayahan. Pengetahuan mengenai gejala alam dan kehidupan di
muka bumi disebut dengan gejala geosfer, dalam hal ini geografi akan mempelajari
penyebab terjadinya dan menjelaskan mengapa dan bagaimana terjadinya gejala geosfer.
Ruang lingkup geografi juga mencakup interaksi antara manusia dan
lingkungannya. Sebagai contoh manusia memanfaatkan lahan pertanian untuk bercocok
tanam sehingga dapat menghasilkan beras yang merupakan sumber makanan pokok
sebagian besar masyarakat. Ini berarti bahwa ada interaksi antara manusia dan
lingkungannya yang bertujuan memenuhi kebutuhan hidupnya, baik itu kebutuhan pokok
maupun kebutuhan tambahan. Oleh karena itu, untuk mempertahankan agar sumber daya

alam tetap terjaga kita tidak boleh terlalu mengeksploitasi sumber daya alam tersebut.
Sangatlah bijak jika kita selalu menjaga dan memelihara alam dengan sebaik-baiknya.
Secara garis besar ilmu geografi terbagi menjadi dua bagian besar yaitu geografi
fisik dan geografi sosial. Gabungan antara geografi fisik dan geografi sosial terjadi
geografi regional. Geografi fisik adalah bagian ilmu geografi yang mempelajari tentang
semua peristiwa di muka bumi, baik di darat, laut, udara, maupun luar angkasa beserta
faktor penyebab terjadinya. Geografi sosial adalah bagian dari ilmu geografi yang
mempelajari tentang interaksi antarmanusia, sedangkan geografi regional adalah ilmu
yang mempelajari tentang perwilayahan dari negara-negara yang ada. Dalam makalah ini
akan dibahas kajian dari geografi industri yang merupakan bagian dari geografi sosial
melalui perspektif geografi.
geography Education_YSU

makalah geo_industri_2012

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah berdasarkan latar belakang di atas adalah : Bagaimana cara pandang
geografi dalam mengkaji industri ?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan Penulisan berdasarkan rumusan masalah di atas adalah : Mengetahui cara pandang
geografi dalam mengkaji industri.

D. Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini yaitu :
1. Sebagai bahan kajian mahasiswa terhadap disiplin ilmu geografi
2. Menambah pengetahuan dan wawasan tentang geografi industri
3. Mampu mengkaji industri dengan perspektif geografi

geography Education_YSU

makalah geo_industri_2012

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Industri
Istilah industri sering diidentikkan dengan semua kegiatan ekonomi manusia
yang mengolah barang mentah atau bahan baku menjadi barang setengah jadi atau
barang jadi. Dari definisi tersebut, istilah industri sering disebut sebagai kegiatan

manufaktur (manufacturing). Padahal, pengertian industri sangatlah luas, yaitu
menyangkut semua kegiatan manusia dalam bidang ekonomi yang sifatnya produktif
dan komersial.
Karena merupakan kegiatan ekonomi yang luas maka jumlah dan macam
industri berbeda-beda untuk tiap negara atau daerah. Pada umumnya, makin maju
tingkat perkembangan perindustrian di suatu negara atau daerah, makin banyak
jumlah dan macam industri, dan makin kompleks pula sifat kegiatan dan usaha
tersebut. Cara penggolongan atau pengklasifikasian industri pun berbeda-beda. Tetapi
pada dasarnya, pengklasifikasian industri didasarkan pada kriteria yaitu berdasarkan
bahan baku, tenaga kerja, pangsa pasar, modal, atau jenis teknologi yang digunakan.
Selain faktor-faktor tersebut, perkembangan dan pertumbuhan ekonomi suatu negara
juga turut menentukan keanekaragaman industri negara tersebut, semakin besar dan
kompleks kebutuhan masyarakat yang harus dipenuhi, maka semakin beranekaragam
jenis industrinya.

B. Klasifikasi Industri
Adapun klasifikasi industri berdasarkan kriteria masing-masing, adalah sebagai
berikut.
1. Klasifikasi industri berdasarkan bahan baku
Tiap-tiap industri membutuhkan bahan baku yang berbeda, tergantung pada apa

yang akan dihasilkan dari proses industri tersebut. Berdasarkan bahan baku yang
digunakan, industri dapat dibedakan menjadi:
a. Industri ekstraktif, yaitu industri yang bahan bakunya diperoleh langsung dari
alam. Misalnya: industri hasil pertanian, industri hasil perikanan, dan industri
hasil kehutanan.
b. Industri nonekstraktif, yaitu industri yang mengolah lebih lanjut hasilhasil
geography Education_YSU

makalah geo_industri_2012

industri lain. Misalnya: industri kayu lapis, industri pemintalan, dan industri
kain.
c. Industri fasilitatif atau disebut juga industri tertier. Kegiatan industrinya adalah
dengan menjual jasa layanan untuk keperluan orang lain. Misalnya: perbankan,
perdagangan, angkutan, dan pariwisata.
2. Klasifikasi industri berdasarkan tenaga kerja
Berdasarkan jumlah tenaga kerja yang digunakan, industri dapat dibedakan
menjadi:
a. Industri rumah tangga , yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja kurang dari
empat orang. Ciri industri ini memiliki modal yang sangat terbatas, tenaga kerja

berasal dari anggota keluarga, dan pemilik atau pengelola industri biasanya kepala
rumah tangga itu sendiri atau anggota keluarganya. Misalnya: industri anyaman,
industri kerajinan, industri tempe/ tahu, dan industri makanan ringan.
b. Industri kecil, yaitu industri yang tenaga kerjanya berjumlah sekitar 5 sampai 19
orang, Ciri industri kecil adalah memiliki modal yang relative kecil, tenaga
kerjanya berasal dari lingkungan sekitar atau masih ada hubungan saudara.
Misalnya: industri genteng, industri batubata, dan industri pengolahan rotan.
c. Industri sedang, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja sekitar 20 sampai
99 orang. Ciri industri sedang adalah memiliki modal yang cukup besar, tenaga
kerja memiliki keterampilan tertentu, dan pimpinan perusahaan memiliki
kemapuan manajerial tertentu. Misalnya: industri konveksi, industri bordir, dan
industri keramik.
d. Industri besar, yaitu industri dengan jumlah tenaga kerja lebih dari 100 orang. Ciri
industri besar adalah memiliki modal besar yang dihimpun secara kolektif dalam
bentuk pemilikan saham, tenaga kerja harus memiliki keterampilan khusus, dan
pimpinan perusahaan dipilih melalui uji kemapuan dan kelayakan (fit and profer
test). Misalnya: industri tekstil, industri mobil, industri besi baja, dan industri

pesawat terbang.
3. Klasifikasi industri berdasarkan produksi yang dihasilkan

Berdasarkan produksi yang dihasilkan, industri dapat dibedakan menjadi:
a. Industri primer , yaitu industri yang menghasilkan barang atau benda yang
tidak

geography Education_YSU

makalah geo_industri_2012

perlu pengolahan lebih lanjut. Barang atau benda yang dihasilkan tersebut
dapat dinikmati atau digunakan secara langsung. Misalnya: industri anyaman,
industri konveksi, industri makanan dan minuman.
b. Industri sekunder , yaitu industri yang menghasilkan barang atau benda yang
membutuhkan pengolahan lebih lanjut sebelum dinikmati atau digunakan.
Misalnya: industri pemintalan benang, industri ban, industri baja, dan industri
tekstil.
c. Industri tertier , yaitu industri yang hasilnya tidak berupa barang atau benda
yang dapat dinikmati atau digunakan baik secara langsung maupun tidak
langsung, melainkan berupa jasa layanan yang dapat mempermudah atau
membantu kebutuhan masyarakat. Misalnya: industri angkutan, industri
perbankan, industri perdagangan, dan industri pariwisata.

4. Klasifikasi industri berdasarkan bahan mentah
Berdasarkan bahan mentah yang digunakan, industri dapat dibedakan menjadi:
a. Industri pertanian, yaitu industri yang mengolah bahan mentah yang
diperoleh dari hasil kegiatan pertanian. Misalnya: industri minyak goreng,
Industri gula, industri kopi, industri teh, dan industri makanan.
b. Industri pertambangan, yaitu industri yang mengolah bahan mentah yang
berasal dari hasil pertambangan. Misalnya: industri semen, industri baja,
industri BBM (bahan bakar minyak bumi), dan industri serat sintetis.
c. Industri jasa , yaitu industri yang mengolah jasa layanan yang dapat
mempermudah dan meringankan beban masyarakat tetapi menguntungkan.
Misalnya: industri perbankan, industri perdagangan, industri pariwisata,
industri transportasi, industri seni dan hiburan.
5. Klasifikasi industri berdasarkan lokasi unit usaha
Keberadaan suatu industri sangat menentukan sasaran atau tujuan kegiatan
industri. Berdasarkan pada lokasi unit usahanya, industri dapat dibedakan
menjadi:
a. Industri berorientasi pada pasar (market oriented industry), yaitu industri yang
didirikan mendekati daerah persebaran konsumen.
b. Industri berorientasi pada tenaga kerja (employment oriented industry), yaitu
industri yang didirikan mendekati daerah pemusatan penduduk, terutama daerah

yang memiliki banyak angkatan kerja tetapi kurang pendidikannya.

geography Education_YSU

makalah geo_industri_2012

c. Industri berorientasi pada pengolahan (supply oriented industry), yaitu industri
yang didirikan dekat atau ditempat pengolahan. Misalnya: industri semen di
Palimanan Cirebon (dekat dengan batu gamping), industri pupuk di Palembang
(dekat dengan sumber pospat dan amoniak), dan industri BBM di Balongan
Indramayu (dekat dengan kilang minyak).
d. Industri berorientasi pada bahan baku, yaitu industri yang didirikan di tempat
tersedianya bahan baku. Misalnya: industri konveksi berdekatan dengan industri
tekstil, industri pengalengan ikan berdekatan dengan pelabuhan laut, dan industri
gula berdekatan lahan tebu.
e. Industri yang tidak terikat oleh persyaratan yang lain (footloose industry), yaitu
industri yang didirikan tidak terikat oleh syarat-syarat di atas. Industri ini dapat
didirikan di mana saja, karena bahan baku, tenaga kerja, dan pasarnya sangat luas
serta dapat ditemukan di mana saja. Misalnya: industri elektronik, industri
otomotif, dan industri transportasi.
6. Klasifikasi industri berdasarkan proses produksi
Berdasarkan proses produksi, industri dapat dibedakan menjadi:
a. Industri hulu, yaitu industri yang hanya mengolah bahan mentah menjadi barang
setengah jadi. Industri ini sifatnya hanya menyediakan bahan baku untuk kegiatan
industri yang lain. Misalnya: industri kayu lapis, industri alumunium, industri
pemintalan, dan industri baja.
b. Industri hilir, yaitu industri yang mengolah barang setengah jadi menjadi barang
jadi sehingga barang yang dihasilkan dapat langsung dipakai atau dinikmati oleh
konsumen. Misalnya: industri pesawat terbang, industri konveksi, industri
otomotif, dan industri meubeler.
7. Klasifikasi industri berdasarkan barang yang dihasilkan
Berdasarkan barang yang dihasilkan, industri dapat dibedakan menjadi:
a. Industri berat, yaitu industri yang menghasilkan mesin-mesin atau alat produksi
lainnya. Misalnya: industri alat-alat berat, industri mesin, dan industri percetakan.
b. Industri ringan, yaitu industri yang menghasilkan barang siap pakai untuk
dikonsumsi. Misalnya: industri obat-obatan, industri makanan, dan industri
minuman.
8. Klasifikasi industri berdasarkan modal yang digunakan
Berdasarkan modal yang digunakan, industri dapat dibedakan menjadi:

geography Education_YSU

makalah geo_industri_2012

a. Industri dengan penanaman modal dalam negeri (PMDN), yaitu industri yang
memperoleh dukungan modal dari pemerintah atau pengusaha nasional (dalam
negeri). Misalnya: industri kerajinan, industri pariwisata, dan industri makanan dan
minuman.
b. Industri dengan penanaman modal asing (PMA), yaitu industri yang modalnya
berasal dari penanaman modal asing. Misalnya: industri komunikasi, industri
perminyakan, dan industri pertambangan.
c. Industri dengan modal patungan (join venture), yaitu industri yang modalnya
berasal dari hasil kerja sama antara PMDN dan PMA. Misalnya: industri otomotif,
industri transportasi, dan industri kertas.
9. Klasifikasi industri berdasarkan subjek pengelola
Berdasarkan subjek pengelolanya, industri dapat dibedakan menjadi:
a. Industri rakyat, yaitu industri yang dikelola dan merupakan milik rakyat, misalnya:
industri meubeler, industri makanan ringan, dan industri kerajinan.
b. Industri negara, yaitu industri yang dikelola dan merupakan milik Negara yang
dikenal dengan istilah BUMN, misalnya: industri kertas, industri pupuk, industri baja,
industri pertambangan, industri perminyakan, dan industri transportasi.
10. Klasifikasi industri berdasarkan cara pengorganisasian
Cara pengorganisasian suatu industri dipengaruhi oleh berbagai factor, seperti: modal,
tenaga kerja, produk yang dihasilkan, dan pemasarannya. Berdasarkan cara
pengorganisasianya, industri dapat dibedakan menjadi:
a. Industri kecil, yaitu industri yang memiliki ciri-ciri: modal relatif kecil, teknologi
sederhana, pekerjanya kurang dari 10 orang biasanya dari kalangan keluarga,
produknya masih sederhana, dan lokasi pemasarannya masih terbatas (berskala lokal).
Misalnya: industri kerajinan dan industri makanan ringan.
b. Industri menengah, yaitu industri yang memiliki ciri-ciri: modal relative besar,
teknologi cukup maju tetapi masih terbatas, pekerja antara 10-200 orang, tenaga kerja
tidak tetap, dan lokasi pemasarannya relative lebih luas (berskala regional). Misalnya:
industri bordir, industri sepatu, dan industri mainan anak-anak.
c. Industri besar , yaitu industri yang memiliki ciri-ciri: modal sangat besar, teknologi
canggih dan modern, organisasi teratur, tenaga kerja dalam jumlah banyak dan
terampil, pemasarannya berskala nasional atau internasional. Misalnya: industri
barang-barang elektronik, industri otomotif, industri transportasi, dan industri
persenjataan.
geography Education_YSU

makalah geo_industri_2012

C. Kajian Geografi Terhadap Industri

1. Potensi Geografis Indonesia

Negara Republik Indonesia sebagai negara kepulauan yang terdiri dari 13667 pulau dengan 5
pulau besar, berbatasan dengan laut Andawan, China Selatan, Malaysia, Phillipina dan
Samudera Pasifik, Hindia dan Australia. Bentang alam di daratan barat mempunyai perairan
dangkal (Dangkalan Sunda), daratan timur mempunyai perairan dangkalan (Dangkalan
Sahul) dan cekungan tengah memiliki perairan laut dalam dengan beberapa palung laut.

Daratan Indonesia sebagian besar kelanjutan dari jalur pegunungan Sirkum Pasifik dan jalur
Sirkum Mediteran. Dataran rendah dan luas ada di Sumatera, Kalimantan, Irian Jaya dan
Jawa. Terdapat gunung api aktif sekitar 200 dan yang 70 berada di Pulau Jawa. Selain hasil
erupsi gunung api yang memberikan lahan subur pada lerengnya, juga ada resiko bencana
gunung api. Sungai-sungai dan muara juga terdapat di pulau-pulau besar yang potensial
dikelola untuk kehidupan demikian danau-danau besar di Sumatera, Sulawesi, Jawa,
Kalimantan. Diperkirakan sekitar 7.623 pulau di Indonesia belum punya nama (ensiklopedia
Indonesia seri Geografis, 1997).

Potensi flora di Indonesia beragam sesuai dengan kondisi ekosistemnya. Tumbuhan terdapat
pada zona elevasi < 700 m, 1.500 – 2.500 m dan diatas elevasi 2.500 m dpal. Sebaran flora
mulai dari kawasan pantai, dataran rendah dan berawa, lereng kaki gunung hingga
pegunungan. Demikian corak fauna yang beragam dan khas (corak Australia).

Penduduk yang beragam suku dan bahasanya serta agama terdapat di wilayah Indonesia yang
diperkirakan 300 kelompok etnik (suku bangsa). Ratusan bahasa lisan (daerah) di jumpai di
Indonesia, sedangkan bahasa resmi adalah bahasa Indonesia. Beragam seni dan budaya yang
dimiliki oleh berbagai kelompok etnik tersebut.

Berdasarkan kondisi geografis tersebut dan kehidupan sejak jaman kerajaan, maka urutan
potensi pemanfaatan sumberdaya wilayah meliputi:

1. Pertanian
2. Perkebunan
geography Education_YSU

makalah geo_industri_2012

3. Kehutanan
4. Perikanan
5. Peternakan
6. Pariwisata
7. Pertambangan
8. Industri dan jas
9. Perdagangan

2. Karakteristik Spasial Potensi Geografis

Pembangunan wilayah pengembangan industri ditinjau dari aspek spasial dan sektoral di
Indonesia perlu memperhatikan zona potensi geografis yang merupakan pendekatan spasialekologikal untuk menuju kesejahteraan rakyat. Pemecahan masalah pembangunan dan upaya
memajukan rakyat dapat dikelompokkan atas 5 (lima) tipologi wilayah pembangunan
geografis yaitu:

1. Wilayah dengan sumberdaya alam melimpah (kaya) dan sumberdaya manusia yang banyak
seperti Pulau Jawa dan Bali.
2. Wilayah dengan sumberdaya alam melimpah (kaya) dan sumberdaya manusia sedikit
seperti Pulau Sumatera, Kalimantan, Irian Jaya, Sulawesi.
3. Wilayah dengan sumberdaya alam sedikit dan sumberdaya manusia terlalu banyak seperti
Jakarta dan kota – kota besar lainnya.
4. Wilayah dengan sumberdaya alam sedikit dan sumberdaya manusia sedikit seperti Nusa
Tenggara dan Maluku.
5. Wilayah dengan sumberdaya alam yang belum diketahui potensinya dan belum ada
manusianya seperti pulau-pulau kecil yang belum dihuni.

Dengan zonasi potensi geografis, maka pembangunan (pengembangan industri) sektoral
dapat diarahkan terutama untuk pembangunan di kawasan tertinggal seperti pada zona
Maluku dan Nusa Tenggara. Pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan dapat diarahkan
agar resiko kerusakan lingkungan dan bencana alam di tiap zona tersebut dapat dikendalikan.

Konsentrasi Spasial di Indonesia

geography Education_YSU

makalah geo_industri_2012

Salah satu ciri yang menonjol dari perkembangan industri di Indonesia adalah semakin
terbuka dan semakin berorientasi ekspornya dalam sektor manufaktur.

Pembangunan industri dan aktivitas bisnis Indonesia selama lebih dari tiga dasawarsa terakhir
cenderung bias ke pulau Jawa dan sumatra. Karena industri manufaktur Indonesia cenderung
terkonsentrasi secara spasial di jawa sejak tahun 1970-an (aziz, 1994; Hill, 1990). Pulau jawa
menyumbang sekitar 78-82% tenaga kerja yang bekerja disektor industri Indonesia dari tahun
1976-2001. Pulau Sumatra menyerap 12% kesempatan kerja disektor indistri. Kalimantan dan
pulau-pulau lainnya di kawasan timur Indonesia memainkan peran yan relatif minoritas
dalam sektor industri manufaktur.

Dari pernyataan di atas membuktikan bahwa pengelompokan industri dan orientasi ekspor
secara spasial telah terjadi dalam tingkat yang fantastis di pulau Jawa dan Sumatra di
bandingkan pulau lain di Indonesia.

Ketekaitan antara kawasan industri, pelabuhan, dan penduduk dengan kecenderungan lokasi
industri manufaktur berorientasi ekspor. Wahyudin (2004: bab 4) menemukan bahwa
koefisien korelasi antara industri manufaktur berorientasi ekspor dan luas kawasan industri
menunjukan angka terbesar, kemudian diikuti oleh pelabuhan dan penduduk. Dengan kata
lain, industri yang berada di kawasan industri kebanyakan merupakan industri berorientasi
ekspor.

Dalam pengembangannya, industri hanya berkembang di kawasan yang padat penduduk
seperti Jawa dan Sumatra. Yang jadi pertanyaan besar apakah pulau-pulau lain di indonesia
selain tidak akan berkontribusi banyak dalam hal pengembangan industri?

Kita tahu indonesia terkenal dengan sebutan negara maritim dimana secara geografis daerah
yang berbasis maritim memiliki luas lautan lebih dominan dari pada pulau daratannya.
Contohnya Provinsi Maluku Utara, Maluku, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Nusa
Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Kepulauan Riau dan Bangka Belitung.

Pada hakikatnya aktivitas ekonomi adalah arus kausalitas dari tiga hal yakni Produksi,
Distribusi dan Konsumsi. Dari sinilah seharusnya pembangunan ekonomi nasional dalam hal
pengembangan industri dapat di mulai, di tata, di regulasi dan distimulasi hingga akhirnya
geography Education_YSU

makalah geo_industri_2012

membawa pada kemajuan negeri. Meningkatkan daya saing pada ranah ekonomi hakikatnya
adalah menguatkan tiga arus ekonomi tersebut. Yang terpenting di perhatikan adalah dengan
posisi, kemampuan, peluang dan tatangan dunia dewasa ini apakah yang dapat di upayakan
demi menjapai kemandirian dan keunggulan daya saing Indonesia.

Dengan memperhatikan letak geografi pengembangan industri tersebut, maka sebenarnya
tidak ada masalah untuk mendirikan suatu industri di kawasan atau di pulau mana pun, yang
apaling penting dari pengembangan industri ini adalah tersedianya bahan baku atau sumber
daya yang akan di olah oleh masing-masing produksi.

Coba bayangkan jika para pengembang industri dalam pengembangannya memperhatikan
aspek geografi dengan memperhatikan lingkungan sekitar dan sumber daya yang dapat diolah
maka akan terjadi pemerataan industrialisasi di seluruh Indonesia. Tidak hanya Jawa dan
Sumatra yang mengumbang besar dalam sektor industri namun pulau-pulau lain pun harus
memeratakan kontribusinya dalam menyumbang industrialisasi, salah satu cara untuk
pemerataan industrialisasi adalah dengan mendorong pengembangan industri didaerah yang
masih belum optimal untuk dijadikan daerah pengembang industri dengan memanfaatkan
sumber daya alam yang tersedia.
Pembangunan industri bertujuan untuk :
1. Meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat secara adil dan merata dengan
memanfaatkan dana, sumber daya alam, dan/atau hasil budidaya serta dengan memperhatikan
keseimbangan dan kelestarian lingkungan hidup;
2. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara bertahap, mengubah struktur perekonomian
ke arah yang lebih baik, maju, sehat, dan lebih seimbang sebagai upaya untuk mewujudkan
dasar yang lebih kuat dan lebih luas bagi pertumbuhan ekonomi pada umumnya, serta
memberikan nilai tambah bagi pertumbuhan industri pada khususnya;
3. Meningkatkan kemampuan dan penguasaan serta mendorong terciptanya teknologi yang
tepat guna dan menumbuhkan kepercayaan terhadap kemampuan dunia usaha nasional;
4. Meningkatkan keikutsertaan masyarakat dan kemampuan golongan ekonomi lemah,
termasuk pengrajin agar berperan secara aktif dalam pembangunan industri;
5. Memperluas dan memeratakan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha, serta
meningkatkan peranan koperasi industri;
6. Meningkatkan penerimaan devisa melalui peningkatan ekspor hasil produksi nasional yang
bermutu, disamping penghematan devisa melalui pengutamaan pemakaian hasil produksi
geography Education_YSU

makalah geo_industri_2012

dalam negeri, guna mengurangi ketergantungan kepada luar negeri;
7. Mengembangkan pusat-pusat pertumbuhan industri yang menunjang pembangunan daerah
dalam rangka pewujudan Wawasan Nusantara;
8. Menunjang dan memperkuat stabilitas nasional yang dinamis dalam rangka memperkokoh
ketahanan nasional.

FAKTOR PENDUKUNG PEMBANGUNAN INDUSTRI
1. Indonesia kaya bahan mentah
2. Jumlah tenaga kerja tersedia cukup banyak
3. Tersedia pasar dalam negeri yang banyak
4. Iklim usaha yang menguntungkan untuk orientasi kegiatan industri
5. Tersedia berbagai sarana maupun prasarana untuk industri
6. Stabilitas politik yang semakin mantap
7. Banyak melakukan berbagai kerjasama dengan negara-negara lain dalam hal permodalan,
alih teknologi, dll.
8. Letak geografis Indonesia yang menguntungkan
9. Kebijaksanaan pemerintah yang menguntungkan
10. Tersedia sumber tenagalistrik yang cukup

FAKTOR PENGHAMBAT PEMBANGUNAN INDUSTRI
1. Penguasaan teknologi masih perlu ditingkatkan
2. Mutu barang yang dihasilkan masih kalah bersaing dengan negara-negara lain
3. Promosi di pasar internasional masih sangat sedikit dilakukan
4. Jenis-jenis barang tertentu bahan bakunya masih sangat tergantung dengan negara lain
5. Sarana dan prasarana yang dibutuhkan belum merata di seluruh Indonesia
6. Modal yang dimiliki masih relatif kecil

DAMPAK POSITIF PEMBANGUNAN INDDUSTRI
1. Terbukanya lapangan kerja
2. Terpenuhinya berbagai kebutuhan masyarakat
3. Pendapatan/kesejahteraan masyarakat meningkat
4. Menghemat devisa negara
5. Mendorong untuk berfikir maju bagi masyarakat
geography Education_YSU

makalah geo_industri_2012

6. Terbukanya usaha-usaha lain di luar bidang industri
7. Penundaan usia nikah

DAMPAK NEGATIF PEMBANGUNAN INDUSTRI
1. Terjadi pencemaran lingkungan
2. Konsumerisme
3. Hilangnya kepribadian masyarakat
4. Terjadinya peralihan mata pencaharian
5. Terjadinya urbanisasi di kota-kota
6. Terjadinya permukiman kumuh di kota-kota

geography Education_YSU

makalah geo_industri_2012

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Paradigma baru yang muncul dalam analisis spasial adalah mengkombinasikan
pendekatan geografi dan industri atau disebut geografi industri. Paradigma ini muncul karena
adanya keterpusatan pengembangan industri disuatu pulau tertentu. Pemusatan ini tentu ada
baik dan buruknya, namun kita tahu wilayah Indonesia terdiri dari beberapa pulau besar yang
semua pulau harus dikembangkan dan dikelola dengan baik khususnya dari segi industri guna
meningkatkan nilai dari pulau itu sendiri.atas dasar inilah industri geografi muncul untuk
pemerataan industri.
Dengan kombinasi tersebut maka diharapkan akan terjadi pemerataan pengembangan
industri disemua sektor, tidak yang terjadi seperti sekarang ini. Fenomena yang sedang terjadi
pada saat ini industri hanya berkembang di daerah-daerah tertentu seperti Jawa dan Sumatra
ini menunjukan aspek geografi dalam industri belum berperan banyak dalam pemerataan
industri. Dengan adanya penyatuan menjadi industri geografi maka daerah-daerah yang
berpotensi dapat diteliti dan dikembangkan dengan tujuan pengembangan industri kearah
yang lebih baik

geography Education_YSU

makalah geo_industri_2012

DAFTAR PUSTAKA

* Kuncoro, Mudrajat. Ekonomika Industri Indonesia “Menuju Negara Industri Maju 2030”,
Andi Yogyakarta. Yogyakarta, 2007
* Worosuprodjo, Suratman. “Mengelola Potensi Geografis Indonesia Untuk Pembangunan
Wilayah Berkelanjutan”.
* Rafiq Iskandar, Zulfa. ”Pembangunan Ekonomi Kelautan Indonesia”. Blog
www.wordpress.com. 2009
Idris, Fahmi. ”Kebijakan dan Strategi Pengembangan Industri Nasiona”. Artikel
www.setneg.go.id. 200
http://geografi-geografi.blogspot.com/2010/11/pengertian-industri-menurut-uu-no.html
30/10/2012 4:52:56

geography Education_YSU