KONSEP SERVICE EXCELLENCE DALAM PRESPEK

“KONSEP SERVICE EXCELLENCE DALAM PRESPEKTIF AL-QURAN”
Oleh : Muhammad Iqbal
Nim. 150301062

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) AMBON
2017

KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga karya tulis ini dapat terselesaikan dengan baik, karena tanpaNya mustahil karya tulis ini dapat terselesaikan dengan baik.
Karya Tulis ini disusun sebagai bahan pembelajaran penulis, dalam mengenal
lebih jauh tentang pelayanan prima kepada mahasiswa. Terlebih ini adalah sebuah karya
yang menjadi mata lomba di 2017. Semoga dengan terselesaikannya karya tulis ini
dapat memberikan banyak manfaat, khususnya bagi penulis, dan umumnya bagi semua
yang membacanya.
Pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Jurusan
Pendidikan Agama Islam, dosen Pengampuh mata kuliah Penyusunan Skripsi yang
telah membimbing penulis dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini, dan kepada

orang tua, yang selalu mendo‟akan penulis, serta kepada seluruh pihak yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini, yang tak bisa penulis
sebutkan satu persatu tetapi tidak mengurangi rasa hormat penulis.
Akhirnya, sesuai dengan kata pepatah “tiada gading yang tak retak,” atau
“sepandai-pandainya tupai melompat pasti akan jatuh juga,” penulis mengharapkan
kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini.
Kebenaran dan kesempurnaan hanyalah milik Allah semata.
Ambon, 29 November 2017

Muhammad Iqbal

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI AMBON
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
MUHAMMAD IQBAL
Muhammad.Iqbaltunny@gmail.com

ABSTRAK
Penulisan ini bertujuan untuk menerapkan konsep Service Excellence yang
terdapat dalam Qur‟an untuk membenahi pelayanan yang ada di kampus. Dalam tulisan

ini penulis menggunakan metode penulisan kualitatif, yaitu berjenis
kajian
kepustakaan, sumber data yang diperoleh melalui hasil penelitian terdahulu yang berupa
artikel yang ada pada jurnal ilmiah, buku dan lainnya, yang terkait dengan penerapan
konsep service excellence yang terdapat dalam prespektif qur‟an, dengan menggunakan
5 ketentuan, yaitu 1.keramahan artinya pelayanan seorang dosen dan tenaga
kemahasiswaan harus memberikan pelayanan yang baik, penuh kelembutan, dan sopan
santun, kepada seluruh mahasiswa, 2.kredibilitas artinya seorang dosen dan tenaga
kemahasiswaan harus menjadikan nilai kejujuran sebagai nilai penting yang harus
diperhatikan dalam setiap pelayanan yang diberikan, 3.akses atau fasilitas artinya
seorang dosen dan tenaga kemahasiswaan untuk tidak mempersulit mahasiswanya
dalam menerima pelayanan, 4.penampilan artinya seorang dosen dan tenaga
kemahasiswaan harus memperhatikan kebersihan dan rapi, dan 5.kemampuan dalam
menyajikan pelayanan yaitu seorang dosen dan tenaga kemahasiswaan dituntut agar
benar-benar pada bidang keahliannya.
Kata kunci: Pelayanan Prima, Service Excellence.

PENDAHULUAN
a.


Latar Belakang Masalah
Dewasa ini, setiap perguruan tinggi dituntut untuk dapat menyiapkan peserta
didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan atau
profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan atau memperkaya
khasanah ilmu pengetahuan, teknologi, dan atau kesenian. Ini sebagaimana
tercantum dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor 60 Tahun 1999.1 Berkenaan
dengan itu, dosen dan tenaga kependidikan sebagai pemberi pelayanan harus
meningkatkan kualitas layanannya kepada mahasiswa.2
Tugas seorang dosen dan pegawai sangatlah besar dalam melayani setiap
mahasiswa. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tugas seorang
pegawai

adalah

melaksanakan

administrasi,

pengelolaan,


pengembangan,

pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan
pendidikan.3 Sedangkan tugas seorang dosen dalam UU Nomor 14 Tahun 2005 yaitu
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, serta menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.4

Serta adanya perubahan IAIN menjadi UIN sudah tentu salah satu
syaratnyanya adalah peningkatakan pelayanan harus berkualitas atau pelayanan

1

Eko Indrajid dan Djokopranoto, Manajemen Perguruan Tinggi Modern, (Yogyakarta; CV Andi
Offset: 2006), hlm. 3.
2
Nyoman Rinala dkk, “Pengaruh Kualitas Pelayanan Akademik Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas
Mahasiswa Pada Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali”. Skripsi. Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Program Studi Administrasi Pendidikan, 2017, hlm. 2.
3

Em Giri dan Flavianus Darman, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional Dan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005
Tentang Guru Dan Dosen, (Jakarta Selatan: Visimedia: 2008), hlm. 20.
4
Em Giri dan Flavianus Darman, ... , hlm. 63-64.

prima. Hal ini sebagaimana di katakan oleh Azyurmardi bahwa perubahan IAIN
menjadi UIN harus melengkapi semua kebutuhan mahasiswa dalam proses
perkuliahan, seperti laboratorium, perpustakaan yang baik, tenaga pengajar yang
berkualitas, metodologi pengajaran yang efektif, sarana dan fasilitas belajar
mengajar yang lebih lengkap, memperbaiki kurikulum dan sebagainya.5
Apakah kita pernah berfikir tentang konsep pelayanan prima dalam al-Qur‟an,
jika ada terdapat pada surat apa dan ayat berapa. Padahal al-Qur‟an itu sendiri tidak
ada keraguan sedikit pun di dalamnya, dan ada petunjuk bagi orang-orang yang
bertaqwa, sebagaimana firman Allah dalam QS. Al-Baqoroh ayat 2:

         
Artinya: “kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi
mereka yang bertaqwa”6
Dalam tulisan ini, penulis mencoba untuk menguraikan konsep service

exellence bagi pegawai melalui pendekatan Al-Qur‟an.

b.

c.

Rumusan Masalah
1.

Bagaimana service excellence dalam Al-Qur‟an ?

2.

bagaimana penerapan konsep service excellence ?

Tujuan Penulisan
1.

Mengetahui service excellence dalam Al-Qur‟an.


2.

Mengetahui penerapan konsep service excellence.

5

Abuddin Nata, Manajemen Pendidikan; Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam Di Indonesia,
(Jakarta; Kencana Prenada Media Group: 2012), hlm. 65.
6
Departemen Agama RI,
Al-Qur‟an dan Terjemahan, (Jakarta: PT Sygma Examedia
Arkanleema), hal. 2.

BAHAN DAN METODE
Dalam tulisan ilmiah ini penulis menggunakan metode penulisan kualitatif, yaitu
melalui kajian kepustakaan, menggunakan analisi isi.

mencari sumber-sumber dan

referensi dari media cetak dan internet, yang mana penulis mencoba memberikan

sebuah ide atau gagasan mengenai konsep service excellence yang terdapat dalam AlQur‟an. Bahan yang digunakan dalam tulisan ilmiah ini dua bahan yaitu bahan primer
yang terdiri dari buku-buku yang berkaitan dengan pelayanan akademik, al-qur‟an
terjemahan, buku-buku tafsir dan bahan sekunder yaitu kajian terdahulu yang relevan
dan kajian penulis dalam beberapa tafsir yang berkaitan dengan pelayanan akademik.

HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Service Excellence Dalam Al-Qur‟an
Service Excellence terdiri ayat dua kata, yaitu Service dan Exellence. Dalam

kamus bahasa inggris Service adalah jasa, pelayanan, dinas, pengabdian, dan
jawatan.7 Sedangkan Exellence adalah keunggulan, atau mutu yang baik sekali.8
Dengan demikian Service Excellence adalah pelayanan yang diberikan secara
unggul atau bermutu.
Service Excellence ini dapat di sebut dengan pelayanan prima, yaitu

pelayanan yang diberikan kepada pelanggan (mahasiswa) minimal sesuai dengan
standar pelayanan (cepat, tepat, akurat, murah, ramah). Menurut Barata, pelayanan
prima terdiri dari enam unsur pokok, yaitu: Kemampuan, Sikap, Penampilan,
Perhatian, Tindakan, dan


Tanggung jawab. Sedangkan menurut Tjiptono,

pelayanan prima terdiri dari empat unsur pokok antara lain sebagai berikut:
Kecepatan, Ketepatan, Keramahan, dan Kenyamanan.9
Sejalan dengan itu al-Qur‟an mengisyaratkan bahwa ada hal yang paling
melekat dalam pelayanan prima adalah keramahan, kredibilitas, akses atau fasilitas,
penampilan, dan kemampuan dalam menyajikan pelayanan.10
1.

Keramahan
7

Tina Talisa, Kamus Lengkap 40 Miliard; Inggris-Indonesia dan Indonesia-Inggris, (Surabaya;
Greisinda Press: tthn), hlm. 262.
8
Jhon M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Bahasa Inggris Indonesia; An English Dictionary,
(Jakarta; PT Gramedia: 2010), hlm. 222.
9
“Anonimies” http://akmalyuhniani.blogspot.co.id/2014/03/pelayanan-prima.html diakses pada
tanggal 1 November 2017 pukul 10.18 Wib

10
Sedarmayanti, Reformasi Administrasi Publik, Reformasi Birokrasi, Dan Kepemimpinan Masa
Depan; Mewujudkan Pelayanan Prima dan Kepemerintahan Yang Baik, (Bandung; PT Refika Aditama:
2010), hlm. 249.

Mengenai bersikap ramah kepada orang lain, Allah Swt Berfirman:

        
Terjrmahan : “Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata
yang lemah lembut, Mudah-mudahan ia ingat atau takut"
(Q.S. Thaha: 44).11
Pada ayat ini, Imam Ibnu Kasir dalam tafsirnya ibnu kasir mengatakan
bahwa Musa dan Harus diperintahkan oleh Allah Swt, agar dalam dakwahnya
kepada fir‟aun memakai kata-kata yang lemah lembut, sopan santun, dan belas
kasihan. Dimaksudkan agar kesannya lebih mendalam dan lebih menggugah
perasaan serta dapat membawa hasil yang positif.12
Sedangkan M. Quraish Shihab dalam tafsirnya al-mishbah mengatakan
bahwa ajaklah fir‟aun beriman kepada Allah dan serulah ia kepada kebenaran
dengan cara yang tidak mengundang antipati atau amarahnya, supaya ia ingat
akan kebesaran Allah dan secara penuh kepada-Nya atau paling tidak ia terusmenerus takut kepada-Nya. Akibat kedurhakaanya kepada Allah.13

Jadi maksud dari ayat di atas bahwa Nabi Musa as mengajak Firaun untuk
bertakwa kepada Allah swt dengan cara lemah lembut, ramah, baik, serta tidak
kasar, agar Firaun dapat mengikuti dan mendengarkan seruan dari Nabi Musa
as.
2. Kredibilitas

11

Departemen Agama RI, ..., hal. 314.
Al-Imam Abdul Fida Ismail Ibnu Kasir, Tafsir Ibnu Kasir; Juaz 16 Al-Kahfi 75 Sampai
Dengan Taha 135, (Bandung; Sinar Baru Algensindo: 2012), hlm. 343-344.
13
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah; Pesan, Kesan, Dan Keserasian Al-Qur‟an Vol 7,
(Jakarta; Penerbit Lentera Hati; 2017), hlm. 612.
12

Kredibilitas menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah perihal dapat
dipercaya14 atau biasa disebut dengan amanah. Sebagaimana Allah Swt
berfirman:

             
              
Terjrmahan : “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat
kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu)
apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu
menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi
pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya
Allah adalah Maha mendengar lagi Maha melihat”. (Q.S. AnNisa: 58).15
Imam Jalaluddin Al-Mahalli dan Imam Jalaluddin As-Suyuti dalam
tafsirnya tafsir jalalain mengatakan bahwa ayat ini menjelaskan tentang Ali
yang meminta kunci ka‟bah kepada Usman bin Talhah Al-Hajabi. Akan tetapi,
Rasulullah menyuruh untuk mengembalikannya. Usman pun heran lalu
Rasulullah membacakan ayat ini dan usman pun masuk islam serta sertelah
Usman wafat kunci itu diserahkan kepada saudaranya Syaibah lalu tinggal pada
anaknya.16
Sedangkan Hamka dalam tafsirnya tafsir al-azhar mengatakan bahwa
Rasulullah memanggil Ustman bin Thalhah dan beliau serahkan kunci itu
kembali, seraya menyebut ayat Allah, “sesungguhnya Allah memrintahkan
supaya menunaikan amanah kepada ahlinya dan Usman adalah keturunan dari
14

Tim Redaksi, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta; PT Gramedia Pustaka: 2012), hlm.

379.
15

Departemen Agama RI, ..., hal. 87.
Imam Jalaluddin Al-Mahalli dan Imam Jalaluddin As-Suyuti, Tafsir Jalalain; Berikut Asbabun
Nuzul Ayat Surat Al-Fatihah Sampai Dengan Al-Isra Vol 1, (Bandung; Sinar Baru Algensindo: 2015),
hlm. 342.
16

Abdid Daar. Dapat dilihat dalam bacaan ayat ini bahwasanya Usmanlah yang
lebih ahli tentang amanah itu.17
Jadi ayat ini menjelaskan tentang, dalam pemberian amanat harus kepada
orang yeng tepat, dapat dipercaya dan benar. Sehingga betul-betul dapat
menjaga amanah tersebut.
3.

Akses atau fasilitas
Akses menurut kamus besar bahasa indonesia adalah

jalan masuk18.

Mengenai hal ini, Allah Swt berfirman:

         
Terjrmahan : “berkata Musa: "Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku dan
mudahkanlah untukku urusanku (Q.S. Thaha: 25-26).19
Imam Jalaluddin Al-Mahalli dan Imam Jalaluddin As-Suyuti dalam
tafsirnya tafsir jalalain mengatakan bahwa maksud dari ayat ini adalah
lapangkanlah dadaku supaya mampu membantu risalahmu dan supaya aku
dapat menyampaikannya.20
Sedangkan

Wahbah

Az-Zuhaili

dalam

tafsirnya

tafsir

al-munir

mengatakan bahwa Nabi Musa meminta kepada Allah Swt untuk
menggantikan kempitan dadanya dengan kelapangan, agar dia mampu
menghadapi gangguan orang-orang dan mengemban tugas risalah dan
mudahkanlah aku dalam melaksanakan tugas yang engkau bebankan berupa
menyampaikan risalah, dan kuatkanlah aku dalam melaksanakan misiku karena
jika bukan Engkau yang menjadi penolongku dan pembelaku, maka aku tidak
mempunyai kekuatan untuk menunaikan tugas itu.21

17

Hamka, Tafsir Al-Azhar; Diperkaya Dengan Pendekatan Sejarah, Sosiologi, Tasawuf, Ilmu
Kalam, Sastra, Dan Psikologi, vol 2, (Jakarta; Gema Insani: 2015), hlm. 331-334.
18
Tim Redaksi, ... , hlm. 30.
19
Departemen Agama RI, ..., hal. 313.
20
Imam Jalaluddin Al-Mahalli dan Imam Jalaluddin As-Suyuti, Tafsir Jalalain; Berikut Asbabun
Nuzul Ayat Surat Al-Kahfi Sampai Dengan An-nas Vol 2, (Bandung; Sinar Baru Algensindo: 2015), hlm.
84.
21
Wahbah Az-Zuhaili, Tafsir Al-Munir; Aqidah, Syariah,Manhaj Surah Al-Isra-Thaha Juz 15
dan 16, Jilid 8, (Jakarta; Gema Insani: 2016), hlm. 470.

Jadi maksud dari ayat ini bahwa, dalam melakukan sesuatu harus meminta
bantuan kepada Allah Swt, agar dimudahkan setiap perbuatan/pekerjaannya
karena Allah tidak akan mempersulit ummatnya.
4.

Penampilan
Penampilan atau perbuatan menampilkan yang terbaik juga sejalan dengan
firman Allah swt:

  
Terjemahan : “Dan pakaianmu bersihkanlah (Q.S. Al-Muddatsir: 4).22
M. Quraish Shihab dalam tafsirnya tafsir al-misbah mengatakan bahwa
demikian pula halnya dengan perintah kepada Rasulullah saw, untuk
membersihkan

pakaian

beliau,

yakni

pertahankan,

mantapkan,

dan

tingkatkanlah kebiasaan selamaini dalam kebersihan pakaianmu.23
Sedangkan Hamka dalam tafsirnya tafsir al-azhar mengatakan bahwa
Beliau Rasulullah Saw, akan berhadapan dengan orang banyak, dengan
demikian pemukan-pemuka dari kaumnya atau dengan siapa saja. Kebersihan
adalah salah satu pokok yang terpenting bagi menarik perhatian orang.
kebersihan pakaian besar pengaruhnya kepad sikap hidup sendiri.
Kebersihan menimbulkan harga diri yaitu hal yang amat penting dijaga
oleh orang-orang yang hendak tegak mempunyai dakwah ke tengah-tengah
masyarakat. Beliau suka membersihakan gigi dan memakai parfum serta
kebersihan sangat membuka pikiran dan kotoran atau bau busuk tidak layak di
tengah majelis.24

22

Departemen Agama RI, ..., hal. 575.
M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah; Pesan, Kesan, Dan Keserasian Al-Qur‟an Vol 14,
(Jakarta; Penerbit Lentera Hati; 2017), hlm. 450.
24
Hamka, Tafsir Al-Azhar; Diperkaya Dengan Pendekatan Sejarah, Sosiologi, Tasawuf, Ilmu
Kalam, Sastra, Dan Psikologi, vol 9, (Jakarta; Gema Insani: 2015), hlm. 456.
23

Jadi makna dari ayat di atas bahwa, setiap orang harus selalu
mmeperhatikan kebersihan dirinya, dan lingkungannya. Seperti kebersihan
pakaiaan, kerapian, dan wangi. Sedangkan lingkungannya harus bersih, indah
dan sehat.
5.

Kemampuan dalam menyajikan pelayanan
Dalam melayani orang kita juga harus memiliki kemampuan atau
kesanggupan dalam melayani atau tidak. Allah Swt berfirman:

              
Terjrmahan:

“Kami

tiada

membebani

seseorang

melainkan

menurut

kesanggupannya, dan pada sisi Kami ada suatu kitab yang
membicarakan kebenaran, dan mereka tidak dianiaya. (Q.S.
Al-Mu‟minum: 62).25
Imam Ibnu Kasir dalam tafsirnya ibnu kasir mengatakan bahwa allah Swt
menceritakan tentang keadilan dalam syariatnya terhadap hamba-hambanya di
dunia. Bahwa Dia sama sekali tidak pernah membebankan kepada seseorang
melainkan menurutnya kesanggupannya yakni melainkan menurut apa yang
kuat disanggah dan dikerjakannya.26
Sedangkan

Wahbah

Az-Zuhaili

dalam

tafsirnya

tafsir

al-munir

mengatakan bahwa sesungguhnya sifat dan kriteria yang digunakan oleh Allah
Swt untuk menggambarkan orng-orng saleh tersebut, tidak keluar dari batasbatas kesanggupan. Ini me-naskh semuanya bentuk pengtaklifan dalam syara‟
yang berada di luar kesanggupan. Ayat ini juga mengkukuhkan sebuah prinsip
umum dalam pentaklifan yaitu, at-taisir wa daful haraj (memberi kemudahan
dan melonggarkan serta menolak kesempitan).27

25

Departemen Agama RI, ..., hal. 346.
Al-Imam Abdul Fida Ismail Ibnu Kasir, Tafsir Ibnu Kasir; Juaz 18 Al-Mu‟minum 1 Sampai
Dengan Al-Furqan 20, (Bandung; Sinar Baru Algensindo: 2012), hlm. 75.
27
Wahbah Az-Zuhaili, Tafsir Al-Munir; Aqidah, Syariah,Manhaj Surah Al-Isra-Thaha Juz 17
dan 18, Jilid 9, (Jakarta; Gema Insani: 2016), hlm. 352.
26

Jadi maksud dari ayat ini adalah setiap orang itu sudah diberikan
pekerjaan/takdir oleh Allh Swt, sesuai dengan kesanggupannya dan
kemampuannya.
B. Penerapan Service Excellence
Pengelolaan pendidikan secara sederhana, dapat diumpamakan dengan
pengelolaan sebuah restorant. Sebuah restorant yang diminati masyarakat biasanya
ditandai oleh letaknya yang strategis dan mudah dijangkau, menu yang tersedia
sesuai dengan selera pelanggan, penataan dan penyajiannya apik dan menarik,
pelayanannya cepat, ramah, dan bersahabat, lingkungannya bersih dan asri, dan
harganya terjangkau.28
Demikian pula dengan pengelolaan pendidikan. Ia harus berada di lokasi yang
strategis dan mudah dijangkau, program studi yang ditawarkan sesuai dengan
kebutuhan dan minat masyarakat, penataan kampus, letak gedung dan bentuk
menarik, lingkungan yang bersih, tertib, indah, aman dan nyaman, pelayanan
tenaga administrasi dan dosennya ramah dan profesional.
Akan tetapi, pada faktanya tidak seperti demikian. Melainkan pelayanan
akademik yang dikeluhkan oleh sebagian besar mahasiswa terkait masih adanya
dosen yang acap kali tidak menunaikan tugasnya bahkan seringkali terlambat,
intensitas keluarnya nilai perolehan akhir mahasiswa yang seringkali tidak tepat
waktu,

bimbingan/konsultasi

akademik

yang

tidak

memuaskan,

sulitnya

mendapatkan informasi terkait beasiswa, rendahnya fasilitas yang mendukung
proses perkuliahan seperti LCD, dan ruang kuliah, serta kebersihan toilet dan
fasilitas pendukung perkuliahan lainnya yang tidak memadai.29
Dalam mengatasi permasalahan pelayanan di dunia kademik, islam
mengajarkan untuk melakukan Service Excellence yang Qur‟ani. Service
Excellence yang Qur‟ani yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1.

Keramahan
Penerapan dari surat thaha ayat 44 adalah memberikan pelayanan harus
dengan keramahan. Hal ini berarti pelayanan seorang dosen dan pegawai harus
28

Abuddin Nata,, ... , hlm. 87.
Agung, Kurniawan, “Mutu Pelayanan Akademik dalam Peningkatan Kepuasan dan Motivasi
Belajar Mahasiswa”. Skripsi. Universitas Negeri Malang. 2015, hlm. 24.
29

memberikan pelayanan yang baik, penuh kelembutan, dan sopan santun, kepada
seluruh mahasiswa. Tindakan ini bukan hanya memberikan dampak yang positif
bagi terjalinnya hubungan personal yang baik dengan mahasiswa tetapi lebih dari
itu agar bernilai ibadah.
Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan bukhari bahwa bertemu saudara
termasuk mahasiswa dengan wajah berseri dan penuh kelembutan akan dinilai
sebagai sebuah sedekah. Sehingga dimensi pelayanan bagi perbankan syariah juga
mengandung unsur ibadah dalam setiap aktivitas.
Serta seorang dosen dan pegawai yang bersikap ramah kepada mahasiswanya
maka Allah akan ramah kepadanya. Sebgaimana sabda Nabi Saw:

ٌ ْ ‫ان َ ر ف‬
(‫ق حب الر ْفق ف ْاْ ْمر كله )متفق عل ه‬
Artinya : “Sesungguhnya Allah ramah dan lunak, Dia suka kepada keramahan
dalam segala urusannya.” (HR. Muttafaq Alaih).
2.

Kredibilitas (Dapat Dipercaya)
Penerapan dari surat an-nisa ayat 58 adalah memberikan pelayanan secara
kredibilitas. Pada kredibilitas atau dapat dipercaya ini harus memiliki sikap
kejujuran. Sebagaimana penjelasan Quraish Shihab bahwa apa yang disampaikan
oleh nabi SAW. Adalah sesuatu yang pasti akan terjadi dengan kata lain apa yang
disampaikan adalah hal yang benar-benar terjadi. Sehingga seorang dosen dan
pegawai harus menjadikan nilai kejujuran sebagai nilai penting yang harus
diperhatikan dalam setiap pelayanan yang diberikan.
Kejujuran sangat erat kaitannya dengan kepercayaan dan loyalitas mahasiswa.
Sehingga apa yang dijanjikan oleh seorang dosen dan pegawai adalah informasi
yang benar bukan menipu. Serta dapat di artikan juga sebagai orang yang
memegang amanah. Artinya bahwa seorang dosen dan pegawai memiliki tugas dan
kedudukan di dunia akademik. Sehingga harus berhati-jati jagan sampai
memanfaatkan kedudukan dan wewenangnya untuk menggunakan fasilitas-fasilitas

istimewa yang disediakan oleh negara sehingga menguras sumber daya yang
dimiliki negara.30
Mengenai hal tersebut Nabi Saw bersabda:

:‫س ل م‬

‫َ عل ْه‬

‫ قال رس ْ ل َ صل‬:‫َ ع ْنه قال‬

‫رض‬

‫هر ْر‬

ْ
‫عن أب‬

‫ إ ا أسْن ْاأ ْمر إل‬:‫ك ْف إضاعت ا ارس ْ ل َ؟ قال‬, ‫إ اض عت ْاأمان فا ْنتظرالساع‬
‫ْال خا‬

( ‫ر‬

‫)ا ْخرجه‬

.‫ع‬

‫فا ْنتظرالسا‬

‫أ ْهله‬

‫غ ْر‬

Artinya: ”Dari Abu Hurairah r.a. berkata, Rasulullah SAW bersabda: Apabila
amanah disia-siakan maka tunggulah saat kehancurannya. Salah seorang
sahabat bertanya:”Bagaimanakah menyia-nyiakannya, hai Rasulullah?”
Rasulullah SAW menjawab: “Apabila perkara itu diserahkan kepada
orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah saat kehancurannya”. (HR.
Imam Bukhari).
3.

Akses atau Fasilitas
Penerapan dari surat thaha ayat 25 dan 26 adalah akses atau kemudahan. Pada
bagian akses ini, yang paling diperlukan adalah kemudahan dalam menerima
pelayanan. Sehingga sangat penting seorang dosen dan pegawai untuk tidak
mempersulit mahasiswanya dalam menerima pelayanan. Sebagaimana Nabi Saw
Bersabda:
Artinya: “Ya Allah, tidak ada kemudahan kecuali apa yang Engkau jadikan mudah.
Dan apabila Engkau berkehendak, Engkau akan menjadikan kesusahan
menjadi kemudahan.” (HR. Ibnu Hibban dalam Shahihnya no. 2427,
Ibnu Sunni dalam Amal al-Yaum wa al-Lailah no. 351, Abu Nu‟aim
dalam Akhbar Ashfahan: 2/305, Imam Al-Ashbahani dalam al-Targhib:
1/131. Syaikh Al-Albani menshahihkannya dalam Silsilah Shahihah

30

Wahyudi
2011), hlm. 212.

Kumorotomo,

Etika Administrasi Negara, (Jakarta; PT Rajagrafindo Persada:

6/902, no. 2886 dan mengatakan, “Isnadnya shahih sesuai syarat
Muslim.”
Ini menandakan bahwa Allah saja tidak mempersulit hambanya. Apalagi
seorang dosen dan pegawai sebagai hamba Allah, seharusnya tidak boleh
mempersulit mahasiswanya.
Serta dalam bagian akses ini juga diperlukan sarana dan prasarana yang
berkualitas, dalam rangka mempermudah mahasiswa. Seperti ruang belajar di
lengkapi dengan AC (air conditioner), setiap gedung menggunakan lift, adanya bus
mahasiswa dan lain sebagainya.
4.

Penampilan
Penerapan dari surat al-muddatsir ayat 4 adalah pelayanan yang bersih. Pada
aspek ini merupakan faktor yang penting bagi seorang dosen dan pegawai. Makna
dari dimensi penampilan ini lebih luas dan komprehensif. Kebersihan tidak hanya
sebatas kebersihan lahiria yang hanya bersih dari noda saja, tetapi juga harus bersih
dari najis bahkan lebih luas lagi mencakup kebersihan hati dan perbuatan.
Seorang seorang dosen dan pegawai harus memperhatikan kebersihan karena
disebutkan dalam hadist bahwa kebersihan itu sebagian dari pada iman, dengan kata
lain bahwa kebersihan itu adalah cerminan dari keimanan. Dalam hadist juga
disebutkan bahwa sesungguhnya Allah maha indah dan suka kepada keindahan.
Sebagaimana Nabi Saw bersabda:
Artinya : “Diriwayatkan dari Sa‟ad bin Abi Waqas dari bapaknya, dari Rasulullah
saw.: Sesungguhnya Allah SWT itu suci yang menyukai hal-hal yang
suci, Dia Maha Bersih yang menyukai kebersihan, Dia Mahamulia yang
menyukai kemuliaan, Dia Maha Indah yang menyukai keindahan,
karena itu bersihkanlah tempat-tempatmu” (HR. Tirmizi)”
Hal ini mengindikasikan bahwa menyukai keindahan adalah salah satu sifat
Allah, hal ini berarti pula bahwa pada dasarnya manusia yang merupakan ciptaan
Allah sudah pasti akan suka dengan keindahan. Selain itu seorang dosen dan

pegawai juga harus memperhatikan aspek penampilan yang sesuai dengan etika,
estetika dan aturan syariat.
5.

Kemampuan Dalam Menyajikan Pelayanan
Penerapan dari surat al-mu‟minun ayat 62 adalah pelayanan yang di berikan
sesuai kemampuan atau kesanggupannya. Pada aspek ini seorang dosen dan
pegawai dituntut agar benar-benar pada bidang keahliannya.
Misalnya seorang dosen yang memiliki keahlian karena memiliki gelar M.
Fil. I, kemudian dosen tersebut di berikan tugas untuk mengajarkan mata kuliah
matematika. Dengan alasan karena kekurangan dosen matematika. Sudah tentu
bukan pada keahliannya alias tidak bisa melakukan apa-apa.
Dengan kata lain dosen tersebut tidak memiliki kemampuan untuk
menyajikan pelayanan secara prima. Sehingga penting sekali dalam melayani
mahasiswa, seorang dosen dan pegawai harus benar-benar pada bidang
keahliannya.
Artinya: “Dari Abu Hurairah radhiyallahu‟anhu ia berkata, “Rasulullah shallallahu
„alaihi wa sallam pernah berkhutbah di hadapan kami dan bersabda,
“Wahai manusia! Allah telah mewajibkan haji kepada kamu, maka
berhajilah.” Lalu ada seorang yang bertanya, “Apakah pada setiap
tahunnya wahai Rasulullah?” Maka Beliau pun terdiam, sampai ia
bertanya tiga kali, kemudian Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam
bersabda, “Jika aku katakan “Ya” tentu mesti dan kamu pasti tidak akan
sanggup,”
Kemudian Beliau bersabda:
Artinya: “Tinggalkanlah aku pada apa yang aku tinggalkan kepada kamu, karena
sesungguhnya binasanya orang-orang sebelum kamu adalah karena
banyak bertanya dan karena pertentangan mereka kepada para nabi
mereka. Jika aku memerintahkan sesuatu, maka kerjakanlah semampu
kamu dan jika aku melarang, maka tinggalkanlah” (H.R. Muslim).

Dari hadis di atas, memberitahukan bahwa setiap seorang dosen dan pegawai
melakukan perbuatan harus sesuai dengan bidangnya, karena Allah dan Rasulnya
tidak memaksakan sesuatu yang tidak mampu untuk mengerjakannya.

KESIMPULAN
Ada beberapa kesimpulan yang penulis dapatkan setelah membuat karya tulis
ilmiah ini, berdasarkan rumusan masalah yang kami bahas di dalamnya yaitu :
1.

Service Excellence (pelayanan prima adalah pelayanan yang diberikan secara

unggul atau bermutu. pelayanan prima dalam prespektif qur‟an yaitu keramahan
terdapat pada surat thaha ayat 44, kredibilitas terdapat pada surat an-nisa ayat 58,
akses atau fasilitas terdapat pada surat thaha ayat 25 dan 26, penampilan terdapat
pada surat al-muddatsir ayat 4, dan kemampuan dalam menyajikan pelayanan
terdapat pada surat al-mu‟minun ayat 62.
2.

Service excellence yang terdapat dalam prespektif qur‟an, terdapat 5 ketentuan,

yaitu 1. keramahan artinya pelayanan seorang dosen dan tenaga kemahasiswaan
harus memberikan pelayanan yang baik, penuh kelembutan, dan sopan santun,
kepada seluruh mahasiswa, 2. kredibilitas artinya seorang dosen dan tenaga
kemahasiswaan harus menjadikan nilai kejujuran sebagai nilai penting yang harus
diperhatikan dalam setiap pelayanan yang diberikan, 3. akses atau fasilitas artinya
seorang dosen dan tenaga kemahasiswaan untuk tidak mempersulit mahasiswanya
dalam menerima pelayanan, 4. penampilan artinya seorang dosen dan tenaga
kemahasiswaan harus memperhatikan kebersihan dan rapi, dan 5. kemampuan

dalam menyajikan pelayanan yaitu seorang dosen dan tenaga kemahasiswaan

dituntut agar benar-benar pada bidang keahliannya.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Mahalli, Imam Jalaluddin dan Imam Jalaluddin As-Suyuti. Tafsir Jalalain; Berikut
Asbabun Nuzul Ayat Surat Al-Fatihah Sampai Dengan Al-Isra Vol 1. Bandung:

Sinar Baru Algensindo, 2015.
Al-Mahalli, Imam Jalaluddin dan Imam Jalaluddin As-Suyuti. Tafsir Jalalain; Berikut
Asbabun Nuzul Ayat Surat Al-Kahfi Sampai Dengan An-nas Vol 2. Bandung:

Sinar Baru Algensindo, 2015.
Az-Zuhaili, Wahbah. Tafsir Al-Munir; Aqidah, Syariah,Manhaj Surah Al-Isra-Thaha
Juz 15 dan 16, Jilid 8. Jakarta: Gema Insani, 2016.

Az-Zuhaili, Wahbah. Tafsir Al-Munir; Aqidah, Syariah,Manhaj Surah Al-Isra-Thaha
Juz 17 dan 18, Jilid 9. Jakarta: Gema Insani, 2016.

Echols, Jhon M. dan Hassan Shadily. Kamus Bahasa Inggris Indonesia; An English
Dictionary. Jakarta: PT Gramedia, 2010.

Giri, Em dan Flavianus Darman. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Dan Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen. Jakarta Selatan:

Visimedia, 2008.

Hamka. Tafsir Al-Azhar; Diperkaya Dengan Pendekatan Sejarah, Sosiologi, Tasawuf,
Ilmu Kalam, Sastra, Dan Psikologi, vol 2. Jakarta: Gema Insani, 2015.

Hamka. Tafsir Al-Azhar; Diperkaya Dengan Pendekatan Sejarah, Sosiologi, Tasawuf,
Ilmu Kalam, Sastra, Dan Psikologi, vol 9. Jakarta: Gema Insani, 2015.

Indrajid, Eko dan Djokopranoto. Manajemen Perguruan Tinggi Modern. Yogyakarta:
CV Andi Offset, 2006.
Kasir, Al-Imam Abdul Fida Ismail Ibnu Tafsir Ibnu Kasir; Juaz 18 Al-Mu‟minum 1
Sampai Dengan Al-Furqan 20. Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2012.

Kasir, Al-Imam Abdul Fida Ismail Ibnu. Tafsir Ibnu Kasir; Juaz 16 Al-Kahfi 75 Sampai
Dengan Taha 135. Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2012.

Kumorotomo, Wahyudi.

Etika Administrasi Negara. Jakarta: PT Rajagrafindo

Persada, 2011.
Kurniawan, Agung. “Mutu Pelayanan Akademik dalam Peningkatan Kepuasan dan
Motivasi Belajar Mahasiswa”. Skripsi. Universitas Negeri Malang. 2015.
Nata, Abuddin. Manajemen Pendidikan; Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam Di
Indonesia. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2012.

Redaksi, Tim. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka, 2012.
RI, Departemen Agama. Al-Qur‟an dan Terjemahan. Jakarta: PT Sygma Examedia
Arkanleema, tthn.
Rinala, Nyoman dan Kawan-Kawan. “Pengaruh Kualitas Pelayanan Akademik
Terhadap Kepuasan Dan Loyalitas Mahasiswa Pada Sekolah Tinggi Pariwisata

Nusa Dua Bali”. Skripsi. Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja. Program
Studi Administrasi Pendidikan. 2017.
Sedarmayanti.

Reformasi

Kepemimpinan

Masa

Administrasi
Depan;

Publik,

Reformasi

Mewujudkan

Birokrasi,

Pelayanan

Prima

Dan
dan

Kepemerintahan Yang Baik. Bandung: PT Refika Aditama, 2010.

Shihab, M. Quraish. Tafsir Al-Misbah; Pesan, Kesan, Dan Keserasian Al-Qur‟an Vol 7.
Jakarta: Penerbit Lentera Hati, 2017.
Shihab, M. Quraish. Tafsir Al-Misbah; Pesan, Kesan, Dan Keserasian Al-Qur‟an Vol
14. Jakarta: Penerbit Lentera Hati, 2017.

Talisa, Tina. Kamus Lengkap 40 Miliard; Inggris-Indonesia dan Indonesia-Inggris.
Surabaya: Greisinda Press, tthn.
Yuniani, Akmal “Anonimies”, http://akmalyuhniani.blogspot.co.id/2014/03/pelayananprima.html diakses pada tanggal 27 November 2017 pukul 10.18 Wib.

BIODATA

Nama

: Muhammad Iqbal

TTL

: Namrole, 23 Agustus 1997

Nim

: 150301062

Kelas

: PAI C

Semester

: Lima (V)

Jurusan

: Pendidikan Agama Islam

Fakultas

: Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan

Institud

: Institud Agama Islam Negeri Ambon

No HP

: 085244291997