ANALISIS PENERAPAN RASIO KEUANGAN DAN EVA SEBAGAI ALAT UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PT.ASAHIMAS FLAT GLASS.Tbk YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

  

ANALISIS PENERAPAN RASIO KEUANGAN DAN EVA

SEBAGAI ALAT UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN

PT.ASAHIMAS FLAT GLASS.Tbk YANG TERDAFTAR DI

BURSA EFEK INDONESIA

  

Maryo Johan Pietersz, Mahsina, Juliani Pudjowati

  Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Bhayangkara Surabaya

  

ABSTRAK

  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan menggunakan analasis rasio keuangan dan konsep EVA. metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, karena hanya mengambarkan kondisi keuangan perusahaan melalui perhitungan kuantitatif beberapa rasio keuangan dan konsep EVA. Objek dalam penelitian ini adalah PT Assahimas Flat Glass Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Current

  

Ratio , Quick Ratio, Debt To Equity, Debt To Assets, Profit Margin, Return To

Equity, Return On Assets, Fix Assets Turn Over menunjukan hasil yang fluktuatif.

  Sedangkan dengan menggunakan metode EVA, hasilnya selama tahun 2013 – 2015 cenderung mengalami penurunan dan bahkan negatif, dimana hasil EVA 2013-2015 lebih rendah dari nol artinya kinerja keuangan PT Assahimas Flat Glass tidak memberikan kontribusi ekonomi bagi institusi terutama kepentingan investor.

  

Kata Kunci : Economis Value Added, Current Ratio, Quick Ratio, Debt To Equity,

Debt To Assets, Profit Margin, Return To Equity, Return On Assets, Fix Assets Turn Over

  

ABSTRACT

The purpose of this study is to determine the company's financial

performance using financial ratio analysis and EVA concept. the method used in this

research is descriptive with quantitative approach, because only a portrait of the

company's financial condition through quantitative calculation of certain financial

ratios and EVA. Object of this research is PT Assahimas Flat Glass Tbk listed on the

Indonesia Stock Exchange. Current Ratio, Quick Ratio, Debt To Equity, Debt To

Assets, Profit Margin, Return To Equity, Return on Assets, Fix Assets Turn Over

fluctuating show results. While using EVA, the results for the year 2013 - 2015

tended to decrease and even negative, where the results of EVA 2013-2015 is lower

than zero means that the financial performance of PT Assahimas Flat Glass does not

contribute to the economy for the institution, especially the interests of investors.

  

Keywords: Economist Value Added, the Current Ratio, Quick Ratio, Debt To Equity,

Debt To Assets, Profit Margin, Return To Equity, Return on Assets, Fix Assets Turn Over.

  PENDAHULUAN

  Laporan keuangan perusahaan merupakan daftar ringkasan akhir transaksi keuangan perusahaan yang menunjukan kegiatan operasional perusahaan dan akibatnya selama tahun buku yang bersangkutan. Untuk menilai kinerja manajemen baik atau tidak, dalam pelaksanaannya harus ada suatu ukuran yang dapat di jadikan perbandingan yang biasa di pakai untuk mengukur kinerja manajemen tersebut adaalah analisis rasio berdasarkan neraca dan laporan rugi-laba perusahaan. Oleh karena itu, perlu di lakukan analissi rasio laporan keuangan untuk membandingkan antara rasio yang di capai saat ini dengan rasio masa lalu sehingga dapat di nilai tingkat efisiensi dan efektifitas kinerja manajemen perusahaan. Analisi rasio tersebut mengunakan unsur-unsur neraca rugi-laba satu dengan yang lainya sehingga dapat memberikan gambaran tentang sejarah perusahaan dan posisinya pada saat ini serta dapat menilai seberapa jauh efektifitas dan efisiensi perusahaan telah di lakukan.

  Salah satu sarana yang di gunakan untuk menghasilakan laporan keuangan ialah rasio keuangan atau indeks yang menghubungkan dua data keuangan, dengan jalan membandingkan data kauangan tahun sebelumnya dengan data keuangan data tahun sekarang. Tujuan analisis laporan keuangan penting di lakukan untuk mengevaluasi kinerja perusahaan masa lalu dan prospeknya di masa yang akan datang. Tetapi, tidak hanya itu saja. Dengan menganalisis keuangan ini dapat di ketahui kekuatan serta kelemahan yang di miliki oleh perusahaan. Rasio tersebut dapat memberikan indikasi apakah perusahaan memiliki kas yang cukup untuk memenuhi kewajiban finansialnya, besar piutang yang cukup rasional, efisiensi manajemen persediaan, perencanaan pengeluaran investasi yang baik,dan struktur modal yang sehat,sehingga tujuan memaksimumkan kemakmuran pemegang saham dapat di capai.

  Selain menganalisa menggunakan rasio keuangan, peneliti juga menganalisa dengan economic value added (EVA). EVA mengukur perbedaan dalam pengertian keuangan, antara pengambilan atas modal perusahaan dan biaya modal. Hal ini serupa dengan pengukuran keuntungan dalam akuntansi konvensional, tetapi dengan satu perbedaan, EVA mengukur biaya modal. Angka nilai bersih dalam laporan laba- rugi hanya mempertimbangkan jenis biaya modal yang mudah di lihat, yaitu bunga sementara mengabaikan biaya ekuitas.

  TINJAUAN TEORiTIS Rasio Keuangan

  Rasio keuangan menurut (Fahmy, 2011 :106) adalah Hasil yang di peroleh dari perbandingan jumlah,dari sat u jumlah dengan jumlah lainnya.” Sedangkan pengertian rasio keuangan menurut (Harahap,2011:297) adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (berarti). Berdasarkan kesimpulan diatas, rasio keuangan merupakan angka yang dihasilkan dari laporan-laporan keuangan yang memiliki hubungan relevan, sesuai dan berarti.

  Jenis-Jenis Rasio Keuangan

  Mahmud dan Halim, (2003:75) ukuran rasio keuangan meliputi rasio-rasio berikut: (1) Rasio Likuiditas mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya pada saat ditagih; (2) Rasio Aktivitas mengukur sejauh mana efektivitas penggunaan aset dengan melihat tingkat aktivitas aset; (3) Rasio Solvabilitas mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban- kewajiban jangka panjangnya; (4) Rasio Profitabilitas mengukur seberapa kemampuan perusahaan menghasilkan laba (Profitabilitas); (5) Rasio Pasar Mengukur perkembangan nilai perusahaan relatif terhadap nilai pasar.

  Rasio Keuangan sebagai pengukuran kinerja keuangan dalam laporan keuangan perusahaan dapat digunakan sebagai salah satu dasar untuk memprediksi laba bersih dan dividen pada masa yang akan datang. Cara yang digunakan untuk mendukung prediksi tersebut adalah dengan menganalisis laporan keuangan perusahaan

  Economic Value Added (EVA)

  Houstan (2006:68), EVA adalah nilai yang ditambahkan oleh manajemen kepada pemegang saham selama satu tahun tertentu. EVA mencerminkan laba residu yang tersisa setelah biaya dari seluruh modal termasuk modal ekuitas dikurangkan Ide dasar dari EVA adalah pengemasan ulang dari manajemen perusahaan yang dapat dipercaya dan prinsip keuangan yang pernah ada. Namun EVA merupakan inovasi terpenting karena ia membuat teori keuangan moderen. EVA membantu para manajer untuk lebih memahami tujuan keuangan, dan dengan demikian membantu mereka untuk mencapai tujuan. EVA tidak memerlukan adanya suatu perbandingan dengan perusahaan sejenis dalam industri dan tidak pula membuat suatu analisa kecenderungan dengan tahun-tahun sebelumnya. Konsep ini lebih menekankan pada penentuan besarnya cost of capital. Diperhitungkannya biaya modal atas ekuitas merupakan keunggulan pendekatan EVA dibanding pendekatan akuntansi tradisional dalam mengukur kinerja perusahaan. Setiap perusahaan tentunya menginginkan nilai

  

Economic Value Added (EVA) akan naik terus-menerus, karena Economic Value

Added (EVA) adalah tolok ukur fundamental dari tingkat pengembalian modal

(return of capital).

  Langkah-langkah Menentukan EVA

  Langkah-langkah yang dilakukan untuk menentukan EVA menurut (Rousana, 2001:19): (1) Menghitung biaya modal utang (Cost of Debt); (2) Menghitung biaya modal saham (Cost of Equity); (3) Menghitung struktur permodalan dari neraca; (4) Menghitung biaya modal rata-rata tertimbang (Weighted Average Cost of Capital); (5) Menghitung EVA

  Tolak Ukur Penilaian Kinerja Keuangan dalam EVA

  Dalam EVA, penilaian kinerja keuangan diukur dengan ketentuan (Rousana, 2001:20):

  (1) Jika EVA > 0, maka kinerja keuangan perusahaan dapat dikatakan baik, karena perusahaan bisa menambah nilai bisnis. Dalam hal ini, karyawan berhak mendapat bonus, kreditur tetap mendapat bunga dan pemilik saham bisa mendapatkan pengembalian yang sama atau lebih dari yang ditanam; (2) Jika

EVA = 0, maka secara ekonomis “impas” karena semua laba digunakan untuk membayar kewajiban kepada penyandang dana baik kreditur maupun pemegang

  saham, sehingga karyawan tidak mendapat bonus hanya gaji; (3) Jika EVA < 0, maka kinerja keuangan perusahaan tersebut dikatakan tidak sehat, karena perusahaan tidak bisa memberikan nilai tambah. Dalam hal ini karyawan tidak bisa mendapatkan bonus hanya saja kreditur tetap mendapat bunga dan pemilik saham tidak mendapat pengembalian yang sepadan dengan yang ditanam.

  Kinerja

  Indra Bastian (2006:274) adalah gambaran pencapaian pelaksanaan atau program dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi suatu organisasi. Konsep kinerja keuangan menurut (Indriyo Gitosudarmo,2002) adalah rangkaian aktivitas keuangan pada suatu periode tertentu yang dilaporkan dalam laporan keuangan diantaranya laporan laba rugi dan neraca.

  Keuangan

  Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) (2007) Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keungan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang disajikan dalam berbagai cara misalnya laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.

  Kinerja Keuangan

  Fahmi (2011) kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu. Hal ini sangat penting agar sumber daya digunakan secara optimal dalam menghadapi perubahan lingkungan

  Kerangka Pemikiran

  Kinerja keuangan perusahaan sangat ditentukan oleh kualitas kebijakan manajemen yang diambil dalam upaya mencapai tujuan organisasi, sehingga untuk mengukur kinerja keuangan perlu dilaksanakan analisis laporan keuangan, karena dalam laporan keuangan segala hasil kebijakan manajemen terangkai dan terdokumentasi secara memadai dalam bentuk informasi keuangan. Oleh karena itu, agar laporan keuangan mampu memberikan informasi sebagaimana yang diinginkan oleh perusahaan, perlu dilakukan analisa dan interpretasi atas data-data yang terangkum dalam laporan keuangan tersebut sebagai langkah awal untuk memenuhi kebutuhan informasi tersebut. Disini peneliti menggunakan analisis rasio keuangan untuk mengukur kinerja keuangan karena sesuai dengan judul yang digunakan oleh peneliti karena rasio keuangan diarahkan pada pengevaluasian terhadap aspek- aspek likuiditas, solvabilitas, aktivitas dan profitabilitas. Dengan cara ini bisa membantu pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan dalam menganalisis perkembangan perusahaan serta dapat digunakan oleh manajer untuk mengevaluasi hasil kinerja perusahaannya selama ini. Dapat mengidentifikasi kekurangan dan kelebihan dari kinerja perusahaan. Dengan cara penerapan kebijakan keuangan sebelumnya, yang kemudian perlu melakukan perbaikan atau penyempurnaan (revisi) pada kebijakan tersebut, sehingga pada akhirnya akan meningkatkan kinerja perusahaan menjadi lebih baik.

  METODE PENELITIAN Jenis dan Sumber Data

  Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, karena berupa angka dan statistik. Sedangan sumber data yang digunakan adalah sumber data sekunder. Menurut Silalahi (2009:291), data sekunder merupakan data-data yang dikumpulkan dari tangan kedua maupun sumber-sumber lain yang ada. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Menurut Sugiyono (2005:62) data sekunder adalah data yang tidak langsung memberikan data kepada peneliti, misalnya penelitian harus melalui orang lain atau mencari melalui dokumen. Data ini diperoleh dengan menggunakan studi literatur yang dilakukan terhadap banyak buku dan diperoleh berdasarkan catatan-catatan yang berhubungan dengan penelitian yang berasal dari Bursa Efek Indonesia yang berupa laporan keuangan, dan informasi lain yang berasal dari internet dan perpustakaan.

  Teknik Pengumpulan Data

  Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari berbagai publikasi, khususnya di laporan keuangan perusahaan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi. Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data PT. Asahimas Flat Glass Tbk Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

  Teknik Analisis Data

  Teknik analisis dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis yang bersifat kuantitatif. Tahap-tahap dalam melakukan analisis ini, dengan menggunakan analisis rasio untuk dapat menentukan tingkat likuiditas, solvabilitas, keektifan operasi serta keuntugan suatu perusahaan (Profitabilitas) adalah sebagai berikut: a.

  Menggunakan analisis rasio keuangan sebagai berikut : 1.

Rasio Likuiditas

  Current Ratio adalah rasio yang mengukur seberapa jauh aktiva lancer

  perusahaan bisa dipakai untuk memeuhi kewajiban lancarnya

   Current Ratio = Aktiva Lancar x100%

  Utang Lancar

  Quick Ratio (Acid Test Ratio) mengukur solvabilitas jangka pendek tetapi

  tidak memperhitungkan persediaan karena persediaan merupakan rekening yang paling lama untuk berubah menjadi kas dan tingkat kepastian nilainya rendah.

  Quick Ratio = aktiva lancar

  • – Persediaan x100% Utang lancar 2.

Rasio Aktivitas

  Rasio aktivitas adalah rasio yang melihat pada beberapa aset kemudian menentukan beberapa tingkat aktivitas aktiva-aktiva tersebut pada tingkat kegiatan tertentu.

  Fixed Assets Turn Over = Penjualan Aktiva Tetap Total Assets Turn Over = Penjualan Total Aktiva

  3. Rasio Solvabilitas Debt to Total Assets Ratio mengukur presentase total dana yang dipenuhi atau dibiayai dengan utang.

  

Debt to Equity Ratio = Total Utang x100%

Modal (equity) Debt to Equity Ratio menunjukkan perbandingan antara hutang dengan modal sendiri. Debt to Assets Ratio = Total Utang x100%

  Total aktiva 4.

   Rasio Profitabilitas

  Rasio profitabilitas kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri (Harahap,2001)

  Return On Equity = Laba Setelah Pajak x100% Modal Sendiri Net Profit Margin = Laba Bersih x100% Penjualan Return On Assets = Laba Bersih x100% Total Aktiva b.

  

Tahap analisis data yang digunakan untuk menghitung Economic Value Addied

(EVA) dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

  1. Menghitung Biaya Modal Hutang (cost of debt) Untuk menghitung biaya modal hutang diperlukan data biaya hutang yang diproksikan dengan Kd (Rousana,2001,19).

  Biaya Hutang = Kd (1-T) Dimana :

  Kd = Beban bunga Hutang

  Keterangan : Kd = Tingkat suku bunga dari hutang sebelum pajak T = Tarif pajak. Untuk menghitung biaya modal saham diperlukan data tingkat keuntungan yang diisyaratkan investor yang diproksikan dengan Ke (Rousana,2001,19)

  K e = R f + (R m R

  • f )

  β Keterangan :

  K e = Tingkat keuntungan yang diisyaratkan investor

  f

  R = Tingkat return bebas resiko = Beta, pengukur risiko sistematis saham

  β

   R m = Tingkat keuntungan pasar

  Adapun perhitungan dari masing-masing variabel CAPM adalah sebagai berikut: a.

  Rate Free (RF) Tingkat suku bunga bebas resiko merupakan rata-rata dari tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia berjangka waktu satu bulan selama satu tahun.

  b.

  Return Market (RM) Perhitungan tingkat pengembalian pasar dilakukan dengan cara menggunakan data dari indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Perbandingan ini menggunakan persamaan (Rousana,2001,19).

  Rm = 1HSG - t t t

  • – 1HSG

   1HSG t-2

  Keterangan:

  IHSGt = Indeks Harga Saham Gabungan periode t

  IHSGt-t = Indeks Harga Saham Gabungan sebelum periode c. Return Individual ( Ri )

  Return Individual atau pendapatan saham individu (Ri) dihitung dari harga saham akhir transaksi bulan ini (Pt) dikurangi dengan harga terakhir pada bulan sebelumnya kemudian ditambah dengan deviden kas rata-rata tiap bulan (Dt). Hasilnya dibagi dengan harga akhir transaksi bulan sebelumnya. Perhitungan (Ri) menurut (Rousana,2001,19) adalah menggunakan persamaan sebagai berikut :

  R i = D t t t

  • – 1 – P – P - t
Keterangan: Dt = Deviden saham pada periode ke t Pt = Harga saham pada periode t P t-1 = Harga saham pada periode t-1 3.

  Biaya Rata-rata Tertimbang (WACC)

  WACC = Kc (E/V)+ Kd (D/V)

  Keterangan : WACC = Biaya modal rata-rata tertimbang Kc = Biaya modal saham biasa Kd = Biaya modal hutang E = Equity D = Hutang V = Jumlah modal saham dan modal hutang 4.

  Menghitung EVA Untuk menghitung EVA diperlukan data NOPAT (Net Operating Profit After Tax) yang diproksikan dengan NOPAT.

EVA = NOPAT – Biaya Modal ANALISIS DAN PEMBAHASAN Gambaran Obyek Penelitian

  PT Asahimas Flat Glass Tbk. (AMFG) adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur kaca lembaran dan produk turunannya. Perusahaan ini mulai didirikan pada 7 Oktober 1971 atas kerjasama PT Roda Mas yang bergerak pada bidang industri manufaktur dan distribusi hasil industri serta barang konsumen dengan Asahi Glass Co. Ltd. Jepang yang bergerak pada industri manufaktur kaca. Dengan ide untuk menyatukan pengalaman dan teknologi yang dimiliki Asahi Glass dengan jaringan distribusi lokal yang kuat milik Roda Mas maka dibangunlah Asahimas Flat Glass dengan status perusahaan PMA (Penanaman Modal Asing) dan merupakan pabrik kaca pertama di Indonesia. Kemudian berkembang menjadi PT Asahimas Flat Glass Co. Ltd pada

  17 Januari 1972 dan baru diresmikan menjadi PT Asahimas Flat Glass Tbk pada tahun 1998 setelah merintis mejadi perusahaan go public sejak tahun 1995.

  Pembahasan

Tabel 1

  Tahun Analisis Rasio Keuangan 2013 2014 2015

   Rasio Likuiditas Current Ratio 4,1 5,6 4,6 Quick Ratio 2,7 3,8 2,8

  Rasio Aktivitas Fix Assets Turn Over 2,1 2,3 1,4 TotalAssets Turn Over 0,9 0,93 0,62

  Rasio Solvabilitas Debt Equity Ratio 0,28 0,23 0,25 Debt To Assets Ratio 0,21 0,18 0,2

  Rasio Profitabilitas Return On Equity 0,12 0,14 0,087 Net Profit Margin 0,10 0,12 0,10 Return On Assets 0,09 0,11 0,068 Sumber : Peneliti (2017)

  

Tabel 2

Tahun Analisis EVA

  2013 2014 2015 NOPAT 676.843 873.662 757.481 Invested capital 3.042.724 3.547.887 3.896.599 WACC 0,99 0,99 0,99 Capital Charge 3.056.846 3.512.408 3.830.903 EVA -2.380.003 -2.638.764 -3.830.146

  Sumber : Peneliti (2017) SIMPULAN

  Current ratio tahun 2013 sebesar 4,17%, tahun 2014 sebesar 5,68%, tahun 2015 sebesar 4,65%. Rata

  • – rata tahun 2013-2015sebesar 4,83% dapat disimpulkan current ratio kriteria tidak baik.

  1. Quick Ratio tahun 2013 sebesar 2,72%, tahun 2014 sebesar 3,81%, tahun 2015 sebesar 2,85%. Rata-rata tahun 2013

  • – 2015sebesar 3,12% dapat disimpulkan quick ratio kriteria tidak baik.

  2. Debt To Equity tahun 2013 sebesar 0,28%, tahun 2014 sebesar 0,23%, tahun 2015 sebesar 0,25%. Rata

  • – rata tahun 2013-2015 sebesar 0,25% dapat disimpulkan Debt To Equity kriteria baik 3.

  Debt To Assets tahun 2013 sebesar 0,21%, tahun 2014 sebesar 0,18%, tahun 2015 sebesar 0,20%. Rata

  • – rata tahun 2013-2015 sebesar 0,19% dapat disimpulkan Debt To Assets kriteria baik 4.

  Profit Margin tahun 2013 sebesar 0,10%, tahun 2014 sebesar 0,12%, tahun 2015 sebesar 0,109 %. Rata

  • – rata tahun 2013-2015 sebesar 0,10% dapat disimpulkan Profit Margin kriteria tidak baik

  SARAN 1.

  PT. Assahimas Flat Glass Tbk sebaiknya mengefektifkan pengelolaan persediaan agar lebih baik lagi, sehingga tidak mengganggu likuiditas, proses produksi ataupun kegiatan penjualan yang dilakukan, serta dapat meningkatkan laba yang diperoleh perusahaan.

  2. Manajemen PT. Assahimas Flat Glass Tbk selalu berorientasi pada penciptaan nilai tambah agar nilai EVA yang negatif dapat menjadi positif dan mampu ditingkatkan tiap tahunnya. Dalam menciptakan nilai EVA yang positif, maka perusahaan harus mampu memperoleh NOPAT yang lebih tinggi dengan biaya modal yang rendah selain itu perusahaan harus lebih mempertimbangkan struktur modal yang optimal agar perusahaan berjalan secara efisien dan efektif.

  

DAFTAR PUSTAKA

  Brigham, Eugene F and Joel F.Houston, 2006. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan , alih bahasa Ali Akbar Yulianto, Buku satu, Edisi sepuluh, PT.

  Salemba Empat, Jakarta Bastian, Indra, 2006, Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar, Erlangga, Jakarta. Indriyo Gitosudarmo dan Basri. 2002. Manajemen Keuangan. BPFE: Yogyakarta Ikatan Akuntan Indonesia . 2007 . Standar Akuntansi Keuangan .Penerbit : Salemba Empat : Jakarta .

  Fahmi, Irham. (2011). Analisis Laporan Keuangan. Lampulo: ALFABETA Harahap, Sofyan, 2001. Sistem Pengawasan Manajemen, Penerbit Quantum,

  Jakarta Mahmud M. Hanafi dan Abdul Halim. (2003). Analisis Laporan Keuangan. Edisi

  Revisi. Yogyakarta:UPP AMP YKPN Sugiyono, 2005, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta