KUMPULAN STRATEGI PEMBELAJARAN DAN FISIKA

1

Nama

: Arlin Muzdalifah

NIM

: 140210102104

Jur/Prod.

: Pendidikan MIPA/ Pendidikan Fisika

Matakuliah : Strategi Belajar Mengajar Fisika (SBMF)

1.

a) Pokok bahasan/Materi

: Arus listrik dan Hambatan listrik


b) Stategi Pembelajaran

:

Kegiatan
Pendahulua

1.

n

Deskripsi Kegiatan
Guru mengajukan pertanyaan ringan terkait materi
arus listrik dan hambatan listrik. Misalnya :
1.

Mengapa lampu senter dapat menyala ?

2.


Bagaimana gambar rangkaian listrik pada
lampu senter ?

3.

Faktor apa saja yang mempengaruhi terang
redupnya lampu senter ?

4.

Bagaimana hubungan antara kuat arus, beda
potensial, dan hambatan pada rangkaian
listrik dalam lampu senter ?

2.

Guru memberikan kesempatan kepada para siswa
untuk menyatakan pendapat mengenai persoalan


Kegiatan

3.

Inti

yang diberikan.
Guru membentuk kelompok praktikum sebanyak 6
kelompok.

4.

Guru menjelaskan materi mengenai arus listrik dan
hambatan listrik. Disamping itu, guru juga
memberikan 1 latihan soal dari tiap materi yang
dijelaskan dan dikerjakan secara berkelompok.

5.

Guru membahas jawaban hasil diskusi kelompok.


6.

Guru meminta perwakilan tiap kelompok untuk
mengambil alat dan bahan praktikum yang telah
disediakan. Alat dan bahan: 1 buah papan

2

rangkaian, 3 buah multimeter, 7 buah kabel
penghubung, 2 buah baterai dengan tegangan
masing-masing 6 Volt dan 12 Volt, 3 buah resistor
dengan hambatan masing-masing 2 ohm; 4 ohm;
dan 6 ohm.
7.

Guru

membacakan


tujuan

percobaan

(Membuktikan kebenaran hukum I Kirchoff dan
hukum II KirchoffI) serta mendemonstrasikan
langkah kerja yang berkaitan dengan percobaan
hukum I Kirchoff dan II, disamping itu siswa juga
merangkai alat berdasarkan instruksi dari guru.
8.

Guru memberikan permasalahan terkait percobaan
hukum I Kirchoff dan hukum II Kirchoff. Hal ini
dimaksudkan untuk merangsang kemampuan siswa
dalam membuat hipotesis dari praktikum yang
akan dilakukan. Misalnya:
1.

Buktikan bahwa besar arus yang masuk ke
titik percabangan sama dengan besar arus

yang keluar dari titik percabangan!

2.

Buktikan bahwa dalam sebuah rangkaian
tertutup, jumlah ggl sumber arus dengan
penurunan tegangan (I. R) adalah sama
dengan 0!

9.

Guru meminta siswa untuk mulai melakukan
percobaan agar siswa dapat menjawab hipotesishipotesis yang dibuatnya.

10.

Guru menunjuk dua kelompok untuk membacakan
hasil praktikumnya di depan kelas.

11.


Guru

memperkuat

hambatan
mengaitkan
Penutup

12.

listrik

konsep

arus

dengan

mengajak


siswa

menggunakan

peta

antarkonsep

listrik

dan

konsep.
Guru memberikan kesimpulan dari materi yang

3

telah dijelaskan.
13.


Guru memberikan tugas individu berupa latihanlatihan soal terkait materi yang telah dijelaskan.
Hal ini dimaksudkan untuk pendalaman konsep
arus listrik dan hambatan listrik.

c) Tujuan Pembelajaran

:

1.

Siswa dapat menjelaskan pengertian kuat arus listrik.

2.

Siswa dapat menjelaskan konsep hukum Ohm.

3.

Siswa dapat mengidentifikasi hubungan antara beda potensial, kuat

arus, dan hambatan dalam hukum Ohm.

4.

Siswa dapat menghitung besarnya arus listrik yang mengalir dalam
rangkaian tertutup.

5.

Siswa dapat mendeskripsikan pengertian hambatan.

6.

Siswa dapat membedakan bahan konduktor dan isolator.

7.

Siswa dapat menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi
hambatan listrik.


8.

Siswa dapat menghitung besarnya hambatan total pada rangakaian
hambatan seri dan rangkaian hambatan paralel.

9.

Siswa dapat menjelaskan mengenai konsep hukum I Kirchoff.

10.

Siswa dapat menjelaskan aplikasi hukum I Kirchoff.

11.

Siswa dapat menjelaskan mengenai konsep hukum II Kirchoff.

12.

Siswa dapat memformulasikan besaran tegangan ke dalam bentuk
persamaan hukum II Kirchoff dalam rangkaian tertutup.

13.

Siswa dapat menjelaskan aplikasi hukum II Kirchoff.

14.

Siswa dapat membedakan jenis dan fungsi alat listrik (ampermeter,
voltmeter, ohm-meter).

15.

Siswa dapat mengukur besarnya kuat arus, tegangan, dan hambatan
pada rangkaian listrik.

d) Alokasi Waktu
Kegiatan
Pendahulua

:

1.

Deskripsi Kegiatan
Guru mengajukan pertanyaan

Alokasi Waktu
4 menit

4

n

ringan terkait materi arus listrik
dan hambatan listrik. Misalnya :
1.

Mengapa

lampu

senter

dapat menyala ?
2.

Bagaimana

gambar

rangkaian

listrik

pada

lampu senter ?
3.

Faktor

apa

saja

mempengaruhi

yang
terang

redupnya lampu senter ?
4.

Bagaimana

hubungan

antara kuat arus, beda
potensial, dan hambatan
pada

rangkaian

listrik

dalam lampu senter ?
2.

Guru memberikan kesempatan
kepada

para

siswa

untuk

menyatakan pendapat mengenai
Kegiatan

3.

Inti

persoalan yang diberikan.
Guru membentuk kelompok
praktikum

sebanyak

2 menit

6

kelompok.
4.

Guru

menjelaskan

mengenai

arus

listrik

materi

20 menit

dan

hambatan listrik. Disamping itu,
guru juga memberikan 1 latihan
soal dari tiap materi yang
dijelaskan dan dikerjakan secara
berkelompok.
5.

Guru membahas jawaban hasil

5 menit

diskusi kelompok.
6.

Guru meminta perwakilan tiap
kelompok untuk mengambil alat

2 menit

5

dan bahan praktikum yang telah
disediakan. Alat dan bahan: 1
buah papan rangkaian, 3 buah
multimeter,

7

buah

kabel

penghubung, 2 buah baterai
dengan

tegangan

masing-

masing 6 Volt dan 12 Volt, 3
buah resistor dengan hambatan
masing-masing 2 ohm; 4 ohm;
dan 6 ohm.
7.

Guru

membacakan

percobaan

tujuan

3 menit

(Membuktikan

kebenaran hukum I Kirchoff
dan hukum I KirchoffI) serta
mendemonstrasikan

langkah

kerja yang berkaitan dengan
percobaan hukum I Kirchoff
dan II, disamping itu siswa juga
merangkai

alat

berdasarkan

instruksi dari guru.
8.

Guru

memberikan

permasalahan terkait percobaan
hukum I Kirchoff dan hukum II
Kirchoff. Hal ini dimaksudkan
untuk merangsang kemampuan
siswa dalam membuat hipotesis
dari

praktikum

yang

akan

bahwa

besar

dilakukan.
1.

Buktikan

arus yang masuk ke titik
percabangan sama dengan
besar arus yang keluar

2 menit

6

dari titik percabangan!
2.

Buktikan bahwa dalam
sebuah rangkaian tertutup,
jumlah ggl sumber arus
dengan

penurunan

tegangan (I. R) adalah
sama dengan 0!
9.

Guru meminta siswa untuk
mulai

melakukan

15 menit

percobaan

agar siswa dapat menjawab
hipotesis-hipotesis

yang

dibuatnya.
10.

Guru menunjuk dua kelompok
untuk

membacakan

8 menit

hasil

praktikumnya di depan kelas.
11.

Guru memperkuat konsep arus
listrik

dan

dengan

hambatan
mengajak

mengaitkan
Penutup

12.

listrik
siswa

antarkonsep

menggunakan peta konsep.
Guru memberikan kesimpulan
dari

materi

5 menit

yang

3 menit

telah

dijelaskan.
13.

Guru

memberikan

tugas

individu berupa latihan-latihan
soal terkait materi yang telah
dijelaskan. Hal ini dimaksudkan
untuk pendalaman konsep arus
listrik dan hambatan listrik.
Jumlah
2.

Stategi Pembelajaran
Materi

: Usaha dan Energi

69 menit

7

1.

Guru

memberikan

persoalan-

persoalan terkait konsep usaha
dan energi. Misalnya,
1. Ketika kita berjalan, apakah
kita melakukan usaha ? dan
ketika kita hanya menahan
sebuah benda agar benda itu
tidak bergerak, apakah bisa
disebut bahwa kita melakukan
usaha ?
2. Apa yang dimaksud dengan
usaha ?
3. Bagaimana

cara

mempermudah usaha ?
4. Alat apa saja yang dapat
membantu usaha manusia ?
2.

Guru memberikan kesempatan
pada

para

siswa

untuk

menyatakan pendapat mengenai
3.

persoalan yang diberikan.
Guru membentuk kelompok
praktikum sebanyak 6 kelompok.

4.

Guru

menjelaskan

mengenai

materi usaha dan energi.
5.

Guru

mendemonstrasikan

penggunaan simulasi Phet terkait
dengan praktikum bidang miring
(gaya, energi, dan usaha).
6.

Guru memberikan permasalahan
terkait praktikum bidang miring
pada

simulasi

Phet

untuk

merangsang kemampuan siswa

8

dalam membuat hipotesis.
1.

Bagaimana pengaruh massa
dan ketinggian bidang miring
terhadap energi kinetik dan
energi potensial ketika benda
bergerak pada suatu bidang
miring ?

2.

Apakah

ada

permukaan
terhadap

pengaruh

bidang

miring

besarnya

energi

kinetik, energi potensial dan
usaha sebuah benda yang
bergerak diatasnya ?
3.

Identifikasi besarnya energi
kinetik, energi potensial, dan
usaha yang dilakukan sebuah
benda ketika bergerak pada
bidang miring!

7.

Guru

meminta

melakukan
miring

siswa

praktikum

agar

siswa

untuk
bidang
dapat

menjawab hipotesis yang telah
dibuat.
8.

Guru menunjuk dua kelompok
untuk

membacakan

hasil

praktikumnya di depan kelas.
9.

Guru memperkuat konsep dasar
usaha

dan

mengajak

energi
siswa

dengan

mengaitkan

antarkonsep menggunakan peta
konsep.
10. Guru memberikan
mengenai

materi

kesimpulan
yang

telah

9

dijelaskan.
11. Guru memberikan tugas secara
individu
terkait

berupa
materi

latihan
yang

soal
telah

dijelaskan.
Jumlah
3.

Hakikat Fisika dan Hakikat Pembelajaran Fisika.
a.

Hakikat Fisika
Fisika merupakan ilmu eksperimental dan merupakan bagian
dari sains yang mempelajari tentang alam dan fenomenanya yang
terdiri atas proses dan produk. Proses yang dimaksudkan disini adalah
sebuah proses yang langkah-langkahnya menggunakan metode ilmiah
seperti merumuskan masalah; merumuskan hipotesis; merancang
eksperimen; mengumpulkan data; menganalisis data; dan menarik
kesimpulan. Sedangkan produk fisika berupa fakta, proses, konsep,
prinsip, teori, hukum, rumus, dan lain-lain. Fakta merupakan
benda/peristiwa/kejadian yang sesuai dengan kenyataan. Konsep
merupakan definisi yang tidak terbantahkan. Sedangkan prinsip
merupakan hubungan antar konsep yang jika terbukti akan menjadi
sebuah hukum yaitu hukum fisika.
Dari pernyataan diatas dapat diketahui bahwa hakikat fisika
adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala melalui
serangkaian proses ilmiah yang dibangun atas sikap ilmiah dan
hasilnya berupa produk ilmiah.
1.

Fisika sebagai proses
Fisika sebagai proses memberikan gambaran mengenai
pendekatan

yang

digunakan

untuk

melakukan

kegiatan

penyelidikan mengenai fenomena-fenomena alam yang ada
dalam kehidupan ini. Hal ini berkaitan dengan kata-kata kunci
fenomena, dugaan, pengamatan, pengukuran, penyelidikan, dan
publikasi.

10

2.

Fisika sebagai sikap
Dari kegiatan-kegiatan kreatif (pengamatan, pengukuran,
penyelidikan, dll) yang dilakukan tersebut, berpengaruh kepada
pola perilaku orang yang bersangkutan. Dari kegiatan-kegiatan
kreatif tersebut akan muncul rasa ingin tahu yang tinggi diiringi
rasa percaya, sifat objektif, jujur, terbuka, tanggung jawab, dan
mau mendengarkan pendapat orang lain. Sikap-sikap sepeerti
itulah yang memaknai bahwa hakkat fisika sebagai sikap.

3.

Fisika sebagai produk
Hasil penemuan dari kegiatan penyelidikan tersebut
dikumpulkan dan disusun secara sistematik menjadi sebuah
kumpulan pengetahuan yang disebut produk. Pengelompokan
hasil penemuan tersebut menghasilkan ilmu pengetahuan yang
disebut Fisika. Kumpulan pengetahuan fisika dapat berupa fakta,
konsep, prinsip, hukum, rumus, teori, dan model.

b.

Hakikat Pembelajaran Fisika
Fisika bertujuan mempelajari komponen materi dan interaksi
antar materi terkait. Oleh karena itu dalam mempelajari fisika
diperlukan kegiatan eksperimen serta kegiatan-kegiatan lain yang
berkaitan dengan teori sehingga siswa dapat menemukan bahkan
mampu membuktikan kebenaran konsep-konsep yang berkaitan
dengan teori yang dipelajari.
Dalam belajar fisika, siswa dituntut untuk dapat memahami
konsep, prinsip, hukum, kemudian diharapkan siswa mampu
menyusun kembali materi yang telah diajarkan menggunakan
bahasanya sendiri. Dari uraian tersebut, dapat dipahami bahwa belajar
fisika memerlukan tingkat intelektual yang cukup tinggi.
Oleh karena itu, hakikat pembelajaran fisika dipandang sebagai
suatu proses untuk mengembangkan kemampuan memahami konsep,
prinsip maupun hukum-hukum fisika melaui kegiatan eksperimen
yang langkah-langkahnya menggunakan metode ilmiah. Dalam
pembelajaran fisika, pengalaman proses sains dan pemahaman produk

11

sains dalam bentuk pengalaman langsung akan sangat bermanfaat
dalam membentuk konsep siswa.
4.

Jika saya ditugasi untuk membelajarkan materi yang cenderung abstrak dan
bersifat mikroskopis, maka saya akan merancang sebuah kegiatan
pembelajaran

yang

sesuai

dengan

hakikat

fisika,

yaitu

kegiatan

pembelajaran yang menggunakan media pembelajaran interaktif sehingga
dapat menciptakan suasana pembelajaran menyenangkan dan menumbuhkan
motivasi belajar siswa serta rasa keingintahuan terhadap materi terkait.
Kegiatan eksperimen juga diperlukan agar siswa memiliki pengalaman
nyata terhadap permasalahan terkait sehingga siswa akan lebih mudah
menangkap materi yang diajarkan. Dalam hal ini siswa melakukan proses
ilmiah

menggunakan

metode

ilmiah,

yaitu

merumuskan

masalah;

merumuskan hipotesis; merancang eksperimen; mengumpulkan data;
menganalisis data; dan menarik kesimpulan. Jika pembelajaran hanya
dirancang secara makroskopis dan simbolik saja, materi yang disampaikan
akan sulit diserap oleh siswa karena materi tersebut terlalu banyak
mengandung konsep-konsep yang abstrak. Contohnya seperti materi gaya
antar molekul. Pada materi gaya antar molekul terdapat sub bahasan ikatan
kimia dan partikel penyusun materi yang memiliki nilai keabstrakan cukup
tinggi sehingga dibutuhkan tingkat intelektual yang sepadan. Akibatnya
banyak siswa yang merasa kesulitan ketika mempelajari materi ini. Maka
sebab, alangkah baiknya jika pembelajarannya menggunakan media
pembelajaran interaktif dan melakukan kegiatan eksperimen dengan
menggunakan media bantu seperti simulasi Phet.
5.

a)

Nama model: Fibrasi Hipari
Alasan: Nama model tersebut merupakan singkatan dari serangkaian
kegiatan pembelajaran yang dirancang. Dari langkah-langkah kegiatan
pembelajaran, diambil salah satu kata sehingga terbentuklah sebuah
nama Fibrasi Hipari. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran
tersebut, meliputi:
1. FI [IdentiFIkasi Masalah]
2. BRA [BRAinstorming]

12

3. SI [SImulasi]
4. HI [HIpotesis]
5. PA [PrAktikum]
6. RI [PenkondRIll]
b)

Teori belajar yang mendasari:
Teori belajar yang mendasari model Fibrasi Hipari adalah teori
belajar kontruktivisme. Teori belajar kontruktivisme merupakan
pembelajaran yang bersifat generatif, yaitu tindakan mencipta suatu
makna

dari

apa

yang

dipelajari.

Jadi

siswa

membangun

pengetahuannya sendiri dengan memberi makna pada pengetahuan
tersebut melalui pengalaman yang diperolehnya baik pengalaman fisik
maupun pengalaman mental. Pada teori ini, lebih ditekankan pada
proses bukan hasil belajar siswa. Pada teori ini, lebih menekankan
pada perkembangan konsep dan teori mendalam sehingga siswa
dituntut

untuk

aktif

agar

siswa

dapat

mengembangkan

pengetahuannya dengan baik dan benar. Jika siswa cenderung pasing
di dalam kelas, maka dia akan kesulitan mengembangkan materi yang
diajarkan karena dalam hal ini guru hanya sebagai fasilitator
sedangkan siswa menjadi pusatnya. Akibatnya, siswa tersebut akan
tertinggal oleh siswa yang aktif.
Dengan digunakannya teori belajar kontruktivisme pada model
Fibrasi Hipari, diharapkan mampu memotivasi siswa untuk senantiasa
belajar karena hal itu merupakan tanggung jawab siswa itu sendiri,
mengembangkan

kemampuan

siswa

dalam

mengkontruksi

pengetahuannya sendiri, serta mengembangkan kemampuan siswa
untuk menjadi pemikir mandiri.
c)

Unsur-unsur:
1.

Sintakmatik
Sebelum pembelajaran, guru meminta siswa untuk
membawa

laptop

untuk

menggunakan simulasi Phet.

digunakan

dalam

praktikum

13

Sintakmatik dalam model Fibrasi Hipari adalah:
1.

FI [IdentiFIkasi Masalah]
Pada tahap ini siswa diberi persoalan-persoalan logika
terkait materi yang akan dijelaskan. Hal ini dimaksudkan
untuk merangsang kemampuan berpikir logis siswa serta
untuk mengetahui pengetahuan siswa terkait materi yang
akan dijelaskan.

2.

BRA [BRAinstorming]
Pada kegiatan ini, para siswa menyatakan pendapat
mengenai persoalan yang diberikan agar permasalahan
menjadi berkembang sehingga terkumpul banyak ide yang
dapat dijadikan peta informasi dalam pembelajaran ini.

3.

SI [SImulasi]
Dalam kegiatan ini, siswa belajar menggunakan simulasi
Phet untuk kegiatan praktikum. Diasumsikan bahwa
sekolah belum memiliki fasilitas lab yang memadahi. Oleh
karena itu, untuk mengantisipasi permasalahan tersebut,
digunakan simulasi Phet.

4.

HI [HIpotesis]
Pada kegiatan ini, siswa diberi kesempatan untuk membuat
hipotesis dari persoalan yang diberikan oleh guru terkait
dengan praktikum yang akan dilakukan.

5.

PA [PrAktikum]
Pada tahap ini, siswa melakukan praktikum secara
berkelompok menggunakan simulasi Phet untuk mencari
jawaban dari hipotesis yang dibuat oleh siswa.

6.

RI [PenkondRIll]
Dalam

kegiatan

ini,

guru

mengajak

siswa

untuk

mengaitkan antarkonsep menggunakan peta konsep dan
diberi latihan soal untuk pendalaman materi terkait.

14

2.

Sistem Sosial
Sistem sosial dalam model ini adalah struktur yang
moderat, dimana dalam kegiatan belajar guru mengendalikan
aktivitas pembelajaran kemudian divariasikan dengan saling
tukar pendapat dan tanya jawab antar siswa dan guru sehingga
dari pengorginasisan kegiatan tersebut, siswa diharapkan
diharapkan aktif dalam kegiatan pembelajaran agar dapat
mengembangkan pengetahuannya sendiri dengan baik dan
benar.

3.

Prinsip Reaksi
1.

Guru memberikan persoalan terkait materi yang akan
dijelaskan.

2.

guru membentuk kelompok diskusi dalam kelas.

3.

Guru mendemonstrasikan penggunaan simulasi phet.

4.

Guru memberikan tanya jawab terkait hasil praktikum
siswa.

5.

Guru mengajak siswa mengaitkan antar konsep dari materi
yang

dijelaskan

menggunakan

peta

konsep

untuk

menstimulus pemikiran siswa terkait materi yang sudah
dijelaskan.
5.

Guru memusatkan perhatian siswa pada saat menjelaskan
kesimpulan pembelajaran.

4.

Sistem Pendukung
Sistem pendukung dalam model Fibrasi Hipari yaitu
sebuah simulasi Phet untuk mendukung kegiatan praktikum,
pendemonstrasian penggunaan simulasi Phet agar siswa
memahami prosedur penggunaan Phet untuk kegiatan praktikum
materi terkait.

5.

Dampak Instruksional dan Dampak Pengiring
Dampak instruksional dari model Fibrasi Hipari adalah
keterampilan proses seperti mengamati, mengumpulkan data,

15

mengidentifikasi variabel, merumuskan dan menguji hipotesis,
menganalisis data, menarik kesimpulan.
Dampak pengiring dalam model Fibrasi Hipari adalah
siswa

memiliki

kreativitas

dalam

mengembangkan

pengetahuannya, berpikir logis, tanggung jawab, rasa ingin tahu,
jujur, belajar dengan bebas dan mandiri, sikap terbuka, memiliki
sikap ilmiah, serta memiliki kemampuan untuk menetapkan
keputusan.
d)

Contoh kegiatan pembelajaran fisika:
Materi

: Teori Kinetik Gas

Pokok bahasan

: Persamaan umum gas serta Tekanan dan Energi
Kinetik Gas

Pelaksanaan

:

Kegiatan
Pendahulua

Deskripsi Kegiatan
1.

n

Guru

mengajukan

Alokasi

pertanyaan

Waktu
4 menit

ringan terkait materi teori kinetik
gas. Misalnya :
1.

Mengapa balon yang ditiup
akan semakin membesar
dan mengeras ?

2.

Mengapa balon yang sudah
membesar dan mengeras
tersebut ketika dipanaskan
dapat meletus ?

2.

Guru memberikan kesempatan
kepada

para

siswa

untuk

menyatakan pendapat mengenai
Kegiatan
Inti

3.

persoalan yang diberikan.
Guru membentuk kelompok
praktikum sebanyak 6 kelompok.

2 menit

16

4.

Guru

menjelaskan

materi

20 menit

mengenai teori kinetik gas.
5.

Guru

mendemonstrasikan

3 menit

penggunaan simulasi Phet terkait
dengan praktikum sifat gas.
6.

Guru memberikan permasalahan

2 menit

terkait praktikum sifat gas untuk
merangsang kemampuan siswa
dalam

membuat

hipotesis.

Misalnya:
1.

Pada gas ideal, mengapa
tumbukan antar partikel
gas dan antara patikel dan
dinding dalam suatu ruang
tertutup dianggap lenting
sempurna ?

2.

Bagaimana

hubungan

antara tekanan, volume,
suhu,
energi

kecepatan,
kinetik

dan

15 menit

dalam

praktikum tersebut ?
7.

Guru

meminta

siswa

untuk

melakukan praktikum sifat gas
menggunakan simulasi Phet agar

8 menit

siswa dapat menjawab hipotesis
yang telah dirumuskannya.
8.

Guru menunjuk dua kelompok
untuk

membacakan

hasil

praktikumnya di depan kelas.
9.

Guru memperkuat konsep teori
kinetik gas dengan mengajak
siswa mengaitkan antarkonsep

5 menit

17

Penutup

10.

menggunakan peta konsep.
Guru memberikan kesimpulan

3 menit

dari materi yang telah dijelaskan.
11.

Guru memberikan tugas individu
berupa
terkait

latihan-latihan
materi

yang

soal
telah

dijelaskan. Hal ini dimaksudkan
untuk pendalaman konsep teori
kinetik gas.
Jumlah

62 menit