BAB I PENDAHULUAN - PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL THROWING TERHADAP HASIL BELAJAR AL QUR’AN HADITS SISWA KELAS VII DI MTS AS SYAFI’IYAH GONDANG TAHUN 2017-2018 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem Pendidikan di Indonesia saat ini telah mengalami berbagai
perubahan. Usaha pembaharuan yang dilakukan oleh pemerintah dalam bidang
pendidikan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan mutu
pendidikan berarti pula meningkatkan kualitas sumber daya manusia, karena
diharapkan agar sumber daya manusia mampu mengikuti arus perkembangan
jaman yang semakin maju dan dapat menjalankan peranannya dalam berbagai
lingkungan hidup secara baik di masa yang akan datang, sesuai tujuan
pendidikan Indonesia.
Tujuan pendidikan Indonesia ialah untuk membentuk manusia
seutuhnya, dalam arti berkembangnya potensi-potensi individu secara
berimbang, optimal, dan terintegrasi,1 sebagaimana dirumuskan pada UU RI
Nomor 20 tahun 2003, tentang sistem Pendidikan Nasional merumuskan Dasar,
Fungsi, dan Tujuan Pendidikan Nasional (pasal 3):
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

1

Made Pidarta, Landasan Kependidikan (Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak
Indonesia), (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2009), hlm. 19

1

2

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.2
Pendidikan adalah pengalaman-pengalaman belajar terprogram dalam
bentuk pendidikan formal, nonformal dan informal di sekolah dan di luar
sekolah yang berlangsung seumur hidup yang bertujuan optimalisasi,3
Pendidikan berarti suatu kegiatan yang secara sadar dan disengaja,
serta penuh tanggung jawab yang dilakukan oleh seseorang yang lebih
berpengalaman dan lebih memiliki ilmu pengetahuan kepada orang lain
sehingga timbul interaksi dari keduanya untuk mencapai kedewasaan yang

dicita-citakan dan berlangsung terus menerus.
Sekolah merupakan salah satu lingkungan pendidikan yang bersifat
formal.4 Pendidikan didalamnya terdapat sebuah proses belajar. Belajar adalah
suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang.
Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai
bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman sikap dan tingkah laku,
keterampilan, kecakapan dan kemampuannya serta aspek-aspek lain yang ada
pada setiap individu yang belajar.
Proses belajar mengajar merupakan proses interaksi antara dua unsur
manusiawi, yakni peserta didik sebagai pihak yang belajar dan pendidik

2

UU RI No. 20 Th. 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Bandung: Fokus
Media, 2006), hlm. 5
3
Binti Maunah, Landasan Pendidikan, (Yogyakarta: Teras, 2009), hlm.5
4
Muhammad Zaini, Pengembangan Kurikulum: Konsep Implementasi Evaluasi dan
Inovasi,(Yogyakarta: Teras, 2009), hlm. 14


3

sebagai pihak yang mengajar, dengan peserta didik sebagai subjek pokoknya.
Dialah yang belajar setiap saat.5
Penjelasan di atas menunjukkan bahwa pendidikan sangat penting
dalam membangun sumber daya manusia yang berkualitas, yang di dalamnya
merupakan proses belajar seseorang yaitu peserta didik dan seorang guru
sebagai pengajar. Oleh karena itu, berhasil tidaknya pendidikan juga
bergantung apa yang diberikan atau di ajarkan oleh guru.
Seorang guru yang berkompeten tentu mampu mengemas proses
pembelajaran dengan baik juga. Apalagi dengan perkembangan IPTEK yang
semakin maju dan modern ini, seorang guru

harus

bisa

memanfaatkan


perkembangan tersebut dalam pembelajaran. Sebagaimana firman Alloh SWT
dalam surat An-Nahl ayat 125:

ِ َّ ِ ِ ِ
ِ ِ ِ ِ‫ك بِٱحل‬
‫ك ُه ىو أىعلى ُم ِِىن‬
‫ىحس ُن إِ َّن ىربَّ ى‬
‫ٱدعُ إِ ى َٰل ىسبِ ِيل ىربِ ى‬
‫ى‬
‫كمة ىوٱملىوعظىة ٱحلى ىسنىة ىو ٰىجدهلُم بٱل ِِت ه ىي أ ى‬
ِ ِ
ِِ ِ
٥٢١ ‫ين‬
‫ى‬
‫ض َّل ىعن ىسبيلهۦ ىوُه ىو أىعلى ُم بٱملُهتىد ى‬
Artinya:“serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah
dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang
tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang
mendapat petunjuk.” (Q.S An-Nahl:125)6

Ayat tersebut berkaitan dengan cara mengajar yang baik, guru harus
bersikap bijaksana dalam menyampaikan bahan ajar kepada murid, guru
menggunakan cara yang baik dan tepat dalam menyampaikan ajarannya yang

5

Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm.46-47
Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemah, (Jakarta Timur: CV Darus Sunnah,
2012), hlm.282
6

4

dapat mengantarkan kepada tujuan yang ingin dicapai, dan guru membina
sikap aktif siswa dalam kegiatan pembelajarannya.
Namun, tidak semua guru mampu memanfaatkan perkembangan
IPTEK dan masih

menggunakan pembelajaran kovensional. Model


pembelajaran konvensional adalah model pembelajaran yang biasa digunakan
oleh banyak guru atau cara yang tradisional, seperti penggunaan metode
ceramah dan tanya jawab.7
Hasil belajar yang dicapai peserta didik dipengaruhi oleh dua faktor
yakni faktor dari dalam diri peserta didik seperti motivasi dan faktor yang
datang dari luar atau faktor lingkungan. Salah satu lingkungan belajar yang
paling dominan mempengaruhi hasil belajar di Sekolah ialah kualitas
pengajaran.8 Kualitas pengajaran juga dipengaruhi oleh penggunaan Metode,
strategi, media, sumber maupun model pembelajaran.
Guru diharapakan mampu menggunakan model pembelajaran yang
menarik, tenang, nyaman, sehingga membangkitkan semangat peserta didik
untuk menerima materi-materi yang diajarkan dan memberikan pemahaman
yang lebih kepada peserta didik mengenai materi yang dipelajari bukan hanya
sekedar kognitif saja namun juga bagaimana cara mengambil nilai-nilai yang
terkandung dalam materi dan mengamalkannya di kehidupan nyata, begitu
pula pada mata pelajaran Al Qur’an Hadits.

7

M. Hasyim, Jurnal Penerapan Fungsi Guru dalam Proses Pembelajaran. (Fakultas

Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makasar, 2014), hlm. 266
8
Hamzah B. Uno dan Nurdin Mohamad, Belajar dengan Pendekatan PAILKEM,
(Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2011), hlm.40

5

Pendidikan Agama Islam memiliki peran yang besar sesuai fungsi dan
tujuan pendidikan agama yang tertuang dalam peraturan pemerintah No. 55
tahun 2007 tentang pendidikan agama dan keagamaan pasal 2 ayat 1 dan 2
yaitu:
Pendidikan agama berfungsi membentuk manusia Indonesia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak
mulia dan mampu menjaga kedamaian dan kerukunan hubungan inter dan
antarumat beragama. Pendidikan agama bertujuan untuk berkembangnya
kemampuan peserta didik dalam memahami, menghayati, dan
mengamalkan nilai-nilai agama yang menyerasikan penguasaannya dalam
ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.9
Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi aspek-aspek AlQur’an dan Hadits, Aqidah Akhlak, Fiqih, dan Tarikh dan Kebudayaan Islam.
Jadi, materi pendidikan agama Islam meliputi pengetahuan tentang agama dan

bagaimana membentuk kepribadian siswa agar memiliki keimanan dan
ketaqwaan yang kuat dalam kehidupan sehari–harinya dengan menunjukkan
akhlak mulia. Guru Pendidikan Agama Islam mempunyai peran yang sangat
strategis dalam mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik agar dapat
menghayati dan mengamalkan ajaran agama Islam. Guru juga figur utama
dalam menanamkan nilai-nilai luhur ajaran agama Islam dalam kerangka
pembentukan sikap dan watak, serta perilaku peserta didik melalui berbagai
model pembelajaran yang dikembangkan di sekolah.
Peneliti telah mengamati proses pembelajaran PAI khususnya mata
pelajaran Al Qur’an Hadits kelas VII di MTs As Syafi’iyah Gondang, pada saat

9

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan
Agama
dan
Pendidikan
Keagamaan,
hlm.
3

dalam
Alamat
Http://Kelembagaan.Ristekdikti.Go.Id/Wp
Content/Uploads/2016/08/Pp_55_2007-PendidikanAgama Keagamaan.Pdf diakses 8 Februari 2018 Pukul 12.31WIB

6

itu materi yang disampaikan adalah tentang fungsi Al Qur’an dan Hadits,
pembelajarannya menggunakan model konvensional dan pemberian tugas
untuk mengerjakan soal-soal latihan, peserta didik ada yang diam hanya
memperhatikan penjelasan dari guru serta mencatat hal-hal yang dirasa penting
bahkan mereka ramai sendiri, dan peserta didik jarang mengajukan pertanyaan,
meskipun guru sering memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
bertanya tentang hal-hal yang belum dipahami.
Peserta didik kesulitan dalam membedakan antara perbedaan fungsi
Al Qur’an dan Hadits, sehingga dalam menyebutkan keistimewaan Al Qur’an
mereka juga masih belum faham benar. Al Qur’an adalah wahyu Allah yang
bersifat mukjizat diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat
Jibril ditulis dalam mushaf-mushaf di mulai dari surat Al Faatihah dan dan
diakhiri surat An Naas, dan disampaikan kepada umat manusia secara

Mutawatir dan membacanya adalah ibadah. 10 Sesungguhnya fungsi Al Qur’an
sangat luar biasa, salah satunya adalah sebagai sumber hukum islam yang
utama dan sebagai pengontrol dan pengoreksi terhadap ajaran-ajaran masa lalu,
yaitu Injil, Zabur, dan Taurat. Oleh karena itu mempelajarinya juga wajib dan
merupakan bentuk sebuah ibadah.
Perhatian peserta didik yang kurang dalam menerima materi Al
Qur’an Hadits ini bagi peneliti merupakan masalah

yang serius karena

pembelajaran hanya terlewati begitu saja, tanpa kesan, tidak bermakna dan
tidak mendapat hasil belajar yang optimal pada diri peserta didik. Hasil belajar
Suismanto, dkk, Al Qur’an HaditsKelas VII MTadrasah Tsanawiyah, (t.tp.:
Yudistira, 2015), hlm.2
10

7

siswa dapat mencapai tingkat yang maksimal ketika dalam proses
pembelajaran peserta didik mampu memperhatikan dengan seksama materi

yang disampaikan oleh pendidik dan mampu mempraktikannya, sehingga
materi yang diperoleh tidak hanya diterima sebagai penunjang nilai yang baik
di sekolah tetapi juga mampu di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Peneliti memilih kelas VII di MTs As Syafi’iyah Gondang karena
setelah mengamati dalam proses pembelajaran siswa kelas VII memiliki
masalah yang lebih serius, lebih sulit dikondisikan dan kurang memperhatikan
penjelasan guru dalam KBM, walaupun di kelas VIII dan IX juga demikian
namun tidak terlalu. Dalam proses pembelajaran sesuai dengan yang peneliti
amati, mereka cenderung ramai sendiri dan bermain sendiri ketika pendidik
menjelaskan materi.
Meskipun hal tersebut merupakan sikap yang wajar namun dalam
proses belajar mengajar perlu adanya pengendalian, sehingga KBM tetap
berjalan secara efektif. Berkaitan dengan itulah, maka diperlukan usaha-usaha
untuk mengembangkan model pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang
dapat memperluas pemahaman peserta didik mengenai ajaran agama Islam
yang

bermakna

mengamalkanya,

dalam
dan

kehidupannya,

sekaligus

juga

mendorong

dapat

mereka

membentuk

akhlak

untuk
dan

kepribadiannya.
Menurut salah satu penelitian terdahulu yaitu yang dilakukan oleh
Heni Handayani dengan judul “Pengaruh Pembelajaran Snowball Throwing
terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII MTsN Langkapan

8

Srengat Blitar Pada Materi Pokok Bangun Ruang Sisi Datar Tahun Pelajaran
2011/2012”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang
signifikan pembelajaran Snowball Throwing terhadap hasil belajar matematika
siswa kelas VIII MTsN Langkapan Srengat Blitar pada materi pokok bangun
ruang sisi datar tahun pelajaran 2011/2012 dengan nilai thitung (4,273272)>ttabel
(5%= 1,67295), yang berarti bahwa nilai thitung lebih dari ttabel pada taraf 5%,
sedangkan besar pengaruh pembelajaran Snowball Throwing terhadap hasil
belajar matematika siswa kelas VIII MTsN Langkapan Srengat Blitar pada
materi pokok bangun ruang sisi datar tahun pelajaran 2011/2012 adalah
42,88128%.11
Melihat kondisi tersebut, peneliti berusaha melakukan model
pembelajaran yang menyenangkan bagi peserta didik dalam penyampaian mata
pelajaran Al Qur’an Hadits di MTs As Syafi’iyah Gondang, yaitu model
pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing. Model pembelajaran ini
sangat urgen karena membantu guru dalam proses kegiatan pembelajaran
sesuai

dengan

tuntutan

profesionalismenya,

serta

dapat

menciptakan

pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan serta kegiatan
pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered). Model-model
pembelajaran yang dikemukakan para pakar pendidikan sebenarnya banyak
sekali, namun pada kesempatan ini peneliti memilih model pembelajaran

11

Heni Handayani, Skripsi Pengaruh Pembelajaran Snowball Throwing Terhadap
Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VIII MTsN Langkapan Srengat Blitar Pada Materi Pokok
Bangun Ruang Sisi Datar Tahun Pelajaran 2011/2012, dalam http://repo.iaintulungagung.ac.id/2428/, diakses 24 September 2017 pukul 11.10 WIB

9

Snowball Throwing dengan Pembelajaran

aktif, kreatif, efektif dan

menyenangkan untuk mengurangi rasa tidak percaya diri siswa.
Pembelajaran dengan model Snowball Throwing merupakan salah satu
modifikasi dari teknik bertanya yang menitik beratkan pada kemampuan
merumuskan pertanyaan yang dikemas dalam sebuah permainan yang menarik,
melatih peserta didik untuk lebih tanggap menerima pesan dari orang lain, dan
menyampaikan pesan tersebut kepada temannya dalam satu kelompok.12
Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Al-Maidah ayat 2
mengajarkan bahwa manusia harus bekerja sama.

...‫االْث والعُ ْد ىوا ْن‬
ْ ‫وتى ىع ىاو ْنو ىعلىى الرب والتى ْق ىوى ىوالى تى ىع ىاو ْنو ىعلىى‬...
‫ى‬
Artinya: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)
kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran.”13
Melalui model pembelajaran ini diharapkan motivasi belajar siswa
akan meningkat, berkesan, bermakna, mengasyikkan, mengurangi salah satu
permasalahan serius yang sering terjadi dalam proses belajar yaitu adanya
perasaan ragu pada diri siswa untuk menyampaikan permasalahan yang di
alami dalam memahami materi pelajaran. Melalui penerapan model
pembelajaran Snowball Throwing ini akan membuat peserta didik lebih mampu
memahami materi yang disampaikan, memperhatikan dan ikut serta aktif dalam
proses pembelajaran, sehingga hasil belajar yang dicapai bisa maksimal.

12

Miftahul Huda, Model-model Pengajaran dan Pembelajaran, (Yogyakarta : Pustaka
Pelajar Offset, 2013), hlm. 226
13
Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemah…, hlm.107

10

Berdasarkan uraian yang telah diungkapkan diatas, maka peneliti
tertarik dan merasa perlu untuk melakukan Penelitian dengan mengambil judul
“Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Snowball Throwing terhadap
Hasil Belajar Al Qur’an Hadits Siswa Kelas VII di MTs As Syafi’iyah
Gondang Tahun 2017-2018”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan di atas, maka peneliti
mengidentifikasi masalah yang timbul dalam kegiatan pembelajaran di MTs As
Syafi’iyah Gondang. Berikut beberapa indentifikasi masalah antara lain yaitu:
1. Kurangnya variasi model pembelajaran yang digunakan oleh guru. Seorang
guru biasanya hanya menggunakan model pembelajaran tradisional atau
model pembelajaran konvensional (ceramah) yang hanya terfokuskan pada
guru saja.
2. Kurangnya hasil belajar siswa ranah afektif sehingga diperlukan
pembenahan atau perbaikan agar mencapai hasil yang baik.
3. Kurangnya hasil belajar siswa ranah kognitif sehingga diperlukan
pembenahan atau perbaikan agar mencapai hasil yang baik.
4. Kurangnya hasil belajar siswa ranah psikomotorik sehingga diperlukan
pembenahan atau perbaikan agar mencapai hasil yang baik.
5. Kurangnya perhatian dan antusias siswa dalam proses pembelajaran dan
mereka cenderung pasif dalam pembelajaran.

11

C. Batasan Masalah
Dari identifikasi masalah di atas diperoleh gambaran yang luas, untuk
menghindari meluasnya permasalahan, maka penulis memandang perlu
memberi batasan masalah supaya penelitian lebih efektif, efisien, dan terarah.
Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball
Throwing pada kelas VII di MTs As Syafi’iyah Gondang.
b. Pengaruh penerapan model pembelajaran ini hanya pada mata pelajaran Al
Qur’an Hadits BAB IV Sikap Toleransiku Mewujudkan Perdamaian dengan
Materi Al Kaafirun (109), dan QS. Al Bayyinah (98) tentang toleransi dan
membangun kehidupan umat beragama dan hadis riwayat Ahmad, AtTirmzi, Ibnu Hibban, Al-Hakim, Al- Baihaqi dari Ibnu Umar r.a

‫خير اال‬

‫ صحاب عند هللا خريهم لصاحبه و خري اجلريان عند هللا خريهم جلاره‬dan hadist riwayat muslim
dari Anas bin Malik ‫والذين نقسى بيده ال يؤمن عبد حىت حيب جلاره ما حيب لنفسه‬
c. Hasil Belajar siswa kelas VII di peroleh dari nilai pretest dan posttest.
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Adakah pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Snowball Throwing
terhadap Hasil Belajar ranah Kognitif mata pelajaran Al Qur’an Hadits
Siswa Kelas VII MTs As Syafi’iyah Gondang?

12

2. Adakah pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Snowball Throwing
terhadap Hasil Belajar ranah Afektif mata pelajaran Al Qur’an Hadits Siswa
Kelas VII MTs As Syafi’iyah Gondang?
3. Adakah pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Snowball Throwing
terhadap Hasil Belajar ranah Psikomotorik mata pelajaran Al Qur’an Hadits
Siswa Kelas VII MTs As Syafi’iyah Gondang?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Untuk menjelaskan pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Snowball
Throwing terhadap Hasil Belajar ranah Kognitif mata pelajaran Al Qur’an
Hadits Siswa Kelas VII MTs As Syafi’iyah Gondang.
2. Untuk menjelaskan pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Snowball
Throwing terhadap Hasil Belajar ranah Afektif mata pelajaran Al Qur’an
Hadits Siswa Kelas VII MTs As Syafi’iyah Gondang.
3. Untuk menjelaskan pengaruh Model Pembelajaran kooperatif tipe Snowball
Throwing terhadap Hasil Belajar ranah Psikomotorik mata pelajaran Al
Qur’an Hadits Siswa Kelas VII MTs As Syafi’iyah Gondang.

13

F. Kegunaan Penelititian
Manfaat dari penelitian tentang pengaruh model pembelajaran
kooperatif tipe Snowball Throwing adalah :
1. Secara teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berfungsi sebagai kontribusi
dan sumbangan ilmiah untuk memperkaya khazanah ilmu pengetahuan
khususnya mengenai pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe
Snowball Throwing yang berkaitan dengan hasil belajar siswa kelas VII
MTs As Syafi’iyah Gondang. Selain itu, penelitian ini juga dapat digunakan
sebagai bahan bacaan dan panduan untuk penelitian yang selanjutnya.
2. Secara praktis
a. Bagi Sekolah
Sebagai bahan masukan bagi sekolah untuk meningkatkan
kualitas pengajaran di Sekolah dan sebagai pertimbangan dalam
memotivasi guru untuk melaksanakan proses pembelajaran yang efektif
dan efisien dengan menerapkan model pembelajaran yang inovatif.
b. Bagi Guru
Bagi guru PAI khususnya mata pelajaran Al Qur’an Hadits dan
guru lainnya dapat menjadi bahan acuan dalam menyusun rencana dan
melaksanakan

pembelajaran

menggunakan

model

pembelajaran

kooperatif tipe Snowball Throwing dan membuat guru lebih kreatif dan
inovatif dalam melaksanakan pembelajaran.

14

c. Bagi Siswa
Meningkatkan semangat belajar siswa pada mata pelajaran Al
Qur’an Hadits sehingga menjadi mata pelajaran yang menarik bagi siswa,
dapat

meningkatkan

hasil

belajar

ranah

afektif,

kognitif,

dan

psikomotorik, serta menambah pemahaman pada pembelajaran Al
Qur’an Hadits.
d. Bagi Peneliti lain
Sebagai bukti pengalaman dari ilmu yang telah diperoleh selama
pendidikan di perguruan tinggi dan menambah pengetahuan peneliti lain
tentang model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing,
sehingga nantinya dapat diterapkan dalam proses pembelajaran secara
nyata di sekolah baik.
e. Bagi Perguruan Tinggi
Sebagai sumber bahan kajian yang dapat dimanfaatkan bagi
peneliti lain dengan studi kasus yang sejenis khususnya jurusan
Pendidikan Agama Islam.
G. Penegasan Istilah
Untuk menghindari kesalahan dalam memahami serta menafsirkan
judul penelitian “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Snowball
Throwing terhadap Hasil Belajar Al Qur’an Hadits Siswa Kelas VII MTs As
Syafi’iyah Gondang Tahun 2017-2018”, maka perlu dijelaskan istilah-istilah
sebagai berikut:

15

1. Penegasan Konseptual
a. Model pembelajaran snowball throwing
Model pembelajaran yang menggali potensi kepemimpinan siswa
dalam kelompok dan keterampilan membuat-menjawab pertanyaan yang
dipadukan melalui suatu permainan membentuk dan melempar bola salju.
Lemparan pertanyaan menggunakan kertas berisi pertanyaan yang
diremas menjadi sebuah bola kertas lalu dilemparkan kepada siswa lain.
Siswa yang mendapat bola kertas lalu membuka dan menjawab
pertanyaannya.14
b. Hasil belajar
Hasil Belajar adalah perubahan tingkah laku yang di alami oleh
siswa. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang luas
mencakup bidang afektif, kognitif, dan psikomotorik. Penilaian ini dapat
dilihat melalui keefektifan dan efisiennya dalam mencapai tujuan
pengajaran atau pengubahan tingkah laku siswa. Penilaian hasil dan
proses belajar saling berkaitan satu sama lain, sebab hasil merupakan
akibat dari proses.15
c. Al Qur’an Hadits
Mata pelajaran Al Qur’an Hadits merupakan unsur mata pelajaran
pendidikan agama Islam pada Madrasah Tsanawiyah yang merupakan
kepada peserta didik untuk memahami Al Qur’an dan Hadits sebagai
14

Kokom Kumalasari, Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi, (Bandung : PT
Refika Aditama, 2010), hlm.67
15
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2014), hlm.3

16

sumber ajaran agama Islam dan mengamalkan isi pandangannya sebagai
petunjuk dan landasan dalam kehidupan sehari-hari.16
2. Penegasan Operasional
Penegasan Operasional dalam penelitian ini yaitu:
a. Model Pembelajaran snowball throwing (melempar bola) merupakan
jenis pembelajaran kooperatif yang didesain seperti permainan melempar
bola, bertujuan untuk memancing kreatifitas dalam membuat soal
sekaligus menguji daya serap materi yang disampaikan oleh ketua
kelompok. Siswa harus dikondisikan dalam keadaan santai tetapi tetap
terkendali tidak ribut, kisruh atau berbuat onar karena pembelajaran
berupa permainan. Model pembelajaran ini dapat membangun kerja sama
antar peserta didik, peserta didik menjadi aktif, kreatif, mengasyikkan
dan menyenangkan, sehingga tidak mudah bosan dan mampu menerima
materi dengan baik.
Model pembelajaran snowball throwing memiliki prosedur
pembelajaran yaitu mulai dari menyampaikan tujuan dan memotivasi
siswa, mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar ,
menyajikan informasi, membimbing kelompok bekerja dan belajar,
evaluasi, dan memberikan penilaian / penghargaan, yang diawali dengan
pembentukan kelompok yang diwakili ketua kelompok untuk mendapat
tugas dari guru kemudian masing-masing siswa membuat pertanyaan
yang dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan) lalu dilempar kesiswa lain

16

Departemen Agama, Standar Kompetensi, (Jakarta: t.p. 2004), hlm. 4

17

yang masing-masing siswa menjawab pertanyaan dari bola yang
diperoleh. Jadi keberhasilan kooperatif merupakan keberhasilan bersama
dalam sebuah kelompok. Setiap anggota kelompok tidak hanya
melaksanakan tugas masing-masing tetapi perlu adanya kerjasama.
b. Hasil belajar Al Qur’an Hadits yaitu hasil dari pengetahuan, sikap
maupun tingkah laku seseorang dalam proses pembelajaran Al Qur’an
Hadits yang berbentuk nilai atau skor yang diperoleh dari hasil tes pada
akhir pembelajaran.
Penelitian ini meneliti hasil belajar siswa dalam ranah kognitif,
ranah afektif, maupun ranah psikomotorik siswa, sehingga berkaitan
dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran Al
Qur’an Hadits yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau
ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua
aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek
berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi.
Penelitian ini juga menilai ranah afektif siswa terkait sikap
sosial maupun sikap spiritual, dan juga ranah psikomotorik siswa dalam
kehidupan sehari-hari utamanya penerapannya dalam lingkungan
Madrasah. Hasil belajar Al Qur’an Hadits dalam penelitian ini diambil
dari nilai pretest dan posttest siswa kelas VII di MTs As Syafi’iyah
Gondang.

18

H. Sistematika Pembahasan
Sistematika penelitian ini dibuat bertujuan untuk memudahkan
pembahasan terhadap maksud yang terkandung sehingga uraiannya dapat
diikuti dan dipahami secara teratur dan sistematis.
Secara garis besar sistematika pembahasan skripsi dibagi menjadi 3
dengan rincian sebagai berikut:
1. Bagian Awal
Terdiri dari: (1) halaman sampul depan, (2) halaman judul, (3)
halaman persetujuan, (4) halaman pengesahan, (5) halaman pernyataan
keaslian, (6) motto, (7) halaman persembahan, (8) prakata, (9) halaman
daftar isi, (10) halaman tabel, (11) halaman daftar gambar, (12) halaman
daftar lampiran, (13) halaman abstrak.
2. Bagian Inti (Utama)
BAB I: Pendahuluan yang berisi latar belakang,identifikasi dan
pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan
penelitian, penegasan istilah, dan sistematika pembahasan.
BAB II: Landasan Teori yang terdiri dari deskripsi teori, penelitian
terdahulu, hipótesis penelitian, dan kerangka berfikir.
BAB III: Metode penelitian yang meliputi rancangan penelitian
(pendekatan dan jenis penelitian), variabel penelitian, populasi dan sampel,
kisi-kisi

instrument,

instrumen

penelitian,

pengumpulan data, dan teknik análisis data.

sumber

data,

teknik

19

BAB IV: Hasil penelitian tentang deskripsi data, análisis data dan
pengujian hipótesis.
BAB V: Pembahasan, dalam pembahasan dijelaskan temuantemuan peneliti yang telah dikemukakan pada hasil penelitian.
BAB VI: Penutup yang meliputi kesimpulan dan saran.
3. Bagian Akhir
Terdiri dari: (1) daftar rujukan, (2) lampiran-lampiran, (3) daftar
riwayat hidup.