KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI
INDEKS DESA MEMBANGUN KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI
Indeks Desa Membangun 2015
Pengarah :
Anwar Sanusi Syaiful Huda
Penanggung Jawab :
Ahmad Erani Yustika
Tim Penyusun :
Hanibal Hamidi (Ketua) FX. Nugroho Setijonegoro (Sekretaris) Fujitriartanto Armen Sa’id Harioso Huda Andik Hardiyanto Bambang Waluyanto Indra Sakti Gunawan Lubis Dani Setiawan Hadi Prayitno Ana Fitrotul Mu’arofah
Tim Pendukung :
Heryadi Ali Mashuda Muhammad Rahmat
Diterbitkan oleh :
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Alamat : Jl. TMP Kalibata no. 17 Jakarta Selatan
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ……………………………………………… …………….. iii PRAKATA MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI ……………………………...…. v
I. PENDAHULUAN ……....……………………………….………….. 1
II. IDM DAN PENGEMBANGAN PROGRAM …………………….... 3
III. KLASIFIKASI DAN STATUS DESA ……………………..………. 5
IV. METODE PENYUSUNAN IDM ………………….……………….. 7
V. PETA DESA BERDASARKAN INDEKS DESA MEMBANGUN... 8
VI. SITUASI DESA-DESA DI PERBATASAN BERDASARKAN INDEKS DESA MEMBANGUN (IDM) 2015 ….………..………... 12 DAFTAR TABEL INDIKATOR DESA MEMBANGUN INDEKS DESA MEMBANGUN PER KABUPATEN / KOTA 2015 LOKASI SASARAN PRIORITAS PEMBANGUNAN 15.000 DESA
DAFTAR GAMBAR TIGA DIMENSI INDEKS DESA MEMBANGUN JUMLAH DAN KLASIFIKASI DESA BERDASARKAN STATUS IDM 2015 STATUS DESA BERDASARKAN IDM 2015 INDEKS DESA MEMBANGUN PER PROVINSI JUMLAH DAN STATUS DESA BERDASAR IDM PER PROVINSI INDEKS DESA MEMBANGUN PER PROVINSI DI PULAU BESAR JUMLAH DAN STATUS DESA BERDASARKAN IDM DI DAERAH PERBATASAN
iii
iv
Men nteri Desa, P Pembangu unan Daera ah Tertingg gal, dan Tra ansmigrasi i Republik In R ndonesia PRAKA ATA
NAWA WACITA Jok kowi–Jusuf Kalla telah h diarusutam makan menja adi strategi i pembang gunan di d dalam Ren ncana Pemba angunan Ja angka Men nengah Nas sional (RPJ JMN) 2015-2 2019. Pa ada NAW WACITA
Ketiga telah diman ndatkan un ntuk “Mem mbangun Indonesia dari pinggi iran dengan n memperk uat daerah dan Desa” ”. Hal itu dim maksudkan untuk menj awab perso oalan kemis kinan
dan kerent tanan akiba at dari ketim mpangan pem mbangunan yang telah dilakukan.
Realisasi kebijakan t tentu saja ti idak dapat dilakukan s secara sekal ligus, mela inkan secara be ertahap. Ag genda satu u tahun p ertama dim maksudkan sebagai u upaya membangu un fondasi untuk mela akukan akse elerasi yang g berkelanju utan pada t ahun- tahun beri ikutnya, di samping m melayani ke ebutuhan-ke ebutuhan d dasar masya arakat yang terg golong men ndesak. De engan berl landaskan fondasi ya ang lebih kuat, pembangu unan pada tahun-tahun n berikutny ya dapat di ilaksanakan n dengan la ancar. Sementara a, agenda ta ahun kedua sampai tahu un kelima s endiri dihar rapkan juga a akan meletakka an fondasi yang koko oh bagi ta ahap-tahap pembangun nan selanju utnya. Dengan de emikian, str rategi pemb bangunan ja ngka menen ngah, terma asuk di dala amnya strategi pa ada tahun pertama, ad dalah strate egi untuk m menghasilka kan pertumb buhan bagi sebes sar-besar ke emakmuran rakyat seca ara berkelan njutan.
Sehingga pemerintah h bertangg gung jawab b untuk me elakukan u upaya pece epatan pemerataa an dan k keadilan m melalui menciptakan m n pertumb buhan ink klusif, memperbe esar investa asi padat pek kerja, memb berikan per hatian khus sus kepada u usaha ekonomi yang trad eable , men njamin per rlindungan sosial, me eningkatkan n dan Sehingga pemerintah h bertangg gung jawab b untuk me elakukan u upaya pece epatan pemerataa an dan k keadilan m melalui menciptakan m n pertumb buhan ink klusif, memperbe esar investa asi padat pek kerja, memb berikan per hatian khus sus kepada u usaha ekonomi yang trad eable , men njamin per rlindungan sosial, me eningkatkan n dan
Penggunaan istilah “pembangunan Desa” atau “Desa membangun” merupakan pilihan paradigmatis yang sarat makna. Pengakuan dan penghormatan Negara kepada Desa yang disertai dengan redistribusi sumberdaya dan kewenangan pembangunan secara penuh sebagaimana mandat Undang-Undang No. 6 Tahun 2014, memberikan tanda yang jelas bahwa dari situlah Desa harus menjadi tumpuan untuk membangun Indonesia.
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia menyambut Undang-Undang tersebut sebagai titik tolak atas lahirnya (kembali) Desa baru, sekaligus menjadi momentum untuk membuang jauh-jauh paradigma Desa lama.
Pada hakekatnya Desa merupakan entitas bangsa yang telah membentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Melalui pengembangan paradigma dan konsep baru tata kelola Desa secara nasional, berlandaskan prinsip keberagaman serta mengedepankan asas rekognisi dan subsidiaritas, tidak lagi menempatkan Desa sebagai “latar belakang Indonesia”, melainkan sebagai “halaman depan Indonesia”.
Visi Desa Membangun Indonesia adalah irisan sinergis antara Catur Sakti dan Tri Sakti yang merupakan pengejawantahan operasional Nawa Cita Presiden Republik Indonesia. Catur Sakti bermakna Desa bertenaga secara sosial, berdaulat secara politik, bermartabat secara budaya, dan mandiri secara ekonomi.
Cita-cita tersebut memberikan arah yang jelas kepada pemerintah untuk hadir dalam kerangka fasilitasi, afirmasi, integrasi dan akselerasi menuju terciptanya Desa Mandiri. Kebijakan yang lahir tidak lagi dalam kapasitas mengendalikan dan mendikte, melainkan untuk memicu kreativitas asli Desa secara emansipatoris serta mengisi kebutuhan pembangunan yang belum mampu diselenggarakan sendiri oleh Desa.
vi
Pengembangan Indeks Desa Membangun (IDM) didedikasikan untuk memperkuat pencapaian sasaran pembangunan prioritas sebagaimana tertuang di dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015–2019, yaitu mengurangi jumlah Desa Tertinggal sampai 5000 Desa, dan meningkatkan jumlah Desa Mandiri sedikitnya 2000 Desa pada tahun 2019.
Indeks Desa Membangun (IDM) meletakkan prakarsa dan kuatnya kapasitas masyarakat sebagai basis utama dalam proses kemajuan dan keberdayaan Desa yaitu meliputi aspek ketahanan sosial, ekonomi dan ekologi. Sehingga indeks ini difokuskan pada upaya penguatan otonomi Desa melalui pemberdayaan masyarakat.
Pemberdayaan masyarakat Desa inilah yang akan menjadi tumpuan utama terjadinya proses peningkatan partisipasi yang berkualitas, peningkatan pengetahuan, dan peningkatan keterampilan, atau secara umum dapat disebut sebagai peningkatan kapasitas dan kapabilitas masyarakat Desa itu sendiri.
Oleh karena itu terbitnya buku “INDEKS DESA MEMBANGUN” ini diharapkan akan membantu Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi serta Kementerian Negara/Lembaga lainnya, maupun pemerintah daerah baik Provinsi, Kabupaten dan Kota dalam menentukan lokus dan fokus strategis sebagai sasaran pembangunan, dalam mencapai sasaran strategis terentaskannya 5000 Desa Tertinggal (dan Desa sangat Tertinggal) serta terwujudnya paling sedikit 2000 Desa mandiri pada tahun 2019.
Jakarta, Oktober 2015 Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia
MARWAN JAFAR
vii
Indeks Desa Membangun
I. PENDAHULUAN
Indeks Desa Membangun, atau disebut IDM, dikembangkan untuk memperkuat upaya pencapaian sasaran pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan sebagaimana tertuang dalam Buku Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015 – 2019 (RPJMN 2015 – 2019), yakni mengurangi jumlah Desa Tertinggal sampai 5000 Desa dan meningkatkan jumlah Desa Mandiri sedikitnya 2000 Desa pada tahun 2019. Sasaran pembangunan tersebut memerlukan kejelasan lokus (Desa) dan status perkembangannya. Indeks Desa Membangun tidak hanya berguna untuk mengetahui status perkembangan setiap Desa yang lekat dengan karakteristiknya, tetapi juga dapat dikembangkan sebagai instrumen untuk melakukan targeting dalam pencapaian target RPJMN 2015 – 2019 dan koordinasi K/L dalam pembangunan Desa.
IDM lebih menyatakan fokus pada upaya penguatan otonomi Desa. Indeks ini mengikuti semangat nasional dalam upaya peningkatan kualitas kehidupan Desa seperti yang dinyatakan sangat jelas dalam dokumen perencanaan pembangunan nasional melalui optimalisasi pelaksanaan UU No. 6 Tahun 2014 Tentang Desa (UU Desa), serta komitmen politik membangun Indonesia dari Desa melalui pembentukan kementerian Desa (Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi) dalam kepemimpinan pemerintahan Kabinet Kerja Jokowi – Jusuf Kalla.
Banyak pihak telah memahami, UU Desa memberi inspirasi dan semangat perubahan. Terkait Dana Desa misalnya, redistribusi asset negara bersumber APBN itu membuktikan mampu menggerakan perubahan di Desa. Pembangunan Desa tumbuh menjadi kehebatan dan semangat baru dalam kehidupan Desa. Berdasar UU Desa tersebut, perubahan kehidupan Desa digerakan dalam kerangka kerja: pengertian dan jenis Desa (yakni Desa dan Desa Adat atau yang disebut dengan nama lain), tujuan pengaturan, azas-azas, kedudukan, kewenangan, keuangan dan asset, tata pemerintahan, kelembagaan masyarakat dan adat, pemberdayaan masyarakat Desa, pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan, dan berikut dukungan pendamping Desa dan sistem informasi Desa. Dalam kontekstual relevansi itulah IDM dikembangkan.
Azas-azas yang menjadi dasar pengaturan Desa dalam UU Desa dikuatkan dengan penegasan tentang Kewenangan Desa. Kewenangan Desa itu sendiri dijelaskan meliputi kewenangan yang meliputi penyelenggaraan pemerintahan Desa, pelaksanaan pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan adat istiadat Desa. Dalam fokus kewenangan berdasar hak asal usul dan kewenangan lokal berskala Desa, tiga hal yang disebut terakhir, yakni: prakarsa masyarakat, hak asal usul dan adat istiadat Desa itu akan memperkuat pondasi Azas-azas yang menjadi dasar pengaturan Desa dalam UU Desa dikuatkan dengan penegasan tentang Kewenangan Desa. Kewenangan Desa itu sendiri dijelaskan meliputi kewenangan yang meliputi penyelenggaraan pemerintahan Desa, pelaksanaan pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan adat istiadat Desa. Dalam fokus kewenangan berdasar hak asal usul dan kewenangan lokal berskala Desa, tiga hal yang disebut terakhir, yakni: prakarsa masyarakat, hak asal usul dan adat istiadat Desa itu akan memperkuat pondasi
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi dibentuk untuk melaksanakan mandat UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa. Undang- Undang Desa memberi dasar bagi cara pandang dan pendekatan baru tentang Desa, mengedepankan prinsip keberagaman, azas rekognisi dan subsidiaritas itu serta menguatkannya dalam jenis-jenis kewenangan Desa. Pasal 4 Undang-Undang Desa menguraikan tujuan pengaturan Desa sebagai berikut:
a. memberikan pengakuan dan penghormatan atas Desa yang sudah ada dengan keberagamannya sebelum dan sesudah terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia;
b. memberikan kejelasan status dan kepastian hukum atas Desa dalam sistem ketatanegaraan Republik Indonesia demi mewujudkan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia;
c. melestarikan dan memajukan adat, tradisi, dan budaya masyarakat Desa;
d. mendorong prakarsa, gerakan, dan partisipasi masyarakat Desa untuk pengembangan potensi dan Aset Desa guna kesejahteraan bersama;
e. membentuk Pemerintahan Desa yang profesional, efisien dan efektif, terbuka, serta bertanggung jawab;
f. meningkatkan pelayanan publik bagi warga masyarakat Desa guna mempercepat perwujudan kesejahteraan umum;
g. meningkatkan ketahanan sosial budaya masyarakat Desa guna mewujudkan masyarakat Desa yang mampu memelihara kesatuan sosial sebagai bagian dari ketahanan nasional;
h. memajukan perekonomian masyarakat Desa serta mengatasi kesenjangan pembangunan nasional; dan
i. memperkuat masyarakat Desa sebagai subjek pembangunan. Tujuan pengaturan Desa tersebut di atas merefleksikan masalah dan
hambatan struktural dalam pembangunan Desa yang harus ditangani di satu sisi, serta apa yang hendak diwujudkan melalui pelaksanaan Undang Undang Desa di sisi yang lain. Secara teknokrasi pembangunan, pesan penting „membangun Indonesia dari Desa‟ termuat dalam NawaCita yang juga telah diadopsi penuh menjadi Agenda Pembangunan Nasional dalam RPJMN 2015 – 2019.
Desa Membangun Indonesia tetap dihadapkan pada kenyataan kemiskinan kehidupan Desa. Wilayah Desa adalah tempat di mana sebagian besar penduduk Desa Membangun Indonesia tetap dihadapkan pada kenyataan kemiskinan kehidupan Desa. Wilayah Desa adalah tempat di mana sebagian besar penduduk
Selain itu, Desa Membangun Indonesia dihadapkan pada tantangan untuk juga mampu memperluas ekonomi perdesaan dan mengembangkan sektor pertanian. Produksi pertanian petani miskin, perikanan tangkap dan budidaya tidak saja harus dilindungi, tetapi terus diberdayakan dengan dukungan ketersediaan sarana dan prasarana perekonomian Desa dan Kawasan Perdesaan, akses pada kredit keuangan dan sumber permodalan, riset dan teknologi, serta penyediaan informasi.
Dengan demikian, pengembangan Indeks Desa Membangun harus mampu menjangkau semua dimensi kehidupan Desa, yakni dimensi sosial, ekonomi, dan ekologi atau lingkungan yang memberi jalan pada pembangunan Desa yang berkelanjutan yang lekat dengan nilai, budaya dan karakteristik Desa.
II. IDM DAN PENGEMBANGAN PROGRAM
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi melalui Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa telah mengembangkan program unggulan berdasar tiga (3) pendekatan yang disebut sebagai pilar Desa Membangun Indonesia, yakni: (i) Jaring Komunitas Wiradesa; (ii) Lumbung Ekonomi Desa; dan (iii) Lingkar Budaya Desa. Melalui tiga (3) pilar tersebut diharapkan arah pengembangan program prioritas untuk menguatkan langkah bagi kemajuan dan kemandirian Desa, yang juga mampu dikembangkan sebagai daya lenting dalam peningkatan kesejahteraan kehidupan Desa. Tiga (3) pilar yang dimaksud dapat dijelaskan sebagai berikut:
Jaring Komunitas Wiradesa. Memperkuat kualitas manusia dengan memperbanyak kesempatan dan pilihan dalam upaya penduduk Desa menegakkan hak dan martabatnya, serta peningkatan memajukan Jaring Komunitas Wiradesa. Memperkuat kualitas manusia dengan memperbanyak kesempatan dan pilihan dalam upaya penduduk Desa menegakkan hak dan martabatnya, serta peningkatan memajukan
Lumbung Ekonomi Desa. Potensi sumber daya di Desa bisa dikonversi menjadi ekonomi yang di dalamnya melibatkan adanya modal, organisasi ekonomi, ada nilai tambah dan mensejahterakan secara ekonomi. Lumbung Ekonomi Desa bukan hanya soal dan untuk produksi, tapi dikapitasi memiliki nilai tambah melalui pendayagunaan teknologi tepat guna dan ramah lingkungan. Pengembangan Lumbung Ekonomi Desa harus mampu menjawab masalah modal, jaringan dan memiliki informasi yang kuat dan oleh karenanya, organisasi ekonomi yang dikembangkan haruslah kompatibel dengan hal tersebut. Dalam konteks pelaksanaan Undang-Undang Desa misalnya, BUMDes akan kuat jika dibangun dan dikelola orang-orang Desa yang teruji secara nilai dan moral, serta memiliki modal sosial yang kuat, mampu mengembangkan kreasi dan daya untuk menjangkau modal, jaringan dan informasi.
Lingkar Budaya Desa. Gerakan sosial pembangunan Desa tidaklah tergantung pada inisiasi orang perorang, tidak tergantung pada insentif, tapi lebih panggilan kultural. Berdasar Lingkar Budaya Desa, gerakan pembangunan Desa haruslah dilakukan karena kolektivisme, di dalamnya terdapat kebersamaan, persaudaraan dan kesadaran mau melakukan perubahan secara kolektif. Pembangunan Desa hendaknya melampaui pamggilan pribadi. Dana Desa dalam konteks memperkuat pembangunan dan pemberdayaan Desa, misalnya, harus dikritisi agar tidak menjadi bentuk ketergantungan baru. Tidak ada Dana Desa tidaklah boleh sekali-kali dimaknakan sebagai tidak ada pembangunan. Adanya Dana Desa haruslah menghasilkan kemajuan, bukan kemunduran. Maka, pembangunan Desa dimaknai sebagai kerja budaya dengan norma dan moral sebagai pondasinya, sebagai code of conduct, dan dengan begitu perilaku ekonomi dalam kehidupan Desa akan mampu menegakkan martabat dan mensejahterahkan. Di sini, Lingkar Budaya Desa bertugas memastikan itu terjadi.
Tiga pilar tersebut di atas saling terkait. Komitmen untuk mendayagunakan sebagai pendekatan diharapkan dapat melipatgandakan kemampuan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi dan K/L lainnya mencapai target dan menghasilkan dampak yang bisa dipertahankan (sustained impact) untuk kemajuan dan kesejahteraan kehidupan Desa.
Dalam kaitan penajaman fokus dan lokus dalam pengembangan program prioritas (program unggulan dan kegiatan prioritas), pilar-pilar tersebut di atas dapat menjadi pijakan untuk membangun instrumen program di mana Indeks Desa Membangun berguna untuk penetapan lokus. Berdasar Indeks Desa Membangun dapat ditetapkan 15.000 Desa yang menjadi lokus dari pelaksanaan program pembangunan dan pemberdayaan masyarakat Desa, yang terdiri dari 5.000 Desa Sangat Tertinggal, 5.000 Desa Tertinggal, 2.500 Desa Berkembang, dan 2.500 Desa Maju, yang di dalam jumlah 15.000 Desa dengan semua status Desa itu terdapat 1.138 Desa Perbatasan.
III. KLASIFIKASI DAN STATUS DESA
Indeks Desa Membangun mengklasifikasi Desa dalam lima (5) status, yakni: (i) Desa Sangat Tertinggal; (ii) Desa Tertinggal; (iii) Desa Berkembang; (iv) Desa Maju; dan (v) Desa Mandiri. Klasifikasi Desa tersebut untuk menunjukkan keragaman karakter setiap Desa dalam rentang skor 0,27 – 0,92 Indeks Desa Membangun. Klasifikasi dalam 5 status Desa tersebut juga untuk menajamkan penetapan status perkembangan Desa dan sekaligus rekomendasi intervensi kebijakan yang diperlukan. Status Desa Tertinggal, misalnya, dijelaskan dalam dua status Desa Tertinggal dan Desa Sangat Tertinggal di mana situasi dan kondisi setiap Desa yang ada di dalamnya membutuhkan pendekatan dan intervensi kebijakan yang berbeda. Menangani Desa Sangat Tertinggal akan berbeda tingkat afirmasi kebijakannya di banding dengan Desa Tertinggal.
Dengan nilai rata-rata nasional Indeks Desa Membangun 0,566 klasifikasi status Desa ditetapkan dengan ambang batas sebagai berikut:
1. Desa Sangat Tertinggal
2. Desa Tertinggal : > 0,491 dan < 0,599
3. Desa Berkembang : > 0,599 dan < 0,707
4. Desa Maju : > 0,707 dan < 0,815
5. Desa Mandiri
Desa Berkembang terkait dengan situasi dan kondisi dalam status Desa Tertinggal dan Desa Sangat Tertinggal dapat dijelaskan dengan faktor kerentanan. Apabila ada tekanan faktor kerentanan, seperti terjadinya goncangan ekonomi, bencana alam, ataupun konflik sosial maka akan membuat status Desa Berkembang jatuh turun menjadi Desa Tertinggal. Dan biasanya, jika faktor bencana alam tanpa penanganan yang cepat dan tepat, atau terjadinya konflik sosial terus terjadi berkepanjangan maka sangat potensial berdampak menjadikan Desa Tertinggal turun menjadi Desa Sangat Tertinggal. Sementara itu, kemampuan Desa Berkembang mengelola daya, terutama terkait dengan potensi, informasi / nilai, inovasi / prakarsa, dan kewirausahaan akan mendukung gerak kemajuan Desa Berkembang menjadi Desa Maju.
Klasifikasi status Desa berdasar Indeks Desa Membangun ini juga diarahkan untuk memperkuat upaya memfasilitasi dukungan pemajuan Desa menuju Desa Mandiri. Desa Berkembang, dan terutama Desa Maju, kemampuan mengelola Daya dalam ketahanan sosial, ekonomi, dan ekologi secara berkelanjutan akan membawanya menjadi Desa Mandiri.
Gambar 1. Tiga Dimensi Indeks Desa Membangun (IDM). Indeks Desa Membangun merupakan komposit dari ketahanan sosial, ekonomi
dan ekologi. IDM didasarkan pada 3 (tiga) dimensi tersebut dan dikembangkan lebih lanjut dalam 22 Variabel dan 52 indikator. Penghitungan IDM pada 73.709 Desa berdasar data Podes 2014 dengan angka rata-rata 0,566 menghasilkan data sebagai berikut:
Desa Sangat Tertinggal : 13.453 Desa atau 18,25 % Desa Tertinggal
: 33.592 Desa atau 45,57 % Desa Berkembang
: 22.882 Desa atau 31,04 % Desa Maju
: 3.608 Desa atau 4,89 % Desa Mandiri
: 174 Desa atau 0,24%
IV. METODE PENYUSUNAN IDM
INDEKS DESA MEMBANGUN (IDM) disusun dengan memperhatikan ketersediaan data yang bersumber dari Potensi Desa, yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik. Untuk perhitungan IDM 2015 digunakan sumber data PODES tahun 2014.
IDM merupakan indeks komposit yang dibangun dari dimensi sosial, ekonomi dan budaya. Ketiga dimensi terdiri dari variabel, dan setiap variabel diturunkan menjadi indikator operasional.
Prosedur untuk menghasilkan Indeks Desa Membangun adalah sebagai berikut :
1) Setiap indikator memiliki skor antara 0 s.d. 5; semakin tinggi skor mencerminkan tingkat keberartian. Misalnya : skor untuk indikator akses terhadap pendidikan sekolah dasar; bila Desa A memiliki akses fisik <= 3 Km, maka Desa A memiliki skor 5, dan Desa B memiliki akses fisik > 10 Km, maka memiliki skor 1. Ini berarti penduduk Desa A memiliki akses yang lebih baik dibandingkan dengan penduduk Desa B.
2) Setiap skor indikator dikelompokkan ke dalam variabel, sehingga menghasilkan skor variabel. Misalnya variabel kesehatan terdiri dari indikator (1) waktu tempuh ke pelayanan kesehatan < 30 menit, (2) ketersediaan tenaga kesehatan dokter, bidan dan nakes lain, (3) akses ke poskesdes, polindes dan posyandu, (4) tingkat aktifitas posyandu dan (5) kepesertaan Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS). Total skor variabel selanjutnya dirumuskan menjadi indeks :
∑ Indikator X Indeks Variabel : _________
Nilai Maksimum (X)
3) Indeks dari setiap variabel menjadi Indeks Komposit yang disebut dengan Indeks Desa Membangun (IDM).
Ii IDM = 1/3 ( IS + IEK + IL )
: Indeks Desa Membangun
IDM
IS
: Indeks Sosial
IEK
: Indeks Ekonomi
IL
: Indeks Lingkungan (Ekologi)
4) Untuk menetapkan status setiap Desa dilakukan klasifikasi dengan menghitung range yang diperoleh dari nilai maksimum dan minimum. Nilai range yang diperoleh menjadi pembatas status setiap Desa, sehingga ditetapkan lima klasifikasi status Desa yaitu :
Tabel.1. Klasifikasi Desa Berdasarkan Idm
No. STATUS DESA NILAI BATAS
1. SANGAT TERTINGGAL ≤ 0,491
2. TERTINGGAL > 0,491 dan ≤ 0,599
3. BERKEMBANG > 0,599 dan ≤ 0,707
4 MAJU > 0,707dan ≤ 0,815
5. MANDIRI > 0,815
V. PETA DESA BERDASARKAN INDEKS DESA MEMBANGUN
Berdasarkan Permendagri No. 56 Tahun 2015 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan bahwa jumlah Desa yang telah memiliki kode wilayah administrasi Desa adalah 74.754 Desa. Sedangkan jumlah Desa berdasarkan sumber Potensi Desa, BPS, 2014 adalah 73.709 Desa dari total 82.190 Desa/kelurahan/UPT.
Berdasarkan Indeks Desa Membangun (IDM) dihasilkan jumlah dan proporsi Desa dengan status mandiri, maju, berkembang, tertinggal dan sangat tertinggal ditunjukkan pada Gambar 2 dibawah ini.
Gambar 2. Jumlah dan Klasifikasi Desa Berdasarkan Status IDM 2015
Tabel 2 menampilkan jumlah Desa dan persentase Desa per provinsi berdasarkan status mandiri, maju, berkembang, tertinggal dan sangat tertinggal. Provinsi dengan jumlah status Desa tertinggal dan sangat tertinggal terbesar adalah Provinsi Papua Barat 3.900 Desa (96,6%), sedangkan Provinsi dengan status Desa mandiri terbanyak terdapat di Provinsi Jawa Barat.
Tabel 2. Jumlah dan Persentase Desa Per Provinsi Berdasarkan Indeks Desa Membangun 2015
SANGAT TERTINGGAL KDPROV
MAJU
MANDIRI
BERKEMBANG
TERTINGGAL
PROVINSI
IDM
Jumlah Desa
Jml Desa
Jml Desa
Jml Desa
Jml Desa
Jml Desa
11 ACEH
12 SUMATERA UTARA
13 SUMATERA BARAT
14 RIAU
15 JAMBI
16 SUMATERA SELATAN
17 BENGKULU
18 LAMPUNG
19 KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 0,593
21 KEPULAUAN RIAU
32 JAWA BARAT
33 JAWA TENGAH
34 D I YOGYAKARTA
0 - 392
35 JAWA TIMUR
36 BANTEN
51 BALI
52 NUSA TENGGARA BARAT
53 NUSA TENGGARA TIMUR
61 KALIMANTAN BARAT
62 KALIMANTAN TENGAH
63 KALIMANTAN SELATAN
64 KALIMANTAN TIMUR
65 KALIMANTAN UTARA
71 SULAWESI UTARA
72 SULAWESI TENGAH
SANGAT TERTINGGAL KDPROV
MAJU
MANDIRI
BERKEMBANG
TERTINGGAL
PROVINSI
IDM
Jumlah Desa
Jml Desa
Jml Desa
Jml Desa
Jml Desa
Jml Desa
73 SULAWESI SELATAN
74 SULAWESI TENGGARA
75 GORONTALO
76 SULAWESI BARAT
81 MALUKU
82 MALUKU UTARA
91 PAPUA BARAT
94 PAPUA
RATA RATA NASIONAL
VI. SITUASI DESA-DESA DI PERBATASAN BERDASARKAN INDEKS DESA MEMBANGUN (IDM) 2015
Desa-desa di daerah perbatasan sungguh memprihatinkan. Berdasarkan ukuran Indeks Desa Membangun (IDM) 2015 jumlah Desa-Desa di perbatasan yang memiliki status tertinggal dan sangat tertinggal sangat dominan. Sebanyak 644 Desa (45%) adalah Desa berstatus tertinggal dan 635 Desa (44%) berstatus sangat tertinggal (lihat gambar 3). Rata rata Indeks Desa Membangun (IDM) Desa perbatasan adalah 0,498, sedangkan rata rata IDM nasional adalah 0,566. Situasi ini menggambarkan tingkat kesejahteraan Desa perbatasan yang masih rendah.
Gambar 3. Status Desa di Perbatasan Berdasarkan IDM 2015
Gambaran yang menunjukkan bahwa Desa-Desa di perbatasan di dominasi oleh situasi dan kondisi tertinggal dan sangat tertinggal memperlihatkan bahwa pemerintah belum mengoptimalkan potensi sumberdayanya untuk dikembangkan, sehingga mereka tumbuh berkembang tertatih tatih sesuai dinamika sosial internalnya yang merupakan hak asal usul dan kewenangan lokal. Sedangkan Desa-Desa yang berkembang dan maju lebih karena keberuntungan geografis dan kebijakan pembangunan yang melintasinya.
Tekad dan semangat mengentaskan ketertinggalan perbatasan yang demikian tentu membutuhkan bukan sekedar alokasi anggaran dan rencana pembangunan mengintervensi dengan kebijakan umum, karena persoalan yang membelenggu dan mendekapnya mencerminkan problem struktural dan paradigma pembangunannya. Tindakan afirmasi dan perlindungan yang Tekad dan semangat mengentaskan ketertinggalan perbatasan yang demikian tentu membutuhkan bukan sekedar alokasi anggaran dan rencana pembangunan mengintervensi dengan kebijakan umum, karena persoalan yang membelenggu dan mendekapnya mencerminkan problem struktural dan paradigma pembangunannya. Tindakan afirmasi dan perlindungan yang
Gambar 4. Perbandingan IDM Daerah Perbatasan dan Nasional
0,649 0,647
0,593
0,566
0,505
0,498
0,459
0,340
Perbatasan Nasional
Indeks Ketahanan Indeks Ketahanan Indeks Ketahanan
IDM
Lingkungan
Ekonomi
Sosial
Indikator Desa Membangun
INDIKATOR DESA MEMBANGUN
NO DIMENSI
VARIABEL
INDIKATOR
KESEHATAN
1 Pelayanan Kesehatan
1 Waktu Tempuh ke prasarana kesehatan < 30 menit
2 Tersedia tenaga kesehatan, bidan, dokter dan nakes lain
2 Keberdayaan Masyarakat utk
3 Akses ke poskesdes, polindes dan posyandu
Kesehatan
4 Tingkat aktivitas posyandu
3 Jaminan Kesehatan
5 Tingkat kepesertaan BPJS
PENDIDIKAN
4 Akses Pendidikan Dasar dan
6 Akses ke Pendidikan Dasar SD/MI <3 KM
Menengah
7 Akses ke SMP/MTS < 6 km
8 Akses ke SMU/SMK < 6 km
5 Akses Pendidikan Non Formal
9 Kegiatan pemberantasan buta aksara
10 kegiatan PAUD
11 Kegiatan PKBM/Paket ABC
6 Akses ke Pengatahuan
12 Taman Bacaan Masyarakat atau Perpustakaan
Desa
MODAL SOSIAL
7 Memiliki Solidaritas Sosial
13 Kebiasaan gotong royong didesa
14 Keberadaan ruang publik terbuka bagi warga yg
tidak berbayar
15 Ketersediaan fasilitas/lapangan olahraga
16 Terdapat kelompok kegiatan olahraga
8 Toleransi
17 Warga desa terdiri dari beberapa suku/etnis
18 Warga desa berkomunikasi sehari-hari menggunakan bahasa yg berbeda
19 Agama yang dianut sebagian besar warga di desa
9 Rasa Aman Penduduk
20 Warga desa membangun pemeliharaan poskamling
lingkungan
21 Partisipasi warga mengadakan siskamling
22 Tingkat kejadian perkelahian massal di desa
23 Penyelesaian/perdamaian perkelahian massal yg
sering terjadi
10 Kesejahteraan Sosial
24 Terdapat akses ke Sekolah Luar Biasa
25 Terdapat Penyandang Kesejahteraan Sosial (Anak Jalanan, Pekerja Seks Komersial dan Pengemis)
26 Terdapat Penduduk yang bunuh diri
PERMUKIMAN
11 Akses ke Air Bersih dan Air Minum
27 Mayoritas penduduk desa memiliki sumber air
Layak
minum yang layak.
28 Akses Penduduk desa memiliki air untuk mandi dan
mencuci
12 Akses ke Sanitasi
29 Mayoritas penduduk desa memiliki Jamban.
30 Terdapat tempat pembuangan sampah.
13 Akses ke Listrik
31 Jumlah keluarga yang telah memiliki aliran listrik.
14 Akses Informasi dan Komunikasi
32 Penduduk desa memiliki telepon selular dan sinyal
yang kuat.
33 Terdapat siaran televisi lokal, nasional dan asing
34 Terdapat akses internet
2 KETAHANAN
35 Terdapat lebih dari satu jenis kegiatan ekonomi EKONOMI
15 Keragaman Produksi Masyarakat
Desa
penduduk
16 Tersedia Pusat Pelayanan
36 Akses penduduk ke pusat perdagangan (pertokoan,
Perdagangan
pasar permanen dan semi permanen)
37 Terdapat sektor perdagangan di permukiman
(warung dan minimarket)
17 Akses Distribusi/Logistik
38 Terdapat kantor pos dan jasa logistik
18 Akses ke Lembaga Keuangan dan
39 Tersedianya lembaga perbankan umum (Pemerintah
Perkreditan
dan Swasta)
40 Tersedianya BPR
41 Akses penduduk ke kredit
43 Terdapat usaha kedai makanan, restoran, hotel dan
penginapan
20 Keterbukaan Wilayah
44 Terdapat moda transportasi umum (Transportasi Angkutan Umum, trayek reguler dan jam operasi Angkutan Umum)
45 Jalan yang dapat dilalui oleh kendaraan bermotor roda empat atau lebih (sepanjang tahun kecuali musim hujan, kecuali saat tertentu)
46 Kualitas Jalan Desa (Jalan terluas di desa dengan
aspal, kerikil, dan tanah)
3 EKOLOGI
21 Kualitas Lingkungan
47 Ada atau tidak adanya pencemaran air, tanah dan
udara
48 Terdapat sungai yg terkena limbah
22 Potensi/Rawan Bencana Alam
49 Pencemaran air, tanah dan udara
50 kejadian Bencana Alam (banjir, tanah longsong,
kebakaran hutan)
51 Upaya/Tindakan terhadap potensi bencana alam (Tanggap bencana, jalur evakuasi, peringatan dini
dan ketersediaan peralatan penanganan bencana)
52 Upaya Antisipasi, Mitigasi bencana alam yg ada di
desa
Indeks Desa Membangun Per Kabupaten/Kota
INDEKS DESA MEMBANGUN PER KABUPATEN/KOTA, 2015
IKS IDM ACEH
PROVINSI
KD KAB
KABUPATEN/KOTA
IKL
IKE
11001 SIMEULUE
11002 ACEH SINGKIL
11003 ACEH SELATAN
11004 ACEH TENGGARA
11005 ACEH TIMUR
11006 ACEH TENGAH
11007 ACEH BARAT
11008 ACEH BESAR
11009 PIDIE
11010 BIREUEN
11011 ACEH UTARA
11012 ACEH BARAT DAYA
11013 GAYO LUES
11014 ACEH TAMIANG
11015 NAGAN RAYA
11016 ACEH JAYA
11017 BENER MERIAH
11018 PIDIE JAYA
11071 BANDA ACEH
11072 SABANG
11073 LANGSA
11074 LHOKSEUMAWE
11075 SUBULUSSALAM
SUMATERA UTARA
12001 NIAS
12002 MANDAILING NATAL
12003 TAPANULI SELATAN
12004 TAPANULI TENGAH
12005 TAPANULI UTARA
12006 TOBA SAMOSIR
12007 LABUHAN BATU
12008 ASAHAN
12009 SIMALUNGUN
12010 DAIRI
12011 KARO
12012 DELI SERDANG
12013 LANGKAT
12014 NIAS SELATAN
12015 HUMBANG HASUNDUTAN
12016 PAKPAK BHARAT
12017 SAMOSIR
12018 SERDANG BEDAGAI
12019 BATU BARA
12020 PADANG LAWAS UTARA
12021 PADANG LAWAS
12022 LABUHAN BATU SELATAN
12023 LABUHAN BATU UTARA
12024 NIAS UTARA
12025 NIAS BARAT
12077 PADANGSIDIMPUAN
12078 GUNUNGSITOLI
SUMATERA BARAT
13001 KEPULAUAN MENTAWAI
13002 PESISIR SELATAN
13003 SOLOK
PROVINSI
KD KAB
KABUPATEN/KOTA
IKL
IKE
IKS IDM
13004 SIJUNJUNG
13005 TANAH DATAR
13006 PADANG PARIAMAN
13007 AGAM
13008 LIMA PULUH KOTA
13009 PASAMAN
13010 SOLOK SELATAN
13011 DHARMASRAYA
13012 PASAMAN BARAT
13073 SAWAH LUNTO
13077 PARIAMAN
RIAU
14001 KUANTAN SINGINGI
14002 INDRAGIRI HULU
14003 INDRAGIRI HILIR
14004 PELALAWAN
14005 S I A K
14006 KAMPAR
14007 ROKAN HULU
14008 BENGKALIS
14009 ROKAN HILIR
14010 KEPULAUAN MERANTI
JAMBI
15001 KERINCI
15002 MERANGIN
15003 SAROLANGUN
15004 BATANG HARI
15005 MUARO JAMBI
15006 TANJUNG JABUNG TIMUR
15007 TANJUNG JABUNG BARAT
15008 TEBO
15009 BUNGO
15072 SUNGAI PENUH
SUMATERA SELATAN
16001 OGAN KOMERING ULU
16002 OGAN KOMERING ILIR
16003 MUARA ENIM
16004 LAHAT
16005 MUSI RAWAS
16006 MUSI BANYUASIN
16007 BANYU ASIN
16008 OGAN KOMERING ULU SELATAN
16009 OGAN KOMERING ULU TIMUR
16010 OGAN ILIR
16011 EMPAT LAWANG
16012 PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR
16013 MUSI RAWAS UTARA
16072 PRABUMULIH
BENGKULU
17001 BENGKULU SELATAN
17002 REJANG LEBONG
17003 BENGKULU UTARA
17004 KAUR
17005 SELUMA
17006 MUKOMUKO
17007 LEBONG
17008 KEPAHIANG
17009 BENGKULU TENGAH
IKS IDM LAMPUNG
PROVINSI
KD KAB
KABUPATEN/KOTA
IKL
IKE
18001 LAMPUNG BARAT
18002 TANGGAMUS
18003 LAMPUNG SELATAN
18004 LAMPUNG TIMUR
18005 LAMPUNG TENGAH
18006 LAMPUNG UTARA
18007 WAY KANAN
18008 TULANGBAWANG
18009 PESAWARAN
18010 PRINGSEWU
18011 MESUJI
18012 TULANG BAWANG BARAT
18013 PESISIR BARAT
KEP. BANGKA BELITUNG
19001 BANGKA
19002 BELITUNG
19003 BANGKA BARAT
19004 BANGKA TENGAH
19005 BANGKA SELATAN
19006 BELITUNG TIMUR
KEPULAUAN RIAU
21001 KARIMUN
21002 BINTAN
21003 NATUNA
21004 LINGGA
21005 KEPULAUAN ANAMBAS
JAWA BARAT
32001 BOGOR
32002 SUKABUMI
32003 CIANJUR
32004 BANDUNG
32005 GARUT
32006 TASIKMALAYA
32007 CIAMIS
32008 KUNINGAN
32009 CIREBON
32010 MAJALENGKA
32011 SUMEDANG
32012 INDRAMAYU
32013 SUBANG
32014 PURWAKARTA
32015 KARAWANG
32016 BEKASI
32017 BANDUNG BARAT
32018 PANGANDARAN
32079 BANJAR
JAWA TENGAH
33001 CILACAP
33002 BANYUMAS
33003 PURBALINGGA
33004 BANJARNEGARA
33005 KEBUMEN
33006 PURWOREJO
33007 WONOSOBO
33008 MAGELANG
33009 BOYOLALI
33010 KLATEN
33011 SUKOHARJO
PROVINSI
KD KAB
KABUPATEN/KOTA
IKL
IKE
IKS IDM
33012 WONOGIRI
33013 KARANGANYAR
33014 SRAGEN
33015 GROBOGAN
33016 BLORA
33017 REMBANG
33018 PATI
33019 KUDUS
33020 JEPARA
33021 DEMAK
33022 SEMARANG
33023 TEMANGGUNG
33024 KENDAL
33025 BATANG
33026 PEKALONGAN
33027 PEMALANG
33028 TEGAL
33029 BREBES
D I YOGYAKARTA
34001 KULON PROGO
34002 BANTUL
34003 GUNUNG KIDUL
34004 SLEMAN
JAWA TIMUR
35001 PACITAN
35002 PONOROGO
35003 TRENGGALEK
35004 TULUNGAGUNG
35005 BLITAR
35006 KEDIRI
35007 MALANG
35008 LUMAJANG
35009 JEMBER
35010 BANYUWANGI
35011 BONDOWOSO
35012 SITUBONDO
35013 PROBOLINGGO
35014 PASURUAN
35015 SIDOARJO
35016 MOJOKERTO
35017 JOMBANG
35018 NGANJUK
35019 MADIUN
35020 MAGETAN
35021 NGAWI
35022 BOJONEGORO
35023 TUBAN
35024 LAMONGAN
35025 GRESIK
35026 BANGKALAN
35027 SAMPANG
35028 PAMEKASAN
35029 SUMENEP
35079 BATU
BANTEN
36001 PANDEGLANG
36002 LEBAK
PROVINSI
KD KAB
KABUPATEN/KOTA
IKL
IKE
IKS IDM
36003 TANGERANG
36004 SERANG
BALI
51001 JEMBRANA
51002 TABANAN
51003 BADUNG
51004 GIANYAR
51005 KLUNGKUNG
51006 BANGLI
51007 KARANG ASEM
51008 BULELENG
51071 DENPASAR
NUSA TENGGARA BARAT
52001 LOMBOK BARAT
52002 LOMBOK TENGAH
52003 LOMBOK TIMUR
52004 SUMBAWA
52005 DOMPU
52006 BIMA
52007 SUMBAWA BARAT
52008 LOMBOK UTARA
NUSA TENGGARA TIMUR
53001 SUMBA BARAT
53002 SUMBA TIMUR
53003 KUPANG
53004 TIMOR TENGAH SELATAN
53005 TIMOR TENGAH UTARA
53006 BELU
53007 ALOR
53008 LEMBATA
53009 FLORES TIMUR
53010 SIKKA
53011 ENDE
53012 NGADA
53013 MANGGARAI
53014 ROTE NDAO
53015 MANGGARAI BARAT
53016 SUMBA TENGAH
53017 SUMBA BARAT DAYA
53018 NAGEKEO
53019 MANGGARAI TIMUR
53020 SABU RAIJUA
53021 MALAKA
KALIMANTAN BARAT
61001 SAMBAS
61002 BENGKAYANG
61003 LANDAK
61004 PONTIANAK
61005 SANGGAU
61006 KETAPANG
61007 SINTANG
61008 KAPUAS HULU
61009 SEKADAU
61010 MELAWI
61011 KAYONG UTARA
61012 KUBU RAYA
KALIMANTAN TENGAH
62001 KOTAWARINGIN BARAT
62002 KOTAWARINGIN TIMUR
PROVINSI
KD KAB
KABUPATEN/KOTA
IKL
IKE
IKS IDM
62003 KAPUAS
62004 BARITO SELATAN
62005 BARITO UTARA
62006 SUKAMARA
62007 LAMANDAU
62008 SERUYAN
62009 KATINGAN
62010 PULANG PISAU
62011 GUNUNG MAS
62012 BARITO TIMUR
62013 MURUNG RAYA
KALIMANTAN SELATAN
63001 TANAH LAUT
63002 KOTA BARU
63003 BANJAR
63004 BARITO KUALA
63005 TAPIN
63006 HULU SUNGAI SELATAN
63007 HULU SUNGAI TENGAH
63008 HULU SUNGAI UTARA
63009 TABALONG
63010 TANAH BUMBU
63011 BALANGAN
KALIMANTAN TIMUR
64001 PASER
64002 KUTAI BARAT
64003 KUTAI KARTANEGARA
64004 KUTAI TIMUR
64005 BERAU
64009 PENAJAM PASER UTARA
64011 MAHAKAM HULU
KALIMANTAN UTARA
65001 MALINAU
65002 BULUNGAN
65003 TANA TIDUNG
65004 NUNUKAN
SULAWESI UTARA
71001 BOLAANG MONGONDOW
71002 MINAHASA
71003 KEPULAUAN SANGIHE
71004 KEPULAUAN TALAUD
71005 MINAHASA SELATAN
71006 MINAHASA UTARA
71007 BOLAANG MONGONDOW UTARA
71008 SIAU TAGULANDANG BIARO
71009 MINAHASA TENGGARA
71010 BOLAANG MONGONDOW SELATAN
71011 BOLAANG MONGONDOW TIMUR
71074 KOTAMOBAGU
SULAWESI TENGAH
72001 BANGGAI KEPULAUAN
72002 BANGGAI
72003 MOROWALI
72004 POSO
72005 DONGGALA
72006 TOLI-TOLI
72007 BUOL
72008 PARIGI MOUTONG
72009 TOJO UNA-UNA
PROVINSI
KD KAB
KABUPATEN/KOTA
IKL
IKE
IKS IDM
72010 SIGI
72011 BANGGAI LAUT
72012 MOROWALI UTARA
SULAWESI SELATAN
73001 KEPULAUAN SELAYAR
73002 BULUKUMBA
73003 BANTAENG
73004 JENEPONTO
73005 TAKALAR
73006 GOWA
73007 SINJAI
73008 MAROS
73009 PANGKAJENE DAN KEPULAUAN
73010 BARRU
73011 BONE
73012 SOPPENG
73013 WAJO
73014 SIDENRENG RAPPANG
73015 PINRANG
73016 ENREKANG
73017 LUWU
73018 TANA TORAJA
73022 LUWU UTARA
73025 LUWU TIMUR
73026 TORAJA UTARA
SULAWESI TENGGARA
74001 BUTON
74002 MUNA
74003 KONAWE
74004 KOLAKA
74005 KONAWE SELATAN
74006 BOMBANA
74007 WAKATOBI
74008 KOLAKA UTARA
74009 BUTON UTARA
74010 KONAWE UTARA
74011 KOLAKA TIMUR
74012 KONAWE KEPULAUAN
GORONTALO
75001 BOALEMO
75002 GORONTALO
75003 POHUWATO
75004 BONE BOLANGO
75005 GORONTALO UTARA
SULAWESI BARAT
76001 MAJENE
76002 POLEWALI MANDAR
76003 MAMASA
76004 MAMUJU
76005 MAMUJU UTARA
76006 MAMUJU TENGAH
MALUKU
81001 MALUKU TENGGARA BARAT
81002 MALUKU TENGGARA
81003 MALUKU TENGAH
81004 BURU
81005 KEPULAUAN ARU
81006 SERAM BAGIAN BARAT
81007 SERAM BAGIAN TIMUR
PROVINSI
KD KAB
KABUPATEN/KOTA
IKL
IKE
IKS IDM
81008 MALUKU BARAT DAYA
81009 BURU SELATAN
81071 AMBON
81072 TUAL
MALUKU UTARA
82001 HALMAHERA BARAT
82002 HALMAHERA TENGAH
82003 KEPULAUAN SULA
82004 HALMAHERA SELATAN
82005 HALMAHERA UTARA
82006 HALMAHERA TIMUR
82007 PULAU MOROTAI
82008 PULAU TALIABU
82072 TIDORE KEPULAUAN
PAPUA BARAT
91001 FAKFAK
91002 KAIMANA
91003 TELUK WONDAMA
91004 TELUK BINTUNI
91005 MANOKWARI
91006 SORONG SELATAN
91007 SORONG
91008 RAJA AMPAT
91009 TAMBRAUW
91010 MAYBRAT
91011 MANOKWARI SELATAN
91012 PEGUNUNGAN ARFAK
PAPUA
94001 MERAUKE
94002 JAYAWIJAYA
94003 JAYAPURA
94004 NABIRE
94008 KEPULAUAN YAPEN
94009 BIAK NUMFOR
94010 PANIAI
94011 PUNCAK JAYA
94012 MIMIKA
94013 BOVEN DIGOEL
94014 MAPPI
94015 ASMAT
94016 YAHUKIMO
94017 PEGUNUNGAN BINTANG
94018 TOLIKARA
94019 SARMI
94020 KEEROM
94026 WAROPEN
94027 SUPIORI
94028 MAMBERAMO RAYA
94029 NDUGA
94030 LANNY JAYA
94031 MAMBERAMO TENGAH
PROVINSI
KD KAB
KABUPATEN/KOTA
IKL
IKE
IKS IDM
94032 YALIMO
0,6621
0,3315 0,3142 0,4359
94033 PUNCAK
0,6617
0,1805 0,2883 0,3768
94034 DOGIYAI
0,6371
0,2440 0,3833 0,4215
94035 INTAN JAYA
0,6308
0,1957 0,2785 0,3683
94036 DEIYAI
0,6644
0,2671 0,3716 0,4344
94071 JAYAPURA
0,6905
0,5009 0,5731 0,5882
RATA RATA NASIONAL
0,6473
0,4564 0,5931 0,5656
Keterangan : IKL
INDEKS KETAHANAN LINGKUNGAN (EKOLOGI)
IKE
INDEKS KETAHANAN EKONOMI
IKS
INDEKS KETAHANAN SOSIAL
IDM
INDEKS DESA MEMBANGUN
Lokasi Sasaran Prioritas 15.000 Desa
Lokasi Sasaran 15000 (5.000 Desa Sangat Tertinggal) KD PROV
DESA IDM 62 KALIMANTAN TENGAH
PROVINSI
KD KAB/ KT
KABUPATEN/KOTA
KDKEC
KECAMATAN
KD DESA
0,49067 14 RIAU
62002 KOTAWARINGIN TIMUR
6200261 SERANAU
62002612 BATUAH
14001108 KOTO CENGAR 0,49066 11 ACEH
14001 KUANTAN SINGINGI
1400110 KUANTAN MUDIK
0,49064 33 JAWA TENGAH
11010 BIREUEN
1101082 PEUSANGAN SIBLAH KRUENG
11010839 TEUPIN RAYA
0,49064 61 KALIMANTAN BARAT
61008118 TEMAWANG MUNTAI 0,49064 72 SULAWESI TENGAH
61007 SINTANG
6100810 SEPAUK
72002329 OBOK BALINGARA 0,49063 81 MALUKU
81003 MALUKU TENGAH
8100310 BANDA
81003113 URING TUTRA
0,49062 53 NUSA TENGGARA TIMUR
14003 INDRAGIRI HILIR
1400421 PELANGIRAN
14004222 CATUR KARYA
11006419 SEUNEUBOK TEUNGOH 0,49062 64 KALIMANTAN TIMUR
11005 ACEH TIMUR
1100640 DARUL AMAN
0,49062 81 MALUKU
64001 PASER
6400121 BATU ENGAU
64001214 LOMU
0,49062 14 RIAU
81009 BURU SELATAN
8100920 LEKSULA
81009201 WAEMULANG
0,49061 16 SUMATERA SELATAN
14004 PELALAWAN
1400420 PANGKALAN KURAS
14004220 TALAU
16005142 KARANG CAHAYA 0,49061 11 ACEH
16004 LAHAT
1600513 KIKIM SELATAN
11010456 MEURIYA TANJONG 0,49059 72 SULAWESI TENGAH
11009 PIDIE
1101040 PADANG TIJI
0,49059 82 MALUKU UTARA
72001 BANGGAI KEPULAUAN
7200162 BULAGI UTARA
72001632 MANDOK
82004920 TANJUNG JERE 0,49058 64 KALIMANTAN TIMUR
82004 HALMAHERA SELATAN
8200490 GANE TIMUR
64002803 MUARA BUNYUT 0,49058 12 SUMATERA UTARA
64002 KUTAI BARAT
6400280 MELAK
0,49058 53 NUSA TENGGARA TIMUR
12023 LABUHAN BATU UTARA
1202380 KUALUH LEIDONG
12023801 AIR HITAM
0,49057 62 KALIMANTAN TENGAH
53009 FLORES TIMUR
5300920 TANJUNG BUNGA
53009218 LATON LIWO
0,49056 11 ACEH
62001 KOTAWARINGIN BARAT
6200170 ARUT UTARA
62001705 KERABU
11009739 PULO LEUNG TEUGA 0,49056 11 ACEH
11009 PIDIE
1100970 GLUMPANG TIGA
11003934 BATEE MEUCANANG 0,49055 73 SULAWESI SELATAN
11003 ACEH SELATAN
1100392 LABUHAN HAJI BARAT
73028006 LEMBANG PULU‐PULU 0,49055 12 SUMATERA UTARA
73026 TORAJA UTARA
7302800 BUNTU PEPASAN
0,49055 82 MALUKU UTARA
12024 NIAS UTARA
1202510 LAHEWA
12025118 OMBOLATA
82005232 DOWONGI MAITI 0,49054 36 BANTEN
82005 HALMAHERA UTARA
8200522 KAO UTARA
0,49054 16 SUMATERA SELATAN
16010 OGAN ILIR
1601011 RAMBANG KUANG
16010117 TANGAI
11010323 SEUNEUBOK NALAN 0,49053 11 ACEH
11010 BIREUEN
1101031 PEULIMBANG
11003419 LHOK SIALANG RAYEUK 0,49052 94 PAPUA
11003 ACEH SELATAN
1100341 PASIE RAJA
0,49050 35 JAWA TIMUR
94031 MAMBERAMO TENGAH
9403110 KOBAKMA
94031103 SERALEMA
0,49050 82 MALUKU UTARA
0,49049 53 NUSA TENGGARA TIMUR
82004 HALMAHERA SELATAN
8200410 OBI SELATAN
82004102 MANO
0,49049 73 SULAWESI SELATAN
53019 MANGGARAI TIMUR
5301930 ELAR
53019329 KAJU WANGI
73009207 PAMMANTAUAN MASALIMA 0,49049 12 SUMATERA UTARA
73009 PANGKAJENE DAN KEPULAUAN
7300920 LIUKANG KALMAS
12011112 BUKIT MAKMUR 0,49049 74 SULAWESI TENGGARA
12011 KARO
1201110 MARDINGDING
74010017 LAHUMOKO(TRI MULYA) 0,49047 12 SUMATERA UTARA
74009 BUTON UTARA
7401001 KAMBOWA
12020631 TOBING TINGGI UB 0,49045 11 ACEH
12020 PADANG LAWAS UTARA
1202050 SIMANGAMBAT
0,49045 16 SUMATERA SELATAN
11007 ACEH BARAT
1100760 SAMATIGA
11007638 KEUREUSENG
16008320 SUMBER RAYA 0,49045 11 ACEH
16008 OGAN KOMERING ULU SELATAN 1600830 BUAY PEMACA
0,49045 11 ACEH
11008 ACEH BESAR
1100840 SEULIMEUM
11008448 BAYU
11011693 TUMPOK BARAT 0,49045 53 NUSA TENGGARA TIMUR
11011 ACEH UTARA
1101160 MATANGKULI
0,49044 12 SUMATERA UTARA
53014 ROTE NDAO
5301410 ROTE BARAT DAYA
53014116 MBOKAK
12016224 SIEMPAT RUBE IV 0,49044 94 PAPUA
12016 PAKPAK BHARAT
1201622 SIEMPAT RUBE
0,49042 16 SUMATERA SELATAN
0,49042 12 SUMATERA UTARA
16009 OGAN KOMERING ULU TIMUR
1600991 SEMENDAWAI TIMUR
16009925 BUNGIN JAYA
12006527 LUMBAN PINASA SAROHA 0,49041 73 SULAWESI SELATAN
12006 TOBA SAMOSIR
1200650 HABINSARAN
73001302 TAMBOLONGAN 0,49041 61 KALIMANTAN BARAT
73001 KEPULAUAN SELAYAR
7300130 BONTOSIKUYU
61010203 MADONG RAYA 0,49040 11 ACEH
61010 MELAWI
6101020 TANAH PINOH
0,49040 11 ACEH
11010 BIREUEN
1101100 GANDA PURA
11011044 CEUBO
11003808 ARON TUNGGAI 0,49039 72 SULAWESI TENGAH
11003 ACEH SELATAN
1100380 MEUKEK
0,49038 12 SUMATERA UTARA
72011 BANGGAI LAUT
7201170 BOKAN KEPULAUAN
72011714 TIMPAUS
12024211 DAHANA ALASA 0,49038 73 SULAWESI SELATAN
12024 NIAS UTARA
1202420 ALASA
0,49038 53 NUSA TENGGARA TIMUR
73001 KEPULAUAN SELAYAR
7300121 TAKABONERATE
73001215 JINATO
0,49038 82 MALUKU UTARA
82004 HALMAHERA SELATAN
8200453 BACAN BARAT UTARA
82004535 YABA
0,49036 63 KALIMANTAN SELATAN
14002 INDRAGIRI HULU
1400221 BATANG CENAKU
14002227 PEJANGKI
0,49036 11 ACEH
63002 KOTA BARU
6300321 KELUMPANG HILIR
63003218 PULAU PANCI
11010837 MEUNASAH KRUENG 0,49035 14 RIAU
11009 PIDIE
1101080 KEMBANG TANJONG
14008510 KEMBUNG BARU 0,49031 62 KALIMANTAN TENGAH
14008 BENGKALIS
1400850 BANTAN
62004314 GUNUNG MAKMUR 0,49030 12 SUMATERA UTARA
62002 KOTAWARINGIN TIMUR
6200430 ANTANG KALANG
12010205 DOLOK MARAWA 0,49030 11 ACEH
12009 SIMALUNGUN
1201020 SILAU KAHEAN
0,49029 74 SULAWESI TENGGARA
11010 BIREUEN
1101040 PEUDADA
11010405 PULO ARA
0,49029 17 BENGKULU
74006 BOMBANA
7400631 MATA OLEO
74006320 TAJUNCU
0,49028 74 SULAWESI TENGGARA
0,49024 12 SUMATERA UTARA
74012 KONAWE KEPULAUAN
7401230 WAWONII TIMUR LAUT
74012304 PATANDE
0,49024 53 NUSA TENGGARA TIMUR
12001 NIAS
1200231 HILI SERANGKAI
12002315 LAWA LAWA
0,49023 15 JAMBI
53007 ALOR
5300741 ALOR TIMUR LAUT
53007418 TARAMANA
0,49022 74 SULAWESI TENGGARA
15005 MUARO JAMBI
1500560 SEKERNAN
15005602 KEDOTAN
0,49022 63 KALIMANTAN SELATAN
74007 WAKATOBI
7400711 TOGO BINONGKO
74007113 OIHU
0,49022 13 SUMATERA BARAT
63005 TAPIN
6300600 CANDI LARAS UTARA
63006001 KALADAN
13002214 SUNGAI GAMBIR SAKO TAPAN 0,49022 73 SULAWESI SELATAN
13002 PESISIR SELATAN
1300221 RANAH AMPEK HULU TAPAN
0,49022 15 JAMBI
73022 LUWU UTARA
7302331 SEKO
73023313 BEROPPA
0,49020 53 NUSA TENGGARA TIMUR
15005 MUARO JAMBI
1500560 SEKERNAN
15005605 TUNAS BARU
0,49020 61 KALIMANTAN BARAT
53006 BELU
5300652 NANAET DUBESI
53006522 NANAET
0,49019 64 KALIMANTAN TIMUR
0,49019 12 SUMATERA UTARA
64002 KUTAI BARAT
6400261 NYUATAN
64002614 TEMULA
12025116 TUGALAGAWU 0,49019 71 SULAWESI UTARA
12025 NIAS BARAT
1202510 SIROMBU
0,49019 12 SUMATERA UTARA
71010 BOLAANG MONGONDOW SELATA 7101050 PINOLOSIAN TIMUR
71010506 ONGGUNOI
0,49018 74 SULAWESI TENGGARA
12010 DAIRI
1201090 SIEMPAT NEMPU HILIR
12010910 LAE HAPORAS
0,49018 71 SULAWESI UTARA
74005 KONAWE SELATAN
7400600 LANDONO
74006020 SABULAKOA
0,49017 71 SULAWESI UTARA
0,49017 61 KALIMANTAN BARAT
61008403 NANGA SEMANGUT 0,49016 94 PAPUA
61008 KAPUAS HULU
6100840 BUNUT HULU
0,49016 72 SULAWESI TENGAH
72009 TOJO UNA‐UNA
7200970 TOGEAN
72009709 TONGKABO
KD PROV PROVINSI
DESA IDM 74 SULAWESI TENGGARA
KD KAB/ KT
KABUPATEN/KOTA
KDKEC
KECAMATAN
KD DESA
0,49014 62 KALIMANTAN TENGAH
74012 KONAWE KEPULAUAN
7401230 WAWONII TIMUR LAUT
74012310 WATUONDO
62013210 JUKING PAJANG 0,49013 63 KALIMANTAN SELATAN
62013 MURUNG RAYA
6201320 MURUNG
0,49013 65 KALIMANTAN UTARA
63002 KOTA BARU
6300360 KELUMPANG TENGAH
11004128 LAWE SEMPILANG 0,49012 13 SUMATERA BARAT
11004 ACEH TENGGARA
1100410 LAWE ALAS
0,49012 74 SULAWESI TENGGARA
13002 PESISIR SELATAN
1300211 SILAUT
13002112 SAMBUNGO
0,49011 35 JAWA TIMUR
0,49010 61 KALIMANTAN BARAT
11001 SIMEULUE
1100120 SIMEULUE TIMUR
11001222 AIR PINANG
61012902 KUALA MANDOR‐B 0,49010 94 PAPUA
61012 KUBU RAYA
6101290 KUALA MANDOR‐B
0,49010 64 KALIMANTAN TIMUR
94031 MAMBERAMO TENGAH
9403130 KELILA
94031307 TIKAPURA
64004546 KARANGAN HILIR 0,49010 91 PAPUA BARAT
64004 KUTAI TIMUR
6400454 KARANGAN
0,49009 12 SUMATERA UTARA
91011 MANOKWARI SELATAN
9101150 RANSIKI
91011512 NUHUEI
12013929 BATU LOKONG 0,49009 94 PAPUA
12012 DELI SERDANG
1201390 GALANG
0,49008 12 SUMATERA UTARA
94009 BIAK NUMFOR
9400981 ANDEY
94009812 WOUNA
12002310 MUARA BOTUNG 0,49008 11 ACEH
12002 MANDAILING NATAL
1200230 KOTANOPAN
0,49007 12 SUMATERA UTARA
11007 ACEH BARAT
1100760 SAMATIGA
11007621 COT MESJID
12010201 DOLOK SARIBU BANGUN 0,49006 33 JAWA TENGAH
12009 SIMALUNGUN
1201020 SILAU KAHEAN
0,49006 73 SULAWESI SELATAN
0,49005 76 SULAWESI BARAT
73022 LUWU UTARA
7302230 MALANGKE
73022326 PUTE MATA
0,49005 36 BANTEN
76002 POLEWALI MANDAR
7600251 BINUANG
76002518 KALEOK
0,49005 16 SUMATERA SELATAN
0,49005 53 NUSA TENGGARA TIMUR
16003 MUARA ENIM
1600393 MUARA BELIDA
16003932 ARISAN MUSI
0,49003 15 JAMBI
53015 MANGGARAI BARAT
5301511 BOLENG
53015118 BATU TIGA
0,49001 81 MALUKU
15002 MERANGIN
1500211 SUNGAI TENANG
15002120 JANGKAT
0,49001 16 SUMATERA SELATAN
81004 BURU
8100430 AIR BUAYA
81004301 BARA
16005145 TANJUNG BARU 0,49001 16 SUMATERA SELATAN
16004 LAHAT
1600514 KIKIM TENGAH
0,49001 94 PAPUA
16013 MUSI RAWAS UTARA
1601370 NIBUNG
16013703 JADI MULYA
94004925 KAMARISANOI 0,49000 11 ACEH
1101081 PEUSANGAN SELATAN
11010811 BLANG MANE
14003904 SUNGAI ILIRAN 0,48999 63 KALIMANTAN SELATAN
14003 INDRAGIRI HILIR
1400390 GAUNG ANAK SERKA
63004104 SUNGAI TELAN MUARA 0,48999 14 RIAU
63004 BARITO KUALA
6300410 TABUNGANEN
14005332 SUNGAI LIMAU 0,48999 74 SULAWESI TENGGARA
14005 S IAK
1400533 PUSAKO
0,48998 36 BANTEN
74012 KONAWE KEPULAUAN
7401240 WAWONII UTARA
74012422 TAPUMBATU