HUBUNGAN WAITING TIME DENGAN KEPUASAN PASIEN PRIORITAS 3 DI INSTALASI GAWAT DARURAT RS WALUYA SAWAHAN MALANG
33
Jurnal CARE, Vol. 3, No. 1, 2015
HUBUNGAN WAITING TIME DENGAN KEPUASAN PASIEN PRIORITAS 3 DI
INSTALASI GAWAT DARURAT RS WALUYA SAWAHAN MALANG
Yeni Kristiani 1); Ani Sutriningsih 2), Vita Maryah Ardhiyani 3)
Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang
e-mail: [email protected]
1),2),3) Program
ABSTRAK
Instalasi Gawat Darurat merupakan suatu unit pelayanan di Rumah Sakit yang harus
memberikan pelayanan yang cepat dan tepat agar tujuan dari pelayanan gawat darurat tercapai dan
sekaligus memberikan kepuasan kepada pasien. Waiting Time merupakan masalah yang masih
banyak dijumpai dalam praktek pelayanan kesehatan. Waiting Time merupakan salah satu aspek
dari dimensi mutu pelayanan, apabila Waiting Time dikelola dengan baik, hasilnya adalah
didapatkan kepuasan pelanggan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara Waiting
Time dengan kepuasan pasien prioritas 3 di IGD RS Panti Waluya Sawahan Malang.
Jenis penelitian ini menggunakan penelitian korelasional dengan pendekatan secara cross
sectional. Sampel penelitian ini adalah pasien prioritas 3 yang didapatkan dengan metode purposive
sampling sebanyak 30 orang. Data dikumpulkan dengan menggunakan stopwatch untuk Waiting
Time sedangkan untuk mengetahui kepuasan pasien didapatkan dengan cara memberikan
kuesioner. Analisis data menggunakan uji statitsik korelasi pearson product moment.
Hasil penelitian didapatkan sebagian besar responden Waiting Time tepat sebanyak 27
orang (90%), sedangkan untuk kepuasan pasien sebagian besar sangat puas terhadap pelayanan
sebanyak 18 orang (53%), dan ada hubungan yang cukup antara Waiting Time dengan Kepuasan
pasien prioritas 3 di IGD RS Panti Waluya Sawahan Malang (p 0,025 15 menit. Hal ini
Sawahan Malang
disebabkan karena dokter sedang menangani
IGD RS Panti Waluya Sawahan malang
pasien yang lain dan masih ada pasien yang
mempunyai 7 bed, diantaranya 2 bed untuk
menunggu, sehingga 3 pasien memilih untuk
resusitasi, 1 bed untuk tindakan, 4 bed untuk
pulang.
internis dan observasi. Melayani pasien
Penelitian
ini
bertujuan
untuk
Prioritas 1, prioritas 2 dan prioritas 3. Di
mengetahui hubungan Waiting Time dengan
IGD RS Panti Waluya Sawahan Malang
kepuasan pasien prioritas 3 di IGD RS Panti
dituntut memberikan pelayanan dengan
Waluya sawahan malang.
cepat dan tepat bagi pasien. Sehingga
memberikan kepada pasien dan dapat
meningkatkan kualitas dan mutu pelayanan.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian ini menggunakan
metode
kuantitatif
korelasional.
(correlational
dengan
Pendekatan
research)
penelitian
korelasional
bertujuan
untuk
menentukan ada tidaknya hubungan dan
apabila ada, berapa eratnya hubungan serta
berarti atau tidaknya hubungan itu, koefesien
korelasi adalah suatu alat statistic yang dapat
digunakan untuk membandingkan hasil-hasil
pengukuran dua variabel berbeda agar dapat
menentukan
tingkat
hubungan
variabel-variabel ini (Arikunto, 2006).
antar
Data Umum
a. Usia responden
Tabel 1 Distribusi responden berdasarkan
usia di IGD RS Panti Waluya
Sawahan Malang
Usia
(tahun)
16-30
31-45
46-60
Total
Frekuensi
17
11
2
30
Prosentase
(%)
57
37
6
100
Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan bahwa
lebih dari separuh responden (57%) berusia
16-30 tahun.
35
Jurnal CARE, Vol. 3, No. 1, 2015
b. Jenis Kelamin Responden
Berdasarkan Tabel 4 menunjukkan bahwa
Tabel 2 Distribusi responden berdasarkan
jenis kelamin di IGD RS Panti
Waluya Sawahan Malang
hampir
Jenis
kelamin
Laki-laki
Perempuan
Frekuensi
Prosentase
(%)
47
53
100
14
16
30
Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan bahwa
lebih dari separuh responden (53%)
berjenis kelamin perempuan.
c. Pendidikan terakhir Responden
Tabel 3 Distribusi responden berdasarkan
pendidikan terakhir di IGD RS
Panti Waluya Sawahan Malang
Pendidikan
terakhir
S1
D3
SMA
SMP
SD
Total
Frekuensi
8
3
16
2
1
30
Prosentase
(%)
27
10
53
7
3
100
separuh
responden
(43%)
mempunyai pekerjaan swasta.
e. Jenis Kasus di IGD
Berdasarkan Tabel 5 menunjukkan bahwa
hampir separuh responden (30%) datang
dengan jenis kasus ISPA
Tabel 5 Distribusi responden berdasarkan
kasus di IGD RS Panti
Waluya Sawahan Malang
Kasus
Frekuensi
ISPA
AFI
Ankle strain
GEA
Urtikaria
Gastritis
ISK
Cephalgia
Total
9
8
3
1
2
4
2
1
30
Prosentase
(%)
30
27
10
3
7
13
7
3
100
Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan bahwa
Data Khusus
lebih dari separuh responden (53%)
a. Waiting Time
berpendidikan terakhir SMA.
Tabel 6 Distribusi Waiting Time di IGD RS
Panti Waluya Sawahan Malang
Waktu
d. Pekerjaan Responden
Tabel 4 Distribusi responden berdasarkan
pekerjaan di IGD RS Panti
Waluya Sawahan Malang
Pekerjaan
Pelajar
Mahasiswa
IRT
PNS
Swasta
Pensiunan
Wiraswasta
Total
Frekuensi
2
5
6
2
13
2
30
Prosentase
(%)
7
16
20
7
43
7
100
Frekuensi
0 detik
› 0 detik
Total
27
3
30
Prosentase
(%)
90
10
100
Berdasarkan Tabel 6 menunjukan bahwa
sebagian
besar
responden
mempunyai waiting time = 0 detik.
(90%)
36
Jurnal CARE, Vol. 3, No. 1, 2015
b. Kepuasan Pasien
dengan bantuan SPSS for windows,
Tabel
didapatkan koefisien korelasi sebesar
7
Distribusi kepuasan pasien
prioritas 3 di IGD RS Panti
Waluya Sawahan Malang.
Kepuasan
Frekuensi
Sangat puas
Puas
Tidak puas
Sangat
tidak
puas
18
12
0
0
Prosentase
(%)
60
40
0
0
30
100
0,025
yang
menunjukkan
adanya
korelasi.
Dari hasil perhitungan didapatkan
nilai Sig 2 tailed (p) = 0,025, dengan
nilai Sig 0,025 < 0,05). Hal ini berarti
hipotesa
penelitian
ada
hubungan
Berdasarakan Tabel 7 menunjukkan bahwa
antara Waiting Time dengan kepuasan
sebagian besar responden (60%) puas
pasien prioritas 3 di IGD RS Panti
terhadap pelayanan.
Waluya Sawahan Malang (H1 diterima).
Dalam penelitian ini Waiting Time
PEMBAHASAN
sangat
mutlak
dalam
mewujudkan
a. Waiting Time di IGD RS Panti
kepuasan pasien. Hal ini didukung
bahwa setiap pasien yang periksa ke
Waluya Sawahan Malang
Berdasarkan Tabel 6 menunjukan
IGD selalu beranggapan bahwa mereka
bahwa sebagian besar responden (90%)
akan
segera
mempunyai waiting time = 0 detik.
pelayanannya
ditanggani
lebih
cepat,
dan
yang
mempunyai dampak kepuasan pada
b. Kepuasan Pasien di IGD RS Panti
Waluya Sawahan Malang
Berdasarakan
Tabel
7
menunjukkan bahwa sebagian besar
responden
(60%)
puas
terhadap
pelayanan.
pasien.
Menurut Al Hartini (2010)
waktu
tunggu
kebosanan,
identik
kecemasan
dengan
dan
waktu
tunggu yang lama beresiko menurunkan
kepuasan pasien dan mutu pelayanan.
Didukung oleh pendapat Nursalam
c. Hubungan Waiting Time dengan
(2014) bahwa kepuasan pasien juga
Kepuasan Pasien di IGD RS Panti
dipengaruhi oleh pelayanan, pelayanan
Waluya Sawahan Malang
keramahan
petugas
rumah
sakit,
data
kecepatan dalam pelayanan. Institusi
dengan
pelayanan kesehatan dianggap baik
kepuasan pasien prioritas 3 di IGD
apabila dalam memberikan pelayanan
Rumah Sakit Panti Waluya Sawahan
lebih
Malang”
dengan
menggunakan
pasien,
korelasi
product
moment
Pada
“Hubungan
hasil
analisa
Waiting
Time
uji
pearson
memperhatikan
kebutuhan
kepuasan pasien muncul dari
37
Jurnal CARE, Vol. 3, No. 1, 2015
kesan pertama pasien masuk terhadapap
pelayanan yang diberikan.
KESIMPULAN
1. Waiting Time di IGD Rumah Sakit Panti
Waluya Sawahan Malang sebagian besar
responden (90%)
memiliki waiting time
yang tepat.
2. Kepuasan pasien prioritas 3 yang periksa
di IGD Rumah Sakit Panti Waluya
Sawahan Malang lebih dari separuh
responden (60%) sangat puas terhadap
pelayanan.
3. Ada hubungan antara waiting time dengan
kepuasan pasien prioritas 3 di IGD
Rumah Sakit Panti Waluya Sawahan
Malang, dengan nilai p (0,025< 0,05)
maka H1 diterima.
DAFTAR PUSTAKA
Al-haratini, R (2010). Optimizing wait time
using smart phones as a patient
empormernet tool. California State university,
long Beach. Proquest dissertations on
theses,45.
Alimul Hidayat, A, 2014, Metode Penelitian
Keperawatan dan Tehnik Analisa Data.
Salemba Medika, Jakarta.
Department of health and Community
service, 2012. A strategy to reduce
Emergency Departement Wait Times in
Newfoundland and Labrador.
Depkes RI, 2008, Kepmenkes Nomer
129/MenKes/SK/II/2008
tentang
Standart Pelayanan Minimal RS, Jakarta.
DepKes RI,2009, KepmenKes Nomer
856/MenKes/SK/IX/2009 tentang
Standart Pelayanan IGD, Jakarta.
Health Sciences North Horizon Santenord,
2014.
Understanding
Emergency
Departement (ED) wait time.
Iserson KV dan Moskop JC, 2007, Triage in
medicine, part I: Concept, history, and types.
Annalas of Emergency medicine, 49,
275-281.
Louise, BR, Ibuka, Y.Y & Care, D, 2008.
How much time do patient spend on
outpatient visits. The American ime use
survey the patient, 1(3), 211-22.
Mashuri, A, 2012, Analisis faktor-faktor yang
berhubungan dengan waktu tunggu persiapan
operasi cito di IGD RS Karya Medika I
Bekasi tahun 2011.
Nursalam. 2008, Konsep dan Penerapan
metodologi penelitian Ilmu Keperawatan
(edisi 2), Salemba Medika, Jakarta.
Nursalam. 2013. Manajemen Keperawatan,
Aplikasi dalam Pratek Keperawatan
Profesional (edisi 3), Salemba medika,
Jakarta.
Arikunto, S. 2006. Prosedur penelitian Suatu
pendekatan Praktek, Jakarta : Rineka
Cipta.
Nursalam. 2014, Manajemen Keperawatan,
Aplikasi dalam praktek keperawatan
professional (edisi 4), Salemba medika,
Jakarta.
Budiman. 2011. Penelitian Kesehatan. Buku
pertama. Refika Aditama, Bandung.
Pohan, I. 2006, Jaminan mutu layanan
kesehatan, EGC, Jakarta.
Department of Emergency Medicine
Singapore general Hospital. Triage
Officers Course.
Rajab, W. 2009. Buku ajar Epidemologi. EGC,
Jakarta.
38
Jurnal CARE, Vol. 3, No. 1, 2015
Steel IR, 2006, Evolution of triage
Emerg Med J, 23, 154-5.
systems,
Subcommittee on National Triage Scale,
1999. A uniform triae scale in emergency
medicine-Information paper. Emergency
medicine Practice Committee of
American College of Emergency
Physicians.
The ministry of Health, 2011. Targeting
Emergencies
(Shorter
stays
in
Emergency Departements).
Wasis.2008. Pedoman riset praktis untuk profesi
perawat. EGC, Jakarta.
Wiyono Dj, 2000. Manajemen Mutu pelayanan
kesehatan, Airlangga Univercity PresSurabaya.
Jurnal CARE, Vol. 3, No. 1, 2015
HUBUNGAN WAITING TIME DENGAN KEPUASAN PASIEN PRIORITAS 3 DI
INSTALASI GAWAT DARURAT RS WALUYA SAWAHAN MALANG
Yeni Kristiani 1); Ani Sutriningsih 2), Vita Maryah Ardhiyani 3)
Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang
e-mail: [email protected]
1),2),3) Program
ABSTRAK
Instalasi Gawat Darurat merupakan suatu unit pelayanan di Rumah Sakit yang harus
memberikan pelayanan yang cepat dan tepat agar tujuan dari pelayanan gawat darurat tercapai dan
sekaligus memberikan kepuasan kepada pasien. Waiting Time merupakan masalah yang masih
banyak dijumpai dalam praktek pelayanan kesehatan. Waiting Time merupakan salah satu aspek
dari dimensi mutu pelayanan, apabila Waiting Time dikelola dengan baik, hasilnya adalah
didapatkan kepuasan pelanggan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara Waiting
Time dengan kepuasan pasien prioritas 3 di IGD RS Panti Waluya Sawahan Malang.
Jenis penelitian ini menggunakan penelitian korelasional dengan pendekatan secara cross
sectional. Sampel penelitian ini adalah pasien prioritas 3 yang didapatkan dengan metode purposive
sampling sebanyak 30 orang. Data dikumpulkan dengan menggunakan stopwatch untuk Waiting
Time sedangkan untuk mengetahui kepuasan pasien didapatkan dengan cara memberikan
kuesioner. Analisis data menggunakan uji statitsik korelasi pearson product moment.
Hasil penelitian didapatkan sebagian besar responden Waiting Time tepat sebanyak 27
orang (90%), sedangkan untuk kepuasan pasien sebagian besar sangat puas terhadap pelayanan
sebanyak 18 orang (53%), dan ada hubungan yang cukup antara Waiting Time dengan Kepuasan
pasien prioritas 3 di IGD RS Panti Waluya Sawahan Malang (p 0,025 15 menit. Hal ini
Sawahan Malang
disebabkan karena dokter sedang menangani
IGD RS Panti Waluya Sawahan malang
pasien yang lain dan masih ada pasien yang
mempunyai 7 bed, diantaranya 2 bed untuk
menunggu, sehingga 3 pasien memilih untuk
resusitasi, 1 bed untuk tindakan, 4 bed untuk
pulang.
internis dan observasi. Melayani pasien
Penelitian
ini
bertujuan
untuk
Prioritas 1, prioritas 2 dan prioritas 3. Di
mengetahui hubungan Waiting Time dengan
IGD RS Panti Waluya Sawahan Malang
kepuasan pasien prioritas 3 di IGD RS Panti
dituntut memberikan pelayanan dengan
Waluya sawahan malang.
cepat dan tepat bagi pasien. Sehingga
memberikan kepada pasien dan dapat
meningkatkan kualitas dan mutu pelayanan.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian ini menggunakan
metode
kuantitatif
korelasional.
(correlational
dengan
Pendekatan
research)
penelitian
korelasional
bertujuan
untuk
menentukan ada tidaknya hubungan dan
apabila ada, berapa eratnya hubungan serta
berarti atau tidaknya hubungan itu, koefesien
korelasi adalah suatu alat statistic yang dapat
digunakan untuk membandingkan hasil-hasil
pengukuran dua variabel berbeda agar dapat
menentukan
tingkat
hubungan
variabel-variabel ini (Arikunto, 2006).
antar
Data Umum
a. Usia responden
Tabel 1 Distribusi responden berdasarkan
usia di IGD RS Panti Waluya
Sawahan Malang
Usia
(tahun)
16-30
31-45
46-60
Total
Frekuensi
17
11
2
30
Prosentase
(%)
57
37
6
100
Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan bahwa
lebih dari separuh responden (57%) berusia
16-30 tahun.
35
Jurnal CARE, Vol. 3, No. 1, 2015
b. Jenis Kelamin Responden
Berdasarkan Tabel 4 menunjukkan bahwa
Tabel 2 Distribusi responden berdasarkan
jenis kelamin di IGD RS Panti
Waluya Sawahan Malang
hampir
Jenis
kelamin
Laki-laki
Perempuan
Frekuensi
Prosentase
(%)
47
53
100
14
16
30
Berdasarkan Tabel 2 menunjukkan bahwa
lebih dari separuh responden (53%)
berjenis kelamin perempuan.
c. Pendidikan terakhir Responden
Tabel 3 Distribusi responden berdasarkan
pendidikan terakhir di IGD RS
Panti Waluya Sawahan Malang
Pendidikan
terakhir
S1
D3
SMA
SMP
SD
Total
Frekuensi
8
3
16
2
1
30
Prosentase
(%)
27
10
53
7
3
100
separuh
responden
(43%)
mempunyai pekerjaan swasta.
e. Jenis Kasus di IGD
Berdasarkan Tabel 5 menunjukkan bahwa
hampir separuh responden (30%) datang
dengan jenis kasus ISPA
Tabel 5 Distribusi responden berdasarkan
kasus di IGD RS Panti
Waluya Sawahan Malang
Kasus
Frekuensi
ISPA
AFI
Ankle strain
GEA
Urtikaria
Gastritis
ISK
Cephalgia
Total
9
8
3
1
2
4
2
1
30
Prosentase
(%)
30
27
10
3
7
13
7
3
100
Berdasarkan Tabel 3 menunjukkan bahwa
Data Khusus
lebih dari separuh responden (53%)
a. Waiting Time
berpendidikan terakhir SMA.
Tabel 6 Distribusi Waiting Time di IGD RS
Panti Waluya Sawahan Malang
Waktu
d. Pekerjaan Responden
Tabel 4 Distribusi responden berdasarkan
pekerjaan di IGD RS Panti
Waluya Sawahan Malang
Pekerjaan
Pelajar
Mahasiswa
IRT
PNS
Swasta
Pensiunan
Wiraswasta
Total
Frekuensi
2
5
6
2
13
2
30
Prosentase
(%)
7
16
20
7
43
7
100
Frekuensi
0 detik
› 0 detik
Total
27
3
30
Prosentase
(%)
90
10
100
Berdasarkan Tabel 6 menunjukan bahwa
sebagian
besar
responden
mempunyai waiting time = 0 detik.
(90%)
36
Jurnal CARE, Vol. 3, No. 1, 2015
b. Kepuasan Pasien
dengan bantuan SPSS for windows,
Tabel
didapatkan koefisien korelasi sebesar
7
Distribusi kepuasan pasien
prioritas 3 di IGD RS Panti
Waluya Sawahan Malang.
Kepuasan
Frekuensi
Sangat puas
Puas
Tidak puas
Sangat
tidak
puas
18
12
0
0
Prosentase
(%)
60
40
0
0
30
100
0,025
yang
menunjukkan
adanya
korelasi.
Dari hasil perhitungan didapatkan
nilai Sig 2 tailed (p) = 0,025, dengan
nilai Sig 0,025 < 0,05). Hal ini berarti
hipotesa
penelitian
ada
hubungan
Berdasarakan Tabel 7 menunjukkan bahwa
antara Waiting Time dengan kepuasan
sebagian besar responden (60%) puas
pasien prioritas 3 di IGD RS Panti
terhadap pelayanan.
Waluya Sawahan Malang (H1 diterima).
Dalam penelitian ini Waiting Time
PEMBAHASAN
sangat
mutlak
dalam
mewujudkan
a. Waiting Time di IGD RS Panti
kepuasan pasien. Hal ini didukung
bahwa setiap pasien yang periksa ke
Waluya Sawahan Malang
Berdasarkan Tabel 6 menunjukan
IGD selalu beranggapan bahwa mereka
bahwa sebagian besar responden (90%)
akan
segera
mempunyai waiting time = 0 detik.
pelayanannya
ditanggani
lebih
cepat,
dan
yang
mempunyai dampak kepuasan pada
b. Kepuasan Pasien di IGD RS Panti
Waluya Sawahan Malang
Berdasarakan
Tabel
7
menunjukkan bahwa sebagian besar
responden
(60%)
puas
terhadap
pelayanan.
pasien.
Menurut Al Hartini (2010)
waktu
tunggu
kebosanan,
identik
kecemasan
dengan
dan
waktu
tunggu yang lama beresiko menurunkan
kepuasan pasien dan mutu pelayanan.
Didukung oleh pendapat Nursalam
c. Hubungan Waiting Time dengan
(2014) bahwa kepuasan pasien juga
Kepuasan Pasien di IGD RS Panti
dipengaruhi oleh pelayanan, pelayanan
Waluya Sawahan Malang
keramahan
petugas
rumah
sakit,
data
kecepatan dalam pelayanan. Institusi
dengan
pelayanan kesehatan dianggap baik
kepuasan pasien prioritas 3 di IGD
apabila dalam memberikan pelayanan
Rumah Sakit Panti Waluya Sawahan
lebih
Malang”
dengan
menggunakan
pasien,
korelasi
product
moment
Pada
“Hubungan
hasil
analisa
Waiting
Time
uji
pearson
memperhatikan
kebutuhan
kepuasan pasien muncul dari
37
Jurnal CARE, Vol. 3, No. 1, 2015
kesan pertama pasien masuk terhadapap
pelayanan yang diberikan.
KESIMPULAN
1. Waiting Time di IGD Rumah Sakit Panti
Waluya Sawahan Malang sebagian besar
responden (90%)
memiliki waiting time
yang tepat.
2. Kepuasan pasien prioritas 3 yang periksa
di IGD Rumah Sakit Panti Waluya
Sawahan Malang lebih dari separuh
responden (60%) sangat puas terhadap
pelayanan.
3. Ada hubungan antara waiting time dengan
kepuasan pasien prioritas 3 di IGD
Rumah Sakit Panti Waluya Sawahan
Malang, dengan nilai p (0,025< 0,05)
maka H1 diterima.
DAFTAR PUSTAKA
Al-haratini, R (2010). Optimizing wait time
using smart phones as a patient
empormernet tool. California State university,
long Beach. Proquest dissertations on
theses,45.
Alimul Hidayat, A, 2014, Metode Penelitian
Keperawatan dan Tehnik Analisa Data.
Salemba Medika, Jakarta.
Department of health and Community
service, 2012. A strategy to reduce
Emergency Departement Wait Times in
Newfoundland and Labrador.
Depkes RI, 2008, Kepmenkes Nomer
129/MenKes/SK/II/2008
tentang
Standart Pelayanan Minimal RS, Jakarta.
DepKes RI,2009, KepmenKes Nomer
856/MenKes/SK/IX/2009 tentang
Standart Pelayanan IGD, Jakarta.
Health Sciences North Horizon Santenord,
2014.
Understanding
Emergency
Departement (ED) wait time.
Iserson KV dan Moskop JC, 2007, Triage in
medicine, part I: Concept, history, and types.
Annalas of Emergency medicine, 49,
275-281.
Louise, BR, Ibuka, Y.Y & Care, D, 2008.
How much time do patient spend on
outpatient visits. The American ime use
survey the patient, 1(3), 211-22.
Mashuri, A, 2012, Analisis faktor-faktor yang
berhubungan dengan waktu tunggu persiapan
operasi cito di IGD RS Karya Medika I
Bekasi tahun 2011.
Nursalam. 2008, Konsep dan Penerapan
metodologi penelitian Ilmu Keperawatan
(edisi 2), Salemba Medika, Jakarta.
Nursalam. 2013. Manajemen Keperawatan,
Aplikasi dalam Pratek Keperawatan
Profesional (edisi 3), Salemba medika,
Jakarta.
Arikunto, S. 2006. Prosedur penelitian Suatu
pendekatan Praktek, Jakarta : Rineka
Cipta.
Nursalam. 2014, Manajemen Keperawatan,
Aplikasi dalam praktek keperawatan
professional (edisi 4), Salemba medika,
Jakarta.
Budiman. 2011. Penelitian Kesehatan. Buku
pertama. Refika Aditama, Bandung.
Pohan, I. 2006, Jaminan mutu layanan
kesehatan, EGC, Jakarta.
Department of Emergency Medicine
Singapore general Hospital. Triage
Officers Course.
Rajab, W. 2009. Buku ajar Epidemologi. EGC,
Jakarta.
38
Jurnal CARE, Vol. 3, No. 1, 2015
Steel IR, 2006, Evolution of triage
Emerg Med J, 23, 154-5.
systems,
Subcommittee on National Triage Scale,
1999. A uniform triae scale in emergency
medicine-Information paper. Emergency
medicine Practice Committee of
American College of Emergency
Physicians.
The ministry of Health, 2011. Targeting
Emergencies
(Shorter
stays
in
Emergency Departements).
Wasis.2008. Pedoman riset praktis untuk profesi
perawat. EGC, Jakarta.
Wiyono Dj, 2000. Manajemen Mutu pelayanan
kesehatan, Airlangga Univercity PresSurabaya.