HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO DENGAN KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI KLINIK JANTUNG RUMAH SAKIT WALED Ignatius Hapsoro Wirandoko (Universitas Swadaya Gunung Jati) Abstrak - HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO DENGAN KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI KLI

JURNAL LOGIKA, Vol XVIII, No 3, Desember 2016
www.jurnal.unswagati.ac.id

p-ISSN: 1978-2560
e-ISSN: 2442-5176

HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR RISIKO DENGAN KEJADIAN PENYAKIT
JANTUNG KORONER DI KLINIK JANTUNG RUMAH SAKIT WALED

Ignatius Hapsoro Wirandoko
(Universitas Swadaya Gunung Jati)
Abstrak
Penyakit jantung koroner (PJK) adalah penebalan dinding dalam pembuluh
darah yang akan mempersempit lumen arteri koroner dan akhirnya mengganggu aliran
darah ke otot jantung sehingga terjadi kerusakan dan gangguan fungsi otot jantung.
Untuk mengetahui hubungan faktor-faktor risiko dengan kejadian penyakit jantung
koroner pada pasien usia 45-65 tahun di Klinik Jantung RSUD Waled. Desain
penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Populasi seluruh pasien yang berobat
ke Klinik Jantung RS Waled selama November 2014 diduga PJK. Sampel diambil
dengan metode purposive sampling. Analisis bivariat diperoleh faktor yang
berhubungan dengan kejadian PJK adalah hipertensi (p=0,073), hiperkolesterol

(p=0,060), merokok (p=0,042), dan DM tipe 2 (p=0,049). Hasil analisis multivariat
terdapat tiga variabel yang berhubungan secara bersamaan terhadap terjadinya PJK
yaitu hiperkolesterol (p=0,012), 95% CI (0,012-0,583), merokok (p=0,013), 95% CI
(0,018-0,630), dan DM tipe 2 (p=0,042), 95% CI (0,033-0,938). Faktor yang dapat
menyebabkan PJK. Dalam penelitian ini, disarankan bahwa semua faktor pencetus PJK
harus dipertimbangkan untuk mendapatkan hasil yang lebih bagus.
Kata kunci : PJK, faktor risiko, dan DM tipe 2.
Abstract
Coronary heart disease (CHD) is the thickening of the blood vessel wall which
will narrow the coronary artery lumen and ultimately interfere with blood flow to the
heart muscle, causing damage and impaired function of the heart muscle. To determine
the relationship of risk factors with coronary heart disease events in patients aged 45-65
years at the Heart Hospital Clinic Waled. The research design was cross-sectional. The
entire population of patients who went to the Clinic Heart Hospital during November
2014 Waled suspected CHD. Samples were taken by purposive sampling method.
Obtained bivariate analysis of factors associated with CHD events were hypertension (p
= 0.073), hypercholesterolemia (p = 0.060), smoking (p = 0.042), and type 2 diabetes
mellitus (p = 0.049). The results of multivariate analysis, there are three variables
simultaneously related to the occurrence of CHD is hypercholesterolemia (p = 0.012),
95% CI (from 0.012 to 0.583), smoking (p = 0.013), 95% CI (.018 to .630), and type 2

diabetes mellitus (p = 0.042), 95% CI (0.033 to 0.938). Factors that may cause CHD. In
this study, it is suggested that all CHD precipitating factors should be considered to
obtain better results.
Keywords: coronary heart disease, risk factors, and type 2 diabetes.

76

JURNAL LOGIKA, Vol XVIII, No 3, Desember 2016
www.jurnal.unswagati.ac.id

p-ISSN: 1978-2560
e-ISSN: 2442-5176

2005, di Amerika Serikat sebanyak 56%

Pendahuluan
Salah satu penyakit Penyakit

kematian disebabkan oleh penyakit


tidak menular (PTM) yang meresahkan

kardiovaskular

masyarakat saat ini adalah penyakit

penyakit jantung koroner (Adams, et al.

jantung

darah.

2009). Hal ini juga terjadi di Inggris

Berdasarkan laporan WHO tahun 2005,

pada tahun 2006, angka kematian paling

dari 58 juta kematian di dunia, 17,5 juta


banyak

(30%) diantaranya disebabkan oleh

kardiovaskular dan jantung koroner

penyakit jantung dan pembuluh darah,

sebagai penyebab utamanya (Falherty,

terutama oleh serangan jantung (7,6

et al. 2012).

dan

pembuluh

juta) dan strok (5,7 juta). Pada tahun


dan didominasi oleh

disebabkan

oleh

penyakit

Di Indonesia, berdasarkan hasil

2015, kematian akibat penyakit jantung

Riskesdas

(kardiovaskular) dan pembuluh darah

bahwa prevalensi

diperkirakan akan meningkat menjadi


koroner (PJK) berdasarkan wawancara

20 juta (Depkes RI, 2009).

yang didiagnosis dokter meningkat

Dari

menunjukkan

penyakit

jantung

kumpulan

seiring dengan bertambahnya umur,

penyakit


tertinggi pada kelompok umur 65 -74

jantung koroner merupakan salah satu

tahun yaitu 2,0 persen dan 3,6 persen,

penyakit

menurun sedikit pada kelompok umur

penyakit

bebarapa

(2013)

kardiovaskular,

yang


menjadi

masalah

kesehatan. WHO memperkirakan 15

75

juta orang di dunia meninggal akibat

didiagnosis dokter maupun berdasarkan

jantung pertahunnya, yaitu sama dengan

diagnosis dokter atau gejala lebih tinggi

30%

pada perempuan (0,5% dan 1,5%).


total

kematian

di

dunia.

tahun.

Prevalensi

PJK

lebih

PJK

Selanjutnya, 7 juta lebih kematian


Prevalensi

tersebut di antaranya akibat penyakit

masyarakat tidak bersekolah dan tidak

jantung koroner, 500 ribu akibat stroke,

bekerja. Berdasar PJK terdiagnosis

dan 691 juta mengalami hipertensi

dokter

(Muchtar, 2010).

perkotaan,

prevalensi


lebih

namun

tinggi

yang

pada

tinggi

di

berdasarkan

Di negara lain, penyakit jantung

terdiagnosis dokter dan gejala lebih

koroner juga merupakan salah satu

tinggi di perdesaan dan pada kuintil

penyakit

indeks

kardiovaskular

yang

menyebabkan kematian. Pada tahun

kepemilikan

(RISKESDAS, 2013).
77

terbawah

JURNAL LOGIKA, Vol XVIII, No 3, Desember 2016
www.jurnal.unswagati.ac.id
Pemantauan pada Framingham
Heart

Study

terhadap

p-ISSN: 1978-2560
e-ISSN: 2442-5176

Metode Penelitian

penderita

Desain dalam penelitian

ini

diabetes mellitus yang berusia 30-64

menggunakan

tahun menunjukkan kejadian-kejadian

Penelitian ini berada di lingkungan Poli

kardiovaskular yang tampaknya lebih

Klinik

banyak

penelitian ini menggunakan pasien yang

terjadi pada wanita

(Radi

Basuni, 2007).
dengan

RS

Waled.

Pada

yang diduga penyakit jantung koroner

orang

yaitu 80 pasien berusia 45-65 tahun.

yang tanpa diabetes mellitus, angka
karena

Jantung

berobat ke Klinik Jantung RS Waled

Dibandingkan

kematian

Cross-Sectional.

kejadian

koroner

Teknik

pengambilan

sampel

meningkat 2,2 kali lipat pada laki-laki

yang digunakan dalam penelitian ini

dan 2,8 kali lipat pada wanita, pada

adalah purposive sampling.

laporan lain menyatakan 3-4 kali lipat.

Cara

menentukan

ukuran

Kejadian infark miokard akut non fatal

sampelnya menggunakan rumus Slovin

meningkat

sebagai berikut :

1,6

kali dan

1,7

kali

lipat pada pria dan wanita. Kematian
karena

kardiovaskular

₁=

(termasuk

N
1+

( )²

penyakit pembuluh darah perifer dan
serebrovaskular) meningkat 3,2 dan 4,1

n1 :besar sampel

kali lipat pada pria dan wanita. Kejadian

N : besar populasi

komplikasi karena diabetes mellitus

d : tingkat kepercayaan ( 0,10 )

lebih tinggi pada wanita kemungkinan

Jumlah pasien yang berkunjung

disebabkan karena diabetes mellitus

ke Poli Klinik Jantung RS Waled

pada wanita banyak yang disertai

sebanyak 80 pasien, maka didapatkan :

dengan

faktor

risiko

lain

seperti

obesitas, hipertensi, dan aterogenik

₁=

dislipidemia. Walaupun ada kondisi

N
1+

( )²

protektif terhadap penyakit jantung pada
wanita tetapi pada wanita yang diabetes
mellitus efek protektif tersebut hilang

₁=

atau tak ada sama sekali (Radi Basuni,

80
1 + 80 (0,10)²

2007).
₁= 44 pasien
78

JURNAL LOGIKA, Vol XVIII, No 3, Desember 2016
www.jurnal.unswagati.ac.id
Penilaian

berdasarkan

hubungan variabel independen secara

kuesioner tentang rokok serta mengukur

bersamaan terhadap variabel dependen.

tekanan darah responden tentang PJK

Keempat variabel yang memiliki nilai

dan melihat data rekam medis. Alat

probabilitas lebih kecil dari 0,05 layak

yang digunakan dalam pengumpulan

masuk

data

multivariat

pada

responden

p-ISSN: 1978-2560
e-ISSN: 2442-5176

model

analisis

penelitian

ini

(daftar

pertanyaan),

hiperkolesterol, merokok, dan diabetes

tensimeter dan data rekam medis.

mellitus tipe 2 dengan menggunakan

Adapun alat-alat kerja yang digunakan

metode backward. Dari hasil regresi

komputer

program

logistik multivariat ternyata variabel

komputer, sebagai alat bantu dalam

hipertensi (p=0,072) tidak bermakna

mengumpul data serta mengolah data

dimana nilai p lebih besar dari nilai

hasil penelitian.

(0.05) dengan demikian dikeluarkan

kuesioner

dengan

adalah

kedalam

alat

hipertensi,

dari model analisis regresi logistik

Hasil Penelitian
Analisis

yakni

biner. Hasil analisis regresi logistik
regresi

logistik

dapat dilihat pada tabel berikut :

multivariat dilakukan untuk mengetahui
Tabel 4.14 Hasil analisis regresi logistik multivariat

No

Variabel

Exp (B)

1

Hiperkolesterol

2

95% Cl for EXP (B)

P

Lower

Upper

0,084

0,012

0,583

0,012

Merokok

0,108

0,018

0,630

0,013

3

DM tipe 2

0,177

0,033

0,938

0,042

4

Konstanta

4,518

-

-

0,000

Berdasarkan
regresi

hasil

multivariat

hiperkolesterol,
diabetes mellitus

analisis
diperoleh

merokok,
tipe

masing-masing hiperkolesterol (rasio

2

prevalen=0,084),

dan

prevalen=0,108),

secara

mellitus

tipe

merokok

(rasio

dan

diabetes

2

(rasio

bersama-sama mempengaruhi risiko

prevalen=0,177). Dapat disimpulkan

kejadian penyakit jantung koroner

bahwa dari keseluruhan variabel

dengan nilai rasio prevalen yaitu

yang diduga paling mempengaruhi
79

JURNAL LOGIKA, Vol XVIII, No 3, Desember 2016
www.jurnal.unswagati.ac.id
penyakit

jantung

koroner,

penelitian dengan menekankan masalah

tidak

etika penelitian yang meliputi:

terdapat subvariabel yang paling
mempengaruhi

karena

p-ISSN: 1978-2560
e-ISSN: 2442-5176

biasanya

1. Informed consent

penyakit jantung koroner diikuti oleh

Peneliti memberikan penjelasan tentang

faktor risiko yang lain.

tujuan

serta

sebelum
Simpulan
Hasil

penelitian

kejadian

prevalen

0,108,

kuesioner

kemudian

peneliti

menjadi

penyakit

surat

permohonan

responden

sebagai

permintaan pasien untuk menjadi
responden.

rasio prevalen 0,177, Merokok dengan
rasio

menyerahkan

memberikan

jantung koroner dengan nilai DM tipe 2

nilai

penelitian

penelitian,

ternyata

terdapat faktor risiko yang paling
mempengaruhi

maksud

2. Confidentiality (kerahasiaan)

dan

Kerahasiaan

hiperkolesterol dengan rasio prevalen 0,

informasi

responden

084.

dijamin peneliti, hanya data tertentu

Saran

sebagai hasil penelitian.
Diharapkan bagi pasien yang

Daftar Pustaka

mempunyai riwayat diabetes mellitus

1. Arikunto,

tipe 2 agar mengatur pola makannya

S.

Penelitian

dengan baik . Bagi peneliti perlu

Suatu

2. Notoadmodjo,

risiko penyakit jantung koroner.

Soekidjo.(2007)Kesehatan
Masyarakat

3. Notoadmodjo,

Sebelum melakukan penelitian,
peneliti

Pendidikan

institusi/lembaga
Setelah
barulah

Soekidjo,

(2003)

dan

Perilaku

Ksehatan. Jakarta: Rieneka Cipta,

dengan mengajukan permohonan ijin

persetujuan

Jakarta:

Seni.

Konsep Perilaku Kesehatan. Dalam:

perlu

mendapatkan rekomendasi dari institusi

penelitian.

dan

Rieneka Cipta, 87-99.

Etika Penelitian

kepada

Pendekatan

a. Rineka Cipta.

pengetahuan masyarakat tentang faktor

dahulu

Prosedur

Praktek. Jakarta :

diadakan penelitian lebih lanjut tentang

terlebih

2007.

121-128.

tempat

4. Notoadmodjo,

mendapatkan

Teknik

melakukan

Soekidjo.

Pengambilan

Dalam: Metodologi
80

(2005)
Sampel.

Penelitian

JURNAL LOGIKA, Vol XVIII, No 3, Desember 2016
www.jurnal.unswagati.ac.id

p-ISSN: 1978-2560
e-ISSN: 2442-5176

Kesehatan. Jakarta: Rieneka Cipta,

Available

79-92.

http://library.usu.ac.id/download/fk/

5. John MFA. Dislipidemia dalam

from:

gizi-bahri10.pdf

Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam

12. Gray, H. H., Dawkins, K. D.,

Jilid III. Jakarta: FKUI, 2006:1948-

Morgan, J. M., dan Simpson, I. A.,

54

2005.

6. Anwar Djohan, Bahri. Penyakit

107-111

USU e-Repository; 2004.

13. Joewono, B. S., 2003. Ilmu Penyakit

1.

Airlangga

Jantung.

7. Supriyono,

M.,

H,

Notes.Kardiologi

Edisi Keempat. Erlangga, Jakarta:

Jantung Koroner Dan Hipertensi.
Medan.

Lecture

Soeharyo.,

University

Press, Surabaya: 122-129

Sugiri, U, Ari., Sakundarno, M.

14. Kabo,

P.,

2008.

Mengungkap

Faktor – Faktor Risiko Kejadian

Pengobatan

Penyakit Jantung Koroner (PJK)

Koroner. PT Gramedia Pustaka

Pada Kelompok Usia

Utama, Jakarta: 63

45 Tahun.

http://www.pdffactory.com. Diakses

AP,

Jantung

15. Kumar, V., Cotran, R. S., dan

tanggal 10 Juni 2014
8. Sylvia

Penyakit

Robbins, S. L., 2007. Buku Ajar

Lorraine

MW.

Patologi Volume 2.

Patofisiologi konsep klinis proses-

16. EGC, Jakarta: 409-41

proses

17. Price, S.A., Wilson, L.M., 2005.

penyakit.

Jakarta:

EGC,

2005: 1261-70.
9. Majid,

Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-

Abdul.

Jantung

2008.

Koroner:

Pencegahan,

Dan

Proses Penyakit Edisi 6. EGC,

Penyakit

Jakarta: 579-581

Patofisiologi,

18. Rilanto, L. I., Baraas, F., Karo, S.

Pengobatan

K., dan Roebiono, P. S., 2003. Buku

Terkini. Medan: USU e-Repository
10. Ginsberg

HN.

dislipidemia:
underlying

2006.
basic
the

Diabetic

Ajar

levels.

Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia,

mechanism

Jakarta: 159

common

19. World Health Organization (WHO),

hypertriglyceridemia and low HDL
cholesterol

Kardiologi.

2011.

Diabetes.

Cardiovascular

Disease.

Available

45(Suppl 3): S27-S30.

from:www.who.int/mediacentre.

11. Djohan, T. B. A, 2004. Penyakit
Jantung Koroner dan Hypertensi.
81

JURNAL LOGIKA, Vol XVIII, No 3, Desember 2016
www.jurnal.unswagati.ac.id
20. Rubenstein, D., Wayne, D., dan
Bradley, J., 2003. Lecture Notes
Kedokteran

Klinis.

Erlangga,

Jakarta.
21. http://medicastore.com/penyakit/137
/Aterosklerosis_Atherosclerosis.htm
l Di akses tanggal 05 november
2014
22. :http://coronaryheartdiseases.net/cor
onary-artery-disease
pathophysiology/ di akses tanggal
05 november 2014
23. Arief,

I.,

Pengobatan
Koroner

2007.

Diagnosis

Penyakit
(PJK).

&

Jantung
National

Cardivascular Center Harapan Kita.
Available

from:

http://www.pjnhk.go.id/content/vie
w/205/31/
24. Utami, dr.Papti. 2009. Solusi Sehat
Mengatasi

Penyakit

Jantung

Koroner. Jakarta: PT Agro Media
Pustaka.
25. Yahya, A.Fauzi. 2010. Menaklukkan
Pembunuh No.1 Mencegah dan
Mengatasi

Penyakit

Jantung

Koroner Secara Tepat dan Cepat.
Bandung: Qanita.

82

p-ISSN: 1978-2560
e-ISSN: 2442-5176