Bab III - Page 1 of 75 - DOCRPIJM 1c6661baf1 BAB IIIBAB III

BAB III ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA

3.1 Arahan Pembangunan Bidang Cipta Karya dan Arahan Penataan Ruang

  3.1.1 Arahan Pembangunan Bidang Cipta Karya,

  Berisikan arahan pembangunan berdasarkan Perpres 2 Tahun 2015 tentang RPJMN 2015-2019 dan Renstra Ditjen Cipta Karya 2015-2019.

  3.1.2 Arahan Penataan Ruang,

  Antara lain berisikan arahan penetapan Pusat Kegiatan Nasional (PKN), Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN), Kawasan Strategis Nasional (KSN) pada kabupaten/kota sesuai dengan amanat PP No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN). Bagian ini juga berisikan arahan spasial untuk Bidang Cipta Karya berdasarkan RTRW Provinsi dan RTRW Kabupaten/Kota.

  Rencana Tata Ruang Wilayah memuat arahan struktur ruang dan pola ruang. Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hirarkis memiliki hubungan fungsional, sedangkan pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi

  • Peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budidaya. Pembangunan bidang Cipta Karya harus memperhatikan arahan struktur dan pola ruang yang tertuang dalam RTRW, selain untuk mewujudkan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan juga dapat mewujudkan
  • Tujuan dari penyelenggaraan penataan ruang yaitu keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan, keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber daya buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia, serta pelindungan fungsi ruang dan pencegahan
  • dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang

  RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL (RTRWN) Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) disusun melalui

  Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) yang dijadikan sebagai pedoman untuk:

  a. Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang nasional,

  b. Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah nasional,

  c. Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah nasional,

  d. Perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan antar wilayah e. provinsi, serta keserasian antarsektor,

  f. Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi,

  g. Penataan ruang kawasan strategis nasional, dan h. Penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota.

  Arahan yang harus diperhatikan dari RTRWN untuk ditindaklanjuti ke dalam RPI2-JM kabupaten/kota adalah sebagai berikut:

  a. Penetapan Pusat Kegiatan Nasional (PKN) Kriteria: kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama kegiatan ekspor-impor atau pintu gerbang menuju kawasan internasional, i. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa skala nasional atau yang melayani beberapa provinsi, dan/atau ii. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul utama transportasi skala nasional atau melayani beberapa provinsi.

  b. Penetapan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) Kriteria: Kawasan Perkotaan yang berfungsi atau berpotensisebagai simpul kedua kegiatan ekspor-impor yang mendukung PKN, i. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten, dan/atau ii. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul transportasi yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten c. Penetapan Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) Kriteria:Pusat i.

   perkotaan yang berpotensi sebagai pos pemeriksaan lintas batas dengan negara

  tetangga, ii.

   Pusat perkotaan yang berfungsi sebagai pintu gerbang internasional yang

  menghubungkan dengan negara tetangga, iii.

   Pusat perkotaan yang merupakan simpul utama transportasi yang

  menghubungkan wilayah sekitarnya, dan/atau iv.

   Pusat perkotaan yang merupakan pusat pertumbuhan ekonomi yang dapat mendorong perkembangan kawasan di sekitarnya.

  d. Penetapan Kawasan Strategis Nasional (KSN) Penetapan kawasan strategis nasional dilakukan berdasarkan kepentingan: i. Pertahanan dan keamanan,

  a) diperuntukkan bagi kepentingan pemeliharaan keamanan dan pertahanan negara berdasarkan geostrategi nasional, b) diperuntukkan bagi basis militer, daerah latihanmiliter, daerah pembuangan amunisi dan peralatan pertahanan lainnya, gudang amunisi, daerah uji coba sistem persenjataan, dan/atau kawasan industri sistem pertahanan, atau

  c) merupakan wilayah kedaulatan Negara termasuk pulau-pulau kecil terluar yang berbatasan langsung dengan negara tetangga dan/atau laut lepas. ii. Pertumbuhan ekonomi,

  a) memiliki potensi ekonomi cepat tumbuh,

  b) memiliki sektor unggulan yang dapat menggerakkan pertumbuhan ekonomi nasional, c) memiliki potensi ekspor,

  d) didukung jaringan prasarana dan fasilitas penunjang kegiatan ekonomi,

  e) memiliki kegiatan ekonomi yang memanfaatkan teknologi tinggi,

  f) berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi pangan nasional dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional, g) berfungsi untuk mempertahankan tingkat produksi sumber energi dalam rangka mewujudkan ketahanan energi nasional, atau h) ditetapkan untuk mempercepat pertumbuhan kawasan tertinggal. iii. Sosial dan budaya

  a) merupakan tempat pelestarian dan pengembangan adat istiadat atau budaya nasional, b) merupakan prioritas peningkatan kualitas social dan budaya serta jati diri bangsa, c) merupakan aset nasional atau internasional yang harus dilindungi dan dilestarikan, d) merupakan tempat perlindungan peninggalan budaya nasional,

  e) memberikan perlindungan terhadap keanekaragaman budaya, atau f) memiliki potensi kerawanan terhadap konflik sosial skala nasional. iv. Pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi

  a) diperuntukkan bagi kepentingan pengembangan ilmu

  b) pengetahuan dan teknologi berdasarkan lokasi sumber daya alam strategis nasional, pengembangan antariksa, serta tenaga atom dan nuklir c) memiliki sumber daya alam strategis nasional

  d) berfungsi sebagai pusat pengendalian dan pengembangan antariksa

  e) berfungsi sebagai pusat pengendalian tenaga atom dan nuklir, atau f) berfungsi sebagai lokasi penggunaan teknologi tinggi strategis.

  g) Fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.

  h) merupakan tempat perlindungan keanekaragaman hayati, i) merupakan aset nasional berupa kawasan lindung yang j) ditetapkan bagi perlindungan ekosistem, flora dan/atau fauna yang hampir punah atau diperkirakan akan punah yang harus dilindungi dan/atau dilestarikan, k) memberikan perlindungan keseimbangan tata guna air yang setiap tahun berpeluang menimbulkan kerugian negara, l) memberikan perlindungan terhadap keseimbangan iklim makro m) menuntut prioritas tinggi peningkatan kualitas lingkungan hidup n) rawan bencana alam nasional sangat menentukan dalam perubahan rona alam dan mempunyai dampak luas terhadap kelangsungan kehidupan

3.1.3 Arahan Wilayah Pengembangan Strategis,

  Berisikan arahan fungsi pengembangan wilayah dan indikasi program di 35 WPS.

  Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau merupakan rencana rinci dan operasionalisasi dari RTRWN.

  a. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang antara lain mencakup arahan pengembangan kawasan lindung dan budidaya, serta arahan pengembangan pola ruang terkait bidang Cipta Karya seperti pengembangan RTH.

  b. Arahan pengendalian pemanfaatan ruang yang memberikan arahan batasan wilayah mana yang dapat dikembangkan dan yang harus dikendalikan.

  c. Strategi operasionalisasi rencana pola ruang dan struktur ruang khususnya untuk bidang Cipta Karya seperti pengembangan prasarana sarana air minum, air limbah, persampahan, drainase, RTH, rusunawa, agropolitan, dll.

TUJUAN PENATAAN RUANG PULAU SULAWESI

  a. pusat pengembangan ekonomi kelautan berbasis keberlanjutan pemanfaatan sumber daya kelautan dan konservasi laut; b. lumbung pangan padi nasional di bagian selatan Pulau Sulawesi dan lumbung pangan jagung nasional di bagian utara Pulau Sulawesi; c. pusat perkebunan kakao berbasis bisnis di bagian tengah Pulau Sulawesi;

  d. pusat pertambangan mineral, aspal, panas bumi, serta minyak dan gas bumi di Pulau Sulawesi;

  e. pusat pariwisata cagar budaya dan ilmu pengetahuan, bahari, ekowisata, serta penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, dan pameran (Meeting, Incentive, Convention and Exhibition/MICE);

  f. kawasan perbatasan negara sebagai beranda depan dan pintu gerbang negara yang berbatasan dengan Negara Filipina dan Negara Malaysia dengan memperhatikan keharmonisan aspek kedaulatan, pertahanan dan keamanan negara, kesejahteraan masyarakat, dan kelestarian lingkungan hidup; g. jaringan transportasi antarmoda yang dapat meningkatkan keterkaitan antar wilayah, efisiensi ekonomi, serta membuka keterisolasian wilayah; h. kawasan perkotaan nasional yang berbasis mitigasi dan adaptasi bencana; dan i. kelestarian kawasan berfungsi lindung yang bervegetasi hutan tetap paling sedikit 40% (empat puluh persen) dari luas Pulau Sulawesi sesuai dengan kondisi ekosistemnya. Kebijakan Dan Strategi Penataan Ruang Pulau Sulawesi

  1) Kebijakan untuk mewujudkan pusat pengembangan ekonomi kelautan berbasis keberlanjutan pemanfaatan sumber daya kelautan dan konservasi laut,

  2) Strategi untuk pengembangan kawasan perkotaan nasional sebagai pusat pengembangan perikanan berbasis mitigasi dan adaptasi dampak pemanasan global

  3) Strategi untuk pengembangan kawasan minapolitan dengan memperhatikan potensi lestari 4) Strategi untuk pelestarian kawasan konservasi laut yang memiliki keanekaragaman hayati tinggi 5) Kebijakan untuk mewujudkan lumbung pangan padi nasional di bagian selatan

  Pulau Sulawesi dan lumbung pangan jagung nasional di bagian utara Pulau Sulawesi

  6) Strategi untuk pengembangan sentra pertanian tanaman pangan padi dan jagung yang didukung dengan industri pengolahan dan industri jasa untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional

  7) Strategi untuk pengembangan jaringan prasarana sumber daya air untuk meningkatkan luasan lahan pertanian tanaman pangan padi dan jagung 8) Strategi untuk pemertahanan kawasan peruntukan pertanian pangan berkelanjutan 9) Kebijakan untuk mewujudkan pusat perkebunan kakao berbasis bisnis di bagian tengah Pulau Sulawesi 10) Strategi untuk pengembangan kawasan perkotaan nasional sebagai pusat industry pengolahan dan industri jasa hasil perkebunan kakao yang bernilai tambah tinggi dan ramah lingkungan

  11) Strategi untuk pengembangan sentra-sentra perkebunan kakao dengan prinsip pembangunan berkelanjutan 12) Kebijakan untuk mewujudkan pusat pertambangan mineral, aspal, panas bumi, serta minyak dan gas bumi di Pulau Sulawesi 13) Strategi untuk pengembangan kawasan perkotaan nasional sebagai pusat pengembangan pertambangan mineral berupa nikel serta minyak dan gas bumi yang ramah lingkungan

  14) Strategi untuk pengembangan kawasan peruntukan pertambangan mineral, aspal, panas bumi, serta minyak dan gas bumi dengan memperhatikan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup

  15) Kebijakan untuk mewujudkan pusat pariwisata cagar budaya dan ilmu pengetahuan, bahari, ekowisata, serta penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi dan pameran

  16) Strategi untuk pengembangan kawasan perkotaan nasional sebagai pusat pariwisata cagar budaya dan ilmu pengetahuan, bahari, serta penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, dan pameran

  17) Strategi untuk pengembangan kawasan peruntukan pariwisata cagar budaya dan ilmu pengetahuan, bahari, ekowisata, serta penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi dan pameran

  18) Kebijakan untuk mewujudkan kawasan perbatasan negara sebagai beranda depan dan pintu gerbang negara yang berbatasan dengan Negara Filipina dan Negara Malaysia dengan memperhatikan keharmonisan aspek kedaulatan, pertahanan dan keamanan negara, kesejahteraan masyarakat, dan kelestarian lingkungan hidup

  19) Strategi untuk pengembangan kawasan perbatasan negara dengan pendekatan kesejahteraan, pertahanan dan keamanan negara, serta lingkungan hidup 20) Strategi untuk pemertahanan eksistensi 14 (empat belas) pulau kecil terluar yang meliputi Pulau Lingian, Pulau Salando, Pulau Dolangan, Pulau Bangkit

  (Bongkil), Pulau Mantewaru, Pulau Makalehi, Pulau Kawalusu, Pulau Kawio, Pulau Marore, Pulau Batu Bawaikang, Pulau Miangas, Pulau Marampit, Pulau Intata, dan Pulau Kakarutan sebagai titik-titik garis pangkal kepulauan Indonesia

  21) Kebijakan untuk mewujudkan jaringan transportasi antarmoda yang dapat meningkatkan keterkaitan antarwilayah, efisiensi ekonomi, serta membuka keterisolasian wilayah

  22) Strategi untuk pengembangan jaringan transportasi yang terpadu untuk meningkatkan keterkaitan antarwilayah, efisiensi, dan daya saing ekonomi wilayah

  23) Strategi untuk pengembangan jaringan transportasi untuk meningkatkan aksesibilitas kawasan perbatasan negara, kawasan tertinggal dan terisolasi, termasuk pulau-pulau kecil

  24) Kebijakan untuk mewujudkan kawasan perkotaan nasional yang berbasis mitigasi dan adaptasi bencana 25) Strategi untuk pengendalian perkembangan kawasan perkotaan dan wilayah pesisir yang rawan bencana 26) Strategi untuk pengembangan prasarana dan sarana perkotaan pada kawasan rawan bencana 27) Kebijakan untuk mewujudkan kelestarian kawasan berfungsi lindung yang bervegetasi hutan tetap paling sedikit 40% (empat puluh persen) dari luas pulau Sulawesi sesuai dengan kondisi ekosistemnya

  28) Strategi untuk pemantapan kawasan berfungsi lindung dan rehabilitasi kawasan berfungsi lindung yang terdegradasi 29) Strategi untuk pengendalian kegiatan budi daya yang berpotensi mengganggu kawasan berfungsi lindung

  30) Strategi untuk pengembangan koridor ekosistem antarkawasan berfungsi konservasi

3.1.4 Arahan Rencana Pembangunan Daerah,

  A. Misi Meningkatkan Kualitas Sumberdaya Manusia Melalui Peningkatan Kualitas Keagamaan, Kualitas Pendidikan dan Ketrampilan, Derajat Kesehatan, Etos Kerja dan Tingkat Kesejahteraan

  Strategi untuk mewujudkan tujuan dan sasaran dari misi Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia melalui peningkatan kualitas keagamaan, kualitas pendidikan dan ketrampilan, derajat kesehatan, etos kerja dan tingkat kesejahteraan adalah

  1. Peningkatan moral agama dan mental masyarakat dan penerapannya dalam semua aspek kehidupan

  2. Pengembangan pendidikan agama kontekstual

  3. Peningkatan kualitas pelayanan kesehatan

  4. Peningkatan tingkat pendidikan dan ketrampilan untuk pengembangan sumberdaya lokal

  5. Pengembangan jiwa kewirausahaan yang mampu mendorong pengembangan kegiatan ekonomi produktif dan inovatif

  6. Pengembangan usaha mikro kecil dan menengah

  7. Pemberdayaan dan pembinaan tenaga kerja

  8. Pemberdayaan penduduk miskin dan penyandang masalah sosial

  9. Pengembangan keluarga berencana

  10. Penertiban administrasi penduduk

  11. Pemberdayaan sumberdaya perempuan dalam seluruh aspek kehidupan dan pengembangan perlindungan terhadap anak

  12. Pemberdayaan generasi muda.

  B. Misi Mengembangkan Ekonomi Lokal Yang Berdaya Saing Tinggi dan Berkelanjutan

  Strategi untuk mewujudkan tujuan dan sasaran dari misi Mengembangkan ekonomi lokal yang berdaya saing tinggi dan berkelanjutan adalah

  1. Pengembangan agribisnis berbasis pertanian terpadu (perkebunan pertanian tanaman pangan-kehutanan-peternakan-perikanan)

  2. Mengembangkan ekonomi kawasan pesisir

  3. Pengembangan dan pemberdayaan industri berbasis pemanfatan sumberdaya lokal

  4. Pengembangan pariwisata berbasis wisata alam yang berkelanjutan

  5. Pemantapan distribusi barang intra dan antar wilayah

  6. Pengembangan persaingan usaha yang sehat yang melindungi pengusaha dan pedagang mikro

  7. Pengembangan peningkatan investasi yang mampu mendorong ekonomi daerah.

  

C. Misi Mengembangkan Pembangunan Pedesaan Yang Berbasis Pada

Pemberdayaan Masyarakat

  Strategi untuk mewujudkan tujuan dan sasaran dari misi Mengembangkan pembangunan pedesaan yang berbasis pada pemberdayaan masyarakat adalah Peningkatan keberdayaan dan kemandirian kawasan perdesaan.

  

D. Misi Mengembangkan Pemanfaatan Sumberdaya Alam dan

Lingkungan Secara Optimal dan Berwawasan Lingkungan

  Strategi untuk mewujudkan tujuan dan sasaran dari misi Mengembangkan pemanfaatan sumberdaya alam dan lingkungan secara optimal dan berwawasan lingkungan adalah

  1. Pengembangan pemulihan lahan kritis dalam kawasan hutan

  2. Pengembangan pengelolaan sumberdaya hutan dan lahan sesuai dengan fungsinya

  3. Pemulihan lingkungan kegiatan pertambangan dan penggalian yang berdampak pada pencemaran lingkungan

  4. Pengembangan pengelolaan usaha pertambangan yang bertumpu pada prinsip konservasi dan optimalisasi

  5. Pengembangan dan pengelolaan kawasan pesisir

  6. Pengembangan penataan ruang yang berkelanjutan dan berdampak pada pengendalian pemanfatan sumberdaya alam

  7. Pengembangan pengelolaan kawasan bencana yang antisipatif dan responsif 8. Pengembangan sistem pengelolaan lingkungan hidup.

E. Misi Meningkatkan Penyediaan dan Kualitas Sarana dan Prasarana Wilayah

  Strategi untuk mewujudkan tujuan dan sasaran dari misi Meningkatkan penyediaan dan kualitas sarana dan prasarana wilayah adalah

  1. Pengembangan daya dukung dan kapasitas prasarana dan sarana transportasi untuk mendukung konekltivitas intra dan inter wilayah

  2. Meningkatkan keselamatan dan keamanan transportasi

  3. Pengembangan pengelolaan prasarana air minum dan sanitasi yang berkualitas dan berkelanjutan

  4. Pengembangan pengelolaan perumahan dan permukiman

  5. Mengembangkan pengelolaan sarana dan prasarana pengairan yang mendukung upaya konservasi, pendayagunaan sumberadaya air dan peningakatan produktivitas pertanian

  6. Pengembangan jangkauan dan kualitas pelayanan prasarana kelistrikan

  7. Pengembangan jangkauan dan kualitas pelayanan sarana dan prasarana komunikasi

  8. Pengembangan penggunaan teknologi informasi dalam kegiatan produktif.

  

F. Misi Meningatkan Kapasitas Kelembagaan dan Aparatur

Pemerintahan Yang Menerapkan Prinsip-Prinsip Good Public

Governance

  Strategi untuk mewujudkan tujuan dan sasaran dari misi Meningatkan kapasitas kelembagaan dan aparatur pemerintahan yang menerapkan prinsipprinsip good public governance adalah

  1. Pengembangan sistem penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN)

  2. Pengembagan sistem pelayanan publik yang berkualitas

  3. Peningkatan kapasitas dan akuntabilitas kinerja pemerintah

  4. Peningkatan partisipasi masayarakat dan sektor swasta dalam pengambilan kebijakan publik dan pelaksanaan pembangunan

  5. Mengembangkan sistem pengelolaan keuangan dan aset daerah yang mendukung peningkatan penerimaan daerah, optimalisasi belanja daerah dan pemanfaatan aset daerah secara optimal

  6. Pengembangan sistem keamanan dan ketertiban untuk mendukung stabilitas daerah

  7. Pengembangan budaya hukum,kesadaran hukum, ketaatan hukum serta penegakan hukum

  8. Pengembangan budaya politik yang demokratis.

3.2 Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya

  Bagian ini berisikan rangkuman dari rencana masing-masing sektor di lingkup Cipta Karya, baik untuk sektor pengembangan kawasan permukiman, penataan bangunan dan lingkungan, air minum, dan sanitasi.

3.2.1 Rencana Kawasan Permukiman (RKP), berisikan:

  a. Memenuhi kebutuhan pengembangan permukiman (sarana dan

  b. Terwujudnya permukiman yang layak dalam lingkungan sehat, aman, serasi,

  dan teratur

  c. Mengarahkan pertumbuhan wilayah d.

  Menunjang kegiatan ekonomi melalui kegiatan pengembangan permukiman Adapun sasaran dari Pengembangan Permukiman adalah: a.

  Terpenuhinya kebutuhan dasar permukiman

  b. Tersedianya perumahan tipe RSH, RUSUNAWA

  c. Terarahnya pertumbuhan wilayah

  i. Visi dan misi pengembangan kawasan permukiman Bidang Pengembangan Permukiman pada Departemen Pekerjaan Umum memiliki program dan kegiatan yang bertujuan mengembangkan wilayah perkotaan dan perdesaan. Tujuan Pengembangan Permukiman:

  prasarana dasar permukiman) d.

  Terdorongnya kegiatan ekonomi melalui kegiatan pembangunan permukiman Keluaran dari Sub Bidang Pengembangan Permukiman adalah:

  a. Lahan siap bangun

  b. Tersedianya prasarana dan sarana (jalan, drainase, jaringan air bersih) kawasan

  c. Tersedianya kawasan permukiman yang sehat

  d. Tersedianya RSH, RUSUNAWA siap huni

  e. Tersedianya perumahan untuk mendukung terselenggaranya gerak perekonomian yang dinamis f. Tersedianya kawasan permukiman skala besar yang terencana secara menyeluruh dan terpadu dengan pelaksanaan yang bertahap dengan menciptakan kawasan permukiman yang tersusun atas satuan-satuan lingkungan permukiman dan mengintegrasikan secara terpadu dengan lingkungan permukiman yang telah ada di sekitarnya ii. Rencana pembangunan dan pengembangan kawasan permukiman kabupaten/kota Berdasarkan kondisi karakteristik kawasan prioritas, maka ditetapkan strategi Pengembangan Permukiman dan Infrastruktur Skala Kawasan, adalah; “Menata permukiman kumuh dibantaran sungai dan membangun serta mengembangkan rumah sederhana sehat dan system pengelolaan air limbah perkotaan yang berkualitas. iii. Penetapan kawasan permukiman prioritas

  Tahun 2016 sementara penyusunan dokumen RP2KPKP khusus hanya untuk Minahasa, Minahasa Selatan dan Tomohon

3.2.2 Rencana Induk Penyediaan Air Minum (RISPAM), berisikan:

  i. Rencana sistem pelayanan Visi pengembangan air bersih (air minum) adalah suatu keadaan masyarakat yang ingin dicapai di masa depan yang hidup sehat dan sejahtera dengan memanfaatkan air minum yang berkualitas dan berkelanjutan. Visi akan dapat terwujud melalui seluruh kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh seluruh stakeholder dan shareholder yang terkait . Perwujudan visi akan lebih optimal apabila terdapat kerjasama yang sinergis antarstakeholder dan shareholder dari seluruh kegiatan-kegiatan yang ada. Dalam kerjasama ini, pemerintah lebih berperan dalam melakukan pemberdayaan kepada

  Pemerintah Daerah, masyarakat, maupun kepada operator penyelenggaraan SPAM. Masyarakat perlu mendapatkan pemahaman yang jelas terhadap fungsi pelayanan penyelenggaraan SPAM agar dapat berpartisipasi aktif dalam setiap pengambilan keputusan yang penting bagi kepentingan bersama.Untuk itu, visi tersebut perlu dijabarkan lebih lanjut dalam perumusan misi yang lebih spesifik sebagai acuan dalam penyusunan kebijakan dan strategi pencapaian terhadap kondisi yang diinginkan.

  Misi: 1. Meningkatkan jangkauan dan kualitas pelayanan air minum.

  a. Pelayanan air minum yang terjangkau :  Air minum dinikmati tidak hanya oleh masyarakat mampu saja, tetapi juga dapat dinikmati oleh masyarakat berpenghasilan rendah dengan harga terjangkau.

   Pelayanan air minum dapat dilakukan secara adil dan merata menjangkau berbagai daerah / wilayah pelayanan.  Penyelenggaraan SPAM dilaksanakan secara kontinyu dan terus menerus sampai kapanpun diperlukan.

  b. Pelayanan air minum yang berkualitas :  Penyediaan air minum yang memenuhi standar baku mutu & kesehatan manusia.

   Masyarakat dapat mengkonsumsi secara langsung air minum berasal dari perpipaan maupun air yang aman dari sumber yang memenuhi persyaratan kesehatan.

  c. Pengembangan kelembagaan air bersih (air minum), sistem informasi dan pendataan dalam rangka monitoring dan evaluasi kinerja pelayanan air minum :  Membangun partisipasi masyarakat dalam pembangunan sektor air bersih.  Mengembangkan kelembagaan sektor air bersih (air minum) yang efisien dan berkelanjutan.  Mengembangkan penyusunan dan validasi data base cakupan layanan air minum.

  2. Mengembangkan pendanaan untuk penyelenggaraan SPAM dari berbagai sumber secara optimal.

  a. Peningkatan kinerja PDAM dan pengembangan sumber alternatif pembiayaan melalui penciptaan sistem pembiayaan dan pola investasi.

  b. Peningkatan share dan dampak ekonomi wilayah.

  3. Meningkatkan penyediaan air baku secara berkelanjutan. a. Peningkatan kuantitas dan kualitas air bersih.

  b. Peningkatan daya dukung lingkungan dan sumber daya air.

  Bab III - Page 15 of 75 ii. Rencana Pengembangan SPAM Tabel 3.1

  Bab III - Page 16 of 75

  Bab III - Page 17 of 75

  Bab III - Page 18 of 75

  Bab III - Page 19 of 75

  Bab III - Page 20 of 75

  Bab III - Page 21 of 75 Sumber: Dokumen RISPAM 2015 iii. Rencana penurunan kebocoran air minum meningkatkan aktifitas ekonomi wilayah yang terkait dengan sektor air bersih. Sasaran ini dapat dicapai dengan peningkatan akitifitas ekonomi dalam kaitan ke belakang, ke depan, dan pembangunan sektor lain yang relevan. Aktifitas ekonomi dalam kaitan ke belakang meliputi seluruh sektor yang menyediakan bahan baku dan berperan dalam produksi air bersih, misalnya upaya pemeliharaan kualitas dan kuantitas air baku. Aktifitas ekonomi dalam kaitan ke depan meliputi seluruh sektor yang menggunakan air bersih dan output lain sektor air bersih khususnya sektor jasa. Salah satu langkah yang disarankan adalah perbaikan manajemen pemasaran agar menjadi lebih agresif menjual output air dan non air di dalam sektor air bersih. Sementara itu langkah operasional yang relevan adalah peningkatan pembangunan infrastruktur.

3.2.3 Strategi Sanitasi Kota (SSK), berisikan:

  i. Kerangka kerja pembangunan sanitasi

Tabel 3.2 Visi dan Misi Sanitasi Kabupaten Bolaang Mongondow Timur

  Visi Sanitasi

Visi Kabupaten Misi Kabupaten Misi Sanitasi Kabupaten

Kabupaten

  Visi

  1. Meningkatkan kualitas Pembangunan sumberdaya manusia

  Misi Air Limbah Terwujudnya melalui peningkatan

  Jangka Domestik:

  Kabupaten kualitas keagamaan, Menengah kualitas pendidikan dan Bolaang

  Daerah Meningkatkan penyediaan ketrampilan,derajat Mongondow

  Kabupaten sarana dan prasarana kesehatan,etos kerja Timuryang

  Bolaang pengelolaan air limbah dan tingkat sehat dan

  Mongondow rumah tangga yang kesejahteraan

  Timur tahun berwawasan berwawasan lingkungan.

  2. Mengembangkan 2010-2015 lingkungan ekonomi lokal yang adalah : berdaya saing tinggi dan berkelanjutan

  Menyiapkan peraturan “Kabupaten

3. Mengembangkan

  perundangan dalam Bolaang pembangunan penyelenggaraan sistem perdesaan yang Mongondow pengelolaan air limbah berbasis pada Timur Cerdas, permukiman pemberdayaan Sehat, Kreatif masyarakat Dan

4. Mengembangkan

  Memberdayakan Berwawasan pemanfaatan masyarakat agar lebih

  Lingkungan sumberdaya alam dan berperan aktif dalam

  Menuju lingkungan secara penyelenggaraan sistem optimal dan Masyarakat pengelolaan air limbah permukiman.

  Yang Sejahtera berwawasan lingkungan

  5. Meningkatkan Dan Mandiri penyediaan dan

  Berbasis kualitas sarana dan

  Per desaan” Misi Persampahan prasarana wilayah

6. Meningkatkan

  Meningkatkanpelayanan kapasitas kelembagaan sistem pengelolaan dan aparatur persampahanyang pemerintahan yang berkualitas danberwawasan menerapkan prinsip- lingkungan prinsip good governance.

  Mengurangi timbunan sampah dalam rangka pengelolaan persampahan yang berkelanjutan Memberdayakan masyarakat dan meningkatkan peran aktif dunia usaha/swasta Misi Drainase Meningkatkan penyediaan sarana dan prasarana pelayanan pengelolaan drainaseyang berwawasan lingkungan Memberdayakan masyarakat agar lebih berperan aktif dalam pengelolaan drainase permukiman.

  Misi PHBS terkait sanitasi Meningkatkan kualitas kesehatan lingkungan melalui perilaku hidup bersih dan sehat.

  Tahapan Pengembangan Sanitasi Tahapan Pengembangan Tahapan Pengembangan Jangka Menengah di Zona 2

  Pengelolaan limbah dgn Air Limbah Domestik - On Site system komunal di area beresiko 3

  Tahapan Pengembangan Jangka Menengah di area beresiko 3 - Pengelolaan limbah menggunakan system komunal yaitu Septik Tank

  Pengembangan Jangka Panjang Pengelolaan limbah dgn system on-site

  Tahapan Pengembangan Jangka Menengah Pengelolaan limbah dgn system komunal di area

  Pengembangan Jangka Pendek di beresiko 3 area beresiko 4 - Pengembangan

  Pengelolaan limbah menggunakan Jangka Panjang system komunal yaitu MCK umum Pengelolaan limbah dgn system on-site Pengembangan Jangka

  Menengah di Zona 2 ZONA 1

  Pengelolaan limbah dgn system komunal di area Pengelolaan limbah dengan beresiko 3

  ZONA 2 Pengembangan Jangka Panjang

Pengelolaan limbah dgn system Pengelolaan limbah dengan

komunal

Gambar 3.1 Peta Tahapan Pengembangan Air Limbah Domestik

  Penentuan Zona dan Sistem Sanitasi Sub Sektor Air Limbah - Off site Pengembangan Jangka Panjang di wilayah CBD

  Pengembangan Jangka Panjang - Pengelolaan limbah dengan

  Peningkatan system dari komunal sistem off site menjadi sistem off site

Gambar 3.2 Peta Tahapan Pengembangan Air Limbah Domestik - Sistem Off

  

Site

Tabel 3.3 Tahapan Pengembangan Air Limbah Domestik Kabupaten Bolaang Mongondow Timur No.

  1 MCK Umum/Limbah Bersama

  9 D Sistem Off-Site (Terpusat) - -

  3

  3 Tangki Septik Komunal -

  10

  6

  2

  0.7

  2 IPAL Komunal

  16

  14.5

  14

  13.5

  55 C Sistem Komunal

  Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang

(a) (b) (c) (d) (e) (f)

  35.5

  28

  26.5

  2 Individual (tangki septik aman)

  11

  16

  17.6

  1 Cubluk dan sejenisnya

  30 B Sistem On-Site (setempat)

  40

  41.7

  A Buang Air Besar Sembarangan (BABS)

  10 Total 100 100 100 100 Sistem Cakupan Layanan Eksisting (%) Target Cakupan Layanan (%)

  Penentuan Zona dan Sistem Sanitasi Sub Sektor Persampahan Jangka Menengah Penanganan Tidak Langsung

  • – di area beresiko 3 Rumah-TPS-TPA Penanganan Langsung di ibukota Kec Kotabunan Penanganan Langsung di daerah CBD Penanganan Tidak Langsung di
  • – area beresiko 3 dan 4 (3R) -TPS 3R - TPA Rumah

  ZONA 1 Jangka Menengah 25-100 pp;urban/rural Penanganan Tidak Langsung

  ZONA 2

  • – di area beresiko 3

  25-100 pp;urban Rumah-TPS-TPA ZONA 3 >

  10 0org/ha;bukan urban ZONA 4 Area kepadatan rendah

  ZONA 5 CBD

Gambar 3.3 Peta Tahapan Pengembangan PersampahanTabel 3.4 Tahapan Pengembangan Persampahan Kabupaten Bolaang Mongondow Timur

  Cakupan Target Cakupan Layanan (%)

Layanan

No. Sistem

  Eksisting (%) Jangka Jangka Jangka Menenga Pendek Panjang h (a) (b) (c) (d) (e) (f) Prosentase Sampah yang

  A.

  Terangkut Penanganan Langsung di

  1 CBD Tutuyan dan

  3

  7 Kotabunan

  2 Penanganan Tidak Langsung

  2.1 Rumah(3R) - TPS 3R - TPA

  8

  25

  2.2 Rumah - TPS -TPA

  20

  38 Dikelola Mandiri oleh

B. Masyarakat atau belum 100 100

  69

  30 Terlayani Total 100% 100 100 100

  • – Jangka Pendek Penanganan Drainase di area beresiko 4
Gambar 3.4 Peta Tahapan Pengembangan Drainase Perkotaan

  Jangka Pendek Penanganan Drainase di area beresiko 3

Tabel 3.5 Tahapan Pengembangan Drainase Perkotaan Kabupaten Bolaang Mongondow Timur

  4 Kecamatan Kotabunan

  9 Total 285 245 204 No Kecamatan Luas genangan eksisting

(ha)

Luas genangan (ha)

  13

  

15

  5 Kecamatan Modayag Barat

  38

  38

  

52

  26

  Jangka pendek Jangka menenga h Jangka panjang (a) (b) (c) (d) (e) (f)

  26

  

39

  3 Kecamatan Tutuyan

  20

  20

  

25

  2 Kecamatan Modayag

  1 Kecamatan Nuangan 154 148 111

  ii. Tujuan, sasaran dan strategi sanitasi Strategi Sanitasi Kota adalah dokumen rencana strategis berjangka menengah yang disusun untuk percepatan pembangunan sektor sanitasi suatu Kota/Kabupaten, yang berisi potret kondisi sanitasi kota saat ini, rencana strategi dan rencana tindak pembangunan sanitasi jangka menengah. SSK disusun oleh Pokja Sanitasi Kabupaten/Kota didukung fasilitasi dari pemerintah pusat dan pemerintah provinsi.

  Tujuan, Sasaran dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

  Berkurangnya rumah tangga yang menggunakan sarana pengelolaan air limbah yang tidak layak dari 17,6% menjadi 11% ditahun 2019 a. 3.6% RT tersambung ke fasilitas Septictank Komunal

  5. Meningkatkan fasilitas pengelolaan air limbah yang memenuhi standar teknis

  4. Membentuk dan memperkuat institusi pengelola air limbah permukiman

  3. Mempersyaratkan penyediaan fasilitas pengolahan air limbah yang memenuhi standar teknis bagi penyelenggara pembangunan permukiman baru

  2. Menyebarluaskan informasi peraturan daerah terkait penyelenggaraan pengelolaan air limbah permukiman

  1. Menyediakan peraturan pengelolaan air limbah beserta kelembagaannya

  b. 3% RT tersambung ke sistem individual

(tangki

septik aman)

  5. Memfasilitasi pembentukan dan perkuatan kelembagaan pengelola air limbah permukiman ditingkat masyarakat.

Tabel 3.6 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengelolaan Air Limbah Domestik

  4. Meningkatkan fasilitas pengelolaan air limbah sistem komunal

  3. Meningkatkan alokasi pendanaan pemerintah kabupaten dalam pengelolaan air limbah untuk menangkap peluang dana dari APBN

  2. Memfasilitasi pemberian dana stimulan untuk mendorong partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pengelolaan air limbah permukiman

  1. Meningkatkan sosialisasi dan kampanye untuk merubah perilaku dan pemahaman masyarakat dengan memanfaatkan media komunikasi yang ada

  IPAL Komunal c. 1% RT tersambung ke fasilitas MCK Umum

  b. 4.7% RT tersambung ke fasilitas

  Tujuan Sasaran Strategi Pernyataan Sasaran Indikator Sasaran Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan pengelolaan air limbah permukiman yang berkualitas dan berwawasan lingkungan di tahun 2019 Berkurangnya angka BABS sebesar 11,7% dari 41,7% menjadi 30% pada tahun 2019 a. 6% RT tersambung ke fasilitas

jamban

sehat

  6. Meningkatkan alokasi pendanaan pemerintah kabupaten dalam pengelolaan air limbah untuk menangkap peluang dana dari APBN

  7. Menyediakan perangkat peraturan dalam pengelolaan air limbah permukiman yang akan mendorong keterlibatan pihak swasta dalam melakukan investasi di bidang air limbah

  5. Meningkatkan alokasi pendanaan pemerintah kabupaten dalam pengelolaan persampahan untuk menangkap peluang dana dari APBN Meningkatnya persentase pengelolaan sampah dengan sistem penanganan tidak langsung dari 0% menjadi 28% di tahun 2019

1. 8% atau

  3R

  20% dari 20m3 sampah tereduksi oleh

penanganan

  4.Menyediakan sarana dan prasarana pengelolaan persampahan Berkurangnya timbulan sampah di sumber sampah sebesar 20% di

  3. Memfasilitasi pembentukan dan perkuatan kelembagaan pengelola persampahan ditingkat masyarakat

  2. Meningkatkan pemahaman masyarakat akan upaya 3R (Reduce-Reuse-Recycle) dan pengamanan sampah B3 (Bahan Buangan Berbahaya) rumah tangga

  1. Menyebarluaskan pemahaman tentang pengelolaan persampahan kepada masyarakat umum

  

20m3 volume

sampah

terkelola dgn

penanganan

Rumah (3R) -

TPS 3R - TPA

2. 20% atau

51 m3 volume sampah

terkelola dgn

penanganan

Rumah - TPS -

TPA

  4. Membentuk dan memperkuat institusi pengelola persampahan

  Catatan: Isian di dalam tabel hanya untuk kepentingan contoh dan ilustrasi semata.

  3. Menyebarluaskan informasi peraturan daerah terkait penyelenggaraan pengelolaan persampahan

  2. Menyediakan peraturan pengelolaan persampahan beserta kelembagaannya

  1. Meningkatkan penyediaan sarana dan prasarana pengelolaan persampahan di daerah CBD

  Mongondow Timur di tahun 2019 Meningkatnya persentase sampah yang terangkut dengan sistem penanganan langsung di daerah CBD dari 0% menjadi 3% di tahun 2019 3% atau 8 m3 volume

sampah di

CBD terangkut dengan sistem

penanganan

langsung

  Tujuan Sasaran Strategi Pernyataan sasaran Indikator sasaran Meningkatkan persentase sampah yang terkelola di kabupaten Bolaang

Tabel 3.7 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengelolaan Persampahan

  Tujuan, Sasaran dan Strategi Pengembangan Persampahan

  1. Meningkatkan sosialisasi dan kampanye untuk merubah perilaku dan pemahaman masyarakat tentang pengelolaan persampahan dengan memanfaatkan media tahun 2019 komunikasi yang ada

  2. Meningkatkan pembinaan masyarakat khususnya kaum perempuan dalam pengelolaan sampah

  3. Meningkatkan pemahaman tentang pengelolaan sampah sejak dini melalui pendidikan bagi anak usia sekolah

  Tujuan, Sasaran dan Strategi Pengembangan Drainase Perkotaan

Tabel 3.8 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengelolaan Drainase Perkotaan

  Sasaran Tujuan Strategi Pernyataan Indikator sasaran sasaran

  Mengurangi luas Berkurangnya

  

81 Ha dari

  1. Meningkatkan pembangunan genangan di wilayah luas genangan 285 Ha drainase melalui pendekatan eco permukiman yang di wilayah Wilayah drainage dengan memperhatikan

rawan permukiman permukiman kondisi topografi dan hidrologi

genangan/banjir yang rawan telah bebas wilayah Bolaang Mongondow Timur

tahun 2019 banjir/genangan genangan

  2. Meningkatkan kapasitas teknik air dari 285 Ha air/banjir dan manajemen penyelenggara menjadi 204 Ha drainase dan pematusan genangan di tahun 2019

  3. Mendorong pembentukan dan perkuatan kelembagaan pengelola drainase perkotaan

  4. Menyusun peraturan perundangan tentang drainase perkotaan sebagai acuan bagi pengelola drainase

  5. Sosialisasi peraturan perundangan terkait pengelolaan drainase

  6. Meningkatkan alokasi pendanaan pemkab dalam pengelolaan drainase perkotaan untuk menangkap peluang dana dari APBN

  Mengurangi 5,6% atau

  1. Meningkatkan rumah tangga rumah tangga 1434 rumah yang mempunyai akses ke saluran yang tidak tangga drainase mempunyai mempunyai

  2. Meningkatkan peran aktif akses ke saluran akses ke masyarakat dalam memelihara

drainase dari saluran fungsi drainase

25,6% menjadi drainase

  3. Melakukan sosialisasi dan 20% kampanye untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat terhadap fungsi drainase

  4. Mewujudkan pelaksanaan kegiatan operasi dan pemeliharaan sarana dan prasarana drainase

  Tujuan, Sasaran, dan Strategi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Terkait Sanitasi

Tabel 3.9 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengelolaan PHBS terkait sanitasi

  

(tatanan rumah tangga)

Sasaran Tujuan Pernyataan Indikator Strategi sasaran sasaran

  Tercapainya Meningkatnya 80% atau

  1. Mengembangkan promosi CTPS di peningkatan rumah yang 20493 RT telah lima waktu penting yang dikemas rumah tangga melakukan CTPS berperilaku dengan lebih menarik dan yang berperilaku di lima waktu bersih dan menjangkau semua lapisan. bersih dan sehat penting dari sehat dengan

  2. Meningkatkan pemahaman di tahun 2019 14,3% menjadi melakukan masyarakat akan PHBS Terkait 80% di tahun CTPS Sanitasi dan dampaknya 2019

  3. Mendorong masyarakat untuk terlibat bersama pemerintah dalam kampanye CTPS

  4. Mendorong partisipasi dunia usaha/swasta untuk terlibat bersama pemerintah daerah dalam promosi PHBS.

  5. Menyusun peraturan daerah mengenai penyediaan fasilitas CTPS di fasilitas-fasilitas umum

  6. Penyediaan sarana fisik untuk mendukung perilaku CTPS di fasilitas-fasilitas umum

  7. Meningkatkan pembiayaan bersama pemerintah pusat dan propinsi Berkurangnya Tidak ada

  1. Mengembangkan promosi Stop perilaku BABS masyarakat BABS yang dikemas dengan lebih dari 56,2% yang menarik dan menjangkau semua menjadi 0% di berperilaku lapisan. tahun 2019 BABS

  2. Meningkatkan pemahaman masyarakat akan PHBS Terkait Sanitasi dan dampaknya

  3. Mendorong masyarakat untuk terlibat bersama pemerintah dalam kampanye Stop BABS

  4. Mendorong partisipasi dunia usaha/swasta untuk terlibat bersama pemerintah daerah dalam promosi PHBS.

  5. Meningkatkan pembiayaan bersama pemerintah pusat dan propinsi

  6. Menyusun peraturan daerah mengenai PHBS Terkait sanitasi

Tabel 3.10 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengelolaan PHBS terkait sanitasi

  

(tatanan sekolah)

Tujuan Sasaran Strategi Pernyataan sasaran Indikator sasaran

  Tercapainya peningkatan perilaku bersih dan sehat di lingkungan sekolah tahun 2019 Berkurangnya persentase kondisi kurang baik sarana toilet guru dari 90% menjadi 40% di tahun 2019 Berkurangnya persentase kondisi kurang baik sarana toilet siswa dari 88% menjadi 38% di tahun 2019 Berkurangnya persentase kondisi kurang baik fasilitas CTPS dari 60% menjadi 0% di tahun 2019 Berkurangnya persentase kondisi kurang baik sarana air bersih dari 40% menjadi 0% di tahun 2019 60% sarana toilet guru sudah terbangun dalam kondisi baik 62% sarana toilet siswa sudah terbangun dalam kondisi

baik

100% fasilitas CTPS sudah tersedia dalam kondisi baik 100% sarana air bersih sudah tersedia dalam kondisi baik

  1. Penyediaan sarana dan prasarana sanitasi untuk mendukung PHBS Terkait Sanitasi di lingkungan sekolah

  2. Meningkatkan anggaran untuk sanitasi sekolah

  3. Mendorong partisipasi dunia usaha/swasta dan masyarakat dalam penyediaan sarana/prasarana sanitasi.