KONSEP DAN RUANG LINGKUP AKUNTANSI MANAJ

BAB II
PEMBAHASAN

1.4 Konsep Akuntansi Manajemen
A. Sejarah Akuntansi Manajemen
Pada tahun 1880an, perusahaan manufaktur di Amerika mulai berkonsentrasi
dalam pengembangan teknologi produksi yang berkapasitas besar. Para manajer dan
insinyur pada perusahaan metal telah mengembangkan untuk menghitung relevant
product cost yang disebut scientific management. Prosedur ini digunakan untuk
menganalisis produktivitas dan laba suatu produk. Akan tetapi seiring berkembangnya
pemikiran akuntansi maka setelah tahun 1914 prosedur tersebut mulai hilang dari
praktik akuntansi perusahaan.
Setelah Perang Dunia I, terdapat peraturan akuntansi keuangan yang
mempunyai dampak berkurangnya informasi akuntansi yang bermanfaat untuk
mengevaluasi kinerja bawahan dalam perusahaan besar (lost relevance). Sampai tahun
1920an, semua manajer percaya pada informasi yang berhubungan dengan proses
produksi utama, transaksi dan even yang menghasilkan jumlah nominal pada laporan
keuangan. Setelah tahun 1925, informasi yang digunakan oleh manajer menjadi lebih
sederhana dan banyak perusahaan manufaktur di Amerika telah mengembangkan
prosedur akuntansi manajemen seperti yang dikenal sekarang.
Selama kurun waktu lebih dari enam puluh tahun, akuntan akademisi berusaha

untuk mengembalikan relevansi antara informasi kos akunting dengan informasi
akuntansi keuangan. Usaha tersebut menggunakan model perusahaan manufaktur
sederhana, sejenis dengan perusahaan tekstil

abad 19, dan dalam rangka mengatasi

masalah produksi, akademisi menyusun ulang informasi pelaporan kos persediaan.
Meskipun demikian, model tersebut terlalu sederhana untuk menjelaskan masalah
nyata yang dihadapi oleh manajer akan tetapi hal tersebut dimahfumkan dalam rangka
mempermudah bagaimana informasi kos yang berasal dari laporan keuangan dapat
dibuat relevan dengan pengambilan keputusan (kos manajemen).
Mulai tahun 1980an sampai sekarang, akuntansi manajemen mengalami masa
perkembangan yang pesat dengan perannya sebagai pendamping akuntansi
keuangan.1
1 Johnson dan Kaplan,“Relevance Lost: The Rise and Fall of Management Accounting”
1

B. Pengertian Akuntansi Manajemen dan Akuntansi Keuangan
Akuntansi. Secara umum akuntansi dapat didefinisikan sebagai suatu proses
pengidentifikasian, pengukuran, dan engkomunikasian informasi ekonomi yang

memungkinkan pembuatan kebijaksanaan dan keputusan oleh pemakainya. Dari
definisi tersebut kemudian berkembang berbagai bidang ilmu seperti akuntansi
keuangan, akuntansi manajemen, akuntansi biaya, dan sistem informasi akuntansi
yang saling terkait dalam implementasiya.2
Akuntansi Manajerial. Akuntasi manajerial merupakan bidang akuntansi yang
berfokus pada penyediaan, termasuk pengembangan dan penafsiran informasi
akuntasi bag para manajer untuk digunakan sebagai bahan perencanaan, pengendalian
operasi dan dalam pengamilan keputusan. Sesuai dengan fungsi tersebut maka
akuntansi manajerial dapat digunakan sebagi pendukung dalam proses riset dan
pengembangan, manufacturing, pemasaran, distribusi, dan logistik, serta pelayanan
pelanggan.3
Akuntansi Keuangan. Akuntansi keuangan merupakan bidang akuntansi yang
berfungsi menyediakan informasi keuangan mengena transaksi ekonomi perusahaan
terutama untuk memenuhi kebutuhan ihak eksternal seperti pemegang saham,
kreditor, otoritas pemerintah, masyarakat luas, dan sebagainya. Secara teknis, bidang
akuntansi keuangan lebih berfokus ada perlakuan akuntansi bagi pengumpulan data
masa lalu secara kronologis untuk disajikan dalam laporan keuangan yang berupa
neraca, ;aporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan lain seperti laporan perubahan
modal, atau laporan perubahan posisi keuangan. Melalui sistem informasi akuntansi
output, akuntansi keuangan selanjutnya dapat direkayasa untuk digunakan dalam

akuntansi manajemen.4
Akuntansi Biaya. Konsep dan prosedur akuntansi untuk mengukur biaya-biaya
pelaksanaan berbagai aktivitas bisnis dan produksi berbagai produk disebut akuntansi
biaya. Data akuntansi keuangan yang paling banyak digunakan dalam akuntansi
manajemen terutama berhubungan dengan data biaya yang diproses salam satu sistem
akuntansi biaya. Akuntansi biaya merupakan bagian akuntansi manajemen plus
sebagian akuntansi keuangan sampai pada tahap tertentu dimana akuntansi biaya
dapat memenuhi kebuuhan pelaporan eksternal. Dalam prosesnya akuntansi biaya
2 Samryn, Akuntansi Manajerial Suatu Pengantar, cet. Ke 1 (Jakarta: Pt Raja Grafindo Persada, 2001),
hlm. 1.
3 Ibid., hlm. 1.
4 Ibid., hlm. 1.

2

terutama berfokus pada pengumpulan data biaya dalam rangka penentuan harga
pokok produk, terutama bagi produk dan industri manufaktur. Hasil perhitungannya
menjadi elemen nilai persediaan bahan baku, bahan dalam proses, dan barang jadi
dalam neraca serta bebean pokok penjualan dalam laporan laba rugi. Karena sebelum
memutuskan pelaksanaan suatu tindakan, para manajer ingin mengetahui jumlah

biaya yang akan diserap, maka untuk memenuhi kebutuhan tersebut output akuntansi
biaya dapat direkayasa lebih lanjut agar menjadi informasi akuntasni manajerial.5
C. Fungsi Akuntansi Manajemen
a. Fungsi utama
Fungsi Utama dari manajemen adalah pengambilan keputusan. Manajemen
didefinisikan sebagai pertimbangan yang hati-hati atas tindakan alternatif dan
seleksi tindakan yang terbaik untuk menyelesaikan tujuan khusus.
Dilaksanakan oleh semua dari tiga tingkat manajemen, yaitu :
a) Tingkat atas (Presiden, Wakil Presiden, eksekutif kunci yang lain).
b) Tingkat menengah (manajer divisi, manajer cabang, kepala departemen).
c) Tingkat bawah (supervisior, kepala seksi atau kepala unit).
Posisi manajemen dapat diklasifikasikan berdasarkan fungsi dan berdasarkan
wewenang serta tanggung jawab untuk memaksakan fungsi tersebut.6
b. Fungsi Lini
a) Bertanggung jawab untuk supervisi, bimbingan, dan pengambilan
keputusan.
b) Melewati suatu lini, langsung dari presiden ke bawah dalam organisasi.
c) Presiden mempertahankan pengendalian, tetapi mendelegasikan
wewenang.7
c. Fungsi Akuntansi dilihat dari ruang lingkupnya

a) Manajer keuangan
Membutuhkan informasi terkait dengan aktifitas keuangan perusahaan seperti
pendanaan modal kerja, beban biaya cost of fund terhadap sejumlah modal
kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan, tingkat pengembalian investasi,
tingkat pengembalian modal, rasio keuangan dan lainnya.
b) Manajer Produksi
Membutuhkan data informasi mengenai rincian biaya Cost of good sold atau
harga pokok produksi seperti total biaya produksi, biaya per unit produk,

5 Samryn, Akuntansi Manajerial Suatu Pengantar, cet. Ke 1 (Jakarta: Pt. Raja Grafindo Persada,
2001), hlm. 2.
6 Drs. Amin Widjaja Tunggal, Akuntansi Biaya, (Jakarta: Pt. Rineka Cipta, 1993), hlm. 3.
7 Ibid., hlm. 3.

3

beban tenaga kerja langsung, serta biaya overhead lainnya yang secara
langsung berperan dalam proses produksi.
c) Manajer Pemasaran
Membutuhkan data informasi seluruh komponen biaya terkait dalam

penetapan harga jual produk, penentuan sistem penjualan secara kredit atau
tunai, beban komisi penjualan, marketing fee, serta informasi nilai discount
untuk produk tertentu dalam rangka peningkatan volume penjualan.
d) Pihak Top Manajemen
Membutuhkan informasi ini terkait pengambilan kebijakan strategis
perusahaan

misalnya

dalam

penyusunan

anggaran,

ekspansi

usaha,

diversifikasi produk, maupun kebijakan investasi lainnya.8

D. Prinsip Akuntansi Manajemen
Prinsip akuntansi manajemen adalah sebagai berikut:9
a.

Membantu manajer menjalankan peran mereka dalam melakukan kegiatan

perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan.
b. Informasi akuntansi manajemen untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan
masalah, dan untuk mengevaluasi kinerja.
E. Tujuan Akuntansi Manajemen Akuntansi Manajemen
Tujuannya adalah perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan.10
a. Untuk memberikan informasi yang dibutuhkan untuk perencaan, penilaian dan
pengendalian

operasi,

mengamankan

aktiva


organisasi

dan

mengkomunikaskan dengan pihak luar yang berkepentingan.
b. Untuk berpartisipasi dalam pembuatan keputusan strategik, taktis dan operasi
serta membantu mengkoordinasi pengaruh dari organisasi secara keseluruhan.
Sesuai dengan NAA, untuk memenuhi tujuan tersebut, akuntansi manajemen:
a. Menerima Tanggung Jawab
a) Perencanaan
b) Penilaian
c) Pengendalian
d) Memastikan akuntanbilitas sumber daya dan pelaporan eksternal.
b. Melaksanakan Aktivitas-aktivitas Pokok
a) Pelaporan
b) Interpretasi
c) Manajemen sumber daya
d) Pengembangan sistem informasi
8 http://www.seputarilmu.com/2015/12/pengertian-tujuan-fungsi-fungsi.html, dikutip Selasa, 28
Februari 2017, pukul 04:00.

9 http://www.seputarilmu.com/2015/12/pengertian-tujuan-fungsi-fungsi.html, dikutip Selasa, 28
Februari 2017, pukul 04:00.
10 Drs. Amin Widjaja Tunggal, Akuntansi Biaya, (Jakarta: Pt. Rineka Cipta, 1993), hlm. 2.

4

e) Implementasi teknologi
f) Verifikasi
g) Administrasi.
c. Melaksanakan Proses Operasional
a) Indentifikasi
b) Pengukuran
c) Akumulasi
d) Analisis
e) Penyiapan
f) Interpretasi
g) Komunikasi.
F. Konsep Dasar Akuntansi Manajemen
Konsep Biaya (cost ) adalah sejumlah pengorbanan sumber daya ekonomi (kas
atau equifalen kas) untuk melakukan suatu kegiatan yang diharapkan akan

menghasilkan mamfaat ekonomi (pendapatan) dimasa yang akan datang. Sejumlah
kas yang dikeluarkan untuk membeli bahan baku akan menjadi biaya bahan baku
tersebut. Demikian juga upah tenaga kerja yang dibayarkan dan overhead pabrik yang
digunakan untuk memproduksi produk jadi, merupakan biaya produk jadi tersebut.
Sebelum terjual, produk jadi tersebut merupakan aktiva yang disajikan dineraca
sebesar biayanya. Jika produk jadi tersebut terjual, maka biaya yang melekat padanya
akan disajikan sebagai beban (expensive) dilaporan laba rugi.11
1.5 Ruang Lingkup Akuntansi Manajemen
A. Peran Akuntansi Manajemen
Peranan akuntansi pada umumnya, dan manajemen pada khususnya sangat
penting dalam menyediakan informasi bagi masyarakat secara keseluruhan, terutama
bagi pengambil keputusan, para manajer, dan profesional. Akuntansi manajemen
memiliki tanggung jawab dalam mediator konflik. Hal ini berarti bahwa akuntansi
manajemen dapat membantu manajemen dalam proses pengambilan keputusan agar
sumber-sumber ekonomi yang dikuasainya atau kekayaan perusahaan dapat
dialokasikan dan di transformasikan secara lebih efektif serta efisien, termasuk pula
tanggung jawab untuk memberikan informasi mengenai aspek-aspek disfungsional
yang ditimbulkan oleh konflik-konflik intra organisasi.
Sistem informasi akuntansi pada suatu organisasi memiliki dua subsistem
utama, yaitu sistem akuntansi manajemen dan sistem akuntansi keuangan. Kedua

sistem akuntansi tersebut berbeda tujuan, sifat masukan dan jenis proses yang
digunakan untuk mengubah masukan menjadi keluaran. Adapun sistem informasi

11 Ronald W. Hilton, Managerial Accounting, Mc Graw-Hill, inc, 1991.

5

akuntansi keuangan digunakan bagi pihak eksternal, sedangkan sistem informasi
akuntansi manajemen digunakan bagi pihak internal.
Sistem akuntansi manajemen menyediakan informasi yang dibutuhkan bagi
para pemakai intern (para manajer dan profesional) untuk memenuhi tujuan-tujuan
manajemen tertentu sehingga mengurangi ketidakpastian dalam pengambilan
keputusan. Inti dari sistem informasi akuntansi manajemen adalah proses yang
dideskripsikan

oleh

aktivitas-aktivitas

seperti

pengumpulan,

pengukuran,

penyimpanan, analisis, pelaporan dan pengelolaan informasi. Sistem informasi
akuntansi manajemen tidak terikat oleh kriteria formal apapun yang mendefinisikan
sifat dari proses, masukan, atau keluarannya sehingga kriterianya fleksibel dan
berdasarkan pada tujuan manajemen. Sistem akuntansi manajemen memiliki tiga
tujuan umum : (Hansen, 2009:4)
a.

Menyediakan informasi untuk perhitungan biaya jasa, produk, atau objek

lainnya yang ditentukan oleh manajemen. Oleh karenanya, implementasi
penyediaan informasi untuk perhitungan-perhitungan biaya oleh manajemen
digunakan untuk mengevaluasi ketepatan keputusan yang dirancang untuk
meningkatkan produktivitas, menurunkan biaya, memperluas pangsa pasar dan
meningkatkan laba.
b. Menyediakan informasi untuk perencanaan, pengendalian, pengevaluasian, dan
perbaikan

berkelanjutan.

Oleh

karenanya,

informasi

dibutuhkan

untuk

mengidentifikasi berbagai peluang untuk perbaikan dan mengevaluasi kemajuan
yang telah dicapai dalam mengimplementasikan berbagai tindakan yang didesain
untuk menciptakan perbaikan.
c. Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan. Oleh karena itu,
pentingnya pengambilan keputusan dengan memilih atau beberapa strategi yang
paling masuk akal dalam memberikan jaminan pertumbuhan dan kelangsungan
hidup jangka panjang bagi perusahaan.
Dalam sebuah sistem informasi akuntansi manajemen, masukan (input) berupa
kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh perusahaan. Di dalam proses (process) terjadi
aktivitas

pengumpulan,

pengukuran,

penyimpanan,

analisis,

pelaporan

dan

pengelolaan data atau informasi. Setelah melalui proses, maka menghasilkan keluaran
(output) berupa laporan khusus, biaya produk, biaya pelanggan, anggaran, laporan
6

kinerja dan komunikasi pribadi. Hasil keluaran tersebut akan digunakan oleh pihak
intern dalam pengambilan keputusan. Penggunaan sistem informasi akuntansi
manajemen tidak hanya digunakan pada perusahaan manufaktur, tetapi juga
digunakan pada perusahaan perdagangan, jasa dan nirlaba.
Mulyadi (2001) mengemukakan bahwa terdapat dua garis besar peranan dari
akuntansi manajemen, antara lain :
a.

Peran Akuntansi Manajemen Sebagai Suatu Tipe Akuntansi
Peran akuntansi manajemen sebagai sistem pengolah informasi keuangan
dalam perusahaan dibagi menjadi tiga tingkat perkembangan:12
a) Pencatat Skor (score keeping)
Dalam pengelolaan perusahaan, manajemen melakukan perencanaan
aktivitas

dan

pengendalian

pelaksanaan

rencana

aktivitasnya.

Akuntansi manajemen berperan dalam menyediakan informasi
keuangan bagi penyusun rencana aktivitas, yang memberikan
informasi sebagai dasar untuk mengalokasikan sumber daya kepada
berbagai aktivitas yang direncanakan. Akuntansi manajemen juga
berperan besar dalam menyajikan informasi umpan balik kepada
manajemen mengenai pelaksanaan rencana aktivitas yang telah
disusun. Akuntansi manajemen mencatat skor dan mengkomunikasikan
skor kepada manajer yang bersangkutan untuk memungkinkan
manajemen mengevaluasi pelaksanaan rencana yang telah disusun.
Untuk memenuhi fungsi sebagai pencatat skor bagi manajemen,
akuntansi manajemen harus memenuhi persyaratan : teliti, relevan, dan
andal (reliable).
b) Penarik Perhatian Manajemen (attention directing)
Sebagai penarik perhatian manajemen, akuntansi menyajikan informasi
penyimpangan pelaksanaan rencana yang memerlukan perhatian
manajemen, agar manajemen dapat merumuskan tindakan untuk
mencegah

berlanjutnya

penyimpangan

yang

terjadi.

Tahap

perkembangan ini hanya dapat dicapai, jika akuntansi manajemen telah
dapat menjadi pencatat skor yang baik.
12 http://akunman.blogspot.co.id/2015/02/ruang-lingkup-akuntansi-manajemen.html, dikutip Selasa,
28 Februari 2017, pukul 04:30.

7

c)

Penyedia Informasi untuk Pemecah Masalah (problem solving)
Tahap perkembangan ini merupakan akibat lebih lanjut dari status
perkembangan yang sebelumnya telah dicapai, yaitu sebagai pencatat
skor

dan

sebagai

penarik

perhatian.

Jika

manajemen

telah

mengandalkan informasi yang dihasilkan oleh akuntan manajemen,
maka mereka akan selalu mengundangnya dalam setiap pengambilan
keputusan pemecahan masalah yang akan mereka lakukan.
b.

Peran Akuntansi Manajemen Sebagai Suatu Tipe Informasi
Informasi merupakan suatu fakta, data, pengamatan, persepsi, atau sesuatu
yang lain, yang menambah pengetahuan. Informasi diperlukan oleh manusia
untuk mengurangi ketidakpastian dalam pengambilan keputusan. Pengambilan
keputusan selalu menyangkut masa yang akan datang, yang mengandung
ketidakpastian, dan selalu menyangkut pemilihan suatu alternatif tindakan
diantara sekian banyak alternatif yang tersedia. Oleh karena itu, pengambilan
keputusan selalu berusaha mengumpulkan informasi untuk mengurangi
ketidakpastian yang dihadapinya dalam memilih alternatif tindakan tersebut.
Disamping uraian mengenai garis besar pentingnya akuntansi manajemen
dalam suatu proses bisnis diatas, peran akuntan manajemen sebagai
“pelaksana” sistem akuntansi manajemen juga tidak kalah penting, serta
merupakan peran pendukung dalam suatu organisasi. Mereka membantu
orang-orang yang bertanggungjawab dalam pelaksanaan tujuan dasar
organisasi (Hansen, 2009:20). Posisi yang bertanggungjawab langsung pada
tujuan dasar organisasi disebut sebagai posisi lini (line position) dan posisi
yang sifatnya mendukung dan tidak bertanggungjawab secara langsung
terhadap tujuan dasar organisasi disebut sebagai posisi staf (staff position).
Akuntan manajemen bertanggung jawab mengidentifikasi, mengumpulkan,
mengukur,

menganalisis,

menyiapkan,

menginterpretasikan,

dan

mengkomunikasikan informasi yang digunakan oleh manajemen untuk
mencapai tujuan dasar organisasi. Akuntan manajemen berfungsi sebagai
anggota staf dari organisasi dan bertanggung jawab menyediakan informasi.
Semua praktik akuntansi manajemen dikembangkan untuk membantu manajer
memaksimumkan laba. Secara tradisional, kinerja ekonomi perusahaan
menjadi pertimbangan utama. Oleh karenanya, manajer dan akuntan
manajemen seharusnya tidak terlalu berfokus pada laba yang akan
8

mengakibatkan mereka membangun suatu keyakinan bahwa satu-satunya
tujuan

bisnis

adalah

memaksimumkan

kekayaan

bersih.

Tujuan

memaksimumkan laba harus dibatasi dengan persyaratan bahwa laba dicapai
dengan cara-cara yang legal dan etis, sesuai dengan kode etik perusahaan atau
standar etika tertentu. Efeknya, timbulah beberapa sertifikasi khusus yang
ditujukan bagi akuntan manajemen, antara lain:13
a)

CMA (Certificate in Management Accounting)
Sertifikasi yang didesain untuk memenuhi kebutuhan khusus para
akuntan manajemen. Salah satu tujuan CMA adalah membuat
akuntansi manajemen menjadi disiplin ilmu yang diakui, profesional,

dan terpisah dari profesi akuntan publik.
b) CPA (Certificate in Public Accounting)
Utamanya ditujukkan bagi mereka yang berpraktik sebagai akuntan
publik tetapi banyak akuntan manajemen yang memilikinya karena
c)

sertifikat ini sangat diakui.
CIA (Certificate in Internal Auditing)
Sertifikasi bagi auditor internal dan didesain untuk memiliki

kompetensi teknis yang memadai.
B. Perbedaan dan Persamaan Akuntansi Manajemen dan Akuntansi Keuangan
Secara spesifik perbedaan berbagai aspek akuntansi keuangan dengan
akuntansi manajerial dapat dilihat pada peraga 1.1.14
Aspek Perbedaan
Pemakai Laporan

Akuntansi Keuangan
Akuntansi Manajerial
Laporan kepada pihak luar Laporan kepada pihak dalam
organisasi seperti pemilik, organisasi untuk perencanaan
pemerintah, kreditor, dan pengarahan
investor

Orientasi Keputusan

dan

pengendalian,

dan

motivasi
evaluasi

kinerja
Penekanan pada ikhtisar Penekanan pada keputusankonsekuensi keuangan dari keputusan
kegiatan masa lalu

Fleksibilitas Data

mempengaruhi

yang
masa

yang

akan datang
Obyektivitas dan veribilitas Ditekankan pada relevansi dan
data menjadi penekanan

fleksibilitas data

13 http://akunman.blogspot.co.id/2015/02/ruang-lingkup-akuntansi-manajemen.html, dikutip Selasa,
28 Februari 2017, pukul 04:30.
14Samryn, Akuntansi Manajerial Suatu Pengantar, cet. Ke 1 (Jakarta: Pt Raja Grafindo Persada,
2001), hlm. 3.

9

Akurasi Perhitungan

Memerlukan

Segmentasi Informasi

perhitungan data
waktu informasi
Hanya menyiapkan ikhtisar Menyiapkan laporan segmen
data

Standar Akuntansi

ketepatan Lebih memerlukan ketepaan

untuk

keseluruhan tentang departemen, produk,

organisasi
pelanggan dan pegawai
Hanya mengikuti PABU Tidak harus mengikuti prinsip(prinsip-prinsip

Rentang Waktu

akuntansi prinsip akuntansi yang berlaku

yang berlaku umum)
umum
Rentang waktu kurang Rentang

waktu

fleksibel,

fleksibel; biasanya setahun bervarisasi dari jam, hingga 15
Efek Perilaku

atau triwulan
Memusatkan
pada

– 25 tahun
perhatian Memusatkan perhatian pada

pengukuran

pengkomunikasian
Bidang Ilmu

dan pengukuran

pelaporan

untuk mempengaruhi perilaku

fenomena ekonomi.
manajer sehari-hari
Bidang ilmu lebih terfokus. Bidang ilmu kurang terfokus.
Sedikit

menggunakan Lebih banyak menggunakan

disiplin yang lain

ilmu

pengetahuan

keputusan
Sifat Wajib

dan

Wajib

untuk

ekonomi

tentang
dan

perilaku
pelaporan Tidak wajib

eksternal
Pemakai Laporan. Pihak-pihak luar perusahaan sangat berkepentingan
terhadap informasi akuntansi keuangan yang menunjukkan kinerja perusahaan secara
keseluruhan. Untuk memenuhi kebutuhan manajemen dalam menjalankan fungsifungsinya informasi akuntansi keuangan tidak cukup memadai sebagai input dalam
pengambilan berbagai keputusan internal. Oleh karena itu kemudian dikembangkan
akuntasni manajemen yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan para pengambil
keputusan internal.
Akuntansi manajerial lebih beriorentasi kedepan. Karena perencanaan
merupakan salah satu bagian penting dari tugas manajer, maka akuntasni manajerial
memiliki prientasi masa depan yang kuat. Aluntasni keuangan terutama menyediakan
ikhtisar transaksi keuangan masa lalu. Kesulitan dalam mengikhtisarkan masa yang
akan datang adalah bahwa masa datang bukan sepenuhnya meruakan refleksi dari
apayang telah terjadi pada masa lalu. Proses akuntansi keuangan harus didasarkan

10

pada dokumen dasar yang menjadi bukti bahwa telah terjadi transaski yang valid
untuk diproduksi.
Akuntansi manajerial mementingkan relevansi dan fleksibilitas data. Data
akuntansi keuangan diharapkan menjadi obyektif dan dapat diuji. Bagaimanapun,
untuk pemakaian internal, manajer sering lebih berkonsentrasi pada penerimaan
informasi yang relevan dibanding dengan informasi yang sepenuhnya obyektif atau
bahkan dapat diuji. Sistem informasi akuntansi manajerial akan cukup fleksibel untuk
menyediakan data yang relevan untuk setiap keputusan tertentu.
Akuntansi manajerial kurang menekankan pada presisi. Ketepatan waktu
sering lebih penting dari presisi bagi manajer. Bila suatu keputusan harus dibuat,
seorang manajer akan lebih baik segera membuat taksiran-taksiran daripada
menunggu untuk mendapatkan suatu jawaban yang lebih tepat berdasarkan data yang
lengkap sesuai kebutuhannya. Agar mendekati keadaan yang sebenarnya, penaksiranpenaksiran tersebut dapat didasarkan pada asumsi-asumsi yang dianggap paling
rasional. Dalam akuntansi keuangan, sekalipun masih menggunakan unsur-unsur
penaksiran alam berbagai item perhitungannya, namun apabila suatu kebijakan
akuntansi sudah ditetapkan maka ketepatan perhitungan yang konsisten dengan
kebijakan tersebut menjadi penting. Ruang lingkup estimasi ini pun tidak sampai
menyangkut proyeksi data kedepan tetapi terbatas pada taksiran alokasi biaya
tenggelam atau taksiran biaya yag masih harus dibayar sebagai konsekuensi
menggunakan sumber daya ekonomi pada masa lalu atau saat ini. Dari segi presisi,
alokasi sumber daya tersebut seara total pada akhirnya akan sama dengan nilai total
biaya tenggelam yang dialokasikan.
Informasi akuntansi manajerial cenderung tersegmentasi. Akuntansi keuangan
terutama berkosentrasi pada pelaporan untuk perusahaan secara keseluruhan.
Akuntansi menejerial lebih berfokus pada bagian, atau segmen dari sebuah
perusahaan. Hal ini menjadi penting karena manajemen tidak cukup informasi untuk
melaksanakan fungsinya bila hanya mengandalkan total informasi bagi perusahaan
secara keseluruhan. Informasi akuntansi manajerial juga harus dirinci dalam sistem
informasi yang menunjang komunikasi vertikal dan horizontal dalam berbagi jenjang
organisasi, sesuai batas-batas tanggung jawab manajer yang bersangkutan.
Penggunaan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Dari segi
penggunaan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum, akuntansi akuntansi
manajerial tidak terikat oleh prinsip-prinsip akuntansi ini. Sebuah perusahaan
sepenuhnya bebas memilih bentuk penyajian, klasifikasi akun, waktu oenyajian, ruang
11

lingkup informasi akuntansi sesuao yang diinginkannya. Disisi lain, karena laporan
akuntansi keuangan disiapkan untuk pemakai luar maka harus disiapkan sesuai
dengan pinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (PABU). Hal ini terutama
berhubungan dengan karakteristik pemakaiannya yang heterogen dari luar perusahaan
disamping untuk kebutuhan intern. Guna memenuhi keseragaman daa dasar untuk
interprestasi atas informasi yang disajikan manajemen maka dibutuhkan adopsi atas
standar pelaporan yang berlaku umum dan seragam bagi dunia bisnis dalam suatu
wilayah tertentu dimana prinsip-prinsip tersebut digunakan. Prinsip akuntansi seperti
ini disusun oleh ikatan akuntan di masing-masing negara. Sebagai prinsip akuntasni
yang berlaku umum di Indonesia misalnya, dikenal Standar Akuntansi Keuangan yang
disusun dan diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia
Rentang Waktu. Rentang waktu informasi akuntansi manajemen berbeda
dengan yang diterapkan dalam akuntansi keuangan. Dalam akuntasni keuangan
rentang waktu informasi yang disajikan kebanyakan mengikuti tahun takwim selama
12 bulan. Alternaltif lain informasi akuntansi dapat disajikan dalam rentang waktu
yang lebih pendek, yang biasa disebut laporan interim. Dalam akuntasn manajemen
rentang waktu dapat bervariasi dari rentang waktu yang sangat pendek dari hitungan
jam sampai dengan jangka menengah, dan jangka panjang sampai 15 atau 25 tahun.
Semakin besar investasi, biasanya semakin dibutuhkan informasi akuntansi dalam
rentang waktu yang lama, dan disisi lain semakin tinggi fluktuasi pasar semakin
dibutuhkan informasi yang berjangka waktu lebih pendek.
Efek perilaku. Akuntansi manajemen memberikan efek perilaku yang lebih
besar. Laporan-laporannya menjadi dasar pengukuran kinerja internal dan mendorong
perubahan perilaku pada para manajer. Misalkan bila manajemen perusahaan
menetapkan anggaran yang menunjukkan program peningkatan penjualan sebesar
50% dari kinerja tahun sebelumnya, maka anggaran tersebut akan mendorong manajer
pemasaran untuk bekerja ekstra keras sebagai respon dari laporan tersebut. akuntansi
keuangan lebih menekankan pada proses pengkomunikasian hasil yang dicapai dalam
periode waktu tertentu. Penyajian laporannya lebih didasarkan pada fakta yang
obyektif dan sedikit memertimbangkan efek perilaku yang akan terjadi sebagai reaksi
atas laporan tersebut.
Disiplin ilmu. Akuntansi keuangan menggunakan ilmu akuntansi yang
cenderung bersifat normatif. Akuntansi manajemen tidak hanya menggunakan disiplin
akuntansi konvnsional, tetapi juga membutuhkan pengetahuan dibidang lain seperti
ilmu statistik dan ilmu manajemen. Dalam kondisi tertentu akuntansi manajemen
12

harus mempertimbangkan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan bahkan
ilmu tentang kebijakan publik sebagai faktor-faktor kendala dimana sebuah bisnis
menjalankan aktivitasnya. Kebutuhan variasi disiplin ilmu ini terutama disebabkan
perbedaan keputusan yang diperlukan sesuai kondisi lingkungan pemakai informasi.
Akuntansi manajerial tidak wajib. Akuntansi keuangan sifatnya wajib, dalam
pengertian harus dibuat. Bagi perusahaan-perusahaan yang menggunakan dana
masyarakat perlu melaporkan kinerjanya secara periodik kepada masyarakat luas.
Pemerintah berkepentingan terhadap laporan akuntasni keuangan, minimal untuk
memenuhi persyaratan pelaporan pajak-pajak perusahaan. Akuntansi menejerial disisi
lain tidak bersifat wajib. Karena akuntansi manajerial sepenuhnya optional, maka
persoalan pentingnya lebih ditekankan pada aspek manfaat informasinya daripada
faktor kewajiban mengadakan laporannya.
Selain memiliki perbedaan antara akuntansi keuangan dan manajemen juga
memiliki persamaan yaitu :
a. Keduanya dibangun atas dasar pertanggung jawaban (stewardship), manajemen
sebagai wakil perusahaan harus mempertanggung jawabkan keuangan dan
operasional

perusahaan

kepada

semua

pihak

yang berkepentingan.

Akuntansi keuangan berkaitan dengan operasi perusahaan secara keseluruhan, sed
angkan akuntansi manajemen berkaitan dengan satuan
satuan pertanggungjawaban untuk menyediakan laporan pertanggungjawaban
yang lebih terinci.
b. Akuntansi keuangan dan akuntansi pertanggungjawaban dibangun dalam suatu
sistem akuntansi umum, tidak dalam suatu sistem yangterpisah. Selain karena
penyelenggaraan dua sistem yang terpisahdilaranag oleh pihak yang berwenang,
hal tersebut juga akan sangatmahal untuk diimplementasikan karena memerlukan
buku-bukuakuntansi, waktu dan tenaga ekstra.15
C. Informasi Akuntansi dan Fungsi Manajemen
Hasil akhir dari aktivitas para manajer yang dirasakan pelanggan tidak terjadi
begitu saja, tetapi hal itu merupakan hasil dari upaya manajer yang harus
memvisualisasikan dan bersama-sama melaksanakan proses yang dibutuhkan untuk
menjalankan suatu pekerjaan. Secara sistematis proses manajemen meliputi
perencanaan, motivasi, dan pengarahan, serta pengendalian. Dalam berbagai buku
15 Hariadi, Bambang, Akuntansi Manajemen, (2002).
13

teks manajemen, fungsi-fungsi manajemen ini juga secara eksplisit diklasifikasikan
menjadi

perencanaan,

pengorganisasian,

pelaksanakan,

pengawasan

dan

pengendalian. Untuk itu manajemen membutuhkan informasi yang spesifik melalui
proses yang sistematis dari dan untuk masing-masing fungsi riset dan pengembangan,
prosuksi, distribusi, pemasaran, pelayanan pelanggan sesuai dengan jenjang
manajemen pemakai informasi.16
Perencanaan meliputi pemilihan suatu cara pelaksanaan dan penjelasan yang
rinci mengenai cara mengimplemantasikan suatu tindakan. Dalam rangka
perencanaan,

manajemen

membutuhkan

informasi

akuntansi

yang

disusun

berdasarkan pengealaman masa lalu. Perencanaan ini sekaligus merupakan proses
penetapan tujuan yang harus dicapai dalam jangka waktu tertentu. Berdasarkan
rencana ini kemudian melaksanakan tahapan kegiatan selanjutnya dalam satu platform
yang menjadi pedoman pelaksanaan kegiatan operasional, pengambilan keputusankeputusan taktis dan strategis pada tiap jenjang manajemen.
Fungsi pengarahan dan motivasi meliputi proses mobilisasi manusia dan
sumber daya yang lain untuk melaksanakan rencana dan menjalankan operasi rutin.
Dengan adanya rencana yang ditetapkan maka langkah selanjutnya adalah
mengarahkan dan memotivasi sumber daya manusia yang dilibatkan dalam
pelaksanaan

rencana

dimaksud.

Termasuk

dalam

aktivitas

ini

adalah

mengorganisasikan informasi sumber daya manusia yang tersedia sedemikian rupa
dalam bentuk kelompok-kelompok kerja sehingga memungkinkan menjalankan
tugasnya secara optimal.
Proses pengendalian terdiri dari suatu rangkaian aktivitas yang diharapkan
dapat menjamin bahwa suatu rencana benar-benar dilaksanakan atau dimodifikasi
sesuai dengan perubahan-perubahan yang terjadi. Apabila suatu rencana sudah
dilaksanakan maka akan menghasilkan data reaalisasi yang baru. Proses pengawasan
atau pengendalian dapat dilaksanakan dengan membandingkan rencana yang
ditetapkan dengan informasi mengenai realisasi pelaksanaan rencana yang ditetapkan.
Dari hasil analisis ini akan dilakukan tindakan-tindakan perbaikan bila tidak terdapat
ketidak sesuaian yang cenderung merugikan perusahaan. Siklus ini perencanaan dan
pengendalian merupakan arus kegiatan manajemen melalui perencanaan, pengarahan,
motivasi, pengendalian, dan kemudian kembali lagi kepada perencanaan. Dengan
16 Samryn, Akuntansi Manajerial Suatu Pengantar, cet. Ke 1 (Jakarta: Pt Raja Grafindo Persada,
2001), hlm. 7.

14

pengendalian ini dapat diharapkan bahwa kalaupun terjadi penyimpangan dari
rencana semula maka penyimpangan itu tidak akan meleset terlalu jauh.17
Untuk mengoptimalkan pemanfaatan informasi akuntansi perlu dipahami
keterkaitan fungsi manajemen dengan jenjang manajemen beserta kebutuhannya
dalam suatu organisasi. Manajemen tingkat bawah (lower management) akan lebih
membutuhkan informasi operasional sehari-hari. Manajemen tingkat menengah
(middle management) banyak membutuhkan informasi untuk tujuan pengendalian
secara taktis, sementara manajemen puncak (top management) lebih berfokus pada
informasi untuk membuat keputusan-keputusan strategik. Pemahaman ini diperlukan
untuk mengefisienkan pengadaan informasi serta mengefektifkan distribusi dan
pemanfaatannya.
Informasi yang baik harus memenuhi syarat kesesuaian sumber, ruang
lingkup, tingkat agregasi, horizon waktu,kekinian, dan akurasi informasi bagi level
manajemen pemakainya. Hal ini menjadi penting karena informasi akuntansi
merupakan bahan baku pembuatan keputusan yang berhubungan denga alokasi
sumber daya pada tingkat perencanaan, pengarahan, motivasi, implementasi, maupun
pengendalian. Integrasi lingkungan keputusan dengan informasi akuntansi yang baik
diharapkan dapat menghasilkan keputusan-keputusan yang efektif untuk dilaksanakan
dalam satu siklus pengedalian bagi pencapaian tujuan perusahaan secara keseluruhan.
Semakin tinggi kualitas informasi yang digunakan maka semakin tinggi pula harapan
akurasi keputusan yang dihasilkan daripadanya.

BAB III
PENUTUP

1.6 Kesimpulan
Berdasarkan pada meteri diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa konsep dan
ruang lingkup akuntansi manajemen adalah sebagai berikut:
Konsep akuntansi manajemen dalam makalah ini terdapat enam bagian, pertama
adalah sejarah lahirnya akuntansi manajemen, kedua adalah pengertian akuntansi
17 Samryn, Akuntansi Manajerial Suatu Pengantar, cet. Ke 1 (Jakarta: Pt Raja Grafindo Persada,
2001), hlm. 9.

15

manajemen, akuntansi manajemen adalah sistem akuntansi yang berkaitan dengan
ketentuan dan penggunaan informasi akuntansi untuk manajer atau manajemen dalam
suatu organisasi dan untuk memberikan dasar kepada manajemen untuk membuat
keputusan bisnis yang akan memungkinkan manajemen akan lebih siap dalam
pengelolaan dan melakukan fungsi kontrol, keempat adalah prinsip akuntansi manajemen
yang mana prinsip tersebut terdapat dua yaitu penyedia informasi akuntansi dan
membantu manajer, keempat adalah fungsi akuntansi manajemen, fungsi akuntansi
manajemen dibagi menjadi 2 yaitu fungsi utama dan fungsi lini, kelima adalah tujuan,
tujuan dari akuntansi manajemen adalah perencanaan, pengendalian, dan pengambilan
keputusan, keenam adalah konsep dasar akuntansi manajemen.
Ruang lingkup akuntansi manajemen dalam makalah ini dibagi menjadi 3 bagian,
pertama adalah peran akuntansi manajemen, yang mana peran akuntansi manajemen
sebagai penyedia informasi magi manajer, kedua adalah perbedaan akuntansi manajemen
dan keuangan, ketiga adalah informasi akuntansi manajemen dan fungsi manajemen.
1.7 Saran
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah
serta inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Penulis sadar
sepenuhnya tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran yang
bersifat membangun sangatlah penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Amin Widjaja Tunggal, Drs. Akuntansi Biaya. Jakarta (PT. Rineka Cipta: 1993).
Samryn. Akuntansi Manajerial Suatu Pengantar. Jakarta (PT. Raja Grafindo: 2001).
Johnson dan Kaplan,“Relevance Lost: The Rise and Fall of Management Accounting”
Hariadi, Bambang, Akuntansi Manajemen, Jakarta (2002)
Ronald W. Hilton, ManagerialAccounting, Mc Graw-Hill, inc, 1991
http://www.seputarilmu.com/2015/12/pengertian-tujuan-fungsi-fungsi.html.
http://akunman.blogspot.co.id/2015/02/ruang-lingkup-akuntansi-manajemen.html.

16

17