BAB 3 LINGKUNGAN DAN BUDAYA PERUSAHAAN I

TUGAS MANDIRI
MANAJEMEN PERUBAHAN

BAB 3 LINGKUNGAN DAN BUDAYA PERUSAHAAN

Nama : Suriani
NPM : 140610098
Dosen : Serli Diovani Teza, S.Pd., M.Pd.E.

PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS BISNIS
UNIVERSITAS PUTERA BATAM
2018

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt yang maha kuasa karena
dengan rahmat serta karunianya, penulis dapat menyelesaikan makalah mengenai
lingkungan dan budaya perusahaan dengan baik meskipun dalam pembuatan
makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Dalam makalah ini disajikan
beberapa penjelasan singkat mengenai Lingkungan dan budaya perusahaan
disertai dengan tambahan beberapa jurnal nasional sebagai referensi dan

pendukung bagi penulis dalam membuat makalah ini.
Penulis berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan mengenai Lingkungan dan budaya perusahaan dan
penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan, untuk itu penulis berharap adanya kritik, saran dan usulan yang
membangun demi perbaikan dalam pembuatan makalah-makalah selanjutnya,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa adanya saran serta kritik yang
membangun. Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya makalah ini juga dapat berguna bagi saya sendiri dan
pembaca sekalian. Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang berkenan.

Batam, 22 January 2018

Suriani

i

DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
1.1

Latar belakang................................................................................................... 1

1.2

Rumusan Masalah ............................................................................................ 2

1.3

Tujuan Penulisan Makalah .............................................................................. 2

1.4

Manfaat Penulisan Makalah ............................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................ 3

2.1

Lingkungan Perusahaan................................................................................... 3

2.1.1

Pengertian Lingkungan Perusahaan ............................................................... 3

2.1.2

Lingkungan Eksternal ...................................................................................... 4

2.1.3

Hubungan organisasi dan perusahaan ............................................................ 5

2.2

Budaya Perusahaan .......................................................................................... 6


2.2.1

Pengertian Budaya Perusahaan ....................................................................... 6

2.2.2
Kepentingan Penerapan Budaya Perusahaan (Corporate Culture) bagi
Kinerja Kepemimpinan.................................................................................................... 8
2.2.3

Lingkungan Internal ....................................................................................... 11

2.2.4

Manfaat Budaya Perusahaan bagi Kinerja Organisasi ............................ 11

2.2.5

Dimensi Budaya Organisasi .......................................................................... 13

2.3


Pengaruh Lingkungan dan Budaya perusahaan .......................................... 13

2.3.1

Budaya Adaptatif ............................................................................................ 14

BAB III PENUTUP ....................................................................................................... 16
3.1

Kesimpulan ..................................................................................................... 16

3.2

Saran................................................................................................................. 16

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 17

ii


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang
Dalam suatu perusahaan pasti memiliki beberapa lingkungan dan budaya
yang selalu tidak pernah lepas dari aktivitas perusahaan tersebut. Lingkungan
yang ada di organisasi tersebut dapat memberikan pengaruh tertentu bagi kegiatan
ekonominya. Pada dasarnya, lingkungan itu sendiri meliputi unsur dari luar
organisasi (eksternal) dan juga unsur dari dalam organisasi (internal). Selain itu
tiap-tiap organisasi juga memiliki budaya kerja yang berbeda yang dapat
menentukan ciri khas dari setiap organisasi tersebut. Secara keseluruhan,
lingkungan dan budaya kerja memberikan dampak yang terasa bagi kelangsungan
hidup suatu perusahaan.
Lingkungan operasi bisnis makin bersifat dinamis, sehingga manajer di
haruskan untuk siap bereaksi dan merespons hingga perubahan lingkungan yang
terkecil sekalipun. Pemimpin dapat mempengaruhi bawahannya melalui budaya
organisasi, karena perilaku anggota dari organisasi atau perusahaan sangat
dipengaruhi oleh budaya organisasi. Adanya hubungan budaya organisasi yang
baik antara pemimpin dan bawahan, Ini berarti terjadi pengaruh yang sangat baik
pada suatu perusahaan atau organisasi dimana terjadi komitmen yang saling

mendukung antara budaya organisasi dan kepemimpinan dalam mempengaruhi
kinerja karyawan. Robbins (2008:256) menyimpulkan bahwa budaya organisasi
adalah sebagai suatu system dan kebiasaan yang dianut oleh anggota-anggota
organisasi atau perusahaan, hal inilah yang akan membedakan organisasi tersebut
dengan organisasi yang lainnya.
Baik atau buruknya kinerja karyawan dapat juga dipengaruhi oleh faktor
lingkungan kerja disekitarnya. Saat karyawan merasa tidak nyaman ditempat
mereka bekerja maka akan berakibat pada kondisi yang sangat tidak baik bagi
tenaga kerja dalam beraktivitas. Oleh karena itu lingkungan kerja di desain

1

sedemikian rupa agar dapat tercipta kerja yang baik. Lingkungan kerja yang baik
yaitu apabila karyawan dapat melaksanakan kegiatan secara optimal, sehat, aman
dan nyaman.

1.2

Rumusan Masalah


2.

Apakah lingkungan perusahaan itu?

3.

Apasaja lingkungan perusahaan itu?

4.

Bagimana hubungan organisasi dan perusahaan didalam lingkungannya?

5.

Apakah budaya perusahaan itu?

6.

Apasaja budaya perusahaan itu?


7.

Apasaja kepentingan dari diterapkannya budaya dilingkungan sebuah
perusahaan?

1.3

Tujuan Penulisan Makalah

2.

Untuk mengetahui apa itu lingkungan dan budaya perusahaan

3.

Untuk mengetahui bagaimana hubungan antara organisasi dan budaya
perusahaan

4.


Untuk mengetahui kepentingan apasaja dari penerapan budaya dilingkungan
perusahaan

1.4

Manfaat Penulisan Makalah

2.

Menambah pengetahuan dan wawasan pembaca mengenai Manajemen
perubahan terutama pembahasan mengenai Lingkungan dan budaya
perusahaan

3.

Sebagai referensi dan acuan bagi penulisan Tugas Mandiri dengan materi
yang sama selanjutnya.

2


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Lingkungan Perusahaan
2.1.1 Pengertian Lingkungan Perusahaan
Lingkungan kerja merupakan suatu hal yang penting dalam suatu organisasi.
Lingkungan kerja yang baik tentunya merupakan harapan bagi setiap karyawan
karena dengan lingkungan kerja yang baik tentunya para karyawan akan dapat
melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik pula. Dengan lingkungan kerja yang
baik maka secara otomatis dapat memberikan kepuasan tersendiri bagi karyawan.
Nitisemito

(2008:183)

dalam

(Sangki,

Kojo,

&

Sendow,

2014)

mendefinisikan lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar para
pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang
diembankan. Sedangkan Sedarmayati (2001:1) mendefinisikan lingkungan kerja
adalah keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi, lingkungan
sekitarnya di mana seseorang bekerja, metode kerjanya, serta pengaturan
kerjanya baik sebagai perseorangan maupun sebagai kelompok.
(Widodo, 2010) Lingkungan kerja menunjuk pada hal-hal yang berada di
sekeliling dan melingkupi kerja karyawan di kantor. Kondisi lingkungan kerja
lebih banyak tergantung dan diciptakan oleh pimpinan. Lingkungan kerja dalam
perusahaan, dapat berupa: Struktur tugas, desain pekerjaan, pola kepemimpinan,
pola kerjasama, ketersediaan sarana kerja, dan imbalan (reward system).
(Sugiyarti, 2012) Factor – factor yang mempengaruhi terbentuknya suatu
kondisi lingkungan kerja dikaitkan dengan kemampuan karyawan antara lain :
penerangan atau cahaya ditempat kerja, temperature ditempat kerja, kelembaban,
sirkulasi udara, kebisingan, bau tidak sedap, tata warna, dekorasi , music dan
keamanan.

3

2.1.2 Lingkungan Eksternal
(Daft, n.d.) Lingkungan eksternal suatu perusahaan dapat dianggap memiliki
dua lapisan yaitu lingkungan umum dan lingkungan perusahaan. Lingkungan
umum merupakan lapisan terluar yang tersebar luas dan mempengaruhi
perusahaan secara tidak langsung. Lingkungan umum mencakup faktor-faktor
social, ekonomi, hukum/politik, internasional, alam dan teknologi yang samasama mempengaruhi semua perusahaan. Lingkungan tugas lebih dekat dengan
perusahaan dan mencakup sector-sektor yang mengadakan transaksi sehari-hari
dengan perusahaan dan secara langsung mempengaruhi operasi dan kinerja dasar.
Perusahaan juga memiliki lingkungan internal yang mencakup unsur-unsur
didalam cakupan perusahaan. Lingkungan internal terdiri atas karyawan yang ada,
manajemen, dan terutama budaya perusahaan yang menentukan perilaku
karyawan dilingkungan internal dan tingkat adaptasi perusahaan terhadap
lingkungan eksternal.
A.

Lingkungan Umum
Lingkungan umum merupakan lapisan terluar dari lingkungan. Semua

dimensinya memmengaruhi perusahaan seiring waktu, namun sering tidak
berhadapan langsung dalam sehari-hari. Dimensi-dimensi lingkungan umum
mencakup dimensi internasinal, teknologi, ekonomi budaya, social, hukum politik
dan alam.
1.

Dimensi internasional lingkungan eksternal merupakan peristiwaperistiwa yang terjadi diluar negeri sekaligus peluang bagi perusahaanperusahaan AS dinegara lain.

2.

Teknologi dimensi mencakup perkembangan ilmu dan teknologi dibidang
industry tertentu maupun di masyarakat secara keseluruhan.

3.

Social budaya dimensi social budaya lingkungan umum merupakan
karakteristik demografis maupun norma, adat,-istiadat, dan nilai yang dianut
oleh populasi umum. Beberapa karakteristik social budaya yang penting
adalah sebaran dan kepadatan penduduk, usia, dan tingkat pendidikan.

4.

Ekonomi dimensi ekonomi menunjukkan kesehatan ekonomi pada
umumnya dari Negara atau diwilayah dimana sebuah organisasi berjalan.

4

5.

Politik hukum dimensi politik-hukum terdiri atas undang-undang
pemerintah atau tatanan local, Negara, dan federal. Begitu juga aktivitas
politik yang dirancang untuk mempengaruhi perilaku perusahaan.

6.

Alam guna menghadapi tekanan dari advokat lingkungan, organisasiorganisasi telah menjadi makin sensitive dengan berkurangnya sumber daya
alam bumi dan dampak yang diberikan produk pada lingkungan. Dimensi
alam terdiri atas semua elemen secara alami muncul di bumi, contohnya
tumbuhan, bebatuan dan sumber daya alam seperti udara, air dan iklim.

B.

Lingkungan Tugas
Lingkungan tugas terdiri dari sector-sektor yang memiliki hubungan kerja

langsung dengan organisasi yaitu pelanggan, pesaing, pemasok dan tenaga kerja.
1.

Pelanggan adalah

orang-orang dan organisasi dalam lingkungan usaha

yang memperoleh barang dan jasa dari organisasi. Sebagai penerima dari
keluaran yang dihasilkan organisasi, pelanggan adalah unsur yang penting
karena pelanggan mennentukan kesuksesan organisasi.
2.

Pesaing organisasi organisasi lain dalam industry dan jenis usaha sama
yang memberikan barang dan jasa pada pelanggan yang sama.

3.

Pemasok menyediakan bahan-bahan mentah yang digunakan suatu
organisasi untuk memproduksi barangnya.

4.

Pasar tenaga kerja adalah orang-orang dilingkungan usaha yang dapat
dipekerjakan oleh perusahaan. Setiap perusahaan membutuhkan pasokan
personalia yang tertatih dan berkualitas.

2.1.3 Hubungan organisasi dan perusahaan
A.

Ketidakpastian lingkungan

Organisasi harus berusaha membuat ketidakpastian lingkungan jadi efektif.
Berarti bahwa manajer tidak mempunyai informasi yang cukup mengenai faktorfaktor lingkungan untuk dapat memahami dan memperkirakan kebutuhan dan
perubahan lingkungan. Karakteristik yang mempengaruhi ketidakpastian adalah
sejumlah faktor-faktor tersebut berubah.

5

B.

Menyesuaikan dengan lingkungan
Jika sebuah organisasi menghadapi ketidakpastian yang meningkat dimana

berhubungan dengan pesaing, pelanggan, pemasok, peraturan pemerintah, manajer
dapat menggunakan beberapa strategi untuk menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan ini, diantaranya peran-peran perluasan batas, rekanan
antarorganisasi, dan merger atau usaha gabungan.
1. Peran-peran perluasan batas depertemen dan perluasan batas mengaitkan
dan menghubungkan organisasi dengan unsur-unsur penting didalam
lingkungan eksternal. Orang yang melakukan perluasan batas menjalankan
dua hal organisasi yaitu mereka mendeteksi dan memproses informasi
mengenai perubahan-perubahan dan mereka mewakili kepentingan organisasi
pada lingkungan.
2. Rekanan antarorganisasi strategi yang kini popular dalam menyesuaikan diri
dengan lingkungan usaha untuk mengurangi batas-batas dan meningkatkan
kerja sama dengan organisasi-organisasi lain.
3. Merger dan joint ventura joint ventura merupakan aliansi aatu program
strategis yang dilakukan oleh dua atau lebih organisasi sedangkan merger
merupakan gabungan dari dua atau lebih organisasi menjadi satu.

2.2 Budaya Perusahaan
2.2.1 Pengertian Budaya Perusahaan
(Parimita, Prayuda, & Handaru, 2013) Setiap individu memiliki kepribadian
yang unik dan berbeda antara satu dengan lainnya. Ketika kita menggambarkan
seseorang sebagai orang yang hangat, terbuka, santai, pemalu, atau agresif, kita
menggambarkan ciri-ciri kepribadian. Suatu organisasi juga mempunyai
kepribadian yang disebut sebagai budaya.
Robbins (2007:62) budaya adalah sistem makna dan keyakinan bersama
yang dianut oleh para anggota organisasi yang menentukan, sebagian besar, cara
mereka bertindak satu terhadap yang lain dan terhadap orang luar. Definisi
mengenai budaya menyiratkan beberapa hal. Pertama, budaya adalah persepsi.

6

individu mempersepsikan budaya organisasi berdasarkan apa yang mereka lihat,
dengar atau alami di dalam organisasi itu. Kedua, meskipun individu mungkin
memiliki latar belakang yang berbeda atau bekerja dalam tingkatan yang berlainan
di organisasi tersebut, mereka cenderung menggambarkan budaya organisasi itu
dengan istilah yang sama. Terakhir, budaya organisasi adalah istilah deskriptif.
Budaya itu menyangkut bagaimana anggota itu mempersepsikan organisasi
tersebut, bukan menyangkut apakah mereka menyukainya.
(Sanjaya, n.d.) Budaya adalah kompleks nilai, gagasan, sikap, dan simbol
lain yang bermakna yang melayani manusia untuk berkomunikasi, membuat
tafsiran dan mengevaluasi sebagai anggota masyarakat. Budaya dan nilai-nilai
diteruskan dari satu generasi kegenerasi yang lain . Budaya melengkapi orang
dengan rasa identitas dan pengertian perilaku yang dapat diterima didalam
masyarakat. Beberapa dari sikap perilaku yang lebih penting yang dipengaruhi
oleh budaya adalah sebagai berikut:
1.

Rasa diri dan ruang

2.

Komunikasi dan bahasa

3.

Pakaian dan penampilan

4.

Makanan dan kebiasaan makan

5.

Waktu dan kesadaran akan waktu

6.

Hubungan (keluarga, organisasi, pemerintah, dan sebagainya)

7.

Nilai dan norma

8.

Kepercayaan dan sikap

9.

Proses mental dan pembelajaran

10.

Kebiasaan kerja dan praktek
(Sanjaya, n.d.) Budaya Perusahaan disini merupakan terjemahan dari kata

Corporate Culture, dari definisi budaya perusahaan yang dikemukakan oleh para
ahli, dapat disimpulkan bahwa budaya perusahaan adalah suatu pola asumsi dasar
yang dimiliki oleh anggota perusahaan yang berisi nilai-nilai, norma-norma dan
kebiasaan yang mempengaruhi pemikiran, pembicaraan, tingkah laku, dan cara
kerja karyawan sehari-hari, sehingga akan bermuara pada kualitas kinerja
perusahaan. Dengan demikian, budaya perusahaan merupakan solusi yang secara

7

konsisten dapat berjalan dengan baik, bagi sebuah kelompok dalam menghadapi
persoalan-persoalan di dalam dan di luar kelompoknya.

2.2.2 Kepentingan Penerapan Budaya Perusahaan (Corporate Culture) bagi
Kinerja Kepemimpinan
(Sanjaya, n.d.) Dengan menguasai/memahami budaya di suatu organisasi
Manajer mampu membuat dan mengambil keputusan tentang penerapan budayabudaya yang akan di terapkan itu sesuai dengan kondisi organisasi. Dan bila
budaya organisasi berhasil di terapkan dan dikembangkan dengan baik, ini
memberikan lingkungan yang kondusif bagi individu di dalamnya untuk saling
berbagi. Lingkungan yang kondusif ini bukan hanya diciptakan dari proses dan
sistem yang ada di dalamnya, tetapi terutama pada perilaku individu dan nilainilai yang mereka anut. Organisasi yang membentuk budayanya menjadi budaya
pembelajar akan membentuk perilaku individu-individu di dalamnya untuk saling
berbagi

dengan

rekan-rekannya

secara

sukarela.

Mereka

juga

akan

mendokumentasikan dan menjadikan pengetahuannya sebagai bagian dari proses
yang hidup dalam organisasi.
A.

Budaya Perusahaan dan Pemimpin (Manager)
(Sanjaya, n.d.) Dengan pengertian, Budaya Organisasi (yang baik tentunya)

memiliki peranan yang besar bagi organisasi. Dengan adanya Budaya organisasi,
maka manajer akan bisa “mengajak” setiap anggota organisasinya untuk
berperilaku yang mengarah pada pencapaian tujuan organisasi. Tanpa adanya
budaya organisasi, manajer perlu melakukan control yang begitu ketat terhadap
masing-masing perilaku anggotanya, satu per satu.
Pentingnya

budaya

organisasi,

secara

otomatis

berimplikasi

pada

pentingnya seorang manajer untuk menguasai teori pembangunan budaya
organisasi. Dengan menguasai teori pembangunan budaya organisasi, maka
seorang manajer akan dapat melakukan pemilihan budaya yang tepat untuk
konteks organisasinya. Ini penting, karena dengan budaya yang tepat, maka
manajer akan dapat mengarahkan perilaku organisasi para anggotanya secara tepat

8

pula untuk mencapai tujuannya. Alias meminimalisir perilaku menyimpang yang
berpotensi menghancurkan organisasi dari dalam.
Seorang ahli mengumpamakan bahwa untuk mengukur tinggi rendahnya
tingkat budaya organisasi adalah seperti pengukuran

iklim dalam konsep

meteorologi, dimana untuk mengetahui cuaca harus dapat diidentifikasi beberapa
variabel antara lain temperatur, tingkat kelembaban, curah hujan dan lain-lain.
Begitu pula budaya organisasi, dapat dilihat dari iklim kerja antara lain motivasi
kerja, komunikasi yang termasuk didalamnya rasa kebersamaan, kepemimpinan
para manajer, pemahaman terhadap visi dan misi organisasi.
Indikator budaya suatu organisasi kuat apabila :
1. setiap anggota organisasi menghormati hak dan martabat anggota organisasi
sebagai individu dan posisi profesional anggota lainnya
2. Nilai-nilai dan kebiasaan yang hidup dalam organisasi memotivasi anggota
organisasi bekerja dengan ikhlas dan merasa nyaman dalam melaksanakan
pekerjaannya; perbedaan pendapat dapat dikelola dengan baik, sehingga
merupakan dinamika yang mendorong nilai tambah bagi organisasi
3. Anggota organisasi “menari dengan penuh improvisasi dengan irama gendang
yang sama
4. Rasa nyaman dari mitra kerja dan masyarakat yang dilayani oleh organisasi
yang bersangkutan; kelima, terjadinya keselarasan antara budaya organisasi
dengan struktur, Visi dan Misi organisasi.

B.

Penanaman Budaya Perusahaan kepada Pimpinan dan Manager
(Sanjaya, n.d.) Penerapan budaya organisasi sangat ditentukan oleh

pimpinan organisasi yang bersangkutan. Pimpinan dan manajer harus memiliki
komitmen yang kuat untuk memegang teguh dan menerapkan budaya organisasi.
Hal ini perlu ditanamkan terlebih dulu kepada pimpinan dan manajer, setelah itu
baru dapat disosialisasikan kepada karyawan dan konsumen.
Peran manajerial level dalam melakukan sosialisasi budaya organisasi:
1.

Seleksi terhadap calon karyawan

9

Pimpinan harus lebih selektif dalam menerima calon karyawan. Karyawan
harus memenuhi kualifikasi persyaratan yang telah ditentukan agar mereka
mampu berpedoman pada sisten nilai dan norma-norma yang terkandung
dalam budaya organisasi.
2.

Penempatan karyawan
Penempatan karyawan haruslah sesuai dengan kemampuan dan bidang
keahliannya. Dengan begitu, karyawan mampu memegang teguh budaya
organisasi.

3.

Pendalaman bidang pekerjaan
Pendalaman bidang pekerjaan karyawan dan pemahaman tugas, hak dan
kewajiban perlu dilakukan oleh pimpinan. Pendalaman bidang pekerjaan
karyawan dapat dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan kerja sesuai
dengan analisis kebutuhan dan permasalahannya.

4.

Pengukuran kinerja dan Pemberian penghargaan
Kinerja organisasi perlu diukur secara periodic 6 bulan atau minimal setiap
tahun agar dapat dievaluasi perkembangannya dari tahun ke tahun
berikutnya. Peningkatan kinerja organisasi harus diimbangi dengan
pemberian penghargaan non materi dan materi secara adil dan layak kepada
setiap individu organisasi yang berprestasi

5.

Penanaman kesetiaan kepada nilai-nilai utama organisasi
Kesetiaan kepada nilai-nilai utamaseperti mengutamakan memberikan
pelayanan yang terbaik kepada konsumen. Penanaman kesetiaan kepada
nilai-nilai utama organisasi kepada seluruh individu organisasi agar mereka
bekerja berlandaskan pada moral, mencapai prestasi optimal dan bekerja
untuk Tuhan Y.M.E

6.

Memperluas Informasi, cerita, danberita tentang budaya perusahaan
Pimpinan dan manager perlu memperluas informasi atau menceritakan
peraturan-peraturan organisasi, kepegawaian dan sanksi-sanksi kerja kepada
karyawan agar mereka mampu memahami dan mematuhinya.

7.

Pengakuan dan Promosi karyawan

10

Pimpinan perlu memberikan pengakuan dalam bentuk promosi jabatan bagi
karyawan yang berprestasi tinggi, memberikan predikat karyawan teladan
karyawan teladan berdasarkan kondite dan prestasi mereka. Begitu pula
promosi jabatan dan predikat terbaik agar mereka dapat memegang teguh
budaya organisasi.

2.2.3 Lingkungan Internal
Lingkungan internal adalah tempat manajer bekerja yang mencakup budaya
perusahaan, teknologi produksi, struktur organisasi, dan fasilitas fisik.Lingkungan
internal meliputi ; pekerja/karyawan, dewan komisaris, dan pemegang saham.
1.

Pekerja/karyawan
Pekerja merupakan orang-orang yang bekerja di dalam lingkungan suatu
perusahaan atau organisasi yang menginginkan imbalan berupa upah atau
gaji, sementara manajer menginginkan adanya kinerja yang tinggi.

2.

Dewan komisaris
Dewan komisaris mewakili kepentingan para pemegang saham dimana
dewan komisaris memantau kegiatan dan mengawasi manajemen, serta
memastikan kegiatan akan berjalan mencapai tujuan. Kedudukannya adalah
independen terhadap manajemen.

3.

Pemegang saham
Tanggung jawab pemegang saham didasarkan pada seberapa besar saham
mereka terhadap perusahaan. Jika perusahaan memperoleh keuntungan
maka mereka memperoleh imbalan sebesar yang mereka sertakan.

2.2.4

Manfaat Budaya Perusahaan (Corporate Culture) bagi Kinerja
Organisasi
(Sanjaya, n.d.) Ada dua sisi manfaat yang diperoleh apabila budaya

perusahaan dipahami oleh seluruh lapisan sumber daya manusia dan bagi
perusahaan. Manfaat bagi sumber daya manusia adalah:

11

a.

Sebagai pedoman berperilaku di dalam perusahaan. Dalam hal ini karyawan
tidak dapat semena-mena bertindak atau berperilaku sekehendak hati,
melainkan harus menyesuaikan diri dengan siapa dan dimana mereka
berada.

b.

Adanya kesamaan langkah dan visi di dalam melakukan tugas dan tanggung
jawab masing-masing individu dapat meningkatkan fungsinya dan
mengembangkan tingkat interpendensi antar individu atau bagian karena
Individu atau bagian yang lain saling melengkapi dalam kegiatan usaha
perusahaan.

c.

Memberikan dorongan kepada karyawan untuk mencapai prestasi kerja atau
produktivitas yang lebih baik.

d.

Mengetahui secara pasti tentang karirnya di perusahaan sehingga
mendorong mereka untuk konsisten dengan tugas dan tanggung jawab.
Adapun manfaat yang diperoleh perusahaan antara lain:

1.

merupakan salah satu unsur yang dapat menekan tingkat perputaran (turn
over) karyawan, karena budaya perusahaan mendorong karyawan
memutuskan untuk tetap berkembang bersama perusahaan tersebut.

2.

Sebagai pedoman di dalam menentukan kebijakan yang berkenaan dengan
ruang lingkup kegiatan intern perusahaan seperti tata tertib administrasi,
hubungan antar bagian, penghargaan prestasi karyawan, penilaian kerja dan
lain-lain.

3.

Untuk menunjukkan pada pihak eksternal tentang keberadaan perusahaan
dari ciri khas yang dimiliki, di tengah-tengah perusahaan yang ada di
masyarakat.

4.

merupakan acuan dalam penyusunan perencanaan perusahaan (corporate
planning).

5.

Dapat membuat program-program pengembangan usaha dan pengembangan
sumber daya manusia dengan dukungan penuh dari seluruh jajaran sumber
daya manusia yang ada.

12

2.2.5 Dimensi Budaya Organisasi
Riset mengemukakan bahwa ada tujuh dimensi yang secara keseluruhan
menangkap hakikat budaya organisasi. Setiap dimensi tersebut dari rendah sampai
tinggi, yang semata-mata disebut bukan sebagai tipe budaya (rendah) atau tipe
budaya (tinggi). Menilai organisasi dari ketujuh dimensi itu akan memberikan
gambaran mengenai unsur-unsur pembentuk budaya organisasi tersebut. Dalam
banyak organisasi, salah sati dimensi budaya itu kadang muncul di atas yang lain
dan biasanya membentuk kepribadian organisasi dan cara kerja kerja anggota
organisasi.
1.

Inovasi dan pengambilan resiko, Kadar seberapa karyawan didorong
untuk inovatif dan mengambil risiko

2.

Perhatian pada detail, Kadar sebarapa karyawan diharapkan mampu
menunjukkan ketepatan, analisis, dan perhatian pada detail.

3.

Orientasi Hasil, Kadar seberapa manajer berfokus pada hasil atau keluaran
bukannya pada cara mencapai hasil itu.

4.

Orientasi

orang,

Kadar

seberapa

keputusan

manajemen

turut

mempengaruhi orang-orang yang ada dalam organisasi.
5.

Orientasi tim, Kadar seberapa pekerjaan disusun berdasar tim bukannya
perorangan.

6.

Keagresifan, Kadar seberapa keryawan agresif dan bersaing daripada
bekerjasama.

7.

Stabilitas, Kadar seberapa keputusan dan tindakan organisasi menekankan
usaha untuk mempertahankan status.

2.3

Pengaruh Lingkungan dan Budaya perusahaan
Pengaruh yang besar terhadap budaya perusahaan internal adalah

lingkungan eksternal. Budaya dapat bermacam-macam adanya di seluruh
organisasi. Namun organisasi dalam industry yang sama sering kali menunjukkan
karakteristik budaya yang serupa. Budaya internal harus mewujudkan segala hal
yang diperlukan untuk mencapai kesuksesan dalam lingkungan usaha.

13

2.3.1 Budaya Adaptatif
Budaya perusahaan yang kuat tidak menjamin kesuksesan bisnis kecuali
kalau budaya tersebut mendorong kearah adaptasi yang sehat terhadap lingkungan
eksternal. Budaya adaptatif memiliki nilai-nilai dan perilaku yang berbeda dari
budaya perusahaan yang tidak adaptatif. Dalam budaya adaptatif, manajer peduli
akan pelanggan dan orang-orang internal serta proses-proses kea rah yang
bermanfaat. Dalam budaya perusahaan yang tidak adaptatif manajer hanya
memikirkan dirinya sendiri, dan nilai-nilaiyang dianutnya cenderung tidak mau
mengambil resiko dan membuat perubahan. Oleh karena itu budaya yang kuat saja
tidak cukup, karena budaya yang tidak sehat mungkin mendorong organisasi
kearah yang salah.
Budaya

dikategorikan

menjadi

empat

(penyesuaian,

pencapaian,

keterlibatan,dan konsistensi). Dan didasarkan pada dua dimensi, yakni
1.

Sejauh mana lingkungan eksternal menharuskan adanya fleksibilitas atau
stabilitas.

2.

Sejauh mana focus strategis perushaan bersifat internal atau eksternal.

a.

Budaya penyesuaian (adaptability culture)
Manajer mendorong nilai-nilai yang mendukung kemampuan perusahaan
untuk dengan cepat mengenali, memahami, dan mengartikan sinyal-sinyal
dari lingkungan ke dalam respons perilaku yang baru. Pegawai memiliki
otonomi dalam membuat keputusan dan bertindak dengan bebas untuk
memenuhi kebutuhan baru. Manajer juga secara aktif menciptakan
perubahan dengan mendorong dan menghargai kreativitas, percobaan, dan
pengambilan resiko.

b.

Budaya pencapaian (achievement culture)
Budaya yang berorientasi hasil yang menghargai persaingan, inisiatif
perorangan, dan pencapaian. Penekanan untuk menang dan mewujudkan
tujuan yang ambisisus diibaratkan sebagai lem yang merekatkan
perusahaan.

c.

Budaya keterlibatan (involvement culture)

14

Menekankan focus internalnya terhadap keterlibatan dan peranan pegawai
untuk menyesuaikan diri dengan cepat terhadap kebutuhan lingkungan yang
terus berubah. Jenis budaya ini menempatkan nilai yang tinggi terhadap
terpenuhinya kebutuhan pegawai, dan organisasi seperti ini dapat dicirikan
dengan adanya atmosfir kasih saying dan kekerabatan. Manajernya
menekankan nila-nilai kerja sama, perhatian, dan tidak memandang
perbedaan status.
d.

Budaya konsistensi (consistency culture)
Menggunakan focus internal dan orientasi konsistensi untuk menjaga
lingkungan agar tetap stabil. Patuh terhadap aturan dan cermat menrupakan
ciri dari budaya ini, dan buaya ini juga mendukung dan menghargai cara
yang metodis dan rasional dalam bekerja.

Tiap budaya membawa keberhasilan sendiri-sendiri terhadap perusahaan.
Selain itu, tiap perusahaan memiliki nilai-nilai yang berpegang pada lebih dari
satu kategori budaya. Penekanan relative terhadap nilai-nilai budaya yang
beragam bergantung pada kebutuhan lingkungan dan focus dari organisasi yang
bersangkutan.

15

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari uraian diatas disimpulkan bahwa Lingkungan kerja menunjuk hal-hal
yang berkaitan dengan struktur tugas, desain pekerjaan, pola kepemimpinan, pola
kerjasama, prasarana, dan imbalan (reward system). Kalau hal-hal dalam struktur
tugas, desain pekerjaan, pola kepemimpinan, pola kerjasama, ketersediaan alat
kerja dan imbalan dapat diwujudkan, maka tidak sulit untuk meningkatkan
motivasi kerja karyawan di tempat tugas. Pada gilirannya, karyawan akan
meningkatkan kinerjanya. Hal-hal yang paling dekat yang dapat dilihat, bahwa
semangat kerja karyawan meningkat, kohesivitas kelompok tinggi, penyelesaian
tugas membaik, menurunnya angka absensi.
Sedangkan budaya perusahaan adalah suatu pola asumsi dasar yang dimiliki
oleh anggota perusahaan yang berisi nilai-nilai, norma-norma dan kebiasaan yang
mempengaruhi pemikiran, pembicaraan, tingkah laku, dan cara kerja karyawan
sehari-hari, sehingga akan bermuara pada kualitas kinerja perusahaan. Dengan
demikian, budaya perusahaan merupakan solusi yang secara konsisten dapat
berjalan dengan baik, bagi sebuah kelompok dalam menghadapi persoalanpersoalan di dalam dan di luar kelompoknya.

3.2

Saran
Diperlukan adanya pengenalan terlebih dulu mengenai lingkungan dan

budaya disuatu perusahaan terutama bagi karyawan baru agar bisa menyesuaikan
diri dengan lingkungan dan budaya perusahaan tersebut.

16

DAFTAR PUSTAKA
Daft, R. L. (n.d.). ERA BARU Manajemen (Edisi 9). Jakarta: Salemba Empat.
Parimita, W., Prayuda, W. H., & Handaru, A. W. (2013). Pengaruh Lingkungan
Kerja Dan Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada
Bank Btn (Persero) Cabang Bekasi. Jurnal Riset Manajemen Sains
Indonesia , Vol. 4, No.

Sangki, ichard Y., Kojo, C., & Sendow, G. M. (2014). Lingkungan Kerja, Budaya
Kerja Dan Semangat Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Outsourcing Pada
Grapari Telkomsel Manado. Jurnal EMBA, Vol.2 No.3.
Sanjaya, Y. (n.d.). Pengertian Budaya Perusahaan. Retrieved January 21, 2018,
from https://www.academia.edu/30743999/Pengertian_Budaya_Perusahaan
Sugiyarti, G. (2012). Pengaruh Lingkungan Kerja, Budaya Organisasi Dan
Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja Untuk Meningkatkan Kinerja
Pegawai ( Studi Pada Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustu S 1945
Semarang. Ilmiah UNTAG, Vol 1, No.
Widodo,

T.

(2010).

Pengaruh

Lingkungan

Kerja,

Kepemimpinan Terhadap Kinerja. EMBA, Vol.3 No.5.

17

Budaya

Organisasi,