HAL HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM M

HAL - HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM MEMBELI OBAT

O

bat hadir dalam berbagai bentuk sediaan seperti suntikan, tablet,
kapsul, serbuk (puyer), koyo, semprotan, salep, tetes dan
supositoria.
Mana

yang

terbaik

tergantung pada di mana

atau

seberapa

cepat bahan aktif akan


dilepaskan atau

kepada

diberikan

siapa

obat

(misalnya orang dewasa,

anak).

Pada

setiap

obat,


terdapat

label

informasi

identitas

dan

kemasan

yang

berisi

petunjuk pemakaiannya.

Membaca


dengan

memahami

cermat

dan

informasi tersebut akan
memaksimalkan potensi

manfaat

obat

dan mencegah timbulnya efek samping yang tidak diinginkan.
1. Nama obat
Obat dipasarkan dalam dua jenis: obat generik dan obat merek. Obat generik
adalah obat yang memiliki nama sama dengan bahan aktifnya. Obat merek adalah


obat yang memiliki nama pasar sesuai yang diperkenalkan oleh produsennya. Pada
label obat merek, biasanya tercantum dua nama: nama merek dan nama generiknya
(bahan aktifnya). Nama merek terdapat pada bagian atas label, yang biasanya lebih
dikenal masyarakat. Bahan aktif, yang terletak di bawah nama merek, adalah nama
sebenarnya dari obat itu. Misalnya, nama mereknya adalah Panadol, bahan aktifnya
adalah paracetamol. Merek lain paracetamol yang diproduksi oleh perusahaan yang
berbeda termasuk Sanmol, Pamol, Dapyrin, Grafadon, Hufagesic dan Bodrex.
2. Indikasi
Indikasi adalah kondisi yang membuat penggunaan obat tertentu dianjurkan.
Indikasi untuk paracetamol, misalnya, adalah nyeri dan demam ringan sampai
moderat. Satu obat mungkin memiliki lebih dari satu indikasi, yang berarti bisa
digunakan untuk beberapa penyakit atau kondisi. Setiap indikasi yang dicantumkan
dalam label obat harus mendapatkan persetujuan dari BPOM. Produsen tidak
diperbolehkan untuk memasarkan obat untuk indikasi yang belum disetujui oleh
BPOM. Jangan menggunakan obat untuk sesuatu yang tidak diindikasikan, karena
mungkin justru berbahaya bagi Anda.
3. Dosis
Obat-obatan tersedia dalam dosis (kekuatan) yang berbeda. Label obat akan
memberitahu Anda berapa dosis yang tersedia. Paracetamol, misalnya, tersedia
dalam dosis 100 mg (sirup), 250 mg, 500 mg, 650 mg dan 1000 mg. Mengetahui

dosis obat adalah hal yang penting. Beberapa obat menggunakan nama “forte”
untuk menunjukkan dosis yang lebih kuat.
Obat mungkin harus Anda ambil secara teratur pada interval tertentu,
sehingga dosis obat dalam tubuh tetap merata sepanjang periode pengobatan.

Kemampuan tubuh kita dalam merespon obat-obatan juga menurun oleh usia.
Karena itu, dosis obat mungkin harus dikurangi ketika Anda mulai menua, untuk
meminimalkan kemungkinan efek samping.
4. Instruksi dan peringatan
Instruksi memberitahu Anda kapan dan berapa banyak obat harus diambil.
Label obat mungkin juga memberi petunjuk tambahan untuk obat tertentu. Sebagai
contoh, Anda mungkin diinstruksikan untuk membuang obat satu bulan setelah
dibuka (tetes mata) atau meneruskan pengobatan sampai semua tablet habis
(antibiotik).
5. Efek samping
Obat tidak sepenuhnya aman. Sebagian besar obat memiliki efek samping
yang tidak diinginkan. Efek samping yang paling serius tidak berhenti setelah
pengobatan dihentikan, namun hal itu jarang terjadi.
Efek samping tidak selalu terjadi karena setiap orang bereaksi berbeda
terhadap obat. Setiap orang memiliki sistem dan metabolisme tubuh yang sedikit

unik, sehingga tubuh Anda tidak selalu merespon obat-obatan dengan cara yang
sama dengan orang lain. Kadang-kadang, obat yang manjur untuk kebanyakan
orang tidak bermanfaat untuk Anda. Demikian pula, Anda mungkin mengalami
efek samping yang tidak dialami kebanyakan orang lain. Akibatnya, Anda mungkin
harus mencoba lebih dari satu obat sebelum menemukan yang cocok untuk Anda.
Ketika memulai obat baru, tanyakan kepada dokter apa efek sampingnya
yang harus Anda waspadai. Kemudian, pantau respon tubuh terhadap obat itu
dalam dua minggu pertama. Jika Anda mengalami efek samping, beritahu dokter

Anda. Konsultasikan dengannya apakah efek samping tersebut serius dan apakah
perlu obat alternatif. Obat harus dipilih agar manfaatnya lebih besar daripada
mudaratnya.
Anda dapat menghindari atau mengelola beberapa efek samping dengan
perencanaan ke depan. Misalnya, mengambil obat tertentu sesudah makan dapat
mengurangi gangguan perut.
6. Mengemudi kendaraan dan mengoperasikan mesin
Obat dapat memengaruhi kemampuan Anda untuk mengemudi atau
mengoperasikan mesin. Obat tersebut biasanya adalah jenis obat penenang atau
obat penghilang rasa sakit yang kuat. Sesuai saran di atas, Anda harus berhati-hati
dengan obat yang efeknya belum terbiasa. Pada beberapa kasus, Anda mungkin

perlu pembiasaan dengan efek obat sebelum aman untuk mengemudi kendaraan
atau mengoperasikan mesin lagi.
7. Kontraindikasi
Kontraindikasi adalah keadaan di mana Anda tidak disarankan menggunakan
obat tertentu. Kehamilan atau penyakit tertentu dapat mengecualikan penerapan
obat.
8. Interaksi
Interaksi obat dengan obat lain, makanan, suplemen dan herba tertentu dapat
memengaruhi efeknya. Interaksi bisa menyebabkan efek obat terlalu kuat
(overdosis) atau terlalu lemah. Untuk informasi lebih lanjut mengenai interaksi
obat, silakan membaca: Waspadai interaksi obat dan makanan.

9. Informasi lain dalam kemasan
Label obat juga akan memberitahu Anda nama perusahaan yang
memproduksinya, nomor batch dan tanggal kadaluwarsa. Rincian ini penting untuk
memastikan bahwa obat tidak kadaluwarsa dan nomor batch dapat menjadi
referensi bila terjadi kesalahan produksi atau hal lain yang membuat obat dengan
nomor batch tertentu harus ditarik dari peredaran.