Makalah LIMBAH DAN BENCANA ALAM.docx

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat limpahan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami selaku kelompok tiga dapat menyelesaikan
makalah tentang “Penanganan, Pengolahan Limbah Dan Bencana Alam”, meskipun
dalam bentuk yang sederhana.
Penyusunan makalah ini, dapat diselesaikan dengan baik dan tepat waktu
meskipun tidak mudah dan ada beberapa hambatan dan kesulitan yang penyusun
hadapi. Tetapi semua itu dapat kami lalui berkat bantuan dari teman-teman sekalian dan
tak luput dari berkat dan rahmat Allah SWT. serta kerja sama yang baik dalam
kelompok kami
Oleh karena itu, penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen mata
kuliah yang telah menugaskan kepada kelompok tiga untuk memaparkan materi
mengenai pengolahan limbah cair sehingga melalui makalah ini penulis dapat
memperoleh ilmu pengetahuan baru khususnya pada proses pengolahan limbahlimbah industri – industry dan cara menghadapi bencana alam, tak lupa pula penulis
mengucapkan terima kasih kepada

teman-teman yang telah

membantu dalam

penyusunan makalah ini, semoga kita semua diberi rahmat dan hidayah-Nya.

Cikaum, 26 Maret 2014
Penyusun

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar belakang
Limbah berupakan benda (Padat, Cair, Gas, B3) yang tidak diperlukan dan
dibuang, limbah pada umumnya mengandung bahan pencemar dengan
konsentrasi bervariasi. Bila dikembalikan ke alam dalam jumlah besar, limbah ini
akan terakumulasi di alam sehingga mengganggu keseimbangan ekosistem Alam
Penumpukan limbah di alam menyebabkan ketidak seimbangan ekosistem
tidak dikelolah dengan baik. Pengelolahan limbah ini merupakan upaya
merencanakan melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi pendaya gunaan
limbah, serta pengendalian dampak yang ditimbulkannya
Upaya pengelolahan limbah tidak mudah dan memerlukan pengetahuan

tentang limbah ( Padat, Cair, Gas, B3) unsur-unsur yang terkandung serta
penanganan limbah agar tidak mencemari lingkungan selain itu perlu
keterampilan mengelolah limbah menjadi ekonomis dan mengurang jumlah
limbah yang terbuang ke alam.
Makalah ini akan membahas tentang pengelolahan limbah dengan tata cara
yang baik dan benar. Diharapkan dengan dilaksanakan pembelajaran ini dapat
dikembangkan manajemen limbah, khususnya limbah Padat, Cair, Gas, serta
berbahaya dan beracun (B3)

1.2

Tujuan
Dengan adanya makalah ini mudah mudahan pembaca dapat menambah
wawasan tentang materi pengelolahan limbah

1

BAB II
PENANGANAN DAN PENGOLAHAN LIMBAH


2.1

Pengelolaan Limbah Padat
2.1.1 Penimbunan Terbuka
Terdapat dua cara penimbunan sampah yang umum dikenal, yaitu metode
penimbunan terbuka (open dumping) dan metode sanitary landfill. Pada
metode penimbunan terbuka. Di lahan penimbunan terbuka, berbagai hama
dan kuman penyebab penyakit dapat berkembang biak. Gas metan yang
dihasilkan oleh pembusukan sampah organik dapat menyebar ke udara
sekitar dan menimbulkan bau busuk serta mudah terbakar. Cairan yang
tercampur dengansampah dapat merembes ke tanah dan mencemari tanah
serta air.
2.1.2 Sanitary Landfill
Pada metode sanitary landfill, sampah ditimbun dalam lubang yang dialasi
iapisan lempung dan lembaran plastik untuk mencegah perembesan limbah
ke tanah. Pada landfill yang lebih modern lagi, biasanya dibuat sistem
Iapisan ganda (plastik – lempung – plastik – lempung) dan pipa-pipa
saluran untuk mengumpulkan cairan serta gas metan yang terbentuk dari
proses pembusukan sampah. Gas tersebut kemudian dapat digunakan untuk
menghasilkan listrik.

2.1.3 Insinerasi
Insinerasi adalah pembakaran sampah/limbah padat menggunakan suatu
alat yang disebut insinerator. Kelebihan dari proses insinerasi adalah
volume sampah berkurang sangat banyak (bisa mencapai 90 %). Selain itu,
proses insinerasi menghasilkan panas yang dapat dimanfaatkan untuk
menghasilkan listrik atau untuk pemanas ruangan.
2.1.4 Pembuatan kompos padat dan cair
Metode ini adalah dengan mengolah sampah organic seperti sayuran, daundaun

kering,

kotoran

hewan

melalui

proses

penguraian


oleh

mikroorganisme tertentu. Pembuatan kompos adalah salah satu cara terbaik
dalam penanganan sampah organic. Berdasarkan bentuknya kompos ada
yang berbentuk padat dan cair. Pembuatannya dapat dilakukan dengan
2

menggunakan kultur mikroorganisme, yakni menggunakan kompos yang
sudah jadi dan bisa didapatkan di pasaran seperti EMA efectif
microorganism 4.EMA merupakan kultur campuran mikroorganisme yang
dapat meningkatkan degaradasi limbah atau sampah organik
2.1.5 Daur Ulang
Daur ulang adalah proses untuk menjadikan suatu bahan bekas menjadi
bahan baru dengan tujuan mencegah adanya sampah yang sebenarnya dapat
menjadi sesuatu yang berguna, mengurangi penggunaan bahan baku yang
baru, mengurangi penggunaan energi, mengurangi polusi, kerusakan lahan,
dan emisi gas rumah kaca jika dibandingkan dengan proses pembuatan
barang baru. Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah
padat yang terdiri atas kegiatan pemilahan, pengumpulan, pemrosesan,

pendistribusian dan pembuatan produk / material bekas pakai, dan
komponen utama dalam manajemen sampah modern dan bagian ketiga
adalam proses hierarki sampah 3R (Reuse, Reduce, and Recycle). Materialmaterial yang dapat didaur ulang dan prosesnya diantaranya adalah:
a. Bahan bangunan
Material bangunan bekas yang telah dikumpulkan dihancurkan dengan
mesin penghancur, kadang-kadang bersamaan dengan aspal, batu bata,
tanah, dan batu. Hasil yang lebih kasar bisa dipakai menjadi pelapis jalan
semacam aspal dan hasil yang lebih halus bisa dipakai untuk membuat
bahan bangunan baru semacam bata.
b. Baterai
Banyaknya variasi dan ukuran baterai membuat proses daur ulang bahan
ini relatif sulit. Mereka harus disortir terlebih dahulu, dan tiap jenis
memiliki perhatian khusus dalam pemrosesannya. Misalnya, baterai jenis
lama masih mengandung merkuri dan kadmium, harus ditangani secara
lebih serius demi mencegah kerusakan lingkungan dan kesehatan
manusia. Baterai mobil umumnya jauh lebih mudah dan lebih murah
untuk didaur ulang.
c. Barang Elektronik
Barang elektronik yang populer seperti komputer dan handphone
umumnya tidak didaur ulang karena belum jelas perhitungan manfaat

ekonominya. Material yang dapat didaur ulang dari barang elektronik
misalnya adalah logam yang terdapat pada barang elektronik tersebut
3

(emas, besi, baja, silikon, dan lain-lain) ataupun bagian-bagian yang
masih dapat dipakai (microchip, processor, kabel, resistor, plastik, dan
lain-lain). Namun tujuan utama dari proses daur ulang, yaitu kelestarian
lingkungan, sudah jelas dapat menjadi tujuan diterapkannya proses daur
ulang pada bahan ini meski manfaat ekonominya masih belum jelas.
d. Logam
Besi dan baja adalah jenis logam yang paling banyak didaur ulang di
dunia. Termasuk salah satu yang termudah karena mereka dapat
dipisahkan dari sampah lainnya dengan magnet. Daur ulang meliputi
proses logam pada umumnya; peleburan dan pencetakan kembali. Hasil
yang didapat tidak mengurangi kualitas logam tersebut. Contoh lainnya
adalah alumunium, yang merupakan bahan daur ulang paling efisien di
dunia. Namun pada umumnya, semua jenis logam dapat didaur ulang
tanpa mengurangi kualitas logam tersebut, menjadikan logam sebagai
bahan yang dapat didaur ulang dengan tidak terbatas.
e. Bahan Lainnya

1) Kaca, dapat juga didaur ulang. Kaca yang didapat dari botol dan lain
sebagainya dibersihkan dair bahan kontaminan, lalu dilelehkan
bersama-sama dengan material kaca baru. Dapat juga dipakai sebagai
bahan bangunan dan jalan. Sudah ada Glassphalt, yaitu bahan pelapis
jalan dengan menggunakan 30% material kaca daur ulang.
2) Kertas, juga dapat didaur ulang dengan mencampurkan kertas bekas
yang telah dijadikan pulp dengan material kertas baru. Namun kertas
akan selalu mengalami penurunan kualitas jika terus didaur ulang.
Hal

ini

menjadikan

kertas

harus

didaur


ulang

dengan

mencampurkannya dengan material baru, atau mendaur ulangnya
menjadi bahan yang berkualitas lebih rendah.
3) Plastik, dapat didaur ulang sama halnya seperti mendaur ulang
logam. Hanya saja, terdapat berbagai jenis plastik di dunia ini. Saat
ini di berbagai produk plastik terdapat kode mengenai jenis plastik
yang membentuk material tersebut sehingga mempermudah untuk
mendaur ulang. Suatu kode di kemasan yang berbentuk segitiga 3R
dengan kode angka di tengah-tengahnya adalah contohnya. Suatu
angka tertentu menunjukkan jenis plastik tertentu, dan kadangkadang diikuti dengan singkatan, misalnya LDPE untuk Low Density
4

Poly Etilene, PS untuk Polistirena, dan lain-lain, sehingga
mempermudah proses daur ulang.
2.2

Pengelolaan Limbah Cair

Metode dan tahapan proses pengolahan limbah cair yang telah
dikembangkan sangat beragam. Limbah cair dengan kandungan polutan yang
berbeda kemungkinan akan membutuhkan proses pengolahan yang berbeda pula.
Proses- proses pengolahan tersebut dapat diaplikasikan secara keseluruhan,
berupa kombinasi beberapa proses atau hanya salah satu. Proses pengolahan
tersebut juga dapat dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan atau faktor finansial.
2.2.1 Pengolahan Primer (Primary Treatment)
Tahap pengolahan primer limbah cair sebagian besar adalah berupa proses
pengolahan secara fisika.
a.

Penyaringan (Screening)
Pertama, limbah yang mengalir melalui saluran pembuangan disaring
menggunakan jeruji saring. Metode ini disebut penyaringan. Metode
penyaringan merupakan cara yang efisien dan murah untuk
menyisihkan bahan-bahan padat berukuran besar dari air limbah.

b.

Pengolahan Awal (Pretreatment)

Kedua, limbah yang telah disaring kemudian disalurkan kesuatu tangki
atau bak yang berfungsi untuk memisahkan pasir dan partikel padat
teruspensi lain yang berukuran relatif besar. Tangki ini dalam bahasa
inggris disebut grit chamber dan cara kerjanya adalah dengan
memperlambat aliran limbah sehingga partikel – partikel pasir jatuh ke
dasar tangki sementara air limbah terus dialirkan untuk proses
selanjutnya.

c.

Pengendapan
Setelah melalui tahap pengolahan awal, limbah cair akan dialirkan ke
tangki atau bak pengendapan. Metode pengendapan adalah metode
pengolahan utama dan yang paling banyak digunakan pada proses
pengolahan primer limbah cair. Di tangki pengendapan, limbah cair
didiamkan agar partikel – partikel padat yang tersuspensi dalam air
limbah dapat mengendap ke dasar tangki. Enadapn partikel tersebut
akan membentuk lumpur yang kemudian akan dipisahkan dari air

5

limbah ke saluran lain untuk diolah lebih lanjut. Selain metode
pengendapan, dikenal juga metode pengapungan (Floation).
d.

Pengapungan (Floation)
Metode ini efektif digunakan untuk menyingkirkan polutan berupa
minyak

atau

lemak.

Proses

pengapungan

dilakukan

dengan

menggunakan alat yang dapat menghasilkan gelembung- gelembung
udara berukuran kecil (± 30 – 120 mikron). Gelembung udara tersebut
akan membawa partikel –partikel minyak dan lemak ke permukaan air
limbah sehingga kemudian dapat disingkirkan.
e.

Bila limbah cair hanya mengandung polutan yang telah dapat
disingkirkan melalui proses pengolahan primer, maka limbah cair yang
telah mengalami proses pengolahan primer tersebut dapat langsung
dibuang kelingkungan (perairan). Namun, bila limbah tersebut juga
mengandung polutan yang lain yang sulit dihilangkan melalui proses
tersebut, misalnya agen penyebab penyakit atau senyawa organik dan
anorganik terlarut, maka limbah tersebut perlu disalurkan ke proses
pengolahan selanjutnya.

2.2.2 Pengolahan Sekunder (Secondary Treatment)
Tahap pengolahan sekunder merupakan proses pengolahan secara biologis,
yaitu

dengan

melibatkan

mikroorganisme

yang

dapat

mengurai/

mendegradasi bahan organik. Mikroorganisme yang digunakan umumnya
adalah bakteri aerob.
Terdapat tiga metode pengolahan secara biologis yang umum digunakan
yaitu metode penyaringan dengan tetesan (trickling filter), metode lumpur
aktif (activated sludge), dan metode kolam perlakuan (treatment ponds /
lagoons) .
a.

Metode Trickling Filter
Pada metode ini, bakteri aerob yang digunakan untuk mendegradasi
bahan organik melekat dan tumbuh pada suatu lapisan media kasar,
biasanya berupa serpihan batu atau plastik, dengan dengan ketebalan ±
1 – 3 m. limbah cair kemudian disemprotkan ke permukaan media dan
dibiarkan merembes melewati media tersebut. Selama proses
perembesan, bahan organik yang terkandung dalam limbah akan
didegradasi oleh bakteri aerob. Setelah merembes sampai ke dasar

6

lapisan media, limbah akan menetes ke suatu wadah penampung dan
kemudian

disalurkan

ke

tangki

pengendapan.

Dalam

tangki

pengendapan, limbah kembali mengalami proses pengendapan untuk
memisahkan partikel padat tersuspensi dan mikroorganisme dari air
limbah. Endapan yang terbentuk akan mengalami proses pengolahan
limbah lebih lanjut, sedangkan air limbah akan dibuang ke lingkungan
atau disalurkan ke proses pengolahan selanjutnya jika masih diperlukan
b.

Metode Activated Sludge
Pada metode activated sludge atau lumpur aktif, limbah cair disalurkan
ke sebuah tangki dan didalamnya limbah dicampur dengan lumpur
yang kaya akan bakteri aerob. Proses degradasi berlangsung didalam
tangki tersebut selama beberapa jam, dibantu dengan pemberian
gelembung

udara

aerasi

(pemberian

oksigen).

Aerasi

dapat

mempercepat kerja bakteri dalam mendegradasi limbah. Selanjutnya,
limbah disalurkan ke tangki pengendapan untuk mengalami proses
pengendapan, sementara lumpur yang mengandung bakteri disalurkan
kembali ke tangki aerasi. Seperti pada metode trickling filter, limbah
yang telah melalui proses ini dapat dibuang ke lingkungan atau
diproses lebih lanjut jika masih dperlukan.
c.

Metode Treatment ponds/ Lagoons
Metode treatment ponds/lagoons atau kolam perlakuan merupakan
metode yang murah namun prosesnya berlangsung relatif lambat. Pada
metode ini, limbah cair ditempatkan dalam kolam-kolam terbuka.
Algae yang tumbuh dipermukaan kolam akan berfotosintesis
menghasilkan oksigen. Oksigen tersebut kemudian digunakan oleh
bakteri aero untuk proses penguraian/degradasi bahan organik dalam
limbah. Pada metode ini, terkadang kolam juga diaerasi. Selama proses
degradasi di kolam, limbah juga akan mengalami proses pengendapan.
Setelah limbah terdegradasi dan terbentuk endapan didasar kolam, air
limbah dapat disalurka untuk dibuang ke lingkungan atau diolah lebih
lanjut.

2.2.3 Pengolahan Tersier (Tertiary Treatment)

7

Pengolahan tersier dilakukan jika setelah pengolahan primer dan sekunder
masih terdapat zat tertentu dalam limbah cair yang dapat berbahaya bagi
lingkungan atau masyarakat. Pengolahan tersier bersifat khusus, artinya
pengolahan ini disesuaikan dengan kandungan zat yang tersisa dalam
limbah cair / air limbah. Umunya zat yang tidak dapat dihilangkan
sepenuhnya melalui proses pengolahan primer maupun sekunder adalah zatzat anorganik terlarut, seperti nitrat, fosfat, dan garam- garaman.
Pengolahan tersier sering disebut juga pengolahan lanjutan (advanced
treatment). Pengolahan ini meliputi berbagai rangkaian proses kimia dan
fisika. Contoh metode pengolahan tersier yang dapat digunakan adalah
metode saringan pasir, saringan multimedia, precoal filter, microstaining,
vacum filter, penyerapan dengan karbon aktif, pengurangan besi dan
mangan, dan osmosis bolak-balik.
Metode pengolahan tersier jarang diaplikasikan pada fasilitas pengolahan
limbah. Hal ini disebabkan biaya yang diperlukan untuk melakukan proses
pengolahan tersier cenderung tinggi sehingga tidak ekonomis.
2.2.4 Desinfeksi (Desinfection)
Desinfeksi atau pembunuhan kuman bertujuan untuk membunuh atau
mengurangi mikroorganisme patogen yang ada dalam limbah cair.
Meknisme desinfeksi dapat secara kimia, yaitu dengan menambahkan
senyawa/zat tertentu, atau dengan perlakuan fisik. Dalam menentukan
senyawa untuk membunuh mikroorganisme, terdapat beberapa hal yang
perlu diperhatikan, yaitu :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Daya racun zat
Waktu kontak yang diperlukan
Efektivitas zat
Kadar dosis yang digunakan
Tidak boleh bersifat toksik terhadap manusia dan hewan
Tahan terhadap air
Biayanya murah

Contoh mekanisme desinfeksi pada limbah cair adalah penambahan klorin
(klorinasi), penyinaran dengan ultraviolet(UV), atau dengan ozon
(Oз).Proses desinfeksi pada limbah cair biasanya dilakukan setelah proses
pengolahan limbah selesai, yaitu setelah pengolahan primer, sekunder atau
tersier, sebelum limbah dibuang ke lingkungan.
2.2.5 Pengolahan Lumpur (Slude Treatment)
8

Setiap tahap pengolahan limbah cair, baik primer, sekunder, maupun tersier,
akan menghasilkan endapan polutan berupa lumpur. Lumpur tersebut tidak
dapat dibuang secara langsung, melainkan pelu diolah lebih lanjut. Endapan
lumpur hasil pengolahan limbah biasanya akan diolah dengan cara
diurai/dicerna secara aerob (anaerob digestion), kemudian disalurkan ke
beberapa alternatif, yaitu dibuang ke laut atau ke lahan pembuangan
(landfill), dijadikan pupuk kompos, atau dibakar (incinerated).
2.3

Pengelolaan Limbah Gas
Pengolah limbah gas secara teknis dilakukan dengan menambahkan alat
bantu yang dapat mengurangi pencemaran udara. Pencemaran udara sebenarnya
dapat berasal dari limbah berupa gas atau materi partikulat yang terbawah
bersama gas tersebut. Berikut akan dijelaskan beberapa cara menangani
pencemaran udara oleh limbah gas dan materi partikulat yang terbawah
bersamanya.
2.3.1 Mengontrol Emisi Gas Buang
Gas-gas buang seperti sulfur oksida, nitrogen oksida, karbon monoksida,
dan hidrokarbon dapat dikontrol pengeluarannya melalui beberapa metode.
Gas sulfur oksida dapat dihilangkan dari udara hasil pembakaran bahan
bakar dengan cara desulfurisasi menggunakan filter basah (wet scrubber).
Mekanisme kerja filter basah ini akan dibahas lebih lanjut pada pembahasan
berikutnya, yaitu mengenai metode menghilangkan materi partikulat,
karena filter basah juga digunakan untuk menghilangkan materi partikulat.
Gas nitrogen oksida dapat dikurangi dari hasil pembakaran kendaraan
bermotor dengan cara menurunkan suhu pembakaran. Produksi gas karbon
monoksida dan hidrokarbon dari hasil pembakaran kendaraan bermotor
dapat dikurangi dengan cara memasang alat pengubah katalitik (catalytic
converter) untuk menyempurnakan pembakaran.
Selain cara-cara yang disebutkan diatas, emisi gas buang jugadapat
dikurangi kegiatan pembakaran bahan bakar atau mulai menggunakan
sumber bahan bakar alternatif yang lebih sedikit menghasilkan gas buang
yang merupakan polutan.
2.3.2 Menghilangkan Materi Partikulat Dari Udara Pembuangan
a. Filter Udara

9

Filter udara dimaksudkan untuk yang ikut keluar pada cerobong atau
stack, agar tidak ikut terlepas ke lingkungan sehingga hanya udara bersih
yang saja yang keluar dari cerobong. Filter udara yang dipasang ini harus
secara tetap diamati (dikontrol), kalau sudah jenuh (sudah penuh dengan
abu/ debu) harus segera diganti dengan yang baru.
Jenis filter udara yang digunakan tergantung pada sifat gas buangan yang
keluar dari proses industri, apakah berdebu banyak, apakah bersifat
asam, atau bersifat alkalis dan lain sebagainya
b. Pengendap Siklon
Pengendap Siklon atau Cyclone Separators adalah pengedap debu / abu
yang ikut dalam gas buangan atau udara dalam ruang pabrik yang
berdebu. Prinsip kerja pengendap siklon adalah pemanfaatan gaya
sentrifugal dari udara / gas buangan yang sengaja dihembuskan melalui
tepi dinding tabung siklon sehingga partikel yang relatif “berat” akan
jatuh ke bawah. Ukuran partikel / debu / abu yang bisa diendapkan oleh
siklon adalah antara 5 u – 40 u. Makin besar ukuran debu makin cepat
partikel tersebut diendapkan
c. Filter Basah
Nama lain dari filter basah adalah Scrubbers atau Wet Collectors. Prinsip
kerja filter basah adalah membersihkan udara yang kotor dengan cara
menyemprotkan air dari bagian atas alt, sedangkan udara yang kotor dari
bagian bawah alat. Pada saat udara yang berdebu kontak dengan air,
maka debu akan ikut semprotkan air turun ke bawah.Untuk mendapatkan
hasil yang lebih baik dapat juga prinsip kerja pengendap siklon dan filter
basah digabungkan menjadi satu. Penggabungan kedua macam prinsip
kerja tersebut menghasilkan suatu alat penangkap debu yang dinamakan.
d. Pegendap Sistem Gravitasi
Alat pengendap ini hanya digunakan untuk membersihkan udara kotor
yang ukuran partikelnya relatif cukup besar, sekitar 50 u atau lebih. Cara
kerja alat ini sederhana sekali, yaitu dengan mengalirkan udara yang
kotor ke dalam alat yang dibuat sedemikian rupa sehingga pada waktu
terjadi perubahan kecepatan secara tiba-tiba (speed drop), zarah akan
jatuh terkumpul di bawah akibat gaya beratnya sendiri (gravitasi).
Kecepatan pengendapan tergantung pada dimensi alatnya.
10

e. Pengendap Elektrostatik
Alat pengendap elektrostatik digunakan untuk membersihkan udara yang
kotor dalam jumlah (volume) yang relatif besar dan pengotor udaranya
adalah aerosol atau uap air. Alat ini dapat membersihkan udara secara
cepat dan udara yang keluar dari alat ini sudah relatif bersih.
Alat pengendap elektrostatik ini menggunakan arus searah (DC) yang
mempunyai tegangan antara 25 – 100 kv. Alat pengendap ini berupa
tabung silinder di mana dindingnya diberi muatan positif, sedangkan di
tengah ada sebuah kawat yang merupakan pusat silinder, sejajar dinding
tabung, diberi muatan negatif. Adanya perbedaan tegangan yang cukup
besar akan menimbulkan corona discharga di daerah sekitar pusat
silinder. Hal ini menyebabkan udara kotor seolah – olah mengalami
ionisasi. Kotoran udara menjadi ion negatif sedangkan udara bersih
menjadi ion positif dan masing-masing akan menuju ke elektroda yang
sesuai. Kotoran yang menjadi ion negatif akan ditarik oleh dinding
tabung sedangkan udara bersih akan berada di tengah-tengah silinder dan
kemudian terhembus keluar.

BAB III
PENANGANAN BENCANA ALAM
3.1
11

Siaga Menghadapi Bencana Alam

Secara geologis letak wilayah Indonesia yang dilalui oleh dua jalur
pegunungan muda dunia yaitu Pegunungan Mediterania di sebelah barat dan
Pegunungan Sirkum Pasifik di sebelah timur menyebabkan Indonesia banyak
memiliki gunung api yang aktif dan rawan terjadi bencana. Bencana alam yang
sering terjadi di wilayah Indonesia antara lain : banjir, kemarau panjang, tsunami,
gempa bumi, gunung berapi dan tanah longsor.
Masih jelas dalam ingatan kita rentetan kejadian bencana alam yang banyak
menyebabkan terjadinya korban jiwa, seperti tragedi tsunami di Aceh dan Nias,
gempa bumi dahsyat di Tasikmalaya serta Padang, tanah longsor di Cianjur,
bahkan banjir di berbagai daerah yang kerap datang setiap musim hujan.
Banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat
dalam mengantisipasi terjadinya bencana alam. Mulai dari persiapan peralatan
untuk mendeteksi terjadinya bencana seperti misalnya pada bencana tsunami dan
gunung meletus, pembuatan jenis bangunan yang tahan terhadap bencana gempa,
pengelolaan tata kota dan kesadaran warga masyarakat untuk menanggulangi
bencana banjir ataupun pemeliharaan daerah hulu sungai dan pegunungan serta
hutan untuk mencegah terjadinya tanah longsor.
Untuk masalah yang berkaitan dengan keadaan lingkungan, tentu hal ini
juga membutuhkan peran serta aktif dari masyarakat dalam menjaga dan
melestarikan lingkungan yang dapat dimulai dari lingkungan disekitar tempat
tinggalnya.
Seringkali karena bencana alam datang secara tiba-tiba, kita menjadi panik
dan tidak tahu apa yang harus dilakukan, yang terpikirkan adalah untuk segera
lari menyelamatkan diri. Masalah yang lain-lain seperti rumah dan harta benda
tidak akan terpikirkan sama sekali. Walaupun demikian tidak ada salahnya untuk
mempersiapkan diri terhadap kemungkinan terjadinya bencana, dengan cara
mengumpulkan dokumen-dokumen penting yang ada didalam rumah. Hal ini
dimaksudkan apabila bencana sudah selesai, maka para korban bencana pun
masih harus tetap melanjutkan hidup dan dokumen tersebut dapat digunakan
untuk bekal melanjutkan hidup.
a. Satukan dokumen-dokumen penting yang ada didalam 1 tas yang mudah untuk
dibawa keluar saat akan menyelamatkan diri. Dokumen-dokumen tersebut
dapat berupa :
• Ijasah pendidikan.
12

• Surat kepemilikan tanah, rumah, kendaraan dll.
• Akte lahir dan kartu keluarga.
• Polis Asuransi beserta nomor agen yang dapat dihubungi.
• Surat wasiat.
• Nomor telepon anggota keluarga.
Apabila terjadi kejadian bencana, maka rasa panik, bingung dan ketakutan
akan segera menyerang. Tak jarang jatuhnya korban jiwa lebih karena
disebabkan ketakutan dan kepanikan yang terjadi bukan karena akibat
langsung dari terjadinya bencana. Berikut hal-hal yang dapat dijadikan
pedoman untuk menghadapi terjadinya bencana supaya dapat menghindari
adanya korban jiwa.
3.2

Menghadapi Bencana Gempa Bumi
Jika gempa bumi menguncang secara tiba-tiba, berikut ini 10 petunjuk yang dapat
dijadikan pegangan di manapun anda berada.
a. Di dalam rumah
b. Getaran akan terasa beberapa saat. Selama jangka waktu itu, anda harus
mengupayakan keselamatan diri anda dan keluarga anda. Masuklah kebawah
meja untuk melindungi tubuh anda dari jatuhan benda-benda. Jika anda tidak
memiliki meja, lindungi kepala anda dengan bantal. Jika anda sedang
menyalakan kompor, maka matikan segera untuk mencegah terjadinya
kebakaran.
c. Di sekolah
d. Berlindunglah di bawah kolong meja, lindungi kepala dengan tas atau buku,
jangan panik, jika gempa mereda keluarlah berurutan mulai dari jarak yang
terjauh ke pintu, carilah tempat lapang, jangan berdiri dekat gedung, tiang dan
pohon.
e. Di luar rumah
f. Lindungi kepada anda dan hindari benda-benda berbahaya. Di daerah
perkantoran atau kawasan industri, bahaya bisa muncul dari jatuhnyakacakaca dan papan-papan reklame. Lindungi kepala anda dengan menggunakan
tangan, tas atau apapun yang anda bawa.
g. Di gedung, mall, bioskop, dan lantai dasar mall

13

h. Jangan menyebabkan kepanikan atau korban dari kepanikan. Ikuti semua
petunjuk dari petugas atau satpam.
i. Di dalam lift
j. Jangan menggunakan lift saat terjadi gempa bumi atau kebakaran. Jika anda
merasakan getaran gempa bumi saat berada di dalam lift, maka tekanlah
semua tombol. Ketika lift berhenti, keluarlah, lihat keamanannya dan
mengungsilah. Jika anda terjebak dalam lift, hubungi manajer gedung dengan
menggunakan interphone jika tersedia.
k. Di kereta api
l. Berpeganganlah dengan erat pada tiang sehingga anda tidak akan
terjatuhseandainya kereta dihentikan secara mendadak. Bersikap tenanglah
mengikuti penjelasan dari petugas kereta. Salah mengerti terhadap informasi
petugas kereta atau stasiun akan mengakibatkan kepanikan.
m. Di dalam mobil
n. Saat terjadi gempa bumi besar, anda akan merasa seakan-akan roda mobil
anda gundul. Anda akan kehilangan kontrol terhadap mobil dan susah
mengendalikannya. Jauhi persimpangan, pinggirkan mobil anda di kiri jalan
dan berhentilah. Ikuti instruksi dari radio mobil, jika harus mengungsi maka
keluarlah dari mobil, biarkan mobil tak terkunci.
o. Di gunung/pantai
p. Ada kemungkinan longsor terjadi dari atas gunung, menjauhlah langsung ke
tempat aman. Di pesisir pantai, bahayanya datang dari tsunami. Jika anda
merasakan getaran dan tanda-tanda tsunami tampak, cepatlah mengungsi ke
dataran yang tinggi.
3.3

Menghadapi Bencana Banjir Bandang
Banjir bandang adalah banjir yang datang secara tiba-tiba yang disebabkan
oleh karena tersumbatnya sungai maupun karena pengundulan hutan disepanjang
sungai sehingga merusak rumah-rumah penduduk maupun menimbulkan korban
jiwa.
a. Yang Harus Dilakukan Saat Banjir adalah :
-

Matikan aliran listrik di dalam rumah atau hubungi PLN untuk mematikan
aliran listrik di wilayah yang terkena bencana.

14

-

Mengungsi ke daerah aman sedini mungkin saat genangan air masih
memungkinkan untuk diseberangi.

-

Hindari berjalan di dekat saluran air untuk menghindari terseret arus
banjir. Segera mengamankan barang-barang berharga ketempat yang lebih
tinggi.

-

Jika air terus meninggi hubungi instansi yang terkait dengan
penanggulangan bencana seperti Kantor Kepala Desa, Lurah ataupun
Camat.

b. Yang Harus Dilakukan Setelah Banjir
-

Secepatnya membersihkan rumah, dimana lantai pada umumnya tertutup
lumpur dan gunakan antiseptik untuk membunuh kuman penyakit.

-

Cari dan siapkan air bersih untuk menghindari terjangkitnya penyakit
diare yang sering berjangkit setelah kejadian banjir.

-

Waspada terhadap kemungkinan binatang berbisa seperti ular dan lipan
atau binatang penyebar penyakit seperti tikus, kecoa, lalat, dan nyamuk.

3.4

Usahakan selalu waspada apabila kemungkinan terjadi banjir susulan.

Bencana Tanah Longsor
Longsoran merupakan salah satu jenis gerakan massa tanah atau batuan, ataupun
percampuran keduanya, menuruni atau keluar lereng akibat dari terganggunya
kestabilan tanah atau batuan penyusun lereng tersebut. Tanah longsor terjadi
karena

ada

gangguan

kestabilan

pada

tanah/batuan

penyusun

lereng.

Strategi dan upaya penanggulangan bencana tanah lonsor :
a.

Hindarkan daerah rawan bencana untuk pembangunan pemukiman dan
fasilitas utama lainnya.

b. Mengurangi tingkat keterjalan lereng.
c. Meningkatkan/memperbaiki dan memelihara drainase baik air permukaan
maupun air tanah. Fungsi drainase adalah untuk menjauhkan airn dari lereng,
menghidari air meresap ke dalam lereng atau menguras air ke dalam lereng ke
luar lereng. Jadi drainase harus dijaga agar jangan sampai tersumbat atau
meresapkan air ke dalam tanah.
d. Pembuatan bangunan penahan, jangkar (anchor) dan pilling.

15

e. Terasering dengan sistem drainase yang tepat (drainase pada teras - teras
dijaga jangan sampai menjadi jalan meresapkan air ke dalam tanah).
f. Penghijauan dengan tanaman yang sistem perakarannya dalam dan jarak
tanam yang tepat (khusus untuk lereng curam, dengan kemiringan lebih dari
40 derajat atau sekitar 80% sebaiknya tanaman tidak terlalu rapat serta
diseling-selingi dengan tanaman yang lebih pendek dan ringan , di bagian
dasar ditanam rumput).
g. Mendirikan bangunan dengan fondasi yang kuat.
h. Melakukan pemadatan tanah disekitar perumahan.
i. Pengenalan daerah rawan longsor.
j. Pembuatan tanggul penahan untuk runtuhan batuan (rock fall).
k. Penutupan rekahan di atas lereng untuk mencegah air masuk secara cepat
kedalam tanah.
l. Pondasi tiang pancang sangat disarankan untuk menghindari bahaya
liquefaction.
m. Utilitas yang ada didalam tanah harus bersifat fleksibel.
n. Dalam beberapa kasus relokasi sangat disarankan.
3.5

Bencana Tsunami
Tsunami dapat diartikan sebagai gelombang laut dengan periode panjang
yang ditimbulkan oleh gangguan impulsif dari dasar laut. Gangguan impulsif
tersebut bisa berupa gempa bumi tektonik, erupsi vulkanik atau longsoran.
Kecepatan tsunami yang naik ke daratan(run-up) berkurang menjadi sekitar 25100 Km/jam dan ketinggian air tsunami yang pernah tercatat terjadi di Indonesia
adalah 36 meter yangterjadi pada saat letusan gunung api Krakatau tahun 1883.
Di Indonesia pada umumnya tsunami terjadi dalam waktu kurang dari 40 menit
setelah terjadinya gempa bumi besar di bawah laut. Adanya tsunami tidak bisa
diramalkan dengan tepat kapan terjadinya, akan tetapi kita bisa menerima
peringatan akan terjadinya tsunami sehingga kita masih ada waktu untuk
menyelamatkan diri.
Penyelamatan diri saat terjadi tsunami Jika berada di sekitar pantai, terasa
ada guncangan gempa bumi, air laut dekat pantai surut secara tiba-tiba sehingga
dasar laut terlihat, segeralah lari menuju ke tempat yang tinggi (perbukitan atau
bangunan

16

tinggi)

sambil

memberitahukan

teman-teman

yang

lain.

Jika sedang berada di dalam perahu atau kapal di tengah laut serta mendengar
berita dari pantai telah terjadi tsunami, jangan mendekat kepantai. Arahkan
perahu ke laut. Jika gelombang pertama telah datang dan surut kembali, jangan
segera turun ke daerah yang rendah. Biasanya gelombang berikutnya akan
menerjang. Jika gelombang telah benar-benar mereda, lakukan pertolongan
pertama pada korban.
3.6

Bencana Gunung Berapi
Letusan gunung api adalah merupakan bagian dari aktivitas vulkanik yang
dikenal dengan istilah "erupsi". Hampir semua kegiatan gunung api berkaitan
dengan zona kegempaan aktif, sebab berhubungan dengan batas lempeng. Pada
batas lempeng inilah terjadi perubahan tekanan dan suhu yang sangat tinggi
sehingga mampu melelehkan material sekitarnya yang merupakan cairan pijar
(magma). Magma akan mengintrusi batuan atau tanah di sekitarnya melalui
rekahan- rekahan mendekati permukaan bumi. Jika terjadi letusan gunung berapi,
ambilah langkah-langkah efektif sebagai berikut :
a. Hindari daerah rawan bencana seperti lereng gunung, lembah dan daerah aliran
lahar.
b. Ditempat terbuka, lindungi diri dari abu letusan dan awan panas. Persiapkan
diri untuk kemungkinan bencana susulan.
c. Kenakan pakaian yang bisa melindungi tubuh seperti: baju lengan panjang
atau jaket, celana panjang, topi dan lainnya.
d. Jangan memakai lensa kontak.
e. Pakai masker atau kain untuk menutupi mulut dan hidung.
f. Saat turunnya awan panas usahakan untuk menutup wajah dengan kedua belah
tangan.
g. Setelah Terjadi Letusan Gunung Berapi, jauhi tempat aliran sungai,
kemungkinan akan terjadi banjir lahar dingin dan batu-batu besar.
h. Jauhi wilayah yang terkena hujan abu.
i. Bersihkan atap dari timbunan abu. Karena beratnya, bisa merusak atau
meruntuhkan atap bangunan.
j. Hindari mengendarai mobil di daerah yang terkena hujan abu sebab bisa
merusak mesin.

17

BAB IV
PENUTUP
4.1

18

Keimpulan

Dengan adanya makalah ini dapat disimpulkan bahwa limbah (Padat, Cair,
Gas, dan B3) dapat dikelola sehingga tidak mencemari alam (lingkungan) dengan
cara berikut:
Limbah Cair dapat dikelolah dengan lima (5) cara yaitu,
a. Pengolahan Primer (Primary Treatment)
b. Pengolahan Sekunder (Secondary Treatment)
c. Pengolahan Tersier (Tertiary Treatment)
d. Desinfeksi (Desinfection)
e. Pengolahan Lumpur (Slude Treatment)
Limbah Padat dapat dikelolah dengan lima (5) cara yaitu
a. Penimbunan Terbuka
b. Sanitary Landfill
c. insinerasi
d. Pembuatan kompos padat dan cair
e. Daur Ulang
Limbah Padat Gas dikelolah dengan Dua (2) cara yaitu
a. Mengontrol Emisi Gas Buang
b. Menghilangkan Materi Partikulat Dari Udara Pembuangan
Limbah Padat Gas dikelolah dengan Dua (2) cara yaitu
a. Metode pengolahan secara kimia, fisik dan biologi
b. Metode Pembuangan Limbah B3
Dari berbagai fakta bencana yang ada jelas terlihat bahwa bencana besar
yang terjadi tidak serta merta datang begitu saja, namun didahului oleh adanya
eksploitasi lingkungan yang berlebihan, kebijakan pemerintah yang kurang
memperhatikan AMDAL ( analisis mengenai dampak lingkungan ) , Tata Ruang
yang kurang baik dan tidak bainya managemen pemerintah untuk mengatisipasi
dan penaggulangan bencana.

4.2

Saran
Bencana bisa terjadi kapan saja dan dimana saja, namun kita harus
mengetahui jenis-jenis bencana, sebab-sebab yang menimbulkan bencana dan
akibat-akibat yang ditimbulkannya.

19

Saran-saran, kami sampaikan kepada semua pihak untuk mengantisipasi
dan penanggulangan bencana agar tidak menimbulkan kerusakan, korban
meninggal dan kerugian yang besar.
a. Kepada

Pemerintah

agar

meningkatkan

managemen

antisipasi

dan

penanggulangan bencana.
b. Pemerintah agar memiliki Lembaga atau Badan Khusus bahkan mungkin yang
lebih tinggi yaitu setingkat menteri untuk mengantisipasi dan penanggulangan
bencana.
c. Pemerintah agar memberikan sosialisasi dan simulasi kepada masyarakat yang
tinggal di daerah bencana, bagaimana cara mengatasi bencana yang terjadi.
d. Peran serta masyarakat sangat dibutuhkan dalam penyelamatan dan pelestarian
lingkungan, karena sebagian bencana yang terjadi diakibatkan oleh kerusakan
lingkungan.
e. Sedapat mungkin tidak tinggal di tempat atau daerah bencana, agar tidak
terjadi korban dan kerugian yang besar.
f. Masyarakat pada umumnya harus mengetahui baik melalui Media Elektronik (
radio, TV dan Internet ) maupun Media Cetak ( buku literature, surat kabar,
majalah ) tentang bencana-bencana yang terjadi dan bagaimana cara mengatasi
atau menyelamatkan diri.
g. Bagi semua masyarakat pengelolahan limbah sejak dini merupakan tindakan
yang amat baik untuk masa depan. Lingkungan sehat kita juga sehat
lingkungan tercemar kita juga yang menderita. Bersama-sama kita wujudkan
lingkungan yang bersih dan sehat

DAFTAR PUSTAKA
Rahman, Dhohir Taufik dan Tarsisius, 2000, Indonesia : Negara Bencana, Jakarta :
Yudhistira
20

http://www.google.com//sejuta_bencana_terencana_di_Indonesia
http://id.wikipedia.org/wiki/Bencana_alam
http://nasional.kompas.com/read/2011/01/03/09540611/Berbagai.Bencana.Alam.Masih.
Menanti
http://www.indonesia.go.id/id/index.php?
option=com_content&task=view&id=6071&Itemid=1798
http://education.poztmo.com/2011/05/contoh-kata-pengantar-makalah.html
http://www.docstoc.com/docs/20430450/I-PENDAHULUAN-A-Latar-BelakangLimbah-merupakan-benda-%28padat
http://witasharer.blogspot.com/2012/03/penaganan-limbah-padat-cair-dan-gas.html
http://makalahariesbudiono.blogspot.com/2012/03/manajemen-pengelolaan-limbahpadat-cair.html
http://witasharer.blogspot.com/2012/03/penaganan-limbah-padat-cair-dan-gas.html

21